BAB II LANDASAN TEORI. 1. Perubahan Fisik dan Psikologis selama Kehamilan Trimester III. selama kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. 1. Perubahan Fisik dan Psikologis selama Kehamilan Trimester III. selama kehamilan trimester III adalah sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Perubahan Fisik dan Psikologis selama Kehamilan Trimester III a. Perubahan Fisik Menurut Dewi dan Sunarsih (2013), perubahan fisik ibu hamil selama kehamilan trimester III adalah sebagai berikut: 1) Minggu ke-28 (bulan ke-7) a) Fundus berada di pertengahan antara pusat dan prosesus sifoideus b) Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut 2) Minggu ke-32 (bulan ke-8) a) Fundus mencapai prosesus sifoideus b) Payudara penuh dan nyeri tekan c) Sering BAK 3) Minggu ke-36 (bulan ke-9) a) Bayi turun ke panggul ibu b) Sakit punggung dan sering BAK meningkat c) Braxton Hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan b. Perubahan Psikologis Menurut Marmi dan Margiyati (2013), perubahan psikologis ibu hamil selama kehamilan trimester III adalah sebagai berikut: 6

2 7 1) Menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayinya. 2) Waktu persiapan yang aktif dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua. 3) Merasa takut dan cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri. 4) Mengalami proses duka karena hilangnya perhatian selama ia hamil. 5) Merasa canggung, jelek, dan berantakan karena ketidaknyamanan fisik. Menurut Janiwarty dan Pieter (2013) perubahan-perubahan psikologis tersebut akan memberi dampak perubahan pada ibu hamil, yaitu: 1) Sensitif 2) Cenderung malas 3) Minta perhatian lebih 4) Mudah cemburu 5) Mengalami kecemasan 2. Kecemasan a. Definisi Menurut Hackley, dkk (2014), kecemasan adalah respon penyelamatan hidup yang menginformasikan individu yang berada dalam bahaya untuk bersiap melawan atau menghindar. Menurut American Psychiatric Association dan Barlow (dalam Durand dan Barlow, 2006), kecemasan yaitu perasaan (mood) yang

3 8 ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan. Menurut Nevid, dkk (2006), kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. b. Etiologi Menurut Durand dan Barlow (2006), penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari empat pengaruh yaitu: 1) Pengaruh Biologis a) Kerentanan yang diturunkan untuk mengalami kecemasan. b) Aktivasi sirkuit-sirkuit otak, neurotransmiter, dan sistem neurohormonal tertentu. 2) Pengaruh Perilaku Perilaku menghindar yang jelas terhadap berbagai situasi dan/ atau orang-orang yang terkait dengan ketakutan, kecemasan, atau serangan panik. 3) Pengaruh Emosional dan Kognitif a) Sensitivitas yang meningkat terhadap situasi atau orang-orang yang dipersepsi sebagai ancaman. b) Perasaan tak sadar bahwa gejala-gejala fisik panik bersifat katastropik (mengintensifkan reaksi fisik).

4 9 4) Pengaruh Sosial a) Dukungan sosial mengurangi reaksi fisik dan emosional terhadap pemicu kecemasan. b) Kurangnya dukungan sosial mengintensifkan gejala. c. Gejala Klinis Cemas Menurut Hawari (2013) keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut: 1) cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung 2) merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut 3) takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang 4) gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan 5) gangguan konsentrasi dan daya ingat 6) keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya d. Tingkat Kecemasan Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan atau ansietas adalah sebagai berikut: 1) Kecemasan Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan

5 10 meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. 2) Kecemasan Sedang Pada tingkat kecemasan ini memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian individu tidak memberikan perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. 3) Kecemasan Berat Pada tingkat kecemasan ini sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. 4) Tingkat Panik dari Kecemasan/ Kecemasan Berat Sekali Pada tingkatan ini berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Oleh karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan

6 11 kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan dan kematian. e. Alat Ukur Kecemasan Menurut Hawari (2013) untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat, atau berat sekali, dapat menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya adalah: Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4 : tidak ada gejala (keluhan) : gejala ringan : gejala sedang : gejala berat : gejala berat sekali Masing-masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu: Total nilai <14 Total nilai Total nilai Total nilai : tidak ada kecemasan : kecemasan ringan : kecemasan sedang : kecemasan berat

7 12 Total nilai : kecemasan berat sekali 3. Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Menghadapi Persalinan Selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu hamil sering mengalami kecemasan, yang membedakannya adalah tingkat kecemasannya. Setiap ibu hamil memiliki tingkat cemas yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada sejauh mana ibu hamil itu mempersepsikan kehamilannya. Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil pada trimester III adalah sebagai berikut: a. Kondisi kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan b. Pengalaman keguguran kembali c. Rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan d. Penemuan jati diri dan persiapan menjadi orang tua e. Sikap memberi dan menerima kehamilan f. Keuangan keluarga g. Dukungan keluarga dan tenaga medis (Janiwarty dan Pieter, 2013). Ibu hamil sering mengalami kecemasan selama masa kehamilan, namun masalah akan muncul apabila kecemasan melebihi proporsi terhadap stresor. Kecemasan terkait dengan kesejahteraan janin yang sedang berkembang sering terjadi (Sherr dalam Baston dan Hall, 2013). Menurut Pitchard, dkk dalam Sondakh (2013), perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga menyebabkan persalinan lama. Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Staneva, dkk

8 13 (2015) menunjukkan hasil bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara kecemasan, depresi, dan stress, faktor risiko dan kelahiran prematur ditunjukkan baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Hypnobirthing a. Definisi 1) Menurut Marmi dan Margiyati (2013), hypnobirthing adalah salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis) dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para ibu hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman. 2) Menurut Kuswandi (2014), hypnobirthing adalah teknik otohipnosis, yaitu upaya alami menanamkan niat positif/sugesti ke pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan. b. Manfaat Beberapa manfaat hypnobirthing selama kehamilan menurut Kuswandi (2014) adalah sebagai berikut: 1) Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa sakit saat melahirkan 2) Mengurangi rasa mual, muntah, dan pusing pada trimester pertama 3) Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai selama kehamilannya

9 14 c. Waktu untuk Melakukan Hypnobirthing Metode hypnobirthing dapat dilakukan pada usia kehamilan berapa pun. Namun yang paling umum dilakukan adalah pada usia kehamilan tujuh bulan atau dua minggu sebelum waktu melahirkan (Aprillia, 2010). d. Langkah Melakukan Hypnobirthing Teknik hypnobirthing ini mengajarkan ibu hamil untuk menjalankan teknik relaksasi yang alami sehingga tubuh dapat bekerja dengan seluruh syaraf secara harmonis. Berikut adalah langkah-langkah hypnobirthing selama kehamilan menurut Kuswandi (2014): 1) Lakukan Pemanasan Relaksasi Otot a) Sebelum memulai hypnobirthing, lakukan beberapa gerakan penghantar. Perlahan tundukkan kepala, lalu tengadahkan. Gerakkan kepala ke kiri, lalu ke kanan. Selanjutnya putar kepala perlahan searah jarum jam, lalu putar berlawanan arah secara perlahan. Putar kedua bahu ke arah depan, lalu ke belakang. b) Persiapkan posisi yang paling nyaman, duduk atau berbaring. c) Tegangkan otot-otot tubuh, mulai dari telapak kaki hingga wajah. Rasakan ketegangannya beberapa saat. d) Lepaskan ketegangan sambil mengendurkan seluruh otot mulai dari wajah sampai telapak kaki. 2) Lakukan Relaksasi Wajah

10 15 Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat penting karena membuat bagian tubuh lain lebih mudah mengikuti. Setelah menguasai relaksasi wajah, rahang ibu hamil akan benar-benar rileks dengan mulut sedikit terbuka. Ibu hamil akan memasuki kondisi rileks yang alami dengan cepat. a) Biarkan kedua kelopak mata ibu hamil pelan-pelan menutup. Jangan dipaksa, tetapi biarkan menutup sendiri perlahan. b) Pusatkan perhatian ibu hamil pada otot-otot di dalam dan sekitar mata. c) Begitu merasa otot-otot mata rileks secara alami, rasakan ketenangan mengalir dari kedua kening, turun ke kelopak mata, ke tulang pipi, dan sekeliling rahang. d) Biarkan rahang bawah sedikit rileks sehingga gigi atas dan gigi bawah terpisah. Kelopak mata akan terasa lebih berat ketika pipi dan rahang rileks. e) Bawa rileks mata ke dalam keadaan seolah-olah kelopak mata tak dapat bergerak lagi. f) Rasakan daerah kepala semakin rileks. g) Ketika mempraktikkan teknik ini, ibu hamil akan merasakan leher, bahu, dan siku turun. Bayangkan bahu terbuka ke luar dan kedua tangan tergantung rileks dari siku. 3) Lakukan Relaksasi Napas

11 16 Perhatikan napas yang ke luar dan masuk lewat hidung. Napas yang rileks adalah napas perut yang lambat dan teratur. Perlahan-lahan hirup napas yang dalam melalui hidung, hitung 10 kali hitungan. Selanjutnya embuskan lewat hidung perlahan-lahan sambil diniatkan Setiap embusan napas membuat diri saya semakin tenang. Ini merupakan salah satu cara menuju kondisi rileks yang semakin dalam (teknik deepening). 4) Lakukan Relaksasi Pikiran a) Pada saat berbaring/duduk, pandang atau pusatkan perhatian pada satu titik atau benda terus menerus hingga terasa kelopak mata semakin santai, mulai berkedip perlahan kemudian biarkan kedua mata terpejam. Nikmati santainya raga dan jiwa. Teknik ini disebut fiksasi mata. b) Jika terdapat pikiran lain yang datang, sementara biarkan saja, tetap pusatkan perhatian pada musik dan panduan. c) Saat ini ibu hamil bisa melakukan teknik isolasi diri dengan berulang-ulang niatkan Suara apapun yang ada tetap membuat diri saya semakin tenang. 5) Posisi Relaksasi Ada dua macam posisi yang dipilih, yaitu posisi berbaring (terlentang) dan posisi lateral (miring). a) Relaksasi dengan posisi berbaring (1) Biarkan kedua lengan di sisi tubuh.

12 17 (2) Tekuk siku sedikit ke luar dengan bahu sedikit membuka ke luar. (3) Tangkupkan tangan dengan lembut dan perlahan, arah telapaknya ke bawah dan beristirahat kedua sisi tubuh. (4) Regangkan kedua kaki dengan jarak sekitar 6 inci (15,2 cm), dengan posisi menekuk ke luar. b) Relaksasi dalam posisi lateral Posisi lateral merupakan posisi yang paling penting. Umumnya posisi inilah yang dipilih selama persalinan dan menjadi posisi tidur ibu hamil selama minggu-minggu terakhir kehamilan. (1) Baringkan tubuh di sisi kiri. (2) Leher dan sisi kiri kepala beristirahat di atas bantal. (3) Selanjutnya dengan siku terlipat letakkan tangan di sebelah bantal. Kaki lurus ke bawah dengan lutut sedikit menekuk. Kaki kanan diletakkan di atasnya dengan pinggul ditopang oleh satu atau dua bantal di bawah lutut. 6) Panduan Relaksasi Otot a) Pilih posisi relaksasi yang nyaman. b) Tegangkan otot di telapak kaki (jari-jari kaki diarahkan ke langitlangit). Ketegangan ini merambat ke betis, paha, pinggul, perut, lalu ke dada. Bahu sedikit ditarik ke arah telinga. Kedua telapak tangan dikepal, wajah ditegangkan, lidah menempel di langit-langit mulut.

13 18 c) Rasakan ketegangan beberapa saat, lalu lepaskan sambil mengembuskan napas ahhh.... d) Lepaskan ketegangan, kecemasan, kesedihan, kemarahan, kebencian, perasaan dendam, dan semua emosi yang negatif yang ada di dalam diri. Latihan ini dapat dilakukan hingga 3-4 kali sampai anda merasakan otot-otot di seluruh tubuh menjadi rileks. e) Rasakan otot di daerah wajah yang menjadi rileks. f) Rasakan rileksnya otot di daerah leher, bahu kiri dan kanan, lengan atas, lengan bawah, kedua telapak tangan serta seluruh jari jemari tangan terasa semakin lama semakin rileks. g) Jika terdapat pikiran-pikiran yang datang selama proses latihan relaksasi, sementara abaikan saja. Tetap arahkan telinga untuk mendengarkan musik dan suara panduan yang terus menghantarkan anda memasuki alam relaksasi yang semakin dalam. h) Rasakan rileksnya otot di daerah dada depan hingga belakang, semakin lama semakin rileks. i) Selanjutnya rasakan otot di daerah perut bagian belakang sampai ke depan menjadi rileks. j) Rasakan otot yang rileks di daerah panggul belakang sampai depan. Seluruh otot menjadi semakin mengendur, semakin rileks. k) Tiba saatnya merasakan otot yang rileks di daerah di kedua paha, kedua betis, kedua telapak kaki, serta seluruh jari kaki semakin rileks.

14 19 l) Rasakan seluruh otot mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki terasa semakin rileks. m) Lakukan relaksasi napas yaitu napas perut. Hirup napas yang panjang melalui hidung, lakukan hitungan 1 sampai 4 lalu tahan sejenak. n) Embuskan napas melalui hidung/mulut dengan perlahan. Teruskan bernapas dengan perut. o) Selalu niatkan setiap kali menghirup napas anda memasuki alam relaksasi yang jauh lebih dalam. p) Terus pusatkan perhatian pada napas yang keluar masuk yang menghantarkan diri untuk masuk dalam keadaan rileks yang paling dalam. q) Bayangkan saat ini anda berada dalam sebuah taman yang indah dengan pemandangan alam yang indah, bunyi gemericik air yang menenangkan, rumput hijau yang luas tanpa batas yang membuat anda merasa semakin nyaman, tentram, dan damai. r) Dalam keadaan rileks, saatnya menanamkan sugesti ke pikiran bawah sadar anda, semakin tenang terutama dalam menghadapi persalinan yang alami, nyaman, dan lancar. s) Tiba saatnya untuk mengakhiri latihan relaksasi. t) Persiapkan diri anda pada hitungan ketiga latihan selesai dan semua sugesti menjadi realitas dalam kehidupan anda.

15 20 u) Dalam hitungan kesatu saatnya anda kembali berada di ruangan ini, hitungan kedua sadari napas anda, hitungan ketiga persiapkan untuk membuka kelopak mata. Anda bangun dalam keadaan tenang, bugar, dan nyaman. 5. Pengaruh Hypnobirthing terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Metode hypnobirthing merupakan otohipnosis (self hypnosis) dalam menjalani kehamilan serta persiapan persalinan sehingga ibu hamil mampu melaluinya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (Aprillia, 2010). Kunci untuk mencapai keberhasilan dari metode ini adalah latihan baik di kelas antenatal maupun di rumah sehingga teknik-teknik dalam hypnobirthing bisa menjadi kebiasaan bagi ibu untuk mencapai kondisi rileks selama kehamilan dan menghadapi persalinan (Marmi dan Margiyati, 2013). Hypnobirthing mengajarkan ibu hamil untuk menjalankan teknik relaksasi yang alami (Kuswandi, 2014). Studi hasil menunjukkan bahwa relaksasi adalah suatu bentuk penanganan yang berguna untuk berbagai bentuk gangguan kecemasan (Arntz; Siev dan Chambless dalam Oltmanns dan Emery, 2013). Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Utami (2011) yang menyatakan bahwa relaksasi yang diberikan secara individual sebagai terapi maupun sebagai self help dapat menimbulkan rasa tenang dan nyaman. Selain itu hypnobirthing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami

16 21 menanamkan niat positif/sugesti ke pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan persalinan. Melalui hypnobirthing, ibu hamil dapat menetralisir dan memrogram ulang (reprogramming) rekaman negatif dalam pikiran bawah sadar dengan program positif (Kuswandi, 2014). Dalam kondisi rileks yang dalam, alam bawah sadar ibu akan mengatur keselarasan tubuh dan menghasilkan endorfin (Andriana, 2014). Peran utama endorfin yaitu menekan rasa nyeri serta gejala psikologis seperti kecemasan. Hal ini disebabkan karena endorfin memiliki sifat farmakologis seperti halnya morfin (Wiarto, 2013). Dalam kondisi rileks hipofisis anterior dirangsang untuk mengeluarkan endorfin. Kemudian endorfin bersama dengan ACTH (Adrenocorticotopic Hormone) akan memerantai analgesia (berkurangnya persepsi nyeri), dengan demikian kecemasan dapat berkurang (Sheerwood, 2014). Teknik-teknik dalam latihan hypnobirthing yang dilakukan oleh ibu hamil trimester III dapat menyebabkan ibu hamil mencapai kondisi rileks yang dalam. Dalam kondisi tersebut hipofisis anterior mengeluarkan endorfin. Endorfin bersama dengan ACTH (Adrenocorticotopic Hormone) akan menyebabkan berkurangnya persepsi nyeri, sehingga kecemasan ibu hamil trimester III pun dapat menurun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Martalisa dan Budisetyani (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan intensitas keikutsertaan hypnobirthing dan tingkat kecemasan ibu hamil. Selain dengan latihan hypnobirthing, kecemasan dapat berkurang dengan beberapa cara penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani

17 22 kecemasan. Di antaranya adalah terapi kognitif behavioral. Terapi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti: pemaparan secara sistematis pada situasi-situasi atau pikiran-pikiran yang memprovokasi kecemasan, belajar mengganti perilaku atau pikiran negatif dengan yang positif, serta dapat dilakukan dengan belajar keterampilan coping baru; latihan relaksasi; maupun latihan pernapasan terkontrol. Selain itu dapat dilakukan penanganan lain seperti melalui gaya hidup sehat, istirahat cukup, olahraga, nutrisi, dukungan sosial, maupun asupan obat-obatan dalam jumlah moderat (Durrand dan Barlow, 2006).

18 23 B. Kerangka Konsep Latihan hypnobirthing secara teratur Melakukan teknik relaksasi dan otohipnosis Ibu hamil trimester III berada dalam kondisi rileks Merangsang hipofisis anterior mengeluarkan endorfin dan ACTH Endorfin dan ACTH memerantai analgesia (berkurangnya persepsi nyeri) Faktor lain yang menyebabkan penurunan kecemasan : a. Terapi kognitif behavioral b. gaya hidup sehat c. istirahat cukup d. olahraga e. nutrisi f. dukungan sosial g. asupan obat-obatan dalam jumlah moderat Kecemasan ibu hamil trimester III menurun Keterangan: : Variabel independen : Variabel perancu : Variabel dependen : Variabel perantara Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Hypnobirthing terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan. C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan di Klinik Bidan Kita Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. 0 sampai <12, trimester II antara minggu ke 12 hingga <28, dan trimester III

BAB I PENDAHULUAN. 0 sampai <12, trimester II antara minggu ke 12 hingga <28, dan trimester III BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang dimulai sejak proses konsepsi hingga lahirnya janin (Syaifudin dalam Dewi dan Sunarsih, 2011). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan 38 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamualaikum Wr.Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita. Kehamilan terjadi karena adanya proses pembuahan yaitu bertemunya sel telur wanita dengan sel spermatozoa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA Inisiasi subjek : Tanggal / waktu penelitian : Intervensi yang dilakukan Petunjuk : Tehnik

Lebih terperinci

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Topik bahasan : Kecemasan menghadapi ujian kenaikan tingkat B. Bidang bimbingan : Pribadi C. Jenis layanan : Konseling kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment) Measurement I DIGIT SPAN (Before Treatment) ( Forward (F) Digit ) Series Trial I Trial II --2-9- ---9-2-- -2---1 ---- -1-9--- -9-2--- -9-1---2- -1--9--- --1-9-2--- --2-9--1-- 9 2-----2--- -1--9--2--- (

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan, sehingga pada masa kehamilan ibu hamil memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hamil adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah mual dan muntah (Tiran, 2007).

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif

Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Bidan. melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Bidan. melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Bidan 1. Pengertian Kompetensi Bidan Kompetensi merupakan kemampuan individu untuk melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara mereka. Masa

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH HYPNOBIRTHING DAN SENAM HAMIL TERHADAP SIKAP IBU HAMIL PADA PERSALINAN DAN PENURUNAN KECEMASAN PRA PERSALINAN TESIS

PERBEDAAN PENGARUH HYPNOBIRTHING DAN SENAM HAMIL TERHADAP SIKAP IBU HAMIL PADA PERSALINAN DAN PENURUNAN KECEMASAN PRA PERSALINAN TESIS PERBEDAAN PENGARUH HYPNOBIRTHING DAN SENAM HAMIL TERHADAP SIKAP IBU HAMIL PADA PERSALINAN DAN PENURUNAN KECEMASAN PRA PERSALINAN TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan 2.1.1 Pengertian Kehamilan dan primigravida Kehamilan adalah suatu keadaan dimana seorang wanita berhenti menstruasi karena terjadi konsepsi atau pertemuan sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)

INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANXIETY. Joko Purwanto. Oleh : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANXIETY Oleh : Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OLAHRAGA Kegiatan yang melibatkan aspek mental atau aspek psikis Man in Movement Proses Psiko-fisik A. Ketegangan &

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Lampiran I FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul : Pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I. Nama peneliti : Nurlis Mawarni Nim : 095102066 Saya adalah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari : 116 BAB X ISOMETRIK Otot-otot Wajah terdiri dari : 1. Occopito Froratalis : otot-otot pada tulang dahi yang lebar yang berfungsi membentuk tengkorak kepala bagian belakang 2. Temporalis : otot-otot di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu keadaan tegang dimana kita termotivasi untuk melakukan sesuatu dan memperingatkan individu bahwa adanya ancaman yang membahayakan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Ida Untari STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Peningkatan mutu pendidikan merupakan tuntunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden merasakan bahwa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter

Lebih terperinci

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar LATIHAN PERNAFASAN Pengantar 1. Teknik pernafasan: kembangkan perut pada saat menarik nafas dalam, dan kempiskan perut pada saat membuang nafas. 2. Sebaiknya bernafas melalui hidung. 3. Biarkan dada mengikuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth, Calon Responden di Tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurul Maulidah NIM : 20120320079 Adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

Saya yang bernama Sitti Nuraisyah / adalah mahasiswa Program. Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya yang bernama Sitti Nuraisyah / adalah mahasiswa Program. Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Lamanya Proses Persalinan di Klinik Sumiariani, Kec.Medan Johor Prov. Sumatera Utara Tahun 2012 Saya yang bernama Sitti Nuraisyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan

Lebih terperinci

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Lampiran 1. Surakarta, Oktober 2011 Kepada Yth: Responden penelitian Di tempat Dengan hormat Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lestari Gudawati NIM : J 210070044 Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejenuhan belajar. Berkaitan dengan itulah tingkat kejenuhan belajar siswa perlu memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kejenuhan belajar. Berkaitan dengan itulah tingkat kejenuhan belajar siswa perlu memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam diri maupun faktor dari luar diri individu. Salah satu faktor berpengaruh terhadap proses belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) Apakah hipnoterapi Itu? Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci