Universitas Indonesia. Representasi kehidupan..., Arief Muliawan, FIB UI, 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Indonesia. Representasi kehidupan..., Arief Muliawan, FIB UI, 2013"

Transkripsi

1 1

2 2 Representasi Kehidupan Bangsawan Rusia Dalam Cerpen Дама с Собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan Dan Anjing Karya Anton Čhekhov Arief Muliawan Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, (UI), Depok 16424, Indonesia Abstrak Artikel ini berisi tentang representasi kehidupan bangsawan Rusia yang digambarkan oleh Anton Čhekhov melalui kedua tokoh yaitu; Anna Sergeyevna dan Dmitri Dmitritch Gurov yang sarat akan intrik perselingkuhan. Metode yang digunakan untuk meneliti dalam artikel ini adalah metode deskriptif-analitis dengan penerapan teori Kesusasteraan dari Alan Swingewood, Renee Wellek dan Austin Warren. Hasil penelitan menjelaskan bahwa kehidupan bangsawan Rusia yang gemar berselingkuh. Pernikahan tanpa dasar cinta yang membawa masyarakat Rusia terbiasa dengan adanya hubungan terlarang Kata kunci: Anton Pavlovich Čhekhov; Bangsawan Rusia; Kajian Kesusastraan Representation of the Russian Aristocrats Life in Short Story Дама с Собачкой/ Dama s sobačkoj/ Women And Dog by Anton Čhekhov Abstract This article contains a representation of the life of the Russian aristocrats described by Anton Čhekhov with two figures which they are Anna Sergeyevma and Dmitri Gurov Dmitritch with intrigue-laden affair. The method used to examined this article is descriptive-analytical method with the application of the theory of Literature. Research results explained that the life of the Russian aristocrats who love to make an affair. Marriage without a base of love that brings Russian people familiar with the forbidden relationship Keywords: Anton Pavlovich Čhekhov, Russian Aristocrats, Study of Literature 1. Pendahuluan Dulce et Utile. Istilah ini dikenalkan oleh Horatius, seorang pemikir Romawi, dalam tulisannya yang berjudul Ars Poetica. Pengertian dari dulce et utile sendiri adalah bahwa karya sastra memiliki fungsi ganda, yaitu menghibur dan bermanfaat bagi pembacanya. Sastra menghibur dengan menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian,

3 3 kesengsaraan, maupun kebahagiaan), atau memberikan pelepasan di dunia imajinasi. 1 Maka, karya sastra tak boleh dipandang dengan sebelah mata seakan-akan hanya sebagai bacaan pengantar tidur. Aliran-aliran sastra terdiri dari romantisme, realisme, strukturalisme, modernisme, dan sebagainya. Dalam jurnal ini, saya akan membahas dan menganalisis karya sastra realisme. Realisme adalah aliran yang berusaha melukiskan pengamatan dunia nyata. 2 Oleh karena itu, dalam menganalisis karya sastra kali ini perlu mengetahui bagaimana latar belakang masyarakat serta latar belakang pengarang karya sastra tersebut. Karya sastra yang akan dianalisis kali ini adalah karya dari sastrawan besar Rusia yang bernama Anton Čhekhov berjudul Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing yang ditulis pada tahun 1899, tahun tersebut juga dikenal sebagai tahun emas kepangarangan Anton Čhekhov. 3 Apa yang menarik dari cerpen berjudul Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah ceritanya yang memberikan gambaran stereotip kehidupan masyarakat Rusia kelas atas, dimana terdapat intrik percintaan antara laki-laki beristri dengan perempuan bersuami. Kisah perselingkuhan kaum kelas atas selalu menjadi hal yang menarik untuk dikritik. Sastrawan Rusia lain yang juga pernah mengangkat tema perselingkuhan kaum kelas atas Rusia adalah Leo Tolstoy dalam karyanya yang berjudul Анна Каренина/ Anna Karenina/ Anna Karenina pada tahun Pada cerpen Čhekhov kali ini terdapat dua tokoh yang menjadi sorotan, yakni Anna Sergeyevna, seorang perempuan bersuami dan Dmitri Dmitritch Gurov, seorang pria beristri yang terlibat kisah cinta terlarang. Hal yang menarik untuk dianalisis dari cerpen ini adalah cara penceritaan Čhekhov dengan gayanya yang khas, penuh dengan bahasa-bahasa yang satir. Cerpen ini memunculkan suatu pertanyaan yaitu, apakah penggambaran kehidupan percintaan kaum kelas atas (bangsawan) Rusia yang identik dengan perselingkuhan dapat direpresentasikan oleh Anna Sergeyevna dan Dmitri Gurov dalam cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing? 1 Melani Budianta, dkk Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia Tera (hlm. 19) 2 Jan Van Luxemburg, Mieke Bal, dan Willem G. Westseijn Tentang Sastra, terj. Akhadiati Ikram, Jakarta: Intermasa ( hlm. 173) 3 (diakses pada 6 Mei 2011, pukul 22.33) 4 (diakses pada 6 Mei 2011 pukul 22.50)

4 4 Penulisan jurnal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Čhekhov menggambarkan realitas tentang perselingkuhan kaum kelas atas Rusia dalam karya Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing. Pondasi teori yang digunakan untuk menganalisis cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah teori dari Alan Swingewood yang menyatakan bahwa karya sastra adalah dokumen sosial budaya. 5 Selain itu, pendapat dari Renee Wellek dan Austin Warren yang mengungkapkan bahwa sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan. 6 Menggunakan dua teori tersebut maka saya akan menganalisis cerpen ini dan mengaitkannya dengan kehidupan sosial bangsawan Rusia pada abad ke Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam menganalisis cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan data yang ada dalam karya sastra, sedangkan analisis adalah metode yang menguraikan atau membahas data yang ada di dalam karya sastra. Dalam praktiknya metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang disusul dengan tahapan analisis. 7 Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis karya sastra ini adalah pendekatan interinsik dan ekstrinsik; Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya satra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Sedangkan, unsur ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. 8 5 Mina Elfira Perempuan Rusia Pada Era Komunisme. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (hlm. 5) 6 Rene Wellek dan Austin Warren Teori Kesusastraan terj. Melani Budianta. Jakarta: PT. Gramedia. (hlm. 109) 7 Nyoman Kutha Ratna Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (hlm. 53) 8 Burhan Nurgiyantoro Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press (hlm. 23)

5 5 Biografi Anton Čhekhov 9 Anton Pavlovich Čhekhov adalah seorang dramawan Rusia dan salah satu guru besar cerita pendek modern. Dalam karyanya Čhekhov mengkombinasikan sikap seorang ilmuwan yang tidak memiliki tujuan hidup ditambah dengan sikap seorang dokter yang memiliki rasa sensitif dibalut dengan pemahaman psikologis seorang seniman. Čhekhov sering menggambarkan kehidupan di kota-kota kecil di Rusia, di mana peristiwa tragis terjadi dimana merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokohnya cenderung memiliki sifat pasif dalam hal kehidupan mereka, dipenuhi dengan perasaan putus asa dan ketidakberdayaan dari semua upaya. "Apa bedanya?" ujar Chebutykin dalam Three Sisters. Anton Čhekhov Pavlovich lahir di pelabuhan kecil Taganrog, Rusia selatan sebagai seorang putra dari pemilik toko kelontong. Kakek Čhekhov adalah seorang budak, yang telah memiliki kebebasan untuk dirinya sendiri dan ketiga anaknya pada tahun Čhekhov mempelajari sendiri cara membaca dan menulis.yevgenia Morozov, ibu Čhekhov, adalah putri seorang pedagang kain. "Ketika saya mengingat pada masa kecil saya," kenang Čhekhov, "itu semua nampak cukup suram bagi saya." Tahun-tahun awal itu ia dibayangi oleh sifat tirani ayahnya, fanatisme agama, dan malam-malam yang panjang di toko, yang buka dari pukul lima pagi sampai tengah malam. Ia bersekolah di sekolah khusus untuk anak laki-laki Yunani di Taganrog pada tahun 1867 sampai tahun 1868 dan bersekolah tata bahasa di Taganrog pada tahun 1868 sampai tahun Čhekhov dan keluarganya terpaksa pindah ke Moskow dikarenakan kebangkrutan ayahnya. Pada usia 16, Čhekhov menjadi mandiri dan menyendiri di kota kelahirannya sambil mempertajam kemampuan dirinya melalui les privat. Pada tahun 1879 Čhekhov berkuliah di Moskow University Medical School. Pada saat itu ia mulai menerbitkan ratusan cerpen komik untuk membantu perekonomian dirinya dan ibunya, saudara dan saudarinya. Penerbit pada periode tersebut adalah Nicholas Leikin, pemilik jurnal St. Petersburg yang bernama Oskolki (serpihan). Subyek ceritanya adalah situasi sosial yang aneh, masalah pernikahan, pertemuan yang unik antara suami, istri, perselingkuhan, dan pemuja cinta, segala hal tentang perempuan, dimana Čhekhov tidak memiliki pengetahuan yang banyak tentang perempuan, karena ia merasa malu dengan perempuan bahkan tetap merasa malu setelah ia menikah. Karya-karyanya muncul di jurnal 9 (diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul WIB)

6 6 harian St. Petersburg, Peterburskaia Gazeta sejak tahun 1885, dan Novoe Vremya sejak tahun Novel pertama Čhekhov, Nenunzhaya Pobeda (1882), dirilis di Hungaria, ia memparodikan novel dari penulis terkenal Hungaria; Mór Jókai. Sebagai seorang politikus, Jókai juga diejek karena optimisme ideologinya. Pada tahun 1886 Čhekhov telah memperoleh ketenaran yang besar sebagai penulis. Novel tebal kedua Čhekhov, The Shooting Party, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun Agatha Christie menggunakan karakter dan suasana yang terdapat di novel The Shooting Party dalam novel misterinya yang berjudul The Murder of Roger Ackroyd (1926). Čhekhov lulus pada tahun 1884, dan melakukan praktek kedokteran sampai Pada tahun 1886 Čhekhov bertemu H.S. Suvorin, yang mengundangnya untuk menjadi kontributor tetap untuk jurnal harian St Petersburg Novoe Vremya. Persahabatannya dengan Suvorin berakhir pada 1898 karena keberatan akan kampanye anti-dreyfus yang dicantumkan pada jurnal harian tersebut. Tapi selama bertahun-tahun Čhekhov mengembangkan konsepnya mengenai penulis yang tidak memihak dan tidak menghakimi. Buku yang berisi kumpulan cerita pada tahun 1886 menuai kesuksesan, dan secara perlahan ia mengabdikan diri sepenuhnya sebagai penulis. Penolakan sebagai penulis untuk bergabung dengan jajaran kritikus sosial menimbulkan kemurkaan intelejen liberal dan radikal, sehingga ia dikritik untuk menangani masalah-masalah sosial dan moral yang serius, tetapi tidak memberikan jawaban. Namun, ia dibela oleh para penulis terkemuka seperti Leo Tolstoy dan Nikolai Leskov. "Aku bukan liberal, atau konservatif, atau gradualis, atau seorang biarawan, atau orang yang berbeda. Yang saya ingin adalah menjadi artis gratis dan itu semua..." Čhekhov mengatakan pada tahun Kegagalan karyanya terjadi pada karya The Demon Wood (1889). Masalah-masalah yang timbul setelah novel itu terbit membuatnya memutuskan untuk menarik diri dari periode tersebut. Pada tahun 1890 ia melakukan perjalanan melintasi Siberia ke pulau penjara terpencil, Sakhalin. Di sana ia melakukan sensus terperinci sekitar narapidana dan para pemukim disana dikutuk untuk menjalani kehidupan mereka di pulau yang keras. Čhekhov berharap bisa menggunakan hasil penelitiannya untuk disertasi doktornya. Besar kemungkinan bahwa kondisi keras di pulau juga memperburuk kondisinya fisiknya sendiri. Dari perjalanan ini lahir terkenal perjalanan bukunya The Island: A Journey To Sakhalin

7 7 ( ). Čhekhov kembali ke Rusia melalui Singapura, India, Ceylon, dan Terusan Suez. Sejak tahun 1892 sampai tahun 1899 Čhekhov bekerja di Melikhovo, dan di Yalta sejak Čhekhov dianugerahi Penghargaan Pushkin pada tahun Tahun berikutnya ia terpilih sebagai anggota Society of Lovers of Russian Literature. Pada tahun 1900 ia menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan di St Petersburg, namun mengundurkan diri jabatannya dua tahun kemudian sebagai protes terhadap pembatalan oleh pihak berwenang pemilihan Corky ke Akademi. Kemudian, pada tahun 1900, Gorky menulis kepadanya: "Setelah salah satu cerita Anda, namun tidak berubah, semuanya tampak kasar, seolah-olah ditulis bukan oleh pena, tetapi dengan gada." Sebagai seorang penulis cerita pendek Čhekhov memiliki keahlian yang sangat cepat. Ia bisa menggambar sketsa sedikit atau lelucon singkat dengan hanya mengunjungi kantor surat kabar. Selama karirnya ia menghasilkan beberapa ratus cerita. Palata No:6 (Bangsal No: 6 pada tahun 1892) adalah kisah klasik Čhekhov tentang penyalahgunaan psikiatri. Gromov yakin bahwa siapa pun dapat dipenjara. Dia mengembangkan kesenangan penganiayaan dan dipenjara di sebuah rumah sakit yang mengerikan, di mana ia bertemu Dokter Ragin. Hubungan mereka menarik perhatian dan dokter yang tertipu untuk menjadi pasien di bangsal sendiri. Dia meninggal setelah dipukuli. Cerita simetris memiliki kesamaan banyak dengan karya-karya seperti film Samuel Fuller The Koridor Shock (1963), dan novel Ken Kesey itu One Flew Over Cockoo's Nest (1975). Kini ketenaran Čhekhov bertumpu terutama pada drama-dramanya. Dia menggunakan percakapan biasa, jeda, tidak komunkatif, yang tidak terkenal, pemahaman tidak lengkap, untuk mengungkapkan kebenaran di balik kata-kata sepele dan kehidupan sehari-hari. Selalu ada pembagian antara penampilan luar dan arus batin pikiran dan emosi. Karakter-karakternya sering digambarkan ke kelas menengah suatu daerah, aristokrasi kecil, atau pemilik tanah Rusia sebelum revolusi. Mereka merenungkan kehidupan yang tidak memuaskan mereka, tenggelam dalam nostalgia, tidak mampu membuat keputusan dan membantu diri mereka sendiri ketika krisis pecah. Drama durasi panjang pertama Čhekhov mengalami kegagalan. Ketika Chaika (Burung Camar), ditulis di Melikhovo, direvisi pada tahun 1898 oleh Stanislavsky di Moskow Art Theatre, ia mendapatkan ketenaran juga sebagai dramawan. Čhekhov menggambarkan Burung Camar sebagai komedi, tapi berakhir dengan bunuh diri seorang penyair muda. Idenya muncul ketika ia bermain dari perjalanan berburu sehari Čhekhov telah dibuat dengan

8 8 temannya Isaac Levitan. Mereka menembak di Woodcock. Meskipun tidak terjadi kematian disana. Menyeramkan adalah ketika Čhekhov menghancurkan kepala burung dengan popor senapannya. Karya terbaik lainnya pada periode tersebut adalah Dyadya Vanya (Paman Vanya pada tahun 1900), cerita melankolis tentang Sonia dan kakak iparnya Ivan (Paman Vanya), yang melihat impian dan harapan mereka yang membosankan bagi orang lain. Tri Sestry (The Three Sisters, 1901) dibuat di sebuah provinsi kota Garrison. Prozorov bersaudara yang bertalenta, yang berharap memiliki banyak kesamaan dengan saudara Brontë, mengakui kesia-siaan hidup mereka dan melekat satu sama lain untuk penghiburan. "Kalau saja kita tahu Kalau saja kita tahu!" Olga menangis di akhir drama. Vishnyovy Sad (The Orchaid Cherry pada tahun 1904) mencerminkan perkembangan yang lebih besar dalam masyarakat Rusia. Mme Ranevskaias kembali ke rumahnya dan menemukan bahwa rumah keluarganya, bersama-sama dengan kebun sebelah, yang akan dilelang. Kakaknya yang bernama Gaev terlalu diam untuk membantu dalam krisis. The Lopakhin pengusaha membeli perkebunan dan kebun yang dihancurkan. "Segala sesuatu di bumi harus berakhir..." Tiga karya terakhir Čhekhov menggabungkan antara tragedi dan komedi. Ia meninggalkan banyak ruang untuk imajinasi dramanya serta cerita yang bertentangan dengan konsep seorang seniman sebagai corong perubahan politik atau pesan sosial. Namun, dalam tahun-tahun akhir nya Čhekhov didukung secara moral direktur eksperimentalis muda, Vsevolod Meyerhold, yang berharap untuk mendirikan sebuah teater revolusioner. Biasanya dalam drama kejutan Čhekhov dan ketegangan bukanlah elemen kunci, gerakan dramatis tenang, tokoh-tokohnya tidak melawan, mereka bertahan nasib mereka dengan sabar. Namun dalam proses mereka mungkin menemukan sesuatu tentang diri mereka sendiri dan kehidupan monoton mereka. Čhekhov dibawa pada tahun 1892 ke suatu tempat di desa Melikhove, dimana cerita yang terbaik yang ditulis, termasuk Neighbours (1892), Bangsal No.6, The Black Monk (1894), The Murder (1895), dan Ariadne (1895). Dia juga menjabat sebagai relawan sensus, berpartisipasi dalam bantuan kelaparan, dan bekerja sebagai ahli medis selama epidemi kolera. Pada tahun 1897 ia jatuh sakit dengan tuberkulosis dan tinggal dengan baik sejak di luar negeri atau di Krimea.

9 9 Čhekhov menikah pada tahun 1901 Moskow Art Theater aktris Olga Knipper ( ), yang memiliki peran sentral dalam beberapa tahun dramanya di atas panggung. Dalam Yalta Čhekhov menulis The Man in a Shell,Gooseberries, About Love,Lady with the Dog, dan In the Ravine. Karya terakhirnya yang besar, The Betrothed yang berkisah tentang sebuah kisah optimis seorang wanita muda yang lolos dari kebodohan daerahnya ke kebebasan pribadi. Tolstoy, yang mengagumi fiksi Čhekhov, tidak berpikir banyak keterampilan dramatis. Ketika ia bertemu Čhekhov di Yalta, ia berkata: "Jangan menulis drama lagi, hal tua." Čhekhov sendiri berpikir bahwa Tolstoy sudah orang yang sangat sakit pada waktu itu, tapi ia hidup lebih lama dari Čhekhov. Čhekhov meninggal pada tanggal 14/15, 1904, di Badenweiler, Jerman. Ia dimakamkan di pemakaman Biara Novodeviche di Moskow. Meskipun telah menjadi tokoh terkenal oleh publik sastra Rusia pada saat kematiannya, Čhekhov tetap terlihat tidak diketahui secara internasional sampai tahun setelah Perang Dunia I, ketika karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Unsur Intrinsik cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing Pada sebuah cerpen akan selalu ditemui unsur instrik, yaitu unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen yang berasal dari cerita itu sendiri. Adapun unsur instrik pada sebuah cerita pendek biasanya terdiri dari tema, alur, latar, dan penokohan. Tema yang diangkat pada cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah tema percintaan yang mengarah ke suatu hubungan perselingkuhan yang digambarkan dengan cerita saling jatuh cinta diantara Dmitri Dmitritch Gurov dengan Anna Sergeyevna saat pertama kali bertemu di sebuah kota yang bernama Yalta. Mereka pun menyadari cinta mereka terlarang karena masing-masing dari mereka memiliki pasangan resmi. Alur yang dipakai pada cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah alur maju. Alur maju memiliki tahapan yaitu awal->konflik->klimaks- >antiklimaks->akhir. Bermula dari pertemuan pertama kali Dmitri dengan Anna, lalu

10 10 dilanjutkan dengan muncul beberapa konflik yang terjadi, contohnya yang terjadi di dalam diri Anna yang merasa rendah sebagai perempuan setelah menikah dengan suami yang tidak ia cintai, dilanjtukan dengan pertemuan yang dianggap terlarang oleh Dmitri dan Anna dikarenakan masing-masing dari mereka memiliki pasangan resmi. Klimaksnya terjadi saat Dmitri memaksa menemui Anna yang saat itu sedang bersama suaminya. Dan antiklimaks terjadi saat Anna mau menemui Dmitri dalam beberapa kesempatan. Akhirnya mereka berdua pun menyepakati untuk tetap menjalankan hubungan perselingkuhan yang mereka sudah jalani selama ini. Latar yang ditampilkan dalam cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing adalah latar kehidupan sosial bangsawan Rusia pada abad 18 yang digambarkan dengan latar belakang kehidupan dari kedua tokoh yaitu Dmitri dan Anna sebagai kaum yang memiliki status sosial menengah ke atas atau dapat dikatakan sebagai bangsawan. Penokohan pada cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing memiliki satu tokoh utama dan satu tokoh bawahan. Tokoh utamanya adalah Dmitri Dmitritch Gurov yang banyak diceritakan oleh penulis. Sedangkan tokoh bawahannya adalah Anna Sergeyevna. Tokoh bawahan pada cerpen merupakan penunjang utama alur cerita si tokoh utama. 3.2 Analisa Unsur Ekstrinsik cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing Gambaran Kehidupan Bangsawan Rusia 10 Kebangsawanan yang muncul pada abad ke-12 dan 13 sebagai bagian terendah dari kelas militer feodal, yang terdiri dari pengadilan seorang pangeran atau kaum boyar yang penting. Dari abad ke-14 kepemilikan tanah para bangsawan meningkat, dan pada abad ke-17 sebagian besar terdiri dari kelompok feodal dan merupakan sebagian besar pemilik tanah. Mereka membentuk penjaga tanah (bahasa Rusia: поместное войско) - kekuatan militer 10 (diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.09)

11 11 dasar Moskow. Peter Agung menyatakan status kebangsawananya, disaat menghapuskan gelar boyar. Pada tahun 1762 Peter III menghapuskan wajib militer bagi para bangsawan. Marc Raeff (kaum asli intelektual Rusia) telah menyarankan ini bukan kemenangan yang mulia tetapi tanda negara tidak membutuhkannya sebanyak sekarang, karena mereka punya banyak pejabat yang terlatih. Dari 1782, sebuah seragam diperkenalkan untuk bangsawan sipil yang dikenal sebagai seragam pelayanan sipil atau hanya sipil seragam. Warna seragam ditentukan sesuai pada wilayah. Seragam itu diperlukan di tempat-tempat pelayanan, di pengadilan, dan di tempat-tempat publik yang penting lainnya. Hak istimewa kaum bangsawan yang tetap dan secara hukum dikodifikasi pada tahun 1785 dalam hak istimewa untuk golongan keluarga baik-baik. Hak istimewa diperkenalkan suatu organisasi kaum bangsawan: setiap provinsi (guberniya) dan kabupaten (uyezd) memiliki Majelis Bangsawan. Kursi dari Majelis disebut Propinsi / Kabupaten marsekal Bangsawan. Setelah reformasi 1861 petani dari posisi ekonomi bangsawan melemah. Pengaruh bangsawan semakin dikurangi oleh undang-undang hukum baru 1864, di mana hak pemilihan aparat penegak hukum itu dicabut. Reformasi polisi tahun 1862 membatasi kewenangan pemilik tanah lokal, dan penciptaan dari semua real-pemerintah Zemstvo setempat melakukan jauh dengan pengaruh eksklusif bangsawan di pemerintahan lokal. Setelah Revolusi Oktober tahun 1917 semua kelas bangsawan dihapuskan secara hukum. Banyak anggota kaum bangsawan Rusia yang melarikan diri dari Rusia setelah Revolusi Bolshevik memainkan peran penting dalam masyarakat imigran Putih yang menetap di Eropa, di Amerika Utara, dan di bagian lain dunia. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, beberapa asosiasi bangsawan Rusia didirikan di luar Rusia, termasuk kelompok di Perancis, Belgia, dan Amerika Serikat. Di New York, Bangsawan Rusia Association di Amerika didirikan pada tahun Sejak runtuhnya Uni Soviet, telah terjadi minat terhadap peran yang bangsawan Rusia telah dimainkan dalam perkembangan sejarah dan budaya Rusia. Analisis cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing dan keterkaitannya dengan kehidupan bangsawan Rusia Pada cerpen ini kehidupan perselingkuhan yang diangkat adalah hubungan antara Anna Sergeyevna dan Dmitri Dmitritch Gurov. Dalam cerpen ini digambarkan bagaiamana

12 12 Gurov memiliki ketertarikan atas Anna Sergeyevna akibat kebosanannya terhadap sang istri, terlihat dalam kutipan di bawah ini; а он втайне считал её недалекой, узкой, неизящной, боялся ее и не любил бывать дома. Изменять ей он начал уже давно, изменял часто и, вероятно, поэтому о женщинах отзывался почти всегда дурно, и когда в его присутствии говорили о них, то он называл их так: - Низшая раса! ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.17) / a on vtajne sčital eё nedalekoj, uzkoj, neizjaščnoj, bojalcja eё i ne ljubil byvat doma. Izmenjat ej on načal uže davno, izmenjal často i, verojatno, poėtomu o ženščinax otzyvalsja počti vsegda durno, i kogda v ego prisutstvii govorili o nix, to on nazyval ix tak: -Nizšaja rasa!/ Tapi diam-diam, Gurov menganggapnya kurang cerdas, berpandangan sempit, kaku, dan berani dengannya. Dia tidak betah tinggal di rumah. Benih-benih ketidaksetiaan ini sudah mulai tumbuh sejak lama-sering kali ia benar-benar membencinya-dan kalau sudah begitu, ucapan-ucapan bernada merendahkan perempuan hampir selalu keluar dari mulutnya, dan jika berada di tempat para perempuan sedang ngerumpi, dia akan mengumpatnya makhluk rendah. (Čhekhov, 326) Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bagaimana Gurov begitu merendahkan istrinya, ia menunjukkan kebosanan serta kejenuhannya terhadap sang istri. Hal ini yang kemudian menarik keinginannya untuk menjallin hubungan dengan perempuan-perempuan lain. Suatu ketika, Gurov berjumpa dengan Anna Sergeyevna, yang kebetulan sedang berlibur ke daerah Yalta. Anna digambarkan berjalan sendiri ditemani seekor anjing Pomerania 11 berwarna putih. Ketika suatu saat Gurov sedang makan di taman, ia memiliki kesempatan untuk berbincang dengan Anna Sergeyevna. Dari kesempatan inilah kemudian Gurov mengetahui bahwa Anna Sergeyevna telah menikah dan memiliki suami. 11 Pomeranian adalah salah satu ras anjing spitz (berbulu tebal dan panjang, daun telinga agak kecil dan tegak) yang berasal dari Jerman

13 13 Её выражение, походка, платье, прическа говорили ему, что она из порядочного общества, замужем, в Ялте в первый раз и одна, что ей скучно здесь... ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.20) /Её vyraženie, poxodka, plat e, pričeska govorili emu, čto ona iz porjadočnogo obščestva. Zamužem, v Jalte v pervyj raz i odna, čto ej skučno zdes / Dari ekspresinya, cara berjalannya, pakaiannya, dan bagaimana dia menyisir rambutnya, jelaslah bagi Gurov bahwa dia seorang wanita, dia sudah menikah, bahwa dia datang ke Yalta untuk pertama kali, sendiri, dan bahwa dia sedang merasa jenuh (Čhekhov, 327) Sejak pertemuan itu, Gurov dan Anna menjalin hubungan yang terlarang. Mereka menjalin cinta dibelakang pasangan masing-masing. Hal ini biasa terjadi di kalangan bangsawan Rusia, seperti halnya yang digambarkan Tolstoy lewat tokoh Anna dan Vronski. Dalam cerpen ini Čhekhov menggambarkan tokoh Anna seolah-olah tidak mengenal suaminya sendiri. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut Она никак не могла объяснить, где служит eё муж, - в губернском правлении или в губернской земской управе ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.22) /Ona nikak ne mogla ob jacnit, gde clužit eё muž, - v gubernskom pravilenii ili v gubernskoj zemiskoj uprave../ wanita itu sendiri tidak tahu pasti apakah suaminya bekerja di Pemerintahan Pusat atau Dewan Provinsi (Čhekhov: 328) Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Anna dan kebanyakan perempuan Rusia tidak mengenal siapa orang yang dinikahinya. Terkadang pernikahan hanyalah sebuah status yang digunakan kaum bangsawan untuk terus berada di sebuah lingkaran agar tetap diakui keberadaannya. Anna di sini merupakan salah satu dari perempuan bangsawan yang menikahi

14 14 pria yang memiliki jabatan, namun sesungguhnya Anna tak mengenal siapa suaminya yang sesungguhnya. Konflik batin juga terdapat dalam cerpen ini. Masalah yang muncul kemudian adalah gejolak batin Anna yang di satu sisi tak dapat melupakan perasaannya terhadap Gurov dan statusnya yang sudah bersuami. Я дурная, низкая женщина, я себя презираю и об оправдании не думаю. Я не мужа обманула, а самое себя. И не сейчас только, а уже давно обманываю. Мой муж, быть может, честный, хороший человек, но ведь он лакей! ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.25) /Ja durnaja, nizkaja ženščina, ja sebja preziraju i ob opravdanii ne dumaju. Ja ne mužka obmanula, a samoe sebja. I ne sejčas tol ko, a uže davno obmanyvaju. Moj muž, byt možet, čestnyj, xorošij čelovek, no ved on lakej!/ Aku bukan wanita baik, murahan. Aku merendahkan diriku sendiri dan tolong jangan mengadili aku. Ini bukan suamiku, tapi aku sendiri yang tidak jujur. Dan tidak hanya sekarang saja. Sudah sejak lama aku tidak jujur dengan diriku sendiri. Suamiku boleh jadi orang baik, lurus, tapi dia seorang penjilat! (Čhekhov, 331) Pada kutipan ini terlihat bahwa Anna menyadari bahwa apa yang dia lakukan merendahkan diri sendiri. Hal ini juga yang sering dirasakan kaum bangsawan Rusia di abad 19, terutama perempuan bangsawan Rusia ketika menjalin hubungan terlarang dengan pria lain. Anna di sini memahami betul apa yang dia lakukan, bahwa dia telah membohongi dirinya sendir sejak lama, dan sekarang dia mempermalukan dirinya sendiri dengan menjalin cinta dengan Gurov. Anna dan Gurov kemudian melanjutkan hubungan mereka. Penuh dengan segala macam rintangan dan konflik batin. Namun apa yang mereka lakukan adalah tindakan sadar yang merupakan perasaan tak terbendung. Anna tidak pernah merasakan cinta seperti yang dia rasakan pada Gurov. Pasangan ini kemudian memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka dengan lebih berani, tanpa perlu bersembunyi dan siap dengan segala kemungkinan yang ada.

15 15 Потом они долго советовались, говорили о том, как избавить себя от необходимости прятаться, обманывать, жить в разных городах, не видеться подолгу. Как освободиться от этих невыносимых пут? ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.28) /Potom oni dolgo covetovalis, govorili o tom, kak izbavit sebja ot neobxodimosti prjatat sja, obmanyvat, žit v raznyx gorodax, ne vidget sja podolgu. Kak osvobodit sja ot ėtix nevynosimyx put?/ Mereka berbicara lama bersama, berbicara tentang bagaimana mereka tak perlu lagi bersembunyi, berbohong, tinggal di kota yang berbeda, dan menunggu waktu lama untuk bertemu. Bagaimana mereka sanggup melepaskan diri dari gairah yang tak tertahankan ini? (Čhekhov, 346) Selain memberikan gambaran tentang hubungan perselingkuhan, Čhekhov juga memberikan pesan terhadap pembaca. Pesan sekaligus kritiknya terhadap kehidupan perselingkuhan bangsawan Rusia. И казалось, что ещё немного - и решение будет найдено, и тогда начнется новая, прекрасная жизнь; и обоим было ясно, что до конца ещё далеко-далеко и что самое сложное и трудное только ещё начинается ( diakses pada 6 Mei 2011 pukul 23.30) /I kazalos, čto eščё nemnogo i rešenie budet najdeno, i togda načnetsja novaja, prekrasnaja žizn ; i oboim bylo jasno, čto do konca eščё daleko-daleko i čto samoe složnoe i trudnoe tol ko eščё načinaetsja/ Dan seolah tampak jalan keluar akan ditemukan tidak lama lagi, dan lembaran baru yang cerah akan dimulai, tapi kini mereka sadar bahwa jalan panjang, sangat panjang, masih membentang di hadapan mereka, dan bahwa bagian yang menurut mereka paling sulit dan berliku dari jalan itu, barulah suatu awal. (Čhekhov, 346)

16 16 Melalui paragraf penutup ini, Čhekhov memberikan pesan bahwa apa yang telah dilakukan Anna dan Gurov, seberani apapun mereka untuk menunjukkan dan memperjuangkan hubungan mereka barulah sebuah awal. Jalan sulit yang Anna dan Gurov anggap merupakan titik terberat dalam hubungan mereka sesungguhnya barulah sebuah awal kehidupan yang sesungguhnya. Čhekhov menyajikan cerpen ini dengan begitu menarik. Mengemasnya seolah menjadi cerita romansa yang penuh intrik, namun kritik yang tertuju pada kehidupan perselingkuhan bangsawan sangat terasa di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari ciri khas gaya penceritaan satir Čhekhov yang sangat terkenal. 4. Simpulan Mengaitkan apa yang yang telah dianalisis pada bagian hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Čhekhov melalui cerpen Дама с собачкой/ Dama s sobačkoj/ Perempuan dan Anjing kritik yang tersirat terhadap kehidupan bangsawan Rusia yang penuh perselingkuhan. Pernikahan tanpa dasar cinta yang membawa masyarakat Rusia terbiasa dengan adanya hubungan terlarang, Čhekhov mengemas kritik sosialnya dalam bentuk yang sederhana, berbentuk sebuah cerpen romansa yang sesungguhnya berisi kritik tajam, serta diakhiri dengan pesan moral yang tertuju langsung pada pembaca. Daftar Acuan Sumber Buku: Chekov, Anton About Love an othet Chekov s Best and Famous Stories-. Penerj. Amiradil. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Budianta, Melani, dkk Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia Tera Van Luxemburg, Jan, Mieke Bal, dan Willem G. Westseijn Tentang Sastra, terj. Akhadiati Ikram. Jakarta: Intermasa.

17 17 Wellek, Rene dan Austin Warren Teori Kesusastraan, terj. Melani Budianta. Jakarta: PT. Gramedia. Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sumber Jurnal: Elfira, Mina. Perestroika, Glasnost dan Sastra Rusia, Jurnal Glasnost, Vol.1.Depok: Jurusan Slavia Program Studi Rusia Fakultas Sastra Sumber Internet (diakses pada 27 Mei 2010, pukul 22.33) (diakses pada 27 Mei 2010 pukul 22.50) (diakses pada 27 Mei 2010 pukul 23.09) (diakses pada 27 Mei 2010 pukul 23.17) (diakses pada tanggal 15 Januari 2012, pukul WIB) Lampiran Sinopsis Dmitri Dmitritch Gurov yang sedang berlibur di daerah Yalta beberapa kali melihat seorang wanita berjalan-jalan dengan seekor anjing. Gurov tertarik pada perempuan tersebut, namun tidak berani mengajak bicara karena berpikir bahwa perempuan tersebut telah bersuami. Pada suatu malam, Gurov memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan

18 18 perempuan tersebut dan mengetahui bahwa dia bernama Anna Sergeyevna dan telah bersuami. Dari perbincangan mereka, Gurov mengetahui bahwa mereka memiliki kesamaan, yaitu sedang merasa jenuh dengan pasangan masing-masing. Kesamaan ini membawa mereka pada hubungan terlarang yang mereka sadari bahwa sesungguhnya salah. Sebuah perpisahan menghamipiri mereka ketika Anna harus segera kembali ke kota asalnya dan pergi dari Yalta. Setelah berpisah dengan Anna, Gurov tak mampu meenghilangkan pikirannya dari Anna. Sehingga suatu saat ia memutuskan untuk menyusul Anna ke kota asalnya. Disana, mereka bertemu dan kembali tak dapat membohongi perasaan masing-masing. Hubungan mereka pun berlanjut, hingga saat Anna yang bergantian mengunjungi Gurov di Moskow. Pasangan ini memahami bahwa yang mereka lakukan salah, mengkhianati pasangan masing-masing walau perasaan jenuh tak dapat dipungkiri. Kemudian mereka memutuskan untuk tak lagi bersembunyi dari kenyataan dan mulai mencoba tak menutupi apa yang ada di anatara mereka. Walau mereka tak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah akhir dari perjalanan cinta terlarang mereka, namun merupakan fase permulaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan juga dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran manusia tentang penggambaran kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak

Lebih terperinci

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi alur maju serta hubungan kausalitas yang erat. Hal ini terlihat pada peristiwaperistiwa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang berarti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. analisis struktural adalah menjelaskan sedetail mungkin unsur-unsur pembangun

BAB V PENUTUP. analisis struktural adalah menjelaskan sedetail mungkin unsur-unsur pembangun BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Novel Lintang karya Ardini Pangastuti ini terbit pada tahun 1997. Pada penelitian ini novel dianalisis dengan menggunakan teori strukural. Tujuan dari analisis struktural adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Beni Purna Indarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa. kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa. kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Film merupakan gambar bergerak yang di dalamnya memiliki alur dan cerita yang menarik untuk menghibur para penonton. Alur dan cerita pada film diproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Novel merupakan salah satu karya sastra yang populer. Novel adalah salah satu hiburan dalam jenis bacaan bagi para pembacanya. Novel pada masa kini, sudah banyak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang struktural sastra dan sosiologi sastra. Pendekatan struktural dilakukan untuk melihat keterjalinan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata

BAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya yang imajinatif, baik berupa lisan maupun tulisan. Fenomena yang terdapat di dalam karya sastra ini merupakan gambaran suatu budaya

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Meyin Mulyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Judul resensi Feromon Cinta

Judul resensi Feromon Cinta Judul resensi Feromon Cinta Judul novel : Imaji Dua Sisi Penulis : Saiful Anwar (biasa dipanggil Sayfullan) Penerbit : de TEENS Sampangan Gg. Perkutut no.325-b, Jl. Wonosari, Baturetno Banguntapan Jogjakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol

Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol Nama : Janice Anastasia Lee-Layhadi No. Kandidat : 00076-06 Sesi : Mei 007 Mata Pelajaran : Indonesian A Sekolah : The

Lebih terperinci

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak FEBRUARI 2016 Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang

Lebih terperinci

Ringkasan Novel Grotesque

Ringkasan Novel Grotesque Ringkasan Novel Grotesque Sekolah Q merupakan sekolah elit yang diperuntukkan bagi siswa-siswi yang pandai. Ketika seorang anak berhasil menjadi murid sekolah Q, orang tua anak tersebut akan merasa sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif mengenai kajian novel Misteri Matinya Wanita Simpanan karya S. Mara Gd., dan Kenangan Kematian karya Agatha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah perempuan tidak ada habisnya, sejak dulu wacana tentang perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat

Lebih terperinci

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan HOPE (HARAPAN) Nama Saya Nick Vujicic Saya Lahir Di Australia Tahun 1982. Dan Pindah Dari Australia Ke California Tahun 2006. Dan Sejarah Hidup Saya, Saya Sangat Berterimakasih Bahwa Orang-Orang Telah

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Laeli Nur Rakhmawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci