Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) T A H U N A N G G A R A N

7 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Dokumen RKPD Maksud dan Tujuan BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegia RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun Tangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Arah Kebijakan Pendapa Daerah Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Tema Pembangunan Prioritas Pembangunan Sinkronisasi Prioritas Pembangunan Nasional, Provinsi Terhadap Prioritas Kota Tangerang Sela i

8 BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Tujuan dan Sasaran Pembangunan Musrenbang Kota Tangerang Sela Musrenbang Kelurahan Musrenbang Kecama Forum SKPD Musrenbang Kota Tangerang Sela Musrenbang Kota Tangerang Sela BAB VI. PENUTUP ii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Tahapan dan Mekasnisme Perencanaan Tahun Gambar 2 Proses Perencanaan dan Penganggaran Kota Tangerang Sela... 8 Gambar 3 Kedudukan RKPD Kota Tangerang Sela Diantara Dokumen Perencanaan Lainnya... 9 Gambar 4 Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Gambar 5 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Tangerang Sela. 15 Gambar 6 Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Sela Gambar 7 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecama Kota Tangerang Sela tahun Gambar 8 Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Sela tahun Gambar 9 Gambar 10 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela Tahun Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela Tahun Gambar 11 Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Sela Gambar 12 7 (Tujuh) Permasalahan Pokok Kota Tangerang Sela Gambar 13 Perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan(P2) Tangerang Sela dan Banten tahun Gambar 14 Inflasi Tahunan di Tangerang, Tahun Gambar 15 Sandingan Tema RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 dengan Tema RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 dan Tema RKP Tahun iii

10 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Sela.. 14 Tabel 2.2 Demografi Kota Tangerang Sela Tabel 2.3 Luas Wilayah Menurut Kecama Kota Tangerang Sela Tabel 2.4 Temperatur Udara Maksimum Dan Minimum Di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun 2013 ( C). Tabel 2.5 Kelembaban Udara Di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun Tabel 2.6 Banyak Hari dan Curah Hujan di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun... Tabel 2.7 Banyak Hari dan Curah Hujan di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun.. 19 Tabel 2.8 Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Sela. 20 Tabel 2.9 Jumlah Kawasan Perumahan di Tiap Kecama Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.10 Luas Panen Perian Per Komoditas (Ha) Tahun Tabel 2.11 Populasi Ternak Menurut Kecama di Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.12 Situ di Kota Tangerang Sela. 24 Tabel 2.13 Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Kecama Kota Tangeranag Sela Tahun Tabel 2.15 Kepada Penduduk menurut Kecama Tahun Tabel 2.16 Tabel 2.17 Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Rasio jenis Kelamin dan laju Pertumbuhan Penduduk... Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Kota Tangerang Sela Tahun Nilai Dan Konstribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2011 S/D 2013 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela 34 Tabel 2.19 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor 36 Tabel 2.20 Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.21 Pencapaian IPM) Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.22 Tabel 2.23 Tabel 2.24 Tabel 2.25 Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah Kota Tangerang Sela Tahun Tingkat Angka Partisipasi Murni dan Angka Patisipasi Kasar Penduduk Kota Tangerang Sela Tahun Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Sela Berdasarkan Kecama... Jumlah Puskesmas, Balai Pengoba dan Rumah Bersalin Tahun Keadaan Gizi Balita yang ditimbang menurut Kecama di Kota Tangerang Sela Tahun iv

11 Tabel 2.27 Tabel 2.28 Tabel 2.29 Data Terkait Keseha Ibu menurut Kecama Kota Tangerang Sela Tahun Jumlah Prasarana Keseha Menurut Kecama di Kota Tangerang Sela Tahun Jumlah Tenaga Keseha di Sarana Pelayanan Keseha Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.30 Angka Kejadian Penyakit di Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.31 Tabel 2.32 Tabel 2.33 Tabel 2.34 Peningka Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Sela Peningka Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Sela.. Persentase Penduduk Usia >15 Tahun Menurut Kegia Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Tangerang Sela Tahun Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerja Utama 52 Tabel 2.35 Pasar Daerah/ Tradisional di Kota Tangerang Sela Tabel 2.36 Panjang Jalan Menurut Kecama dan Kondisi Jalan Tabel 2.37 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.38 Tabel 2.39 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kota Tangerang Sela Tahun Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.40 Capaian Indikator Kinerja Makro Tabel 2.41 Matriks Target Dan Capaian Rpjmd (Realisasi Sampai Dengan Tahun 2014, Proyeksi Capaian Target 2015 Dan Kumulatif Sisa Target Di 2016) Tabel 2.42 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Tahun Tabel 2.43 Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun Tabel 2.44 Indikator Ketenagakerjaan Tahun Tabel 2.45 Jumlah Rumah Tangga dan Individu Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 Menurut Status Kesejahteraan di Kota Tangerang Sela... Tabel 2.46 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Sela Tabel 2.47 Titik Rawan Kemace Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 2.48 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tabel 3.1 Tabel 3.2 Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Sela dan Terget Indikator Ekonomi Tahun Pendapa Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2015 dan Rencana Pendapa Tahun Tabel 3.3 Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Sela Tahun Tabel 4.1 Tabel 4.2 Prioritas Kota Tangerang Sela, Provinsi Banten dan Pembangunan Nasional (Nawa Cita) Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Sela terhadap Pembangunan Nasional (Nawa Cita) v

12 Tabel 4.3 Sinkronisasi Prioritas Kota Tangerang Sela terhadap Prioritas Provinsi Banten Tabel 5.1 Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang Sela Tabel 5.2 Hasil Musrenbang Kelurahan Tahun Tabel 5.3 Rekap Usulan Musrenbang Kecama berdasarkan Isu Strategis RPJMD 127 Tabel 5.4 Rekap Usulan Musrenbang Kecama berdasarkan Urusan RPJMD 128 Tabel 5.5 Rekap Usulan Forum SKPD berdasarkan SKPD..,, 129 Tabel 5.6 Rekap Usulan Forum SKPD berdasarkan Urusan..,, Tabel 5.7 Format 1 Hasil Musrenbang Per SKPD untuk Tahun Anggaran Tabel 5.8 Format 2 Hasil Musrenbang Per SKPD untuk Tahun Anggaran Tabel 5.9 Format 4 Hasil Musrenbang Per SKPD untuk Tahun Anggaran Tabel 5.10 Hasil Musrenbang Kota Perurusan Tahun Anggaran vi

13 BAB I PENDAHULUAN RKPD 1.1 LATAR BELAKANG Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 teng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undangundang Nomor 23 tahun 2014 teng Pemerintahan Daerah, Rencana Pembangunan Tahunan di daerah diwujudkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah Tahun dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun 2016, memuat,evaluasi hasil pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan capaian kinerja sasaran tahun 2014, kerangka ekonomi makro daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan RKPD juga merupakan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 teng Keuangan Negara. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 teng Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Teng Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Teng Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, penyusunan RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 dilaksanakan melalui penyusunan rancangan awal, pelaksanaan Musrenbang, perumusan rancangan akhir dan penetapan rencana. Rancangan awal disusun berupa prioritas yang didasarkan pada data kondisi daerah dan analisisnya. Setelah itu dilaksanakan Musrenbang Kota untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan Kota Tangerang Sela. 1

14 Perumusan rancangan akhir dilakukan dengan melakukan penyusunan uru prioritas dari usulan-usulan yang masuk pada saat Musrenbang Kota Tangerang Sela dan penyesuaian dengan kemampuan keuangan daerah dan selanjutnya ditetapkan berupa Peraturan Walikota. Kota Tangerang Sela merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 teng Pembentukan Kota Tangerang Sela di Provinsi Banten terggal 26 November Kota Tangerang Sela sudah memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sehingga RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 mengacu kepada RPJMD Kota Tangerang Sela Tahun RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 memuat isu strategis, kondisi perekonomian daerah, arah kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana program dan kegia yang merupakan prioritas daerah baik yang bersumber dari Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dengan demikian dokumen RKPD Tahun 2016 ini menjadi acuan dalam penyusunan anggaran, Kebijakan Umum Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disusun sebagai dasar penyusunan Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah (APBD) Tahun serta Renja- SKPD mengacu kepada RKPD ini sekaligus menjadi masukan dalam penyusunan RKPD Kota Tangerang Sela Tahun Penyusunan dokumen bab per bab dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai inssi, memilah data yang tersedia sesuai subjek, analisis data tersebut serta penarasian beberapa data dan analisisnya. Data yang dikumpulkan dalam dokumen ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari berbagai inssi, di antaranya Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Sela, SKPD Kota Tangerang Sela serta dari berbagai dokumen lain yang telah lebih dulu tersusun. Materi yang tersaji dalam buku ini disesuaikan dengan ketersediaan data. Data yang disajikan umumnya adalah data pada tahun 2013, namun ada juga beberapa data 2

15 tahun-tahun sebelumnya. Oleh karenanya penyajian uraian disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada. Penyusunan RKPD Tahun 2016 dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD dengan menggunakan pendeka teknokratik, partisipatif, politis, serta atas-bawah dan bawah-atas. Pendeka teknokratik dilakukan dengan menggunakan metode atau kerangka berfikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah. Proses partisipatif dilakukan dengann melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan antara lain melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan daerah (musrenbang), yang dipaparkan pada gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Tahapan & Mekanisme Perencanaan Tahun

16 Pendeka politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Pendeka atasbawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yanag diselaraskan dalam musyawarah pembangunan yang dilaksanakan mulai dari desa/kelurahan, kecama, kota, provinsi hingga nasional. 1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKPD Tahun 2016 ini disusun mengacu kepada sejumlah peraturan perundangan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Teng Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 teng Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Teng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Teng Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Teng Pembentukan Kota Tangerang Sela di Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4935); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Teng Pemerintahan Daerah (Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 teng Pemerintahan Daerah); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Teng Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 4

17 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Teng Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 teng Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 10. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 teng Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 101); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Teng Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Teng Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Teng Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 teng Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 teng Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 teng Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Teng Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 15. Peraturan Gubernur Banten Nomor 16 Tahun 2014 Teng Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun 2015 (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2014 Nomor 16); 5

18 16. Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 06 Tanggal 30 Desember tahun 2010 teng Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Sela (Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2010 Nomor 06 Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 0610); 17. Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 08 Tahun 2011 teng Urusan Pemerintah Daerah Kota Tangerang Sela (Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2011 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 0811); 18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 12 Tahun 2011 teng Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2011 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 1211); 19. Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 11 Tahun 2011 Teng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Rpjmd) Kota Tangerang Sela Tahun Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 11 Tahun 2014 Teng Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang Sela Tahun Peraturan Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 1 Tahun 2015 teng Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2015 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Sela Nomor 58); 22. Peraturan Walikota Tangerang Sela Nomor 1 Tahun 2015 teng Penjabaran Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 Nomor 1); 6

19 1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 teng Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada dasarnya mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan nasional dengan tujuan untuk menjamin adanya keterkai dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan. Guna melaksanakan hal tersebut, maka kerangka perencanaan daerah meliputi perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan perencanaan tahunan yang kesemuanya dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah. Penyusunan RKPD Tahun 2016 adalah perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran perencanaan jangka menengah daerah (RPJMD Tahun ). Pada dasarnya, perencanaan tahunan merupakan rencana kegia pemerintah daerah untuk waktu 1 tahun yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Sebagai suatu produk perencanaan, RKPD tetap tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya. RKPD ini terintegrasi dan merupakan suatu kesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Daerah, terutama dengan dokumen perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Adapun dokumen perencanaan dan penganggaran tersebut meliputi (1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), (3) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), (4) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan (5) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Mengacu pada gambar 2 dapat diketahui bahwa secara rinci hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya, adalah sebagai berikut: a. RKPD disusun dengan memperhatikan pokok-pokok arah kebijakan dalam RKP Nasional dan RKPD Provinsi melalui mekanisme Musrenbang; 7

20 b. RKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah yang didalamnya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah; c. RKPD ini menjadi pedoman bagi penyusunan Renja SKPD yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari tiap SKPD; d. RKPD menjadi pedoman Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan APBD. Semua dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud di atas, dari sisi waktu mencakup 3 kerangka waktu, yaitu rencana jangka panjang (20 tahun), rencana jangka menengah (5 tahun) dan rencana jangka pendek (1 tahun). Secara diagramatis keterkai hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran lainnya tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Perencanaan & Penganggaran Kota Tangerang Sela Sumber: Undang-undang No. 25 Tahun

21 Memperhatikan hubungan keterkai sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam penyusunan RKPD Tahun 2016 ini harus mengacu dan berpedoman pada dokumen RKP Nasional Tahun 2016, RKPD Provinsi Banten Tahun 2016, RPJM Kota Tangerang Sela Tahun , Renstra SKPD Tahun , serta Renja SKPD Tahun Selain itu kedudukan RKPD Kota Tangerang Sela tidak terpisahkan dari dokumen perencanaan tata ruang wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 3 dibawah ini. Gambar 3. KEDUDUKAN RKPD KOTA TANGERANG SELATAN DIANTARA DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA RKP NASIONAL RPJP RPJMN RTRW NASIONAL PERATURAN LAIN YANG BERSIFAT UMUM RKPD PROVINSI RPJPD PROVINSI RPJMD PROVINSI RTRW PROV. BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI YANG BERSIFAT UMUM RPJPD KOTA TANGSEL RTRW TANGSEL RKPD TANGSEL RPJMD KOTA TANGSEL RDTR KAWASAN RDTR KAWASAN PERATURAN DAERAH KOTA YANG BERSIFAT UMUM Sumber: Undang-undang Nomor 25 Tahun

22 1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RANCANGAN AWAL RKPD Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, sistematika Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Tangerang Sela Tahun 2016 disajikan dengan tata urut sebagai berikut: BAB I BAB II : PENDAHULUAN Bab ini berisikan uraian teng Latar Belakang, Landasan Hukum, Hubungan Antar Dokumen, Sistemaitka Dokumen RKPD serta Maksud dan Tujuan; : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Bab ini berisikan gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegia RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD, serta Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan Daerah; BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN BAB IV BAB V BAB VI DAERAH Bab ini berisikan uraian teng Arah Kebijakan Ekonomi Daerah dan Arah Kebijakan Keuangan Daerah; : PRIORITAS DAN SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini berisikan uraian teng Tujuan, Sasaran, Tema dan Prioritas Pembangunan; : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Bab ini berisikan uraian teng Pelaksanaan Urusan, Program Prioritas dan Kegia Prioritas Derah Tahun 2016; : PENUTUP Bab ini berisikan uraian teng kaidah pelaksanaan umum dan pengorganisasian pelaksanaan agenda pembangunan di Kota Tangerang Sela pada Tahun

23 1.5 MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 dimaksudkan untuk memberikan pedoman, arahan dan acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Tangerang Sela pada tahun 2016 yang dilaksanakan secara terpadu, sinergis dan berkesinambungan. Gambar 4. Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) penjabaran dari Pemerintah Daerah Rencana Strategis (Renstra SKPD) Rencana Kerja (Renja SKPD) disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program & kegia tahun-tahun sebelumnya menyusun menggunakan bahan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau disebut dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 th Memuat: Rancangan kerangka ekonomi daerah Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah Rencana kerja yang terukur & pendanaannya Tujuan Penyusunan menjamin keterkai dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan Paling lambat akhir Mei thn anggaran sblmnya Ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah Dengan demikian penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Tangerang Sela Tahun 2016 ditujukan untuk: 1. Menetapkan prioritas pembangunan yang mendesak untuk dilaksanakan pada tahun 2016; 2. Merumuskan kerangka ekonomi daerah; 3. Menetapkan rencana kerja yang dijabarkan dalam program dan kegia prioritas disertai dengan indikasi pagu anggarannya yang akan dilaksanakan pada tahun Mengacu pada maksud dan tujuan tersebut, maka Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Tangerang Selat an Tahun 2016 mempunyai fungsi sebagai berikut: 11

24 1. Menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan daerah Kota Tangerang Sela pada tahun 2016; 2. Menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kota Tangerang Sela Tahun Anggaran 2016; 3. Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA -SKPD) Kota Tangerang Sela Tahun Anggaran 2016; 4. Sebagai acuan penyusunan Anggaran Pendapa dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang Sela Tahun Anggaran 2016; 5. Sebagai acuan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegia Pemerintah Kota Tangerang Sela Tahun Anggaran

25 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Tangerang Sela Tahun 2016 disusun berdasarkan Evaluasi hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja Sasaran Tahun Kegia evaluasi kinerja pada dasarnya dapat dipandang dari dua fungsi utamanya yakni: (1) bagi keperluan eksternal pemerintah, menjadikan evaluasi sebagai sarana perggungjawaban pemerintah atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama ini. Esensi capaian kinerja tersebut merujuk kepada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis telah dicapai. (2) bagi keperluan internal pemerintah, menjadikan evaluasi sebagai sarana monitoring pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah bagi upaya-upaya perbaikan kinerja di masa dag. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja pemerintah dapat ditingkatkan dimasa mendag secara berkelanju Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Kota Tangerang Sela merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 teng Pembentukan Kota Tangerang Sela di Provinsi Banten. Pembentukan daerah otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kota Tangerang Sela terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat Bujur Timur dan

26 Ling Sela memiliki Luas Kota Tangerang Sela sebesar 147,19 Km2 mempunyai 7 (tujuh) Kecama yang terdiri atas 54 (lima puluh empat) Kelurahan berdasarkan Perda Kota Tangerang Sela Nomor 10 Tahun Kota Tangerang Sela terletak di sebelah Timur Provinsi Banten dengan batas wilayah: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta; b) Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa Barat; c) Sebelah Sela berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat; d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Tabel 2.1. Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Sela No Potensi Fisik Dasar Keterangan 1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten 2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau Ha 3 Batas-batas - Sebelah Utara Kota Tangerang - Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta - Sebelah Sela Kota Depok dan Kabupaten Bogor - Sebelah Barat Kabupaten Tangerang 4 Wilayah Pemerintahan - Kecama 7 Kecama - Kelurahan 54 Kelurahan Sumber: - Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Sela (2008) - Undang-undang Nomor 51 Tahun

27 Gambar 5. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Tangerang Sela Paparan diatas digambarkan pada Peta Rencana Struktur Ruang Kota Tangerang Sela dengan menggunakan peta rupa bumi dengan skala 1 : , Bakosural Tabel 2.2 Demografi Kota Tangerang Sela Demografi Kota Tangsel 7 Kecama Kelurahan 54 Jumlah (Orang) Luas Wilayah (Km2) *) 147,19 Kepada (Orang/Km2) Sumber : BPS Kota Tangerang Sela,

28 No Kecama Tabel 2. 3 Luas Wilayah Menurut Kecama Kota Tangerang Sela Luas Wilayah (Km2) Persentase terhadap luas kota (%) 1 Serpong % 2 Serpong Utara % 3 Ciputat % 4 Ciputat Timur % 5 Pamulang % 6 Pondok Aren % 7 Setu % Kota Tangerang Sela % Sumber : Profil Kota Tangerang Sela Tahun 2014 Luas wilayah masing-masing kecama tertera dalam Tabel 2.2. Kecama dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 29,88 Km2 atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Sela, sedangkan kecama dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 14,80 Km2 atau 10,06% b. Topografi (Ketinggian dan Kemiringan) Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Sela merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan ah rata- rata 0 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Kemiringan antara 0 3% meliputi Kecama Ciputat, Kecama Ciputat Timur, Kecama Pamulang, Kecama Serpong dan Kecama Serpong Utara. 2. Kemiringan antara 3 8% meliputi Kecama Pondok Aren dan Kecama Setu. 16

29 c. Geologi dan Jenis Tanah Kota Tangerang Sela merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecama memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecama Setu dan Kecama Pamulang serta sebagian di Kecama Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Sela umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Dilihat dari sebaran jenis ahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Sela berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk perian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegia lainnya yang bersifat non-perian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecama Serpong dan Kecama Setu, jenis ah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane. d. Keadaan Iklim Keadaan iklim didasarkan pada info dari Stasiun Pos Pengama Balai Besar Wilayah II Ciputat pada Koordinat 06 18' 15.2"LS ' 38.2"BT dan elevasi 41 meter pada tahun 2013, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepa angin. Temperatur udara rata-rata berada disekitar 26,4 C 28,2 C dengan temperatur udara minimum berada di 23,9 C dan temperatur udara maksimum sebesar 33,9 C. Rata-rata kelembaban udara adalah 98% sedangkan keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 526,8 mm, sedangkan rata- rata curah hujan dalam setahun adalah 225,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 25 hari. Rata-rata kecepa angin dalam setahun adalah 4 m/detik dan kecepa maksimum rata-rata 12,3 m/detik. 17

30 Tabel 2.4. Temperatur Udara Maksimum Dan Minimum Di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun 2013 ( C) Bulan Temperatur Rata-rata Maksimum Minimum Januari 26,4 30,6 23,9 Februari 27,2 31,9 24,2 Maret 28,1 33,5 24,9 April 27,9 32,9 24,9 Mei 27, Juni ,8 Juli 26,5 31,1 23,7 Agustus 27,7 33,3 23,9 September 28,2 33,3 24,6 Oktober 28,2 33,9 24,4 Nopember 27,7 33,9 23,9 Desember 27, ,9 Rata-rata 27,6 32,6 24,3 Sumber: BMKG, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II, Ciputat Tabel 2.5. Kelembaban Udara Di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun 2013 Bulan Kelembaban Udara (%) Januari 89 Februari 85 Maret 82 April 84 Mei 84 Juni 79 Juli 84 Agustus 73 September 74 Oktober 74 Nopember 78 Desember 82 Rata-rata 98 Sumber: BMKG, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II, Ciputat 18

31 Tabel 2.6. Banyak Hari dan Curah Hujan di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun 2013 Banyak Hari Hujan Banyak Curah Hujan Bulan (hari) (mm) Januari ,8 Februari ,8 Maret ,6 April ,9 Mei ,2 Juni 14 82,7 Juli ,8 Agustus 5 81,6 September 6 34,8 Oktober ,5 Nopember ,6 Desember ,2 Rata-rata 16,3 225,9 Sumber: BMKG, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II, Ciputat Tabel 2.7. Rata-Rata Kecepa Angin di Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tahun 2013 Bulan Kec. Rata-rata (Km/Jam) Arah Kec. Max (Km/Jam) Arah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata Sumber: BMKG, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II, Ciputat 19

32 e. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Tangerang Sela sebagian besar adalah untuk permukiman kepada sedang yaitu seluas 38,17%. Permukiman kepada rendah menempati posisi kedua terluas dengan 23,62%. Kebun atau ladang menempati posisi ketiga dengan 15,04%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk kawasan pertahanan dan keamanan negara 0,42%. Tabel 2.8. Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Sela No Jenis Penggunaan Lahan Persentase 1 Permukiman Kepada Sedang 38,17% 2 Permukiman Kepada Rendah 23,62% 3 Industri 2,01% 4 Kawasan Bandar Udara 0,70% 5 Kawasan Pertahanan dan Keamanan 0,42% 6 Negara Kawasan PUSPIPTEK 1,78% 7 Perdagangan dan Jasa 3,65% 8 Pariwisata 1,64% 9 Pendidikan 0,47% 10 Sawah 2,71% 11 Semak, Belukar 2,84% 12 Kebun/Ladang 15,04% 13 Danau/ Situ/ Tambak/ Kolam/ 1,18% 14 Empang Tanah Kosong 5,79% Jumlah 100,00% Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Sela Tahun ,

33 Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang Sela 21

34 Di Kota Tangerang Sela terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Sejak tahun 2010, terdapat 192 kawasan perumahan baik yang berdiri sendiri atau berupa klaster dari lingkup kawasan perumahan skala besar. No Tabel 2.9. Jumlah Kawasan Perumahan di Tiap Kecama Kota Tangerang Sela Tahun 2010 Nama Kecama Jumlah Kawasan Perumahan 1 Pondok Aren 26 2 Ciputat Timur 33 3 Serpong 13 4 Ciputat 44 5 Pamulang 44 6 Setu 18 7 Serpong Utara 14 Jumlah 192 Sumber: Hasil Olah Data RTRW Kota Tangerang Sela , 2011 f. Potensi pengembangan wilayah (Perian dan Peternakan) Jenis komoditas perian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah, aman palawija, buah-buahan dan aman hias. Komoditas aman hias banyak terdapat di tiga kecama yaitu Setu, Serpong, dan Pamulang. Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Sela dengan populasi yang beraneka ragam. Menurut Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Sela, ada beberapa jenis ternak yang dipelihara di masyarakat. Ternak besar terdiri dari sapi potong, kerbau dan kuda dengan didominasi oleh sapi potong dengan populasi 336 ekor yang tersebar di semua kecama. Ternak kecil yang dipelihara adalah domba, kambing, babi dan dinominasi kambing dengan populasi sebesar 525 ekor, sementara ternak unggas terdiri dari itik dan ayam dengan jumlah pupulasi ayam pedaging sebesar ekor. 22

35 Komoditas Tabel Luas Panen Perian Per Komoditas (Ha) Tahun 2013 Ciputat Ciputat Timur Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Pondok Aren Tangsel 1 Padi 207,0 - Padi sawah 51,0-93,0 4,0 43,0 8,0 8,0 207,0 - Padi Gogo Tanaman Palawija - Jagung 8,0 24,0 34,0 22,0 43,0 38,0 13,0 182,0 - Ubi Kayu 3,0 13,0 5,0 24,0 31,0 34,0 4,0 114,0 - Ubi Jalar - 8,0 13,0 19,0-9,0-49,0 - Kacang Tanah 4,0 15,0 12,0 24,0 54,0 35,0 7,0 151,0 3 Sayuran - Bayam 6,0 8,0 8,0 3,0 6,0 12,0 8,0 51,0 - Terung 9,0 8,0 5,0 4,0 12,0 2,0 3,0 43,0 - Mentimun 10,0 2,0 10,0 2,0 3,0 4,0 2,0 33,0 - Kangkung 6,0 7,0 8,0 3,0 3,0 12,0 7,0 46,0 - Petsai/ sawi 3,0 2,0 1,0 1,0 7,0 - Jamur 5,0 1,0 16,0 22,0 - Cabe rawit 10,0 1,0 4,0 4,0 11,0 5,0 35,0 - Cabe besar 13,0 2,0 4,0 8,0 2,0 29,0 4 Tanaman Hias 19,2 - Anggrek 4,0 0,5 4,0 2,0 6,0 0,3 16,8 - Anturium - - Melati - - Palem 1,0 0,2 0,2 1,0 2,4 Sumber: Dinas Perian dan Ketahanan Pangan, 2014 Tabel Populasi Ternak Menurut Kecama di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 No Jenis Ciputat Ciputat Timur Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Pondok Aren Kota Tangerang Sela 1 Kerbau Sapi Potong Sapi Perah Kuda Domba Kambing Babi Kelinci Hamster Itik Ayam Buras Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Sumber: Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Sela,

36 Di Kota Tangerang Sela terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecama. Secara umum, situ-situ tersebut mengalami penyusu air dan pendangkalan pada bagian tepi yang terutama disebabkan oleh sedimentasi. Ada juga yang dalam kenyataannya sudah bukan berupa situ karena sudah mengalami pengurugan. Situ Gintung sempat tidak berfungsi akibat jebolnya ggul pada akhir Maret 2009, namun saat ini berfungsi kembali setelah dilakukan revitalisasi pada tahun 2009 dan Tabel Situ di Kota Tangerang Sela No Nama Situ Kecama Luas Situ Seharusnya (Ha) Kapasitas (m3) Status/ Kewenangan 1 Situ Parigi Pondok Aren 5, Pusat/ Provinsi 2 Situ Bungur Ciputat 3, Pusat/ Provinsi 3 Situ Kayu Antap Ciputat 1, Bermasalah 4 Situ Rompong Ciputat Timur 1, Pusat/ Provinsi 5 Situ Legoso Ciputat 4, Hilang 6 Situ Gintung Ciputat Timur 21, Pusat/ Provinsi 7 Situ Pamulang/ Pondok Benda Pamulang 25, Pusat/ Provinsi 8 Situ Ciledug/ Kedaung Pamulang 31, Pusat/ Provinsi 9 Situ Pondok Jagung/ Rawa Kutup Serpong Utara 7, Pusat/ Provinsi Kota Tangerang Sela 102, Sumber: Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, 2011 g. Potensi Bencana Bencana yang terjadi di Kota Tangerang Sela merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir misalnya terdapat di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Sela. Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi dengan Situ Gintung akibat jebolnya ggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ yang permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman. 24

37 No Jenis Bencana Tabel Rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 Fak tor Penyebab Kecama Kelurahan Lok as i Keterangan 1 Banjir Curah hujan yang tinggi dan luapan dari kali angke Curah hujan yang tinggi dan luapan s aluran drainas e. Curah hujan yang tinggi dan dis ertai angin kencang. Curah hujan yang tinggi dan Jebolnya ggul Curah hujan yang tinggi dan Luapan Kali Pes anggrahan Curah hujan yang tinggi dan s aluran drainas e yang ters umbat akibat longs or Pondok Aren Serpong Utara Jurang Mangu Barat Pondok Kacang Timur Perumahan Jurang Mangu Permai Blok A, B, C RW.14 Kp. Bulak RT.004 RW.002; Perumahan Pondok Maharta Ketinggian air s ekitar 40 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 180 KK. Ketinggian air s ekitar 70 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 39KK. Ketinggian air s ekitar cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 966 KK Paku Jaya Perumahan Kayu Gede I Ketinggian Air s ekitar 40 cm. Pondok Jagung Timur Perumahan Villa Mutiara Serpong Blok B dan C Pamulang Pamulang Barat Perumahan Reni Jaya RW.020 Blok AE dan AG Ciputat Timur Pamulang Timur Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A RT.002 RW.04 Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok C RT.008 RW.05 Cempaka Putih Angin Kencang di Jl. Ir. H. Juanda (Samping UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Pamulang Benda Baru Bas ement RS. Permata Pamulang Ciputat Timur Pondok Aren Cireundeu Jurang Mangu Barat Perumahan Cireundeu Permai Perumahan Taman Mangu Permai Blok G dan H RW.07 Ketinggian air s ekitar 50 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 280 KK. Ketinggian air s ekitar 70 cm. Ketinggian air s ekitar cm. Ketinggian air s ekitar 40 cm. Ukuran Reklame adalah 5 Meter x 10 Meter x 1 Meter. Ketinggian Air s ekitar 25 cm. Ketinggian air s ekitar 130 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 130 KK. Ketinggian air s ekitar 40 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 112 KK. Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Mas Ketinggian air s ekitar cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 114 KK Curah hujan yang tinggi dan s aluran drainas e yang ters umbat dan Sempit. Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Mas Ketinggian Air s ekitar 70 cm. Serua Serua Permai Jalan Raya Aria Putera (Depan Perumahan Green Hill) Perumahan Roos wood Garden Ketinggian Air s ekitar 30 cm. Ketinggian Air s ekitar 50 cm. Sawah Jalan Merpati Kp. Sawah Ketinggian Air s ekitar 50 cm. Pamulang Pamulang Barat MTs Negeri Pamulang Ketinggian air s ekitar 40 cm. Pamulang Timur Perumahan Reni Jaya Blok AG RW.019, Blok AE RW.018, Blok AF RW.019 Kp. Lamtoro RT.003 RW.016 Perumahan Bukit Pamulang Indah Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A dan B Ketinggian air s ekitar 50 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 200 KK Ketinggian Air s ekitar 30 cm. Ketinggian Air s ekitar 40 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 90 KK Ketinggian air s ekitar 40 cm dan Jumlah KK yang terendam s ebanyak 98 KK. 25

38 Curah hujan yang tinggi dan s aluran drainas e yang ters umbat. Pondok Aren Pondok Ilir Pondok Kacang Timur Pondok Pucung Perumahan Mahkamah Agung Cabe Jalan Raya Pondok Cabe Kp. Bulak RT.004 RW.002 Perumahan Pondok Kacang Prima Blok A s.d K RT.001 RW.008 Perumahan Pondok Pucung Indah II Serpong Rawa Buntu Kp. Cijenterang (Samping Rawa Buntu) RT.002 RW.001 Kampung Cijenterang (Samping Rawa Buntu) Ketinggian air s ekitar 40 cm. Ketinggian Air s ekitar 40 cm dan menyebabkan kemace lalu lintas. Ketinggian air s ekitar 150 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 103 KK. Ketinggian air s ekitar 100 cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 1113 KK Ketinggian Air s ekitar 30 cm Ketinggian Air s ekitar 30 cm. Ketinggian Air s ekitar 50 cm Ciputat Cipayung Perumahan Cipayung Mas Ketinggian air s ekitar 40 cm. Perumahan Inhui Perumahan Pondok Hijau Ketinggian Air s ekitar 70 cm. Ketinggian air s ekitar 70 cm. Jombang Perumahan Puri Bintaro Ketinggian Air s ekitar 40 cm Sawah Baru Perumahan Ciputat Baru Ketinggian Air s ekitar 50 cm. Serua Jalan Raya Aria Putera (Depan Perumahan Green Hill) Perumahan Green Hill Perumahan Roos wood Perumahan Serua Makmur Ketinggian Air s ekitar 40 cm dan menyebabkan kemace lalu lintas. Ketinggian Air s ekitar cm Ketinggian air s ekitar cm. Ketinggian Air s ekitar cm Pamulang Benda Baru RS. Permata Pamulang Ketinggian Air s ekitar 100 cm dan ggul jebol s epanjang cm Pondok Aren Kedaung Pamulang Barat Pondok Cabe Ilir Pondok Kacang Timur Perumahan Bank Indones ia Jl. Tabanas IV Perumahan Reni Jaya Jalan Raya Pondok Cabe Kp. Bulak RT.004 RW.002 Perumahan Pondok Kacang Prima Serpong Buaran Perumahan Puri Serpong Blok A, F, H Serpong Utara Rawa Buntu Depan Perumahan De Latinos RT 02 RW.01 Kp. Rawa Buntu Jelupang Perumahan Graha Mas RT.003 RW.012 Paku Alam Perumahan Griya Sutera 8 dan 9 Ketinggian air s ekitar cm Ketinggian air s ekitar 50 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 650 KK Ketinggian Air s ekitar 30 cm. Ketinggian Air s ekitar cm. Ketinggian air s ekitar cm. Ketinggian air s ekitar 60 cm. Ketinggian Air s ekitar 20 cm Ketinggian Air s ekitar 45 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 14 KK Ketinggian air s ekitar 50 cm. Ketinggian Air 100 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 50 KK Paku Jaya Jalan Raya Bhayangkara Ketinggian Air s ekitar cm Perumahan Kayu Gede I RT. 001, 005, 008 RW.004 Ketinggian air s ekitar cm dan Jumlah KK yang terendam sebanyak 175 KK. Perumahan Kayu Gede I RT.03 RW.04 Ketinggian air s ekitar 50 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah 44 KK 26

39 Curah hujan yang tinggi di W ilayah Bogor dan Meluapnya Sungai Cis adane Serpong Utara Pondok Jagung RM. Kampung Air Setu Kademangan Perumahan Pes ona Serpong RT.09 dan RT.012 RW.003 Ketinggian Air s ekitar 100 cm. Ketinggian Air s ekitar 60 cm dan Jumlah KK yang terendam adalah s ebanyak 90 Kepala Keluarga Luapan Kali Angke Ciputat Serua Perumahan Villa Dago Tol Ketinggian Air s ekitar 40 cm. 2 Longsor Curah hujan yang tinggi dan luapan s aluran drainas e. Ciputat Timur Pamulang Serpong Utara Cireundeu Pondok Benda Jelupang Perumahan Cireundeu Permai Perumahan Villa Pamulang Blok DD Perumahan Graha Mas RT.003 RW.012 Ketinggian Air s ekitar 40 cm. Ketinggian Air s ekitar 30 cm. Ketinggian Air s ekitar 50 cm dan merendam s ebanyak 2 Kepala Keluarga. Paku Jaya Perumahan Kayu Gede I Ketinggian Air s ekitar 60 cm. Pondok Jagung Timur Perumahan Villa Mutiara Serpong Setu Kademangan Longs or di Kp. Kademangan Lebak RT.004/003 Ketinggian Air s ekitar 100 cm. Pondas i Bangunan yang oleh air terkikis Curah hujan yang tinggi. Setu Muncul Longs or di Kp. Babakan RT.008 RW.003 Panjang 7 Meter dan Tinggi 3 Meter h. Demografi Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran cukup besar dalam penentuan percepa pembangunan daerah apabila didukung dengan kualitas yang baik. Penduduk mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu daerah ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS Kota Tangerang Sela jumlah penduduk Kota Tangerang Sela pada tahun 2013 adalah jiwa. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar jiwa sedangkan perempuan jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 101,71, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan (Tabel 2.6). 27

40 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecama Tahun 2013 Kecama Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin 1 Setu ,64 2 Serpong ,44 3 Pamulang ,99 4 Ciputat ,47 5 Ciputat Timur ,48 6 Pondok Aren ,47 7 Serpong Utara ,24 Jumlah ,71 Sumber : BPS Kota Tangerang Sela 2013 Gambar 7. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Kecama Kota Tangerang Sela tahun , ,000 Jumlah (Orang) 300, , , , ,000 50,000 - Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Jumlah (Orang) 157, ,494 75, , , , ,416 Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepada penduduk Kota mencapai orang/km2 di tahun Kepada tertinggi terdapat di Kecama Ciputat Timur yaitu orang/km2 sedangkan kepada terendah di Kecama Setu yaitu 5.068orang/Km2. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah tahun (9,94%) dan kelompok umur tahun (9,82%) sedangkan kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah kelompok umur tahun, yaitu sebesar 0,71%. 28

41 Tabel Kepada Penduduk menurut Kecama Tahun 2013 Kecama Luas Wilayah ( Km2 ) Jumlah Penduduk (orang) Kepada Penduduk (orang per km2) 1 Setu 14, Serpong 24, Pamulang 26, Ciputat 18, Ciputat Timur 15, Pondok Aren 29, Serpong Utara 17, Jumlah 147, Kota Tangerang Sela terdiri dari 7 kecama, yaitu Serpong, Serpong Utara, Setu, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, dan Pondok Aren dari 7 (tujuh) kecama tersebut terdiri dari 54 Kelurahan. Pada tahun 2014, dengan jumlah penduduk orang ( orang perempuan dan orang laki-laki). Dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecama Pondok Aren orang dan jumlah penduduk terendah berada di Kecama Setu orang. Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin (%) Laju Pertumbuhan Penduduk , ,041 1,290, , ,771 1,355, , ,403 1,405, , ,601 1,443, Sumber : BPSumber: BPS Kota Tangerang Sela Tahun

42 Kepada penduduk yang tinggi baik laki-laki maupun perempuan disebabkan kecenderungan peningka jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang Sela seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk yang sebagian besar bekerja di kota Jakarta. Apabila dilihat dari perkembangannya, laju pertumbuhan untuk penduduk Kota Tangerang Sela rata-rata dari tahun sebesar 2.72 %. Gambar 8. Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tangerang Sela tahun Laju Pertumbuhan Penduduk Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, Kesejahteraan sosial serta seni budaya dan olahraga melalui indikator-indikator yang diuraikan berikut ini: 30

43 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi a. Pertumbuhan PDRB Sebagai salah satu indikator makro ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah (region) pa melihat pelaku ekonominya. PDRB dapat dilihat dari 3 sisi pendeka, yaitu produksi, pengeluaran dan pendapa. Ketiganya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sektor ekonomi, komponen penggunaan dan sumber pendapa. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut. PDRB selalu dihitung dalam dua harga yaitu atas dasar harga berlaku dan kons (tahun dasar 2000). PDRB atas dasar harga kons memperlihatkan perkembangan produksi riil dari masing-masing sektor ekonomi yang tidak dipengaruhi inflasi. Sementara PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan perkembangan produksi masing-masing sektor yang masih dipengaruhi oleh harga. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Sela cenderung menunjukkan peningka dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2013, berdasarkan PDRB adh kons, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 8,48%. Percepa pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Sela pada tahun 2013 terutama didukung oleh percepa pada sektor tersier, yaitu sektor perdagangan hotel dan restoran, pengangku dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan dan jasa-jasa yang tumbuh sangat signifikan. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2013 mencapai orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp ,96 sedangkan PDRB per kapita adh kons adalah Rp ,21. 31

44 Tabel Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Kota Tangerang Sela Tahun URAIAN Laju Pertumbuhan a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rp) 13,223, ,971, ,136, % b. c. d. PDRB atas dasar harga kons 2000 (Juta Rp) Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp) 5,823, ,303, ,838, % 1,325, ,325, ,443, % 9,974, ,882, ,872, % e. PDRB per kapita atas dasar harga kons 2000 (Rp) Sumber: BPS Kota Tangerang Sela, ,392, ,582, ,737, % Pada tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Sela adalah sebesar Rp ,82 juta sedangkan PDRB adh kons adalah sebesar Rp ,96 juta. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2012 yang sebesar Rp ,80 juta dan PDRB adh kons yang sebesar Rp ,21 juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2013 mencapai orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp ,90 sedangkan PDRB per kapita adh kons adalah Rp ,04. 32

45 Gambar 9. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela Tahun PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN PDRB ,223, ,971, ,136, Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 PDRB per kapita masih dijadikan sebagai salah satu indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro yang dapat dijadikan cermin kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggii PDRB per kapita yang diterima oleh penduduk berarti semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, penurunan PDRB per kapita pada suatu daerah menggambarkan penurunan tingkat kesejahteraan. Perlu diingat pula, bahwa kesejahteraan penduduk akan meningkat jika peningka PDRB per kapita melebihi inflasi yang terjadi. Di dalam PDRB, yang dimaksud PDRB per kapita adalah PDRB per kapita atas dasar harga berlaku. Besaran nilai PDRB Kota Tangerang Sela diperoleh melalui penjumlahan nilai tambah yang tercipta pada setiap sektor kegia ekonomi sebagai akibat adanya proses produksi di seluruh wilayah Kota Tangerang Sela. Nilai PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi suatu proses produksi. Nilai yang dihasilkan tersebut sangat tergantung pada potensi sumber daya dan faktor produksi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel

46 Tabel 2.18 Nilai Dan Konstribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2011 S/D 2013 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela NO 1 2 SEKTOR Perian Peternakan, Kehuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian (Rp) % (Rp) % (Rp) % 113, , , , , , Industri Pengolahan 1,975, ,109, ,262, Listrik, Gas dan Air Bersih 447, , , Bangunan 1,083, ,268, ,487, Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangku dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa 4,062, ,618, ,347, ,980, ,243, ,547, ,603, ,803, ,033, Jasa-jasa 1,954, ,296, ,700, TOTAL 13,223, ,971, ,136, Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2013 adh berlaku, perkembangan PDRB Kota Tangerang Sela cenderung menunjukkan peningka. Laju Pertumbuhan EKnomi berdasrkan PDRB adh kons sebesar 8,48%. Struktur ekonomi Kota Tangerang Sela didominasi oleh sektor tersier, yaitu perdagangan, hotel dan restoran; pengangku dan komunikasi; perbankan dan lembaga keuangan serta jasa-jasa yang memberikan kontribusi hingga 73,70%. Sektor sekunder (industri p engolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan) memberikan kontribusi 25,50%, dan sektor primer (perian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi 0,80%. 34

47 Gambar 10. Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Atas Dasar Harga Berlaku Kota Tangerang Sela Tahun % 1% 0% 13% 3% Perian Peternakan, Kehuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan 12% 9% Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan 15% 31% Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangku dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, peranan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan jasa yang merupakan fasilitator terhadap aktivitas ekonomi selalu mendominasi dan nilainya terus meningkat. Untuk tahun 2013 mencapai angka 31,21 persen. Sektor Pengangku dan komunikasi menjadi sektor dengan kontribusi terbesar kedua mencapai 14,87 persen. Selanjutnya pada uru ketiga adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 13,20 persen. Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2013 adh berlaku, struktur ekonomi Kota Tangerang Sela didominasi oleh sektor tersier, yaitu perdagangan, hotel dan restoran; pengangku dan komunikasi; perbankan dan lembaga keuangan serta jasa-jasa yang memberikan kontribusi hingga 71,,71%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan) memberikan kontribusi 28,29%, dan sektor primer (perian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi 0,80%. Dalam tiga tahun terakhir, kecenderungan peranan sektor-sektor yang berbasis jasaa meningkat tiap tahunnya kecuali sektor keuangan, persewaan dan jasaa perusahaan sedikit menurun. 35

48 Sedangkan sektor perian perananannya dalam tiga tahun mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat daya beli masyarakat perkotaan sangat tinggi dan luas lahan perian semakin berkurang dan tidak menjanjikan terutama bagi para tenaga kerja muda. Maka pilihan lain yang tersedia adalah bekerja pada sektor industri atau bekerja pada sektor berbasis jasa. Tabel Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor No. Kelompok Sektor 2012* 2013** (Juta Rupiah) Distribusi (%) (Juta Rupiah) Distribusi (%) Pertumbuhan 2012 ke 2013 (%) Atas Dasar Harga Berlaku 1 Primer ,16 0,73% ,04 0,80% 10,10% 2 Sekunder ,48 22,81% ,33 25,50% 11,77% 3 Tersier ,68 63,96% ,46 73,70% 15,23% Total ,32 87,50% ,83 100,00% 14,28% Atas Dasar Harga Kons 1 Primer ,30 0,86% ,05 0,88% 2,33% 2 Sekunder ,46 24,66% ,84 26,11% 5,88% 3 Tersier ,05 66,66% ,06 73,01% 9,52% Total ,81 92,18% ,95 100,00% 8,48% *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara b. Inflasi Kenaikan harga atau lebih dikenal dengan inflasi yang akan diuraikan disini berbeda dengan inflasi yang biasa diumumkan BPS setiap bulannya. Angka inflasi yang dipublikasikan BPS merupakan perubahan harga yang diukur langsung dari sisi konsumen melalui survey harga di pasar terhadap beberapa komoditas yang umum dikonsumsi masyarakat. Inflasi sektoral menggambarkan perubahan harga barang dan jasa secara umum pada seluruh sektor pembentuk PDRB. Inflasi sektoral diperoleh dari pergerakan indeks harga implisit atau sering disebut deflator PDRB, yang diperoleh dengan cara membagi PDRB harga berlaku dengan PDRB harga kons dikali 100%. 36

49 Tabel Indeks Implisit dan Inflasi Sektoral Kota Tangerang Sela Tahun Sektor 2011*) 2012*) 2013**) PDRB adhb (Miliar Rp.) PDRB adhk (Miliar Rp.) Indeks Implisit/Deflator PDRB Inflasi Sektoral , ,83 227,21 5, , ,44 237,89 4, , ,17 250,61 5,35 Sumber: BPS Kota Tangerang Sela Melalui Tabel 2.5 terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir inflasi sektoral berfluktuatif tetapi masih berada pada level 1 digit. Inflasi sektoral tahun 2013 sebesar 5,35 persen, meningkat cukup signifikan disbandingkan tahun 2012 sebesar 4,70 persen Fokus Kesejahteraan Sosial Dalam perhitungan IPM pada tahun 2013 menurut BPS Kota Tangerang Sela, angka melek huruf yang digunakan adalah AMH penduduk usia berusia 15 tahun ke atas, yaitu 98,62. Meskipun AMH di Kota Tangerang Sela ini tergolong cukup baik namun sebagai daerah terbuka yang juga berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta tentunya juga harus menjadi kewaspadaan dan perhatian Pemerintah Kota Tangerang Sela karena bukan tidak mungkin dengan potensi pertumbuhan yang pesat mendorong terjadinya urbanisasi masuk ke Kota Tangerang Sela baik dari wilayah sekitar seperti dari daerah lain di Provinsi Banten, maupun sekitar Bogor Jawa Barat. Rata-rata lama sekolah ini sangat dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan penduduk untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi namun disisi lain juga peningka fasilitas serta prasarana gedung sekolah menjadi faktor tingginya angka RLS dan yang lebih penting adalah program kebijakan dari pemerintah dalam mengurangi angka putus sekolah khusunya bagi kalangan masyarakat kurang mampu. Indikator pendidikan yang lain dalam komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yaitu rata-rata lama sekolah (RLS), Kota Tangerang Sela untuk tahun 2013 mencapai 10,99 tahun. 37

50 Tahun Gambar Pencapaian IPM Kota Tangerang Sela Tahun Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran Perkapita Yang Disesuaikan (Rp.000) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) , Sumber : Badan Pusat Statistik 2014 Hal ini dipengaruhi lokasi secara geografis sebagian besar wilayah kecamanya berbatasan dan berinteraksi langsung dengan Provinsi DKI Jakarta seperti Pondok Aren, Pamulang dan Ciputat juga banyak tersebar sekolah dan perguruan tinggi yang berada di wilayah tersebut, seperti terdapat kampus Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Pamulang di Pamulang, Sekolah Tinggi Akusi Negara (STAN) di Pondok Aren, dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) di Ciputat Timur Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Setu, Binus di Serpong Utara dan perguruan tinggi swasta lainya Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi ggungjawab Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Untuk menganalisis gambaran umum kondisi daerah pada aspek pelayanan umum dalam menyusun rancangan awal RPJMD provinsi terlebih dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel yang dianalisis menurut Kota Tangerang Sela. 38

51 Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan dan merupakan faktor yang dominan dalam proses pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan selain dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul seiring perubahan zaman juga dapat membawa pengaruh positif dalam berbagai sendi-sendi kehidupan, sehingga tidaklah mengherankan apabila pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian yang lebih. Tabel Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah Kota Tangerang Sela Kelompok Umur Tahun Persentase Persentase (1) (2) (3) Usia 7 12 tahun Laki-laki 99,23 99,77 Perempuan ,74 Jumlah 99,61 99,25 Usia tahun Laki-laki 91,99 94,36 Perempuan 95,34 96,91 Jumlah 93,58 95,59 Usia tahun Laki-laki 72,44 76,61 Perempuan 65,68 63,86 Jumlah 68,85 69,96 Sumber : Susenas Tahun Partisipasi penduduk dalam mengikuti program pendidikan di Kota Tangerang Sela dapat dilihat dari besarnya indikator Angka Partisipasi Sekolah (APS). Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. 39

52 Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang pendidikan. Makin tinggi APS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal APS adalah 100 persen dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah. APS disajikan dalam tiga tingka usia, yaitu APS anak usia 7-12 tahun, usia tahun dan usia tahun. Pada tahun 2013 APS Kota Tangerang Sela untuk anak usia 7-12 tahun sebesar 99,77 persen. Angka ini menunjukkan bahwa hampir semua anak usia 7-12 tahun masih bersekolah, kurang dari 1 (satu) persen yang tidak bersekolah. Anak yang tidak bersekolah terdiri dari anak yang sudah memasuki usia sekolah tetapi belum bersekolah dan anak yang putus sekolah. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, untuk usia 7-12 tahun anak laki-laki lebih tinggi partisipasinya dibanding anak perempuan, tetapi untuk anak usia tahun partisipasi sekolah anak laki-laki lebih rendah dibanding anak perempuan. Sedangkan untuk usia tahun partisipasi sekolah anak laki-laki lebih tinggi dibanding anak perempuan. APS anak usia tahun lebih rendah dibanding APS anak usia 7-12 tahun. Demikian juga APS anak usia tahun jauh lebih rendah dibanding APS anak usia 7-12 tahun. Pada tahun 2013 APS anak usia 7-12 tahun sebesar 99,77, APS anak usia tahun sebesar 95,59 persen dan APS anak usia tahun sebesar 69,96 persen. Angka ini menunjukkan bahwa dari 100 anak usia 7-12 tahun hampir semuanya sedang bersekolah, untuk anak usia tahun dari 100 anak ada sekitar 5 orang yang tidak bersekolah. Sedangkan untuk anak usia tahun keadaanya lebih rendah, yaitu dari 100 anak usia tahun hanya sekitar 70 anak yang sedang bersekolah sedangkan yang tidak bersekolah ada sekitar 30 anak. Semakin tinggi usia anak, partisipasi sekolahnya semakin menurun. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 terlihat bahwa APS tahun 2013 terdapat penurunan khususnya APS usia 7-12 tahun, sedangkan APS usia 7-40

53 12 tahun dan APS usia mengalami kenaikan. APS usia 7-12 tahun sebesar 99,61 persen tahun 2012 turun menjadi 99,25 persen tahun Penurunan ini sebagian besar terjadi pada anak perempuan yaitu dari 100 persen tahun 2012 turun menjadi 98,74 persen pada tahun APS usia tahun sebesar 93,58 persen pada 2012 naik menjadi 95,59 persen tahun Demikian juga APS usia tahun juga mengalami kenaikan. Tahun 2012 APS usia tahun sebesar 68,85 persen naik menjadi 69,96 persen (naik 1,11 persen). Selain APS sebagai salah satu indikator pendidikan juga ada Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) juga digunakan sebagai indikator pendidikan. APM dan APK digunakan untuk melihat partisipasi anak/masyarakat terhadap dunia pendidikan. APM merupakan persentase penduduk usia sekolah yang masih sekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya. Sedangkan APK merupakan persentase penduduk yang masih sekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Jenjang Pendidikan Tabel Tingkat Angka Partisipasi Murni dan Angka Patisipasi Kasar Penduduk Kota Tangerang Sela Tahun APM (%) APK (%) APM (%) APK (%) APM (%) APK (% SD/Sederajat Laki-laki Perempuan Jumlah SMP/Sederajat Laki-laki Perempuan Jumlah SMA/Sederajat Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Sela,

54 Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kota Tangerang Sela menduduki peringkat ke -2 dibawah Kota Tangerang dan diatas Kabupaten Tangerang menurut statistik Kementrian Pendidikan Nasional di wilayah Kabupaten / Kota yang ada di Tangerang dan Bidang Statistik Pelaporan pada Bappeda Kota Tangerang Sela. Untuk Sekolah Dasar (SD) Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 107,84% sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 85.68% dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 66.15%. Kemudian Angka Partisipasi Murni (APM) di Kota Tangerang Sela juga menduduki peringkat ke -2 dibawah Kota Tangerang dan diatas Kabupaten Tangerang menurut statistik Kementrian Pendidikan Nasional di wilayah Kabupaten / Kota yang ada di Tangerang dan Bidang Statistik Pelaporan pada Bappeda Kota Tangerang Sela. Untuk Sekolah Dasar (SD) Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 97.8% sedangkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 73.96% dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 51.87%. (Tabel 2.7 Tingkat Angka Partisipasi Murni dan Angka Patisipasi Kasar Penduduk Kota Tangerang Sela Tahun ) Dapat ditarik kesimpulan sementara, semakin tinggi jenjang pendidikan semakin menurun nilai APK dan APM-nya, dari penurunan IPM tersebut terdapat orang yang putus sekolah karena alasan ekonomi dan akses pendidikan. Oleh karena itu bidang pendidikan untuk Tahun 2016 masih diprioritaskan di berbagai aspek untuk menunjang peningka capaian target-target perbaikan bidang pendidikan di Kota Tangerang Sela. Karena pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningka kualitas manusia. Indikator pendidikan yaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata -rata Lama Sekolah (RLS) digunakan sebagai variabel dalam menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain indikator keseha dan indikator ekonomi. AMH Kota Tangerang Sela tahun 2013 berdasarkan perhitungan sementara BPS adalah sebesar 98.62% (meningkat 0,11% dari angka perbaikan tahun 2012 yang sebesar 98.51%) sedangkan RLS tahun 2013 sebesar 10,99 tahun (meningkat dari angka perbaikan tahun 2012 yaitu sebesar 10,98 tahun). 42

55 Tabel 2.24 Jumlah Sekolah Negeri di Kota Tangerang Sela Berdasarkan Kecama No. Kecama SDN % SMPN % SMAN % SMKN % 1 Setu Serpong Utara Serpong Pondok Aren Pamulang Ciputat Timur Ciputat JUMLAH Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tangerang Sela, Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013 menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 35.64%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi juga cukup tinggi, yaitu 20.05%.Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Sela terdapat 19 unit perguruan tinggi / akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akusi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Bina Nusantara dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Pamulang (Unpam), Universitas Terbuka (UT). b. Keseha Fasilitas keseha yang terdapat di Kota Tangerang Sela adalah Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengoba dan Posyandu. Rumah sakit yang ada bertaraf internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital dan Eka Hospital. Keberadaan rumah sakit swasta memang mengikuti urban core yang ada dan berkembang tentunya hal ini juga untuk melayani warga perumahan yang termasuk golongan menengah keatas. Namun hingga saat ini belum ada rumah sakit umum yang dapat melayani masyarakat golongan menengah ke bawah. 43

56 Table.2.25 Jumlah Puskesmas, Balai Pengoba dan Rumah Bersalin Tahun 2013 Tahun Puskesmas Biasa DTP Pembantu Keliling Balai Pengoba Rumah Bersalin Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 Jumlah sarana prasarana keseha yang memiliki tempat perawa (DTP) Kota Tangerang Sela memiliki 7 Puskesmas DTP namun belum teralokasikan secara merata. Balai Pengoba dengan jumlah 298 tersebar di ketujuh kecama, namun jumlahnya dan tingkanya berbeda-beda. Karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian yang besar untuk sarana prasarana keseha dan pengalokasian tenaga keseha yang ada di tiap kecama, agar penanganan keseha dapat berjalan lebih baik lagi. Keberhasilan pembangunan di bidang keseha dapat tercermin dari tingkat keseha masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia. Salah satu indikator keseha adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang menunjukkan perkiraan lama hidup rata -rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi keseha balita dan keseha reproduksi ibu. Pelayanan keseha dan sarana prasarana keseha terkait hal tersebut terlayani oleh fasilitas Rumah Bersalin sebanyak 48 unit tersebar di ketujuh Kecama Kota Tangerang Sela. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kota Tangerang Sela, AHH Kota Tangerang Sela tahun 2014 adalah sebesar yang mengindikasikan bahwa penduduk Kota Tangerang Sela yang lahir pada tahun 2014 rata-rata bisa mencapai usia tahun. 44

57 Tabel 2.26 Keadaan Gizi Balita yang ditimbang Per Kecama di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 Kecama Ditimbang Keadaan Gizi Baik Buruk Kurang Gizi Lebih 1 Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Serpong Serpong Utara Setu Jumlah Sumber: Dinas Keseha Kota Tangerang Sela Selain indikator makro tersebut, kondisi keseha masyarakat juga di antaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi keseha ibu, keseha keluarga miskin, dan keseha orang lanjut usia. Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Pada Tahun 2013, dari orang balita yang ditimbang, sebesar balita atau 93,99% dalam keadaan gizi baik, 212 balita atau 0.21% gizi buruk, balita atau 2.92% gizi kurang dan balita atau 2.88% gizi lebih. Meskipun sebagian balita memiliki keadaan gizi baik, masih ada 6.14% yang harus mendapat perhatian dan intervensi khusus dalam hal gizi. Berdasarkan data Dinas Keseha Kota Tangerang Sela yang didasarkan dari data seluruh Puskesmas, pada tahun 2013 jumlah kunjungan ibu hamil adalah sebesar orang, dan ibu bersalin sebesar orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit bersalin dan praktek bidan swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat pelayanan keseha ibu ataupun unit pelayanan keseha ibu di Puskesmas yang lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk melayani ibu hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena keseha ibu merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup. 45

58 Kecama Tabel 2.27 Data Terkait Keseha Ibu menurut Kecama Kota Tangerang Sela Tahun 2013 Ibu Neonatus Sasaran Sasaran Hamil Bersalin Nifas Meneteki 0-28 hari WUS PUS 1 Ciputat 4,499 4,295 4,295-4,090 65,323 36,407 2 Ciputat Timur 4,091 3,905 3,905-3,719 60,339 33,098 3 Pamulang 6,658 6,356 6,356-6,053 97,486 53,874 4 Pondok Aren 7,218 6,890 6,890-6, ,933 58,405 5 Serpong 3,325 3,173 3,173-3,022 47,753 26,900 6 Serpong Utara 3,139 2,997 2,997-2,854 46,792 25,402 7 Setu 1,586 1,514 1,514-1,442 22,560 12,830 Jumlah 30,516 29,129 29,129-27, , ,917 Sumber: Dinas Keseha Kota Tangerang Sela Sarana keseha merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam pembangunan manusia yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang keseha antara lain dilakukan pada pemenuhan sarana dan prasarana keseha serta pelayanan keseha pada masyarakat. Pelayanan keseha kepada masyarakat di antaranya dilakukan dengan program Jaminan Keseha Masyarakat (Jamkesmas) bagi keluarga miskin dan pelayanan keseha bagi balita melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Sela selalu berupaya meningkatkan pelayanan pada Rumah Sakit Umum, Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes. Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi keseha. Jumlah keseluruhan peserta jamkesmas sudah melebihi target, dari orang RTS, yang masuk dalam kuota jamkesmas adalah sebanyak orang. Akan tetapi, berdasarkan basis data terpadu untuk program perlindungan social tahun 2011, pada tahun 2012 masih ada 2,65% dari rumah gga sasaran yang belum tercakup dalam program jaminan keseha. Lansia yang mendapat bantuan pelayanan keseha berjumlah 46

59 orang. Pelayanan keseha bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih. Keberadaan fasilitas keseha sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan keseha kepada masyarakat. Fasilitas keseha yang terdapat di Kota Tangerang Sela di antaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengoba dan Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 801 unit yang terdiri dari Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 794 orang kader aktif. Tabel 2.28 Jumlah Prasarana Keseha di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 Kecama Kota No Jenis Serpong Ciputat Pondok Tangerang Serpong Pamulang Ciputat Setu Utara Timur Aren Sela 1 Puskesmas Pusk. dengan Tempat Perawa Puskesmas Pembantu Tempat Tidur Pusk.Perawa Balai Pengoba Swasta Praktek Dokter Umum Swasta Praktek Dokter Gigi Swasta Praktek Dokter Spesialis Praktek Bidan Swasta Laboratorium Klinik Swasta Optik Apotik Toko Obat Berijin Industri Kecil Obat Tradisional Rumah Bersalin Swasta Pengoba Tradisional Puskesmas Keliling Sumber: Kota Tangerang Sela Dalam Angka, 2013 Satu di antaranya merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang terletak di Kecama Pamulang. Pada tahap pertama pembangunan, RSU sudah mampu memberikan pelayanan keseha kepada masyarakat dengan kapasitas 66 tempat tidur untuk rawat inap kelas III. Keberadaan rumah sakit swasta mengikuti urban core yang ada dan berkembang pada umumnya untuk melayani warga perumahan yang termasuk golongan menengah ke 47

60 atas yang tersebar di seluruh kecama di Kota Tangerang Sela. Rumah sakit di Kota Tangerang Sela ada yang bertaraf internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital. Tabel 2.29 Jumlah Tenaga Keseha di Sarana Pelayanan Keseha Kota Tangerang Sela Tahun 2013 No Tenaga Keseha Total 1 Bidan Perawat Dokter Spesialis 22 4 Dokter Umum Dokter Gigi 39 6 Tenaga Kefarmasian 13 7 Tenaga Gizi 2 8 Tenaga Sanitasi 21 9 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 1 10 Jumlah Tenaga Kesmas 6 11 Fisioterapis 4 Sumber: Profil Keseha, Dinas Keseha Kota Tangerang Sela 2013 Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius. Penyakit yang tercatat oleh Dinas Keseha di antaranya demam berdarah, filariasis, tuberculosis, HIV, AIDS, Pneumonia pada balita, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak. Penyakit dengan angka kejadian tertinggi di tahun 2013 adalah Pneumonia Pada Balita dengan kejadian kemudian TB Paru dengan 840 kejadian. Penyakit lain dengan angka kejadian yang cukup besar adalah DBD 782 kejadian dan Diare 583 kejadian. Pada tahun 2012, kejadian HIV/ AIDS di puskesmas Kota Tangerang Sela terdata 31 kejadian HIV dan 18 kejadian AIDS yang tercatat. Diduga kuat masih banyak pasien yang berobat di rumah sakit baik di dalam daerah maupun di luar Kota Tangerang Sela serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini. 48

61 Tabel 2.30 Angka Kejadian Penyakit di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 No. Kecama TB Paru Pneumonia Pada Balita HIV AIDS IMS Lainnya Diare Kusta Difteri Campak DBD Filariasis 1 Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Serpong Serpong Utara Setu TOTAL Sumber: Profil Keseha, Dinas Keseha Kota Tangerang Sela Fokus Layanan Urusan Pilihan a. investasi Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian Kota Tangerang Sela. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan dengan sektor primer seperti sektor perian. Terdapat beberapa jenis industri di Kota Tangerang Sela yaitu industri pakaian jadi/ konveksi, makanan dan minuman, kertas, percetakan dan penerbi, industri alat elektronika dan komponennya, serta alat listrik dan komponennya. Berdasarkan data Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terdapat beberapa investor berskala nasional, pada tahun 2013Jumlah perusahaan sebanyak 190 perusahaan antara lain: 172 perusahaan PMA, dan 18 Perusahaan PMDN dimana mengalami kenaikan dari tahun 2012 yaitu PMA 167 Perusahaan dan PMDN 12 Perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Tangerang Sela masih menjadi daerah tujuan calon investor untuk menanamkan modalnya. 49

62 Nilai investasi PMA pada tahun 2013 adalah Rp dan nilai investasi PMDN sebesar Rp juga mengalami kenaikan dari Tahun 2012 dimana PMA adalah adalah Rp dan nilai investasi PMDN sebesar Rp denganpersentase kenaikan PMA sebesar 25,22% dan kenaikan PMDN sebesar 10,08%. Tabel Peningka Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Sela Tahun P M A P M D N Jumlah Sumber : KPMD Kota Tangerang Sela, 2014 Tabel Peningka Jumlah Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Sela Tahun PMDN (IDR) PMA (USD) ,525,276,000 25,954,271, ,775,276,000 2,691,106, ,687,976,000 2,934,539, ,592,556,000 3,230,423,144 Sumber : KPMD Kota Tangerang Sela, 2014 Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Kota Tangerang Sela. Kegia perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Sela. Namun, yang paling menonjol adalah kegia perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama Jalan keseha, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang Ciputat, Jalan Raya Pamulang Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya). 50

63 Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUD/ koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di ah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar- pasar tersebut adalah m2 dengan kios, 875 los dan pedagang kaki lima. b. Rasio daya serap tenaga kecil Letak Kota Tangerang Sela yang berdeka dengan ibu kota negara menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Sela. Berdasarkan perhitungan BPS Kota Tangerang Sela, tingkat partisipasi angka kerja pada tahun 2013 adalah sebesar 60,73%, angka tersebut memberikan gambaran bahwa ada sekitar 61 persen dari penduduk usia kerja di Kota Tangerang Sela yang berpotensi untuk mendapatkan pendapa/ penghasilan, walaupun di dalamnya termasuk mereka yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,56% dari angka kerja. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha, sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor jasa-jasa yaitu sebesar 29,87%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,69%, sektor industri sebesar 7,59%, serta sektor perian dengan 0,40%. Sisanya yaitu sebesar 32,45% bekerja pada sektor lainnya yaitu pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; bangunan; pengangku dan komunikasi; keuangan; dan jasa perusahaan. 51

64 Tabel Persentase Penduduk Usia >15 Tahun Menurut Kegia Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Tangerang Sela Tahun 2013 No Karakteristik Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Penduduk Usia Kerja Angka Kerja Bekerja Pengangguran Bukan Angka Kerja Sekolah dan Mengurus Rumah Lainnya Tingkat partisipasi Angka kerja (%) 79,82% 41,45% 60,73% 9 Tingkat Pengangguran terbuka (%) 4,63% 4,42% 4,56% 10 Tingkat Kesempa Kerja (%) 95,37% 95,58% 95,44% Sumber: Sakernas, 2013 Tabel Persentase Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerja Utama Sektor/ Lapangan Usaha Jumlah Persentase % 1. Perian ,40% 2. Industri ,59% 3. Perdagangan, Hotel, Restoran ,69% 4. Jasa jasa ,87% 5. Lainnya ,45% T o t a l % Sumber : BPS Kota Tangerang Sela,

65 Aspek Daya Saing Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Semenjak lima tahun terbentuk, Kota Tangerang Sela sudah memiliki beberapa kawasan industri dan perdagangan. Luas yang disediakan untuk zona industri di Kota Tangerang Sela adalah seluas 2218,31 hektar dengan 2386 unit industri yang termanfaatkan. Sedangkan luas yang disediakan untuk kawasan industri adalah seluas 1284 hektar dengan 1614 unit industri yang termanfaatkan. Kawasan perdagangan di Kota Tangerang Sela terbagi menjadi dua, yaitu kawasan dengan skala kota dan lokal serta kawasan perdagangan jasa. Luas yang disediakan untuk kawasan perdagangan skala kota dan lokal adalah seluas 1050 hektar, sedangkan untuk kawasan perdagangan jasa seluas 1224,79 hektar. Tabel Pasar Daerah / Tradisional Di Kota Tangerang Sela Tahun 2012 NO. NAMA PASAR LUAS AREAL (M2) LOKASI (KECAMATAN) PEDANGANG (ORANG) PENGELOLA 1 Pasar Ciputat 2 Pasar Jombang 3 Pasar Serpong 4 Pasar Bintaro Sektor 2 5 Pasar Ciputat Permai 5,670 6,095 8,730 2,600 1,000 Ciputat 816 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Ciputat 386 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Serpong 837 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Ciputat Timur 135 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Ciputat 55 PD. Pasar Niaga Kerta Raharja & PT. Tritama Nila Griya 6 Pasar Gedung Hijau 3,395 Serpong Utara 3 PT. Alam Sutera Reality, TBK & PD. Pasar Niaga Kerta Raharja 7 Pasar Modern BSD 8 30,000 Pasar Segar Graha Raya Bintaro 10,250 9 Pasar Delapan 34,945 Pasar Modern Bintaro 10 Jaya 17, Pasar Jengkol 1,500 Serpong 730 PT. BSD Serpong Utara Serpong Utara 644 PT. Wahana Jaya Sentosa 208 PT. Alam Sutera Reality, TBK Pondok Aren 492 PT. Bintaro Jaya Setu 40 PemKot Tangerang Sela 12 Pasar Kita Pamulang (Baru) - 17,000 Sumber: Disperindag Kota Tangerang Sela, Tahun

66 Selain kawasan perindustrian dan perdagangan, Kota Tangerang Sela juga memiliki kawasan pergudangan di Taman Tekno, dalam kawasan taman tekno disaat ini ada kurang lebih perusahaan. Lahan kawasan pergudangan pun terbagi menjadi dua, yaitu lahan yang disediakan untuk kawasan pergudangan, yaitu sebesar 2218,31 hektar dengan perusahaan 2386 unit dan lahan yang disediakan untuk zona gudang, yaitu sebesar 3502,31 hektar dengan 2386 unit perusahan. Terdaftar ada 12 (dua belas) pasar tradisional yang berada di ah milik pemerintah Kota Tangerang Selata, diantaranya: Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Kota Tangerang Sela juga memiliki ruas jalan dengan total panjang 405,67 kilometer. Kondisi ruas jalan yang kualitasnya baik sepanjang 330,26 kilometer sedangkan yang kurang baik sepanjang 72,49 kilometer dan ruas jalan yang rusak berat sepanjang 2,92 kilometer. Kota Tangerang Sela memiliki jemba sejumlah 117 buah dengan total panjang 711,27 meter yang tersebar di masing-masing kecama. Kecama Tabel Panjang Jalan Menurut Kecama dan Kondisi Jalan 2013 Status Ruas Jalan Baik Kondisi Jalan (Km) Rusak Ringan Rusak Berat Setu Jalan Kota Jalan Strategis Kota Serpong Jalan Kota Jalan Strategis Kota Pamulang Jalan Kota Jalan Strategis Kota Ciputat Jalan Kota Jalan Strategis Kota Ciputat Timur Jalan Kota Jalan Strategis Kota Pondok Aren Jalan Kota Jalan Strategis Kota Serpong Utara Jalan Kota Jalan Strategis Kota TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Sela,

67 Gambar 11. Peta Jaringan Transportasi Darat Kota Tangerang Sela Tabel 2.37 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Sela Tahun 2012 Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/ Desa Kecama Lokasi Panjang Luas (m2) (KM+HM ) Stasiun Serpong Serpong Serpong x1376,70 SPUR (M) Tanah Bangunan Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong Stasiun Sudimara Jombang Ciputat x2077 Stasiun Jurangmangu Stasiun Pondok Ranji Pondok Jaya & Sawah Baru Pondok Ranji Pondok Aren Ciputat Timur Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Sela, x

68 Untuk mendukung pengoperasian angku kereta api, di wilayah Kota Tangerang Sela dilengkapi dengan 5 stasiun dengan kondisi yang belum memadai dari segi kapasitas maupun tingkat pelayanan. Jaringan kereta api pada Jalur padat yang melayani angku komuter seperti pada lintas Tangerang-Jakarta dan lintas Serpong-Jakarta yang masih dilayani dengan spur tunggal (single track) dan saat ini, terdapat 5 stasiun kereta api di Kota Tangerang Sela: Fokus Sumber Daya manusia a. Kualitas tenaga kerja Sebanyak 35.64% penduduk Kota Tangerang Sela berpendidikan lulus SLTA, angka ini merupakan angka terbesar dibandingkan tingkat pendidikan yang lainnya. Sementara itu sebesar 19.06% penduduk Kota Tangerang Sela berpendidikan tingkat perguruan tinggi. Tabel 2.38 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Kota Tangerang Sela Tahun 2013 No Tingkat Pendidikan Tidak/BelumTamat SD/MI/Sederajat SD/MI/Sederajat SMP/Sederajat SMA/SMK/Sederajat Universitas Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik KotaTangerang Sela,

69 b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan) Dari data jumlah penduduk berdasarkan usia yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Sela, pada tahun 2014 sebagian besar penduduk Kota Tangerang Sela masih terpusat pada selang umur yang produktif. Jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak orang atau sebanyak 25,69%, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak orang atau 71.65%, dan penduduk usia tua (65 tahun ke atas) sebanyak orang atau sebanyak 2,65%. Tabel 2.39 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Kota Tangerang Sela Tahun 2013 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah % Jumlah % Jumlah % , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 727, , ,443, Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Sela,

70 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegia RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Akuntabilitas kinerja pada hakekatnya menggambarkan hasil dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh jajaran Pemerintah Kota Tangerang Sela sebagai bentuk fasilitasi atas pembangunan yang melibatkan seluruh masyarakat. Indikator kinerja makro perlu diungkapkan mengingat indikator ini merupakan perwujudan menyeluruh dan komprehensif atas kinerja Pemerintah Kota Tangerang Sela, kinerja makro merupakan kinerja yang dihasilkan dari beberapa variabel yang saling terkait antara lain kinerja pemerintah, swasta, dan partisipasi masyarakat. Selain itu capaian indikator makro ini dapat diperbandingkan antar Pemerintah Daerah yang lain, karena umumnya indikator kinerja makro ini juga digunakan secara seragam oleh Pemerintah Daerah lainnya. Dalam dokumen RPJMD Kota Tangerang Sela Tahun terdapat 110 program dan 209 indikator program yang dicapai pada setiap tahunnya, diantaranya: Target dan Capaian Program pada Tahun 2013: Indikator tercapai sebanyak 177 indikator (84.7%) Yang belum tercapai 32 indikator (15.3%) Target dan Capaian Program pada Tahun 2014: Indikator tercapai sebanyak 203 indikator (97%) Yang belum tercapai 6 indikator (3%) Proyeksi Capaian Program pada Tahun 2015: Indikator tercapai sebanyak 205 indikator (98.08%) Yang belum tercapai 4 indikator (1.91%) 58

71 Tabel 2.40 Capaian Indikator Kinerja Makro Tahun INDIKATOR MAKRO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a. Atas Dasar Harga Berlaku (jutaan rupiah) , , ,82 b. Atas Dasar Harga Kons/Th (jutaan rupiah) , , ,96 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,52 8, Tingkat Partisipasi Angka Kerja / TPAK (%) 69,64 64, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,01 76, Angka Harapan Hidup / AHH (Tahun) 68,65 68, Rata-rata Lamanya Sekolah / RLS (Tahun) 10,70 10, Angka Melek Huruf / AMH (%) 98,19 98, INDIKATOR MAKRO Angka Partisipasi Sekolah a. APK (Angka Partisipasi Kasar) - SD 100,59 101, SLTP 102,70 95, SLTA 79,90 78, b. APM (Angka Partisipasi Murni) - SD 91,04 92, SLTP 73,21 74, SLTA 60,21 61, Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014 Kemudian ada beberapa cata teng kemajuan penyelenggaraan pemerintahan dari DPRD Kota Tangerang Sela, yaitu: 1. Total APBD dari tahun ke tahun meningkat; 2. Porsi anggaran berpihak kepada Masyarakat; 3. Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam pelaksanaan pengelolaan anggaran sebanyak 3 (tiga) tahun berturut turut; 4. Peningka pembangunan infrastruktur; 5. Peningka layanan keseha gratis; dan 6. Sekolah gratis. Apabila dikaitkan dengan pencapaian misi yang telah ditetapkan, maka pemetaan sasaran beserta capaian dan predikatnya terpaparkan pada tabel : 59

72 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN NO URUSAN DAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM Tabel 2.41 MATRIKS TARGET DAN CAPAIAN RPJMD (REALISASI SAMPAI DENGAN TAHUN 2014, PROYEKSI CAPAIAN TARGET 2015 DAN KUMULATIF SISA TARGET DI 2016) RUMUSAN INDIKATOR Target Akhir RPJMD KONDISI KINERJA AWAL RPJMD CAPAIAN KINERJA PROGRAM TAHUN 2014 Target capaian Sisa Target Kumulatif Capaian s/d Tahun 2014 Sisa Target s/d Tahun 2014 Target dan Proyeksi capaian Tahun KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Peningka keamanan dan kenyamanan lingkungan Pengembangan wawasan kebangsaan Jumlah Pos Jaga Linmas dalam upaya penciptaan keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat Jumlah Linmas yang dilatih Tersedianya pos jaga di lingkungan pasar Penegakkan PERDA Kegia pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Rasio tempat Ibadah persatuan penduduk Jumlah Pos jaga Linmas yang ada di Kelurahan/desa Jumlah satuan perlindungan masyarakat linmas yang dilatih per tahun Jumlah pos jaga pasar Jumlah penyelesaian penegakkan PERDA / jumlah pelanggaran PERDA x 100% jumlah kegia pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Fasilitasi penyaluran Bansos dan Hibah, Masjid : 522, Gereja : 34, Pura : 0, Vihara : 5 dan Klenteng 4 Target Proyeksi Capaian Proyeksi Sisa Target TOTAL SISA TARGET (Transisi 2016) ( ) Status Indikator SKPD PENANGGUNG JAWAB Final Kesbangpolinmas 3, , Final Kesbangpolinmas Final Satpol PP 90% 0 80% 80% 0 80% 0 90% 90% berkas berkas Satpol PP Kesbangpolinmas Setda 60

73 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pendidikan Politik Masyarakat Kegia Pembinaan politik daerah Jumlah perserta kegia pembinaan politik daerah orang 200 1,150 1, , ,150 1, Kesbangpolinmas 2 SOSIAL Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo Jumlah lembaga kesejahteraan sosial dalam pelayanan masyarakat yang diberdayakan Jumlah lembaga sosial dan lembaga keagamaan yang difasilitasi Meningkatnya peran dan fungsi Panti Asuhan/Panti Jompo dalam peningka kesejahteraan sosial Lembaga Kesos yg Diberdayakan : Lembaga Kesos Se- Kota Tangsel x 100% Jumlah lembaga sosial dan keagamaan yang difasilitasi/jumlah lembaga sosial dan keagamaan yang seharusnya difasilitasi x 100% Panti Asuhan/Jompo yg Dibina : Panti Asuhan/Jompo se- Kota Tangsel x 100% 100% 23% ( 3 lembaga) 10% 10% 0 76% ( 9 lembaga) 0 10% 10% 0 24% 16 keg 4 keg 4 keg 4 keg 0 19 keg 0 4 keg 4 keg % 0 20% 20% 0 60% 0 20% 20% 0 20% Dinsosnakertrans Setda Dinsosnakertrans Meningkatnya sarana dan prasarana panti asuhan/panti jompo di Kota Tangerang Sela Panti Asuhan/Jompo yg diberikan bantuan sarana dan prasarana : Panti Asuhan/Jompo se- Kota Tangsel x 100% 100% 0 20% 20% 0 60% 0 20% 20% 0 20% Dinsosnakertrans Penyuluhan dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Prosentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama ggap darurat Korban bencana alam yg menerima bantuan : korban bencana alam x 100% 100% 0 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 0 Dinsosnakertrans Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas adat Trepencil (KAT) & Penyendang Masalah Prosentase PMKS yang dilatih PMKS yg dilatih : PMKS se-kota Tangsel x 100% 100% 0 20% 20% 0 60% 0 20% 20% 0 20% Dinsosnakertrans 61

74 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Prosentase keluarga miskin yang dilatih Keluarga miskin yg dilatih terampil berusaha : keluarga miskin yg ada di Kota Tangsel x 100 % 100% 0 10% 10'% 0 90% 0 10% 10% 0 0 Dinsosnakertrans 3 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Penanggulangan Akibat Bencana PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS yang memperoleh bantuan sosial Prosentase korban bencana yang dievakuasi selama ggap darurat Cakupan BKM/UPK PNPM Cakupan Pengelolaan SDA Jumlah PMKS yang digani/jumlah PMKS yang ada x 100 Jumlah PMKS yang diberi bantuan sosial/jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan x 100 Korban bencana alam yg dievakuasi : korban bencana alam x 100% Pengelolaan dan pengembangan dana BLM Jumlah pembangunan sarana dan prasarana melalui orientasi, pelatihan kordinasi, bimtek air minum dan penyeha lingkungan dan sanitasi berbasis masyarakat. 100% 0% 20% 20% 0 60% 0 20% 20% 0 20% 100% 0% 20% 20% 0 60% 0 20% 20% 0 20% 100% 100% 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 0 Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans 100% 43% 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 0 Final BPMPP - KB 7 Kec Lokasi Kecamata n Setu 2 Kec 6 kec 0 7 kec 0 7 kec 7 kec 0 0 Final BPMPP - KB BPBD Cakupan Lembaga Sosial Ekonomi Masyarakat Jumlah Lembaga Ekonomi mikro perdesaan 7 kec Final BPMPP - KB 62

75 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Jumlah kegia usaha ekonomi masyarakat keluarga 7 Kec Final BPMPP - KB Peningka partisipasi masyarakat dalam membangun desa Prosentase Posyandu Aktif PKK Aktif (Jumlah Posy. Aktif)/(Jumlah Posy. seluruhnya) x 100% Jumlah PKK aktif/jumlah PKK x 100% 60% 0 65% 100% 0 100% 0 81% 81% % 32% 40% 100% 0 100% 0 50% 50% 0 0 BPMPP - KB BPMPP - KB Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga perbedayaan masyarakat (LPM) Jumlah binaan kelompok LPM LPM BPMPP - KB Rata-rata jumlah kelompok binaan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Jumlah Binaan KPM / Jumlah KPM x 100% 100% 38% 20% 21,3% 0 85,3% 0 20% 20% 0 0 Final BPMPP - KB 4 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Pengua kelembagaan pengarasutamaan gender dan anak Peningka Peran Serta Kesetaraan Gender dalam pembangunan Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Pembinaan perempuan dan anak dari tindak kekerasan Jumlah perempuan yang di lembaga pemerintah Jumlah Perempuan yang mendapatkan pembinaan di lokasi P2WKSS di bagi dengan seleuruh jumlah perempuan yang ada di Lokasi P2WKSS IPG 75%;ID G 60% 17,77% dilembaga legislatif,6. 66% eselon II IPG 69%;ID G 55,3% IPG 63,7%;ID G 59,94% IPG 5,3% IPG 63,7%;ID G 59,94% IPG 6,3% IPG 70%;ID G 55,5% IPG 70%;IDG 55,5% 60% 0 IPG 75%;IDG 60% BPMPP - KB 75% 10% 50% 53.3% % 0% 60% 90% 0 15% Final BPMPP - KB Peningka pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu Jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti oleh unit pelayanan terpadu dibagi dengan jumlah pengaduan yang masuk ke unit pelayanan terpadu 100% 50% 80% 100% 0% 100% 0% 90% 90% 0 10% BPMPP - KB 63

76 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 5 KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan pelayanan keseha oleh tenaga keseha terlatih di puskesmas mampu tatalaksana KtP/ A dan PPT/ PKT di rumah sakit Jumlah perkara yang diputuskan pengadilan dengan dasar perundangundangan yang berkai dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak / Jumlah perkara kekerasan terhadap perempuan dan anak yang disidangkan x 100% jumlah korban kekerasan yg memperoleh layanan keseha oleh tenaga keseha terlatih di puskesmas mampu tatalaksana KtP/ A/ atau PPT/ PKTdirumah sakit disuatu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu ( dibagi ) jumlah seluruh korban KtP/ A yg terdata dag ke ppuskesmas mampu tatalaksana kasus Ktp/ A dan kerumah sakit di suatu wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu tertentu ( kali 100% ) 50% 20% 45% 100% 0% 100% 0 50% 50% % 15% 90% 100% 0% 100% 0 100% 2.50% 0 0 3% BPMPP - KB BPMPP - KB Peningka peran serta kepemudaan Jumlah organisasi kepemudaan Jumlah organisasi kepemudaan 26 organis asi 4 organisasi 26 organis asi 26 organisasi 0 56 organisasi 0 26 organis asi 26 organisasi 0 0 Final Dispora 64

77 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Jumlah kegia kepemudaan Jumlah kegia kepemudaan 16 keg 0 4 kegiata n 4 kegia 0 11 kegia 0 4 keg 4 keg 0 0 Dispora Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Jumlah kegia penyuluhan narkoba Jumlah pemuda yang diberi penyuluhan narkoba Pemuda Pemuda Pemuda 800 pemuda 350 pemuda 150 Pemuda 150 Pemuda pemuda Dispora Pembinaan dan Pemasyaraka Olahraga Pembinaan dan peningka prestasi olah raga Terwujudnya peningka prestasi 21 cabang olahraga prestasi tingkat daerah, nasional, regional dan internasional 21 cabang olahrag a 0 5 cabang olahrag a 32 cabang olahraga 0 32 cabang olahraga 0 5 cabang olahrag a 5 cabang olahraga 0 0 Dispora Terwujudnya Penyelenggaraan kompetisi olahraga yang diikuti atlet atlet atlet atlet atlet atlet atlet 0 0 Dispora Peningka sarana dan prasarana olahraga Prosentase lapangan olahraga Jumlah lapangan olahraga di kecama 7 kec 0 3 kec 3 kec 0 3 kec 0 4 kec 4 kec 0 0 Final Dispora 6 KEBUDAYAAN 150 Orang 7 Pengembangan nilai budaya Pengelolaan kekayaan budaya PENATAAN RUANG Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Perencanaan tata ruang Jumlah gedung serbaguna (kesenian, dll) yang terbangun Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya di Kota Tangerang Sela Tersedianya RTH yang tertata Tersedianya informasi mengenai perencanaan ruang Jumlah gedung serbaguna (kesenian, dll) yang terbangun Jumlah Cagar Budaya yang direvitalisasi Jumlah RTH yang ditata/jumlah target RTH pada akhir masa periode RPJMD x 100% Jumlah dokumen terkait penataan ruang 100% 0% 30% 30% 0 87% 13% 0 13% 0 0 Final 100% 0% 20% 0 20% 50% 30% 20% 0 20% 50% Final 100% 9,90% 20% 20% 0 64% 0 20% 20% 0 16% Final 11 dok, 6 Perda 0 1 dokume n 0 1 dokume n 17 dokumen, 1 perda 5 perda org 1 dokume n, 1 perda 65% 0 4 perda Final Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Dinas Tata Kota dan Bangkim 65

78 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Kebijakan Pemanfaa Ruang Pengendalian Pemanfaa Ruang Tersedianya kebijakan pemanfaa ruang sesuai fungsi kota Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti dalam 5 hari kerja Jumlah dokumen kebijakan pemanfaa ruang sesuai fungsi kota Jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti / Jumlah pengaduan keseluruhan x 100 % 12 dok, 3 Perda 1 dokumen 5 dok, 2 Perda 2 dokumen 3 dokume n, 2 perda 10 dokumen 2 dokumen, 3 perda 0 7 dokumen 100% 0 30% 100% 0 100% 0 20% perda Final Dinas Tata Kota dan Bangkim Dinas Tata Kota dan Bangkim Jumlah arahan/kebijakan/regulasi pemanfaa dan pengendalian ruang kota dan bangunan Jumlah dokumen arahan/kebijakan/re gulasi dan peningka pengawasan pemanfaa dan pengendalian ruang kota dan bangunan 7 Kec dokumen dokumen (tresebar di 7 kecamata n) 0 7 Kec. 40% 0 0 Final Dinas Tata Kota dan Bangkim Prosentase terbangunnya gedung pusat pemerintahan Persentase penyelesaian gedung pusat pemerintahan 100% % (gedung balaikota) 83,33% 25% (gedung balaikota) 75% 0 20% 0 63,3% Final Dinas Tata Kota dan Bangkim Prosentase gedung kantor kecama dan kelurahan yang layak Jumlah gedung kantor kecama dan kelurahan yg layak/jml gedung kantor yg dibutuhkan 100% % % 52,63% (kantor kelurahan) 0% 20% 0 17,70% (kantor kelurahan) Final Dinas Tata Kota dan Bangkim 8 LINGKUNGAN HIDUP Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase penanganan sampah Jumlah komunitas yang terlibat dalam pengelolaan persampahan (PSBM) Jumlah timbulan sampah yang tergani/ Volume produksi sampah x 100% Jumlah kecama yang memiliki komunitas yang terlibat dalam pengelolaan persampahan (PSBM) 80% 20% 50% 50% 0 125% 0 65% 65% Kec 20% Final 30% Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 66

79 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pengelolaan sampah kerja sama Swasta dan daerah sekitar ( TPS Regional) Jumlah Nota Kesepaka dengan swasta atau daerah lain 4 dokume n 0% dokumen Final Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Penanganan sampah perkotaan Persentase peningka operasional TPA Cipeucang 100% 0 40% 40% 0 128% 0 40% 40% 0 0 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Penegakkan hukum lingkungan Jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan oleh Pemda/Jumlah kasus lingkungan yang ada 90% 0 90% 90% 0 90% 0 90% 20% 0 0 BLHD Terlayaninya pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup Prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 90% 0 90% 90% 0 90% 0 90% 20% 0 0 BLHD Pengendalian dan pengawasan pemanfaa sumber daya alam Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Meningkatnya upaya reservasi air Meningkatnya rehabilitasi SDA Jumlah perusahaan wajib AMDAL yang telah diawasi / Jumlah perusahaan wajib AMDAL x 100% Jumlah sumur/lubang resapan air 100 perusah aan 762 sumur resapan dan lubang biopori 100 perusah aan 188 sumur resapan dan lubang biopori 100 perusahaa n 70 sumur resapan dan lubang bio pori sumur resapan 232 perusahaa n 183 sumur resapan dan lubang bio pori sumur resapan dan lubang bio pori 100 perusah aan 188 sumur resapan dan lubang biopori 30% % sumur resapan dan lubang bio pori Persentase RHL 45% 10% 10% 0 68% 0 10% 10% 0 0 Final BLHD Final BLHD BLHD Peningka Peran serta masyarakat dalam perlindungan konservasi SDA Meningkatnya peran serta sekolah, LSM, pihak swasta serta masyarakat lainnya teng pengelolaan lingkungan hidup Jumlah orang yang berperan serta melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup 1200 org 350 org 350 org org org 350 org org BLHD 67

80 Panjang Panjang jalan kondisi baik jalan seluruhnya PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 9 PEKERJAAN UMUM Rehabilitasi / pemeliharaan Jalan dan Jemba Prosentase jalan dan jemba yang direhabilitasi/dipelihara (Panjang jalan da dipelihara/panjang jal 70% (Panjang jalan dalam kondisi baik/panja ng jalan seluruhny a)x100% 60% 94% 0 94% 0 70% 70% 0 0 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pengembangan, Pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Prosentase jaringan sungai dan anak sungai yang berkondisi baik (Panjang jaringan sungai yang ditata/dipelihara/pan jang jaringan sungai seluruhnya)x100% 60% (Panjang jaringan sungai dalam kondisi baik/panja ng jaringan sungai seluruhny a)x100% 50% 50% 0 50% 0 60% 60% 0 0 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pembangunan saluran drainase/goronggorong Prosentase panjang saluran drainase dan gorong-gorong yang berkondisi baik (Panjang saluran/ drainase/gorong - gorong yang ditata/dipelihara /Panjang saluran/drainase/gor ong-gorong seluruhnya)x100% 60% (Panjang saluran/dr ainase/gor ong - gorong dalam kondisi baik/panja ng saluran/dr ainase/gor onggorong seluruhny a)x100% 50% 50% 0 50% 0 60% 60% 0 0 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Pengendalian banjir Prosentase wilayah rawan banjir yang digani (Jumlah titik rawan banjir yang di gani/jumlah titik rawan banjir seluruhnya)x100% 60% 0 50% 55% 0 55% 0 60% 60% 0 0 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air 68

81 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pengembangan kinerja pengelomaan air minum dan air limbah Cakupan rumah gga yang memiliki akses air bersih Jumlah Rumah Tangga pengguna air bersih/jumlah seluruh rumah gga x 100% 90% % 0 90% 0 90% 90% 0 0 Dinas Tata Kota dan Bangkim 10 PERHUBUNGAN Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Terpelihara dan terehabilitasi nya prasarana dan fasilitas LLAJ Jumlah prasarana dan fasilitas LLAJ terpelihara Terehab ilitasi nya ramburambu lalu lintas sebany ak 196 unit; Terehab ilitasi nya RPPJ sebany ak 110 Unit; Terehab ilitasi nya 25 titik simpan Jumlah ramburambu lalu lintas yang rusak sebanyak 156 unit; Terehab ilitasi nya ramburambu lalu lintas sebany ak 50 unit; Terehab ilitasi nya RPPJ sebany ak 30 Unit; Terehab ilitasi nya 5 titik simpan 20 unit RPPJ, 5 titik simpang, 1 rehab gedung uji. 50 rehab rambu, 30 RPPJ dan 5 titik simpan g. 32 unit rambu, 35 RPPJ, 13 titik simpang, rehab 1 gedung uji. 54 rambu, 45 RPPJ, 7 titik simpang. Terehab ilitasi nya ramburambu lalu lintas sebany ak 50 unit; Terehab ilitasi nya RPPJ sebany ak 30 Unit; Terehab ilitasi nya 5 titik simpan Tersebar di 7 Kec rambu, 45 RPPJ, 7 titik simpang. Dishubkominfo 69

82 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka dan Pengamanan Lalu Lintas Pemasangan rambu-rambu Jumlah pemasangan rambu-rambu pada tahun n/jumlah rambu-rambu yang seharusnya tersedia x 100% RPPJ 161 Unit; Traffic Light 6 titik lokasi; Ramburambu lalu lintas 834 Unit; Cermin tikunga n 66 Unit; Traffic cone/ba rrier 180 Unit; Marka jalan m2; Pengad aan / Pemasa ngan CCTV 19 Unit Jumlah ramburambu lalu lintas saat tersedia 642 unit; RPPJ 10 Unit; Traffic Light 2 titik lokasi; Ramburambu lalu lintas 40 Unit; Cermin tikunga n 12 Unit; Traffic cone/ba rrier 50 Unit; Marka jalan 4000 m2; Pengad aan / Pemasa ngan CCTV 4 Unit 26 unit rambu, 10 RPPJ, m² marka jalan, 1 mobil derek, 1 trafic light, 10 cermin tikungan, 80 cone barier. 14 unit rambu, m2 marka jalan, 11 trafic light, pemasa ngan CCTV 162 unit rambu, 20 RPPJ, m² (67.6%) marka jalan, 3 titik trafic light, 20 cermin tikungan, 620 cone barier. 7 unit rambu, 15 unit RPPJ, m² (11.6%) marka jalan, 1 unit mobil gga, 1 titik trafic light, 15 cermin tikungan, FS dan DED CCTV RPPJ 10 Unit; Traffic Light 2 titik lokasi; Ramburambu lalu lintas 40 Unit; Cermin tikunga n 12 Unit; Traffic cone/ba rrier 50 Unit; Marka jalan 4000 m2; Pengad aan / Pemasa ngan CCTV 4 Unit RPPJ 10 Unit; Traffic Light 2 titik lokasi; Ramburambu lalu lintas 40 Unit; Cermin tikungan 12 Unit; Traffic cone/barri er 50 Unit; Marka jalan 4000 m2; Pengadaa n / Pemasang an CCTV 4 Unit 0 7 unit rambu, 15 unit RPPJ, m² (11.6%) marka jalan, 1 unit mobil gga, 1 titik trafic light, 15 cermin tikungan, FS dan DED CCTV Final Dishubkominfo Pembangunan sarana dan fasilitas perhubungan Pengembangan sistem angku masal perkotaan Jumlah kegia pengembangan angku masal perkotaan 3 kegiata n 0 3 kegiata n 3 Keg (FS Circle Line, DED Circle Line dan Pengadaa n 5 Unit Bus) 0 3 Keg (FS Circle Line, DED Circle Line dan Pengadaa n 5 Unit Bus) 0 3 kegiata n 3 kegia 0 0 Final Dishubkominfo 70

83 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka pelayanan angku Jumlah uji kir angku umum Jumlah uji kir angku umum Terlaya ninya uji kendara an bermoto r dalam 5 tahun sebany ak unit; Pengaw asan dan pengen dalian angkuta n barang dan umum di 7 Kecama Unit kendaraan bermotor yang di uji Terlaya ninya uji kendara an bermoto r sebany ak unit; Pengaw asan dan pengen dalian angkuta n barang dan umum di 7 Kecama 83.75% ( unit) kendaraan yg diuji kir, 100% pengawas an kendara an uji kir Unit (71.92%) kendaraan yg diuji kir, 170 titik kemaceta n, 100% pengawas an kendaraan barang. 104 ribu lebih kendaraan yg diuji kir. Terlaya ninya uji kendara an bermoto r sebany ak unit; Pengaw asan dan pengen dalian angkuta n barang dan umum di 7 Kecama Terlayanin ya uji kendaraan bermotor sebanyak unit; Pengawas an dan pengendal ian angku barang dan umum di 7 Kecamata n ribu lebih kendaraan yg diuji kir. Dishubkominfo Jumlah titik rawan macet Jumlah titik rawan macet titik rawan kemace lalu lintas berkura ng menjadi 25 titik 50 titik rawan kemaceta n lalu lintas 40 titik rawan kemace lalu lintas 40 titik rawan kemaceta n lalu lintas 0 100% 0 titik rawan kemace lalu lintas berkura ng menjadi 25 titik 100% 0 0 Final Dishubkominfo pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis 1 gedung terminal tipe A Ciputat dengan luas 6 Ha; Halte sebany ak 11 Unit Belum tersediany a fasilitas terminal angku umum 1 gedung terminal tipe A Ciputat dengan luas 6 Ha; Halte sebany ak 3 Unit Halte sebany ak 3 Unit 1 gedung terminal tipe A Ciputat dengan luas 6 Ha; Halte sebanyak 3 Unit 0 Final Dishubkominfo 71

84 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 11 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Tersedianya tower bersama Pengaturan penggunaan frekuensi pemancar radio Jumlah tower bersama Tersedi anya tower bersam a sebany ak 219 unit Terkend alinya frekuen si radio Belum tersediany a tower bersama Belum terkendali nya frekuensi radio Rasiona lisasi menara telekom unikasi bersam a dengan cell plannin g menara telelkom unikasi bersam a 100% 0 1 perwal, sosialisasi dan rasionalisa si menara Pengadaa n alat pengendal i frekuensi radio (balmon) Pengaw asan dan Pengen dalian menara telekom unikasi bersam a dengan penarik an retribusi nya Pengawas an dan Pengendal ian menara telekomun ikasi bersama dengan penarikan retribusiny a Final Dishubkominfo Pengadaa n alat pengendal i frekuensi radio (balmon) Dishubkominfo 12 PERUMAHAN Pengembangan infrastruktur permukiman Rumah layak huni Jumlah rumah layak huni/jumlah rumah keseluruhan x 100% Terseba r di 7 Kec. - Terseba r di 7 Kec. 323 unit unit 282 unit Terseba r di 7 Kec. Tersebar di 7 Kec. 0 0 Final Dinas Tata Kota dan Bangkim Lingkungan Sehat Perumahan Persentase rumah tinggal bersanitasi Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi/jumlah rumah tinggal x 100% tersebar di 7 kec - Terseba r di 7 Kec % % 62.33% Terseba r di 7 Kec. Tersebar di 7 Kec. 0 0 Dinas Tata Kota dan Bangkim Pengembangan penyediaan dan pengelolaan PJU Prosentase pemasangan PJU di lokasi Strategis Jumlah PJU yang dipasang/jumlah PJU yang seharusnya dipasang x 100% 100% 0% 20% 20% 0 80% 0 20% 20% 0 0 Final Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Terpeliharanya lampu PJU yang telah terpasang Jumlah PJU yang dipelihara/jumlah PJU yang seharusnya dipelihara x 100% 100% 0% 10% 20% 0 70% 10% 20% 20% 0 10% Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 72

85 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Jumlah sarana pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran jumlah armada = jumlah armada damkar 15 unit mobil damkar 1 unit 5000 ltr 3 Unit mobil damkar ltr 4 unit mobil pancar 3000 lt 0 9 unit mobil pancar 3000 ltr, 1 unit mbl damkar ltr 2 unit mobil damkar 5000 ltr 2 unit mobil damkar 5000 ltr 2 unit mobil damkar 5000 ltr 0 4 unit mobil damkar 5000 ltr Final Kantor Pemadam Kebakaran 1 unit mobil gga unit mobil gga 0 1 unit mobil gga Final 4 unit mobil water Supply unit mobil water suply 1 unit water suply 1 unit water suply 1 unit water suply 0 1 unit water suply Final Kantor Pemadam Kebakaran 2 unit mobil parame dis - 1 unit mobil parame dis 0 1 unit mobil parame dis 1 unit mobil paramedis 1 unit mobil paramedis unit mobil paramedis Final Kantor Pemadam Kebakaran 1 unit mobil rescue unit mobil resque Final Kantor Pemadam Kebakaran 3 paket equipm ent damkar dan rescue paket equipment damkar dan rescue 0 1 paket equipm ent damkar dan rescue 1 paket equipment damkar dan rescue Final 73

86 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pemeliharaan kendaraan dinas operasional maupun kendaraan pemadam kebakaran Jumlah sarana dan prasarana yang di pelihara 14 unit mobil damkar, 3 unit mobil water supply, 2 unit mobil parame dis, 3 unit mobil operasi onal dan 1 unit mobil gga - 9 unit mobil damkar, 2 unit mobil water supply, 1 unit mobil parame dis, 3 unit mobil operasi onal dan 1 unit mobil gga 100% 0 100% 0 14 unit mobil damkar, 3 unit mobil water supply, 2 unit mobil parame dis, 3 unit mobil operasi onal dan 1 unit mobil gga 14 unit mobil damkar, 3 unit mobil water supply, 2 unit mobil paramedis, 3 unit mobil operasion al dan 1 unit mobil gga 0 0 Kantor Pemadam Kebakaran Penyediaan dan pengelolaan areal pemakaman 13 PENDIDIKAN Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Penyusunan masterplan sistem proteksi kebakaran Jumlah sarana dan prasarana yang di pelihara Tersedianya kebiajakan/masterpl an untuk sistem proteksi kebakaran Jumlah daya tampung TPU/Jumlah penduduk x 100% 1 dokume n sistem proteksi kebakar an, 11 dok penceg ahan kebakar an - sosialis asi masterp lan sistem proteksi kebakar an di 3 kecama sosialisasi masterpla n sistem proteksi kebakaran di 7kecamat an 0 1 dokumen dan sosialisasi masterpla n sistem proteksi kebakaran di 7 kecamata n 1 dokumen 1 dokume n sistem proteksi kebakar an, 11 dok penceg ahan kebakar an 1 dokumen sistem proteksi kebakaran, 11 dok pencegah an kebakaran 100% 0% 30% 30% 0 80% 30% 30% 30% Final Kantor Pemadam Kebakaran Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Rasio Murid per Kelas 1:32 1 : 64 1:44 1:48 0 1:48 0 1:35 1: : 32 Final Dinas Pendidikan Angka Putus Sekolah 0.50% 0.43% 0,10% 0,10% 0 0,10% % 0.50% 0 0 Final Dinas Pendidikan Prosentase Lulusan SD melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 99% 95% 99% 100% 0 100% 0 99% 99% 0 0 Final Dinas Pendidikan 74

87 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Prosentase Lulusan SMP melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas(SMP)/Madrasah Aliyah (MA) 99% 99% 99% 100% 0 100% 0 99% 99% 0 0 Final Dinas Pendidikan Jumlah siswa terutama siswa miskin penerima BOS siswa miskin siswa miskin siswa miskin siswa miskin siswa miskin siswa miskin 823 siswa miskin 0 0 Dinas Pendidikan Penyediaan bantuan BOS jenjang SD dan SMP 100% Final Dinas Pendidikan Pendidikan Menengah Subsidi untuk pemeliharaan gedung sekolah Pengembangan gedung sekolah yang murah dan mudah pemeliharaannya Rasio Murid per Kelas Penyelenggaran Bantuan Pendidikan SMA 240 lokal 208 gedung sekolah 1333 lokal ruang kelas 208 gedung sekolah 240 lokal 41 sekolah 40 lokal 50 sekolah 200 lokal lokal sekolah 99 sekolah 240 lokal 208 gedung sekolah 240 lokal gedung sekolah 1:32 N.A 1:38 1 : : 38 masih kekuranga n RK 1 paket 0 100% 0 DSP Dinas Pendidikan 0 0 Final Dinas Pendidikan 1 : 35 1 : : 32 Final Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Angka Putus Sekolah 0.10% 1.50% 0,50% 0,31% 0 0,31% 0 0,30% 0,30% 0 0,10% Final Dinas Pendidikan Cakupan siswa terutama siswa miskin penerima BOS 200 siswa miskin 1400 siswa miskin 200 siswa miskin 2000 siswa miskin siswa miskin ;0 200 siswa miskin 200 siswa miskin 0 0 Dinas Pendidikan Prosentase lulusan SMA/ MA melanjutkan ke perguruan tinggi 90% 75% 90% 82.31% % 0 90% 90% 0 0 Dinas Pendidikan Prosentase lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya 85% 35% 55% 48.23% 35% 36.77% 35% 85% 85% 0 0 Dinas Pendidikan Pendidikan Formal dan Non Formal Jumlah peserta kelompok belajar A, B, C org org Orang Orang org 250. org 0 0 Dinas Pendidikan 75

88 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka mutu pendidik dan tenaga kependidikan Guru SD/SMP/SMA,SMK memiliki sertifikat sesuai dengan kompetensi sisa guru sudah bersertif ikasi jumlah pendidik/g uru org, guru yang sudah bersertifik asi pendidik sertifika si pendidik 666 org guru sertifikasi pendidik org guru guru bersertifik asi 0 sertifika si pendidik 666 org guru sertifikasi pendidik 666 org guru 0 0 Final Dinas Pendidikan 14 PERPUSTAKAAN Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan 15 KESEHATAN Pelayanan Keseha Penduduk Miskin Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Jumlah buku yang tersedia di perpustakaan daerah Cakupan pelayanan keseha dasar dan rujukan pasien masy. Miskin (Jamkesda) Jumlah kunjungan ke perpustakaan per tahun/jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani Jumlah koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah/jumlah buku koleksi di perpustakaan daerah x 100% Jumlah kunjungan pasien miskin dan ren di sarana keseha/jumlah seluruh masy miskin (Jamkesda) 100% 0% 60% 60% 0 60% 0 80% 80% 0 20% 5500 judul pasien 2324 Judul Pasien 2000 judul pasien 2000 judul pasien judul pasien judul pasien 2000 judul 0 0 Final pasien 0 0 Kantor Perpustakaan Kantor Perpustakaan Dinas Keseha Pelayanan Keseha Penduduk Miskin Pelayanan keseha penduduk miskin sebesar 100 % Jml realiasi pelayanan penduduk miskin/ Jml rencana pelayanan penduduk miskin x 100% 100% 0 100% 100% % 0 100% 100% 0 0 RSU Upaya Keseha Masyarakat Cakupan Pelayanan Keseha di Puskesmas Jumlah puskesmas yang melayani pelayanan dasar keseha 30 pkm 25 pkm 27 pkm 25 pkm 2 pkm 25 pkm 2 pkm 29 pkm 29 pkm 0 1 pkm Final Dinas Keseha Obat dan Perbekalan Keseha Peningka penggunaan obat Persentase penggunaan obat dan perbekalan keseha 90% 0 85% 90,32% % 0 85% 85% 0 0 Dinas Keseha 76

89 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka Keselama Ibu Melahirkan dan Anak Cakupan Kunjungan ibu hamil K-4 Prosentase ibu yang melaksanakan kunjungan antenatal 4 kali 97% 95% 96% 99% % 0 97% 97% 0 0 Dinas Keseha Cakupan komplikasi kebidanan yang digani Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan di satu wilayah kerja pada kurun wkt tertentu/jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah dan waktu yang sama 81% 0 79% 100% 0 100% 0 80% 80% 0 0 Dinas Keseha Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga keseha yang memiliki kompatensi kebidanan Jumlah ibu bersalin yang ditolong nakes di satu wil.kerja pada satu wkt tertentu/seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama 91% 0 90% 100% % 90% 0 0 Dinas Keseha Cakupan pelayanan ibu nifas (Kf lengkap) Presentase pelayanan ibu nifas (Kf lengkap) 91% 0 90% 96,1% % 0 90% 90% 0 0 Dinas Keseha Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang digani Presentase Neonatus dengan komplikasi yang digani 86% 0 84% 100% % 85% 0 0 Dinas Keseha Cakupan kunjungan bayi Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan keseha sesuai sdar di satu wil kerja/jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wil kerja x 100% 91% 0 90% 95% % 0 90% 90% 0 0 Dinas Keseha 77

90 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Peningka Keselama Ibu Melahirkan dan Anak Peningka pelayanan keseha anak balita Cakupan pertolongan persalinan di RS oleh tenaga keseha yang memiliki kompatensi kebidanan Cakupan pelayanan anak balita Cakupan penjaringan keseha siswa SD dan setingkat Presentase komplikasi persalinan yang digani sesuai sdar pelayan minmal RS Presentase pelayanan anak balita Presentase penjaringan keseha siswa SD dan setingkat 100% 40% 80% 72.55% 7.45% 72.55% 7.45% 90% 90% 0 87% 0 85% 95% % 0 85% 85% % 0 90% 100% % 0 95% 95% 0 peningkat an 10% dr capaian 2015 Peningkat an 3-5% RSU Dinas Keseha Dinas Keseha Perbaikan Gizi Masyarakat Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln Jumlah anak usia 6-24 bln yang diberikan MP-ASI 100% 0 90% 80% 10% % 10% 100% 100% 0 0 Dinas Keseha Cakupan balita gizi buruk mendapat perawa Jumlah gizi buruk mendapat perawa di sarana pelayanan keseha di suatu wil kerja pada kurun waktu tertentu/jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja di wilayah yg sama 100% 0 100% 100% % 100% 0 0 Dinas Keseha Promosi dan pemberdayaan masyarakat Jumlah kader keseha Jumlah kader aktif Final Dinas Keseha Cakupan desa/kelurahan siaga aktif Jumlah desa siaga aktif/jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada 100% 0 90% 93% 0 93% 0 93% 93% 0 peningkat an 7% Final Dinas Keseha Pengadaan, Peningka dan perbaikan saranan dan prasarana layanan keseha Rasio posyandu per satuan balita Jumlah balita dilayani di satu posyandu Dinas Keseha 78

91 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pengadaan, peningka sarana dan prasarana rumah sakit Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang Sela Prosentase RS terbangun 100% 7% % 30% 100% 100% 0 0 Final Dinas Keseha Pengadaan, peningka sarana dan prasarana rumah sakit Prosentase ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit Jumlah sarana dan prasarana yang ada / Jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan x 100% 100% 30% 80% 76.45% 3,6% 29-76,4% 3,6% 85% 85% 0 peningkat an 15% dr capaian 2015 Final RSU Pengadaan Obat dan Perbekalan Rumah Sakit Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kebutuhan obat RS terpenuhi sebesar 100% Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) Jml total obat generik yg dikeluarkan/ Jml total item resep obat generik x 100%. Jml total obat non generik yg dikeluarkan/ Jml total item obat non generik x 100%. Jml total BMPH yg digunakan/ Jml total item BMPH x 100%. Jml Total reagen yg digunakan/ Jml total reagen yg tersedia x 100% Jumlah desa/kelurahan UCI / Jumlah desa/kelurahan UCI x 100% 100% 0 80% 80% 0 90,3% 0,7% 85% 85% 0 80% 0 85% 100% 0 100% 0 80% 100% 0 0 Peningkat an 15% dari capaian 2015 RSU Dinas Keseha Penanganan penyakit menular dan penyakit tidak menular 100% sesuai sdar Penanganan Penyakit Menular dan tidak menular (PTM) sesuai sdar / Penanganan Penyakit Menular & PTM diseluruh layanan keseha X 100% 100% 45% 85% 100% 0 100% 0 95% 95% 0 0 Dinas Keseha 79

92 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Jumlah penderita DBD yang digani sesuai SOP di satu wil.kerja selama 1 thn/jumlah penderita DBD yang ditemukan di satu wil dan kurun wkt yg sama 100% 0 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 0 Dinas Keseha % ODHA yang mendapatkan pengoba ART (MDGs) Penderita mendapat pengoba ARV sesuai protokol yang ditetapkan/ Jumlah Penderita X 100% 100% 0% 90% 84% 2% 84% 6% 95% 95% 0 peningkat an 5% Dinas Keseha Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Jumlah penderita baru TBC(BTA +) yang ditemukan dan diobati di satu wil kerja selama 1 tahun/jumlah perkiraan penderita baru TBC (BTA +) dalam kurun waktu yang sama 95% 45% 80% 47% 33% 47-56% 24% 85% 85% 0 peningkat an 5% Dinas Keseha Terggulanginya kasus KLB < 24 jam Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiolagi < 24 jam Dinas Keseha Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Penanganan penyakit menular 70% Pasien terdiagnosa penyakit menular / pasien seluruhnya x 100% 85% 0 75% 70% 5% 70% 5% 80% 80 0 Peningkat an 5% dari capaian 2015 RSU Pengembangan lingkungan sehat Prosentase pemukiman sehat Jumlah rumah sehat dibagi jumlah rumah diperiksa dikali % 40% 80% 80,49% 0 80, % 80% 0 0 Final Dinas Keseha 80

93 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Penyelenggaraan Pelayanan Keseha Dasar dan Rujukan Meningkatnya pelayanan keseha dasar di RS Jml realisasi pelayanan keseha dasar RS/ Jml rencana pelayanan keseha dasar RS x 100% 100% 0 80% 80% 0 80'0 0 90% 90% 0 Peningkat an 10% dari capaian 2015 RSU Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah sakit Prosentase Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah sakit jumlah realisasi pemeliharaan perala RS/ jumlah rencana pemeliharaan perala RS x 100% 100% 20% 80% 80% 0 80% 0 90% 90% 0 Peningkat an 10% dari capaian 2015 RSU 16 KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Keluarga Berencana Cakupan Pasangan Usia Subur yang istrinya dibawah 20 tahun Unmet Need (cakupan pasangan usia subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi) Proporsi PUS yang istrinya di bawah 20 tahun dibandingkan dengan seluruh PUS yang dalam suatu wilayah unmet need =(å PUS IAT+ TIAL)/ å PUS th x 100% 2.00% 3.75% 3.00% 1,84% 0 1, % 2.50% % 18% 5% 7.30% 0% 7.30% 0 3% 3% 0 0 BPMPP - KB BPMPP - KB Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) br-kb Jumlah anggota ber-kb dibandingkan dengan seluruh PUS anggota BKB 88.00% 70% 83.50% 97.00% 0 97% % 85.00% 0 0 BPMPP - KB Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) ber- KB Jumlah anggota ber-kb dibandingkan dengan seluruh PUS anggota BKR 82.00% 72% 80.0% 95,3% 0 95, % 82.0% 0 0 BPMPP - KB 81

94 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif Jumlah anggota BKL dibandingkan dengan anggota yang aktif mengikuti kegia 84.00% 73% 81.0% 96,5% 0 96,5% % 84.0% 0 0 BPMPP - KB Keseha Reproduksi Remaja Kualitas dan kuantitas kelembagaan di masyarakat meningkat 25% PIK Tumbuh 32, Tegak 1, Tegar 1 18% 20% 0% 20% 0% 20% 20% 0 5% BPMPP - KB Pravalensi Peserta KB aktif Jumlah Peserta KB aktif / PUS x 100% 75% 56,63% 67.50% 80,06% 0 80,06% 0 70% 70% 0 0 BPMPP - KB Cakupan PUS yang ingin ber KB tidak terpenuhi (unmet need) PUS yang ingin ber KB tapi tidak terpenuhi / jumlah PUS x 100% 7.50% 20,14% 12.50% 7.3% 5.20% 7.3% 5.20% 10% 10% 0 0 BPMPP - KB Ratio Penyuluh KB/Petugas Lapangan Jumlah PLKB / PKB, PPKBD 160 Orang 25 Org 100 Orang 54 plkb, 655 ppkb 0 orang 54 plkb, 655 ppkb 0 orang 150 Orang 150 Orang 0 10 orang Final BPMPP - KB Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi penunjang pelayanan KB Jumlah alat dan obat kontrasepsi yang terpenuhi/jumlah yang dibutuhkan x 100% 30% Nihil 20% 168% 0% 168% 0 25% 25% 0 0 BPMPP - KB 17 KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Persentase Usaha Mikro dan Kecil yang difasilitasi oleh pemda Σ Usaha Mikro & Kecil x 100% Jumlah Seluruh UKM Jumlah Usaha Mikro Kecil atau sektor informal (K5, asongan) yang memperoleh bantuan 100% (64 unit) Terfasili tasi UMKM/ sektor informal 786 unit unit UMKM sampai awal 2011 s.d thn 2011=411 unit 47% 330 unit unit 0 63% 63% unit 511 unit unit 0 75 unit 75 unit unit Final Dinas Koperasi dan UKM Dinas Koperasi dan UKM 82

95 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Terfasilitasinya pengembagan sentra-sentra potensial UMKM Tumbuh dan berkem bangny a 5 sentra unggula n Tangsel 2 rintisan sentra (kranggan dan pondok aren) 1 sentra 1 sentra 0 3 sentra 0 1 sentra 1 sentra 0 1 sentra Final Dinas Koperasi dan UKM Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Jumlah UKM aktif non BPR/LKM UKM Σ Usaha Mikro & Kecil x 100% Jumlah Seluruh UKM Tumbuh nya UMKM sebany ak 1200 unit unit UMKM sampai awal % 2-3% 0 2-3% 0 2-3% 2-3% 0 0 Dinas Koperasi dan UKM Peningka Kualitas Kelembagaan Koperasi Koperasi Aktif Σ Koperasi Aktif x 100% Seluruh Koperasi koperas i aktif = 381 unit th 2011 jml kop total 407 unit, kop aktif 281 unit 5% 5% 0% 5% 0 koperas i aktif = 381 unit koperasi aktif = 381 unit 0 0 Dinas Koperasi dan UKM KETENAGAKERJA AN Peningka Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Peningka Kesempa Kerja Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenegekerjaan KETRANSMIGRASI AN Program Transmigrasi Regional Tingkat partisipasi angka kerja Pencari kerja yang ditempatkan Angka penyelesaian sengketa pengusaha - pekerja pertahun % transmigrasi Swakarsa Jumlah penduduk angka kerjan / Jumlahpenduduk usia kerja (15-64 th) x 100% Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan dalam 1 tahun / Jumlah Pencari Kerja yang mendaftar x 100 % Jumlah sengketa pengusaha yang terselesaikan / Jumlah sengke x 100% jumlah transmigrasi swakarsa/ jumlah transmigrasi x 100% 20% 0% 20% 20% 0 20% 0 20% 20% % 0 20% 20% 0 20% 0 20% 20% % 0 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 0 Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans Dinsosnakertrans 20% 0 15% 15% 0 15% 0 20% 20% 0 0 Final Dinsosnakertrans 83

96 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 20 PERDAGANGAN Peningka dan pengembangan ekspor Ekspor Bersih perdagangan Nilai Ekspor Bersih = Nilai Ekspor - Nilai Impor 60% 0 7% 15% 0 60% 0 9% 9% 0 0 Disperindag Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Persentase kasus pengaduan konsumen yang terselesaikan Banyaknya Kasus yang terselesaikan berbanding banyaknya kasus yang diadukan * 100% 30% 0% 25% 80% 0% 80% 0% 30% 30% 0 0 Disperindag Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Cakupan Binaan Kelompok Pedagang/Usaha Informal Jumlah Kelompok Pedagang/Usaha Informal yang mendapat binaan Pemda tahun n dibagi jumlah kelompok pedagang/usaha Informal * 100% Disperindag 21 PARIWISATA 60 Pengembangan Pemasaran Pariwisata Peningka kunjungan wisatawan Capaian jumlah kunjungan tahun n / jumlah kunjungan tahun n-1 x 100% org org org /th org org 0 0 Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Program Pengembangan Destinasi Rencana Induk Pariwisata tersedianya Software Aplikasi dan Pemeliharaan Software Aplikasi Setiap Tahunnya 1 Paket Sofware Aplikasi dan Pemelih araan Berkala - 1kali 1 kali 0 1 kali 1 Paket Software Aplikasi RIPDA Tangeran g Sela 1 kali 1 kali 0 1 Paket Software Aplikasi RIPDA Tangeran g Sela Final Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Penataan dan pengembangan wisata belanja (Kecama Serpong, Kecama Serpong Utara, Kecama Pondok Aren dan Kecama Ciputat Timur) Pengembangan dan Penataan Serta Pemberdayaan Wisata Kuliner di 4 Kecama Kota Tangerang Sela 4 Lokasi Wisata Kuliner di 4 Kecama - 1 Kali 1 kali 0 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 0 4 Lokasi Wisata Kuliner di 4 Kecamata n Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan rekreasi dan wisata alam (Sungai Cisadane, dan Situ Gintung, Situ Ciledug, Rawa Kutuk) Pengembangan dan Pemeliharaan Potensi Wisata Alam Unggulan 4 Lokasi - 1 Kali 1 Kali 0 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali 0 1 lokasi Kantor Kebudayaan dan Pariwisata 84

97 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 22 PERTANIAN Peningka Produksi Perian/Perkebun an Peningka produksi hasil perian Cakupan bina kelompok i produksi hasil perian/luas areal perian (ha) x 100% jumlah kelompok pei terbina sampai tahun ke-n / jumlah kelompok i se-tangerang Sela x 100 % 40% 0% 30% 18.31% 11.6% 18.31% 11.6% 40% 40% % 6% 36% 80% 0 80% 0 43% 43% 0 0 Final Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Peningka Produksi Hasil Peternakan Cakupan bina kelompok peternak 75% Kelompok peternak yang telah mengikuti penyuluhan / total peternak di Kota Tangsel x 100% 60% 0% 45% 81.48% % 0 60% 60% 0 0 Final Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Produksi hasil peternakan peningka produksi sampai tahun n / produksi tahun awal x 100% 40% 0% 30% 90.10% % 0 40% 40% 0 0 Dinas Perian dan Ketahanan Pangan 23 KELAUTAN DAN PERIKANAN Pengembangan Budidaya Perikanan Prosentase produksi perikanan produksi budidaya perikanan sampai Tahun n / produksi budidaya perikanan Tahun awal x 100% 60% 50% 50% 10% 40% 57.25% % 0 50% 80% 0 0 Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Peningka mutu dan pengembangan pengelolaan hasil perikanan Cakupan bina POKDAKAN,UPR dan Kelompok Pengolah Jumlah kelompok binaan Pokdakan yang mendapatkan Bantuan PEMDA Tahun n/ Jumlah Kelompok POKDAKAN,UPR dan Kelompok Pengolah x 100% 80% 0% 60% 65% 0 65% 0 80% 80% 0 0 Final Dinas Perian dan Ketahanan Pangan 24 KETAHANAN PANGAN Peningka Ketahanan Pangan Perian/Perkebun an Pengua cadangan pangan (Jumlah cadangan kota/100 ton) x 100% 80% 80% 60% 0 70% 0 70% 40% 30% 80% 80% 0 0 Dinas Perian dan Ketahanan Pangan 85

98 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Regulasi ketahanan pangan Jumlah sample pangan yang aman dikonsumsi/jumlah total sample pangan yang diperdagangkan x 100% Ada atau tidak kebijakan ketahanan pangan dalam bentuk perda, dan sebagainya 80% 0 70% 77.59% % 0 80% 80% 0 0 Final 3 dok 0 dokumen PERDA / PERWAL 25 PENANAMAN MODAL 1 dok Peningka Promosi dan Kerjasama Investasi Kebijakan Pengembangan potensi Unggulan Daerah 26 INDUSTRI Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Penyelenggaraan Pameran Investasi Peraturan Daerah teng Investasi Tersususnya kajian dan kebijakan teng Potensi Unggulan daerah Jumlah produk berbasis Industri Kecil dan Menengah yang mendaftarkan HAKI Cakupan Binaan Kelompok Pengrajin Industri Kecil dan Menengah 27 KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Penataan adminstrasi kependudukan Rasio penduduk berktp per satuan penduduk Jumlah pameran expo per tahun Jumlah kajian perda yang mendukung iklim usaha Jumlah dok. Teng Potensi Unggulan Daerah Jumlah Produk Industri Kecil dan Menengah yang mendapatkan fasilitasi untuk mendaftarkan HAKI Jumlah Kelompok Pengrajin yang mendapat binaan Pemda tahun n dibagi jumlah kelompok pengrajin * 100% Jumlah penduduk berusia >17 thn yang memiliki KTP/Jumlah penduduk >17 thn atau sudah menikah 5 Pamera n/ tahun 1 dok 3 dok 0 0 dokumen PERDA / PERWAL 0 dokumen PERDA / PERWAL Dinas Perian dan Ketahanan Pangan Ada 1 dok 0 1 dok 2 dok dok Final Setda 5 Pamera n 13 pameran 0 28 pameran 0 5 Pamera n 5 Pameran dok Final Setda 1 dok 1 dok 0 3 dok Final Setda 60 belum ada Final Disperindag 35 belum ada % 5% 55% 74.85% % 0 65% 65% 0 0 KPMD Disperindag Disdukcapil 86

99 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Rasio pasangan berakte nikah Jumlah pasangan berakte nikah/jumlah keseluruhan pasangan nikah 75% 5% 60% 48.18% 11.8% 48.18% 11.8% 75% 75% 0 0 Disdukcapil Rasio bayi berakte kelahiran Jumlah bayi lahir yang memiliki akte kelahiran/jumlah keseluruhan bayi yang lahir 75% 0% 60% 86.76% % 0 75% 75% 0 0 Disdukcapil 28 PERTANAHAN Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaa Tanah Terwujudnya fasilitasi tahapan pelaksanaan pengadaan ah Jumlah Fasilitasi Pengadaan Tanah Setda Tercipya pengamanan ah aset pemerintah Jumlah ah aset yang bersertifikat/jumlah aset lahan kesleuruhan x 100% 100% % 100% 0 100% 100% % Setda Jumlah Perwal ttg pengamanan ah aset Final Setda 29 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 33 dokume n Pengembangan data/informasi Jumlah dokumen perencanaan pembangunan Jumlah dokumen perencanaan pembangunan Bappeda Pengendalian kegia yang bersumber dari dana APBD dan Non APBD Jumlah data / informasi kegia pembangunan 33 dokume n 12 dok realisasi fisik - keu, 4 dok realisasi PBJ, 2 dok rencana PBJ 3 dokume n 3 dokumen 0 20 dokumen 0 33 dokume n 33 dokumen 0 0 Setda 87

100 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Jumlah rekomendasi rumusan kebijakan pelaksanaan pembangunan 15 rekom 4 kali rapat evaluasi, 4 kali rakor dalbang 3 rekom 3 rekom 0 13 rekom 0 3 rekom 3 rekom 0 0 Setda Kerjasama Pembangunan Jumlah koordinasi perencanaan pembangunan dengan wilayah perbatasan Terselenggaranya koordinasi perencanaan pembangunan dengan wilayah perbatasan Bappeda Jumlah kegia koordinasi perencanaan pembangunan lintas sektor Jumlah koordinasi perencanaan pembangunan lintas sektor Jan Bappeda Perencanaan pembangunan daerah Tersedianya dokumen perencanaan Jangka Panjang yang telah ditetapkan dengan Perda Ada atau tidak Ada ada ada 0 0 Bappeda Tersedianya dokumen perencanaan Jangka Menengah yang telah ditetapkan dengan Perda Ada atau tidak Ada ada ada 0 0 Bappeda Tersedianya dokumen RKPD yang telah ditetapkan dengan Perkada Ada atau tidak Ada ada ada 0 ada 0 ada ada 0 0 Bappeda Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD Jumlah program RKPD tahun n / Jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan tahun n x 100% 100% 0% 20% 100% 0 100% 0 20% 100% 0 0 Bappeda Peningka Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Pengendalian dan pembinaan penyelenggaraan Jasa Kosntruksi Prosentase jumlah penyedia jasa beserta IUJK nya. 17% 0 15% 15% 0 15% 0 20% 20% 0 0 Setda 88

101 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 30 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Peningka kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah Peningka pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah Kerjasama informasi dan media massa Penataan Peraturan Perundangundangan Peningka kapasitas lembaga RT dan RW Tersedianya Perda Kota Tangerang Sela Fasilitasi kegia lingkup Sekretariat Daerah Publikasi informasi pembangunan daerah melalui media massa Jumlah legislasi rancangan peraturan perundangundangan Fasilitasi Pemberian Bantuan Keuangan kepada RT dan RW Rasio jumlah perda yang diselesaikan Jumlah kegia yang difasilitasi/jumlah kegia yang diadakan x 100% Rasio keterbukaan informasi pembangunan daerah di media massa Jumlah Draft Rancangan Peraturan Daerah / Perwal Jumlah fasilitasi pemberian bantuan 69 Perda (100%) 8 Perda 14.49% (10perd a) 10% (6 Perda) 4 Perda 71% (49 Perda) 4 Perda 14% ( 10 Perda) 14% ( 10 Perda) 100% 0 100% 100% 0 100% 0 100% 100% % 0 60% 100% 0 100% 0 100% 100% Raperd a dan 500 Perwal 680 RW; RT; 288 perangk at desa/kel 6 Raperda 15 Raperd a dan 100 Perwal 680 RW; RT; 288 perangk at desa/kel 15 Raperda dan 100 Perwal 680 RW; RT; 288 perangkat desa/kel Raperda dan 131 Perwal 680 RW; RT; 288 perangkat desa/kel 169 Perwal 0 15 Raperd a dan 100 Perwal 680 RW; RT; 288 perangk at desa/kel 15 Raperda dan 50 Perwal 680 RW; RT; 288 perangkat desa/kel 0 10 Perda Final 50 perwal 30 Raperda dan 319 Perwal 0 0 Beerkelanj u Sekretariat Dewan Setda Setda Setda Setda Penataan organisasi penyelenggara pemerintahan daerah Tercipya Penataan SOTK Pemerintah Daerah Otonomi Baru Persentase Evaluasi SOTK Pemerintah Kota Tangerang Sela 20% 0% 15% 15% 0 55% 0 20% 20% 0 0 Final Setda Peningka Kualitas Pelayanan Publik Penyusunan sdar pelayanan minimal (SPM) dan SOP pada SKPD Prosentase ketersediaan SPM dan SOP pada SKPD 20% 0 25% 25% 0 55% 0 25% 25% 0 0 Final Setda 89

102 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Indeks kepuasan masyarakat (IKM) SKPD di lingkungan Kota Tangerang Sela Indeks kepuasan masyarakat (IKM) SKPD di Lingkungan Kota Tangerang Sela 20% 0 25% 25% 0 45% 15% 20% 20% 0 0 Setda Jumlah tapal batas wilayah administratif antar daerah Jumlah tapal batas wilayah administratif antar daerah 96 tugu batas 0 48 tugu batas 48 tugu batas 0 48 tugu batas 0 24 tugu batas 24 tugu batas 0 24 tugu batas Final Setda Peningka dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Prosentase komposisi belanja langsug terhadap APBD sebesar 60 % Anggaran BL/ Total Anggaran APBD x % 49.44% 100% 76,01% 0 76,01% 0 100% 100% 0 0 DPPKAD Cakupan perggungjawaban keuangan daerah yang transparan dan akuntabel Jumlah SKPD yang menyerahkan laporan keuangan/jumlah keseluruhan SKPD 100% Seluruh SKPD 100% 100% 0 100% 0 100% 100% 0 100% DPPKAD Prosentase target pendapa Realisasi / Target Pendapa x % 0% 100% % % 0 100% 100% 0 100% DPPKAD Peningka kapasitas sumberdaya aparatur Persentase aset daerah yang diadministrasikan Cakupan pengelolaan administrasi keuangan pada Sekretariat Daerah Jumlah dokumen Sdarisasi Harga Satuan Jumlah peserta diklatpim Aset yang diadministrasikan/da ta aset x 100 Jumlah laporan bagian yang diserahkan/jumlah bagian lingkup Setda Jumlah dokumen kebijakan Sdarisasi Harga Satuan Barang/Jasa. Jumlah peserta diklatpim, prajab, dan diklat struktural lainnya Distribu si dan Pemanf aa aset daerah 10 % 0% Inventar isasi dan distribus i aset daerah 20 % 20% 0 20% 0 Distribu si dan Pemanf aa aset daerah 10 % Distribusi dan Pemanfaa aset daerah 10 % 100% 100% 100% 100% 0 100% 0 100% 100% dok 1 PERWAL teng Sdar Harga Satuan Barang/Ja sa 2 dok 2 dok 0 2 dok/tahun 0 Pelimpaha n asset tahap II dan III dalam proses. 0 2 dok 2 dok 0 0 3, DPPKAD Setda Setda BKPP 90

103 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pendidikan Kedinasan Jumlah peserta diklat kedinasan Jumlah peserta diklat kedinasan BKPP Optimalisasi pemanfaa teknologi informasi Pengembangan e- procurement Prosentase layanan e-procurement 50% 50% 50% 100% 0 100% 0 50% 100% 0 0 Setda Sistem informasi Pemerintah Daerah Jumlah Website SKPD yang menginduk ke Domain Tangsel / Jumlah website SKPD yang ada *100 15% - 15% 15% 0 15% 0 15% 15% 0 0 Final Setda Pelayanan Perijinan Online Terpenuhinya permohonan pelayanan perijinan 99% 0 99 % 99% 0 99% 0 99 % 99 % 0 0 BP2T Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Peningka sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Informasi LPPD Pengawasan kegia yang bersumber pada dana pusat atau provinsi Terealisasinya Laporan Hasil Pemeriksaan Dokumen LPPD dan Informasi LPPD Jumlah dokumen pengawasan kegia yang bersumber pada dana pusat atau provinsi Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) LHP 64 LHP 72 LHP 88 LHP LHP 0 72 LHP 72 LHP (Tidak tercapai) Final Setda Setda Inpektorat Terganinya Kasus Litigasi dan Non Litigasi Tersedianya Jasa Konsultasi Advokat/Pengacara dan Laporan Penanganan Kasus Litigasi dan Non Litigasi 6 dokume n - 1 dokume n 1 dokumen 0 3 dok 1 dokumen 1 dokume n 1 dokumen 0 2 dok (tdk tercapai) Final Setda Pembinaan aparatur dalam peningka jiwa korsa Terselenggaranya pembinaan pegawai Jumlah pegawai yang dibina/jumlah pegawai keseluruhan x 100% 95% 20% 90% 90% 0 90% 0 95% 95% 0 0 Sekretariat Korpri 91

104 PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN 31 KEARSIPAN Pengembangan sistem admnistrasi kearsipan Meningkatnya sistem informasi arsip elektronik/digital Pembangunan sistem informasi arsip digital / elektronik 100% 50% 90% 85% 5% 85& 5% 100% 100% 0 0 Final Kantor Arsip Penyelama dan pelestarian dokumen / arsip daerah Prosentase penyelama dan pelestariann dokumen/arsip daerah Jumlah arsip SKPD tertentu/jumlah SKPD keseluruhan x 100% 92% 17% 70% 71% 0 71% 0 92% 92% 0 0 Kantor Arsip Peningka kualitas pelayanan informasi Meningkatnya kualitas pelayanan informasi kearsipan Pelayanan informasi kearsipan 100% 20% 100% 80% 20% 80% 20% 100% 100% 0 0 Kantor Arsip 110program 210 indikator program Diproyeksikan tercapai 88% untuk target

105 2.3.Permasalahan Pembangunan Daerah. Seperti pada tahun sebelumnya, Kota Tangerangg Sela masih menghadapi 7 (tujuh) p ermasalahan pokok yang menjadi masalah mendesak di Kota Tangerang Sela, yaitu: Gambar (Tujuh) Permasalahan Pokok Kota Tangerang Sela Pelayanan publik yang belum optimal Tingkat pendidikan belum optimal Pertumbuhan ekonomi belum meningkatkan daya beli Lingkungan perkotaan belum tertata dengan baik Permasalahan Pokok Layanan keseha masih belum optimal Jaringan dan kualitas jalan belum menduakung pada fungsi kota Perumahan layak huni belum terjangkau masyarakat luas Permasalahan utama yang menjadi isu strategiss dan masalah mendesak adalah sebagai berikut: Kemiskinann dan pengangguran Isu ini terkait dengan perluasan lapangan pekerjaan, termasuk didalamnyaa pengua serta pengembangan usaha berbasis masyarakat. Sumber daya manusia Isu ini terkait dengan peningka layanan dasar pendidikan dan keseha untuk meningkatkan kualitas SDM Kota Tangerang Sela sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan. 93

106 Perekonomian daerah Isu ini terkait dengan pengembangan Kota Tangerang Sela sebagai kota perdagangan dan jasa serta peningka iklim investasi. Infrastruktur dasar dan kawasan perkotaan Isu ini terkait dengan penataan jaringan jalan dan infrastruktur dasar lainnya, serta pelestarian lingkungan. Tata kelola pemerintahan Isu ini terkait dengan peningka layanan publik, penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, serta peningka pendapa daerah dari pajak dan retribusi. Kemampuan keuangan daerah tidak akan mencukupi untuk menyelesaikan semua permasalahan sekaligus, sehingga harus disusun berdasarkan skala prioritas yang akan dilakukan pada tahun 2016 dan bantuan keuangan atau bantuan pembangunan dari Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Pusat. Kemudian ada beberapa masukan dari DPRD Kota Tangerang Sela mengenai isu-isu yang mengemuka di Kota Tangerang Sela yang mana harus diselesaikan, yaitu: 1. Di bidang infrastruktur: a. Peningka kemace lalu-lintas; b. Persampahan; c. Titik-titik banjir; dan d. Pembebasan lahan. 2. Masih banyaknya sekolah-sekolah yang siswanya melebihi kapasitas daya tampung sekolah tersebut; 3. Akses Pelayanan Keseha terhadap masyarakat; 4. Jumlah pegawai / SDM yang masih kurang; 5. Belum tergalinya produk unggulan tiap daerah dan Pelaksanaan Perizinan (Investasi) yang masih terkendala; 94

107 6. Penanggulangan kemiskinan yang belum menyeluruh dan masih banyaknya penganggguran yang belum terserap oleh dunia kerja; 7. Kualitas pelaksanaan Pemerintahan Kota Tangerang Sela: a. Transparansi kebijakan; b. Pelaksanaan kegia yang efisien dan efektif; c. Pelaksanaan kegia yang terintegrasi dan sinergis; dan d. Pencata aset-aset (inventarisasi) pemerintah Kota Tangerang Sela yang belum terselesaikan Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kemiskinan dan pengangguran Jumlah penduduk miskin di Kota Tangerang Sela masih cukup banyak hal tersebut dapat dilihat berdasarkan data BPS Tahun 2013 (sampai dengan bulan September 2013) sebanyak jiwa, Jika dihitung berdasarkan prosentase dengan jumlah penduduk tahun 2013 adalah sebesar 1.75%, dengan nilai garis kemiskinan Rp ,- perkapita perbulan. Karena itu, pengurangan beban masyarakat yang mempunyai pendapa terendah (penerima BLT) dalam pembiayaan pendidikan (terutama tingkat dasar) dan peningka kesejahteraan masyarakat masih harus diprioritaskan. Tabel 2.42 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Tahun 2013 Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin Garis Kemiskinan (Rp./Kap/bulan) *) sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun (* keadaan bulan September 2013) 95

108 Pada Tahun 2009, Harga BBM mengalami penurunan sehingga tingkat inflasi juga mengalami penurunan yaitu sebesar 1,3 persen namun pada tahun 2013, Harga BBM kembali mengalami kenaikan sehingga tingkat inflasi juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 10,02 persen. Dengan mencermati fenomena tersebut menjelaskan bahwa kenaikan inflasii mempengaruhi secara langsung tingkat ketimpangan kemiskinan secara positif. Gambar. 13 Perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Tangerang Sela dan Banten tahun Tangsel Banten Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 (Data Makro Kota Tangerang Sela 2014,) Apabila diperhatikan dari grafik diatas menunjukan bahwa terjadinya penurunan pada P2 mengindikasikan berkurangnyaa ketimpangan kemiskinan, namunn di periode tahun 2013 terjadi kembali kenikan ketimpangan kemiskinan dengan nilai P2 sebesar 0.04 dari nilai P di tahun 2012, namun hal tersebut terjadi secara global di Provinsi banten yang mengalami kenaikann ketimpangan kemiskinan pula pada tahun Dan perihal tersebut akan dijabarkan pada grafik berikut: 96

109 Gambar. 14 Inflasi Tahunan di Tangerang, Tahun Sumber: BPS ( ) Berdasarkan tingkat pendidikan dari data pencari kerja yang tercatat pada BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SMK merupakan kelompok pencari kerja yang cukup besar dengan jumlah orang dari total orang. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI -DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat sebagai jumlah terbesar yaitu berjumlah orang atau 55.05% dari total jumlah sebanyak orang. Perihal tersebut dipaparkan pada tabel berikut. Tabel Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013 Tahun SD SMP SMA SMK D I-D II D III Universitas Jumlah , ,439 18, , , , , ,093 4,966 Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun

110 Sumber Daya Manusia Kemudaian dari tabel 2.16 dibawah dapat dilihat bahwa Tingkat Partisipasi Angka Kerja sebesar 60.73% dari jumlah penduduk usia kerja sebanyak orang, bila dibandingkan tingkat partisipasi pengangguran terbuka sebesar 4.56% menunjukan bahwa kesempa kerja di Kota Tangerang Sela sangat tinggi dan itu dibuktikan dengan Tingkat Kesempa Kerja sebesar 95.44%. dari uraian data tersebut dapat disimpulkan daya serap terhadap penduduk angka kerja di Kota Tangerang Sela sangat baik dan diharapkan dengan terus berkembangnya dunia usaha dapat meminimilasir tingkat pengangguran yang masih ada kedepannya. Tabel.2.44 Indikator Ketenagakerjaan Tahun 2013 Karakteristik Laki-Laki Wanita Jumlah 1. Penduduk Usia Kerja 537, ,849 1,070, Angka Kerja 429, , ,259 a. Bekerja 409, , ,627 b. Pengangguran 19,872 9,760 29, Bukan Angka Kerja : 108, , ,517 a. Sekolah dan Mengurus RT 89, , ,919 b. Lainnya 19,489 6,109 25, Tingkat Partisipasi Angka Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Kesempa Kerja (%) Sumber : BPS Kota Tangerang Sela Tahun 2014 (Data Makro Kota Tangerang Sela 2014, Sumber, Sakernas, 2013) Jumlah peserta KB baru tahun 2013 adalah orang dari orang total perkiraan permintaan masyarakat (PPM) atau melebihi target sebesar %. Petugas Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 687 orang yang terdiri dari 288 orang dokter dan 360 orang bidan. 98

111 Berdasarkan data Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 201 3, jumlah rumah gga miskin di Kota Tangerang Sela adalah sebanyak Rumah gga. Rumah gga miskin paling banyak terdapat di Pamulang yaitu sebanyak rumah gga, sedangkan paling sedikit di Serpong Utara yaitu sebanyak rumah gga. Hasil PPLS 2013 tersebut menunjukan kenaikan jumlah rumah gga miskin dari PPLS 2011 dikarenakan perbedaan metodologi pendataannya. Berdasarkan hasil Susenas 2011, presentase penduduk miskin Kota Tangerang Sela tahun 2013 mengalami kenaikan 78%. Adanya perbedaaan angka antara data hasil PPLS 2011 dan hasil Susenas adalah karena perbedaan metode yang digunakan. Berdasarkan hasil Susenas tersebut, bila dibandingkan dengan Kabupaten ataupun Kota lainnya yang ada di Provinsi Banten maka tingkat kemiskinan Kota Tangerang Sela adalah yang paling kecil. Tabel 2.45 Jumlah Rumah Tangga Miskin Hasil Updating Pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 Kota Tangerang Sela, Tahun 2013 Kecama Hampir Miskin Jumlah Rumahgga Miskin Miskin Sangat Miskin Jumlah Setu Serpong Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Serpong Utara Kota Tangerang Sela Keterangan: Kelompok 1: Rumah Tangga dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah Kelompok 2: Rumah Tangga dengan kondisi kesejahteraan antara 11-20% terendah Kelompok 3: Rumah Tangga dengan kondisi kesejahteraan antara 21-30% terendah Sumber : Data hasil PPLS

112 Perekonomian Daerah. Pasar tradisional pemerintah seluruhnya berada di Serpong, Serpong Utara, Ciputat dan Ciputat Timur. Fasilitas perdagangan jasa lain pun tidak merata yang sebagian besarnya tersebar di Serpong, Ciputat Timur dan Pamulang. Kecama dengan fasilitas perdagangan dan jasa yang paling sedikit adalah Setu (dapat dilihat pada table 2.8 Pasar Daerah / Tradisional Di Kota Tangerang Sela Tahun 2012 ). Tabel 2.46 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Sela SEBARAN NO. KECAMATAN PASAR MODERN PASAR TRADISIONAL MINI MARKET SUPER MARKET HYPER MARKET RESTORAN HOTEL BANK 1 Serpong Serpong Utara Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Setu JUMLAH Sumber : Profil Kota Tangerang Sela, 2012 Kegia perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Sela. Namun, yang paling menonjol adalah kegia perdagangan dan jasa disepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama Jalan keseha, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang Ciputat, Jalan Raya Pamulang Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya). 100

113 Infrastruktur Dasar dan Kawasan Perkotaan. Kota Tangerang Sela juga memiliki ruas jalan dengan total panjang 405,67 kilometer. Kondisi ruas jalan yang kualitasnya baik sepanjang 330,26 kilometer sedangkan yang kurang baik sepanjang 72,49 kilometer dan ruas jalan yang rusak berat sepanjang 2,92 kilometer. Kota Tangerang Sela memiliki jemba sejumlah 117 buah dengan total panjang 711,27 meter yang tersebar di masing-masing kecama. Jumlah jemba yang terbanyak dimiliki Kecama Pondok Aren, yaitu sebanyak 64 buah jemba, sedangkan yang paling sedikit dimiliki oleh Kecama Pamulang, yaitu hanya memiliki jemba sebanyak 7 buah. Akan tetapi panjang jemba yang paling panjang terdapat di Kecama Serpong, sedangkan yang terpendek dimiliki oleh Kecama Pamulang. (Sumber: Badan Pusat Statistik KotaTangerang Sela, 2014). Pengelolaan sampah, terutama di perkotaan, merupakan hal yang sangat penting. Kota Tangerang Sela belum memiliki tempat pemrosesan akhir sampah sesuai yang diamanatkan Undang-undang No. 18 tahun 2008 teng Pengelolaan Sampah. Kota Tangerang Sela belum sepenuhnya menyediakan sistem pengelolaan sampah yang terpadu sejak di tingkat rumah gga, komunitas hingga lokal. Pada tahun 2016 masih dialokasikan dana untuk perluasan lahan Tempat pembuangan akhir sampah (TPS Cipeucang) dan beberapa utilitas lainnya. Namun, hal tersebut belum mencukupi untuk menangani timbulan sampah yang sebesar 4.516,13 m3 sampah/hari. Pembiayaan yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah sangat besar dan kapasitas keuangan daerah belum dapat mencakup keseluruhan pengelolaan sampah. Karena itu, perlu upaya untuk mendorong peran serta masyarakat untuk mengelola sampah terutama di permukiman tertata dan pasar-pasar. Selain itu juga perlu dilakukan upaya kerjasama dengan swasta. Pada ruasruas jalan tertentu terdapat titik-titik kemace yang umumnya berlokasi di persimpangan jalan (pertigaan dan perempa), sekitar pasar, sekitar lintasan kereta rel listrik dan sekitar pabrik. Dalam hal banjir, belajar dari musibah banjir yang dikarenakan hujan lebat pada akhir tahun 2015, di Kota Tangerang Sela terdapat 32 (tiga puluh dua) permukiman rawan banjir 101

114 yang umumnya berlokasi di sekitar sungai, yaitu Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat, Kali Kedaung dan lain-lainnya. Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 21 unit. Jika dib andingkan dengan jumlah penduduk yang sebesar orang, luasan tersebut belum mencukupi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanggulangan kemace, banjir dan penyediaan sarana pemakaman masih menjadi permasalahan pada tahun Tabel 2.47 Titik Rawan Kemace Kota Tangerang Sela Tahun 2011 KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN SERPONG UTARA SERPONG SETU PAMULANG 1. Simpang TL Gading Serpong 2. PT. Pratama 3. Putaran Plaza Serpong 4. Simpang Paku Jaya 5. Simpang Pondok Jagung 6. Jl. Bhayangkara 7. Bundaran Alam Sutera 8. U Turn Depan Hyundai 9. Depan WTC Serpong 10. U Turn Melati Mas Serpong 11. Plaza BSD 1. Pasar Serpong 2. Simpang German Centre 3. PT. Sinar Mas, Cilengggang 4. Simpang Taman Tekno 5. ITC BSD / Junction 6. Simpang Santa Ursula 7. Simpang Tiga Jalan Ciater 1. Bundaran Taman Tekno 2. Simpang Muncul 3. Simpang Viktor 4. Puspiptek 5. Kodiklat TNI Rawa Buntu 1. Simpang Pamulang 2, Pondok Benda 2. Bundaran Pamulang / UNPAM 3. Simpang Sasak Tinggi 102

115 4. Simpang Tiga Perumahan Villa Dago 5. Simpang Reni Jaya 6. Simpang Gaplek (Depan Mc. D) 7. Modern Hill, Pondok Cabe 8. Depan MTSN / SDN Pamulang 9. Pamulang Square 1. Pasar Jombang / Stasiun Sudimara 2. Simpang Maruga 3. Bawah Fly Over, Jl. Arya Putra 4. Bawah Fly Over, Jl. Ki Hajar Dewantara 5. Simpang Empat Kp. Duren 6. Simpang Tanah Tinggal 7. Simpang Kedaung 6. Pasar Cimanggis 7. Simpang Legoso CIPUTAT 1 Simpang Kp. U 2 Simpang Gintung 3 Bukit Cirenderu 4 Simpang Kertamukti 5 Depan UIN 6 Depan UMJ 7 Stasiun KA Pondok Ranji 8 Simpang Kompas WR. Supratman 9 Jl. Pahlawan 1 Simpang Pertigaan Jurang Mangu 2 Bundaran Sektor 7 3 Pertigaan LIA 4 Bundaran British School 5 Simpang Zoadiak 6 Simpang Mesjid Al Qopur 7 Simpang Sekolah Pembangunan Pondok Aren 8 Simpang Mitra 10 9 Simpang Bangke 10 Simpang Gopli 11 Simpang Plaza Bintaro 12 Simpang Puskesmas Pondok Aren 13 Simpang Puri Maharta 14 Simpang Tegal Ro Sumber : Profil Kota Tangerang Sela, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Sela,

116 Selain hal-hal tersebut di atas, pelayanan air bersih, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan drainase, meskipun sudah menjadi prioritas dalam pembangunan tahun 2014 dan 2015, masih menjadi permasalahan dan karenanya menjadi prioritas untuk digani pada tahun Tata Kelola Pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan daerah masih belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal tersebut disebabkan oleh masih kurangnya prasarana dan sarana penyelenggaraan pemerintahan seperti gedung kantor dan perlengkapan serta peralanya sehingga SKPD-SKPD belum dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. SKPD-SKPD bertempat sementara di Kecama Pamulang, yaitu gedung Kantor Kecama Pamulang dan gedung eks Akademi Perawat Universitas Pamulang di Kompleks Wiaharja; dan di Kecama Serpong, yaitu gedung kantor di Cilenggang, gedung eks BLK Kabupaten Tangerang, gedung Pasar Ikan Higienis (PIH) dan gedung eks Kantor Kebersihan Wilayah Ciputat. Beberapa kecama juga belum memiliki gedung kantor yang sangat mendesak mengingat kecama melayani masyarakat secara langsung sehingga membutuhkan prasarana dan sarana yang memadai. Pada lokasilokasi tersebut, sudah tersedia sarana perkantoran seperti meja dan kursi, komputer dan perlengkapannya.namun demikian, sarana tersebut masih belum mencukupi karena belum sesuai dengan kebutuhan dan jumlah pegawai. Selain itu juga harus dipersiapkan sarana bagi para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, regulasi yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah juga masih harus dilengkapi. Peraturan-peraturan daerah yang dibutuhkan sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan daerah, di antaranya yang mengatur teng tata tertib DPRD dan, pemungu pajak dan retribusi, belum tersedia. Dokumen-dokumen terkait perencanaan pembangunan jangka menengah dan jangka panjangdaerah yang dibutuhkan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan juga belum tersedia. 104

117 Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), kuantitas SDM belum mencukupi kebutuhan untuk setiap SKPD dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal dalam melayani masyarakat. Pada tahun 2013, jumlah PNS adalah sebesar orang dan sebagian besarnya adalah tenaga kependidikan atau guru dan tenaga keseha. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang lebih dari satu juta orang, proporsi PNS masih di bawah 0,5%. Karena itu, pada tahun 2016 masih memungkinkan untuk dilakukan penambahan pegawai melalui penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) khusus tenaga kependidikan atau guru dan tenaga keseha. Kompetensi pegawai juga masih harus ditingkatkan. Sebagian pejabat eselon belum mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan masih sedikit pegawai yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa padahal banyak dibutuhkan tenaga ahli dalam proses pengadaan barang dan jasa. Selain itu, masih sedikit tenaga yang ahli dalam pengelolaan barang daerah, penatausahaan keuangan serta pengawas jemba, jalan dan bangunan. Tabel 2.48 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun Perian, Peternakan, Kehuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 105, , , , , , , , Industri Pengolahan 1,780, ,975, ,109, ,262, Listrik, Gas dan Air Bersih 393, , ,05 619, Bangunan 929, ,083, ,268, ,487, Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangku dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,595, ,062, ,618, ,347, ,718, ,980, ,243, ,547, ,430, ,603, ,803, ,033, Jasa-jasa 1,657, ,954, ,296, ,700, PDRB 11,612, ,223, ,971, ,136, Sumber: BPS Kota Tangerang

118 Selain 5 (lima) isu strategis umum seperti diuraikan di atas, terdapat juga permasalahan kesenjangan antar wilayah. Pada tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Sela adalah sebesar Rp. 17,136, Juta dimana nilai tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2012 yang sebesar Rp. 14,971, Juta, dengan sokongan terbesar dari sektor Perdagangan, hotel dan retoran serta jasa sebesar Rp ,35 juta dengan ruang lingkupnya terpusat di daerah Serpong dan Serpong Utara, sedangkan daerah lainnya sedikit tersentuh oleh sektor ini. Sehingga kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat terlihat secara kasat mata. Perkembangan Indeks Williamson yang dihitung untuk mengetahui tingkat kesenjangan antar wilayah, diperoleh informasi bahwa kesenjangan semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya angka indeks. Kesenjangan semakin melebar kemungkinan diakibatkan pembangunan yang sangat cepat di wilayah Serpong dan Serpong Utara dibandingkan wilayah lain, terutama Setu. Berdasarkan data PDRB per kapita dan perhitungan Indeks Williamson terlihat kesenjangan yang cukup besar antar wilayah Kota Tangerang Sela. Karena itu perlu adanya intervensi dari pemerintah untuk meningkatkan nilai PDRB per kapita di kecama-kecama dengan PDRB per kapita yang lebih kecil dibandingkan dengan kecama dengan PDRB per kapita yang lebih besar 106

119 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kota Tangerang Sela Tahun 2016 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian Tahun dapat digambarkan melalui rencana kerangka ekonomi daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah. Bab ini juga membahas kinerja perekonomian daerah Kota Tangerang Sela berikut dinamika faktor eksternal dan internalnya. Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun sebagai prioritas pembangunan. Pengambilan kebijakan untuk menghadapi gan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah Tahun 2016 dapat dicapai sesuai dengan sasaran program dan kegia yang ditetapkan. Pada sisi lain, perkiraan sumber-sumber pendapa dan besaran pendapa dari sektorsektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif dan efisien Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan eksternal serta berpedoman pada dokumen RPJMD Kota Tangerang Sela Tahun Untuk menjamin keberlanju arah pembangunan, arah kebijakan ekonomi Kota Tangerang Sela Tahun 2016 harus sejalan dengan kebijakan ekonomi Nasional dan Provinsi Banten Tahun Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2013 adh berlaku, perkembangan PDRB Kota Tangerang Sela cenderung menunjukkan peningka. Berdasarkan PDRB adh kons, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 8,48%. Struktur ekonomi Kota Tangerang Sela didominasi oleh sektor tersier, yaitu perdagangan, hotel dan restoran; pengangku dan 107

120 komunikasi; perbankan dan lembaga keuangan serta jasa-jasa yang memberikan kontribusi hingga 73,22%. Sektor sekunder (industri p engolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan) memberikan kontribusi 25,95%, dan sektor primer (perian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi 0,83%. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Sela cenderung menunjukkan peningka dari tahun ke tahun. Percepa pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Sela pada tahun 2016 terutama didukung oleh percepa pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pengangku dan komunikasi, dan bangunan yang tumbuh sangat signifikan. Secara keseluruhan, semua faktor ekonomi di Kota Tangerang Sela menunjukkan pertumbuhan positif. Tabel 3.1 Indikator Sosial Ekonomi Kota Tangerang Sela dan Target Idikator Ekonomi Tahun NO URAIAN Sasaran Prioritasnya *) *) *) *) **) ***) *****) *****) *****) Laju Pertumbuhan - Peningka Daya 1 9,39% 8.49% 8.46% 8.52% 8.24% 8.48% 8.48% 8.48% 8.48% Ekonomi / LPE (%) Saing Perekonomian Tingkat Inflasi PDRB/ harga konsumen (%) Tingkat inflasi harga konsumen. Tangsel belum menghitung IHK (Kota baru) sehingga masih menginduk dari Kota Tangerang. Angka Pengangguran (Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT) Indeks Pembangunan Manusia / IPM Penduduk Miskin Makro (%) Peningka Daya Saing Perekonomian - Percepa Penanggulangan 10.86% 10.55% 8.22% 11,98% 8.07% 4.56% 4.56% 4.56% 4.56% Kemiskinan dan Pengangguran - Perkua akses pelayanan pendidikan Perkua akses pelayanan keseha - Peningka Daya Saing Perekonomian - Percepa - Penanggulangan % 1.50% 1.33% 1.75% 1.75% 1.75% 1.75% Kemiskinan dan Pengangguran Keterangan: *) Perbaikan ** ) Angka Sementara *** ) Angka Sangat Sementara *****) Angka Prediksi berdasarkan pertumbuhan 108

121 Pada tahun 2013, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Sela adalah sebesar Rp ,82 juta sedangkan PDRB adh kons adalah sebesar Rp ,96 juta. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2012 yang sebesar Rp ,80 juta dan PDRB adh kons yang sebesar Rp ,21 juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2013 mencapai orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp ,90 sedangkan PDRB per kapita adh kons adalah Rp ,04. Distrbusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, berarti semakin besar pula kontribusi sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah (tabel 2.5 Angka Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Kota Tangerang Sela Tahun ). Adapun upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Sela dalam pencapaian target pendapa daerah, diantaranya adalah: Membangun dan mengembangkan sistem data base on-line untuk pengelolaan BPHTB bekerja sama dengan Bank Jabar Banten dan Badan Perahan Nasional; Merancang penerapan dan mengembangkan perhitungan sistem on-line kewajiban pajak terhug dengan wajib pajak; Pada tahun 2016 Kota Tangerang Sela sudah melaksanakan pengelolaan PBB sebagai Pajak Asli Daerah (PAD); Pada Tahun 2014 dimulainya kegia pemeriksaan terhadap wajib pajak daerah di Kota Tangearng Sela; Meningkatkan kualitas SDM dan sosialisasi pengelolaan pajak daerah kepada semua stakeholder; Melaksanakan koordinasi dengan Pusat, Provinsi dan SKPD penghasil lainnya dalam meningkatkan pendapa daerah.. 109

122 Tangan yang harus diperhatikan adalah dampak krisis ekonomi global yang berlangsung sejak tahun Dampak yang besar terhadap perekonomian regional diperkirakan akan semakin dirasakan pada tahun Dari sisi internal, kesenjangan perwilayahan masih cukup besar sehingga Pemerintah Daerah harus memperhatikan segi perwilayahan dalam perencanaan tahun Selain itu, kemampuan keuangan daerah juga tidak akan mencukupi untuk menyelesaikan semua permasalahan sekaligus sehingga harus disusun prioritas yang akan dilakukan pada tahun Sejalan dengan perkembangan ekonomi global, kinerja ekonomi nasional dan regional hingga akhir tahun 2014 ini menunjukan arah yang belum pasti. Kombinasi eksternal inilah yang turut mendorong kinerja ekonomi nasional, termasuk Kota Tangerang Sela sebagai daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa akan mengalami suatu kondisi perlamba pertumbuhan. Namun ditengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika, perekonomian Indonesia termasuk Kota Tangerang Sela tetap tumbuh dan relatif stabil, hal tersebut dapat terlihat dari peningka PDRB dari tahun ke tahun (tabel. 3.1) Tangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan tahun 2016 a. Tangan Prospek Kota Tangerang Sela Sebagai daerah yang memiliki pendapa dari sektor industri dan perdagangan. Karena semenjak terbentuknya Kota Tangerang sela tahun 2008, wilayah ini sudah memiliki beberapa kawasan industri dan perdagangan. Luasan lahan yang disediakan untuk zona industri seluas 2.218,31 hektar dengan unit industri yang termanfaatkan pada tahun 2010 (berdasarkan Kajian Strategi Pengembangan Ekonomi Kota Tangerang Sela Tahun 2013). Dalam perkeonomian Kota Tangerang Sela, sektor perdagangan merupakan sektor dengan konstribusi terbesar. 110

123 Struktur ekonomi tersebut menunjukan bahwa perekonomian gerang sela didominasi oleh sektor tersier dimana perdagangan menjadi sektor pendukung utama sebesar 30.85% sumbangannya terhadap pertumbuhan PDRB tahun 2012 (dapat dilihat di Gambar 3.1). Besarnya potensi perekonomian domestik perlu lebih ditumbuhkembangkan, investor perlu terus didorong, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Hamba perekonomian, terutama birokrasi dan korupsi, perlu digani secara serius agar tercipta iklim investasi dan usaha yang sehat. Pembangunan infrastruktur perlu dipercepat untuk memperkuat national connectivity, ketahanan energi dan ketahanan pangan, melalui pembiayan dari pemerintah, dunia usaha maupun kerjasama pemerintah dan swasta. Pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mendorong produktivitas ekonomi. Inti dari gan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Sela tidak lagi dapat lagi dapat bergantung kepada sumber daya alam dan alokasi tenaga kerja (resources and low cost -driven growth). Namun harus mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia yang terampil (productivity -driven growth), agar pertumbuuhan ekonomi Kota Tangerang Sela lebih stabil. Disamping itu gan yang dihadapi adalah diketahui bahwa akibat adanya eksploitasi dan eksplorasi sektor perdagangan, hotel dan restoran secara signifikan pa ada pengawasan yang ketat akan amdal secara konsisten yang selama ini terjadi akibat dari pengalihan fungsi lahan hijau menjadi pusat perdagangan, hotel, restoran dan pemukiman, dikhawatirkan akan mempunyai dampak bukan dari sisi ekonomi saja tapi juga lingkungan hidup dan sosial pada masa yang akan dag. b. Prospek Kota Tangerang Sela didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangku dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 73,22%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 25,95% dan sektor primer (perian; 111

124 pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 0,83%. Dari uraian tersebut dapat dilihat Kota Tangerang Sela memiliki prospek pengembangan ekonomi yang sangat baik terutama dari sektor jasa, perdagangan, hotel dan restoran, sebagai sektor unggulan yang mengandalakan kemampuan sumber daya manusia dan banyak menyerap tenaga kerja. Dengan besarnya minat akan pasar lokal dan internasional terhadap produk-produk unggulan dari Kota Tangerang sela memberikan prospektif bagi pengembangan sektor perdagangan dan jasa dimana trendnya menunjukan peningka yang sangat baik. Disamping itu pelaku disektor perdagangan, jasa dan industri sangat variatif dan kompetitif, dalam hubungannya dengan prospek persaingan terbuka dalam pasar global seperti sekarang ini, sehingga hal tersebut diatas juga sangat perlu ditunjang dengan trend penggunaan Teknologi Informasi (TI) sebagai perwujudan prinsip Good Governance yang nantinya akan menimbulakan kenyamanan bagi masyarakat bisnis untuk kemudahan akses Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan keuangan daerah untuk sisi pendapa daerah, hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan target Penerimaan Daerah adalah berdasarkan sebagai berikut : 1. Hasil Evaluasi Potensi Obyek Pajak dan Obyek Retribusi serta perkembangannya 2. Hasil Evaluasi Realisasi ppenerimaan tahun sebelumnya dan tahun berjalan 3. Intensifikasi dan koordinasi dengan inssi atau mitra kerja tekait yang memiliki sumber-sumber pungu/pendapa 4. Kondisi Ekonomi Makro daerah 5. Kebijakan pemerintah pusat dan provinsi 112

125 Arah Kebijakan Pendapa Daerah Rencana pendapa daerah Kota Tangerang Sela tahun anggaran 2016 dilakukan dengan mengacu pada potensi dan obyek pendapa baik yang bersumber dari Pendapa Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapa Daerah Yang Sah, Merupakan perkiraan yang terukur secara rasional, memiliki kepastian dan dasar hukum penerimaannya. Pendapa daerah Kota Tangerang Sela pada anggaran pendapa tahun 2016 sangat bergantung dengan kondisi perekkonomian nasional, regional dan lokal serta ekonomi global. Tabel. 3.2 Pendapa Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2015 dan Rencana Pendapa Tahun 2016 Kode Rekening Uraian Pagu Anggaran (Rp.) Ket. 4 PENDAPATAN 4.1 Pendapa Asli Daerah Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-lain Pendapa Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapa Daerah yang Sah Pendapa Hibah Pendapa Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya JUMLAH PENDAPATAN

126 Secara umum kinerja pendapa daerah dari tahun ke tahun terjadi peningka yang cukup signifikan. Hal in sejalan dengan tumbuh positifnya kinerja ekonomi disamping kondisi sosial, politik dan keamanan yang kondusif. Dengan kondisi tersebut tentu saja diharapkan terus membawa dampak terhadap meningkatnya pendapa daerah. Namun perlu disadari bahwa dalam mengumpulkan pendapa tidak tidak harus dianggap tidak terlalu mudah, karean tiidak lepas dari kerja kerasa seluruh aparat pemungut, termasuk para petugas pemungut maupun kesadaran masyarakat untuk menjalankan kewajibannya. Dalam jangka panjang, pembangunan Kota Tangerang Sela berupaya untuk mengoptimalkan pendapa dari dana perimbangan, terutama yang bersumber dari Bagi Hasil Bukan Pajak yang diperoleh dari sektor jasa, perdagangan dan hotel restoran, sedangkan Pendapa Asli Daerah mengandalkan pada Pajak Daerah, terutama melalui kebijakan pengembangan lapangan usaha dan kesempa kerja yang seluas-luasnya pada sektor-sektor potensial. Seiring peningka pendapa penduduk, pemerintah juga melakukan penataan pelayanan, dan perluasan obyek pajak sesuai dengan tetap mempertimbangkan suasana kondusif untuk mendukung berkembangnya investasi di KotaTangerang Sela Arah Kebijakan Belanja Daerah Ada beberapa kebijakan dalam Perencanaan Kebijakan Belanja Daerah pada Tahun 2016 untuk Kebijakan Belanja Langsung yang terkait dengan pembangunan, diantaranya: 1. Mengakomodir hasil evaluasi sisa Target RPJMD s/d Tahun 2015; 2. Mengakomodir Target RPJMD Tahun Anggaran 2016; 3. Mengakomodir usulan Hasil Musrenbang Kecama dan hasil Reses DPRD; 4. Mengakomodir Belanja Non Urusan Wajib dan Mengikat SKPD. 114

127 Keempat komponen diatas menjadi Pagu Indikatif SKPD (F1 SKPD), kemudian usulan dalam F2 SKPD ditindaklanjuti apabila terdapat penambahan penerimaan daerah. Sedangkan usulan dalam F3 SKPD diusulkan dalam pra Musrenbang Tingkat Provinsi Banten serta usulan dalam F4 SKPD diusulkan pada Musrenbang TIngkat Nasional. Sementara untuk kebijakan Belanja tidak langsung sebagian besar dialokasikan untuk belanja pegawai meliputi Gaji ( Uang Representasi) dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS dan Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah. SKPD Kota Tangerang Sela berjumlah 38 dengan rincian 7 badan, 13 dinas, 1 inspektorat, 5 kantor, 1 RSUD, 1 satuan, 3 sekretariat dan 7 kecama. Selain itu juga dialokasikan untuk belanja pegawai bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Kepala Daerah serta Wakil Kepala Daerah. Jumlah pegawai pada tahun 2015 mencapai lebih dari orang yang terdiri atas penjabat eselon II, eselon III dan eselon IV serta pelaksana dan jaba fungsional seperti guru dan dokter, serta rencana CPNSD khusus tenaga kependidikan atau guru dan tenaga Pendidik sejumlah orang. Belanja langsung diarahkan pada penanganan 5 (lima) isu strategis yang merupakan prioritas yang akan dibahas lebih lanjut dalam kebijakan pembangunan daerah Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pemerintah Kotagerang Sela memiliki kewenangan yang luas dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, membawa konsekuensi yaitu pemerintah dituntut lebih mandiri dalam pengelolaan keuangannya. Pemerintah daerah harus mampu menggali sumber-sumber pendanaan yang sesuai dengan potensi daerah yang ada,demi tercapainya penyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dengan baik. Peningka belanja daerah tersebut dibutuhkan dalam rangka percepa pertumbuhan daerah sehingga diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengengguaran. Kebijakan peningka penerimaan daerah yang ditempuh dengan melakukan optimalisasi 115

128 penerimaan daerah secara eksesif dengan meningkatkan hasil pajak dan hasil retribusi daerah, dalam jangka panjang namun harus menghindari efek kontra produktif dengan dunia usaha karena merasa dirugikan. Alternatif kebijakan lainnya yang saat ini masih akan terus diperkuat di Kota Tangerang Sela adalah pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). Tabel 3.3 Rencana Pembiayaan Daerah Kota Tangerang Sela Tahun 2016 Kode Rekening Uraian Pagu Anggaran (Rp.) Ket. 6 PEMBIAYAAN DAERAH 6.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 522,245,595, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya Jumlah Penerimaan Pembiayaan Daerah 6.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembayaran Pembiayaan Lainnya 522,245,595, ,245,595, Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Daerah - Pembiayaan Netto 522,245,595, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) Peningka kerjasamaantara pemerintahan dan swasta diantaranya melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR). Perlu mendapat dukungan dari semua pihak terkait. Karena melihat karakteristik ekonomi Kota Tangerang Sela sebagai salah satu daerah primadona dunia usaha lokal maupun internasional untuk berinvestai mengembangkan usahanya yang bergelut di bidang industri, jasa, perdagangan, hotel dan restoran, sehingga dengan keberadaan jumlah perusahaan yang cukup banyak maka potensi dana CSR yang bisa dicapai cukup besar. Kebijakan lainnya pada Tahun Anggaran 2016 adalah rencana penerimaan pembiayaan daerah adalah sebesar Rp ,- dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun sebelumnya. 116

129 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tema Pembangunan. Gambar. 15 Sandingan Tema RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 dengan Tema RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 dan Tema RKP Tahun 2016 TEMA RKPD KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan untuk Perkua Akses Pelayanan Publik dan Peningka Daya Saing Daerah RANCANGAN TEMA RKPD PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 Peningka Ekonomi Kerakya dan Daya Saing SDM Untuk Kejahteraan Rakyat yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian, dan Bekedilan RANCANGAN TEMA RKP TAHUN 2016 Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas Kelanju Dari Tema RKPD 2015, Sejalan Dengan Tema RKPD Provinsi Banten dan RKP Tahun 2016 Serta Sesuai Dengan Isu Faktual Daerah TEMA RKPD TAHUN 2016 KOTA TANGERANG SELATAN Peningka Kualitas Kesejahteraan Masyarakat Dalam Rangka Mewujudkan Kota Tangerang Sela yang Mandiri, Damai dan Asri Tema Musrenbang RKPD Kota Tangerang Sela Tahun 2016 ini adalah Peningka Kualitas Kesejahteraan Masyarakat Dalam Rangka Mewujudkan Kota Tangerang Sela yang Mandiri, Damai dan Asri. Tema tersebut sejalan dengan Tema RKPD Provinsi Banten Tahun 2016 serta Tema RKP Tahun 2016 yang sesuai dengan isu faktual daerah. 117

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

FISIK PRASARANA WILAYAH

FISIK PRASARANA WILAYAH FISIK PRASARANA WILAYAH GAMBAR. Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang Selatan A. FISIK DASAR DAN PEMANFAATAN LAHAN Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambaran Umum Kondisi Daerah Daftar Isi Halaman Kata Pengantar...... Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor Tahun 0 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Tangerang Selatan tahun 006...... Daftar Isi......i Daftar

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 o 38 106 o 47 Bujur Timur dan 06 o 13

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

Kondisi Geografis. Keadaan Iklim

Kondisi Geografis. Keadaan Iklim Kondisi Geografis Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pelaksanaan pembangunan daerah yang merupakan kewenangan daerah sesuai dengan urusannya, perlu berlandaskan rencana pembangunan daerah yang disusun berdasarkan kondisi

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 213-218 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 214 Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun B AB I P E N D AH U L U AN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pertemuan Konsultatif-1 KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 011 Daftar Isi 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun BAB I PENDAHULUANN. 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun tahun 2004 tentang Sistem Perencanaann Pembangunan Nasional, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dari sistem perencanaan pembangunan nasional dan provinsi yang disusun dengan memperhitungkan sumber daya daerah

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional terdiri atas perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI NAGAN RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK)

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH b. Ekonomi 1. Perkembangan PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan besaran nilai tambah bruto yang dihasilkan dalam memproduksi barang dan jasa oleh sektor

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI Nomor : Tanggal : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN. NOMOR : 13 Tahun 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN. NOMOR : 13 Tahun 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR : 13 Tahun 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci