BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
|
|
- Yenny Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3.1. Kondisi Umum Kemiskinan Daerah BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH Berhubung data pilih antara Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) belum dilakukan secara nasional oleh BPS Pusat, sehingga data yang disajikan ini merupakan data gabungan antara Kaltim dan Kaltara dengan menggunakan Aplikasi Analisis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Tren pencapaian perkembangan jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Provinsi Kaltim/Kaltara pada tahun berfluktuatif. Jumlah penduduk miskin meningkat kembali sebesar jiwa pada tahun 2014 dibanding tahun 2013, begitu juga tingkat kemiskinan naik sebesar 0,04%. (Grafik 3.1). Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Kaltim, jumlah penduduk miskin di Kaltara pada Maret sebesar 39,69 ribu (6,24 persen) terdiri dari penduduk miskin di daerah perkotaan sebanyak 13,05 ribu orang dan di daerah perdesaan sebanyak 26,64 ribu orang. 2. Komposisi Penduduk Miskin Perkotaan dan Perdesaan dengan Tingkat Kemiskinan Tren pencapaian komposisi penduduk miskin perkotaan dan perdesaan dengan tingkat kemiskinan di Provinsi Kaltim/Kaltara pada tahun berfluktuatif. Pada tahun 2013 komposisi penduduk miskin perkotaan meningkat dari jiwa menjadi jiwa pada tahun 2014, tahun 2013 komposisi penduduk miskin perdesaan juga meningkat dari jiwa menjadi jiwa pada tahun 2014, begitu juga tingkat LP2KD Prov. Kaltara,
2 kemiskinan meningkat 0,04% dari 6,38% tahun 2013 menjadi 6,42% pada tahun 2014 (Grafik 3.2). Berdasarkan data yang dirilis BPS Provinsi Kaltim, persentase penduduk miskin yang berada di daerah perdesaan Kaltara pada bulan Maret sebesar 9,49% lebih besar dibanding di daerah perkotaan sebesar 3,67%. 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Tren pencapaian indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun berfluktuatif (Grafik 3.3). Tren ada kecenderungan selalu menurun walaupun di tahun 2012 P1 meningkat dari 0,99% menjadi 1,25% di tahun 2013, dan di tahun 2012 P2 meningkat sebesar 0,14% dari 0,25% menjadi 0,39% di tahun 2013, tetapi di tahun 2014 mengalami penurunan kembali untuk P1 1,08% dan P2 0,28%. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Provinsi Kaltim, pada Maret, P1 di Kaltara sebesar 0,790 sedangkan untuk P2 sebesar 0,177. P1 dan P2 di daerah perdesaan lebih tinggi dari pada perkotaan yaitu P1 untuk perkotaan hanya 0,515 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,139, sedangkan P2 untuk perkotaan hanya 0,141 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,222. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih parah daripada daerah perkotaan. LP2KD Prov. Kaltara,
3 3.2. Analisis Kondisi Umum Kemiskinan Daerah Analisis Posisi Relatif a. Tingkat Kemiskinan (%) Pencapaian posisi relatif tingkat kemiskinan Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2014 sebesar 6,42% berada dibawah capaian nasional 11,25% dan dibanding pada tahun 2013 sebesar 6,38% mengalami penurunan sebesar 0,04% berarti penanggulangan kemiskinan yang diupayakan telah lebih baik, namun masih dibawah Provinsi Kalimantan Tengah 6,03% dan Provinsi Kalimantan Selatan 4,68% untuk di Pulau Kalimantan. Hal ini menunjukkan kinerja Pemerintah Provinsi Kaltara sudah lebih baik dibanding capaian nasional, namun dibandingkan provinsi di Pulau Kalimantan perlu kebijakan yang pro terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat di Kaltara (Grafik 3.4). Pencapaian posisi relatif tingkat kemiskinan kabupaten di Provinsi Kaltara tahun 2013 (Grafik 3.5). Hanya di Kabupaten Bulungan capaiannya 12,04% diatas capaian provinsi Kaltim/Kaltara 6,38% dan capaian nasional 11,47% pada tahun yang sama berarti lebih buruk (bermasalah), sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah ada upaya perbaikan masalah) terutama untuk capaian Kota Tarakan 7,90% akan mendekati capaian provinsi. LP2KD Prov. Kaltara,
4 b. Garis Kemiskinan (Rp) Pencapaian posisi relatif tingkat kemiskinan Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2014 sebesar Rp mengalami peningkatan sebesar Rp ,7 dibanding tahun 2013 sebesar Rp ,30 dan berada di atas capaian Provinsi Kalimantan Barat Rp , Provinsi Kalimantan Tengah Rp dan Provinsi Kalimantan Selatan Rp untuk di Pulau Kalimantan pada tahun 2014 (Grafik 3.6). Pencapaian posisi relatif garis kemiskinan kabupaten di Provinsi Kaltara tahun 2013 (Grafik 3.7). Dari 5 kabupaten/kota capaian garis kemiskinan di Kabupaten Malinau Rp dan Kota Tarakan Rp berada diatas capaian Provinsi Kaltim/Kaltara Rp ,30 berarti ada peningkatan (lebih baik), sedangkan capaian untuk Kabupaten Bulungan Rp , Kabupaten Nunukan Rp dan Kabupaten Tana Tidung Rp berada dibawah capaian provinsi berarti tidak baik (bermasalah). Menurut BPS Provinsi Kaltim, pada Maret, Garis Kemiskinan Kalimantan Utara sebesar Rp ,- per kapita per bulan. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 71,80 persen. Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan di daerah perdesaan, pada bulan Maret garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp ,- sedangkan di daerah perdesaan sebesar Rp ,-. LP2KD Prov. Kaltara,
5 c. Tingkat Kemiskinan Kota (%) Pencapaian posisi relatif tingkat kemiskinan kota di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap capaian nasional tahun 2014 sebesar 4,01% berada di bawah capaian nasional 8,34% berarti lebih baik, tetapi masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Selatan 3,79% untuk di Pulau Kalimantan (Grafik 3.8). d. Tingkat Kemiskinan Desa (%) Pencapaian posisi relatif tingkat kemiskinan desa di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional 2014 sebesar 10,33% berada dibawah nasional 14,17% berarti lebih baik, akan tetapi masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Barat 9,76%, Provinsi Kalimantan Tengah 6,57% dan Provinsi Kalimantan Selatan 5,33% untuk di Pulau Kalimantan (Grafik 3.9). Di Kaltara, selain Kota Tarakan, perekonomian Kaltara sangat ditentukan oleh APBD terutama gaji pegawai negeri. Ke depan ketergantungan seperti ini perlu dicarikan solusi. Misal, pemerintah daerah harus berinvestasi ke infrastruktur yang bisa mengakses sampai ke seluruh desa di Kaltara, mencari solusi energi terbarukan dengan memanfaatkan topografi daerah, mendorong dan mendukung percepatan pelayanan perijinan yang murah, aman, tepat dan cepat kepada investor, dan mengeduksi warganya agar selalu mendukung kebijakan pemerintah daerah terutama untuk membangun infrastruktur dan bidang pendidikan dengan tali asih yang wajar jika ada tanah milik masyarakat yang terkena kegiatan tersebut, dan masyarakat diajak terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan melalui pemberdayaan dan kemandirian. LP2KD Prov. Kaltara,
6 e. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Pencapaian jumlah penduduk miskin (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional 2014 sebesar jiwa berada dibawah capaian Provinsi Kalimantan Barat jiwa untuk di Pulau Kalimantan berarti lebih baik (tidak bermasalah), akan tetapi jika dibanding dengan pencapaian Provinsi Kalimantan Selatan jiwa dan Provinsi Kalimantan Tengah jiwa masih berada dibawah berarti lebih buruk/bermasalah (Grafik 3.10). Jumlah penduduk miskin di Kaltara ada kecenderungan meningkat, berhubung Kaltara menjadi pintu masuk TKI illegal yang pada umumnya penduduk miskin. Mereka masuk menjadi TKI melalui Kabupaten Nunukan, termasuk mereka yang dideportasi akibat tidak memiliki ijin. Hal ini perlu penangangan khusus dan serius oleh seluruh pemangku kepentingan, agar populasi TKI bisa berkurang. Oleh sebab itu, alternatif penciptaan lapangan usaha kerja baru segera diciptakan. Misalnya, membuka industri perkebunan sawit, perkebunan karet, dan perkebunan kakao hingga ke perbatasan negara, termasuk industri kemaritiman serta mengembangkan ekowisata sektor kehutanan dan pengembangan tanaman buah-buahan unggul daerah berbasis kebudayaan lokal. Solusi ini diharapkan akan membawa perubahan yang mendasar bagi masyarakat Kaltara termasuk para TKI yang bekerja di Malaysia mau kembali bekerja di Kaltara jika terwujud. Para TKI yang bekerja di Malaysia, hanya sebagai buruh pada sektor industri perkebunan dan industri perikanan laut. Untuk sector perkebunan mereka bekerja baik di kebun yang ada di wilayah Malaysia termasuk kebun yang ada di wilayah kita di perbatasan Negara, sedangkan untuk industri perikanan tangkap mereka umumnya bekerja sebagai ABK pada kapal bertonase GT dengan alat tangkap pukat trawl yang beroperasi di fishing ground laut Kaltara. Kedua lahan usaha potensial tersebut diatas, saat ini dieksploitasi belum bisa untuk kemakmuran rakyat Kaltara. Oleh sebab itu, keberpihakan pemerintah harus terus diupayakan melalui regulasi dan peningkatan jumlah anggaran untuk membangun Kaltara lebih baik lagi guna mencapai kesejahteraan rakyat di Kaltara khususnya. Berhubung di Kaltara inilah LP2KD Prov. Kaltara,
7 martabat dan harga diri bangsa Indonesia diuji, dan sebagai pembuktian bahwa Kaltara di mekarkan dari Kaltim benar-benar untuk peningkatan kesejahteraan rakyat terutama bagi penduduk miskin yang bermukim di perbatasan negara, pedalaman, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Pencapaian posisi relatif jumlah penduduk miskin (jiwa) kabupaten di Provinsi Kaltara tahun 2013 dari terbesar ke terkecil yaitu Kota Tarakan jiwa, Kabupaten Nunukan jiwa, Kabupaten Bulungan jiwa, Kabupaten Malinau jiwa dan Kabupaten Tana Tidung jiwa (Grafik 3.11). Hal ini menunjukkan bahwa Kota Tarakan dan Kota Nunukan sebagai daerah transit bagi pencari kerja (TKI) dari luar Kaltara. Untuk mengatasi hal ini, sangat diperlukan kebijakan yang pro terhadap pencari kerja, misal melakukan pelayanan yang mendekatkan dan mempermudah perijinan bagi TKI/TKW yang butuh passport atau sejenisnya, membuka dan menciptakan lapangan kerja baru yang seluas-luasnya di Kaltara berbasis keunggulan daerah, diantaranya sektor perkebunan dan perikanan (perairan laut dan perairan umum) menuju industrilisasi berbasis pemberdayaan dan kemandirian masyarakat Kaltara yang memiliki daya saing tinggi dan bermutu tinggi. Untuk lahan-lahan produktif di wilayah perdesaan Kabupaten Bulungan, pemerintah telah membuka kesempatan kepada warga baik dari dalam maupun luar Kabupaten untuk mengikuti program transmigrasi, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan perekenonian di Bulungan dalam upaya untuk mendukung dan mensukseskan pengembangan program kedaulatan pangan di sentra Delta Sungai Kayan. LP2KD Prov. Kaltara,
8 f. Jumlah Penduduk Miskin Kota (Jiwa) Pencapaian posisi relatif jumlah penduduk miskin kota (jiwa) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional 2014 sebesar jiwa berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Barat jiwa, Provinsi Kalimantan Selatan jiwa dan Provinsi Kalimantan Tengah jiwa untuk di Pulau Kalimantan berarti buruk (bermasalah), maka perlu perbaikan terhadap jumlah penduduk miskin di perkotaan Kaltara (Grafik 3.12). Berhubung infrastruktur di Ibukota Kabupaten termasuk Provinsi Kaltara belum layak terbangun, maka jumlah penduduk miskin di perkotaan juga meningkat. Sebagai DOB Kaltara berupaya meningkatkan pembangunan infrastuktur di Ibukota Provinsi Kaltara yaitu di Tanjung Selor, tanpa mengabaikan peningkatan pembangunan infrastruktur perdesaan di Kaltara. Hal ini menjadi magnet untuk menarik terjadinya urbanisasi penduduk. Oleh sebab itu, ke depan urbanisasi harus bisa diarahkan ke sentra-sentra lahan tidur di Kaltara, terutama di sepanjang jalan provinsi, jalan kecamatan, jalan perdesaan dan menuju jalan-jalan perkampungan pemukiman penduduk di Kaltara, agar sumberdaya yang belum produktif dapat diolah dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Di Kota Tarakan, urbanisasi menjadi masalah ditambah daya dukung lingkungan untuk pertambahan penduduk miskin. Kota Tarakan menjadi magnet urbanisasi penduduk perdesaan baik lokal maupun luar Kaltara. Ke depan, perlu terobosan yang konkrit untuk mengatasinya, misal membangun jembatan penghubung antar Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan (jembatan bulan). g. Jumlah Penduduk Miskin Desa (Jiwa) Pencapaian posisi relatif jumlah penduduk miskin desa (jiwa) Provinsi Kaltim/Kaltara untuk nasional 2014 sebesar jiwa berada dibawah capaian Provinsi Kalimantan Barat jiwa berarti lebih baik (tidak masalah), namun masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Selatan jiwa dan Provinsi Kalimantan Tengah jiwa berarti lebih buruk (bermasalah) untuk di Pulau Kalimantan (Grafik 3.13). LP2KD Prov. Kaltara,
9 Penduduk miskin di desa Kaltara bisa diatasi. Hal ini didukung sumberdaya alam Kaltara baik didaratan maupun perairan masih sangat melimpah. Namun pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya belum berpihak terhadap penduduk miskin di perdesaan, baik penduduk miskin yang berada di daerah pulau kecil, pesisir, pedalaman, terlebih lagi perbatasan. Oleh sebab itu, ke depan diperlukan terobosan yang konkrit untuk mengatasinya. Diantaranya membangun desa melalui perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi dan mudah diimplementasikan untuk kemakmuran penduduk Kaltara dan sebagai pusat pertumbuhan perekonomian nasional kelak. h. Posisi Relatif Kedalaman Kemiskinan (P1) Pencapaian posisi relatif indeks kedalaman kemiskinan (P1) Provinsi Kaltim/Kaltara sebesar 1,08% mengalami penurunan 0,17% dibanding tahun 2013 yaitu 1,25% berada dibawah capaian nasional pada 2014 sebesar 1,75%, berarti baik (tidak bermasalah), tetapi berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Barat 0,98%, Provinsi Kalimantan Tengah 0,75% dan Provinsi Kalimantan Selatan 0,0,63% untuk di Pulau Kalimantan berarti lebih buruk (bermasalah) (Grafik 3.14). LP2KD Prov. Kaltara,
10 Pencapaian posisi relatif indeks kedalaman kemiskinan (P1) kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2013 (Grafik 3.15), capaian untuk Kabupaten Bulungan 2.15% dan Kabupaten Malinau 1,95% berada diatas capaian nasional 1,89% dan Provinsi Kalimantan Timur/Utara 1,25 berarti buruk (bermasalah), sedangkan capaian untuk Kota Tarakan 1,34%, Kabupaten Nunukan 1,27% dan Kabupaten Tana Tidung 0,33% berada dibawah capaian nasional dan Provinsi berarti agak lebih baik (telah ada upaya perbaikan masalah). i. Posisi Relatif Kedalaman Kemiskinan Kota (P1) Grafik Pencapaian posisi relatif indeks kedalaman kemiskinan kota (P1) Provinsi Kaltim/Kaltara 0,70 berada dibawah capaian nasional 1,25%, capaian Provinsi Kalimantan Barat 0,98%, dan Provinsi Kalimantan Tengah 0,75% untuk tahun 2014 berarti lebih baik (tidak masalah), akan tetapi masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Selatan 0,0,63% untuk di Pulau Kalimantan berarti buruk/bermasalah (Grafik 3.16). LP2KD Prov. Kaltara,
11 j. Posisi Relatif Kedalaman Kemiskinan Desa (P1) Grafik Pencapaian posisi relatif indeks kedalaman kemiskinan desa (P1) Provinsi Kaltim/Kaltara 1,68% dibawah capaian nasional 2,26% untuk tahun 2014 berarti lebih baik (tidak bermasalah), akan tetapi masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Barat 1,05%, Provinsi Kalimantan Tengah 0,72% dan Provinsi Kalimantan Selatan 0,59% untuk di Pulau Kalimantan berarti buruk/bermasalah, maka perlu dieleminir melalui intervensi kebijakan yang memprioritaskan pembangunan di perdesaan Kaltara lebih besar dari kegiatan pembangunan yang dilakukan di perkotaan agar arus urbanisasi bisa menurun signifikan, berhubung potensi perekonomian kini dan masa mendatang terdapat di daerah perdesaan (Grafik 3.17). k. Posisi Relatif Keparahan Kemiskinan (P2) Pencapaian posisi relatif indeks keparahan kemiskinan (P2) di Provinsi Kaltim/Kaltara 2014 sebesar 0,28% berada dibawah capaian nasional 0,44% berarti lebih baik (tidak bermasalah), namun masih berada diatas capaian Provinsi Kalimantan Barat 0,18%, Provinsi Kalimantan Tengah 0,17% dan Provinsi Kalimantan Selatan 0,14% untuk di Pulau Kalimantan berarti buruk/bermasalah (Grafik 3.18). Grafik LP2KD Prov. Kaltara,
12 Grafik Pencapaian posisi relatif indeks keparahan kemiskinan (P2) kabupaten di Provinsi Kaltara tahun 2013, untuk di Kabupaten Malinau 0,55% dan Kabupaten Bulungan 0,.54% berada diatas Provinsi Kaltim/Kaltara 0,39% dan capaian nasional 0,48% berarti lebih buruk (bermasalah), sedangkan capaian untuk Kota Tarakan 0,32%, Kabupaten Nunukan 0,28% dan Kabupaten Tana Tidung 0,03% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti lebih baik (Grafik 3.19) Analisis Perkembangan Antar Waktu a. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Daerah Tren pencapaian perkembangan tingkat Grafik kemiskinan (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun ada kecenderungan menurun. Akan tetapi pada tahun 2014 kembali meningkat sebesar 0,04% dari 6,38% pada tahun 2013 sehingga mencapai 6,42%. Hal ini menunjukkan masih buruk/bermasalah (Grafik 3.20). LP2KD Prov. Kaltara,
13 Tren pencapaian perkembangan tingkat kemiskinan kota (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun meningkat berarti memburuk (bermasalah). Untuk tahun 2010 mencapai 4,02% menjadi 3,80% pada tahun 2011 (menurun 0,22%), tetapi naik kembali 0,02% pada tahun 2012 sehingga menjadi 3,82%, kemudian turun lagi 0,11% pada tahun 2013 sehingga mencapai 3,71%, akan tetapi naik kembali pada tahun 2014 sebesar 0,27% sehingga menjadi 3,98% (Grafik 3.21). Grafik Grafik Tren perkembangan tingkat kemiskinan desa (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun ada kecenderungan menurun, walaupun pada tahun 2014 meningkat sebesar 0,16% dibanding tahun 2013 yaitu 9,90%. Hal ini menunjukkan ada upaya perbaikan untuk mengatasi tingkat kemiskinan di perdesaan termasuk di Kaltara (Grafik 3.22). b. Perkembangan Garis Kemiskinan Grafik Tren pencapaian perkembangan garis kemiskinan (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun ada kecenderungan membaik (tidak bermasalah). Hal ini menunjukkan pemerintah telah cukup berhasil mengatasi garis kemiskinan di Kaltara. Akan tetapi peningkatan garis kemiskinan tersebut, belum seimbang dengan kenaikan harga sembako yang ada kecenderungan lebih tinggi sebagai akibat kenaikan harga BBM, bahkan sembako yang tersedia sangat sulit didapat oleh penduduk di Kaltara, terutama bagi penduduk miskin di perbatasan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Kaltara (Grafik 3.23). LP2KD Prov. Kaltara,
14 c. Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota dan Desa Trend pencapaian perkembangan indeks kedalaman kemiskinan (P1) kota Provinsi Kaltim/Kaltara tahun telah ada upaya perbaikan, namun masih buruk (bermasalah). Dari tahun 2010 P1 mencapai 0,57% selama 5 tahun turunnya hanya 0,02% sehingga mencapai 0,55% pada tahun 2014, apalagi jika dibanding tahun 2013 lebih meningkat lagi sebesar 0,23% sehingga menjadi 0,80%. Untuk di Kaltara diduga naiknya P1 kota disebabkan oleh urbanisasi penduduk baik lokal maupun non lokal akibat di daerah perdesaan miskin pembangunan infrastruktur dasar bagi penduduk, disisi lain TKI/TKW illegal yang masuk melalui Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan untuk bekerja di Malaysia bagian timur yang bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga informal (PRT) masih memiliki kompetensi dan pendidikan minim sekali, di lain pihak Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Kota Tarakan dan Nunukan belum mampu memberikan keterampilan dan pengetahuan yang cukup bagi pencari kerja (TKI/TKW) sebagai akibat rendahnya kualitas dan kuantitas BLK tersebut (Grafik 3.24). Grafik Grafik Tren pencapaian perkembangan indeks keparahan kemiskinan (P2) desa Provinsi Kaltim/Kaltara tahun ada kecenderungan menurun/dalam proses perbaikan (permasalahannya mulai teratasi). Dari tahun 2010 selama 5 tahun terjadi penurunan 1.25% yang sebelumnya 2,44% menjadi 1,19% pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah cukup berhasil menanggulangi P2 di Kaltara, salah satunya melalui pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan sehingga tingkat ksejahteraan masyarakat perdesaan terus meningkat, disisi lain peralihan tenaga terdidik dari perkotaan ke perdesaan untuk terlibat LP2KD Prov. Kaltara,
15 langsung dalam program, baik bertindak sebagai fasilitator, konsultan program dan pemerhati kesejahteraan penduduk di perdesaan (Grafik 3.25). d. Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota dan Desa Tren pencapaian perkembangan indeks keparahan kemiskinan (P2) kota (indeks) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun berfluktuatif namun masih bermasalah. Dalam kurun waktu 5 tahun P2 kota tahun 2010 mencapai 0,12% mengalami kenaikan 0,07% untuk tahun 2014 sehingga mencapai 0,19%, dan jika dilihat tahun 2013 kenaikan lebih tinggi lagi 0,15%. Hal ini menunjukkan telah terjadi urbanisasi penduduk, yang mengakibatkan permasalahan baru bagi pemerintah. Disisi lain, potensi yang melimpah diperdesaan terbengkalai diolah dan dimanfaatkan akibat kekurangan tenaga kerja produktif, kreatif dan inovatif (Grafik 3.26). Tren pencapaian perkembangan indeks keparahan kemiskinan (P2) desa (indeks) Provinsi Kaltim/Kaltara ada kecenderung membaik (ada upaya pemecahan masalah). Selama 5 tahun terjadi penurunan sebesar 0,65% dari tahun 2010 mencapai 0,70% sehingga mencapai 0,25 pada tahun 2014, walaupun pada tahun 2013 menjadi 0,59 (naik 0,11%) dibanding capaian di tahun 2010 (Grafik 3.27). Grafik Grafik LP2KD Prov. Kaltara,
16 e. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Tren pencapaian perkembangan jumlah penduduk miskinan (jiwa) Provinsi Katim/Kaltara tahun ada kecenderungan membaik. Dalam waktu 5 tahun telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak jiwa atau rata-rata penurunan sebanyak 6.241,6 jiwa per tahun (Grafik 3.28) Grafik Analisis Efektifitas a. Tingkat Kemiskinan Tren pencapaian efektifitas tingkat kemiskinan (%) Provinsi Katim/Kaltara tahun menunjukkan ada perbaikan akan tetapi masih mengalami perlambatan untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam waktu selama 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunan tingkat kemiskinan hanya 0,338%. Tren terbaik terjadi pada tahun 2011 dibanding tahun 2010 dari 8,00% menjadi 6,63% dengan tingkat penurunan sebesar 1,37%, sedangkan yang terjelek terjadi pada tahun 2013 dibanding tahun 2012 dari 6,38% tetap menjadi 6,38% atau tidak terjadi penurunan tingkat kemiskinan (Grafik 2.29). Tren pencapaian efektifitas garis kemiskinan (Rp) Provinsi Kaltim/Kaltara mengalami perbaikan, akan tetapi masih mengalami perlambatan untuk meningkatkan garis kemiskinan. Dalam waktu 5 tahun terakhir, laju rata-rata peningkatan sebesar Rp ,2 per tahun tidak imbang dibanding dengan kenaikan harga sembako dampak dari naik turunnya harga BBM bersubsidi (Grafik 3.30). Grafik Grafik LP2KD Prov. Kaltara,
17 Tren efektifitas tingkat kemiskinan kota (%) Provinsi Kaltim/Kaltara menunjukkan buruk dan mengalami perlambatan. Hal ini mengindikasikan penanggulangan kemiskinan di kota belum berhasil, yang terjadi sebaliknya yaitu hanya menambah tingkat kemiskinan akibat urbanisasi penduduk. Selama 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunan kemiskinan kota hanya 0,024%, kinerja terbaik hanya terjadi pada tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi penurunan kemiskinan kota 0,11% dari 3,82% menjadi 3,71%, sedangkan terburuk tejadi pada tahun 2014 mengalami kenaikan 0,27% dibanding tahun 2013 yang sebelumnya hanya 3,71% (Grafik 3.31). Akan tetapi trend efektifitas tingkat kemiskinan desa (%) Provinsi Kaltim/Kaltara Grafik Grafik menunjukkan trend membaik dan agak cepat terjadinya penurunan tingkat kemiskinannya. Selama 5 tahun terakhir, laju rata-rata penurunan tingkat kemiskinan desa 0,72%, penurunan terbaik terjadi pada tahun 2011 sebesar 2,40% dibanding tahun 2010 dari 13,66% menjadi 11,26%, sedangkan terburuk terjadi pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 mengalami kenaikan 0,16% dari 9,90% menjadi 10,06% (Grafik 3.32). b. Jumlah Penduduk Miskin Grafik Tren efektifitas jumlah penduduk miskin kota (jiwa) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun memburuk dan melambat. Dalam waktu 5 tahun terakhir justeru terjadi kenaikan jumlah pendudk miskin di kota berarti lebih buruk (bermasalah), laju rata-rata kenaikan jiwa per tahun, yang paling LP2KD Prov. Kaltara,
18 terburuk kenaikannya terjadi pada tahun 2011 sebesar jiwa dibanding tahun 2010 dari jiwa menjadi jiwa berarti bermasalah, sedangkan yang penurunan hanya terjadi pada tahun 2013 sebesar terjadi pada tahun 2014 sebesar jiwa dibanding tahun 2013 dari jiwa menjadi jiwa berarti telah terjadi perbaikan tetapi lambat (Grafik 3.33). Grafik Tren efektifitas jumlah penduduk miskin desa (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun mengalami perbaikan dan akan tetapi penurunnya sedang (agak lambat), walaupun pada tahun 2014 terjadi kenaikan. Selama 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunan sebesar 1920 jiwa pertahun, yang paling terbaik terjadi pada tahun 2013 sebanyak jiwa dari jiwa pada tahun 2012 menjadi jiwa pada tahun 2013 berarti tidak bermasalah (perbaikan dan percepatan) terhadap jumlah penduduk miskin di desa, sedangkan peningkatan juga terjadi pada tahun 2014 sebanyak jiwa dari jiwa pada tahun 2013 menjadi jiwa pada tahun 2014 berarti bermasalah (Grafik 3.34). LP2KD Prov. Kaltara,
19 c. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Tren efektifitas indeks kedalaman kemiskinan (P1) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun mengalami perbaikan akan tetapi agak mengalami perlambatan. Dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunan P1 hanya sebesar 0,095% per tahun, perbaikan terbesar terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,49% dari 1,25% pada tahun 2013 sehingga menjadi 0,79%, sedangkan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,26% dari 0,99 pada tahun 2012 menjadi 1,25% berarti Grafik Grafik Grafik Grafik buruk (bermasalah) (Grafik 3.35). Akan tetapi tren efektifitas P1 kota memburuk (bermasalah) dan cenderung datar (sama saja). Dalam kurun 5 tahun terakhir laju rata penurunan P1 kota hanya 0,004% saja, terjadi 3 kali peningkatan P1, P1 terbesar peningkatannya terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,11% berarti buruk (bermasalah), dan terjadi perbaikan pada tahun 2014 sebesar 0,25% (Grafik 3.36). Tren P1 di desa dalam 5 tahun terakhir laju rata-ratanya perbaikan masalah P1 desa sebesar 0,25% jauh lebih besar dibanding laju rata-rata perbaikan masalah P1 kota yang hanya 0,004%. Hal ini menunjukkan untuk menanggulangi kemiskinan di perdesaan Kaltara lebih berhasil dibanding perkotaan (Grafik 3.37). LP2KD Prov. Kaltara,
20 d. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Grafik Tren efektifitas indeks keparahan kemiskinan (P2) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun memburuk (bermasalah) dan laju P2 mengalami percepatan. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunan P2 hanya 0,032% per tahun, perbaikan terbesar terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,21% dari 0,39 untuk tahun 2013 menjadi 0,18% pada tahun 2014, sedangkan peningkatan P2 terburuk terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,14% dari 0,25% untuk tahun 2012 menjadi 0,39% pada tahun 2013 (Grafik 3.38). Sedangkan untuk tren P2 kota di Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir juga memburuk (bermasalah) dan laju tren P2 mengalami perlambatan. Hal ini menunjukkan telah ada perbaikan namun tren P2 naik turun saja, kenaikan P2 terjadi sebanyak 3 kali yaitu tahun Grafik 3.39 Grafik , 2012, dan 2013, kenaikan P2 terburuk tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,70% dan terburuk terkecil terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,20%. Untuk penurunan P2 hanya terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,14% dari 0,27% pada tahun 2013 menjadi 0,13 pada tahun 2014 (Grafik 3.39). Trend P2 desa di Provinsi Kaltara, dalam 5 tahun terakhir trend P2 mengalami perbaikan dan laju trendnya juga mengalami percepatan, dengan laju rata-rata perbaikan sebesar 0,45% per tahun. Penurunan P2 desa terjadi 2 kali, terbesar terjadi di tahun 2011 sebesar 0,41% dari 0,70% tahun 2010 menjadi 0,29% di tahun 2011, dan penurunan terkecil terjadi di tahun 2014 sebesar 0,34% dari 0,59% tahun 2013 menjadi 0,25% tahun 2014, sedangkan kenaikan P2 desa terbesar terjadi di tahun 2013 sebesar 0,29% dari 0,30% tahun 2012 menjadi 0,59% untuk tahun 2013, sedangkan kenaikan P2 desa terkecil terjadi di tahun 2012 hanya 0,01% saja dari 0,29% tahun 2011 menjadi 0,30% tahun 2012 (Grafik 3.40). LP2KD Prov. Kaltara,
21 Analisis Relevansi Relevansi menggambarkan kesesuaian perkembangan kondisi kemiskinan daerah Pemerintah Kaltara terhadap Pemerintah Nasional. a. Tingkat Kemiskinan Tren pencapaian relevansi tingkat kemiskinan (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasioanl tahun cenderung relevan, dan berada dibawah tren capaian nasional. Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kaltara lebih baik dibanding capaian nasional. Capaian relevansi Prov. Kaltara terlihat dari capaian dalam 5 tahun terakhir, walaupun pada tahun 2014 terjadi kenaikan 0.04% dari 6,38 untuk tahun 2013 menjadi 6,42% pada tahun 2014 (Grafik 3.41). Tren pencapaian relevansi tingkat kemiskinan kota (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun cenderung cukup relevan dan berada dibawah tren capaian nasional. Capaian relevansi tingkat kemiskinan kota Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya lebih rendah dibanding nasional, terlihat pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,3% dari 3,71 untuk tahun 2013 menjadi 4.01% pada tahun 2014 (Grafik 3.42). Tren pencapaian relevansi tingkat kemiskinan desa (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun cenderung cukup relevan dan Grafik Grafik Grafik berada dibawah tren capaian nasional. Capaian relevansi tingkat kemiskinan desa Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya lebih rendah dibanding nasional, terlihat pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,43% dari 9,90% untuk tahun 2013 menjadi 4.01% tahun 2014 (Grafik 3.43). LP2KD Prov. Kaltara,
22 b. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Tren pencapaian relevansi indeks kedalaman kemiskinan (P1)-kota di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun cenderung tidak relevan dan berada dibawah tren capaian nasional. Pencapaian relevansi P1-kota di Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya justru terjadi peningkatan P1-kota dibanding capaian nasional, terlihat pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,07% dari 0,73% untuk tahun 2012 menjadi 0.80% tahun Hal ini menunjukkan masih bermasalah (Grafik 3.44). Tren pencapaian relevansi indeks kedalaman kemiskinan (P1)-desa di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun kurang relevan dan berada dibawah tren capaian nasional. Pencapaian relevansi P1-desa di Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya justru P1-desa meningkat dibanding capaian nasional, terlihat pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,57% dari 1,43% di tahun 2012 menjadi 1,98% di tahun Hal ini menunjukkan masih bermasalah (Grafik 3.45). c. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Tren pencapaian relevansi indeks keparahan kemiskinan (P2)-kota di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan dan berada dibawah tren capaian nasional. Pencapaian relevansi P2-kota di Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya justru P2-desa meningkat dibanding capaian Grafik 3.44 Grafik 3.45 Grafik 3.46 nasional, terlihat pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,05% dari 0,022% di tahun 2012 menjadi 0,27% di tahun Hal ini menunjukkan masih bermasalah (Grafik 3.46). LP2KD Prov. Kaltara,
23 Grafik 3.47 Tren pencapaian relevansi indeks keparahan kemiskinan (P2)-desa di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun tidak relevan dan berada diatas tren capaian nasional. Pencapaian relevansi P2-desa di Provinsi Kaltara dalam 5 tahun terakhir laju rata-rata penurunannya justru P2- desa meningkat dibanding capaian nasional, terlihat pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,29% dari 0,30% di tahun 2012 menjadi 0,59% di tahun Hal ini menunjukkan masih bermasalah (Grafik 3.47) Analisis Keterkaitan Analisis keterkaitan dilakukan untuk mengetahui apakah 4 (empat) indikator utama kemiskinan ada keterkaitan dengan 4 (empat) perspektif di Provinsi Kaltara, sehingga dapat diketahui penyebab masalah kemiskinan (Tabel 3.1). Indikator Prov. Kaltara Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 (%) Tabel 3.1. Analisis Keterkaitan Indikator Kemiskinan Terhadap Empat Perspektif di Provinsi Kaltara, tahun Persepktif Posisi Relatif Provinsi Kaltim/Kaltar a 6,42% berada dibawah capaian nasional 11,25 Provinsi Kaltim/Kaltar a jiwa berada dibawah capaian nasional jiwa Provinsi Kaltim/Kaltar a 1,08% berada Perkembangan Antar Waktu Dari tahun 2010, 2011, 2012 membaik, tetapi tahun 2013 tetap, tahun 2014 memburuk Dari tahun 2010, 2011, 2012 membaik, tahun 2013, 2014 memburuk, P1-kota dari tahun 2010,2011,2012, 2013 memburuk, tahun 2014 Efektifitas Relevansi Keterkaitan Cukup efektif Belum efektif Belum efektif Cukup relevan terhadap capaian nasional Belum relevan terhadap capaian nasional Belum relevan terhadap capaian LP2KD Prov. Kaltara, Dari ke empat perspesktif terhadap indikatorindikator kemiskinan di Provinsi Kaltara posisinya secara umum masih berada dibawah capaian nasional, akan tetapi efektifitasnya masih belum efektif begitu juga relevansinya, hal ini menunjukkan
24 Indeks Keparahan Kemiskinan P2 (%) dibawah capaian nasional 1,75% Provinsi Kaltim/Kaltar a 0,28% berada dibawah capaian nasional 0,44% membaik, sedangkan P1-desa tahun 2010,2011 membaik, tahun 2012,2013 memburuk, dan tahun 2014 membaik P2-kota dari tahun 2010,2011,2012,201 3 memburuk, tahun 2014 membaik, sedangkan P2 desa tahun 2010, 2011 membaik, tahun 2012,2013 memburuk, tahun 2014 membaik Tidak efektif nasional Tidak relevan terhadap capaian nasional belum sinkronnya program/kegiata n yang telah disusun dan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara terhadap pemerintah pusat. LP2KD Prov. Kaltara,
BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN
BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi
Lebih terperinciBPS KABUPATEN MALINAU
BPS KABUPATEN MALINAU Profil Kemiskinan Kabupaten Malinau Tahun 2011-2016 No.02/06/Th.I, 20 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN MALINAU TAHUN 2011-2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN 2016 SEBESAR 7,15 PERSEN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara
BAB V ANALISIS APBD Evaluasi APBD secara keseluruhan dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang menunjukkan relevansi dan efektivitas APBD dalam penanggulangan kemiskinan. Analisis dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
3.1. Konsep Kemiskinan BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH Konsep atau definisi kemiskinan yang digunakan di Indonesia sesuai dengan konsep Badan Pusat Statistik adalah Kemiskinan Absolut yaitu kemiskinan
Lebih terperinciBAB VIII MONITORING DAN EVALUASI
BAB VIII MONITORING DAN EVALUASI Sejak terbentuknya Pemerintah Provinsi Kaltara di tahun 2013 sampai di akhir tahun, TKPKD Provinsi Kaltara belum pernah melakukan monitoring apalagi mengevaluasi terhadap
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015
No. 05/01/72/Th. XIX, 04 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014
No. 05/01/72/Th. XVIII, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2010 terus mengalami
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011
No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2007- jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016
No. 40/07/72/Th. XIX, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 2016 cenderung mengalami
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2013
No. 05/01/72/Th. XVII, 02 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2009, jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2014
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA 2014 OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Tingkat Pengangguran 1.3 Tingkat Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Pelaksanaan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015
No. 54/09/72/Th. XVIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinci1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan
1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan a. Latar Belakang Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016
No. 04/01/72/Th. XX, 03 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 cenderung mengalami
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05/01/32/Th. XIX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada September
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 04/01/32/Th. XVIII, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAHMARET 2014
No. 38/07/72/Th. XVII, 01 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAHMARET 2014 RINGKASAN Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2010 2014, jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA
PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 47/08/32/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan Maret
Lebih terperinciHARMONISASI RKPD KALIMANTAN UTARA Disampaikan oleh: Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara H.Abdul Djalil Fatah,S.H.
HARMONISASI RKPD KALIMANTAN UTARA 2016 Disampaikan oleh: Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara H.Abdul Djalil Fatah,S.H. Pendahuluan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Utara Penjabaran
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2017
No. 39/07/72/Th. XX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2017 RINGKASAN Perkembangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2013 2017 meskipun secara absolut terlihat meningkat,
Lebih terperinciLampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA Copyright @ 2014 Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - FEUI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciKalimantan Timur. Lembuswana
Laporan Provinsi 433 Kalimantan Timur Lembuswana Lembuswana adalah hewan dalam mitologi rakyat Kutai yang hidup sejak zaman Kerajaan Kutai. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara tidak terlepas dari proses perencanaan yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan untuk
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 195,70 RIBU ORANG
Nomor : 039/07/63/Th.XX, 18 Juli 2016 KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 195,70 RIBU ORANG Tingkat kemiskinan di Kalimantan Selatan keadaan Maret 2016 tercatat 4,85
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010
No. 27/ 07/91/Th. IV, 1 Juli 2010 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2010 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009 sebanyak 256.840 jiwa (35,71 persen) turun menjadi
Lebih terperinciJumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2016 adalah 515,40 ribu atau 7,98 persen dari total penduduk.
No. 35/07/14 Th. XVII, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2016 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2016 adalah 515,40 ribu atau 7,98 persen dari total penduduk. Jumlah penduduk
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2010
No. 28/ 07/14/Th. X, 1 Juli 2010 TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2010 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2010 adalah 500,26 ribu atau 8,65 persen dari total penduduk. Jumlah penduduk miskin
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2009
No. 29/07/51/Th. III, 1 Juli 2009 TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2009 Jumlah penduduk miskin di Bali pada bulan Maret 2009 tercatat sebesar 181,7 ribu orang, mengalami penurunan sebesar 33,99 ribu orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN 2013)
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.05/01/16 Th. XVI, 02 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN ) RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017
No. 34/07/91 Th. XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2017 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah ) di Papua Barat kondisi September 2016 sebesar 223,60 ribu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2016 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro tahun 2016 sebagaimana yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kaltim, sebelumnya
Lebih terperinciJumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2017 adalah 514,62 ribu jiwa atau 7,78 persen dari total penduduk.
No. 32/07/14/Th. XVIII, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2017 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2017 adalah 514,62 ribu jiwa atau 7,78 persen dari total penduduk. Jumlah penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014
Nomor : 005/07/63/Th. XIX, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada Bulan September 2014 adalah sebesar 4,81
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 3205011.32 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Katalog BPS : 3205011.32 No. Publikasi : 32520.1701 Ukuran Buku : 18,2 cm
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015
No. 05/01/17/Th. X, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 322,83 RIBU ORANG (17,16 PERSEN) - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2015
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Riau mempunyai Visi Pembangunan Daerah Riau untuk jangka panjang hingga tahun 2020 yang merupakan kristalisasi komitmen seluruh lapisan masyarakat Riau, Visi
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016
No. 50/07/71/Th. X, 18 Juli 2016 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei Sosial
Lebih terperinciTingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 55/09/32/Th. XVII, 15 September 2015 Tingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.05/01/16 Th. XVII, 02 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN (KEADAAN SEPTEMBER TAHUN ) RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses berencana dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan tersebut bertujuan
Lebih terperinciDaftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV
Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014
No. 05 /1 /13/Th. XVIII / 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat pada September 2014 adalah 354.738 jiwa. Dibanding Maret
Lebih terperinciBAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011
BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015
No. 04 / 01 /13/Th. XIX / 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat pada adalah 349.529 jiwa. Dibanding (379.609 jiwa) turun
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/10/1204/Th. XIX, 12 Oktober 2016 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2015 mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Konsep pengembangan wilayah mengandung prinsip pelaksanaan kebijakan desentralisasi dalam rangka peningkatan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 184,16 RIBU ORANG
Nomor : 04/01/63/Th.XXI, 3 Januari 2017 KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN 184,16 RIBU ORANG Tingkat kemiskinan di Kalimantan Selatan keadaan September 2016
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2011
No. 31/ 07/14/Th. X, 1 Juli 2011 TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2011 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Riau pada Maret 2011 adalah 482.050 atau 8,47 persen dari total penduduk. Jumlah penduduk miskin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan terus menunjukkan perbaikan. Pada bulan ruari 2011, TPT Aceh tercatat 8,27%, sementara TPAK juga menunjukkan peningkatan
Lebih terperinciStrategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kota Bontang Bidang Industri Berbasis Petrokimia Tahun 2018
Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kota Bontang Bidang Industri Berbasis Petrokimia Tahun 2018 TEMA RKPD Prov. Kaltim Tahun 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2013
No. 39/07/15/Th.VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2013 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Jambi pada bulan Maret 2013 sebesar 266,15
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2016
No. 6/01/19/Th.X 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER TAHUN 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memasuki era baru tata pemerintahan sejak tahun 2001 yang ditandai dengan pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah ini didasarkan pada UU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah Ketimpangan ekonomi antar wilayah merupaka ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015
No. 64/09/71/Th. IX, 15 September 2015 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015
Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016
No. 89/01/71/Th. XI, 03 Januari 2017 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Peranan utama pertanian dianggap hanya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Isu kemiskinan masih menjadi isu strategik dan utama dalam pembangunan, baik di tingkat nasional, regional, maupun di provinsi dan kabupaten/kota. Di era pemerintahan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR No. 02/06/3505/Th.I, 13 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 RINGKASAN Persentase penduduk miskin (P0) di Kabupaten Blitar pada tahun 2016
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 05/01/34/Th.XVI, 02 Januari 2014 TINGKAT KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2013 SEBESAR 15,03 PERSEN RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mengukur kemiskinan menggunakan konsep kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini
Lebih terperinciKalimantan Tengah. Jembatan Kahayan
402 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Tengah Jembatan Kahayan Jembatan Kahayan adalah jembatan yang membelah Sungai Kahayan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi ekonomi merupakan dunia kegiatan dan keterkaitan perekonomian. Kegiatan-kegiatan perekonomian tidak lagi sekedar nasional tapi bahkan internasional, bukan
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014
No. 42/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2014 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan lewat pengolahan
Lebih terperinciKEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak
KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA Abstrak Upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia telah menjadi prioritas di setiap era pemerintahan dengan berbagai program yang digulirkan. Pengalokasian anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Program reformasi infrastruktur yang dilakukan pemerintah dengan menyepakati paket pinjaman ADB sebesar US $ 428 juta pada tahun 2006 merupakan salah satu program
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...
DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 38/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2014 SEBESAR 15,00 PERSEN RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENGHASIL MIGAS
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENGHASIL MIGAS Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari daratan 1.8 juta km 2 dan lautan 7.9 juta km 2. Potensi sumber daya alam Indonesia cukup besar, salah satunya
Lebih terperinci1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 September 2015
No. 05/01/82/Th. XV, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2015 BERKURANG 7,3 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Maluku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.56/08/64/Th.XVIII, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, DAN CABAI RAWIT TAHUN 2014 PROVINSI KALIMANTAN UTARA PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 1.234 TON, DAN CABAI RAWIT SEBESAR
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciDINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG
IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 05/01/76/Th.XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN sebesar 146,90 RIBU JIWA (11,19 PERSEN) Persentase penduduk
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 04/09/1204/Th. XII, 30 September 2014 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2013 mengalami
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015
Nomor : 049/08/63/Th. XIX, 15 September 2015 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015 Persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada September 2014 tercatat 4,81 persen
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016
No. 05/01/75/Th.XI, 3 Januari 2017 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016 Berdasarkan survei pada September 2016 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 17,63 persen. Angka
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 02 / 07 Th.XI / Juli PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010 RINGKASAN Meskipun Penduduk miskin Provinsi NTT pada Maret 2010 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Maret
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 40/07/16/Th.XVIII. 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013
No. 31/07/91/Th. VI, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013 Jumlah penduduk miskin (Penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Papua Barat kondisi September 2012 sebesar
Lebih terperinci