BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengetahuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengetahuan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi dari proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior) (Sunaryo, 2004). Menurut Notoatmodjo 2003 dalam buku Keperawatan Kesehatan Komunitas, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo 2003 dalam buku Keperawatan Kesehatan Komunitas, membagi tingkat pengetahuan menjadi 6 tingkatan yaitu: 11

2 12 A. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. B. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. C. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

3 13 situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. D. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompok-kan, dan sebagainya. E. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya

4 14 terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. F. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang ada Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Tingkat pengetahuan setiap orang bervariasi karena di pengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain (Notoatmodjo, 2003): A. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang

5 15 terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru di perkenalkan. B. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. C. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori yaitu pertama perubahan ukuran, kedua perubahan proposi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. D. Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

6 16 E. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. F. Kebudayaan Lingkungan Sekitar Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7 17 G. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Notoatmodjo, 2003). 2.2 Pijat Payudara Untuk Produksi ASI Anatomi dan Fisiologi Payudara Wanita Payudara adalah kelenjar mamaria. Di bawah pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin, payudara Ibu mampu mengeluarkan susu setelah kelahiran bayi. Payudara terletak di bagian anterior atas dada dan terdiri atas lobus-lobus jaringan kelenjar. Setiap lobus mengalirkan isinya ke ductus lactiferus yang bermuara ke ujung puting (Corwin, 2009). Corwin (2009) menyatakan bahwa sebelum pubertas, payudara anak perempuan berukuran kecil dan belum berkembang. Puting susu terletak rata di dada. Bersamaan dengan awitan pubertas, dan di bawah pengaruh estrogen, ukuran, jumlah lemak, dan struktur duktus payudara membesar. Selama kehamilan, sistem duktus terus berkembang dan selsel kelenjar menjadi mampu membuat susu.

8 18 Payudara mengandung glandular (parenchim) dan jaringan duktal, jaringan fibrosa yang mengikat lobuslobus bersama dan jaringan lemak di dalam dan di antara lobus-lobus. Kelenjar mamaria yang berpasangan ini terletak di antara iga kedua dan keenam di atas otot pectoralis mayor dari sternum ke garis midaxillaris meluas ke aksila, suatu area jaringan payudara yang disebut tail of Spence. Ligament Cooper, yang merupakan pita fascia, menyangga payudara pada dinding dada (Smeltzer & Bare, 2002). Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobus yang berbentuk kerucut yang terbuat dari lobulus yang mengandung cluster acini, suatu struktur kecil yang berakhir pada duktus. Semua duktus pada setiap lobus mengalirkan isinya ke dalam suatu ampula, yang kemudian terbuka di puting setelah sebelumnya menyempit. Sekitar 85% jaringan payudara adalah lemak (Smeltzer & Bare, 2002). Areola adalah daerah berpigmen disekeliling puting susu. Kelenjar areolar (Montgomery) adalah kelenjar sebaseus besar di dalam areola (Gibson, 2003).

9 19 A. Struktur Payudara terdiri dari lobulus-lobulus jaringan kelenjar, terbenam di dalam lemak. Lobulus dipisahkan satu sama lain oleh jaringan fibrosa. Payudara menonjol kearah puting susu, dan setiap lobulus bermuara ke dalam sebuah saluran yang bermuara pada Puting susu (Gibson, 2003). B. Suplai Darah Suplai darah oleh arteri dari arteria axillaris dan oleh cabang perforantes arteria mamaria interna, yang berjalan di bagian dalam dada dan di belakang tulang rawan iga dan memberikan cabang melalui ruang sela iga (Gibson, 2003). C. Drainase Vena Ke dalam vena besar pada permukaan payudara dan kemudian ke dalam vena yang berjalan bersama arteri (Gibson, 2003) Proses Pembentukan ASI Pada anak perempuan, payudara berkembang saat pubertas di bawah pengaruh dua hormon, estrogen dan progesteron. Pada kehamilan, perkembangan lebih lanjut dirangsang oleh

10 20 peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam darah. Setelah melahirkan, kolostrum; suatu cairan kuning yang mengandung lemak dan protein, disekresi pada awal. keluarnya susu tidak dimulai sampai beberapa hari kemudian. Hal ini merupakan akibat stimulasi oleh prolaktin hipofisis anterior. Kadar estrogen yang sangat tinggi menghambat sekresi susu, dan estrogen artificial diberikan untuk mencegah atau menghentikan laktasi. Oksitosin yang dihasilkan oleh hipofisis lobus posterior mengeluarkan susu dari duktus laktiferus (Gibson, 2003). Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi sesungguhnya dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin mempunyai fungsi yang berlawanan pada sekresi air susu yaitu prolaktin meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior ibu, dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat secara tetap dari minggu ke lima kehamilan sampai kelahiran bayi. Pada saat ini kadarnya meningkat 10 sampai 20

11 21 kali dari kadar normal saat tidak hamil (Guyton & Hall, 2008). Selain itu, plasenta mengeluarkan sejumlah besar human chorionic somatomammo-tropin, yang mungkin mempunyai sifat laktogenik, jadi menyokong prolaktin dari hipofisis ibu selama kehamilan. Walaupun begitu, karena efek supresi dari estrogen dan progesterone, hanya beberapa milliliter cairan saja yang disekresikan setiap hari sampai bayi dilahirkan. Cairan yang disekresi selama beberapa hari terakhir sebelum dan beberapa hari pertama setelah kelahiran disebut kolostrum; kolostrum ini terutama mengandung protein laktosa dalam kosentrasi yang sama seperti air susu, tetapi kolostrum tersebut hampir tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimal pembentukkannya adalah sekitar 1/100 kecepatan pembentukkan air susu selanjutnya (Guyton & Hall, 2008). Segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progesterone dari plasenta yang tiba-tiba memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam memproduksi air susu, dan dalam 1 sampai 7 hari kemudian, kelenjar payudara mulai mensekresikan air

12 22 susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Sekresi air susu ini memerlukan sekresi pendahuluan yang adekuat dari sebagian besar hormon-hormon ibu lainnya, tetapi yang penting dari semuanya adalah hormon pertumbuhan, kortisol, hormon paratiroid, dan insulin. Hormon-hormon ini diperlukan untuk menyediakan asam amino, asam lemak, glukosa, dan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan air susu (Hamilton, 1995). Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar sewaktu tidak hamil. Akan tetapi, setiap kali ibu menyusui bayinya, sinyal saraf dari puting susu ke hipotalamus akan menyebabkan lonjakan sekresi prolaktin sebesar 10 sampai 20 kali lipat yang berlangsung kira-kira 1 jam. Prolaktin ini bekerja pada payudara ibu untuk mempertahankan kelenjar mammaria agar menyekresikan air susu ke dalam alveoli untuk periode laktasi berikutnya. Bila lonjakan prolaktin ini tidak ada atau dihambat karena kerusakkan hipotalamus atau hipofisis, atau bila laktasi tidak dilakukan terus-menerus, payudara akan kehilangan kemampuannya untuk memproduksi air susu dalam waktu 1 minggu atau lebih. Akan tetapi,

13 23 produksi air susu dapat berlangsung terus selama beberapa tahun bila anak terus menghisap, walaupun kecepatan pembentukkan air susu normalnya berkurang sangat banyak setelah 7 sampai 9 bulan (Hamilton, 1995). Air susu secara kontinu diseksresikan ke dalam alveoli payudara, tetapi air susu tidak dapat mengalir dengan mudah dari alveoli ke dalam sistem duktus dan tidak menetes secara kontinu dari puting susu. Sebaliknya air susu harus dialirkan dari alveoli ke dalam duktus sebelum bayi dapat memperolehnya. Proses ini disebabkan oleh gabungan refleks neurogenik dan hormonal yang melibatkan hormon hipofisis posterior oksitosin (Guyton & Hall, 2008). Ketika bayi menghisap, bayi sebenarnya tidak menerima susu untuk setengah menit pertama kemudian. Impuls sensorik pertama harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari puting susu ke medula spinalis ibu dan kemudian ke hipotalamus ibu, yang menyebabkan sinyal saraf yang membantu sekresi oksitosin pada saat yang bersamaan ketika hipotalamus menyekresi prolaktin. Oksitosin kemudian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara, tempat

14 24 oksitosin menyebabkan sel-sel mioepitel (yang mengelilingi dinding luar alveoli) berkontraksi, dan mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus pada tekanan ± 10 sampai 20 mmhg. Kemudian isapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan air susu. Jadi, dalam waktu 30 detik sampai satu menit setelah bayi mengisap payudara, air susu mulai mengalir. Proses ini disebut pengaliran air susu (let-down) (Guyton & Hall, 2008). Pengisapan pada satu kelenjar payudara tidak hanya menyebabkan aliran air susu pada kelenjar payudara itu tetapi juga pada kelenjar payudara lain. Pengisapan oleh bayi tidak saja mencetuskan pelepasan oksitosin dan pengeluaran susu. Tindakan ini juga mempertahankan dan meningkatkan sekresi susu karena adanya stimulasi sekresi prolaktin yang terjadi akibat pengisapan puting susu oleh bayi (Ganong, 2008) Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI Ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira ml setiap hari. Jumlah ASI tersebut dapat

15 25 dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Kristiyanasari, 2009): A. Makanan Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibu, apabila makan ibu teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas per hari. B. Ketenangan Jiwa dan Pikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, Ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. C. Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat

16 26 mempengaruhi produksi ASI, misalnya penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin, suntik, dan implan berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Andrews, 2010). Estrogen juga dapat digunakan untuk menekan laktasi karena estrogen menghambat kerja prolaktin (Heffner dan Schust, 2008). D. Fisiologi Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon terutama hormon prolaktin. Prolaktin merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu (Guyton&Hall, 2008). E. Anatomis Payudara Bila jumlah lobus dalam payudara berkurang, maka lobulus pun berkurang. Dengan demikian produksi ASI pun juga berkurang karena sel-sel asini yang berfungsi menarik zat-zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang (Ganong, 2008). F. Perawatan Payudara Perawatan payudara (breast care) merupakan perawatan pada payudara ibu yang dilakukan

17 27 mulai dari masa kehamilan sampai pada masa laktasi. Perawatan payudara pada masa kehamilan berbeda dengan perawatan payudara pada masa laktasi. Pada masa kehamilan perawatan payudara yang dilakukan berupa menjaga kebersihan payudara dan perawatan puting sedangkan perawatan payudara pada waktu menjelang hingga masa laktasi yaitu berupa pemijatan pada payudara (Farrer, 2001). Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan memijat payudara. Bila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat ditangani sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar. Selain itu perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Farrer, 2001). Perawatan payudara penting diperhatikan untuk mencegah terjadinya luka pada daerah puting susu, yaitu dengan memberikan ASI dengan posisi yang baik dan tepat saat menyusui (Suririnah.2009). Dengan merangsang payudara

18 28 akan mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin Masalah Dalam Menyusui Di bawah ini merupakan beberapa masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui, diantaranya sebagai berikut: A. Duktus Tertutup Benjolan yang nyeri dan bengkak yang berkembang secara berangsur-angsur pada payudara, tanpa disertai demam biasanya adalah duktus yang tertutup. Duktus semacam ini akan terasa nyeri dan menonjol atau berwarna kemerahan (Simkin, Whalley dan Keppler, 2010). B. Puting Inverted Masalah yang paling sering ditemukan dalam menyusui yaitu puting susu yang inverted atau puting yang tidak menonjol, sehingga Ibu kesulitan dalam menyusui bayinya (Bobak, 2005). C. Payudara Bengkak Pada hari-hari pertama (sekitar 2 4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke

19 29 payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah yang banyak (Gayton & Hall, 2008). D. Mastitis Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam payudara terasa ada masa padat, dan di luarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut (Corwin, 2009). E. Penghambatan Pengaliran Air Susu Masalah khusus dalam menyusui bayi datang dari kenyataan bahwa banyak faktor psikogenik atau perangsangan sistem saraf simpatis umum di seluruh tubuh ibu dapat menghambat sekresi oksitosin dan akibatnya menekan pengaliran air susu (Guyton & Hall, 2008) Pijat Payudara (Breast Care) Pada bulan-bulan terakhir kehamilan para Ibu dianjurkan untuk memijat lembut payudara, terutama di

20 30 daerah yang berwarna gelap (aerola), untuk membuka saluran susu (Nadia Indivara, 2009). Pada saat ASI mulai diproduksi, payudara akan mulai terasa kencang, bengkak, dan tidak nyaman, karena itu segera susui bayi sesegera dan sesering mungkin. Namun agar tidak mengalami kesulitan selama periode menyusui, Ibu perlu melakukan perawatan payudara. Perawatan payudara setelah melahirkan dapat dengan melakukan beberapa pemijatan. Pijat payudara (breast care) adalah perawatan payudara yang dialakukan dalam bentuk pemijatan pada payudara ibu yang di lakukan mulai dari masa kehamilan sampai pada masa laktasi (Nadia Indivara, 2009). Untuk membuat ASI mengalir lancar, Ibu dapat melakukan pengeluaran ASI secara manual dengan tangan atau dengan pompa ASI. Namun mengeluarkan ASI dengan bantuan alat pompa mekanis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan tidak efektif sementara memijat payudara dengan tangan lebih alami. Selain itu kontak kulit dengan kulit merangsang refleks pengeluaran ASI ketimbang kontak dengan permukaan plastik pompa ASI.

21 31 Keuntungan lainnya yaitu gratis dan dapat dilakukan di ruang khusus menyusui atau kamar kecil (Nuryasini, 2008). A. Tujuan Perawatan payudara (pijat payudara) antara lain bertujuan untuk (Kristiyanasari, 2009): 1. Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi. 2. Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan. 3. Mencegah bendungan ASI atau pembengkakkan payudara. 4. Melenturkan dan menguatkan puting susu. 5. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya. 6. Persiapan psikis Ibu. Indikasi perawaatan payudara ini dilakukan pada payudara yang tidak mengalami kelainan dan yang mengalami kelainan seperti bengkak, lecet dan puting inverted.

22 32 B. Manfaat Perawatan payudara atau pijat payudara perlu dilakukan beberapa hari menjelang persalinan, atau sekitar usia kehamilan 32 minggu. Perawatan dilakukan sampai setelah masa melahirkan. Manfaat pijat payudara untuk ibu hamil di antaranya (Roesli, 2009): 1. Mempersiapkan mental Ibu untuk menyusui setelah melahirkan. 2. Mempersiapkan payudara sebelum menyusui. 3. Menguatkan dan melenturkan puting susu untuk memudahkan bayi saat menyusu. 4. Merangsang kelenjar ASI sehingga produksi lebih banyak dan lancar atau tidak terjadi "pembendungan" ASI. 5. Mengurangi resiko luka saat menyusui sehingga Ibu pun merasa nyaman ketika menyusui. C. Pijat Payudara Pada Umumnya Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan pijat payudara, yaitu (Nadia Indivara, 2009): 1. Membasahi kedua tangan Ibu dengan baby oil.

23 33 2. Meletakkan kedua telapak tangan di antara kedua belah payudara. Lalu urut dari atas, samping, bawah dan menuju ke puting susu dengan mengangkat payudara perlahan-lahan, lalu lepaskan dengan perlahan. Ulangi gerakan ini sebanyak 30 kali. 3. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan gerakan spiral pada daerah puting susu, selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara. Melakukan gerakan seperti ini juga pada payudara kanan. 4. Gerakan selanjutnya meletakkan kedua telapak tangan diantara dua payudara. Mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat ke dua payudara dan lepaskan keduanya perlahan. Melakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari di atas dan empat jari lainnya dibawah. Memeras dengan

24 34 lembut payudara sambil meluncurkan kedua tangan ke depan ke arah puting susu. Melakukan hal yang sama pada payudara kanan. 5. Lalu melakukan posisi tangan pararel. Menyangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara kearah puting susu. Melakukan gerakan ini sekitar 30 kali. Setelah itu, meletakkan satu tangan di sebelah atas dan satu lagi dibawah payudara. Meluncurkan kedua tangan secara bersamaan kearah puting susu dengan cara memutar tangan. Mengulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena urutan. 6. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, tiga jari tangan kanan membuat gerakan memutar dan menekan lembut, mulai dari pangkal payudara dan berakhir di puting susu. Melakukan hal yang sama untuk payudara sebelah kanan. Untuk setiap payudara dua kali gerakan.

25 35 7. Mengompres kedua payudara dengan washlap hangat berganti-ganti dengan washlap dingin selama 5 menit. Ini juga berfungsi untuk membersihkan payudara dengan baby oil. D. Pijat Payudara Yang Sering Dilakukan Di Klinik/ RS Adapun cara lain dalam perawatan payudara yang sering dilakukan oleh tenaga kesehatan di klinik yaitu (Kristiyanasari, 2009): 1. Memasang handuk pada bagian perut bawah dan bahu sambil melepaskan pakaian atas. 2. Mengompres kedua puting susu dengan kapas yang dibasahi minyak kelapa atau baby oil selama 2-3 menit. 3. Mengangkat kapas sambil membersihkan puting dengan melakukan gerakan memutar dari dalam keluar. 4. Dengan kapas yang baru, bersihkan bagian tengah puting dari sentral keluar, apabila didapat puting inverted (puting tidak menonjol) lakukan penarikan. 5. Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil dan melakukan

26 36 pengurutan dengan telapak tangan berada diantara kedua payudara dengan gerakan ke atas, ke samping, ke bawah dan kedepan sambil menghentakkan payudara. Lakukan pengurutan ini sebanyak kali. 6. Tangan kiri menopang payudara kiri dan tangan kanan melakukan pengurutan dengan menggunakan sisi jari kelingking. Lakukan gerakan ini sebanyak kali dan lakukan pada ke dua payudara. 7. Langkah selanjutnya dengan menggunakan sendi-sendi jari dengan posisi tangan mengepal, tangan kiri menopang payudara dan tangan kanan melakukan pengurutan dari pangkal kearah puting. Lakukan sebanyak kali pada tiap payudara. 8. Meletakkan baskom dibawah payudara dan menggunakan washlap dibasahi air hangat. 9. Mengguyur payudara kurang lebih 5 kali kemudian di lap dengan washlap bergantian dengan air dingin, masing-masing 5 kali guyuran kemudian diakhiri dengan air hangat.

27 Mengeringkan payudara dengan handuk yang dipasang di bahu. 11. Menggunakan bra yang dapat menopang payudara.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Anatomi Payudara Payudara terletak memanjang secara transversal dari batas lateral sternum ke garis midaxilla dan secara vertikal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Air Susu Ibu Air susu ibu (ASI) adalah makanan pertama alami untuk bayi yang memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi pada

Lebih terperinci

BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN

BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan menarik, maka tak jarang kita mendengar beberapa wanita memilih untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinyamelahirkan atau berari masa setelah melahirkan. Masa nifas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawatan Payudara Masa Antenatal 1. Anatomi Fisiologi Payudara Payudara terletak secara vertikal diantara kosta II dan IV secara horizontal mulai sternum sampai linea aksilaris

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Seting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang A. Sejarah RS. Panti wilasa Citarum Semarang RS. Panti Wilasa Citarum adalah rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawatan Post Partum Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2004). Periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI dan ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009).

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009). digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pijat Oksitosin a. Pengertian Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaanterjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Definisi Nifas Nifas disebut juga post partum atau puerpurium adalah masa atau waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar sampai enam minggu disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERAWATAN PAYUDARA 1. Definisi perawatan payudara Berdasarkan dari permasalah perawatan payudara itu disebabkan ibu tidak menyusui, dikarenakan air susu tidak keluar dan akhirnya

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara 7 Berdasarkan letaknya,secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan IV, secara horizontal, mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Definisi Perilaku Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas mengenai aplikasi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S di Ruang

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mensekresi susu untuk makan bayi (Kumala, 1998). a. Struktur Makroskopis (Verralls, 1997)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mensekresi susu untuk makan bayi (Kumala, 1998). a. Struktur Makroskopis (Verralls, 1997) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Anatomi Payudara Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi, berglandular pada anterior thorax. Pada perempuan mengandung unsur untuk mensekresi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ reproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. NIFAS 1. Definisi Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal, masa nifas berlangsung selama 6 minggu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli, BAB II TINJAUAN KASUS A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1. Pengertian Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam istilah asing sering di sebut early inisiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Konsep Dasar Nifas a. Pengertian Masa nifas (puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Masa nifas berlangsung

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Lampiran 2 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Asuhan Pelayanan Kebidanan Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Kehamilan Waktu : 16.00 WIB Sasaran : Ny.M Tanggal : 15 Agustus 2015 Tempat : Klinik Sumiariani A.

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara 8 Untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, organ payudara menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2016 Husnul Muthoharoh* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

PERAWATAN PAYUDARA POST NATAL

PERAWATAN PAYUDARA POST NATAL SATUAN ACARA PENGAJARAN PERAWATAN PAYUDARA POST NATAL Disusun Oleh : DEWI KARTIKA SARI NIM. G6B 204 009 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAMSTUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Pengertian 1. Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu emulsi lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang dikeluarkan

Lebih terperinci

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI : Anatomi dan fisiologis laktasi, Manfaat ASI Lengkap, Komposisi ASI A. Pengertian laktasi Laktasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes Menyusui adalah : Memberikan makanan dan minuman kepada bayi pada awal masa kehidupannya Di Indonesia kurang populer??? Ibu yang memberi ASI ekslusif

Lebih terperinci

SUKSES MENYUSUI DENGAN PIJAT OKETANI

SUKSES MENYUSUI DENGAN PIJAT OKETANI SUKSES MENYUSUI DENGAN PIJAT OKETANI Machmudah Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Email : machmudah@unimus.ac.id ABSTRAK Menyusui merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASI 2.1.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Payudara 5,10 Organ payudara menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Payudara 4,10 Payudara merupakan bagian yang cukup penting karena menghasilkan ASI yang menjadi sumber utama dari kehidupan. Secara vertikal, payudara terletak di antara

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS MASALAH MASA NIFAS Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH NIM : 6143027 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS 2015/2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 PROPOSAL SKRIPSI DISUSUN OLEH : DARSINA NIM : 07C10104026

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Menyusui

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Menyusui GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Menyusui By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Pentingnya: Kebutuhan gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan gizi yang tinggi dan adanya zat kebal didalamnya membuat ASI tidak tergantikan oleh susu formula yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati., BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

Lebih terperinci

Cara Mencuci Tangan yang Benar

Cara Mencuci Tangan yang Benar Cara Mencuci Tangan yang Benar TUJUAN : 1. Menjaga kebersihan 2. Mencegah terjadinya penularan atau perpindahan kuman 6 Langkah Cuci Tangan 1. Gunakan air bersih dari air yang mengalir untuk membasahi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 43 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pengaruh pijat punggung atau pijat oksitosin menggunakan minyak esensial lavender terhadap produksi ASI pasca

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI tanpa cairan atau makanan lain,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA RINGAN DI RUANG DAHLIA I RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa puerperineum

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE- DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN Andri Tri Kusumaningrum Program Studi D Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Ibu post

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Implant 1. Pengertian Kontrasepsi Implant Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002). Implant adalah suatu alat kontrasepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk hamil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa pascapartum (nifas) merupakan suatu masa antara melahirkan sampai organorgan reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini dimulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.asi eksklusif atau lebih tepat pemberian

Lebih terperinci

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Pembentukan dan Persiapan

Lebih terperinci

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA Nur Signa Aini Gumilas PENDAHULUAN Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui. 1. Anatomi Payudara Payudara

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

Merawat dan Mempertahankan. Kecantikan Payudara

Merawat dan Mempertahankan. Kecantikan Payudara Merawat dan Mempertahankan Kecantikan Payudara Bentuk payudara yang ideal adalah yang indah, sehat, kencang, padat dan juga bagus. Bentuk seperti itu memang biasanya hanya dimiliki oleh para wanita remaja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

TEKNIK MARMET. Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dg tangan jauh lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI).

TEKNIK MARMET. Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dg tangan jauh lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI). http://www.lactationinstitute.org/manualex.html TEKNIK MARMET Bertahun-tahun lamanya para ibu telah menggunakan cara memeras ASI dg teknik Marmet yg mengutamakan let-down refleks. Bahkan banyak ibu menyusui

Lebih terperinci

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010 CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010 A Pertanyaan No Pengetahuan 0,7 0,8 0,9 1,0 1 Perawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Praktek Menyusui Pada seorang ibu payudara terdiri dari 15-24 lobi yang terletak radiar dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Definisi ASI Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi neonatus, yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK. PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK Faizatul Ummah ABSTRAK Tidak keluarnya ASI pada hari-hari pertama setelah

Lebih terperinci

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT Data Dinas kesehatan kota Padang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011). Dalam masa

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Nur Sholichah ABSTRAK Perawatan payudara adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

KEGUNAAN MEMERAH ASI

KEGUNAAN MEMERAH ASI KEGUNAAN MEMERAH ASI Mengurangi bengkak, sumbatan atau stasis ASI Memberi makan bayi yang mengalami kesulitan menghisap payudara Memberi makanan bayi yang menolak menyusu Memberi makan bayi berat lahir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil), dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau 30 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil kata dasar "tahu" dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol, prosedur dan teori. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan mengungkapkan teori dan acuan tentang konsep-konsep dan teori yang menjadi acuan pada penelitian. Teori dan konsep yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitian.

Lebih terperinci

MANFAAT ASI BAGI BAYI

MANFAAT ASI BAGI BAYI HO4.2 MANFAAT ASI BAGI BAYI ASI: Menyelamatkan kehidupan bayi. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan

Lebih terperinci