BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Terapi Infra Red Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan Alat Terapi Infra Red. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan modul, terlebih dahulu penulis membuat perancangan tentang spesifikasi alat yang akan dibuat. Perencanaan pembuatan modul ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perencanaan perangkat yang terdiri dari perencanaan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Dimana pada perancangan software terdiri dari pemograman yang sesuai dengan yang direncanakan penulis. Untuk perancangan hardware disini penulis menggunakan IC AT89S52 yang akan menjadi pengendali untuk bekerjanya rangkaian-rangkaian yang lainnya, diantaranya : tombol keypad sebagai input data, display LCD, buzzer, EEPROM, LDR sebagai sensor lampu menyala, dan pengatur kerja lampu infra red (phillips). Perangkat lunak (software) diperlukan untuk mengendalikan sistem AT89S52 sebagai komponen utama. Sehingga perangkat keras (hardware) bekerja dengan sesuai fungsi. Spesifikasi fungsi : 1. Sebagai fungsi utamanya, penyinaran sinar infra red merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. 2. Untuk memberikan informasi lamanya waktu penyinaran, yang ditampilkan pada rangkaian display. 3. Untuk memberikan informasi umur lampu atau lamanya waktu bekerja lampu (work hour), yang ditampilkan pada rangkaian display. 61

2 62 Spesifikasi teknis : 1. Catu daya yang digunakan yaitu : 220 VAC, dan +5 VDC. 2. Pada alat ini penulis menggunakan hitungan dalam waktu menit dan detik. Pewaktu tersebut akan menghitung maju. 3. Pengaturan jangkauan (range) besarnya waktu pengoperasian adalah waktu dalam menit yaitu 0 99 menit 59 detik. 4. Display pada LCD akan menampilkan waktu yang di set dan waktu aktual dalam menit dan detik (mm:ss) dan display lainnya pada mode LCD yang berbeda juga dapat menampilkan work hour dalam menit 5. Waktu pemakaiaan lampu atau umur lampu (work hour) 6. Sistem menggunakan Mikrokontroler AT89S Menggunakan lampu Infraphill 150 Watt, berwarna merah. 8. Indikator alarm untuk menandakan waktu penyinaran telah habis adalah buzzer. 9. LDR sebagai sensor yang akan mengecek apakah lampu menyala saat timer mulai dijalankan. 3.2 Perencanaan Secara Diagram Blok Pada bab ini penulis akan menjelaskan serta menguraikan mengenai perencanaan rangkaian-rangkaian yang dibuat untuk Perancangan Alat Terapi Infra Red, serta menjelaskan cara kerja rangkaian setiap blok yang akan digunakan sebagai berikut :

3 63 Keypad EEPROM Work Hour LCD Mikrokontroler AT89S52 Rangkaian Sensor LDR Power Supply +5 V DC Rangkaian Indikator Buzzer Rangkaian Pengendali Lampu PLN 220 V Lampu Infra Red Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian Alat therapy infra red. Penjelasan Diagram Blok : 1. Rangkaian Power Supply Berfungsi untuk memberikan tegangan keseluruh rangkaian 2. Blok Mikrokontroler AT89S52 Pada blok ini terdapat IC mikrokontroler AT89S52 yang berfungsi sebagai otak atau pusat pengendali utama dari rangkaian secara keseluruhan. Mikrokontroler akan dapat masukan dari keypad, yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk mengatur waktu, serta menjalankan waktu settingan. Jika pengaturan waktu tidak diisi (00:00) maka secara otomatis alat akan bekerja tanpa timer yang diatur sampai menit keberapa akan berhenti, timer/lampu akan off jika kita menekan tombol D (off) pada keypad. Sebelum timer melimpah naik, mikrokontroller akan menunggu sinyal high (1) dari rangkaian sensor LDR yang menandakan lampu menyala saat mikrokontroller

4 64 memberikan sinyal ke rangkaian pengendali lampu untuk menyalakan lampu infra red. Keluaran dari Mikrokontroler AT89S52 akan ditampilkan oleh LCD dan juga sebagai indikator alarm buzzer akan berbunyi, jika penyinaran selesai. 3. Blok keypad Berfungsi sebagai pengaturan waktu yang terdiri dari 2 mode pada menu awal. Timer = mengatur waktu penyinaran Work Hour = menampilkan sudah berapa lama lampu digunakan (dalam menit). Pada menu timer sebagai pengatur berapa lama waktu penyinaran yang di inginkan. Jika kita menginginkan penyinaran berjalan tanpa waktu yang diatur, kosongkan pengaturan waktu untuk timer (00:00) dan tekan tombol # (enter) pada keypad. Lalu tekan tombol A untuk mulai menjalankan timer dan lampu infra red akan menyala. 4. Blok LCD Merupakan rangkaian tampilan berupa LCD 2x16, dimana dikendalikan langsung oleh Mikrokontroler. 5. Blok EEPROM Work Hour Pada blok ini terdapat EEPROM AT24C04 yang berfungsi untuk menyimpan lamanya penggunaan lampu (Infra Red). 6. Blok pengendali lampu Berfungsi untuk mengendalikan lampu sesuai dengan sistem program mikrokontroler, dan mengatur intensitas lampu saat lampu menyala. 7. Blok lampu Lampu yang digunakan pada rangkaian ini adalah lampu infraphill 150 Watt, berwarna merah. Lampu dapat langsung digunakan pada tegangan 220 Volt. 8. Blok rangkaian sensor LDR Berfungsi untuk mengetahui kondisi lampu saat timer mulai dijalankan. Jika lampu tidak menyala saat timer mulai melimpah naik, maka akan muncul pesan >> Lamp Error << Pada display LCD. 9. Blok Buzzer Berfungsi sebagai indikator alarm bahwa penyinaran telah selesai.

5 65 Cara kerja alat : Saat alat akan digunakan kita harus menghubungkan alat ke PLN, tekan tombol ON/OFF pada bagian depan alat, jika alat mendapat tegangan sesuai dengan spesifikasi alat (220 VAC) maka indikator AC akan menyala dan Layar LCD juga akan menyala, tunggu beberapa detik akan muncul tampilan Work Hour (berapa lama lampu sudah digunakan) dan berikutnya akan muncul tampilan dimana kita diminta untuk memilih tekan A atau D. Jika dipilih menekan tombol A (timer), akan diminta untuk memasukkan berapa menit/detik lamanya penyinaran yang diinginkan, jika sudah tekan enter (tombol #), jika ingin kembali ke menu sebelumnya tekan B. Tampilan pada LCD akan berubah pada bagian kanan bawah akan terdapat tambahan tampilan waktu aktual yang akan tampil selama penyinaran berlangsung. Pada saat ini jika kita menekan tombol A (on) pada keypad maka mikrokontroller akan memberikan sinyal high ke rangkaian pengendali lampu, dan lampu akan menyala. Saat lampu menyala maka sensor LDR akan memberikan data (sinyal high) ke mikrokontroller dan timer akan mulai step up (melimpah naik). Jika saat mikrokontroller memberikan sinyal high ke rangkaian pengendali lampu dan lampu tidak dapat menyala, maka akan muncul pesan >>Lamp Error<< pada LCD. Display LCD akan kembali ke menu utama dan timer tidak akan step up. intensitas cahaya penyinaran dapat diatur dengan memutar potensio yang ada di bagian depan alat. Lampu akan off saat waktu aktual = waktu yang kita atur, atau jika kita menekan tombol D (Off) pada keypad saat timer berjalan, dan akan diikuti dengan bunyi buzzer yang menandakan bahwa penyinaran telah selesai. Waktu yang didapat selama penyinaran berlangsung akan secara otomatis di simpan di dalam IC EEPROM dan nilainya akan terus berakumulasi. Jika menekan tombol D (Life Time/Work Hour), LCD akan menampilkan total waktu keseluruhan sejak lampu pertama kali digunakan sampai saat terakhir digunakan (dalam satuan menit). Tampilan Work Hour ini hanya akan ditampilkan beberapa detik saja, jika sudah selesai maka tampilan LCD akan kembali ke tampilan awal.

6 PERENCANAAN PERANGKAT KERAS (HARD WARE) Setelah mengetahui cara kerja pesawat secara diagram blok, maka rangkaian dalam setiap blok direncanakan satu persatu terlebih dahulu sebelum pembuatan pesawat InfraRed Therapy berbasis mikrokontroller AT89S Perencanaan rangkaian Mikrokontroler AT89S52 Sistem pengendali utama pada modul yang penulis buat menggunakan single chip mikrokomputer buatan ATMEL atau biasa disebut dengan mikrokontroller, yaitu tipe AT89S52 yang compatible dengan keluarga MCS- 51 dan mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Sebuah CPU 8 bit Compatible dan berstandart MCS-51 4 Kbyte EEPROM Internal Frekuensi clock 0 Hz 33 MHz 32 Programmable I/O line yang terbagi menjadi 4 buah port dengan 8 jalur I/O 3 timer / counter 16 bit RAM internal 256 x 8-Bit ROM sebesar 4 Kbyte Prosesor Boolean (Variable 1 bit) Osilator internal dan rangkaian pewaktu Dapat mengakses memori eksternal maksimum sebesar 64 Kbyte program dan 64 Kbyte data 8 interrupt Supply 4.0 V Volt Pada modul yang penulis buat, CPU merupakan pemegang peranan yang sangat penting karena akan mengendalikan jalannya keseluruhan proses kerja dan sistem kerja pesawat. Sumber kerja yang digunakan adalah kontroler yang berasal dari kristal sebesar 12 Mhz. Dalam aplikasinya, CPU akan mendapat sinyal-sinyal masukan dan sinyal-sinyal keluaran pada port-portnya. CPU akan mengeluarkan sinyal untuk mengendalikan rangkaian pengendali kerja lampu, display, dan alarm (buzzer).

7 67 Data to LCD P 1.0 P 1.1 P 1.2 P 1.3 P 1.4 P 1.5 P 1.6 P 1.7 P 0.0 (AD0) P 0.1 (AD1) P 0.2 (AD2) P 0.3 (AD3) P 0.4 (AD4) P 0.5 (AD5) P 0.6 (AD6) P 0.7 (AD7) Baris Keypad Kendali LCD I/O to EEPROM R.Pengendali lampu Rangkaian buzzer R. Sensor LDR XTAL PF P 3.0 (RXD) P 3..1 (TXD) P 3.2 (INT0) P 3.3 (INT1) P 3.4 (T0) P 3.5 (T1) P 3.6 (WR) P 3.7 (RD) RST XTAL2 XTAL1 GND AT89S52 P 2.7 (A15) P 2.6 (A14) P 2.5 (A13) P 2.4 (A12) P 2.3(A11) P 2.2 (A10) P 2.1 (A9) P 2.0 (A8) EA/VPP ALE/PROG PSEN VCC Kolom Keypad Gambar 3.2 Input dan output Mikrokontroler AT89S52 Tabel 3.1 Rencana Input dan Output Mikrokontroller Mikrokontroller Keterangan Port 1.0 Port 1.7 Output data ke LCD ( 16 x 2 ) Port 3.0 Port 3.2 Kendali LCD Port 3.3 Port 3.4 I/O data EEPROM Port 3.5 Rangkaian pengendali Lampu Infrared Port 3.6 Kendali rangkaian buzzer Port 3.7 Input dari rangkaian sensor LDR Port 0.4 Port 0.7 Output ke baris pada keypad Port 2.4 Port 2.7 Input dari column keypad

8 ( 68 Untuk menampilkan semua informasi pada alat penulis menggunakan LCD sebagai display, dan menggunakan ( P1.0 P1.7 ) sebagai output untuk mengirimkan data yang akan ditampilkan pada LCD, untuk kendali LCD sendiri digunakan ( P3.0 P3.2 ). untuk jalur input output data ke IC EEPROM digunakan ( P3.3 P3.4 ), untuk rankaian pengendali lampu infrared menggunakan ( P3.5 ), untuk ranakaian buzzernya digunakan (P3.6), input dari rangkaian sensor LDR digunakan (P3.7), untuk baris pada keypad dihubungkan dengan (P0.4 P0.7), sedangkan column pada keypad dihubungkan dengan (P2.4 P2.7) Perencanaan rangkaian tombol pengaturan (keypad) Dalam mengoperasikan pesawat dan melakukan pengaturan waktu digunakan keypad, yang terdiri dari beberapa tombol yang berfungsi sebagai tombol pengaturan. Dari tombol keypad tersebut dapat melakukan beberapa pengaturan, diantaranya : 1. Tombol pemilihan timer 2. Tombolwork hour 3. Tombol start dan tombol stop P 0.4 P 0.5 P 0.6 P 0.7 P 2.7 P 2.6 P 2.5 P 2.4 ROW [1-4] COL [1-4] P04,P05,P06,P abc 3 def ghi jkl mno pqrs tuv wxyz A 0 B *+ #^ P27,P26,P25,P24 C D E F Gambar 3.3 Rangkaian Keypad Tombol Timer berfungsi untuk mengatur berapa lama waktu yang ingin digunakan untuk menyalakan lampu infrared. Tombol work hour digunakan untuk melihat berapa lama waktu yang sudah digunakan untuk

9 69 menyalakan lampu. Sedangkan tombol start dan stop berfungsi untuk memulai proses penyinaran dan menghentikan penyinaran. Baris 1 sampai dengan 4 pada keypad berturut turut dihubungkan dengan port 0.4 sampai dengan port 0.7; sedangkan kolom pada keypad dihubungkan dengan port 2.4 sampai dengan port Perencanaan Rangkaian display LCD Sesuai yang direncanakan pada bagian awal bab (spesifikasi alat), penulis menggunakan LCD sebagai tampilan informasi yang berhubungan dengan kinerja alat 2 x 16 Liquid Crystal Display LCD_LIGHT LCD_DB(7-0) LCD_DB[7..0] LCD_E LCD_RW LCD_RW LCD_RS LCD_RS LCD_E P P 1.7 P 3.0 P 3.1 P 3.2 VCC 10 K Gambar 3.4 Rangkaian LCD Pada rangkaian display LCD ini berfungsi untuk mengetahui waktu yang di atur dan waktu actual yang sedang berjalan, serta menampilkan berapa lama waktu (umur lampu) yang telah terpakai. Untuk itu kita membutuhkan suatu media yang dapat menunjukan hal tersebut, dalam hal ini media itu merupakan suatu acuan yang dapat menunjukkan waktu dan umur lampu atau lamanya kerja lampu yang telah digunakan oleh alat. Untuk itu penulis menampilkannya dalam bentuk LCD. Pada alat terapi infra red ini terdapat 2 pilihan pada display utama saat alat dihidupkan, yaitu tampilan A = timer dan D = work hour. Yang pertama display timer : jika kita menekan tombol A pada keypad, maka secara otomatis tampilan pada LCD akan berubah dan kita diminta untuk memasukkan berapa lama waktu yang kita inginkan untuk menyalakan lampu / biarkan terisi dengan 00:00 jika kita mengingikan menghidupkan lampu tanpa mengatur lamanya waktu penyinaran (manual). Jika sudah di atur waktu yang

10 70 diinginkan, tekan tombol # untuk enter atau tekan tombol B untuk kembali ke menu sebelumnya. dan tekan tombol A untuk menjalankan timer. Tombol A ditekan lampu akan menyala dan timer akan step up sampai waktu yang kita atur = dengan waktu aktual maka lampu akan mati. Atau tekan tombol B untuk mematikan lampu. Sedangkan tombol D = work hour, jika kita menekan tombol ini pada saat tampilan utama display muncul, maka display LCD akan menampilkan informasi berapa lama waktu yang telah dipakai untuk menyalakan lampu infrared dalam satuan menit. Tampilan akan berlangsung selama 5 detik, dan akan kembali otomatis setelah 5 detik ke menu utama LCD. Pada rangkaian LCD ini juga terdapat potensio meter yang fungsinya untuk mengatur terang gelapnya backlight dari LCD, penulis menggunakan Vr = 10 KΩ. Untuk data pada LCD digunakan port 1.0 port 1.7, LCD_E digunakan port 3.0, RS digunakan port 3.1, dan RW digunakan port Perencanaan Rangkaian EEPROM Untuk dapat menyimpan data work hour dari lampu perlu dibuat sebuah rangkaian yang fungsinya dapat menyimpan data dan dapat mengeluarkan data secara permanen (data tidak hilang meskipun catu daya tidak diberikan), untuk itu penulis memilih menggunakan EEPROM serial dengan jenis IC AT24C04, Pada rangkaian EEPROM ini IC dihubungkan ke mikrokontroller pada port 3.3 untuk Serial Clock dan port 3.4 untuk serial data. Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar VCC A0 A1 A2 WP VCC SCL SDA P 3.3 P GND AT24C04 Gambar 3.5 Rangkaian EEPROM

11 Perencanaan Rangkaian pengendali kerja lampu Agar kerja dari lampu infrared dapat dikendalikan oleh mikrokontroller diperlukan rangkaian tambahan yang input kendalinya dihubungkan langsung dengan port pada mikrokontroller. VCC Infra Red Lamp K/5W Opto TRIAC BT K P BC K Diac DB 3 Q J 220V/50HZ Gambar 3.6 Rangkaian pengendali kerja lampu Pada rangkaian ini, digunakan transistor sebagai saklar yang dihubungkan dengan port 3.5 yang berfungsi untuk mengendalikan kerja dari optotriac MOC 3021, apabila mikrokontroller memberikan sinyal high pada kaki basis transistor, maka transistor berfungsi sebagai saklar terbuka, dan jika mikrokontroller memberikan sinyal low maka transistor berfungsi sebagai saklar tertutup dan MOC akan bekerja. Saat MOC bekerja, maka secara otomatis sinyal AC akan masuk ke kaki gate pada TRIAC, akibatnya triac akan ON, secara otomatis sinyal AC akan mengalir ke lampu dan lampu akan menyala. Lampu akan mati ketika kaki gate sudah tidak mendapat trigger lagi, itu terjadi ketika mikro memberikan sinyal high ke kaki basis transistor, akibatnya transistor dalam keadaan terbuka dan optotriac akan off. Di dalam rangkaian pengendali kerja lampu ini juga terdapat rangkaian pengatur intensitas cahaya lampu yang dapat dijelaskan dengan gambar

12 72 Lampu InfraRed 200 K 4.7 K 104J Diac DB 3 Q4004 AC Gambar 3.7 Rangkaian Dimmer Pada rangkaian di atas penulis menggunakan VR 200KΩ, R 4.7KΩ, 1 buah capasitor yang dihubungkan seri dengan R. Maksud dari ketiga komponen yang dirangkai seri ini adalah untuk memberikan frekuensi yang berbeda ke kaki gate pada triac Q4004, dimana perubahan nilai frekuensinya dapat diatur dengan memutar nilai variable resistant. Makin lambat frekuensi yang diberikan ke kaki gate, maka semakin redup pula cahaya yang dihasilkan oleh lampu, itu karena sinyal ac yang diberikan ke lampu frekuensinya juga ikut lambat. Sebaliknya makin cepat frekuensi yang diberikan ke kaki gate, maka semakin terang intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Atau dapat dijelaskan juga bahwa prinsip kerja dari rangkaian ini yaitu dengan menahan tegangan AC (tidak dilewatkan) pada hingga sudut tertentu, baik untuk fasa positip maupun negatip. Tegangan ditahan karena triac dalam kondisi Off, ketika tegangan kapasitor mencapai tegangan ambang gate triac, maka triac akan On sehingga tegangan akan melewati beban (lampu). Karena On-Off dari triac dipengaruhi oleh tegangan kapasitor, maka besarnya sudut tersebut dipengaruhi langsung oleh besarnya nilai resistor dan kapasitor (konstanta waktunya). Semakin kecil konstanta waktunya, maka nyala lampu akan semaik terang, demikian juga sebaliknya.

13 Rangkain sensor LDR (light dependant ressistant) Untuk mengurangi kesalahan yang timbul kerja timer tanpa nyalanya lampu, penulis menggunakan sensor LDR guna mengecek apakah lampu menyala saat timer akan mulai menghitung naik. Jika lampu tidak menyala saat timer akan mulai menghitung, maka timer tidak akan berjalan dan pada LCD akan muncul pesan error Lamp Error. Rangkaiannya sendiri dapat dilihat pada gambar VCC P VCC K 10 K LDR Gambar 3.8 Rangkaian Sensor LDR Pada rangkaian di atas dapat dijelaskan VR (diatur 28K Ω) dan LDR sebagai rangkaian pembagi tegangan. Dimana perubahan nilai hambatan dari LDR akan mempengaruhi tegangan yang masuk ke dalam rangkaian comparator (inverting). Perubahan nilai resistansi LDR ini dipengaruhi oleh cahaya yang ditangkap oleh sensor tersebut. Makin terang cahaya yang ditangkap, maka nilai resistansinya akan berkurang, begitupun sebaliknya. Sehingga nilai tegangan yang masuk ke kaki inverting dapat dihitung LDR Vin ( ) = ( VCC ).(3.1) 28 K + LDR Masukan non inverting pada comparator di dapat dari VR 10KΩ, tegangan pada kaki non inverting ini dapat di atur dengan cara memutar nilai VR tersebut. Untuk rangkaian ini penulis mengatur nilai tegangannya = 3.6 volt.

14 74 Masukan inverting diperoleh dari pembagi tegangan antara VR dan LDR. Perubahan nilai tegangan ini lah yang selanjutnya akan dibandingkan dengan masukan dari kaki non inferting. Seperti yang telah dijelaskan pada bab II mengenai comparator, jika tegangan di kaki inverting > non inverting, maka output op amp akan mengeluarkan sinyal/tegangan saturasi negatif. Sedangkan bila tegangan pada kaki inverting < non inverting, maka output dari op amp akan mengeluarkan sinyal/tegangan saturasi positif. Selanjutnya output dari op amp akan masuk ke port 3.7 pada mikrokontroller Perubahan ini lah yang akan digunakan oleh mikrokontroller untuk mendeteksi apakah saat rangkaian pengendali lampu diberikan sinyal high untuk menyalakan lampu, lampu infrared akan menyala Rangkaian Buzzer Setelah di dapat waktu aktual = dengan waktu yang di set, atau di tekan tombol OFF saat lampu sedang menyala, maka buzzer akan berbunyi. Yang menandakan bahwa lampu mati / timer berhenti mencacah naik. Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar VCC BC P 3.6 Buzzer Gambar 3.9 Rangkaian Buzzer Jika kaki basis pada transistor mendapatkan sinyal high, maka transistor akan berfungsi sebagai saklar terbuka, dan buzzer akan off. Sedangkan bila kaki basis pada transistor mendapatka sinyal low, maka

15 75 transistor akan berfungsi sebagai saklar tertutup, sehingga tegangan arus pada VCC akan mengalir ke kaki buzzer dan buzzer akan berbunyi. 3.4 PERENCANAAN PERANGKAT LUNAK (SOFT WARE) Program Perangkat Lunak Dalam pembuatan modul ini, penulis melakukan pembuatan program yang digunakan untuk mengisi IC AT89S52. Perangkat lunak yang dirancang, dibuat dengan menggunakan bahasa assembly Mikrokontroler MCS-51. Program ini yang akan nantinya akan berfungsi untuk mengendalikan sistem kerja alat. Sebelum merancang perangkat lunak, terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan membuat flow chart (diagram alur). Diagram alur atau flow chart adalah suatu diagram yang menyajikan prosedur untuk menjalankan suatu program secara berurutan sesuai dengan yang direncanakan, hal ini dilakukan agar dalam pembuatan program tidak terjadi kerumitan.

16 76 Mulai Inisialisasi Home Display A = Timer D = Work Hour D Ambil data pada EEPROM Tampilkan data ke LCD selama 5 S A Masukkan waktu yang di inginkan B # = Enter B = Escape * *=Reset # A = On timer B = Escape B A On kan Lampu Lampu nyala??? Y Timer step up N Tampilkan pesan error pada LCD LAMP ERROR N Set = Act? Atau D ditekan? Y Lamp off, Time stop, kirm data time ke EEPROM, Gambar 3.10 Diagram alur alat Infra Red

17 77 Keterangan diagram alur : Alat dihubungkan ke PLN dan tombol swith On/Off ditekan maka mikrokontroler mulai membaca data yang telah dimasukan pada alamat yang sudah ditentukan programmer. Saat awal program berjalan, mikrokontroller akan melakukan inisialisasi mengenali alamat alamat dan register yang digunakan dalam pembuatan program. Setelah inisialisasi kemudian dilanjutkan dengan munculnya tampilah work hour beberapa detik seperti layaknya welcome screen pada layar hand phone. Setelah selesai dilanjutkan dengan tampilnya home display (tampilan utama) pada layar LCD, yang meminta kita untuk memilih menekan tombol A atau D. Jika kita menekan tombol D, maka mikrokontroller akan mengambil data work hour dari IC EEPROM dan datanya akan ditampilkan ke layar LCD selama 5 detik. Setelah 5 detik tampilan work hour akan kembali kembali ke home display. Jika kita menekan tombol A, maka mikrokokntroller akan merubah tampilan pada LCD dan kita diminta untuk memasukkan berapa lama waktu yang ingin kita atur untuk menyalakan lampu, atau biarkan terisi 00:00 jika kita menginginkan timer beroperasi secara manual (tanpa waktu yang di atur). Selanjutnya mikrokontroller akan menanyakan beberapa point ; apakah tombol # = enter ditekan? Jika ya, maka program dilanjutkan ke langkah dimana kita harus menekan Tombol A untuk mulai menghidupkan dan menjalankan timer. Apakah tombol * = reset ditekan? Jika ya, maka timer yang tadi sudah kita atur akan kembali lagi ke 00:00. Apakah tombol B = escape ditekan? Jika ya, maka tampilan pada layar LCD akan kembali ke tampilan sebelumnya. Saat tombol # ditekan, mikrokontroller akan menanyakan kembali untuk memulai menghidupkan dan menjalankan timer kita harus menekan tombol A, jika kita ingin kembali ke menu sebelumnya kita harus menekan tombol B. Saat tombol A ditekan,maka secara otomatis mikrokontroller akan menyalakan lampu, diikuti dengan pertanyaan ke bagian sensor LDR apakah

18 78 lampu menyala atau tidak. Jika lampu menyala, perintah dapat dilanjutkan dengan mulai mencacah naik timer. Jika lampu tidak menyala, maka mikrokontroller akan menampilkan pesan Lamp Error pada layar LCD dan program akan kembali ke awal, tampilan LCD kembali ke Home Display. Saat lampu menyala, dan sensor LDR memberikan informasi bahwa lampu menyala, timer mencacah naik. Lampu akan Off secara otomatis saat Time Actual = Time Setting, atau saat timer mencacah naik kita menekan tombol D. Selanjutnya buzzer akan berbunyi, lampu infrared off, timer berhenti menghitung, dan mikrokontroller mengirim data time tersebut ke IC EEPROM untuk Update Work Hour. Program akan kembali ke awal, dan tampilan LCD menampilkan Home Display Perangkat lunak pendukung yang digunakan Untuk membuat modul ini penulis melakukan pembuatan program untuk pengisian pada mikrokontroler AT89S52. Pembuatan program mikrokontroler biasanya melalui beberapa tahapan. Pertama adalah membuat source programnya, dengan bahasa pemrograman yang dikuasai. Jika bahasa yang digunakan adalah bahasa C, Pascal atau Basic maka source program dicompile ke bahasa mesin oleh suatu program compiler. Hasil program dapat di ujicoba terlebih dahulu yaitu secara simulasi perangkat lunak. Dengan simulasi perangkat lunak maka programmer dapat melihat hasil program melalui simulasi komputer. Bila hasil hubungan masukan-keluaran ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka dapat dilakukan debugging untuk mencari letak kesalahan program. Apabila telah siap, program dapat di write ke memori mikrokontroler. Berikut ini adalah bagan tahapan pemrograman.

19 79 Mulai Menulis Listing Program Tool : Text Editor Hasil : File.a51/.asm/.src Assemble Listing Program Tool : Assembler Ada Error? Y N Hasil : File.hex Debugging Simulasi Perangkat Lunak Sesuai Keinginan? N Y Download Program ke Chip Tool : Writer/Programmer Testing Sesuai Keinginan? Selesai Gambar 3.11 Bagan Tahapan Pembuatan Program

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah beberapa perencanaan alat pada bab III selesai, maka ada beberapa tahap yang akan penulis lakukan, dimana tahap tersebut, yaitu persiapan alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam merancang alat pengendali nyala lampu menggunakan media infra merah berbasis mikrokontroler terbagi atas dua pengendalian yaitu pengendalian dimmer atau terang redup lampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah Menggunakan ATmega16 Tegangan Frekuensi Daya : 220 V : 50-60 Hz : 300 Watt 4.2. Gambar

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN, PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER Ratih Puspadini, T. Ahri Bahriun Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALA Perancangan merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan alat. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan suatu proses perancangan dan perencanaan yang baik serta tepat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). 30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 Bakhtiar 1 dan Muzanni Reza 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Setelah beberapa perencanaan alat pada bab 3 selesai, maka ada beberapa tahap yang akan dilakukan, dimana tahap tersebut, yaitu pengumpulan dan pengolahan data yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER Nugroho: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN... 55 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGATUR PERIODA PENYEMPROTAN PADA ROOM DEODORIZER DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER Dody Nugroho

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 ABSTRAKSI Amri Arifianto, 000307 COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer, 005 Kata

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci