POTENSI SOSIAL BUDAYA DI PEDESAAN
|
|
- Devi Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 POTENSI SOSIAL BUDAYA DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : ANALISIS POTENSI SOSIAL DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). : Membangun pemahaman dan skill praja mengenai potensi sosial budaya di pedesaan. Metode : Praktek (mempraktekkan, diskusi, dan tugas terstruktur) 8.1. IDENTIFIKASI POTENSI SOSIAL BUDAYA DI PEDESAAN a. Ideologi Ideologi adalah sumber kekuatan bagi suatu bangsa/negara, merupakan landasan atau dasar dari teguhnya sebuah negara. Idiologi adalah sumber dari segala sumber hukum dalam suatu negara. Ideologi merupakan himpunan nilai-nilai, ide-ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema yang dihadapinya 93
2 dan menentukan tingkah lakunya. Bagi bangsa Indonesia Ideologi negara adalah Pancasila. Ideologi yang berkembang luas akan dipengaruhi oleh kejadiankejadian dan pengalaman-pengalaman dalam masyarakat dimana dia berada, dan sering harus mengadakan kompromi dan perubahan-perubahan yang cukup luas. Bebera contoh ideologi : demokrasi, Marxisme-Leninisme, liberalism dan sebagainya (Budiardjo, M., (2000:32). b. Politik Politik dipahami sebagai praktik kekuatan, kekuasaan, dan otoritas dalam masyarakat dan pembuatan keputusan-keputusan otoritatif tentang alokasi sumber daya dan nilai-nilai sosial (Harman dalam Sirozi, M. (2005:19). Tingkah laku politik dianggap sebagai bagian dari keseluruhan tingkah laku sosial. Dimana masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang pada hakekatnya terdiri dari bermacam-macam proses. Dari berbagai macam proses ini dapat dilihat gejala-gejala politik sebagai suatu kumpulan proses tersendiri, yang disebut sistem politik. Sistem politik merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem yang terdapat dalam suatu masyarakat, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem komunikasi dan sebagainya. Setiap sistem tersebut memiliki fungsi tertentu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai tujuan masyarakat tersebut. Dalam sistem politik ditemukan pula proses, struktur dan fungsi. Proses adalah pola-pola yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu sama lain yang 94
3 mencerminkan struktur tingkah laku. Sistem politik menyelenggarakan fungsifungsi tertentu seperti membuat keputusan dan kebijaksanaan. Dalam sistem politik terdapat 4 variabel (Budiardjo, M., 2000:46-49) : 1. Kekuasaan: sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan antara lain membagi sumber-sumber diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 2. Kepentingan: tujuan-tujuan yang dikejar oleh pelaku-pelaku atau kelompok politik. 3. Kebijaksanaan; hasil dari interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, biasanya dalam bentuk perundang-undangan. 4. Budaya politik; orientasi subjektif dari individu terhadap sistem politik. Sebagai makhluk sosial, sesungguhnya manusia tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya secara seorang diri dengan tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia saling kebergantungan satu sama lainnya, sehingga mendorong untuk hidup secara berkelompok dan saling berinteraksi dalam kelompok sosialnya yang dikenal dengan istilah masyarakat. Diantara bentuk hubungan-hubungan yang dilakukan antar manusia, terdapat suatu hubungan yang dapat mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan manusia, yaitu hubungan politik. Dalam politik, manusia mengembangkan kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk membuat, melindungi dan mengubah aturan-aturan atau norma-norma yang ditujukan untuk kebaikan bersama. Masyarakat politik mengembangkan hubungan melalui berbagai aktivitas politik. Mereka mengorganisasikan diri dalam sebuah organisasi yang disebut negara. Negara lahir untuk mampu 95
4 memenuhi kebutuhan manusia akan pengaturan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat dengan pengaturan-pengaturan melalui kekuasaan yang dimiliki (authority). Hampir semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara selalu bersentuhan dengan politik, dan masyarakat berkepentingan agar negara melindungi hak-hak masyarakat dan memajukan kepentingan masyarakat (Budiyanto, 2004:95-105) Kesadaran politik yang kokoh merupakan modal bagi pembangunan serta kemajuan bangsa. Rasa nasionalisme adalah benteng yang akan menangkis penetrasi yang datang dari dalam maupun luar negeri. Kesadaran politik masyarakat yang belum mantap, ambisi politik pribadi yang menentang kebijaksanaan pemerintah serta kelemahan aparatur negara baik mentalitas maupun administratif merupakan sumber kerawanan politik yang membahayakan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. c. Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu sektor pembangunan yang terpenting dalam upaya mendorong kemajuan bangsa dan negara guna mencapai masyarakat yang sejahtera. Aspek Ekonomi dibahas secara khusus pada Bab 8. d. Sosial Budaya Jauh sebelum Indonesia merdeka, nilai-nilai dasar tata kehidupan telah tumbuh berkembang dan mengakar dengan kuat dalam masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut berupa nilai sosial budaya, adat istiadat, tradisi dan 96
5 religius. Nilai-nilai dasar ini mengikat masyarakat dalam suatu kawasan tertentu dan sangat mengental dalam kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai dasar ini juga telah menjadi pandangan hidup masyarakat selama bertahuntahun bahkan berabad-abad, sehingga berkembang menjadi norma-norma kehidupan. Dalam menghadapi persoalan-persoalan dan konflik yang timbul dalam masyarakat, nilai-nilai dan norma-norma dasar ini dijadikan sebagai pedoman untuk mencari penyelesaian yang sebaik-baiknya. Secara umum, dorongan sosial (dan hasrat kemanusiaan) yang mendorong manusia untuk hidup bersama atas dasar sifat kepentingan yang relatif sama. Namun demikian, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dalam golongannya atau dalam kesatuan hidup bermasyarakat tetap melekat dengan beragam kelebihan dan kekurangannya, beragam karakter dan fungsi yang bisa saja sama atau berbeda satu sama lain. Dari sisi sosiologis, terdapat 2 (dua) tipe hubungan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Tonnies dalam Surianingrat, 1985), yaitu : (1) Gemeinschaft, dan (2) Gesellschaft. Gemeinschaft (paguyuban) pada hakekatnya adalah hubungan manusia yang dapat dimengerti sebagai kehidupan yang riil dan organis. Dimana masyarakat memiliki sifat tertutup, tidak mudah meninggalkan kampung halaman, sejak lahir telah berada di tengah-tengah masyarakat yang sehidup-semati, sesuka dan duka. Selanjutnya terdapat persekutuan agama, bahasa, pernikahan dan sebagainya. Gemeinschaft bersifat murni dan kekal yang merupakan organism hidup. Hubungan kemasyarakat yang 97
6 berakar pada kehidupan yang asli dalam kelahiran dan keturunan, berbentuk hubungan kekeluargaan. Selanjutnya paguyuban meluas pada tempat tinggal dan pemilikan bersama, kerja bersama dan tingkah bersama, dan tetap bersama walaupun terdapat alat pemisah. Gemeinschaft merupakan hubungan yang berlaku secara mengakar di masyarakat desa. Gesellschaft (patembayan atau perorangan) pada hakekatnya adalah sebagai kehidupan ideal rasional. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang pada hakekatnya terpisah satu sama lain, mereka tetap terpisah meskipun ada alat pengikat. Setiap orang untuk sendiri-sendiri, dimana batas hak dan kewajiban tegas. Tidak ada yang berbuat sesuatu untuk orang lain, kecuali untuk perbuatan itu ada pamrihnya. Barang dan jasa dihargakan, dimana setiap orang mengejar keuntungan dan hanya berhubungan dengan orang lain jika ada keuntungan baginya. Gesellschaft merupakan bentuk hubungan yang pada umumnya berkembang dalam masyarakat kota. e. Pertahanan dan Keamanan Pertahanan dan keamanan dalam konteks yang terkait dengan ketahanan nasional. Suradinata, E. (2005:74-75) menyatakan bahwa ketahanan nasional dibangun melalui pembangunan nasional yang meliputi semua aspek kehidupan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang selalu berhadapan dengan tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan yang timbul. Ketahanan nasional dapat dibaratkan seperti ketahanan tubuh kita yang selalu berhadapan dengan berbagai serangan penyakit dan gangguan kesehatan. Oleh karena itu, ketahanan 98
7 nasional pada suatu saat tertentu dapat dinilai kokoh atau tangguh, tetapi pada saat yang lain dapat mengalami kemerosotan atau menjadi tidak kokoh atau tidak tangguh. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita membangun ketahanan nasional agar mampu mengatasi semua tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan. Tantangan adalah suatu upaya yang bersifat mengubah atau membangkitkan kemampuan dan bertujuan merombak, merubah, menghalangi atau melemahkan pencapaian tujuan dan cita-cita negara dan bangsa. Ancaman adalah merupakan segala hal atau upaya yang bersifat mengubah, menambah kebijaksanaan dan dilakukan secara konsepsional, politik maupun kriminal. Yang dimaksud dengan ancaman di sini adalah suatu upaya secara konspsional yang bertujuan untuk merubah tatanan kehidupan dan kepentingan negara dan bangsa. Gangguan adalah segala daya dan upaya secara konsepsional yang bertujuan untuk mengubah atau menghalangi kebijaksanaan negara dan bangsa melalui kegiatan IPOLEKSOSBUD HANKAM DAN AGAMA. Gangguan merupakan segala hal atau upaya yang berasal dari luar dan bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara konsepsional. Hambatan adalah segala hal dan upaya yang dapat menghalangi dan melemahkan usaha negara dan bangsa yang bersifat situasional atau sistematis. 99
8 f. Agama Negara pada hakekatnya merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sifat dasar kodrat manusia tersebut merupakan sifat dasar negara, sehingga negara menjelma sebagai manifestasi kodrat manusia secara horizontal dalam hubungan manusia dengan manusia lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun perlu disadari pula bahwa manusia sebagai warga yang hidup bersama, memiliki kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk pribadi manusia dikaruniai kebebasan atas segala kehendak kemanusiaannya, hal inilah yang merupakan suatu kebebasan asasi yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia memiliki hak dan kewajiban untuk memenuhi harkat dan kemanusiaannya yaitu menyembah kepada Tuhannya, manifestasi hubungan manusia dengan Tuhannya terwujud dalam agama (Kaelan, 1999:87-88). Agama bersumber dari wahyu yang sifatnya mutlak. Dalam kehidupan keagamaan manusia memiliki hak-hak dan kewajiban yang didasarkan atas keimanan dan ketaqwaannya terhadap Tuhannya. Indonesia sebagai bangsa bersepakat menetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia berazaskan Pancasila sebagai dasar negara. Sila pertama Pancasila berbunyi : Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini memberi makna bahwa Indonesia merupakan negara yang berketuhanan yang maha esa, suatu negara yang berdasarkan pada kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini memberi konsekuensi bahwa segala aspek 100
9 kehidupan, pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan. Nilai-nilai tersebut merupakan hukum Tuhan yang merupakan sumber dari segala norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara dengan azas Pancasila pada hakikatnya memberi kesempatan bagi segala agama yang diakui negara dan menjamin serta melindungi kehidupan agama dan umat beragama, karena beragama adalah hak asasi yang bersifat mutlak. 101
10 8.2. DAFTAR ISIAN POTENSI SOSIAL DESA 1. Bidang Ideologi a. Bagaimana/apa ideology yang ada b. Bagaimana pengamalannya c. Bagaimana kepemimpinannya d. Bagaimana kaderisasinya.. e. Bagaimana fanatismenya.. f. Bagaimana pengaruh ideology lainnya 2. Bidang Politik 1. Jumlah partai politik dan Pemilihan Umum a. Jumlah penduduk memiliki hak pilih orang b. Jumlah penduduk yang memilih pada pemilu yang lalu orang c. Jumlah parpol yang memiliki pengurus sampai di desa orang 2. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik a. Jumlah musyawarah desa yang dilakukan tahun ini kali b. Jumlah BPD melakukan musyawarah pada tahun ini kali c. Jumlah peraturan desa yang ditetapkan tahun ini d. Pemilikan Rencana Pembangunan Tahunan desa tahun ini Ada/Tidak e. Pemilikan Rencana Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Ada/Tidak 3. Penentuan Kepala Desa a. Penentuan Kepala Desa/sejenis : ditunjuk/turun temurun/dipilih b. Masa jabatan Kepala Desa saat ini sudah :.. tahun 4. Pemilihan Ketua RW atau sebutan lainnya a. Jumlah RW/sebutan lainnya :. Buah b. Penentuan Ketua RW/sejenisnya : ditunjuk/dipilih c. Masa jabatan Ketua RW/sejenisnya :.tahun/tidak ada ketentuan 5. Pembayar pajak a. Jumlah wajib pajak/pbb :... Orang b. Target penerimaan PBB : Rp.. c. Realisasi penerimaan PBB tahun ini : Rp.. 6. Keswadayaan a. Jumlah Anggaran Belanja dan Penerimaan Desa tahun ini : Rp. b. Sumber Anggaran : - Bantuan Kabupaten : Rp... - Bantuan Pusat : Rp... - Pendapatan Asli Desa : Rp... - Swadaya : Rp... - Lainnya : Rp Pemilihan BPD a. Jumlah anggota BPD :.. orang b. Penentuan anggota BPD : dipilih masyarakat/ditunjuk 102
11 c. Pemilikan Kantor BPD : Ada/Tidak d. Anggaran untuk BPD : Ada/Tidak e. Produk Keputusan BPD thn ini :.. 8. Pertanggungjawaban/Akuntabilitas Kepala Desa a. Pertanggungjawaban Kades kepada BPD : Ada/Tidak b. Status pertanggungjawaban Kades : Diterima/Ditolak c. Alasan bila ditolak :.. 3. Kepribadian Kebangsaan Masyarakat 1. Kegotongroyongan penduduk a. Jumlah kelompok arisan : buah b. Jumlah penduduk menjadi orang tua asuh : orang c. Ada tidaknya dana sehat : Ada/Tidak d. Ada tidaknya kegiatan gotong royang/sejenisnya dalam kegiatan pembangunan : Ada/Tidak e. Ada tidaknya kegiatan gotong royang/sejenisnya dalam pengolahan tanah : Ada/Tidak f. Ada tidaknya kegiatan gotong royang/sejenisnya dalam menjaga kebersihan : Ada/Tidak g. Ada tidaknya kegiatan gotong royang/sejenisnya dalam membangun jembatan : Ada/Tidak 2. Adat istiadat a. Adat istiadat dalam perkawinan : Ada/Tidak ada/pernah ada b. Adat istiadat dalam kelahiran anak : Ada/Tidak ada/pernah ada c. Adat istiadat dalam upacara kematian : Ada/Tidak ada/pernah ada d. Adat istiadat dalam pengelolaan hutan : Ada/Tidak ada/pernah ada e. Adat istiadat dalam pengelolaan tanah pertanian : Ada/Tidak ada/pernah ada f. Adat istiadat dalam pengelolaan laut/pantai : Ada/Tidak ada/pernah ada g. Adat istiadat dalam memecahkan konflik warga : Ada/Tidak ada/pernah ada 3. Etos kerja penduduk a. Luas Desa :. Ha b. Luas lahan terlantar :... Ha c. Luas lahan pekarangan :. Ha d. Luas lahan pekarangan yang tidak dimanfaatkan :.. Ha e. Kegiatan petaani pada musim kemarau :. f. Kegiatan nelayan pada musim tidak melaut :. 4. Keamanan dan Ketertiban 1. Kerukunan a. Kasus konflik etnis pada tahun ini : kasus b. Kasus konflik agama pada tahun ini : kasus c. Jumlah sarana ibadah yang rusak/terbakar akibat konflik : buah d. Jumlah rumah yang rusak/terbakar akibat konflik sara : buah e. Jumlah korban luka akibat konflik sara : orang 103
12 f. Jumlah korban meninggal akibat konflik sara : orang g. Jumlah janda akibat konflik sara : orang h. Jumlah anak yatim akibat konflik sara : orang 2. Perkelahian a. Kasus perkelahian yang terjadi pada tahun ini : kasus b. Kasus perkelahian yang menimbulkan korban jiwa : kasus c. Kasus perkelahian yang menimbulkan luka parah : kasus 3. Pencurian a. Kasus pencurian, perampokan yang terjadi tahun ini : kasus b. Kasus pencurian/perampokan yang korban penduduk desa setempat : kasus c. Kasus pencurian/perampokan yang pelakunya penduduk desa setempat : kasus 4. Penjarahan a. Kasus penjarahan yang korban pelakunya penduduk desa setempat : kasus b. Kasus penjarahan yang korban penduduk desa setempat, tapi pelakunya bukan penduduk desa setempat : kasus c. Kasus penjarahan yang korban bukan penduduk desa setempat, tapi pelakunya penduduk desa setempat : kasus 5. Perjudian a. Jumlah penduduk yang memiliki kebiasaan berjudi :.. orang b. Jenis perjudian yang ada di desa : 6. Pemakai miras dan narkoba a. Jumlah warung/toko yang menjual miras :.. buah b. Jumlah penduduk yang mengkonsumsi miras :.. orang c. Jumlah penduduk yang mengkonsumsi narkoba :.. orang 7. Prostitusi a. Jumlah penduduk yang bekerja sbg peramu nikmat :. Orang b. Lokalisasi prostitusi : Ada/Tidak c. Jumlah tempat yang menyediakan wanita peramu nikmat secara terselubung (warung remang-remang, panti pijat, hotel dan lain-lain) :.. buah 8. Pembunuhan a. Jumlah kasus pembunuhan pada tahun ini :.. kasus b. Jumlah kasus pembunuhan dengan korban penduduk desa setempat :.. kasus c. Jumlah kasus pembunuhan dengan pelaku penduduk desa setempat :.. kasus 9. Kejahatan seksual a. Jumlah kasus perkosaan pada tahun ini :.. kasus b. Jumlah kasus perkosaan anak pada tahun ini :.. kasus c. Jumlah kasus kehamilan di luar nikah :.. kasus d. Jumlah kasus kehamilan ditinggal pacar :.. kasus 104
13 10. Pelembagaan Pertahanan Keamanan Semesta a. Siskamling : Ada/Tidak b. Hansip : Ada/Tidak c. 5. Agama a. Islam :.. orang b. Kristen :.. orang c. Katholik :.. orang d. Hindu :.. orang e. Budha :.. orang 6. Etnis a. Melayu :.. orang b. Jawa :.. orang c. Batak :.. orang d. Sunda :.. orang e. Madura :.. orang f. Bugis :.. orang g. Tionghoa :.. orang h. Lainnya :.. orang i. :.. orang j. :.. orang 105
14 8.3. LATIHAN 1. Peserta pelatihan secara berkelompok mempraktekkan Analisis Potensi Sosial Budaya Desa. 2. Peserta pelatihan secara Individu membuat paper tentang Potensi Sosial Budaya Desa. 106
INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN
INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kelurahan Kedungmundu perlu adanya kerjasama antara Pemerintah Kelurahan dengan Babinkamtibmas,
Lebih terperinciINDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 2015
PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN TAHUN 0 Nama Kelurahan Kecamatan Hari/Tanggal Penilaian Lomba : PARIT MAYOR : Pontianak Timur : Rabu, 04 Maret 0 I. Indikator Penilaian Perlombaan Desa dan Kelurahan A. Orbitasi
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1
Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan
Lebih terperinci2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,
2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang
Lebih terperinci2. Jarak Geografis INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR
INDIKATOR PENILAIAN PERLOMBAAN KELURAHAN PARIT MAYOR KECAMATAN PONTIANAK TIMUR TAHUN 2015 I. Indikator Penilaian Perlombaan Desa dan Kelurahan A. Orbitasi 1. Orbitasi Wilayah No Indokator Sun Indikator
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: Fakultas MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lain (Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi liberalism) Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen
Modul ke: 06Fakultas Gunawan Ekonomi PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen Latar belakang Teori dan Konsep Globalisasi telah mengancam bahkan menguasai
Lebih terperinciISIAN 8 (DELAPAN) INDIKATOR PENILAIAN EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT / LOMBA KELURAHAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013
KOTA SEMARANG TAHUN 23. PENDIDIKAN MASYARAKAT. Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 5 tahun keatas SUB Jumlah Penduduk. Buta Huruf TAHUN 2 TAHUN 22 2 KE 22 Org Org Org 2. Tidak Tamat SD Sederajat 29 Org 39
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas 2 Latar belakang Teori dan Konsep Globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi
Lebih terperinciPancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :
Pancasila dan Budaya STMIK Amikom Yogyakarta oleh : Rossidah 11. 02. 8043 ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika pembimbing : Drs. M. Kalis Purwanto, MM 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI i ii BAB
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
BAB 6 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Modul ke: Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila sebagai filsafat yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Fakultas Rina Kurniawati, SHI, MH Program Studi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA
TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA Nama : AGUNG NOLIANDHI PUTRA NIM : 11.11.5170 Kelompok : E Jurusan : 11 S1 TI 08 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Konflik adalah sesuatu yang hampir
Lebih terperinciKEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN KEPALA DESA KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT)/RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL
PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Akuntansi www.mercubuana.ac.id 1. PENGERTIAN. 2. PARAMETER. 3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK. 4. SEBAGAI
Lebih terperinciDinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017
Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan a. Konsep Dasar dan Sejarah PKn b. Analisis Landasan Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politik PKn c. Urgensi PKn dan Tantangannya
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA A. Pancasila Paradigma Pembangunan 1. Pengertian Paradigma Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Lampung Tengah di Kecamatan Seputih Agung yang awal mulanya adalah daerah
52 BAB IV GAMBARAN UMUM A. PROFIL KAMPUNG BUMI KENCANA Kampung Bumi Kencana salah satu Kampung yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah di Kecamatan Seputih Agung yang awal mulanya adalah daerah tujuan
Lebih terperinciBAB VI REALISASI PANCASILA
BAB VI REALISASI PANCASILA Disusun Oleh: Nadya Athira C. 143020318 Heni Nurhaeni 143020336 Mirasitkha Virana P. 143020342 Asri Nur Fitriani 143020343 Azka Lithia Amanda 143020354 Raj ba Rohmatullah 143020371
Lebih terperinciPANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
PANCASILA Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun Oleh: Nama : Alif Rizki Andriawan NIM : 11.11.5193 Kelompok Prodi dan Jurusan : E : S1 TI Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr,
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Akuntansii www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.
Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,
Lebih terperinci2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan
Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciPANCASILA. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bernegara
PANCASILA Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bernegara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita. Dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung
Lebih terperinciModul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 07 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Modul ini membahas mengenai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Pengertan Filsafat, filsafat pancasila, karakteristik sistem filsafat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperinci1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa
1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah negara yang besar berdiri dalam sebuah kemajemukan komunitas. Beranekaragam suku bangsa, ras, agama, dan budaya yang masingmasing mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil
Lebih terperinciKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan kerakyatan adalah bersifat cita-cita kefilsafatan, yaitu bahwa negara adalah untuk keperluan rakyat. Oleh karena itu maka
Lebih terperinciMODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA
MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA (Penyusun: ) Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Dasar Negara Indikator: Untuk dapat menguji pengetahuan tersebut, mahasiswa akan
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam kehidupan bernegara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Oni Tarsani,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa guna melaksanakan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Modul ke: 03Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Tujuan Perkuliahan Mampu menjelaskan: A. Pengertian Identitas Nasional B. Parameter
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI Ambiro Puji Asmaroini Abstrak alam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA
LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM
Lebih terperinciEksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi
Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi NAMA : Bram Alamsyah NIM : 11.12.6286 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : S1-SI : J : Junaidi Idrus,
Lebih terperinciPANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik
Modul ke: PANCASILA Sebagai Ideologi Negara Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK Fakultas Teknik H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Pendahuluan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,
Lebih terperinciNILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA
NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA TUGAS AKHIR disusun oleh Nama Mahasiswa Imam Khanafi Nomor Mahasiswa 11.11.5589 Kelompok F Nama Dosen DR. Abidarin Rosyidi, MMa JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH
Lebih terperinciPANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA
PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA 1 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA a. Percaya & Taqwa Kpd Tyme Sesuai Dgn Agama & Kepercayaannya Masing2 Menurut Dsr Kemanusiaan Yg Adil Dan Beradab b. Hormat
Lebih terperinciPANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA Era global menuntut kesiapan segenap komponen Bangsa untuk mengambil peranan sehingga pada muara akhirnya nanti dampak yang kemungkinan muncul, khususnya dampak negatif dari
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA LAPORAN KEPALA DESA A. FORMAT RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA A.1 FORMAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciModul 2. Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia. M. KHANIF YUSMAN, M,Pd
Modul 2 Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia M. KHANIF YUSMAN, M,Pd Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa INDIVIDU ( in-dividere
Lebih terperinci3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal
Lebih terperinciBerilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciI. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara
I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA
BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperincisejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala
A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internsional, memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : bahwa berdasarkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA DISUSUN OLEH : Nama : GUNTUR DUTA PENATAS NIM : 11.11.4700 Kelompok Program Studi Jurusan : C : STRATA SATU : Teknik Informatika
Lebih terperinciDHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG
DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DIDESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciLATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPancasila dalam. Makna dan Aktualisasi DR. Rais Hidayat, M.Pd
Pancasila dalam Modul ke: 12 Makna dan Aktualisasi DR. Rais Hidayat, M.Pd Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Kompetensi Diharapkan mahasiswa menemukan dan memahami kembali
Lebih terperinciPancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara
Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Filsafat (Philosophia) : - Philo/Philos/Philein yang berarti cinta/pecinta/mencintai. - Sophia yang berarti kebijakan/kearifan/hikmah/hakekat
Lebih terperinciBUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAMUJU UTARA, Menimbang : a. bahwa Desa merupakan entitas
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : Mengingat : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciPERATURAN DESA SEPAHAT
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS KEPALA DESA SEPAHAT Jalan Sultan Syarif Kasim KECAMATAN BUKIT BATU PERATURAN DESA SEPAHAT KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciB U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciPancasila dan Implementasinya
Pancasila dan Implementasinya Modul ke: Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro DLL http://www.mercubuana.ac.id Pancasila didalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang digali dari bangsa Indonesia sendiri.
Lebih terperinciPANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.
PANCASILA Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Kehidupan Bernegara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang
Lebih terperinciPANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM
PANCASILA DAN HAM Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM Oleh: Rony Irwan Syah 11.11.5287 Kelompok : E S1 Teknik Informatika Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. STMIK
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Modul ke: 02Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Wibisono SH MSi Program Studi Akutansi Tujuan Perkuliahan A. Menyebutkan tokoh dan sistematika Pancasila B.
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciHAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.
HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sebagai salah
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DESA PANCASILA DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu melalui program pembangunan desa, tercermin dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong yang berasal dari masyarakat
Lebih terperinciMaukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:
Pertemuan ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinci13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas
Modul ke: Fakultas 13MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen Makna Sila Persatuan Indonesia Persatuan
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciA. Pengertian Pancasila
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang
Lebih terperinci