Peran Mingguan Chiao Hsing Dalam Menangani Masalah Tionghoa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Mingguan Chiao Hsing Dalam Menangani Masalah Tionghoa Indonesia"

Transkripsi

1 Peran Mingguan Chiao Hsing Dalam Menangani Masalah Tionghoa Indonesia Shi Xueqin 1 Mingguan Chiao Hsing (Majalah SADAR) adalah majalah yang didirikan oleh Siauw Giok Tjhan, tokoh politik peranakan Tionghoa. Sebuah majalah berbahasa Tionghoa yang berusaha memberikan pencerahan pandangan politik pada Tionghoa Indonesia. Ia mulai diterbitkan pada tahun 1954 dan di larang terbit pada tahun Sekalipun hanya terbit dalam waktu 6 tahunan, tetapi majalah ini telah memainkan peran besar dalam pencerahan pandangan politik untuk Tionghoa Indonesia, mendorong perubahan pemikiran politik Tionghoa Indonesia dan menjernihkan pengertian pada Tionghoa dalam melihat Indonesia. Ia berusaha menghilangkan pandangan rasisme, mendorong pembangunan Nasion Indonesia yang harmonis, melindungi hak politik warganegara Tionghoa Indonesia, dan berperan dalam upaya mempererat Persahabatan Tiongkok dan Indonesia. Mingguan Chiao Hsing yang didirikan Siauw Giok Tjhan pada tahun 50-an ini, telah berperan dalam mendidik Tionghoa Indonesia untuk memiliki kesadaran politik dan menjadi penerang politik bagi Tionghoa Indonesia. Ia menempati posisi yang paling penting dalam sejarah perjuangan politik, khususnya editorial editorial Mingguan Chiao Hsing dan berbagai tulisan komentar analisa politik yang dimuat di dalamnya. Tidak bisa diragukan bahwa dari editorial dan analisa-analisa politik tersebut, orang bisa mengerti situasi politik internasional ketika itu, situasi politik Indonesia dan sumbangsih Tionghoa di Indonesia. Selain masalah internasional, fokus utama para analisa politik tersebut adalah perkembangan politik Indonesia dan masa depan Tionghoa di Indonesia. Tulisan-tulisan ini menampilkan keteguhan prinsip dan visi politik jauh ke depan. Analisa-analisa-nya objektif dan bijaksana. Jelas menunjukkan wawasan luas Siauw Giok Tjhan. Isi Mingguan Chiao Hsing sangat padat mencakup banyak bidang terdiri dari 1 Shi Xue Qin adalah seorang profesor dari Universitas Xia Men dan wakil ketua Akademi Penelitian Pasifik Selatan 1

2 editorial, dalam negeri (Indonesia), komentar, Internasional, ulasan politik dalam negeri, masalah pemuda (menyiarkan tulisan dan opini pemuda Tionghoa), kebudayaan Indonesia (penulisan Cerpen dan sajak), sejarah dan ilmu bumi Indonesia, pelajaran bahasa Indonesia, informasi tentang Industri Indonesia, ekonomi dan politik, Laporan tentang Tiongkok dan masalah Tionghoa Indonesia dan lain-lainnya. Sampul majalah lebih banyak berbentuk karikatur politik, sedangkan sampul belakang seringkali memuat lagu-lagu rakyat Indonesia atau lagu-lagu revolusioner Indonesia. Isinya sangat kaya. Layak untuk dibaca untuk memahami masalah Tionghoa Indonesia dan politik internasional, ekonomi politik Indonesia, sejarah dan bumi Indonesia, tradisi budaya dan usaha mempererat hubungan persahabatan Tiongkok-Indonesia secara komprehensif. Mingguan Chiao Hsing disambut hangat oleh masyarakat Tionghoa Indonesia. Jumlah pelanggan banyak, tidak hanya di Jakarta tapi juga tidak sedikit pelanggan dari berbagai pulau di luar Jawa. Untuk mempercepat jangkauan ke luar Jawa, sejak tahun 1958, Mingguan Chiao Hsing dikirim dengan Pos-Udara. Sehubungan peringatan 100 Tahun Siauw Giok Tjhan, saya gembira mengetahui Huakiao asal Indonesia di Hongkong menyelenggarakan Seminar dan gembira memperoleh kehormatan untuk ikut menghadiri dan mengajukan sebuah pemikiran dangkal. Makalah ini berusaha menelusuri dan menganalisa Editorial Mingguan Chiao Hsing pada tahun Mengapa saya memilih Chiao Hsing tahun 1958? Pertama, keterbatasan waktu dan syarat objektif di mana Mingguan Chiao Hsing yang berada di perpustakaan Universitas Xia Men Akademi South Pasifik tidak lengkap. Kedua, tahun 1958 adalah tahun menentukan setelah Indonesia Merdeka. Indonesia sedang menghadapi pemberontakan separatisme, intervensi luar negeri, menghadapi tantangan serius mempertahankan kedaulatan wilayah negara. Melalui editorial tahun 1958 yang mencerminkan pandangan Siauw Giok Tjhan dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan; melawan intervensi luar negeri; pembangunan nasion Indonesia; mempererat hubungan Tiongkok Indonesia dan penyelesaian masalah Tionghoa di Indonesia, diharap diikuti bersama di dalam seminar ini. Dalam waktu bersamaan, saya ingin menyatakan rasa hormat dan 2

3 kagum sedalam-dalamnya pada visi politik bung Siauw Giok Tjhan yang memiliki visi jauh ke depan dan melampaui zaman. Ada 42 tulisan yang berbentuk editorial di dalam majalah Chiao Hsing yang terbit pada tahun Daftarnya sebagai berikut (No 30 dan no 49 tidak ada): No. Majalah Judul Editorial 1/1958 Menyambut Tahun Baru /1958 Perjuangan Persatuan Rakyat Indonesia dan Rakyat Asia-Afrika 3/1958 Rumor Pembentukan Negara Sumatera 4/1958 Perjalanan KSAD di Sumatera dan Negara Sumatera 5/1958 Mendorong Sekuat Tenaga Gerakan Menguasai Bahasa Indonesia 6/1958 Bantuan Yang Tulus Tanpa Pamrih 7-8/1958 Pemberontak Jalan Ke mana? Menghitung Nasib Ahmad Husein 9/1958 Pemerintah Revolusioner Tenggelam dalam Defensif 10/1958 Jalan Perundingan Menemui Jalan Buntu 11/1958 Mengalahkan Siasat Intervensi Dalam Negeri lebih lanjut AS 12/1958 Menyoroti Peristiwa Militer Medan 13/1958 Harus Mengambil Sikap dan Tindakan Tegas terhadap Klik KMT-Chiang Kai Sek 14/1958 Kutuk Klik KMT/Chiang 15/1958 Menjawab Tantangan Jaman 16-20/1958 Lahirnya Pancasila Dasar Negara 21-26/1958 Pekerjaan Kabinet Setelah di Perkuat 27/1958 Menjadi Warga Indonesia Yang Mulia 28/1958 Perkokoh Persatuan Bangsa: Laporan Siauw Giok Tjhan Di depan Kongres ke-5 BAPERKI 29/1958 Menentang Tentara AS Mengagresi Libanon 31/1958 Pemilihan Umum Dan Komunitas Tionghoa 32/1958 Memperbincangkan Mulai Dari Terbentuknya Partai Politk Indonesia 33/ Tahun RI : Tahap Baru Memperjuangkan Masyarakat Adil Dan Makmur, Melancarkan Rehabilitasi dan Konstruksi 34/1958 Menghadapi Tahun Yang Penuh Tantangan 35/1958 Dengan Tuntas Membersihkan Klik KMT-Chiang 36/1958 Masalah Investasi Modal Asing 37/1958 Mendukung Perjuangan Adil Rakyat Tiongkok 38/1958 Pemerintah menempuh jalan Avonturis 39/1958 Memperbincangkan Pemerintah Menunda Pemilu 40/1958 Hormat Pada Seluruh Prajurit-Perwira Angkatan Darat, Laut dan Udara 41/1958 Panglima Tertinggi Inspeksi Ketiga Angkatan 3

4 42/1958 Rakyat Negara Kita Menentang Keras Kompromi 43/1958 Beberapa Masalah Gerakan Perdamaian Negeri Kita 44/1958 Demokrasi Terpimpin Atau Diktatur Militer 45/1958 Ada Kesalahan Dikoreksi, Waspada Jika Tidak ada Salah 46/1958 Warisi Tekad Juang Pahlawan, Menyelesaikan Perjuangan Revolusi Bangsa 47/1958 Memperbincangkan Memperpanjang Peperangan Dan SOB 48/1958 Masalah Modal Tionghoa 50/1958 Sumbangan Demi Perdamaian Dunia 51/1958 Pelajaran Nyata 52/1958 Perkokoh Persahabatan Rakyat Indonesia Dan Yugoslavia Para Editorial yang menganalisa masalah politik dalam dan luar negeri yang dihadapi Indonesia, pada pokoknya mengajukan beberapa hal: 1. Dengan teguh mempertahankan Kesatuan Wilayah Indonesia, melindungi persatuan bangsa Indonesia, menentang pemberontakan bersenjata dan gerakan separatisme, menentang subversi kekuatan Barat terhadap dalam negeri Indonesia yang didalangi AS. 2. Memperhatikan masalah demokrasi di Indonesia, mendukung Pancasila Dasar Negara Indonesia, mendukung sistem politik Demokrasi Terpimpin Soekarno dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur. 3. Fokus pada integrasi Tionghoa, naturalisasi dan masalah partisipasi politik, konsekwen menentang diskriminasi rasial, melindungi hak suku minoritas dan mendorong maju persatuan besar bangsa Indonesia. 4. Mendesak Pemerintah Indonesia mendukung Republik Rakyat Tiongkok dan menentang klik Chiang Kai Sek di Taiwan. Mengutuk klik Chiang Kai Sek yang memberi dukungan dan membantu Pemberontakan Sumatera Utara. 5. Mendorong Persatuan Asia-Afrika, menentang kolonialisme dan Imperialisme dalam agresi militer terhadap negara-negara Asia-Afrika, melindungi perdamaian dunia. Mengingat keterbatasan waktu, makalah ini menyoroti analisa tentang masalah Tionghoa Indonesia yang ada pada Editorial Mingguan Chiao Hsing tahun 1958 untuk dipertimbangkan. Ada 5 editorial yang secara khusus memperbincangkan masalah politik, ekonomi dan pendidikan Tionghoa Indonesia dan peranakannya. Editorial No.1/1958 Menyambut Tahun Baru 1958, mengharapkan Tionghoa Indonesia dengan menyatakan: Peranakan Tionghoa Indonesia adalah salah satu suku minoritas dalam 4

5 bangsa Indonesia, sedangkan Huakiao adalah warga perantau Tionghoa Republik Rakyat Tiongkok. Kita yang tergolong keturunan berdarah Tionghoa, baik warga peranakan Tionghoa maupun Huakiao, tidak peduli sebagai suku bangsa Indonesia maupun sebagai warga Diaspora, memiliki kepentingan bersama di Indonesia. Kita semua mengharapkan Indonesia bisa mengikis habis sisa kolonialisme dan berhasil mendapatkan posisi penting di dunia Internasional. Nasib Indonesia berkaitan erat dengan kepentingan kita masing-masing, oleh karenanya kita semua harus memperhatikan dan peduli akan keadaan dan hari depan Indonesia, harus menyumbangkan tenaga dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, perjuangan mencapai demokrasi dan pembangunan masyarakat adil dan makmur. (1/1958, Hal.2) Pernyataan Editorial Menyambut Tahun Baru ini, mendapatkan sambutan positif politikus Indonesia. Wakil Ketua DPR Indonesia, Zainul Arifin di Edisi Khusus Tahun Baru Mingguan Chiao Hsing, dalam kata sambutan Menyongsong Tahun Baru menyatakan: Melalui Mingguan Chiao Hsing, saya mengharapkan seluruh warga Indonesia keturunan Tionghoa, sebagaimana diutarakan dalam Manifes Politik bisa menjadi patriotik sejati, dengan penuh kesadaran ikut memberikan sumbangan pikiran dan tenaga dalam perjuangan bangsa dan memecahkan masalah yang dihadapi. (Hal.3) Ketua Badan Intelejen Indonesia, Sudibyo menganggap: Khususnya keunggulan, kemampuan, ketrampilan dan pengalaman komunitas Tionghoa di bidang ekonomi dan perdagangan, bisa dikembangkan dan berperan lebih penting dalam tugas pembangunan. (Hal.4) Gubernur DKI Jakarta, Soediro juga menyatakan: Menurut pendapat saya, yang dihadapi bangsa kita sekarang ini, terutama yang dihadapi pendukung dan pembaca setia Mingguan Chiao Hsing, pintu terbuka lebar bagi kalian untuk menggunakan dana, pikiran dan tenaga ikut serta aktif dan berpartisipasi dalam perjuangan membebaskan Irian, membuktikan kehangatan dan kesetiaan kalian pada Bangsa dan Tanah air Indonesia! Sebagai warga Indonesia biasa, seorang pembaca menulis: menyatakan kesediaan ikut bersama rakyat Indonesia dalam perjuangan merebut kembali Irian Barat! Siauw dalam editorial Menyambut Tahun Baru itu, juga menyerukan: Kita 5

6 semua mengharapkan dipercepatnya proses persatuan bangsa. Di dalam persatuan bangsa itu hanya ada satu hak dan kewajiban yang sama dan adil bagi semua warga negara. Seandainya saja dalam kehidupan sehari-hari kita semua bisa mewujudkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, maka proses mempercepat kesatuan Bangsa akan terjadi. Setiap warga harus bisa konsekwen untuk tidak mengutamakan etnis keturunan darah, tetapi setiap saat mengutamakan kepentingan Rakyat Indonesia secara keseluruhan. Setiap warga bisa bebas dari pertengkaran mendahulukan keinginan sendiri, bisa mempererat kesungguhan kerjasama, mempercepat pembangunan bangsa tanpa rasisme, tidak saling menyisihkan satu sama lain, hidup bersama dalam masyarakat tanpa rasa takut disingkirkan dan bebas dari kemiskinan (1/1958, Hal.10). Sepenggal kalimat yang memanifestasikan pandangan politik Siauw Giok Tjhan untuk persatuan bangsa dan kesederajatan bangsa yang adil. Kesederajatan bangsa yang dianjurkan Siauw Giok Tjhan, tidak hanya sederajat bangsa dalam hak politik, tetapi juga kesederajatan budaya untuk setiap suku-bangsa. Menghadapi sementara Tionghoa yang umumnya beranggapan bahwa kebudayaan Tionghoa lebih unggul ketimbang kebudayaan Indonesia, atau nilai kebudayaan Tionghoa lebih tinggi ketimbang kebudayaan Indonesia, Mingguan Chiao Hsing No.5/1958 mengeluarkan editorial berjudul Sekuat Tenaga Mendorong Gerakan Menguasai Bahasa Indonesia. Editorial ini berlatar belakang menghadapi keputusan Pemerintah melarang anak-anak Warganegara Indonesia bersekolah di Sekolah Tionghoa. Mereka diharuskan bersekolah di sekolah Nasional Indonesia. Banyak Tionghoa menganggap keputusan ini terlalu tergesa-gesa tanpa perhitungan masak. Sangat tidak masuk akal dalam pelaksanaan, sehingga tidak sedikit orang-tua murid warga negara Indonesia menentang dan mengajukan protes keras. Editorial Mingguan Chiao Hsing memberikan analisa objektif tentang arti penting menguasai bahasa Indonesia, Mengapa anak-anak peranakan Tionghoa tidak tertarik masuk sekolah Indonesia, disebabkan karena mereka beranggapan kebudayaan Indonesia lebih rendah dari kebudayaan Tionghoa, sehingga lebih baik sekolah Tionghoa ketimbang sekolah Indonesia. Pandangan demikian tidak hanya ada di kalangan Huakiao, tetapi juga di kalangan peranakan Tionghoa yang Warganegara Indonesia. 6

7 Editorial itu secara tegas menentang pemikiran teori Keunggulan Budayaan ini. Sanggahnya: Sebagai Huakiao dan peranakan Tionghoa, tentu saja boleh menekankan kebudayaan dan bahasa Tionghoa dari bangsa Tionghoa. Sikap demikian ini sedikitpun tidak bertentangan dengan upaya pemahaman kebudayaan dan bahasa Indonesia. Kita harus sepenuhnya mendukung pandangan Siauw Giok Tjhan dan kelompok progresif lainnya, berjuang melindungi kebudayaan suku Tionghoa dan memberikan hak yang adil untuk mempertahankan dan mendidik kebudayaan mereka sendiri. Tetapi kita tidak boleh karena keputusan Departemen Pendidikan dianggap tidak masuk akal lalu menentangnya dengan mengabaikan arti penting belajar bahasa Indonesia hanya karena ingin mempertahankan kebudayaan dan bahasa Tionghoa. Editorial lebih lanjut menunjukkan arti penting bagi Peranakan Tionghoa dan Huakiao menguasai bahasa Indonesia, pertama Menguasai bahasa Indonesia sesuai dengan kepentingan vital kita semua. Karena penguasaan bahasa akan memudahkan bagi kita menyesuaikan diri dengan lingkungan. Setelah menguasai bahasa Indonesia dengan baik kita semua bisa langsung membaca koran Indonesia dan mengerti dengan baik ketentuan, peraturan hukum yang dikeluarkan Pemerintah, dan menjadi seirama dengan dinamika bangsa Indonesia. Dengan demikian kita juga bisa lebih mudah dan erat berkomunikasi dengan orang Indonesia dan peranakan Tionghoa yang sudah tidak lagi bisa bahasa Tionghoa, dan yang lebih penting bisa mengurangi kemungkinan adanya kesalah-pahaman dan kecurigaan. Kedua, Dengan menguasai baik bahasa Indonesia kita bisa lebih mudah ikut mendorong hubungan persahabatan Indonesia-Tiongkok. Di Indonesia, seandainya saja peranakan Tionghoa dan Huakiao bisa mengembangkan kemampuan dengan baik yang akan bermanfaat untuk usaha memperkokoh persahabatan Indonesia-Tiongkok. Peranakan Tionghoa dan Huakiao harus belajar dan menguasai dengan baik bahasa Indonesia. Terakhir, Editorial menganjurkan bahwa gerakan belajar bahasa Indonesia akan sangat berperan untuk hari depan peranakan Tionghoa dan Huakiao.. Ia menandaskan bahwa mengabaikan belajar bahasa Indonesia adalah sebuah kesalahan serius. Perkembangan setahun terakhir ini membuktikan keadaan peranakan Tionghoa dan Huakiao di Indonesia sangat serius. Kalau kita tidak mengubah sikap dalam hubungan kita dengan bangsa Indonesia secara cepat dan efektif, sulit dibayangkan apa yang akan terjadi dengan hari depan kita. Untuk 7

8 menyesuaikan diri dengan perkembangan, kita harus membuat rencana bertahap, bahkan segera melaksanakan serentetan tugas. Salah satu langkah yang sangat penting dan berarti adalah mendorong sebisanya gerakan belajar bahasa Indonesia. Kita semua harus mengembangkan gerakan belajar bahasa Indonesia secara massal di kalangan masyarakat peranakan Tionghoa dan Huakiao. (5/1958, Hal.1) Dari sini kita bisa lihat bahwa Mingguan Chiao Hsing adalah penggerak utama gerakan belajar bahasa Indonesia. Sejak akhir tahun 1957 Mingguan Chiao Hsing sudah mulai dengan melangsungkan seksi pelajaran bahasa Indonesia. Seksi ini dibagi dalam 3 bagian: terjemahan berita aktual, istilah dan penelitian terjemahan dan tata bahasa Indonesia. Isi pokok seksi ini dengan sendirinya sangat berguna dalam usaha mendorong agar peranakan Tionghoa dan Huakiao belajar menguasai bahasa Indonesia. Siauw Giok Tjhan selalu dengan teguh mendorong Tionghoa Indonesia menjadi Warganegara Indonesia dan di atas dasar persatuan Bangsa mendapatkan perlakuan adil dan sederajat. Dengan judul Berusaha Menjadi Warganegara Indonesia yang terhormat Editorial menulis:... Untuk orang-orang yang tidak bisa kembali ke Tiongkok karena berbagai alasan atau yang ingin tinggal di Indonesia untuk jangka panjang, menjadi warganegara Indonesia adalah jalan yang paling sesuai dengan kepentingan jangka panjang maupun kepentingan diri sendiri. Tindakan ini juga menguntungkan persahabatan Indonesia Tiongkok. Untuk Tionghoa yang naturalisasi menjadi Warganegara Indonesia, editorial juga tegas mengharapkan: Huakiao yang sudah menjadi warganegara Indonesia dan juga Peranakan Tionghoa yang menetap tinggal di Indonesia, jangan memisahkan nasib hidupnya dengan rakyat luas Indonesia, kita sudah seharusnya berjuang di atas jalan yang sama, bersama-sama dengan rakyat Indonesia menciptakan masyarakat yang membawakan kehidupan bahagia dan keindahan bagi kita semua dan diri sendiri. Sebaliknya juga tidak ada alasan untuk menuntut perlakuan istimewa. Sebagai seorang warga negara Indonesia, kita tidak bisa mengulurkan tangan meminta pada Republik Indonesia, tapi bersikap memberi. Sebaliknya juga tidak bisa bersikap hanya memberi tapi tidak meminta. Dengan kata lain, kita tidak bisa semata-mata hanya menuntut Hak tapi tidak melaksanakan kewajiban, juga tidak bisa dituntut kewajibannya saja tanpa diberikan hak yang adil. Editorial menambahkan: Oleh karena itu untuk menjadi seorang warganegara 8

9 Indonesia yang baik, disamping harus mentaati ketentuan aturan kewarganegaraan juga harus siap hidup senasib dengan Rakyat Indonesia, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, bersama-sama berjuang mengatasi masalah yang dihadapi dan menjadikan aspirasi rakyat aspirasi kita sendiri. Kita harus melepaskan segenap kehendak diperlakukan istimewa. Kita tidak boleh menganggap naturalisasi sebagai formalitas saja. Sikap demikian adalah sebuah kesalahan besar. Hanya dengan demikian kita bisa menyesuaikan sikap dengan kepentingan pribadi, menguntungkan usaha mendorong maju persahabatan Indonesia-Tiongkok, menguntungkan Republik Indonesia. Inilah kata-kata tulus yang tak perlu diragukan lagi berdampak positif pada naturalisasi politik dan identitas Tionghoa Indonesia. (27/1958, Hal.2) Patut diajukan bahwa Mingguan Chiao Hsing dengan tegas menyatakan prinsip Tionghoa berintegrasi dengan rakyat Indonesia. Dasar pemecahan masalah Tionghoa Indonesia adalah membasmi diskriminasi rasial dan chauvinisme/nasionalisme yang cupat. Di dalam satu tulisan yang berjudul Resolusi Masalah Tionghoa Indonesia di edisi 41/1958, menghadapi Sidang Pleno ke 2 Kongres Ekonomi Nasional Indonesia (KENSI) yang menyatakan kekuatan ekonomi Tionghoa Indonesia lebih kuat dari pribumi. KENSI menyodorkan ketentuan masa peralihan panjang dengan meneruskan diskriminasi terhadap Tionghoa. Ia mengajukan pula pandangan absurd agar Kelompok Tionghoa bisa secara sadar menyesuaikan kehidupan bersama Bangsa Indonesia. Mingguan Chiao Hsing menanggapinya: Mendasarkan definisi ekonomi kuat dan lemah atas dasar keturunan dan mengaitkannya dengan hak politik warga negara adalah sangat tidak adil dan tidak pantas. Di samping itu, tulisan di Chiao Hsing ini menyatakan bahwa mengabaikan adanya keaneka-ragaman budaya dan tradisi suku yang berbeda dan juga kepercayaan agama yang beraneka ragam sambil menuntut Kelompok Tionghoa bisa secara sadar menyesuaikan kehidupan bersama Bangsa Indonesia, bertentangan dengan tradisi politik dan kebudayaan Indonesia yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika. Tulisan lebih lanjut menyerukan: Demi mempertahankan persatuan Bangsa Indonesia, kita semua harus belajar lebih keras, berani mengoreksi kesalahan pikiran sendiri, kesalahan langgam hidup dan berusaha keras menyesuaikan diri dengan keadaan objektif di Indonesia; Di lain pihak harus bersatu padu, secara aktif 9

10 menentang pandangan diskriminasi rasial, di dalam satu barisan menentang pikiran chauvinisme, memblejeti, menyingkap dan membasmi secara menyeluruh pandangan diskriminasi-rasial dan chauvinisme, membangun cita-cita perjuangan Revolusi Agustus 1945 dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Keterlibatan Tionghoa Indonesia di bidang politik adalah langkah integrasi yang harus dilalui Tionghoa Indonesia dan Huakiao yang naturalisasi dan juga merupakan keharusan untuk melindungi hak. Editorial Mingguan Chiao Hsing No. 31/1958 yang berjudul Pemilu dan Warga peranakan Tionghoa Indonesia membicarakan arti penting ikut sertanya Tionghoa Indonesia dalam pemilu, mendesak warga peranakan Tionghoa memperhatikan dan dengan aktif ikut serta dalam pemilihan umum. Editorial menyatakan: Warga peranakan Tionghoa harus menyadari pentingnya pemilu, hak memilih tidak hanya semata-mata merupakan hak politik, tapi juga merupakan kewajiban politik yang sakral. Hanya dengan demikian, kita baru bisa secara tepat mengikuti dinamika pemilu, dan bisa memilih pimpinan yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat. Warga peranakan Tionghoa harus berhati-hati, berani dan tepat menentukan pilihan, menampilkan Partai dan tokoh yang bisa mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia. (31/1958, Hal.1) Editorial ini dengan menunjukkan bahwa ia mendorong Tionghoa Indonesia terlibat dalam politik, berusaha mengubah pandangan Tionghoa untuk menggunakan jalur hukum dan politik memperjuangkan tuntutan dan melindungi hak warga Tionghoa yang sah. Editorial Mingguan Chiao Hsing kerap menyinggung masalah ekonomi yang berkaitan dengan posisi Tionghoa. Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa Tionghoa unggul dalam bidang perdagangan dan memainkan peran besar dalam perkembangan ekonomi. Hal ini menyebabkan sementara pejabat pemerintah kanan setelah kemerdekaan bertindak untuk mendiskriminasikan pedagang Tionghoa, demi memperkecil perannya, dengan tujuan menyisihkan pedagang Tionghoa untuk diganti dengan pedagang-pedagang pribumi. Ada dua editorial pada tahun 1958 yang khusus menyinggung masalah ekonomi berjudul: Ada Kesalahan dikoreksi, Waspadalah kalau tidak ada dan Masalah Modal Huakiao. 10

11 Yang pertama memperingatkan warga Tionghoa untuk menyimak komentar i Kolonel Tahir, KODAM teritorial I DKI Jakarta Raya, yang di hadapan wartawan Antara tentang tuntutan Tionghoa mencapai persamaan hak. Kolonel Taher mengkritik: Kesamaan Hak yang dituntut warga Tionghoa hanya di bidang ekonomi, sedang di bidang lain sedikit bahkan tidak hendak disamakan. Pertama harus diingat, bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang sama. Misalnya, boleh dikata sedikit atau bahkan tidak ada terdengar warga Tionghoa bersedia menyumbangkan tenaga mereka dalam Barisan Keamanan Kampung, berkecimpung dalam berbagai kegiatan ketertiban, dll. Editorial juga menyatakan: Golongan Tionghoa harus merenungkan perkataan Kolonel Taher itu, dan menganggapnya sebagai sebuah obat pahit mujarab atau kata-kata mutiara, Dia tidak menentang tuntutan Tionghoa mencapai persamaan hak dengan warga Indonesia umumnya, tapi yang ia kelukan adalah tuntutan warga keturunan asing berat yang berfokus kepada kesamaan hak dalam bidang ekonomi saja, dan tidak di semua bidang lain. Oleh karena itu Kol. Taher menganggap warga keturunan asing Indonesia hanya bisa Meminta, tapi tidak memberi. Editorial ini secara positif mendukung ajakan Kol. Taher, sebagai seruan pada warga Tionghoa Indonesia untuk lebih aktif dalam segala kegiatan politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Dan karena ketika itu masyarakat Indonesia sedang bersiaga mengangkat senjata melindungi keamanan dan kedaulatan tanah air, dengan sendirinya warga Tionghoa seharusnya menggunakan kesempatan untuk menunjukkan loyalitas dan kesetiaan pada tanah airnya Indonesia,. Editorial akhirnya menandaskan: sadarlah kalian, di masyarakat Indonesia masih ada sementara orang yang dengki dan rasis terhadap golongan Tionghoa. Oleh karenanya kita harus lebih keras menuntut pada diri sendiri dan selalu introspeksi, jadikanlah kata-kata yang menyindir dan kritik pedas sebagai cermin cerah melihat kesalahan sendiri. Selalu bersikap positif, ada Kesalahan dikoreksi, Waspadalah kalau tidak ada. Sikap demikian tidak merugikan orang lain sebaliknya menguntungkan diri sendiri. Editorial ini menunjukkan bahwa masalah paling mendasar pada waktu itu yaitu diprioritaskannya masalah ekonomi, tapi mengabaikan keterlibatan dalam politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Ia mendorong komunitas Tionghoa untuk memperhatikan perjuangan politik Indonesia dan usaha menciptakan kesejahteraan sosial masyarakat, sehingga hari depan warga Tionghoa-pun lebih baik. Editorial ini dengan jitu menunjukkan penyakit kronis yang ada dengan kata-kata yang 11

12 membangun. Editorial yang kedua: Masalah Modal Huakiao (48/1958) menganalisa perbedaan sikap masyarakat terhadap modal Tionghoa dan jalan keluar di Indonesia. Editorial beranggapan bahwa ada 2 pandangan yang berbeda. Pertama, Komprador yang mewakili kepentingan kapitalisme dan imperialisme, berpandangan modal Tionghoa harus disingkirkan. Mereka berusaha keras untuk menggantikan dan mengambil alih berbagai perusahaan yang dikelola Tionghoa untuk kemudian dijadikan milik kapitalis Indonesia nasionalis. Bersamaan dengan itu berusaha keras membatasi bahkan menghilangkan jumlah pengusaha Tionghoa di Indonesia, mengurangi pesaing pengusaha Indonesia nasionalis dalam menjalankan usaha. Editorial lebih lanjut menyatakan sekelompok orang ini di satu pihak mewakili kepentingan imperialisme dan selalu berusaha membangkitkan gerakan kerusuhan anti-tionghoa sebagai tujuan politiknya. Di pihak lain hendak menggunakan berbagai ketentuan pemerintah untuk mengembangkan kekuatan sendiri, meraih keuntungan ekonomi lebih besar lagi. Editorial juga menganalisa pandangan golongan yang mewakili kepentingan rakyat banyak dalam memandang modal Tionghoa, yang beranggapan: Masalah pokok dan yang harus diutamakan dewasa ini adalah kontradiksi dasar antara rakyat seluruh negeri dengan modal monopoli asing. Modal peranakan Tionghoa dan modal Huakiao harus digunakan sebaik mungkin untuk membangun ekonomi Indonesia. Modal Huakiao sudah dijalankan turun menurun dengan pengalaman dagang yang kaya, dan keuntungan yang didapatkan modal Tionghoa tidak dibawa keluar, jadi merupakan bagian penting modal domestik. Pandangan golongan ini mengusulkan menggunakan modal Tionghoa sebaik mungkin untuk mendorong kemajuan ekonomi nasional sehingga bisa lebih cepat mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Editorial mengkritik pandangan pertama: Usaha yang dijalankan tidak membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Kebalikannya, hanya memelihara segelintir klas kapitalis komprador menjadi lebih gemuk. Pandangan semacam ini bukan saja membiarkan mayoritas rakyat tetap miskin, tetapi juga membuat kesenjangan sosial yang menimbulkan kerusuhan sosial dan sepenuhnya melanggar komitmen pemerintah Indonesia yang ingin melaksanakan Resolusi Konperensi Asia Afrika: menggalang persahabatan negara-negara Asia Afrika, dan 12

13 sekaligus mengkhianati harapan dan kepentingan seluruh Rakyat Indonesia. Editorial lebih lanjut menandaskan: Pandangan kedua akan berperan mendorong kemajuan masyarakat Indonesia dan kehidupan rakyat Indonesia ke tingkat lebih tinggi. Seandainya Negara bisa dengan bijaksana menggunakan modal dan pengalaman Tionghoa, membantu mereka berkembang, Huakiao dan modal-nya akan menguntungkan usaha pembangunan nasional dan berguna untuk kepentingan rakyat Indonesia. Bersamaan dengan itu, editorial juga menyatakan Pihak pedagang Huakiao harus menyadari pula bahwa mereka sedang menghadapi perubahan zaman, harus pandai menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan tidak hanya merindukan masa lalu sambil menuntut lebih banyak demi kebaikan hari depannya. Mereka harus realistik dalam menuntut perlindungan, membantu pembangunan nasional rakyat Indonesia. Ini adalah jalan keluar bagi modal Huakiao. Melalui Editorial-editorial Mingguan Chiao Hsing 1958 yang berkaitan dengan masalah peranakan Tionghoa, kita bisa mengenal dengan baik upaya Siauw Giok Tjhan dalam mempersatukan peranakan Tionghoa dengan Bangsa Indonesia dan konsepnya berintegrasi dengan bangsa. Pada tahun 50-60an telah berkibar tinggi panji nasionalis Indonesia, teryutama ketika perang dingin memanas. Siauw yang berpandangan jauh dengan tepat mendasarkan pandangannya atas sejarah dan menyodorkan visi politik jauh ke depan, visi yang berkaitan dengan keterlibatan Tionghoa dalam politik dan ekonomi Indonesia. Apa yang ia anjurkan memiliki dampak yang sangat berpengaruh. Layaklah ia menjadi seorang tokoh dan pemimpin yang menyadarkan komunitas Tionghoa Indonesia. Walaupun waktu sudah lewat sekian lama dan lembaran sejarah sudah membuka halaman baru, pemikiran Siauw Giok Tjhan tetap memperkuat integrasi Tionghoa Indonesia dalam bangsa Indonesia. Pikirannya masih tetap membimbing peng-integrasian Tionghoa dalam tubuh bangsa Indonesia. Dengan makalah singkat ini kita memperingati 100 Tahun Siauw Giok Tjhan! 13

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini? UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa revolusi namun nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah nilai-nilai yang luhur universal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

G30S dan Kejahatan Negara

G30S dan Kejahatan Negara Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

Menanggapi Seruan Bubarkan Perkumpulan Tionghoa

Menanggapi Seruan Bubarkan Perkumpulan Tionghoa Menanggapi Seruan Bubarkan Perkumpulan Tionghoa ChanCT (GELORA45 16-05-2012) Cukup menarik surat Pembaca di Tempo yang ditulis oleh Sastrawinata dengan judul "Bubarkan Perkumpulan Tionghoa", hanya karena

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd IDENTITAS NASIONAL Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal bersama di wilayah nusantara dari

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia; PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1949 TENTANG DISIPLIN TENTARA UNTUK SELURUHNYA ANGKATAN PERANG. PRESIDEN, Menimbang Mengingat : bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan Peraturan Disiplin Tentara untuk seluruh Angkatan Perang Republik Indonesia; PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1949 NO. 24 (24/1949) TENTARA. DISIPLIN. Peraturan tentang Disiplin Tentara untuk seluruhnya Angkatan Perang Republik Indonesia. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks wawasan kebangsaan yang merupakan pandangan seorang warga negera tentang negaranya, dan pembentukan

Lebih terperinci

(1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN

(1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN (1) PENCERMATAN DAN PERNYATAAN (1) Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia (Polri) dibentuk oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 19 Agustus 1945 (harap cermati : As Fajar, Inti

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015 SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 70 17 AGUSTUS 2015 Assalamu'alaikum Waarahmatulahi Wabarakatuh, Salam-sejahtera dan damai bagi kita

Lebih terperinci

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia Tema : Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kampus Judul : Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia OLEH NAMA : REGINA S. LUMENTUT NO. STAMBUK :

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-59 - - 60 - MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Disusun oleh: Nama : Tuzara Adhelia Wibowo No. Absen : 31 Kelas : X MIA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011 1 Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011 SURABAYA, 17 AGUSTUS 2011 ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB. SALAM

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Jl. Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110 Telepon/Faksimile (021) 3805542

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA ACARA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2014 Hari/tgl : Minggu, 17 Agustus 2014 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Lapangan

Lebih terperinci

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan 2. Makna Proklamasi Kemerdekaan Perhatikanlah, bagaimana kemeriahan yang terjadi ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dirayakan. Sungguh meriah, bukan? Kemeriahan yang dilakukan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009 Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR Disampaikan pada Kongres ke-4 Masyarakat Adat Nusantara (KMAN IV) Tobelo, Halmahera Utara, 19-25 April 2012 Assalamu alaikum Warohmatullahi

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA Siauw Tiong Djin Globalization menimbulkan anggapan di benak banyak orang bahwa nation-building (pembangunan bangsa) dan esensi nation tidak lagi relevan.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011 1 Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011 TANGGAL 28 OKTOBER 2011 (DIKIR NEGERI ASSALAMU ALAIKUM WR.

Lebih terperinci

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Gerakan pemisahan diri (separatisme) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato

Lebih terperinci

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2013, Jakarta, 24 Februari 2013 Minggu, 24 Pebruari 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2013, Jakarta, 24 Februari 2013 Minggu, 24 Pebruari 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2013, Jakarta, 24 Februari 2013 Minggu, 24 Pebruari 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN CAP GO MEH TAHUN 2013 DI PEKAN RAYA JAKARTA

Lebih terperinci

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5, Jakarta, 8 Februari 2012 Rabu, 08 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN CAP GO MEH BERSAMA KE-5 DI JIEXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014 SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN 1 / 6 BANGSA KHUSUSNYA TENTANG PERLUNYA BERPARTISIPASI AKTIF PADA PEMILU 2014" Proses Demokratisasi

Lebih terperinci

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan Hakikat Bangsa Dan Unsur-unsur Terbentuknya

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bendera negara yaitu

Lebih terperinci

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011 1 Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. YANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012

POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012 POKOK PIKIRAN TANWIR MUHAMMADIYAH 2012 UNTUK PENCERAHAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN BANGSA Muhammadiyah merupakan bagian tak terpisahkan dari komponen bangsa. Oleh karena itu, Muhammadiyah sangat peduli atas

Lebih terperinci

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS www.lembagakeris.net Sebagai Bangsa yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, etnis,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Para pemuda di berbagai wilayah di Indonesia mulai mem bentuk per kum pulan untuk menentang penjajah. Perkumpulan pemuda

Lebih terperinci

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945 SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945 Oleh: Joko Widodo Gubernur Provlnsi DKI Jakarta PEMERINTAH PROVlNSI DAERAH KHUSUS lbukota JAKARTA Kamis, 19 September 2013 8SRIDMS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pula masuk ke negara Indonesia. Globalisasi sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN PENGAJUAN USUL GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN BAGI PRAJURIT DAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 Hari / tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016 Waktu : 19.00 WIB Tempat :...

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. iii KATA PENGANTAR Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka persidangan Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa ke XXX di New York, dipandang perlu untuk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Go Gien Tjwan 1 Pada tanggal 4 November 1965, lebih dari sebulan setelah Gerakan 30 September yang melakukan kudeta pada tanggal 1 Oktober 1965, Siauw Giok Tjhan diambil oleh

Lebih terperinci

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang Pertanyaan 1. Jelaskan Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Setelah mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.

Lebih terperinci

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia 1. Makna Persatuan dan Kesatuan Silahkan nyanyikan lagu wajib nasional Dari Sabang Sampai Merauke dan lagu Rayuan Pulau Kelapa secara bersama-sama di dalam

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Pembukaan Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 Sambutan Presiden RI pada Perayaan tahun Baru Imlek Nasional 2564, Jakarta, 19 Februari 2013 Selasa, 19 Pebruari 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK NASIONAL 2564 MAJELIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Didalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci