BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kradenan 02 yang terletak di kelurahan Kradenan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten Semarang, tepatnya berada di dusun Kedesen. Sebagian besar siswa berasal dari sekitar lingkungan sekolah dan ada beberapa yang jaraknya jauh dari sekolah. Siswa SD negeri Kradenan 02 berjumlah 67 anak yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6, masing-masing kelas memiliki 1 ruang kelas. Masing-masing kelas diampu oleh seorang guru kelas. Selain guru kelas juga terdiri dari 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru olahraga dan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai pukul dan berakhir pada pukul 12.10, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu dimulai pukul sampai dengan Pada hari Jumat dan Sabtu diadakan kegiatan senam pagi bersama-sama sebelum kegiatan belajar dimulai. Sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Kradenan 02 termasuk sangat minim, misalnya LCD, telepon belum ada, dan alatalat peraga yang ada adalah bantuan dari pemerintah dengan kondisinya banyak yang sudah rusak. SD Negeri Kradenan 02 terdiri dari 6 ruang kelas, ada beberapa kelas yang bagian atapnya sudah rusak. Ruang UKS dan Perpustakaan terletak pada satu ruang selain itu buku-buku yang terdapat di perpustakaan kondisinya sudah usang. SD Negeri Kradenan 02 juga memiliki 3 toilet, tempat parkir guru dan 1 gudang sekolah. Halaman sekolah yang luas digunakan untuk kegiatan upacara, olahraga, dan ekstrakurikuler. Banyaknya kelemahan yang ada di SDN Kradenan 02 tidak mematahkan semangat para pendidik untuk mencerdaskan siswa-siswi SDN Kradenan 02. Kondisi sosial ekonomi orang tua murid SD Kradenan 02 sangat beragam ada yang kurang mampu dan yang mampu, namun demikian sebagain besar masih kurang mampu. Pekerjaan orang tua siswa juga beragam yaitu sebagai: petani, pedagang, pegawai, buruh pabrik, dan kuli bangunan. 26

2 Setting Waktu Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan yang meliputi, tahap persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan laporan hasil penelitian. Untuk tahap penyusunan proposal dan instrumen dilaksanakan pada awal bulan januari Sedangkan untuk pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakkanan pada awal bulan Maret Analisis data dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret Tahap pembahasan atau diskusi dilakukan pada akhir bulan Maret Tahap terakhir yaitu penyusunan laporan hasil penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Maret sampai April Jadi dalam pelaksanaan penelitian ini kurang lebih mulai bulan Januari sampai dengan April Subjek dan Objek penelitian Subjek penelitian yang peneliti lakukan adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Kradenan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang yang berjumlah 14 anak, yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Siswa SDN Kradenan 02 khususnya kelas 5 cenderung lebih tertarik dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, mereka akan cepat bosan bila pembelajaran hanya dengan ceramah dan mencatat. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru juga diperoleh informasi bahwa siswa banyak yang tidak percaya diri pada saat kegiatan pembelajaran, ini sebagai dampak dari kebiasaan siswa saling mengejek. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak monoton siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran serta dapat menggali lebih dalam kemampuan yang mereka miliki. Selain itu hampir semua siswa kelas 5 tertarik dengan gambar. Sehingga bila dalam kegiatan pembelajaran ditampilkan gambargambar yang mendukung, siswa akan semakin antausias mengikuti kegiatan pembelajaran. Objek penelitian ini adalah pembelajaran IPA menggunakan metode pembelajaran think pair and share berbantuan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 SDN Kradenan 02.

3 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan & observasi, serta refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas 5 bernama Budi Arya Setyanto A.Ma. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar IPA. Untuk lebih jelasnya desain rancangan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini tergambar dalam model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R berikut ini: Gambar 2 Model Spriral C.Kemmis dan Mc.Taggart, R 3.3 Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas ( independent ) Metode pembelajaran think pair and share. 2. Variabel Terikat ( dependent) Hasil Belajar IPA

4 Devinisi Operasional 1. Think pair and share Think pair and share adalah metode pembelajaran yang mengaitkan isu atau masalah dengan materi pelajaran, mendukung siswa untuk berdiskusi secara berpasangan, dan diakhiri dengan masing - masing kelompok / pasangan menyampaikan hasil diskusi kepada keseluruhan kelas. Adapun langkahlangkahnya diawali dengan guru mengajukan suatu permasalahan/isu yang berkaitan dengan materi, selanjutnya siswa diminta untuk berpikir mandiri mengenai isu/masalah tersebut. Pada tahap berikutnya siswa dikelompokan berpasangan untuk berdiskusi mendapatkan jawaban terbaik, dan pada tahap akhir setiap pasangan diberikan kesempatan untuk membagikan hasil diskusinya pada keseluruhan kelas. 2. Hasil belajar IPA Hasil belajar IPA adalah suatu keberhasilan yang telah dicapai seseorang setelah melalui proses pembelajaran IPA, dalam bentuk perubahan atau peningkatan dalam aspek kognitif berupa pengetahuan tentang alam. 3.5 Rencana Tindakan Pada penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (1988:14), yang berbentuk spiral yaitu dari siklus satu ke siklus berikutnya (Daryanto, 2011:183). Setiap siklus terdiri atas planning (rencana), action (tindakan) & observation (pengamatan), serta reflection (refleksi). Langkah yang dilaksanakan pada siklus berikutnya meliputi perencanaan yang sudah direvisi, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan Rencana Siklus I 1. Tahap Perencanaan a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran think pair and share. b. Menyusun RPP dengan menggunakan materi sesuai dengan kompetensi dasar 7.4 yaitu, mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.

5 30 c. Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung, buku IPA kelas 5 dan gambar siklus air. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan. e. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. f. Materi Ajar : Pentingya air : Manusia dan makhluk hidup lain tidak dapat lepas dari air. Air memang diperlukan bagi kehidupan kita. Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan tidak terkecuali untuk pusat pembangkit listrik. Untungnya, air senantiasa tersedia di Bumi. Oleh karena itu, manusia seharusnya senantiasa bersyukur kepada Tuhan pencipta alam. Gambar 3 Contoh pemanfaatan air untuk mencuci Gambar 4 Contoh pemanfaatan air untuk memasak Daur air

6 31 Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi (pengembunan). Perhatikan skema proses daur air di bawah ini! 2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi A. Pelaksanaan Gambar 5 Skema daur air 1. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai materi yang telah disusun dalam RPP dengan metode pembelajaran think pair and share. 2. Guru memberikan pertanyaan / masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan memberikan waktu beberapa menit untuk memikirkannya. 3. Mengatur siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 2 orang untuk mendiskusikan pertanyaan/ masalah yang diajukan. 4. Peneliti dan guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok. 5. Guru meminta tiap-tiap pasangan membagikan hasil diskusi kepada seluruh kelas. 6. Guru memberikan penguatan atas pendapat setiap kelompok. 7. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I secara mandiri. 8. Materi Ajar : Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air: Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut

7 32 presipitasi (pengendapan). Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan merembes ke danau atau sungai. Air hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau. Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat tersebut. Air di sungai akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. Secara sederhana daur air dapat digambarkan seperti di samping ini. Nah, dari proses daur air di atas coba sarikan terjadinya daur air! Akhir-akhir ini kekeringan terjadi di mana-mana. Padahal secara teori, air tidak akan pernah habis. B. Observasi a. Peneliti melakukan observasi. b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kesiapan guru dalam mengelola kelas dan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. c. Peneliti mengisi lembar observasi guru dan siswa berdasarkan hasil pengamatan. 3. Tahap Refleksi a. Menelaah hasil penelitian, proses dan hasil pembelajaran IPA siklus I. b. Menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA siklus I. c. Membuat perencanaan tindak lanjut untuk mengatatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I. Dengan tahap refleksi dapat mengetahui efektifitas pembelajaran pada siklus I.

8 Rencana Siklus II Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti perlu menyusun kembali rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Ada 4 tahap juga yang perlu dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan siklus. 1. Tahap Perencanaan a. Setelah melakukan refleksi pembelajaran pada siklus I, peneliti bersama dengan guru mencari pemecahan masalah yang harus dilaksanakan. b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang didasarkan pada metode pembelajaran think pair and share berbantuan media gambar. c. Menyusun RPP yang disesuaikan dengan kompetensi dasar 7.6 yaitu, mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. d. Membuat lembar observasi pada siklus II. e. Membuat soal tes evaluasi pada siklus II. 2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi A. Pelaksanaan a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun dalam RPP siklus II dengan metode pembelajaran think pair and share. b. Guru memberikan pertanyaan / masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan memberikan waktu beberapa menit untuk memikirkannya. c. Mengatur siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 2 orang untuk mendiskusikan pertanyaan/ masalah yang diajukan. d. Peneliti mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok. e. Guru meminta tiap-tiap pasangan membagikan hasil diskusi kepada seluruh kelas. f. Guru memberikan penguatan atas pendapat setiap kelompok. g. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara mandiri. h. Materi ajar Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik, runtuhan, dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa tektonik. Gempa tektonik

9 34 terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi. Sebagian besar gempa tektonik terjadi ketika dua lempeng saling bergesekan. Gempa bumi ini dapat mengakibatkan pohon-pohon tumbang, bangunan runtuh, tanah terbelah, dan makhluk hidup termasuk manusia menjadi korban. Gempa bumi mempunyai kekuatan yang berbeda-beda. Kekuatan gempa diukurmenggunakan satuan skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu seismograf. Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang disebut pusat gempa. Pusat gempa dapat berada di daratan atau lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan gempa bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan gelombang hebat yang disebut tsunami. Gelombang itu bergerak menuju pantai dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatannya sangat besar. Kecepatannya dapat mencapai km per jam. Ketika mencapai pantai, gelombang tersebut naik sehingga membentuk dinding raksasa. Tinggi gelombang laut normal antara 1 2 meter. Namun, saat tsunami tinggi gelombang laut dapat mencapai meter. Gelombang ini akan bergerak cepat menuju daratan dan merusak segala sesuatu yang dilaluinya. Gunung api yang sedang meletus dapat memuntahkan awan debu, abu, dan lelehan batuan pijar atau lava. Lava ini sangat panas. Saat menuruni gunung, lava ini dapat membakar apa saja yang dilaluinya. Namun saat dingin, aliran lava ini mengeras dan menjadi batu. Apabila lava ini bercampur dengan air hujan, dapat mengakibatkan banjir lahar dingin. Gunung meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa bumi yang disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik. Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus pada tahun Letusan Gunung Krakatau ini juga mengakibatkan gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan. Lava pijar yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan hutan yang dilaluinya. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan mati terbakar. Apabila lava pijar ini mengalir sampai ke permukiman penduduk, dapat memakan korban jiwa manusia dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah.

10 35 Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air hujan dapat mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluap menjadi banjir. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah. Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Solo, Aceh, dan Lampung. Bencana banjir dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Rumah-rumah dan ribuan hektare sawah yang ditanami padi rusak. Jalan-jalan terputus tidak bisa dilewati. Korban banjir pun dapat terancam berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit-penyakit kulit. Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya penggundulan hutan. Tanah longsor dapat meruntuhkan semua benda di atasnya. Selain itu, tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi tanah longsor di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di Brebes dan Tawangmangu yang memakan banyak korban harta dan jiwa. Angin puting beliung merupakan angin yang sangat kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi pada saat hujan deras yang disertai angin kencang. Kecepatan angin puting beliung bisa mencapai 175 km/jam. Angin puting beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang dilaluinya. Akhir-akhir ini angin puting beliung sering terjadi di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami angin puting beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara Timur, dan Banjarmasin. B. Observasi a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada diskusi berpasangan yang dilakukan. b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

11 36 c. Peneliti mencatat semua temuan pada saat kegiatan pembelajaran, sampai hasil yang diperoleh oleh siswa. 3. Tahap Refleksi Semua data yang telah dicatat dari hasil pengamatan baik guru maupun siswa dan nilai hasil tes formatif dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui apakah ada peningkatan pada tiap tahap yang telah dilaksanakan. Dengan harapan dapat meningkatkan hasil pembelajaran serta proses pembelajaran yang lebih maksimal. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Tes Dalam penelitian ini teknik tes digunakan sebagai alat untuk memperoleh data dengan menguji kemampuan siswa selama mengikuti pelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran think pair and share. Sehingga dapat diketahui sejauh mana perbandingan siswa mengalami perubahan hasil belajar setelah diberikan tindakan pembelajaran IPA dengan metode think pair and share berbantuan media gambar. Tabel 2 Kisi kisi Instrumen Penelitian Siklus I ( tes formatif ) Kompetensi Dasar Indikator Nomor soal 7.4 Mendeskripsikan proses 1.Menyebutkan kegunaan air 1,2,3,4,5,6,7,8 daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya bagi manusia 1. Mengidentifikasi daerah yang banyak sumber air, dan jenis sumber air 9,10,11,12 3.Menyebutkan peristiwa daur air 4.Menyebutkan tindakan manusia yang dapat mempengaruhi daur air 13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,23,24,25

12 37 Tabel 3 Kisi kisi Instrumen Penelitian siklus II ( tes formatif ) Kompetensi Dasar Indikator Nomor soal 7.6 Mengidentifikasi 1.Menyebutkan jenis gempa 1,2,3,4,5,6, peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya dan dampak yang ditimbulkan 2. menyebutkan skala dan alat 7,8 bagi makhluk hidup dan lingkungan ukur yang dipakai untuk mengukur gempa 3. Menyebutkan dampak dari 9,10,11,12 gunung meletus 4.Menyebutkan cara 13,14,15,16,17 mencegah, penyebab dan dampak dari banjir 5. Menyebutkan kriteria curah 18,19 hujan tinggi dan alat untuk mengukur curah hujan 6.Menyebutkan penyebab 20,21,22,23 tanah longsor, dampak tanah longsor. 7.Menyebutkan alat pengukur tekanan udara dan angin puting beliung 24, Lembar Observasi Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi metode pembelajaran pada proses pembelajaran. Peneliti bertugas melaksanakan pengamatan dan penilaian melalui pengisian kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Kegiatan observasi ini dilaksanakan di kelas 5 sekolah dasar negeri Kradenan 02. Tabel 4 Kisi - kisi Instrumen Kinerja Guru Aspek Indikator No Item Pra Pembelajaran Melakukan persiapan 1,2 Kegiatan Awal Pembelajaran Menyampaikan apersepsi 1,2 Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penyampaian materi B. Berfikir mandiri C. Diskusi kelompok D. Penyampaian hasil diskusi 1,2,3 1,2 1,2,3,4 1,2, Melakukan kegiatan penutup Kegiatan penutup 1,2,3 Jumlah 18

13 38 Keterangan: Persentase 50% Persentase 50% - 80% Persentase 80% - 100% = kategori kurang baik = kategori baik = kategori sangat baik Tabel 5 Kisi kisi instrumen aktifitas siswa Aspek Indikator No Item Pra Pembelajaran Persiapan perlengkapan belajar 1,2 Kegiatan Pembelajaran A. Memperhatikan pembelajaran B. Diskusi kelompok C. Penyampaian hasil diskusi Penutup Kegiatan penutup 1,2 Jumlah 15 1,2,3,4 1,2,3,4 1,2,3 Keterangan: Persentase 50% = kategori kurang baik Persentase 50% - 80% = kategori baik Persentase 80% - 100% = kategori sangat baik 3.7 Teknik Analisis Instrumen Analisis Validitas Instrumen Peneliti melakukan uji coba instrumen yang telah disusun sebagai alat ukur apakah instrumen baik dan layak. Baik dan buruknya suatu instrumen akan menentukan kualitas hasil penelitian. Uji coba instrumen dilaksanakan di SD Negeri Papringan 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, bukan sekolah yang digunakan untuk penelitian. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2, Saiffudin Azwar (dalam Jarwati 2011). Setelah soal tes diujikan pada siswa SD Papringan 02 maka hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi 18 for Windows dan hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran.

14 39 1. Validitas Tes Siklus I Dari 25 butir soal yang diujikan terdapat 3 item soal yang dibuang karena correted item to total correlation kurang dari 0,2 artinya item tidak valid. Item-item yang dinyatakan valid memiliki koefisien corrected item-total correlation lebih dari 0,2. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal tes formatif siklus I dirangkum dalam Tabel 6 berikut : Siklus 1 Tabel 6 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus I dengan 25 item Bentuk Instrunen Pilihan ganda Item soal 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20,221,22, 23,24,25 Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,16, 17,20,21,22,23 24,25 Tidak valid 15,18,19 Setelah membuang 3 butir soal yang tidak valid dilanjutkan dengan uji validitas terhadap 22 item soal yang valid. Hasilnya terdapat 22 item soal yang koefisien corrected item-total correlation lebih dari 0,2 yang berarti valid. Rekapitulasi hasil uji validitas 22 item soal valid disajikan dalam tabel 7 berikut: Siklus 1 Tabel 7 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus I dengan 22 item Bentuk Instrunen Pilihan ganda Item soal 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,16, 17,20,21,22,23 24,25 Valid 1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,16, 17,20,21,22,23 24,25 Tidak valid Berdasarkan tabel 7 di atas terdapat 22 item soal yang dinyatakan valid. Jadi terdapat 22 item soal yang valid dan dapat diberikan kepada siswa. 2. Validitas Tes Siklus II

15 40 Dari 25 butir soal yang diujikan terdapat 4 item soal yang dibuang karena correted item to total correlation kurang dari 0,2 artinya item tidak valid. Item-item yang dinyatakan valid memiliki koefisien corrected item-total correlation lebih dari 0,2. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal tes formatif siklus II dirangkum dalam Tabel 8 berikut : Tabel 8 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus II dengan 25 item Siklus Bentuk Instrunen Item soal Valid 2 Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20,221,22, 23,24,25 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 16,18,20,22, 23,24,25 Tidak valid 15,17,19, 21 Setelah membuang 4 butir soal yang tidak valid dilanjutkan dengan uji validitas terhadap 21 item soal yang valid. Hasilnya terdapat 21 item soal yang koefisien corrected item-total correlation lebih dari 0,2 yang berarti valid. Rekapitulasi hasil uji validitas 21 item soal valid disajikan dalam tabel 9 berikut: Tabel 9 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus II dengan 21 item Siklus Bentuk Instrunen Item soal Valid 2 Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 16,18,20,22, 23,24,25 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 16,18,20,22, 23,24,25 Tidak valid Berdasarkan tabel 9 di atas terdapat 21 item soal yang dinyatakan valid. Jadi terdapat 21 item soal yang valid dan dapat diberikan kepada siswa Analisis Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas untuk menujukkan sejauh mana konsistensi suatu instrumen, hasil pengukurannya diperlihatkan dalam taraf ketelitian dan ketepatan hasil. Untuk dapat menentukan tingkat reliabilitas soal evaluasi, menggunakan kriteria

16 41 yang dikemukakan oleh George and Mallery (1995), dengan kriteria berikut : α 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α 0,8 : dapat diterima 0,8 < α 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan sebagai Dari uji reliabilitas 22 item soal evaluasi siklus I diperoleh koefisien Alpha = 0,883 yang termasuk dalam kriteria reliabilitas bagus karena nilai alpha lebih dari 0,8. Demikian juga dari uji reliabilitas 21 item soal evaluasi siklus II diperoleh koefisien Alpha = 0,910 yang termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan karena nilai alpha lebih dari 0,9. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 10 di bawah ini : Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes siklus I dan siklus II Siklus Bentuk instumen Koefisien Alpha Kriteria I Pilihan ganda 0,883 Reliabilitas bagus II Pilihan ganda 0,910 Reliabilitas memuaskan Analisis Tingkat Kesukaran Soal Agar dapat memperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2011: 137). Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Tabel Rose dan Stanley dengan kriteria berikut ini :

17 42 Presentase Tabel 11 Tabel Rose dan Stanley Option ,16n 0,213n 0,24n 0,256n 0,50n 0,667n 0,75n 0,80n 0,84n 1,20n 1,26n 1,344n Kategori Mudah Sedang Sukar Keterangan : 1. Option 2 adalah bentuk benar-salah 2. Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan ganda 3. n adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumusan sebagai berikut : SR + ST Keterangan : 1. SR adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah 2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi. (Sudjana, 2011: ) A. Taraf Kesukaran Soal Siklus I Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus I yang disajikan dalam tabel 12 berikut: Tabel 12 Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I Item Indeks kesukaran Soal pilihan ganda Mudah 1,2,3,4,6,9,11,12,14,15,16,17,18,19 Sedang 5,7,8,10,20 Sukar 13

18 43 Berdasarkan tabel 12 tersebut diperoleh 14 soal dalam kategori mudah, 5 soal dalam kategori sedang, dan 1 soal dalam kategori sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal siklus I dapat dilihat dalam lampiran. B. Taraf Kesukaran Soal Siklus II Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus II yang disajikan dalam tabel 13 berikut: Tabel 13 Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus II Item Indeks kesukaran Soal pilihan ganda Mudah 1,8,14,18,20 Sedang 2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,15,16,17,19 Sukar 10 Berdasarkan tabel 13 tersebut diperoleh 5 soal dalam kategori mudah, 14 soal dalam kategori sedang, dan 1 soal dalam kategori sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal siklus I dapat dilihat dalam lampiran. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi yang berisi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II.

19 44 Untuk mengukur keberhasilan tiap siklus yaitu dengan ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM (70). Hasil belajar dapat diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai KKM (70) maka dinyatakan tuntas dan berhasil. 3.9 Indikator Kinerja 1. Indikator Proses Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator ketercapaian dalam proses kegiatan pembelajaran guru dan aktifitas siswa terhadap penerapan metode think pair and share berbantuan media gambar. Penerapan metode think pair and share berbantuan media gambar dapat tercapai apabila dalam kategori baik. Dinyatakan dalam kategori baik apabila guru telah melaksanakan semua langkah pembelajaran sesuai dengan metode think pair and share berbantuan media gambar, dan tidak ada perbaikan dari observer. 2. Indikator Hasil Untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM 70. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai 70, dan secara klasikal apabila sebanyak 100% atau semua siswa telah mencapai nilai 70 maka dikatakan tuntas secara klasikal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kopeng 02 yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kellas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di Kelas 2 SD Negeri Papringan 03. Letak SD Negeri Papringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Setting, Subyek dan Obyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SDN 1 Ringinharjo, kelas 5 Semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Pojoksari Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran 17. Materi Essensial Daur Air

Lampiran 17. Materi Essensial Daur Air 142 Lampiran 17 Materi Essensial Daur Air A. Kegunaan Air bagi Manusia Air yang kita gunakan sehari-hari berasal dari sumber air di antaranya adalah sumur tradisional, sumur pompa, dan air PAM yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang teletak di Kelurahan Tejosari, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kaliwungu 05, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang untuk mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 6.B SDN Nampudadi yang beralamat di desa Nampudadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian BAB III METODE PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 07 yang terletak di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ledok 07

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 67 68 Lampiran 2 Surat Ijin Validitas 69 70 Lampiran 3 Surat Ijin Observasi 71 72 Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian 73 74 Lampiran 5 Surat Keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

1. Kebakaran. 2. Kekeringan 1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September Nopember tahun 2012. dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Jenis Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada peserta didik kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bergaskidul 01 Bergas Kabupaten Semarang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Tempat Penelitian Seting tempat dalam penelitian ini menggunakan setting kelas dengan data yang diperoleh berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pelajaran. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 Jalan Dhamar No. Magersari Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penilaian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Lewin (dalam Tahir 2012:77),

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dilaksanakan di kelas 4 SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden

Lebih terperinci

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN GURU (Pra Siklus)

LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN GURU (Pra Siklus) LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN GURU (Pra Siklus) Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : V/ 2 Pelaksanaan : 1 Maret 2012 No Perilaku Guru yang Diobservasi 1 1) Kegiatan awal a. Guru membuka pelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan berkerjasama bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan Subyek Penelitian Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Tlogo kecamatan tuntang kabupaten semarang, dengan jumlah siswa 33 orang. 3.1.2. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN BAB III PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA, pelaksanaan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN Nomor :421.2/ 220 / 2012

SURAT KETERANGAN Nomor :421.2/ 220 / 2012 1 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA UPTD KECAMATAN BATANG SD NEGERI PROYONANGGAN 08 Alamat : Jalan Kramat No. 23 Batang SURAT KETERANGAN Nomor :421.2/ 220 / 2012 Yang bertanda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kluwan 01. Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK Kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas ide

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Setting dalam obyek penelitian ini dilaksanakan di dalam ruang kelas, yakni ruang kelas 4 SD Negeri 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Di dalam Seting dan Karakteristik subjek penelitian ini akan dipaparkan tentang tempat penelitian, subjek yang akan diteliti dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri I Tleter Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Ledok 5 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada awal smester dua tahun ajaran 0/0

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SD Negeri Blotongan 02 Salatiga. Peneliti merencanakan penelitian pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 3.1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas kolaborasi. Penelitian ini memiliki salah satu ciri khas yaitu adanya kolaborasi (kerjasama)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Salatiga 12 Jalan Domas No. 54 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada semester 2 tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 12 Kecamatan Sidorejo Lor Kota Salatiga yang terletak di Jln. Domas 54, daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Salatiga 08 kecamatan Sidorejo kota Salatiga. Penelitian ini dilakukan di SD karena kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 4SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peneliti merencanakan penelitian padasemester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD N 1 Ngambakrejo

Lebih terperinci

Lampiran 1 95

Lampiran 1 95 LAMPIRAN 94 Lampiran 1 95 96 97 98 Lampiran 2 99 100 101 102 103 Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Uji Coba Sekolah : SD Negeri Kebondowo 01 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : 5/II Bentuk Soal/Jml : Pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas, di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat mencari umpan balik bagi penyempurnaan metode pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I LAMPIRAN 67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas Semester : SD N Wonoyoso : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : V (Lima) : II (Dua) Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Dalam Seting penelitian tindakan kelas ini akan dibahas mengenai waktu penelitian dan tempat penelitian. 3.1.1 Seting 1). Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam melakukan penelitian ini guru sekaligus

Lebih terperinci

Definisi dan Jenis Bencana

Definisi dan Jenis Bencana Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2013 di SD Negeri Ngemplak Kidul 03 Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sidomukti 04, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.SD Negeri Sidomukti

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. LAMPIRAN 1 KISI-KISI INSTRUMEN BUTIR SOAL IPA KELAS V SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 Nama Sekolah : SDN Kumpulrejo 01 Salatiga Kelas : V Mata pelajaran : IPA Waktu : Jumlah soal : 30 Bentuk soal/tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani dan Wihardit (2008 : 1.4) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Peneletian ini dilakukan di SD Negeri Bawen 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada Kelas II Tahun Ajaran 2013/2014. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan subyek penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Tolokan 01, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci