BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Devi Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Rokok Kebiasaan merokok ditemukan oleh Christopher Columbus pada saat beliau menemukan benua Amerika pada tahun Kebiasaan merokok merupakan hal yang lazim dilakukan di benua tersebut. Perjalanan Columbus tersebut ke benua Amerika bersama dengan para pelaut Sepanyol sehingga kebiasaan merokok secara otomatis menular kepada para pelaut Sepanyol dalam setiap perjalanan mereka di laut tengah maupun dalam perjalanan mereka ke Eropa Selatan. Eropa Utara baru mengenal rokok pada tahun 1850, yakni pada saat tentera Inggris pulang dari peperangan yang dikenal dengan nama Crimean War dengan membawa rokok dalam genggaman mereka. Kebiasaan merokok di Amerika Serikat bisa dibilang masih baru, yakni baru menyebar pada tahun 1865 sedangkan Eropa telah lama mengenalnya. Kebiasaan merokok semakin meningkat pada masa itu diakibatkan oleh persepsi yang salah bahwa menghisap daun tembakau merupakan salah satu bentuk pengobatan dengan tumbuhan dan dedaunan. Maka tak heran pada masa itu, para tabib dan dokter memerintahkan pasiennya untuk merokok yang dipercaya dapat mengobati penyakit yang mereka derita. Munculnya kebiasaan merokok di negara-negara Arab dan Islam pada akhir abad 10 Hijriah. Kebiasaan ini mereka kenal dari orang Yahudi dan Nasrani yang datang ke negara mereka. Masyarakat Mesir baru mengenal rokok sekitar tahun 1601 atau Orang pertama yang memperkenalkannya adalah Ahmad bin Abdullah Al-Kharijy. 10 Menurut buku Babad Ing Sangkala, tembakau telah masuk dan ditanam di Pulau Jawa pada masa akhir pemerintahan Panembahan Senopati di Mataram sekitar tahun 1600-an. Pada tahun 1830, terjadi penanaman tembakau (khususnya tembakau cerutu atau vorstenland) secara besar-besaran di Indonesia pada zaman Van Den Bosch melalui Culturstelsel, di sekitar Semarang, Jawa Tengah. Pada saat itu tembakau memang sangat dibutuhkan oleh pabrik-pabrik cerutu besar
2 yang berada di Eropa. Anehnya, walaupun orang-orang Belanda dan Eropa menyukai cerutu dan rokok putih (Tembakau Virginia), namun kedua jenis rokok ini tidak begitu diminati oleh mayoritas orang Jawa. Pada zaman itu cerutu hanya beredar dan dimiliki oleh orang-orang Belanda dan juga keluarga keraton. Cerutu juga dijadikan sebagai simbol status bangsawan oleh orang-orang Belanda, Eropa dan keluarga keraton. Dikabarkan juga para aristokrat Melayu di zaman itu juga sudah menggemari rokok (cerutu). Demikian juga dengan bangsawan Aceh dan para sultas di Banten. Utusan-utusan VOC yang berkunjung ke Mataram ( ) mengisahkan sultan Agung juga merokok (cerutu) saat menyambut tamu-tamunya. Sementara rakyat pribumi, lebih menyukai rokok dengan bumbu lokal (uwur, klembak, menyan dan belakangan dicampur cengkeh), yang akhirnya berkembang menjadi rokok kretek pada saat ini Jenis-jenis Rokok Rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah dan rokok filter mempunyai risiko efek yang lebih rendah dibanding dengan rokok tanpa filter dan kandungan tar yang lebih tinggi. Jenis rokok dapat dibagi berdasarkan bahan pembungkus, proses pembuatan, kandungan dan penggunaan filter. 12 Berikut ini adalah jenis-jenis rokok berdasarkan bahan pembungkusnya : 1. Klobot Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung. 2. Kawung Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. 3. Cigarette Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. 4. Cerutu Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. Berdasarkan proses pembuatannya dibagi sebagai berikut : 1. Sigaret Kretek Tangan (SKT)
3 Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan. 2. Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Pembagian rokok berdasarkan penggunaan filter pula adalah : 1. Rokok Filter (RF) Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. 2. Rokok Non Filter (RNF) Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok Beberapa zat yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, tar, nikotin, hidrogen sianida, fenol, nitrous oxide, asam format, hidrogen sulfida, akrolein, asetol, formaldehid, piridin, metillkorida, metanol, butane, propylene glycol, turpentine, timah, benzene dan arsenik. Tiga zat yang berbahaya dalam rokok adalah : 1. Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau dan merupakan asap buangan mobil. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang lebih kuat berbanding oksigen, sehingga setiap hemoglobin mengangkut karbon monoksida di samping oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan kadar oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dengan spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis Tar Terdiri dari 60 jenis zat kimia yang bersifat karsinogenik. Tar ini merupakan cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam, yang merupakan substansi hidrokarbon yang akan menempel pada paru. 6
4 3. Nikotin Nikotin dapat menghambat aktivitas silia pada paru dan memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan ketagihan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk berhenti merokok. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan untuk beristirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi dan terjadilah hipertensi. Efek lain adalah merangsang aglutinasi dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat karbon monoksida yang berasal dari rokok Prevalensi, Jenis dan Kategori Perokok Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat di kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Angka prevalensi perokok di Indonesia merupakan ketiga tertinggi di dunia sesudah Cina dan India. 29 Gambar Negara Perokok Terbesar Di Dunia Berdasarkan hasil laporan WHO 2008 dengan statistik jumlah perokok 1.35 miliar orang.
5 Prevalensi merokok laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Prevalensi merokok laki-laki meningkat dari tahun ke tahun. Gambar Prevalensi perokok berumur 15 tahun di Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2011 Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1995 dan 2004, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001 dan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007 dan 2010, Global Adult Tobacco Survey (GATS) Tahun 2011
6 Gambar Prevalensi perokok remaja berumur tahun di Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007 dan 2010 Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1995 dan 2004, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007 dan 2010 Pada tahun 2006, Indonesia melakukan Global Health Professional Survey (GHPS) dengan menggunakan mahasiswa kedokteran tahun ketiga sebagai responden dalam survei. Hampir setengah (48,4%) dari mahasiswa kedokteran pernah merokok. Tabel Prevalensi Mahasiswa Kedokteran Merokok Di Indonesia Pada Tahun 2006 Pernah merokok (%) Perokok aktif (%) Laki-Laki 70,2 21,1 Perempuan 35,4 2,3 Total 48,4 9,3 Sumber : Indonesia Global Health Professional Survey (GHPS), 2006
7 Terdapat dua jenis perokok yaitu : 1. Perokok Aktif Perokok aktif merupakan orang yang langsung mengkonsumsi rokok. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita jumpai orang yang merokok di sekitar kita, baik di kantor, di pasar, tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah tangga kita sendiri. Perokok aktif dapat mengalami gejala seperti pembentukan lendir yang berlebihan pada saluran napas, batuk, iritasi paru-paru, nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada. Bila perokok aktif mengalami nyeri dada, hal tersebut bisa dijadikan indikator bahwa perokoknya terkena penyakit jantung. 2. Perokok Pasif Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok yang dihembuskan oleh perokok disebut asap rokok lingkungan (ARL) (environmental tobacco smoke, EST). Mereka yang hisap EST disebut perokok pasif (second hand smoker) yaitu orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari lingkungannya. Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi untuk mendapat penyakit jantung koroner, serta gangguan pernafasan. 1 Kategori perokok dibagi tiga mengikut kebiasaan merokok yaitu : 1. Perokok ringan, bila jumlah rokok yang dihisap antara 1-6 batang/hari. 2. Perokok sedang, bila jumlah rokok yang dihisap antara 7-12 batang/hari. 3. Perokok berat, bila jumlah rokok yang dihisap lebih dari 12 batang/hari Bahaya Merokok Merokok merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang lebih parah dibandingkan penyakit lain. Walaupun kebanyakan rokok menggunakan filter, akan tetapi tidak semua bahan dapat disaring. Hampir tidak ada sistem dalam tubuh manusia yang tidak dipengaruhi oleh rokok. Di bawah ini adalah beberapa dampak bahaya rokok :
8 1. Penyakit Kardiovaskular Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk hipertensi dan serangan jantung. Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi terus-menerus. Ketika tekanan darah terus di atas 120/80, jantung akan semakin mengalami kesulitan untuk memompa darah dengan efektif dan setelah waktu yang lama, resiko berkembangnya penyakit jantung meningkat. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan resiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia. Hipertensi memiliki resiko relatif sebesar 1,4 (P=0,001) untuk terjadinya gagal jantung. 27 Rokok menimbulkan aterosklerosis. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di arteri. Lemak dan plak ini akan memblok aliran darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang akan mengurangkan pasokan oksigen dan darah ke jantung. Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan berlebihan dapat menyebabkan angina. Jika satu arteri atau lebih tersumbat, serangan jantung bisa terjadi. Semakin lama seseorang merokok, semakin besar kesempatannya mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung. Risiko penyakit jantung akan turun secara otomatis apabila seseorang perokok berhenti merokok Stroke Risiko stroke turut meningkat karena merokok dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara dan juga meningkatkan penumpukan kolesterol serta risiko terjadi pembekuan darah. Ada dua jenis stroke yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang mengalami rupture. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Nikotin akan mengurangkan elastisitas pembuluh darah. Pembuluh darah kecil yang tidak bisa menampung tekanan tersebut akan pecah dan darah akan tumpah ke jaringan otak di sekitarnya, lalu
9 menyebabkan kerusakan sel otak. Sementara stroke iskemik terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat. Karbon monoksida akan meningkatkan viskositas darah dan nikotin akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Maka, terjadilah oklusi atau pembentukan plak di pembuluh darah. Diameter pembuluh darah mengecil dan perfusi darah ke otak menurun dan seterusnya oksigen ke jaringan otak berkurang. Akhirnya terjadi iskemik jaringan Kanker Mekanisme pembentukan kanker merupakan proses multi tahap. Zat karsinogenik yang terkandung dalam rokok akan melalui tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel dan dipicu oleh inisiator seperti zat karsinogenik. Pada tahap ini, sel masih mirip dengan sel normal. Promosi merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akhirnya berkembang menjadi tumor ganas. Initiated cells dipicu oleh promoter secara berulang, terjadi perubahan informasi genetik, sintesis DNA dan replikasi meningkat. Hormon sering menjadi promoter yang merangsang pertumbuhan sel ganas. Misalnya, estrogen dapat merangsang pertumbuhan kanker pada payudara. Progresi adalah suatu tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Selama stadium ini, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya sendiri atau masuk melalui pembuluh darah dan bermetastase ke bagian tubuh lain Penyakit paru Pada seorang perokok, bronkus, bronkiol serta alveoli menjadi kurang elastis dan menganggu pertukaran oksigen. Paru dilindungi oleh lapisan mukosa tipis dan mengeliminasi bahan toksik dengan menggunakan silia.
10 Akan tetapi, pada paru seorang perokok, silianya bergerak dengan lambat dan sukar untuk mengeliminasi bahan toksik. Seorang perokok tidak bisa batuk, bersin atau menelan dengan efisien untuk mengeliminasi toksik, maka toksik tersebut akan terperangkap di dalam paru. Maka terjadilah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru tersebut biasanya terdiri atas dua kondisi yang menyebabkan pernapasan lebih sulit yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Pada emfisema, alveoli dalam paru akan kehilangan elastisitas dan memburuk sedangkan pada bronkitis kronis, lapisan pada bronkus dan bronkiol akan membengkak dan menganggu saluran pernapasan Anatomi Jantung Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan. Gambar Anatomi Jantung
11 Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otototot jantung disebut miokardium dan lapisan paling dalam yang terdiri dari jaringan endotel disebut endokardium Patofisiologi Terjadinya Gangguan Fungsi Kardiovaskular Akibat Kebiasaan Merokok Merokok sangat berkaitan dengan penyakit jantung dan peningkatan tekanan darah. Kebanyakan orang hanya mengaitkan rokok dengan masalah pernafasan dan kanker paru. Sementara, sekitar 30% kematian akibat penyakit jantung di Amerika berhubungan langsung dengan rokok. Hal ini disebabkan karena rokok merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. Orang yang merokok sebungkus sehari memiliki resiko dua kali lipat terkena serangan jantung dibandingkan bukan perokok. Perempuan perokok yang juga menggunakan pil kontrasepsi juga memiliki resiko terkena serangan jantung, stroke atau penyakit vaskular perifer berlipat-lipat dibandingkan perempuan bukan perokok. 13 Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi jantung. Nikotin akan diserap oleh
12 pembuluh-pembuluh darah yang amat kecil yang ada di dalam paru-paru, kemudian dialirkan ke seluruh tubuh oleh aliran darah. Hanya dalam hitungan detik nikotin sudah mencapai otak. Otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hormon ini akan bereaksi menyempitkan pembuluh darah maka akan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Jika pemompaan jantung cukup kuat dan penyempitan pembuluh darah di otak akibat reaksi epinefrin juga cukup kuat, maka pembuluh darah di otak akan pecah. Ini yang akan menyebabkan stoke. Selain itu, nikotin juga merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi. Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat adiktif dan mempengaruhi otak dan sistem saraf. Efek jangka panjang penggunaan nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih. 11 Gas karbon monoksida (CO) mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb), yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit), lebih kuat dibanding oksigen (O 2 ). Di samping kadar oksigen udara yang sudah berkurang dan asap rokok semakin meningkat, eritrosit akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena hemoglobin diangkut oleh CO dan bukannya O 2. Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan asupan oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dimana pembuluh darah akan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus-menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses arterosklerosis (penyempitan). Merokok akan mencederai dinding pembuluh darah dan mempercepat pembentukan aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah bisa terjadi di manamana seperti di otak, jantung, paru, ginjal, kaki dan saluran reproduksi. Jadi, meskipun tidak meningkatkan tekanan darah secara langsung, merokok sangat buruk efeknya untuk semua orang terutama yang sudah memiliki penyakit hipertensi.
13 Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa satu di antara tiga penderita hipertensi adalah perokok. Menderita penyakit hipertensi saja sudah dapat menghantarkan jaringan tubuh kita pada resiko penyakit yang lebih tinggi terhadap serangan jantung atau stroke. Apalagi jika penderita hipertensi tersebut seorang yang perokok, maka resiko untuk mendapatkan penyakit kardiovaskular menjadi 2-3 kali lipat besar kemungkinannya. Penderita juga akan lebih beresiko 3-5 kali lebih besar untuk meninggal akibat serangan jantung atau gagal jantung dibandingkan dengan yang tidak merokok. Di samping itu, kemungkinan untuk meninggal karena stroke meningkat lebih dari dua kali lipat. 9 Efek merokok dan hipertensi terhadap pembuluh darah misalnya berdampak pada kekentalan darah dan kelenturan arteri. Merokok mengakibatkan komponen-komponen dalam darah cenderung lebih kental. Perokok dengan tekanan darah normal resiko darah cenderung lebih kental sama dengan perokok dengan hipertensi. Ini akan berdampak pada aliran darah dan akan merusak dinding arteri. Efek jangka menengah dari rokok akan menimpa saraf-saraf simpatis dan akan berdampak pada meningkatnya konsumsi oksigen di otot jantung. Yang lebih kronis adalah kerusakan pada arteri yang bersifat permanen. Penelitian pada perokok yang bertekanan darah normal menunjukan ada peningkatan rata-rata tekanan sistolik sebesar 20 mmhg setelah rokok pertama dihisap. 13
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan
Lebih terperinciPengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia
Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Lebih terperinciBAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tembakau diperkirakan sudah digunakan sejak 100 tahun sebelum masehi oleh suku Aborigin di Amerika (Geiss 2007). Kemudian ketika, Columbus mendarat di benua Amerika,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rokok Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari mulai dari usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai lansia. Ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat lebih dari 100 produsen rokok, dimana kebanyakan berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. Produsen rokok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah i Rokok merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Bahkan, dewasa ini sejumlah remaja, sudah mulai menghisap lintingan tembakau yang disebut rokok
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Kandungan rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan trend di Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah di kenal sejak lama oleh hampir seluruh masyarakat di dunia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah inflamasi saluran napas kecil. Pada bronkitis kronik terdapat infiltrat dan sekresi mukus di saluran pernapasan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi rokok sudah menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat di seluruh dunia. Menurut laporan WHO yang ditulis dalam Tobacco Atlas tahun 2012, konsumsi rokok terus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan faktor resiko utama berbagai penyakit tidak menular, bahkan sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok. Merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Jantung Koroner Jantung koroner adalah suatu penyakit kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah 20% dari penduduk dunia memiliki kebiasaan merokok dengan perbandingan antara pria dan wanita yaitu 4:1 (Eriksen & Ross, 2012). Data tersebut menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolesterol merupakan lemak yang penting namun jika terlalu berlebihan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. (Lars H, 1997).
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN
KARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN Sunyoto. Sutaryono, Nofa Martono. Intisari Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial, baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun pada orang-orang yang berpendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada mahasiswa
Lebih terperinciSISTEM CARDIOVASCULAR
SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciDalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.
PENJELASAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN UMUM Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktifitas nyata dan bisa dilihat dari setiap orang. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya. Rokok pada dasarnya merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok umumnya terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Rokok bukan sekedar asap yang ditelan, nikotin yang terkandung pada asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciGambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur
Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Dewi Susanti 1,2, Deni K Sunjaya 1,3, Insi Farisa Desy Arya 1,3 1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Sitepoe mengungkapkan bahwa asap yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau yang sering disebut dengan hipertensi. Menurut Santoso (2010) hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
Lebih terperinci