PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KONSTITUSIONAL PEMBANTU RUMAH TANGGA. abstract. Kata Kunci : Pembantu Rumah Tangga, Konvensi, Legislasi
|
|
- Yuliani Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KONSTITUSIONAL PEMBANTU RUMAH TANGGA Oleh Dr. Fanny Tanuwijaya, S.H.,M.Hum 1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember abstract Pembantu Rumah Tangga (PRT) berhak mendapat kondisi kerja yang layak. ILO menghasilkan Konvensi ILO No. 189 mengenai Kerja Layak Pembantu Rumah Tangga (PRT). Konvensi ini merupakan perlindungan bagi pembantu rumah tangga di seluruh dunia.dengan adanya konvensi tersebut sebagai wujud komitmen dan konsistensi pemerintah di bidang hukum dalam rangka memberikan perlindungan hukum terhadap PRT, merupakan kebutuhan mendesak untuk segera meratifikasi dan menindaklanjuti di bidang legislasi karena Undang- Undang No.13 tahun 2003 tidak memberikan perlindungan terhadap PRT. Kata Kunci : Pembantu Rumah Tangga, Konvensi, Legislasi A. Pendahuluan Isu strategis di bidang hukum ketenagakerjaan yang acapkali lepas dari perhatian publik adalah menyangkut tentang keberadaan Pembantu Rumah Tangga (PRT). 2 Hingga kini eksistensi hukum tentang PRT masih menjadi polemik dalam ranah perdebatan mengenai kategorisasi. Dalam arti, apakah PRT termasuk kategori buruh / pekerja atau bukan. Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak secara tegas mengakomodasikan tentang PRT, apalagi menyangkut aspek perlindungan hukumnya. Persoalannya adalah, ke mana seorang PRT akan mengadu jika dirugikan atau diperlakukan semena-mena oleh pemberi kerja? 3 Sementara pertanyaan itu belum tuntas terjawab, setiap saat kita menyaksikan, membaca, mendengar eksploitasi PRT yang menimbulkan derita Fangfangtan@yahoo.com Sementara orang menyebut Pembantu Rumah Tangga dengan istilah Pembantu, Babu, Jongos. Untuk mengefektifkan penulisan, penulis cenderung menggunakan istilah PRT. Penulis cenderung menggunakan istilah pemberi kerja dengan mengacu pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 1
2 dan menyesakkan dada. Penganiayaan, pemerkosaan, penyekapan, tidak menerima hak gaji dan sebagainya. Atas kenyataan itu tentu saja menimbulkan derita phisik dan psykis. Harkat dan martabat PRT sebagai manusia ditiadakan begitu saja. Keberadaannya dianggap sama dengan ketidakberadaannya. 4 Sampai makalah ini dibuat, sementara orang berpendapat belum ada aturan jelas dan konkrit yang memberikan kepastian hukum dalam upaya memberikan perlindungan terhadap nasib PRT. Salah satu keuntungan jika terdapat ketentuan hukum yang jelas bagi PRT, mereka akan memiliki akses untuk dirinya sendiri. Bila salah satu pihak baik PRT maupun majikan dirugikan pihak lainnya, minimal sudah jelas lembaga yang menanganinya. 5 B. Isu Hukum 1. Apakah Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan perlindungan hukum bagi PRT? 2. Apa saja langkah hukum yang harus dilakukan dalam upaya memberikan perlindungan hukum bagi PRT? C. Pembahasan 1. Perlindungan Hukum Pembantu Rumah Tangga dalam Perspektif Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pembantu Rumah Tangga (PRT) berhak mendapat kondisi kerja yang layak. ILO menghasilkan Konvensi ILO No. 189 Mengenai Kerja Layak Pembantu Rumah Tangga (PRT). Konvensi ini merupakan perlindungan bagi PRT di seluruh dunia. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Konferensi tahunan ILO ke-100 menghasilkan Konvensi ILO No. 189 Mengenai Kerja Layak 4 5 Rachmad Syafa at, Buruh Perempuan : Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia, IKIP Malang, Malang, Hal 45. Aries Harianto, Surabaya Post, 16 Maret Artikel Opini : Melegalformalkan Pekerjaan Pembantu Rumah Tangga. 2
3 Pembantu Rumah Tangga (PRT). Konvensi yang merupakan perlindungan bagi pembantu rumah tangga di seluruh dunia ini akan menjadi landasan untuk memberi pengakuan dan menjamin Pembantu Rumah Tangga mendapatkan kondisi kerja layak sebagaimana pekerja di sektor lain. 6 Namun demikian keberadaan Konvensi ILO No. 189 tidak serta merta dirasakan secara konkrit sebagai payung perlindungan sebelum diratifikasi melalui sistem perundangan formal di Indonesia. Hingga kini belum ada undang-undang yang secara khusus mengatur tentang PRT. Apakah Undang-Undang No.13 Tahun 2003 memberikan perlindungan pada PRT, melalui makalah ini substansi persoalan tersebut akan dikaji. Interpretasi pemerintah terhadap UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak menjangkau para PRT ke dalam sistem perundangan umum mengenai hubungan kerja. Kendati pekerja didefinisikan pada Pasal 1 sebagai seseorang yang bekerja untuk mendapatkan upah atau bentuk imbalan lain. Pemerintah menyatakan, majikan pekerja rumah tangga bisa tergolong pemberi kerja, ia bukan badan usaha dan dengan demikian bukan pengusaha di dalam artian UU tersebut. Karena PRT dianggap tidak dipekerjakan oleh pengusaha, mereka tidak diberikan perlindungan yang diberikan oleh undang-undang terhadap pekerja lainnya. Disamping itu, mereka tidak diberi akses terhadap mekanisme penyelesaian perselisihan kerja, seperti pengadilan industrial yang dibentuk menurut UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Berdasarkan penafsiran terhadap substansi UU No.13 Tahun
4 tersebut dengan demikian secara hukum keberadaan PRT tidak mendapatkan perlindungan hukum. 2. Upaya memberikan Perlindungan Hukum terhadap kepada Pembantu Rumah Tangga Secara yuridis, PRT memang bebas, sebab negara kita melarang perbudakan dan perhambaan. Tapi dari kacamata sosiologis, yang terjadi justru sebaliknya. PRT tidak bebas. Sebagai orang yang memiliki keterbatasan bekal hidup selain tenaganya, PRT terpaksa bekerja pada orang lain dalam hal ini pemberi kerja yang memiliki otoritas menentukan syarat-syarat kerja. Relatif rendahnya tingkat pendidikan menutup kemampuan PRT mengekpos hak-haknya serta tak dapat merespon berbagai informasi yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Selama aturan main hubungan PRT dengan pemberi kerja diserahkan kepada kedua belah pihak, maka sukar dicapai suatu keseimbangan kepentingan yang mengedepankan nilai-nilai keadilan. Sampai saat ini belum satupun lembaga atau yayasan penyalur PRT, memelopori penggarapan nasib para PRT dari sisi perlindungan hukum dan pemberdayaan. Dalam dunia akademikpun sangat langka menemukan hasil penelitian yang secara tematis mengangkat persoalan PRT. Bahkan pemerintahpun tidak pernah menggagas kampanye untuk membangkitkan kepedulian terhadap PRT. Namun demikian terdapat beberapa hal yang barangkali patut diagendakan sebagai upaya berarti untuk memberikan perlindungan terhadap PRT antara lain : 4
5 a. Law Reform (Reformasi Hukum) 7, pembaruan hukum yang diformulasikan dalam berbagai kebijakan berbasis keberpihakan kepada PRT dalam kerangka perlindungan dan pemberdayaan serta pembinaan hubungan kerja. Law Reform ini dilakukan terhadap Undang-Undang No. 13 tahun 2003 sebagai hasil evalusi dan pengkajian atas realitas hubungan PRTpemberi kerja berikut problem yang menyertainya. Dengan adanya Konvensi ILO No. 189, merupakan momentum bagi pemerintah di bidang hukum untuk segera melakukan ratifikasi bahkan lebih penting dan mendasar sebagai wujud komitmen dan konsistensinya, pemerintah segera membentuk perundang-undangan (law making) yang khusus memberikan perlindungan terhadap PRT. b. Advocacy, mengangkat ke permukaan kasus-kasus PRT agar memperoleh respon banyak pihak guna menjadi agenda dalam upaya perubahan ke arah yang lebih baik. c. Paralegal, sebagai bentuk penyadaran hukum dan aksi untuk melindungi diri PRT dari berbagai tekanan pemberi kerja. d. Perlu dibentuk pusat-pusat pelayanan sebagai bagian dari bentuk pengorganisasian, termasuk upaya untuk menggagas terbentuknya organisasi serikat pekerja khusus PRT. Pembentukan serikat pekerja dalam hal ini tidak berarti menciptakan kaidah dari tidak ada menjadi ada tetapi juga menempatkan komunitas PRT secara afiliatif organisatoris terhadap organisasi Serikat Pekerja yang sudah mapan, seperti SPSI, SARBUMUSI dan sebagainya. 7 Munir, Pengorganisasian Buruh Perempuan, Makalah, dipresentasikan di LBH Surabaya, Makalah, dipresentasikan di LBH Surabaya
6 D. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara hukum, Undang-Undang No.13 tahun 2003 Tahun 2003 tidak memberikan perlindungan terhadap PRT karena majikan dari PRT bukan sebagai Pengusaha sebagaimana dimaksudkan dalam undang-undang itu. Konvensi ILO No. 189 merupakan harapan baru bagi PRT untuk mendapatkan perlindungan hukum. Untuk mewujudkan cita-cita demikian political will (kemauan baik) pemerintah untuk merespon, mengagendakan dan menindaklanjuti dalam proses legislasi guna menciptakan perlindungan hukum terhadap PRT secara lebih konkrit dan berarti, sehingga kelak keberadaan PRT sebagai manusia dengan harkat dan martabatnya benar-benar dijamin dalam payung hukum yang secara konsisten dilaksanakan dan menjadi media kontrol dalam koridor implementasi nilai-nilai Hubungan Industrial Pancasila. 2. Saran Untuk meningkatkan dan mempertegas opini guna mengedepankan isu strategis tentang PRT, dibutuhkan kerjasama para pihak baik pemerintah, praktisi hukum, LSM termasuk institusi pendidikan tinggi yang dituangkan dalam bentuk disain program berbasis keberpihakan terhadap PRT. Disain program semacam ini dibuat dan diimplementasikan secara kontekstual. Diharapkan dengan kegiatan demikian akan tercipta opini bahwa PRT merupakan sebuah profesi yang harus dikelola secara sistemik dan tidak lepas dari jangkauan hukum. Ingat bahwa Indonesia adalah negara hukum (Rechstaats) bukan negara kekuasaan (machstaats). Indikator konsistensi dimaksud bukan terletak pada seberapa 6
7 banyak produk hukum yang dibuat tetapi sejauhmanakah hukum yang ada secara nyata dapat dirasakan manfaatnya bagi yang membutuhkan, termasuk PRT. 7
8 DAFTAR BACAAN Aries Harianto, Surabaya Post, 16 Maret Artikel Opini : Melegalformalkan Pekerjaan Pembantu Rumah Tangga. Munir, Pengorganisasian Buruh Perempuan, Makalah, dipresentasikan di LBH Surabaya, Makalah, dipresentasikan di LBH Surabaya Rachmad Syafa at, Buruh Perempuan : Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia, IKIP Malang, Malang,
Perlindungan terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT) Menurut Permenaker No. 2 Tahun 2015
Perlindungan terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT) Menurut Permenaker No. 2 Tahun 2015 Nur Hidayati Staf pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Abstract: The existence of domestic workers
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kota-kota maupun di desa-desa. Banyak keluarga mempunyai Pembantu Rumah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pekerja rumah tangga atau yang lebih dikenal sebagai pembantu rumah tangga sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia baik di
Lebih terperinciPekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)
Tugas Makalah Masalah Sosial Anak Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA) Disusun Oleh : Muhammad Alhada Fuadilah Habib (NIM. 071114030) DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN. abstract
PERLINDUNGAN HAK KONSTITUSIONAL BURUH DALAM OUTSOURCING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN Oleh Dr. Fanny Tanuwijaya, S.H.,M.Hum 1 Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember abstract Penerapan outsourcing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai kebutuhan sosial yang harus dipenuhi, oleh karena itu mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif bagi generasi penerus bangsa. terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga sudah seharusnya setiap manusia baik dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciJAMINAN PEKERJA RUMAH TANGGA DALAM HUKUM INTERNASIONAL
JAMINAN PEKERJA RUMAH TANGGA DALAM HUKUM INTERNASIONAL Muhtadi, S.H.,M.H. 1 A. Pendahuluan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dalam khazanah relasi majikan dan pekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciMENCERMATI PENERBITAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA
MENCERMATI PENERBITAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA Oleh: Arrista Trimaya * Naskah diterima: 30 Januari 2015; disetujui: 12 Februari 2015 Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai
Lebih terperinciAnalisa Media Edisi Juni 2013
Negara Tidak Melindungi Pekerja Rumah Tangga Pada 16 Juni 2013 ini genap dua tahun Konvensi ILO 189 tentang Kerja Layak Pekerja Rumah Tangga diadopsi. Konvensi ini menjadi tonggak penting perjanjian internasional
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
Lebih terperinciPROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization
PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia International Labour Organization 2 Saya yakin Konvensi ini dapat memberikan panduan kepada pemerintah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA A. Pengertian Perjanjian kerja bersama Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya Undang-undang No.21 Tahun 2000. Istilah
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa hubungan kerja antara Pekerja Rumah Tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya yang di dalamnya terdapat hak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia semenjak lahir memiliki hak asasi, yaitu hak yang tidak dapat dirampas oleh siapapun. Sebagai negara hukum, Indonesia menjamin hak dari setiap warga negaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial. Tujuan
Lebih terperinciHak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh
Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok Bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 1 Perlindungan terhadap tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan saat ini bangsa Indonesia sedang menuju proses demokratisasi dan transparansi dalam proses menuju masyarakat adil dan makmur yang merata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kajian tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia merupakan salah satu permasalahan hukum yang paling sering terangkat di permukaan.aspek hukum ketenagakerjaan 1,harus
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN
MATA KULIAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN DOSEN : HASTORO WIDJAJANTO, SH. MH. SKS : 2 ( DUA ) TUJUAN : - MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA PEKERJA/BURUH DAN PEMILIK PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gencarnya pembangunan yang dilakukan oleh negara pada hakikatnya memberikan dampak buruk kepada perempuan. Maraknya kasus-kasus yang terjadi terhadap perempuan seperti
Lebih terperinciRingkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR
PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga guna Menghapus Pekerja Rumah Tangga Anak Ringkasan Proyek National Mengurangi pekerja rumah tangga anak (PRTA) secara signifikan dengan mengembangkan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL D. Pengertian Hubungan Industrial Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciPEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH
PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH oleh Michele Agustine I Gusti Ketut Ariawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Wages play an important
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 1 TAHUN 2000 (1/2000) TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan
Lebih terperinciPendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan)
Pendidikan Alternatif bagi Pekerja Rumah Tangga (Sekolah Wawasan) Latar Belakang/Konteks (1/2) Kurangnya pengakuan PRT sebagai pekerja pengecualian dari undang undang ketenagakerjaan kondisi kerja tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tahun 1967 telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Deklarasi tersebut memuat hak dan
Lebih terperinciK105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA
K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas belum berjalan sepenuhnya. Akan tetapi aroma persaingan antar perusahaan barang maupun jasa, baik di dalam negeri maupun antar negara,
Lebih terperinciOleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN
Penegakan hukum tindak pidana pencabulan terhadap anak berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (studi di Pengadilan Negeri Sukoharjo) Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S310907004
Lebih terperinciBAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE. CARE sebagai Non-Government Organization. Pembahasan tentang sejarah baik dari
BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE Bab ini akan menjelaskan tentang awal mula munculnya isu buruh migran di Indonesia, pada bab ini penulis akan mencoba memaparkan tentang kondisi buruh migran dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI
KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentulah sangat dipengaruhi oleh penghasilan yang diperoleh dalam kurun waktu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup sangat bervariasi, sedikit atau banyaknya adalah relatif, tergantung pada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciDiscrimination and Equality of Employment
Discrimination and Equality of Employment Pertemuan ke-3 Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Sumber: 1. Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management 2. Stewart, G.L. and K.G. Brown, 2011.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, dan telah
Lebih terperinciMemperluas Akses Keadilan bagi Pekerja Rumah Tangga
Memperluas Akses Keadilan bagi Pekerja Rumah Tangga Latar Belakang /Konteks (1/2) Tingginya jumlah kekerasan yang dialami oleh pekerja rumah tangga: fisik, psikologis, ekonomi dan perdagangan manusia;
Lebih terperinciPENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT
PENERAPAN KONTRAK KERJA PEKERJA RUMAH TANGGA- PEMBERI KERJA PERJUANGAN KE KERJA LAYAK PEKERJA RUMAH TANGGA JALA PRT PRT = PEKERJA RUMAH TANGGA PRT = PEKERJA RUMAH TANGGA UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan:
Lebih terperinciUndang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm., 1
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa merupakan anugrahnya yang wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan beberapa peraturan, khususnya tentang hukum hak asasi manusia dan meratifikasi beberapa konvensi internasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI
Lebih terperinciBahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional
Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Oleh Agung Putri Seminar Sehari Perlindungan HAM Melalui Hukum Pidana Hotel Nikko Jakarta, 5 Desember 2007 Implementasi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK)
NAMA : HARLO PONGMERRANTE BIANTONG NRS : 094 PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA SEHUBUNGAN DENGAN PERDAGANGAN MANUSIA (ANAK) Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai tujuan dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negaranya. Konstitusi bangsa
Lebih terperinciK177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)
K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciK100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA
K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN HUKUM PEKERJA RUMAH TANGGA (PRT) DALAM HUKUM KERJA DI INDONESIA. A. Sejarah perkembangan pekerja rumah tangga (PRT) di Indonesia
BAB II KEDUDUKAN HUKUM PEKERJA RUMAH TANGGA (PRT) DALAM HUKUM KERJA DI INDONESIA A. Sejarah perkembangan pekerja rumah tangga (PRT) di Indonesia Pembantu rumah tangga adalah suatu posisi dalam kehidupan
Lebih terperinciSUMBER HUKUM PERBURUHAN
Hukum Perburuhan (Pertemuan II) SUMBER HUKUM PERBURUHAN copyright by Elok Hikmawati 1 Sejarah Hukum Perburuhan Masa Perbudakan : Peristiwa Sumba pada tahun 1877, sebanyak 100 orang budak dibunuh karena
Lebih terperinciBAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN
BAB III INSTRUMEN INTERNASIONAL PERLINDUNGAN HAM PEREMPUAN A. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women 1. Sejarah Convention on the Elimination of All Discrimination Against
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kaum perempuan yang dipelopori oleh RA Kartini. Dengan penekanan pada faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaum perempuan Indonesia dalam menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia diawali dan pergerakan kaum perempuan
Lebih terperinciMemperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi
Memperkuat Organisasi Pekerja Rumah Tangga: Studi Kasus Serikat Pekerja Rumah Tangga Sapu Lidi Background/Kontel (1/2) Kurangnya perlindungan hukum PRT di Indonesia kondisi kerja tidak layak bagi pekerja
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciK111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciLEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty *
LEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty * Pekerjaan merupakan suatu hal yang sangat krusial yang harus dimiliki dan di lakukan oleh setiap orang. Karena tanpa pekerjaan seseorang
Lebih terperinciBAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
BAB II Organisasi Buruh Internasional Kesejahteraan buruh saat ini masih menjadi pembicaraan di khalayak publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan hukum ketenagakerjaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciKajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat
Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat Oleh Maruli Tua Rajagukguk, S.H PENDAHULUAN Kebebasan berserikat adalah hak mendasar
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 105 CONCERNING THE ABOLITION OF FORCED LABOUR (KONVENSI ILO MENGENAI PENGHAPUSAN KERJA PAKSA) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciHUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN III) HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL copyright by Elok Hikmawati 1 HUBUNGAN KERJA Hubungan Kerja adalah suatu hubungan yang timbul antara pekerja dan pengusaha setelah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember 1984 mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang mennunjukan komitmennya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya menuntut setiap orang untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana tercantum pada Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan secara tegas bahwa Indonesia merupakan Negara Hukum. Maka
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Pemerintah Dalam Pemenuhan Hak-Hak Bagi Pekerja Rumah Tangga. Yogyakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penulisan hukum / skripsi yang berjudul Peran Pemerintah Dalam Pemenuhan Hak-Hak Bagi Pekerja Rumah Tangga Studi Kasus Pada Serikat Pekerja Rumah Tangga Tunas
Lebih terperinciPROPOSAL MALAM SAVE LBH JAKARTA
PROPOSAL MALAM SAVE LBH JAKARTA I. LATAR BELAKANG Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta berdiri sejak tahun 1970 sebagai jawaban atas gagasan yang disampaikan pada Kongres Persatuan Advokat Indonesia (Peradin)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh membutuhkan suatu wadah yang kuat untuk memperjuangkan kepentingan mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah adanya pelaksanaan
Lebih terperinciMAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas
WORKSHOP PENULISAN BUKU Pemenuhan Hak Atas Peradilan yang Fair Bagi Penyandang Disabilitas Hotel Grand Quality Yogyakarta, 12-13 Desember 2013 MAKALAH Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas
Lebih terperinciMempromosikan Kontrak Kerja Tertulis bagi Pekerja Rumah Tangga untuk Memperbaiki Kondisi Kerja
Mempromosikan Kontrak Kerja Tertulis bagi Pekerja Rumah Tangga untuk Memperbaiki Kondisi Kerja Latar Belakang/Konteks (1/3) Pekerjaan rumah tangga dilaksanakan di lingkungan keluarga dan pribadi pengecualian
Lebih terperinci4/26/2017 PRT ADALAH PEKERJA CAPAIAN, TANTANGAN, DAN KESINAMBUNGAN KEGIATAN KEGIATAN KAPPRT BM PEKERJA RUMAH TANGGA
1. KAMPANYE UNTUK MEMBANGUN OPINI PUBLIK UNTUK MENDUKUNG REALISASI KERJA LAYAK PRT DAN PENGHAPUSAN PEKERJA ANAK DISEKTOR RUMAH TANGGA CAPAIAN, TANTANGAN, DAN KESINAMBUNGAN KEGIATAN KEGIATAN KAPPRT BM UNTUK
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG
BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG 2010 NO: 27 SERI: E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 27 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK DI KABUPATEN KARAWANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja 2.1.1. Pengertian Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM
PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 29 Januari 2008 Pokok Pembahasan 1. Bagaimana ketentuan hukum
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBERDAYAAN SDM WANITA
STRATEGI PEMBERDAYAAN SDM WANITA PENGANTAR Seiak PJPT II telah digariskan bahwa wanita (selanjutnya disebut perempuan) sebagai mitra seiaiar Pria dalam pembangunan harus dikembangkan dengan tetap memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri menunjukkan bahwa kesempatan kerja di luar negeri lebih banyak, menurut Kementerian Tenaga Kerja dan
Lebih terperinciRatifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak
Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Novelina MS Hutapea* * Dosen Fakultas Hukum Universitas Simalungun Abstrak
Lebih terperinciPANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI
PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI Anita Maharani 1 Abstrak Hubungan industrial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hubungan
Lebih terperinciBAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak
BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK 3.1. Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak Terkait dengan ketentuan hukum mengenai pekerja anak telah diatur di dalam peraturan perundang undangan,
Lebih terperinciVersi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD)
Versi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD) Pendanaan untuk manual ini diberikan oleh Departemen Perburuhan Amerika Serikat di bawah Cooperative Agreement
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa praktek
Lebih terperinciH U M A N R I G H T S W A T C H. Kau Sudah Kubeli. Kekerasan dan Eksploitasi Pekerja Rumah Tangga Perempuan di Uni Emirat Arab
H U M A N R I G H T S W A T C H Kau Sudah Kubeli Kekerasan dan Eksploitasi Pekerja Rumah Tangga Perempuan di Uni Emirat Arab Kau Sudah Kubeli Kekerasan dan Eksploitasi Pekerja Rumah Tangga di Uni Emirat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak hak sebagai manusia
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS
DUKUNGAN SOSIAL PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA USIA REMAJA DI BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh : ARHAM
Lebih terperinci