ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
|
|
- Ida Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 136 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PTT DAN NON PTT JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: Hernawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNW Mataram ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis efisiensi teknis pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung Kabupaten Lombok Barat, (2) Menganalisis efisiensi alokatif pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung Kabupaten Lombok Barat, (3) Menganalisis efisiensi ekonomis pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat si Teknis (TE) rata-rata yang dicapai petani dalam usahatani jagung tergolong kategori tinggi yaitu 99,99% pada petani SL-PTT dan 95.43% pada petani Non SL- PTT. Ini mencerminkan prestasi petani dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja produktivitas usahatani berada pada level yang memuaskan. Pada Program SL-PTT petani hampir mencapai 100% tingkat efisiensi sedangkan pada petani Non SL-PTT masih mempunyai peluang sekitar 5% untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal. si ekonomis dan efisiensi alokatif pada usahatani jagung di Kabupaten Lombok Barat secara keseluruhan baik petani yang mengikuti Program SL-PTT maupun Non SL-PTT belum tercapai. Kata kunci: si, Faktor Produksi, Jagung. This study aims to (1) analyze the technical efficiency of the use of factors of production in farming PTT and Non PTT corn West Lombok regency, (2) analyzing allocative efficiency in the use of factors of production in farming PTT and Non PTT corn West Lombok district, (3) Analyze economic efficiency in the use of factors of production in farming PTT and PTT Non maize West Lombok regency. The results showed the level of Technical Efficiency (TE) achieved an average farmer in the farming of maize classified high category, 99.99% on a farmer SL-PTT and 95.43% in non-sl-ptt farmers. This reflects the achievement of farmers in managing the important factors that affect the performance of farm productivity is at a satisfactory level. In the SL-PTT program farmers almost 100% efficiency levels while farmers Non SL-PTT still has a chance of about 5% in order to achieve maximum efficiency levels. Economic efficiency and allocative efficiency in maize farming in West Lombok district overall good farmers who joined SL-PTT program and Non SL-PTT has not been achieved. Keywords : Efficiency, Production Factors, Maize PENDAHULUAN Pembangunan pertanian senantiasa ditujukan agar tercapai kualitas sumberdaya manusia yang mendukung kemajuan pertanian, termasuk mengembangkan kemampuan dan kemandirian para pelakunya (petani). Selain itu usaha pengembangan pertanian diarahkan untuk mengembangkan industrialisasi pertanian melalui pengembangan sektor pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya-upaya yang tidak hanya meningkatkan produksi
2 137 semata melainkan juga upaya-upaya yang dapat menggugah petani menerapkan konsepsi agribisnis dengan pengelolaan Sumberdaya seefisien mungkin (Soetomo, 2006). Pembangunan pertanian khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rencana kerja Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun masih terfokus pada peningkatan produksi padi dan palawija dalam rangka inengamankan Swasembada khususnya padi yang telah tercapai pada tahun sebelumnya, bahkan ditingkat nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi penyandang pangan nasional yang berperan penting dalam pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2012 di Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Barat pada renstra atau rencana strategis dituangkan juga upaya peningkatan bahan pangan lain yang sangat potensial untuk dikembangkan yaitu jagung. Salah satu program berbasis masyarakat yang sedang dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dengan berbagai komoditas seperti padi, kedelai dan jagung yang diberikan langsung kepada petani, untuk diterapkan dengan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut Spesifik lokasi, sehingga mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk menunjukkan peningkatan produksi secara berkelanjutan (Dinas Pertanian NTB, 2010). Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi untuk pengembangan jagung yang sangat besar, karena Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki iklim, jenis tanah dan topografi yang sangat mendukung untuk pengembangan jagung. Luas panen jagung di NTB pada tahun 2009 adalah ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 2,45 ton/ha. Dari aspek agronomi, produktivitas jagung di NTB secara teknis masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi 4-5 ton/ha dengan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk teknik budidaya yang memadai dan penanganan pasca panen yang benar dan terarah (Deptan, 2009). Luas panen jagung di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2010, adalah 28 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 3.54 ton/ha (BPS Lobar, 2010) lebih tinggi dari produktivitas jagung rata-rata di Provinsi NTB. Hal ini sebagai gambaran bahwa Kabupaten Lombok Barat dapat menjadi indikator keberhasilan program pertanian. Upaya peningkatan produksi jagung nasional dengan pendekatan PTT dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Pelaksanaan kegiatan SLPTT tahun 2011 di Kabupaten Lombok Barat ada pada 8 kecamatan di 25 desa dengan 33 unit Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu jagung meliputi luas areal 495 ha (Diperta Horti NTB, 2012). Dalam memperoleh produksi yang maksimal, seorang petani akan selalu berusaha untuk mengalokasikan input atau faktor produksi seefisien mungkin guna tercapainya maksimisasi keuntungan. Faktor produksi dalam usahatani dipilah menjadi lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen (Soekartawi, 1989). Usahatani dapat dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut mempunyai produktivitas tinggi, yaitu adanya efisiensi usaha (fisik), yang mengukur banyaknya hasil produksi (Output) yang diperoleh per satuan input, sehingga diperoleh pendapatan yang tinggi. Apabila penggunaan input dapat dilakukan dengan efisien, maka pemakaian modal dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga kapasitas tanah yang menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan produksi yang optimum dapat dicapai (Mubyarto, 1989). Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis si teknis pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung Kabupaten Lombok Barat, (2) Menganalisis si alokatif pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung
3 138 Kabupaten Lombok Barat, (3) Menganalisis si ekonomi pada penggunaan faktor produksi pada usahatani PTT dan Non PTT jagung Kabupaten Lombok Barat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan cara mengumpulkan data, menganalisa data dan kemudian menarik kesimpulan (Nazir, 1983). Unit analisis dalam penelitian ini adalah usahatani jagung peserta program SL-PTT dan petani no SL-PTT yang berusahatani jagung di Kecamatan Gerung. Kecamatan Lembar dan Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Lombok Barat menerapkan PTT jagung dengan jumlah kecamatan yang menerapkan PTT 8 kecamatan pada 25 desa dan 33 kelompok tani dengan luas areal 495 ha yaitu terdiri dari Kecamatan Sekotong, Lembar, Labuapi, Gerung, Kediri, Kuripan, Gunungsari dan Batu Layar. Pada penelitian ini ditetapkan 3 Kecematan yaitu Kecamatan Sekotong, Kecamatan Lembar, Kecamatan Gerung yang ditentukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa pada 3 kecamatan tersebut memiliki luas lahan terbesar. Penentuan petani responden dalam penelitian ini dilakukan secara simple random sampling yaitu semua anggota sampel dianggap mempunyai karakteristik yang sama sehingga siapapun yang diambil dapat mewakili populasi. Sedangkan penetuan jumlah sampel ditentukan dengan Quota Sampling yaitu ditetapkan sebanyak 60 orang petani dari keseluruhan kelompok tani yang ada pada 3 desa dimana masing-masing kelompok diwakili oleh 20 orang petani yang terdiri dari 10 orang petani peserta program SL-PTT dan 10 orang petani program non SL-PTT. Analisis Data 1. Perhitungan si Teknis Usahatani si teknis digunakan untuk mengukur tingkat produksi yang dicapai pada tingkat penggunaan input tertentu. Alat analisis yang dipergunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan input produksi dalam proses produksi usahatani jagung adalah menggunakan analisis Frontier. Model analisis yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ( ) ( ) (a) Variabel variabel yang bekerja dalam fungsi produksi : Y = Produksi jagung (kw) X 1 = Luas lahan (ha) X 2 = Jumlah tenaga kerja (HKO) X 3 = Jumlah benih jagung (Kg) X 4 = Jumlah pupuk urea (Kg) X 5 = Jumlah pupuk TSP (Kg) X 6 = Jumlah pupuk TSP (Kg) (b) Variabel variabel yang tidak mempengaruhi ketidakefisienan : Z 1 = Jumlah persil garapan usahatani jagung Z 2 = Total luas garapan, termasuk yang tidak ditanami komoditi bukan jagung Z 3 = Pendapatan total per kapita (Juta Rp) Z 4 = Pengalaman berusahatani (tahun) Z 5 = Umur kepala keluarga rumah tangga petani (tahun) Z 6 = Pendidikan kepala keluarga rumah tangga petani (tahun) Z 7 = Rata-rata tingkat pendidikan formal anggota rumah tangga petani (tahun)
4 139 Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai efisiensi tekni didasarkan pada pendapat Coelli dan Battese (1998) sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) ( ) Dimana : TE = si Teknis y i = Maximum Output x i = Input Produksi = Parameter yang akan diestimasi u = Eror Term v = Error Term dari Kesalahan Pengacakan pendugaan parameter fungsi produksi dan inefficiency function dilakukan secara simultan dengan program FRONTER version 4.1 (Coelli, 1996) dengan opsi Teknic Effect Model. 2. Perhitungan si Alokatif (Harga) Usahatani Untuk mengetahui efisiensi alokatif (efisiensi harga) pada usahatani jagung di Kabupaten Lombok Barat digunakan analisis (Soekartawi, 1987) 3. Perhitungan si Ekonomis Usahatani Untuk mengetahui efisiensi ekonomis pada usahatani jagung di Kabupaten Lombok Barat digunakan analisis (Soekartawi, 1987) NPM = NKM Dimana : NPM = Nilai Produk Marginal NKM = Nilai Korbanan Marginal HASIL DAN PEMBAHASAN si Teknis Penggunaan Faktor Produksi Nilai efisiensi teknis pada Program SL-PTT rata-rata tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani dalam usahatani jagung dilokasi penelitian adalah (99.99%). Sedangkan petani Non SL-PTT Nilai efisiensi teknis bervariasi secara merata dari 85.58% hingga 99.87%. Dan rata-rata tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani dalam usahtani jagung dilokasi penelitian adalah (95.40%). Artinya, rata-rata produktivitas yang dicapai pada petani Program SL- PTT adalah hampir 100 persen dari frontier yakni petani sudah mencapai produktivitas maksimum atau tingkat efisiensi maksimal 100%. Dengan demikian petani program SL-PTT sudah mencapai sistem pengelolaan yang terbaik. Sedangkan petani Non SL-PTT rata-rata produktivitas yang dicapai adalah 95 persen dari frontier yakni produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan yang terbaik. Dengan demikian petani masih memiliki peluang sekitar 5 persen untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal 100 persen. Tingkat efisiensi seperti ini baik petani yang mengikuti program SL-PTT maupun Non Program SL-PTT tergolong kategori tinggi. Pada kasus di lokasi penelitian di mana tingkat efisiensi teknis rata-rata sebesar 0.99% pada Program SL-PTT dan 0.95% pada petani Non SL- PTT dengan produksi rata-rata sebesar Kg/ha pada Program SL-PTT dan Produksi rata- ( )
5 140 rata petani Non SL-PTT sebesar Kg/ha. Angka produksi baik petani pada Program SL- PTT maupun Non SL-PTT telah berada diatas produktivitas rata-rata. Tingkat efisiensi teknis yang tinggi mencerminkan prestasi petani dalam keterampilan manajerial adalah cukup tinggi. Penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja produktivitas usahatani dapat disimpulkan berada dalam level yang memuaskan. Namun disisi lain, tingkat efisiensi yang tinggi juga merefleksikan bahwa peluang untuk meningkatkan produktivitas yang cukup tinggi semakin kecil karena senjang antara tingkat produktivitas yang telah dicapainya dengan tingkat produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengana sistem pengelolan terbaik cukup kecil. Sesungguhnya efisiensi adalah suatu ukuran relative dan abstrak. Dalam praktek keseharian, secara individual seseorang produsen hanya dapat menyadari hakekat efisiensi jika inefisiensi yang didalamnya secara nyata mengakibatkan sejumlah kerugian yang terukur. Disisi lain, secara agregat berlangsungnya inefisiensi dalam waktu yang cukup panjang jelas akan sangat merugikan karena secara sosial terjadi pemborosan sumberdaya yang semakin langka seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan adanya proses degradasi. Mengacu pada karakteristik usahatani jagung, upaya peningkatan efisiensi teknis kurang efektif jika dilakukan secara individual. Hal ini disebabkan oleh adanya saling ketergantungan, terutama dalam aspek pengelolaan irigasi, penanggulangan hama/penyakit tanaman dan pengalokasian tenaga kerja. Dalam pengolahan irigasi, interdependensi antar petani merupakan konsekuensi logis dari rancangan bangun jaringan irigasi, teknis irigasi yang digunakan maupun status sumberdayat air sebagai sumber daya publik. Dalam penanggulangan hama dan penyakit tanam, interdepensi antar petani merupakan implikasi logis dari karakteristik ekosistem. Demikian pula dalam penggunaan tenaga kerja, interdependensi antar pemilik dan pekerja merupakan implikasi logis dalam hubungan sosial budaya setempat. si Harga (Alokatif) si harga menggambarkan apakah petani sudah mencapai keuntungan maksimum atau belum. Oleh karena itu, kondisi efisiensi harga haruslah menyamakan antara nilai produk marginal akibat penggunaan input X dengan harga input X tersebut, yang dapat diformulasikan dengan NPM x = Px Berdasarkan hasil perhitungan, baik pada program SL-PTT maupun non SL-PTT efisiensi harga tidak tercapai. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 1 dan 2 berikut ini. Faktor Produksi Tabel 1. si Harga Masing-Masing Faktor Produksi Pada Program SL-PTT Jumlah (Kg) Biaya (Rp) Koef B Indeks si Tingkat si Benih ,650, Belum Keterangan Input perlu di tambah Urea ,857, (1.82) TSP ,976, NPK ,689, (0.20) Pestisida 21 1,390,000-0,00142 (0.23) HKO ,765,000-0,02679 (0.20) Sumber : Data Primer diolah, 2013
6 141 Penggunaan faktor produksi benih belum efisien karena indeks efisiensinya > 1, hal ini berarti penggunaan benih masih kurang, sehingga masih bisa ditambah agar mencapai efisien. Sedangkan penggunaan input pupuk urea, TSP, NPK, pestisida dan tenaga kerja tidak efisien, karena indeks efisiensinya < 1, hal ini menunjukkan penggunaan input atau faktor produksi yang berlebihan, sehingga perlu dikurangi agar mencapai efisien. Sedangkan pada non program SL-PTT semua faktor produksi yang digunakan tidak mencapai tingkat yang efisien, hal ini dapat dilihat dari indeks efisiensi yang < 1, hal ini menunjukkan penggunaan faktor produksi atau input pada non SL-PTT terlalu berlebihan. Oleh karena itu, agar mencapai tingkat efisien, penggunaan semua input harus dikurangi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. si Harga Masing-Masing Faktor Produksi Pada Non Program SL-PTT Faktor Produksi Jumlah (Kg) Biaya (Rp) Koef B Indeks si Benih ,158, (3.26) Urea ,215, (5,19) TSP ,162, NPK 685 1,626, Pestisida 18 1,570, (0.51) HKO ,270, (0.70) Sumber : Data Primer diolah, 2013 Tingkat si Keterangan si Ekonomis Penggunaan Faktor Produksi si ekonomi merupakan rasio antara keuntungan actual dengan keuntungan maksimum. si eknomi dapat tercapai apabila efisiensi tekhnis dan efisiensi harga (alokatif) tercapai. Oleh karena itu, nilai efisiensi ekonomi diperoleh dengan mengalikan efisiensi tekhnis dengan efisiensi alokatif yang dirumuskan dengan : EE = TER x AER Dimana : EE = si Ekonomi TER = Tehnical si Rate AER = Allocative si Rate Perhitungan tingkat efisiensi ekonomi penggunaan masing-masing faktor produksi pada program SL-PTT disajikan pada Tabel 3 berikut ini :
7 142 Tabel 3. Perhitungan Tingkat si Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Program SL- PTT Faktor Produksi si Harga si Tekhnis si Ekonomi Benih Urea TSP NPK Pestisida HKO Sumber : Data primer diolah, 2013 Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tidak satupun penggunaan faktor produksi yang memberikan hasil yang efisien. Penggunaan faktor produksi sudah menunjukkan penurunan produksi actual total yang menurun, kecuali penggunaan TSP yang memberikan produksi actual total yang positif, tetapi masih berada di bawah produksi maksimum yang seharusnya dapat dicapai apabila penggunaan inputnya efisien. Tabel 4. Perhitungan Tingkat si Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Non Program SL-PTT Faktor Produksi si Harga si Tekhnis si Ekonomi Benih Urea TSP NPK Pestisida HKO Sumber : Data primer diolah, 2013 Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa untuk non SL-PTT. si ekonomi untuk faktor produksi benih, urea, pestisida dan tenaga kerja menunjukkan angka negative, hal ini berarti penggunaan faktor produksi tersebut memberikan produksi actual yang menurun sebelum mencapai titik produksi maksimum. Sedangkan untuk faktor produksi pupuk TSP dan NPK, walaupun efisiensi ekonominya berniali positif, tetapi masih menunjukan produksi actual yang lebih rendah dari produksi maksimum yang seharusnya dicapai. KESIMPULAN Tingkat si Teknis (TE) rata-rata yang dicapai petani dalam usahatani jagung tergolong kategori tinggi yaitu 99,99% pada petani SL-PTT dan 95.43% pada petani Non SL-PTT. Ini mencerminkan prestasi petani dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja produktivitas usahatani berada pada level yang memuaskan. Pada Program SL-PTT petani hampir mencapai 100% tingkat efisiensi sedangkan pada petani Non SL-PTT masih mempunyai peluang sekitar 5% untuk mencapai tingkat efisiensi maksimal. si ekonomis dan efisiensi alokatif pada usahatani jagung di Kabupaten Lombok Barat secara keseluruhan baik petani yang mengikuti Program SL-PTT maupun Non SL-PTT belum tercapai.
8 143 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian, Pedoman Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian yang Dikelola Oleh Petani Desa. Jakarta. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB., Data Perkembangan Produksi Jagung di NTB Tahun Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Mataram. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dalam Grand Strategi Pengembangan Agribisnis Jagung NTB Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Mataram Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta; Soekartawi, 2002.Teori Ekonomi Produksi. Grafindo Persada. Jakarta; Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU
ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU Gibson F. Ginting, Hiras M.L. Tobing dan Thomson Sebayang 085372067505, franseda19@rocketmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG
AGRISE Volume XII No. 3 Bulan Agustus 2012 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS FAKTOR PRODUKSI PADI (Oryza sativa) ORGANIK DI DESA SUMBER PASIR, KECAMATAN PAKIS, KABUPATEN MALANG (ANALYSIS OF TECHNICAL
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar yang memberikan kontribusi sebesar 22,74 persen dibandingkan sektor-sektor lainnya, walaupun terjadi sedikit penurunan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.. Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Asembagus dan Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Pemilihan kecamatan dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)
Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) I GUSTI AYU CHINTYA DEWI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas
Lebih terperinciESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI GANYONG (Studi Kasus di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis)
ESTIMASI EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS USAHATANI GANYONG (Studi Kasus di Desa Sindanglaya Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis) ESTIMATION OF ECONOMIC AND TECHNICAL EFFICIENCY OF GANYONG FARMING (Case Study
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
J. Agroland 23 (1) : 64 69, April 2016 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI The Analysis of Income
Lebih terperinciKata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid
56 KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 16 DAN BISI 2 DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT FARM INCOME COMPARISON OF THE HYBRID MAIZE BISI 16 AND BISI 2 IN GERUNG, WEST LOMBOK Idrus
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:
VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51
Lebih terperinciEFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO
J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan
Lebih terperinciANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG
ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
AGRISE Volume XIII No. 3 Bulan Agustus 2013 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN ALOKATIF USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU (ANALYSIS OF TECHNICAL AND ALLOCATIVE
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH PADA KONDISI IRIGASI SEMI TEKNIS DI KABUPATEN MERANGIN
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH PADA KONDISI IRIGASI SEMI TEKNIS DI KABUPATEN MERANGIN Juber Sudarmono Hutahaean 1), Zulkifli Alamsyah 2) dan A. Rahman 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan)
Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan) NI MADE AYU CITRA LAKSMI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal tersebut bisa kita lihat
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI SAWI (Brassica juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Moh. Ramly (1) ; Mohammad Shoimus Sholeh (2) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Islam
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS OF RICE FARMING PRODUCTION FACTORS IN KARANGANYAR REGENCY) Respikasari* ),
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Productions and Farming Income of Rice on Technical
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 2 (1) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI KEBUN BENIH PADI PADA BALAI BENIH TANAMAN PANGAN
Lebih terperinciPENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1. Oleh : AHMAD ZAINUDDIN
PENGENALAN SOFTWARE FRONTIER 4.1 DAN DEA 2.1 Oleh : AHMAD ZAINUDDIN DAFTAR ISI 2 APA ITU FRONTIER DAN DEA? KONSEP EFISIENSI KONSEP PENGUKURAN EFISIENSI PENDEKATAN PENGUKURAN EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR YANG
Lebih terperinciProduksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada
47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat
Lebih terperinciRENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT
RENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT 1) TRIANA LIDONA, 2) MUH. ANSYAR Fakultas Pertanian Univ. Islam Al-Azhar Mataram Jln. Unizar No. 20 Turida
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE
ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG
Lebih terperinciANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember
ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA Muhammad Firdaus muhammadfirdaus2011@gmail.com Dosen STIE Mandala Jember Abstract This study aims: (1) To identify trends harvest area, production,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras
Lebih terperinciSEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO
SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Lebih terperinciANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANDRI JUSTIANUS SIMATUPANG NPM ABSTRAK Mentimun merupakan sayuran yang banyak digemari
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR
Lebih terperinciPENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN
PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Muzalifah, Nana Danapriatna, Is Zunaini Nursinah Abstract This study aims to determine the factors that affect the amount of production
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR
PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1
Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013
EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciAgriekonomika, ISSN Volume 3, Nomor 1 EFISIENSI PRODUKSI PETANI JAGUNG MADURA DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN JAGUNG LOKAL
Agriekonomika, ISSN 2301-9948 April, 2014 EFISIENSI PRODUKSI PETANI JAGUNG MADURA DALAM MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN JAGUNG LOKAL Isdiana Suprapti 1,2, Dwidjono Hadi Darwanto 2, Jangkung Handoyo Mulyo 2 dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012) efisiensi produksi kain batik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012) efisiensi produksi kain batik cap. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor input terhadap produksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU
30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU
AGRISE Volume XIII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU (ALLOCATIVE EFFICIENCY
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah masalah
Lebih terperinciEFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Mhd. Asaad Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017
ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN SISTEM TEGEL DI KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Comperative Analysis of Jajar Legowo Rice Farming Planting System
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH
LAPORAN AKHIR KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH Oleh : Bambang Irawan Herman Supriadi Bambang Winarso Iwan Setiajie Anugrah Ahmad Makky Ar-Rozi Nono Sutrisno PUSAT SOSIAL
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN
Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com
Lebih terperincie-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :
e-j. Agrotekbis 2 (2) : 193-198, April 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI SETENGAH TEKNIS DAN IRIGASI DESA DI DESA PAKULI KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA
25 Buana Sains Vol 9 No 1: 25-30, 2009 PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan Virgilius Natal 2) 1) PS Agribisnis Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciFAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK
FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG Renie Oelviani 1, Indah Susilowati 2,3, Bambang Suryanto 3 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan
Lebih terperinciReza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT
ISSN -4-8837 ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH PENGGUNA BENIH BERSERTIFIKAT DAN BENIH NON SERTIFIKAT DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA Comparation Analysis Of Paddy
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan
Lebih terperinciJl. Veteran Malang Telp ABSTRACT
HABITAT Volume XXIV No. 1 Bulan April 2013 ISSN: 0853-5167 EFISIENSI TEKNIS USAHATANI MINA MENDONG DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC PRODUCTION FRONTIER (Kasus di Desa Blayu dan Desa Wajak, Kecamatan Wajak,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan dan Kegunaan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH SRI ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA KELAYANG KECAMATAN RAKIT KULIM KABUPATEN INDRAGIRI HULU
Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXIX Nomor 3 Desember 2014 (271-282) P:ISSN 0215-2525 E: ISSN 2549-7960 ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH SRI ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA KELAYANG
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA
39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) Adinda Soraya Nasution *), Iskandarini **) dan Satia NegaraLubis
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili
Lebih terperinciFaktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Deli Serdang) Faoeza Hafiz Saragih* Khairul Saleh Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciPOLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian
PENDAHULUAN POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN Dr. Adang Agustian 1) Salah satu peran strategis sektor pertanian dalam perekonomian nasional
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA BULUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 526-532, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA BULUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU Efficiency Analysis in The
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 335-342, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis
Lebih terperinciKEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI
KEBIJAKAN HARGA INPUT-OUTPUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENAIKAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI Prof. Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan, dan sikap mental
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY
AGRIC Vol.26, No. 1 & No.2, Juli - Desember 2014: 12-19 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY Umi Barokah,
Lebih terperinciEVALUASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL - PTT) PADI DI KABUPATEN NGAWI TESIS
EVALUASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL - PTT) PADI DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH
NASKAH PUBLIKASI JURNAL ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU ANALYSIS ALLOCATIVE EFFICIENCY OF PRODUCTION FACTORS
Lebih terperinciAnalisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract
Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas Abstract This research aimed to determine the risk of production and income in a group of farmers who use local seeds and farmers
Lebih terperinciPERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
J. Agroland 21 (1) : 37-44, April 2014 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of Production
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut Dillon (2009), pertanian adalah sektor yang dapat memulihkan dan mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Peran terbesar sektor pertanian adalah
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinci