BAB V ANALISIS RUMUSAN KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS RUMUSAN KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 9 BAB V ANALISIS RUMUSAN KONSEP PERANCANGAN Bagian ini akan membahas mengenai analisis programming atau analisis merumuskan konsep perancangan Bandung Fashion Hub. Analisis dilakukan dengan perimbanganpertimbangan materi yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Maksud dari penulisan bab ini adalah untuk menganalisis agar didapat kriteria perancangan berdasarkan data dan programming sehingga dapat keputusan desain yang optimal. A. ANALISIS SISTEM PERUANGAN Tujuan dari analisis system peruangan adalah untuk mendapatkan konsep peruangan yang sesuai dengan kebutuhan ruang serta karakter kegiatan. Pertimbangan dan kriteria analisis konsep peruangan ditujukan untuk mendapatkan macam kebutuhan ruang yang sesuai dengan karakter kegiatan, mendapatkan besaran ruang yang sesuai dengan kapasitas serta standart, dan mendapatkan pola-pola aktivitas serta pengelompokan kegiatan yang akan menjadi acuan dalam menata ruang dan massa.. Analisis Pola Kegiatan Tujuan Menentukan pola kegiatan pengguna Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung yang direncanakan. Analisis Dan Hasil Berikut ini adalah analisis dan hasil pola kegiatan pengguna berdasarkan jenis kegiatan pada Bandung Fashion Hub. a. Kegiatan Edukasi ) Peserta Didik Sekolah Fashion Skema 5.. Skema Pola Kegiatan Peserta Didik Sekolah Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

2 92 2) Staff Pengajar dan profesional Skema Skema Pola Kegiatan Staff Pengajar Sekolah Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) b. Kegiatan Komunikasi Komunitas & Media Komunitas dan Media Fashion c. Kegiatan Marketing Skema Skema Pola Kegiatan Komunitas dan Media Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Industri Fashion Lokal Skema Skema Pola Kegiatan Industri Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

3 93 d. Kegiatan Hiburan dan Rekreasi Pengunjung Umum e. Kegiatan Interaksi Skema 5.5. Skema Pola Kegiatan Industri Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Pengelola Fashion Show & Pameran Gallery Skema Skema Pola Kegiatan Fashion Show, Gallery dan Perpustakaan Fashion (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) f. Kegiatan Pengelolaan ) Pengelola Administrasi Skema Skema Pola Kegiatan Pengelola Pusat (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) 2) Petugas Service

4 94 Skema Skema Pola Kegiatan Petugas Service (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) 3) Petugas Art Shop dan Café 2. Analisis Jumlah Pengguna Tujuan Skema 5.9. Skema Pola Kegiatan Petugas Art Shop dan Cafe (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Tujuan dari analisis jumlah pengguna adalah untuk menentukan jumlah pengguna pada Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung yang direncanakan. Analisis Dan Hasil Berdasarkan pola legiatan diatas, dapa ditentukan jumlah pengguna dari Bandung Fashion Hub yang direncanakan. Table berikut ini merupakan analisis jumlah pengguna Bandung Fashion Hub. Untuk jumlah pengunjung dihitung berdasarkan waktu rata-rata pehari saat jam kerja (jam operasional Bandung Fashion Hub dari pukul WIB). Tabel 5.. Analisis Jumlah Pengguna No. Pengguna Jumlah. Sekolah Fashion Orang keterangan Peserta Didik 300 Jumlah Jurusan pada Sekolah Fashion terdapat 6 jurusan sesuai kurikulum. Setiap jurusan diasumsikan terdiri dari 50 peserta didik. Staff Pengajar 30 Jumlah staff pengajar efektif dalam setiap jurusan adalah :0 peserta didik. Setiap jurusan memiliki 5 staff pengajar. Sehingga Sekolah Fashion diasumsikan memiliki 30 staff pengajar Administrasi Sekolah 6 Administrasi keuangan 2 orang, Input Nilai 2 2. Komunitas & Media orang, Sistem Informasi 2 orang.

5 95 Komunitas 00 Asumsi Pengunjung 200 Asumsi 3. Industry Fashion Industry Fashion 90 Terdapat 6 kawasan potensi fashion bandung yang memiliki ciri produk fashion yang khas. dipilih 3 brand terbaik dari masing-masing kawasan untuk di display pada Bandung Fashion Hub. Sehingga industry fashon local yang diwadahi berjumlah 8 brand fashion local bandung. Pengelola dari masing-masing brand diasumsikan 5 orang. 8 x 5 = 90orang Pengunjung 360 Asumsi dalam jangka waktu 0 jam operasional masing-masing retail tenant sebanyak 20 orang. 20 dikali jumlah brand Gallery Pengelola gallery 5 Informasi 2 orang, keamanan 3 orang Pengunjung 450 Jumlah pengunjung perpustakaan mahasiswa 300 orang, pengunjung umum asumsi 50 orang. Total pengunjung per hari 450 orang. Dibagi 0 jam = 45 orang/jam 5. Perpustakaan Pengelola Perpustakaan 0 Keamanan 2 orang, informasi orang, peminjaman 2 orang, merapihkan buku 5 orang Pengunjung 450 Jumlah pengunjung perpustakaan mahasiswa 300 orang, pengunjung umum asumsi 50 orang. Total pengunjung per hari 450 orang. Dibagi 0 jam = 45 orang/jam 6. Fashion Show Pengunjung 2000 Jumlah pengunjung ketika fashion show diselenggarakan sehari 2000 orang orang dibagi 0 jam = 200 orang/jam Pengelola 20 Team Konseptor 0 orang dan Tim Pelaksana(lighting, soundsystem, dll) 0 orang Brand Show/ Karya Sekolah 50 Perhari/ saat event fashion show Fashion Model 500 Masing-masing branad/ mahasiswa minimal menampilkan 0 karya artinya diperagakan oleh 0 orang model. 7. Pengelola Pusat Direktur Wakil Direktur Sekretaris 2 Bendahara 2 Manager Program Sekolah

6 96 Fashion Manager Komunitas & Media Manager Program Marketing Fashion Industri Manager Program Fashion Show Manager Program Gallery Manager Program Perpustakaan Manager Maintenance Manager Keamanan Manager Informasi 8 Pengelola Service Cleaning Service 40 Sekolah Fashion (6 jurusan, administrasi, staff pengajar) = = 8 orang Industri Fashion = 4 orang Komunitas = 4 orang Gallery = 4 orang Perpustakaan = 4 orang Fashion Show = 8 orang Pengelola Pusat = 4 orang Area Landscape = 8 orang Total = 40 orang Petugas Keamanan 32 Sekolah Fashion (6 jurusan, administrasi, staff pengajar) = 2 orang Industri Fashion = 4 orang Komunitas = 4 orang Gallery = 2 orang Perpustakaan = 2 orang Fashion Show = 8 orang Pengelola Pusat = 2 orang Area Landscape = 8 orang Total = 32 orang Petugas Teknisi 8 Asumsi setiap fasilitas masing-masing orang Petugas Informasi 0 Asumsi setiap fasilitas masing-masing 2 orang Petugas Medis 5 asumsi (industry fashion, komunitas, gallery, perpustakaan, fashion show) (Sumber: Analisa Penulis, 206) 3. Analisis Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Fasilitas Tujuan Tujuan dari analisis karakter kegiatan dan kebutuhan fasilitas adalah untuk menentukan ruang-ruang yang dibutuhkan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan

7 97 oleh pengguna pada perencanaan Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung dengan pendekatan desain ekspresif. Analisis Dan Hasil Pada analisis kebutuhan ruang ini terdapat beberapa zona kegiatan, berdasarkan kelompok kegiatan yang terdapat pada Bandung Fashion Hub, yaitu zona kegiatan edukasi, zona kegiatan komunikasi komunitas dan media, zona kegiatan marketing, zona kegiatan interaksi, zona kegiatan hiburan serta zona kegiatan pengelolaan. Berikut merupakan analisis karakter kegiatan dan kebutuhan ruang dalam masingmasing zona pada Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi Fashion Stakeholder dengan pendekatan Desain Ekspresif. a. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang edukasi Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Edukasi Kegiatan Keterangan Kebutuhan Ruang Masuk Bandung Memasuki area Bandung Fashion - entrance jelas dan aman Fashion Hub Hub Parkir Memarkir kendaraan - area parkir sesuai dimensinya - pos keamanan dan parkir Masuk ke dalam bangunan Memasuki bangunan - akses dari parkir ke entrance bangunan jelas - adanya foyer/ ruang peralihan/ ruang transisi - lobby, kesan akrab Menunggu pelajaran dimulai Menunggu pelajaran, santai dan berinteraksi dengan teman - ruang peralihan sebelum memasuki kelas Absensi Pengajar dan mempersiapkan bahan ajar Mengisi absen dan mempersiapkan bahan ajar - ruang staff pengajar dimensi menampung jumlah orang dan furniture - mudah di akses dari entrace Belajar dan Mengajar belajar dan mengajar fashion teori - dimensi ruang kelas sesuai jurusan masing-masing - kenyamanan termal, pencahayaan, dan akustik kelas - pencahayaan alami Diskusi organisasi Diskusi organisasi, duduk, - bersifat akrab dan nyaman kampus mengemukakan pendapat, membuat rencana kegiatan - lighting dan posisi ruang yang fleksibel Membuat karya tugas Membuat karya tugas fashion - dimensi ruang fleksibel fashion sesuai jurusan masing-masing - lighting - akustik ruang - suasana dinamis Keluar dari studio Keluar dari studio - ruang peralihan menuju ruang

8 98 lain Istirahat Relaksasi, berkumpul bersama - kesan akrab dan santai teman - sejuk - view positif, menghindari kebosanan - ruang gerak bebas Keluar kampus Keluar kampus menuju faasilitas - akses jelas lain - penataan sign dan landscape Mendaftar masuk perpustakaan Berlaku bagi yang sudah menjadi anggota atau belum - adanya tempat penitipan barang - ruang pengelola perpus yang juga melayani pengunjung dan pinjam meminjam buku Membaca dan meminjam buku Selain buku-buku yang berhubungan dengan fashion, seni - ketenangan di area perpustakaan & budaya serta karya artis - pembagian area yang jelas antara buku atau arsip yang bisa dipinjam atau tidak - lighting cukup - view positif - kenyamanan ruang (termal dan akustik) Seminar Fashion Fashion bersama Fashion Desainer, Komunitas maupun fashion - lighting harus mampu menerangi seluruh ruangan industry - tersedia podium (bersifat fleksibel) - tersedia soundsystem - kenyamanan ruang (termal dan akustik) Diskusi tentang fashion Diskusi ini terbuka untuk umum dan bersifat edukatif - lighting dan posisi ruang bersifat fleksibel - bersifat akrab Melihat display karya Melihat display dan informasi karya fashion - etalase display yang informative - ruang transisi sebagai area pamer - ruang yang cukup untuk bergerak Pameran Display hasil karya sekolah fashion - ruang yang cukup untuk bergerak, sirkulasi - posisi lighting dan tempat display adar karya yang di tampilkan lebih maksimal - jarak antar benda display dan

9 99 pengunjung Melihat pertunjukan Menyaksikan pertunjukan seni yang ditampilkan - Desain teater yang memenuhi standar kenyamanan (visual akustik) - Sound system dan audio yang mendukung - Penerangan yang selama pertunjukan Keluar dari fasilitas Keluar dari fasilitas atau kembali - akses yang luas ke fasilitas penunjang lainnya - foyer sebagai ruang bantu adaptasi dari ruang dalam ke ruang luar Pulang Keluar dari area Bandung Fashion - kejelasan kearah parkir Hub - jalan keluar yang aman (Sumber: Analisa Penulis, 206) b. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang komunikasi komunitas dan media Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Komunikasi Komunitas dan Media Kegiatan Keterangan Kebutuhan Ruang Masuk Bandung Memasuki area Bandung Fashion - entrance jelas dan aman Fashion Hub Hub Parkir Memarkir kendaraan - area parkir sesuai dimensinya - pos keamanan dan parkir Masuk ke dalam bangunan Memasuki bangunan - akses dari parkir ke entrance bangunan jelas - adanya foyer/ ruang peralihan/ ruang transisi - lobby, kesan akrab Mendaftar masuk Berlaku bagi yang sudah menjadi anggota atau belum - adanya tempat penitipan barang - ruang pengelola ruang komunitas yang juga melayani pengunjung - informatif Menunggu Menunggu kegiatan dimulai - bersifat akrab dan nyaman - sejuk - view positif, menghindari kebosanan - ruang gerak bebas Diskusi organisasi Diskusi organisasi, duduk, - bersifat akrab dan nyaman komunitas fashion mengemukakan pendapat, membuat rencana kegiatan - lighting dan posisi ruang yang fleksibel Diskusi umum Diskusi untuk pengunjung umum - bersifat akrab dan nyaman yang memiliki minat dalam - lighting dan posisi ruang yang

10 00 berjejaring, duduk, mengemukakan fleksibel pendapat, membuat rencana kegiatan Pendaftaran Mendaftar workshop - meja recepsionis workshop - sirkulasi luas - mudah di akses workshop Mendatangkan ahli untuk - ruang fleksibel mengadakan workshop yang dapat - bersifat akrab dan dinamis diakses umum - view positif - sirkulasi luas Istirahat Relaksasi, berkumpul bersama - kesan akrab dan santai teman - sejuk - view positif, menghindari kebosanan - ruang gerak bebas Keluar Keluar menuju faasilitas lain - akses jelas - penataan sign dan landscape Pulang Keluar dari area Bandung Fashion - kejelasan kearah parkir Hub - jalan keluar yang aman (Sumber: Analisa Penulis, 206) c. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang marketing Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Marketing Kegiatan Keterangan Kebutuhan Fasilitas Masuk Bandung Memasuki area Bandung Fashion - entrance jelas dan aman Fashion Hub Hub Parkir Memarkir kendaraan - area parkir sesuai dimensinya - pos keamanan dan parkir Masuk ke dalam bangunan Memasuki bangunan - akses dari parkir ke entrance bangunan jelas - adanya foyer/ ruang peralihan/ ruang transisi - lobby, kesan akrab Memasukan produk Loading produk ke dalam ruangan - akses - keamanan - adanya foyer ruang tansisi dari ruang luar dan ruang dalam - area parkir Penataan Menata produk yang ingin - ruang fleksibel dipasarkan sesuai jumlah industry - karakter local bandung yang diwadahi - ruang dinamis - kenyamanan termal dan akustik - pencahayaan yang dapat

11 0 menjangkau seluruh ruangan Kegiatan Pemasaran Pemasaran produk fashion industry - etalase yang menjual lokal - lighting yang difokuskan pada produk - akses dalam ruangan - ruang yang fleksibel untuk penataan furniture workshop Workshop pembuatan produk - - ruang fleksibel sebagai salah satu proses - bersifat akrab dan dinamis pemasaran - view positif sirkulasi luas Keluar Keluar menuju faasilitas lain - akses jelas - penataan sign dan landscape Pulang Keluar dari area Bandung Fashion - kejelasan kearah parkir Hub - jalan keluar yang aman (Sumber: Analisa Penulis, 206) d. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang interaksi Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Interaksi Kegiatan Keterangan Kebutuhan Fasilitas Masuk Bandung Memasuki Area Bandung Fashion - entrance jelas dan aman Fashion Hub Hub Parkir Memarkir kendaraan - area parkir sesuai dimensinya - pos keamanan dan parkir Masuk ke dalam bangunan Memasuki bangunan - akses dari parkir ke entrance bangunan jelas - adanya foyer/ ruang peralihan/ ruang transisi - lobby, kesan akrab Mendaftar masuk Berlaku bagi yang sudah menjadi anggota atau belum - adanya tempat penitipan barang - ruang pengelola ruang komunitas yang juga melayani pengunjung - informatif Menunggu Menunggu fashion show di mulai, - bersifat akrab dan nyaman duduk dan mengobrol - sejuk - view positif, - menghindari kebosanan - ruang gerak bebas pameran Display hasil karya sekolah fashion - ruang yang cukup untuk bergerak, sirkulasi - posisi lighting dan tempat display adar karya yang di

12 02 tampilkan lebih maksimal - jarak antar benda display dan pengunjung Masuk ke dalam Masuk kedalam ruang catwalk - transisi menuju ruang catwalk fashion show. Duduk, ngobrol - ruang yang cukup untuk bergerak, sirkulasi Menyaksikan fashion Duduk menyaksikan peragaan - besaran catwalk show fashion oleh model di catwalk, diskusi, jurnalis, memfoto - penataan ruang yang fleksibel untuk model catwalk - lighting focus pada peragaan fashion - dimensi ruang luas - kenyamanan termal, akustik Loading Karya Memasukan karya fashion ke - akses mudah dicapai dan jelas Fashion (Backstage) dalam ruang ganti (wardrobe) - jumlah ruang wardrobe - lighting - sirkulasi luas Ruang Model Ruang ganti dan make up model. Kegiatan istirahat dan metabolisme - akses menuju ruang model berbeda dengan pengunjung umum - lighting yang cukup untuk make up model - sirkulasi luas - beberapa privasi - akses menuju stage jelas - dekat dengan toilet Keluar Keluar menuju faasilitas lain - akses jelas - penataan sign dan landscape Pulang Keluar dari area Bandung Fashion - kejelasan kearah parkir Hub - jalan keluar yang aman (Sumber: Analisa Penulis, 206) e. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang pengelolaan Tabel Karakter dan Kebutuhan Ruang Pengelolaan Kegiatan Keterangan Kebutuhan Fasilitas Administrasi Administrasi manajemen Bandung Meliputi: Fashion Hub - R. direktur - R. wakil direktur - Ruang sekretaris - Staff sekretaris - Ruang keuangan - Staff keuangan - Area ini merupakan area semi privat, hanya yang

13 03 berkepentingan yang boleh masuk Operasional - Ruang Manager Manager Sekolah Fashion Manager Komunitas Manager Fashion Industri Manager Pameran & Fashion Show Manager art shop Manager café & restaurant - Ruang staff dan ruang ganti yang dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet - Mengawasi jalannya kegiatan di Bandung Fashon Hub - Melayani kebutuhan pengunjung - Mengoperasikan alat-alat yang digunakan - Melayani penjualan tiket - Menginformasikan kegiatan yang berlangsung di Bandung Fashion Hub - Mengatur kegiatan yang berlangsung di Bandung Fashion Hub Service Perawatan fisik bangunan dan - menjaga keamanan keamanan - menjaga dan memelihara kondisi fasilitas yang disediakan Bandung Fashion Hub (Sumber: Analisa Penulis, 206) f. Karakter kegiatan dan kebutuhan ruang hiburan (Café, Restaurant, Fashion dan Merchandise) Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Hiburan; Café & Restaurant Kegiatan Keterangan Kebutuhan Fasilitas masuk Datang ke counter, langsung memesan dan menerima pesanan datang dan lansung ke tempat - rak, refrigerator penyimpanan makanan dan minuman siap santap duduk - rak dua arah (self service) - ke meja / kursi dan langsung menempati - pelayan dibalik meja bar siap melayani

14 04 Menikmati makanan dan minuman Menikmati pesanan makanan dan minuman - kontak visual/ view yang positif agar pengunjung merasa betah - adanya hiburan (tv, screen, music, audio) - berkesan akrab - ruang gerak yang cukup Selesai Selesai makan dan minum - posisi kasir terlihat oleh pengunjung/ dekat pintu keluar - pelayan yang bebeas bergerak (service) (Sumber: Analisa Penulis, 206) Tabel Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Hiburan; Fashion & Merchandise Kegiatan keterangan Kebutuhan Fasilitas Masuk Melihat-lihat atau membeli fashion & merchandise - etalase pajangan - rak-rak penyimpanan produk fashion & merchandise - ruang gerak yang cukup - view positif yang dapat membuat pengunjung betah selesai Selesai melihat-lihat atau membeli - posisi kasir terlihat oleh 4. Analisis Kebutuhan Ruang Tujuan (Sumber: Analisa Penulis, 206) pengunjung/ dekat pintu keluar Menentukan kebutuhan ruang berdasarkan karakter kegiatan fasilitas Bandung Fashion Hub yang akan direncanakan. Analisis Dan Hasil Pada analisis kebutuhan ruang kelompok kegiatan, jenis kegiatan, ruang, jumlah dan keterangan terkait persyaratan ruang yang dibutuhkan dalam Bandung Fashion Hub. Tabel Analisis Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Edukasi Jenis Kegiatan Ruang Jumlah Keterangan Masuk Bandung Fashion Hub Entrance Sirkulasi kendaraan dan orang Parkir Area parkir - dimensi area parkir - pos keamanan - pos ticketing Masuk ke dalam Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. bangunan Aktivitas Sekolah Fashion Transisi. Kelas Teori 2. Studio 3. Rg. Komunal 4. Rg. Informasi Jumlah ruang kelas teori dan studio berdasarkan

15 05 Komunikasi Komunitas Aktivitas Pengajar. Ruang Absensi 2. Ruang Staff Pengajar 3. Ruang Konsultasi 5. Rg. Loker 6 jumlah jurusan - Ruang komunal sebagai ruang transisi antar kelas Diskusi Organisasi Ruang Organisasi Kampus istirahat. Rg. Komunal taman 2. Kantin 3. Musholla 4. Toilet Masuk ke perpus Aktivitas Perpustakaan Aktivitas Seminar, Diskusi Umum Display Karya &informasi Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi. Rg. Penitipan 2. Rg. Daftar 3. Rg. Baca 4. Rg. Rak Buku 5. Rg. Arsip 6. Rg. Internet 7. Rg. Diskusi kecil 8. Rg. Pengurus Perpus 9. Toilet. Rg. Seminar 2. Rg. Press Conference 3. Rg. Proyektor 4. Rg, Control 5. Rg. Transisi/ foyer. Rg. Display Karya 2. Rg. Informasi 3. Rg. Buku tamu - mudah di akses - bersifat semi privat - sekat Bersifat akrab dan fleksibel - Pembagian rakrak buku yang bisa dipinjam dengan rak-rak buku yang tidak bisa di pinjam - Pembagian area baca & area internet Ruang seminar bersifat ruang serba guna - small gallery - sirkulasi gerak luas - karya yang ditampilkan adalah karya fashion berupa foto, gambar, produk fashion, ataupun instalasi Masuk Bandung Fashion Hub Entrance Sirkulasi kendaraan dan orang Parkir Area parkir - dimensi area parkir - pos keamanan - pos ticketing Masuk ke dalam bangunan Mendaftar masuk, informasi &menunggu Aktivitas Diskusi Organisasi Komunitas Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi. Ruang pendaftaran 2. Hall Rg. Diskusi orgnaisasi/ Rg. Rapat - akses jelas - surkulasi luas - view positif Bersifat semi privat dan penataan ruang yang fleksibel Seminar & Diskusi Umum Aktivitas Workshop. Rg. Seminar 2. Rg. Press Conference 3. Rg. Proyektor 4. Rg, Control 5. Rg. Transisi/ foyer. RuangWorkshop 2. Tempat Penyimpanan Diskusi untuk pengunjung umum yang memiliki minat dalam berjejaring, duduk, mengemukakan pendapat, membuat rencana kegiatan - Ditujukan untuk masyarakat pada

16 06 Marketing Hiburan Interaksi & Barang uumnya. - uang fleksibel - bersifat akrab dan dinamis - view positif - sirkulasi luas Istirahat Rg. Komunal Tempat untuk dudukduduk relaksasi Keluar dari fasilitas menuju fasilitas lain (taman) Rg. Transisi/ Foyer Sama seperti pintu masuk. Penataan landscape menuju fasilitas lain Masuk Bandung Fashion Hub Entrance Sirkulasi kendaraan dan orang Parkir Area parkir - dimensi area parkir - pos keamanan - pos ticketing Masuk ke dalam bangunan Aktivitas bazaar/ expo fashion lokal Aktivitas Retail Fashion Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi. Rg. loading barang 2. Rg. Hall Expo 3. Rg. Hiburan (panggung) 4. Rg. Informasi 5. Rg. Ganti 6. Rg. Metabolisme. Retail Industri Fashion dan Desainer (etalaser, area shopping)) 2. Rg. Loading Barang 3. Koridor sirkulasi 4. Atrium/ plaza 5. Rg. Kasir 6. Rg. Staff Retail Aktivitas Cafe. Area makan dan minum 2. Area makanan siap santap 3. Pantry bar 4. Dapur café 5. Rg. Cuci 6. Kasir 7. Corner Staff 8. Gudang 9. Rg. Staff Aktivitas Restaurant. Rg. Makan dan minum 2. Dapur restaurant 3. Rg. Cuci 4. Kasir 5. Corner staff 6. Gudang 7. Rg. Staff Merchandise shop. Rg. Etalase 2. Area shopping 3. Kasir Service area. Lavatory 2. Gudang 3. parkir Digunakan untuk mengadakan expo fashion yang mengundang industry fashion local. Digunakan untuk brand fashion maupun fashion desainer. Merupakan retail tetap (tenant) Kebutuhan ruang untuk satu cafe Kebutuhan ruang untuk satu cafe Menjual souvenirsouvenir Masuk Bandung Fashion Hub Entrance Sirkulasi kendaraan dan orang Parkir Area parkir - dimensi area

17 07 Masuk ke dalam bangunan Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi Fashion show (Back. Loading area stage) 2. Ruang Model 3. Rg. Metabolisme 4. Rg. Wardrobe 5. Rg. Transisi menuju stage 6. Koridor/ hall penguhubung antar ruang Fashion Show (on. Lobby stage) 2. Rg. Registrasi 3. Rg Informasi 4. Stage/ Catwalk 5. Area duduk 6. Area Media 7. Rg. Control 8. Rg. Tunggu 9. Rg. Metabolism Pameran Rg. Registrasi Rg. Informasi Rg. Pamer / Display Rg. Gudang Pengelola Administrasi. Rg. Direktur 2. Rg. Wakil Direktur 3. Rg. Manager Keuangan dan staff 4. Rg. Sekretaris dan staff 5. Rg. Manger Operasional 6. Lavatory 7. Rg. Tamu 8. Receptionist 9. Dapur kecil 0. Rg. Rapat. Rg. Keamanan 2. Gudang Operational. Recepcionist 2. Rg. Manager Sekolah Fashion dan staff 3. Rg. Manager Perpustakaan dan staff 4. Rg. Manager Fashion Show&Gallery dan Staff 5. Rg. Manager Komunitas dan staff 6. Rg. Manager Retail Fashion (retail, expo, café, restaurant, merchandise) dan staff 7. Rg. Informasi Service. Rg. Staff service 2. Rg. Gudang 3. Pos Keamanan 4. Pos Parkir 5. Rg. Mecanical 8 4 parkir - pos keamanan - pos ticketing Akses ruang backstage berbeda dengan akses pengunjung umum Ruang fleksibel/ bersifat serbaguna Administrasi pengelola pusat Ruang operational berada pada masingmasing fasilitas (kelompok kegiatan)

18 08 Electrical 6. Rg. Genset (Sumber: Analisa Penulis, 206) 5. Analisis Persyaratan dan Perencanaan Ruang Tujuan dari analisis persyaratan ruang adalah untuk menentukan identitas ruangruang pada bangunan Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung agar bangunan dapat terakomodasi dan tertata sesuai dengan kebutuhannya. Kriteria Terdapat kriteria-kriteria dalam menganalisis identitas ruang yang dibutuhkan pada Bandung Fashion Hub. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a. Tingkat Privasi b. Pencahayaan c. Penghawaan d. Pencapaian e. Suasana ruang f. View g. Perencanaan Ruang Analisis dan Hasil Analisis identitas terdiri dari faktor-faktor yang menunjukkan kualitas ruangruang tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah pencahayaan, suhu, akses, atmosfer ruang, dan view. Area ruang dibagi menjadi area edukasi, area komunikasi komunitas & media, area marketing & hiburan, area interaksi, area pengelolaan, dan area service. Berikut keterangan dari analisis dan hasil analisis tabel identitas di bawah ini: a. Tingkat Privasi Karakter ruang dengan tingkat privasi diantaranya adalah sebagai berikut. ) Publik, ruang dapat diakses oleh semua pengguna. 2) Semi Publik, ruang dapat diakses oleh hampir semua pengguna. 3) Semi privat, ruang hanya diakses oleh pengguna yang berhak dan/atau pengguna yang diundang. 4) Privat, ruang hanya diakses oleh pengguna-pengguna tertentu, tertutup untuk publik. b. Pencahayaan ) Penggunaan cahaya alami dan buatan (+++) 2) Penggunaan cahaya alami (++) 3) Penggunaan cahaya buatan (+)

19 09 c. Penghawaan ) Penggunaan penghawaan alami (++) 2) Penggunaan penghawaan buatan (+) d. Pencapaian ) Pencapaian Langsung (++) 2) Pencapaian Tidak Langsung (+) e. Atmosfer atau suasana ruang ) Suasana ruang yang ramai (+++) 2) Suasana ruang sedikit ramai (++) 3) Suasana ruang tenang (+) f. View ) View ruang terbuka (+++) 2) View ruang sedikit terbuka (++) 3) View ruang tertutup (+) a. Analisis Persyaratan Ruang Edukasi Tabel Persyaratan Ruang Edukasi PERSYARATAN NO. RUANG TINGKA T PRIVASI PENCAH AYAAN PENGH AWAA N PENC APAIA N SUASANA RUANG VIE W PERENCANA AN RUANG. Entrance Public Area parkir Public Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi Public Ruang Kelas Kelas Teori Semi public 2 Studio Semi public 3 Rg. Komunal Public Rg. Informasi Public Rg. Loker Semi public 6 Ruang Staff Semi Pengajar privat 7 Ruang Konsultasi Semi privat Ruang Organisasi Kampus Semi public Ruang Penunjang Sekolah Rg. Komunal Public Kantin Public Musholla Public Toilet Public Perpustakaan Lobby Public

20 0 2 Rg. Penitipan Public Rg. Daftar Public Rg. Baca Public Rg. Rak Buku Public Rg. Arsip Semi privat 7 Rg. Internet Public Rg. Diskusi Semi kecil public 9 Rg. Pengurus Semi Perpus privat 0 Toilet Public Seminar & Diskusi Umum Rg. Seminar Semi public 2 Rg. Press Semi Conference privat 3 Rg. Proyektor Semi privat 4 Rg, Control Privat Rg. Transisi/ Public foyer Public Display Karya Rg. Display Semi Karya public 2 Rg. Informasi Public Rg. Buku tamu Public (Sumber: Analisa Penulis, 206) b. Analisis Persyaratan Ruang komunikasi Komunitas dan Media Tabel 5.. Analisis Persyaratan Ruang Komunikasi Komunetas dan Media PERSYARATAN NO. RUANG TINGKA T PRIVASI PENCAH AYAAN PENGH AWAA N PENC APAIA N SUASANA RUANG VIE W PERENCANA AN RUANG Entrance Public Area parkir Public Lobby/ Rg. Public Peralihan/ Rg. Transisi 4 Ruang Public pendaftaran 5 Hall Public Rg. Diskusi Semi orgnaisasi/ Rg. Rapat privat 7 Rg. Seminar Semi public 8 Rg. Press Semi Conference privat 9 Rg. Proyektor Semi privat 0 Rg, Control Privat Rg. Transisi/ Semi foyer public 2 Ruang Semi Workshop 3 Tempat Penyimpanan Barang public Semi public

21 4 Toilet Public (Sumber: Analisa Penulis, 206) c. Analisis Persyaratan Ruang Marketing dan Hiburan Tabel Analisis Persyaratan Ruang Marketing dan Hiburan. PERSYARATAN NO. RUANG TINGKA T PRIVASI PENCAH AYAAN PENGH AWAA N PENC APAIA N SUASANA RUANG VIE W PERENCANA AN RUANG Entrance Public Area parkir Public Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi Public Bazaar Expo Rg. loading Semi barang privat 2 Rg. Hall Expo Public Rg. Hiburan Public (panggung) 4 Rg. Informasi Public Rg. Ganti & toilet Retail Industri Fashion dan Desainer (etalaser, area shopping) 2 Rg. Loading Barang 3 Koridor Public Retail Public Semi privat Public sirkulasi 4 Atrium/ plaza Public Rg. Kasir Public Rg. Staff Privat Café Area makan dan Public minum 2 Area makanan Public siap santap 3 Pantry bar Semi public 4 Dapur café Privat Rg. Cuci Privat Kasir Public Corner Staff Privat Gudang Privat Rg. Staff Semi privat Restaurant Rg. Makan dan minum Public Dapur restaurant Privat Rg. Cuci Semi privat 4 Kasir Public Corner staff Privat Gudang Privat

22 2 7 Rg. Staff Privat Merchandise Rg. Etalase Public Area shopping Public Kasir Semi public Lavatory Semi privat 2 Gudang Semi privat 3 Loading Barang Semi & Parkir private Service d. Analisis Persyaratan Ruang Interaksi Tabel Analisis Persyaratan Ruang Interakresi PERSYARATAN NO. RUANG TINGKA T PRIVASI PENCAH AYAAN PENGH AWAA N PENC APAIA N SUASANA RUANG VIE W PERENCANA AN RUANG Entrance Publik Area parkir Publik Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi Publik Fashion Show (backstage) Loading area Semi Ruang Model private 2 Rg. Semi Metabolisme public 3 Rg. Wardrobe Semi privat 4 Rg. Transisi Semi menuju stage public 5 Koridor/ hall penguhubung antar ruang Semi public Fashion Show (on stage) Lobby Public Rg. Registrasi Publik Rg Informasi Public Stage/ Catwalk Semi public 5 Area duduk Semi publik 6 Area Media Semi public 7 Rg. Control private Rg. Tunggu Public Rg. Metabolism Public Pameran Rg. Registrasi Publik Rg. Informasi Publik Rg. Pamer / Semi

23 3 Display publik 4 Rg. Gudang Semi privat 5 Toilet Publik e. Analisis Persyaratan Ruang Pengelola Tabel Analisis Persyaratan Pengelola PERSYARATAN NO. RUANG TINGKA T PRIVASI PENCAH AYAAN PENGH AWAA N PENC APAIA N SUASANA RUANG VIE W PERENCANA AN RUANG. Entrance Publik Area parkir Publik Lobby/ Rg. Peralihan/ Rg. Transisi Public Administrasi Rg. Direktur Private Rg. Wakil Private Direktur 3 Rg. Manager Semi Keuangan dan staff private 4 Rg. Sekretaris Semi dan staff private 5 Rg. Manger Semi Operasional private 6 Lavatory private Rg. Tamu Semi publik 8 Receptionist Semi publik 9 Dapur kecil Semi private 0 Rg. Rapat Semi private Rg. Keamanan Semi private 2 Gudang Semi private Rg. Manager Sekolah Fashion dan staff 2 Rg. Manager Perpustakaan dan staff 3 Rg. Manager Fashion Show&Gallery dan Staff 4 Rg. Manager Komunitas dan staff 5 Rg. Manager Retail Fashion (retail, expo, café, restaurant, merchandise) Semi private Semi private Semi private Semi private Semi private Operational

24 4 dan staff 6 Rg. Informasi Semi publik Service Rg. Staff service Semi private 2 Rg. Gudang Semi private 3 Pos Keamanan Semi private 4 Pos Parkir Publik Rg. Mecanical Private Electrical 6 Rg. Genset Private Analisis Hubungan Ruang Tujuan Tujuan dari analysis hubungan ruang adalah untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar ruang yang ada pada Bandung Fashion Hub sebagai ruang interaksi fashion stakeholder di kota Bandung. Analisis Dan Hasil Berikut ini adalah analisis dan hasil pola hubungan ruang berdasarkan kebutuhan dan persyaratan ruang yang telah didapat sebelumnya. a. Zona Kegiatan Edukasi Skema Analisis Hubungan Ruang Edukasi (Sumber: Analisis penulis, 206)

25 5 Skema Analisis Hubungan Ruang Edukasi (Perpustakaan) (Sumber: Analisis Penulis 206) b. Zona Kegiatan Komunikasi Komunitas & Media Skema Analisis Hubungan Ruang Komunikasi Komunitas (Sumber: Analisis penulis, 206) c. Zona Kegiatan Marketing & Hiburan Skema Analisis Hubungan Ruang Marketing dan Hiburan (Sumber: Analisis penulis, 206)

26 6 Skema Analisis Hubungan Ruang Komunikasi Komunitas (Sumber: Analisis penulis, 206) d. Zona Kegiatan Interaksi Skema Analisis Hubungan Ruang Interaksi (Sumber: Analisis penulis, 206) e. Zona Kegiatan Pengelola Skema Analisis Hubungan Ruang Pengelola & Service (Sumber: Analisis penulis, 206)

27 7 7. Analisis Organisasi Ruang Tujuan Berdasarkan analisis karakter kegiatan, kebutuhan ruang, dan besaran ruang, maka organisasi ruang berdasarkan zona kegiatan pada Bandung Fashion Hub adalah berikut ini: a. Zona Edukasi ) Sekolah Fashion Skema Organisasi Ruang Zona Edukasi (Sekolah Fashion) (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

28 8 2) Perpustakaan Skema Organisasi Ruang Zona Edukasi (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) b. Zona Komunikasi Komunitas dan Media Skema 5.. Organisasi Ruang Zona Komunitas & Media (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

29 9 c. Zona Marketing dan Hiburan d. Zona Interaksi Skema Organisasi Ruang Zona Marketing dan Hiburan (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Skema 5. 3 Organisasi Interaksi (Fashion Show & Pameran) (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

30 20 e. Zona Pengelolaan & Service 8. Analisis Luasan Ruang Tujuan Skema Organisasi Pengelolaan (Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Analisa luasan ruang bertujuan untuk mendapatkan ruang gerak sesuai kebutuhan kegiatan yang diwadahi Pada rancangan bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria Dasar pertimbangan/ kriteria dalam pendekatan besar luasan ruang antara lain: a. Kegiatan yang berada dalam fasilitas meliputi bentuk, pola dan cara kegiatan b. Jumlah pelaku kegiatan c. Besarnya flow gerak pelaku kegiatan Pada ruang-ruang yang telah memiliki standard, biasanya flow grak telah ditentukan dalam standard tersebut. Namun pada ruang-ruang khusus diperlukan untuk melakukan perhitungan tersendiri. Perincian persentasi flow grak adalah sebagai berikut: a. 5 0 % : standard minimum b. 20 % : kebutuhan keleluasaan sirkulasi c. 30 % : Tuntutan kenyamanan fisik d. 40 % : tuntutan kenyamanan psikologis e. 50 % : tuntutan spesifik kegiatan f. 70 % : Keterkaitan dengan banyak kegiatan

31 2 Analisis Dan Hasil a. Besaran Ruang Zona Edukasi Nama No Ruang Zona Edukasi Entrance dan Resepsionis Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Edukasi Sumber NAD Standar ruang 0,8 m 2 /org Jumlah / Kapasitas Perhitungan Luas 500 orang 0,6 m 2 x 500 = 300 m 2 Prediksi peak hour 20% 0,2 x 300 = 60 m 2 Total 300 m m 2 = 360 m 2 Flow 40% = 0,4 x 360 = 44 m 2 Total = = 504 m 2 Total (m 2 ) 504m 2 2 Kanopi Asumsi Asumsi 350m 2 350m 2 3 R. 7 m 2 Informasi NAD Standar 6 m 2 /orang 4 Kelas Teori NMH 5 unit/ 20 orang Meja panjang x 2,5 x 0,8 = 2 m 2 ; 2 kursi 2 x 0,5 x 0,6 = 0,6 m 2 ; almari x 0,5 x = 0,5 Luas furniture: 2 + 0,6 + 0,5 = 3, m 2 Flow 40% dari 3, m 2 =,24 m 2 Luas minimal 6,2 + 2,48 = 7,36 m 2 4mx8m= 2 m 2 Flow 30%= 0,3x800=33,6 m 2 Total= 2+33,6=45,6 m 2 5 Studio NMH 2 unit 20mx20m= 400m 2 Flow 30%= 0,3x400=20 m 2 Total= =540 m 2 6 Rg. Loker Asumsi Asumsi 40 m 2 8 Pos Keamanan NAD unit, 2 orang Flow 20% = 0,2 x 4 m 2 = 8 m 2 Total: 40 m m 2 = 48 m 2 Standar ruang 0,8 m 2 /orang meja = 2 m 2 2 kursi = m 2,6 m m 2 + m 2 = 3,2 m 2 Flow 8% = 0,08 x 3,2 m 2 = 0,2 m 2 Total = 3,2 m2 + 0,2 m 2 = 3,4 m 2 3,4 m 2 x 2 buah = 6,8 m m m 2 48 m 2 6,8 m 2 Perpustakaan 2 Locker Room 3 Ruang Koleksi Asumsi Asumsi 60 m 2 Flow 40%= 0,4x60=64 m = 224 m 2 Asumsi 3 unit Asumsi 000 m 2 Flow 50%=0,5x.000=500 m m m 2

32 22 4 Ruang Baca NAD 3 unit/50 orang 5 Ruang Internet 6 Ruang Diskusi NAD 20 unit komputer =500 m 2 Standar ruang.5 m 2 /orang.5 m 2 x 50 orang = 75 m 2 Flow 40% = 0,4 x 75 m 2 = 37.5 m 2 Total: 75 m m 2 = 2.5 m 2 Standar ruang 3 m 2 /orang 3 m 2 x 20 = 60 m 2 Flow 30% = 0,3 x 60 m 2 = 8 m 2 Total: 60 m m 2 = 78 m 2 Asumsi 6 unit Asumsi 00 m 2 Flow 20% = 0,2 x 00 = 0 m 2 Total: 00 m m 2 = 0 m m 2 78 m m 2 LUAS TOTAL m 2 Sumber : Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 b. Besaran Ruang Zona Marketing dan Hiburan Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Marketing dan Hiburan Nama Jumlah / Perhitungan No Sumber Ruang Kapasitas Luas Zona Local Fashion Shop Retail Shop Asumsi 5 unit Asumsi 0x5=50 m 2 Total (m 2 ) m 2 Flow 30%=0,3x50=45 m =95 m 2 2 Loading Asumsi unit Asumsi 20 m 2 20 m 2 Dock 3 Gudang Asumsi unit Asumsi 5 m 2 5 m 2 Zona Café Retail Café Asumsi 5 unit Asumsi 50 m m 2 Flow 30%=0,3x50=45m =95 m 2 2 Gudang Asumsi unit Asumsi 20 m 2 20 m 2 3 Dapur Asumsi unit Asumsi 50 m 2 50 m 2 4 Bar Asumsi unit Asumsi 0 m 2 0 m 2 5 Area Makan NAD unit, Standar ruang,3 m 2 /orang 82 m 2 00 orang,3 m 2 x 00 orang = 30 m 2 Flow 40% = 0,4 x 30 m 2 = 52 m 2 Total 30 m m 2 = 82 m 2 LUAS TOTAL= 6.47 m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 c. Besaran Ruang Zona Komunitas & Media Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Komunitas dan Media Nama Jumlah/ Total No Sumber Perhitungan Luas Ruang Kapasitas (m 2 ) Entrance Asumsi Asumsi 350m 2 350m 2 2 Lobby & 500 orang 0,6 m 2 x 500 = 300 m 2 504m 2 Informasi NAD Standar ruang 0,8 Prediksi peak hour 20% 0,2 x 300 = 60 m 2

33 23 3 R. Seminar dan R. Press Conf 4 Hall Pameran 5 Hall Diskusi dan Workshop 6 R. Organisasi Komunitas 7 R. Administra si Pengelola m 2 /org Total 300 m m 2 = 360 m 2 Flow 40% = 0,4 x 360 = 44 m 2 Total = = 504 m 2 NAD 2 unit/200 Modul 2 m 2 /orang 960m 2 orang 200x2=400 m 2 Flow 20%=0,2x400=80 m =480 m 2 Asumsi unit Asumsi 800 m m 2 Asumsi 2 unit Asumsi.800 m m 2 NAD 4 unit/ 50 orang Modul 3 m 2 /orang 50x3=50 m 2 Flow 0%= 0,x50=5 m =65 m 2 Asumsi unit Asumsi modul ruang 25mx25m= 625 m 2 LUAS TOTAL= Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 d. Besaran Ruang Interaksi Tabel Besaran Ruang Zona Interaksi 660 m m m 2 No. Nama Ruang Sumber Jumlah/ Kapasitas Perhitungan Luas Total (m 2 ) Lobby & NAD 00 orang 0,6 m 2 x 00 = 60 m 2 00m 2 Informasi Standar ruang 0,8 m 2 /org Prediksi peak hour 20% 0,2 x 60 = 2 m 2 Total 60 m m 2 = 72 m 2 Flow 40% = 0,4 x 72 = 28.8m 2 Total = = 00 m 2 2 Fashion Asumsi unit/ 2000 Modul,5 m 2 /orang m 2 Hall orang 2.000x,5= m 2 3 R. Tunggu NAD unit/ 20 Modul 2 m 2 /orang 60 m 2 orang 2x20=40 m 2 Flow 50%=0,5x40=20 m =60 m 2 4 Stage Asumsi Asumsi.000 m m 2 5 Backstage Asumsi 8 unit/ 4 Asumsi ruang 20 m m 2 orang Flow 40%= 0,4x20=8 m =28 m 2 6 R. Transisi Asumsi 4 sisi Asumsi satu sisi 800 m m 2 800x4= m 2 7 Loading Asumsi unit Asumsi 20 m 2 20 m 2 Dock 8 R. Asumsi unit Asumsi modul ruang 625 m 2 Pengelola 25mx25m= 625 m 2 9 R. Gudang Asumsi 2 unit Asumsi 50 m 2 00 m 2 0 Toilet Pengunjung Asumsi 4 unit@6 KM Asumsi 2x5=80 m 2 Flow 30%=0,3x80=54 m =234 m m 2 LUAS TOTAL= m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206

34 24 e. Besaran Ruang Pengelola dan Service Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Pengelola No Nama Ruang Sumber Jumlah / Kapasitas Perhitungan Luas Total (m 2 ) R. Kantor NAD 4 unit/ Standar 50 m 2 /orang m 2 Pengelola 0 orang 50x0=500 m 2 Flow 50% = 0,5 x 500= 250 m =750 m 2 2 Ruang Rapat NAD 2 unit/ 20 Standart 4 m 2 /orang 240 m 2 orang 4x20=80 m 2 Flow 50%=0,5 x80= 40 m =20 m 2 3 Ruang Tamu NAD unit/ 0 Standar 2 m 2 /orang 30 m 2 orang 0 orang x 2 m 2 = 20 m 2 Flow 50% = 0,5 x 20 m 2 = 0 m 2 Total: 20 m m 2 = 30 m 2 4 Ruang Arsip Asumsi unit Asumsi 0 m 2 0 m 2 5 Pantry NAD 4 orang Time saver 3,5 m 2 4 m 2 6 KM/WC Pengelola Asumsi 2 unit@6 KM Asumsi 2x5=80 m 2 Flow 30%=0,3x80=54 m =234 m m 2 LUAS TOTAL 6.02 m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Service No Nama Ruang Sumber Jumlah / Kapasitas Perhitungan Luas Total (m 2 ) Ruang Asumsi unit Asumsi 36 m 2 36 m 2 Genset 2 Ruang Asumsi unit Asumsi 2 m 2 2 m 2 Panel 3 Janitor Asumsi unit Asumsi 4 m 2 4 m 2 4 Ground Asumsi 2 tangki Asumsi 0 m 2 0 m 2 Tank 5 Roof Tank Asumsi 2 tangki Asumsi 0 m 2 0 m 2 6 Ruang Asumsi pompa Asumsi 30 m 2 30 m 2 Pompa 7 Gudang Asumsi unit Asumsi 0 m 2 0 m 2 8 Ruang CCTV Time Saver unit, 2 orang Furnitur: 2 kursi 2 x 0,5 x 0,6 =,2 m 2 meja security 2 x, 2 x 0,8 =,92 m 2 Besaran furniture 5,82 m 2 Standar 0,8 m 2 /orang 0,8 x 2 =,6 m 2 Flow furniture 2 x 5,82 =,64 m 2 Flow ruang 30% dari,64 = 3,492 m 2 Total,64 m 2 + 3,492 m 2 = 5,32 m 2 5 m 2 9 KM/WC Servis NMH WC, westafel x,80 =,8 m 2 x 0,54 = 0,54 m 2 2,4 m 2

35 25 Total:,8 + 0,54 = 2,34 m 2 LUAS TOTAL 29,4 m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Parkir No Nama Ruang Sumber Jumlah / Kapasitas Perhitungan Luas Parkir NAD 50 mobil Standar mobil 2,5 m x 5 m 00 motor 2,5 m x 5 m x 50 =.875 m 2 Standar motor 0,75 m x 2,25 m m x 2 m x 00 = 200 m 2 Flow 70% = 0,7 x =.452 m = m 2 3 Basement NAD 20 mobil Standar mobil 2,5 m x 5 m 2,5 m x 5 m x 20 = 250 m 2 Total (m 2 ) m m 2 Flow 70% = 0,7 x 250 = 75m = 425m 2 4 Pos Masuk Asumsi Asumsi 4 m 2 4 m 2 5 Pos Keluar Asumsi Asumsi 4 m 2 4 m 2 6 R. Penitipan NAD Rak helm 0,5 m 2 5,6 m 2 Helm Jumlah rak 5 buah Meja m 2 kursi 0,5 m 2 (5 x 0,5 m2) + m 2 + 0,5 m 2 = 4 m 2 Flow 40% = 0,4 x 4 m 2 =,6 m 2 Total 4 m 2 +,6 m 2 = 5,6 m 2 LUAS TOTAL 3.965,6 m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, Buku Arsitek Data dan Buku Time Saver, 206 Rekapitulasi Besaran Ruang Tabel Rekapitulasi Besaran Ruang Kelompok Ruang Total (m 2 ) Zona Edukasi m 2 Zona Marketing dan Hiburan 6.47 m 2 Zona Komunitas dan Media m 2 Zona Interaksi m 2 Zona Pengelola 6.02 m 2 Zona Service 29,4 m 2 Zona Parkir 3.965,6 m 2 LUAS TOTAL m 2 Sumber: Analisa Annisa Fadhilla Jasmine, 206

36 26 B. ANALISIS PENATAAN LOKASI DAN TAPAK Terdapat enam aspek yang akan dianalisis terkait panataan tapak. Keenam aspek tersebut adalah analisis pemilihan tapak, analisis tapak terpilih, analisis pola pencapaian, analisis view dan orientasi, analisis factor klimatologi, serta analisis penzoningan akhir.. Analisis Pemilihan Lokasi Tujuan Analisis pemilihan lokasi bertujuan untuk memperoleh lokasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsep perencanaan dan perancangan Bandung Fashion Hub sebagai ruang interasi stakeholder fashion di Kota Bandung dengan pendekatan desain ekspresif yang direncanakan. Dasar Pertimbangan & Kriteria Dasar pertimbangan lokasi Bandung Fashion Hub memiliki pertimbangan lokasi yang terletak pada wilayah perkembangan perkotaan agar dapat menarik minat masyarakat terhadap perkembangan kreativitas khususnya fashion, sehingga mengurangi kendala lokasi yang terlalu jauh dari pusat kota serta keberadaannya dapat membawa arti lebih. Selain itu juga berada di kawasan pendidikan terutama pendidikan tinggi karena komunitas kreatif dan fashion umumnya berasal dari ekosistem kampus ataupun lembaga pendidikan. Pemanfaatan lahan diperkotaan, harus dengan cermat dilakukan, pemanfaatan ruang kota yang maksimal menjadi pertimbangan yang utama. Pemanfaatan fasilitas perkotaan sebagai pendukung fungsi Bandung Fashion Hub sebagai ruang interaksi stakeholder fashion di Kota Bandung, prasarana infrastruktur jalan, air, listrik harus terpenuhi. Kota Bandung dibagai menjadi beberapa Sub Wilayah Kota. Berdasarkan RTRW Kota Bandug Tahun Daerah Strategis di Kota Bandung meliputi daerah berikut ini:

37 27 Gambar 5.. Peta Kawasan Strategis di Kota Bandung (Sumber: RTRW Kota Bandung ) Berikut ini adalah kriteria yang dibutuhkan mengenai analisis pemilihan lokasi, yaitu: a. Kesesuaian dengan Rencana Tata Kota RTRW Kota Bandung b. Terletak di Pusat Kota Bandung dengan lokasi strategis agar menjadi Wadah Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung, sehingga dapat meningkatkan potensi fashion sebagai salah satu penunjang ekonomi kreatif. c. Pencapaian mudah diakses bagi masyarakat Kota Bandung maupun masyarakat di luar Kota Bandung. Minimal mudah dicapau melalui jalan tol atau gate kawasan (terminal, stasiun atau bandara). d. Mempunyai value: keberadaan Bandung Fashion Hub dapat memberikan arti bagi masyarakat pada umumnya serta tempat dimana fasilitas tersebut berada. Khususnya terhadap masyarakat yang memiliki minat dalam fashion (edukasi, komunitas maupun industry. Terdapat berbagai aktivitas masyarakat kota, dimana masyarakat datang untuk melakukan interaksi social. Analisis Berdasarkan pertimbangan tersebut, terpilih alternative lokasi pada Sub Wilayah Kawasan Cibeunying, masing-masing berada pada daerah Kecamatan Coblong dan Kecamatan Sumur Bandung. Kedua daerah tersebut memiliki kesesuaian terhadap kriteria yang telah disebutkan di atas. Berada pada wilayah strategis pelayanan perdagangan dan jasa, dan tidak menutup kemungkinan pada pelayanan pariwisata (mixed use)

38 28 Berapa pada pemanfaatan zonasi pengembangan area komersial serta pedagangan jasa Gambar Analisis Potensi Satuan Wilayah Kerja di Kota Bandung (Sumber: RTRW Kota Bandung ) Terletak di Pusat Kota Bandung dengan lokasi yang strategis agar potensi fashion bandung dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat luas. Inti Pusat Kota tersebut merupakan daerah komersial, daerah perdagangan, daerah social dan budaya, sehingga menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi site. Daerah tersebut meliputi daerah berikut ini:

39 29 Gambar Analisis Kawasan Terpilih untuk Site (Sumber: Analisis Penulis, 206) ) Kecamatan Coblong, SWK Cibeunying Terdapat banyak fasilitas pendidikan yang cukup terkenal di kota Bandung Terdapat banyak fasilitas perkantoran, pemerintah ataupun swasta Terdapat tempat perbelanjaan, pertokoan dan beberapa mall serta fasilitas lainnya Lingkungan yang masih asri Tempat anak muda, komunitas biasanya berkumpul Kemudahan akses, dapat dicapai dari berbagai tempat atau menuju tempat lain 2) Kecamatan Sumur Bandung Menjadi salah satu tujuan utama masyarakat kota maupun luar kota untuk berbelanja karena terdapat banyak tempat perbelanjaan Terdapat beberapa bangunan bersejarah

40 30 Kemudahan akses, dapat dicapai dari berbagai tempat atau menuju tempat lain Hasil Dari persyaratan dan kriteria yang telah disebutkan, maka kecamatan Coblong memenuhi kriteria lokasi yang dibutuhkan untuk Bandung Fashion Hub. Adapun beberapa lokasi yang akan menjadi site/ tapak Bandung Fashion Hub yaitu berada di Kecamatan Coblong di daerah Cipaganti. Potensi daerah Cipaganti untuk menjadi tapak Bandung Fashion Hub adalah sebagai berikut: Potensi Daerah Cipaganti: ) Akses Daerah Cipaganti Daerah jalan Cipaganti merupakan daerah yang mudah diakses karena lokasinya terhubung pada jalan Pasupati yakni jalan utama yang membelah kota Bandung menjadi Bandung Utara dan Bandung Selatan. Cipaganti berada di sebelah utara jalan Pasupati. Sejak Tahun 2000an dibangun jalan layang Pasupati yang kini menjadi ikon kota bandung. Dengan pembangunan tersebut koneksi memudahkan akses ke jalan Cipaganti. Selain itu akses dari jalan Cipaganti menuju tempattempat lain terbilang cukup mudah. Jalan cipaganti mudah dicapai dari berbagai tempat di Kota Bandung. Batas-batas daerah cipaganti: Batas Timur : Jl. Cihampelas Jl. Ir. Djuanda Jl. Merdeka Batas Barat : Jl. Sukajadi Jl. Setiabudi Batas Utara : Jl. Setiabudi Jl. Ciumbeuleuit Batas Selatan : Jl. Pasupati 2) Lingkungan Tempat Perbelanjaan, Komersial dan Jasa Daerah Jalan Cipaganti merupakan salah satu daerah komersial Bandung. Pada daerah ini terdapat beberapa aktivitas komersial, seperti tempat perbelanjaan, FO, kuliner dan jasa. Aktivitas pada area ini merupakan aktivitas yang bersifat rekreatif untuk sekedar refreshing ke tempat hiburan perbelanjaan, taman dan pedestrian di daerah Cipaganti. 3) Fasilitas Pendidikan Selain memiliki beberapa tempat berbelanja, daerah Cipaganti terdapat pula beberapa fasilitas pendidikan. Hal ini terlihat pada aktivitas lingkungan dan jalan cipaganti yang diramaikan anak sekolah. Daerah Cipaganti juga terintegrasi dengan beberapa perguruan tinggi yang berada di utara Kota Bandung seperti Universitas Parahyangan, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Maranatha dan Institur Teknologi Bandung. 4) Kantor Pemerintah dan Swasta

41 3 Daerah Cipaganti memiliki beberapa kantor pemerintahan maupun kantor swasta. Aktivitas terlihat ketika hari kerja, selain menjadi akses jalan, daerah Cipaganti menjadi sasaran kegiatan istirahat dan makan siang pada daerah ini. Pada hari libur kegiatan jalan CIpaganti ditambah dengan jumlah wisatawan dari Luar Bandung yang datang. 5) Fasilitas Umum Beberapa fasilitas umum seperti rumah sakit, kantor polisi dan tempat ibadah terdapat di sekitar daerah Cipaganti. Beberapa fasilitas tersebut menambah intensi para wisatawan untuk datang ke kota Bandung, khususnya daerah Cipaganti. 6) Permukiman Penduduk Pusat Kota bukan hanya sebagai tempat bekerja dan hiburan, tetapi juga terdapat beberapa permukiman. Beberapa permukiman penduduk terdapat di Daerah Cipaganti. Permukiman di daerah ini beragam mulai dari permukiman elit dan permukiman minim. Kini sudah banyak permukiman yang beralih menjadi tempat komersil dikarenakan daerah cipaganti sangat strategis untuk bisnis komersil. 2. Analisis Pemilihan Tapak/ Site Tujuan Analisis pemilihan tapak bertujuan untuk memperoleh tapak yang tepat berdasarkan lokasi daerah yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan konsep perencanaan dan perancangan Bandung Fashion Hub sebagai ruang interasi stakeholder fashion di Kota Bandung dengan pendekatan desain ekspresif yang direncanakan. Dasar Pertimbangan Berikut ini adalah kriteria yang dibutuhkan mengenai analisis pemilihan tapak, yaitu: a. Kesesuaian dengan Rencana Tata Kota RTRW Kota Bandung b. Terletak di Pusat Kota Bandung dengan lokasi strategis agar menjadi Wadah Interaksi Fashion Stakeholder di Kota Bandung, sehingga dapat meningkatkan potensi fashion sebagai salah satu penunjang ekonomi kreatif. c. Memiliki orientasi yang banyak dan lingkungan yang baik, aman dan nyaman. d. Pencapaian mudah diakses bagi masyarakat Kota Bandung maupun masyarakat di luar Kota Bandung. Minimal mudah dicapau melalui jalan tol atau gate kawasan (terminal, stasiun atau bandara). e. Dapat menjadi ruang interaksi publik baru bagi masyarakat, khususnya peminat fashion di kota Bandung.

42 32 f. Adanya sarana dan prasarana transportasi jalan mendukung bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum maupun pengunjung yang membawa kendaraan sendiri. g. Terintegrasi dengan lembaga pendidikan, komersial dan perkantoran (CBD), Ruang Publik dan tempat-tempat potensi fashion. Analisa Dan Hasil Gambar Analisis Alternatif Site (Sumber: Analisa Penulis, Googleearth.com) Alternatif site berada di daerah Cipaganti, sehingga memiliki potensi dan kelemahan yang hampir sama untuk menjadi site terpilih. Site ditentukan berdasarkan kriteria yang telah disebutkan di atas. No. Kriteria (Skala -3). Akses Pencapaiaan site oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum Alternatif Alternatif Alternatif Site Site 2 Site Terdapat Banyak View menuju tapak Kedekatan dengan Sarana Prasarana Kota Luas Tapak & Bentuk Tapak Fasilitas & Sarana Utilitas Kualitas Topografi (pohon, pemandangan, lingkungan sekitar) Kesesuaian dengan RTRW Jumlah 20 4 Dari hasil analisis diatas, site yang terpilih menjadi lokasi site Bandung Fashion Hub sebagai ruang interaksi stakeholder fashion di Kota Bandung yang direncanakan adalah site alternative yang berada di Jl. Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

43 33 Data Fisik Gambar Eksisting Tapak Terpilih (Sumber: Analisa Penulis, Googleearth.com) Sebelah Utara : Hotel New Sany Rosa dan Setiabudi Superarket Sebelah Barat : Pertokoan dan FO Sebelah Selatan : Permukiman Penduduk Sebelah Timur : Kantor, Pertokoan dan Permukiman Gambar Eksisting di Sekitar Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

44 34 3. Analisis Pola Pencapaian Tujuan Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukan pola pencapaian menuju tapak berdasarkan kriteria. Kriteria Berikut ini adalah standar kriteria yang dibutuhkan dalam menganalisis pola pencapaian pada tapak yang terpilih. a. Kemudahan akses yang ditempuh dari jalan-jalan yang berkaitan langsung dengan site bagi seluruh pengguna. b. Sirkulasi lalu lintas sekitar site, keberadaan ME dan SE tidak / meminimalisir kemacetan. c. Kemudahan pencapaian kendaraan dari jalan utama d. Pertimbangan keamanan akses kedalam dan keluar site. Analisis Gambar berikut ini merupakan sirkulasi eksisting yang berada di sektitar tapak. Jalan utama yang dilalui oleh kendaraan umum adalah Jl. Cipaganti dan Jl. Dr. Setiabudi. Gambar Sirkulasi di Sekitar Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Jalan Dr. Setiabudi memiliki 4 ruas jalan yang berukuran 2m. Sedangkan Jalan Cipaganti urusan ruas jalan 8m, dan masing-masing jalan Cipaganti Permai, Jl. Cipaganti Permai 2 lebar ruas jalan 4m. Berdasarkan keempat jalan utama tersebut terdapat empat alternative pencapaian. Jalur yang pertama yakni melalui jalur Cipaganti, jalur yang kedua melalui jalur Setiabudi, Jalur Ketiga melalui Jalan Cipaganti Permai 2, dan Jalur terakhir melalui Jalan Cipaganti Permai. Berikut merupakan analisis pemilihan pencapaian.

45 35 Tabel Analisis Pemilihan Pencapaian Alternatif Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Pencapaian melalui Pencapaian melalui Pencapaian melalui Jl. Pencapaian melalui Jl. jalan Cipaganti (8m, 2 Jalan Dr. Setiabudi Cipaganti Permai 2 (4m, Cipaganti Permai (4m, jalur) (2m, 4 jalur) jalur) jalur) Satu arah dari Jl. Satu arah dari Setiabudi Gang Kecil & bebas Gang Kecil dan bebas Pasupati menuju menuju Cihampelas arah arah Setiabudi-Lembang & Setiabudi-Cihampelas Terdapat trotoar jalan Terdapat trotoar jalan - - dua sisi dua sisi Kondisi jalan cukup Kondisi jalan ramai Kondisi jalan cenderung Kondisi jalan ramai sepi cenderung sepi (Sumber: Analisis Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Pencapaian menuju tapak dibedakan menjadi : a. Pencapaian pengguna yang berjalan kaki. b. Pencapaian pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi, pengelola, dan servis. c. Pencapaian pengguna yang menggunakan transportasi umum.

46 36 Hasil Gambar berikut ini merupakan hasil pencapaian menuju dan keluar tapak. Gambar Analisa Pencapaian Menuju dan Keluar Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Dari analisis diatas maka pencapaian terhadap site terpilih alternative 2 (Jl. Setiabudi) sebagai pencapaian utama dan alternative (Jl. Cipaganti) sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Kemudahan akses dari jalan setiabudi menuju site dikarenakan jalan setiabudi memiliki akes dari arah lembang - setiabudi dan dari arah Pasupati Cipaganti. Dari alternative yang terpilih ini dapat diakses oleh pengguna Bandung Fashion Hub baik yang membawa kendaraan pribadi, menggunakan kendaraan umum dan jalan kaki. b. Jalan Setiabudi memiliki lebar jalan yang optimal untuk dilewati segala jenis kendaraan, dan didukung oleh jalan Cipaganti. c. Jalan Setiabudi dan Cipaganti memiliki trotoar dikedua sisi jalan sehingga mampu menjaga keamanan pejalan kaki. d. Atas pertimbangan tersebut diatas, Jalan Setiabudi (alt 2) menjadi main entrance sedangangkan Jalan Cipaganti menjadi side entrance. 4. Analisis View dan Orientasi Tujuan Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi analisa view bangunan, sesuai dengan kebutuhan zona kegiatan secara tepat sehingga mampu menunjang konsep desain bangunan yang ekspresif. Kriteria Kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis view dan orientasi pada tapak terpilih adalah: a. Letak point of view terlihat jelas oleh pengguna

47 37 b. Arah pandang pengunjung dari luar ke dalam site, untuk mendapatkan area ekspose terbaik c. Akses menuju tapak Analisis Pada analisis view dan orientasi terdapat analisis view dari tapak dan analisis view menuju tapak. a. View dari tapak Terdapat empat view dari dalam tapak, view tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Gambar Analisa View dari Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206). View utama menuju Jl. Dr. Setiabudi. Pada poin view ini, fasad bangunan harus dioptimalkan untuk mencipkatan suasana yang welcome dari bangunan 2. View kedua mengarah ke Jl. Cipaganti yang merupakan akses sirkulasi side entrance dan juga service. 3. View ketiga mengarah ke Jl. Cipaganti Permai 2 yang terdapat pertokoan, kuliner dan permukiman penduduk. 4. View keempat mengarah ke Jl. Cipaganti Permai yang terdapat permukiman penduduk.

48 38 Hasil Gambar Zoning Ruang terhadap view dari tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Pada sisi timur dan selatan site viewnya dirasa kurang baik karena merupakan permukiman penduduk dan gang kecil. sedangkan view yang cukup baik adalah view ke arah utara, barat laut dan barat yaitu menghadap jalan raya setiabudi dan cipaganti serta pertokoan dan permukiman penduduk. Respon zoning terhadap view dari dalam site yaitu meletakan massa bangunan yang membutuhkan view ke arah luar yang bersifat dinamis yaitu zoning kegiatan pengelola, komunitas dan Pendidikan Fashion. b. View menuju tapak Gambar 5.. Analisa View menuju tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Terdapat empat view menuju tapak, view tersebut antara lain:. View Utama dari Jl. Dr. Setiabudi. Pada poin ini, fasad bangunan harus dioptimalkan untuk point of interest bangunan karena merupakan akses main entrance.

49 39 2. View kedua dari Jl. Cipaganti yang merupakan view dari akses side entrance dan juga service. 3. View ketiga dari Jl. Cipaganti Permai 2 yang merupakan view dari pertokoan, kuliner dan permukiman penduduk. 4. View keempat dari Jl. Cipaganti Permai yang merupakan view dari permukiman penduduk. Hasil Gambar Zoning Ruang terhadap view menuju tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) View ke dalam site dinilai berdasarkan raut pemandangan yang dapat di akses ke dalam site. view dapat dilihat karena jalan/ akses pemandangan ke dalam view mudah dicapai oleh penglihatan. view ke dalam site yang paling baik adalah view dari sisi barat daya, barat dan barat laut. hal ini dikarenakan dari arah tersebut merupakan jalan raya sehingga dapat mengakses pemandangan ke dalam site dengan mudah. Respon zoning terhadap view ke dalam site yeitu dengan menentukan peletakan massa bangunan yang membutuhkan view dari luarske dalam zite. zoning kegiatan massa yang paling membutuhkan view dari luari yaitu kegiatan market, kegiatan exhibition, kegiatan komunitas dan kegiatan pendidikan. 5. Analisis Faktor Klimatologi & Kebisingan Tujuan Tujuan dari analisis factor klimatologi adalah untuk menentukan respon bangunan terhadap iklim khususnya matahari, angina dan kebisingan. Kriteria Pada analisis factor klimatologi dan kebisingan terdapat tiga factor yang akan dibahas, yaitu matahari, angina dan sumber kebisingan. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis factor klimatologi dan kebisingan yang terpilih.

50 40 a. Mengoptimalkan kualitas sinar matahari dan angin yang berpotensi sebagai pencahayaan dan penghawaan alamai bagi bangunan untuk kenyamanan pengguna Bandung Fashion Hub yang direncanakan. b. Menghasilkan respon desain yang tepat terhadap kondisi sinar matahari dan kualitas angin pada bangunan. c. Menghasilkan respon desain yang tepat terhadap sumber bising. Analisis Analisi mengenai factor klimatologi dan kebisingan dibedakan menjadi dua, yakni analisis matahari, analisis angina dan analisis site terhadap sumber bising. a. Matahari Berikut adalah pola pergerakan matahari pada tapak terpilih. Gambar Analisa pola pergerakan matahari terhadap tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas didapat analisis mengenai pergerakkan matahari pada tapak terpilih. ) Cahaya matahari yang datang dari timur (Jalan Cipaganti Permai 2) merupakan cahaya matahari positif dan berpotensi menjadi sumber pencahayaan alami bagi bangunan pada bagian timur. 2) Cahaya matahari siang, pada pukul 2.00 berpotensi menjadi sumber pencahayaan alami pada bangunan melalui skylight. 3) Cahaya matahari sore, tidak berpotensi sebagai sumber pencahayaan alami karena cenderung redup. 4) Diperlukan barrier sebagai penghalang cahaya matahari berlebih yang datang dari arah barat (Jalan Cipaganti).

51 4 b. Angin Gambar Analisa Angin terhadap tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas didapat analisis mengenai pergerakkan angin pada tapak terpilih. ) Pergerakan angin terbesar berasal dari arah selatan menuju ke utara. Dari arah selatan tidak terdapat bangunan yang tinggi sehingga tidak menghalangi pergerakkan angin yang datang dari arah selatan site. 2) Pergerakan angin dari barat ataupun dari timur mungkin terjadi, namun c. Bising intensitasnya lebih sedikit dibanding dari selatan. Gambar Analisa Kebisingan terhadap Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas didapat analisis mengenai kebisingan pada tapak terpilih yaitu: ) Kebisingan berasal dari kegiatan yang berasal dari luar site, baik berasal dari sirkulasi kendaraan, maupun kegiatan service yang terjadi pada bangunan lain.

52 42 2) Pada site kebisingan paling tinggi berasal dari sirkulasi kendaraan pada Jl. Dr. Setiabudi di sebelah utara dan kebisingan sedang berasal dari sirkulasi pada Jl. Cipaganti di sebelah barat site. Hasil a. Matahari Pemanfaatan cahaya matahari yaitu pada pagi dan siang hari. Respon bangunan terhadap cahaya matahari pagi yaitu dengan memperluas bidang transparan bangunan atau dengan meningkatkan jumlag bukaan bangunan. barrier berupa vegetasi dapat digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari ketika sore hari. Selain itu dapat untung mengurangi cahaya matahari pada sore hari dapat menggunakan material yang berfungsi sebagai filter pada bangunan yang akan dirancang. Zoning terhadap matahari Gambar Zoning Ruang Pola Pergerakan Matahari terhadap Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Dalam merespon sinar matahari kelompok kegiatan yang paling membutuhkan cahaya alami adalah kegiatan edukasi, hal ini berdasarkan pertimbangan jadwal dan jenis kegiatan yang sedang berlangsung. Respon terhadap sinar matahari sore yang bersifat lebih panas maka digunakan barrier dalam site ini menggunakan pohon eksisting. Selain sebagai penyejuk, pohon dapat bermanfaat untuk shading terhadap bangunan. b. Angin Respon bangunan terhadap angin yaitu dengan meletakkan ruang-ruang yang membutuhan penghawaan alami yang optimal pada bagian selatan bangunan. Barrier berupa vegetasi dapat digunakan pada bangunan untuk menghalangi sirkulasi udara yang tidak segar masuk ke dalam bangunan. Zoning terhadap Angin

53 43 Gambar Zoning Ruang terhadap Angin pada Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) merespon angin dapat dilakukan dengan penataan massa bangunan supaya memungkinkan terjadinya aliran sirkulasi angina didalam bangunan. Respon zoning kegiatan terhadap arah angina dalam site yang akan dirancang dengan membuat alur angin dari sumber angin dengan penataan zoning kegiatan. c. Kebisingan Kebisingan berasal dari kegiatan yang berasal dari luar site, baik berasal dari sirkulasi kendaraan, maupun kegiatan service yang terjadi pada bangunan lain. Pada site kebisingan berasal sirkulasi kendaraan Jl. Setiabudi di sebelah utara site dan Jl. Cipaganti di sebelah barat. Zoning terhadap Kebisingan Gambar Zoning Ruang terhadap Kebisingan pada Tapak (Sumber: Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Untuk merespon kebisingan yang berasal dari arah utara sirkulasi Jl. Setiabudi yaitu dengan barrier beupa lahan yang dikosongkan untuk publik space. Sedangkan kebisingan yang berasal dari arah barat sudah cukup teredam dengan

54 44 barrier pohon eksisting. Respon zoning kegiatan terhadap kebisingan yaitu meletakan massa berdasarkan kebutuhan akan tinggi rendahnya tingkat kebisingan. Untuk zona kegiatan yang membutuhkan ketenangan (zona edukasi) maka diletakkan menjauhi kebisingan. 6. Analisis Pezoningan Akhir Tujuan Tujuan dari analisis penzoningan akhir adalah untuk menentukan konsep penzoningan akhir pada bangunan Bandung Fashion Hub yang direncanakan. Kriteria Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk membantu menganalisi penzoningan akhir pada tapak terpilih, yaitu: a. Kemudahan akses seluruh pengguna b. Setiap fungsi kegiatan memiliki kebutuhan terhadap nilai ekspose, kebutuhan merespon klimatologi serta tingkat privasi. c. Kriteria yang digunakan berdasarkan zoning pada analisis diatas. Analisis Dalam proses analisis zonifikasi ini, zona dikelompokkan berdasarkan fungsi kegiatannya, yaitu : a. Kegiatan Penerima Merupakan area umum dan berhubungan dengan lingkungan luar. Zona ini menjadi area pertama yang dikunjungi sehingga pencapaian harus terlihat jelas dan dekat dengan main entrance di Jl. Dr. Setiabudi. b. Kegiatan Edukasi Zona ini merupakan tempat berlangsungnya kegiatan edukasi, perputakaan, seminar dan diskusi/sharing infomasi. Seluruh kegiatan bersifat publik. c. Kegiatan Interaksi Kegiatan Interaksi merupakan kegiatan yang dapat menghubungkan kegiatan seluruh pengguna Bandung Fashion Hub yang didalamnya akan diselenggarakan fashion show, diskusi karya fashion, dan pameran. Kegiatan bersifat publik yaitu untuk umum, sedangkan area backstage merupakan area yang bersifat private. d. Kegiatan Marketing & Hiburan Merupakan zona yang berisi kegiatan marketing (jual-beli) produk fashion industry local. Jenis kegiatan diantaranya kegiatan expo bazaar fashion, kegiatan retail dan kegiatan workshop. Seluruh kegiatan tersebut bersifat publik. Selain itu kegiatan pada zona ini merupakan zona publik yang bersifat hiburan sehingga memungkinkan pengunjung untuk dapat berkegiatan secara bebas,

55 45 berupa cafe, open space, dan retail shop. Zona ini harus diletakkan pada tempat yang mudah diakses dan strategis. e. Kegiatan Komunikasi Komunitas Merupakan zona kegiatan komunitas untuk berjejaring, berdiskusi, jurnalistik media fashion dan mengadakan event fashion maupun event social-budaya kreatif yang akan diadakan di Bandung Fashion Hub. Zona ini bersifat publik. f. Kegiatan Pengelola Zona ini merupakan zona yang bersifat privat dan semi privat. Hal itu dikarenakan meskipun para pengelola bisa ditemui oleh pengunjung, namun keberadaannya harus tetap dipisahkan dari zona publik. Para pengelola bertugas mengelola seluruh aspek yang berhubungan dengan kegiatan pameran, informasi, pemeliharaan bangunan, pengawasan, dan sebagainya. g. Kegiatan Servis Merupakan zona yang berisi kegiatan yang bersifat pelayanan yang mendukung kegiatan utama. Contoh kegiatan tersebut adalah mechanical electrical, sehingga peletakkan zona ini berada dibagian paling belakang atau tidak terlihat karena bukan merupakan kegiatan yang perlu diekspos. Zona ini menggunakan side entrance, yakni melalui jalan lingkungan (Jl. Cipaganti Permai) sehingga sirkulasi masuk zona ini berbeda dengan sirkulasi publik.

56 46 Hasil Gambar berikut ini merupakan konsep skematik penzoningan dari analisis penzoningan akhir pada tapak Gambar Zoning Akhir pada Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

57 47 C. ANALISIS BENTUK DAN TATANAN Pada analisis bentuk dan tatanan terdapat enam aspek yang akan dianalisis. Ketujuh aspek tersebut diantaranya adalah analisis massa bangunan, analisis sirkulasi, analisis sirkulasi bangunan, analisis bentuk bangunan, analisis material, finishing, dan warna serta analisis interior banguanan.. Analisis Massa Bangunan Tujuan Tujuan dari analisis massa bangunan ini adalah untuk menentukan gubahan massa bangunan sebagai dasar perancangan Bandung Fashion Hub yang direncanakan. Kriteria Adapun kriteria dari analisis massa bangunan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Penempatan massa bangunan sesuai KDB yang tertera pada Perda Kota Bandung no.8 tahun 2009, yakni maksiman 80%. b. Penempatan massa bangunan berdasarkan fungsi-fungsi kegiatan. c. Penempatan massa menyesuaikan dengan kondisi tapak. Analisis Dan Hasil Gambar Skema Zoning Akhir pada Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Dari kriteria-kriteria tersebut, maka didapat skema gubahan massa pada gambar di atas. Area penerimaan merupakan titik awal dari keseluruhan area. Oleh karena itu, penempatan main entrance dan side entrance diletakkan pada area ini. Zona marketing menempati area ramai dan menjadi point of interest dari keseluruhan fungsi. Edukasi menempati sisi timur tapak terkait respon terhadap klimatologi. Zona interaksi menjadi pusat/core kegiatan sehingga diletakan ditengah massa yang menghubungkan zona edukasi, marketing, komunitas. Sedangkan zona pengelolaan dan service berada di sisi selatan bangunan. 2. Pezoningan Sirkulasi Bangunan Tujuan

58 48 Tujuan dari analisis sirkulasi bangunan adalah untuk mendapatlan pola sirkulasi yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan aktivitas pada Bandung Fashion Hub. Kriteria Kriteria pengaturan arah sirkulasi pada Bandung Fashion Hub perlu mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kelancaran, kenyamanan, serta kemudahan untuk mengakses bangunan b. Pola sirkulasi mendukung tampilan eksterior atau fisik bangunan sehingga menarik perhatian pengunjung. c. Pola sirkulasi dalam bangunan searah. Menghindari terjadi cross circulation. d. Pengarahan petunjuk sirkulasi melalui penataan landscape. Analisis Dan Hasil Analisis sirkulasi bangunan pada Bandung Fashion Hub dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi luar bangunan dan sirkulasi dalam bangunan. a. Sirkulasi Luar Bangunan Sirkulasi luar bangunan dibedakan berdasarkan pengguna Bandung Fashion Hub: ) Sirkulasi pejalan kaki. Pejalan kaki mencapai bangunan dibedakan dengan sirkulasi pengguna yang menggunakan kendaraan agar kenyamanan dan keamanan pejalan kaki terjaga. Respon desainnya adalah dengan menyediakan pedestrian dalam area tapak yang terintegrasi dengan bahu jalan yang sudah ada pada Jl. Cipaganti dan Jl. Setiabudi. Desain jalan pedestrian juga mengarahkan secara langsung agar pengunjung dapat mengakses langsung menuju bangunan Bandung Fashion Hub. 2) Sirkulasi pengguna yang membawa kendaraan pribadi, diarahkan memasuki bangunan melalui pos parkir. Kemudian sirkulasi diarahkan menuju zona penerimaan untuk mengarahkan pengunjung pada bangunan. sirkulasi kendaraan pada site merupakan sirkulasi yang menerus dan menghindari cross circulation. Gambar Zoning Ruang terhadap Sirkulasi dalam Tapak

59 49 (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) b. Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan pada Bandung Fashion Hub dibedakan menjadi dua, yakni sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertical. ) Sirkulasi Horizontal Pola sirkulasi horizontal dirancang melalui pengolahan elemen dinding, lantai dan elemen atap. Pengolahan tersebut dapat melalui olah material, warna, tekstur dan pola. Konfigurasi alur gerak horizontal yang direncanakan pada bangunan ini yaitu alur langsung dari suatu ruang ke ruang lain, alur tidak langsung melalui perantara ruang atau koridor, dan alur memusat. Alur memusat yang direncakan berada pada zona interaksi dimana masing-masing dari zona fungsi bermuara pada zona interaksi ini. Titik temu pada pusat sekaligus sebagai over-view untuk dapat melihat seluruh zona fungsi yang berada pada Bandung Fashion Hub. 2) Sirkulasi Vertikal Gambar Skema Sirkulasi antar Zoning Ruang pada Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Pola sirkulasi vertical didesain dengan mempertimbangankan kenyamanan dan keamanan pengguna. Sirkulasi vertical yang digunakan dalam bangunan berupa tangga, ramp, escalator dan lift.

60 50 Gambar Sirkulasi Vertikal Tangga dan Ramp Sumber: (kiri) dan (kanan) Gambar Sirkulasi Vertikal Eskalator dan Lift Sumber: (kiri) dan (kanan) 3. Analisis Bentuk Bangunan Tujuan Tujuan dari analisis bentuk bangunan adalah untuk menentukan bentuk bangunan yang digunakan sebagai dasar perancangan Bandung Fashion Hub yang sesuai dengan konsep Desain Ekspresif. Kriteria Adapun kriteria-kriteria pada analisis bentuk bangunan yang diantaranya sebagai berikut: a. Bentuk yang dapat membentuk ruang interaksi antara zona fungsi stakeholder. b. Bentuk yang atraktif c. Bentuk yang mengundang ke dalam bangunan dan memiliki kesan yang ramah. d. Bentuk yang dapat mengekspresikan karakter fashion e. Bentuk yang dapat mengekspresikan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif

61 5 Analisis Dan Hasil a. Analisis Dimensi (Proporsi dan Skala) Analisis dimensi ruang ditentukan melalui kisaran jumlah pengguna, tingkat privasi dari masing-masing kelompok aktivitas dan setting suasana. Keterangan Jumlah Pengguna & tingkat privasi: ) Pengguna Publik (bersifat umum) (+++) 2) Pegguna Semi Publik (bersifat umum untuk yang memiliki kepentingan) (++) 3) Pengguna Semi Privat/ Prifat (tidak bersifat umum, hanya yang memiliki kepengtingan (+) Keterangan Setting Suasana: ) Ramai (+++) 4) Ramai pada kondisi tertentu (++) 5) Sepi (+) Tabel Analisis Dimensi Ruang Kelompok Kegiatan Setting Suasana Jumlah Pengguna & Tingkat Privasi Kegiatan Edukasi Kegiatan Marketing & Hiburan Kegiatan Komunikasi Komunitas Kegiatan Interaksi Kegiatan Pengelola ++ + Kegiatan Serivice + ++ Hasil (sumber: Analisis Penulis, 206) Gambar Dimensi Ruang pada masing-masing Kelompok Kegiatan (sumber: Analisis Penulis, 206)

62 52 b. Analisis dan hasil peletakan massa Massa bangunan ditempatkan sesuai zona masing masing karakter kegiatan fashion. Gambar Analisis Peletakan Massa (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) c. Analisis Wujud Bentuk (Konfigurasi) Tujuan Menentukan bentuk bangunan yang digunakan sebagai dasar perancangan Bandung Fashion Hub sebagai Ruang Interaksi dan Rekreasi. Kriteria Bentuk bangunan mampu mewadahi fungsi ruang Bentuk bangunan dapat merespon tapak dan membentuk image bangunan icon fashion Sirkulasi kegiatan.

63 53 Analisis. Orientasi Bangunan Berdasarkan analisis view yang sudah dijabarkan sebelumnya, view pada tapak mengarah pada arah barat dan utara tapak dimana terdapat view dari area Jl. Cipaganti di barat dan area Jl. Setiabudi di utara. Gambar Analisis Orientasi Massa Bangunan (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) 2. Bentuk Dasar Massa Bangunan Bentuk dasar bangunan berdasarkan konsep karakter kegiatan fashion dimana terdapat karakter kegiatan forecasting, show off, market dan shopping. Pengelompokan massa bangunan dibagi berdasarkan jumlah jurusan yang

64 54 terdapat pada sekolah fashion. Bentuk dasar massa bangunan berbentuk kubus sebagai bentuk yang efisien dan fleksibel. Gambar Bentuk Dasar Massa Bangunan (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Pembagian massa bangunan berdasarkan karakter kegiatan fashion sehinga membentuk 8 massa bangunan, yaitu: Gambar Macam Massa Bangunan berdasarkan Kelompok Kegiatan (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) 3. Konfigurasi Massa Bangunan Bentuk atraktif yang digunakan dalam rancangan Bandung Fashion Hub adalah bentuk geometris yang ditata melalui penataan layout dan olah ketinggian lantai. Elemen penyusun bentuk dan ruang bangunan diolah melalui material, warna, tekstur dan pola. Ekspresi bentuk yang mengungkapkan kesan inovatif, konektifitas, dan branding marketing di gambarkan pada analisis bentuk dibawah ini.

65 55 Gambar Bentuk Bandung Fashion Hub Tapak (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Gambar Analisis Konfigurasi Massa Bangunan yaitu Konfigurasi Massa Memusat (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Zona Interaksi (pada gambar zona berwarna ungu) berada pada core massa bangunan. zona interaksi merupakan zona dimana seluruh pengguna dapat

66 56 melakukan kegiatan bertema fashion dalam zona yang sama. Dengan kata lain zona interaksi merupakan zona muara kegiatan fashion stakeholder di kota Bandung. Kegiatan yang berlangsung dalam zona ini adalah kegiatan fashion show/forum dan pameran kaarya. 4. Respon Bentuk terhadap Pencahayaan Gambar Respon Bentuk terhadap Pencahayaan (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Respon bentuk terhadap pencahayaan alami / respon terhadap matahari yaitu: Sisi barat massa bangunan sekaligus sebagai respon view bangunan menghadap jalan cipaganti yaitu dengan mengaplikasikan fasade rooster sebagai secondary skin. Dengan ini, cahaya alami dapat memasuki ruang sekaligus menghasilkan efek shading sehingga panas dapat tersaring dan memberikan kesan peneduh. Pada bagian sisi timur, vegetasi eksisting di kombinasikan dengan penataan landscape berfungsi sebagai terhadap cahaya matahari. Penataan landscape luar dan dalam bangunan dapat memberikan efek teduh dalam bangunan. Mengaplikasikan reflection pond membantu menurunkan temperature ruang sehingga ruang dalam maupun ruang luar bangunan menjadi sejuk. Mengaplikasikan atap green roof.

67 57 5. Respon Bentuk terhadap Angin Gambar Analisis Respon Bantuk terhadap Angin (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206) Respon bentuk terhadap angin yaitu dengan penataan massa bangunan sehingga memungkinkan pergerakan angin memasuki ruang bangunan. Selain itu courtyard sebagai ryang terbuka pada tapak diletakan di tengah massa sehagai ruang terbuka sekaligus sebagai wadah kegiatan interaksi dan rekreasi. Penataan landscape antar massa bangunan membuat kesan teduh pada ruang, 6. Respon Bentuk terhadap Kebisingan Gambar Analisis Respon Bentuk terhadap Kebisingan (Sumber : Analisis dan Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine, 206)

68 58 Respon Bentuk terhadap kebisingan yaitu pada tahap awal peletakan massa bangunan; dengan membuat jarak dari sumber bising yakni dari bagian utara (Jl. Setiabudi) dan bagian timur (Jl. Cipaganti). 4. Analisis Material, Finishing Dan Warna Tujuan Tujuan dari analisis material, finishing dan warna adalah untuk menentukan material, finishing dan warna yang digunakan dalam perancangan Bandung fashion hub. Kriteria Adapun kriteria-kritera pada analisis material, finishing, dan warna bangunan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Material yang memiliki nilai durability yang tinggi b. Material yang memilki ketahanan terhadap iklim Indonesia khususnya Bandung c. Menggunakan finishing yang dapat memperkuat ketahanan material dan aman d. Penggunaan warna basic supaya objek fashion terekspose dalam bangunan e. Menggunakan material yang konstruktif berupa kaca, baja, kayu, dinding beton atau batu bata. Penggunaan material yang merupakan material modern mengekspresikan bangunan kontemporer yang memiliki style. Analisis Dan Hasil adapun analisis dan hasil dari analisis material, finishing, dan warna yakni sebagai berikut. a. Material yang akan digunakan pada Bandung Fashion Hub diantaranya: ) Beton Gambar Aplikasi material kaca pada bangunan (sumber: Kelebihan : Kuat dan tahan beban tekan serta dapat dijadikan sebagai struktur penyangga. Kekurangan : Berat apabila digunakan untuk massa dengan bentang yang besar.

69 59 2) Kaca Gambar Aplikasi material kaca pada bangunan (sumber: ) 3) Kayu Kelebihan: terkesan ringan, transparan yang dapat diartikan ramah dan terbuka, modern. Kekurangan: memerlukan perawatan yang lebih banyak dari material lain apabila dihubungkan dengan penampilan bangunan, serta tidak dapat digunakan sebagai tumpuan utama bangunan. Gambar Aplikasi material kayu pada bangunan (sumber: & ) Kelebihan: elemen menyiratkan kehangatan, terkesan elegan tetapi tidak asing, serta memiliki kesan natural. Kekuranagn: membutuhkan perawatan khusus, apabila menghendaki bentuk yang rumit lebih sulit untuk direalisasikan.

70 60 4) Baja Gambar Aplikasi material baja pada bangunan (sumber: Kelebihan : Fleksibel, kuat menahan beban tarik, serta ringan. Kekurangan : Rawan terhadap api serta mahal. 5) Batu Bata dan hebel Gambar Aplikasi material bata pada bangunan (sumber: & ) Kelebihan : mudah membentuk bidang, tahan panas, fleksibel Kekurangan : sulit membuat pasangan bata rapi karena ukuran yang beragam 6) Polycarbonate Gambar Polycarbonate Sellular (sumber: Polycarbonate Cellular material yang dapat memberikan solusi pencahayaan dan pemanfaatan konsumsi energi. Manfaat material polycarbonate yang fleksibel dan hijau lebih baik dari segi kualitas dan fungsi untuk dinding, jendela, skylight dan interior. Polycarbonate diaplikasikan dengan

71 6 menggunakan framing aluminium sehingga dapat membentuk bentuk ruang yang fleksibel. Berdasarkan analisa material diatas, maka Bandung Fashion Hub yang dirancang menggunakan elemen kombinasi antara kaca, kayu, beton, baja, batu bata dan polycarbonate sebagai material bangunan. Pemilihan tersebut didasari dengan alasan beton dapat memperkuat struktur bangunan, kaca dapat menambah efek ringan bangunan sehingga terkesan mengundang dan terbuka, baja digunakan sebagai bagian penguat struktur seperti atap bangunan, kayu digunakan sebagai ornamen dalam bangunan sedangkan batu bata yag diplester sebagai elemen dasar dinding bangunan. b. Finishing Untuk finishing material dapat menggunakan cat dan beberapa bagian dinding bangunan dapat menggunakan beton ekspos dengan finishing dengan penggunaan coating berwarna clear atau doft. Untuk finishing baja, dapat menggunakan lapisan galvalum mengandung unsur alumunium dan zinc sehingga baja yang memiliki siklus hidup hingga ratusan tahun. Sedangkan untuk finishing kayu dapat menggunakan vernis dan anti rayap agar kayu tahan lama. c. Warna Pemilihan warna yang mencerminkan kebutuhan masyarakat modern yang bersifat kekotaan. Pengguna yang merupakan masyarakat umum khususnya masyarakat yang memiliki minat terhadap perkembangan fashion yang memiliki karakter tersendiri, sehingga pemilihan warna dasar pada bangunan yang dirancang lebih mengarah pada tone simpel, aktif, dinamis dan kontemporer. Konsep penerapan warnanya ialah warna-warna seperti warna putih, abu-abu, dan hitam sebagai tone warna dasar dalam bangunan. Warna-warna ini dikombinasikan dengan warna-warna cerah seperti oranye, biru, kuning lemon, ungu, dan sebagainya namun dalam porsi dan intensitas yang lebih sedikit sebagai elemen visual yang atraktif. Adapun tone warna yang muncul dari material tetap dipertahankan sebagai penguat elemen arsitektural.

72 62 Gambar Aplikasi warna pada bangunan (sumber: & ) 5. Pezoningan Interior Bangunan Tujuan Tujuan dari analisis interior bangunan adalah untuk merumuskan elemen interior ruang yang akan digunakan dalam Bandung Fashion Hub. Kriteria Adapun kriteria-kriteria pada analisis interior bangunan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Memberikan nilai estetika pada interior bangunna b. Memberikan perbedaan dimensi skala antar ruang Analisis Dan Hasil Berikut ini adalah analisis dan hasil dari analisis interior bangunan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Plafon Desain plafon dapat dikombinasikan dengan pencahayaan buatan, membentuk suatu pola sirkulasi tertentu dalam bangunan. Material plafon yang digunakan bervariasi, dapat menggunakan kayu ataupun metal. Namun dibeberapa ruang terdapat ruang yang tidak menggunakan plafon, hal itu dikarenakan agar memberi kesan luas. Gambar Contoh Penggunaan Plafon dengan tone warna basic putih dapat memberikan kesan luas. Pengolahan bentuk, warna dan lighting memberikan kesan ekpresi atraktif. (Sumber : )

73 63 b. Dinding Dinding didesain untuk memberi kesan aktraktif dan ekspresif agar menciptakan suasana ruang yang nyaman dan menarik bagi penggunanya. Dinding pada bangunan Bandung Fashion Hub disini nantinya dapat berfungsi sebagai media interaksi dengan mengaplikasikan bukaan-bukaan ataupun elemen yang transparan. Dinding juga berfungsi sebagai pamer pada gallery fashion. Penggunaan dinding batu bata/ hebel yang diplester dan difinishing dengan warna dasar (putih, abu-abu dan hitam) berfungsi sebagai basic ruang sehingga aktivitas maupun karya fahion dapat ditonjolkan. Adapun beton ekspos dapat digunakan sebagai ekspresi komtemporer pada bangunan. c. Lantai Gambar Contoh Dinding Hebel Ekspos (Sumber : Lantai yang digunakan dapat menunjang sirkulasi dan kenyamanan penggunanya. Penggunaan warna-warna netral dengan beberapa aksen yang dapat memberikan kenyamanan pengguna. Penggunaan material beton cor dapat menjadi salah satu alternatif solusinya. Memiliki warna abu-abu, sehingga perawatan yang dilakukan cukup minim untuk dilakukan karena tidak cukup terlihat apabila terkena kotoran kecil dari alas kaki komuter. Namun dibeberapa ruang juga tidak memungkiri penggunaan lantai dengan menggunakan keramik. Lantai disusun dengan menggunakan pola-pola geometris sehingga dapat mengekspresikan kesan yang atraktif baik di dalam bangungan maupun diluar bangunan. Sumber : Gambar Aplikasi material baja pada bangunan (sumber:

74 64 D. ANALISIS SISTEM STRUKTUR Tujuan dari analisis system struktur, teradapat tiga aspek yang dianalisis. Ketiga aspek tersebut adalah analisis pendekatan konsep sub-structure, analisis pendekatan structure, serta analisis pendekatan konsep upper structure.. Analisis Pendekatan Konsep Sub-Structure Tujuan Tujuan dari analisis pendekatan konsep sub-structure adalah untuk menentukan system sub-structure atau struktur bawah sebagai penopang bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria Kriteria-kriteraia pada analisis pendekatan konsep substructure adalah sebagai berikut: a. Dapat menyalurkan beban bangunan hingga 2-3 lantai untuk bangunan Bandung Fashion Hub. b. Dapat menyalurkan beban dan getaran c. Cukup dalam menghadapi gaya lateral d. Daya dukung tanah dan kondisi hidrologis, dimana daya dukung tanah dan kondisi ketinggian air tanahnya normal. Analisis Berdasarkan kondisi site, maka system alternative sub struktur yang dipilih adalah: a. System pondasi sumuran Pondasi sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma,50 kg/cm 2. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan berlantai banyak seperti medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras. Gambar Pondasi Sumuran (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan, 204)

75 65 b. System pondasi tiang pancang Untuk bangunan dengan lantai banyak (lebih dari 2 lantai). Mempunyai kemampuan menahan beban besar dan stabil. Pondasi ini mampu menahan guncangan dari struktur di atasnya. Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung berlantai banyak seperti apartemen, kondominium, rent office dan sebagainya. Gambar Pondasi Tiang Pancang (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan, 204) c. Sistem Pondasi Foot Plate Merupakanjenis pndasi yang digunakan untuk gedung lantai dua adalah jenis fondasi telapak atau dikenal juga dengan nama foot plate. Jenis konstruksi ini menggunakan beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu. Sesuai dengan analisa teknis fondasi tersebut harus mampu berfungsi sesuai dengan peruntukanya. Gambar Pondasi Footplate (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan, 204) d. Sistem Pondasi Retaining Wall Retaining wall merupakan pondasi dinding yang berfungsi sebagai penahan tanah agar kondisinya stabil dan tidak longsing atau terlindung dari erosi. Retaining wall biasa diaplikasikan pada tanah yang kondisinya miring atau punya tingkat elevasi yang berbeda. Pengaplikasian retaining wall dapat menjadi daya tarik bangunan

76 66 salah satunya sebagai elemen dekorasi taman, sekaligus sebagai penahan beban tanah. Hasil Gambar Pondasi Retaining Wall (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan, 204) Substructure yang digunakan pada Bandung Fashion Hub adalah sistem pondasi sumuran dan retaining wall pada basement. Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan yang terdiri dari 2-3 lantai. Selain itu, pondasi sumuran cukup kaku dalam menghadapi gaya lateral dan dapat menyalurkan beban dan getaran. Dalam sistem pondasi retaining wall, dapat menekan material diluar dinding, seperti tanah, digunakan untuk ruang-ruang bawah tanah seperti basement. 2. Analisis Pendekatan Konsep Super Structure Tujuan Tujuan dari analisis pendekatan konsep super-structure adalah untuk menentukan system super--structure atau struktur badan bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria a. Memiliki fleksibilitas tinggi, dapat menyesuaikan bentuk dan karakter tiap massa. b. Ringan dan kuat c. Kemampuan menahan gaya-gaya lateral d. Menambah nilai estetika e. Tidak mengganggu sirkulasi ruang Analisis a. Sistem kolom dan balok Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban bangunan ke pondasi. Bentuk dan perletakan kolom perlu dipertimbangkan untuk efisiensi ruang. Sedangkan balok digunakan untuk mendukung beban horizontal dari plat lantai, menuju kolom, untuk diteruskan ke pondasi.

77 67 b. Sistem Truss Merupakan sistem struktur yang mendukung kekuatan bangunan dari luar. Sistem ini memungkinkan penggunaan kolom dan balok yang minim. Salah satu sistem truss ada yang dapat digabung dengan sistem struktur lain. Jenis truss antara lain tetriced bracing, single diagonal bracing, dan k-bracing. c. Sistem Core Sistem ini biasa digunakan untuk menyalurkan beban bangunan tinggi. Sistem ini tetap membutuhkan sistem kolom dan balok. d. Dinding Fleksibilitas dalam desain dinding sangat diperlukan maka konstruksi yang digunakan adalah konstruksi rangka dimana dinding tidak berfungsi sebagai pemikul beban. Beban dari atap disalurkan ke pondasi lewat kolom. Bahan yang digunakan sebagai dinding bercirikan kontemporer yaitu bahan-bahan fabrikasi,batako, kaca, alumunium (a) (b) Hasil (c) Gambar (a) Struktur Kolom Dan Balok, (b) Struktur Truss, (c) dan Struktur Core (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan 3, 204) Super-structure yang digunakan pada Bandung Fashion Hub adalah kolom dan balok sebagai rangka ruang sekaligus sebagai penyalur beban bangunan menuju pondasi. Sedangkan dinding digunakan sebagai penyekat antar ruang. Pemilihan kolom dan balok juga memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan di atas.

78 68 3. Analisis Pendekatan Konsep Upper Structure Tujuan Tujuan dari analisis pendekatan konsep upper-structure adalah untuk menentukan system upper-structure atau struktur atap sebagai penopang bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria a. Kemampuan menahan bentangan lebar b. Ringan dan kuat c. Kemudahan dalam teknologi dan material bahan. d. Mendukung estetika penampilan bangunan e. Efektif Analisis a. Struktur Rangka Baja Bentangan relatif besar, sehingga variasi bentuk atap beragam. Struktur atap dengan karakter ini sangat berpotensi untuk di ekspos. Struktur rangka baja dapat menjadi alternatif ruang-ruang membutuhkan bentangan lebar, seperti hall. yang Gambar Struktur Rangka Baja (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan 3, 204) b. Space Frame (Struktur Rangka Ruang) Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku, namun memiliki kekuatan yang baik. Untuk mencapai bentang yang cukup lebar, hanya membutuhkan ketebalan sebesar 5% dari lebar bentangan. Untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 4 persen dari bentangan. Karena itu, struktur ini sangat ekonomis

79 69 dengan hanya menggunakan baja tanpa perkuatan beton. Pemasangannya lebih mudah dikarenakan space frame ini merupakan bahan baku yang pemasangannya hanya dengan merakit modul-modul yang sudah terdapat di pasaran tanpa perlu membuat yang baru di lokasi. c. Struktur kabel Gambar Struktur Space-Frame (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan 3, 204) Pada dasarnya sistem struktur ini mengacu kepada kekuatan gaya tarik kabel yang kemudian dimanfaatkan sebagai penopang kantilever bentang yang cukup lebar dengan menggantungkannya pada sebuah tiang atau kolom struktur. Dengan menggunakan kabel ini, tidak ada kolom struktur penyangga atap pada bagian dalam ruang. Hasil Gambar Struktur Kabel (sumber: Kuliah Rekayasa Struktur Bangunan 3, 204) Karena kebutuhan ruang yang membutuhkan ruang dengan bentang lebar maka dipilihlah sistem rangka baja sebagai sistem penutup atapnya. Selain itu, sistem rangka baja dalam pemasangannya mudah dan sangat efisien dengan hanya merakit modul-modul yang sudah terdapat di pasaran atau dalam kata lain sudah fabrikasi.

80 70 E. ANALISIS SISTEM UTILITAS Pada analisis system utilitas terdapat sembilan aspek yang akan dianalisis. Kesembilan aspek tersebut diantaranya adalah analisis sistem jaringan listrik, analisis sistem sistem air bersih, analisis sistem pembuangan air kotor, analisis sistem penanggulangan kebakaran, analisis sistem pengkondisisan udara, analisis sistem komunikasi dan sound system, analisis sistem penangkal petir, analisis sistem keamanan, analisis sistem pembuangan sampah.. Analisis Sistem Pencahayaan (Lighting) Tujuan Tujuan dari analisis sistem lighting adalah untuk mendapatkan pencahayaan pada bangunan agar efisien dan efektif serta memberikan rasa nyaman kepada pengguna. Kriteria Adapun kriteria-kriteria dalam analisis sistem lighting, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Kebutuhan akan penerangan untuk melalukan aktivitas normal. b. Kebutuhan akan penerangan untuk ruangan tertutup c. Kebutuhan akan penerangan untuk menambah nilai estetika. Analisis Analisis mengenai sistem lighting dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Jenis Pencahayaan Alami Matahari: melalui Buatan Hasil Tabel Macam Pencahayaan Sumber Kelebihan Kekurangan jendela, skylight, atau ventilasi Berbagai jenis lampu: Wall ceiling, spotlight, fluorescent, lampu pijar, atau LED. Hemat biaya Diperlukan vegetasi bangunan Penunjang oleh didalam aktivitas pada ruang tertutup. Penunjang pada malam hari. Menambah aktivitas estetika bangunan. nilai Sumber : Kuliah Fisika Bangunan, 204 Menimbulkan panas dan silau. rasa Membutuhkan biaya pengadaan. Membutuhkan perawatan biayanya. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka pencahayaan atau lighting pada bangunan yang digunakan adalah sebagai berikut. serta

81 7 a. Pencahayaan Alami Dengan penggunaan bukaan-bukaan yang berupa ventilasi pada araea dimana dipergunakan sebagai area hiburan yang berifat santai dan komunal, luas (hall), serta terdapat vegetasi. Untuk mengurangi panas dan glare dari pencahayaan alami tersebut, dipergunakan desain yang mampu mengurangi panas dan glare, misalnya adalah menerapkan desain dengan menggunakan secondary skin. ) Skylight Gambar Skylight (sumber: : & diakes pada 8 maret 206) Penambahan skylight dapat membantu memasukkan cahaya alami kedalam bangunan. Cahaya yang masuk tidak menyilaukan dan lebih lembut. Dalam perencanaan skylight ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Penempatan skylight pada ketinggian yang cukup sehingga cahaya akan tersebar sebelum menyentuh lantai, dan menghindari terjadinya silau. b) Luas skylight pada sebuah ruang sebaiknya tidak melebihi 5% dari luas lantai. c) Permukaan skylight yang terbentuk melengkung atau miring lebih dapat menahan silau dan menyebarkan cahaya dengan lebih baik, dibandingkan dengan permukaan yang lurus atau kotak. Juga dapat menggunakan baffle atau miringkan kaca penutup untuk menghindari cahaya langsung. 2) Overhang Gambar Overhang (sumber: : & worsleys/ - diakes pada 8 maret 205)

82 72 Overhang berguna untuk mengontrol sinar matahari dan air hujan, serta mempengaruhi tingkat iluminasi cahaya masuk kedalam ruangan dan dapat memantulkan cahaya dari permukaan yang ada dibawahnya. 3) Mengganti sebagian bidang dinding dengan material kaca atau glass block Gambar Kaca Jendela (sumber: : - diakes pada 8 maret 206) Material glass block digunakan untuk menyalurkan sinar alami dari matahar ke dalam ruangan. Bahan ini tidak menimbulkan menyalurkan efek silau dan panas panas matahari karena material ini memiliki ketebalan dengan dimensi yang cukup tebal sehingga udara di dalam ruangan tetap teras sejuk. Jenis kaca yang cocok untuk mengganti sebagian bidang dinding untuk memperoleh cahaya matahari yang maksimal masuk ke dalam ruangan dan dapat meredam efek panas radiasi matahari sehingga tidak mempengaruhi suhu ruang adalah jenis Radiation Repelling Glass. b. Pencahayaan Buatan Gambar Dari Kiri ke Kanan : Lampu Spotlight, Lampu Downlight, Lampu Fluorescent, dan Lampu LED (sumber: : - diakes pada 8 maret 205) Peletakkan cahaya buatan disesuaikan dengan fungsi ruang dan aktivitas penggunanya. Penggunaan lampu spot light untuk pencahayaan pada ruang edukasi, fashion show, pameran dan retail. Wall light dan down light sebagai pemberi karakter ruangan dan bangunan. Penggunaan lampu fluorescent untuk area pengelolaan dan LED untuk petunjuk dan informasi pada ruangan.

83 73 2. Analisis Sistem Pengendalian Udara Tujuan Tujuan dari analisis sistem pengkondisian udara adalah untuk menentukan sistem pengendalian udara agar tercapai suhu yang optimal pada bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem pengkondisian udara, yakni sebagai berikut. a. Kenyamanan udara dalam ruang. b. Kebutuhan AC yang disesuaikan dengan ruang. c. Respon iklim dan lingkungan. d. Keefektifan dan keefisienan penggunaan. e. Hemat energi. Analisis Terdapat dua jenis penghawaan, yakni penghawaan alami dan penghawaan buatan. Untuk lebih jelasnya dapat dililaht dalam tabel dibawah ini. Tabel Macam Penghawaan Jenis Penghawaan Penghawaan Alami Jendela dan bukaan Kelebihan (+) Hemat listrik Lebih sehat bagi tubuh Ramah lingkungan Ikut menjaga keutuhan lapisan ozone sebagai pelindung bumi dari radiasi sinar matahari dan benda-benda ruang angkasa. Udara alam yang bersih dengan volume yang cukup dalam ruang dalam akan menyebabkan manusia yang beraktivitas dalam ruang tersebut menjadi lebih sehat Kekurangan (-) Tidak dapat diatur dengan presisi Debu juga ikut masuk Noise dari luar juga ikut masuk Penghawaan Buatan AC Central Scope pelayanannya besar Apabila kalor besar, kapasitas Udara segar terdistribusi AHU juga harus besar. secara merata ke beberapa zona dan dapat diatur Jika pusat mati, keseluruhan area penghawaan terkena AC Split Kondisi penghawaan tiap Scope pelayan kecil

84 74 ruangtidak saling terkait Exhaust Fan Membantu pembuangan dan Bisa digunakan pada area pergantian udara kotor servis Beban kalor besar Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204 Hasil Berdasarkan data dan analisa penghawaan diatas, digunakan pengahwaan pada bangunan Bandung Fashion Hub system sebagai berikut. a. Penghawaan alami sebagai system penghawaan yang ramah lingkungan dan hemat. Penghawaan ini digunakan pada bagian ruangan yang tidak memerlukan kekedapan suara yang tinggi, misalnya café, ruang komunal, ruang istirahat. Adapun solusi desain terhadap system pengahawaan bangunan Bandung Fashion Hub yaitu melalui: ) Menyesuaikan jumlah bukaan dengan dimensi ruang. Jumlah bukaan miniman 5% dari luaas ruangan, dan idealnya diletakan pada dua sisi yang berbeda sehingga sirkulasi udara yang masuk dan keluar lebih lancar. 2) Memilih arah jenis bukaan yang tepat dan mengaplikasikan ventilasi silang Gambar Penataan kondisi pada ruang luar dengan penataan satu sisi lebih dingin dan satu sisi lebih panas sehingga terjadi sirkulasi udara. (sumber: : buku pasal-pasal Pengantar Fisika Bangunan) 3) Ventilasi silang Mengorientasikan bangunan kea rah utara-selatan guna meminimalkan penyerapan pengaruh maksimal radiasi matahari 4) Membuat ketinggian plafond yang tidak terlalu tinggi, cukup cm sehingga volume udara tidak terlalu besar dan mengakibatkan kerja AC tidak terlalu berat. 5) Khususnya pada ruang ruang perkantoran sebaiknya di buat dinding-dinding penyekat yang tidak terlalu tinggi karena apabila menggunakan AC jenis split, maka penyebaran udaranya sejuk akan terdistribusi secara merata (tidak terhalang).

85 75 b. AC central dipergunakan sebagai system penghawaan buatan yang mudah diatur. Skema Sistem Penghawaan Buatan AC Central (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) c. Exhaust fan, digunakan pada area servis, toilet, pantry, dan parkir basement. Exhaustfan berdungsi untuk membantu grakan sirkulasi udara sehingga penghawaan sejuk dalam ruang tersebut tetap terkontrol. Kelompok ruang yang menjadi sumber panas, bau, dan lembab (dapur dan toilet) sebaiknya di pasang exhaust fan sehingga udara panas,asap dan bau dapat terbuang ke luar ruangan. Apabila tidak dibuang ke luar ruangan dan ruangan menggunakan AC maka bau yang tidak sedap akan melekat dan bertahan lebih lama dan asap panas dari kompor akan membuat AC berkerja lebih berat. AC yang berkerja terlalu berat memerlukan energy listrik lebih banyak dan disamping itu ACmenjadi cepat rusak. 3. Analisis Sistem Jaringan Listrik Tujuan Gambar Exhaust Fan (Sumber : 205) Tujuan dari analisis sistem jaringan listrik adalah menentukan sistem jaringan listrik yang digunakan pada bangunan untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang aktivitas pengguna di dalam bangunan Bandung Fashion Hub. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem jaringan listrik, yakni sebagai berikut. a. Kelancaran distribusi sumbernya. b. Efektifitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan. c. Macam aktivitas yang terjadi membutuhkan tenaga listrik (penerangan, penghawaan, pengkondisian suara, dan lain-lain).

86 76 Analisis Dalam pengadaan sumber tenaga listrik ada dua sumber untuk mendapatkannya. Kedua sumber tersebut berasal dan PLN dan genset. a. PLN Daya listrik utama untuk bangunan Bandung Fashion Hub menggunakan sumber listrik yang berasal dari PLN. Kelebihan : Daya listrik besar, biaya murah, perawatan dan operasional mudah serta murah. Kekurangan : Terkadang terjadi pemadaman listrik secara mendadak dan voltage tidak stabil. b. Genset Genset sebagai pembangkit listrik dalam keadaan darurat, ketika sumber listrik dari PLN sedang mengalami gangguan. Kelebihan : Dapat digunakan kapan saja, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur. Kekurangan : Biaya pengadaan dan perawatan cukup besar. Hasil Skema Jaringan Listrik Bersumber dari PLN dan Genset (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Dari analisis sistem jaringan listrik diatas, didapat hasil bahwa kedua sumber tersebut dapat digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Sumber listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah alat bernama automatic transfer system atau lebih dikenal dengan sistem ATS, yaitu suatu alat transfer yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN padam. 4. Analisis Sistem Komunikasi Dan Sound System Tujuan dari analisis sistem komunikasi dan sound system adalah untuk menentukan sistem komunikasi pada bangunan yang memudahkan pengelola dalam berkomunikasi baik di dalam maupun di luar bangunan Bandung Fashion Hub, serta memudahkan pengguna mengenai informasi. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem komunikasi dan sound system, yakni sebagai berikut. a. Kebutuhan komunikasi di dalam bangunan.

87 77 b. Kemudahan perawatan dan operasional peralatan. c. Tata suara untuk menginformasikan informasi. Analisis Analisis mengenai sistem komunikasi dan sound system dibagi menjadi dua, yakni telekomunikasi dan sound system. a. Telekomunikasi Sistem telekomunikasi terdiri dari sistem telekomunikasi internal dan eksternal. Sistem telekomunikasi internal berupa intercom untuk menghubungkan komunikasi antar ruang dalam bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal berupa jaringan dari Telkom yang menyediakan fasilitas telepon baik lokal, interlokal, maupun internasional. b. Sound System Untuk informasi suatu kegiatan, pengimuman infromasi, menyuarakan background music, dan panggilan kepada seseorang. c. Wifi Wifi adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik untuk bertukar datasecara nirkabel (menggunakan gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Hasil Hasil dari analisis sistem komunikasi dan sound system diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sistem telekomunikasi Skema Sistem Kerja Telfon (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) System komunikasi yang direncanakan pada Bandung Fashion Hub menggunakan sistem intercom antar ruang, penyediaan telepon yang disediakan dalam beberapa line, radio komunikasi, dan alat telepon.

88 78 b. Sound system Mikrofon Tape AUX AMPLIFIER Switch Selector Attenuator Sentral Monitor Skema Sistem Soundsystem pada Bangunan (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) pada bangunan diatur pada ruangan khusus, dengan petugas disebut announcer yang menginformasikan pengumuman, menyuarakan background music, serta panggilan kepada seseorang. Sound system diletakkan pada ruang informasi, hall, emplasemen. c. Wifi Skema Sistem Kerja Wifi (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) pada bangunan diatur pada ruangan, misalnya pada ruang internet, perpustakaan, hall, serta ruang pengelola. Wifi digunakan untuk mengakses suatu informasi yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada pada Bandung Fashion Hub. 5. Analisis Sistem Air Bersih Tujuan Tujuan dari analisis sistem air bersih adalah menentukan sistem air bersih yang akan digunakan pada Bandung Fashion Hub. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem air bersih, yakni sebagai berikut. a. Kemampuan untuk menyediakan air bersih b. Luas bangunan atau wilayah yang terlayani.

89 79 Analisis Dalam pengadaan air bersih terdapat beberapa sumber system air bersih, salah satunya adalah sistem tangki tekan. Sistem Tangki Tekan ini dipakai bila sambungan langsung tidak bisa diterapkan (misal: tekanan air dari PAM rendah). Pada sistem ini, air dari ground tank dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki terkompresi ini didistribusikan keseluruh bangunan yang dilayani. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur suatu detektor tekanan/pressure switch yang akan membuka atau menutup saklar motor penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai tekanan tertentu yang telah ditetapkan, dan kembali bekerja setelah tekanan mendekati batas minimum yang telah ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan berkisar antara,00 kg/cm2,50 kg/cm 2. Sumber air yang digunakan pada sistem ini biasanya dari PDAM, atau sumur dangkal/dalam. Skema Sistem Kerja Tangki Tekan (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Keuntungan dari sistem tangki tekan ini adalah sebagai berikut: ) Lebih baik dari segi estetika dibanding tangki atap. 2) Perawatan mudah karena dapat diletakkan di ruang pompa. 3) Biaya awal lebih murah. Sedangkan kekurangan dari sistem tangki tekan ini adalah sebagai berikut. ) Fluktuasi tekanan,0 kg/cm 2 -,5 kg/cm 2 sangat besar dibandingkan sistem gravitasi yang hampir tanpa perubahan tekanan. 2) Fluktuasi tekanan akan berpengaruh pada aliran alat plumbing. Misalnya pada alat pemanas gas dapat menghasilkan suhu yang berubah-ubah. 3) Udara dalam tangki tekan akan makin berkurang, sehingga setiap beberapa hari harus menambah udara. 4) Pompa lebih sering bekarja, karena jumlah air dalam tangki tekan relatif sedikit, sakelar cepat haus.

90 80 Hasil Skema Sistem Kerja Air Bersih yang bersumber dari PDAM dan Deep Well (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Dari analisis mengenai sistem pengadaan air bersih disimpulkan bahwa air bersih pada perencanaan bangunan Bandung Fashion Hub menggunakan sistem Tangki tekan. Sumber air diperoleh dari PAM dan deep well. 6. Analisis Sistem Pembuangan Air Kotor Tujuan Tujuan dari analisis sistem pembuangan air kotor adalah untuk menentukan sistem pembuangan air kotor, berupa limbah dari toilet, pantry, cafe, dan air hujan. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem pembuangan air kotor, yakni sebagai berikut. a. Pembuangan limbah air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, penciuman, dan visual. b. Memelihara sumber air di dalam tanah. Analisis Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Air bekas buangan Air bekas buangan yang dimaksud adalah air bekas toilet, wastafel dan lainnya. Pembuangan air bekas buangan menggunakan pipa PVC baik yang digunakan untuk pipa vertikal maupun pipa horizontal. b. Air limbah Air limbah adalah air bekas buangan yang tercampur kotoran. Air ini tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus melalui proses di dalam bak penampungan. Pada bangunan skala besar (banyak penghuni) penampungan air limbah menggunakan bak pengolahan limbah (sewage treatment). Adapun tempatnya disebut dengan Sewage Treatment Plant (STP). Limbah terkumpul diolah secara mekanis, diaduk dan diberi udara agar bakteri pengurai dapat hidup dengan baik. Hasil pengolahan limbah diberi zat pembersih sehingga air hasil

91 8 pengolahan limbah dapat dipompa keluar ke riol kota atau digunakan untuk menyiram tanaman. Sewage treatment dapat diletakan di luar atau di dalam bangunan pada bagian lantai terbawah yang letaknya lebih rendah dari toilet, dan orang harus bisa masuk untuk maintenace. c. Air limbah khusus Air limbah khusus diantaranya adalah air bekas cucian kotoran dan alat tertentu seperti buangan rumah sakit, laboratorium, restoran, pabrik, dan sebagainya. Sebagai contoh air limbah dari restoran yang banyak mengandung lemak treatment-nya berupa grease trap (penangkap lemak) d. Air hujan Air hujan yang jatuh langsung ke tanah sebaiknya dibuatkan resapan (hidropori) agar air dengan mudah meresap ke tanah. Air hujan yang jatuh di atap bangunan tinggi (atap plat atau dak) diatur alirannya ke lobang pembuangan yang kemudian disalurkan ke bawah melalui pipa-pipa yang diletakan di ruang shaft. Hasil Dari analisis mengenai sistem pembuangan air kotor disimpulkan bahwa air sistem utilitas kotor dibedakan menjadi tiga bagian, yakni air kotor yang berasal dari toilet, air limbah pantry atau cafe, dan air hujan. Skema Sistem Kerja Pembuangan Air Kotor (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) a. Untuk air kotor dari toilet, dibagi menjadi dua limbah, yaitu limbah cair dan limbah padat. Keduanya ditampung di STP (Sewage Treatment Plan) untuk diolah dan diproses. Sisa air dari proses STP ini kemudian dibuang ke riol kota. b. Air limbah dari pantry dan cafe, disalurkan ke sumur resapan, kemudian disalurkan ke riol kota. c. Air hujan, melalui talang air dan plumbing/pipa-pipa, langsung dibuang ke riol kota, setelah melalui bak kontrol dan resapan.

92 82 7. Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran Tujuan Tujuan dari analisis sistem penanggulangan kebakaran adalah untuk menentukan sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan Bandng Fshion Hub yang dibagi menjadi tiga yaitu pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman. Kriteria Sistem pemadaman kebakaran merupakan salah satu perangkat dalam utilitas pada bangunan terkait dengan pengamanan jika terjadi kebakaran pada bangunan atau pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang lebih besar terhadap bangunan. Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem penanggulangan kebakaran, yakni sebagai berikut. a. Keselamatan pengguna banguna. b. Kecepatan evakuasi bangunan. c. Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran. d. Pemilihan alat pemdama kebakaran yang efektif. Analisis dan Hasil Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan, yaitu pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman. a. Pendeteksian menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan dengan alarm atau bel dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire alarm. Bila terjadi kebakaran, heat/smoke detector akan mendeteksi asap dan panas yang secara otomatis akan membunyikan alarm/bel. Kemudian menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet) pada tiap lantai. Smoke/ Heat Detector Alarm/ Bell GWR Sprinkler FDC Skema Sistem Proteksi Kebakaran (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Gambar Dari Kiri Ke Kanan: Sprinkler, Heat Detector, Dan Smoke Detector. (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204)

93 83 b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya gempa bumi, kebakaran, dan sebagainya. Dalam perencanaan arsitektur, beberapa hal perlu dilakukan untuk sistem evakuasi bangunan sekaligus menunjang konsep desain bangunan diantaranya adalah sebagai berikut. ) Penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. 2) Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur. 3) Jalur evakuasi yang jelas sehingga tidak memicu keraguan bagi pengguna. 4) Meletakkan alat pemadam kebakaran di setiap lantai. 5) Menggunakan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat, untuk memudahkan pengguna difabel dalam membaca situasi. 6) Menggunakan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat, dan pintu keluar sebagai petunjuk pengguna keluar dari area bangunan. 7) Tangga darurat memiliki lebar minimal,25 meter dan lebar pintu darurat 90 cm. Gambar Tangga Darurat (Sumber : Dokumentasi Annisa Fadhilla Jasmine) c. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman, dengan menempatkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ditempat-tempat yang ditentukan, serta penempatan hydrant di dalam dan luar bangunan. Penempatan hydrant di dalam bangunan diletakkan dekat/bersamaan dengan alarm kebarakan, sedangkan peletakan hydrant di luar bangunan harus dapat dengan mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Gambar Dari Kiri Ke Kanan: APAR, Hydrant Indoor, dan Hydrant Outdoor. (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204)

94 84 8. Analisis Sistem Keamanan Tujuan Tujuan dari analisis sistem keamanan petir adalah untuk menentukan sistem keamanan pada bangunan untuk keamanan dan kenyamanan para pengguna Bandung Fashion Hub. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem keamanan pada bangunan Bandung Fashion Hub, yakni sebagai berikut. a. Memantau keadaan pada ruang-ruang yang ada pada Bandung Fashion Hub. b. Kemudahan dalam pantauan. c. Diletakkan pada setiap ruangan yang membutuhkan. Analisis a. CCTV (Closed Circuit Television) CCTV diletakkan pada setiap sudut ruangan untuk memonitor aktivitas pengguna dalam suatu ruang. CCTV dapat bekerja selama 24 jam atau sesuai kebutuhan, setiap gambar dapat ditayang ulang pada posisi waktu yang diinginkan. Peralatan untuk CCTV berupa kamera, monitor televisi, kabel coaxial, timelaps video recorder, dan ruang kontrol yang dilengkapi monitor-monitor, ruangan ber-ac, dan diletakkan pada tempat yang tersembunyi dan tidak mudah diketahui. b. Bel atau Alarm Alarm digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahay) dari jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal dan sunyi. c. Petugas Keamanan Hasil Sistem pengamanan dalam gedung oleh menggunakan petugas keamanan, yakni satpam. Hasil dari analisis sistem keamanan pada bangunan Bandung Fashion Hub yang direncanakan adalah menggunakan sistem CCTV, alarm, dan petugas keamanan berupa satpam. 9. Analisis Sistem Pembuangan Sampah Tujuan Tujuan dari analisis sistem pembuangan sampah adalah untuk menentukan sistem jaringan sampah pada bangunan sehingga bangunan Bandung Fashion Hub lebih nyaman digunakan.

95 85 Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem pembuangan sampah, yakni sebagai berikut. a. Pembuangan limbah sampah tigak mengganggu kesehatan, penciuman, dan visual. b. Memelihara sumber air di dalam tanah. c. Memelihara kualitas ekosistem lingkungan. Analisis Analisis sistem pembuangan sampah pada bangunan Bandung Fashion Hub dari berbagai ruang dilakukan dengan proses pengangkutan oleh petugas cleaning service, menuju bak sampah diluar bangunan, kemudian diangkut oleh truk sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hasil Ruang Sampah dibawa Cleaning Service Bak Sampah Sampah dibawa Truk Sampah TPA Skema Sistem Pembuangan Sampah (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Hasil dari analisis sistem pembuangan sampah pada bangunan adalah dengan menyediakan tempat sampah pada ruang yang berada di Bandung Fashion Hub dengan jarak antar tempat sampah +20 meter. Pengumpulan tempat sampah diletakkan di bak sampah untuk kemudian diangkut truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Kota Bandung. 0. Analisis Sistem Penangkal Petir Tujuan Tujuan dari analisis sistem penangkal petir adalah untuk menentukan sistem penangkal petir yang tepat untuk melindungi bangunan dari hantaran petir ketika dalam kondisi cuaca yang buruk. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem penangkal petir, yakni sebagai berikut. a. Kemampuan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir.

96 86 b. Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding. c. Praktis dan ekonomis. Analisis Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi sistem penangkal petir, ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan akibat petir. Beberapa macam penangkal petir diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sistem Konvensional (Sistem Franklin) Batang runcing dari bahan copper spit, dipasang pada bangunan, dan dihubungkan dengan tembaga menuju elektroda di dalam tanah. Dibuat bak kontrol dalam tanah untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini praktis, murah, namun jangkauannya terbatas. b. Sistem Sangkar (Sistem Faraday) Hampir sama seperti Sistem Franklin, tetapi dibuat memanjang, sehingga jangkauannya luas. Biayanya sedikit mahal dan dalam segi estetika cukup mengganggu. c. Sistem Radioaktif/Semi Radioaktif (Sistem Thomas) Sistem ini digunakan untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangannya tidak terlalu tinggi karena sistem payung digunakan untuk melindungi. Dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Gambar Dari Kiri ke Kanan: Sistem Franklin, Sistem Faraday, dan Sistem Thomas (Sumber: 205) Hasil Batang Penangkal Petir Kabel Konduktor Penangkal Petir Tempat Pembumian Skema Sistem Penangkal Petir (Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 204) Hasil analisis mengenai sistem penangkal petir pada bangunan Bandung Fashion Hub yang direncanakan adalah menggunakan penangkal petir sangkar (Sistem Faraday) karena memiliki jangkauan luas untuk melindungi bangunan dari hantaran petir.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota INDA PUTRI JULIANTY BAB III PROGRAM RANCANGAN 3.1. Aspek Site dan Lingkungan 3.1.1 Pemilihan Lokasi Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.

Bab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr. Bab III 3.1 Deskripsi Proyek Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society Bandung Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi & Kegiatan Budaya Sifat : Fiktif Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi Timur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL / N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL I m Perpustakaan mempunyai cakupan pengguna terbatas pada anak dengan tingkatan usia 5-15 tahun atau anak dengan tingkat pendidikan antara TK - SMP, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center.

menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis akhirnya mendapatkan konsep perencanaan bangunan Batam Music Center. BAB III ANALISIS Pada bab ini berisi tentang analisa mengenai ekspresi music yang menjadi konsep dasar didalam penataan ruang dan juga mengenai analisis lokasi bangunan ini. Sehingga mendapatkan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada BAB IV ANALISIS 4.1 Data Eksisting Tapak Data eksisting tapak bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak.

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG Oleh : Anisa Yuanita Damayanti, Djoko Indrosaptono, Dhanoe Iswanto Kota Semarang yang merupakan sebuah ibukota Provinsi di Jawa Tengah adalah sebuah kota yang tengah tumbuh

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1 PROGRAM RUANG a. Kelompok Penerima Tabel 5.1 Kelompok Penerima JENIS RUANG KAPASITAS LUAS Parkir Pengelola

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio

BAB IV ANALISA PERANCANGAN. tempat pendidikan pembuatan dan produksi film yang harus mempunyai studio BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisis Tapak 4.1.1 Latar Belakang Pemilihan Tapak Perancangan sekolah film di Malang, yang nantinya direncanakan menjadi tempat pendidikan pembuatan dan produksi film

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu:

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu: BAB IV ANALISA Analisis perencanaan dan perancangan Gedung Multi Fungsi dengan topik/tema hemat energi dimaksudkan untuk menciptakan suatu wadah sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga,

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga, 1. JUDUL PROYEK TUGAS AKHIR STOP FUN CENTER IN PALEMBANG Menciptakan Tata Ruang dan Fasade Bangunan yang Memberi Kesan Rekreatif, Dengan Tampilan Bangunan Eksplorasi Bentuk Transformasi dari Jembatan '

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI

BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSI BAB IV ANALISIS Analisis merupakan lankah dalam menolah data rancanan yan diproses melalui penamatan pemilihan bersumberkan pada kriteria untuk memperoleh alternatif-alternatif pada obyek perancanan. Analisis

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan arsitektur merupakan hasil dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA PROBLEMATIKA Aktualita: Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng Pembangunan wisata budaya betawi yang mengharuskan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi.

STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR. 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer. MAIN ENTRANCE GEDUNG/HALL Kegiatan: membeli tiket mencari informasi. BAB 4 ANALISA 4.1 Analisis Kegiatan Dalam Ruang Pamer 4.1.1 Pola kegiatan pengunjung MAIN ENTRANCE SITE datang, turun di drof off, turun dari kendaraan umum, pejalan kaki MAIN ENTRANCE GEDNG/HALL membeli

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsi Dengan adanya aktivitas yang ada dan membutuhkan berupa sarana prasarana bagi pengguna, sehingga dapat mewadahi seluruh aktivitas pada perancangan ini, pada pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisis Lingkungan Dan Tapak 1. Jalur matahari Gambar 4. 1 Analisis Jalur Matahari Sumber : Dokumentasi Pribadi Potensi : Bagian timur tapak menerima cahaya

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan yang ada pada Batik Center & Gallery di Surakarta antara lain: 1) Pengunjung 2) Pengelola 3) Karyawan

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

PURWOKERTO EXPO CENTER Oleh : Larasati Probosiwi,, Budi Sudarwanto, Agung Dwiyanto

PURWOKERTO EXPO CENTER Oleh : Larasati Probosiwi,, Budi Sudarwanto, Agung Dwiyanto PURWOKERTO EXPO CENTER Oleh : Larasati Probosiwi,, Budi Sudarwanto, Agung Dwiyanto ABSTRAK Sekarang ini pertemuan dan konvensi dapat sebagai alat penyebaran dan pertukaran informasi tentang hal-hal baru

Lebih terperinci

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA

Museum dan Pusat Mitigasi Bencana Banjir di Jakarta BAB IV ANALISA BAB IV ANALISA 4.1. Dasar Analisa Dasar analisa perencanaan dan perancangan arsitektur Museum dan Pusat Mitigasi Banjir di Jakarta mengacu pada esensi bangunan Museum sebagai bangunan yang aktif, yang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan berfungsi sebagai penentu desain Garden Apartment

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY

BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY 3.1.Data Survey 3.1.1. Analisa Lokasi BAB 3 ANALISISA DATA SURVEY Gambar 8 Site plan (Foto : Luqman Hakim,2015) Gambar 8 Fasad Bangunan (Foto : Luqman Hakim,2015) Judul : Sekolah Tinggi Dan Studio Musik

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA III.1 INTERPRETASI TEMA Urban yang berarti kota sering diinterpretasikan sebagai ruang tempat berbagai aktifitas manusia berlangsung dengan hiruk pikuknya. Tempat dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni

GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni GEDUNG ORKESTRA SURABAYA Harmoni 1 Tugas Akhir Rr. Anisa Suryawardhani 27 januari 2011 DEFINISI OBJEK Gedung Orkestra Surabaya adalah bangunan yang menyediakan sarana musik dengan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Data Pengguna dan Klien Kegiatan di terminal penumpang terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegiatan Pelayanan Penumpang 2. Kegiatan pengiriman barang lewat laut (POS, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN. Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencana dan perancangan Arsitektur, terdapat bebrapa hal yang menjadi bahan pertimbangan antara lain: Aspek manusia / pengguna Aspek bangunan / fisik Aspek lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang melatarbelakangi perancangan stasiun tv TPI didasarkan pada empat isu utama, yaitu : Pembagian sirkulasi yang sederhana, jelas, dan efisien

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan kajian terhadap kondisi eksisting site dan kemungkinan-kemungkinan desain yang berupa tanggapan perancangan terhadap permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci