HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA
|
|
- Fanny Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA Abdul Rahman ABSTARAK Pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus serta survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah sebagian pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Jumlah sampel sebanyak 40 pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data diolah dengan menggunakan spss. Hasil penelitian menunjukan Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone sebagian besar pola makannya tidak teratur (80%), dan setengahnya (20%) pola makannya teratur tentang jenis gastritis. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone lebih banyak menderita gastritis akut sebagian besar (57%), dan setengahnya (42%), menderita gastritis kronis. Tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis dengan nilai p (0,107) > α (0,05).
2 ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN DIET AND GASTRITIS TYPES ON PATIENTS IN BONE-BONE PRIMARY HEALT CARE NORT LUWU REGENCY Suradi Efendi 1, Ilham Syam 1, Abdul Rahman 1 1 School of Health Sciences (STIK) Makassar, Indonesia Introductio: In 2007 gastritis disease ranks 9th out of 50 major rankings outpatients acroos hospital in Indonesia with cases. Research Objectives: To determine the correlation between diet and gastritis Types on patients in Bone Bone Primary Health Care. Research Methods: This research is analytical research with cross sectional approach. The sample is 40 patients. Sampling was done by accidental sampling, collecting primary data using questionnaires and the data processed using SPSS. Research Results: Most patients have irragular diet ( 80% ) and the half ( 20% ) have a regular diet on gastritis types. Most patients suffer more acute gastritis ( 57% ) and the halt ( 42% ) suffering from chronic gastritis. There is no correlation between diet and gastritis types p (0,107 ) > α (0,05 ). Conclusion: There is no correlation between diet and gastritis types. However, the society should keep their diet. Keywords: Diet, Gastritis Types
3 I. PENDAHULUAN Saat ini dengan moderennya zaman, semakin juga banyak penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacteri pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi selsel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian gastritis meningkat 5 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk (Tati, 2010). Gastritis di bagi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan bakteri. Jumlah kasus gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya di Dunia dan umumnya terjadi pada penduduk yang berusia lebih. dari 60 tahun. Sedangkan di Asia Tenggara, insiden terjadi gastritis sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di Barat yang berkisar 4,1% (Setiawan, 2009). Pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan yang ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus serta survey yang dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua (Okviani, 2011). Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, gastritis termasuk dalam 10 penyakit utama di Kota Makassar. Pada tahun 2010 tercatat sebanyak kasus.dan pada tahun 2011 tercatat sebanyak kasus (Dinkes Makassar, 2011). Berdasarkan data awal yang diperoleh di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara pasien yang berobat jalan dan menderita gastritis pada tahun 2011 tercatat sebanyak 928 kasus, pada tahun 2012 tercatat kasus. Sakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa konsultasi ke dokter karena dianggap gangguan kecil. Gastritis kebanyakan di sebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makanan, frekuensi makan dan jumlah makannya. Untuk mengurangisakit gastritis, minumlah air putih hangat pada saat bangun tidur, makan lebih baik 3 sampai 6 kali dalam porsi kecil dari pada 1 kali dalam porsi berlebihan dan pertimbangan keterbatasan daya tampung lambung, biasakan makan pagi
4 dan jangan menahan lapar hanyak karena kesibukan atau karena bukan saat jam makan, dan jangan makan tergesa-gesa, beri jarak antara saat menyantap satu makanan ke makanan berikutnya. Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikit-dikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah kue untuk menetralkan asam lambung (Okviani, 2011). Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik yang merupakan suatu penelitian yang melihat hubungan antara variabel Independen dengan variabel Dependen. Desain penelitian ini yang digunakan adalah Cross sectional. Cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bon Kabupaten Luwu Utara. 2) Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada 21 Juni - 4 Juli A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita gastritis yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara, pada bulan Januari 109 kasus dan bulan Maret 138 kasus tahun Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita gastritis yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone. a. Kriteria inklusi 1) Penderita gastritis yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. 2) Pasien gastritis yang siap menjadi responden. b. Kriteria eksklusi 1) Pasien tidak bersedia menjadi responden. 2) Pasien tidak terdiagnosa gastritis akut maupun kronis. 1. Sampling Tehnik pengambilan sampel dengan cara accidental sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone
5 Kabupaten Luwu Utara 2013, dilakukan selama 12 hari mulai dari tanggal 21 Juni 2013 sampai 4 Juli Cara pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pasien yang telah terdiagnosa gastritis oleh dokter, yang datang memeriksakan dirinya di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Responden mengisi sendiri kuesioner yang diberikan sambil mengajukan beberapa pertayaan jika tidak ada yang di pahammi dalam kuesioner. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bone- Bone Kabupaten Luwu Utara dengan 40 responden diperoleh data sebagai berikut : a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden 26 Berdasarkan Jenis Kelamin Di puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Jenis f % Kelamin Perempuan 30 75,0 Laki-Laki 10 25,0 Jumlah ,0 Sumber: Data Primer, 2013 Pada table 1 distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin pada penderita gastritis menunjukan jumlah responden untuk penderita gastritis lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu perempuan sebanyak 30 orang (75%) sedangkan laki-laki 10 orang (25%). b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Umur f % (Tahun) , , , , ,5 Jumlah ,0 Sumber : Data Primer, Tabel 2 menunjukan jumlah responden terbanyak berumur tahun yaitu 19 orang (47,5%) sedangkan jumlah responden yang sedikit berumur tahun yaitu 1 orang (2,5%). 2. Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian. Pada analisa ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dari tiap variabel-variabel yang berhubungan. Adapun variabelvariabel yang dianalisis yaitu: a. Pola Makan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan Di puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara
6 Pola F % Makan Tidak 32 80,0 Teratur Teratur 8 20,0 Jumlah ,0 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 3 menunjukan bahwa responden yang mempunyai pola makan yang tidak teratur terhadap jenis gastritis berjumlah 32 orang (80%) dan responden yang mempunyai pola makan yang teratur terhadap jenis gastritis berjumlah 8 orang (20%). b. Jenis Gastritis Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Gastritis Di puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Jenis f % Gastritis Kronis 17 42,5 Akut 23 57,5 Jumlah ,0 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 4 menunjukan bahwa responden yang menderita gastritis kronis berjumlah 17 orang (42,5%) dan responden yang menderita gastritis akut berjumlah 23 orang (57,5%). 3. Analisis Bivariat Analisis bivariat pada penelitian Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara, diuji dengan hasilnya sebagai berikut: Tabel 5 Pola Makan Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Jenis Gastritis P Jumlah Kronis Akut Value f % f % f % Tidak Teratur ,0 Teratur 1 12,5 7 87, ,0 0,107 Jumlah 17 42, , ,0 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 5 menunjukan bahwa dari 32 (100%) responden menurut pola makan tidak teratur sebanyak 16 responden (50%) yang menderita gastritis kronis dan 16 responden (50%) menderita gastritis akut. Sedangkan dari 8 (100%) responden menurut pola makan teratur sebanyak 1 responden (12,5%) yang menderita gastritis kronis dan 7 responden (87,5%) menderita gastritis akut. Dari hasil analisis dengan meggunakan uji Fisher Exact diperoleh nilai ρ (0,107) > α (0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. A. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Jenis kelamin perempuan lebih banyak yang menderita gastritis yaitu 30 orang (75%) di bandingkan dengan laki-laki yaitu sebanyak 10 orang (25%). Dan di liat dari segi umur yang menderita gastritis lebih banyak terjadi pada kelompok umur tahun yaitu
7 sebanyak 19 orang (47,5%) dan terendah terjadi pada kelompok umur tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,5%). 2. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Jenis Gastritis Dari 32 (100%) responden menurut pola makan tidak teratur sebanyak 16 responden (50%) yang menderita gastritis kronis dan 16 responden (50%) menderita gastritis akut. Sedangkan dari 8 (100%) responden menurut pola makan teratur sebanyak 1 responden (12,5%) yang menderita gastritis kronis dan 7 responden (87,5%) menderita gastritis akut. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Husada, 2009). Sakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa konsultasi ke dokter karena dianggap gangguan kecil. Gastritis kebanyakan di sebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makanan, frekuensi makan dan jumlah makannya. Pola makan pada penderita gastritis adalah makan sedikit-dikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Penderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah kue untuk menetralkan asam lambung (Okviani, 2011). Yang di maksud pola makan yang tidak teratur dalam penelitian ini adalah jika makan < 3 kali sehari dalam sehari dan penjegahan agar penyakit gastritis tidak kambuh adalah makan tiga kali sehari pagi, siang, malam dan hindari makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung yaitu terlalu pedis dan asam. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact di peroleh nilai p (0,107) > α (0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurminda Erna (2008) di Falkutas Kedokteran Universitas Andalas Padang yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan jenis gastritis pada remaja di SMKN 06 terhadap kejadian gastritis dapat dikarenakan adanya pola makan yang baik pada remaja telah mengetahui manfaat dari pola makan yang baik dan benar serta bahayanya apabila terserang penyakit gastritis. Berdasarkan analisis bivariat dapat diketahui bahwa ada responden yang pola makannya teratur tetapi menderita gastritis kronis dan ada responden yang pola makannya teratur menderita gastritis akut. Hal ini di sebabkan masih adanya pasien yang sudah menderita gastritis tetapi masik juga pola makanya tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur bisa menderita jenis gastritis kronis 50% dan gastritis akut 50%. Karena lebih banyak pasien yang menderita gastritis akut dari pada pasien yang menderita gastritis kronis yang didapat dari hasil penelitian di Puskesmas Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara.
8 Sehingga penelitian ini hasilnya tidak berhubungan. IV. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone sebagian besar pola makannya tidak teratur (80%), dan setengahnya (20%) pola makanya teratur tentang jenis gastritis. 2. Pasien yang berobat jalan di Puskesmas Bone-Bone lebih banyak menderita gastritis akut sebagian besar (57%), dan setengahnya (42%), menderita gastritis kronis. 3. Tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis gastritis dengan nilai p (0,107) > α (0,05). B. Saran 1. Di harapkan kepada petugas kesehatan Puskesmas Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara agar terus meningkatkan penanganan gastritis yang bersifat segera, tepat dan komprehensif terutama dalam memberikan pelayanan keperawatan. 2. Bagi institusi pendidikan, perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan pola makan dengan jenis gastritis dengan jumlah sampel yang lebih 33 besar, metode penilitian yang lain, serta mengikutsertakan variabelvariabel lain yang belum diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Bare Smeltzer, dkk. 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta. Dinkes. Makassar, 2011, Sepuluh penyakit Utama Di Kota Makassar, ( Penyakit Utama Di Kota Makassar Di 3 Tahun Makassar, diakses 15 Maret 2013). Depdiknas, 2001, Pengertian Pola Makan ( com /2008/0 /19/ pola-makan/, diakses 29 Agustus 2013). Edy Utomo, 2009, Dua Rahasia Mengatasi Sakit Maag Secara Permaneni, ( sakit-maag-dipicu-oleh-meningkatnyaasam-lambung), diakses 20 Maret 2013). Hidayat Alimul Aziz, 2008, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika, jakarta. Hidayat Alimul Aziz, 2009, Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Husada Syakira, 2009, Pola Makan, ( diakses 2 Maret 2013). Maulidiyah, 2006, Hubungan Antara Stres dan Kebiasaan Makan dengan Kejadian Gastritis, ( 132/jtp, diakses 15 Januari 2013). Nurminda Erna, 2008, Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja di SMKN 06 Padang, Fakultas Kedokteran. :
9 ( , diakses 30 Maret 2013). Okviani Wati, 2011, Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis, ( eperawatanpdf/ /bab1.pdf diakses 12 Maret 2013). Sudoyo W. Aru, dkk. 2009, Ilmu Penyakit Dalam, Internal Publishing, Jakarta. Syadam Gouzali, 2011, Memahami Berbagai Penyakit Pernapasan dan GangguanPencernaan, Alfabeta, Bandung. Shanty Meita, 2011, Penyakit Saluran Pencernaan, Kata Hati, Jogjakarta. Setiawan Habibi, 2009, Hubungan Minum Teh dengan Gastritis, ( diakses 14 Maret 2013). Tati Onsiana, 2010, Hubungan Antara Pola Makan dengan Kejadian Gastritis, ( diakses 15 Februari 2013). Uripi Vera, 2004, Menu Untuk Penderita Hepatitis dan GC, Jakarta. Gangguan Saluran pencernaan, Puspa Swara, Jakarta. Puji E, dkk Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9, Makassar.
10 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA ABDUL RAHMAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR MAKASSAR 2013
BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pola makan disuatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor budaya, agama/kepercayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan ketidakteraturan dalam pola makan misalnya makan terlalu banyak
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori
Lebih terperinciDewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN BERISIKO GASTRITIS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA WANITA USIA 20-44 TAHUN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS CILEMBANG TAHUN 2012 Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontinuitas tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Asuhan keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS REMBOKEN
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT DI PUSKESMAS REMBOKEN THE RELATION BETWEEN DIETARY HABIT AND STRESS WITH THE INCIDENCE OF GASTRITIS IN PATIENTS WHO SEEK
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA Syamsu Dwi Wahyuni (STIKes Buana Husada Ponorogo) Rumpiati (STIKes Buana Husada Ponorogo) Rista Eko Muji Lestariningsih (STIKes Buana Husada Ponorogo)
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai suatu keseimbangan atau suatu keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian diseluruh dunia, diantaranya
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO Maya Sinta Sumangkut Sefti Rompas Michael Karundeng Program Studi
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT GASTRITIS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT GASTRITIS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR ANGKATAN 2009 Muh.Yusbar 1, Suriyanti Hasbullah 2 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas
Lebih terperinciSatuan Acara penyuluhan (SAP)
Lampiran Satuan Acara penyuluhan (SAP) A. Pelaksanaan Kegiatan a. Topik :Gastritis b. Sasaran : Pasien kelolaan (Ny.N) c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab d. Media :Leaflet e. Waktu dan tempat : 1. Hari
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011 Rahmi Kurnia Gustin ABSTRAK Gatritis merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia adalah kumpulan gejala penyakit saluran cerna bagian atas yang mengenai lebih dari 29% individu dalam suatu komunitas dan gejalanya bervariasi pada setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN Deisy Octaviani 1 ;Ratih Pratiwi Sari 2 ;Soraya 3 Gastritis merupakan
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung yang paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya hanya berdasarkan
Lebih terperinciKEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia menurut kriteria Rome III didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang berlokasi di epigastrium, terdiri dari nyeri ulu hati atau ketidaknyamanan, bisa disertai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu sebuah studi pada sekelompok orang pada satu titik waktu untuk mengetahui hubungan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Sukarmin (2012) gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular. Penyakit asma telah mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indicator telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Adapun alasan pemilihan lokasi karena tersedianya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan seperti rasa penuh
Lebih terperinciKHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU Tumiur Sormin*, Yuliati Amperaningsih* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Typhoid Abdominalis atau sering disebut Thypus Abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multisistemik
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciKata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Oleh : SLAMET JULIYANTO Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3
345 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang September
Lebih terperinciKata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90
PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG Anita Puri, *, Suyanto, ** Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis atau lebih dikenal dengan istilah maag merupakan suatu keadaan peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu rasa tidak nyaman
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS
PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS Suryono, Ratna Dwi Meilani Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Gastritis adalah suatu penyakit akibat proses inflamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penyakit lambung/maag sudah banyak timbul di masyarakat dengan keluhan perut yang sakit, perih, atau kembung. Namun penyakit maag tidak seperti yang diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)
Lebih terperinciKata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Frisca Kalangie* Dina V. Rombot**, Paul A. T. Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Puskesmas Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai tanggal
Lebih terperinciGAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU
GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU HOSANA SISKA NIM I32112042 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar
ABSTRAK Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar Maya Felistine Fanghoy 1, Erfina 2, Sri Syatriani 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbulnya suatu penyakit berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah satunya gangguan pada
Lebih terperinci¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI PERAWATAN ANAK RSU LABUANG BAJI MAKASSAR Sukmawati Hasan 1, Alfiah A 2, St Nurbaya
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciJurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017
177 HUBUNGAN KONSUMSI KALSIUM DAN ORAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI DESA CURUNGREJO KECAMATAN KEPANJEN Titin Sutriyani D4 Kebidanan Universitas Tribhuwana Tunggadewi e-mail: titinsutriyani@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Teori Dispepsia Organik Dispesia Non Organik Dispesia Diagnosa Penunjang Pengobatan H. pylori Tes CLO Biopsi Triple therapy Infeksi
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014
386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014
http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty
Lebih terperinciTHE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA
THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciKeluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?
Faktor psikis atau kejiwaan seseorang bisa pula meningkatkan produksi asam lambung. Selain itu penyakit maag juga bisa disebabkan insfeksi bakteri tertentu, misalnya helicobacter pylori yang merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. R.
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. R. KOESMA TUBAN ( Relationship Between Diet with the Incidence Of Gastritis At Patients
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Defi Ratnasari Ari Murdiati*) Frida Cahyaningrum*) *)Akademi kebidanan
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciA n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49
A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR
Lebih terperinciMahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN KEPATUHAN IBU MEMBERIKAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA USIA 12 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG Frida Cahyaningrum 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciHUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G
HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu penelitian Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Tombulilato Kabupaten Bone Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang belum terselesaikan, dan terjadi peningkatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penanganan penderita penyakit Skizofrenia belum memuaskan terutama di negara berkembang, ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinci