Peningkatan Daya Saing Indonesia melalui Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan Reorientasi bidang keahlian pendidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Daya Saing Indonesia melalui Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan Reorientasi bidang keahlian pendidikan"

Transkripsi

1 RENCANA AKSI HASIL SIDANG SUB KOMISI 2 C RNPK 2017 Untuk Paparan Akhir PUSAT PROINSI KAB/KOTA PELAKSANAAN 2C Peningkatan Daya Saing Indonesia melalui Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan Reorientasi bidang keahlian pendidikan 1 kejuruan 0 a. FORMAL b. Kurangnya kemampuan komunikasi guruguru/lulusannya Pembenahan kurikulum terkait dengan bahasa asing, v 12 bln (26 Januari 2017) persyaratan TOEFL/ IELTS v v v 6 bln c. Peningkatan skill guru melalui PKB v v v 3 Menciptakan lingkungan yang berbahasa inggris v v v 12 d. Pendidikan kecakapan hidup (4C + P) Pemberian peran kepada siswa utk mengorganisir kegiatan v v 6 Mengefektifkan program magang utk life skill v v 6 Belajar dalam kelompok pemasaran bersama v v 3 Pengembangan pendidikan karakter di sekolah berupa pembiasaan terkait life skill e. Evaluasi bidang keahlian yang sdh jenuh Penempatan siswa berdasarkan assesment test terhadap minat Kompetensi yang sdh jenuh diganti dengan yg dibutuhkan pasar v v 6 v v 3 v v v 3 Perumusan bidang keahlian oleh daerah sesuai kebutuhan v v v 3 Pemetaan bidang keahlian dan orientasi pengembangan berdasarkan kebutuhan pasar/ pembangunan (contoh kebutuhan tenaga seni dan budaya) Perumusan bidang keahlian oleh daerah sesuai kebutuhan v v 3 Ketersediaan guru professional PKB, magang ke LN australia, jerman, jepang v v v 6 Missmatch antara teori dan praktik Penyediaan fasilitas yang lebih baik v v v 12

2 PUSAT PROINSI KAB/KOTA PELAKSANAAN Peningkatan Daya Saing Indonesia Pemutakhiran melalui Pendidikan buku teks Kejuruan dan Keterampilan v v v 12 Upgrading/ refresh kompetensi v v v 12 Perlunya penyadaran bahwa penyandang disabilitas punya hak utk pendidikan dan pekerjaan OJT di industri yg tepat v v v 6 Inklusif v v v 6 Guru memiliki kompetensi yang lebih v v v 6 NON FORMAL Wirausaha utk SMK OJT di industri yg tepat v v v 12 Mentoring oleh pengusaha sukses v v v 12 Political will dari pemerintah daerah utk Peraturan daerah terkait pengembangan vokasi v v 3 Merubah persepsi masyarakat bahwa melalui pendidikan non formal juga bisa berhasil Sosialisasi v v v 12 Advocasi v v v 12 2 Penguatan kerjasama dan sinergi dengan DUDI, K/L dan Lembaga Internasional (penyiapan kurikulum, permagangan, keterserapan, dll.) Branding yang diiringi dengan penyediaan lapangan kerja oleh pemerintah DU/DI kurang kooperatif dengan SMK Peningkatan kualitas SMK melalui pemenuhan 8 standar karena attitude/softskill, kemampuan pendidikan dengan penambahan penekanan pada pendidikan softskill berbahasa "inggris teknik" siswa SMK yang belum sesuai dengan standar industri, serta tidak match-nya kurikulum di SMK dengan kompetensi kerja yang dibutuhkan industri Belum adanya wadah/kelembagaan untuk bertemunya antara DU/DI dengan Pendidikan Kejuruan dengan dasar hukum yang kuat Pembentukan wadah/lembaga yang mewadahi bertemunya kepentingan DU/DI dengan SMK v v v 12

3 PUSAT PROINSI KAB/KOTA PELAKSANAAN Peningkatan Belum adanya Daya insentif Saing (mis: pengurangan Indonesia Advokasi/usulan melalui Pendidikan kepada Kementerian Kejuruan Keuangan untuk dan Keterampilan pajak) kepada industri yang melaksanakan memberikan insentif kepada dunia usaha/dunia industri yang bekerjsama dengan SMK kerjasama dengan SMK. Belum adanya transparansi kebutuhan SDM dari DU/DI sehingga dunia pendidikan belum sepenuhnya dapat menyiapkan kebutuhan SDM industri Rendahnya penghargaan DU/DI terhadap lulusan SMK 3 Percepatan penyelesaian KKNI (untuk Perlu dilakukan analisis kebutuhan SDM industri secara bersama-sama dan transparan antara lain dengan penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri Peningkatan kualitas SMK melalui pemenuhan 8 standar pendidikan a. Memilah yg harus diprioritaskan Prioritas bidang keahlian berdasarkan tantangan MEA v 3 Memasukkan program keahlian yang belum tercantum v v v 3 b. Kriteria teknis masing2 level dengan petunjuk teknis yg lebih jelas Menyusun kriteria dan pedoman/ juknis v 6 Kurikulum belum match dg KKNI Dilakukan penyempurnaan kurikulum v 12 Pembukaan program keahlian baru dilakukan evaluasi kebutuhan Fleksibilitas dalam penyusunan kurikulum yg mengarah kreatifitas Program pelatihan pengembangan kurikulum utk kreatifitas Dilakukan analisis kebutuhan v v v 6 Disusun regulasi yang memberikan peluang/ fleksibilitas v v v 6 Melalui PKB guru v v v 6

4 No SUB TEMA/TOPIK/ISU Rencana Aksi PUSAT PROINSI KAB/KOTA PELAKSANAAN 4 Sertifikasi Peningkatan kompetensi Daya lulusan Saing Indonesia melalui Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan 1 Lembaga Sertifikasi - SMK --> LSP-P1 - P4TK --> LSP-P2 - Lembaga Sertifikasi Kompetensi (kursus) --> sudah ada 35 LSK yang akan dilisensi oleh BNSP sbg LSP-P3 - masing2 provinsi harus punya LSP minimal 1 (semua bidang keahlian) - sertifikasi dibuat per jenjang kompetensi, sehingga modul bisa digunakan oleh SMK, kursus dan SMALB SMK menjadi LSP-P2 2 Tempat Uji Kompetensi Mendorong jumlah TUK (Lembaga kursus, SMK, SMALB) SMK boleh punya BKK yang Mendorong BLK/Industri Kemenaker menjadi partner sbg endorsement untuk pengakuan sertifikasi (minimal 100 partner industri) 3 Seritifikasi keahlian guru masih rendah Mendorong jumlah LSP-P2 5 Integrasi pendidikan vokasi (SMK, Lembaga Kursus dan Pelatihan, dan SMALB) Integrasi Kelembagaan regulasi integrasi (ex : siswa diatas 21 berbayar, yg dibawah 21th tidak berbayar)

5 PUSAT PROINSI KAB/KOTA PELAKSANAAN Peningkatan Daya Saing Indonesia SMK melalui yang bagus Pendidikan yang bisa sebagai Kejuruan integrator dan Keterampilan Integrasi Program Program Formal leading Program Nonformal Program Nonformal memberikan ide ke program formal c. Integrasi Pembiayaan investasi dari formal, operasional dari Nonformal d. Integrasi SDM Mengundang tenaga Ahli, lulusan dan industri Kerjasama dengan SMK lain e. Pengembangan berbasis keunggulan lokal berstandar internasional Mengolah potensi wilayah Antisipasi perubahan global

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING

RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI DAN DAYA SAING RENCANA AKSI KOMISI 2: PENINGKATAN MUTU, RELEANSI DAN DAYA SAING Sub Komisi A: Implementasi Kurikulum 2013 No Topik/Tema Rencana Aksi 1. Penetapan sasaran sekolah pelaksana Kurikulum 2013 Percepatan penyelesaian

Lebih terperinci

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN SMK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PENGEMBANGAN SDM - Sertifikasi Profesi untuk seluruh tenaga pendidik Pendidik (guru) - Sertifikasi kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, khususnya untuk guru

Lebih terperinci

Nawacita No. 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Kondisi sebelumnya:

Nawacita No. 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Kondisi sebelumnya: Program Indonesia Pintar Nawacita No. 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Kondisi sebelumnya: Bantuan Siswa Miskin (BSM) menjangkau 9 juta siswa Sasaran: siswa miskin (siswa SD, SMP, SMA, dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DR. WARTANTO DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DR. WARTANTO DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DR. WARTANTO DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS 3 PILAR PEMBANGUNAN PENDIDIKAN 1. Perluasan dan Pemerataan Akses 2. Peningkatan

Lebih terperinci

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono 1. MASIH BANYAK YANG BELUM MELIHAT PENTINGNYA REVITALISASI SMK DALAM PENINGKATAN SEKTOR EKONOMI. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL

LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Sawangan, 26 s.d 28 Februari 2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem pendidikan di Indonesia, sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh melalui lembaga pendidikan formal dan non formal. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemendikbud: Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa   Rabu, 17 Mei 2017

Siaran Pers Kemendikbud: Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa   Rabu, 17 Mei 2017 Siaran Pers Kemendikbud: Revitalisasi SMK Untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa   Rabu, 17 Mei 2017 Jakarta, Kemendikbud (17/5)  Presiden Joko Widodo (Jokowi) seringkali berpesan agar pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, para calon tenaga kerja dituntut untuk memiliki mental kuat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan sesuai

Lebih terperinci

RENCANA AKSI HASIL SIDANG SUB KOMISI 2 D RNPK 2017 Untuk Paparan Akhir PERAN

RENCANA AKSI HASIL SIDANG SUB KOMISI 2 D RNPK 2017 Untuk Paparan Akhir PERAN RENCANA AKSI HASIL SIDANG SUB KOMISI 2 D RNPK 2017 Untuk Paparan Akhir No SUB TEMA/TOPIK/ISU Rencana Aksi 2D Peningkatan Kualitas dan Tata Kelola GTK 1 calon guru (termasuk penguatan LPTK) (24 Januari

Lebih terperinci

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC attitude knowledge skill Agus Sutrisno Empat Kerangka Strategis MEA ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukumg dengan

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

PENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

PENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL PENGAMBANGAN SKKNI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KERJA INDONESIA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL Disampaikan Pada Kegiatan SOSIALISASI SKKNI DI INDUSTRI KOMINFO 1 APRIL 2015 DI BALIKPAPAN Oleh

Lebih terperinci

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil Sidang Komisi I KEBIJAKAN PAUDNI TIM KOMISI I TOPIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang

Lebih terperinci

Tata Kelola Program Keahlian Ganda (PKG)

Tata Kelola Program Keahlian Ganda (PKG) Tata Kelola Program Keahlian Ganda (PKG) (Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA) Direktorat Pembinaan Tenaga Pendidik Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA oleh Ir. SUMARNA F. ABDURRAHMAN, MSc KETUA KOMITE TETAP SISTEM KOMPETENSI SDM KADIN - INDONESIA KONDISI DAN MASALAH TANTANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS PADA KOMPETENSI GLOBAL DAN KEARIFAN LOKAL Sub Tema I: Pendidikan Technopreuneurship. Oleh : Bambang Sugestiyadi

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS PADA KOMPETENSI GLOBAL DAN KEARIFAN LOKAL Sub Tema I: Pendidikan Technopreuneurship. Oleh : Bambang Sugestiyadi PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS PADA KOMPETENSI GLOBAL DAN KEARIFAN LOKAL Sub Tema I: Pendidikan Technopreuneurship Oleh : Bambang Sugestiyadi Departemen Pendidikan Nasional menyusun Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan dunia kerja erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia selalu mendapat perhatian mutlak bagi

Lebih terperinci

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bagian dari pendidikan formal yang dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan pada jenjang menengah yang

Lebih terperinci

Darmawansyah, ST, M.Si /

Darmawansyah, ST, M.Si / Darmawansyah, ST, M.Si 08180676099 / 085213401980 darmawansyah73@gmail.com PROFIL SDM INDONESIA FEB 2015 5,46 juta penganggur menjadi prioritas untuk ditingkatkan kompetensinya Sumber : diolah dari berita

Lebih terperinci

Hasil Sidang Komisi 5 REMBUK NASIONAL Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Hasil Sidang Komisi 5 REMBUK NASIONAL Pendidikan dan Kebudayaan 2012 Hasil Sidang Komisi 5 REMBUK NASIONAL Pendidikan dan Kebudayaan 2012 Integrasi Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Bojongsari-Depok, 26-28 Februari 2012 1 HASIL SIDANG KOMISI SUB TEMA 1 (Integrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4 Salah satu kebijakan pemerintah tentang sekolah menengah adalah penggalakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dan sampai saat ini

Lebih terperinci

Bab V. Rencana Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung

Bab V. Rencana Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Bab 5. Rencana Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 2011-2015 Bab V. Rencana Pengembangan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 2011-2015 Dalam merumuskan strategi pengembangan Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT)

Lebih terperinci

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Perkembangan dunia pendidikan sejalan dengan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOTA VOKASI

PENGEMBANGAN KOTA VOKASI SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN KOTA VOKASI Oleh: Jorlin Pakpahan ADALAH KOTA YANG: 1. MENYADARI PERAN PENTING PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI, UNTUK MENJADI- KAN WARGA KOTANYA MENJADI MANUSIA PRODUKTIF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 Ps 26 (3). Isinya meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat 7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah tantangan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat persaingan kerja

Lebih terperinci

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten MAJU BERSAMA KADIN JAWA TENGAH Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten Sumbangan pemikiran dalam menghadapi ASEAN Economic Community - 2015 Oleh : Iskandar Sanoesi issanoesi@yahoo.com Asean

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber

BAB I PENDAHULUAN. Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toshiko Kinosita (Kompas, 24 Mei 2002) mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PEMALANG.

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PEMALANG. STRATEGI PENINGKATAN KINERJA SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PEMALANG. SPM Bidang Sosial 1. Pelaksanaan Program/Kegiatan Bidang Sosial; 2. Penyediaan Sarana dan Prasarana Sosial; 3. Penanggulangan

Lebih terperinci

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja 1. Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja Demand-Driven 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja 4. Kesuksesan siswa pada Hands- On atau

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena menyangkut kualitas suatu bangsa. Pendidikan juga berarti menyiapkan kaderkader bangsa siap

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja Oleh: Dr. WARTANTO Dir Pembinaan Kursus dan Kelembagaan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Ayat (2) Pendidikan non formal berfungsi

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia Strategi Mempersiapkan Guru SMK RSBI : Studi Pendahuluan di SMK RSBI DKI Jakarta 2009 Bambang Dharmaputra Abstrak Makalah ini disusun berdasarkan Studi Pendahuluan SMK RSBI di Propinsi DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID Agustina Zubair KURIKULUM PT Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara

Lebih terperinci

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015 Published on Universitas Negeri Yogyakarta (https://uny.ac.id) Home > Prof. Dr. Muhyadi Prof. Dr. Muhyadi Submitted by nurhadi on Sun, 2015-06-21 13:09 PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta persaingan di dunia pendidikan yang semakin kompleks, menuntut lembaga pendidikan untuk berubah dari model pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apotek bukan menjadi barang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, karena keberadaannya sudah sedemikian dekat dan ada di sekitar kita. Kalau dahulu dalam satu

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY

EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY EVALUASI PEMBELAJARAN KOMPERHENSIF PADA MATAKULIAH MANAJEMEN USAHA BOGA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PTBB FT UNY Oleh Yuriani, Titin Hera Widi Handayani FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SULAM LEVEL III berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi

Lebih terperinci

Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi

Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi Indonesia Kompeten Pengembangan Program Sertifikasi Profesi Berbasis Kompetensi Disampaikan oleh: Ir. Surono MPhil Ketua Komisi Harmonisasi dan Kelembagaan BNSP Email: surono.ckp@gmail.com 2013 PROSES

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD AGENDA GLOBALISASI DAN PENDIDIKAN AKUNTANSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN AKUNTANSI GLOBAL MEMBENTUK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan dalam bidang kerjasama berbagai produk. Barang jadi di pasaran merupakan produk dari hasil kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 2 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 2 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan memberikan peningkatan kualitas dalam persaingan di dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi global yang semakin kompetitif sekarang ini, arus barang dan jasa bergerak tanpa batas (borderless) keberbagai penjuru negara yang menyebabkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu

Lebih terperinci

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014

Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil Sidang Komisi VI: Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan keahlian agar dapat langsung bekerja sesuai dengan minat dan

Lebih terperinci

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan Salah satu fungsi pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A. Latar Belakang BAB I

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Tujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. RANGKUMAN PEMIKIRAN Rapat Koordinasi Nasional Sinergitas Konsil Kedokteran indonesia dengan Pemangku Kepentingan dalam Pengawalan Profesionalisme Dokter dan dokter Gigi Menghadapi Tantangan Global Makasar,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2 KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 2 Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Pengembangan IPTEK utk Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Pengembangan IPTEK utk Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Pengembangan IPTEK utk Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Jokowi- JK Dewan Riset Nasional Jakarta, 26 Juni 2014 Tantangan Kita Kualitas sebagain besar SDM kita terbatas dan Daya Saing kita

Lebih terperinci

GAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI LOGO

GAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI LOGO GAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI Seminar Proyek Perubahan Diklat Kepemimpinan III Angkatan VI Tahun 2014 muhd.dali64.md@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek kehidupan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MASTER OF CEREMONY BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah. TELAAH KURIKULUM DOC. 1 BAGIAN AWAL A. Cover Deskripsi 1. Ada logo sekolah. 2. Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah dan Tahun Pelajaran) 3. Menulis alamat sekolah dengan lengkap B. Lembar Pemberlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan

Lebih terperinci