BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbon Monoksida (CO) a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak beraroma dan tidak mudah larut dalam air dengan perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila karbon monoksida (CO) diberikan api maka akan terbakar dan mengeluarkan asap biru menjadi karbon dioksida (CO 2 ) (Arifin dan Sukoco, 2009). b. Sumber -sumber Karbon monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses sebagai berikut : a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon (Fardiaz, 2003). b. Reaksi antara karbon dioksida (CO 2 ) dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi (Slamet, 2002). c. Pemakaian bahan bakar fosil pada mesin-mesin penggerak transportasi (Wardhana, 2004). 8

2 9 Menurut Fardiaz (2003) oksidasi tidak lengkap terhadap karbon atau senyawa yang mengandung karbon terjadi apabila jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk pembakaran sempurna. Pembentukan karbon monoksida (CO) hanya terjadi bila reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen murni. Secara sederhana pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap sebagai berikut : 2C + O 2 2CO 2CO + O 2 2CO 2 Sedangkan batas paparan gas karbon monoksida (CO) menurut WHO adalah sebagai berikut : Tabel 1. Batas paparan gas karbon monoksida (CO) menurut WHO No Paparan gas CO Waktu Paparan mg/m 3 ppm (Jam) , , Sumber : WHO, 2004 c. Efek Karbon Monoksida (CO) Akibat paparan gas karbon monoksida (CO) adalah bercampurnya gas karbon monoksida (CO) dengan hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi karboksihemoglobin (COHb). Dimana dengan bertambahnya COHb, fungsi pengaliran oksigen dalam darah terhambat dan apabila terdapat COHb 5% dalam darah (setara dengan 40 ppm gas karbon monoksida (CO) di udara) akan menimbulkan keracunan dalam darah (Arifin dan Sukoco, 2009).

3 10 Gejala yang dirasakan antara lain sakit kepala, mual, muntah, rasa lelah, berkeringat banyak, pyrexia (kenaikan suhu tubuh), pernafasan meningkat, gangguan penglihatan, kebingungan, hipotensi, takikardi, kehilangan kesadaran dan sakit dada mendadak yang dapat muncul pada orang yang menderita nyeri dada (Badan POM, 2004). Telah lama diketahui bahwa kontak antara manusia dengan gas karbon monoksida (CO) pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Gas karbon monoksida (CO) merupakan salah satu gas yang sangat berbahaya karena pada konsentrasi yang relatif rendah (100 ppm atau kurang) dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Sehingga penting untuk diketahui mengenai hubungan gas karbon monoksida (CO) dengan masalah lingkungan karena pada umumnya gas karbon monoksida (CO) di udara kurang dari 100 ppm (Fardiaz, 2003). d. Pembersihan gas karbon monoksida (CO) di udara Menurut Fardiaz (2003) mekanisme alami dimana gas karbon monoksida (CO) hilang dari udara telah banyak diteliti, dan pembersihan karbon monoksida (CO) dari udara kemungkinan terjadi karena beberapa proses sebagai berikut : 1) Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah karbon monoksida (CO) yang hilang sangat sedikit.

4 11 2) Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan karbon monoksida (CO) dengan kecepatan relatif tinggi dari udara. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 5 tahun 2008 menyatakan bahwa untuk jalur hijau jalan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 20 30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Menurut Wardhana (2004) pada pembakaran dengan ER > 1 dimana bahan bakar yang digunakan lebih banyak di udara. Hal tersebut memungkinkan terbentuknya gas karbon monoksida (CO) dengan reaksi sebagai berikut : 2CO+O 2 2 CO 2 Reaksi pembentukan karbon monoksida (CO) lebih cepat dari pada reaksi pembentukan CO 2, sehingga pada hasil akhir pembakaran masih mungkin tersisa gas karbon monoksida (CO) (Wardhana, 2004). Kecepatan reaksi yang mengubah karbon monoksida (CO) menjadi CO 2 terjadi pada atmosfer bawah. Gas karbon monoksida (CO) dapat hilang sebesar 0,1% dari karbon monoksida (CO) yang ada per jam dengan adanya matahari. Berdasarkan kecepatan ini, karbon monoksida (CO) di atmosfer diperkirakan mempunyai umur rata-rata 3,5 bulan. (Fardiaz, 2003). Penyebaran gas karbon monoksida (CO) di udara tergantung pada keadaan lingkungan

5 12 seperti untuk daerah perkotaan yang memiliki banyak kegiatan industri dan tingkat lalu lintas yang padat dapat mengakibatkan udara lingkungan tersebut tercemar oleh gas karbon monoksida (CO). Berbeda dengan daeran pinggir kota atau desa, pencemaran gas karbon monoksida (CO) relatif sedikit dibanding udara perkotaan diatas (Wardhana, 2004). e. Pengendalian 1) Tindakan Pencegahan Menurut Sartono (2001) tindakan pencegahan terhadap paparan gas karbon monoksida (CO) adalah sebagai berikut : a) Kadar karbon monoksida (CO) dalam udara sekeliling kita harus dibawah batas paparan yang telah ditentukan antara lain dengan ventilasi ruangan yang memadai. b) Semua alat dengan proses pembakaran harus terkena udara ditempat terbuka. 2) Tindakan Penanggulangan Tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan apabila keracunan gas karbon monoksida (CO) adalah dengan memberikan oksigen kepada penderita, karena oksigen merupakan antidot terhadap keracunan karbon monoksida (CO) (Sartono, 2011). Pertolongan bagi orang yang keracunan gas karbon monoksida (CO) pada tingkat yang relatif masih ringan dapat

6 13 dilakukan dengan membawa korban ke tempat yang berudara terbuka (segar) dan memberikan kesempatan kepada korban untuk bernafas dalam-dalam (Wardhana, 2004). 3) Tindakan Pengendalian Menurut Arifin, dan Sukoco (2009) tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara akibat gas buang kendaraan yaitu: a) Uji emisi bagi kendaraan umum/barang. b) Uji petik kendaraan bermotor. 2. Darah a. Definisi Darah Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan (Handayani dan Haribowo, 2008). Darah merupakan larutan koloid cair serta elektrolit yang berfungsi sebagai medium pertukaran antara sel tubuh (lingkungan interior) dan lingkungan eksternal (eksterior) (Morton, 2002). b. Fungsi Darah Fungsi penting dari darah adalah sebagai berikut (Morton, 2002) : 1) Mengangkat oksigen dan nutrien yang diabsorpsi ke dalam sel, 2) Mengangkut karbon dioksida dan produk buangan lainnya ke paru-paru, ginjal, sistem pencernaan, serta kulit,

7 14 3) Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke organ serta jaringan sasaran, 4) Melindungi tubuh dari mikroorganisme yang mengancam hidup, 5) Mengatur keseimbangan asam-basa, 6) Melindungi dari pengeluaran darah melalui hemostasis, 7) Mengatur suhu tubuh dengan cara memindahkan panas. c. Komponen Darah Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu : 1) Plasma Darah Plasma darah adalah bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah (Handayani dan Haribowo, 2008). Sifat plasma yang cair dengan bahan dasar air, membuat darah mampu mengangkut berbagai senyawa kimia baik yang terlarut, bersifat koloidal, tersuspensi, atau sulit larut dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh (Sofro, 2012). 2) Butir-butir Darah Butir butir darah terdiri dari : a) Sel Darah Merah (Eritrosit) Sel darah merah (eritrosit) dalah sel yang memiliki fungsi khusus mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan tubuh dan membantu pembuangan karbon dioksida dan proton yang dihasilkan oleh metabolisme jaringan tubuh (Sofro, 2012).

8 15 Eritrosit normal berbentuk bulat pipih seperti cakram bikonkaf yang mempunyai garis tengah rata-rata sekitar 8 mikron dan tebalnya jika diukur dari yang paling tebal adalah 2 mikron, dan di tengahnya mempunyai tebal 1 mikron atau kurang (Guyton, 1995). Bikonkavitas darah memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warna eritrosit yang kuning kemerah-merahan dikarenakan didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb) (Handayani dan Haribowo, 2008). Jumlah eritrosit normal pada laki-laki dewasa per mililiter kubik adalah , dan pada wanita adalah (Guyton, 1995). b) Sel Darah Putih (Leukosit) Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen selular penting dalam darah yang berperan dalam sistem kekebalan (Sofro, 2012). Sel darah putih (leukosit) memiliki beberapa jenis, yaitu limfosit (baik B maupun T), granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil), dan monosit (Sofro, 2012). Granulosit dan monosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi organisme dengan memakannya yaitu dengan proses fagositosis. Salah satu fungsi limfosit adalah untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah (Guyton, 1995).

9 16 c) Butir Pembeku Darah (Trombosit) Sel pembeku darah (trombosit) memiliki bentuk yang berbeda dari dua sel darah lainnya. Hal ini karena dibawah mikroskop tidak tampak seperti sel melainkan seperti bercakkotoran pengecatan. Sel pembeku darah (trombosit) di dalam darah tepi berjumlah per mcl (Sofro, 2012). 3. Hemoglobin (Hb) a. Definisi Hemoglobin (Hb) Hemoglobin (Hb) adalah suatu protein majemuk yang mengandung unsur non-protein yaitu heme dan unsur protein yaitu globin. Pada makhluk hidup, secara fisiologis kompleks proteinheme berfungsi mengikat oksigen, mengangkut oksigen, mengangkut elektron dan fotosintesis. Hemoglobin (Hb) tidak melakukan fungsi fotosintesis pada manusia. Warna hemoglobin (Hb) yang merah menyebabkan sel darah merah yang sebagian besar isinya adalah hemoglobin (Hb) menjadi merah (Sofro, 2012). b. Struktur Hemoglobin (Hb) Hemoglobin terdiri dari heme dan globin (Handayani dan Haribowo, 2008). Molekul hemoglobin (Hb) adalah suatu protein yang mengikat molekul bukan protein yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme. Heme memiliki beberapa bentuk yang telah dikenal yaitu heme a, heme b, dan heme c. Heme a terdapat dalam

10 17 cytochrome-a dan chlorofil, heme b terdapat dalam hemoglobin (Hb), dan heme c terdapat dalam cytochrome-c (Sofro, 2012). Struktur ini melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe 2+ dikelilingi oleh cincin protoporfirin IX, karena zat besi dalam bentuk Fe 3+ tidak dapat mengikat oksigen. Protoporfirin IX adalah produk akhir dalam sintesis molekul heme. Protoporfirin ini hasil dari interaksi suksinil koenzim A dan asam delta-aminolevulinat di dalam mitokondria dari eritrosit berinti, dengan pembentukan beberapa produk antara, yaitu porfobilinogen, uroporfirinogen, dan coproporfirin. Besi bergabung dengan protoporfirin untuk membentuk heme molekul lengkap. Cacat pada salah satu produk antara dapat merusak fungsi hemoglobin (Hb) (Kiswari, 2014). Globin merupakan bagian protein yang terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta (Handayani dan Haribowo, 2008). Globin terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersama untuk membentuk rantai polipeptida. Hemoglobin (Hb) dewasa terdiri atas rantai alfa dan rantai beta. Rantai alfa memiliki 141 asam amino, sedangkan rantai beta memiliki 146 asam amino. Heme dan globin dari molekul hemoglobin (Hb) dihubungkan oleh ikatan kimia (Kiswari, 2014).

11 18 Gambar 1. Struktur Hemoglobin (Hb) (Zarmayana, 2013) c. Pembentukan Hemoglobin (Hb) Sintesis hemoglobin (Hb) dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit pada pembentukan sel darah merah (Guyton and Hall, 2008). Langkah awal sintesis adalah pembentukan senyawa pirol. Senyawa pirol tersebut bersatu membentuk senyawa protoporfirin yang kemudian berikatan dengan besi membentuk molekul heme. Selanjutnya, empat molekul heme berikatan dengan satu molekul globin yaitu suatu globulin yang disintesis dalam ribosom retikulum endoplasma dan kemudian terbentuklah hemoglobin (Hb) (Guyton, 1995). Sintesis heme terjadi di mitokondria (Guyton and hall, 2008 ; hoffbrand dkk, 2005 ; Sofro, 2012). Sintesis heme merupakan suatu rangkaian reaksi biokimia yang bermula dengan sintesis asam amino levulinat (ALA) dengan kondensasi suksinil-koa dan asam amino glisin di mitokondrion (Hoffbrand dkk, 2005; Sofro, 2012). Lewat

12 19 serangkaian langkah reaksi di sitoplasma, terbentuklah koproporfirinogen III, yang kemudian masuk kembali ke mitokondria yang didalamnya terjadi langkah-langkah enzimatis terakhir yang dapat mengubah koproporfirinogen III menjadi porfirinogen IX yang selanjutnya akan menjadi protoporfirin IX (Sofro, 2012). Piridoksal fosfat (vitamin B 6 ) adalah suatu koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoietin. Akhirnya, protoporfirin IX bergabung dengan besi dalam bentuk ferro (Fe 2+ ) untuk membentuk heme (Hoffbrand and Moss, 2013; Hoffbrand dkk, 1995). Sintesis globin pada dasarnya mengikuti proses sintesis protein pada umumnya, dimulai dari transkripsi gena globin di kromosom 11 dan 16, kemudian pengolahan mrna hasil transkrip menjadi mrna masak yang siap dikeluarkan dari inti menuju ke sitoplasma. Di sitoplasma, dengan tersedianya molekul trna yang mengangkut asam amino secara spesifik dan rrna yang bergabung dengan molekul-molekul protein menjadi bangunan ribosom, maka mrna akan diterjemahkan menjadi rantai polipepti atau protein globin (Sofro, 2012). Dimana selanjutnya setiap molekul heme akan bergabung dengan satu rantai globin yang dibuat pada pliribosom. Suatu tetramer yang terdiri dari empat rantai globin masing-masing dengan gugus heme dalam suatu kantong kemudian dibentuk

13 20 menjadi satu molekul hemoglobin (Hb) (Hoffbrand and Moss, 2013; Hoffbrand dkk, 1995). Pengiriman oksigen adalah fungsi utama dari molekul hemoglobin (Hb) (Kiswari, 2014). Pada saat molekul hemoglobin (Hb) mengangkut dan melepas O 2, masing-masing rantai globin dalam molekul hemoglobin (Hb) bergerak pada satu sama lain (Hoffbrand and Moss, 2013; Hoffbrand dkk, 1995). Dimana terdapat beberapa variasi kecil di berbagai rantai subunit hemoglobin (Hb), bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptidanya. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa (α), rantai beta (β), rantai gamma (γ), dan rantai delta (δ). Bentuk paling umum pada orang dewasa yaitu hemoglobin A, yang merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta (Guyton dan Hall, 2008). Kontak antara α 1 β 1 dan α 2 β 2 dapat menstabilkan molekul tersebut. Rantai β bergeser pada kontak α 1 β 2 dan α 2 β 1 selama oksigenasi dan deoksigenasi. Pada saat O 2 dilepaskan rantai β ditarik terpisah, memungkinkan masuknya metabolit 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG) yang menyebabkan penurunan afinitas molekul tersebut terhadap O 2 (Hoffbrand and Moss, 2013). Setiap rantai hemoglobin (Hb) mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang mengandung satu atom besi dan dalam setiap molekul hemoglobin (Hb) terdiri dari 4 rantai hemoglobin (Hb) sehingga satu molekul hemoglobin (Hb) terdiri dari 4 atom besi. Setiap atom ini dapat berikatan longgar

14 21 denga satu molekul oksigen, sehingga 4 molekul oksigen dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin (Hb) (Guyton dan Hall, 2008). Hemoglobin (Hb) mengikat O 2 untuk membentuk oksihemoglobin (HbO 2 ) dimana O 2 menempel pada Fe 2+ dalam heme. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat satu molekul O 2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O 2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O 2 dapat dituliskan sebagai berikut : Hb + O 2 HbO 2 Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik. Deoksigenasi (reduksi) oksihemoglobin (HbO 2 ) juga berlangsung sangat cepat (Ganong, 2003). Oksigen yang tidak atau belum mengikat oksigen disebut sebagai deoksihemoglobin atau deoksihb yang pada umumnya ditulis sebagai Hb. Hemoglobin (Hb) yang mengikat oksigen disebut sebagai oksihemoglobin atau HbO 2. Seperti yang tampak pada persamaan reaksi tersebut, reaksi ini dapat berlangsung 2 arah dimana arah ke kanan menunjukkan bahwa reaksi penggabungan atau asosiasi terjadi di dalam alveolus paruparu yang merupakan tempat berlangsungnya pertukaran udara antara tubuh dengan lingkungan dan arah ke kiri menunjukkan suatu reaksi penguraian atau disosiasi, terutama terjadi di dalam bentuk

15 22 jaringan. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskannya di jaringan untuk diserahkan dan digunakan oleh selsel (Sadikin, 2002). Setiap keadaan yang menyebabkan jumlah oksigen yang ditranspor kejaringan berkurang biasanya meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah. Pada tempat yang sangat tinggi yang jumlah oksigen dalam udara sangat berkurang, insufisiensi oksigen yang ditranspor ke jaringan, dan sel darah dihasilkan demikian cepat sehingga jumlahnya dalam darah sangat meningkat (Guyton, 1995). Degradasi hemoglobin (Hb) berlangsung mengikuti kematian sel darah merah. Sebagaimana telah diketahui, sel darah merah memiliki rentang hidup 120 hari setelah melewati perjalanan sejauh kira-kira mil. Kerusakan sekitar 90% sel darah merah yang telah menua terjadi lewat hemolisis ekstravaskular, yang selanjutnya akan diambil dari sirkulasi oleh makrofaga sistem fagosit mononuclear (Sofro, 2012). Pada kondisi normal, sel darah merah senescene dan heme dari mana saja akan ditelan oleh sel-sel sistem retikuloendothelial. Molekul globin-nya didaur ulang atau diubah menjadi asam amino dan selanjutnya didaur ulang atau mengalami katabolisme. Sementara itu, molekul heme dihancurkan di sel-sel retikuloendotelial oleh heme oxygenase suatu sistem enzim

16 23 mikrosom yang memerlukan oksigen dan NADPH. Dengan aktivitas enzim tersebut cincin heme akan terbuka. Pada reaksi ini dihasilkan karbon monoksida (CO) dan hemin (Fe 3+ ) yang selanjutnya direduksi menjadi heme (Fe 2+ ). Reaksi ini adalah satu-satunya penghasil karbon monoksida (CO) endogen dalam tubuh (Sofro, 2012). d. Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar hemoglobin (Hb) normal seseorang dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut WHO pada tahun 1987 dalam Handayani dan Haribowo (2008) adalah sebagai berikut : Tabel 2. Kadar Hemoglobin (Hb) Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kadar Usia Hemoglobin (Hb) No. (Tahun) Perempuan (P) Lakilaki (L) (g/dl) 1. Anak 11 (0.5-6) 2. Anak (6-14) Dewasa - 13 (>14) Wanita Hamil 11 Sumber : WHO dalam Handayani dan Haribowo (2008) Menurut Kiswari (2014) Kadar hemoglobin (Hb) normal lakilaki dewasa berdasarkan Satuan Internasional (SI) yaitu 14,5-18 g/dl. Sedangkan untuk wanita dewasa yaitu g/dl.

17 24 e. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin (Hb) Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin (Hb) adalah sebagai berikut: 1) Usia Faktor usia akan berpengaruh terhadap kekuatan fisik dan psikis seseorang, pada usia lebih dari 40 tahun seseorang akan cenderung mengalami perubahan prestasi kerja yang dapat mempengaruhi faktor fisiologis, mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, kinerja otot, berfikir, mengingat dan mendengar, serta adanya penurunan kemampuan dalam beradaptasi (Setyawati, 2010). Apabila usia seseorang semakin tua maka daya tahan tubuh terhadap sumber penyebab penyakit akan semakin berkurang, sehingga tidak tertutup kemungkinan apabila terkena sumber penyakit, akan menjadi lebih parah (Ahirawati, 2009). Namun, Kadar hemoglobin (Hb) menjadi lebih tinggi pada bayi baru lahir dibandingkan pada orang dewasa (Kiswari, 2014). 2) Jenis Kelamin Kadar hemoglobin (Hb) sebagian besar perempuan lebih rendah dari kadar hemoglobin (Hb) laki-laki. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik perempuan yang rendah (Huldani, 2010). 3) Ketinggian Daerah

18 25 Kadar hemoglobin (Hb) seseorang di daerah pegunungan lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tinggal di dataran rendah. Karena semakin tinggi tempat, maka kandungan oksigennya semakin menurun, yang selanjutnya mengakibatkan sebagian jaringan mengalami hipoksia. Hal ini akan merangsang pengeluaran eritropoitin yang dapat mengakibatkan eritropoisis yang selanjutnya mengakibatkan eritrosit meningkat. Peningkatan eritrosit akan meningkatkan kadar hemoglobin (Sofro, 2012). Terdapat perbedaan kadar hemoglobin (Hb) yang signifikan pada seseorang yang yang tinggal di daerah dengan ketinggian tertentu (Waani dkk, 2014). 4) Kebiasaan merokok Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 3000 bahan kimiawi. Unsur-unsur dalam rokok antara lain: tar, nikotin, benzopyrin, metilkloride, aseton, amonia, dan karbon monoksida (CO) (Bustan, 2007). Sejumlah komponen darah dipengaruhi oleh merokok. Besar kecilnya komponen darah tergantung pada jumlah batang rokok yang dihisap (Handayani dan Haribowo, 2008). 5) Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam

19 26 bentuk variabel tertentu. Salah satu penilaian status gizi yaitu dengan survei konsumsi makanan. Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi (Supariasa dkk, 2001). f. Pengukuran Kadar Hemoglobin (Hb) Menurut Kiswari (2014) kadar hemoglobin (Hb) seseorang diukur dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1) Tallquist Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dengan membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bergradasi mulai dari warna merah muda sampai merah tua (mulai %). 2) Cu-Sulfat Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) untuk mendapatkan donor yang cocok dan sehat. 3) Sahli Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dengan cara visual. Prinsip dalam pengukuran kadar ini adalah dengan melakukan pengenceran sampel darah menggunakan larutan HCL dan aquades. Penyimpangan hasil pemeriksaan cara sahli ini adalah 15-30%. 4) Fotoelektrik kolorimeter

20 27 Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) dengan menggunakan fotoelektrik kalorimeter. Penetapan kadar hemoglobin dengan fotoelektrik kalorimeter memiliki banyak metode antara lain metode cyanmethemoglobin (HiCN), metode oksihemoglobin, dan metode alkali hematin. Kesalahan hasil pengukuran tidak kurang dari 2 %. 4. Hubungan gas karbon monoksida (CO) terhadap hemoglobin (Hb) Karbon monoksida (CO) bergabung dengan molekul hemoglobin (Hb) pada tempat yang sama seperti oksigen. Oleh karena itu, karbon monoksida (CO) dapat memindahkan oksigen dari hemoglobin (Hb), sehingga menurunkan kapasitas darah sebagai pembawa oksigen (Guyton dan Hall, 2008). Menurut Slamet (2002) Efek gas karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan disebabkan karena karbon monoksida (CO) dapat menggeser oksigen yang terikat hemoglobin (Hb) dan mengikat hemoglobin (Hb) menjadi Karboksihemoglobin (COHb) seperti pada reaksi: HbO 2 + CO COHb + O 2 Hal ini disebabkan karena afinitas karbon monoksida (CO) terhadap hemoglobin (Hb) = 210x daripada afinitas O 2 terhadap Hb. Reaksi ini mengakibatkan Berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O 2 kepada jaringan-jaringan tubuh. Gejala yang terasa dimulai sebagai pusing-pusing, kurang dapat memperhatikan sekitarnya, kemudian terjadi kelainan fungsi susunan saraf pusat, perubahan fungsi

21 28 paru-paru dan jantung, terjadi rasa sesak nafas, pingsan pada 250 ppm, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada 750 ppm (Slamet, 2002). Menurut Wardhana (2004), dalam keadaan normal darah sudah mengandung COHb sebanyak 0,5%, yang berasal dari proses metabolisme di dalam tubuh, terutama hasil pemecahan heme yang termasuk komponen hemoglobin dalam darah. COHb berasal dari konsentrasi gas karbon monoksida (CO) yang terdapat di udara dalam konsentrasi rendah. COHb tidak dapat mengikat dan membawa oksigen. Meningkatnya konsentrasi COHb dapat menyebabkan kurva disosiasi Hb-O 2 bergeser ke kiri, sehingga terjadi mekanisme kompensasi yaitu dengan mengikat oksigen tergantung pada kebutuhan jaringan (Kiswari, 2014). Menurut ACGIH 2003 dalam Suma mur (2009) menyatakan bahwa kadar COHb maksimal yang dianjurkan dalam tubuh seseorang adalah 3,5%. Tabel 3. Pengaruh konsentrasi gas karbon monoksida (CO) di udara dan pengaruhnya pada tubuh bila kontak terjadi pada waktu yang lama Konsentrasi CO di udara Konsentrasi COHb dalam darah (%) Gangguan pada tubuh (ppm) Tidak ada Belum begitu terasa Sistem syaraf sentral Panca indera Fungsi jantung Sakit kepala Sulit bernafas Pingsan-kematian Sumber : Wardhana, 2004

22 29 Paparan karbon monoksida (CO) yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan polisitemia. Polisitemia sekunder adalah peningkatan massa sel darah merah yang disebabkan peningkatan produksi sel darah merah. Kondisi ini merupakan akibat dari peningkatan produksi eritropoietin yang disebabkan oleh hipoksi jaringan (Kiswari, 2014). Salah satu gejala polisitemia adalah peningkatan warna kulit (sering kemerah-merahan) disebabkan oleh peningkatan kadar hemoglobin (Hb) (Handayani dan Haribowo, 2008).

23 30 B. Kerangka Pemikiran Paparan Gas CO Gas CO terhirup Masuk kedalam Tubuh Gas CO berikatan dengan Hemoglobin menjadi COHb O 2 Hb + CO COHb + O 2 O 2 dalam darah menurun Mekanisme Kompensasi Faktor yang mempengaruhi: 1. Jenis Kelamin 2. Ketinggian Daerah 3. Kebiasaan Merokok 4. Usia 5. Status Gizi (IMT) C. Hipotesis Keterangan : Kadar Hb Meningkat Polisitemia Gambar 2. Kerangka Pemikiran : diteliti : Tidak diteliti Ada hubungan antara paparan gas karbon monoksida (CO) dengan kadar hemoglobin (Hb) pada pedagang di daerah Gladag Surakarta.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbon Monoksida a. Pengertian Karbon Monoksida Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan juga tidak berwarna.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas

BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pedagang kuliner di area kuliner daerah Gladag dimana area kuliner tersebut terletak di sisi jalan Mayor Sunaryo yang ramai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbonmonoksida a. Definisi Karbonmonoksida Karbonmonoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang merupakan hasil pembakaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Haemoglobin 1. Definisi Haemoglobin Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan konjungsi protein, sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Pengertian Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam pengangkutan oksigen dari paru- paru

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Rokok bukan sekedar asap yang ditelan, nikotin yang terkandung pada asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN A. Tujuan Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin. B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya

Lebih terperinci

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Sering kita mendengar terjadi kematian di dalam mobil dan ini disebabkan ventilasi yang kurang baik sehingga pembuangan asap yang bocor masuk ke dalam mobil dan perlahanlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak menghasilkan produk teknologi, di antaranya adalah alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat polusi udara yang semakin meningkat terutama di kota kota besar sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu penyumbang polusi udara

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbon Monoksida 2.1.1. Defenisi Karbon Monoksida Karbon Monoksida (CO) adalah hasil pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu zaman yang bergerak di ruang lingkup dunia. Era ini mengakibatkan beberapa perubahan penting dalam sektor kehidupan. Era globalisasi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Sering kita mendengar terjadinya kematian di dalam mobil hal ini disebabkan mobil tertutup rapat, sistem pergantian udara tidak lancar, mesin mobil dalam keadaan hidup atau jalan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam suatu lingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan tersebut dan terkontaminasi zat-zat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat disebut sel darah.

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1 1. Bentuknya bulat pipih, berumur 120 hari, tidak berinti dan cekung bagian. Hal tersebut adalah ciri-ciri... leukosit trombosit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS A. Interaksi Senyawa Kimia dengan Organisme Ilmu yang mempelajari tentang interaksi senyawa kimia dengan organisme hidup disebut farmakologi, dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan

Lebih terperinci

[ BIOKIMIA ] Urobilirubin

[ BIOKIMIA ] Urobilirubin Feces & urine warnaa kuning?? Produksi Intermediet / produk dlm bilirubin Urobilirubin Jika urine jernih?? Sakit.,.,!!!! Hati!!!!! Warna feces spt dempul Obstruksi / kelainan pada hati A. PORFIRIN Porfirin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang mempunyai tugas utama untuk menghantarkan oksigen ke paru-paru. Hemoglobin dapat meningkat ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan,

Lebih terperinci

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan SISTEM PERNAFASAN Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan 1. Pernafasan Eksternal 2. Pernafasan Internal EXIT Mengapa harus bernafas? Butuh energi Butuh Oksigen C 6 H 12 O

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2 Bab 5 Sistem Peredaran Darah Sumber: Encarta 2005 Arteri Vena Gambar 5.1 Sistem peredaran darah pada manusia Peta Konsep Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan olahraga sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Olahraga banyak diminati oleh masyarakat karena dikenal memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DISUSUN OLEH: DEWI RIMPANG ANJANI PUTRI E1A 012 008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi lingkungan yang telah berubah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi lingkungan yang telah berubah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Pencemaran 2.1.1 Pengertian Pencemaran Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi lingkungan yang telah berubah dari bentuk asal ke keadaan yang lebih buruk.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang dengan paparan timbal mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi anemia dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar timbal. Padahal anemia sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. Kambing PE merupakan kambing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun lalu. Sekitar satu milyar penduduk dunia merupakan perokok aktif dan hampir 80% dari total tersebut

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup memerlukan udara, udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Udara yang ada disekitar kita tidak sepenuhnya bersih. Pada saat ini,

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci