BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Jumlah Daun Tanaman Nilam (helai) pada umur -1. Berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah daun (helai) didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 1. di bawah ini : Tabel 1. Rata-rata jumlah daun ( helai ) pada umur -1 pada berbagai perlakuan variasi sumber stek batang P1 1a 1,a 2,a 2,2a 1,2a 2,2a,a,12a 0,2a P2 b 1,ab 2ab 2,2a 0,a 0,a,a,2a 1,12a P,12b 1ab 1,cb 21,2b 2b 2,2a 2,ab 1,ab,ab P b 11,b 1,12c 1,b 1,2b 1,b 22b 2,2b 2,2b BNT 0.0,,,,,1,,2,1 11 Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel 1 tersebut di atas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu ke 2,, dan tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun dan pada minggu ke,,,,,, 11, 12 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Berdasarkan hasil uji lanjut BNT % pada pengamatan berbeda setelah tanam perlakuan 1 lebih banyak jumlah daunnya (1 helai) berbeda nyata dengan perlakuan 2, dan. pada minggu ke 1 setelah tanam perlakuan 1 dan 2 tidak berbeda nyata, jumlah daunnya 1,12 berbeda dengan perlakuan dan yang jumlah daunnya 2,2 helai. minggu ke pada perlakuan 2 dan jumlah daunnya berbeda nyata yaitu 1, dengan perlakuan 1 yang terdapat jumlah daunnya lebih banyak 1, helai dan perlakuan dengan jumlah paling sedikit 11, helai dan begitu juga pada minggu ke pada perlakuan 1,2, dan sangat berbeda nyata yaitu pada jumlah daun yang paling banyak terdapat pelakuan 1 (batang atas 2 ruas) pada 2, helai dan paling sedikit jumlah daunnya terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) 1,12 helai. Minggu ke,,11,12 dan 1

2 sangat berbeda nyata, bisa kita lihat pada perlakuan 1 dan 2 lebih banyak jumlah daunnya yaitu 2,2 helai, 1,2 helai,, helai,,2 helai, dan 1,12 helai dan perlakuan dan jumlah daunnya sedikit yaitu 1, helai, 1,2 helai, 22 helai dan 2,2 helai. Minggu ke pada perlakuan 1,2, dan berbeda berbeda nyata dan jumlah daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan 2 yaitu 0, helai, dan jumlah sedikit terdapat pada perlakuan yaitu 1, helai.ini menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan 2 (batang atas ruas) pertambahan jumlahnya lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan (batang bawah ruas). Perbedaan tersebut karena adanya stek pucuk pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan 2 ( batang atas ruas ) terdapat banyak karbohidrat sehingga jumlah daunnya bertambah banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat. Perbedaan tersebut terlihat pada Gambar 1 di bawah ini :

3 Gambar 1 : Kurva pertambahan jumlah daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar 1 di atas menunjukkan perlakuan 1 dan 2 ( batang atas 2 ruas dan batang atas ruas pada Pada umur mst sampai dengan 1 mst ( minggu terakhir pengamatan) mempunyai rata-rata jumlah daun terbanyak walaupun tidak berbeda nyata antara perlakuan 1 dan 2, demikian sebaliknya pada perlakuan dan minggu ke setelah tanam sampai minggu terakhir jumlah daunnya berbeda nyata. Demikian kita bisa melihat adanya perbedaan Perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan Perlakuan ( batang atas ruas) memberikan hasil jumlah daun lebih banyak sedangkan perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan (batang bawah ruas) lebih sedikit. hal ini kemungkinan karena sumber pucuk terdapat banyak karbohidrat sehingga pembentukan akar lebih cepat, yang menyebabkan penyerapan unsur hara lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat. Agar pertumbuhan dan produksi minyak nilam optimal dalam budidaya tanaman nilam lahan terbuka tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran berkisar antara - 0 %. Nilam yang ditanam di bawah naungan akan tumbuh lebih subur, daun lebih lebar dan tipis serta hijau, tetapi kadar minyaknya rendah. Tanaman nilam yang ditanam di tempat terbuka, pertumbuhan tanaman kurang rimbun, habitus tanaman lebih kecil, daun agak kecil dan tebal, daun berwarna kekuningan dan sedikit merah, tetapi kadar minyaknya lebih tinggi (Nuryani et al. 200).

4 .2. Panjang Daun Berdasarkan hasil analisis terhadap panjang daun didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2. di bawah ini : Tabel 2. Pertambahan panjang daun berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 11 1 P1 0,b 1,1b 2,b,b,22b,2b,1b,2ab,0ab,1a P2 1,1ab 2,ab 2,2b,b,ab,02b,2b,b,1b,b P 1,ab 2,1ab,1ab,0b,0b,2b,b,11b,0ab,b P 2,1a,0a,0a,1a,2a,a,0a,a,0a,ab BNT 0,0 0, 1,02 1,0 1,0 0, 0, 1,0 1,2 1, 1, Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel 2 dan 12 tersebut diatas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu ke 2 tidak berbeda nyata dan pada minggu ke,,,,,,,, 11 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang daun minggu,,,,,,,,11 dan 1 pada perlakuan 1,2,, dan menunjukkan variasi stek yang berbeda nyata yaitu minggu ke pada perlakuan terdapat 2,1 panjang daun yang paling tinggi, sedangkan yang paling rendah yaitu 0, panjang daun batang. Minggu ke pada perlakuan 2 dan tidak berbeda nyata dan perlakuan 1 dan sangat berbeda nyata yaitu perlakuan 1 panjang daunnya sangat rendah 1,1 dan sebaliknya perlakuan terdapat,0 panjang daun.kemudian minggu ke perlakuan 1 dan 2 tidak berbeda nyata dan perlakuan dan berbeda nyata. Panjang daun yang tinggi terdapat pada perlakuan yaitu,0 helai daun yang paling rendah terdapat pada perlakuan 1 yaitu 2, helai. Minggu ke perlakuan

5 1,2 dan berbeda nyata dengan perlakuan yaitu tinggi tanaman yang paling besar,1 dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan 1 yaitu, panjang daun. Minggu ke pada setiap perlakuan berbeda nyata dan panjang daun yang paling besar terdapat pada perlakuan yaitu,2 dan paling kecil terdapat pada perlakuan 1 yaitu,22 panjang daun. Minggu ke dan minggu ke pada perlakuan 1,2, dan berbeda nyata dengan perlakuan (batang bawah ruas) yaitu panjang daun lebih besar, dan,0 dan paling kecil,02 dan,2 yang terdapat pada perlakuan 2 batang atas ruas). Minggu ke dan minggu ke 11 setelah tanam, panjang daun yang paling banyak terdapat pada perlakuan yaitu, dan,0 panjang daun dan yang paling sedikit terdapat pada perlakuan 2 yaitu, dan,1 panjang daun. kemudian pada minggu terakhir pengamatan antar perlakuan berbeda nyata yaitu pada perlakuan 1 terdapat panjang daun yang lebih besar,1 dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan 2 yaitu,. Ini menunjukkan pertumbuhan panjang daun yang lebih baik terdapat pada perlakuan (batang bawah 2 ruas)dan perlakuan (batang bawah ruas stek batang), di bandingkan pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 ( batang atas ruas stek batang ). Perbedaan tersebut terlihat pada Gambar 2 di bawah ini PANJANG DAUN MINGGU SETELAH TANAM P1 P2 P P Gambar 2. Kurva pertambahan panjang daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS

6 Perlakuan variasi sumber stek batang yang berbeda menunjukkan hasil atau respon tidak berbeda nyata terhadap panjang daun tanaman di permukaan atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2 pada perlakuan 1, 2 dan pada 2 MTS dan 12 MTS, pada gambar panjang Panjang daun terlihat sejak 11 - minggu ke 1 setelah tanam pada perlakuan P1 terjadi kenaikkan panjang daun dari,0cm menjadi,1cm. Hal ini dilihat dari batang stek atas yaitu pada perlakuan 1 dan 2 disebabkan oleh adanya kandungan karbohidrat yang banyak terdapat pada stek pucuk sehingga batang atas pada perlakuan 1 tumbuh lebih baik dari pada perlakuan P variasi stek batang bawah. sehingga pembentukan akar lebih cepat, yang menyebabkan penyerapan unsur hara lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardani, (2012). Peranan karbohidrat untuk membentuk perakaran sangat besar. Semakin banyak jumlah ruas akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat tetapi kandungan nitrogennya sedikit, keadaan ini mengakibatkan bahan stek tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Demikian untuk bahan stek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat sedikit dengan nitrogen tinggi sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat... Lebar Daun Berdasarkan hasil analisis terhadap lebar daun didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Pertambahan lebar daun berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 11 P1 0,b 1,1b 2,1b 2,b,2b,2b,b,b,ab P2 1,2b 2,0ab 2,22b 2,b.0b,2b,b,1b,b P 1,1b 1,b 2,22b 2,b,ab,b,0b,b,ab P 1,1a 2,a,0a,a,2a,2a,1a,a,2a BNT 0,0 0,2 0, 0, 0,1 0, 0,2 0, 1,02 1,21

7 Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel diatas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada Pada minggu ke,,,,,,, dan 11 analisis sidik ragam berbeda nyata. Dari Tabel diatas menunjukkan, lebar daun pada minggu ke 2,12, dan 1 tidak ada perbedaan antar perlakuan yaitu lebar daun yang paling besar terdapat pada perlakuan P yaitu, cm dan yang paling kecil terdapat pada perlakuan P2 (batang atas ruas) yaitu 0,22 cm, Selanjutnya pada minggu ke dan ke, terdapat lebar daun yang kecil 0,cm pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan yang paling besar terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) terdapat 2,cm kemudian pada minggu ke paling kecil 2,1cm dan perlakuan (batang bawah ruas) terdapat,0cm lebar daun. Minggu ke terdapat jumlah daun yang kecil 2, cm dan yang paling besar,cm. Minggu lebar daun yang paling kecil terdapat pada perlakuan 2 (batang bawah ruas) terdapat,0 cm dan yang paling besar terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) terdapat,2 cm, minggu ke,,dan pada perlakuan 2 (batang atas ruas) terdapat lebar daun yang kecil yaitu,2cm, dan yang paling besar terdapat pada perlakuan yaitu,cm, minggu ke 11 pada perlakuan P1 (batang atas 2 ruas), P2 (batang atas ruas), P (batang bawah 2 ruas) dan P (batang bawah ruas) berbeda nyata yaitu lebar daun meningkat dari, cm dari perlakuan P (batang bawah ruas) menjadi,2 cm. Hal ini menunjukan lebar daun yang kecil terdapat pada perlakuan P1 (batang atas 2 ruas) dan P2 (batang atas ruas ) dan yang paling baik terdapat pada perlakuan P dan P ( batang bawah 2 dan ruas ). hal ini menunjukkan perbedaan perluasan lebar daun tersebut karena adanya intersepsi cahaya ke daun agak kurang, sehingga mengakibatkan sebagian daunnya tidak maksimum karena adanya naungan sejak awal. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Fitter dan Hay, 11 dalam Haryanti,20), fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman akibat respon metabolik yang langsung. EBAR DAUN P1 P2

8 Gambar : Kurva pertambahan lebar daun tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar di atas menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah ruas) mempunyai lebar daun yang tidak berbeda nyata, pada minggu ke 2 dan minggu ke, tetapi pada saat minggu ke 12 dan 1 dari ke perlakuan tersebut tidak berbeda nyata walaupun terlihat pada gambar ada trend kenaikkan p (batang bawah ruas) lebih tinggi dari lainnya tetapi secara statistik tidak terjadi perbedaan antara ke empat perlakuan. Hal ini terjadi karena tidak berbedanya perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas), perlakuan (batang bawah 2 ruas) dan perlakuan (batang bawah ruas) pada lebar daun tersebut kemungkinan adanya intersepsi cahaya ke daun agak kurang, sehingga mengakibatkan sebagian daunnya tidak maksimal karena adanya naungan sejak awal. Secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Fitter dan Hay, 11 dalam Haryanti, 20) bahwa pengaruh secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman akibat respon metabolik yang langsung. Menurut Fitter dan Hay (ll) dalam Haryanti (20) daun dari kebanyakan spesies menyerap lebih dari 0% cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk cahaya jingga dan merah. Pada membran tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu elektron dari karotenoid atau klorofil. Cahaya hijau, kuning, jingga dan

9 merah dipantulkan oleh kedua pigmen ini. Secara tidak langsung naungan sangat mempengaruhi kelembaban dan kandungan air tanah, sehingga dapat mempengaruhi perluasan daun maupun distribusi stomata pada permukaannya. Menurut Jumin, l2, jika melebihi potensial air daun 1 bar laju penurunan perluasan daun menjadi maksimum, dan setelah melewati 1 bar sampai 0 bar kecepatan fotosintesis menurun drastis... Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil analisis terhadap tinggi tanaman didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Pertambahan tinggi tanaman ( cm ) berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) 2 P1,2b 11,0b 11,2b 11,b 11,b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b 12,0b P2,b,b,2b,12b,12b,12b,b,b,b,b,b,b P,b,b,b,b,b,b,1b,1b,1b,1b,1b,1b P 1,a 1,a 1,a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a 1,12a BNT 0.0,,,1,,,1,,,,,, Keterangan : angka yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNT 0,0%. Hal ini karena tanaman tersebut masih beradaptasi sehingga tanaman tersebut tidak di uji lanjut. Dari Tabel di atas menujukkan bahwa hasil analisis sidik ragam pada minggu 2,,,,,,,,, 11, 12 dan 1 analisis sidik ragam berbeda nyata. Pada Perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas), dan perlakuan (batang bawah ruas) memberikan pengaruh terendah,2cm pada

10 pertumbuhan tinggi tanaman bila dibandingkan dengan perlakuan (batang bawah ruas) terdapat 1,12cm. Pada minggu ke 2 tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan (batang bawah 2 ruas) yaitu,cm, dan paling tinggi yaitu 1, yang terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas). Pada minggu ke terdapat pada perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) yaitu,cm yang terendah dan yang paling tinggi terdapat pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu 1,cm. Pada minggu ke dan minggu ke 1 pengamatan minggu terakhir tinggi tanaman yang paling tinggi terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) yaitu 1,cm dan yang terendah,1cm. Ini menunjukkan adanya perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) dipengaruhi pemangkasan pucuk, sehingga terjadi suplai auksin dari tunas apikal sehingga kadar auksin dalam ruas dibawahnya berkurang, dan perlakuan batang bawah (2 dan ruas) penyebabnya diperkirakan karena tanaman yang tidak dipangkas masih terus dapat bertambah tinggi dan ruas-ruas baru pada batang utama bertambah. Hal ini sesuai dengan pendapat sobardini et al ( 200 ) auksin mendorong perpanjangan sel dengan cara mempengaruhi dinding sel melalui dua fase, yaitu fase pembelahan dan fase pelebaran sehingga sel akan mengalami kerenggangan dan penebalan. TINGGI TANAMAN MINGGU SETELAH TANAM P1 P2 P P

11 Gambar : Kurva pertambahan jumlah tinggi tanaman berdasarakan perlakuan pada pengamatan 2-1 MTS Dari Gambar di atas menunjukkan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas), perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) pada minggu ke 2 tinggi tanaman mempunyai kesamaan yang sama, tetapi pada minggu ke terjadi peningkatan ketinggian pada perlakuan 1 (batang ats 2 ruas), dan pada perlakuan (batang bawah ruas) tinggi tanaman berbeda nyata pada ke perlakuan tersebut. Hal ini menunjukkan Tanaman yang tumbuh pada lingkungan berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari sel yang berdinding tipis. Hal ini terjadi akibat terhambatnya translokasi hasil fotosintesis dari akar, sehingga mengakibatkankan tinggi tanaman tidak bertambah dan pertumbuhan lebih terkonsentrasi pada pembentukan cabang. Berdasarkan hasil analisis terhadap berat basah didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel. di bawah ini : Tabel. Berat basah berdasarkan sumber stek batang (minggu setelah tanam) P1 12,2ab P2,0b P,0b P 1,a BNT,1 0,0 Pada Tabel menunjukkan berat basah pada tabel di atas menunjukkan perlakuan 2 (batang atas ruas) dan perlakuan (batang bawah 2 ruas) tidak berbeda nyata tetapi berbeda dengan perlakuan 1 (batang atas 2 ruas). Dari ke perlakuan tersebut berat basah yang memiliki berat yang paling banyak terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) dan yang terendah terdapat pada perlakuan 2 (batang atas ruas). Hal ini karena batang bawah ruas memiliki

12 batang yang besar dan jumlah daun yang banyak di bandingkan dengan perlakuan 2 batang atas ruas, penyebabnya karena faktor lingkungan yang memiliki intensitas cahaya yang rendah dan batang stek. Hal ini sesuai dengan pendapat (Crowder, 1 dalam Akhmad et al, (20), Berat basah tanaman nilam ini, selain dipengaruhi stek juga sangat dipengaruhi sumber bibit tanaman nilam tersebut. sumber bibit nilam ini dilakukan pada hamparan lokasi yang sama maka kondisi lingkungan makro (pedoklimatologi) di sekitar tempat tumbuh masingmasing nilam (asal sumber bibit) akan cenderung sama). Hal ini berarti bahwa perbedaan pertumbuhan diantara asal sumber bibit selain diakibatkan oleh perbedaan lingkungan mikro (iklim mikro) juga dikarenakan oleh perbedaan sifat genetik yang dibawa oleh masing-masing asal sumber bibit. Salah satu ekspresi dari sifat genetik adalah kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan. Selanjunya menurut Sirait (200) dalam Isnaini et al. (200), naungan mengakibatkan terjadinya pengurangan intensitas cahaya yang sampai pada tanaman. Naungan yang diberikan secara fisik tidak hanya menurunkan intensitas radiasi matahari, tetapi juga mempengaruhi unsur-unsur iklim mikro lainnya. Naungan juga akan mempengaruhi proses-proses yang terjadi di dalam tanaman antara lain fotosintesis, respirasi, transpirasi, sintesis protein, translokasi dan penuaan yang merupakan sebagai hasil dari berat basah tanaman nilam tersebut. Dengan demikian berat basah tanaman nilam yang ditanaman dengan menggunakan stek berbeda berpengaruh nyata turut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, akibat bibit nilam didapatkan dari lingkungan dataran tinggi, lalu dilakukan penanaman bibit tersebut pada lingkungan yang berbeda di dataran rendah P1 P2 P P 12 Perlakuan

13 Gambar : Kurva berat basah berdasarakan perlakuan 1 ( batang atas 2 ruas ), perlakuan 2 ( batang atas ruas ), perlakuan ( batang bawah 2 ruas), dan perlakuan ( batang bawah ruas. Dari Gambar di atas menunjukkan berat basah pada variasi sumbet stek batang pada pengamatan terakhir di lihat dari perlakuan 2 (batang atas ruas) dan ( batang bawah 2 ruas) tidak berbeda nyata, sebaliknya pada perlakuan ( batang bawah ruas ) sangat berbeda nyata dengan perlakuan yang ada. Dengan demikian berat basah tanaman nilam yang ditanaman dengan menggunakan stek berbeda berpengaruh nyata turut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, akibat bibit nilam didapatkan di dari lingkungan dataran tinggi, lalu dilakukan penanaman bibit tersebut pada lingkungan yang berbeda di dataran rendah. Berdasarkan hasil analisis untuk semua paramater pertumbuhan yang terbaik pada jumlah daun terdapat pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) diikuti oleh panjang daun tetapi untuk lebar daun, tinggi tanaman dan berat basah menunjukkan perlakuan (batang bawah ruas) lebih baik dari yang lain. Dilihat dari jumlah daun yang banyak terdapat pada perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) yaitu berkisar 0,2 dan 1,12cm dan pada panjang daun tinggi tanaman perlakuan 1 (batang atas 2 ruas) dan perlakuan 2 (batang atas ruas) yaitu, dan,1cm. Kemudian pada lebar daun yang terbaik terdapat pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu,cm, selanjutnya pada tinggi tanaman yang terbaik terdapat pada perlakuan (batang bawah ruas) yaitu 1,12cm dan pada timbangan berat basah terdapat juga hasil yang terbaik pada perlakuan p (batang bawah ruas) yaitu 1,. Hal ini menunjukkan diantara dari ke perlakuan (batang bawah ruas) mempunyai kelebihan dan kurangan pada masing-masing variasi sumber stek batang.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Indikator pertumbuhan dan produksi bayam, antara lain: tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman dapat dijelaskan sebagai berikut:

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili: I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN CAHAYA Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem 14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman Nilam 1 sampai 11 MST Hasil pengamatan tentang tinggi tanaman nilam pada umur 1 sampai dengan 11 MST dan sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 2. Sidik ragam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok.

BAB I PENDAHULUAN. rokok.penemuan olahan tembakau sebagai bahan rokok berawal dari bangsa Eropa. banyak dikenal sebagai bahan pembuatan rokok. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1,8 meter dengan daun yang melebar dan meruncing. Tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a. Parameter Utama 4.a.l. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk

Lebih terperinci

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda

Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda Sri Haryanti* *Labarotorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstract

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu semai bibit tomat sampai tanaman dipindahkan di polybag adalah 3 minggu. Pengukuran tinggi tanaman tomat dimulai sejak 1 minggu setelah tanaman dipindahkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah (Arachis hypogaeal.) Fachruddin (2000), menjelaskan bahwa klasifikasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam parameter tinggi tanaman pada lampiran 5a hingga 5h menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun, waktu aplikasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertambahan Tinggi Bibit (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa interaksi pupuk kompos TKS dengan pupuk majemuk memberikan pengaruh yang tidak nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Karakteristik Lokasi Penelitian Tebu transgenik IPB 1 dan isogenik PS 851 ditanam di Kebun Percobaan PG Djatirorto PTPN XI, Jawa Timur. Secara administrasi, lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data Iklim Lahan Penelitian, Kelembaban Udara (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Hasil analisis kondisi iklim lahan penelitian menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat menunjukkan bahwa kondisi curah hujan, tingkat kelembaban,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang diikuti oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan substansi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR EMBRYO VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2007 ISSN 0216-0188 RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR Sinar Suryawati 1, Achmad Djunaedy 1, Ana Trieandari 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman kacang hijau pada umur 3 MST Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 3 MST dan sidik ragamnya disajikan pada tabel lampiran 2. Hasil analisis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter batang, panjang buku, jumlah buku, jumlah daun,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan

Lebih terperinci

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS HMT ADALAH : 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam pengamatan tinggi tanaman berpengaruh nyata (Lampiran 7), setelah dilakukan uji lanjut didapatkan hasil seperti Tabel 1. Tabel 1. Rerata tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman jagung manis nyata dipengaruhi oleh jarak tanam. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 sampai 8 dan rataan uji BNT 5% pada

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu rumah kaca berkisar antara C hingga 37 C, kondisi yang cukup baik bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Sarief (1985) kisaran maksimum pertumbuhan tanaman antara 15 C

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hama Keong. memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hama Keong. memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hama Keong Hasil sidik ragam menunjukan bahwa konsentrasi larutan garam memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan kecepatan kematian hama keong

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Mulsa Vertikal terhadap Sifat Fisik Tanah 4.1.1 Infiltrasi Kumulatif Hasil analisis sidik ragam menunjukan pemberian mulsa vertikal tidak berbeda nyata

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Eksplan Secara Umum Pertumbuhan eksplan kentang (Solanum tuberosuml.) mulai terlihat pada satu MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Respon eksplan berbeda pada setiap

Lebih terperinci

Fotosintesis menghasilkan O 2

Fotosintesis menghasilkan O 2 Cahaya Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis : sebagai sumber

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit menjadi pemimpin dalam penghasil minyak nabati dunia (2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3 juta ton dari kernel

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam lampiran 3a menunjukan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada seluruh pengamatan tinggi tanaman yakni dari 1, 2,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persentase Hidup Eksplan Jumlah eksplan jelutung yang ditanam sebanyak 125 eksplan yang telah diinisiasi pada media kultur dan diamati selama 11 minggu setelah masa tanam

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Laporan Praktikum Biologi : Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau Kelompok : 1 Aditya Dedi Setyawan 2 Ilhamsyah Dwi Kurniawan P 3 Junita Putri 4 Kezia Angelica Suharto 5 Michael Sugita Daftar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe 23 hasil rimpang ini selain karena keterbatasan suplai air dari media, juga karena tanaman mulai memasuki akhir fase pertumbuhan vegetatif. Ketersediaan air dalam media mempengaruhi perkembangan luas daun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae) 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Sidik Ragam Hasil analisis sidik ragam pengaruh konsentrasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyediaan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional masih merupakan problema yang perlu diatasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : pertambahan

Lebih terperinci

STAF LAB. ILMU TANAMAN

STAF LAB. ILMU TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN Suhu Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari Suhu: tanah maupun udara disekitar

Lebih terperinci