Jurnal Mantik Penusa Vol 16 No 2 Desember 2014 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Mantik Penusa Vol 16 No 2 Desember 2014 ISSN"

Transkripsi

1 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI BERBASIS PETA PIKIRAN DAN BERBASIS PETA KONSEP PADA POKOKBAHASAN PANGKAT DAN BENTUK AKAR DI KELAS X SMA KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN PELAJARAN 05/06 AWALUDIN FITRA, S.Pd., M.Si Prodi Teknik Informatika STMIK PELITA NUSANTARA MEDAN luthgayo983@gmail.com ABSTRAK Penelitian yang dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Medan ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan memberikan perlakuan kepada kedua kelompok sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan yaitu sebanyak lima kelas dengan rata-rata jumlah siswa 35 orang. Sampel penelitian diambil dua kelas yang ditentukan dengan teknik random sampling, yaitu Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II masing-masing sebanyak 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk objektif tes, yaitu untuk soal pretes dan postes masing-masing sebanyak 5 soal yang masing-masing telah dinyatakan valid dan reliabel. Sebelum pengujian hipótesis terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas tes. Normalitas diuji dengan menggunakan teknik Lilliefors dan homogenitas dengan menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep dengan hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > t tabel yaitu,66 >,669 pada taraf 0, 05. Hasil belajar siswa kelas Eksperimen I diperoleh ratarata pretes sebesar 36,76 dan rata-rata postes sebesar 8,33. Sedangkan hasil belajar siswa kelas Eksperimen II diperoleh rata-rata pretes sebesar 36,95 dan rata-rata postes sebesar 74,0. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat sekarang, sangat berpengaruh terhadap segala dimensi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber daya yang berkualitas hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu wadah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik [] bahwa : Dalam pelajaran berhitung kita akan menemukan tujuan-tujuan sebagai berikut :. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan dasar berhitung yang praktis.. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam pola berpikir abstrak sehingga mampu memecahkan soal-soal yang dihadapinya dalam kehidupan seharihari. 3. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kemampuan untuk hemat dan pandai menghargai waktu, rasional ekonomi.

2 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan sikap gotong royong, jujur, serta percaya kepada diri sendiri. Peningkatan mutu pendidikan matematika sangat diperlukan, khususnya peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Peranan matematika yang begitu penting, dan siswa yang merupakan keluaran pendidikan yang akan menghadapi perkembangan IPTEK sering mendapat kritikan dari berbagai kalangan yang mengarah pada hasil belajar matematika siswa yang masih rendah. Seperti yang diungkapkan Zainurie [] sebagai berikut : Banyak orang bilang Mutu Pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang mendukung opini ini, seperti : Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 4 negara pada kategori literatur matematika. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal) yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Di dukung dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Seperti dalam Syarif [3], bahwa : Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan, defenisi, prinsip dan konsep materi pelajaran terlebih dahulu, serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Metode ekspositori digunakan oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara verbal. Dalam pembelajaran matematika siswa tidak cukup hanya sekedar mendengar dan melihat apa yang diajarkan oleh guru, karena hal itu hanya akan bertahan sementara dalam ingatan mereka, tetapi diperlukan adanya proses penyimpanan materi secara permanen yakni melalui proses pencatatan. Proses pencatatan akan membantu siswa dalam mengingat dan mengulang kembali materi yang telah diajarkan ketika dibutuhkan, terutama dalam pengerjaan latihan. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyanto [4] : Pentingnya kegiatan mencatat ini tetap diyakini karena bagaimanapun kemampuan mengingat manusia sangat terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, kegiatan mencatat diperlukan sebagai cara menutupi kelemahan itu. Tanpa proses pencatatan, informasi yang diterima tidak akan optimal dan tidak akan bertahan lama dalam ingatan. Seperti dalam De Porter dan Hernacki [5] menyatakan bahwa: Catatan diperlukan untuk mengingat apa yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulang, kebanyakan orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Persoalan yang muncul kemudian adalah cara mencatat yang bagaimana yang mampu meningkatkan daya ingat sekaligus daya pikir itu. Salah satu teknik mencatat adalah peta pikiran (mind map). Menurut Mulyanto [6] Teknik mencatat peta pikiran didefinisikan sebagai kegiatan merepresentasikan ide yang diungkapkan suatu wacana dengan menggunakan seluruh simbol grafis dalam satu gambar peta. Simbol grafis tersebut adalah kata, citra, angka, jarak, warna, simbol dll. Gambar peta yang dimaksud adalah hasil suatu rekonstruksi

3 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN gagasan dalam sebuah pola yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, subtopik dan perincian menjadi cabang-cabang dan ranting-rantingnya. Mind map adalah salah satu cara atau teknik mencatat yang kreatif dan efektif serta mengoptimalkan kerja kedua belahan otak. Seperti dalam Buzan [6]: Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiranpikiran kita. Mind map juga sangat sederhana. Teknik mencatat lainnya adalah peta konsep (concept map). Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisiproposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Menurut Kholil,A [7]: Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hirarki, kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab akibat. Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru. Pangkat dan Bentuk Akar merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan di sekolah SMA kelas X, yang termasuk salah satu pelajaran yang cukup sulit, karena banyak menggunakan rumus-rumus dan sifat-sifat. Ini terbukti ketika peneliti mengadakan wawancara kepada beberapa siswa kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan. Kebanyakan siswa mengaku kesulitan untuk mengingat dan menentukan rumus dan sifat mana yang harus dipakai dalam pengerjaan soal yang diberikan. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Metode Ekspositori Berbasis Peta Pikiran dan Berbasis Peta Konsep pada Pokok Bahasan Pangkat dan Bentuk Akar di Kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan Tahun Pelajaran 05/06... Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi. 3. Siswa menganggap matematika sebagai rumus yang rumit dan membingungkan. 4. Siswa sulit mengingat rumus yang banyak. 5. Siswa sulit menghubungkan sifat atau rumus yang satu dengan sifat atau rumus lainnya pada proses penyelesaian soal..3. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam kesempatan ini penulis hanya membahas tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajarkan dengan Menggunakan Metode Ekspositori Berbasis Peta Pikiran dan Berbasis Peta Konsep pada Pokok Bahasan Pangkat dan Bentuk Akar di Kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan Tahun Pelajaran 05/ Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi daripada hasil belajar 3

4 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar di kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan tahun pelajaran 05/06?.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar di kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan tahun pelajaran 05/06. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Medan dan dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran 05/ Populasi dan Sampel 3.. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan yaitu sebanyak 5 kelas. 3.. Sampel Sampel dalam penelitian ini sebanyak kelas yang diambil secara acak. Kepada kelas eksperimen I diberikan teknik pencatatan peta pikiran, dan pada kelas eksperimen II diberikan teknik pencatatan peta konsep. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 3.3 Defenisi Operasional Penelitian ini berjudul perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran dan berbasis peta konsep pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar di kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan tahun pelajaran 05/06.. Peta pikiran : metode mencatat ringkas yang kreatif dan efektif yang dituangkan ke dalam bentuk kata kunci, simbol, garis melengkung, gambar dan warna, serta dibuat di satu kertas horizontal tak bergaris yang mencakup keseluruhan isi materi pelajaran.. Peta konsep : metode mencatat dalam bentuk bagan yang hirarki untuk menyatakan hubungan yang bermakna Kelas Pre-test Perlakuan antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. 3. Hasil belajar : merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar akibat dari proses belajar yang dilakukan. 3.4 Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design dengan dua perlakuan. Dalam penelitian ini dua kelompok subjek penelitian diambil dari populasinya secara acak. Kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen I dan kelompok kedua dinamakan kelompok eksperimen II. Terhadap eksperimen I diberikan perlakuan pertama dalam waktu tertentu, sedangkan terhadap kelompok eksperimen II diberikan perlakuan kedua dalam waktu yang sama. Tabel 3. Randomized Pretest- Posttest Control Group Design Posttest Eksperimen I T X T Eksperimen II T X T Dimana : T = Pre-test X = Pembelajaran dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran X = Pembelajaran dengan metode ekspositori berbasis peta konsep T = Post-test 3.4. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah :. Variabel Bebas : a. Variabel Perlakuan : Pembelajaran dengan teknik pencatatan peta pikiran dan pembelajaran dengan teknik pencatatan peta konsep. b. Variabel Kontrol : - Waktu : Banyaknya waktu yang digunakan untuk pengajaran di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sama. - Buku : Buku yang dipergunakan selama pembelajaran di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sama. - Bahan Ajar : Kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II mendapat bahan ajar yang sama, yaitu bentuk pangkat dan bentuk akar. 4

5 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN Guru : Guru yang mengajar di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah peneliti sendiri. Variabel Terikat : Hasil belajar siswa pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar. 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahap-tahap kegiatan dengan seperangkat alat pengumpul data dan perangkat pembelajaran. Adapun tahapannya adalah :. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah : a. Menyusun jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal yang ada di sekolah. b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan peta pikiran dan peta konsep pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar. Rencana pembelajaran tiap kelas dibuat dalam 3 kali pertemuan, dimana sekali pertemuan adalah x 45 menit. c. Menyiapkan alat pengumpul data, berupa pretest dan posttest.. Tahap Pelaksanaan Dalam penelitian ini, tahap pelaksanaan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas secara acak dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama dinamakan kelas eksperimen I dan kelas kedua dinamakan kelas eksperimen II. - Memberikan pre-test (T ) kepada kedua kelas sampel untuk mengukur kemampuan awal pada kedua kelas, kemudian menghitung mean (rata-rata) kedua kelas. - Mengadakan pembelajaran pada kedua kelas dengan bahan dan waktu yang sama, hanya teknik pembelajaran yang berbeda. Untuk kelas eksperimen I diberikan perlakuan yaitu pembelajaran metode ekspositori berbasis peta pikiran sedangkan kelas eksperimen II diberikan pembelajaran metode ekspositori berbasis peta konsep. - Memberikan post-test (T ) kepada kedua kelas untuk melihat pengembangan kompetensi matematika siswa sesudah pembelajaran, kemudian menghitung mean masing-masing kelas. Soal yang diberikan kepada siswa berbeda dengan soal pre-test tetapi setara. Waktu dan lama pelaksanaan post-test pada kedua kelas adalah sama. - Membandingkan hasil post-test pada kedua kelas. - Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik t untuk menentukan apakah perbedaan skor tersebut (langkah 5) signifikan, yaitu apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah tes. Tes yang tersusun dari 5 tes berbentuk pilihan ganda. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu tes tersebut diuji cobakan kepada siswa yang sudah pernah mempelajari materi Pangkat dan Bentuk Akar. Setelah itu diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya Uji Validitas Untuk menentukan validitas suatu tes, peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Momen (Arikunto : []), sebagai berikut : N XY X Y r XY N X X N Y Y Keterangan : N : Banyak siswa r : Koefisien Korelasi XY X : Jumlah jawaban benar untuk kelompok x Y : Jumlah jawaban benar untuk kelompok y XY : Jumlah perkalian x dan y Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap soal maka harga tersebut dikonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment dengan kriteria r hitung > r tabel untuk taraf nyata 0, 05, maka korelasi tersebut dikatakan valid dengan n = 40 untuk pretes dan postes Uji Reliabilitas 5

6 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN Suatu instrumen dikatakan reliabel berarti itu cukup baik. Sehingga dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas ditentukan dengan rumus KR-0 (Arikunto : ), sebagai berikut : n s pq r n s Keterangan : r = reliabilitas keseluruhan n = banyak item s = varians total p = proporsi siswa yang menjawab item q dengan benar = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (q = p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q Adapun kriteria reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut : r = < 0,0 : sangat rendah r = 0,0 0,40 : rendah \r = 0,4 0,70 : sedang r = 0,7 0,90 : tinggi r = 0,9,00 : sangat tinggi Varians total dicari dengan rumus : S NY N N Berdasarkan data uji reliabilitas pretes dan postes maka diperoleh reliabilitas untuk pretes sebesar 0,780 dan reliabilitas untuk postes sebesar 0,83. Setelah dibandingkan masingmasing dengan kriteria reliabilitas ternyata reliabilitas tes tergolong tinggi Uji Indeks (Tingkat) Kesukaran Untuk menentukan tingkat kesukaran dinyatakan dengan rumus (Arikunto : []), sebagai berikut : B TK JS Keterangan : TK = Tingkat Kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab benar JS = Jumah siswa Kriteria tingkat kesukaran soal adalah : Soal dengan P (0,00 0,30) adalah sukar Soal dengan P (0,3 0,70) adalah sedang Soal dengan P (0,7,00) adalah mudah Y Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran tes, untuk pretes dan postes dari 5 soal yang valid diperoleh seluruhnya mempunyai tingkat kesukaran sedang Uji Daya Beda (Indeks Diskriminan) Untuk menentukan uji daya beda digunakan rumus (Arikunto : []), sebagai berikut : D BA JA BB JB Keterangan : JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda tes : D = 0,00 0,0 : Jelek D = 0, 0,40 : Cukup D = 0,4 0,70 : Baik D = 0,7,00 : Baik sekali semuanya tidak baik dan semua butir soal sebaiknya dibuang Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t. Uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis apakah kebenarannya dapat diterima atau tidak. Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas Uji Normalitas Data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif yaitu data nominal (diperoleh dari hasil menghitung) dan sampel yang digunakan adalah dua kelompok sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis harus dipenuhi syarat analisis yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang akan dianalisis normal atau tidak. Untuk menentukan uji normalitas ini, digunakan uji Lilliefors. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan uji Lilliefors (Sudjana, [5]) adalah sebagai berikut :. Pengamatan X, X, X 3,..., X n dijadikan bilangan baku Z, Z, Z 3,..., Z n dengan menggunakan rumus: 6

7 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN X i X Zi S Dimana : X = data ke i i X = Rata-rata skor S = Simpangan baku sampel. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Z i ) = P (Z Z i ). 3. Selanjutnya dihitung proporsi Z, Z, Z 3,..., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z i ) maka: banyaknya Z, Z, Z3,..., Z n yang Z S( Zi ) n 4. Menghitung selisih F(Z i ) dengan S(Z i ) kemudian menentukan harga mutlaknya. 5. Ambillah harga mutlak terbesar disebut L 0 untuk menerima atau menolak hipotesis. Kita bandingkan L 0 dengan kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata 0, 05 dengan kriteria: a. Jika L0 Ltabel maka data berdistribusi normal b. Jika L0 Ltabel maka data tidak berdistribusi normal Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan untuk menguji homogenitas varians skor antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk pre-test. Pasangan hipotesis yang akan diuji dalam pengujian homogenitas adalah: H : 0 H a : Dimana : = varians kelas eksperimen I = varians kelas eksperimen II Selanjutnya menurut Sudjana [3], dilakukan uji dua pihak dengan taraf nyata 0,05. Uji ini bertujuan untuk melakukan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Deskripsi Data.5.. Deskripsi Ujicoba Instrumen Penelitian i pengujian mengenai kesamaan dua varians dengan rumus sebagai berikut : Varians Terbesar F Varians Terkecil Jika F hitung < F tabel maka H 0 ditolak dan jika F hitung F tabel maka H 0 diterima. Dimana F v,v didapat dari frekuensi F dengan peluang, sedangkan dk pembilang = (n ) dan dk penyebut = (n ) untuk taraf nyata 0, Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diuji (Sudjana : [3]) adalah : H : 0 H : a Dimana: = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen I = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen II Untuk menguji hipotesis digunakan uji t pihak kanan (Sudjana : 007) dengan rumus : X X t hitung S n n Dengan : S n S n n n Dimana : n = jumlah sampel eksperimen I n = jumlah sampel eksperimen II X = skor rata-rata kelas eksperimen I S X = skor rata-rata kelas eksperimen II S = simpangan baku gabungan S = simpangan baku kelas eksperimen I S = simpangan baku kelas eksperimen II Kriteria pengujiannya adalah H o diterima jika t t pada taraf signifikan hitung tabel 0,05 dengan dk = (n + n -). Tes hasil belajar yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini sebelum dijadikan alat pengumpul data terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di luar sampel penelitian dengan maksud untuk mengetahui 7

8 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda tes. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa soal pretes dari 0 soal yang diujicobakan 5 soal yang dinyatakan valid dan 5 soal yang dinyatakan tidak valid (soal nomor 3, 6, 3, 6, dan 7) dengan reliabilitas atau r 0,780 (reliabilitas tinggi), sedangkan untuk soal postes dari 0 soal yang diujicobakan 5 soal dinyatakan valid dan 5 soal dinyatakan tidak valid (soal nomor, 3, 3, 6, dan 7) dengan reliabilitas atau r 0,83 (reliabilitas tinggi). Selanjutnya soal-soal yang telah dinyatakan valid, diuji tingkat kesukaran dan daya bedanya. Berdasarkan hasil perhitungan, untuk pretes dari 5 soal yang valid terdapat 5 soal yang tergolong sedang, sedangkan berdasarkan daya beda terdapat soal tergolong baik dan 3 soal tergolong cukup. Untuk soal postes berdasarkan uji tingkat kesukaran terdapat 5 soal yang tergolong sedang, sedangkan berdasarkan kriteria daya beda terdapat 9 soal tergolong baik dan 6 soal tergolong cukup. Dengan demikian dari ujicoba instrumen yang dijadikan alat pengumpul data untuk pretes dan postes masing-masing sebanyak 5 soal..5.. Deskripsi Data Hasil Penelitian.5... Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I Sebelum diberikan perlakuan siswa terlebih dahulu diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pretes yang diberikan sebanyak 5 soal. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 00. Setelah diketahui kemampuan awal siswa, selanjutnya siswa kelas eksperimen I diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran. Pada akhir pertemuan siswa diberikan postes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal postes yang diberikan sebanyak 5 soal dan penilaian dilakukan dengan skala 00. Hasil pretes dan postes siswa kelas eksperimen I, menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen I sebelum diberikan pembelajaran diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 36,76 dengan standar deviasi,8 dan setelah diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran, dari hasil postes diperoleh ratarata sebesar 8,33 dengan standar deviasi 0, Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen II Untuk kelas eksperimen II, sebelum diberikan perlakuan siswa terlebih dahulu diberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pretes yang diberikan sebanyak 5 soal. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 00. Setelah diketahui kemampuan awal siswa, selanjutnya siswa kelas eksperimen II diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta konsep. Pada akhir pertemuan siswa diberikan postes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Soal postes yang diberikan sebanyak 5 soal dan penilaian dilakukan dengan skala 00. Hasil pretes dan postes siswa kelas eksperimen II, menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen II sebelum diberikan pembelajaran diperoleh rata-rata nilai pretes sebesar 36,95 dengan standar deviasi 4, dan setelah diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep, dari hasil postes diperoleh rata-rata sebesar 74,0 dengan standar deviasi, Uji Normalitas Data Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data sebagai prasyarat pengujian hipotesis. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data-data hasil penelitian memiliki sebaran data yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan hasil pengujian normalitas data menunjukkan bahwa data pretes maupun postes dari kedua kelompok siswa yang dijadikan sampel penelitian memiliki sebaran data yang berdistribusi normal pada taraf 0,05 yaitu L 0 < L tabel Uji Homogenitas Data Pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa yang dijadikan sampel penelitian memiliki varians data yang homogen atau dapat mewakili populasi yang lainnya. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji F pada data pretes pada kedua sampel. Berdasarkan hasil perhitungan, disimpulkan bahwa kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II berasal dari populasi yang homogen dengan F hitung < F tabel yaitu,450 <,776 pada taraf 0, 05. Dengan demikian kedua kelompok sampel 8

9 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan dapat mewakili populasi Uji Hipotesis Setelah diketahui bahwa data-data hasil penelitian memiliki sebaran yang berdistribusi normal baik pretes maupun postes dan berasal dari populasi yang homogen, langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan, secara ringkas hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil pengujian hipotesis pada data postes diperoleh t hitung > t tabel yaitu,66 >,669 sekaligus menyatakan terima H a pada taraf 0,05 yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep. 4.. Pembahasan Hasil penelitian di kelas X SMA Kemala Bhayangkari Medan, sebelum diberikan perlakuan kemampuan awal pada kedua kelompok sampel pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar adalah 36,76 untuk kelas eksperimen I dan 36,95 untuk kelas eksperimen II. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas data yang diperoleh dari data pretes menunjukkan bahwa kedua kelompok sampel memiliki varians yang sama. Setelah diketahui kemampuan awal kedua kelompok siswa, selanjutnya siswa diberikan pembelajaran yang berbeda pada pokok bahasan pangkat dan bentuk akar. Siswa kelas eksperimen I diajar dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran dan siswa kelas eksperimen II diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep. Pada akhir pertemuan setelah semua materi selesai diajarkan, siswa diberikan postes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian untuk kelas eksperimen I diperoleh rata-rata nilai postes sebesar 8,33, sedangkan siswa kelas eksperimen II diperoleh rata-rata nilai postes sebesar 74,0. Berdasarkan rata-rata nilai postes kedua kelompok sampel, terlihat bahwa rata-rata nilai postes kelas eksperimen I lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai postes kelas eksperimen II. Dengan demikian, dari rata-rata nilai postes tersebut hipotesis alternatif yang diajukan telah terbukti secara teori. Meskipun demikian perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk membuktikan apakah hipotesis alternatif yang diajukan teruji kebenarannya secara statistik. Hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > t tabel yaitu,66 >,669 pada taraf 0, 05 yang berarti hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep, teruji kebenarannya secara statistik. Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Medan yang menunjukkan bahwa kedua kelompok siswa mengalami peningkatan hasil belajar matematika baik dengan menggunakan peta pikiran maupun dengan peta konsep. Namun, berdasarkan rata-rata nilai postes menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep. Pada penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Perhatian siswa jadi lebih tertuju dan fokus pada pelajaran yang disajikan. Selain itu dengan teknik pencatatan peta pikiran memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menciptakan catatan dengan kreativitas sendiri. Dengan membuat catatan peta pikiran sendiri, siswa dapat memaksimalkan fungsi kerja kedua belahan otak. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa, dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Dengan begitu, siswa dapat dengan mudah memahami dan mengingat materi yang telah disampaikan. Peta pikiran yang dibuat dengan menggunakan teknik curah gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan melukiskannya secara kesatuan di sekitar tema utama seperti pohon dengan akar, ranting, dan daun-daunnya juga dapat membangkitkan ide-ide orisinal dalam 9

10 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN memicu ingatan anak didik dengan mudah ketika informasi dibutuhkan. Siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori berbasis peta konsep kelihatan kurang semangat dalam belajar. Mereka cenderung kurang konsentrasi pada materi yang disajikan. Hal ini mungkin akibat dari peta konsep yang kurang menarik. Peta konsep hanya berupa kumpulan konsep-konsep yang dihubungkan dengan garis-garis lurus tanpa disertai gambar ataupun warna. Peta konsep hanya berupa bagan-bagan yang sistematis yang hanya memaksimalkan kerja belahan otak sebelah kiri tanpa kerja belahan otak kanan sehingga kurang maksimal. Peta konsep terbatas dalam menghubungkan ide yang satu dengan ide lainnya sehingga otak sulit untuk memahami dan menyerap serta menghubungkan informasi-informasi yang tersedia dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya. Begitu juga ketika siswa dianjurkan untuk membuat catatan peta konsep sendiri, mereka kesulitan untuk memahami dan mengingat catatan yang mereka buat. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep lebih rendah dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta pikiran. Adapun kelemahan-kelemahan peneliti pada saat penelitian ini dilakukan adalah:. Peneliti tidak mengadakan analisis terhadap evaluasi formatif pada tiap akhir pertemuan untuk melihat ketercapaian kompetensi. Kurangnya ketersediaan bahan dalam pembuatan catatan peta pikiran seperti cat/spidol warna, sehingga mereka hanya membuat sesuai dengan bahan yang mereka miliki. Hal ini dapat menghambat kreativitas siswa dalam membuat peta pikiran sesuai dengan yang diinginkan. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori berbasis peta pikiran lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ekspositori berbasis peta konsep dengan hasil pengujian hipotesis diperoleh t hitung > t tabel yaitu,66 >,669 pada taraf 0,05. DAFTAR PUSTAKA [] Hamalik, O., (009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit: Bumi Aksara, Bandung. [] Zainurie., (007), Pakar Matematika Bicara tentang Prestasi Pendidikan Matematika Indonesia, (Accessed: 5 April 00) [3] Syarif., (009), Meningkatkan Kualitas Pendidikan Matematika, (Accessed: 7 April 00) [4] Mulyanto., (008), Mind Map Sebagai Teknik Mencatat, hp. (Accessed : 5 Mei 00) [5] DePorter, Hernacki., (000), Quantum Learning. Penerbit: Kaifa, Bandung. [6] Buzan, T., (009), Buku Pintar Mind Map. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [7] Holil, A., (008), Mempermudah Konsep Sulit dalam Pembelajaran, (Accessed : 5 mei 00) [8] Djamarah, Zain., (006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta. [9] Techonly., (009), Pengertian Hasil Belajar, (Accessed: 5 April 00) [0] Pikiran. (Accessed : 9 April 00) [] Muzdalifah., (008), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Peta Pikiran dengan Media Peta Konsep pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 7 Binjai Tahun Pelajaran 008/009, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. [] Arikunto, S., (007), Manajemen Penelitian, Penerbit: Rineka Cipta, Jakarta. [3] Sudjana., (00), Metoda Statistika, Penerbit: Tarsito, Bandung. 0

11 Jurnal Mantik Penusa Vol 6 No Desember 04 ISSN

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan BAB III METODE PENELITIAAN 3.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian ini merupakan kegiatan untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI ISSN 5-73X PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI BINJAI Benni Aziz Jurusan Pendidikan Fisika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen (eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen (eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada Bab 1, maka metode dalam penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen (eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam Malik No. 12 Medan. Penelitian ini pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes 30 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi 4 3. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment, yang merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 03-29 Maret 2014 pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini dilaksanakan di SMP

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen sejati (true experimental design), bentuk yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP N kabila Kab.Bonebolango pada kelas VII semester genap tahun ajaran 0/03. Penelitian dilakukan selama ±

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun Pelajaran 01/013. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter

III. METODOLOGI PENELITIAN. bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu. 1 A III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 tahun ajaran 2012/2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, dimana penelitian quasi eksperimen merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental. Desain penelitian ini adalah Posttest-Only Control Design. Dalam desain ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal 17 September 2013 sampai dengan 1 Oktober 2013. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana

BAB III METODOLOGI PENEITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana BAB III METODOLOGI PENEITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment), di mana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian. Mengetahui penggunaan media charta dan strategi pembelajaran peta konsep (concept mapping) terhadap peningkatan hasil belajar siswa Kelas XI di MAN Kendal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Peran metode penelitian sangat diperlukan untuk menghimpun data dalam penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk tentang bagaimana penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, terdiri dari dua kata yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode merupakan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat

III.METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat 35 III.METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok lingkaran dengan menggunakan multimedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini terdapat lima tahap pengembangan multimedia yaitu: 1. Tahap Analisis Pada tahap ini diawali dengan menetapkan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2015, hlm. 6), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gorontalo, karena pada sekolah tersebut kemampuan pemecahan masalah matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menggunaan analisis data kuantitatif. Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan 35 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini kita tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan bentuk One-Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan) dimana dalam design penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian eksperimen kuasi untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini berjenis Pre-Experimental Design. Kelas yang diberi perlakuan hanya satu kelas dan hanya ingin melihat peningkatan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi kesimpulan penelitian.

Lebih terperinci