BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Otot Pengertian Otot Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek. Otot memainkan peranan penting sebagai mesin penghasil energi. Semakin bertambah massa otot, energi yang dihabiskan semakin bertambah, yang akan membantu anda mengurangi kadar lemak tubuh dan menurunkan berat badan dengan cara yang sehat (Santoso, 2009). Penambahan massa otot diikuti dengan peningkatan kekuatan otot. Kekuatan otot meningkat terutama pada usia 21 sampai 40 tahun dan secara umum menurun seiring dengan peningkatan usia. Kekuatan otot pada pria muda hampir sama dengan wanita muda sampai menjelang usia puber. Setelah itu pria akan mengalami peningkatan kekuatan otot yang signifikan dibanding dengan wanita, dan perbedaan yang terbesar timbul selama usia 21 sampai 40 tahun. Peningkatan kekuatan ini 6

2 7 berkaitan dengan peningkatan masa otot setelah puber. Sampai pada 16 tahun rasio masa tumbuh antara wanita dan pria sama. Setelah masa puber massa otot pria 50 persen lebih besar sehingga rasio masa tubuh secara umum menjadi lebih besar (Irfan, 2007) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Massa Otot Massa otot merupakan salah satu indikator keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Selain faktor jenis kelamin yang sangat berpengaruh, faktor usia dan indeks massa tubuh juga memegang peranan penting dalam menentukan massa otot total yang dimiliki oleh seseorang. a. Usia Usia dan massa otot memiliki hubungan korelasi negatif sehingga semakin tua usia, massa otot akan semakin menurun. Dalam faktor usia ini dapat dibagi menjadi dua yaitu usia remaja dan usia dewasa. Usia remaja terhitung saat seseorang berusia 15 sampai 20 tahun sedangkan usia dewasa terhitung saat seseorang berumur 21 sampai 40 tahun. Pada masa remaja, kebutuhan energi dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan cepat, meningkatnya massa otot pada usia remaja mengakibatkan pada usia remaja lebih terlihat berotot. Terpenuhinya kebutuhan energi dan protein ditandai dengan berat badan dan tinggi badan yang normal. Oleh karena itu monitoring berat badan dan tinggi badan pada remaja sangat esensial untuk menentukan kecukupan energi setiap individu (Irfan, 2007).

3 8 b. IMT Indeks Massa Tubuh adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang. Rumus menghitung IMT adalah, IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)] 2. IMT normal sebesar 18,5-22,9 kg/m 2 (Arga, 2008). Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh Indonesia IMT Kategori < 18,5 Berat badan kurang 18,5 22,9 Berat badan normal 23,0 24,9 Overweight 25, Obes I 30,0 Obes II (Sumber: Depkes RI, 1994) IMT yang biasanya digunakan sebagai indikator obesitas ternyata berpengaruh terhadap massa otot. Semakin besar nilai IMT, maka semakin banyak massa otot yang dimiliki. Hubungan ini lebih berpengaruh terutama pada wanita (Nasrulloh, 2009). c. Jenis Kelamin Jenis kelamin juga mempengaruhi perkembangan massa otot dan lemak dimana remaja putri lebih banyak mendapatkan lemak dan remaja putra lebih berotot.

4 9 d. Makanan Seperti pada pola makan sehat, aturlah asupan makanan dengan konsumsi bahanbahan makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Bukan berarti rendah karbohidrat harus menahan lapar, karena selain membantu memperlancar metabolisme tubuh, makanan yang mengandung protein tinggi dan rendah karbohidrat juga bisa memberi rasa kenyang yang cukup lama (Santoso, 2009). e. Tingkat Aktivitas Sehari-hari Tingkat aktivitas yang dilakukan dapat mempengaruhi massa otot. Seseorang yang memiliki aktivitas tinggi cenderung memiliki massa otot yang lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang aktivitasnya rendah (Santoso, 2009) Pengukuran massa otot Alat ukur yang dipakai untuk mengukur massa otot adalah meteran pita lila, dimana akan dilakukan pengukuran pada lengan dan dada. Berikut akan dijelaskan cara mengukur lingkar dada dan lingkar lengan (Rahadian, et al., 2008): 1. Pengukuran Lingkar Dada Pengukuran lingkar dada membutuhkan pita ukur yang lentur, tetapi tidak elastik dengan lebar pita tidak lebih dari 0.7 cm. Selama pengukuran, subyek berdiri tegak, dengan posisi rileks, dan lebar kaki di buka selebar bahu. Ketika pita sudah dililitkan ke dada, posisi tangan diturunkan secara rileks. Dada harus bebas dari busana (bra) kecuali subyek a tanpa tali. Pita pengukur ditempatkan pada sendi tulang rusuk ke empat (costo-sternal-joint). Bila ditarik ke samping maka akan segaris

5 10 dengan posisi tulang rusuk ke enam. Nilai ukuran dicatat saat akhir fase ekspirasi dengan posisi pita horizontal. Untuk menentukan sendi tulang rusuk keempat tersebut, bisa dengan cara meraba (palpasi) dengan jari tangan, yaitu ujung kedua jari telunjuk ditempatkan pada bagian atas klavikula, kemudian jempol ditempatkan pada rusuk pertama yang berada dibawah jari telunjuk tadi. Lalu ganti posisi jempol dengan jari telunjuk dan telunjuk yang sudah dipindahkan tadi. Demikian seterusnya sampai diketahui tulang rusuk ke empat. Pengukur berdiri di depan dan menghadap subyek. Kemudian tempatkan salah satu ujung pita di sendi tulang rusuk keempat dan menahannya dengan salah satu tangan, lalu ujung pita LILA yang dililitkan melalui bagian belakang subyek. Bagian akhir pita LILA yang dililitkan tersebut, ditempatkan diantara ketiak (axilla) dan sternum. Kemudian pengukur memastikan bahwa posisi pita LILA sudah horizontal baik pada bagian belakang maupun bagian depan, untuk itu bisa dengan bantuan cermin atau teman. Nilai ukur yang dicatat berada di atas nilai 0 pada pita LILA. Pita LILA sedikit ditarik agar menempel pada kulit, dan kulit harus bebas dari keringat agar tidak mempengaruhi posisi pita LILA. 2. Teknik mengukur lingkar lengan Untuk pengukuran ini, subyek berdiri tegak dengan tangan menggantung bebas pada sisi badan dan telapak tangan menempel pada paha. Subyek menggunakan pakaian tanpa lengan. Jika bagian tengah lengan atas telah diberi tanda untuk pengukuran ketebalan lipatan kulit, maka tanda tersebut dapat digunakan sebagai

6 11 acuan untuk menempatkan lilitan pita LILA. Tetapi jika tidak terdapat tanda tersebut, bisa ditentukan dengan cara menekuk lengan sebesar 90, tetapi telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berada di belakang subyek, lalu mengukur panjang antara bagian ujung skapula dengan tulang di siku samping. Kemudian ambil bagian tengah dari ukuran panjang tersebut dan beri tanda untuk tempat pengukuran keliling lengan atas. Untuk pelaksanaan pengukuran, tangan yang sebelumnya ditekuk, sekarang diluruskan tetapi tetap rileks dan telapak tangan menempel paha. Kemudian lilitkan pita LILA pada tempat yang sudah ditandai sebelumnya, pastikan bahwa lilitan cukup menempel kekulit tetapi tidak sampai menekan kulit, serta posisi pita LILA tegak lurus dengan sumbu lengan.

7 Kajian Anatomi dan Fisiologis Anatomi a. Pectoralis Mayor Pectoralis mayor adalah otot dada yang kuat yang bertanggung jawab untuk gerakan di depan tubuh, seperti mendorong,melempar, dan meninju. Otot ini berorigo pada medial klavicula, sternum dan costal cartilages dari costa 1-7, dan berinsersio pada lateral lip dari bicipital groove pada humerus. Otot ini berfungsi pada saat fleksi, adduksi, internal rotasi dan horizontal adduksi pada sendi bahu (Cael, 2010). Gambar 2.1 Otot Pectoralis Mayor (Cael, 2010) b. Biceps Brachii Biceps brachii merupakan salah satu otot yang paling superfisial dilengan atas dan bekerja pada kedua bahu dan lengan. Biceps brachii dibagi menjadi dua yaitu long head bicep brachii dan short head bicep brachii. Long head bicep brachii berorigo pada supraglenoid tubercle dari skapula dan berfungsi ketika fleksi dan abduksi shoulder. Short head bicep brachii berorigo pada coracoid process dari

8 13 scapula dan berfungsi ketika adduksi shoulder. Biceps brachii berinsersio pada radial tuberosity dan bicipital aponeurosis overlying common flexor tendon. Fungsi dari biceps brachii ini yaitu membantu menstabilkan bahu selama fleksi. Biceps brachii bekerja sama dengan otot deltoid, coracobrachialis, dan trisep brachii. Short head dari brachii biceps juga bekerja sama dengan coracobrachialis untuk aduksi lengan dan ayunan ke depan selama berjalan (Cael, 2010). Gambar 2.2 Otot Biceps Brachii (Cael, 2010) Fisiologi otot rangka Karakteristik otot rangka secara fisiologis ada 4 aspek yaitu: 1. Kontraktilitas yang merupakan kemampuan otot untuk mengadakan respon (memendek) bila dirangsang.

9 14 2. Exstensibility (distensibility) yaitu kemampuan otot untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban. 3. Elasticity yaitu kemampuan otot untuk kembali kebentuk dan ukuran semula setelah mengalami exstensibility atau distensibility (memanjang) atau contractility (memendek). 4. Exsitability electric yaitu kemampuan untuk merespon terhadap rangsangan tertentu dengan memproduksi sinyal-sinyal listrik disebut tindakan potensi (Tortora dan Derrickson, 2009). Otot rangka memperlihatkan kemampuan berubah yang besar dalam memberi respon terhadap berbagai bentuk latihan (Sudarsono, 2009). Beberapa unit organ tubuh akan mengalami perubahan akibat dilakukan pelatihan. Latihan daya ledak akan meningkatkan diameter otot. Dengan latihan yang teratur, akan memberikan beberapa efek positif terhadap otot, bahkan perubahan adaptif jangka panjang dapat terjadi pada serat otot, yang memungkinkan untuk respon lebih efisien terhadap berbagai jenis kebutuhan pada otot (Wiarto, 2013). 2.3 Pelatihan Pelatihan beban merupakan suatu proses yang sistematis dari pelatihan atau bekerja dengan berulang-ulang dengan penambahan beban pelatihan dan pekerjaannya secara progresif (Harsono, 1993). Pada dasarnya semua pelatihan merupakan suatu aktivitas atau suatu kinerja dari atlet yang dilakukan secara

10 15 sistematis dalam durasi yang panjang, progresif dan berjenjang secara individu (Bompa, 1994). Pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu lama serta sistematis dan progresif sesuai dengan tingkat kemampuan individu, bertujuan untuk meningkatkan fungsional tubuh sehingga dapat melakukan kegiatan olahraga secara optimal (Soetopo, 2007). Secara garis besar ada 4 aspek besar pelatihan yang diperlukan dalam meningkatkan penampilan seseorang yaitu: pelatihan fisik, pelatihan teknik, pelatihan taktik, dan pelatihan mental (Soetopo, 2007). Dengan demikian, pelatihan merupakan suatu gerakan fisik dan atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan individual, yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas olah raga dapat mencapai penampilan yang optimal. Dalam batasan tentang pelatihan ini ada kata kunci yang harus di pahami betul, yakni: sistematis, repetitif, durasi, progresif dan individual (Nala, 2011). 2.4 Prinsip Pelatihan Prinsip pelatihan adalah suatu petunjuk dan peraturan yang sistematis, dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara progresif, yang harus ditaati dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan (Nala, 2011).

11 16 Prinsip prinsip latihan dasar pelatihan diuraikan oleh Nala (2011), terdiri dari tujuh prinsip yaitu : 1. Prinsip aktif dan bersungguh sungguh Prinsip ini bertujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu pelatihan sehingga atlet dituntut untuk selalu bertindak aktif dan mengikuti pelatihan dengan bersungguh sungguh tanpa ada paksaan 2. Prinsip pengembangan multilateral Pelatihan dasar dasar kebugaran badan dan komponen biomotorik hendaknya dibekali terlebih dahulu sebelum pelatihan yang mengarah kepada spesifikasi yang digeluti. Selain itu dikembangkan pula seluruh organ dan sistem yang ada dalam tubuh. 3. Prinsip spesialisasi dalam pelatihan Setelah pelatihan pengembangan multilateral dilatih, dilanjutkan dengan pengembangan khusus atau spesialisasi sesuai dengan cabang olahraga yang dilatih. Pelatihan spesialisasi baru dimulai setelah disesuaikan dengan umur yang cocok untuk cabang olah raga yang dipilih oleh anak atau atlet bersangkutan. 4. Prinsip pelatihan individualisasi Setiap orang mempunyai kemampuan, potensi, karakter belajar dan spesifikasi dalam olahraga, yang berbeda satu sama lainnya, sehingga cara pelatihannya akan berbeda. 5. Prinsip variasi

12 17 Pelatihan yang bersifat monoton dan dilakukan secara terus-menerus akan cukup membosankan. Untuk menghindari hal tersebut maka dalam pelaksanaan pelatihan perlu dibuatkan variasi pelatihan. Tentunya mempunyai tujuan yang sama yaitu tetap mengacu pada tujuan pelatihan dan tidak keluar dari program pelatihan yang ditetapkan, sehingga atlet tetap bergairah dan semangat dalam berlatih. 6. Prinsip mempergunakan model proses latihan Model yang dimaksud dalam prinsip ini adalah imitasi, suatu stimulasi dari kenyataan yang dibuat dari elemen atau unsur spesifik dari fenomena yang diamati yang mendekati keadaan sebenarnya. 7. Prinsip beban berlebih Prinsip beban berlebih sering disarankan oleh para ahli dan merupakan prinsip dasar dalam pelatihan. Prinsip ini menjelaskan bahwa kemajuan prestasi seseorang merupakan akibat langsung dari jumlah dan kualitas kerja yang dicapainya dalam pelatihan (Soetopo, 2007). 2.5 Latihan Beban Selain aktivitas latihan di atas, latihan olahraga juga dapat dilakukan dengan menggunakan latihan beban (weight training). Menurut Suharjana, 2007 latihan beban (weight training) adalah latihan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan beban sebagai alat untuk menambah kekuatan fungsi otot guna memperbaiki kondisi fisik atlet, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan

13 18 kesehatan. Latihan beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban dari berat badan sendiri (beban dalam) atau menggunakan beban luar yaitu beban bebas (free weight) seperti dumbell, barbell, atau mesin beban (gym machine). Bentuk latihan yang menggunakan beban dalam yang paling banyak digunakan seperti chin-up, push-up, sit-up, ataupun back-up, sedangkan menggunakan beban luar sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1990), latihan beban adalah suatu cara pemeliharaan kondisi badan dengan jalan gerakan yang berulang-ulang, misalnya mengerutkan bisep, mengangkat bahu dengan beban yang submaksimal, dan lain-lain. Menurut Thomas R (1999), latihan beban banyak digunakan oleh para penggemar kebugaran, bahkan menjadi daya tarik bagi orang yang pernah mengalami kelelahan, orang yang tidak berenergi, dan orang yang tidak bugar. Latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot, rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat badan (Djoko, 2009). Latihan beban (weight training) disebut juga resistance training adalah salah satu jenis latihan olahraga yang menggunakan beban sebagai sarana untuk memberikan rangsang gerak. Terutama untuk meningatkan kekuatan dan daya tahan serta hipertrofi otot. Dalam perkembanganya weight training dapat dirancang untuk meningkatkan daya tahan paru jantung dan memperbaiki komposisi tubuh.

14 19 Beban yang dipergunakan dapat berupa bobot badan sendiri, dambel, barbel ataupun mesin beban (gym machine). (Menurut Thomas R, 1999), peralatan latihan beban terdiri atas dua macam yaitu mesin (gym) dan beban bebas (free weight). Yang dimaksud dengan mesin dan beban bebas adalah sebagai berikut: a. Mesin (gym) Mesin (gym) terdiri atas dua jenis mesin latihan yaitu mesin pivot dan mesin cam. Mesin pivot merupakan peralatan latihan beban yang memiliki satu atau lebih tumpukkan beban, yang dilakukan dengan menarik atau mendorong sebuah tuas beban yang berhubungan dengan sebuah titik putar atau menggunakan katrol. Mesin cam merupakan mesin dengan beban variabel yang memiliki roda berbentuk elips, bentuknya membuat cam berfungsi sebagai tumpukkan beban yang bergerak. b. Beban bebas (free weight) Peralatan beban bebas adalah barbell dan dumbell, harganya lebih murah dari mesin, menawarkan lebih banyak variasi latihan dan membuat latihan benar-benar bebas. 1) Barbell, digunakan untuk latihan dengan menggunakan dua lengan. Barbell memberikan variasi latihan yang tidak mungkin diberikan pada mesin. Barbell dilengkapi dengan lempengan beban dengan berat yang bervariasi. 2) Dumbell, digunakan untuk latihan dengan menggunakan satu atau dua lengan. Alat ini lebih pendek dari barbell dan juga menawarkan banyak variasi latihan.

15 Latihan Beban Pada Otot Dada Latihan beban pada otot dada terdiri dari tiga latihan yaitu barbell Bench Press, Incline Bench Flyes, dan Standing Cable Flyes 1. Barbell Bench Press Teknik Pelaksanaan Gambar 2.3 Latihan Barbell Bench Press (Santoso, 2011) a) Berbaring telentang pada bench b) genggam barbell dengan posisi medium grip c) Angkat barbell ke atas secara eksplosif d) Turunkan secara perlahan 2. Incline Bench Flyes Gambar 2.3 Latihan Barbell Bench Press (Santoso, 2011)

16 21 Tahap Pelaksanaan a) Berbaring pada incline bench b) Genggam dumbbell di kedua tangan c) Buka tangan Anda ke samping d) Kemudian tutup ke atas 3. Standing Cable Flyes Tahap Pelaksaanaan Gambar 2.5 Latihan Cable Flyes (Santoso 2011) Gambar 2.5 Latihan standing Cable Flyes (Santoso 2011) a) Genggam kedua handle cable dengan kedua tangan b) Tarik handle bersamaan ke depan dada c) Kembali ke posisi awal dengan perlahan

17 Latihan Beban Pada Otot Biceps Latihan beban pada otot biceps dapat di bagi menjadi dua latihan yaitu latihan Squat Concentration Curl, dan Kneling Single Arm. 1. Squat Concentration Curl Gambar 2.6 Latihan Squat Concentration Curl (Santoso, 2011) Tahap Pelaksanaan a) Genggam sepasang dumbbell b) Berdiri dengan kaki selebar bahu c) Dorong pinggul kebelakang dan lakukan squat hingga paha sejajar dengan lutut d) Posisikan tangan menyentuh pada paha dalam e) Angkat dumbell lalu turunkan secara bergantian selama detik

18 23 2. Kneeling Single Arm Tahap Pelaksanaan Gambar 2.7 Latihan Kneeling Single Arm ( Santoso, 2011 ) a) Posisikan tubuh Anda berlutut b) Pilih dumbell yang bisa anda angkat selama 15 detik c) Pegang dumbell pada kedua tangan d) Angkat dumbell setinggi dada Anda e) Putar pergelangan menghadap bahu f) Lakukan pada kedua tangan secara bergantian g) Lakukan 3 repetisi pada masing-masing tangan sebanyak mungkin selama 5 menit h) Jika Anda sudah bisa melakukan secara berturut-turut sebanyak 10 kali (30 repetisi), tambah beban dumbbell

19 Takaran Pelatihan Latihan yang dilakukan harus terus meningkat secara bertahap, terus-menerus dan berkelanjutan. Latihan disesuaikan prosedur latihan yang dimulai dari pemanasan, latihan inti dan penenangan. Hindari cara yang salah dan merugikan. Hipertrofi/pembesaran secara bertahap dan seimbang, antara anggota badan atas dan anggota badan bawah. Sasaran latihan ini untuk pembesaran massa dan pembentukan otot. Metode latihan beban dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Program Latihan Beban Jenis Latihan Takaran Latihan Keterangan Latihan Utama: Latihan beban/weight training Frekuensi: 3-5 kali/ minggu Intensitas: % RM Set: 3-6 Set Rep: 8-12 kali Recov: dtk antar Tingkatkan latihan secara bertahap Jumlah pos: Irama: lancar Metode: Set block/set system set Latihan Pelengkap: - Aerobik intens. Sedang - Anaerobik Frekuensi: 3-4 kali/ minggu Intensitas: % MHR Durasi: > 20 menit Intensitas: > 85 % MHR Durasi: menit Latihan meningkat secara bertahap. - Memperbaiki metabolisme tubuh - Memacu nafsu makan Dikutip dari: Nasrulloh, (2009)

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI DAN PEMBEKALAN BAGI PETUGAS KESEHATAN HAJI TKHI DAN TKHD YANG DISELENGGARAKAN OLEH DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN FITNES CENTER DENGAN MENAWARKAN PROGRAM LATIHAN BEBAN YANG VARIATIF

STRATEGI PEMASARAN FITNES CENTER DENGAN MENAWARKAN PROGRAM LATIHAN BEBAN YANG VARIATIF STRATEGI PEMASARAN FITNES CENTER DENGAN MENAWARKAN PROGRAM LATIHAN BEBAN YANG VARIATIF Oleh: Ahmad Nasrulloh, M.Or Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY ahmadnasrulloh@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Mendapatkan Tubuh Ideal

Mendapatkan Tubuh Ideal Mendapatkan Tubuh Ideal Anda mendambakan tubuh padat berotot tanpa lemak? Tidak bisa dipungkiri lagi, baik pria maupun wanita mendambakan tubuh ideal. Pria pada umumnya menginginkan tubuh yang padat dengan

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

PROGAM LATIHAN BODY BUILDING DAPAT MENINGKATKAN MASSA OTOT MAHASISWA IKORA FIK UNY

PROGAM LATIHAN BODY BUILDING DAPAT MENINGKATKAN MASSA OTOT MAHASISWA IKORA FIK UNY PROGAM LATIHAN BODY BUILDING DAPAT MENINGKATKAN MASSA OTOT MAHASISWA IKORA FIK UNY Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY ahmadnasrulloh@uny.ac.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan sangat diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena dengan hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan baik dan tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. BENT OVER LATERAL RAISE rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang mencari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oleh karena itu lari ini membutuhkan kecepatan yang tinggi (Suherman, 2008).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oleh karena itu lari ini membutuhkan kecepatan yang tinggi (Suherman, 2008). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lari Sprint Lari (sprint) adalah nomor lari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh yang meliputi jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Oleh karena itu

Lebih terperinci

Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun menjelang acara

Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun menjelang acara Kata Pengantar rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang mencari cara untuk membentuk tubuh ideal baik Puntuk keperluan perlombaan, photoshoot ataupun

Lebih terperinci

By: DuniaFitnes.com.

By: DuniaFitnes.com. By: DuniaFitnes.com www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com 1. CLOSE GRIP BARBELL CURL KATA PENGANTAR rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap

Lebih terperinci

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT PENGARUH LATIHAN CIRCUIT WEIHGT TRAINING TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT Oleh: Ahmad Nasrulloh Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY ahmadnasrulloh@uny.ac.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan dengan persaingan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com KATA PENGANTAR 1. Barbell Row with Smith Machine rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi di bidang olahraga. Prestasi olahraga

Lebih terperinci

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N Dasar-Dasar Melatih dalam Olahraga Latihan adalah proses yang sistematis dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia.dikarenakan manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban. Ahmad Nasrulloh FIK UNY

Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban. Ahmad Nasrulloh FIK UNY Meningkatkan Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dengan Latihan Beban Ahmad Nasrulloh FIK UNY Syarat, Rukun, dan Wajib Haji Syarat; Islam, Berakal, Baligh, Merdeka dan Mampu. Rukun; Ihram, Wukuf, Tawaf Ifadah,

Lebih terperinci

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. ahmadnarulloh@yahoo.co.id SESI LATIHAN SUSUNAN SATU SESI LATIHAN 1. Pembukaan (Pengantar) 5 2. Pemanasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah suatu jenis olahraga permainan yang sangat populer, banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Permainan bulutangkis

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) 1 METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) A. Pengertian fitnes Physical Fitness disebut juga kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan

Lebih terperinci

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat).

Tipe Tubuh Manusia. Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Tipe Tubuh Manusia Ada tiga tipe tubuh manusia, yakni ectomorph (kurus), endomorphs (ideal/atletis), dan mesomorphs (pendek dan bulat). Namun pada ebook kali ini akan membahas mengenai cara menambah berat

Lebih terperinci

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

KONSEP Latihan kebugaran jasmani KONSEP Latihan kebugaran jasmani OLEH SUHARJANA FIK UNY1 Pengertian Latihan Latihan merupakan aktivitas olahraga/jasmani yang sistematik, dilakukan dalam waktu lama, ditingkatkan secara progresif dan individual

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Abstrak Ada banyak bentuk-bentuk latihan kebugaran yang dapat dipilih oleh seorang atlet. Bantuk-bentuk latihan diperlukan untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

Mendapatkan Tubuh Ideal

Mendapatkan Tubuh Ideal Mendapatkan Tubuh Ideal Anda mendambakan tubuh padat berotot tanpa lemak? Tidak bisa dipungkiri lagi, baik pria maupun wanita mendambakan tubuh ideal. Pria pada umumnya menginginkan tubuh yang padat dengan

Lebih terperinci

LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT

LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT Ardyansyah Arief Budi Utomo 1), Ghon Lhisdiantoro 2) 1 Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains, Universitas PGRI Madiun email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Pengertian Latihan Menurut Tjalik Soegiarto (2002: 4) latihan merupakan proses yang sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara

Lebih terperinci

- - Peganglah chinning bar dengan telapak tangan menghadap keluar dengan pegangan lebar.

- - Peganglah chinning bar dengan telapak tangan menghadap keluar dengan pegangan lebar. Otot punggung terdiri dari beberapa bagian yaitu dari otot punggung bagian atas (otot sayap dan otot punggung bagian tengah) dan otot punggung bagian bawah. Otot punggung sebaiknya dilatih secara seimbang

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga. Hal ini terbukti dari banyaknya anggota masyarakat yang melakukan olahraga pada harihari libur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dan era globalisasi yang mulai memasuki sebagian besar negara-negara berkembang telah memberikan beberapa kemajuan kepada masyarakat dalam hal standar kehidupan

Lebih terperinci

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata 1. Stretching 1.1. Pantat Basic 1. Berbaringlah dengan kedua kaki lurus di depan Anda. 2. Bawa kaki kiri ke atas, tertekuk di lutut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan kebugaran sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, karena tanpa kebugaran dan kesehatan yang baik manusia tidak mampu untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%.

Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%. 1 SENAM GEMPUR OBESITAS Senam Gempur Obesitas Anak yang berorangtua obesitas, berpeluang menjadi obesitas 60 90%. Minati Atmanegara yang dahulu orangtuanya menderita obesitas, juga berisiko. Namun, dengan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan menunjukkan grafik yang terus meningkat. Salah satu indikatornya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi tubuh Tubuh memiliki komposisi yang meliputi massa lemak dan massa bebas lemak. Massa bebas lemak biasa disebut Fat Free Mass (FFM), terdiri dari massa protein (otot

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Latihan Ada beberapa definisi yang diberikan para ahli dalam olahraga tentang makna dari latihan. Latihan sangat penting dalam meningkatkan prestasi siswa dalam setiap

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN HAKEKAT KESEHATAN Acuan Sehat Rumusan Organisasi Kesehatan Dunia (Sehat Paripurna) : Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan BAHAN AJAR Mata Kuliah : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309 Materi : Latihan A. Prinsip-prinsip latihan 1. Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis

Lebih terperinci

Lampiran 4. Penatalaksanaan Terapi Masase pada Cedera Bahu PANDUAN MASASE DAN TERAPI LATIHAN PADA CEDERA BAHU A. Panduan Massage 1. NO 1. Masase Frirage Pada Bahu Posisi Pronation Sendi Masase Keterangan

Lebih terperinci

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA Subagyo Irianto A. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Oleh karena akan mendukung

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017 PENGUKURAN KOMPONEN BIOMOTORIK MAHASISWA PUTRA SEMESTER V KELAS A FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI TAHUN 2017 I Gusti Putu Ngurah Adi Santika, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda

Suplemen untuk mendukung Perut Sixpack Anda Apakah memiliki perut sixpack tanpa lemak adalah hal yang sangat Anda idamkan? Bagaimana Cara Mendapatkan Perut Sixpack? Konsep untuk mendapatkan perut sixpack sebenarnya mudah dan singkat. Anda perlu

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROGRAM LATIHAN DUMBELL TWIST CURL DENGAN MODEL 8MWO DAN SUPERSET TERHADAP HYPERTROPHY OTOT BICEPS PADA MEMBER FITNESS MAROZ GYM SKRIPSI

PERBEDAAN PROGRAM LATIHAN DUMBELL TWIST CURL DENGAN MODEL 8MWO DAN SUPERSET TERHADAP HYPERTROPHY OTOT BICEPS PADA MEMBER FITNESS MAROZ GYM SKRIPSI PERBEDAAN PROGRAM LATIHAN DUMBELL TWIST CURL DENGAN MODEL 8MWO DAN SUPERSET TERHADAP HYPERTROPHY OTOT BICEPS PADA MEMBER FITNESS MAROZ GYM SKRIPSI diajukan dalam rangka menyeleseikan studi Strata 1 untuk

Lebih terperinci

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor Oleh: Yudik Prasetyo Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY Pendahuluan Pada era globalisasi ini, orang semakin disibukan dengan berbagai pekerjaan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja kerja seseorang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan impian setiap orang sepanjang kehidupannya. Kesehatan juga salah satu pilar utama dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Segala aktifitas

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design E1 : P1 X1 P2 E2 : P1 X2 P2. Gambar 2.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design E1 : P1 X1 P2 E2 : P1 X2 P2. Gambar 2. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Group Design (Suharsimi Arikunto, 2005: 210-211).

Lebih terperinci

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY A. Pengertian Latihan BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY Latihan yang baik dan berhasil adalah latihan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia orientasi pembangunan kesehatan sejak tahun 2010 menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif (Litbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan PT.VIP ( Visi Indah Prima ) merupakan perusahaan di bidang jasa dan sarana kebugaran yang berkembang cukup baik di kawasan Bandung. Perusahaan ini

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ANTROPOMETRI PETANI PRIA KECAMATAN DRAMAGA Dalam suatu pengambilan data antropometri pada suatu populasi yaitu pada Kecamatan Dramaga terdapat perbedaan dengan populasi

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

Resep Menjaga Keindahan. dan Kesehatan Payudara

Resep Menjaga Keindahan. dan Kesehatan Payudara Resep Menjaga Keindahan dan Kesehatan Payudara Menjaga dan memelihara kesehatan payudara merupakan sesuatu yang penting bagi setiap wanita. Seperti yang telah Anda tahu, kanker payudara adalah sesuatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI Denpasar untuk kelompok I dan kelompok II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atletik itu terkandung unsur-unsur gerak dasar yang dibutuhkan oleh semua cabang

BAB I PENDAHULUAN. atletik itu terkandung unsur-unsur gerak dasar yang dibutuhkan oleh semua cabang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atletik dikatakan mother of sport atau ibu dari olahraga karena di dalam atletik itu terkandung unsur-unsur gerak dasar yang dibutuhkan oleh semua cabang olahraga,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTES. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTES. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak 6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTES 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang di pisahkan oleh net/jaring,

Lebih terperinci

Specific Dynamic Action

Specific Dynamic Action Kebutuhan Energi Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Abdul Malik AA Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Oktober 1987 Alamat : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang No Tlp : 08569077785 Riwayat Pendidikan : 1. SDN Karawaci XII,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fleksibilitas 2.1.1. Definisi fleksibilitas Fleksibilitas mengacu pada kemampuan ruang gerak sendi atau persendian tubuh. Kemampuan gerak sendi ini berbeda di setiap persendian

Lebih terperinci

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH 18 BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH Pengantar Menembak (shooting) dalam olahraga panahan sangat memerlukan konsistensi (keajegan) dan stabilitas yang tinggi, sehingga dengan adanya konsistensi dan stabilitas

Lebih terperinci

Suharjana FIK UNY. Suharjana

Suharjana FIK UNY. Suharjana Suharjana Beban disimpan didada, dorong keatas sehingga lenga lurus, kemudian kembalikan lagi beban kedada. Sikap kedua kaki sejajar dan terbuka kira-kira selebar bahu. Demikian pula kedua tangan memegang

Lebih terperinci

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berusaha mematikan bola di lapangan lawan dengan cara dipantulkan menggunakan pinggang atau anggota badan

Lebih terperinci

By: DuniaFitnes.com.

By: DuniaFitnes.com. By: DuniaFitnes.com www.dennysantoso.com www.sportindo.com www.duniafitnes.com 1. DUMBBELL KICKBACK KATA PENGANTAR rogram latihan fitnes yang benar dan efektif adalah penting bagi atlit atau setiap orang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF Pokok bahasan Sub Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) : Mengajarkan latihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN OTOT, HYPERTROPHY

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN OTOT, HYPERTROPHY PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN OTOT, HYPERTROPHY OTOT DAN FLEKSIBILITAS MEMBERS FITNESS CENTER CLUB ARENA HOTEL IBIS MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN, DAYA TAHAN OTOT, DAN FLEKSIBILITAS MEMBERS BAHTERA FITNESS CENTER YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN, DAYA TAHAN OTOT, DAN FLEKSIBILITAS MEMBERS BAHTERA FITNESS CENTER YOGYAKARTA PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN, DAYA TAHAN OTOT, DAN FLEKSIBILITAS MEMBERS BAHTERA FITNESS CENTER YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMPN 2 Maja tepatnya di kabupaten majalengka kecamatan maja. Populasi penelitian adalah semua siswa dan siswi yang mengikuti

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI ( ) HERKA ARDIYATNO ( ) LESTARI PUJI UTAMI

DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI ( ) HERKA ARDIYATNO ( ) LESTARI PUJI UTAMI OTOT MANUSIA UNIVERSITAS PGRI Y O G T A Y A K A R DISUSUN OLEH MUHAMMAD HANAFI (09144600025) HERKA ARDIYATNO (09144600172) LESTARI PUJI UTAMI (09144600214) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci