PENGARUH PENYELIDIKAN TANAH TERHADAP PENYIMPANGAN PEMANCANGAN

Transkripsi

1 PENGARUH PENYELIDIKAN TANAH TERHADAP PENYIMPANGAN PEMANCANGAN Dian Widianti, I Putu Artama Wiguna, Tri Joko Wahyu Adi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya ABSTRAK Dalam pekerjaan konstruksi, tanah selalu mempunyai peranan penting. Tanah merupakan pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstuksi dari bangunan itu sendiri atau kadang-kadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada bangunan, seperti tembok/dinding penahan tanah ( retaining wall). Jadi tanah itu selalu berperan pada setiap pekerjaan teknik sipil. Pada kenyataan dilapangan, sering kali hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang terdapat penyimpangan kedalaman dengan kedalaman tiang pancang yang sesungguhnya. Kejadian tersebut dapat merugikan para pelaku dalam pekerjaan konstruksi, terutama kontraktor bangunan sebagai pelaksana dalam pekerjaan konstruksi dan untuk konsultan penyelidikan tanahpun juga tidak mau disalahkan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mencari fakt or-faktor penyelidikan tanah yang dapat mempengaruhi penyimpangan antara hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil kedalaman pemancangan dan (2) menguji faktor -faktor penyelidikan tanah untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi penyimpangan pemancangan dan mencari faktor-faktor yang paling dominant menyebabkan penyimpangan pemancangan. Untuk mencari faktor-faktor penyelidikan tanah yang menyebabkan penyimpangan pemancangan digunakan metode Analisa regresi linier berganda, dimana variabel dependent (Y) adalah penyimpangan pemancangan (%) dan variabel independent (X) adalah faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari lima faktor penyelidikan tanah yang dianalisa, terdapat empat faktor yang mempengaruhi penyimpangan pemancangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan pemancangan mulai dari yang paling kuat pengaruhnya adalah (1) kondisi alat, (2) jarak titik sondir dengan titik pancang, (3) kondisi lapangan da n (4) keahlian operator.dari hasil penelitian ini diharapkan penyimpangan hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang yang didasarkan atas penyelidikan tanah dengan kedalaman tiang pancang yang sesungguhnya dapat diminimalkan. Kata kunci: Penyelidikan Tanah, Tiang Pancang, Penyimpangan. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi, pertama kali pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah survey topografi dan penyelidikan tanah. Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi kondisi tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Pertimbangan utama dari perancangan pondasi harus didasarkan pada informasi penyelidikan geoteknik. Pada kenyataan dilapangan sering kali dijumpai, hasil rekomendasi kedalaman

2 tiang pancang tidak sesuai dengan kedalaman pemancangan. Kejadian tersebut akan menimbulkan kerugian bagi pelaku dalam pekerjaan konstruksi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fakta yang ditemukan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Faktor-faktor penyelidikan tanah apa saja yang berpengaruh terhadap penyimpangan hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil kedalaman tiang pancang yang sesungguhnya. Tujuan Penelitian 1. Mengevaluasi faktor-faktor penyelidikan tanah yang dapat mempengaruhi penyimpangan antara hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil kedalaman tiang pancang sesungguhnya. 2. Menguji faktor-faktor penyelidikan tanah untuk mengetahui seberapa besar faktorfaktor tersebut mempengaruhi penyimpangan pemancangan dan mencari faktorfaktor yang paling dominan menyebabkan penyimpangan pemancangan. Manfaat Penelitian Mencari solusi agar penyimpangan hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang yang didasarkan atas penyelidikan tanah dengan kedalaman tiang pancang yang sesungguhnya dapat diminimalkan. Batasan Penelitian a. Penelitian ini mengambil studi kasus pada konsultan penyelidikan tanah, kontraktor dan pada perusahaan pemancangan. b. Data hanya berdasarkan survey proyek yang ada di Konsultan Penyelidikan Tanah dalam periode Juni 2005 Juli 2006 c. Jenis penyelidikan tanah yang diteliti adalah pekerjaan sondir. d. Jenis bangunan yang diteliti adalah banguan rumah tinggal, ruko atau rukan dan gudang. e. Penyimpangan dibatasi pada rata-rata beda kedalaman hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil kedalaman tiang pancang sesungguhnya. f. Proyek dibatasi pada proyek yang berada di Surabaya dan sekitarnya. METODOLOGI PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel Identifikasi Variabel Tak Bebas (Variable Dependen) Dalam penelitian ini variabel tak bebas (v ariable dependen) adalah penyimpangan data hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil kedalaman pemancangan. Untuk variabel tak bebas ( variable dependen) dinotasikan dengan Y. B-8-2

3 Identifikasi Variabel Bebas (Variable Independen) Dalam penelitian ini variabel bebas (Variable Independen) adalah faktor-faktor dari penyelidikan tanah, yaitu : 1. Keahlian operator 2. Kondisi lokasi 3. Kondisi alat 4. Kecukupan sampel 5. Jarak rata-rata antara titik sondir dengan titik pancang 2. Skala Pengukuran Skala Pengukuran Variabel Tak Bebas (Variable Dependen) Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel tak bebas/variable dependen ( Y ) dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara selisih antara hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan hasil pemancangan dan rekomendasi kedalaman tiang pancang yang dinilai dengan persentase ( % ). Setelah diketahui prosentasenya, maka akan diubah menjadi skala ratio Skala Pengukuran Variabel Bebas (Variable Independen) Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel bebas/variable independen ( X ) dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ratio (ordinal). 3. Analisa Regresi Linier Ganda Dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi dengan menggunakan Analisa Regresi Ganda (Multiple Regression). Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel tak bebas, maka akan diuji dengan : 1. Uji Parsial (T-test) 2. Uji Simultan (F-test) Untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak dengan melihat signifikansi. Adapun ketentuan penerimaan atau penolakan apabila signifikansi dibawah atau sama dengan 0.05 ( 5 % ), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hipotesis yang diajukan adalah : Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, X4, dan Ha = X5 dengan penyimpangan pemancangan Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 dengan penyimpangan pemancangan Dimana : X1 : Keahlian operator X2 : Kondisi lokasi X3 : Kondisi alat yang dipakai X4 : Kecukupan sampel X5 : Jarak antara titik penyelidikan tanah dengan titik pancang B-8-3

4 HASIL DAN DISKUSI Statistik Diskriptif Dari hasil pengolahan data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Tabel 1. Prosentase Kecenderungan Skor No. Skor X1 X2 X3 X4 X5 Y Prosentase ( % ) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk variabel X1 yaitu keahlian operator, prosentase skor yang paling besar adalah skor 2 sebesar % yaitu berarti bahwa keahlian operator yang paling banyak adalah kurang ahli dimana pengalaman operator antara 1 - < 5 tahun. Kemudian skor yang kedua adalah skor 4 sebesar %, yaitu berarti bahwa operator mempunyai pengalaman > 10 tahun. Sisanya sebesar 1.48 % adalah skor 3 dimana operator mempunyai pengalaman antara 5 - < 10 tahun. 2. Untuk variabel X2 yaitu kondisi lokasi, prosentase skor mulai dari yang paling besar hingga yang paling kecil adalah skor 4, 1, 2 dan 3. Ini berarti bahwa prosentase yang paling banyak adalah kondisi lokasi yang sangat mudah, dimana lokasi masih tanah asli. Kemudian diikuti oleh lokasi yang paling sulit, agak sulit dan yang terakhir adalah mudah. 3. Untuk variabel X3 yaitu kondisi alat, prosentase skor 4 sebesar %, yaitu kondisi alat sangat baik dan sisanya 4.42 % alat mempunyai kondisi cukup baik. 4. Untuk variabel X4 yaitu kecukupan sampel, prosentase skor terbesar adalah sebesar % yaitu pada skor 4 dimana berarti bahwa sampel sangat cukup. Skor terbesar kedua adalah skor 3 yaitu berarti bahwa sampel cukup dan sisanya 4.42 % adalah skor 1 yang berarti bahwa sampel kurang. 5. Untuk variabel X5 yaitu jarak rata-rata antara titik sondir dan titik pancang, prosentase skor mulai dari yang paling besar adalah skor 4, 3, 1 dan 2. Skor 4 sebesar % yang berarti bahwa jarak sangat dekat. Skor 3 sebesar % yang berarti bahwa jarak dekat. Skor 1 sebesar 4.42 % yang berarti bahwa jarak sangat jauh dan sisanya skor 2 sebesar 1.48 % yang berarti bahwa jarak agak jauh. 6. Untuk variabel Y yaitu penyimpangan dalam pemancangan, prosentase tertinggi pada skor 4 yaitu sebesar %, kemudian skor 2 sebesar %, dilanjutkan skor 1 sebesar 7.35 % dan yang terakhir adalah skor 3 sebesar 1.48 %. 2. Analisa Regresi Linier Berganda (Multiple Regression) Analisa Regresi Linier Berganda dengan Metode Stepwise Dari hasil analisa regresi linier berganda dengan metode stepwise didapat 4 persamaan, yaitu : 1. Y = X5 2. Y = X X2 B-8-4

5 3. Y = X X X3 4. Y = X X X X1 Untuk mengetahui apakah persamaan yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel tak bebas maka dilakukan uji a. Uji Parsial (t-test) Hasil dari uji masing-masing nilai koefisien signifikan Dari hasil analisa didapat Rsquare sebagai berikut : Untuk Model 1 : R 2 sebesar % Untuk Model 2 : R 2 sebesar % Untuk Model 3 : R 2 sebesar % Untuk Model 4 : R 2 sebesar % Dari langkah-langkah diatas, maka persamaan yang digunakan dalam menghitung variabel Y adalah model yang ke-4 yaitu Y = X X X X1. b. Uji Simultan (F-test) Dari hasil uji F, hasil masing-masing dari variabel signifikan Dari hasil diatas, maka keputusan yang diambil adalah : Menolak Ho = Karena tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X5 terhadap penyimpangan pemancangan ( Y ) Menerima Ha = Karena terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X5 terhadap penyimpangan pemancangan. 3. Pembahasan yaitu : Dari hasil diatas maka persamaan yang digunakan adalah persamaan yang ke-4, Y = X X X X1 Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi penyimpangan pemancangan ( Y ) mulai dari yang paling kuat adalah : 1. X3 yaitu kondisi alat dengan nilai koefisien sebesar Dalam penelitian ini, untuk kondisi alat merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi penyimpangan dalam pemancangan. Maka dari itu kondisi alat harus selalu diperhatikan. Setiap akan dilaksanakannya pengetesan/penyelidikan tanah, kondisi alat harus dipersiapkan dan diperiksa apakah alat layak untuk digunakan dalam pengetesan atau tidak. 2. X5 yaitu jarak rata-rata antara titik sondir dengan titik pancang dengan nilai koefisien sebesar Dalam penelitian ini, jarak rata-rata antara titik sondir dengan titik pancang merupakan faktor terkuat yang kedua yang mempengaruhi penyimpangan pemancangan. Maka dari itu untuk peletakan titik-titik penyelidikan tanah harus ditempatkan sesuai dengan kondisi lokasi, agar bisa meminimalkan jarak antara titik sondir dengan titik pancang. 3. X2 yaitu kondisi lokasi dengan nilai koefisiensi sebesar Dari hasil analisa dari penelitian ini, untuk kondisi lokasi merupakan faktor terkuat ketiga yang berpengaruh terhadap penyimpangan pemancangan. Kondisi lokasi sebelum dilaksanakan pengetesan, diusahakan untuk disurvey terlebih dahulu, supaya kesulitan yang akan timbul dan mengakibatkan penyimpangan dalam pemancangan dapat diminimalkan B-8-5

6 4. X1 yaitu keahlian operator dengan nilai koefisiensi sebesar Dari hasil penelitian ini, faktor yang terakhir yang mempengaruhi penyimpangan pemancangan adalah keahlian operator. Operator harus bias belajar dari pengalaman-pengalaman yang telah ada, bagaimana langkah-langkah yang diambil dalam menghadapi terutama kondisi lokasi yang akan dilaksanakannya pengetesan. 5. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel X4 tidak masuk dalam model, karena hasil uji t-testnya tidak signifikan. KESIMPULAN 1. Dari hasil uji dengan analisa regresi linier berganda, faktor-faktor penyelidikan tanah yang dapat mempengaruhi penyimpangan hasil rekomendasi kedalaman tiang pancang dengan kedalaman pemancangan mulai dari faktor yang paling kuat adalah: a.x3 (Kondisi alat) b.x5 (Jarak rata-rata antara titik penyelidikan tanah dengan titik pemancangan). c.x2 (Kondisi lokasi) d.x1 (Keahlian operator) 2. Model yang paling baik untuk menghitung fungsi Y adalah model yang ke 4 yaitu Y = X X X X1 karena nilai Rsquarenya yang paling besar yaitu sebesar %, ini berarti bahwa sebanyak % model regresi dari fungsi Y dapat dijelaskan oleh faktor X1, X2, X3, dan X5. 3. Untuk Variabel X4 (kecukupan sampel) tidak masuk dalam model, karena hasil dari perhitungan untuk X4 tidak signifikan. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000, Analisis Regresi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta Paulus, R. P, 2005, Materi Untuk Sertifikasi Ahli Geoteknik G-1 HATTI, Jakarta. Santoso, S, 2002, Statistik Multivariat dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Sugiyono & Eri W, 2004, Statistika Untuk Penelitian, Edisi Keempat, Alfabeta, Bandung Sudjana, 2003, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Edisi Ketiga, PT. Tarsito, Bandung Suyono S, & Nakazawa, K, 2002, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Edisi Ketujuh, PT. Pradya Paramita, Jakarta. B-8-6