BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Narasumber Menulis berita bagi wartawan adalah pekerjaan sehari-hari, dan selalu dilakukan selama status wartawan masih melekat pada diri mereka. Bagi seorang wartawan, terutama media cetak, gaya penulisannya biasanya dipengaruhi oleh media masing-masing. Karakterisktik dan ideologi dari medianya, hampir pasti menjadi napas dalam setiap tulisannya. Maka tulisan seorang wartawan biasanya akan selalu melekat, walau berganti-ganti media namun ada gaya yang tak mungkin hilang. Hal inilah yang bisa menjadi sumber data, untuk penelitian ini. Gaya penulisan yang selalu sama dan tidak berubah, bisa jadi mendadak hilang dan tulisan sang wartawan jauh berbeda dari kebiasaannya. Ada beberapa faktor yang bisa membuat wartawan, melupakan karakteristiknya sendiri. Salah satunya adalah adanya masukan, dari kawan sesama jurnalis berupa naskah berita yang diliput bersama-sama tapi belum sempat dibuat oleh dirinya sendiri. Hal inilah yang menarik untuk diteliti lebih jauh, untuk mencari tahu apakah dalam praktek jurnalistik kejujuran itu masih menjadi raja dan harus selalu dijunjung tinggi. Namun dalam pengamatan yang dilakukan di 3 koran lokal kota Solo, yaitu Solopos, Radar Solo, dan Harian Joglosemar, seringkali ditemukan kemiripan berita yang dimuat. Kemiripan muncul terutama di bagian Judul, sudut pandang berita, hingga kutipan wawancara. Tentu hal ini sangat menarik, mengingat media cetak seharusnya memiliki agenda setting yang berbeda satu sama lain, karena memang berbeda kepentingan dalam memuat satu berita. Namun dengan adanya kemiripan ini maka agenda setting yang dimiliki adalah sama dan tidak memiliki perbedaan dalam melakukan framing dari satu peristiwa yang pada akhirnya dimuat dalam koran. Penelitian ini melakukan wawancara, kepada mereka yang terlibat dalam proses produksi berita. Mereka diambil sebagai sampel, yang dianggap mewakili untuk menjawab pertanyaan penelitian yang utama, yaitu bagaimana proses produksi berita di media cetak dari mulai peliputan hingga naik cetak. Sampel terdiri dari enam orang, tiga orang posisi redaktur dan tiga orang posisi reporter. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dari dua orang pegawai humas, dari pemerintah kota Surakarta dan pemerintah kabupaten Karanganyar. Sampel dipilih untuk mewakili pihak komunikator dan komunikan, yaitu dari media massa dan pembaca Koran. Reporter dan redaktur

2 adalah orang yang paling berperan, atas produksi berita di media cetak. Tahapan produksi dilakukan oleh mereka, mulai dari lapangan hingga Koran naik cetak. Sedangkan pegawai humas pemerintahan, adalah orang yang setiap hari bertugas memilih dan memilah berita yang kemudian dibuat kliping. Tentu dengan pekerjaan ini, pegawai humas wajib membaca semua berita yang ada di koran-koran tersebut. Dengan demikian mereka adalah narasumber yang sangat kompeten, karena mengenal dengan baik karakter penulisan, serta adanya kemungkinan berita dengan sudut pandang dan penulisan yang sama. Mereka yang dipilih sebagai narasumber, adalah orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Bagi reporter, pengalaman bertugas di beberapa desk peliputan dan daerah. Redaktur tentu sebelumnya sudah pernah menjadi reporter, dan bertugas di lapangan. sementara pegawai humas sudah memiliki pengalaman bertahuntahun, dalam bekerja bersama wartawan. Tabel 4.1. Data Informan Penelitian No Nama informan 1 Ivan Indra Kusuma Usia Instansi Jabatan Pendidikan Masa kerja 38 Solopos Redaktur S1 13 tahun 2 Widi 33 Joglosemar Redaktur S1 8 tahun Purwanto 3 Gunawan 35 Jawa Pos Redaktur S1 10 tahun Radar Solo 4 Adi 26 Jawa Pos Reporter S1 3,5 tahun Prastyawan Radar Solo 5 Ario Bhawono 35 Joglosemar Reporter S1 8 tahun 6 Indah Septyaning Wardhani 7 Bambang Harjanto 32 Solopos Reporter S1 10 tahun 43 Pemkot Staf S1 18 tahun Surakarta Humas

3 8 Chomsya 45 Pemkab Kasi S1 10 tahun Nurhemi Karanganyar Humas 9 Wiwis Trisiwi 50 Pemkab Kabag S2 3 tahun Handayani Boyolali Humas dan Protokol B. Hasil Penelitian Pada saat kita membaca Koran lokal di Solo, dalam penelitian ini dipilih Solopos, Radar Solo, dan Joglosemar, tentu sering memuat berita yang sama. Terutama berita yang berpengaruh pada kehidupan warga di wilayah Solo Raya (Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Sragen, dan Boyolali), pasti ada kemiripan baik judul maupun angle atau sudut pandang. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa berita dengan lead atau kepala berita yang memiliki kemiripan. A. Berita harian Radar Solo dan Joglosemar di halaman daerah Wonogiri tanggal 25 Februari 2014 Judul Radar Solo: Pensiunan Bupati Sepakat Mediasi Lead: Sidang gugatan perdata para pensiunan PNS terhadap Bupati dan DPRD Wonogiri kemarin akhirnya digelar. Sebelumnya pada sidang perdana sempat gagal lantaran para tergugat tidak hadir. Dalam siding ini, akhirnya disepakati kedua belah pihak akan melakukan mediasi dulu untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Judul Joglosemar: Tahap Mediasi Pensiunan vs Bupati Pemkab Belum Beri Tanggapan Lead: Sidang gugatan perdata kasus kejahatan dalam jabatan yang menyeret Bupati Wonogiri dan 50 anggota DPRD Wonogiri, akhirnya jadi dilaksanakan, Senin (24/2). Pihak penggugat maupun tergugat sama-sama datang dalam sidang. Disepakati, kedua pihak menempuh jalur mediasi.

4 B. Berita harian Radar Solo dan Joglosemar di halaman daerah Boyolali tanggal 14 Maret 2014 Judul Radar Solo: Bupati Boyolali Didesak Mundur Lead: Kepemimpinan bupati Boyolali, Seno Samodro, kembali diusik. Seratusan warga yang menamakan dirinya Barisan Merah Putih Pengging (BMPP) menggelar aksi unjuk rasa, kemarin (13/3). Aksi demo itu mendapat kawalan ketat dari ratusan aparat Polres Boyolali. Karena berdasar informasi, aksi ini akan diikuti ribuan orang. Aksi tersebut bermula dari depan kantor Pemkab lama di jalan Merbabu. Setelah melakukan orasi, lantas melanjutkan perjalanan dengan tujuan komplek kantor terpadu Pemkab Boyolali di Kemiri. Namun mereka berhenti di depan Kejaksaan Negeri (Kejari) Boyolali, dan melakukan orasi. Judul Joglosemar: Rakyat Desak Seno Mundur Lead: Ratusan warga boyolali yang menamakan diri Barisan Merah Putih Pengging (BMPP) menggelar aksi unjuk rasa mempersoalkan kepemimpinan Bupati Boyolali, Seno Samodro, Kamis (13/3). Aksi demo dijaga ketat ratusan aparat kepolisian Polres Boyolali, mengingat info yang berkembang sebelumnya menyebutkan aksi unjuk rasa akan diikuti ribuan warga. Aksi demo diawali dari kompleks kantor Pemkab lama di jalan Merbabu kemudian berlanjut di Kejaksaan Negeri, dan berakhir di depan kantor Bupati yang baru di kompleks kantor terpadu Kemiri, kecamatan Mojosongo. Ini adalah contoh berita yang memiliki kemiripan satu sama lain, jika dilihat dari judul dan kepala berita. Walau sudah mengalami modifikasi, namun kedua berita tersebut memiliki kemiripan yang sangat jelas. Beberapa contoh lagi di bagian berikut, adalah berita-berita yang memiliki kemiripan, hasil dari pengamatan di 3 koran lokal di Solo.

5 B. 1. Contoh Berita Gambar 2. Koran Solopos

6 Gambar 3. Koran Joglosemar

7 Penulisan di kedua berita diatas menunjukkan bahwa ada kemiripan yang cukup besar. Namun hal ini membutuhkan adanya penelitian, dan juga penggalian informasi di kalangan para reporter dan juga redaktur. Gambar berikut akan menunjukkan kemiripan antara berita di tiga Koran di kota Solo. Berita tentang dampak erupsi gunung Merapi di kabupaten Boyolali menjadi salah satu temuan peneliti, saat membandingkan pemberitaan di harian Solopos dan Joglosemar edisi 8 Mei Dua Koran memuat berita yang sama, dengan judul yang sama, dan juga sudut pandang yang sangat mirip. Dalam potongan Koran pada gambar 1 dan 2 di halaman sebelumnya, terdapat dua berita di harian Solopos dan Joglosemar. Solopos memasang judul Warga 3 Dukuh Terancam Terisolasi, sedangkan Joglosemar memberi judul Tiga Dukuh Terancam Terisolasi. Dari judul bisa kita lihat bahwa ada kemiripan dalam pemilihan judul. Namun tentu hal tersebut tidak bisa menjadi penilaian, sebelum kita mulai membaca isinya. Solopos menuliskan beritanya sebagai berikut: Warga 3 Dukuh Terancam Terisolasi BOYOLALI-Warga di tiga dukuh di kecamatan Selo, terancam terisolasi jika erupsi Gunung Merapi terjadi. Sebab kondisi jalur evakuasi menuju wilayah tersebut sulit dan sempit. Camat Selo, Wurlaksana, mengemukakan dua dukuh di Desa Tlogolele, yakni Stabelan dan Takeran, masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III karena letaknya yang paling dekat dengan puncak Merapi, sekitar 3,5 kilometer. Dua dukuh tersebut juga terancam tertimpa longsoran dari puncak Merapi mengingat jaraknya paling dekat dengan puncak, ungkap Camat, didampingi Kasi Trantib, Subani, ketika diwawancarai wartawan, Rabu (7/5). Diakui Camat, pihaknya masih mengupayakan solusi agar warga setempat dapat dievakuasi dengan cepat jika terjadi bencana tersebut. hal itu mengingat jalur evakuasi menuju kedua dukuh tersebut cukup sulit dan sempit. Seperti jembatan gantung yang menghubungkan kedua dukuh tersebut. Jembatan terlalu sempit jika dilalui truk evakuasi, terang dia. Sedangkan satu dukuh lain yang juga terancam terisolasi manakala terjadi bencana adalah Dukuh Bangunsari, Desa Klakah. Beberapa waktu lalu, jembatan darurat pernah dibangun untuk akses dan jalur evakuasi bagi Dukuh Bangunsari. Namun saat ini kondisi jembatan tersebut rusak sehingga jalur evakuasi kini dialihkan. Tetapi jaraknya lebih jauh karena harus melalui Dukuh Sumber dan Dukuh Bakalan, baru tembus ke jembatan gantung Dukuh Sepi, tambah Subani.

8 Menyusul status Gunung Merapi yang dinaikkan dari aktif Normal menjadi Waspada beberapa waktu lalu, Camat menyatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan kepala desa (kades) se Kecamatan Selo terkait inventarisasi jumlah penduduk, jumlah hewan ternak, jumlah kendaraan yang bisa digunakan untuk evakuasi. Sampai jumlah [anak] balita dan kaum lansia [lanjut usia], kata dia. Inventarisasi Setelah pendataan, pihaknya akan memetakan kemana warga akan dievakuasi. Sosialisasi juga kami lakukan secara rutin, terutama untuk informasi akurat seputar kondisi Gunung Merapi selalu diberikan kepada warga melalui tim Siaga desa, imbuh dia. Selain menekankan agar warga desa senantiasa ekstra waspada, lanjut dia, pendekatan dilakukan melalui kearifan lokal. Kalau Merapi sedang bekerja, ita yang minggir. Tapi kalau Merapi sudah tenang, kami bisa kembali bekerja, ujar dia menandaskan. Pendekatan tersebut, menurut dia, dilakukan mengingat ada warga yang berpegang teguh terhadap keyakinannya sendiri. Warga meyakini, jika nanti warga harus pindah, Merapi akan memberi tanda. Terpisah, terkait perkembangan Gunung Merapi terkini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suyitno, mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya. Kami minta masyarakat tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah. Atau langsung menanyakan ke Pos pengamatan Gunung Merapi, kata Suyitno. Sementara itu berita di harian Joglosemar, menuliskan seperti dibawah ini: Tiga Dukuh Terancam Terisolasi BOYOLALI-Tiga Dukuh di lereng Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Selo, terancam terisolasi dan terancam longsoran dari puncak Merapi. Mengantisipasi ancaman bencana ini, Pemkab Boyolali terus memetakan potensi kerawanan sebagai langkah antisipasi bencana erupsi Merapi. Camat Selo, Wur Laksana menyebutkan, tiga dukuh tersebut yakni Dukuh Stabelan dan Takeran, Desa Tlogolele. Satu dukuh lainnya menurut Camat, yakni Dukuh Bangusari, Desa Klakah. Dua Dukuh di Tlogolele tersebut, berada sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi. Dukuh-dukuh tersebut rawan terisolasi karena jalur evakuasi ke sana cukup sulit dan sempit. Tak hanya itu, dua Dukuh ini juga rawan tertimpa longsoran dari puncak, terang Camat, Rabu (7/5).

9 Sedangkan, untuk Dukuh Bangunsari, wilayah ini rawan terisolasi saat bencana lantaran jalur evakuasinya juga sulit dilalui truk. Hal ini dikarenakan jembatan gantung yang menuju ke wilayah tersebut sempit. Selain itu, jalur terdekat menuju Dukuh tersebut sampai saat ini masih terputus. Kondisi jembatan darurat yang dibangun beberapa waktu silam, saat ini sudah rusak. Sehingga menurut Camat, pihaknya masih mencari solusi agar wargadapat dievakuasi dengan cepat saat bencana terjadi. Jalur evakuasi terpaksa dialihkan meski lebih jauh, yakni melalui Dukuh Sumber dan Bakalan, kemudian tembus di jembatan gantung Dukuh Sepi, Desa Jrakah, jelas Kasi Trantib Kecamatan Selo, Subani. Terkait antisipasi bencana, menurut dia saat ini pihaknya terus berupaya memetakan daerah rawan bencana maupun kondisi warga. Pendataan Terkait ini pihaknya sudah mengumpulkan seluruh kepala desa di Selo, dan memintanya untuk melakukan pendataan yang meliputi jumlah penduduk, khususnya Balita dan Lansia, jumlah hewan ternak, maupun jumlah kendaraan yang dapat digunakan untuk keperluan evakuasi. Selain itu pihaknya juga terus melakukan sosialisasi kepada warga dengan memberikan informasi-informasi terkait perkembangan Merapi secara akurat. Sosialisasi tersebut lanjut dia, dilakukan dengan menggerakkan tim siaga desa. Kami juga mengedepankan pendekatan kearifan lokal, karena warga lereng Merapi mayoritas masih berpegang teguh keyakinan setempat. Yang pasti kami imbau supaya warga selalu waspada bencana, imbuh dia. Dari dua berita diatas sangat terlihat banyaknya kemiripan dalam pemilihan judul, sudut pandang berita, serta pemilihan kalimat. Perbedaan mungkin hanya pada peletakan kalimat saja, namun secara keseluruhan jika kita membaca kedua berita tersebut, akan langsung terasa kemiripannya. Pemilihan kutipan wawancara hanya dibolak-balik, namun masih terlihat mirip. Berita berikutnya tentang pemilu legislatif di kabupaten Sragen. Dasar berita adalah adanya tuntutan penghitungan suara ulang yang dilontarkan oleh salah satu calon legislatif dari partai peserta pemilu. Berita dimuat di harian Solopos dan Joglosemar edisi 17 April Di harian Solopos, beritanya sebagai berikut, Caleg PKB Tuntut Penghitungan Ulang di Gesi SRAGEN-Calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Sragen nomor urut satu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 4 Sragen, Nashihul Anshori, 36, menuntut penghitungan ulang suara di Kecamatan Gesi.

10 Alasannya, menurut dia, ada indikasi penggelembungan suara untuk caleg tertentu di dapil yang meliputi wilayah Kecamatan Mondokan, Sukodono, Gesi, Jenar, dan Tangen tersebut. Kami menemukan terjadi sejumlah kejanggalan rekapitulasi suara di Dapil 4 utamanya di Gesi. Demi validitas hasil rekapitulasi suara, saya minta penghitungan ulang suara, kata dia ditemui wartawan di Sragen, Rabu (16/4). Kejanggalan hasil rekapitulasi suara, menurut dia, yakni ketidaksesuaian hasil rekapitulasi antarformulir. Hal ini menurut dia terjadi di TPS 7 Poleng dan TPS 7 Pilangsari, Gesi. Anshori juga menduga kejanggalan serupa juga terjadi di tempat-tempat pemungutan suara (TPS) lain. Yang juga parah, saksi kami mendapati kepala desa dan carik di Gesi membuka kotak suara pada Kamis [10/4] tengah malam. Ini jelas-jelas pelanggaran, ujar dia.dan seterusnya. Sementara di harian Joglosemar, sebagai berikut, Caleg PKB Tuntut Penghitungan Ulang SRAGEN- Calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Sragen dari PKB Dapil IV (Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan, Jenar), Nashihul Anshori menuntut dilakukan penghitungan ulang perolehan suara di tingkat TPS wilayah Dapil IV khususnya Kecamatan Gesi. Tuntutan itu dilontarkan menyusul indikasi banyaknya kejanggalan dan ketidak beresan rekapitulasi suara yang ditemukannya di sejumlah TPS di kecamatan tersebut. Ia mengaku menemukan kejanggalan di antaranya di TPS V Desa Pilangsari, Kecamatan Gesi di mana perolehan suara caleg PKB di bawahnya, Muslim, pada form C1 tertulis 140, namun di form D ditulis 14. Lalu di TPS Desa Poleng, perolehan suara Muslim yang pada form C1 di balai desa hanya mendapat dua suara, ternyata di form D dan di kecamatan tertulis mendapat 23 suara. Lantas, dua orang saksi dari partainya juga melaporkan memergoki Kades Poleng, Budiyono dan Sekdes Susilo membuka kotak suara di ruangan balai desa pada Kamis (10/4) malam atau sehari setelah pencoblosan.dan seterusnya.

11 Gambar 4. Koran Joglosemar

12 Gambar 5. Koran Solopos

13 Berita lainnya yang juga tingkat kemiripannya cukup banyak, adalah berita di Kabupaten Sukoharjo. Lagi-lagi harian Solopos dan Joglosemar, memuat berita yang cukup mirip. Kali ini tentang CPNS bermasalah, yang terbit tanggal 25 Maret Di harian Solopos, beritanya seperti berikut ini BKD Usut Dugaan Pemalsuan Data CPNS K2 SUKOHARJO-Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sukoharjo bakal mengecek ulang dokumen calon pegawai negeri sipil (CPNS) hasil seleksi dari kalangan tenaga honorer kategori II (K2). Hal itu menyusul adanya indikasi pemalsuan dokumen oleh salah satu peserta seleksi berinisial Mj asal Kecamatan Bulu. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sukoharjo, Joko Triyono, mengatakan akan meneliti dokumen kelengkapan data milik Mj. Dia menjelaskan pemeriksaan akan dilakukan dari bawah mengingat BKD hanya menerima berkas yang sudah selesai dan lengkap. Surat Keputusan (SK) pengangkatan Mj sebagai guru wiyata bakti (WB) sebuah sekolah di Bulu diragukan karena pada saat yang sama Mj juga berstatus kepala desa. Untuk itu pihaknya akan menerjunkan petugas ke lapangan guna mengecek kemungkinan adanya pemalsuan. Kepala sekolah tempat dia bekerja sebagai tenaga honorer atau guru WB serta Dinas Pendidikan akan kami mintai keterangan, ungkap Joko kepada wartawan, Senin (24/3). Dia menilai pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan megetahui dan memiliki peran penting, karena Mj bekerja dibawah mereka. Joko mengatakan data dalam pemberkasan tenaga honorer K2 yang lolos seleksi CPNS harus bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu, mereka wajib menyertakannya dengan benar. Kalau ada pelanggaran, seperti pemalsuan jelas sanksinya pidana dan diproses hukum, papar dia. Dia mengaku belum menerima laporan resmi dari pihak yang menemukan kasus pemalsuan data itu. Tetapi Joko berjanji tetap akan menerjunkan petugas ke lapangan. Proses Pidana Sementara itu, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan indikasi pemalsuan data tenaga honorer berinisial Mj harus diteliti dengan seksama. Jika benar, pihaknya siap mengambil tindakan tegas dan sanksi berat. Kalau perlu sebelum menjadi masalah umum, lebih baik tenaga honorer yang diduga memalsukan data harus mengundurkan diri, tegas Wardoyo, ketika ditemui di Sukoharjo, Senin.

14 Menurut dia, jika Mj diterima menjadi CPNS, dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan dari tenaga honorer yang lain. Selain itu, papar dia, Mj juga harus ikut mempertanggungjawabkan dengan proses pidana. Bupati menjelaskan kunci persoalan ini ada di Dinas Pendidikan dan sekolah tempat tenaga honorer tersebut bekerja. Mereka harus menjelaskan secara mendetail soal SK tersebut. Wardoyo juga tidak habis pikir dengan dugaan rangkap jabatan Mj. Karena dengan demikian terjadi dobel anggaran. Terpisah, Ketua Komisi I DPRD Sukoharjo, Suryanto, mengatakan kasus ini harus ditangani secara serius. Pelanggaran tersebut harus diusut tuntas agar tidak terjadi masalah lebih besar lagi. Harus ada tindakan tegas dan Pemkab Sukoharjo wajib melakukan itu, kata Suryanto. Sementara di harian Joglosemar, BKD Selidiki CPNS K2 Bermasalah SUKOHARJO-Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sukoharjo akan menyelidiki kebenaran dokumen tenaga honorer Kategori 2 (K2) yang diduga melakukan pemalsuan dokumen kepesertaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pasalnya, ditemukan seorang Kepala Desa (Kades) yang juga tercatat sebagai guru honorer K2 di salah satu SMAN yang berinisial MJ. Padahal, guru tersebut telah menjabat sebagai Kades dua periode dari tahun 1998 sampai 2012, sehingga diduga memiliki dua Surat Keputusan (SK) sebagai Kades dan guru Wiyata Bakti (WB). Kami akan menyelidiki permasalahan tenaga honorer K2 ini. Kami juga minta agar kepala sekolah yang menerbitkan SK tersebut turut mengecek keabsahan dokumen, ujar Kepala BKD Sukoharjo, Joko Triyono, Senin (24/3). Dijelaskan, jika yang bersangkutan benar-benar terbukti dalam pemalsuan data maka BKD akan mencoret. Dia juga menyebutkan kalau pemalsuan dokumen ini sudah masuk ke ranah kriminal. Sementara itu, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyatakan jika kasus ini harus segera ditelusuri dan jika benar terjadi maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri. Karena pastinya akan menjadi kecemburuan sosial bagi tenaga honorer lainnya. Saya minta agar Dinas Pendidikan bersikap untuk masalah tersebut dan harus saling menyadari. Ini juga untuk mengantisipasi adanya dampak pidana dan mundur jika ini benar, katanya. Wardoyo menambahkan, pastinya jika itu benar terjadi maka akan terjadi dobel anggaran. Dimana sudah mendapat tunjangan honor menjadi kepala desa tapi di lain sisi menerima gaji sebagai guru. Bahkan juga dipertanyakan kinerjanya antara Kades dan guru., pembagiannya seperti apa untuk tugas-tugasnya.

15 Gambar 6. Koran Solopos

16 Gambar 7. Koran Joglosemar

17 Gambar 8. Koran Joglosemar

18 Gambar 9. Koran Radar Solo

19 Dari 2 berita diatas bisa dilihat kesamaannya setelah kita mulai membaca lead atau kepala berita. Dari sisi judul memang tidak sama persis, namun esensinya memang terbilang cukup mirip. Kita simak lead dari kedua berita diatas. Berita di Radar Solo, 6 Mei 2014 Unas Diperketat, Materi Diganti KOTA-Hari pertama ujian nasional (unas) tingkat SMP di Karanganyar, diwarnai penggantian soal ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia oleh pengawas. Kondisi ini pun langsung menuai kritik. Kalangan dewan menuding pelaksanaan unas amburadul sehingga terjadi kesalahan. Anggota DPRD dari Komisi IV, Romdloni menjelaskan, kekeliruan soal unas tingkat SMP terjadi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Yakni soal yang ada kop dari Kementerian Pendidikan diganti dengan soal yang tidak ada kopnya. Hal ini cukup membingungkan para peserta. Kenapa bisa terjadi hal semacam ini, motifnya apa? Pelaksanaan unas amburadul, tidak jelas. Siswa jadi kebingungan, terang Romdloni, kemarin. Sementara di harian Joglosemar edisi 6 Mei 2014 Lembar Soal UN Diganti Secara Mendadak KARANGANYAR-Hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP/ MTs di Karanganyar, Senin (5/5), diwarnai sejumlah kejanggalan. Salah satu kejanggalan yang ditemui adalah di sejumlah sekolah terjadi pergantian lembar soal Bahasa Indonesia secara mendadak setelah dibagikan kepada siswa. Anggota Komisi IV DPRD Karanganyar, Romdloni mengatakan pihaknya menerima laporan adanya penggantian lembar soal UN di hampir seluruh sekolah. Setelah lembar soal dibagikan kepada siswa, tiba-tiba pengawas mengganti soal baru yang diketahui tanpa kop. Ini menunjukkan pelaksanaan UN amburadul. Siswa jelas jadi kebingungan karena hal ini, katanya. Dari kedua berita diatas bisa dibaca, bahwa kemiripan memang tidak seratus persen. Namun jika kita membaca kedua berita tersebut secara berulang, teruma di bagian laead atau kepala berita, kemiripan akan terasa. Ditambah lagi pengambilan petikan wawancara narasumber, yang sebenarnya sama namun terlihat ada pemotongan kata untuk menghilangkan kesan mirip. Selain kemiripan pada lead, masih ada berita yang mirip dalam hal pengambilan sudut pandang atau angle. Hal ini bisa terlihat di berita segmen ekonomi, yang dimuat di harian Radar Solo dan Solopos. Selain sudut pandang yang sama, narasumber pun sama. Tentu hal ini bukan kebetulan, karena di satu pasar tidak mungkin hanya ada satu orang pedagang untuk komoditas tertentu. Dua orang yang diwawancara oleh reporter Radar Solo dan Solopos adalah orang yang

20 sama, dan diambil jawaban yang sama untuk berita tersebut. namun di Radar Solo tidak menggunakan tanda kutip, saat menulis hasil wawancara. Sedangkan Solopos mengutipnya, dengan memberi tanda bahwa itu pernyataan narasumber. Judulnya juga berbeda, satu mengambil angle pembeli sementara yang lain mengambil angle pedagang. Namun isi dan sudut pandangnya sama, dengan penjabaran yang sangat mirip. Kesamaan sangat terlihat di paragraf terakhir masing-masing berita, saat membahas penjualan cabai di waktu mahal dan murah. Untuk lebih jelasnya bisa disimak dalam berita sebagai berikut.

21 Gambar 10. Koran Radar Solo

22 Gambar 11. Koran Solopos

23 Harian Radar Solo, 7 Mei 2014 Harga Cabai Rawit Anjlok, Pembeli Lesu BOYOLALI-Setelah sempat melonjak beberapa waktu lalu, harga cabai kini turun drastis. Penyebabnya, stok yang melimpah, lantaran beberapa waktu lalu di kawasan lereng Gunung Merapi mengalami panen raya cabai. Kondisi ini sangat dikeluhkan para pedagang cabai di Pasar Sayur Cepogo. Pantauan Radar Solo kemarin (6/5), harga cabai merah besar saat ini sekitar Rp per kilogram. Padahal, beberapa waktu lalu harga cabai itu sempat mencapai Rp 30 ribu Rp 35 ribu per kilogram. Tergantung dari kualits cabainya. Sementara harga cabai rawit merah, para pedagang menyebutkan berkisar Rp 12 ribu. Padahal cabai favorit ini harganya paling tinggi, yakni sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit hijau harganya lebih menyedihkan lagi. Untuk cabai rawit hijau, saat ini dijual dengan kisaran harga Rp 6000 per kilogram. Sedangkan harga sebelumnya mencapai Rp 25 ribu per kilogram. Harga cabai hijau besar saat ini Rp 6000 per kilogram. Harga sebelumnya Rp 12 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogram, ungkap Suyekti, 50, seorang pedagang cabai Pasar Sayur Cepogo. Dia mengaku tidak mengetahui pasti penyebab anjloknya harga cabai. Namun, untuk saat ini stok cabai sangat melimpah. Awal tahun ini, harga cabai sempat melonjak. Tetapi jumlah pembelinya juga banyak. Namun sekarang, harga cabai anjlok, pembelinya juga berkurang. Senada disampaikan pedagang cabai yang lain, Muryati, 50. Dia juga merasa heran anjloknya harga cabai itu. Sebab, saat cabai harganya melambung, penjualan justru lebih cepat. Saat harga cabai beberapa waktu lalu sempat mahal, dirinya bisa menjual rata-rata dua hingga tiga kuintal cabai per hari. Saat harganya anjlok, justru hanya bisa terjual rata-rata satu kuintal per hari. Harian Solopos, 7 Mei 2014 Harga Cabai Terus Anjlok, Pedagang Waswas CEPOGO-Harga komoditas cabai di Pasar Sayur Cepogo, Kabupaten Boyolali, selama beberapa hari terakhir ini rata-rata anjlok. Padahal harga cabai pada awal tahun ini sempat melambung tinggi. Berdasarkan pantauan harga cabai hingga Selasa (6/5), harga cabai merah besar saat ini sekitar Rp5.500/kilogram (kg) dari harga semula yang mencapai Rp Rp35.000/kg. Sementara harga cabai rawit merah saat ini sekitar Rp12.000/kg dari harga sebelumnya yang sempat mencapai Rp Rp50.000/kg.

24 Sedangkan untuk cabai rawit hijau, saat ini dijual kisaran Rp6.000/kg dari harga sebelumnya yang mencapai Rp25.000/kg. harga cabai hijau besar saat ini sekitar Rp6.000/kg dari harga semula yang berkisar Rp Rp16.000/kg. Kondisi tersebut diakui kalangan pedagang cabai di Pasar Sayur Cepogo. Salah satunya, Suyekti, 50, yang mengaku tidak mengetahui penyebab pasti anjloknya harga jual cabai tersebut. Tidak tahu kok sekarang harganya turun drastis. Dulu sempat naik tinggi, tapi pembelinya masih banyak. Justru saat harganya turun sekarang ini, penjualan agak berkurang, tutur Suyekti ketika ditemui wartawan di sela-sela aktivitasnya, Selasa. Hal senada disampaikan pedagang cabai lainnya, Muryati, 50. Muryati juga mengaku heran. Sebab saat cabai harganya melambung, penjualan justru lebih cepat. Saat harga cabai beberapa waktu lalu sempat mahal, dia mengaku bisa menjual rata-rata dua kuintal hingga tiga kuintal cabai per hari. Sementara saat harganya anjlok, justru hanya bisa bisa terjual rata-rata satu kuintal per hari. Saat harganya mahal, malah banyak yang beli, jualnya juga lebih cepat, tandasnya. B.2. Kemiripan Berita Kemiripan berita memang tidak akan disadari, bagi kita yang membaca Koran secara acak. Namun bagi mereka yang tugasnya memilih dan memilah berita yang cetak, tentu kemiripan ini akan mudah diketahui. Salah satu profesi yang bisa melakukannya, adalah pranata humas di pemerintah daerah. Mereka bertugas untuk memilih berita, yang nantinya akan dikliping untuk kebutuhan dokumentasi dari pemerintah. Para petugas ini menjadi narasumber yang penting, dalam penelitian ini. Salah satu pranata humas yang diwawancarai, adalah Bambang Harjanto, yang bertugas di Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Surakarta. Tugas pokoknya terangkum dalam wawancara sebagai berikut, Ya setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemkot itu kita kliping. Baik yang ada kaitannya dengan politik, pembangunan, dan ekonomi yang ada hubungannya dengan balaikota itu kita kliping. Apakah ada kriteria pemilihan berita yang dikliping? Enggak, yang kaitannya dengan pemerintahan, baik buruk tetap kita kliping. Pekerjaan yang membuat para petugas pranata humas ini berkutat dengan Koran, justru bisa menjadi narasumber yang berguna dalam penelitian ini. Karena dibandingkan pembaca

25 Koran kebanyakan, mereka wajib untuk membaca semua berita di media cetak yang ada di kota Solo. Kesamaan-kesamaan berita yang mereka temukan, berlangsung hampir setiap hari. Dan biasanya berita yang mirip adalah berita seremoni, namun ada juga berita kejadian yang memiliki kesamaan. Biasanya dalam tugas sehari-hari, petugas bagian humas ini juga akan membaca berita satu persatu, tidak hanya yang akan dikliping saja. Dari sini mereka bisa melihat, adanya kemiripan baik dalam hal judul, sudut pandang berita, narasumber, kutipan, hingga kemiripan kata per kata. Peneliti juga melakukan wawancara kepada Wiwis Trisiwi Handayani, yang merupakan Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Wiwis mengatakan bahwa pekerjaannya di Humas membuat setiap hari harus berkutat dengan Koran dan berita. Tentu saja sebagai seorang kepala bagian, Wiwis juga berinteraksi dengan wartawan yang selalu melakukan produksi berita di Press Room yang ada Setda Kabupaten Boyolali. Berikut hasil wawancara dengan Wiwis, terkait kemiripan berita. Apakah ada kemiripan berita yang anda baca di Solopos, Radar Solo, dan Joglosemar? Sering, pernah Kalau judul rata-rata mungkin mereka punya editor sendiri, jadi punya sense dalam penuangan kata mungkin masing-masing ya. Seperti Solopos, mungkin dia berpikir bad news is a good news seperti itu. Sehingga materi kata-kata yang mungkin eee ada di pihak saya mungkin rugi begitu ya, tapi bagi mereka itu sesuatu yang menjanjikan untuk dibaca..monggo sah-sah saja, dan saya tidak pernah mengkoreksi itu. Dan di Radar Solo mungkin punya berita yang judul beritanya dibuat menarik. Saya melihatnya ketiga-ketiganya itu punya kalau masalah substansi, karena berita itu sama, narasumbernya juga sama, kemudian bisa saja itu teman-teman juga share satu sama lain, saya pikir itu substansinya sama ya. Tapi mungkin teman-teman editor dari tiga media ini yang punya rasa untuk menuangkannya biar menarik, bagaimana itu beda-beda. Tetapi secara substansi itu sama lah pemberitaan itu. Jadi secara judul bisa berbeda, tapi isi berita sama saja hanya diolah sehingga terkesan beda. Namun jika dibaca dengan seksama, kemiripan akan sangat terlihat. Dan terkait media apa saja yang sering ditemui kemiripannya, dari hasil pengamatan Wiwis semuanya memiliki kemiripan.

26 Ya itu tiga-tiganya. Saya itu membandingkannya eee..solopos, Joglo, Radar, saya tidak melihat ke person ya, nanti saya bias. Karena begini, bahasa itu biasanya mereka..teman-teman ya, sama begitu lho. Jadinya porsinya, sama lah mereka. Persentase kemiripannya berapa? Mm, maksudnya ini kok contek mencontek gitu? Yaaa kalau saya boleh ngomong yaaa tujuh puluh lima persen. Sebagai seorang kepala bagian Humas dan Protokol, Wiwis setiap saat berinteraksi dengan wartawan dan memperhatikan saat para wartawan memproduksi berita. Wiwis mengamati bahwa kebiasaan saling berbagi naskah antar wartawan, adalah hal yang biasa dan lumrah. Yang saya tahu seperti itu, karena teman-teman itu kalau..mereka mungkin mutualisme, dan saya memaklumi. Memakluminya seperti ini, mereka kan satu orang..ada target dari pihak redaksi dia harus punya beberapa berita. Padahal kalau peristiwa, ada kecelakaan disana, ada kejadian longsor, ada kejadian disini, sehingga mereka biasanya yang sudah menetap disini, ketoke itu berbagi, kamu kesana cari berita ini, kamu kesini cari berita ini, sehingga nanti mereka berkumpul dan saling share. Saya pikir mungkin seperti itu, ke merekanya. Hal ini juga disadari oleh Chomsya Nurhemi, Kepala Seksi Humas di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karanganyar. Chomsa setiap hari selalu membuat kliping berita yang termuat di sejumlah Koran di Solo Raya. Dan Solopos, Radar Solo, dan Joglosemar adalah Koran yang juga menjadi target kliping. Menurut Chomsya, ketiganya memiliki kategori yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Media cetak yang kami pilih Suara Merdeka, Jawa Pos, Solopos, sama eee.. Joglosemar. Karena segmen pembacanya banyak, otomatis kan kalau pembacanya banyak berarti informasi bisa diterima secara luas. Dan itu beritanya juga ringan, untuk masyarakat bawah juga bisa menerima. Jadi informasi bisa masuk. Dalam membuat kliping, Chomsya selalu membaca satu persatu berita yang akan dikliping. Aktivitas ini membuatnya menyadari, adanya kemiripan berita antara satu media dengan yang lainnya.

27 Kadang ada berita seperti itu. Jadi judul hampir sama juga ada, tapi isinya tidak sama seratus persen. Beritanya itu sama, Cuma tidak plek enggak. Jadi ada, jadi..judul itu pernah juga sama tapi berita didalamnya beda. Ya pernah juga, tapi kan nggak mungkin sama plek, tapi ada sedikit-sedikit, ada variasi-variasi dari berita itu. Dan menurut pengamatan Chomsya, media cetak yang seringkali ditemukan kemiripan berita adalah Solopos dan Joglosemar. Delapan puluh persen. Koran yang sama antara Solopos dengan Joglosemar, kadang Solopos dengan Radar Solo juga. Yang paling sering dari tiga itu, antara Solopos dengan Joglosemar. Maka hasil dari penelitian di 3 koran lokal kota Solo, menemukan adanya kemiripan di bagian Judul, kepala berita, narasumber, serta kutipan wawancara. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada modifikasi yang dilakukan oleh penulis berita, yang membuat berita seolah-olah tidak memiliki kesamaan. Apabila dicermati dan dibaca dengan teliti, kemiripan tersebut tidak hilang walaupun sudah ada modifikasinya. Lebih jelasnya setelah dilakukan wawancara dengan petugas humas di Pemerintah Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten Karanganyar, dan Pemerintah Kota Surakarta, kemiripan tersebut memang benar dan bisa dibuktikan secara nyata.

28 Untuk menunjukkan hasil dari pengamatan ini, maka bisa dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.2. Kemiripan Berita Media Kemiripan yang ditemukan pada bagian: Judul Lead Kutipan Wawancara Narasumber Solopos + Radar Solo Solopos + Joglosemar Radar Solo + Joglosemar Solopos + Radar Solo + Joglosemar Dalam tabel terlihat jelas bahwa kemiripan berita yang paling banyak ditemukan antara Solopos dengan Joglosemar. Kemiripan terlihat dari kliping koran yang sudah dijelaskan sebelumnya, dan kemiripan tersebut terjadi di semua aspek yang ada dalam satu berita. Sudut pandang berita pun menjadi sama satu sama lain, dan ini membuat informasi yang disampaikan terkesan satu pilihan saja karena tidak ada koran yang menampilkan berita sama dari sudut pandang yang berbeda. Disini terlihat bahwa agenda setting yang sedari awal sudah menjadi pilihan dari masing-masing redaksi, justru tidak bisa dilihat lagi perbedaannya. Padahal media massa seharusnya memiliki agenda setting masing-masing, agar pembaca memiliki banyak pilihan dan referensi.

29 B.3. Produksi Berita Cetak Setelah mendapatkan data berupa kemiripan berita di 3 koran lokal kota Solo, dilakukan sejumlah wawancara terhadap para redaktur dari tiga Koran lokal di Kota Solo yang menjadi obyek penelitian. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses produksi berita di media cetak dari awal hingga akhir, sehingga bisa diketahui kenapa ada kemiripan berita yang ditemukan. Produksi berita media cetak ini tentu melalui beberapa proses, mulai dari peliputan, pengetikan, penyuntingan, hingga naik cetak. Proses ini cukup panjang, dengan berbagai tingkat kesulitan. Penulisan berita tidak seperti penulisan-penulisan yang lain, karena berita media massa memiliki dampak yang luar biasa bagi siapapun yang ada didalamnya. Prosesnya harus hati-hati, berimbang, tidak ada intervensi, dan jujur. Reporter di lapangan bertugas untuk memproduksi berita, dengan melakukan peliputan, wawancara di lapangan, dan juga melakukan sejumlah konfirmasi dan pencocokan data. Hal ini terdengar sederhana, namun tidak mudah untuk dilakukan. Kesulitan ini dialami oleh semua reporter, saat melakukan peliputan. Tingkat kesulitan berbeda, tergantung jenis berita apa yang diliput. Seperti yang dikatakan Adi Prastyawan, reporter Jawa Pos Radar Solo. Kalau kesulitan pasti ada, khususnya untuk berita-berita yang sifatnya news indepth, dalam arti berita yang butuh..eee..pendalaman materinya, misalnya narasumber yang sulit dicari, bahkan ketika ada bentrokan kepentingan dengan narasumber pasti narasumber tersebut akan bereaksi, bisa memprotes bahkan bisa mengancam, mengintimidasi, dan sebagainya. Salah satu kendala yang pernah saya alami itu, intimidasi. Dengan resiko seperti ini, tentu tanggung jawab dari sebuah pemberitaan sangat berat. Berita yang termuat didalam media massa, bisa menciptakan opini publik, menyeret emosi pembaca terhadap satu masalah, dan pada akhirnya bisa menimbulkan dampak meluas. Reporter di lapangan dituntut untuk jeli dalam melihat satu permasalahan, bisa menempatkan posisi dirinya ditengah, tidak terpengaruh oleh apapun juga, dan bisa obyektif dalam menilai satu kasus. Tentu membutuhkan dedikasi dan juga konsentrasi dalam melakukan pekerjaan ini. Setelah melakukan peliputan di lapangan, reporter masih harus melakukan pengetikan berita. Dimasa lalu pengetikan harus dilakukan di kantor, atau di media center yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah. Pengetikan menggunakan mesin ketik, hingga akhirnya

30 berkembang dengan menggunakan komputer. Berita kemudian diserahkan dalam bentuk hasil ketikan diatas kertas, ataupun dicetak dengan printer. Penyerahan dilakukan secara langsung, ke kantor redaksi masing-masing. Dimasa kini pengetikan berita jauh lebih mudah dan cepat, dengan menggunakan laptop atau komputer jinjing, dan juga menggunakan telepon seluler pintar atau smartphone. Penyerahan berita juga sangat mudah dan cepat, dengan menggunakan surat elektronik atau . Namun kemudahan-kemudahan ini juga diimbangi, dengan semakin beratnya tuntutan dari setiap redaksi. Reporter dituntut untuk semakin produktif dalam menghasilkan berita, namun dibebani tenggat waktu yang cukup sempit untuk melakukan berbagai konfirmasi dan juga pencarian data. Apakah hal ini kemudian membuat para reporter mencari cara, untuk memenuhi target dari redaksi? Salah satu cara yang mudah, adalah berbagai naskah berita dengan reporter media lain. Tentu dengan harapan bahwa reporter yang lain, juga akan melakukan hal yang sama. Di kalangan wartawan Solo, naskah berita dari teman tersebut lazim disebut dengan naskah Bandeman. Adi Prastyawan mengakui adanya hal ini, Ya pernah mas, kalau semacam itu pernah. Cuma dari kantor saya sendiri ditekankan, meskipun kita melakukan peliputan bersama, minimal ada satu poin, satu angle yang lebih ee..lebih menarik, yang bisa dijadikan unggulan. Apalagi sesuai dengan jargonnya Koran saya sendiri kan selalu ada yang baru. Disitu kita dituntut untuk lebih maju dalam pengambilan angle, jadi meskipun liputan bareng kita sebisa mungkin mencari angle-angle yang unik atau angle-angle yang lebih maju gitu. Apakah diperbolehkan menerima kiriman naskah seperti itu? Kalau dari redaksi tidak diperbolehkan semacam itu mas, ya sebisa mungkin harus datang sendiri. Cuma karena ada faktor-faktor kesulitan di lapangan yang mengharuskan kita untuk meminta, ya terpaksa kita minta. Terbatasnya waktu juga membuat reporter yang menerima bandeman ini tak jarang tidak mengedit dengan baik naskah yang diterimanya. Edit seperlunya kemudian langsung dikirim ke redaksi, sudah menjadi hal yang dimaafkan ketika tenggat waktu semakin mendesak. Dalam wawancara dengan reporter harian Joglosemar, Ario Bhawono, peneliti mencoba menanyakan tugas dan kewajiban seorang reporter dalam memproduksi berita di lapangan. salah satu kendala yang ditemui, adalah luasnya cakupan wilayah peliputan. Terkadang dalam satu

31 hari, ada dua peristiwa atau agenda yang waktunya bersamaan. Hal ini membuat para reporter di lapangan, harus pandai dalam mengatur strategi. Maka tak jarang mereka berbagi tugas, untuk melakukan peliputan di beberapa tempat yang waktunya bersamaan. Berikut kutipan wawancara dengan Ario Bhawono, yang pertama soal kendala peliputan, Teknis di daerah sendiri itu lebih ke area, rentang areanya kan terlalu luas dan di media kan ada beberapa macam, kalau media lokal kan kecenderungannya kan keterpenuhan halaman, jadi ada target berita. Agar setiap halapan terisi cukup berita, maka semua wartawan diberi target berita minimal empat berita sampai lima berita plus foto. Sementara kejadian atau peristiwa atau sumbersumber berita di daerah kan cukup luas aspek geografis wilayah sangat mempengaruhi, jadi kendala utamanya disitu itu. Dengan demikian jelas bahwa jumlah reporter yang hanya satu, kesulitan untuk mencakup seluruh wilayah peliputan. Seperti di kabupaten Boyolali misalnya, terdapat 19 kecamatan dengan 267 desa dan kelurahan. Bisa dibayangkan dengan luasnya wilayah, seorang reporter harus berpindah-pindah lokasi liputan, terkadang dalam waktu yang bersamaan dan harus terliput semua. Ario mengatakan, hal ini terkadang membuat reporter harus bisa mencari solusi. Salah satunya dengan berbagi tugas liputan, dimana hasilnya akan dibagi kepada seluruh wartawan yang bertugas di Boyolali. Walau begitu, hal ini terkadang menjadi rahasia bagi para wartawan, Kalau mau dikatakan off the record, ini sudah menjadi rahasia umum. Kalau di daerah kan kendalanya adalah wilayah, dengan eee..kadang-kadang kan kejadian itu bersamaan. Dengan daerah yang satu reporter harus menjangkau luasnya wilayah kan tidak bisa terpenuhi, otomatis pernah juga sih share informasi, narasumber, atau share naskah...pernah juga ee membina hubungan di lapangan. Tentunya harus ada konfirmasi ulang, untuk kesahihan berita itu sendiri. Di redaksi, para redaktur memiliki peran penting untuk menyaring berita kiriman reporter di lapangan. mereka bertugas untuk memastikan berita yang dikirim sudah benar, memenuhi kaidah jurnalistik, dan juga memiliki gaya khas dari media tempat mereka bernaung. Salah satu redaktur harian Solopos, Ivan Indra Kusuma, menjelaskan tentang apa tugas dari redaktur lewat wawancara sebagai berikut,

32 Jadi eee, peran redaktur itu sebenarnya yang pertama adalah untuk menyunting berita. Berita yang masuk dari reporter ke redaksi akan diedit oleh redaktur. Tidak hanya mengedit, tapi juga menyelaraskan bahasa dan juga menyelaraskan tentang gaya bahasa yang kami gunakan. Khususnya Di solopos kita punya gaya bahasa sendiri. Nah itu nanti berita-berita dari reporter itu yang akan kita edit, kita sunting menyesuaikan gaya bahasa di Solopos. Termasuk juga penyesuaian atau pengecekan akurasi, karena biasanya teman-teman reporter ada yang kurang akurasinya, datanya kurang. Nah peran dari redaktur disini adalah untuk meminta kelengkapan akurasi data, kemudian mungkin juga terkait dengan kekurangan narasumbernya, itu yang dilakukan redaktur. Redaktur akan meminta kepada reporter untuk melengkapi, biasanya seperti itu. Dengan tugasnya ini, para redaktur memiliki porsi tugas yang cukup penting. Dan salah satu tugasnya adalah memastikan bahwa tulisan reporternya, bukan merupakan plagiat yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh redaksi. Pada prinsipnya berita yang diterima oleh redaksi, akan diperiksa secara menyeluruh. Bukan saja memastikan bahwa unsur 5W 1H telah terpenuhi, tapi juga memastikan bahwa berita tersebut tidak tendensius, memihak, memiliki tujuan untuk mendukung kepentingan pihak tertentu, dan yang paling penting dibuat dengan jujur. Ivan menjelaskan dalam wawancara berikut, mengenai aturan yang harus ditaati oleh setiap reporter, Untuk aturan memang dari awal, ketika reporter masuk di perusahaan Solopos, kita sudah mengingatkan bahwa mereka bekerja sebagai seorang jurnalis yang profesional. Profesional artinya jurnalis yang independen, tidak memihak pada salah satu kepentingan, tidak memihak pada salah satu kelompok. Jadi ketika mereka membuat berita, otomatis mereka harus berusaha membuat berita secara berimbang. Independen artinya mereka tidak boleh dipengaruhi oleh salah satu kubu, atau salah satu pihak. Misalnya pihaknya tertentu mungkin memberikan semacam gratifikasi, nah itu tidak diperbolehkan dalam aturan di Solopos. Dan terkait dengan saling berbagi naskah, Ivan menjelaskan bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Karena penulisan berita pada dasarnya harus dilakukan sendiri oleh reporter.

33 Pada prinsipnya jurnalis itu kan tidak boleh menjiplak atau plagiat, intinya kita harus membuat berita berdasarkan pemikiran kita sendiri. Persoalan ada informasi kejadian atau peristiwa itu boleh saja kita berbagi. Tapi dalam hal penulisan, kita dilarang. Jadi reporter harus membuat karya sendiri dari awal sampai akhir. Persoalan dia mendapatkan informasi dari teman media lain itu tidak masalah. Atau dia mendapat informasi sepanjang berita itu bersifat umum dan media lain tahu, itu tidak masalah. Namun hal ini ternyata tidak terjadi di lapangan, karena bagi reporter praktek saling tukan naskah berita tersebut bukanlah satu masalah. Mereka mengaku hal tersebut sah, apabila diikuti dengan konfirmasi kepada narasumber yang bersangkutan. Seperti yang dikatakan oleh Indah Septyaning Wardani, reporter harian Solopos, Diperbolehkan, asal kita harus mengkonfirmasi ulang ke narasumber yang bersangkutan. Misalnya kita menerima bandeman dari teman, ada berita ini, kita harus konfirmasi ulang ke narasumber yang bersangkutan bahwa eeee.pak tadi wawancara sama teman-teman wartawan kayak gini saya boleh mengcopy ya pak, copy paste dengan itu misalnya seperti itu. Senada dengan Indah, bagi Ario Bhawono, reporter harian Joglosemar, juga mengaku tidak masalah dengan praktek copy paste naskah berita, Sebenarnya sepemahaman saya bukan masalah minta naskahnya itu, tapi lebih ke konfirmasi ke sumber beritanya. Kalau masalah naskah itu, katakanlah kemajuan teknologi ya, berita di portal online itu setiap saat setiap jam pasti akan muncul. Artinya, naskah itu sama dengan informasi seperti itu, tergantung bagaimana kita mengolah itu, dengan konfirmasi ulang yang memenuhi syarat penulisan berita. Di harian Joglosemar aturan soal saling berbagi naskah berita, bisa dikatakan lebih lunak. Salah satu redaktur di harian Joglosemar, Widi Purwanto, menjelaskan hal tersebut. Jadi antara diperbolehkan dan tidak diperbolehkan, kalau tidak diperbolehkan sebenarnya jelas di aturannya kan secara umum kalau media kan masalah ini lho..disiplin verifikasi itu lho. Jadi ketika kawan-kawan reporter itu mendapat bandeman, disarankan ya sebenarnya tanda kutip diijinkan, tapi disarankan untuk kembali melakukan konfirmasi ulang ke

34 narasumber yang bicara di berita itu. Tapi kan pada kenyataannya memang ini sudah umum gitu lho, kalau di lapangan bandem-bandeman itu sudah lazim karena mudahnya pengiriman menggunakan gadget, kemudian laptop dan macam-macam itu. Namun Radar Solo juga punya aturan sendiri, terkait dengan prakter saling berbagi naskah atau biasa disebut dengan bandeman. Gunawan, salah satu redaktur di Radar Solo menceritakan soal kebijakan redaksinya terkait hal ini. Sebetulnya kalau wartawan di lapangan itu diberikan keleluasaan juga. Artinya, eee..boleh meliput dalam sebuah komunitas wartawan di desknya masing-masing. Akan tetapi dalam penulisan harus ditulis sendiri, dan dicari anglenya sendiri. Jadi kita tidak memberlakukan berita itu bandeman atau permintaan dari wartawan media lain, jadi itu harus diseleksi semaksimal mungkin. Bahkan Radar Solo punyak sanksi tegas, bagi reporter yang diketahui menerima naskah berita kiriman dari teman di lapangan, tanpa melakukan konfirmasi ulang ke narasumber terkait dan menulis berita kiriman tanpa melakukan editing terlebih dahulu. Kita sudah hapal ya, artinya posisi redaktur untuk melihat berita itu apakah kiriman dari wartawan lain atau tidak. Eeee..kita upayakan kepada wartawan di Radar Solo untuk bisa menulis berita sendiri. Karena apa namanya, eee..kalau nanti si wartawan itu ketahuan berita itu kiriman dari wartawan lain, tentunya ada sanksi tersendiri. Tidak diperbolehkan. Biasanya kita terapkan surat peringatan, SP 1, SP 2, kalau berulang ya sanksi berupa pemutusan kerja. Solopos juga memiliki aturan ketat, soal saling berbagi naskah ini. Ivan menceritakan, bahwa orisinalitas karya sangat dihargai dan berbagi naskah itu bukan sesuatu yang diperbolehkan. Masing-masing redaktur itu punya aturan yang berdasarkan aturan perusahaan. Jadi di Solopos ada aturan yang secara tegas kalau si reporter ini menjiplak naskah dari media lain, otomatis dia akan kena sanksi surat peringatan, itu pasti. Tapi ada prosedurnya, ada prosedur dimana si reporter ini melakukan pelanggaran, sejauh mana dia melakukan pelanggaran. Misalnya dia eee, tidak sama sekali editing, itu akan ketahuan. Dan

35 persoalan yang paling mendasar adalah ketika dia melakukan penjiplakan adalah yang paling berpengaruh adalah narasumber. Ketika dia melakukan penjiplakan otomatis dia tidak melakukan wawancara dengan narasumber, nah itu akan kelihatan. Dan sanksinya otomatis akan dikeluarkan, jadi secara tegas di Solopos ketika si reporter melakukan penjiplakan dia akan mendapatkan surat peringatan dan berikutnya dia akan dikeluarkan. Jadi dalam praktek lapangan, saling berbagi naskah memang satu hal yang tidak boleh dilakukan. Tapi juga sesuatu yang tak bisa dipungkiri dan juga tak bisa dihindari. Ada peraturan tidak tertulis, yang membuat para reporter di lapangan melakukan praktek ini. Widi yang pernah bertugas di lapangan, memiliki pengalaman tentang ikatan yang ada diantara para wartawan, yang membuat praktek berbagi naskah ini menjadi satu hal yang sah untuk dilakukan. Kalau mungkin saya dari pengalaman dulu pernah di lapangan sekitar dua tahun, itu kan saya juga mengalami sendiri ketika bandem-bandeman berita. Pertama, memang karena kesetiakawanan, kalau liputan itu kan barengbareng gitu lho, artinya kan kita tidak mungkin menyembunyikan berita kita. Redaktur biasanya mengenali tulisan dari reporternya, karena memang ada gaya khusus yang dimiliki setiap reporter. Dari sinilah redaktur bisa tahu, apakah naskah berita yang dikirim adalah karya asli atau bukan. Seperti yang dikatakan Widi Purwanto, Kemudian kalau triknya mengetahui ya, saya hapal betul dengan tulisan reporter saya. Karakter mulai dari jenis tulisannya, kemudian diksi-diksi yang dipakai itu saya sampai hapal. Jadi ketika ini bandeman atau tidak sebenarnya saya tahu. Pernah kasus itu, reporter saya itu dibandemi, sampai apa..kantor beritanya yang dari media tetangga itu masih tertulis di..ini lho, di body text. Kemudian memang saya tegur, kalau memang mendapat bandeman ya jangan serta merta ditelah mentah-mentah gitu lho. Ya sarankan untuk tadi, konfirmasi ulang ke narasumber, atau bila perlu cari angle lain yang lebih lengkap.

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita mengenal istilah jurnalistik identik dengan media massa, dan juga wartawan atau reporter. Berita di media cetak, media elektronik ataupun online, adalah produk

Lebih terperinci

Inilah Tugas dan Fungsi Humas

Inilah Tugas dan Fungsi Humas Inilah Tugas dan Fungsi Humas Menjawab Saudara Mario Sina Oleh: Even Edomeko Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Sikka Penanggungjawab www.humas.sikkakab.go.id Senang, saya membaca tulisan saudara saya

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 33 TAHUN 1999 (33/1999) Tanggal: 19 MEI 1999 (JAKARTA) Tentang: PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik baik di pemerintah maupun di legislatif. Pelaksanaan pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2018 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PAMONG DESA DENGAN

Lebih terperinci

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Nama Wartawan : Surya Hari/ Tanggal : Rabu/ 26 Nopember 2008 Waktu Wawancara : 10.00-10.30 WIB Keterangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DAN RESIKO KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab /2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab /2013 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI KELENGKAPAN DOKUMEN PEMBERHENTIAN ANTARWAKTU, PENGGANTIAN ANTARWAKTU,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 84 Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.04,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA.LURAH DESA. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Tata, Cara,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN PENETAPAN DAFTAR PEMILIH TETAP DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH. Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. No.851, 2014 BAWASLU. Perhitungan dan Pemungutan. Suara. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak dilakukan oleh para jurnalis dalam tugasnya sehari-hari. Jurnalisme kloning merupakan aktivitas tukar menukar

Lebih terperinci

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2011 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemutakhiran Data Pemilih. Penetapan Daftar Pemilih. Pemilu Kada. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

KEPUTUSAN PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PANITIA PENGISIAN LOWONGAN PAMONG DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL Sekretariat : Balai Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Email : desa.panggungharjo@bantulkab.go.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi No.1388, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Kode Etik Intelijen. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA UNTUK PENDIRIAN PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DI BIDANG PERBANKAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan laju perdagangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA LUAR NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. No.850, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Luar Negeri. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 20142014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LUAR NEGERI DALAM PEMILIHAN UMUM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

Tim Analisis Isi Media. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tim Analisis Isi Media. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan Kementerian Komunikasi dan Informatika POLICY BRIEF Bidang Kesra, Polhukam dan Ekuin Bulan Maret 2017 Tim Analisis Isi Media Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan Kementerian Komunikasi dan Informatika BIDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR : 26a/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba

2017, No b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 124, Pasal 128, dan Pasal 132 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Ba No.1892, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Bawaslu Provinsi. Bawaslu Kab/Kota. Panwaslu Kecamatan. Panwaslu Kelurahan/Desa. Panwaslu LN. Pengawas TPS. Pembentukan, Pemberhentian, dan Penggantian

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM DAN PENGGANTIAN CALON TERPILIH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PENYERAHAN SYARAT DUKUNGAN, PENELITIAN DAN VERIFIKASI PERSEORANGAN CALON PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN PENCALONAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.05,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA.PAMONG DESA. ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

Apa itu Straight News?

Apa itu Straight News? Fakhrurradzie Gade Apa itu Straight News? Merupakan bentuk berita langsung, bisa juga disebut berita aktual atau terkini (spotnews/hardnews). Berita straight news umumnya memerlukan publikasi lebih cepat.

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

i. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas.

i. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas. - 2 - Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga tidak mempunyai hukum mengikat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN. - 2 - Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

2017, No sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1428, 2017 BAWASLU. Penanganan Pelanggaran Administrasi. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci