BAB I PENDAHULUAN. elements; materials (and equipment), activities, and people (Cox, 2006:
|
|
- Agus Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah The quality of an instructional program is comprised of three elements; materials (and equipment), activities, and people (Cox, 2006: 8). Sebagaimana dikatakan Cox tersebut, berarti kualitas program pembelajaan tergantung pada sarana dan prasarana pembelajaran, aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran, dan personal yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik itu guru maupun peserta didik. Dengan kata lain, kualitas pembelajaran akan tergantung dan dipengaruhi oleh guru, peserta didik, fasilitas pembelajaran, lingkungan kelas, dan iklim kelas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru. Guru mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap kualitas pembelajaran, karena guru adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahkan sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2009: 42) menunjukkan bahwa 76,6 persen hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kinerja guru. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Darling & Hammond dari Stanford University menunjukkan bahwa dari hasil analisis kuantitatif, kualitas guru mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap prestasi belajar peserta didik. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh 1
2 2 penelitian yang dilakukan oleh Schacter dari Milken Family Foundation yang menyebutkan bahwa kinerja guru merupakan variabel yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kualitas dan kinerja guru berkaitan erat dengan kompetensi yang dimilikinya. Sebagai bagian penting dalam pembelajaran, guru memiliki multi peran, tidak terbatas sebagai pengajar yang melakukan pemindahan pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing yang memobilisasi peserta didik dalam belajar. Hal ini berarti guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, memiliki seperangkat pengetahuan, dan keterampilan teknis mengajar, namun juga dituntut menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi peserta didik. Meskipun kesadaran tentang peran penting guru telah meningkat dan berbagai studi telah diimplementasikan untuk selalu memperbaikinya, namun Indonesia patut prihatin dengan masih rendahnya prestasi peserta didik. Sebagai contoh dari sisi kognitif, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai penyandang predikat kota pendidikan, di tahun 2012 justru tidak berhasil meraih nilai tertinggi Ujian Nasional (UN). Padahal pada 2011 lalu, nilai tertinggi UN SMA diraih oleh siswa DIY. Tahun ini predikat tersebut diraih Jawa Timur, Bali, dan Jawa Barat. Untuk jenjang pendidikan SMK, tingkat kelulusan di DIY adalah sebesar 98,86 persen. Angka tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan keseluruhan
3 3 daerah di Indonesia, namun masih lebih rendah daripada yang dicapai Bali yaitu sebesar 99,95 persen dan Jawa Timur sebesar 99,93 persen ( Sejumlah kecil peserta didik SMK program keahlian akuntansi mencapai hasil yang membanggakan dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) setiap tahunnya, lomba ini setara Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk SMP/SMA. Namun prestasi tersebut tidaklah dapat dijadikan gambaran umum prestasi peserta didik SMK bidang keahlian Akuntansi, karena diraih oleh sebagian kecil peserta didik yang telah dibekali pelatihan khusus untuk menghadapi kompetisi. Jika kita menerima premis bahwa guru yang berkualitas maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, maka prestasi peserta didik yang rendah dapat dikaitkan dengan rendahnya kualitas guru di Indonesia (Neil Baumgart dalam Fasli Jalal, et.al. 2009: 7). Data statistik dari Depdiknas (Tabel 1) menunjukkan bahwa guru di Indonesia memiliki tingkat kualifikasi akademik yang relatif rendah. Lebih dari 60 persen dari total guru di Indonesia belum mencapai kualifikasi akademik S1. Kebanyakan guru (lebih dari 70 persen) terkonsentrasi mengajar di sekolah dasar. Untuk guru SMK, sebanyak 21,37 persen masih belum memenuhi kualifikasi akademik sebagai S1. Padahal menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa guru SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
4 4 kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Tabel 1. Jumlah Guru di Indonesia Menurut Kualifikasi Akademik dan Status Tahun 2006 Jenjang Kualifikasi Akademik Sekolah SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3 Total 1. TK PNS Non PNS SD PNS Non PNS SMP PNS Non PNS SLB PNS , Non PNS SMA PNS Non PNS SMK PNS Non PNS MI PNS Non PNS MTs PNS Non PNS MA PNS Non PNS TOTAL PNS Non PNS Sumber: Direktorat Profesi Pendidik, Depdiknas. (Fasli Jalal, et al, 2009:7) Kualitas guru yang rendah di Indonesia lebih lanjut ditunjukkan dari fakta berjalannya pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran yang
5 5 dilakukan di sekolah - berupa pemindahan pengetahuan atau suatu proses yang hanya menghasilkan kemampuan verbal dalam bentuk kemampuan hafalan - masih jauh dari konsep pemberdayaan berpikir, apalagi pemberdayaan bertindak. Padahal dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa satuan pendidikan telah diberi kewenangan untuk menentukan kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang disesuaikan dengan potensi lingkungan dan potensi peserta didik, dengan tetap mengacu kepada standar isi pada jenjang pendidikan yang sesuai. Implementasi kurikulum ini praktis menuntut guru untuk menuntaskan capaian kompetensinya. Depdiknas (2007: 5-8) menyatakan bahwa macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru antara lain; kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Pada kenyataan di lapangan, pembelajaran yang dilakukan lebih menempatkan peserta didik sebagai objek. Pembelajaran berjalan sebagai proses penyampaian materi atau konsep sehingga terkesan monoton dalam prosesnya bahkan kadang metode yang digunakan tidak sesuai. Para guru tentu telah berusaha namun - terkadang karena faktor tertentu yang tentunya beragam - hasil usahanya tidak sesuai dengan harapan. Peserta didik hanya menerima materi tanpa adanya pemahaman nilai-nilai serta manfaat yang ada pada materi pelajaran tersebut. Akibatnya, pembelajaran menjadi tidak menarik, termasuk dalam pembelajaran akuntansi. Ditinjau dari kompetensi pedagogik yang belum tuntas tersebut, hal ini berarti
6 6 kompetensi guru belum optimal berkontribusi dalam pembelajaran. Lantas bagaimana dengan kompetensi yang lain. Pada pengamatan di SMK Negeri 1 Tempel dan SMK YPKK 2 Sleman pada tahun ajaran 2012/2013 terdapat 5-10 persen peserta didik dari total siswa dalam kelas, yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kabupaten Sleman merupakan sebuah daerah dengan akses pendidikan yang terbilang mudah. Terdapat tak kurang dari 9 universitas negeri dan swasta, 403 SD Negeri, 104 SD swasta, 10 MTS Negeri, 8 MTS swasta, 54 SMP Negeri, 50 SMP swasta, 17 SMA Negeri, 33 SMA swasta, 1 MA Negeri, 17 SMK Bisnis-Manajemen, dan 36 SMK Non Bisnis-Manajemen ( Khusus untuk SMK Bisnis dan Manajemen, kabupaten Sleman memiliki jumlah terbanyak di Propinsi D.I. Yogyakarta. Hal ini merupakan aset besar bagi pendidikan akuntansi. Tabel 2. Data Jumlah SMK Bisnis Manajemen Jurusan Akuntansi Provinsi D.I. Yogyakarta No. Kabupaten/Kotamadya Negeri Swasta Jumlah 1 Kotamadya Yogyakarta Sleman Gunungkidul Bantul Kulonprogo Total SMK Bisnis Manajemen di DIY 59 Sumber: Guru yang kompeten adalah modal utama penyiapan sumber daya manusia yang unggul di masa depan. Setiap tahun kesejahteraan guru terus
7 7 ditingkatkan, namun kompetensi guru masih di bawah harapan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tentang hasil ujian kompetensi guru, bahwa guru mendapatkan nilai rata-rata 42,5 persen. Hasil tersebut masih di bawah harapan kita, demikian ungkap Presiden usai memimpin rapat kabinet di kantor Kemendikbud pada Selasa (31/7/2012). Padahal melalui kenaikan anggaran pendidikan dalam APBN maka kesejahteraan guru juga dinaikkan, baik melalui besaran gaji bulanan, tunjangan, dan lain sebagainya. (detiknews.com, 2012). Terlepas dari kontroversi Permendikbud Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru dan pendapat bahwa kompetensi guru seharusnya tidak hanya diuji melalui uji kompetensi melainkan diperoleh melalui pendidikan profesi, kompetensi guru di Indonesia masih terbilang rendah. Terdapat anggapan bahwa guru-guru yang lolos sertifikasi saat ini belum memperlihatkan peningkatan kapasitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh yang disampaikan dalan pembukaan Seminar dan Pelatihan Guru Menulis di Media Massa yang diadakan harian Kompas dan Surya serta Ikatan Guru Indonesia (kompas.com, 2010), guru-guru yang sudah lolos sertifikasi umumnya tidak menunjukkan kemajuan baik dari sisi pedagogik, profesional, kepribadian, maupun sosial. Guru hanya aktif menjelang sertifikasi, tetapi setelah dinyatakan lolos, kualitas mereka justru dinyatakan menurun. Dalam kajian implementasi sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2009, kemampuan pedagogik guru sertifikasi portofolio
8 8 sebagian tidak meningkat dan sebagian lainnya justru menurun. Hanya sedikit guru sertifikasi portofolio yang mengalami peningkatan. Dalam kemampuan sosial, profesional, maupun kepribadian, sebagian besar guru mengalami stagnansi dalam kualitas, bahkan ada pula yang menurun. Ketua Harian Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, peningkatan mutu guru pascasertifikasi ada, tetapi belum signifikan (kompas, ). Sertifikasi hanya merupakan langkah awal untuk membenahi pembinaan dan pelatihan guru. Profesionalisme guru dapat berjalan jika ada sebuah sistem yang terus menerus menjaga pembinaan guru. Selain itu, guru sendiri juga harus memiliki komitmen sebagai guru sejati. Di Singapura, pemerintah mengharuskan guru untuk mendapat pelatihan 100 jam per tahun. Para guru mendapat pelatihan mendasar agar mereka bisa mengembangkan metodologi dan bahan ajar untuk mendorong prestasi siswa. Sampai saat ini belum ada pembinaan guru yang mendasar di Indonesia. Pembinaan untuk membuat guru memahami berbagai metode pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan menikmati proses belajar juga masih minim (Retno Palupi, 2011: 13). Hal ini mengindikasikan bahwa guru dituntut memiliki kekuatan kemandirian untuk mengasah kompetensinya. Guru dengan kualitas rendah biasanya memiliki motivasi yang rendah untuk meningkatkan kompetensinya. Sebagai konsekuensinya, meskipun sudah tersertifikasi guru tersebut tetap menghadapi kesulitan dalam mengikuti pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
9 9 Kegagalan guru dalam memperbarui kompetensinya akan memiliki efek terhadap kualitas pembelajaran dan akhirnya membawa dampak pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Melihat persoalan tersebut, muncul pertanyaan tentang bagaimana kontribusi kompetensi guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya bermaksud meneliti tentang Kontribusi Kompetensi Guru Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X SMK di Kabupaten Sleman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Meskipun kesadaran tentang peran penting guru dalam pembelajaran telah meningkat dan berbagai studi telah diimplementasikan, namun prestasi peserta didik masih rendah. 2. Kualitas guru rendah, ditunjukkan dengan tingkat kualifikasi akademik yang relatif rendah, yaitu 21,37 persen guru SMK belum S1 atau D-IV. Hal ini tidak sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun Prestasi peserta didik dalam mata pelajaran akuntansi masih rendah, terlihat dari hasil belajar siswa yang tidak memenuhi KKM.
10 10 4. Adanya proses pembelajaran di sekolah dengan metode yang monoton dan tidak sesuai, menandakan bahwa kompetensi pedagogik guru dan kompetensi guru secara umum belum optimal. 5. Hasil ujian kompetensi guru masih rendah (di bawah harapan). 6. Kurangnya motivasi pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya guru yang belum memiliki kemajuan, baik dari sisi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi profesional bahkan pascasertifikasi. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK Bidang Keahlian Bisnis Manajemen Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2012/2013 dalam kaitannya dengan kompetensi guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional yang diukur dari sudut pandang/persepsi peserta didik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
11 11 1. Bagaimana kontribusi Kompetensi Pedagogik guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman? 2. Bagaimana kontribusi Kompetensi Kepribadian guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman? 3. Bagaimana kontribusi Kompetensi Sosial guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman? 4. Bagaimana kontribusi Kompetensi Profesional guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman? 5. Bagaimana kontribusi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kontribusi Kompetensi Pedagogik guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman.
12 12 2. Mengetahui kontribusi Kompetensi Kepribadian guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman. 3. Mengetahui kontribusi Kompetensi Sosial guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman. 4. Mengetahui kontribusi Kompetensi Profesional guru akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman. 5. Mengetahui kontribusi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional guru akuntansi secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik kelas X SMK di kabupaten Sleman. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi kepada pihak-pihak terkait. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam evaluasi Prestasi Belajar Akuntansi peserta didik dan evaluasi kompetensi guru akuntansi.
13 13 b. Bagi Guru Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan feedback untuk memotivasi diri sekaligus evaluasi diri, untuk terus memperbaiki kualitas diri sebagai seorang guru akuntansi yang profesional dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini akan mempertegas bahwa faktor guru sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi peserta didik, selain itu akan diketahui kompetensi mana yang paling berkontribusi sehingga bisa semakin dioptimalkan oleh guru untuk kesuksesan pembelajaran akuntansi. c. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk program peningkatan prestasi belajar peserta didik dan pengembangan mutu guru akuntansi melalui peningkatan kompetensi guru. d. Bagi Peneliti Proses meneliti dapat membelajarkan peneliti dalam bidang penelitian pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan guru merupakan profesi yang membanggakan, maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut Peraturan Pemerintah
Lebih terperinci(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)
PROFESIONALISME GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH Kardiawarman Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jl. Setiabudi No. 229-Bandung, Jawa Barat e-mail: yaya_kardiawarman@yahoo.com (Invited Speaker dalam Seminar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
Lebih terperinciIMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah. persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan merupakan sebuah persoalan kompleks, karena untuk mewujudkannya dibutuhkan saling ketergantungan antara semua sub-sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa karena kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilannya dalam bidang pendidikan. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi paling depan dalam menjalankan proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu mengembangkan seluruh potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling penting keberadaannya karena proses dimulainya seseorang dalam menempuh dunia pendidikan diawali dari
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciDalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan No Drs., M.Pd. - - FIP - UPI Perkembangan Jumlah Guru Sumber: Balitbang 2004 Jenjang Pendidikan Tahun 2000/2001 2001/2002 2002/2003 1 TK 102,503
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Lebih terperinciHAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.
HAK GURU Hak-hak guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi isu sentral dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia berkualitas menjadi tututan abad ke -21 agar mampu menghadapi tantangan global dalam memenuhi kebutuhan Dunia Usaha dan/ atau Dunia Industri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPedagogik Kepribadian Profesional Sosial
MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.staff.unri.ac.id Disampaikan pada: Pekanbaru, 2012 1 GURU YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciMENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL GURU YANG DIHARAPKAN (Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005) Oleh Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dari semua kemajuan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk terwujudnya kesuksesan dan kesinambungan pembangunan negara dalam era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan Negara tersebut dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran : 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Profil Organisasi SMK PGRI 1 Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola oleh Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti adanya tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa. Proses ini akan berkembang lebih baik dan mencapai hasil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Proses ini akan berkembang lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui proses industrialisasi. Peralihan dari masyarakat agraris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah alur yang sangat penting yang harus dilalui oleh manusia, baik itu pendidikan secara formal ataupun non formal. mengindikasikan Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Undang-Undang, 1999). Sehingga keanekaragaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja dari semua unsur yang terlibat dalam proses pelaksanaan
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU; ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN REALITA. Oleh: Cepi Triatna, M.Pd. *)
SERTIFIKASI GURU; ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN REALITA Oleh: Cepi Triatna, M.Pd. *) A. Pendahuluan Isu utama terkait dengan guru pra sertifikasi adalah kesejahteraan dan kualitas guru. Kesejahteraan terkait
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh dalam pembangunan nasional. Komponen pendidikan yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS
HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS Oleh: BAMBANG SUGIRI Q 100 040 112 PROGRAM STUDI MAGISTER
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1
SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1 Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. 2 PENDAHULUAN Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan penegasan istilah yang meliputi; kinerja guru, guru
Lebih terperinciPROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU
PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU Eliterius Sennen Dosen PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng e-mail: eliterius63@yahoo.com ABSTRAK Dalam konteks pendidikan di Indonesia, masalah tentang mutu
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK PADA PERGURUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG TELAH MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciPROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN riaumandiri.co I. PENDAHULUAN Tujuan pemerintah negara Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus dilakukan, antara lain berupa pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan jaman, pengadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Bahkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan salah satu elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, saranaprasarana, biaya, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama pendidikan, yang mengembangkan sumber daya manusia secara lebih terarah sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciDASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009
DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009 Disajikan dalam Workshop Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu
Lebih terperinciTenaga Kependidikan ISI Proses Sarana & Prasarana Kompetensi Lulusan Penilaian Pendidikan Pengelolaan Pembiayaan STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Tenaga Kependidikan ISI Proses Sarana & Prasarana Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, akan diperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan pendidikan sebagai bagian penting dalam salah satu sektor pembangunan bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009
PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diembannya, manusia akan sulit menjalankan kehidupannya pada saat ia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting untuk dipenuhi. Pendidikan dibutuhkan oleh manusia sejak usia dini sampai dengan usia lanjut. Tanpa pedidikan yang diembannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional). Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini berkembang dengan begitu pesatnya, sehingga segala bentuk arus informasi dapat dengan mudah diperoleh. Komputer selalu menghadirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah.
Lebih terperinciMERAIH SUKSES UJI KOMPETENSI GURU GELOMBANG PERTAMA
MERAIH SUKSES UJI KOMPETENSI GURU GELOMBANG PERTAMA Oleh: Yoga Guntur Sampurno, MPd ( yoga_gs@uny.ac.id ) Dosen FT, UNY ABSTRAK Berlakunya Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 berarti secara resmi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembinaan guru pascasertifikasi penting dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembinaan guru pascasertifikasi penting dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini karena guru sebagai agen pembelajaran merupakan
Lebih terperinciPEMETAAN PERMASALAHAN GURU SD DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DI KABUPATEN BOMBANA
PEMETAAN PERMASALAHAN GURU SD DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DI KABUPATEN BOMBANA La Ode Safiun Arihi 1, a, Fredy 2, a 1, 2 Pendidikan Dasar Universitas Haluoleo, Kendari e-mail: a fiun_unhalu@yahoo.co.id;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru berperan utama dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator pembelajaran kepada siswa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia adalah melalui pembangunan sumber daya guru, yaitu menciptakan guru yang profesional dalam menjalankan
Lebih terperinciPERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)
PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **) A. Pendahuluan Undang- Undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara
No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pendidikan diselenggarakan bagi semua usia, salah satunya yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi anak pada usia dini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar, seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (dalam Norep,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciSERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK
SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia dalam organisasi, termasuk sekolah memiliki posisi yang sangat vital. Keberhasilan sekolah sangat ditentukan oleh kualitas orangorang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. acuan dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi persaingan global, maka sebagai suatu bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia. Peningkatan mutu sumber
Lebih terperinci