Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian"

Transkripsi

1 2 Perumusan Masalah Diperlukan penelitian untuk melihat besarnya perubahan dalam tubuh pasien sebagai bentuk respon terhadap proses autotransfusi. Respon tubuh pasien diantaranya berupa kemampuan dalam melakukan hematopoiesis kembali serta kemampuan untuk mengembalikan kondisi homeostasis darah setelah dilakukan autotransfusi. Dengan demikian, diharapkan dapat diketahui efektifitas autotransfusi untuk diaplikasikan pada pasien yang mengalami perdarahan dan membutuhkan darah dalam jumlah banyak pada waktu singkat. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa indeks eritrosit sebagai respon tubuh pasien terhadap proses autotransfusi darah preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian cell saver. Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini akan menyumbangkan pengetahuan mengenai respon tubuh terhadap proses autotransfusi yang menggunakan darah simpan, darah penyaringan sederhana, dan darah pencucian cell saver, melalui pembacaan indeks eritrosit. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menggunakan autotransfusi untuk mengatasi kasus pendarahan pada hewan terutama pada saat dilakukan tindak operasi. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Eritrosit Indeks eritrosit merupakan suatu nilai yang diperoleh setelah jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, serta nilai hematokrit diketahui (Reece 2006). Indeks eritrosit menunjukkan ukuran rata rata dan kandungan hemoglobin dalam sel darah merah (Weiss & Tvedten 2004). Terdapat tiga indeks yang menunjukkan nilai tiap sel darah merah, yaitu volume eritrosit rata rata/ver, konsentrasi hemoglobin eritrosit rata rata/kher, dan hemoglobin eritrosit ratarata/her. Penentuan nilai VER, HER, dan KHER dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut, Volume eritrosit rata-rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV) Hematokrit x 10 VER (fl)= Jumlah eritrosit (10 6 )

2 Hemoglobin eritrosit rata-rata (HER) atau Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) Hemoglobin x 10 HER (pg)= Jumlah eritrosit (10 6 ) Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) atau Mean Cellular Hemoglobin Concentration (MCHC) KHER / Hemoglobin x 100 Hematokrit Pendekatan paling tepat untuk mengklasifikasikan anemia yaitu dengan melihat ada tidaknya respon sumsum tulang pada gambaran darah (Harvey 2001). Weiss dan Tvedten (2004) mengklasifikasikan anemia berdasarkan morfologi sel darah merah yaitu, a) Anemia normositik normokromik, merupakan anemia nonregeneratif dengan jumlah retikulosit terlalu sedikit untuk meningkatkan nilai VER atau menurunkan KHER (tidak ada perubahan nilai VER maupun KHER). b) Anemia makrositik hipokromik, merupakan anemia regeneratif yang ditandai dengan peningkatan jumlah retikulosit yang relatif tinggi (VER naik) dibandingkan sel darah merah dewasa. Retikulosit tersebut tidak mengalami sintesis hemoglobin secara lengkap (KHER turun). c) Anemia makrositik normokromik, merupakan anemia dengan jumlah makrosit tinggi (makrositosis) dengan KHER normal. d) Anemia mikrositik hipokromik, merupakan anemia yang ditandai dengan rendahnya nilai VER dan KHER. Anemia jenis ini biasanya diakibatkan oleh defisiensi zat besi sehingga menghambat produksi hemoglobin. Sel darah merah yang diperoduksi berukuran kecil (VER rendah) dan mengandung sedikit hemoglobin (KHER rendah). 3 Babi sebagai Hewan Model untuk Manusia Hewan coba merupakan komponen penting dalam melakukan penyidikan terhadap patogenesis penyakit pada manusia dan pengembangan upaya strategis dalam penanganan penyakit. Penggunaan babi lokal (Sus domestica) dalam riset biomedis telah banyak dilakukan, terutama dalam riset terkait pembedahan dan fisiologi (Svendensen 2007, Holden & Ensminger 2006, Patterson et al. 2008). Babi merupakan hewan coba primer yang sering digunakan dalam studi biomedis terkait penyakit pada manusia karena kemiripan ukuran, anatomi, dan fisiologi antara babi dengan manusia (Swenson et al. 2004, Swindle & Smith 2000). Respon imunitas babi lebih mirip dengan respon imun pada manusia (lebih dari 80%) dibandingkan dengan kemiripan respon imun tikus terhadap manusia (kurang dari 10%) (Dawson et al dalam Kuzmuk & Schook 2011). Secara fisologis, babi memiliki suhu rektal 39,2 0 C (38,7 0 39,8 0 C), denyut jantung kali per menit, dan respirasi kali per menit

3 4 (Holden & Ensminger 2006). Secara taksonomi, babi lokal diklasifikasikan sebagai berikut, Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Suidae Upfamili : Suinae Genus : Sus Spesies : scrofa Subspesies : domestica Gambar 1 Babi lokal Indonesia (Patria 2012) Proses pembentukan sel darah merah (eritopoiesis) hewan dan manusia dalam beberapa pustaka memperlihatkan adanya kesamaan dalam stadium pembentukannya. Perbedaan yang terlihat dan kadang membingungkan yaitu perbedaaan dalam penggunaan istilah (nomenklatur) di beberapa stadium perubahan sel darah merah antara penelitian manusia (human/mouse/reasearch terminology) dan hewan secara umum (veterinary terminology) seperti yang dijabarkan dalam Tabel 1. Tabel 1 Terminologi stadium sel darah merah (Olver 2010) Veterinary Terminology Human/Mouse/Research Terminology Rubriblast Proerythroblast Prorubicyte Basophilic erythroblast Basophilic rubricyte Basophilic erythroblast Polychromatophilic rubicyte Polychromatophilic erythroblast Metarubicyte Orthocrhromatic erythroblast Reticulocyte Reticulocyte Erythrocyte Erythrocyte Sel Darah Merah Babi Sel darah merah merupakan sel darah terbanyak yang beredar dalam sistem sirkulasi, yaitu sekitar 6 8 juta per mililiter kubik darah (Aspinall & O Reilly 2004). Sel darah merah babi memiliki diameter sekitar 4 8 mikrometer dengan rata rata 6.0 mikrometer (Lahey et al dalam Thorn 2010), memiliki bentuk

4 menyerupai cakram atau bikonkaf dan tidak mempunyai inti seperti sel darah merah mamalia lain. 5 Gambar 2 Sel darah merah normal (Anonim 2012) Mamalia memiliki sel darah merah dewasa yang tidak berinti dan memiliki sedikit organel sel termasuk mitokondria. Oleh karena itu, sel darah merah memproduksi ATP secara anaerob (Shier et al. 2002). Minimnya nukleus dan organel sel lain yang dimiliki menyebabkan sel darah merah tidak dapat mengganti struktur yang rusak. Sel darah merah dewasa merupakan kantung membran yang terdiri dari 65% air dan 35% padatan (terutama protein) yang terdiri dari 95% hemoglobin (Colville & Bassert 2002). Karakteristik sel darah merah dewasa pada mamalia yaitu berbentuk bulat bikonkaf, tidak memiliki inti, dan berwarna merah akibat adanya hemoglobin (Tortora & Derrickson 2006). Sel darah merah yang belum dewasa akan memiliki inti hingga fase akhir sebelum berkembang menjadi sel dewasa. Sel ini normalnya tetap berada pada sumsum tulang merah hingga mencapai dewasa dan tidak ditemukan pada peredaran darah tepi. Senescence merupakan istilah yang digunakan untuk proses penuaan. Ketika sel darah merah mengalami senescence, terjadi penurunan aktivitas enzim (terutama enzim glikolisis yang memecah glukosa) dan kehilangan kemampuan berubah bentuk. Masa hidup sel darah merah berbeda pada setiap spesies hewan domestik. Sel darah merah babi memiliki masa hidup 86±11.5 hari (Lahey et al dalam Thorn 2010). Sel darah merah dapat mengalami krenasi dan pada kondisi sehat sel cenderung membentuk rouleaux. Sel darah merah anisocytosis terlihat pada babi dewasa, tapi lebih jelas pada babi muda. Darah pada babi muda terdiri dari banyak sel darah merah polikromatik, sel darah merah berinti, dan Howel-Jolly bodies. Sel darah merah babi dewasa dan babi masa fetus lebih tahan lisis dibandingkan sel darah merah babi lepas sapih. Daya tahan osmotis tergantung pada temperatur, ph, dan waktu, namun tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan breed. Tingkat laju endap darah babi lebih cepat dibandingkan hewan domestik lain. Babi dewasa memiliki volume darah berkisar ml/kg dengan sistem pembekuan darah babi serupa dengan manusia (Swindle 2007). Sel darah babi memiliki jumlah yang bervariasi. Variasi ini dipengaruhi oleh usia; masa kebuntingan, kelahiran, dan laktasi; stres; dan penyakit.

5 6 Tabel 2 Interval sel darah merah babi domestik Kisaran Rata rata Sel darah merah (x10 6 /ul) 5,0 8,0 6,5 Hemoglobin (g/dl) 10,0 16,0 13,0 PCV (%) ,0 MCV (fl) MCH (pg) 17, MCHC (%) 30,0 34,0 32 Retikulosit (%) 0,0 1,0 0,4 ESR (mm in 1 h) Variable Diameter sel darah merah (mm) 4,0 8,0 6,0 Lama hidup SDM (hari) 86±11,5 Resistensi thdp larutan hipokromik (%) Min 0,75 Max 0,45 Rasio myeloerithtroid 1,77±0,52:1 (Lahey et al dalam Thorn 2010) Gambaran darah berubah seiring dengan kebuntingan, kelahiran, dan menyusui. Sel darah merah pada babi betina mengalami penurunan sekitar 2 minggu sebelum kelahiran terus berlanjut hingga akhir masa laktasi. Selama periode tersebut dapat ditemukan adanya retikulosit. Pemberian recombinant porcine somatotropin, growth hormone-releasing factor, dan thyrotropinreleasing factor selama masa laktasi diketahui mempengaruhi gambaran darah babi betina (Thorn 2010). Sel darah merah berinti dapat ditemukan pada sirkulasi darah fetus setelah 30 hari kebuntingan. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin meningkat sementara sel darah merah berinti menurun seiring bertambahnya usia. Ukuran sel darah merah berkurang selama kebuntingan. Retikulosit berada pada jumlah maksimal (6,5%) pada pertengahan masa kebuntingan dan menurun sekitar 1% saat kelahiran. Perubahan sel darah merah juga banyak terjadi setelah kelahiran. Jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin akan mengalami penurunan 30-38% karena pembesaran volume plasma beberapa hari setelah kelahiran. Ukuran sel akan meningkat segera setelah kelahiran, berkurang menjadi ukuran terkecilnya pada usia 3-6 bulan, dan meningkat kembali menjadi ukuran dewasa. Babi menyusui umumnya memiliki retikulosit sebanyak 3-8% dan sel darah merah berinti sebanyak 5%. Jumlah ini selanjutnya akan berkurang seiring bertambahnya usia babi. Pada babi muda, bentuk polikromasia, Howel-Jolly bodies, krenasi, badan rouleaux, dan polikilocyte merupakan bentuk bentuk sel darah merah yang sering terlihat. Jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin meningkat mencapai tingkat dewasa sekitar usia 5 bulan (Thorn 2010). Pertumbuhan yang cepat pada anak babi menyebabkan meningkatnya kebutuhan zat besi. Susu yang diperoleh anak babi tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga diperlukan suplemen tambahan untuk dapat memenuhinya. Hingga kebutuhan tersebut terpenuhi, anak babi akan mengalami

6 anemia mikrositik, normokromik, hingga hipokromik. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya serum ferritin dan kapasitas pengikatan besi total. Pemulihan secara spontan dapat timbul sekitar usia 5 minggu, yaitu ketika anak babi mulai memperoeh nutrien dari sumber lain. 7 Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa, beta, gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen (Martini 1992). Heme merupakan bagian pigmen yang dihasilkan oleh mitokondria sementara globin merupakan bagian protein yang diproduksi oleh ribosom. Setiap kelompok heme dapat mengikat sebuah molekul oksigen. Empat kelompok heme akan menempel pada setiap molekul globin. Dengan demikian, setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta (Colville & Bassert 2002). Fungsi utama hemoglobin yaitu untuk transpor oksigen ke jaringan (Brown 1980). Fungsi ini terdiri dari dua tahap fisiologis yaitu terbentuknya oksihemoglobin dan deoksihemoglobin. Oksihemoglobin yaitu hemoglobin yang sedang membawa oksigen, satu molekul oksigen berikatan dengan setiap molekul besi. Hemoglobin bergabung dengan oksigen di dalam paru-paru membentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen ke sel-sel jaringan didalam tubuh (Frandson 1992). Deoksihemoglobin yaitu hemoglobin yang telah melepaskan oksigen dan dikenal pula dengan sebutan hemoglobin kosong (Colville & Bassert 2002). Pemeriksaan hemoglobin merupakan pemeriksaan yang penting dan cukup akurat untuk menentukan keadaan anemia. Hemoglobin dapat bekerja secara efisien ketika berikatan dengan sel darah merah (Martini 1992), maka anemia akibat gangguan pada sel darah merah (baik jumlah maupun bentuk ) akan mempengaruhi kadar hemoglobin. Namun meski hemoglobin terkandung dalam sel darah merah, jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan. Kadar hemoglobin akan berada dibawah kadar normal pada kondisi anemia dan leukemia, sedangkan pada kondisi polisitemia vera dan dehidrasi kadar hemoglobin akan meningkat diatas kadar normal (Brown 1980). Hematokrit Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (Packed Cell Volume/PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah setelah disentrifugasi. Hampir semua spesies hewan lokal memiliki nilai hematokrit 38 45% dengan rata rata 40. Kuda tarik umumnya memiliki nilai hematokrit 35 38%, sapi perah dalam masa laktasi memiliki nilai hematokrit 32 35%, ayam 30

7 8 33%, dan ayam jantan dewasa memiliki nilai hematokrit mencapai 35 40% (Swenson 1984). Babi lokal memiliki nilai hematokrit antara 32 50% dengan rata rata 42% (Lahey et al dalam Thorn 2010). Nilai hematokrit babi neonatal rendah secara fisiologi sehingga dibutuhkan injeksi iron dextran (100 mg IM) saat masa perawatan (Swindle 2007). Saat hewan beraktivitas, limpa dapat menambah kadar sel darah merah ke dalam sirkulasi sehingga meningkatkan hematokrit hingga 25% (Akers & Denbow 2008). Nilai hematokrit juga dipengaruhi oleh hormon testosteron. Hormon testosteron menstimulasi sintesis eritropoietin yang berperan dalam produksi sel darah merah (Tortora & Derrickson 2006). Kecepatan penurunan hematokrit dapat membantu dalam penilaian mekanisme terjadinya anemia. Pada penghentian total produksi sumsum tulang tanpa adanya hemolisis akan meyebabkan penurunan hematokrit tidak lebih dari 3 4 angka per minggu. Penurunan hematokrit yang lebih cepat tanpa adanya perubahan volume plasma yang nyata mengindikasikan adanya hemolisis (Waterbury 2000). Nilai hematokrit berhubungan erat dengan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah (Brown 1980). Transfusi dan Autotransfusi Transfusi sel darah merah merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengobatan anemia akibat hemoragi, hemolisis, atau eritropoiesis yang tidak efektif. Transfusi sel darah merah dapat meningkatkan kapasitas angkut oksigen pada pasien anemia dan mencegah pengiriman oksigen yang tidak sesuai ke jaringan yang dapat menyebabkan jaringan hipoksia (Callan 2010). Transfusi darah umumnya menggunakan darah pengganti yang berasal dari darah homolog. Adapun yang dimaksud dengan darah homolog adalah darah yang berasal dari donor dan bukan berasal dari individu itu sendiri. Sel darah merah memiliki antigen (glikoprotein atau glikolipid) pada permukaan membran sehingga dapat diklasifikasi dalam kelompok darah. Karakteristik antigen antigen ini yaitu dapat memicu reaksi antibodi pada inang atau donor yang berlawanan. Interaksi antigen antibodi dapat menyebabkan penghancuran sel darah merah. Sebagai contoh, kucing dengan tipe darah B yang menerima darah tipe A menyebabkan penghancuran sel darah merah yang diperantarai IgM dan komplemen sehingga melepaskan komponen vasoaktif yang poten. Hal ini dapat menyebabkan shock (Lanevschi & Wardrop 2001). Salah satu cara untuk mengatasi masalah ketersediaan darah serta meminimalisir reaksi akibat ketidakcocokan darah antara donor dengan resipien yaitu dengan menggunakan darah yang berasal dari pasien sendiri (autolog). Transfusi autolog adalah transfusi darah yang berasal dari individu yang sama atau disebut juga autotransfusi (Pfiedler Enterprices 2012). Kelebihan dari autotransfusi adalah ketersediaan darah autolog dalam waktu yang relatif singkat, terutama untuk kondisi pendarahan hebat seperti pada trauma abdomen. Terdapat beberapa macam autotransfusi, diantaranya autotransfusi preoperatif dan autotransfusi intraoperatif. Pada autotransfusi preoperatif dilakukan pengambilan darah sebelum dilakukan operasi, sedangkan pada autotransfusi intraoperatif sumber darah untuk autotransfusi berasal dari

8 perdarahan sewaktu tindakan operasi (Capraro 2001). Contoh autotransfusi preoperatif adalah autotransfusi dengan menggunakan darah simpan (stored), yaitu darah pasien yang telah diambil sebelum operasi dan disimpan dalam suhu yang dapat menjaga kestabilan sel darah. Callan (2010) mendefinisikan darah simpan (stored whole blood/swb) sebagai darah yang disimpan selama lebih dari 8 jam, lama penyimpanan tergantung antikoagulan atau bahan pengawet (preservative solution) yang digunakan dan bervariasi dari 48 jam untuk sodium sitrat 3,8% (tanpa preservatif) hingga 4 minggu untuk penggunaan CPD-A1 (citrate, phosphate, dextrose, adenin). Darah simpan terdiri dari plasma protein dan sel darah merah, namun tidak ada platelet fungsional dan faktor antikoagulan. Autotransfusi intraoperatif merupakan autotransfusi menggunakan darah yang bersumber dari hasil pendarahan pasien pada saat operasi berlangsung. Perlakuan terhadap darah diantaranya dengan melakukan penyaringan atau pencucian. Autotransfusi Intraoperatif Sederhana (AIS) yaitu autotransfusi menggunakan darah intraoperatif yang telah disaring secara sederhana. Metode yang dilakukan berupa pengambilan darah dengan suction, penampungan dalam botol yang diberi natrium sitrat, penyaringan dengan kain kassa buikgaas, serta transfusi kembali (Widjanarko 2002). Autotransfusi pencucian dilakukan dengan menggunakan alat cell saver. Dengan menggunakan cell saver, darah hasil perdarahan pasien akan mengalami pemisahan komponen darah (sel darah merah, plasma, dan leukosit serta debris) sebelum ditansfusikan kembali ke dalam tubuh pasien. Pemisahan ini dianggap perlu karena pengambilan darah dari lapangan operasi merupakan tindakan yang traumatis yang akan menimbulkan pengaktifan lekosit pada tingkatan yang lebih besar sehingga akan timbul reaksi inflamasi yang besar pula (Rubens et al. 2008). Keunggulan lain dari penggunaan darah autolog yaitu adanya kadar 2,3 difosfogliserat yang lebih tinggi. Keberadaan 2,3 difosfogliserat yang juga dikenal sebagai 2,3 bifosfogliserat dibutuhkan untuk pengikatan oksigen di paru dan pelepasannya di jaringan karena dapat mengubah dan menurunkan afinitas oksigen terhadap hemoglobin (Pfiedler Enterprises 2012). Perbedaan suhu yang tidak terlalu signifikan antara darah auotransfusi dengan suhu tubuh pasien merupakan keuntungan lain dari proses autotransfusi intraoperatif. Pasien dengan kondisi kehilangan darah yang cukup banyak rentan mengalami kondisi hipotermi sehingga penggunaan darah dengan perbedaan suhu darah transfusi yang cukup signifikan dapat memperparah kondisi tersebut. Faktor koagulopati dalam darah autotransfusi juga masih memiliki fungsi yang lebih baik untuk proses pembekuan darah dibandingkan transfusi menggunakan darah simpan. 9 METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan Mei hingga Juni Penelitian dilaksanakan di Bagian Bedah dan Radiologi Hewan Kecil, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Analisa sampel darah dilakukan di Laboratorium Yasa, Bogor.

ANALISA INDEKS ERITROSIT BABI DOMESTIK

ANALISA INDEKS ERITROSIT BABI DOMESTIK ANALISA INDEKS ERITROSIT BABI DOMESTIK (Sus domestica) PADA AUTOTRANSFUSI PREOPERATIF, INTRAOPERATIF SEDERHANA, DAN INTRAOPERATIF PENCUCIAN CELL SAVER SEBAGAI MODEL UNTUK MANUSIA ANITA RAHMAYANTI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing kampung (Felis domestica) termasuk dalam ordo karnivora (pemakan daging). Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut: kingdom

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 MCV (Mean Corpuscular Volume) Nilai MCV (Mean Corpuscular Volume) menunjukkan volume rata-rata dan ukuran eritrosit. Nilai normal termasuk ke dalam normositik, nilai di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

Penelitian Indeks Eritrosit Babi Domestik (Sus domestica) pada Autotransfusi Darah sebagai Model untuk Manusia

Penelitian Indeks Eritrosit Babi Domestik (Sus domestica) pada Autotransfusi Darah sebagai Model untuk Manusia ACTA VETERINARIA INDONESIANA ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373 Vol. 1, No. 2: 69-77, Juli 2013 Penelitian Indeks Eritrosit Babi Domestik (Sus domestica) pada Autotransfusi Darah sebagai Model untuk Manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerbau Lumpur Kerbau domestik di Asia memiliki nama ilmiah Bubalus bubalis. Menurut Roth (2004) susunan taksonomi kerbau domestik adalah kerajaan animalia, filum chordata, kelas

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi fisiologis ternak dapat diketahui melalui pengamatan nilai hematologi ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang mengandung butir-butir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Taksonomi dan Biologi Luak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Luak atau Paradoxurus hemaphroditus yang berada di daerah pulau Jawa menurut Shiroff (2002) memiliki susunan taksonomi sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ketersediaan kantong darah di Indonesia masih. sangat kurang, idealnya 2,5% dari jumlah penduduk untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ketersediaan kantong darah di Indonesia masih. sangat kurang, idealnya 2,5% dari jumlah penduduk untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan kantong darah di Indonesia masih sangat kurang, idealnya 2,5% dari jumlah penduduk untuk satu tahun. Pada tahun 2013, secara nasional terdapat kekurangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi. darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahunnya, terkumpul sekitar 92 juta donasi darah dari seluruh dunia. Rata-rata, 50% dari total donasi darah tersebut terkumpul dari negara yang memiliki pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Viskositas Darah Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap resistensi aliran darah. Viskositas darah tergantung beberapa faktor, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi, 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil perkawinan silang, seleksi dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi, terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Darah Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh, membawa kembali produk sisa metabolisme sel ke organ eksternal,

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfusi darah 2.1.1 Pengertian Transfusi Darah Transfusi darah adalah suatu cara pengobatan berupa penambahan darah atau bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan (WHO,2009). Terapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern.transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Lokal Ayam lokal merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di pelosok masyarakat. Unggas merupakan penyumbang terbesar keperluan daging

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kegiatan penelitian dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK

POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK Retikulosit merupakan eritrosit muda, sehingga jika terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah komponen esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi unggas yang telah lama berkembang di Indonesia salah satunya ialah puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat sebagai sumber

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Donasi darah merupakan proses pengambilan darah. secara sukarela dari seseorang kemudian darahnya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Donasi darah merupakan proses pengambilan darah. secara sukarela dari seseorang kemudian darahnya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Donasi darah merupakan proses pengambilan darah secara sukarela dari seseorang kemudian darahnya akan disimpan di bank darah. Total darah yang dapat didonasikan tidak

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN meter dari permukaan laut dengan kondisi lembab, serta mempunyai

II KAJIAN KEPUSTAKAAN meter dari permukaan laut dengan kondisi lembab, serta mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Limbah Jeruk Manis Jeruk manis (Citrus sinensis) merupakan tanaman yang tumbuh subur didaerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi didaerah tropis pada ketinggian

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tanaman Kecubung Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang tersebar luas di daerah yang beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena atau arteri yang mengangkat oksigen dan bahan makanan ke seluruh

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell

BAB 1 PENDAHULUAN. Intensive Care Unit (ICU) dengan rerata lima unit per pasien. Packed red cell BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transfusi darah modern menggunakan komponen darah merupakan salah satu terapi medis standar yang paling sering dilakukan. Sebanyak 14 juta unit packed red cell (PRC)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar eritrosit, haemoglobin, hematokrit, dan MCV ayam peterlur yang diberi dan tanpa kitosan dalam pakan, berdasarkan hasil penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel.1 Kadar Eritrosit,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. plasma dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit), yang masing -masing

I. TINJAUAN PUSTAKA. plasma dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit), yang masing -masing I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Darah Darah adalah cairan dalam pembuluh darah yang beredar ke seluruh tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung. Darah tersusun atas cairan plasma dan sel darah (eritrosit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total. Pada pria prosentase ini sedikit lebih besar daripada wanita. 45-60 % darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian 2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk memperolehgambaran darah merah anak domba yang dilahirkan oleh induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan, yaitu jumlahrbc, nilai PCV, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Rokok bukan sekedar asap yang ditelan, nikotin yang terkandung pada asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sel Darah Merah Jumlah sel darah merah yang didapatkan dalam penelitian ini sangat beragam antarkelompok perlakuan meskipun tidak berbeda nyata secara statistik. Pola kenaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia pada Gagal Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah sindoma klinik karena penurunan fungsi ginjal menetap karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. Kambing PE merupakan kambing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensio Plasenta 1. Definisi Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir pada manajemen aktif kala tiga. 1 2. Patologi Penyebab retensio plasenta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

Lebih terperinci

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H Shabrina Jeihan M XI MIA 6 G O LO N G A N D A R A H,U JI G O LO N G A N D A R A H D A N SISTEM TR A N SFU SI D A R A H G olongan darah Golongan darah -> klasifikasi darah suatu individu berdasarkan ada

Lebih terperinci

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN A. Tujuan Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin. B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Haemoglobin 1. Definisi Haemoglobin Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan konjungsi protein, sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia 2.1.1 Pengertian Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O 2 ) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hemoglobin Darah orang dewasa normal memiliki tiga jenis hemoglobin, dengan komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2. Hemoglobin minor yang memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus

TINJAUAN PUSTAKA. Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus (zebu sapi berponok), Bos taurus yaitu bangsa sapi yang menurunan bangsabangsa sapi potong dan

Lebih terperinci

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat disebut sel darah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

Lebih terperinci

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung.

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. 2 dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung. TINJAUAN PUSTAKA Autotransfusi Darah untuk transfusi dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan jumlah eritrosit. Jumlah eritrosit darah (juta/ mm 3 ) ulangan ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan jumlah eritrosit. Jumlah eritrosit darah (juta/ mm 3 ) ulangan ke 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil analisis jumlah eritrosit darah. Berdasarkan analisis stastik jumlah eritrosit hasil perlakuan adalah sebagai berikut Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Resiko Tinggi 1. Definisi Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi

Lebih terperinci

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma CAIRAN TUBUH DARAH Darah merupakan cairan viskous tubuh, warna merah, merupakan jaringan yang ikut dalam sirkulasi tertutup. komponan darah terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian padat (solid) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci