BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sisi biaya, kecepatan waktu pengiriman dan ketepatan waktu (Yunarto, 2006).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sisi biaya, kecepatan waktu pengiriman dan ketepatan waktu (Yunarto, 2006)."

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI. Pengiriman Pengiriman atau shipping adalah bagian penting dalam suatu rantai persediaan yang berfungsi untuk menyiapkan dan mengirimkan barang ke customer. Transportasi berhubungan dengan model transportasi apa yang dipakai agar efektif dan efisian, baik dari sisi biaya, kecepatan waktu pengiriman dan ketepatan waktu (Yunarto, 006). Dalam distrubution channel, dikenal ada tiga komponen utama yaitu intermediary (perantara), agent (agen) dan facilitator (fasilitator). Intermediary adalah pihak-pihak seperti wholesaler (grosir/pedagang besar) dan retailer (pengecer) yang membeli barang, memilikinya dan menjual kembali barang tersebut. Agent adalah pihak-pihak seperti broker (pedagang perantara yang biasanya dibayar dengan imbalan komisi) dan sales agent (agen penjualan), broker dan sales agent akan mencari pembeli, bertindak di pihak penjual, negosiasi dengan pembeli, tetapi tidak memiliki barang yang diperdagangkan itu. Facilitator adalah pihak ketiga yang tidak terlibat proses jual-beli barang dan tidak memiliki barang yang diperdagangkan, tugas facilitator hanyalah untuk membantu dan kemudian ia dibayar atas bantuan yang diberikannya.. Shortest Path.. Pengertian Shortest Path Shortest path adalah pencarian rute atau path terpendek antar-node yang ada pada graph. Biaya (cost) yang dihasilkan adalah yang paling minimum (Widodo, 007).

2 7.. Routing Distance Vector Menurut Chris Brenton (005, p73), distance vector adalah cara yang paling tua dan paling populer untuk menciptakan routing table. Routing distance vector adalah opsi routing dinamis satu-satunya yang tersedia, sehingga routing ini sudah digunakan di banyak network. Routing distance vector membuat tabelnya dengan informasi dari tangan kedua. Sebuah router akan mencari tabel yang diumumkan oleh router lain dan menambahkan satu terhadap nilai hop yang diumumkan (advertised) untuk menciptakan tabelnya sendiri. Router digunakan untuk menghubungkan network logikal..3 Optimasi.3. Pengertian Optimasi Untuk menentukan solusi terbaik dalam permasalahan, kita perlu merancang kriteria yang sesuai yang dapat digunakan untuk membandingkan alternatif yang layak. Sebagai contoh : Alternatif : 5x900 = $4500 Alternatif :.75x900+4x(.8x900)+.75x900 = $430 Alternatif 3 : 5x(.8x900) = $3600 Berdasarkan evaluasi diatas, alternatif tiga merupakan biaya yang palig rendah dan dengan demikian memberikan solusi optimum (Taha, 003). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimasi adalah proses atau cara untuk membuat menjadi optimal.

3 8.3. Pengertian Linear Programming Linear programming merupakan suatu cara yang lazim digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Dalam memecahkan suatu masalah, linear programming menggunakan model matematis. Linear berarti bahwa semua fungsi matematis yang disajikan dalam model ini haruslah fungsi linear atau secara praktis dapat dikatakan bahwa persamaan tersebut bila digambarkan pada grafik akan berbentuk garis lurus, sedangkan programming merupakan sinonim dari perencanaan. Jadi linear programming mencakup perencanaan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh suatu hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik berdasarkan model matematis di antara alternatif yang mungkin dengan menggunakan linear programming (Mustafa, 000). Persoalan linear programming ialah suatu persoalan untuk menentukan besarnya masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan atau objektif (objective function) yang linear menjadi optimum (maksimum atau minimum) dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada yaitu pembatasan mengenai inputnya. Pembatasan-pembatasan inipun harus dinyatakan dalam ketidaksamaan yang linear (linear inequalities)..3.3 Formulasi Linear Programming Masalah keputusan yang sering dihadapi adalah alokasi optimum sumber daya terbatas, yang ditujukan sebagai maksimasi keuntungan atau minimasi biaya. Setelah masalah diidentifikasikan, tujuan yang ingin dicapai ditetapkan, selanjutnya adalah formulasi model matematis yang meliputi tiga tahap berikut (Mustafa, 000) :

4 9. Menentukan variabel keputusan (unsur-unsur dalam persoalan yang dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan) dan nyatakan dalam simbol matematis.. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linear dari variabel keputusan. 3. Menentukan semua kendala/batasan masalah tersebut dan ekspresikan dalam persamaan atau pertidaksamaan yang merupakan hubungan linear dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah tersebut..3.4 Asumsi Linear Programming Untuk menunjukkan masalah optimasi sebagai model linear programming, diperlukan beberapa asumsi, yaitu (Mustafa, 000) :. Proportionality Asumsi ini menyatakan bahwa naik turunnya nilai z dan penggunaan sumber atau fasilitas, akan berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan.. Additivity Asumsi ini menyatakan bahwa nilai fungsi tujuan setiap kegiatan tidak saling mempengaruhi, atau dalam linear programming dianggap bahwa kenaikkan fungsi tujuan (z) yang diakibatkan oleh kenaikkan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai z yang diperoleh dari kegiatan lain atau dapat dikatakan bahwa tidak ada korelasi antara satu kegiatan dengan kegiatan lain. 3. Disibility Asumsi ini mengatakan bahwa nilai keluaran (output) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan.

5 0 4. Deterministic (Certainty) Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model linear programming dapat diperkirakan dengan pasti. Dalam kenyataannya, parameter model jarang bersifat deterministik, karena keadaaan masa depan jarang diketahui dengan pasti. Untuk mengatasi ketidakpastian parameter, dikembangkan suatu teknik analisis sensatifitas, guna menguji nilai solusi, bagaimana kepekaannya terhadap perubahan-perubahan parameter..3.5 Metode Grafik Metode grafik dapat digunakan untuk pemecahan masalah linear programming yang berdimensi xn atau mx. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memformulasikan permasalahan yang ada ke dalam bentuk linear programming (Mustafa, 000). Langkah-langkah dalam penyelesaian linear programming secara grafik dapat ditunjukkan sebagai berikut :. Formulasikan masalah kedalam bentuk matematis.. Gambarkan masing-masing garis kendala dalam satu sistem salib sumbu. 3. Cari titik yang paling menguntungkan dihubungkan dengan fungsi tujuan..3.6 Metode Simpleks Metode simpleks dikembangkan pertama kali oleh George Dantzig tahun 947. Metode ini menyelesaikan masalah linear programming melalui tahapan (perhitungan ulang) dimana langkah-langkah perhitungan yang sama diulang sampai tercapai solusi optimal. Langkah-langkah metode simpleks dalam menyelesaikan persoalan yang

6 formulasinya mempunyai bentuk sebagai berikut (Mustafa, 000) : Fungsi tujuan : Maks. (Min) n Z C X j j j (.) Dengan kendala : n aij X j j b i untuk semua i (i =,,...,m) (.) dengan b i non negatif. Langkah : Merubah fungsi tujuan dan fungsi kendala Fungsi tujuan dirubah menjadi bentuk implisit dengan jalan menggeser semua C kekiri. X j j Langkah : Mentabulasikan persamaan-persamaan yang diperoleh pada langkah Tabel. Bentuk Umum Tabel Simpleks Awal BASIS z x x.. xn S S.. Sm SOLUSI z -C -C.. -Cn S 0 a a.. an b S 0 a a.. an b Sm 0 am am.. amn bm Langkah 3 : Menentukan entering variable Untuk persoalan dengan fungsi maksimasi, nilai z dapat diperbaiki dengan meningkatkan nilai x, x, x3 pada persamaan z menjadi tidak negatif, untuk itulah pilih kolom pada baris fungsi tujuan yang mempunyai nilai negatif terbesar, gunakan kolom ini sebagai entering variabel. Jika ditemukan lebih dari satu nilai negatif angka terbesar pilihlah salah satu, sebaliknya jika tidak ditemukan nilai negatif berarti solusi sudah optimal.

7 Langkah 4 : Menentulan leaving variable Leaving variabel dipilih dari rasio yang nilainya positif terkecil. Rasio diperoleh dengan cara membagi nilai solusi dengan koefisien pada entering variabel yang sebaris. NilaiSolus i Rasio (.3) KoefisienK olomenteringnya Kolom pada entering variabel dinamakan entering column dan baris yang berhubungan dengan leaving variabel dinamakan persamaan pivot. Elemen perpotongan entering column dan persamaan pivot dinamakan elemen pivot Langkah 5 : Menentukan persamaan pivot baru Persamaan pivot baru = persamaan lama : elemen pivot (.4) Langkah 6 : Tentukan persamaan-persamaan baru selain persamaan pivot baru. Persamaan baru = (Persamaan lama) (Koefisien kolom entering x persamaan pivot baru) (.5) Langkah 7 : Lanjutkan perbaikan-perbaikan Lakukan langkah perbaikan dengan cara mengulang langkah 3 sampai langkah 6 hingga diperoleh hasil optimal..4 Path Analysis.4. Pengertian Path Analysis Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 90-an oleh seorang ahli genetika yang bernama Sewall Wright (Kuncoro, 008). Analisis regresi berganda dilakukan untuk menelusuri jejak pendahulunya secara berurutan yang menyebabkan variabel terikat (independent variable) melalui apa yang

8 3 disebut sebagai path analysis (Sekaran, 006). Tujuan utama path analysis adalah...sebuah metode pengukuran pengaruh secara langsung sepanjang setiap jalur terpisah seperti sebuah sistem dan untuk mencari derajat setiap variasi yang mendapat efek adalah disebabkan oleh setiap sebab terpisah (Kuncoro, 008). Path analysis dianggap terkait erat dengan regresi berganda. Kenyataannya, path analysis adalah perluasan dari model regresi yang digunakan peneliti untuk menguji kecocokan matriks korelasi dengan model kausal yang mereka uji (Garson, 004). Sekarang ini, model path analysis telah dikembangkan menjadi model yang dikenal sebagai LISREL (LI-near S-truktural REL-ationship) atau sering disebut sebagai Struktur Equation Model (SEM). SEM merupakan kombinasi dari beberapa regresi dan analisis faktor. SEM diukur dengan variabel laten. Variabel laten merupakan suatu konsep yang dihipotesiskan dan tidak terlihat (unobserved) yang hanya bisa diperkirakan dengan variabel yang bisa diukur (measureable variables). Variabel yang terlihat (terobservasi), yang dikumpulkan dari responden melalui berbagai metode pengumpulan data seperti : survei, tes, observasi, pengukuran, eksperimen disebut sebagai manifest variabel (Supranto, 004). Secara sistematik path analysis mengikuti pola model struktural, sehingga langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model path analysis yaitu dengan merumuskan persamaan struktural. Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat secara sederhana dapat dianalisis dengan analisis regresi. Tapi sering kali pengaruh tersebut sangat

9 4 kompleks, dimana terdapat variabel bebas, variabel perantara dan variabel terikat. Keadaan semacam ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi, tetapi yang lebih tepat adalah dengan mengunakan path analysis. Asumsi yang mendasari path analysis adalah sebagai berikut (Kuncoro, 008) :. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linear, adaptif dan bersifat normal.. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan realible) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasikan secara langsung. 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diindentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Menurut Schumacker dan Lomax (Kuncoro, 008) model path analysis terbagi menjadi correlated path model, mediated path model dan independent path model.

10 5 P 3 e P 3 e P 3 e r 3 P 3 3 P 3 P 3 P 3 e Gambar. Jenis Umum Model Path Analysis.4. Diagram Jalur Diagram jalur, secara grafis sangat membantu untuk melukiskan pola hubungan kausal antara sejumlah peubah dan untuk model kausal perlu membedakan peubahpeubah ini menjadi dua golongan ialah eksogenus dan endogenus. Peubah eksogenus adalah peubah yang variabilitasnya diasumsikan oleh karena penyebab-penyebab diluar model kausal. Peubah endogenus adalah peubah yang variasinya terjelaskan oleh peubah eksogenus ataupun peubah endogenus dalam sistem (Gaspersz, 995). Secara sistematik path analysis mengikuti pola model struktural, sehingga langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model path analysis yaitu dengan merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur. Menurut Solimun (Kuncoro, 008) informasi diberikan apabila tujuan penelitian ingin mendapatkan model untuk kepentingan prediksi, maka yang tepat digunakan adalah model struktural. Model ini mirip dengan path analysis, yang membedakan adalah kalau di dalam path analysis data yang dianalisis adalah data baku (standardize), sedangkan di dalam model struktural menggunakan data mentah (raw data).

11 6.4.3 Korelasi Product Moment dan Korelasi Ganda Korelasi Pearson Product Moment (PPM) dikemukakan oleh Karl Pearson pada tahun 990. Kegunaannya adalah untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik analisis korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. r xy { n. x n( xy) ( x).( ( x) }.{ n. y y) ( y) } (.6) Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel yang lain. Rumus korelasi ganda untuk dua variabel adalah sebagai berikut (Sugiyono, 006) : r x, x, y r x. y r x. y ( r ).( r x, y rx. x x, y ).( r x, x ) (.7) Apabila nilai r = - artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan jika r= artinya korelasinya sangat kuat. Berikut ini merupakan tabel yang menjelaskan lebih lanjut keeratan hubungan korelasi. Tabel. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

12 7.4.4 Koefisien Jalur Koefisien jalur, yang mengukur pentingnya sebuah jalur pengaruh dari penyebab kepada akibat, didefinisikan sebagai rasio variabilitas akibat yang harus ditemukan apabila semua penyebab konstan kecuali satu yang sedang dipermasalahkan, terhadap variabilitas total. Variabilitas ini diukur oleh simpangan baku. Koefisien jalur menunjukkan akibat langsung sebuah peubah yang diambil sebagai penyebab terhadap sebuah peubah yang diambil sebagai akibat. Simbol atau notasi yang dipakai untuk koefisien jalur adalah p ij dengan pengertian i menyatakan akibat atau peubah tak bebas dan j menyatakan penyebab atau peubah bebas (Gaspersz, 995). Syarat dalam koefisien jalur adalah tiap residual tidaklah berkorelasi dengan variabel-variabel yang terdapat dalam persamaan dan juga antar residual sendiri tidak dapat berkorelasi sehingga, rumus koefisien jalur adalah : r ij n zi z j (.8) Keterangan : rij = koefisien jalur atau koefisien korelasi zi z j = variabel eksogen dan endogen X P 3 P 4 X 3 P 43 X 4 P 3 P 4 X Gambar. Hubungan Variabel Eksogen dan Endogen

13 Dari gambar. dapat kita ketahui bahwa X adalah variabel eksogen. Jika variabel ini dituliskan dalam bentuk angka baku z, maka z untuk varibel eksogen ini adalah z yang dinyatakan oleh suku residual yaitu, z = ɛ. Variabel X bergantung pada variabel X dan juga bergantung pada residual ɛ dengan koefisien jalur P jadi kita akan mendapatkan hasil seperti berikut : z = ɛ (.9) z = P z + ɛ (.0) z 3 = P 3 z + P 3 z + ɛ 3 (.) z 4 = P 4 z + P 4 z + P 43 z 3 + ɛ 4 (.) maka jika dihitung r zz subtitusi z dengan P z + ɛ r n z ( Pz ) P z z sehingga r n n n = P, karena z = dan z = 0 (syarat residual tidak korelasi dengan variabel dalam persamaan) n n 8 Mencari P 3 dan P 3 r 3 zz subtitusi z 3 dengan P 3 z + P 3 z + ɛ 3 3 n r 3 n z ( P 3 z P 3 z n z z ) P P n z z n sehingga r 3 = P 3 + P 3 r karena z =, n n z z = r, z = 0 3 Dengan cara yang sama kita bisa memperoleh hubungan-hubungan untuk jalur lain sehingga di dapat persamaan : r r r r r r p p p p p p p3r r p3 p r 4 p 43r3 r p p 4 43r3 r 3 p r 3 p (.3)

14 9.4.5 Pengujian Model Tiap jalur dalam model memiliki nilai-nilai, jika jalur-jalur tertentu dalam model dihilangkan berati jalur tersebut harus menetapkan koefisien jalur sama dengan nol. Implikasinya adalah, untuk kedua variabel yang jalurnya dihilangkan tersebut, koefisien korelasinya dibentuk hanya oleh efek langsung dan tidak langsung saja. Jelas bahwa dengan menghilangkan jalur-jalur tertentu, kita akan berhadapan dengan model kausal yang lebih sederhana dan daripadanya dapat dibentuk matriks korelasi. Jika matriks yang didapat sama atau mendekati matriks R, kesimpulannya adalah bahwa pola korelasi dalam data konsisten dengan model kausal yang telah disederhanakan. Jika dalam matriks korelasi yang dihasilkan dari model beberapa jalur dihilangkan cukup besar penyimpanganya dari matriks R, maka kesimpulannya adalah model sederhana tidak dapat dipertahankan dan perlu diganti dengan model lain (Gaspersz, 995). Cara menghilangkan jalur dalam model, yaitu : a. Teori yang digunakan peneliti pada waktu membentuk model. Berdasarkan teori yang dimilikinya, ia bisa menentukan dua variabel dalam model yang tidak dihubungkan oleh jalur langsung. Kemudian, lakukan analisis apakah data konsisten dengan model yang dirumuskan atau tidak. b. Pendekatan pragmatis yaitu, menghitung semua koefisien jalur dalam model kemudian melakukan penyaringan berdasarkan uji statistik dan keberartian. Uji statistik dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien arah β untuk regresi berdasarkan data dalam skor baku, karena dapat dibuktikan bahwa koefisien jalur sama dengan β. Jika β signifikan, maka koefisien jalur juga signifikan dan koefisien

15 0 jalur yang tidak signifikan disingkirkan. Cara ini mempunyai kesulitan apabila koefisien jalur yang cukup kecil masih bisa signifikan apabila ukuran sampel cukup besar dan ukuran sampel besar ini sering selalu dianjurkan dalam path analysis. c. Menggunakan keberartian koefisien. Caranya dengan menghilangkan koefisienkoefisien jalur yang dirasakan tidak berarti dan pertahankan jika berarti. Kesulitan dengan cara ini terletak pada sifat subjektif penentuan batas berarti dan tidak berarti. Berarti untuk satu keadaan belum tentu demikian untuk keadaan yang lain. Namun, dalam beberapa studi empiris telah banyak menyarankan untuk menggunakan pegangan bahwa koefisien jalur kurang dari 0,05 dapat dianggap tidak berarti. Kesulitan yang dihadapi menggunakan kriteria yang serupa adalah juga ketika menentukan apakah matriks korelasi R sudah cukup didekati ataukah tidak oleh matriks korelasi yang dihasilkan berdasarkan model yang beberapa jalurnya dihilangkan. Saran empiris yang sering digunakan bila kedua matriks itu sudah cukup dekat adalah dengan koefisien korelasi yang perbedaannya kurang dari 0,05. Dan jika tidak cukup dekat maka disimpulkan bahwa penyimpangan telah terjadi terlalu besar..5 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).5. Pengertian Perangkat Lunak Menurut Pressman (00, p0) perangkat lunak adalah : a. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. b. Struktur data yang memungkinkan program dapat memanipulasi informasi secara proporsional. c. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program.

16 .5. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) Menurut Pressman (00, p8), rekayasa perangkat lunak adalah pengembangan dan pengunaan prinsip rekayasa untuk memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang reliabel dan bekerja secara efisien pada mesin nyata..5.3 Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) System Development Life Cycle (SDLC) adalah sistem pengembangan metode tradisional yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan saat ini. SDLC adalah kerangka kerja yang terstruktur yang terdiri dari urutan proses oleh sistem informasi yang dikembangkan. a. Waterfall Model Model-model lain untuk SDLC mungkin berisi lebih banyak atau lebih sedikit dari delapan tahap kami di sini. Namun, sebagian besar masih sama, terlepas dari beberapa tahap. Di masa lalu, pengembang menggunakan pendekatan waterfall ke SDLC, di mana tugas-tugas dalam satu tahap telah selesai sebelum melanjutkan pekerjaan ke tahap berikutnya (Turban, 003).

17 Gambar.3 Waterfall Model. Systems Investigation Pengembangan sistem profesional setuju bahwa semakin banyak waktu yang diinvestasikan dalam usaha memahami program yang harus dipecahkan, dalam memahami pilihan teknis untuk sistem dan pemahaman masalah yang mungkin terjadi selama perkembangan, semakin besar kesempatan untuk benar-benar berhasil memecahkan (benar) masalah. Untuk alasan ini, system investigation dimulai dengan masalah bisnis.. Systems Analysis Systems analysis adalah pemeriksaan bisnis organisasi terencana untuk memecahkan masalah dengan sistem informasi. Tahap ini mendefinisikan masalah bisnis,

18 3 mengidentifikasi penyebabnya, menentukan solusi dan mengidentifikasi persyaratan informasi bahwa solusi harus terpenuhi. 3. Systems Design Systems analysis menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah bisnis, dan systems design yang menggambarkan bagaimana sistem akan menyelesaikan tugas ini. 4. Programming Programming melibatkan terjemahan spesifikasi desain ke dalam kode komputer. Proses ini dapat menjadi panjang dan memakan waktu. 5. Testing Testing akan memeriksa untuk melihat apakah kode komputer akan menghasilkan hasil yang diharapkan dan mengalami kondisi tertentu. Testing membutuhkan sejumlah besar waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan dengan benar. 6. Implementation Implementation adalah proses konversi dari sistem lama ke sistem baru. 7. Operation and Maintenance Setelah konversi, sistem baru akan beroperasi selama jangka waktu tertentu, sampai (seperti yang lama digantikan oleh sistem baru) itu tidak lagi memenuhi tujuannya. Sistem memerlukan beberapa jenis maintenance. Tipe pertama adalah debugging, sebuah proses yang berlanjut sepanjang hidup dari sistem. Tipe kedua adalah memperbarui sistem untuk mengakomodasi perubahan dalam kondisi bisnis. b. Prototype Model Prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme yang mengidentifikasikan kebutuhan perangkat lunak. Bila prototype yang sedang bekerja dibangun, pengembang

19 harus menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat bantu yang memungkinkan program yang bekerja untuk memunculkan secara tepat. 4 Gambar.4 Prototype Model c. Rapid Application Development Model Rapid application development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan perangkat lunk sekuensial linear yang menekan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD merupakan sebuah adaptasi kecepatan tinggi dari model sekuensial linear dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

20 5 tim # 3 tim # Pemodelan Bisnis tim # Pemodelan Bisnis Pemodelan Data Pemodelan Bisnis Pemodelan Data Pemodelan Proses Pemodelan Data Pemodelan Proses Pemodelan Proses Pembentukan Aplikasi Pembentuk an Aplikasi Pengujian dan turnover Pembentukan Aplikasi Pengujian dan turnover Pengujian dan turnover hari Gambar.5 Rapid Application Development Model.6 Basis Data (Database).6. Pengertian Database Menurut Richard Johnsonbaugh (997, p5), database adalah kumpulan catatan yang dimanipulasi oleh komputer. Sebagai contoh, database penerbangan mungkin mengandung catatan reservasi penumpang, jadwal penerbangan, peralatan dan sebagainya. Sistem komputer mampu menyimpan jumlah informasi yang besar dalam database. Database bisa digunakan untuk berbagai penerapan. Sistem manajemen database (database management system) merupakan program yang membantu pemakai mengakses informasi dari basis data. Database adalah kumpulan dari beberapa file yang berhubungan secara logikal dan deskripsi yang berhubungan dengan file tersebut yang dibuat untuk penyajian kebutuhan

21 6 informasi suatu organisasi (Connoly, 005). Istilah-istilah dalam sistem database, antara lain :. Entity Entity adalah objek berbeda dari organisasi yang direpresentasikan ke dalam database.. Attribute Attribute adalah sifat-sifat yang menjelaskan aspek-aspek suatu objek yang ingin disimpan. 3. Relationship Relationship adalah hubungan antar entity. 4. Field Field adalah unit terkecil dari data record yang disimpan dalam database. 5. Record Record adalah kumpulan field yang saling berkaitan. 6. File File adalah berisi kumpulan dari berbagai record. 7. Primary Key Primary key pada sebuah tabel harus unik, karena menunjukkan identifikasi pada setiap record dan nilai setiap record tidak bernilai null. 8. Foreign Key Forein key merupakan sebuah kolom atau sekumpulan kolom yang menghubungkan setiap baris dengan child table yang mengandung foreign key dengan baris pada parent table yang mengandung nilai candidate key yang sama.

22 7.6. Database Management System (DBMS) DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan user sehingga memudahkan user untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke database (Connoly, 005). Komponen-komponen dalam DBMS antara lain :. Piranti Keras Komputer yang digunakan untuk menjalankan aplikasi database.. Piranti Lunak Merupakan perangkat lunak DBMS tersendiri dan beberapa program aplikasi yang bekerja bersama-sama dalam operating system seperti piranti lunak jaringan jika DBMS digunakan untuk jaringan. 3. Data Merupakan bagian penting dalam DBMS, karena merupakan penghubung antara komputer dengan manusia. 4. Prosedur Mengacu pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang mengatur bentuk dan penggunaan dari database. 5. User Pengguna yang akan menggunakan sistem..6.3 Entity Relationship Model Entity relationship model adalah pendekatan secara keseluruhan terhadap desain database yang diawali dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entity dan relationship antara data yang direpresentasikan ke dalam model, lalu attribute dan

23 8 constraint ditambahkan, yaitu detail informasi tentang entity dan relationship antara satu sama lain (Connoly, 005). Komponen-komponen entity relationship model :. Entity Type Sekelompok objek dengan properti yang sama.. Relationship Type Sekelompok hubungan yang berarti antara banyaknya entity type. Macam-macam relationship : One-to-one (..) Gambar.6 One-to-one relationship One-to-many (..*) Gambar.7 One-to-many relationship

24 9 Many-to-many (*..*) Gambar.8 Many-to-many relationship.7 UML (Unified Modeling Language).7. Pengertian UML UML (Unified Modeling Language) adalah penyulingan dari tiga notasi utama dan sejumlah teknik pemodelan yang diambil dari beragam luas metodologi yang telah ada dalam praktek selama dua dekade ini. Selama ini memiliki dampak tak terbantahkan tentang cara kita memandang pengembangan sistem (Pender, 003). UML memungkinkan pengembang untuk menentukan, visualisasi, dan model dokumen dengan cara yang mendukung skalabilitas, keamanan, dan eksekusi yang kuat. Karena pemodelan UML menaikkan tingkat abstraksi seluruh analisis dan proses desain, lebih mudah untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku dan dengan demikian menentukan kesempatan untuk refactoring dan digunakan kembali. Akibatnya, pemodelan UML memfasilitasi terciptanya desain modular sehingga komponen dan komponen perpustakaan yang mempercepat pembangunan dan membantu menjamin konsistensi di seluruh sistem dan implementasi.

25 30.7. Jenis Diagram UML. Use Case Diagram Use case mewakili bagaimana klien berinteraksi dengan sistem. Sebuah use case diagram seperti pandangan enkapsulasi seluruh sistem di klien hanya dapat melihat dan berinteraksi dengan antarmuka yang disediakan oleh sistem. Jadwal Kegiatan Jadwal Kinerja Akses Wewenang Generalisasi Membatalkan Kegiatan <<include>> Actor Manajer Membatalkan Kinerja Menjadwal Ulang Kinerja «extends» «extends» Menjadwal Ulang Kegiatan Gambar.9 Use Case Diagram Actor : sebuah peran yang dimainkan oleh orang, sistem, perangkat, atau bahkan sebuah perusahaan, yang memiliki saham dalam keberhasilan sistem operasi. Use case : mengidentifikasi perilaku kunci dari sistem. Tanpa perilaku ini, sistem tidak akan memenuhi persyaratan aktor. Setiap use case tujuannya mengungkapkan bahwa sistem harus mencapai dan / atau hasil yang harus menghasilkan. Association : mengidentifikasi interaksi antara aktor dan use case. Setiap asosiasi menjadi sebuah dialog yang harus dijelaskan dalam kasus menggunakan narasi. Setiap narasi pada gilirannya menyediakan serangkaian skenario yang dapat membantu dalam pengembangan uji kasus ketika mengevaluasi analisis, desain, dan

26 3 implementasi dari penggunaan artefak kasus dan asosiasi. Include relationship : mengidentifikasi penggunaan yang dapat digunakan kembali kasus yang tanpa syarat dimasukkan ke dalam pelaksanaan penggunaan lain. Extend relationship : mengidentifikasi suatu kasus yang dapat digunakan kembali menggunakan kondisional mengganggu pelaksanaan use case lain untuk meningkatkan fungsinya.. Activity Diagram Activity adalah suatu langkah dalam proses di mana beberapa pekerjaan dilakukan. Itu bisa menjadi perhitungan, menemukan beberapa data, memanipulasi informasi, atau memverifikasi data. Kegiatan ini diwakili oleh persegi panjang bundar yang berisi teks dengan bentuk yang unik. Membaca Halaman Membalik Halaman Gambar.0 Activity Diagram Decisions, diagram aktivitas berlian adalah keputusan, sama seperti di diagram alur. Satu panah keluar dari berlian untuk setiap nilai dari kondisi diuji. Pilih Coklat Pilih Vanila Pilih Stroberi Es Krim Coklat Es Krim Vanila Es Krim Stroberi Gambar. Decision Merge point, icon berlian juga digunakan untuk model titik gabungan, tempat di mana dua alternatif jalan datang bersama-sama dan berlanjut sebagai satu.

27 3 Gambar. Merge Point Start and end, UML juga menyediakan icon untuk memulai dan mengakhiri activity diagram. Gambar.3 Start and End 3. Sequence Diagram Dalam Sequence diagram, frame menyediakan sarana untuk mengisolasi set interaksi yang dapat digunakan kembali. Secara sederhana, sebuah interaksi adalah urutan pesan lewat antara obyek untuk menyelesaikan suatu tugas. Objek dapat dibuat dan diakhiri. Mereka dapat mengajukan pertanyaan atau membuat tuntutan pada objek-objek lain dengan menerapkan operasi, atau mereka mungkin memberitahukan peristiwa satu sama lain menggunakan sinyal. Manajer Kegiatan Kinerja : membatalkan() : MembatalkanKinerja() 3 : menghapus() 4 : return void() 6 : return void() 5 : return void() Gambar.4 Sequence Diagram

28 33 4. Class Diagram Class diagram merupakan inti dari proses pemodelan objek. Definisi model ini adalah sumber daya penting untuk pengoperasian yang tepat dari sistem. Semua diagram pemodelan lain menemukan informasi tentang sumber-sumber tersebut (seperti nilai atribut, negara, dan kendala pada perilaku) yang akhirnya harus membuat jalan ke class diagram. Class Diagram adalah kode sumber untuk generasi (model untuk mengubah kode) dan target untuk reverse engineering (mengkonversi kode untuk model). Gambar.5 Class Diagram

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel atau lebih, yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Perkembangan Analisis Jalur Analisis Structural Equation Modeling (SEM) adalah pengembangan dari analisis jalur (path analysis) sehingga analisis jalur merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik LINEAR PROGRAMMING 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik PENGERTIAN LINEAR PROGRAMMING LP merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Seni dan Budaya Bali Di Bali sampai saat ini seni dan kebudayaannya masih tetap bertahan dan lestari. Hal ini terjadi karena salah satunya adalah pendukungnya tidak berani

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Tanaman kopi merupakan tanaman penghasil biji kopi yang akan diolah menjadi kopi. Banyak penggemar kopi memilih kopi berdasarkan kualitas rasa dan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR

BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 36 BAB III METODE TRIMMING PADA ANALISIS JALUR 3.1 Analisis Jalur Analisis jalur yang dikenal sebagai path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Riduwan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit analisis, time horizon berdasarkan tujuan penelitian secara ringkas dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam pembangunan sistem, penelitian menggunakan model Software Development Life Cycle). Model-model yang digunakan pada SDLC yaitu : a) Waterfall, b)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah bersifat assosiatif. Penelitian assosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Matematika Model matematika adalah suatu rumusan matematika (dapat berbentuk persamaan, pertidaksamaan, atau fungsi) yang diperoleh dari hasil penafsiran seseorang ketika

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki : Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan. 1. Model Pengambilan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan METODE SIMPLEKS 2 Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan Untuk menggunakan Metode Simpleks dalam masalah Program Linier

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Pada sub bab ini penulis akan menganalisis masalah yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. 3.1.1 Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini menjelaskan mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk menunjang pembuatan tugas akhir membangun sistem pengolahan data absensi karyawan pada PT.Solusi Coporindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMPN 13 yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perjalanan Dinas 2.1.1 Pengertian Perjalanan Dinas Perjalanan dinas secara umum adalah perjalanan yang dilakukan oleh karwaran atau pegawai suatu perusahaan yang berkitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB

SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT PADA PT. XYZ DENGAN PEMROGRAMAN JAVA ANDROID DAN WEB Rivan Junizar 41513120145 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA 2015 SISTEM MONITORING PENGANTARAN OBAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi penterjemah kata beserta rancangan design interface yang terdapat

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sebagian besar masyarakat tidak perduli akan penyakit yang dideritanya.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Vaughan(2011,p1), Multimedia adalah kombinasi teks, gambar, suara, animasi dan video yang disampaikan kepada user melalui komputer.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Sistem Informasi 2.1.1 SDLC (System Development Life Cycle) Menurut Dennis, Barbara, dan Roberta (2012:6) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan proses menentukan

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem menurut Gordon B. Davis dalam bukunya menyatakan sistem bisa berupa abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan gagasan atau

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Administrasi Pertanggungjawaban Perbaikan Infrastruktur pada PNPM-P2KP Mandiri di BKM Sepakat Bandar Khalifah yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS

OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS OPTIMALISALI KASUS PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN METODE GRAFIK DAN SIMPLEKS RISNAWATI IBNAS Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM risnawati988@gmail.com Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi. Untuk keeratan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi. Untuk keeratan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Persamaan matematik yang memungkinkan untuk melakukan peramalan nilai-nilai suatu variabel tak bebas dari nilai satu atau lebih variabel bebas disebut persamaan regresi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX Latar Belakang Sulitnya menggambarkan grafik berdimensi banyak atau kombinasi lebih dari dua variabel. Metode grafik tidak mungkin dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

Lebih terperinci

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS JAMBI Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. & Ir. R. Sihotang, MS. Mata Kuliah Kode / SKS Mata Kuliah :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat untuk mendukung berjalannya perancangan dan implementasi aplikasi. 3.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak

Lebih terperinci

2.1 Konsep Dasar Statistika

2.1 Konsep Dasar Statistika 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip engineering untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip engineering untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Menurut Pressman (2010, p.13), rekayasa perangkat lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip engineering untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli peternakan. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Es Balok Pada PT. Cita Sumatera Agung yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Pengolahan Aktiva Tetap Pada CV. Jaya Agung yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai penunjang keberhasilan penelitian. Alat dan bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Riset Operasi (Operation Research) Istilah riset operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil di Inggris bernama Bowdsey.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci