BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Perusahaan Multifinance Telah Go-Public
|
|
- Ida Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan Multifinance atau Perusahaan Pembiayaan atau Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha dalam kelompok Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (LJK Non Bank) yang didirikan untuk melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai lembaga pembiayaan. ( diakses pada 12 september 2014) Selain itu, menurut pengertian oleh Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Sedangkan, pengertian dari Perusahaan Pembiayaan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dalam pasal 1 huruf (b) dikatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Saat ini perusahaan-perusahaan pembiayaan atau multifinance bergabung membangun satu asosiasi guna menampung aspirasi seluruh anggota. Pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil keputusan untuk mengubah ALI (Asosiasi Leasing Indonesia) menjadi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Dari 202 perusahaan multifinance, masih 14 perusahaan yang telah go-public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun daftar perusahaan multifinance terlihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Perusahaan Multifinance Telah Go-Public Nama Perusahaan IPO Buana Finance 07 Mei 1990 BFI Finance Indonesia 16 Mei 1990 Clifan Finance Indonesia 02 Oktober 1990 Danasupra Erapacific 06 Juli 2001
2 Trust Finance Indonesia 28 November 2002 Adira Dinamika Multifinance 31 Maret 2004 Wahana Ottomira Multiartha 13 Desember 2004 Mandala Multifinance 06 September 2005 Verena Multifinance 25 Juni 2008 Batavia Prosperindo Finance 01 Juni 2009 Sumber: Biro Radana Bhaskara Finance (HD Finance) 10 Mei 2011 Riset Infobank, Tifa Finance 08 Juli Latar Indomobil Multi Jasa 10 Desember 2013 Belakang Penelitian Magna Finance 07 Juli 2014 Persaingan usaha di Indonesia sangat tinggi, hal ini dikarenakan kemudahan arus investasi dan tingginya perekonomian di Indonesia.Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi ladang bagi para investor untuk menanamkan modal, menyebabkan banyaknya perusahaan baru muncul dan meningkatkan persaingan. ( diakses pada tanggal 11 September 2014). Perekonomian Indonesia yang meningkat terbukti dari kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 yang cukup baik, padahal saat itu perekonomian Indonesia sedang melemah dan tidak stabil. Dalam delapan tahun terakhir ( ), perekonomian Indonesia dapat tumbuh dengan stabil dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 6,0% per tahun. Perekonomian dapat tetap tumbuh dikarenakan kuatnya permintaan domestik. Kuatnya permintaan domestik ditopang oleh dua kekuatan struktural. Pertama, struktur demografi yang menguntungkan karena kelompok masyarakat berpenghasilan menengah berada dalam fase sedang tumbuh. Kedua, kegiatan konsumsi dan investasi dimungkinkan terus tumbuh karena lingkungan ekonomi makro dan sistem keuangan yang dapat dipertahankan kondusif. Kestabilan ekonomi makro tidak terlepas dari dukungan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan sektor keuangan yang tetap dijalankan secara konsisten. ( diakses pada tanggal 15 November 2014) Hal ini juga dikatakan pada laporan tahunan perusahaan pembiayaan tahun 2011 sektor keuangan yang konsisten membawa penguatan baik dalam perbankan maupun industri keuangan non bank. Penilaian terhadap peranan industri keuangan non bank sebagai alternatif sumber pendanaan selain bank semakin penting dalam mempengaruhi kestabilan perkembangan
3 perekonomian di Indonesia. (Laporan Tahunan Perusahaan Pembiayaan 2011, diakses pada 15 November 2014) Peluang pertumbuhan industri multifinance (pembiayaan) meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita masyarakat dan pangsa pasar kendaraan bermotor di Indonesia yang cukup besar. Pertumbuhan perusahaan multifinance disebabkan kemampuan Indonesia bertahan di tengah badai krisis Amerika dan Eropa pada tahun Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang berada pada usia produktif (20 tahun 50 tahun) sangat besar, dan membutuhkan sarana yang bisa menunjang mobilitas keseharian mendorong demand pembiayaan cukup besar, kurangnya infrastuktur angkutan massal juga mengakibatkan masyarakat lebih memilih membeli motor dan mobil daripada angkutan umum dan mendorong pertumbuhan industri multifinance mencapai Rp 330 triliun sampai Rp 350 triliun. ( diakses pada 7 oktober 2014) Lembaga pembiayaan atau yang biasa disebut perusahaan pembiayaan atau multifinance adalah salah satu lembaga keuangan non-bank. Lembaga pembiayaan merupakan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembiayaan secara angsuran. Dimana yang termasuk dalam bidang usaha dari lembaga pembiayaan adalah : a. Sewa guna usaha (leasing), b. Anjak piutang c. Pembiayaan konsumen d. Kartu kredit ( diakses pada 11 september 2014) Industri jasa pembiayaan pada tahun 2011 dalam hal posisi keuangan, menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini dilihat dari jumlah aset, dan pengelolaan kewajiban, dan peningkatan permodalan yang dimiliki oleh industri jasa pembiayaan dibandingkan dengan tahun 2010 dan tahun-tahun sebelumnya. Terlihat dari peningkatan jumlah asset, kewajiban, dan ekuitas industri multifinance yang terlihat pada gambar 1.1 berikut ini:
4 Gambar 1.1 Grafik Keadaan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Perusahaan Multifinance (Dalam Triliun) Sumber : Laporan Tahunan Industri Perusahaan Pembiayaan, 2011 Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2011, aset industri jasa pembiayaan telah tumbuh sebesar 26,53% dibandingkan tahun Sementara itu, dalam lima tahun terakhir, total aset industri jasa Pembiayaan meningkat sangat pesat dari Rp127,3 triliun di tahun 2007 menjadi sebesar Rp291,4 triliun di tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22,86% per tahun. Walau demikian, angka pertumbuhan di tahun 2011 menurun dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 32,36%, tetapi masih lebih tinggi daripada rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun. Dari segi permodalan dalam lima tahun terakhir, modal sendiri industri pembiayaan meningkat dari Rp24,5 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp56,1 triliun dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 23,14% pertahun. Permodalan meningkat menunjukkan adanya peningkatan kegiatan investasi dalam perusahaan. Pertimbangan terhadap kinerja keuangan dan arus kas menjadi faktor yang penting sebelum melakukan kegiatan investasi. Untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan dibutuhkan tambahan modal, dimana modal didapat dari dana sendiri maupun pelaku enonomi lainnya seperti investor. Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan dinilai dari perbandingan rasio-rasio keuangan dalam perusahaan tersebut. (Megarini, 2003:3). Tabel 1.2 Kinerja Keuangan Perusahaan Pembiayaan Keterangan Desember 2012 (Rp Juta) Desember 2013 (Rp Juta) Pertumbuhan (%) Aset Pembiayaan Kewajiban
5 Keterangan Desember 2012 Desember 2013 Pertumbuhan (Rp Juta) (Rp Juta) (%) Modal Disetor Modal Sendiri Laba (Rugi) Bersih Sumber : Biro Riset Infobank, 2014 Keterangan : Kinerja keuangan 2012 dari 170 perusahaan, 2013 dari 169 perusahaan. Melalui tabel 1.2 terlihat bahwa terjadi pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan pembiayaan dari desember 2012 ke desember Terdapat pertumbuhan aset sebesar 16.72%, dimana tahun 2012 aset perusahaan pembiayaan sebesar Rp dan meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp , kemudian dari sisi pembiayaan terdapat pertumbuhan sebesar 14.98%, kewajiban meningkat sebesar 16.66%, modal yang disetor tumbuh sebesar 9.04 % dari desember 2012 ke desember 2013, pertumbuhan modal sendiri sebesar dan pertumbuhan laba sebesar %. Cash flow atau aliran kas merupakan bagian penting dalam laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya karena mengandung unsur-unsur dari laporan laba rugi (arus kas operasional) dan laporan neraca (arus kas keuangan). (Ross et al., 2000; dalam Ariani, 2009: 3). Dalam penelitian oleh Daniati dan Suhairi (2006:15) terlihat bahwa cash flow dari aktivitas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dalam return saham, selain itu cash flow dari aktivitas operasi juga berdampak terhadap return saham walaupun tidak signifikan. Hal ini didukung oleh Trisnawati dan Wahidahwati (2013:78) bahwa untuk analisis investasi, para investor seringkali menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi laba akuntansi. Data arus kas ini sering digunakan investor untuk menganalisa investasi, arus kas merupakan ukuran yang tepat untuk menentukan harga saham. Frekuensi perdagangan saham menunjukkan berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal,
6 Total Frekuensi aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk di pasar modal. (Silviyani et al., 2014:10). Frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance menunjukkan bagaimana reaksi pelaku saham terhadap informasi saham di perusahaan Tahun Gambar 1.2 Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Multifinance Tahun Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah penulis. Gambar 1.2 menunjukkan grafik frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance di Bursa Efek Indonesia. Terlihat setiap tahun minat investor terhadap informasi saham perusahaan multifinance semakin besar. Hal ini berarti jumlah transaksi jual beli saham perusahaan multifinance semakin banyak. Pada tahun 2009 total frekuensi perdagangan saham dengan perusahaan terdaftar sebanyak 12 perusahaan. Pada tahun 2010 total frekuensi perdagangan saham sebesar dengan perusahaan terdaftar sebanyak 11 perusahaan. Pada tahun 2011 total frekuensi perdagangan saham dengan 13 perusahaan terdaftar. Pada tahun 2012 total frekuensi perdagangan saham dengan 13 perusahaan multifinance terdaftar. Pada tahun 2013 total frekuensi perdagangan saham dengan 13 perusahaan multifinance yang terdaftar, dari frekuensi perdagangan terlihat bahwa saham perusahaan multifinance cukup diminati investor, karena terjadinya peningkatan frekuensi perdagangan saham. Pada gambar 1.2 terlihat terjadi penurunan frekuensi perdagangan pada tahun Hal ini dikarenakan adanya penurunan pertumbuhan pembiayaan konsumen industri yang hanya 16.4 % atau sekitar Rp triliun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp triliun. Beberapa
7 faktor penyebab penurunan frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance adalah adanya peraturan menteri keuangan no.43/pmk 010/2012 tentang perubahan uang muka (down payment) pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor. Dalam peraturan tersebut, ada batas minimal uang muka dimana untuk kendaraan beroda dua uang dan beroda empat yang ditujukan untuk kegiatan produktif muka 20% dari harga jual, dan untuk kendaraan beroda empat tujuan non produktif uang muka sebesar 25%. Peraturan ini menurunkan minat konsumen untuk mengajukan kredit kendaraan bermotor, karena sebelumnya dengan uang muka Rp 500 ribu konsumen dapat memiliki kendaraan beroda dua. ( diakses pada 7 oktober 2014). Selain faktor diatas penurunan pertumbuhan perusahaan pembiayaan disebabkan adanya regulasi yang dikeluarkan yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) berkaitan dengan fidusia. PMK No. 130/2012 yang berlaku pada 7 oktober 2012 mewajibkan perusahaan pembiayaan untuk mendaftarkan jaminan fidusia bagi pembiayaan mereka. Artinya, uang muka yang harus dibayarkan konsumen akan makin besar lantaran ditambah dengan kewajiban jaminan fidusia tersebut. ( diakses 11 September 2014), dan lesunya harga komoditas seperti batu barat dan karet akibat menurunnya permintaan ekspor dari China maupun India. ( diakses pada 7 Oktober 2014). Pada Juli 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin menjadi 6.5%. Tujuan untuk menjaga nilai tukar rupiah dan mengantisipasi kenaikan inflasi. Kebijakan ini berdampak pada perusahaan-perusahaan pembiayaan. Kucuran pembiayaan, misalnya untuk kendaraan bermotor menurun seiring dengan kenaikan suku bunga. ( diakses pada tanggal 7 oktober 2014), yang juga mengakibatkan penurunan frekuensi perdagangan saham pada tahun Pertumbuhan industri multifinance mendapat tantangan dari regulasi dan tingkat suku bunga yang akan akan mempersempit ruang gerak industri multifinance, untuk tetap bersaing di pasar perusahaan multifinance harus meningkatkan kinerja operasional perusahaan dengan memanfaatkan kondisi ekonomi, tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya industri otomotif ( diakses 11 september 2014). Perubahan harga saham perusahaan multifinance dapat ditunjukkan oleh gambar 1.3 berikut ini.
8 Rata-rata Harga Saham Tahun Gambar 1.3 Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Multifinance Sumber : Yahoo Finance, data diolah. Pada gambar 1.3 terlihat rata-rata harga saham perusahaan multifinance dari tahun Pada tahun 2009 rata-rata harga saham perusahaan multifinance Rp dan meningkat sebesar Rp pada Kemudian pada tahun 2011 terjadi penurunan harga saham menjadi Rp Lalu pada tahun 2012 masih mengalami penurunan menjadi Rp , dan pada tahun 2013 juga masih terjadi penurunan menjadi Rp Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 terlihat saat rata-rata harga saham multifinance turun banyak investor yang membeli saham perusahaan multifinance tersebut. Hal ini menunjukkan investor memiliki minat terhadap saham perusahaan multifinance. Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perushaan merupakan kunci untuk mengetahui sebuah fundamental dari sebuah emiten yang akan dibeli. Sebelum memulai berinvestasi di pasar modal, sebaiknya membaca laporan keuangan emiten yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Keuntungan akan didapat jika mengerti bagaimana fundamental perusahaan yang akan dikoleksi sebagai portofolio dari investasi. Hal yang diperhatikan dalam laporan keuangan emiten adalah neraca, laporan laba rugi, dan cash flow perusahaan. ( diakses pada 15 oktober 2014). Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan sangat penting untuk melihat apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Kinerja keuangan diukur dari laporan keuangan dengan cara perhitungan rasio keuangan. (Zuliarni, 2012:37)
9 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Deitiana (2011:65) pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan, dividen terhadap harga saham di LQ 45 dengan menggunakan rasio keuangan profitabilitas dan likuiditas (current ratio) memiliki hasil bahwa rasio profitabilitas (Return On Investment, Return On Equity) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan likuiditas(current ratio), pertumbuhan penjualan dan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham. Kemudian menurut Mahendra et al. (2012:136) dalam penelitian pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan kebijakan dividen. Rasio likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, rasio leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan rasio profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian oleh Mais(Martani et al., 2009:46) pengaruh dari rasio keuangan seperti Net Profit Margin (NPM), Return On Assets(ROA), Return On Equity(ROE), Debt Equity Ratio(DER), Earning Per Share(EPS) pada harga saham perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index pada 2004 memiliki pengaruh positif kecuali Debt Equity Ratio. Lebih lanjut, Stella (2009:105) pada penelitian berjudul Pengaruh Price to Earning Ratio(PER), Debt to Equty Ratio(DER), Return On Asset(ROA) dan Price to Book Value(PBV) terhadap harga pasar saham mengatakan bahwa Price Earning Ratio(PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga pasar saham, Debt Equity Ratio(DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga pasar saham, Return On Assets(ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham, dan Price Book Value(PBV) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga pasar saham. Pada penelitian Martani et al. (2009:51) dikatakan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan dan cash flow dari aktivitas operasional berpengaruh pada market adjusted return dan abnormal return. Selain itu, penelitian oleh Hidayat (2011:54) mengenai pengaruh arus kas dan laba terhadap harga saham pada industri telekomunikasi periode adalah bahwa arus kas dan laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai R- square sebesar 77,5% dan variabel arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan signifikan sebesar (0.0000). Sedangkan menurut penelitian Andini & Wirawati
10 (2014:118) Pengaruh cash flow pada kinerja keuangan dan implikasi terhadap nilai perusahaan manufaktur dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Hasilnya bahwa cash flow berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, dan cash flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan pengaruh cash flow terhadap nilai perusahaan tidak dimediasi oleh kinerja keuangan. Dalam Penelitian ini peneliti membatasi hanya meneliti rasio return on equity, price earning ratio, return on investment dan earning per share (Setiawan & Kusrini (2010:74), Current ratio (Megarini, 2003:50), Total Assets Turnover (Dimitropoulos & Asteriou, 2008: 257), Debt Equity Ratio (Stella, 2009:105) karena merupakan rasio yang penting dalam menganalisis harga saham, sejalan dengan Tandelilin (2010:324) yang mengatakan selain rasio diatas nilai saham dapat diukur dengan pendekatan arus kas. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada harga saham perusahaan multifinance, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, RETURN ON INVESTMENT, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN CASH FLOW OPERATION TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MULTIFINANCE YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
11 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di latar belakang masalah, perumusan masalah dari penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut : a. Apakah Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Cash flow operation secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ? b. Apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode ? c. Apakah Debt Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? d. Apakah Total assets turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? e. Apakah Return On Investment secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? f. Apakah Return On Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode ? g. Apakah Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? h. Apakah Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ? i. Apakah Cash flow operation secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham ?
12 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Cash flow operation secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode b. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode c. Untuk mengetahui pengaruh Debt Equity Ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode d. Untuk mengetahui pengaruh Total assets turnover secara parsial terhadap harga saham e. Untuk mengetahui pengaruh Return On Investment secara parsial terhadap harga saham f. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode g. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode h. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio secara parsial terhadap harga saham i. Untuk mengetahui pengaruh Cash flow operation secara parsial terhadap harga saham
13 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna : a. Kegunaan Teoritis Secara ilmiah, penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap ilmu manajemen keuangan khususnya yang berkaitan mengenai Pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Cash flow operation terhadap harga saham. Selain itu juga sebagai tambahan referensi dan wawasan kepada peneliti lain yang tertarik mengkaji lebih dalam lagi tentang Pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan Cash flow operation terhadap harga saham. b. Kegunaan Praktis Bagi investor dapat memberikan informasi mengenai cara hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perusahaan saat ingin melakukan investasi terkait dengan laporan keuangan perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang akan di teliti, latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini akan memberikan gambaran umum arah penelitian yang akan memandu pembaca dalam memahami permasalahan yang sesungguhnya dibahas dalam penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Bab ini memaparkan konsep dan teori yang melandasi seluruh permasalahan yang dibahas dalam penelitian, terutama teori mengenai rasio keuangan, cash flow, nilai saham, dan teori pendukung lainnya untuk memudahkan analisis data, selain itu bab ini berisi tentang kerangka pemikiran mengenai penelitian, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. Bab III Metode Penelitian
14 Bab ini berisikan Jenis Penelitian, Variabel Operasional, Tahapan Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data, dan kemudian teknik analisis data Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisikan deskripsi setiap variabel yang diteliti, analisis statistik yang digunakan dalam pengolahan data, dan pengujian hipotesis untuk analisis pengaruh variabel yang diteliti Bab V Kesimpulan Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan dan saran kepada perusahaan, investor, dan akademisi terkait analisi fundamental perusahaan multifinance.
BAB I PENDAHULUAN. No Nama Perusahaan Kode
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 29/POJK.05/2014 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan, Perusahaan pembiayaan adalah badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia investasi saat ini, para investor harus lebih cermat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia investasi saat ini, para investor harus lebih cermat dalam memilih perusahaan untuk menanamkan sejumlah dana dalam rangka meraih
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu terhadap badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami perkembangan yang cukup mengesankan, sama halnya dengan perusahaan pembiayaan. Tetapi tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berbasis bisnis yang baik adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai dari pemilik perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara. Kehadiran pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan sangat pesat ditandai dengan munculnya perusahaan perusahaan baru. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian dunia dan semakin pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha semakin bersifat kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam mengelola usahanya, perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit, terlebih lagi jika perusahaan tersebut hendak melakukan ekspansi, maka dana yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia masih dirasakan berdampak negatif sampai sekarang ini. Penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini setiap negara harus mampu mengacu pada pembangunan dan perekonomian. Pasar modal memiliki peran yang penting dalam kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin bertambah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran besar pasar modal di era globalisasi saat ini sangat dirasakan oleh para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dana jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya. Bagaimana cara perusahaan untuk
Lebih terperinciPENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM SKRIPSI
PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI) SKRIPSI Oleh: DESKA TRI MARTHA PUSPITASARI B 100 060 277 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam perekonomian suatu negara saat ini ditunjang oleh peranan penting pasar modal dimana pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong masyarakat saat ini untuk terus kreatif, inovatif serta mampu bersaing secara global untuk meciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di pasar modal Indonesia dikenal jenis sektor perusahaan pembiayaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di pasar modal Indonesia dikenal jenis sektor perusahaan pembiayaan. Perkembangan perusahaan dalam industri perusahaan pembiayaan di Indonesia baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami perkembangan maka persaingan pun akan semakin meningkat. Dalam persaingan tersebut perusahaan terdorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana dinamisnya bisnis Negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi suatu Negara termasuk Indonesia. Melalui Pasar Modal, perusahaan dapat memperoleh dana tambahan dari investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan dari pasar modal negara tersebut. Apabila keadaan
Lebih terperinciPENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor membeli saham karena mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal atas investasi yang dilakukan tanpa adanya suatu risiko yang berarti Untuk itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan instrumen lainnya diperjual belikan (Tjiptono & Hendy, 2011 : 1). Instrumen
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham perusahaan. Penelitian ini penting karena dalam melakukan investasi, setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih beberapa alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode waktu yang tertentu. Terdapat dua jenis investasi yaitu investasi langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2013:5) dapat didefisinikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia dilihat dari sisi kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang terpuruk akibat krisis moneter yang berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini menuntut setiap perusahaan agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar modal. Persaingan industri manufaktur di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pasar modal merupakan sarana investasi yang efektif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu negara sering kali dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pasar modal merupakan salah satu sarana informasi yang banyak diminati oleh para investor. Pasar modal sebagai sarana investasi, dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang lebih dahulu dalam membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam situasi perekonomian saat ini semakin lama semakin ketat. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang berkembang cukup pesat dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan dalam menghimpun dana untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Saham yang dijual di pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana. Pasar modal merupakan mediator antara pihak yang kelebihan dana
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka perusahaan akan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (bursa efek). Pasar modal merupakan esensi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang terus berkembang memberikan efek positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan per kapita yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbal hasil kepada para investornya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Kondisi ini didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia berfungsi sebagai sarana pembentukan modal untuk membiayai pembangunan dan juga untuk pemerataan pendapatan. Masyarakat dapat ikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan yang kekurangan dana dan perusahaan yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang membutuhkan modal untuk menjalankan usaha dan pihak lain yang memiliki kelebihan dana yang ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bentuk investasi pendanaan dari masyarakat yang berperan untuk digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan. Pasar modal menyediakan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM
ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Jika tingkat ekonomi suatu negara tersebut baik maka tingkat
Lebih terperinci