( 2) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "( 2) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 1 PERSEPSI MASYARAKAT DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN BAGI KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN DI KAWASAN DANAU PONDOK LAPAN DUSUN PULKA KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT Public Perception and Carrying Capacity of Water For Aquaculture activities in the area of Pondok Lapan Lake Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Meyna Melia Utari 1), Pindi Patana 2), Febrina Arli 2) 1) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Sumatera Utara ( meynameliautari@yahoo.com) 2) Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Abstract Pondok Lapan Lake is an artificial lake located at Dusun Pulka Desa Naman Jahe Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Pondok Lapan Lake around palm plantations. The lake was originally made for irrigation, but the surrounding communities prefer to gardening such as palm oil and rubber. Pondok Lapan Lake has untapped potential optimally in aquaculture activities. The study focused on public perception and the carrying capacity of water for aquaculture activities. This study was conducted in July until August 215. Sampling using purposive sampling by conducting interviews and questionnaires. This study resulted in that community to support the activities of aquaculture cages if done at Pondok Lapan Lake as much as 82.8% (Very Agree), the remaining 17.2% (Very Disagree) and the public know the activities of aquaculture cages ever do in Pondok Lapan Lake by 74% (Known) while the remaining 2% (Unknown). Suitability carrying on Pondok Lapan Lake can accommodate aquaculture activities as much as 14 cages with a size of 4x4x2 m 3 and aquaculture systems Keramba Plug (KJT). Keywords: Pondok Lapan Lake, Carrying Capacity of Water, Public Perception PENDAHULUAN Danau merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi sumberdaya hayati. Danau merupakan potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan, dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan dan lestari. Salah satu fungsi ekosistem danau buatan yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah usaha budidaya perikanan keramba. Agar berbagai fungsi tersebut dapat dipertahankan keberlanjutan dan kelestariannya, pemanfaatannya harus memperhatikan daya dukung lingkungan (Carrying Capacity). Untuk penerapan usaha budidaya perikanan dibutuhkan persepsi masyarakat agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar. Masyarakat harus mendukung kegiatan yang akan direncanakan agar mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat merupakan kebutuhan dasar, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.

2 2 Danau Pondok Lapan terletak di Dusun Pulka Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dan masyarakat sekitar bermata pencaharian berkebun sawit dan karet. Menurut Rizki (215), Danau Pondok Lapan berada pada golongan II yaitu layak digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan. Masyarakat sekitar danau belum memanfaatkan kegiatan perikanan secara optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian kesesuaian daya dukung untuk mengetahui potensi pemanfaatan danau dan persepsi masyarakat di Danau Pondok Lapan terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba. Dengan adanya kegiatan perikanan di Danau Pondok Lapan, diharapkan dapat memberikan informasi terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba untuk dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 215 di perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Danau Pondok Lapan berada pada koordinat 3 o 3 44,73 LU - 3 o 3 2,29 LU dan 98 o 17 5 BT - 98 o 17 29, BT. Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari data persepsi masyarakat yang ada di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian dengan teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan kuisioner dan penentuan jumlah sampel populasi menggunakan rumus Slovin. Dalam proses wawancara dilakukan pada narasumber yang telah ditentukan sebelumnya (purposive sampling). Data sekunder diperoleh dari penelitian sebelumnya yang terkait data parameter kualitas air dan data morfologi Danau Pondok Lapan. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui daya dukung danau digunakan metode perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.28 tahun 29 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan atau waduk, serta hasil penelitian data kualitas air dan data morfologi Danau Pondok Lapan Kabupaten Langkat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba yang akan dilaksanakan, dengan cara wawancara dengan menggunakan kuisioner. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini secara umum mengkaji daya dukung yang sesuai di Danau Pondok Lapan dan keinginan masyarakat terhadap kegiatan usaha budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah adalah analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis Daya Dukung Danau Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tahun 29 perhitungan daya tampung danau untuk budidaya perikanan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : a. Alokasi beban pencemaran unsur Fosfor (P) [P]d = [P]STD - [P]I [P]DAS [P]d : alokasi beban P-total budidaya ikan (mg P/m 3 ) [P]STD : syarat kadar P-total maksimal sesuai Baku Mutu Air atau Kelas Air (mg P/m 3 ) [P]DAS : alokasi beban P-total dari DAS dan perairan danau selain budidaya ikan (mg P/m 3 ) [P]I : kadar parameter P-total hasil pemantauan danau dan/atau waduk (mg/m 3)

3 3 b. Daya tampung beban pencemaran air limbah budidaya ikan Likan= [P] Z ρ / (1- Rikan) Rikan = x + [(1-x)R]) R = 1 / (1 +,747 ρ,57 ) Laikan = Likan x A Likan : daya tampung P-total limbah ikan per satuan luas danau (gr P/m 2.thn) Z : Kedalaman rata-rata danau (m) V : Volume air danau (juta m 3 ) A : Luas perairan danau (Ha) Laikan : jumlah daya tampung Ptotal limbah ikan pada perairan danau (gr P/thn) R : P total yang tinggal di sedimen Rikan : proporsi P-total yang larut ke sedimen setelah ada KJA X : proporsi total P-total yang secara permanen masuk ke dasar, 45-55%. PLP = FCR x Ppakan- Pikan CC = Laikan / PLP K= CC As PLP : P-total yang masuk danau dari limbah ikan (Kg P/ton ikan) FCR : Feed Conversion Ratio (ton pakan/ ton ikan) Ppakan : Kadar P-total dalam pakan (Kg P/ ton pakan) Pikan : Kadar P-total dalam ikan (Kg P/ ton ikan) CC : Carrying Capacity (ton ikan/tahun) As : Asumsi produksi ikan (ton ikan/thn) K : Jumlah keramba yang dapat ditampung danau Analisis Persepsi Masyarakat Data yang sudah terkumpul diolah dan untuk mengetahui data yang berhubungan dengan penelitian digunakan metode Skala Likert. Menurut Sugiyono (212) Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. a. Interpretasi Skor S= Re x SL S = Skor Re = Responden yang memilih SL = Skor Likert yang dipilih In = TS x In = Index (%) TS = Total Skor x1 HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan di Danau Pondok Lapan Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat mengetahui sebesar 4% sedangkan yang berpendapat sangat mengetahui sebesar 13%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 53%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau kurang mengetahui sebesar 22%. Responden yang mempunyai pendapat tidak mengetahui sebesar 24% sedangkan yang berpendapat sangat tidak mengetahui sebesar 2%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif tentang kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 2% yang secara rinci tersaji pada Tabel 1. Berdasarkan perhitungan skala likert, persentase tertinggi diperoleh pada pertanyaan no. 7 yaitu masyarakat mengetahui kegiatan budidaya perikanan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 79.5% dan masyarakat mengetahui bahwa pernah dilakukan kegiatan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan sebesar 74%.

4 Jumlah Responden 3-5 Tahun 25-35, 3-5 & 51-5 Tahun & 3-5 Tahun SMA SMP SMP Petani Ibu RT Ibu RT <Rp.5. <Rp.5. <Rp.5. 4 Tabel 1. Persepsi Responden Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan yang Pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan (n= 43) No. Pernyataan Persepsi Responden Total Ind SM M RG TM STM Skor (%) N S N S N S N S N S K 1. Kegiatan perikanan yang pernah dilakukan M 2. Jenis ikan yang pernah dibudidayakan M 3. Sistem budidaya perikanan yang pernah dilakukan M 4. Waktu kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan M 5. Kegiatan budidaya perikanan tidak merusak perairan M. Hambatan dalam kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan M 7. Kegiataan budidaya perikanan yang pernah dilakukan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat M 8. Dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan M Total (Jiwa) Persentase (%) SM = Sangat Mengetahui (Jiwa) M = Mengetahui (Jiwa) RG = Ragu-ragu (Jiwa) TM = Tidak Mengetahui (Jiwa) STM = Sangat Tidak Mengetahui (Jiwa) N = Jumlah Responden (Jiwa) S = Skor Ind = Indeks (%) K = Kategori Kegiatan Perikanan Karakteristik responden memberikan pernyataan mengetahui terhadap kegiatan perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan. Responden menyatakan mengetahui terhadap kegiatan budidaya perikanan yang pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan berumur antara 3-5 tahun sebanyak 18 orang (41.8%), berpendidikan SMA 13 orang (3.2%), memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 15 orang (34.8%) dan berpendapatan sebanyak 11 orang (25.%) <Rp.5. yang secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1. Faktor yang paling mempengaruhi adalah fatktor umur. Masyarakat yang mengetahui bahwa pernah dilakukan budidaya perikanan di Danau Pondok Lapan sebesar 74%. Tetapi sebesar 2% masyarakat tidak mengetahuinya, hal itu disebabkan karena letak danau yang berada diujung dusun dan jarang dilewati masyarakat karena berada didekat perkebunan Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Mengetahui Ragu-ragu Tidak mengetahui Karakteristik Responden Gambar 1. Karateristik reponden terhadap kegiatan perikanan

5 5 Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Keramba Persentase terbesar responden yang mempunyai pendapat setuju sebesar 4% sedangkan yang berpendapat sangat setuju sebesar 9.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi positif terhadap jika dilakukannya sistem keramba di Danau Pondok lapan adalah sebesar 49.3%. Responden yang menyatakan ragu-ragu atau netral sebesar 14%. Responden yang mempunyai pendapat tidak setuju sebesar 35% dan yang berpendapat sangat tidak setuju sebesar 2.3%. Jadi, yang mempunyai persepsi negatif di Danau Pondok Lapan adalah sebesar 37.2%. Berdasarkan skala likert, masyarakat yang menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan budidaya perikanan perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan pendapatan sebesar 82.8% dan masyarakat merasa pendapatan yang mereka peroleh selama ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari tidak cukup sebesar 47.9%. Persepsi responden terhadap sistem keramba dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persepsi Responden Terhadap Keberadaan Keramba (n = 43) Persepsi Responden No Pernyataan SS S RG TS STS. N S N S N S N S N S 1. Kegiatan budidaya perikanan dengan sistem keramba 2. Mengembangkan sistem keramba dan memiliki manfaat penting 3. Kegiatan perikanan keramba perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat 4. Kegiatan budidaya perikanan keramba dilakukan secara berkelompok 5. Jenis ikan nila yang akan dibudidayakan dengan sistem keramba. Pendapatan masyarakat terhadap kebutuhan sehari hari 7. Manfaat danau selain dari kegiatan budidaya perikanan 8. Dukungan dari Pemerintah terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba Total (Jiwa) Total Skor Ind (%) K S RG SS S S RG RG SS Persentase (%) SS = Sangat Setuju (%) S = Setuju (%) RG = Ragu-ragu/Netral (%) TS = Tidak Setuju (%) STS = Sangat Tidak Setuju (%) N = Jumlah Responden S = Skor Kat = Kategori Keinginan Masyarakat Melakukan Kembali Budidaya Keramba Karakteristik responden memberikan pernyataan ingin terhadap keinginan masyarakat melakukan kembali kegiatan budidaya perikanan keramba. Responden yang menyatakan setuju berumur antara 3-5 tahun sebanyak 2 orang (4.5%) dengan pendidikan SMA sebanyak 14

6 Jumlah Responden 3-5 Tahun 3-5 Tahun SMA SD IBU RT IBU RT <Rp.5. Rp.5. - Rp. 1.. orang (32.%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 19 orang (44.2%) dan berpendapatan <Rp.5. sebanyak 21 orang (48.8%), secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2. Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor pendapatan. Masyarakat yang menyatakan sangat setuju terhadap kegiatan budidaya perikanan perlu dikembangkan kembali untuk dapat meningkatkan pendapatan sebesar 82.8% dan sebesar 17.2% masyarakat yang menyatakan sangat tidak setuju. Faktor yang mempengaruhi 25 persepsi responden secara nyata yaitu jenis pekerjaan. Tingginya persepsi masyarakat terhadap kegiatan budidaya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang berada di luar usaha perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja di luar usaha perikanan seperti petani memiliki persepsi yang tinggi terhadap kegiatan perikanan karena rata-rata masyarakat yang bekerja sebagai petani hanya bekerja setengah hari, sehingga masyarakat ini dapat aktif dalam kegiatan budidaya untuk meningkatkan pendapatannya Ingin Ragu-ragu Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Karakteristik Responden Gambar 2. Karakteristik responden terhadap keinginan masyarakat melakukan budidaya keramba Karakteristik dari kegiatan perikanan di perairan Pondok Lapan dapat dilihat dengan Tabel 3. Nilai PSTD diperoleh berdasarkan PP No. 82 tahun 21. Nilai FCR yang digunakan adalah 2:1 artinya 2 kg pakan mampu menghasilkan 1 Kg daging ikan. Nilai FCR, Ppakan dan Pikan diperoleh dari data sekunder yang dianggap dapat mewakili keadaan Danau Pondok Lapan (Rismawati, 21). Asumsi yang digunakan adalah ukuran keramba 4x4x2m 3 dengan berat panen 1.25 Ton ikan setiap 4 bulan dengan berat ikan.5 Kg/ekor, dalam setahun ikan dapat dipanen sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 3.75 ton ikan/tahun. Jumlah unit keramba yang diijinkan di perairan Danau Pondok Lapan adalah sebesar 14 keramba. Tabel 3. Karekteristik Kegiatan Perikanan di Danau Pondok Lapan Parameter Nilai Satuan Nilai Satuan [Pa] STD 1 mg/l 1 mg/m³ [Pa] i.322 mg/l 32.2 mg/m³ [Pa] DAS.134 mg/l 134 mg/m³ [Pa] d.8338 mg/l 834 mg/m³ R.19 R ikan L ikan gr P/m 2 tahun La ikan gr P/tahun kg/tahun FCR 2 ton pakan/ton ikan P pakan 8 kg p/ton pakan p ikan 3.4 kg p/ton ikan Plp 18. kg p/ton ikan CC ton ikan/tahun Asumsi 3.75 ton/tahun/unit Jumlah KJA keramba 14 keramba

7 7 Jenis Keramba di Danau Pondok Lapan Jenis budidaya perikanan yang cocok di Danau Pondok Lapan adalah kegiatan budidaya dengan sistem Keramba Jaring Tancap (KJT). Hal ini dilakukan karena mengingat bahwa Danau Pondok Lapan hanya memiliki rata-rata kedalaman 2.42m 2 dan kedalaman maksimal 4.14 m 2. Keramba jaring tancap dapat dilakukan di kedalaman danau sekitar 2 4m 2. Keramba yang digunakan berukuran 4x4x2m 3, sehingga sesuai daya dukungnya Danau Pondok Lapan dapat menampung keramba sebesar 14 keramba. Masyarakat juga lebih mudah dalam pengoperasiannya, karena kegiatan budidaya keramba jaring tancap pernah di lakukan masyarakat Dusun Pulka. Sehingga masyarakat sudah memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan usaha budidaya perikanan keramba jaring tancap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan berupa : 1. Masyarakat mendukung terhadap kegiatan budidaya perikanan keramba jika dilakukan di Danau Pondok Lapan sebesar 82.8% (Sangat Setuju) sisanya 17.2% (Sangat Tidak Setuju) dan masyarakat mengetahui kegiatan budidaya perikanan keramba pernah dilakukan di Danau Pondok Lapan sebesar 74% (Mengetahui) sedangkan sisanya 2% (Tidak Mengetahui). 2. Kesesuaian daya dukung di Danau Pondok Lapan dapat menampung kegiatan budidaya perikanan keramba sebanyak 14 keramba dengan ukuran 4x4x2m 3 dan dengan sistem budidaya perikanan Keramba Jaring Tancap (KJT). Saran Diharapkan kepada pemerintah terutama dari Dinas Perikanan untuk mendatangkan penyuluh-penyuluh khususnya di Dusun Pulka, karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kegiatan budidaya ikan dengan sistem keramba. Dan diharapkan juga kepada Pemerintah memberikan bantuan berupa bantuan modal kepada pembudidaya atau warga yang ingin berusaha dibidang budidaya ikan air tawar. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 29. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 29 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Dan/Waduk. Rismawati. 21. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba Terhadap Kegiatan Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengendalian Pencemaran Keramba Jaring Apung. [Tesis]. Program Pasca Sarjana USU, Medan. Rizki, A Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

SKRIPSI OLEH : MEYNA MELIA UTARI

SKRIPSI OLEH : MEYNA MELIA UTARI PERSEPSI MASYARAKAT DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN BAGI KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN DI KAWASAN DANAU PONDOK LAPAN DUSUN PULKA KECAMATANSALAPIAN KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : MEYNA MELIA UTARI 110302064 PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU DAN/ATAU WADUK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DANAU PONDOK LAPAN KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT DESY ARISKA

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DANAU PONDOK LAPAN KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT DESY ARISKA STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI DANAU PONDOK LAPAN KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT DESY ARISKA 110302054 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN FOSFOR TERHADAP DAYA DUKUNG PERAIRAN DANAU LUT TAWAR UNTUK BUDIDAYA SISTEM KERAMBA JARING APUNG

ANALISIS KANDUNGAN FOSFOR TERHADAP DAYA DUKUNG PERAIRAN DANAU LUT TAWAR UNTUK BUDIDAYA SISTEM KERAMBA JARING APUNG ANALISIS KANDUNGAN FOSFOR TERHADAP DAYA DUKUNG PERAIRAN DANAU LUT TAWAR UNTUK BUDIDAYA SISTEM KERAMBA JARING APUNG Fikri Fachriza 1), Eri Yusni 2) dan Nurmatias 2) 1) Program Studi Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI SUDOYO LUMBAN TOBING 100302062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN

MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN Rahayu, dkk :Monitoring Daya Dukung dan Status Mutu Air... MONITORING DAYA DUKUNG DAN STATUS MUTU AIR KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK RIAM KANAN MONITORING POWER SUPPORT AND QUALITY STATUS

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh: STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: HIRAS SUCIPTO TAMPUBOLON 090302074 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003). PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan sebagai hajat hidup orang banyak. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk kehidupannya sehingga sumberdaya air perlu dilindungi

Lebih terperinci

Haryanto, H., Thamrin., Sukendi 2014:8 (2) STATUS TROFIK DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH BUDIDAYA IKAN KJA DI WADUK KOTO PANJANG

Haryanto, H., Thamrin., Sukendi 2014:8 (2) STATUS TROFIK DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH BUDIDAYA IKAN KJA DI WADUK KOTO PANJANG Haryanto, H., Thamrin., Sukendi 2014:8 (2) STATUS TROFIK DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR LIMBAH BUDIDAYA IKAN KJA DI WADUK KOTO PANJANG Hari Haryanto Staf SKIPM Kelas I Pekanbaru Jl. Rawa Indah Marpoyan

Lebih terperinci

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province. JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853-7607 ANALISIS USAHA KERAMBA JARING APUNG, PROSPEK DAN KENDALA PENGEMBANGANNYA DI NAGARI TANJUNG SANI KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT Business analysis floating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton. ABSTRAK Danau Buyan merupakan sumberdaya alam akuatik yang mempunyai nilai yang sangat penting. Pemanfaatan Danau Buyan diantaranya adalah kegiatan budidaya keramba jaring apung yang berpotensi memberikan

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN USAHA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK JATILUHUR

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN USAHA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK JATILUHUR Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 248-261 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16257 DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELEMBAGAAN

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG (Society Participation Against the Existence of Mangrove Forest in Percut, Percut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan dan berbentuk pelebaran alur atau badan atau palung sungai (PerMen LH No 28 Tahun 2009). Waduk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan 25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. iii. Daya Tampung Beban Pencemaran Air dan Zonasi Danau Rawa Pening

KATA PENGANTAR. iii. Daya Tampung Beban Pencemaran Air dan Zonasi Danau Rawa Pening iii Daya Tampung Beban Pencemaran Air dan Zonasi Danau Rawa Pening KATA PENGANTAR Kementerian Lingkungan Hidup, 2012 TIM PENYUSUN : Pengarah : Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (Carrying Capacity) DANAU SIAIS TERHADAP KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG TESIS OLEH IMELDA SARI HARAHAP /PSL

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (Carrying Capacity) DANAU SIAIS TERHADAP KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG TESIS OLEH IMELDA SARI HARAHAP /PSL DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (Carrying Capacity) DANAU SIAIS TERHADAP KEGIATAN KERAMBA JARING APUNG TESIS OLEH IMELDA SARI HARAHAP 117004011/PSL SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 DAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA DATA A. Objek penelitian dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah koperasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh : PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh : HANNA MANURUNG 081201025/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN FOSFOR UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DANAU RAWAPENING

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN FOSFOR UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DANAU RAWAPENING DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN FOSFOR UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DANAU RAWAPENING Sesilia Rani Samudra *, Tri Retnaningsih Soeprobowati *, Munifatul Izzati * *) Magister Biologi Fakultas Sains & Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air

TINJAUAN PUSTAKA. daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air 6 TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Danau Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2012, pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu pada bulan Juli 2012. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA 1 ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : EDRA SEPTIAN S 121201046 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa Kabupaten

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Perception, Tanjung Rambutan Village, Ex quarry land (Quarri)

ABSTRACT. Keyword: Perception, Tanjung Rambutan Village, Ex quarry land (Quarri) PUBLIC PERCEPTION OF EX QUARRY LAND UTILIZATION (QUARRY) AS BUSSINESS PLACE OF FLOATING NET CAGES CULTURE (FNC) IN TANJUNG RAMBUTAN VILLAGE KAMPAR DISTRICT KAMPAR REGENCY RIAU PROVINCE By Jalisman 1) ;

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode survey. Menurut Singarimbun (1987:3) Metode penelitian survey adalah penelitian

Lebih terperinci

INTRODUKSI KERAMBA JARING APUNG BERLAPIS SEBAGAI ALATERNATIF SISTEM PEMELIHARAAN IKAN DALAM KERAMBA RAMAH LINGKUNGAN DI DANAU MANINJAU SUMATERA BARAT

INTRODUKSI KERAMBA JARING APUNG BERLAPIS SEBAGAI ALATERNATIF SISTEM PEMELIHARAAN IKAN DALAM KERAMBA RAMAH LINGKUNGAN DI DANAU MANINJAU SUMATERA BARAT LIMNOTEK, 2005, Vol, XII, No, 2, p. 61-67 INTRODUKSI KERAMBA JARING APUNG BERLAPIS SEBAGAI ALATERNATIF SISTEM PEMELIHARAAN IKAN DALAM KERAMBA RAMAH LINGKUNGAN DI DANAU MANINJAU SUMATERA BARAT Triyanto

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG Mharia Ulfa Alumni Pascasarjana Ilmu lingkungan Program

Lebih terperinci

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau Oleh Ibas.boyz@yahoo.com Bastari 1), Kusai 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Sumatera Utara (

Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Sumatera Utara ( Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat (Analysis of Water Quality and Pollution Load in Pondok Lapan Lake Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat)

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN

BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN I. PENDAHULUAN Saat ini budidaya ikan di waduk dengan menggunakan KJA memiliki prospek yang bagus untuk peningkatan produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di desa Cibinong salah satu desa di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Luas desa Cibinong adalah 201,245 Ha. Dengan luas perkebunan

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI RISKY ANGGITA HARAHAP 090302075 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN PUHAWANG UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA SISTEM KARAMBA JARING APUNG

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN PUHAWANG UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA SISTEM KARAMBA JARING APUNG AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN PUHAWANG UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA SISTEM KARAMBA JARING APUNG Herman Yulianto 1 Nikky Atiastari 2 Abdullah Aman Damai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS (Studi Kasus pada Kelompok Tani Kencana Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan perusahaan khususnya yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa menginginkan perusahaannya

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan pencapaian tujuannya. Oleh karena itu, organisasi secara berkala merekrut untuk menambah, mempertahankan,

Lebih terperinci

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah

Lebih terperinci

ABSTRACT SITI ROMELAH. Intensive farming practices system by continuously applied agrochemicals,

ABSTRACT SITI ROMELAH. Intensive farming practices system by continuously applied agrochemicals, ABSTRACT SOIL QUALITY ANALYSIS AND ECONOMIC BENEFITS IN THE COW- PALM OIL INTEGRATED SYSTEM TO ACHIEVE SUSTAINABLE AGRICULTURE (CASE STUDY: KARYA MAKMUR VILLAGE, SUBDISTRICT PENAWAR AJI, TULANG BAWANG

Lebih terperinci

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE By Angga Priyetno 1), Hendrik 2), Lamun Bathara 2) ABSTRACK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu dari luar sistem perairannya sehingga dapat dinetralkan atau distabilkan kembali dalam jangka waktu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung Halimun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta dan menerima cukup banyak pengaruh dari aktivitas ibukota. Aktivitas pembangunan ibukota tidak lain memberikan

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015) PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN BOD DAN FECAL COLIFORM SUNGAI DENGAN METODE QUAL2E (Studi Kasus: Sungai Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta) Rama Paundra Aristiawan *), Syafrudin **), Winardi Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang memiliki luas 240 ha. Pemanfaatan lahan di sekitar Waduk Cengklik sebagian besar adalah

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA

KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA KAJIAN DAYA DUKUNG FISIK WISATA DANAU DI PANTAI PASIR PUTIH PARBABA KABUPATEN SAMOSIR NANCY ROLINA 120302062 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

Lebih terperinci

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATUBARA Ivan Liharma Sinaga 1*, Jamilah 2, Mukhlis 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi berdampak pada sumber daya manusia yang semakin hari semakin dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam segala bidang.

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI DANAU PONDOK LAPAN DESA NAMAN JAHE KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT FAHMI FADHLI RAIS

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI DANAU PONDOK LAPAN DESA NAMAN JAHE KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT FAHMI FADHLI RAIS STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI DANAU PONDOK LAPAN DESA NAMAN JAHE KECAMATAN SALAPIAN KABUPATEN LANGKAT FAHMI FADHLI RAIS 110302047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang diberlakukan sejak akhir tahun 2015 kemarin, dimana MEA merupakan wujud kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan kebutuhan dan keinginan masyarakat menjadi semakin beragam. Keberagaman akan kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai satu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan

Lebih terperinci

Perception Of Fish Farmers To Aquaculture Of Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) In Pond Tarp In The Village Hangtuah In Perhentian Raja District Kampar Regency Of Riau Province By Bagus Pirmansyah 1) ; Kusai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam proses untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran melalui metode ilmiah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT DESA PENINSUNG DALAM MENJAGA HUTAN ADAT DI KECAMATAN SEPAUK

FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT DESA PENINSUNG DALAM MENJAGA HUTAN ADAT DI KECAMATAN SEPAUK FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT DESA PENINSUNG DALAM MENJAGA HUTAN ADAT DI KECAMATAN SEPAUK The Driving Factor in Communities Peninsung to Maintaining Indigenous Forest in the Sepauk District Anasia Melia,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di gabungan gelompok tani (Gapoktan) Desa Hasang, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. buatan. Diperairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari segi potensi alam, Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk pengembangan budidaya perikanan. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung yang secara astronomis terletak di 6 50 38-6 58 50 LS dan 107 33 34-107 43 50 BT. Secara khusus penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 pada beberapa lokasi di hilir Sungai Padang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA PENENTUAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN TIGARAS KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA LULY NANDA ARISTA 120302024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI OBYEK WISATA NAGORI KARANG ANYER KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI FAEZATUR RAHMAN PURBA 100302004 Skripsi Sebagai

Lebih terperinci

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN KAJIAN PERAN FAKTOR DEMOGRAFI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA Kajian Peran Faktor Demografi dalam Hubungannya Dengan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KARYA TULIS BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH, DESA DOLAT RAYA, KECAMATAN TIGA PANAH, KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA KONSERVASI DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN Oleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN SKRIPSI Oleh : Melyana Anggraini 061201022 / Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode 29 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Penetapan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan mempunyai potensi yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian a. Gambaran Fisik Kabupaten Serang Sesuai dengan RTRW Kabupaten Serang tahun 2011 2031, karakteristik wilayah administratif, Kabupaten Serang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian didahului dengan meneliti penguasaan matematika dan konten pedagogik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan survey, dimana data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh makhluk hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan sebagai penunjang kebutuhan dasar. Oleh karena itu, keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan pada hakikatnya terdiri dari orang dan peralatan operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan suatu sistem yang jelas

Lebih terperinci