Membangun Biara Pusat Dharma Sang Penakluk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Membangun Biara Pusat Dharma Sang Penakluk"

Transkripsi

1 Membangun Biara Pusat Dharma Sang Penakluk 1

2

3 Daftar isi Sekapur Sirih Latar Belakang Tujuan Pembangunan Biara Deskripsi Proyek Anggaran Partisipasi Anda Sebagai Agen Kebajikan Susunan Panitia Pelaksana Sekilas Tentang Kadam Choeling Indonesia Sangha Kadam Choeling Indonesia Penutup

4 Sekapur Sirih Kepada Buddha yang mulia Guru yang tak tertandingi, Kepada Dharma yang mulia Perlindung yang tak tertandingi, Kepada Sangha yang mulia Penuntun spritual yang tak tertandingi, Kepada Semua Objek Perlindungan aku berlindung. Lamrim atau Jalan Bertahap Menuju Pencerahan telah dipelajari di seluruh belahan dunia ini dengan baik oleh mereka yang tertarik pada ajaran Buddhisme Tibet atau tepatnya sekolah Gelug. Ajaran ini begitu sistematis, terstruktur dan gamblang menjelaskan tahap demi tahap hingga seseorang dapat meraih pencerahan yang lengkap sempurna dengan Bodhicitta dan pemahaman sunyata. Akan tetapi sejarah panjang Lamrim harusnya dirunut dari tanah Pulau Emas atau yang disebut Swarnadwipa. Je Tsongkhapa lah yang merilisnya berdasarkan Pelita Sang Jalan-nya Athisa setelah beliau kembali dari Indonesia dan di undang ke Tanah Bersalju untuk memulihkan kemerosotan Buddhis disana. Ketika mempelajari Jalan Bertahap Menuju Pencerahan ini, kita sadar betul bahwa kita benar-benar beruntung dapat bertemu dengan ajaran yang sangat berharga ini, dan kita juga ingin mengembangkan dan membaginya bagi semua mahluk. Mempelajarinya dan memperoleh realisasi dari ajaran ini adalah cara terbaik untuk melestarikannya. Seperti yang di ucapkan oleh Buddha, bahwa ketika Buddha telah tiada, Dharma dan Vinaya akan menjadi guru dan penuntun bagi semua siswanya dan Sangha adalah pewaris ajaran Buddha. Tugas kita semua saat ini adalah menciptakan kondisi yang kondusif, suasana yang mendukung dan atmosfir spiritual yang positif bagi Lamrim agar bisa dipelajari dan bisa diraih realisasinya oleh siapapun yang berkeinginan menapaki Jalan Spritual 1

5 Untuk itulah kami mengajak Anda semua untuk menciptakan sebuah komunitas yang baik dengan mendukung pembangunan sebuah Biara Lamrim yang akan kita bangun di Kabupaten Malang. Tanah yang kental akan peninggalan masa lalu dan sakral akan nuansa spiritual dari masa Singosari hingga Majapahit. Semua dimulai dari mimpi dan keyakinan untuk mewujudkan mimpi itu. Semua tantangan akan kita hadapi dengan semangat akan kebajikan. Mewujudkan Biara Mahayana Tantra ini berarti membangun kembali kejayaan Buddhis dari warisan Sriwijaya dan Majapahit. Membangun biara ini berarti membangun sebuah institusi yang menghasilkan guru-guru spritual yang berkualitas dan memiliki realisasi bagi perkembangan kesejahteraan dan spritual untuk orang banyak. Biara ini akan bertahan hingga beribu-ribu tahun dan memberikan manfaat yang banyak bagi semua mahluk jika kita memulainya dengan sebuah motivasi yang tulus dan baik. Semoga tanah Nusantara ini kembali menghasilkan guru berkualitas tinggi seperti Swarnadwipa di jaman Sriwijaya. Kita berharap agar biara ini juga bisa menjadi biara yang memelihara ajaran Atisa dan Je Rinpoche yang sudah bertahan lebih dari 600 tahun dan masih dipelajari serta di hayati oleh banyak orang. Sarwa Manggalam Bandung, 15 Desember 2012 Bhadra Ruci, biksu 2

6 Latar Belakang Sejarah telah menunjukkan betapa maju dan diseganinya bangsa Indonesia di masa lampau. Kisah kejayaan Nusantara di era kerajaan Hindu-Buddha yang dimulai abad ke-4 sampai abad ke-15, tercatat pula di dalam sejarah bangsa lain. Peninggalan-peninggalan berupa prasasti, tugu dan berbagai penemuan sejarah lainnya, menunjukkan adanya sebuah peradaban yang tinggi pada masa itu. Bahkan beberapa di antaranya menjadi situs sejarah yang diperbincangkan dunia, seperti Candi Borobudur peninggalan jaman Syailendra di abad ke-8, Candi Muara Takus dan Kompleks Candi Muaro Jambi peninggalan kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 sampai 11 dan masih banyak lagi. Dua kerajaan adidaya pada era ini, yakni kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, adalah penguasa maritim dan pusat perdagangan yang mempunyai pengaruh besar di Asia Tenggara. Penemuan para ahli menunjukkan bahwa Sriwijaya adalah salah satu pusat belajar agama Buddha yang bereputasi dan banyak didatangi siswa dari berbagai negeri. Seorang bhiksu dari Negeri Cina, I-Tsing, yang berkunjung ke Sriwijaya tahun 671 dan kembali lagi pada tahun 687 dan 689 Masehi menulis tentang Sriwijaya dalam catatan perjalanannya bahwa Jika bhikshu dari Cina ingin pergi ke India untuk mendengarkan dan mempelajari kitab-kitab ajaran asli, sebaiknya ia tinggal di sini (Sriwijaya) selama satu atau dua tahun untuk mempersiapkan dan melatih diri tentang cara-cara/aturan-aturan yang benar sebelum menuju India. Bukti-bukti kejayaan Nusantara itu meninggalkan makna yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan umat Buddha Indonesia. Kebanggaan ini menjadi semakin mendalam dengan ditemukannya jejak-jejak sejarah yang mengungkap koneksi dan peran besar Indonesia dalam sejarah perkembangan agama Buddha di Tibet dan dunia. Mengungkap Peran Besar Indonesia Sejak jaman Sang Buddha Sakyamuni di India (sekitar 500 SM), ajaran Dharma telah disebarkan secara turun temurun dan mencapai puncaknya di jaman biara Universitas Nalanda (abad ke-5 sampai abad ke-12 Masehi). Universitas Buddhis di India ini adalah pusat pendidikan Buddhis terkemuka dan memiliki guru-guru besar yang telah merealisasikan ajaran. Lain halnya dengan Tibet, yang mana pada kurun waktu yang sama, tengah mengalami kemerosotan Buddhisme, sehingga diundanglah Atisha Dipamkara Sri Jnana untuk memurnikan kembali ajaran Sang Buddha. Atisha yang saat itu terkenal sebagai guru lulusan Nalanda paling cemerlang, telah memperoleh ajaran batin pencerahan (Bodhicitta) dengan realisasi yang mengagumkan. Selama 12 tahun Beliau telah belajar pada Mahaguru Buddhis Dharmakirti di Swarnadwipa (nama kuno untuk pulau Sumatera, Indonesia dalam bahasa Sansekerta yang berarti Pulau Emas), tepatnya di kerajaan Sriwijaya. 3

7 Fakta sejarah ini ditemukan dalam sejarah India, Tibet dan Cina. Guru Atisha menyusun karya agung, Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan (Sansekerta: Bodhipathapradipa) dan merupakan ajaran Buddha Sakyamuni yang disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga mudah dipraktikkan untuk menuntun setiap orang mencapai pencerahan sempurna. Dengan karya inilah Beliau berhasil menciptakan gelombang pembaharuan Budhisme di Tibet. Sekitar 400 tahun kemudian, saat Buddhisme telah meluas di Tibet, Je Tsongkhapa Guru Agung yang kelahirannya telah diramalkan oleh Sang Buddha Sakyamuni menegakkan kembali kemurnian ajaran seperti yang dilakukan Guru Atisha, dengan karya besar Beliau Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Sansekerta: Maha-Bodhipatha-Krama, Tibet: Lamrim Chenmo) yang juga ditulis Beliau berdasarkan karya Guru Atisha. Je Tsongkhapa yang telah menerima transmisi ajaran dari semua tradisi yang berkembang di Tibet, berhasil menyatukan Sutra dan Tantra yang sebelumnya dipandang tak bisa bersatu. Beliau menjelaskan intisari ajaran Buddha Sakyamuni yang luas dan mendalam menjadi lebih mudah dipelajari oleh banyak orang. Lamrim Chenmo adalah karya terbesar Je Tsongkhapa yang merupakan risalah lengkap dan terperinci yang memaparkan tahapan ajaran Buddha Dharma, dan dilengkapi dengan cara berlatih/praktik yang mudah dijalankan sesuai kapasitas setiap praktisi. Saat Lamrim Chenmo baru saja dirampungkan, Je Tsongkhapa dikunjungi salah satu muridnya, Je Lodro Tenpa. Beliau menyentuhkan Lamrim di kepala muridnya, lalu mendorongnya untuk mendirikan sebuah biara di Tibet Selatan untuk menyebarkan Buddha Dharma dengan karya-nya ini. Maka di sekitar abad ke-15 sampai abad ke-17, berdirilah Dagpo Shedrup Ling Monastery yang kemudian disebut Biara Lamrim, karena merupakan satu-satunya biara di Tibet yang mengajarkan Lamrim lebih awal, intensif dan sistematis, yang tradisinya terjaga hingga sekarang. Biara Lamrim atau Biara Dagpo ini kemudian secara turun temurun melahirkan guru-guru besar Lamrim yang disegani. Agama Buddha pun berkembang pesat di Tibet lalu menyebar ke seluruh benua. Rangkaian sejarah ini menjadi bukti yang menunjukkan betapa eratnya koneksi Indonesia dengan Guru-guru Agung yang menyebarkan ajaran Sang Buddha di Tibet dan dunia. Silsilah Emas Ikatan yang kuat itu berlanjut sampai di kehidupan sekarang. Lamrim telah dipelajari di berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia. Dari sekian banyak orang Indonesia yang belajar Lamrim, mereka yang mempelajari Lamrim dan juga berupaya menjaga tradisi dari biara aslinya adalah sekelompok biarawan yang tergabung dalam Sangha Kadam Choeling Indonesia (KCI) yang dikepalai oleh Bhiksu Bhadra Ruci. Guru utama dari Bhiksu Bhadra Ruci adalah Guru Dagpo Rinpoche Jhampel Jampa Gyatso yang berasal dari Dagpo Shedrup Ling Monastery. 4

8 Hal ini berarti, Lamrim yang dipelajari di Indonesia, khususnya KCI adalah Lamrim dengan tradisi asli yang berasal dari Biara Lamrim. Dengan demikian tergambarlah satu garis panjang yang menjelaskan silsilah ajaran otentik yang tak terputus, dari Buddha Sakyamuni hingga Guru Dagpo Rinpoche dan akhirnya sampai di Sangha KCI. Satu garis Silsilah Emas yang menjadi warisan tak ternilai yang patut disyukuri dan dilestarikan. Yang menambah suka cita, Guru Dagpo Rinpoche juga diyakini sebagai kelahiran kembali Guru Swarnadwipa Dharmakirti, sebagaimana yang dikukuhkan oleh HH Dalai Lama ke-13. Warisan sejarah ini menjadi bekal berharga untuk melangkah ke masa depan. Oleh karena itu, KCI mengambil prakarsa untuk melestarikannya dengan membangun sebuah Biara Buddha pertama yang mempelajari Sutra dan Tantrayana di Asia Tenggara. Biara (monastery) ini akan menjadi institusi yang menaungi Sangha KCI yang anggotanya terus bertambah (saat ini sudah berjumlah 6 bhiksu, 8 sramanera dan 3 sramaneri) dan akan menjadi tempat di mana kemurnian silsilah ajaran otentik dapat terjaga dan lestari, agar dapat diteruskan ke generasi selanjutnya. Biara yang bercorak budaya Indonesia ini akan merujuk pada Dagpo Shedrupling Monastery dalam meneruskan tradisi baiknya dan mengambil teladan baiknya. Tempat pelatihan batin dan praktik Buddha Dharma dalam sistem monastik yang kondusif, berdasarkan Lamrim yang terstruktur, jelas dan sistematis, sehingga memungkinkan tercapainya realisasi ajaran. Kelak di kemudian hari, mereka yang telah mencapai realisasi akan membagikan pengetahuan Dharma dan pengalaman realisasinya pada masyarakat. Keberadaan biara ini akan melebarkan jalan bagi orang-orang untuk mendapatkan kehidupan spiritual yang lebih baik. Banyak orang yang sudah mempelajari Lamrim, dapat merasakan manfaatnya. Tahap-tahapnya yang jelas dan terperinci membuat ajaran Sang Buddha yang begitu luas dan dalam menjadi lebih mudah dipahami dan dipraktikkan. Dengan semakin banyaknya orang belajar dan praktik Buddha Dharma, maka akan semakin besar potensi orang-orang untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga lingkungan di sekitar pun akan menjadi lebih baik. Demikianlah biara ini akan memberi manfaat bagi banyak orang dan menjadi wujud bakti kepada guru serta tanah air Indonesia. Selain mampu melestarikan ajaran, biara juga mampu menyebarkan energi positif yang mentransformasi makna kebanggaan bangsa menjadi motivasi untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik. Untuk karya besar ini, KCI mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk membangkitkan motivasi bajik dan berpartisipasi mengumpulkan kebajikan berupa dukungan materi maupun moril. Bersama-sama, kita realisasikan tujuan mulia ini. 5

9 Tujuan Pembangunan Biara Untuk membangkitkan kembali kebanggaan sebagai umat Buddha Indonesia yang mewarisi Silsilah Emas yang dapat ditelusuri mulai dari zaman Kerajaan Sriwijaya di Swarnadwipa; Untuk mengumpulkan kebajikan kolektif dalam rangka membangun sebuah biara Buddhis yang bercorak Indonesia di mana Silsilah Emas dapat dilestarikan dan budaya, pendidikan serta filosofi Buddhis dapat dipelajari; Untuk berusaha menciptakan sebuah hidup yang harmonis di Indonesia melalui program pengumpulan kebajikan kolektif dan juga melalui pengembangan jalan hidup monastik secara Buddhis; dan Untuk memperkuat semangat dan motivasi KCI dalam menyebarkan ajaran Buddha tradisi Kadam. 6

10 Deskripsi Proyek Biara Buddhis merupakan suatu tempat untuk hidup, menetap dan berlatih bagi sekumpulan anggota Sangha yang memiliki sumpah keagamaan yang serupa serta berkeinginan untuk mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat sekuler demi untuk melatih diri dalam spiritual. Adapun biara yang akan dibangun oleh KCI ini akan diberi nama Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling yang berarti Pusat Belajar dan Praktik Para Penakluk Tushita. Biara ini akan memberikan pelatihan dan juga praktik Buddha Dharma dalam sistem monastik untuk menanamkan motivasi bajik bagi mereka yang belajar di biara maupun umat awam dan juga sekaligus menjadi institusi yang menaungi Sangha serta menjadi tempat di mana kemurnian silsilah ajaran dapat terjaga hingga ke generasi selanjutnya. Dalam rangka mendukung kehidupan pengasingan yang selibat bagi para pengguna utamanya, biara ini akan dibangun di daerah yang agak jauh dari keramaian masyarakat di sebelah Timur Pulau Jawa, persisnya di daerah sekitar kota Malang, Jawa Timur. Biara ini akan dibangun untuk mendukung lima kebutuhan/ fungsional dengan indikasi luas bangunannya masing-masing sebagai berikut: * Luas bangunan untuk fungsi-fungsi ini akan disesuaikan kemudian, tergantung kebutuhan dan optimalisasi penggunaan ruang hijau yang ada ** Pembangunan balai pengobatan, sekolah dan museum adalah masih indikatif dan akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar serta ketersediaan dana 7

11 Sehubungan dengan adanya tiga penggolongan sasaran pengguna biara (yaitu: anggota Sangha, umat Buddha awam dan masyarakat umum di sekitar biara) yang memiliki tingkat kebutuhan yang beragam dan berbeda serta dalam rangka menjaga fungsi utama dari biara ini sendiri yang harus dapat menyediakan sebuah tempat yang terisolasi bagi anggota Sangha untuk melatih diri secara serius, maka sangat diperlukan untuk membuat zonasi bagi tiap golongan sasaran pengguna tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Zona masuk, mencakup: lapangan parkir, entrance garden dan pos keamanan 2. Zona publik, mencakup: Grand Court, Hall Utama, kantor, penginapan, GSG, perpustakaan, sekolah, museum dan balai pengobatan 3. Zona semi-publik, mencakup: ruang makan bersama serta fungsi-fungsi servis lainnya (fungsi back of the house) 4. Zona privat (isolasi) yang sehari-harinya hanya dapat diakses oleh anggota Sangha namun akan dibuka untuk umum hanya pada hari-hari keagamaan tertentu, mencakup: Hall Monastik, Hall Lamrim, Monastic Court, kuti dan rumah dinas 5. Zona sakral, mencakup: tempat tinggal Sang Guru dan fungsi-fungsi sakral lainnya seperti Hall Tantra, Candi Rinpoche, Taman Stupa, dsbnya. Dalam pengembangan perancangan biara ini, semua langgam budaya arsitektur Indonesia akan digunakan dengan komposisi yang diatur sedemikian rupa sehingga terlihat harmonis Meskipun demikian, demi memperkuat kesan dan gaya arsitektural biara ini, langgam Bali dan Jawa Timur akan dipilih untuk menjadi unsur dominannya. Langgam ini nantinya juga akan ikut mewarnai atmosfir ruang-ruang dalam (interior) serta ornamen-ornamennya. Adapun alasan pemilihan langgam Bali dan Jawa Timur menjadi unsur dominan di dalam gaya arsitektural biara ini adalah karena Bali dan Jawa Timur mewarisi budaya dari kerajaan Majapahit yang pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di dalam sejarah Indonesia. Selain itu, Majapahit juga secara umum dianggap sebagai pemersatu wilayah Nusantara yang luas sehingga menjadi cikal bakal Indonesia saat ini. Selain penggunaan langgam Indonesia, nilai-nilai luhur yang terdapat dalam ajaran juga akan disimbolkan ke dalam bangunan biara, fasilitas maupun ornament-ornamen biara misalnya dalam bentuk relief-relief seperti halnya yang banyak terukir pada candi-candi dan stupa-stupa Buddhis lainnya. Dengan demikian, diharapkan biara ini akan menjadi sebuah karya yang kaya akan makna dan nilai luhur ajaran. 8

12 Biara akan dirancang dengan mengambil arah Utara-Selatan sebagai garis poros utamanya di mana Selatan akan menjadi arah masuknya dan terus ke belakang mengarah ke Utara hingga ke bagian ujungnya. Selain itu, kontur biara juga akan diusahakan untuk menanjak dari Selatan ke Utara (depan ke belakang). Pemanfaatan sumbu ini didasarkan pada studi dan perhitungan kosmis yang ditujukan untuk memperoleh energi yang baik untuk menunjung keberlangsungan biara nantinya. Seperti yang telah disebutkan di atas, biara akan dibangun dengan konsep green-building, dalam arti bangunan akan ramah lingkungan dan sekecil mungkin membebani alam lingkungannya. Beberapa konsep green-building yang sederhana dan terjangkau akan diterapkan sebagai berikut: natural lighting (memanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari), cross ventilation (menata sirkulasi silang agar ruangan tetap sejuk), buffer zone, rainwater harvest (menampung dan menggunakan kembali sebagian air hujan dan danau buatan (untuk membantu proses pengendapan dan pengolahan kembali air). Selain itu apabila studi lebih lanjut dan situasi memungkinkan, juga akan diimplementasikan solar & wind energy (pemanfaatan tenaga matahari dan angin menjadi listrik) dan eco garden lighting (penerangan lampu outdoor pada saat malam dengan bio-gas) dan sebagainya Berikut adalah rekaan sketsa draft awal untuk masterplan biara (yang mana masih dapat mengalami penyesuaian - penyesuian tergantung situasi dan kondisi pada saat pembangunan): 9

13 Berikut adalah visualisasi tata bangunan masterplan dalam 3D: Keterangan Gambar Atas: suasana keseluruhan Bawah kiri: Hall Monastik dan Hall Tantra Bawah kanan: Monastic Court 10

14 Sehubungan dengan skala proyek ini yang cukup besar, maka pembangunan akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut: * Kuti akan dibangun secara bertahap disesuaikan dengan jumlah anggota Sangha ** Pembangunan gerbang dan pembuatan Green-Belt akan disesuaikan dengan kondisi lahan dan lingkungan sekitar 11

15 Anggaran Biaya di atas adalah masih menggunakan asumsi kasar dan dapat disesuaikan kemudian berdasarkan lokasi tanah dan detil design biara final. 12

16 Partisipasi Anda sebagai Agen Kebajikan Dalam rangka mensukseskan pembangunan biara (monastery) ini, akan diperlukan banyak sekali partisipasi dan kontribusi berupa pengumpulan kebajikan dalam bentuk dukungan materi maupun moril. Oleh karena itu, KCI mengajak para umat untuk berpartisipasi menjadi Agen Kebajikan dan berperan aktif dalam pengumpulan kebajikan ini. Apa saja yang dapat dilakukan oleh Anda selaku Agen Kebajikan? Mulai dari yang paling sederhana, Anda dapat melakukan kebajikan, sekecil apapun, dan lalu mengajak rekanrekan Anda untuk turut melakukan kebajikan, kemudian mendedikasikan kebajikan yang telah dilakukan tersebut untuk keberhasilan pembangunan biara ini. Selain itu, Anda juga dapat berpartisipasi dalam program-program pengumpulan kebajikan yang akan diselenggarakan oleh KCI, antara lain: Jejak Anathapindika, program partisipasi untuk membiayai pembelian lahan biara. Anathapindika adalah salah satu murid Buddha Sakyamuni yang menutupi sebidang tanah di Jetavana dengan koin emas, yang dibelinya dan kemudian dipersembahkan kepada Sang Buddha. Adapun harga tanah biara yang akan dibeli adalah Rp /m2. Dana Komitmen, program untuk membiayai konstruksi dan desain interior biara. Terdiri dari beberapa tiering dan akan menjadi komitmen bulanan selama 5 tahun sampai pembangunan biara tahap 1 selesai, sehingga diharapkan motivasi kita dapat selalu terjaga sepanjang waktu. Selain itu, Anda juga berarti membantu panitia dalam mengatur arus kas untuk pembiayaan proyek berdasarkan termin. Tiering tersebut adalah: Rp 50,000; Rp 250,000; Rp 500,000; Rp 1,000,000; Rp 5,000,000; Rp 10,000,000; Rp 50,000,000 dan minimal Rp 100,000,000, Grand Puja pada hari-hari tertentu (misalnya Waisak) untuk pelimpahan dedikasi Puja untuk mendoakan umur panjang bagi Rinpoche yang rencananya akan diadakan di KCI Bandung 13

17 Puja bulanan yang akan dikoordinasikan oleh cabang-cabang KCI di seluruh Indonesia Daily Dedication di mana Anda dapat melakukan kebajikan setiap hari dan lalu mendedikasikannya bagi keberhasilan pembangunan biara Grand Merit, program asuransi jiwa dan menjadikan biara ini sebagai ahli waris Anda Program-program sosial lainnya: penyebaran teks Dharma, pembagian tsa-tsa, bakti sosial pembagian makanan, pembangunan stupa, penyalaan pelita, pengumpulan mantra, talkshow Buddhis nasional, Grand Festival of Prayer for Indonesia dan sebagainya. Sebagai Agen Kebajikan, Anda juga dapat berpartisipasi menjadi Donatur ataupun membantu mencarikan Donatur dengan cara ikut serta menyebarkan informasi dan/atau proposal pembangunan biara ini kepada teman-teman Anda. Bagi Anda yang ingin menjadi Donatur, dapat mengirimkan dana ke: Rekening BCA cabang Jalan Abdul Rivai Bandung No a.n. Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara Untuk informasi lebih rinci terkait program-program yang diadakan oleh KCI di atas, Anda juga dapat secara proaktif menghubungi panitia sebagai berikut: Rudiyanto ( ) Yulimus Jutawan ( ) Ida Fitri ( ) Johnson ( ) Lenny Hidayat ( ) 14

18 Susunan Panitia Pelaksana Dewan Pengarah : Dagpo Rinpoche Jhampel Jampa Gyatso, Bhadra Ruci Sthavira, Anggota Sangha KCI Dewan Penasehat : Alexander Surya, Atmadja Tjiptobiantoro, Sutedjoo Budiman, Fenta Husein, Teddy Susanto, Dewan Gubernur KCI Ketua : Rudiyanto Wakil Ketua : Yulimus Jutawan Tim Kesekretariatan : Yanto Tanuwijaya, Amri Zein, Fery Widjadi Tim Akusisi Tanah & Perizinan : Jovannov Leander, Jimmy Suhendra Tim Perancangan & Master Plan : Hastomo Arby, Hendra Sentosa Tim Pendanaan : Ida Fitri, Johnson, Lenna Hidayat Tim Perencanaan Komunikasi : Ratna Pribadi Tim Procurement & Tendering : Eka Agustian Tim Eksekusi Proyek & Supervisi Pembangunan : Michael Chandra Tim Sistem Rumah Tangga Biara : Mery Tim Aspek Sosial : Lenny Hidayat, Metta Syviani Tim Pendukung : Semua Agen Kebajikan (termasuk ANDA!) 15

19 Sekilas Tentang Kadam Choeling Indonesia Berawal dari sebuah kelompok diskusi Dharma, mereka yang mencari dan menemukan akhirnya tumbuh menjadi komunitas yang gigih dan serius mempelajari Buddha Dharma. Di bawah bimbingan YM Bhiksu Bhadra Ruci, komunitas ini kemudian dianugerahi nama Kadam Choeling oleh Dagpo Rinpoche, pada tanggal 5 Februari 2001, yang menandai berdirinya Kadam Choeling Indonesia (KCI).Hingga saat ini, Dagpo Rinpoche merupakan guru spiritual utama KCI. Kadam adalah nama salah satu tradisi Buddhis di Tibet. Orang-orang yang mengikuti tradisi Kadam ini disebut Kadampa (Tibet) yang berarti mereka yang memandang ajaran Sang Buddha sebagai instruksi pribadi yang diterapkan pada praktik sehari-hari. Choe artinya Dharma dan Ling berarti pusat (center). Dengan demikian, Kadam Choeling berarti tempat belajar dan praktik Buddhadharma ajaran Buddha Sakyamuni, tradisi Kadam yang kini dikenal sebagai tradisi Gelug. Menapaki tahun ke-11 bertumbuh kembang di tanah air, KCI telah mengisi lembaran kisah penuh karya dan bakti. Visi yang dinyatakannya senantiasa hidup dan diwujudkan. Sebagai komunitas yang mempelajari Buddhadharma yang altruistik (Bodhicitta), KCI bersungguh hati mengaktualisasikannya dalam semangat nasionalisme dan berusaha mengkontribusi dalam bidang seni, budaya humaniora, pendidikan dan lingkungan dalam khasanah kebesaran Nusantara. Saat ini KCI telah telah memiliki 9 Dharma Center di beberapa kota yang masing-masing dikepalai seorang gubernur. Sejumlah badan otonom telah berjalan dengan baik dikelola oleh para anggotanya, terutama mahasiswa, yang bergerak di bidang pendidikan, pelestarian flora&fauna, hingga penyelenggaraan seminar-seminar bertema sosial budaya. Retret Buddhis baik nasional maupun internasional menjadi acara rutin setiap tahun, selain mengadakan kelas-kelas Dharma dan Puja di Dharma Center. Bahkan tim Ladrang yang terdiri para profesional muda telah dibentuk sebagai roda penggerak untuk bergulir lebih cepat mencapai tujuan di masa depan. KCI akan terus melangkah dan berkiprah di bumi pertiwi, demi kebaikan bagi semua orang, demi kebahagian semua mahluk. 16

20 Sangha Kadam Choeling Indonesia Sangha Kadam Choeling lahir pada tanggal 1 Maret Terdiri dari 6 bhiksu, 8 sramanera dan 3 sramaneri. Mereka adalah para sarjana yang kompeten dan sukses sebagai umat awam, namun memilih untuk menjalani dunia pelepasan untuk mencari makna kebahagiaan sejati. Di dalam persaudaraan Sangha mereka menemukan wadah yang menciptakan kondisi untuk membuat mereka mampu mengembangkan kehidupan spiritual secara kondusif. Sistem monastik telah ditumbuhkan dalam pratik mereka sehari-hari. Dengan disiplin yang tinggi, para anggota Sangha menjalani PHKMD (Puja, Hafalan, Kelas, Meditasi dan Dedikasi). Sebuah kurikulum pelatihan yang berpijak pada Lamrim dan 5 teks filosofi besar sebagai acuan, sehingga menjadikan setiap anggotanya mempunyai kemampuan untuk praktik Dharma dengan benar. Mereka begitu bahagia dan menikmati hidup sebagai rohaniawan berjubah merah. Dalam persaudaraan Sangha, para happy monks ini mantap menapaki jalan untuk mencapai realisasi sejati terhadap pemahaman Buddha Dharma. 17

21 Sangha Kadam Choeling Indonesia Khenpo / Kepala Biara: Bhiksu Lobsang Oser (Suhu Bhadra Ruci) Ditahbiskan tahun 2002 oleh HH Dalai Lama XIV Gekoy / Pemangku Ajaran dan Disiplin: Bhiksu Lobsang Gyatso Ditahbiskan tahun 2007 oleh HH Dalai Lama XIV Umdzey / Pemimpin Ritual Keagamaan: Bhiksu Tenzin Chograb Ditahbiskan tahun 2010 oleh HH Dalai Lama XIV Gigula / Kepala Disiplin: Bhiksu Tenzin Tringyal Ditahbiskan tahun 2010 oleh HH Dalai Lama XIV Kepala Penerbitan Kadam Choeling: Bhiksu Lobsang Choepel Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV Kepala Rumah Tangga: Bhiksu Tenzin Jinpa Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV Staf Rumah Tangga: Sramanera Lobsang Gyaltsen Ditahbiskan 2009 oleh Kenzur Rinpoche Lobsang Tenpa Kunyer / Pengurus Bhaktisala: Sramanera Lobsang Tsultrim Ditahbiskan 2009 oleh Kenzur Rinpoche Lobsang Tenpa Kepala Dharma Centre: Sramanera Lobsang Pende Ditahbiskan 2009 oleh Kenzur Rinpoche Lobsang Tenpa Pengurus Taman: Sramanera Tenzin Choepel Ditahbiskan tahun 2010 oleh HH Dalai Lama XIV Sekretaris Pribadi Suhu: Sramanera Tenzin Konchog Ditahbiskan tahun 2010 oleh HH Dalai Lama XIV Staf Rumah Tangga: Sramanera Yonten Samten Ditahbiskan tahun 2010 oleh Geshe Yonten Gyatso Sholthob (Machen) / Kepala Dapur: Sramanera Yonten Sherab Ditahbiskan tahun 2010 oleh Geshe Yonten Gyatso Staf Dapur: Sramanera Tenzin Wanggyal Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV Sramaneri Tenzin Tshoejung Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV Sramaneri Tenzin Pelyang Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV Ngulnyer / Bendahara Sangha: Sramaneri Tenzin Kachoe Ditahbiskan tahun 2011 oleh HH Dalai Lama XIV 18

22 Penutup Semoga kita mampu menumbuhkan dan menjaga motivasi bajik Semoga apa yang telah kita mulai dengan baik, kelak berakhir dengan kebahagiaan Untuk kita Untuk Indonesia Untuk semua mahluk Dukungan, partisipasi, doa, dedikasi dan segala bentuk kebajikan yang Anda berikan, sungguh berarti bagi kami untuk mewujudkan tujuan mulia ini. Terima kasih 19

23

24

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia memiliki lima agama yang diakui oleh negara Indonesia, salah satunya adalah agama Buddha. Agama Buddha memiliki tempat ibadah yang disebut dengan vihara

Lebih terperinci

The Great Journey to the East

The Great Journey to the East Kisah Awal Proses Pembangunan Biara Kepada Buddha yang mulia, Guru yang tak tertandingi, Kepada Dharma yang mulia, Pelindung yang tak tertandingi, Kepada Sangha yang mulia, Penuntun Spiritual yang tak

Lebih terperinci

YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 2

YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 2 YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 2 Disampaikan pada tanggal 22 25 Januari 2008 di Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa

Lebih terperinci

YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 1

YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 1 YANG MULIA KHENZUR RINPOCHE LOBSANG TENPA EMPAT SEGEL AGUNG BUDDHA DHARMA BAGIAN 1 Disampaikan pada tanggal 22 25 Januari 2008 di Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa

Lebih terperinci

YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO

YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, dilahirkan pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah tenggara Tibet. Pada usia dua tahun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa berasal dari bahasa Tibet, secara ringkas berarti mereka yang dapat

Lebih terperinci

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN Yang Mulia Dagpo Rinpoche JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN BAGIAN 3 Kadam Choeling Indonesia 2015 www.kadamchoeling.or.id Cetakan I, Mei 2015 Pembagian secara gratis sebanyak 1000 eksemplar JALAN MUDAH

Lebih terperinci

12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan

12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan Yang Mulia Dagpo Rinpoche 12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan BAGIAN 1 Disampaikan pada tanggal 16-19 Desember 2010 di Dharma Center Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN Yang Mulia Dagpo Rinpoche JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN BAGIAN 2 Kadam Choeling Indonesia 2014 www.kadamchoeling.or.id Cetakan I, Mei 2014 Pembagian secara gratis sebanyak 1000 eksemplar JALAN MUDAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN

JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN Yang Mulia Dagpo Rinpoche JALAN MUDAH MENUJU KEMAHATAHUAN BAGIAN 1 Kadam Choeling Indonesia 2014 www.kadamchoeling.or.id Cetakan I, Februari 2014 Pembagian secara gratis sebanyak 1000 eksemplar JALAN MUDAH

Lebih terperinci

RASA BAKTI PADA GURU

RASA BAKTI PADA GURU Yang Mulia Dagpo Rinpoche RASA BAKTI PADA GURU BAGIAN 1 Kadam Choeling Indonesia 2015 www.kadamchoeling.or.id Cetakan I, September 2015 Pembagian secara gratis sebanyak 1000 eksemplar Rasa Bakti Pada Guru

Lebih terperinci

Jadwal Kagyu Monlam ke 30 21 December 2012 01 January, 2013

Jadwal Kagyu Monlam ke 30 21 December 2012 01 January, 2013 Jadwal Kagyu Monlam ke 30 21 December 2012 01 January, 2013 Sebagai program utama harian Monlam, His Holiness Gyalwang Karmapa dan para tulku senior lainnya dan para lama akan memimpin persamuan dari ribuan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN

PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN Yang Mulia Dagpo Rinpoche PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN BAGIAN 1 Disampaikan pada tanggal 21 24 Februari 2013 di Biezenmortel, Belanda Diterjemahkan dari bahasa Tibet ke bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota

Lebih terperinci

Mahapuja Satyabuddha

Mahapuja Satyabuddha Mahapuja Satyabuddha Seorang sadhaka Tantrayana, setiap kali bersadhana, harus memberikan persembahan. Dalam Catur Prayoga, merupakan Persembahan Mandala. Saya pernah berkata, Manusia di dunia ini, kalau

Lebih terperinci

YANG MULIA KYABJE ZONG DORJE CHANG

YANG MULIA KYABJE ZONG DORJE CHANG YANG MULIA KYABJE ZONG DORJE CHANG 2- Lama Zopa 1- HH Kyabje Zong Rinpoche 3 Lama Thubten Yeshe Zongtrul Jetsun Losang Tsondu Thupten Gyaltsen, atau Venerable Kyabje Zong Rinpoche, seperti yang dikenal

Lebih terperinci

VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO

VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, dilahirkan pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah tenggara Tibet. Pada usia dua tahun, beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Salah satu kebebasan yang paling utama dimiliki tiap manusia adalah kebebasan beragama. Melalui agama, manusia mengerti arti dan tujuan hidup yang sebenarnya. Agama

Lebih terperinci

periode 2015 laporan tahunan Yayasan wilwatikta sriphala nusantara

periode 2015 laporan tahunan Yayasan wilwatikta sriphala nusantara periode 2015 laporan tahunan Yayasan wilwatikta sriphala nusantara "Pertama-tama,aku kerap mencari pembelajaran meluas, Lalu, semua ajaran jelas terlihat sebagai latihan, Akhirnya, aku berlatih sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perjalanan hidup manusia tidak terlepas tanpa bimbingan agama. Agama merupakan sumber moral, petunjuk kebenaran dan sebagai pembimbing rohani manusia. Agama

Lebih terperinci

12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan

12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan Yang Mulia Dagpo Rinpoche 12 Mata Rantai yang Saling Bergantungan BAGIAN 2 Disampaikan pada tanggal 16-19 Desember 2010 di Dharma Center Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah, baik yang berupa bangunan (candi, keraton, benteng pertahanan), maupun benda lain seperti kitab

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN

PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN Yang Mulia Dagpo Rinpoche PRINSIP-PRINSIP KARMA & AKIBATNYA SUMBER SEGALA KEBAHAGIAAN BAGIAN 2 Disampaikan pada tanggal 21 24 Februari 2013 di Biezenmortel, Belanda Diterjemahkan dari bahasa Tibet ke bahasa

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Cinta kasih, Dharma, Belajar, Buddhis, Pusat. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci : Cinta kasih, Dharma, Belajar, Buddhis, Pusat. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Pusat pembelajaran dharma merupakan sebuah institusi tempat mengembangkan batin dan tempat penyebarluas ajaran Buddha yang disebut Dharma. Dharma adalah instruksi ajaran yang diterapkan pada kehidupan

Lebih terperinci

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan

Lebih terperinci

Aktifitas Kagyu Monlam ke 31 Tahun 2014

Aktifitas Kagyu Monlam ke 31 Tahun 2014 Aktifitas Kagyu Monlam ke 31 Tahun 2014 Pengajaran Pra-Monlam ke 31: Suluh Kepastian Tanggal : Jumat, 3 Januari Minggu, 5 Januari 2014 Jumat & Sabtu, 3 4 Januari : Topik : Bab Perlindungan dan Vajrasattva

Lebih terperinci

YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO

YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO YANG MULIA DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, dilahirkan pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah tenggara Tibet. Pada usia dua tahun,

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy

ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU. Oleh: Elvin Winardy ABSTRAK PERANCANGAN MEDIA PROMOSI CANDI MUARA TAKUS PROVINSI RIAU Oleh: Elvin Winardy 1064086 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan bersejarah yang

Lebih terperinci

Dharmayatra tempat suci Buddha

Dharmayatra tempat suci Buddha Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,

Lebih terperinci

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

Pengenalan Batin & Faktor-Faktor Mental

Pengenalan Batin & Faktor-Faktor Mental Yang Mulia Dagpo Rinpoche Pengenalan Batin & Faktor-Faktor Mental BAGIAN 1 Disampaikan pada tanggal 7-8 Oktober 1995 di Dharma Center Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche,

Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, dilahirkan pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah tenggara Tibet. Pada usia dua tahun, beliau

Lebih terperinci

Tujuh Belas Pandita dari Universitas Nalanda (The Seventeen Pandits of Nalanda Monastery)

Tujuh Belas Pandita dari Universitas Nalanda (The Seventeen Pandits of Nalanda Monastery) 1 Tujuh Belas Pandita dari Universitas Nalanda (The Seventeen Pandits of Nalanda Monastery) Oleh James Blumenthal, Ph.D. Gambar thangka Buddha Shakyamuni beserta 17 Pandita dari Nalanda. Sumber: Kantor

Lebih terperinci

Kebahagiaan Universal

Kebahagiaan Universal Yang Mulia Dagpo Rinpoche Kebahagiaan Universal BAGIAN 1 Disampaikan pada tanggal 30 Maret - 1 April 2012 di Nantes, Perancis Diterima dari siaran web di Dharma Center Kadam Choeling Indonesia Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom).

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom). Sutra Panjang Umur Tse.do Inilah sutra Mahayana yang disebut Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom). Diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh

Lebih terperinci

Vihara Buddha Theravada di Surabaya

Vihara Buddha Theravada di Surabaya Vihara Buddha Theravada di Surabaya Penulis A. Agung, dan Dosen Ir. Benny Poerbantanoe, MSP Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: arachniderchen@gmail.com

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Paus Benediktus XVI dalam pidatonya pada Hari Penutupan Orang Muda Sedunia (World Youth Day) yang diselenggarakan di Sidney pada 20 Juli 2006 mengingatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA. PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON

GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA. PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON TANGGAL, 12 JANUARI 2016 DI AMBON PEMERINTAH PROVINSI MALUKU 2016 GUBERNUR MALUKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT KABUPATEN MUARO JAMBI DENGAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu ABSTRAK Perancangan Pasraman Hindu di Buleleng merupakan suatu upaya dalam memberikan pembinaan serta pendidikan secara mental dan fisik baik jasmani maupun rohani kepada seluruh masyarakat Hindu, khususnya

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas Udang di Balik Batu Parahita Galuh Kusumaningtyas Jadul Village, namanya. Kala berdiri di depan gerbang, rasanya seperti ada perang. Dua unsur yang kelihatannya sama sekali berbeda mencoba mendominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

guratan dari Tathagatacintya-guhya-nirdesa-sutra:

guratan dari Tathagatacintya-guhya-nirdesa-sutra: Sebuah guratan dari Tathagatacintya-guhya-nirdesa-sutra: Putra dan Putri Silsilah yang Baik, Bertumpulah, Jalinlah ikatan emosional yang lebih dekat, Layanilah, Dan muliakanlah sang guru dengan rasa hormat

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DALAM WILAYAH

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

PENGENALAN TANTRA. Edisi khusus cetak ulang dalam rangka Peringatan 25 Tahun kedatangan Rinpoche ke Indonesia ( )

PENGENALAN TANTRA. Edisi khusus cetak ulang dalam rangka Peringatan 25 Tahun kedatangan Rinpoche ke Indonesia ( ) DAGPO LAMA RINPOCHE JHAMPA GYATSO PENGENALAN TANTRA Disampaikan pada tanggal 30 & 31 Agustus 1997 di Surabaya, Jawa Timur Edisi khusus cetak ulang dalam rangka Peringatan 25 Tahun kedatangan Rinpoche ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PESTA KESENIAN BALI KE-35 DI ART CENTRE, ARDHA

Lebih terperinci

Kebahagiaan Universal

Kebahagiaan Universal Yang Mulia Dagpo Rinpoche Kebahagiaan Universal BAGIAN 2 Disampaikan pada tanggal 30 Maret - 1 April 2012 di Nantes, Perancis Diterima dari siaran web di Dharma Center Kadam Choeling Indonesia Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Herbal Plant /Tanaman : Reserch /Penelitian:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Herbal Plant /Tanaman : Reserch /Penelitian: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengertian Judul: HERBAL PLANT RESERCH CENTER di KARANGPANDAN Sebagai Tempat Wisata Herbal dan Edukasi Herbal adalah sebagai berikut. Herbal : Herbal adalah tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Buddhism atau yang biasa dikenal sebagai ajaran Agama Buddha, merupakan salah satu filsafat tua dari timur yang ikut berkembang di Indonesia sejak abad ke 5. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai

BAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama ke-14 adalah seorang pemimpin spiritual Tibet sekaligus pemimpin pemerintahan Tibet yang dipilih secara turun temurun. Dalam konflik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta

Lebih terperinci

VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO

VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO VEN. DAGPO RINPOCHE LOBSANG JHAMPEL JHAMPA GYATSO Dagpo Rinpoche juga dikenal dengan nama Bamchoe Rinpoche, dilahirkan pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah tenggara Tibet. Pada usia dua tahun, beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017 SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Jakarta, 30 Oktober 2017 Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG

BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG BAB IV MAKNA SELIBAT DAN IMPLIKASINYA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PARA BIKKHU/BIKKHUNI DI BANDAR LAMPUNG A. Makna Selibat Menurut Bikkhu/ Bikkhuni di Bandar Lampung 1. Sebagai sarana meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian sebuah komunitas atau dalam arti yang lebih luas lagi sebuah masyarakat tidak bisa dibatasi sebagai sekumpulan individu yang menempati wilayah geografis

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,

Lebih terperinci

Written by Administrator Wednesday, 25 January :43 - Last Updated Saturday, 28 January :28

Written by Administrator Wednesday, 25 January :43 - Last Updated Saturday, 28 January :28 Ven. Ajahn Karuniko (Christopher John Woodfine) dilahirkan pada tahun 1953 dekat wilayah Manchester di Inggris. Beliau adalah lulusan Universitas Sheffield dengan gelar kehormatan di bidang Teknik Elektronika

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON TANGGAL 12 SEPTEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Ysh : 1. Ketua Sangha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani

Lebih terperinci

Materi Penugasan RAJA BRAWIJAYA 2016

Materi Penugasan RAJA BRAWIJAYA 2016 A. Kenal Brawijaya Materi Penugasan RAJA BRAWIJAYA 2016 TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002

KEPUTUSAN MAHA SANGHA SABHA (PASAMUAN AGUNG) TAHUN 2002 SANGHA THERAVADA INDONESIA. Nomor : 02/PA/VII/2002 KEPUTUSAN Nomor : 02/PA/VII/2002 Tentang: PROGRAM KERJA LIMA TAHUN ( TAHUN 2002 2007 ) NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA Memperhatikan : Musyawarah dan mufakat dalam Mahã Sangha Sabhã (Pesamuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan

Lebih terperinci

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal dari istilah tourist

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT Gusti Asnan (Jur. Sejarah, Fak. Ilmu Budaya, Univ. Andalas Padang gasnan@yahoo.com) Berbincang mengenai budaya maritim Nusantara sesungguhnya membincangkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma Bodhipathapradipam 1 Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma oleh Atisha Dipamkarashrijnana Penghormatan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik salah satunya adalah kelompok etnik Tionghoa. Kelompok etnik Tionghoa di Indonesia adalah salah satu kelompok etnik yang

Lebih terperinci