MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER TIK.JK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER TIK.JK"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I... 4 PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Modul Desain Modul Isi Modul Pelaksanaan Modul Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Pengertian-pengertian Istilah... 6 BAB II... 8 STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari Judul Unit Kode Unit Kompetensi Deskripsi Unit Elemen Kompetensi Batasan Variabel Panduan Penilaian Kompetensi Kunci BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI Buku Informasi Versi: Halaman: 2 dari 46

3 DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Uraian Singkat Tentang Menginstal dan Mengkonfigurasi Dynamic Routing Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi Menyiapkan Router Mengkonfigurasi Router Menguji Router BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Literatur Daftar Peralatan dan Bahan yang digunakan DAFTAR PUSTAKA Buku Informasi Versi: Halaman: 3 dari 46

4 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2 Penjelasan Modul Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan pseserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. Buku Informasi Versi: Halaman: 4 dari 46

5 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Buku Informasi Versi: Halaman: 5 dari 46

6 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)? Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena Anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama 1.4 Pengertian-pengertian Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan Buku Informasi Versi: Halaman: 6 dari 46

7 membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kerja Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Pelatihan Berbasisi Kompetensi Kerja adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan / atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sertifikasi Kompetensi Kerja Sertifikasi kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sitematis dan obyektif melalui uji kompetensi sesuai standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan /atau standar khusus. Sertifikat Kompetensi Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI. Buku Informasi Versi: Halaman: 7 dari 46

8 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan : a. Menginstal dan Mengkonfigurasi Dynamic Routing. Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan pra kejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bisa terhadap sektor tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor tertentu/khusus, pelatihan harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan sektor tersebut. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Unit ini memberikan informasi yang diperlukan untuk menginstal dan mengkonfigurasi dynamic routing pada router. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan pelatihan ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tiga sampai tujuh hari. Pelatihan ini dijutukan bagi semua user terutama yang tugasnya berkaitan dengan programming, seperti operator, programmer, staff support, dan staff admin. Buku Informasi Versi: Halaman: 8 dari 46

9 Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Judul Unit : Menginstal dan Mengkonfigurasi Dynamic Routing pada Router Kode Unit Kompetensi Kode Unit : Deskripsi Unit Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk memasang dan mengkonfigurasi routing secara dinamik pada suatu router. Routing dinamik adalah proses menentukan jalur secara otomatis oleh router, dimana suatu paket informasi yang melewati router tetap dapat dilewatkan atau dikomunikasikan Elemen Kompetensi ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Menyiapkan Router 1.1 Konfigurasi router diidentifikasi dan disiapkan. 1.2 Antarmuka dari router dikonfigurasi. 1.3 Konfigurasi administrasi ditetapkan. Buku Informasi Versi: Halaman: 9 dari 46

10 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 02 Mengkonfigurasi Router 2.1 Hubungan antar router diidentifikasi dan dikonfigurasi. 2.2 Perintah untuk mengaktifkan ruting dinamik dari router dijalankan di setiap router. 2.3 Default routing untuk router ditetapkan. 03 Menguji Router 3.1 Koneksi pada router diuji melalui terminal yang terhubung pada jaringan. 3.2 Verifikasi router dilakukan untuk setiap komponen yang tersambung melalui router tersebut. 3.3 Hasil pengujian dilaporkan Batasan Variabel 1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan komunikasi. 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini didukung dengan tersedianya: 2.1 Sistem router, dan peralatan pendukung yang dibutuhkan. 2.2 Sistem jaringan komputer. 2.3 Buku Manual atau petunjuk pengoperasian router Panduan Penilaian 1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang Untuk mendemontrasikan kompetensi, memerlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang berikut ini : 1.1 Pengetahuan dasar Sistem Jaringan komputer Sistem Operasi Jaringan Arsitektur jaringan dan Protokol jaringan. Buku Informasi Versi: Halaman: 10 dari 46

11 1.2 Keterampilan dasar Tidak ada. 2. Konteks penilaian Kompetensi harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara praktek dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal. 3. Aspek penting penilaian Aspek yang harus diperhatikan : 3.1 Kemampuan untuk menyiapkan router dan peralatan pemasangan. 3.2 Kemampuan untuk mengkonfigurasi router. 3.3 Kemampuan untuk menguji router terpasang. 4. Kaitan dengan unit-unit lainnya 4.1 Unit ini didukung oleh pengetahuan dan keterampilan dalam unit kompetensi yang berkaitan dengan: Mengoperasikan sistem komputer jaringan Mengoperasikan komponen berbagi pakai (share). 4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan dalam unit ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk pelatihan prakejuruan umum, institusi harus menyediakan pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks industri seutuhnya tanpa bias terhadap sektor tertentu. Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk sektor tertentu / khusus, pelatihan harus disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan sektor tersebut Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 Buku Informasi Versi: Halaman: 11 dari 46

12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda. Buku Informasi Versi: Halaman: 12 dari 46

13 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Buku Informasi Versi: Halaman: 13 dari 46

14 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI DYNAMIC ROUTING PADA ROUTER 4.1 Tujuan Instruksional Umum Siswa dapat menyiapkan router. Siswa dapat mengkonfigurasi router. Siswa dapat menguji router. 4.2 Tujuan Instruksional Khusus Siswa dapat mengetahui dasar-dasar teknik routing. Siswa dapat mengkonfigurasikan antar muka dari router. Siswa dapat memerintahkan untuk menjalankan routing dynamic pada setiap router. Siswa dapat menetapkan default routing pada router. Siswa dapat menguji koneksi pada router melalui terminal yang terhubung pada jaringan. Siswa dapat melakukan verifikasi router untuk setiap komponen yang tersambung melalui router tersebut. Siswa dapat melaporkan hasil pengujian router. 4.3 Uraian Singkat Tentang Menginstal dan Mengkonfigurasi Dynamic Routing Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Kita telah menyadari hal ini, dan terus berusaha untuk meningkatkan terjadinya komunikasi. Pada tahun 1969, ARPA (Departemen Pertahanan dan Riset Amerika), mengembangkan suatu sistem yang berfungsi untuk menghubungkan komputer-komputer yang ada didunia, sehingga dapat melakukan pertukaran data (packet switching). Buku Informasi Versi: Halaman: 14 dari 46

15 Untuk dapat melakukan pertukaran data ini, kita memerlukan sistem yang dapat mengatur arus informasi pada jaringan. Kita memerlukan suatu komputer yang baik software maupun hardwarenya berfungsi untuk meneruskan informasi. Komputer inilah yang akan kita sebut dengan router. Router akan berisikan sistem operasi khusus seperti Cisco s IOS atau Juniper Networks, yang berfungsi untuk mengatur jaringan. Jaringan yang dimaksud disini sangat luas, mulai dari Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network, sampai ke Wide Area Network (WAN). Fungsi yang dijalankan oleh sebuah router sering disebut dengan istilah routing. Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. Karena setiap router akan berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas data, router haruslah di-instal dan dikonfigurasikan agar memiliki protokol routing yang jelas. Untuk melakukan konfigurasi routing pada router, kita memerlukan sebuah algoritma yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas paket data. Pada saat ini, banyak sekali algoritma yang dikembangkan, tetapi semuanya dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, berdasarkan jenis router yang digunakan, yaitu: Static routing (routing statis): adalah sebuah routing yang menggunakan router statis, sehingga tabelrnya akan di-set secara manual oleh para administrator jaringan. Dynamic routing (routing dinamis): adalah sebuah routing yang menggunakan router dinamis. Dari kedua jenis algoritma routing diatas, yang paling banyak digunakan oleh jaringan yang besar dan kompleks adalah dynamic routing. Kedua jenis routing diatas akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikutnya. Hal yang perlu kita ingat disini adalah bahwa routing dan routing protokol adalah dua hal yang berbeda. Untuk mempelajari hal ini, kita akan mempelajari beberapa hal pada buku informasi ini. Hal pertama adalah kita akan mempelajari bagaimana cara untuk menyiapkan router. Disini diharapkan kita kita dapat mengerti berbagai jenis router dan mempersiapkannya. Selain itu, kita juga akan mempelajari bagaimanan mengkonfigurasikan router. Pada bagian inilah kita akan mengkonfigurasikan router dengan menggunakan protokol dinamis. Hal terakhir yang akan kita pelajari adalah cara untuk menguji router yang telah Buku Informasi Versi: Halaman: 15 dari 46

16 kita konfigurasikan. Hal ini berfungsi untuk melihat apakah hasil konfigurasi kita telah berjalan dengan semestinya. Semua hal itu, akan kita pelajari melalui sebuah software simulasi bernama Packet Tracer. Adapun alasan kita menggunakan packet tracer ini, dalam mempelajari menginstal dan mengkonfigurasi dynamic routing pada router, adalah karena banyaknya jenis media konfigurasi router. Ada yang melalui command line seperti command promt pada windows, ada pula yang melalui antar muka menu. Meskipun media untuk mengkonfigurasi router ada bermacam-macam, pada umumnya cara untuk mengkonfigurasinya akan sama. Oleh karena itu, kita akan menggunakan software packet tracer untuk melakukan simulasi proses mengkonfigurasi router. 4.4 Beberapa Pengertian Dalam Unit Kompetensi Ini Beberapa pengertian yang dipergunakan di dalam unit kompetensi ini, yaitu : 1. Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. 2. Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 3. Switch adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). 4. Cisco adalah perusahaan multinasional yang merancang dan menjual jaringan dan teknologi komunikasi. Ia juga memberikan sertifikasi dalam hal jaringan yang diakui oleh dunia. 4.5 Informasi Masing-Masing Elemen Kompetensi Menyiapkan Router 1) Pengetahuan Kerja Seperti telah dijelaskan sebelumnya, router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya. Router menjadi suatu hal yang wajib jika kita ingin membangun sebuah jaringan besar. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Dari penjelasan ini, mungkin kita melihat kemiripan antara fungsi router dan fungsi switch, yaitu membentuk sebuah jaringan. Akan tetapi, Buku Informasi Versi: Halaman: 16 dari 46

17 router dan switch berbeda. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). Sementara router dapat menghubungkan beberapa jaringan. Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN. Gambar 1 Router (Elemen Kompetensi 1) Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Buku Informasi Versi: Halaman: 17 dari 46

18 Gambar 2 Analogi Router dan Switch (Elemen Kompetensi 1) Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan. Untuk dapat menggunakan router dengan fungsi seperti diatas, kita harus mengidentifikasi dan menyiapkan konfigurasi dari router yang kita miliki. Setelah itu, antarmuka atau interface dari router tersebut juga harus dikonfigurasikan. Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah menetapkan konfigurasi administrasi dari router. 2) Ketrampilan Kerja Konfigurasi router diidentifikasi dan disiapkan Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, saat ini banyak sekali jenis router yang beredar dimasyarakat. Kita harus bisa mengidentifikasikan dan menyiapkan router yang akan kita gunakan. Pada saat ini router yang beredar dimasyarakat dapat kita kelompokan menjadi beberapa jenis, yaitu: Router untuk Koneksi Internet dan keperluan internal Router jenis ini adalah router yang dikhususkan untuk keperluan Internet Service provider (ISP) dan untuk koneksi utama perusahaan. Router ini akan sering melakukan pertukaran informasi routing dengan Border Gateway Protokol (BGP). Buku Informasi Versi: Halaman: 18 dari 46

19 Konektifitas Small Office Home Office (SOHO) Router jenis ini sering juga disebut dengan residential gateways. Ia sering digunakan untuk keperluan akses ke layanan broadband, seperti IP melalui kabel atau DSL, di rumah. Router jenis ini umumnya memungkinkan untuk melakukan koneksi dengan enterprise melalui Secure Virtual Private Network(VPN). Meskipun secara umum, residential gateways memiliki fungsi yang serupa dengan router pada umumnya, ia menggunakan port yang berfungsi untuk menterjemahkan alamat pada proses routing. Ia juga tidak bisa melakukan koneksi langsung antara lokal komputer dengan remote network, tetapi harus membuat lokal komputer menjadi single komputer terlebih dahulu. Router Enterprise Semua jenis router akan kita temukan pada sebuah enterprise. Umumnya, sebuah router yang sangat powerfull akan kita temukan pada sebuah Internet Service Provider, akademis dan fasilitas riset, bahkan pada sebuah perusahaan yang besar. Umumnya mereka akan menggunakan router yang memiliki jenis three-layer model. Router akses Router akses, termasuk SOHO, umumnya akan terletak pada tempat yang berhubungan dengan customer, seperti kantor cabang, yang tidak membutuhkan hirarki routing untuk mereka sendiri. Biasanya mereka memfokuskan diri untuk menggunakan router dengan biaya yang rendah. Router Distribusi Router distribusi mengatur lalu lintas paket data dari beberapa router akses, baik dari tempat yang sama atau dari beberapa tempat untuk keperluan enterprise. Router distribusi umumnya bertanggung jawab untuk mengatur paket data pada WAN (Wide Area Network), sehingga mereka umumnya memiliki memori yang relatif besar. Router distribusi, juga akan memberikan akses koneksi ke beberapa server atau ke jaringan luar. Hal ini membuat ia harus memiliki fasilitas keamanan yang memadai. Umumnya router jenis ini akan dilengkapi dengan Firewall, VPN concentrator, atau fasilitas keamanan lainnya. Router inti Pada sebuah enterprise, router inti menjadi sebuah backbone yang menghubungkan beberapa jaringan yang besar, dari beberapa lokasi yang berbeda. Ia harus memiliki bandwidth yang besar untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Bandwidth adalah rentang batas dari banyaknya data yang bisa dikirim pada waktu yang bersamaan. Jika Buku Informasi Versi: Halaman: 19 dari 46

20 sebuah perusahaan tidak memiliki lokasi jaringan pusat, fungsi dari router inti akan digabungkan dengan fungsi dari router distribusi. Selain pengelompokan diatas, router juga sering dikelompokan berdasarkan jenis routing yang digunakan. Pertama-tama kita harus memisahkan antara routing dan routing protokol. Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing protokol adalah program yang mengubah informasi yang digunakan untuk membangun routing table. Konfigurasi routing untuk sebuah network tertentu tidak selalu membutuhkan sebuah routing protokol. Pada situasi dimana informasi routing tidak berubah, misalnya hanya ada satu rute yang mungkin, routing table biasanya dibangun secara manual. Beberapa jaringan tidak mempunyai akses ke jaringan TCP/IP lain, dan oleh karena itu tidak perlu membangun routing table. Ada tiga konfigurasi routing yang biasa digunakan, yaitu : Minimal Routing Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja. Sebuah jaringan yang terisolasi dari jaringan TCP/IP lainnya hanya membutuhkan minimal routing. Routing tabel minimal dibangun oleh ifconfig ketika interface network dikonfigurasi. Ada beberapa TCP/IP LAN yang hanya berhubungan dengan dunia luar melalui UUCP, tidak melalui TCP/IP lagi. Contoh: ketika sebuah network interface baru dikonfigurasi, maka routing table yang dibangun oleh ifconfig adalah sebagai berikut: >netstat nr Routing tables Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface UH lo U le0 Static Routing Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network Buku Informasi Versi: Halaman: 20 dari 46

21 semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya. Jaringan dengan jumlah gateway terbatas dapat dikonfigurasi dengan static routing. Sebuah static routing table dibangun secara manual oleh administrator menggunakan perintah route. Routing table ini tidak berubah apabila ada perubahan jaringan, jadi hanya digunakan apabila rute jaringan tidak berubah. Contoh, untuk menambah sebuah rute kepada routing table, digunakan perintah sebagai berikut: >route add add net : gateway ns3 Dynamic Routing Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway umumnya juga menggunakan konfigurasi jenis ini. Dengan dynamic routing, kita tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan membiarkannya bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer. Setelah anda berhasil mengidentifikasikan jenis router yang anda gunakan, sekarang adalah saatnya untuk menyiapkan router tersebut. Saat sebuah router diaktifkan untuk pertama kalinya, ia akan berada pada kondisi tidak terkonfigurasi. Jika ia telah berada dalam keadaan terkonfigurasi, mungkin anda juga ingin melihat bagaimana konfigurasinya. Untuk dapat melakukan konfigurasi ini, kita harus menggunakan command line atau media konfigurasi yang disertakan oleh router tersebut. Untuk mempelajarinya, kita akan menggunakan software Packet Tracer 3.2, yang akan memberikan Buku Informasi Versi: Halaman: 21 dari 46

22 tampilan command line yang sama dengan tampilan command line pada router. Gambar 3 Packet Tracer 3.2 (Elemen Kompetensi 1) Setelah kita menjalankan software packet tracer, klik-lah gambar router dan letakan pada workspace. Kemudian klik kembali router yang telah anda letakan pada workspace, sehingga command line untuk melakukan konfigurasi pada router muncul. Jika anda ingin melakukan konfigurasi pada router yang sesungguhnya, anda harus melakukan beberapa tahap sebagai berikut: Menghubungkan router dengan listrik. Menghubungkan kabel untuk mengkoneksi router dengan komputer. Jalankan fasilitas HyperTerminal yang ada di windows. (Start Programs Accessories Hyperterminal). Buat koneksi baru dengan nama cisco, kemudian tekan ok, dan setujui untuk menggunakan standar port COM1. Hal ini akan menjalankan konsole dari router. Hidupkan router, dan tunggu proses booting sampai selesai. Setelah hal ini, anda akan memasuki command line yang sama dengan tampilan pada Packet Tracer 3.2. Meskipun banyak router yang telah dikonfigurasi, kita tetap harus membiasakan diri dengan tampilan command line. Pada saat pertama kali masuk ke command line, untuk bisa mengkonfigurasi sebuah router, kita harus memasuki mode previlege dengan meng-input command enable. Jika telah memasuki mode previlege, maka prompt akan berubah dari Router> Buku Informasi Versi: Halaman: 22 dari 46

23 menjadi Router#. Tanda > menandakan bahwa anda sedang berada pada mode user sedangkan tanda # menandakan anda sedang berada pada mode previleged. Gambar 4 Command Line Konfigurasi Router (Elemen Kompetensi 1) Pada mode previleged anda tidak bisa merubah apapun, melainkan hanya menampilkan beberapa informasi. Mode ini sering juga disebut dengan mode parent, karena pada mode ini anda bisa menampilkan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengkonfigurasi router. Saat berada pada mode ini, anda bisa mencoba untuk meng-input beberapa perintah show yang berfungsi untuk menampilkan informasi: Show interfaces, untuk menampilkan statistic semua interface router. Untuk menampilkan statistic interface tertentu, menggunakan perintah show interfaces diikuti dengan nomor port/slot interface seperti perintah di bawah ini. Router#show interfaces serial 0/1 Show controllers serial, menampilkan informasi khusus hardware interface. Perintah ini harus di-set termasuk nomor port/slot dari interface serial. Contoh : Router#show controllers serial 0/1 Show clock, menampilkan setting waktu di router. Buku Informasi Versi: Halaman: 23 dari 46

24 Show hosts, menampilkan daftar cache dari nama host dan alamatnya. Show users, menampilkan semua user yang terkoneksi ke router. Show history, menampilkan history dari perintah-perintah yang telah dilakukan. Show flash, menampilkan informasi tentang flash memory dan filefile IOS apa saja yang tersimpan di sana. Show version, menampilkan informasi tentang versi software yang sekarang sedang jalan lengkap dengan informasi hardware dan device. Show arp, menampilkan tabel ARP router. Show protokols, menampilkan status interface baik secara global maupun khusus dari protokol layer 3 yang terkonfigurasi. Show startup-config, menampilkan isi file konfigurasi yang tersimpan di NVRAM. Show running-config, menampilkan isi file konfigurasi yang sedang jalan atau konfigurasi dari interface atau informasi map class. Untuk melakukan sejumlah perubahan, anda harus memasuki mode konfigurasi global. Untuk memasuki mode tersebut, setelah anda memasuki mode previlege, anda harus meng-input: Router#configure terminal Router(config)#. Buku Informasi Versi: Halaman: 24 dari 46

25 Gambar 5 Sub Mode Konfigurasi Global (Elemen Kompetensi 1) Mode global konfigurasi juga memiliki beberapa sub mode. Di bawah ini adalah beberapa submode yang dapat masuk ke mode global config, yaitu: Interface mode Line mode Router mode Subinterface mode Controller mode Ketik exit dari salah satu mode di atas akan kembali ke mode global config. Penekanan Ctrl-Z akan kembali ke mode previleged. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dikonfigurasikan saat pertama kali menjalankan router. Konfigurasi nama router Sebuah router seharusnya mempunyai nama yang unique. Pemberian nama pada router adalah langkah awal konfigurasi router. Router(config)#hostname Tokyo Tokyo(config)# Saat ditekan Enter, prompt akan berubah dari default hostname ke Tokyo. Buku Informasi Versi: Halaman: 25 dari 46

26 Konfigurasi password Password seharusnya selalu dikonfigurasikan untuk virtual terminal (vty) dan konsole terminal. Password juga berguna untuk mengontrol akses ke privileged mode sehingga hanya orang-orang tertentu yang hanya bisa melakukan perubahan setting router. Perintah di bawah ini digunakan untuk setup password pada konsole terminal: Router(config)#line konsole 0 Router(config-line)#login Router(config-line)#password <password > Password harus di-set di satu atau lebih terminal vty untuk memberikan hak askes user yang melakukan koneksi melalui telnet. Umumnya cisco router memiliki terminal vty 0 sampai 4. Beberapa tipe lain mungkin memiliki jumlah terminal vty berbeda. Perintah berikut digunakan untuk setting password pada terminal vty: Router(config)#line vty 0 4 Router(config-line)#login Router(config-line)#password <password > Perintah enable password dan enable secret digunakan untuk masuk ke privileged EXEC mode. Perintah enable password hanya digunakan jika enable secret belum di-set. Perintah enable secret seharusnya digunakan, karena enable secret adalah password yang terenkripsi. Sedangkan enable password tidak terenkripsi. Di bawah ini adalah perintah yang digunakan untuk setup password: Router(config)#enable password <password > Router(config)#enable secret <password > Kadang-kadang sangat tidak aman kalau membiarkan password dalam keadaan clear text di layar terminal konsole dari hasil perintah show running-config atau show startup-config. Untuk menghindari hal tersebut digunakan perintah seperti berikut: Router(config)#service password-encryption Perintah di atas akan memberikan tampilan password secara terenkripsi. Perintah enable secret menggunakan algoritma MD5 untuk enkripsi. Buku Informasi Versi: Halaman: 26 dari 46

27 Gambar 6 Konfigurasi Password (Elemen Kompetensi 1) Antarmuka dari router dikonfigurasi Jika seseorang melihat sebuah konfigurasi router, akankah mereka mengerti tujuan utama dari koneksi router tersebut, siapa yang akan terkoneksi dengan mereka, dan apa yang harus dilakukannya jika antarmuka dari router mati? Jika anda menjawab tidak, maka anda harus mempelajari deskripsi dari antarmuka router. Deskripsi antar muka dari sebuah router adalah deskripsi dari setiap perintah yang di konfigurasi oleh administrator jaringan pada setiap antarmuka router. Dengan perintah ini, maka administrator jaringan dapat memperoleh semua informasi yang dibutuhkan olehnya. Hal ini akan menjadi sangat berguna bari para administrator jaringan, yang akan melakukan konfigurasi, mengatasi troubleshooting, atau melakukan konfigurasi ulang dari router. Dengan melakukan hal ini, saat kita akan melihat router tersebut kembali, Kita telah memiliki semua informasi penting yang dibutuhkan untuk mengatasi toubleshooting. Adapun secara umum, kegunaan dari deskripsi antar muka router adalah: Mengidentifikasi antar muka. Memberikan catatan, siapa yang harus dihubungi jika antar muka down/mati. Mendokumentasikan informasi dari jaringan, untuk masalah koneksi. Secara global, hal ini bertujuan untuk keperluan pencatatan informasi penting dari antar muka router. Terkadang, para administrator jaringan juga menggunakan deskripsi antar muka router untuk mencatat IP Address yang sedang digunakan, Buku Informasi Versi: Halaman: 27 dari 46

28 sebelum melakukan perubahan terhadap IP Address tersebut. Dengan melakukan hal itu, administrator jaringan akan memiliki dokumentasi dari konfigurasi router yang pernah dijalankan. Konfigurasi antarmuka ini, tergantung dari jenis port yang digunakan pada router. Pada saat ini kita akan mempelajari cara untuk mengkonfigurasi antar muka dari port serial. Langkah-langkah untuk mengkonfigurasi interface serial adalah: Masuk ke global configuration mode Masuk interface mode Menentukan alamat interface dan subnet masknya Seting clock rate jika terhubung dengan kabel DCE. Tidak perlu seting clock rate jika terhubung dengan kabel DTE Hidupkan interface Tiap-tiap interface serial harus memiliki IP address dan subnet mask untuk routing paket IP. Konfigurasi IP address sebagai berikut: Router(config)#interface serial 0/0 Router(config-if)#ip address <ip address > <netmask > Interface serial memerlukan sinyal clock untuk mengontrol timing dari komunikasi. Umumnya peralatan DCE seperti CSU/DSU memberikan clock itu. Secara default, cisco router adalah peralatan DTE tapi bisa dikonfigurasi sebagai peralatan DCE. Pada link serial yang terhubung langsung, seperti konfigurasi di Lab, salah satu sisi harus di-set sebagai DCE dan harus di-set sinyal clocknya. Untuk seting clock dan speed dengan menggunakan perintah clock rate. Clock rate yang disediakan dalam bits per second adalah 1200, 2400, 9600, 19200,38400, 56000, 64000, 72000, , , , , , , , atau Setting tergantung dari kapasitas interface. Secara default interface dalam keadaan off atau disabled. Untuk menghidupkannya atau enable dengan menggunakan perintah no shutdown. Jika ingin mengembalikan kekeadaan off lagi cukup dimasukkan perintah shutdown. Router(config)#interface serial 0/0 Router(config-if)#clock rate Router(config-if)#no shutdown Buku Informasi Versi: Halaman: 28 dari 46

29 Gambar 7 Konfigurasi Interface Serial (Elemen Kompetensi 1) Berikut ini adalah contoh dari konfigurasi antar muka router. Untuk meng-input deskripsi dari antar muka router, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: Memasuki mode konfigurasi global. router# configure terminal router(config)# Masuki mode konfigurasi antar muka router. Saat ini kita akan melakukan konfigurasi dari port serial 0/0 pada router. router(config)#interface serial 0/0 router(config-if)# Gunakan perintah description untuk mendeskripsikan antar muka router tersebut. Berikut ini adalah contohnya: router(config-if)# description T1 circuit to Internet Sprint Circuit ID QVX DAX Tech Support Untuk melihat deskripsi dari antar muka router, kita harus keluar terlebih dahulu dari mode konfigurasi antar muka dengan cara menginput exit. router(config-if)#exit Buku Informasi Versi: Halaman: 29 dari 46

30 Kemudian setelah berada pada mode previlege, lakukan input berikut ini: router# show run interface serial 0/0 sehingga deskripsi dari antar muka router akan ditampilkan seperti berikut ini: >interface Serial 0/0 description T1 circuit to Internet Sprint Circuit ID QVX DAX Tech Support ip address Selain contoh tersebut, kita juga bisa melakukan konfigurasi IP address untuk sebuah jaringan Local Area Network. Setiap interface ethernet harus memiliki IP address dan subnet mask untuk routing paket IP. Untuk mengkonfigurasi interface Ethernet dengan cara sebagai berikut: Masuk ke global config Masuk ke interface config Tentukan interface address dan subnet mask Enable interface Berikut ini adalah contoh perintah yang harus di input untuk menentukan IP address dari port FastEthernet 1/0 pada router: Router (config)#interface FastEthernet 1/0 Router (config-if)#ip address Router (config-if)#no shutdown Router (config-if)#exit Baris pertama, interface FastEthernet 1/0, adalah jenis port yang digunakan, sedangkan baris kedua adalah perintah untuk mensetting IP Address Angka sesudah IP Address merupakan angka dari Subnet Mask, sedangkan perintah no-shutdown adalah perintah agar port tersebut terus diaktifkan. Konfigurasi administrasi ditetapkan Dalam menyiapkan router, kita juga harus menlakukan beberapa konfigurasi administrasi, seperti router list. Router list adalah sebuah dokumen konfigurasi yang dibutuhkan untuk membuat remote connection menggunakan router SAP. Untuk setiap SAP Router, pasti akan ada suatu entry yang menjelaskan tentang nama dan alamat dari sebuah router. Buku Informasi Versi: Halaman: 30 dari 46

31 Dokumen ini sangat direkomendasikan untuk disimpan dalam sebuah server web intranet, yang dapat diakses oleh seluruh komputer yang berkepentingan, sehingga komputer tersebut dapat melakukan konfigurasi sesuai dengan konfigurasi pusat. Setiap baris dalam dokumen tersebut akan mendeskripsikan sebuah router dengan format sebagai berikut: <router name> ":" <connection string> <router name>: the name identifying the SAP router to the user. Nama ini akan tampil pada router list yang terletak pada SAP GUI untuk Java environment, saat akan melakukan penambahan atau editing dari koneksi sistem. <connection string>: the router's connection string Pada tahap ini, memungkinkan untuk menspesifikasi jaringan dari router. Selain hal ini, kita juga harus melakukan konfigurasi administrasi untuk tabel hostname. Untuk melakukan konfigurasi tabel hostname, pertama masuk ke global config dengan perintah ip host diikuti dengan IP address tujuan. Untuk melakukan testing konektivitas ke host gunakan perintah telnet atau ping diikuti IP address dari tujuan. Prosedur untuk mengkonfigurasi tabel host sebagai berikut: Masuk ke global config Masukkan perintah ip host diikuti dengan nama router atau IP address router yang dituju Ulangi langkah di atas sampai semua router bisa dipanggil Simpan konfigurasi ke NVRAM. Gambar 8 Konfigurasi Administrasi Router (Elemen Kompetensi 1) Buku Informasi Versi: Halaman: 31 dari 46

32 3) Sikap Kerja 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan router. 2. Mengkonfigruasi antar muka dari router. 3. Menetapkan konfigurasi administrasi dari router Mengkonfigurasi Router 1) Pengetahuan Kerja Setelah kita menyiapkan sebuah router, kita akan memasuki tahap untuk mengkonfigurasi router lebih lanjut. Saat mencapai tahap ini, router haruslah telah disiapkan dan diidentifikasikan. Router harus telah dikonfigurasikan secara global oleh administrator jaringan. Selain itu, konfigurasi antar muka router juga harus telah dilakukan. Terakhir kita harus memeriksa apakah konfigurasi administratif dari router telah ditetapkan. Berbeda dengan konfigurasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya, pada tahap ini, kita akan mengidentifikasikan dan mengkonfigurasi hubungan antar router. Kita juga akan mulai mengaktifkan protokol routing dinamis pada setiap router. Langkah terakhir adalah menetapkan default routing untuk setiap router. Pada tahap ini, kita akan banyak berhubungan dengan protokol routing. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kita dapat membagi protokol routing menjadi tiga, yaitu routing minimalis, routing statis dan routing dinamis. Pada bagian ini kita akan mendalami cara untuk melakukan konfigurasi dari routing dinamis pada router yang kita miliki. Kita juga akan memfokuskan diri untuk mengatur default routing dari router tersebut, sehingga jika router tidak mampu menemukan jalan untuk paket-paket data, ia akan memiliki jalan standar yang memang telah disediakan untuknya. 2) Ketrampilan Kerja Hubungan antar router diidentifikasi dan dikonfigurasi Setiap router akan terhubung satu sama lain, sehingga menjadi sebuah jaringan komputer yang besar. Hubungan dari setiap router ini haruslah diidentifikasikan dan dikunfigurasikan dengan jelas, agar setiap paket data dapat dialirkan dengan benar. Sebuah jaringan yang kecil, umumnya akan mengkonfigurasikan hubungan antar routernya secara manual, sementara jaringan yang kompleks tidak mungkin untuk dikonfigurasi secara manual. Masalah ini akan diselesaikan dengan sistem routing dinamis. Ia akan melakukan konstruksi tabel routing secara otomatis. Buku Informasi Versi: Halaman: 32 dari 46

33 Pada saat ini, routing dinamis mendominasi dunia Internet. Meskipun demikian, konfigurasi dari routing protokol, membutuhkan penanganan dari ahli, sehingga proses routing dapat benar-benar terjadi secara otomatis. Gambar 9 Ilustrasi Hubungan antar Router (Elemen Kompetensi 2) Secara umum kita dapat membedakan hubungan antar router menjadi beberapa jenis, yaitu: Unicast menyampaikan paket data ke sebuah router yang spesifik. Broadcast menyampaikan paket data kesemua router yang terdapat pada jaringan. Multicast menyampaikan paket data ke sebuah grup router yang memiliki ketertarikan atas paket data tersebut. Anycast menyampaikan paket data ke salah satu router yang berada diluar groupnya, khususnya node yang paling dekat dengan sumber. Identifikasikan hubungan antar router yang anda inginkan. Setelah itu, tahap selanjutnya adalah mengkonfigurasi hubungan antar router tersebut. Hubungan antar router dikonfigurasikan dengan sebuah routing protokol yang Buku Informasi Versi: Halaman: 33 dari 46

34 diimplementasikan pada router tersebut. Ada dua cara untuk mengkonfigurasikan hubungan antar router, yaitu secara dinamis dan secara statis. Routing Statis sebenarnya bukanlah sebuah protokol yang sebenarnya, karena administrator jaringan akan melakukan pengisian tabel routing secara manual. Pemberian nama statis ini, dikarenakan tabel routing tidak akan berubah sejak dikonfigurasikan, kecuali diubah kembali secara manual oleh orang lain. Routing statis adalah bentuk paling simple dari sebuah routing, namun karena sifatnya yang harus melakukan input tabel routing secara manual, membuat routing jenis ini tidak efektif pada sebuah jaringan yang kompleks. Untuk mengatasi masalah ini, alangkah lebih baik jika kita mengkonfigurasi hubungan antar router secara dinamis. Routing dinamis adalah sebuah aplikasi pada router yang membuat ia dapat membentuk hubungan dengan router lain, dan menemukan jalan yang terbaik untuk mengantarkan paket data ke tujuannya. Kita akan membahas konfigurasi hubungan antar router secara dinamis ini lebih jauh pada bagian berikutnya. Perintah untuk mengaktifkan ruting dinamik dari router dijalankan di setiap router Mengapa protokol routing diperlukan dalam jaringan komputer? Jaringan komputer dapat diibaratkan seperti jalanan untuk kendaraan umum. Jika hanya ada satu jalanan saja untuk semua kendaraan umum, tentu lalulintas akan mengalami kemacetan. Oleh sebab itu dibuat jalan-jalan tambahan dan jalan-jalan tol yang memungkinkan kendaraan mengambil jalur- jalur alternatif untuk mencapai tujuan. Untuk membantu mencapai tujuan diperlukan peta jalan. Hal yang sama terjadi juga dalam jaringan WAN. Jaringan WAN dibagi menjadi berbagai segmen dan jaringan dengan jalur yang berbagai macam. Supaya suatu paket dapat mencapai tujuannya, diperlukan suatu peralatan untuk mengatur paket-paket tersebut agar mencapai tujuannya dengan jalan yang tersingkat. Untuk itu digunakan router yang fungsi utamanya adalah untuk menentukan jalur dan meneruskan paket-paket dari suatu jaringan ke jaringan lain. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paketpaket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur yang baik, router menggunakan peta atau tabel routing. Tabel routing dapat dibuat secara static, dynamic dan default. Static routing adalah cara pembuatan tabel routing secara manual. Static routing ini dapat dipakai pada jaringan sederhana yang hanya menggunakan beberapa buah router dan berfungsi untuk menghemat penggunaan bandwidth. Sedangkan dynamic routing untuk membuat suatu tabel routing secara dinamis berubah-ubah secara otomatis jika topologi Buku Informasi Versi: Halaman: 34 dari 46

35 jaringan berubah. Dynamic routing menggunakan protokol routing dalam pembuatan tabel routing. Protokol routing menggunakan istilah yang disebut metric dalam menentukan jalur yang terbaik yang akan dicapai. Metric adalah suatu nilai hasil perhitungan algoritma yang dipakai oleh protokol routing. Metric dapat berupa jarak ke tujuan atau ongkos ke tujuan. Jenis metric yang dipakai tergantung pada jenis protokol routing yang dipakai, dimana setiap jenis protokol routing menggunakan metric yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena protokol routing bergantung pada algoritma routing dalam menentukan jalur- jalur yang digunakan, maka algoritma routing harus akurat, tidak hanya menggunakan daya CPU dan bandwidth, serta memiliki konvergensi yang cepat. Konvergensi adalah waktu yang diperlukan oleh semua router dalam jaringan untuk mengikuti perubahan yang disebabkan oleh suatu perubahan topologi jaringan. Dynamic routing secara umum dapat dibagi menjasi 2 kategori, yaitu Distance Vector dan link state routing protokol. antara lain : Routing Information Protokol (RIP), Interior Gateway Routing Protokol (IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protokol (EIGRP), Open Shortest Path First (OSPF). Routing Information Protokol (RIP) RIP (Routing Information Protokol) adalah routing protokol yang paling sederhana yang termasuk jenis distance vektor. RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) sebagai metric dengan 15 hop maksimum. Jadi hop-count yang ke-16 tidak dapat tercapai dan router akan memberikan pesan error?destination is unreachable? (tujuan tidak tercapai). Daftar tabel route RIP ini akan di-update setiap 30 detik dan administrative distance untuk RIP adalah 120. Untuk menerapkan RIP ke suatu router, digunakan perintah sebagai berikut: Router(config)#route rip Untuk menerapkan router RIP tersebut ke suatu network address: Router(config-router)#network <network ID> Konfigurasi router menggunakan RIP router pada skenario praktikum adalah sebagai berikut: Konfigurasi RIP Routing 1: Router1(config)#ip routing Router1(config)#router rip Router1(config-router)#network Router1(config-router)#network Buku Informasi Versi: Halaman: 35 dari 46

36 Router1(config-router)#network Router1(config-router)#^Z Router1#wr mem Untuk mengetahui konfigurasi routing pada router1 digunakan perintah show ip route. Jika router lain yang berhubungan dengan router1 belum di-set dengan RIP, maka konfigurasi belum akan muncul. Oleh sebab itu router-router lain yang terhubung dengan Router1 jugah harus di-setting. Konfigurasi RIP Routing 2: Router2(config)#ip routing Router2(config)#router rip Router2(config-router)#network Router2(config-router)#network Router2(config-router)#network Router2(config-router)#^Z Router1#wr mem Konfigurasi RIP Routing 3: Router3(config)#ip routing Router3(config)#router rip Router3(config-router)#network Router3(config-router)#network Router3(config-router)#network Router3(config-router)#^Z Router3#wr mem Sekarang setelah semua router yang berhubungan dengna protokol RIP telah dikonfigurasi, maka konfigurasinya bisa dilihat dengan mengetikkan perintah show ip route. Yang perlu diperhatikan dalam tampilan informasi adalah setelah kode R yang membuat konfigurasi untuk protokol RIP. RIP routing merupakan jenis protokol routing yang classful, yaitu protokol routing yang tidak mengenal subnetting. Sebagai contoh jika alamat jaringan hasil subneting adalah dengan subnet mask , maka jika menggunakan protokol RIP routing alamat jaringannya menjadi Seperti yang telah dibahas sebelumnya, RIP mempunyai default update setiap 30 detik. Disamping itu RIP juga mempunyai beberapa jenis timer lainnya yang juga perlu diketahui sebagai berikut: Buku Informasi Versi: Halaman: 36 dari 46

37 Invalid timer adalah waktu dalam detik dimana suatu route dinyatakan tidak berfungsi (invalid) Holddown timer adalah interval tertentu dalam detik yang berlaku untuk semua interface router yang menyatakan bahwa suatu route tidak dapat dicapai. Flash timer adalah waktu dalam detik dimana suatu route akan dihapus dari tabel routing. Timer-timer ini dapat dirubah nilanya dengan menggunakan perintah: Router(config)#timers basic <update invalid holddown flash> Beberapa perintah penting yang dapat digunakan untuk memeriksa konfigurasi routing protokol adalah: show ip protokol untuk menampilkan protokol yang digunakan show ip route untuk menampilkan daftar isi suatu tabel route how ip interface untuk menampilkan status konfigurasi IP di router dan konfigurasi parameter setiap interface debug ip rip atau debug ip igrp untuk melacak kesalahan Interior Gateway Routing Protokol (IGRP) IGRP (Interior Gateway Routing Protokol) adalah juga protokol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protokol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100. Untuk menerapkan IGRP ke suatu router, caranya: Router(config)#router igrp 101 dimana 101 adalah nomor autonomous system. Untuk menerapkan IGRP tersebut ke suatu network address: Router(config-router)#network <net ID> Konfigurasi IGRP yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut: Buku Informasi Versi: Halaman: 37 dari 46

38 Konfigurasi IGRP 1: Router1(config)#ip routing Router1(config)#router igrp 101 Router1(config-router)#network Router1(config-router)#network Router1(config-router)#network Router1(config-router)#^Z Router1#wr mem Konfigurasi IGRP 2: Router2(config)#ip routing Router2(config)#router igrp 101 Router2(config-router)#network Router2(config-router)#network Router2(config-router)#network Router2(config-router)#^Z Router1#wr mem Konfigurasi IGRP 3: Router3(config)#ip routing Router3(config)#router igrp 101 Router3(config-router)#network Router3(config-router)#network Router3(config-router)#network Router3(config-router)#^Z Router3#wr mem Seperti juga protokol RIP, IGRP merupakan jenis protokol routing yang disebut classful yang tak mengenal subneting. Setelah semua routing IGRP pada router dikonfigurasi, maka routing sudah bisa berjalan. Satu hal yang diperhatikan pada informasi routing adalah kode I yang memuat konfigurasi untuk protokol IGRP. Default routing untuk router ditetapkan Sebuah default routing, atau yang sering juga disebut dengan istilah gateway of the last resort, adalah sebuah rute jaringan yang akan ditempuh oleh router, saat sudah tidak ada rute yang dikenali lagi oleh router untuk IP address yang menjadi tujuan. Semua paket yang memiliki tujuan yang tidak dikenali oleh tabel routing dari sebuah router, akan dikirim menuju default routing. Jika sebuah rute dari router dikenali, maka ia akan langsung dikirim menuju alamat tersebut. Jika tidak, ia akan dikirim menuju rute default, yang Buku Informasi Versi: Halaman: 38 dari 46

39 akan mengirim paket data tersebut ke router lain yang menjadi rute defaultnya. Proses ini akan terus berulang, sampai akhirnya router yang mengetahui alamat tujuan ditemukan. Selanjutnya, router akan mencari rute yang paling baik untuk mengirimkan paket data. Jaringan yang memiliki subnet mask terpanjang yang sesuai dengan IP address tujuan akan dipilih. Default routing dalam IPv4 (pada notasi CIDR) adalah /0, atau sering disebut dengan istilah rute quad-zero. Karena subnet mask yang diberikan adalah /0, maka hal ini mendefinisikan tidak ada jaringan. Semua rute yang tidak menemukan jalan menuju IP address tujuannya akan secara alami dikirim menuju alamat ini. Hal ini juga sama pada IPv6. Host device dalam sebuah organisasi, secara general berarti sebuah rute standar yang akan melewati default gateway yang merupakan sebuah proses filterisasi, seperti sebuah firewall. Berikut ini adalah contoh untuk mengkonfigurasi sebuah antar muka serial 1 pada sebuah router 2500B dan men-setting default routing. Sebuah Internet Service Provider memberikan IP address /30 untuk antar muka dari router ini. Karena /30 merupakan ukuran dari block 4, host yang sesungguhnya adalah 65 dan 66. Kita akan men-setting bahwa default routingnya menuju host 66, sedangkan host 65 digunakan untuk antar muka dari router tersebut. Perintah untuk mengatur default routing adalah sebagai berikut: ip route: Perintah untuk menambahkan routing statis atau default routing : adalah wildcard yang menandakan semua network yang tidak terdapat pada tabel routing : adalah wildcard yang menandakan semua subnet mask dari network yang tidak terdapat pada tabel routing : adalah default routing yang akan dituju. Jika anda tidak mengetahui default routing yang akan dituju, anda bisa membuat perintah default routingnya seperti berikut ini: ip route s1 Hal ini akan memberi tahu router untuk mengirim paket data ke router yang berada di luar tabel routing yang diketahui. Selain itu, perintah ini juga menandakan bahwa anda menggunakan perintah IP Classless, sehingga memberitahu router untuk tidak membuang paket data, jika tidak menemukan IP address tujuannya, melainkan menjalankan default routing. Jika anda tidak menggunakan perintah IP classless, paket data tersebut akan segera dibuang, sebelum akhirnya dikirim ke default routing. Buku Informasi Versi: Halaman: 39 dari 46

40 3) Sikap Kerja 1. Mengidentifikasi dan mengkonfigurasi hubungan antar router. 2. Menjalankan perintah untuk melakukan routing dinamis pada setiap router. 3. Menetapkan default routing untuk router Menguji Router 1) Pengetahuan Kerja Setiap pekerjaan menuntut sebuah kesempurnaan, tetapi manusia yang mengerjakan terkadang dapat melakukan kesalahan. Hal ini merupakan hal yang tidak bisa terjadi, saat kita mengerjakan sebuah jaringan. Tidak boleh ada kesalahan yang terjadi, saat melakukan konfigurasi router, dan merakitnya menjadi suatu jaringan. Oleh karena itu, setiap selesai melakukan konfigurasi terhadap router, kita wajib untuk melakukan proses pengujian terhadap pekerjaan yang telah kita lakukan. Langkah pertama adalah, memeriksa apakah router telah dikonfigurasikan secara global, apakah antar muka router dan konfigurasi administrasi telah dilakukan. Jika hal itu telah dilakukan, periksa juga apakah hubungan antar router telah diidentifikasikan, dan default routing telah ditetapkan. Pastikan juga apakah routing protokol, yang dalam modul ini adalah routing protokol dinamis, telah dijalankan pada setiap router. Jika hal ini semua telah dijalankan, maka sekarang adalah saatnya untuk melakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan tersebut. Pengujian pertama dilakukan untuk menguji koneksi pada router, apakah berjalan dengan semestinya atau tidak. Setelah seluruh koneksi di uji, berikutnya adalah melakukan verifikasi dari router untuk setiap komponen yang tersambung kepada router tersebut. Hal terakhir yang dilakukan adalah, melaporkan hasil pengujian kepada pihak yang berkepentingan. Jika seluruh proses pengujian telah berhasil dilakukan, dan tidak ditemukan masalah, maka perkejaan tersebut telah selesai, dan hal yang tersisa hanyalah melakukan maintenance. Sebaliknya jika ternyata ditemukan masalah pada konfigurasi, maka administrator jaringan harus mempeloreh hasil pengujian dan melakukan perbaikan dibagian yang ada kesalahannya. Setelah ia selesai memperbaiki, pengujian tetap harus dilakukan kembali, sampai akhirnya semua sistem jaringan berjalan dengan lancar. Buku Informasi Versi: Halaman: 40 dari 46

41 2) Ketrampilan Kerja Koneksi pada router diuji melalui terminal yang terhubung pada jaringan Setelah semua router, switch, komputer dan segala periperhal lainnya terhubung kedalam sebuah jaringan dan seluruh routing protokol telah diterapkan, sekarang adalah saatnya untuk menguji jaringan tersebut. Hal yang peling penting untuk diuji adalah koneksi dari router dengan seluruh termunal yang terhubung dengan jaringan. Terminal yang dimaksud disini adalah segala periperhal yang terhubung kedalam jaringan. Pastikan bahwa seluruh alat tersebut mampu untuk melakukan pertukaran informasi sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang cukup popular dalam melakukan pengujian jaringan adalah melalui software packet tracer. Software ini menyediakan sebuah simulasi terhadap jaringan yang telah anda buat beserta dengan routing protokolnya. Hal yang perlu anda lakukan hanyalah membuat miniatur jaringan tersebut pada software ini. Kemudian memasukkan routing protokol yang anda buat pada jaringan anda kedalam software ini pula. Setelah hal itu dilakukan, software ini menyediakan suatu fitur simulasi, yang berupa sejumlah skenario, untuk melakukan pemeriksaan apakah seluruh jaringan anda telah terhubung dengan seharusnya. Jika seluruh jaringan telah berjalan dengan semestinya, ia akan memberikan tanda check ( ) sedangkan jika ia menemukan suatu kesalahan ia akan memberikan tanda cross (X) pada bagian yang ada kesalahannya. Gambar 10 Router Simulation Test (Elemen Kompetensi 3) Buku Informasi Versi: Halaman: 41 dari 46

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line)

KONFIGURASI ROUTER. CLI (Command Line) KONFIGURASI ROUTER Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan dalam file konfigurasi.

Lebih terperinci

Modul 3 Konfigurasi Router

Modul 3 Konfigurasi Router Modul 3 Konfigurasi Router Pendahuluan Langkah inisialisasi yang digunakan untuk mengkonfigurasi router tidaklah terlalu sulit. Cisco IOS menyediakan banyak tool yang dapat digunakan untuk ditambahkan

Lebih terperinci

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IOS ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T IOS ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Software IOS adalah Perangkat Lunak yang mengatur fungsi Routing dan Switching pada peralatan dan perangkat jaringan. Sama dengan PC, Router atau Switch tidak

Lebih terperinci

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE Tujuan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini peserta diklat mampu menjelaskan perangkat menggunakan software. pengaturan Uraian materi 1. CLI Command

Lebih terperinci

Router Devices & Configuration

Router Devices & Configuration Modul 18: Overview Router pada dasarnya sama halnya dengan PC. Komponen-komponen internal router hampir sama dengan PC dan router juga membutuhkan operating system untuk menjalankan aplikasinya, tetapi

Lebih terperinci

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya

Konfigurasi Router. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya Konfigurasi Router Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Tekonolgi Sepuluh Nopember Surabaya 1 Topologi Jaringan Tanpa Konfigurasi Tabel Routing Gambar 1 Gambar-Gambar berikut ini contoh topologi

Lebih terperinci

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF

2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya. 4 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Dynamic RIP,EIGRP, OSPF Modul 4 Praktikkum Routing Tujuan Praktikkum : 1 ) Memahami konsep Routing dan Router 2 ) menggunakan simulator untuk mensimulasikan Routing & konfigurasi sebenarnya 3 ) Mampu mengkonfigurasi Routing Statis

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing

MODUL PRAKTIKUM. (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST. Static Routing MODUL PRAKTIKUM (Mengkonfigurasi Router dengan Metode Static Routing) Disusun Oleh : Yudi Firman Santosa, ST Singkawang, Pebruari 2014 0 P a g e A. Peralatan yang digunakan : 1. 1 Unit PC/Laptop dan system

Lebih terperinci

Didha Dewannanta

Didha Dewannanta Konfigurasi Dasar Router dan Switch Cisco Didha Dewannanta didhadewannanta@gmail.com http://jarkomindonesia.tk Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB III TUGAS PENDAHULUAN

BAB III TUGAS PENDAHULUAN NAMA : M. ANANG SETIAWAN NRP : 11041110060 TUGAS PENDAHULUAN PRAK. JARKOM BAB III TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan bagaimana cara mensetting Startup Config pada Intermediate device! 2. Apakah perbedaan memory

Lebih terperinci

KONFIGURASI CISCO ROUTER

KONFIGURASI CISCO ROUTER KONFIGURASI CISCO ROUTER Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme

Lebih terperinci

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Modul 9 Dasar Troubleshooting Router Pendahuluan Testing jaringan dan troubleshooting adalah pekerjaan admin jaringan yang paling banyak memakan waktu. Karena itu harus dilakukan secara efisien, misalnya

Lebih terperinci

RIP dan Static Routing

RIP dan Static Routing MODUL PRAKTIKUM RIP dan Static Routing A. Uraian Materi A.1 Komponen-komponen dari Router 1. CPU (Central Processing Unit) Berfungsi untuk mengeksekusi instruksi pada Operating System. Fungsi yang lain

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9

JARINGAN KOMPUTER MODUL 9 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 9 Disusun Oleh : Nama Kelas : Imam Gojali : TI B Nim : 2011081063 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 9 ROUTING 2 ( Cisco

Lebih terperinci

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

ROUTING STATIS DAN DINAMIS 5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis B. Peralatan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS

MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS MODUL PRAKTIKUM 08 DYNAMIC ROUTING CISCO, WINDOWS TUJUAN Setelah praktikum dilaksanakan, peserta praktikum diharapkan memiliki kemampuan 1. Melakukan konfigurasi RIP pada Cisco Router 2. Melakukan konfigurasi

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8

JARINGAN KOMPUTER MODUL 8 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 8 Disusun Oleh : Nama Kelas : Imam Gojali : TI B Nim : 2011081063 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 8 ROUTING 1 ( Cisco

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktik yang telah di kerjakan. 3.1 PACKET TRACER Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi

Lebih terperinci

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

TK 2134 PROTOKOL ROUTING TK 2134 PROTOKOL ROUTING Materi Minggu ke-3 & 4: Konsep Routing Devie Ryana Suchendra M.T. Teknik Komputer Fakultas Ilmu Terapan Semester Genap 2015-2016 Konsep Routing Topik yang akan dibahas pada pertemuan

Lebih terperinci

ROUTER. Leo kumoro sakti Abstrak. Pendahuluan

ROUTER. Leo kumoro sakti Abstrak. Pendahuluan ROUTER Leo kumoro sakti leokumorosakti@ymail.com Abstrak Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router PENDAHULUAN Di suatu instansi atau perusahaan pastinya banyak sekelompok orang yang menghendaki pengambilan data secara illegal ataupun perusakan jaringan pada perusahaan tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router RIP

Modul 8 Cisco Router RIP Modul 8 Cisco Router RIP I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol routing RIP.

Lebih terperinci

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING PADA ROUTER TIK.JK

MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING PADA ROUTER TIK.JK MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGINSTAL DAN MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING PADA ROUTER BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

Modul 5 Cisco Router

Modul 5 Cisco Router Modul 5 Cisco Router I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router. II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Satu

Lebih terperinci

a. Local Area Network (LAN)

a. Local Area Network (LAN) Konfigurasi VLAN Untuk Instansi Pendidikan Perguruan Tinggi Ardhiyan Akhsa (15111113) Saat ini penggunaan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data semakin meningkat. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

MODUL CISCO STATIC ROUTING

MODUL CISCO STATIC ROUTING MODUL CISCO STATIC ROUTING I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep subnetting. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa memahami penggunaan perintah di Cisco. II. Peralatan

Lebih terperinci

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing)

Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing) Modul 8 Cisco Router (Dynamic Routing) I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan protokol

Lebih terperinci

Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade, June 2006

Modul Jaringan Komputer 2, Andrew Fiade, June 2006 Praktikum Basic Konfigurasi Router CISCO Definisi Router Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke

Lebih terperinci

Network Tech Support Switch Devices

Network Tech Support Switch Devices Modul 25: Overview Switch merupakan alat jaringan yang ada pada Lapisan 2 yang menjadi pusat koneksi seperti workstation, sever, router dan yang lainnya. Seperti halnya router, switch pun dapat dikonfigurasi

Lebih terperinci

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER Penulis: Alfin Hikmaturokhman1,2), Adnan Purwanto 2),

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: MODE ROUTER

LAMPIRAN A: MODE ROUTER LAMPIRAN A: MODE ROUTER Mode Router> Router# Router(config)# Router(config-if)# Router(config-line)# Router(config-router)# User mode Privileged mode Global configuration mode Interface mode Line mode

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL V PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL LINK STATE MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami cara mengkonfigurasi

Lebih terperinci

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router Seperti telah dijelaskan sebelumnya, koneksi lewat layanan ADSL memerlukan suatu peralatan yang dinamakan ADSL modem dan layanan SHDSL memerlukan peralatan yang dinamakan

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL)

TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) TUTORIAL SOFTWARE SIMULASI JARINGAN KOMPUTER PACKET TRACER 5.0 (DILENGKAPI DENGAN CD PROGRAM DAN VIDEO TUTORIAL) SEMESTER GENAP 2011/2012 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI

InterVlan Routing TUJUAN PERALATAN TEORI 3 InterVlan Routing TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat mengerti prinsip Intervlan Routing dan bisa mengkonfigurasi Intervlan Routing PERALATAN Router SWITCH Kabel UTP PC

Lebih terperinci

MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM TIK.JK

MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM TIK.JK MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550

Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550 Perintah Dasar CISCO Catalyst 3550 Para Admin Fakultas Teknik UGM yang berbahagia:d, Cisco Switch-Catalyst merupakan salah satu produk besutan vendor CISCO yang sering digunakan oleh sebagian orang yang

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan

MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan MODUL III Membuat Server HTTP Pada Jaringan PERSIAPAN Persiapan simulasi server HTTP dalam contoh ini adalah dengan menggunakan 1 buah workstation dan 1 server yang terhubung langsung dengan kabel --tipe

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Routing dengan Cisco NCC Teknik Informatika ITS

Modul Pelatihan Routing dengan Cisco NCC Teknik Informatika ITS Modul Pelatihan Routing dengan Cisco Router @Laboratorium NCC Teknik Informatika ITS Oleh: Baskoro Adi Pratomo 5109201005 Hudan Studiawan 5109201038 Dosen: Prof. Ir. Supeno Djanali, M.Sc, Ph.D Ir. Muchammad

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 149 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah implementasi yang dilakukan pada rancangan jaringan pada PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Pada bab ini juga akan dilakukan

Lebih terperinci

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://a Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati oleh

Lebih terperinci

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer Ferry Ardian nyotvee@gmail.com http://ardian19ferry.wordpress.com Dasar Teori. Routing merupakan suatu metode penjaluran suatu data, jalur mana saja

Lebih terperinci

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet

Tugas Utama Router Koneksi dari sebuah Router pada WAN. Tugas Utama Router Fungsi sebuah Router. Interface Mengkonfigurasi interface dari Ethernet Tujuan Menentukan tugas utama dari sebuah router di dalam sebuah jaringan. Menjelaskan jaringan yang terkoneksi secara langsung, dengan interface router yang berbeda. Static Routing Meneliti secara jaringan

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co.

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co. MODUL MENGINSTALASI SUMBER DAYA BERBAGI PAKAI PADA JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No. 15-17 Telp (0322) 451313 e-mail:smkm5babat@yahoo.com web-site:http://www.smkmuh5babat.co.cc

Lebih terperinci

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER SEMESTER GENAP MODUL IV PENYETINGAN 2 ROUTER DENGAN ROUTING PROTOCOL DISTANCE VEKTOR MENGGUNAKAN PACKET TRACER A. TUJUAN PRAK TIKUM Memahami jenis Routing Protocol Memahami

Lebih terperinci

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam

DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini akan membahas tentang bagaimana proses instalasi dan konfigurasi pada jaringan yang telah diterapkan. Topologi yang digunakan dalam proses

Lebih terperinci

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng.

ROUTING. Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. ROUTING Melwin Syafrizal Daulay, S.Kom.,., M.Eng. Apa itu Routing? Proses pengambilan keputusan melalui gateway yang mana paket harus dilewatkan Routing dilakukan untuk setiap paket yang dikirimkan dari

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA 4.1 Perancangan Prototype Jaringan Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah

Lebih terperinci

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER IP NEXT GENERATION T. TELEKOMUNIKASI PENS MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IPv6 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay

MODUL V. Praktikkum Frame Relay. Tujuan. 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay. 2. Mengetahui cara kerja Frame relay MODUL V Praktikkum Frame Relay Tujuan 1. Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame relay 2. Mengetahui cara kerja Frame relay 3. implementasi pada topologi Real Pendahuluan Frame relay merupakan

Lebih terperinci

Translator. Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya

Translator. Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya Network Address Translator Politeknik Elektronik Negeri Surabaya ITS - Surabaya 1 Private Network Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1. Rancangan jaringan lokal pada PT. Yamatogomu Indonesia Gambar 4.1. Rancangan jaringan lokal PT. Yamatogomu Indonesia Berikut adalah alasan penggunaan topologi tersebut

Lebih terperinci

Nugroho Agus H., M.Si.

Nugroho Agus H., M.Si. Jarkom 2 - Nugroho Agus H., M.Si. MSi Nugroho Agus H., M.Si. Routing menjadi inti kerja jaringan Router merupakan piranti yang menghubungkan antar network Router belajar tentang network di luar dirinyai

Lebih terperinci

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5 I. Pengantar Cisco Packet Tracer merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Cisco Company, bertujuan untuk melakukan simulasi jaringan komputer dan untuk melakukan monitoring

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Usulan Perancangan Untuk koneksi jaringan data center dari San Jose dan Freemont, penulis mengusulkan membuat suatu jaringan berbasis VPN-MPLS. Dengan perancangan jaringan

Lebih terperinci

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK)

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) 6 PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN VI PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) I. Tujuan Praktikum : Memahami dasar

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Modul 5 Mengatur software IOS

Modul 5 Mengatur software IOS Modul 5 Mengatur software IOS Pendahuluan Device cisco internetworking menggunakan beberapa file untuk beroperasi, seperti Cisco IOS image dan file konfigurasi. Administrator harus mengatur file-file tersebut.

Lebih terperinci

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch

AKHMAD FAJRI YUDIHARTO( ) Tugas 3. Vlan Menggunakan 2 Switch Tugas 3 Vlan Menggunakan 2 Switch Pada topologi di atas menggunakan 2 vlan, dimana vlan 10 pada jaringan 192.168.10.0/24 dan vlan 90 pada jaringan 192.168.90.0/24. Konfigurasi pada switch0 Switch>enable

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Setelah melakukan perancangan topologi dan perangkat sistem yang akan digunakan pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS

MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 7 ANALISA QoS pada MPLS TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

Akses Remote Database via Internet

Akses Remote Database via Internet Akses Remote Database via Internet Konfigurasi network sederhana sebuah kantor perusahaan UKM kurang lebih mirip seperti yang ada digambar berikut, tidak harus wirelss network (seperti gambar), bisa juga

Lebih terperinci

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN

Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN Praktikum 6 Keamanan Jaringan Pengenalan Cisco IOS, VLAN, dan WLAN A. Tujuan 1. Dapat mempraktekkan Perintah dasar Cisco IOS 2. Membuat VLAN menggunakan 1 Switch 3. Konfigurasi akses Wireless LAN B. Dasar

Lebih terperinci

Dedicated Router, Access Layer, Distribution Layer, dan Core Layer

Dedicated Router, Access Layer, Distribution Layer, dan Core Layer Dedicated Router, Access Layer, Distribution Layer, dan Core Layer Nama : Eddy Gandhi Gunawan Kelas : 3 TKJ A SMKN 1 Cimahi DEDICATED ROUTER Dedicated router itu adalah router yang fungsi dan modelnya

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO

KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO 1 KONFIGURASI STANDARD RUTER CISCO Pada saat melakukan konfigurasi ruter setidaknya ada 6 tugas yang harus di perhatikan yaitu 1. nama ruter 2. Setting password 3. Mengkonfigurasi interface ( IP, description,

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER NETWORKING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

Modul 4 Koneksi ke Router Lain

Modul 4 Koneksi ke Router Lain Modul 4 Koneksi ke Router Lain Pendahuluan Cisco Discovery Protocol (CDP) adalah tool yang berguna untuk mengatasi incomplete atau inaccurate network. CDP adalah media dan protocol independent, CDP hanya

Lebih terperinci

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer

Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Membuat simulasi Jaringan Router Serial dengan Packet Tracer Komunikasi serial adalah salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu

Lebih terperinci

Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003

Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003 Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003 Di sini saya akan mendeskripsikan prosedur untuk menginstal dan mengkonfigurasi TCP/IP Microsoft Windows Server 2003. Ikuti prosedur

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

Seperti layaknya sebuah PC, ruter memiliki komponen yang sama dengan komputer seperti :

Seperti layaknya sebuah PC, ruter memiliki komponen yang sama dengan komputer seperti : 1 CCNA EXPLORATION 4.0 (protokol routing dan konsep ) MENGENAL ROUTER Saat ini jaringan merupakan kebutuhan yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Banyak keperluan dapat kita temukan dengan adanya jaringan.

Lebih terperinci

ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T

ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T WAN PADA LAYER OSI WAN bekerja pada layer Physical dan Data Link pada Model OSI. Layer Physical WAN menggambarkan interface antara Data Terminal Equipment (DTE) dan Data

Lebih terperinci

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router

9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router PRAKTIKUM 9 JARINGAN NIRKABEL SIMULASI SETTING DAN KONFIGURASI ROUTER CISCO DENGAN CISCO PAKET TRACER 9.1 Menghubungkan dua jaringan yang berbeda dengan satu router Untuk menghubungkan dua jaringan yang

Lebih terperinci

RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B

RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B Bismillah. Ketentuan Pengerjaan Ujian: Hari, Tanggal : Selasa, 14 Desember 2010 Waktu : 19.00 sampai 21.59 Tuliskan jawabannya saja dan disimpan

Lebih terperinci

RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B

RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B RESPONSI AKHIR SEMESTER KERJA LAB JARINGAN KOMPUTER KELAS B Bismillah. Ketentuan Pengerjaan Ujian: Hari, Tanggal : Selasa, 14 Desember 2010 Waktu : 19.00 sampai 21.59 Tuliskan jawabannya saja dan disimpan

Lebih terperinci

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan

Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Bab 2 Mengkonfigurasi Sistem Operasi Jaringan Jaringan Komputer Heribertus Yulianton 2013 Cisco and/or its affiliates. All rights reserved. Cisco Public 1 Kerangka Bab 1. IOS Bootcamp 2. Konfigurasi Dasar

Lebih terperinci

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C Bismillah. Ketentuan Pengerjaan Ujian: Hari, Tanggal : Ahad, 12 Desember 2010 Waktu : 15.00 sampai 17.59 Tuliskan jawabannya saja dan disimpan

Lebih terperinci

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C

RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C RESPONSI AKHIR SEMESTER PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER KELAS C Bismillah. Ketentuan Pengerjaan Ujian: Hari, Tanggal : Ahad, 12 Desember 2010 Waktu : 15.00 sampai 17.59 Tuliskan jawabannya saja dan disimpan

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO

INTERNETWORKING. Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO INTERNETWORKING Dosen Pengampu : Syariful Ikhwan ST., MT. Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Review 1. Memori 2. Tabel routing 3. running

Lebih terperinci

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang dual stack 2. Mengenalkan pada mahasiswa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay

LAMPIRAN. Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay LAMPIRAN LAMPIRAN Konfigurasi X.25 dan Frame-Relay Gambar 4.3 Rancangan Frame-Relay Rancangan sederhana Frame-Relay ini menggunakan aplikasi Packet Tracer v5.2, yang mana aplikasi ini sangat membantu.

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN KOMPUTER SKALA SEDANG PADA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG

APLIKASI JARINGAN KOMPUTER SKALA SEDANG PADA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG APLIKASI JARINGAN KOMPUTER SKALA SEDANG PADA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG MOHAMAD AJI NUGROHO Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudharto, S.H., Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Jaringan Komputer Analisis ini dilakukan untuk menjawab perlu tidaknya perancangan jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Lebih terperinci

MODUL 8 TEORI DASAR. Packet loss = (P. Packets _ trasnmitte d. sehingga. ini. melakukan. pengiriman

MODUL 8 TEORI DASAR. Packet loss = (P. Packets _ trasnmitte d. sehingga. ini. melakukan. pengiriman PRAKTIKUMM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 8 ANALISA QoS PADA VPN TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang VPN 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT TRANSMISI DATA PADA JARINGAN TCP/IP

FAKTOR PENGHAMBAT TRANSMISI DATA PADA JARINGAN TCP/IP Jurnal Matematika UNISBA Vol. 7 No. 1, November 2007 http://ejournal.unisba.ac.id ISSN: 1412-5056 Received: 07/07/2007 Accepted: 15/09/2007 Published online: 01/11/2007 FAKTOR PENGHAMBAT TRANSMISI DATA

Lebih terperinci

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol)

Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) Modul 4 Routing RIP (Routing Information Protocol) 1. Tujuan - Praktikan dapat memahami konsep routing RIP. - Praktikan mampu membuat konfigurasi dengan menggunakan Packet Tracer dengan protokol routing

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 372~376 PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK PADA PT. JASINDO LINTASTAMA Johan Bastari AMIK Bina Sarana Informatika Bekasi e-mail:

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika

KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika KONFIGURASI ROUTING OSPF PADA ROUTER CISCO Kamaldila Puja Yusnika OSPF (Open Shortest Path First) OSPF adalah routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK MENGGUNAKAN CISCO ROUTER SERI 2621

PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK MENGGUNAKAN CISCO ROUTER SERI 2621 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 309~316 PERANCANGAN JARINGAN WIDE AREA NETWORK MENGGUNAKAN CISCO ROUTER SERI Iwan Sulistiono 1, Laela Kurniawati 2 1 STMIK NusaMandiri

Lebih terperinci

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A

Sip, sekarang coba designkan saya sebuah jaringan Komputer seperti dibawah ini. Gambar 1 : Jaringan Komputer Lab A Jaringan Router Wah guys, ini ne yang sedikit sulit tapi asyik sekarang kita akan mencoba menghubungkan sebuah jaringan computer dengan subnet / gang yang berbeda dan studi kasusnya akan kita coba untuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank

Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank Rancang Bangun VLAN untuk Segmentasi Jaringan pada Cyber Campus Laboratory Universitas Stikubank Felix Andreas Sutanto, Heribertus Yulianton dan Jeffri Alfa Razaq Fakultas Teknologi Informasi, Universitas

Lebih terperinci