BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang
|
|
- Ida Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis, karena jasa konstruksi menghasilkan produksi akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik berupa sarana maupun prasarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk mewujudukan masyarakat adil dan makmur yang merata secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Selain berperan dalam mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaran pekerjaan konstruksi. 2 Salah satu bentuk realisasi dari pembangunan konstruksi yang dilaksanakan berupa pembangunan proyekproyek sarana, prasarana, yang berwujud pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran-saluran air, perumahan rakyat maupun perkantoran-perkantoran dan sebagainya. 3 Sejak awal pertumbuhannya sebagai perusahaan/industri, maka harus disadari bahwa proses-proses konstruksi memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan produksiproduksi pabrik pada umumnya. Dalam jasa konstruksi tumpuan utamanya terletak pada kualitas dan kemampuan sumber daya manusia, para pengelola maupun tenaga 1 Rizki Wahyu Sinatria Pianandita, Penanganan Sengketa pada Kontrak Konstruksi yang Berdimensi Publik (Jakarta : Tesis, Sarjana Hukum, Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009), hlm Ibid., hlm Djumialdji, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 1.
2 9 kerjanya, sedangkan dalam industri pabrik tumpuan utamanya terletak pada kualitas mesin-mesinnya. 4 Pengembangan jasa konstruksi menjadi agenda publik yang penting dan strategis bila melihat perkembangan yang terjadi secara cepat dalam konteks globalisasi dan liberalisasi, kemiskinan dan kesenjangan, demokratisasi dan otonomi daerah, serta kerusakan dan bencana alam. Selain itu, perkembangan jasa konstruksi juga tidak bisa dilepaskan dari konteks proses transformasi politik, budaya, ekonomi, dan birokrasi yang sedang terjadi. 5 Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi daya saing sektor jasa konstruksi yaitu: kapasitas manajemen; kapasitas sumber daya manusia; struktur biaya; penguasaan kontrak; tekanan impor; akses permodalan; akses penjaminan; akses informasi; akses teknologi; dan sistem logistik. 6 Adanya industri jasa konstruksi akan memberikan peluang yang besar bagi penyerapan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang industri jasa konstruksi dan bangunan, dengan tersedianya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pendapatan bagi tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Secara prospektif keberadaan industri jasa konstruksi baik skala kecil, menengah, maupun skala besar mempunyai nilai strategik bagi Indonesia, mengingat proporsi perannya cukup besar dan menyangkut banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan suatu proyek dan pembangunanan. Berdasarkan pernyataan diatas jelas bahwa perusahaan jasa konstruksi memberi dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, namun dalam kenyataannya pelaksanaan usaha perusahaan jasa konstruksi memiliki hambatan dan 4 Djoko Triyanto, Hubungan Kerja Di Perusahaan Jasa Konstruksi (Bandung: Mandar Maju, 2004), hlm (diakses pada tanggal 8 Februari 2016). 6 Ibid.
3 10 masalah yang dihadapi yang menjadi fenomena umum yang menjadi gambaran bahwa setiap sektor usaha tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi banyak kekurangan yang ada dalam menjalankan usahanya. Salah satu permasalahan yang terjadi pada tahap pelaksanaa konstruksi yaitu keterlambatan kedatangan material dan alat. Keterlambatan pemesanan material akan berdampak kepada perubahan waktu dan biaya dari yang sudah direncanakan. Jika material terlambat dipesan, maka selama material belum datang tenaga kerja tidak akan bekerja di lokasi padahal sudah dibayar sesuai waktu bekerjanya. Ini akan menambah biaya tenaga kerja. Selain itu, waktu juga akan bertambah karena tidak sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan. 7 Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Berhasilnya pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 8 Masyarakat Indonesia menganut paham kesejahteraan, disini fungsi pemerintah bukan sekedar pemberi ketertiban dan keamanan, melainkan sebagai penyelenggara kesejahteraan umum dan keadilan sosial yang mana dapat dicapai melalui usaha-usaha pembangunan. Artinya, pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam pengadaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur. 9 Bentuk-bentuk pembangunan infrastruktur adalah seperti pembangunan proyek-proyek sarana dan prasarana, rehabilitasi jalan, jembatan, perkantoran, perumahan dan sebagainya. 7 PELAKSANAAN-KONSTRUKSI#scribd (diakses pada tanggal 8 Februari 2016). 8 Djumialdji, Op. Cit., hlm Nanik Trihastuti, Hukum Kontrak Karya (Malang : Setara Pres, 2013), hlm. 229.
4 11 Pelaksanaan pembangunan infrastruktur ini akan melibatkan berbagai pihak seperti pemberi pekerjaan (bouwheer), pemborong (annemer), perencana, pengawas serta melibatkan tenaga kerja sehingga pemerintah tidak dapat melaksanakan dengan sendirinya tanpa bantuan dari pihak yang lain. 10 Untuk itu sangat diharapkan peran serta pihak swasta baik sebagai investor maupun sebagai kontraktor. Di samping itu, dalam pelaksanaan pembangunan tersebut dihadapkan pada peralatan-peralatan yang mutakhir dan canggih. 11 Dengan demikan banyak pihak yang menawarkan jasa untuk melakukan pekerjaan pembangunan yang sering disebut dengan jasa pemborongan atau jasa konstruksi. Jasa konstruksi dapat meliputi pekerjaan yang secara keseluruhan atau sebagian mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan guna mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik. Jenis usaha jasa konstruksi dapat terdiri dari usaha perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi. Baik perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi dapat berbentuk orang perseorangan ataupun badan usaha, serta memiliki sertifikasi dari ahli yang profesional di bidang masing-masing jenis usaha konstruksi tersebut. 12 Salah satu tujuan dibuatnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (selanjutnya disebut UU Jasa Konstruksi) adalah untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban. Jika dalam pembangunan suatu proyek mengalami kegagalan konstruksi bangunan maka pengguna jasa dan penyedia jasa bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka hubungan antara penyedia jasa konstruksi dan 10 Djumialdji, Op. Cit., hlm Ibid. hlm (diakses pada tanggal 9 Februari 2016)
5 12 pengguna jasa konstruksi tidak hanya mengenai hak dan kewajiban masing-masing, melainkan juga mengenai tanggung jawab atas pekerjaan konstruksi itu sendiri. Dalam hal perjanjian kerja konstruksi dikemukakan bahwa pihak yang satu menghendaki hasil dari suatu pekerjaan yang disanggupi oleh pihak yang lainnya untuk diserahkannya dalam suatu jangka waktu yang ditentukan, dengan menerima suatu jumlah uang sebagai harga hasil pekerjaan tersebut. 13 Pembangunan suatu bangunan harus sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati oleh pengguna dan penyedia jasa konstruksi. Namun dalam pelaksanaanya pembangunan gedung dapat mengalami kegagalan konstruksi dan bangunan, sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak lain yang tidak terikat dalam proyek, kerugian tersebut dapat dikarenakan adanya perbuatan melawan hukum. Sebagai salah satu dari bentuk kegagalan dalam pelaksanaan suatu prestasi, kegagalan bangunan pun masuk kedalam kejadian yang patut diperhitungkan pula sebagai risiko yang harus ditanggung. UU Jasa Konstruksi yang telah berlaku diharapkan dapat menertibkan penyelenggaraan jasa konstruksi yang ada, menghindari kegagalan bangunan serta menyelesaikan semua sengketa yang terjadi khususnya dalam menentukan subyek yang bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Tetapi dalam menghadapi tantangan persaingan internasional, tampaknya regulasi-regulasi dalam UU Jasa Konstruksi membutuhkan penyempurnaan, khususnya terkait upaya penguatan daya saing jasa konstruksi agar dapat bersaing di tingkat internasional. Dalam hal ini, regulasi-regulasi yang mampu menstimulasi pertumbuhan konstruksi Indonesia yang kokoh dan berdaya saing tinggi, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas yang dibutuhkan agar mampu menjawab dan 13 R. Subekti, Aneka Perjanjian (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1989), hlm. 65.
6 13 merespon tantangan perkembangan yang terjadi. 14 Revisi UU Jasa Konstruksi dilakukan karena peraturan tersebut dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar konstruksi saat ini, khususnya menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kegagalan bangunan/konstruksi bisa disebabkan beberapa faktor. Untuk mendapatkan aspek-aspek penyebab kegagalan bangunan bukan perkara gampang. Sering sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi berbagai faktor. Faktor penyebabnya dapatlah dikelompokan menjadi : ulah manusia, alam atau lingkungan, kombinasi ulah manusia dan lingkungan/alam. Oleh sebab itu tinjauannya akan meliputi : planning, desain arsitektur, enjiniring, ekonomi dan lingkungan seperti skema di bawah ini: 15 Bagan 1. Penyebab Kegagalan Bangunan sumber: Eddy Hermanto dan Frida Kristiyani, Kegagalan Bangunan dari Sisi Konstruksi, Jurnal Vol. 14 No. 1, Edisi XXXIV, Februari 2006 Pengaturan jasa konstruksi berlandaskan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan 14 (diakses pada tanggal 10 Februari 2016). 15 Irwan Kartiwan, Hendra Soenardji dan Kamaja Al Katuuk, Op. Cit., hlm. 28.
7 14 dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. 16 Salah satu asas di dalam UU Jasa Konstruksi adalah asas keamanan dan keselamatan, yaitu terpenuhinya tertib penyelengaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja, serta pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan umum. Asas keamanan dan keselamatan ini merupakan salah satu asas yang paling penting, karena dengan adanya keamanan dan keselamatan kerja maka mampu mewujudkan tertib penyelenggaraan konstruksi dan menghasilkan bangunan yang berkualitas. Dengan adanya asas ini pun maka para pihak yang berpartisipasi dalam pekerjaan konstruksi diharapkan dapat menghindari risiko yang mungkin muncul. Asas keamanan dan keselamatan ini masih berlanjut pasca penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yakni dalam hal kegagalan bangunan yang kerap terjadi di dalam pelaksanaan konstruksi. Banyak sekali kejadian-kejadian dalam pelaksanaan konstruksi yang tentunya menjadi peringatan bagi kita bahwa ada tanggung jawab yang sangat besar bagi setiap pihak yang turut campur tangan dalam kegiatan usaha jasa konstruksi dan tentunya kejadian semacam itu haruslah dimintakan pertanggungjawabannya kepada pihak-pihak yang oleh karena kesalahan atau kelalaiannya mengakibatkan gagalnya suatu bangunan memenuhi tugasnya terkait aspek keamanan. Maka dari latar belakang ini, menjadi hal menarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan Dalam Pekerjaan Konstruksi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. 16 Pasal 2 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
8 15 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : 1. Bagaimanakah pengaturan jasa konstruksi di Indonesia berdasarkan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1999? 2. Bagaimanakah pengikatan dalam pekerjaan konstruksi? 3. Bagaimanakah tanggung jawab terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaturan jasa konstruksi di Indonesia berdasarkan Undang- Undang Nomor 18 Tahun Untuk mengetahui pengikatan dalam pekerjaan konstruksi. 3. Untuk mengetahui pertanggungjawaban terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi. Selain beberapa tujuan, sebuah penelitian juga diarahkan agar banyak berdaya guna dan banyak memiliki manfaat. Adapun beberapa manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk pengembangan pengetahuan dan wawasan serta kajian lebih lanjut untuk mahasiswa/kalangan akademis serta masyarakat yang membutuhkan informasi tentang bagaimana pertanggungjawaban terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi.
9 16 2. Secara praktis Selain manfaat teoritis, penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat memberi gambaran bagi penegak hukum dalam menyelesaikan permasalahan mengenai pertanggungjawaban terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi serta sebagai bahan pertimbangan bagi para pihak yang akan melakukan pekerjaan konstruksi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai pihak yang bertanggungjawab terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi. D. Keaslian Penulisan Skripsi yang berjudul Tanggung Jawab Terhadap Kegagalan Bangunan Dalam Pekerjaan Konstruksi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 ini merupakan benar hasil karya sendiri tanpa meniru karya tulis milik orang lain. Penulisan skripsi ini adalah dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Keaslian dan kebenaran dalam skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan dan telah sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi secara akademik yaitu kejujuran, rasional, objektif dan terbuka. Hal ini merupakan ilmplikasi etis dalam proses menemukan kebenaran ilmu sehingga dengan demikian penulisan karya tulis ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritik yang sifatnya konstruktif. Selain itu, semua informasi di dalam skripsi ini diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah, serta media, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan
10 17 terbuka, sehingga hasil penulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaran secara ilmiah. E. Tinjauan Pustaka 1. Tanggung jawab Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung jawab adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keseharusan bagi seseorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya. 17 Menurut hukum, tanggung jawab adalah suatu akibat atas konsekuensi kebebasan seorang tentang perbuatannya yang berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan suatu perbuatan. 18 Selanjutnya menurut Titik Triwulan, pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seorang untuk menuntut orang lain sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum orang lain untuk memberi pertanggungjawabannya. 19 Dasar pertanggungjawaban itu menurut hukum perdata adalah kesalahan dan risiko yang ada dalam setiap peristiwa hukum. Secara teoritis pertanggungjawaban yang terkait dengan hubungan hukum yang timbul antara pihak yang menuntut pertanggungjawaban dengan pihak yang dituntut untuk bertanggung jawab dapat dibedakan menjadi: Andi Hamzah, Kamus Hukum (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), hlm Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 101.
11 18 a. Pertanggungjawaban atas dasar kesalahan, yang dapat lahir karena terjadinya wanprestasi, timbulnya perbuatan melawan hukum, tindakan yang kurang hati-hati. b. Pertanggungjawaban atas dasar risiko, yaitu tanggung jawab yang harus dipikul sebagai risiko yang harus diambil oleh seorang pengusaha atas kegiatan usahanya. 2. Kegagalan bangunan Kegagalan bangunan dari sisi-sisi faktor penyebabnya dapatlah dikelompokan menjadi ulah manusia, alam atau lingkungan, kombinasi ulah manusia dan lingkungan/alam. Pengertian kegagalan bangunan dapat dilihat dari sisi peraturan perundang-undangan dan sisi teoritis konstruksi. Peraturan perundangundangan yang dimaksud disini adalah ketentuan yang terdapat pada Undang- Undang Nomor 18 tahun 1999 UU Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraaan Jasa Konstruksi (selanjutnya disebut PP Penyelenggaraan Jasa Konstruksi). Dalam Pasal 1 ayat 6 UU Jasa Konstruksi dinyatakan bahwa Kegagalan Bangunan adalah: Keadaan bangunan yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa. Sedangkan pada Pasal 34 PP Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dinyatakan bahwa Kegagalan Bangunan adalah: Keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.
12 19 Secara teoritis, menurut Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), kegagalan bangunan dapat dibagi dalam 2 (dua) pengertian sebagai berikut: 21 a. Definisi umum Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan mengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu (persyaratan minumum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh peraturan, standar dan spesifikasi yang berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik. b. Definisi kegagalan bangunan akibat struktur Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan mengalami kegagalan struktur bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu (persyaratan minumum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh peraturan, standar dan spesifikasi yang berlaku saat itu sehingga mengakibatkan struktur bangunan tidak memenuhi unsur-unsur kekuatan, stabilitas, dan kenyamanan laik pakai yang disyaratkan. 3. Jasa konstruksi Pasal 1 ayat 1 UU Jasa Konstruksi menyebutkan: Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi, perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Jasa Konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik berupa prasarana maupun sarana sebagai pendukung terhadap bidang ekonomi, sosial dan budaya. Menurut UU Jasa Konstruksi, usaha jasa konstruksi dibagi 3 (tiga) yaitu: 21 Maria Farida Indriati, Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi dan Materi Muatan (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm
13 20 a. Perencanaan Konstruksi Usaha Perencanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagianbagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. b. Pelaksanaan Konstruksi Usaha Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagianbagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. c. Pengawasan Konstruksi Usaha Pengawasan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi. 4. Kontrak Kerja Konstruksi Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, para pihak diikat dalam suatu kontrak kerja konstruksi yang ditandatangani kedua belah pihak dan berfungsi sebagai hukum. Kontrak kerja konstruksi untuk kegiatan pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi, dapat memuat ketentuan tentang sub-penyedia jasa serta pemasok bahan dan atau komponen bangunan dan atau peralatan yang harus memenuhi standar yang berlaku. 22 Menurut Djumaldji, kontrak kerja konstruksi adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan, sedangkan pihak yang lain, yang memborong, mengikatkan diri untuk membayar suatu harga yang ditentukan. 23 Berdasarkan implementasinya, perjanjian kerja konstruksi dituangkan secara tertulis, yang dalam perspektif yuridis suatu peraturan tertulis untuk dapat berfungsi dalam masyarakat harus memenuhi 4 (empat) syarat, yaitu : a. kaidah hukum atau peraturan itu sendiri; 22 Indonesia, Undang-Undang nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 22 ayat (5) 23 Djumialdji, Hukum Bangunan, Dasar-Dasar Hukum Dalam Proyek Dan Sumber Daya Manusia,Op. Cit., hlm. 4.
14 21 b. petugas yang menegakkan atau yang menerapkan; c. pasilitas yang mendukung pelaksanaan kaidah hukum; dan d. warga masyarakat yang terkena lingkup hukum. 24 F. Metode Penelitian Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabnkan secara ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain : 1. Spesifikasi penelitian Jenis dari penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian hukum normatif, normatif disini maksudnya adalah bahwa penelitian hukum tersebut dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka, nama lain dari penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum kepustakaan. 25 Penelitian hukum normatif mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat. 26 Berkenaan dengan ini maka penelitian ini difokuskan untuk mengkaji bagaimana tanggung jawab kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi di Indonesia. Oleh karena jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan. Pendekatan tersebut melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan Jasa Konstruksi Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan yang 24 Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum (Jakarta : Bina Cipta, 1983), hlm Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Pustaka (Jakarta: Rajawali Press,1993), hlm Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm. 105.
15 22 menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama dan membuat teori baru. Pendekatan yang dilakukan dalam karya ilmiah ini adalah menggunakan pendekatan yuridis, yaitu pendekatan dengan melakukan pengkajian terhadap kaidah-kaidah dan norma-norma dalam hukum positif. 2. Sumber data Penulisan skripsi ini akan menganalisis obyek penelitian dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku-hasil-hasil penelitian yang berupa laporan dan sebagainya. 27 Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah : a. Bahan hukum primer, yaitu berupa ketentuan hukum dan perundangundangan yang mengikat serta berkaitan dengan penelitian ini, seperti UU Jasa Konstruksi dan peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang erat ikatannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer seperti seminar-seminar, jurnal-jurnal hukum, majalah-majalah, koran-koran, karya tulis ilmiah dan beberapa sumber internet yang berkaitan dengan persoalan di atas. c. Bahan hukum tersier, yaitu semua dokumen yang berisi konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung, bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensiklopedia dan lain-lain Amiruddin dan H. Zainal Askin, Pengantar Metode Peneilitian Hukum (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 30.
16 23 3. Pengumpulan data Pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengumpulan literatur sumber data berupa bahan hukum primer dan sekunder dari beerbagai bahan-bahan bacaan yang bersifat teoritis ilmiah, buku-buku, peraturan-peraturan, juga dari majalah-majalah dan media-media elektronik seperti internet dan sebagainya yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dibahan di dalam skripsi ini Analisis data Analisis data adalah suatu tahapan yang sangat penting dalam suatu penelitian sehingga akan mendapatkan hasil yang akan mendekati kebenaran yang ada. Dalam penulisan skripsi ini digunakan teknik analisis kualitatif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan isi atau makna suatu aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi obyek kajian. 30 G. Sistematika Penulisan Skripsi ini diuraikan dalam 5 (lima) bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub bab, sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut : Bab I merupakan Pendahuluan. Pada bab ini merupakan suatu pengantar untuk penulisan pada bab-bab berikutnya dalam pembahasan yang terdiri dari : Latar 28 Soemitro, Ronny Hanitjo, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), hlm. 59.
17 24 Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi tentang pengaturan jasa konstruksi berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun Dalam bab ini akan dibahas secara umum tentang pengaturan jasa konstruksi yang didasarkan pada UU Jasa Konstruksi beserta asas dan tujuan jasa konstruksi, kemudian memaparkan tentang usaha jasa konstruksi, serta penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan bagaimana gugatan masyarakat di dalam pekerjaan konstruksi. Bab III merupakan bab pembahasan mengenai pengikatan dalam pekerjaan konstruksi. Pada bab ini akan dibahas tentang para pihak dalam pekerjaan konstruksi, bagaimana pengikatan para pihak dalam pekerjaan konstruksi, kontrak kerja konstruksi dan penyelesaian sengketa dalam jasa konstruksi. Bab IV berjudul tanggung jawab terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi. Pada bab ini akan disajikan hasil analisa tentang faktor kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi, sanksi yang dikenakan para pihak dalam kegagalan bangunan konstruksi, dan tanggungjawab terhadap kegagalan bangunan dalam pekerjaan konstruksi. Bab V berisi kesimpulan terhadap bab-bab sebelumnya yang telah diuraikan dan yang ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang dianggap perlu dari kesimpulan yang diuraikan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, pemerintah senantiasa dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum.untuk mengemban kewajiban ini, pemerintah mempunyai kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin maju harus menjamin perlindungan dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai usaha yang terus berkembang di segala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gamelan merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah jawa, kemudian alat musik ini digunakan sebagai hiburan seperti acara perkawinan maupun acara-acara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, manusia tentu memerlukan lahan atau tempat sebagai fondasi untuk menjalankan aktifitasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk. memajukan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk melaksanakan suatu usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai subsistem sosial menempati posisi penting dalam eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha membangun sistem hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik pembangunan fisik maupaun non fisik Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkembangan dunia dewasa ini ditandai arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Hal ini dikarenakan manusia diberikan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi alumunium batangan, dengan mutu sesuai standar internasional
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena jumlah jemaah haji dan umroh Indonesia yang sangat besar, melibatkan berbagai instansi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah bersifat deskriptif analitis mengarah pada penelitian yuridis normatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Hal ini menyebabkan setiap manusia di dalam kehidupannya senantiasa melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan semakin ketat dan penggunaan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real estate, properti, eksport import dan lain sebagainya menumbuhkan banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai
Lebih terperinci-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai upaya
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber kehidupan dan penghidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang semakin berkembang pesat ini, kegiatan perdagangan merupakan kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan karena adanya saling ketergantungan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Jaminan tersebut dimungkinkan dapat menyelesaikan masalah-masalah
Lebih terperinciHUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :
HUKUM KONSTRUKSI Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM : 03115153 RINGKASAN UU NO 18 TAHUN 1998 TENTANG JASA KONSTRUKSI BAB I Ketentuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama sama dengan manusia lain. Atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa telah dirubah dan digantikan dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 yang secara hukum resmi dinyatakan berlaku sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah hukum dasar di Negara Republik Indonesia. Seiring perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Indonesia tengah melakukan pembangunan di segala bidang untuk membuat negara ini menjadi lebih maju, yang sesuai dengan tujuan negara Indonesia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pada era modern saat ini di dalam aktivitasnya dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa
BAB I PENDAHULUAN Salah satu perwujudan dari adanya hubungan antar manusia adalah dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling percaya satu dengan lainnya. Perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function). Fungsi dari perlindungan kepada masyarakat yaitu upaya pemerintah daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang
11 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak, sehingga membutuhkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk menyerap tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berkembang secara dinamik sesuai dengan perkembangan zaman. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari interaksi antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 Konsumen sebagaimana yang dikenal dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing,
Lebih terperinciPENERAPAN ASAS-ASAS PERJANJIAN JUAL BELI DALAM TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA (FUTURES CONTRACT) DI BURSA BERJANGKA BAB I PENDAHULUAN
PENERAPAN ASAS-ASAS PERJANJIAN JUAL BELI DALAM TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA (FUTURES CONTRACT) DI BURSA BERJANGKA BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Perdagangan berjangka komoditi (yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar hukum dan untuk mewujudkan kehidupan tata negara yang adil bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah unsur penting yang menunjang kehidupan manusia. Tanah berfungsi sebagai tempat tinggal dan beraktivitas manusia. Begitu pentingnya tanah, maka setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnis yang sehat, dalam kegiatan bisnis yang sehat terdapat keseimbangan perlindungan hukum antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD) Tahun 1945 menyebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum adalah ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba dipertemukan melalui kesepakatan. Melalui perjanjian perbedaan tersebut diakomodir dan selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar
BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan peningkatan. dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dilaksanakan secara terpadu dan terencana di segala sektor kehidupan. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperincidiperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan industrial antara pemilik modal dengan buruh. Namun seringkali perusahaan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia, karena manusia pasti membutuhkan tanah.tanah yang dapat memberikan kehidupan bagi manusia, baik untuk tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Era reformasi telah dimulai sejak tahun 1998 yang lalu. Latar belakang lahirnya era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tujuan lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH
PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Sripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut diperlukan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi disegala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi perekonomian tersebut tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang perekonomian merupakan pembangunan yang paling utama di Indonesia. Hal ini dikarenakan keberhasilan di bidang ekonomi akan mendukung pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, hal ini tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya ditulis UUD
Lebih terperinci