LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan. Oleh Ilyas Irawan Aday

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan. Oleh Ilyas Irawan Aday"

Transkripsi

1 Skripsi yang Berjudul: Pengaruh Pengajaran Remedial terhadap Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Kubus dan Balok Kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan Oleh Ilyas Irawan Aday Pembimbing I Pembimbing II Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd,M.Si Dra. Hj Salma Halidu, S.Pd,M.Pd NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd., M.Pd NIP

2 PENGARUH PENGAJARAN REMEDIAL TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS IV SDN 3 TELAGA KABUPATEN GORONTALO ILYAS IRAWAN ADAY 1), ASNI ILHAM ), SALMA HALIDU 3) ILYAS IRAWAN ADAY JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Dr. Hj. ASNI ILHAM, S.Pd,M.Si Dra. Hj. SALMA HALIDU, S.Pd,M.Pd ABSTRAK Ilyas Irawan Aday, NIM Pengaruh Pengajaran Remedial terhadap Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd,M.Si dan Pembimbing II Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd,M.Pd. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Terdapat Pengaruh Pengajaran Remedial terhadap Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua yakni variabel X adalah pengajaran remedial dan variabel Y adalah ketuntasan belajar, desain penelitian One Group. Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan uji t-independent. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa sebanyak 43 yang terdiri dari jumlah siswa kelas IV A sebanyak 1 orang dan kelas IV B sebanyak Orang. sample dalam penelitian ini adalah jumlah siswa sebanyak 1 orang. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengajaran remedial dapat memberikan pengaruh positif terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan balok. Hal ini dapat di lihat pada data penelitian tentang pengajaran remedial diperoleh skor rata-rata nilai siswa kelas IV adalah 77,78 melalui evaluasi kedua sedangkan skor rata-rata nilai siswa sebelum pengajaran remedial adalah 63,7 diperoleh melalui evaluasi awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial dapat memberikan pengaruh positif terhadap ketuntasan belajar siswa. Kata Kunci : Pengajaran Remedial, Ketuntasan Belajar

3 I. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan obervasi di SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo peneliti menjumpai seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan balok di Kelas 4 yang siswanya berjumlah 1 orang. Dari cara guru mengajar kelihatanya memang sudah baik. Namun pada saat mengajar guru cenderung lebih memperhatikan materi yang dijelaskan tanpa mengetahui permasalahanpermasalahan yang dialami oleh siswa. Saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat pula ada beberapa orang siswa yang sering keluar masuk kelas. karena mereka merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut kurang menimbulkan minat belajar, bahkan diantaranya ada yang hanya bercerita didalam kelas. Saat selesai memberikan penjelasan materi kepada siswa guru memberikan evaluasi. Dengan mengacu pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika adalah 65, dari hasil evaluasi ditemukan masih ada 14 orang siswa yang masih belum mencapai ketuntasan. Masalah tersebut apabila tidak diatasi dihawatirkan akan berdampak kepada siswa itu sendiri. Karena jika hasil belajar siswa tidak dapat mencapai KKM maka siswa tersebut dinyatakan tidak tuntas pada mata pelajaran itu. Bahkan lebih parahnya lagi siswa tidak akan naik tingkat (kelas). disamping itu pula materi bangun ruang kubus dan balok merupakan materi yang akan tetap akan di pelajari di kelas di kelas V, VI bahkan sampai ke tingkat sekolah lanjutan. Belum lagi guru sangat jarang meluangkan waktu untuk melakukan remedial hal ini sesuai dengan yang di jelaskan oleh Ibu Ratna Pakaya selaku wali kelas IV A dalam kegiatan wawancara dengan peneliti ia menerangkan bahwa kurangnya guru mengadakan remedial diakibatkan oleh banyaknya tugas tambahan dari sekolah selain tugas utama mengajar. Kadang guru tinggal memberikan tugas kepada siswa yang tidak tuntas untuk mengerjakan tugas rumah atau PR. Ketuntasan belajar matematika terkait dengan penguasaan materi matematika oleh siswa. Materi-materi pembelajaran matematika pada umumnya tersusun secara hirarkis, materi yang satu merupakan prasyarat untuk materi berikutnya. Akibatnya, apabila seorang siswa tidak menguasai prasyarat yang diperlukan, siswa tersebut dimungkinkan tidak dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik. Menurut Gagne (dalam Hidayat,004:4) penguasaan suatu pengetahuan atau suatu kemampuan pada umumnya membutuhkan penguasaan terhadap pengetahuan atau kemampuan prasyarat. Siswa yang tidak menguasai materi prasyarat dengan baik dan tidak mendapat perhatian pada proses. pembelajaran, siswa tersebut tidak dapat mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu model pembelajaran yang diterapkan guru, hendaknya dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan penguasan materi prasyarat rendah, sedang, dan tinggi untuk mencapai ketuntasan belajar. Pada dasarnya setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada siswanya yang mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Kesadaran tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti oleh guru untuk mengupayakan solusinya. Olehnya melalui realita ini peneliti mengambil satu alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pengajaran remedial. Pengajaran remedial adalah salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk membetulkan suatu proses belajar mengajar (KBM) menjadi baik. Menurut Arikunto, (1986) Remedial adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang ada diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. Kajian Teori.1.1 Hakikat Ketuntasan Belajar Matematika

4 A. Belajar dan Mengajar Matematika Menurut Bruner (dalam Hidayat,004:8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Sedang menurut Gagne (dalam Dahar, 1989:11) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut Gagne (dalam Hidayat,004:18) fase-fase kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang terjadi secara berurutan, yaitu: 1. Fase aprehensi (apprehention phase) Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang berkaitan dengan kegiatan belajar yang akan ia lakukan.. Fase akuisisi (acquisiton phase) Pada fase ini siswa melakukan akuisisi (pemerolehan, penyerapan, atau internalisasi) terhadap berbagai fakta, ketrampilan, konsep atau prinsip yang menjadi sasaran dalam kegiatan belajar tersebut. 3. Fase penyimpanan (storage phase) Pada fase ini siswa menyimpan hasil belajar yang ia peroleh dalam ingatan jangka pendek (short term memory) atau ingatan jangka panjang (long term memory). 4. Fase pemanggilan (retrieval phase) Pada fase ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil kegiatan belajar yang telah ia peroleh dan disimpan dalam ingatan, baik yang menyangkut fakta, ketrampilan, konsep maupun prinsip. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan Belajar Matematika Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar matematika meliputi faktor yang berasal dari dalam siswa dan faktor yang berasal dari luar siswa. Menurut Tim Pengembangan MKDK (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar adalah: 1. Faktor dari dalam siswa, meliputi: a. Kondisi fisiologis b. Kondisi psikologis, meliputi:1) Kecerdasan, ) bakat, 3) minat, 4) motivasi, 5) emosi, dan 6) kemampuan kognitif.. Faktor dari luar siswa, meliputi: a. Faktor lingkungan, meliputi: 1) lingkungan alami dan ) lingkungan sosial. b. Faktor instrumental, meliputi: 1) kurikulum, ) program, 3) sarana prasarana, dan 4) guru atau tenaga pengajar. Pembelajaran Remedial Matematika A. Pengertian Pembelajaran Remedial Pembelajaran menurut Corey, adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.remedial berasal dari kata remedy (Bahasa Inggris) yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong. Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik yang lamban maupun kesulitan dalam belajar untuk memperbaiki kekurangannya sehingga mereka berada kembali setingkat dengan teman lainnya. B. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Remedial Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi pembelajaran remedial diantaranya: fungsi korektif, fungsi pemahaman, fungsi pengayaan, fungsi penyesuaian, fungsi akselerasi, dan fungsi terapeutik. 1) Fungsi korektif ) Fungsi pemahaman 3) Fungsi pengayaan 4) Fungsi penyesuaian 5) Fungsi akselerasi 6) Fungsi terapeutik C. Prosedur Pembelajaran Remedial Secara garis besar prosedur pembelajaran remedial dikelompokkan menjadi 4 tahap yaitu : 1) Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatankegiatan berikutnya dan menemukan kesulitan yang dihadapi (diagnosis). Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang meliputi : letak kesalahan menyelesaikan masalah, kesulitan

5 yang dihadapi, dan faktorfaktor penyebab timbulnya kesulitan tersebut. ) Menentukan tindakan yang harus dilakukan (prognosis). Merupakan langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik mengatasi kesulitannya. 3) Treatment (pelaksanaan bantuan). Berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah prognosis, guru mencoba untuk memberikan bantuan dengan teknik atau cara bantuan yang paling efisien dan efektif. Bantuan yang efektif dan efisien adalah bantuan yang diperkirakan memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang paling hemat. 4) Melakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari kebijakan dari masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut hingga kriteria minimal kelulusan telah terpenuhi. D. Metode dalam Pembelajaran Remedial Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain: 1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat. ) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. 3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan. 4) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab..1.3 Kajian yang Relevan Penelitian mengenai pengajaran remedial sebelumnya sudah diteliti oleh Dwi Endaryati (006) dengan judul Pembelajaran Model Pelaksanaan Program Remedial Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPA SD Negeri Tegalrejo 04 Kecamatan Argomulyo Salatiga. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa program pembelajaran remedial memberi perlakuan terhadap ketuntasan hasil belajar siswa sebagai upaya perbaikan terhadap materi atau tes yang sudah diberikan sebelumnya, Keberhasilan ini terutama ditunjang oleh kekuatan pengajaran remedial dalam membantu siswa menyerap aspek pengetahuan yang diulas kembali namun lebih diarahkan pada titik yang menjadi masalah siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji cobakan pengaruh pengajaran remedial dalam mengatasi masalah belajar siswa di kelas 4 SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo.

6 .1.4 Kerangka Berpikir Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa ketuntasan siswa dalam belajar masih kurang. Hal ini terjadi karena siswa tidak menyukai dan tidak tertarik dalam proses belajar mengajar yang kurang memperhatikan kesulitan belajar mereka. Siswa beranggapan bahwa proses pembelajaran yang di dominasi oleh metode ceramah hanya menimbulkan perasaan jenuh. Belum lagi jika guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa saat proses pengajaran berlangsung. Serta diakhir pembelajaran guru langsung memberikan tugas yang harus dikerjakan tanpa memperhatikan betul tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan. Banyak hal yang menjadi penyebab kurangnya minat belajar siswa salah satu diantaranya adalah proses pembelajaran yang tidak melibatkan siswa secara aktif sementara guru lebih dominan yang biasa disebut dengan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 3 Telaga. Lokasi sekolah ini terletak di Kabupaten Gorontalo, tepatnya di Desa Mongolato Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 10 minggu dengan rincian kegiatan seperti disajikan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Waktu Yang Diperlukan Dalam Penelitian No Jenis Kegiatan Waktu Yang Diperlukan 1 Penyusunan instrumen Perbaikan instrumen minggu minggu 3 Pengambilan data 3 minggu 4 Pengolahan data minggu 5 Penyusunan hasil penelitian 1 minggu 1. Populasi dan Sampel Penelitian 1..1 Populasi Jauhari (010 : 41) populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (01 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 3 Telaga pada tahun ajaran Distribusi jumlah siswa pada setiap kelas disajikan seperti pada tabel 6 berikut. Tabel 3. Distribusi Jumlah Siswa Kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo Kelas Jumlah Pria Wanita IV A IV B 10 1 Jumlah Total (Sumber : Data Siswa SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo) 3.. Sampel Penelitian Menurut Jauhari (010 : 41), sampel adalah bagian dari populasi atau disebut wakil populasi. Menurut Usman (011 : 181), sampel adalah bagian dari anggota dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling sehingga diperoleh 1 kelas yaitu kelas IV A yang diberikan perlakuan. Peneliti memilih menggunakan teknik cluster random sampling dengan asumsi bahwa populasi dianggap homogen karena dilihat dari guru, bahan ajar, kurikulum dan waktu yang digunakan dalam pembelajaran semuanya sama serta dilihat dari segi kemampuan siswa dianggap sama karena tidak ada kelas unggulan maupun kelas khusus. 1.3 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode true eksperiment

7 dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Desain Penelitian Sumber : Sugiyono, 01 : 11 Keterangan : E : Kelas IV A X : Pengajaran Remedial O 1 : Evaluasi Pertama O : Evaluasi Kedua Dengan desain di atas, maka dalam penelitian ini terdapat kelas yang diberi perlakuan berupa pengajaran remedial yakni kelas IV A Implementasi dari pengajaran di atas diawali dengan pemberian materi pada kelas eksperimen setelah selesai pemberian materi diberikan evaluasi pertama. Dari hasil evaluasi ditemukan masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka diberikan perlakuan berupa pengajaran remedial. Setelah diberikan pengajaran remedial dilakukan evaluasi kedua, kegiatan akhir dari penelitian adalah mengukur perbedaan tingkat hasil belajar siswa. Aspek pembelajaran dikelas dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Aspek pembelajaran pada kelas eksperimen. Kelas Aspek Eksperimen Waktu jam pelajaran Pertemuan x pertemuan Pengajaran Pengajaran Remedial Tanya jawab, diskusi dan Metode pembelajaran eksperimen 1.4 Variabel Penelitian Arikunto (010 : 161) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (01 : 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam eksperimen terdapat dua variabel yang perlu diperhatikan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Bebas (X) Sugiyono (01 : 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menj adi peny E O1 X O ebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengajaran remedial. Dalam hal ini kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan pengajaran remedial. Yakni dengan indikatornya adalah hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes atau evaluasi pada matapelajaran matematika Variabel Terikat (Y) Sugiyono (01 : 61) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar. 1.5 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan tujuan dan data yang diperlukan dalam penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. Tes dan wawancara digunakan untuk mengukur hasil ketuntasan belajar Tes Tes yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh infomasi hasil belajar mengacu pada tes yang digunakan oleh guru dalam memberikan evaluasi belajar. Rancangan tes dibuat berdasarkan indikator capaian dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik siswa Wawancara Menurut Wirartha (006:36) wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). Wawancara dalam penelitian ini mengacu pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penerapan pengajaran remedial. Wawancara yang dilakukan menggunakan wawancara tidak tersetruktur karena hanya ingin mendapatkan informasi tambahan atau garis besar permasalahan dari responden yang telah mengisi kuisioner. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (01:140) wawancara tidak berstruktur adalah wawancara bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

8 tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Observasi 3.6 Teknik Analisis Uji Coba Tes Pengujian Validitas Instrumen Tes Menurut Widoyoko (009 : 18), bahwa Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan ketepatan dengan alat ukur. Data yang valid dihasilkan dari instrumen yang valid. Validasi isi, bahasa dan redaksi kalimat dilakukan oleh validator yaitu dosen ahli. Pada validitas item tes diukur dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan jumlah skor total dengan menggunakan rumus korelasi produck moment sebagai berikut. r xy N XY ( X )( Y) N X ( X ) N Y ( Y) Keterangan : r xy = koefisien korelasi variabel X dan Y X = skor dari tes pertama (instrumen A) Y = skor total keseluruhan item XY = hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden X = kuadrat skor instrumen A Y = kuadrat skor total keseluruhan item N = Banyaknya responden Dalam penelitian ini item tes dikatakan valid jika koefisien korelasi variabel X dan Y yaitu r xy dan item tes dinyatakan tidak valid apabila koefisien korelasi variabel X dan Y yaitu r xy, dengan db = n dan taraf kepercayaan 95%. Arikunto (010 : ) Berdasarkan hasil uji coba instrumen terhadap 5 soal tes hasil belajar menggunakan rumus korelasi produck moment, diperoleh soal yang valid sebanyak 1 soal. (Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1) Pengujian Reliabilitas Instrumen Tes Menurut Widoyoko (009 : 144), reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apabila diteskan berkali-kali. Pengujian reliabilitas tes ini digunakan rumus alpha Cronbach sebagai berikut. k b 11 1 k 1 t r X N N X Keterangan : r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir b (Arikunto 010 : ) t = varians total X = skor total Setelah diperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan angka tersebut dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut. Tabel 3.5. Interpretasi Nilai r Dari hasil perhitungan pada lampiran 1 diperoleh nilai reliabilitas tes hasil belajar adalah dengan tingkat reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tes hasil belajar reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada Nilai r 0,00-0,199 0,0-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 penelitian ini. Keterangan Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

9 3.7 Teknis Analisis Data Pengujian Normalitas Data Kenormalan data merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam analisis statistik. Pengujian normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan software statistik yaitu SPSS berdasarkan pada statistik uji Lilifor. Hipotesis yang diuji adalah : H 0 = data tes ketuntasan belajar siswa untuk kelas eksperimen berdistribusi normal H 1 = data tes ketuntasan belajar siswa untuk kelas eksperimen tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah terima H o jika, dalam keadaan lain tolak H o pada taraf signifikansi = 5% Pengujian Hipotesis Sugiyono (01:147) menyebutkan bahwa teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Hipotesis yang diuji adalah : H 0 : Tidak ada pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa H 1 : Ada pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa Dengan kriteria pengujiannya adalah Terima jika t hitung < t tabel dimana t tabel didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n dengan dalam keadaan lain H o ditolak Dalam penelitian ini analisis data akan menggunakan teknik eksperimen kuantitatif diuji dengan menggunakan statistik uji t. Rumus statistiknya adalah sebagai berikut: d t SD _ d / n Keterangan: d = Rata-rata deviasi (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah) SD_d = Standar deviasi dari d (selisih sampel sebelum dan sampel sesudah) n = banyaknya sampel 4.1 Hasil Penelitian Data Hasil Belajar Siswa Hasil penelitian yang didapatkan adalah berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar yang terdiri dari 1 butir soal. Sebelum dan setelah diberikan perlakuan, maka pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas IV A Data Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Pengajaran Remedial No Resp Nilai Siswa Sebelum Sesudah Jumlah Rata-rata 63,7 77,78 Dari diagram diatas dapat dijelaskan bahwa tampak perbedaan rata-rata ketuntasan nilai siswa sebelum dan sesudah pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika yang diperoleh melaui evaluasi. Sebelum pengajaran remedial rata-rata nilai siswa diperoleh 63,7. Nilai tersebut apabila distandarisasikan ke dalam KKM matematika yakni 65 maka sangatlah jelas nilai tersebut belum mencapai KKM. Namun setelah dilakukan pengajaran remedial rata-rata nilai siswa yang diperoleh menjadi 77,78 atau ratarata nilai tersebut berada di atas KKM maka dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai siswa tuntas setelah dilakukan pengajaran remedial.

10 4.1. Data Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Oleh Guru Dari hasil observasi keterlaksanaan pengajaran remedial pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4. berikut. Tabel 4. Persentase Keterlaksanaan Pengajaran Remedial Pertemuan Kelas IV A (%) Persentase keterlaksanaan pengajaran remedial dinilai berdasarkan jumlah aspek yang ada pada format pengamatan keterampilan mengajar guru. Baik sebelum maupun sesudah pengajaran remedial Data Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Pengajaran Remedial Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Sebelum Remedial dan Saat Pembelajaran Remedial Aktivitas Siswa pada Pembelalajaran Kelas IV A (%) Sebelum Remedial Saat Remedial Data Statistik Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi normal atau tidak. Output pengujian normalitas data kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran Berdasarkan output pengujian SPSS versi 16.0 pada tabel kolmogrov-smirnov diperoleh niali L hitung = 0,154< L tabel = 0,187dan nilai signifikansi 0,00 > nilai taraf signifikansi = 0,05 maka hipotesis H 0 diterima dan H 1 ditolak, yang artinya data berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Langkah-langkah pengujian hipotesis penelitian: 1. Hipotesis H 0 dan H 1 dalam kalimat: H 0 : Tidak terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo H 1 : Terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo Hipotesis statistik: H 0 : H 1 :. Menentukan criteria pengujian. Terima jika t hitung < t tabel atau nilai sig. > α = 0,05, dalam keadaan lain H o ditolak Berdasarkan output pengujian SPSS versi 16.0 pada tabel paired samples test menunjukkan nilai t hitung = 3,570> t tabel = 1,75 atau dapat juga dilihat pada nilai sig.=0,00<α=0,05 maka berdasarkan kriteria pengujian hipotesis Ho ditolak dan H1diterima yang artinya terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data didapatkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen sehingga untuk pengujian hipotesis digunakan uji t dependent. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo? Output pengujian hipotesis dapat dilihat pada lampiran 4. Pembahasan Pada saat pengajaran sebelum remedial guru menggunakan media gambar untuk menjelaskan materi sifat-sifat balok dan kubus. Dengan mengacu pada langkahlangkah pembelajaran yang ada pada RPP guru melaksanakan program pembelajaran secara klasikal. Selama mengajar guru dihadapkan dengan berbagai kondisi dan situasi dari diri siswa. Penggunaan media gambar terasa sangat abstrak oleh beberapa orang siswa, sehingganya ada beberapa orang diantara mereka yang mengalami kebingungan dengan materi yang dijelaskan oleh guru. Terutama dalam membedakan bentuk rusuk dan sisi pada balok ataupun kubus. Namun guru kurang menyadari hal tersebut. Disamping itu penggunaan kalimat yang diucapkan oleh guru masih terdapat beberapa

11 kata didalamnya yang kurang familiar terhadap siswa. Sehingganya siswa pun kesulitan mencerna maksud dari kalimat tersebut. Diakhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sifat-sifat balok dan kubus. Evaluasi menggunakan tes objektif yang jawabannya terdiri dari A, B, C dan D dengan jumlah soal 1 butir. Setelah diperiksa hasil pekerjaan siswa didapati ada 9 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan. Sehingganya guru mengambil alternative untuk membantu siswa yang belum mencapai ketuntasan dengan memberikan pengajaran remedial. Pemberian pengajaran remedial terhadap siswa yang belum tuntas dimaksudkan agar siswa tersebut dapat menguasai materi tertentu atau nilainya bisa mencapai KKM. Langkah yang harus dilakukan adalah siswa tersebut perlu diberi pengajaran lagi dengan materi yang sama yang tujuannya untuk membantu siswa dalam memahami materi-materi yang belum ia kuasai. Pada pengajaran remedial ini guru menggunakan alat peraga kubus dan balok. Serta pada bagian-bagian RPP yang tidak Nampak pada pembelajaran sebelumnya mulai ditampilkan pada pengajaran remedial. Disamping itu guru banyak melakukan interaksi dengan siswa mengenai materi yang dijelaskan dengan maksud untuk mengamati secara langsung apakah materi yang dijelaskan sudah dapat diterima oleh siswa atau belum. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi yang kedua. Dari hasil evaluasi nilai siswa mengalami peningkatan dari pada nilai sebelum remedial. Sehingga dapat diperjelas kembali bahwa terdapat perbedaan kualitas tingkat prosentase guru dalam melaksanakan proses pembelajaran baik sebelum remedial dan pada saat pengajaran remedial. Pada saat pengajaran remedial guru lebih didominasi dengan kegiatan interaksi Tanya jawab dengan siswa dengan menggunakan kalimat yang familiar bagi siswa. Sehingga proses komunikatif dan interaktif antara siswa dan guru berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Perbedaan prosentase keterlaksanaan pembelajaran oleh guru baik sebelum remedial dan saat remedial serta keaktifan siswa pada saat pembelajaran sebelum remedial dan saat pengajaran remedial dapat diamati pada Lampiran gambar 4. dan 4.3 berikut. Gambar 4. Prosentase Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Sebelum dan Sesudah Remedial Berdasarkan Hasil dari Lembar Pengamatan. Gambar 4.3 Persentase Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Sebelum dan Sesudah Pengajaran Remedial. Berdasarkan output pengujian SPSS versi 16.0 pada tabel paired samples test menunjukkan nilai t hitung = 3,570> t tabel = 1,75 atau dapat juga dilihat pada nilai sig.=0,00<α=0,05 maka berdasarkan kriteria pengujian hipotesis Ho ditolak dan H1diterima yang artinya terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo. Dalam pembelajaran remedial hal-hal yang perlu diperhatikan guru adalah perencanaan yang tepat dalam mengambil langkah/membantu siswa untuk mencapai ketuntasan pada materi tertentu. Pembelajaran

12 remedial biasanya berisi tentang penyajian materi yang sama dengan materi sebelumnya atau materi yang belum di dikuasai oleh siswa yang dilihat dari hasil nilai siswa yang diperoleh melaui tes. Hal ini tentu perlu di tindaklanjuti dengan mengadakan program pengajaran remedial dengan cara yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mendiagnosis letak permasalahan yang dialami oleh siswa pada materi dalam sub pokok bahasan tertentu. Teknik pengajaran yang harus di gunakan pun tentu harus berbeda dengan teknik pengajaran sebelumnya dalam arti harus lebih efektif dan praktis. Serta yang lebih penting dapat membantu dan dapat meningkatkan minat, motivasi belajar siswa. Penggunaan media harus bervariasi artinya media yang digunakan dalam pengajaran tentu harus terlihat menarik dan praktis untuk digunakan. Penguasaan kelas, hubungan komunikatif antara guru dan siswa serta pemberian penguatan dalam pembelajaran pula perlu ditingkatkan sehingga dengan demikian guru dapat mengukur melalui pengamatan langsung kondisi belajar siswa. 5.1 Kesimpulan Pengajaran remedial diadakan oleh guru terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dengan maksud membantu siswa dalam mencapai ketuntasan belajar pada materi-materi tententu. Tingkat keberhasilan belajar siswa pada pengajaran remedial dapat di lihat pada hasil ujian remedial siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengajaran remedial terhadap ketuntasan belajar siswa pada materi kubus dan balok kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo Dalam hal ini rata-rata Ketuntasan Belajar siswa setelah pengajaran remedial lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata ketuntasan belajar siswa sebelum remedial. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 00 Hidayat, Mohammad Asikin.004. Teori Pembelajaran Matematika. Semarang: PPs UNNES. Hudoyo, Herman Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Jauhari, Heri Panduan Penulisan Skripsi Teori Dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia Ischak S.W, Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar, Liberty, Jogjakarta. Kirk, Samuel K Educating Exeptional Children. Boston: Houghton Miffin Company Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 005 Rindiai, Desma Eka dkk Statistik Parametrik. Statistika pendidikan.com Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Alfabeta Suhaisimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, CV Rajawali, Jakarta, 1986 Usman, Usaini Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara Widoyoko Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1. REFERENSI Allyn and Bacon. Lovitt, T.C Introduduction to Learning Dissabilities. Boston: Allyn and Bacon. Arikunto, Suharsini Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Guru sebagai profesi yang berperan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Salah satu bagian yang terpenting dalam kegiatan penelitian adalah mengenai cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atas suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan. Penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM (Suatu Penelitian Eksperimen di SMK Negeri 1 Suwawa) Oleh ASPIAH A. TIMUMUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat didefinisikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitan Menurut Sogiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan relibilitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian True-Experimental Design, karena pada desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Persegi, Persegi Panjang dan Jajargenjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan suatu metode yang diharapkan mengungkapkan ketercapaian penelitian. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun ruang dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen kuasi yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014 31 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 014 sampai dengan 7 Juli 014 di SD Negeri Kampung Baru Bandar Lampung pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Al-Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 014/015 dengan sebanyak 68 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Rancangan yang digunakan peneliti adalah rancangan true-experimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 3 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Udik tahun pelajaran 013/ 014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk Penelitian Kuantitatif dengan metode quasi experiment. Desain ini akan mengukur pengaruh metode simulasi pada materi sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu karena tidak dapat melakukan kontrol terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi/ Sampel, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Cimahi, yang beralamat di Jl. Kamarung No. 69 Km 1,5 Cimahi Utara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif merupakan kegiatan penelitian yang sistematis, terencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan peneliti ingin memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

Desain Nonequivalent Control Group Design

Desain Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperiment. Menurut Sugiyono (2011) bentuk ini mempunyai kelompok kontrol dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:77) Quasi eksperimental design merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Menurut Zuldafrial (2009: 25), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 36 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Metro pada semester genap tahun pelajaran 01/013 yang terdiri dari 3 kelas yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci