BAB I PENDAHULUAN. siapapun, baik dalam masyarakat modern maupun dalam masyarakat. bagi seluih umat manusia di dunia.agama menjadi sumber motivasi dan
|
|
- Ida Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama merupakan sebuah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun, baik dalam masyarakat modern maupun dalam masyarakat tradisional.sebagai sistem kepercayaan dan sistem peribadatan, agama berperan penting dalam menciptakan tatanan kehidupan yang berkeadilan dan beradab bagi seluih umat manusia di dunia.agama menjadi sumber motivasi dan inspirasi bahkan agama terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia.namun sayangnya agama sering kali dipahami secara sempit oleh penganutnya disertai perasaan curiga yang berlebihan terhadap penganutnya.secara sosiologi, agama merupakan suatu isu yang berkaitan dengan kepercayaan, simbol, citra serta nilai-nilai sesuai dengan ajaran dari agamanya masing-masing. Simbol disini dapat kita lihat seperti cara berdoa, adanya puasa atau pantangan serta simbol keagamaan juga ditunjukkan dalam bentuk fisik yang dikenakan oleh para penganutnya yaitu seperti Rosario (kalung berbentuk salib), jilbab, peci dan lain sebagainya. Agama memiliki kedudukan yan sama dan merupakan suatu kesatuan dengan manusia sehingga mampu mengendalikan perilaku manusia dan mengubah kehidupannya. Dalam menjalankan aktifitas sehari-hari individu tetap bertindak sesuai nilai-nilai ajaran agama dengan membina rasa solidaritas terhadap sesama. Agama juga menjadikan norma sebagai kerangka acuan dalam bersikap dan
2 bertingkah laku agar sejalan dengan agama yang dianutnya. Namun menurut Durkheim (Kamiruddin, 2011) agama bukan hal yang mudah untuk dipahami sebagai sesuatu yang sakral.menurutnya agama tidaklah sepenuhnya dapat dikatakan sebagai nilai ajaran yang sakral yang berasal dari Tuhan.Adapun pemikiran manusia terhadap ajaran agama yang mereka terima juga mempengaruhi berkembangnya suatu aliran agama. Pada dasarnya agama Kristen terbagi menjadi dua bagian yaitu Kristen khatolik dan Kristen protestan.selain itu agama Kristen protestan memiliki tujuh aliran yaitu aliran calvinis, aliran Lutheran, aliran methodis, aliran pentakosta, aliran kharismatik, aliran adventis, sertra aliran saksi jehova. Agama Kristen juga diwadahi oleh tiga persekutuan yaitu PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia), PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia) dan PGPLII (Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia). Gereja Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan agama Kristen yang berbeda aliran. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) berasal dari aliran Lutheran yang berada dibawah naungan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) serta Gereja Bethel Indonesia (GBI) berasal dari aliran kharismatik yang berada dibawah naungan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) dan Gereja Bethel Indonesia juga merupakan anggota dari PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia). Kedua gereja ini sangat berpengaruh ditengah masyarakat Indonesia khususnya di kota kabanjahe. Meskipun berbeda massanya, sampai
3 sekarang kedua gereja ini tetap menjadi tempat beribadah orang-orang Kristen yang ingin lebih mengetahui tentang kegiatan keagamaan. Keberadaan kedua gereja ini di kota kabanjahe sangat menarik. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di kota Kabanjahe berdiri pada tahun Kemunculan gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada dasarnya merupakam perjalan panjang pendeta yang berasal dari tanah batak. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dianggap sebagai gereja beraliran Lutheran atau dianggap sebagai aliran konvensional. Aliran konvensional disini adalah aliran yang masih sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau hal keagamaan yang dapat pembaharuan sampai sekarang ini. Sifat tradisionalnya dapat kita ketahui dari beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pesta pernikahan, tata ibadah, serta perayaan-perayaan gereja seperti perayaan natal dan perayaan paskah yang masih melibatkan adat istiadat ataupun budaya. Dalam peribadatan, nyanyian dan musik memegang peranan penting. Cara beribadah jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) masih sangat menekankan pada keteraturan dan keheningan. Hal ini dapat dilihat saat bernyanyi hanya menggunakan alat musik piano atau pun organ dan tanpa disertai dengan tepuk tangan. Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) masuk kedalam keanggotaan PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) (pdt.aritonang, 2005). Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kota Kabanjahe berdiri pada tahun Gereja beraliran kharismatik ini merupaka gereja yang didirikan untuk memenuhi keinginan para masyarakat yang ingin beribadah dengan suasana
4 gereja yang beraliran kharismatik. Dimana dalam peribadatannya, nyanyian serta musik pada gereja ini lebih berkembang daripada gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yaitu nyanyian dengan tepuk tangan yang meriah. Gereja aliran kharismatik ini tidak lagi mempertahankan adat istiadat yang berlaku di kota Kabanjahe. Gereja ini didominasi pada gereja yang arus utama protestan dan khatolik. Aliran kharismatik ini adalah aliran yang mengutamakan karunia roh serta aliran ini lebih menuju pada perkembangan zaman. Karunia roh bagi aliran kharismatik adalah seperti berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, karunia iman, karunia menyembuhkan, karunia bernubuat, karunia membedakan bermacam-macam roh, membedakan berkata-kata dalam bahasa roh, dan karunia menafsirkan bahasa roh. Bahkan masih banyak lagi tafsiran karunia roh bagi jemaat kharismatik, namun yang ditonjolkan gereja kharismatik adalah karuia penyembuhan, bahasa roh yang bisa dipelajari. Bagi mereka suatu keharusan seseorang yang sudah dibaptis harus memiliki karunia roh yang membedakannya dengan jemaat gereja lainnya. Dari hal ini tidak jarang ajarannya kurang mengalami penolakan oleh gereja-gereja lainnya sebab bagi mereka karunia roh bukan ukuran seseorang beriman. Gereja yang beraliran kharismatik ini juga bersifat fleksibel dan inovatif terurama dalam bentuk ibadah. Kebanyakan gereja yang beraliran kharismatik ini terinspirasi oleh aliran pentakosta serta lebih menuju pada kebiasan dari Negara Amerika Latin yang bersifat tidak monoton. Tata cara ibadah gereja ini berjalan dengan penuh semangat dan lebih berkonsentrasi pada pujian-pujian
5 serta nyanyian yang diserta dengan tepuk tangan yang meriah, serta dikenal dengan sebutan pujian dan penyembahan. Hal inilah yang memberikan alternatif bagi jemaat yang tidak puas dengan sikap gereja yang terlalu bergantung pada tradisi. Selain itu gereja ini lebih peka terhadap tantangan zaman globalisasi yang mengutamakan efesiensi dan informasi. Walaupun menuju pada perkembangan zaman, dalam hal pembaptisan aliran kharisamatik kembali lagi pada pembaptisan seperti yang dilakukan pada zaman dahulu yang dilakukan oleh bangsa Yahudi. Terlihat dari pembaptisan yang dilakukan oleh gereja bethel adalah pembaptisan air melalui menyelamkan artinya orang yang dibaptis diselamkan di dalam kolam air, di sungai secara langsung. Ini mngikuti baptisan tradisi Yahudi yang dilakukan Yohanes dan Petrus di sungai. Jadi gereja yang beraliran kharismatik ini sebenarnya kembali lagi pada zaman dahulu yang bisa disebut sebagai aliran yang konvensional. Pengikut gereja Bethel Indonesia (GBI) kebanyakan anak muda yang identik dengan sifat yang ekspresif, enerjik serta penuh dengan semangat. Kebaktian gereja yang beraliran kharismatik ini membuat para pemuda lebih tertarik beribadah ke gereja ini dibandingkan beribadah ke gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang bersifat monoton serta banyaknya hal positif di dalam aliran ini yang ikut menjadi daya tarik dan alasan bagi masyarakat untuk menganutnya. Kegiatan-kegiatan gereja beraliran kharismatik ini terbilang lebih menarik daripada kegiatan yang dilakukan oleh gereja Huria Kristen Batak Protestan. Kegiatan gereja bethel Indoesia (GBI) ini dapat memicu semangat para jemaat untuk tetap beribadah pada gereja ini. Berbeda halnya dengan
6 gereja Huria Kristen Batak Protestan yang yang tidak terlalu aktif melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan. Gereja Huria Kristen Batak Protestan lebih fokus melakukan kegiatan pelayanan dalam hal ibadah minggu dan tidak bersusah payah untuk mengumpulkan para jemaat untuk diajak beribadah. Sejak kemunculan gereja beraliran kharismatik ini hal yang sering menjadi perdebatan adalah masalah tata ibadah dan masalah penarikan jemaat yang dilakukan oleh jemaat gereja ini. Sebenarnya masalah konflik yang kompleks dan saling terkait, sehingga hal ini memperkuat munculnya sebuah konflik. Potensi konflik dapat berkembang menjadi konflik apabila persaingan yang bersifat emosional. Oleh karena itu, konflik dapat menjadi tajam ketika perdebatan diperkuat dan dipertegas ileh beberapa faktor yang mendorong terjadinya konflik yaitu kefanatikan jemaat dalam menyebarkan nilai-nilai keagamaan, adanya prasangka antar jemaat gereja, adanya perbedaan suku dan ras beragama serta perbedaan tingkat ekonomi, strata sosial, budaya dan lainnya. Selama ini yang senantiasa dipersoalkan adalah perdebatan dari beribadah serta tata cara beribadah. Masing-msing jemaat merasa ajaran merekalah yang paling benar. Kefanatikan jemaat inilah yang menjadi bomerang. Orang yang sangat fanatik dengan gerejanya terkadang menjadi tidak realistis dalam menerima ajaran dari gerejanya. Pengikut yang fanatik menganggap orang yang tidak sealiran dengannya adalah musuhnya dan memandang gerejanya sebagai gereja yang benar.
7 Ada kompetisi dalam hal ajaran dan praktek yang dilakukan oleh setiap gereja agar para jemaat lebih mudah untuk menerimanya. Kompetisi dalam agama tidak berbeda dengan kompetisi dalam iklan yang ada ditelevisi, majalah ataupun koran. Keberhasilan dalam kompetisi ditentukan oleh kemampuan untuk memenangkan pasar. Untuk memenangkan umat, perlu adanya kompetitif dan upaya. Upaya yang dilakukan dalam menarik pengikut baru adalah menyiapkan fasilitas-fasilitas yang memberikan kenyamanan dalam beribadah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik. Jemaat yang beraliran kharismatik ini juga memberikan janji-janji fasilitas seperti fasilitas kendaraan yang digunakan untuk mengantar dan menjemput para calon jemaat. Memberikan pelayanan-pelayanan yang terbaik bagi mereka yang mau ambil bagian dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh gereja yang beraliran kharismatik ini. Jemaat gereja bethel ini juga sering melakukan kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) serta banyaknya hal positif di dalam aliran ini yang ikut menjadi daya tarik dan alasan yang membuat para jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan ikut mengambil bagian karena di gerejanya sangat jarang dilakukan kegiatankegiatan seperti kegiatan KKR. Gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak perlu melakukan kegiatankegiatan rohani seperti KKR untuk merebut jemaat dari gereja lain. Gereja ini sudah cukup banyak memiliki jemaat dan tidak perlu khawatir akan jemaat yang pergi beribadah ke gereja yang beraliran kharismatik karena pada akhirnya jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan yang beralih akan kembali ke
8 gereja awalnya. Hal ini yang membuat jemaat gereja bethel merasa cemburu terhadap gereja Huria Kristen Batak Protestan serta hal ini juga yang dapat memicu terjadinya potensi konflik antara jemaat gereja HKBP dengan jemaat gereja yang beraliran kharismatik tersebut. Konflik lain juga dapat terjadi antara jemaat gereja berbeda aliran ini seperti melalui kritikan yang tajam dari jemaat gereja bethel kepada jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan yang dianggap tidak sesuai dengan alkitabiah, menaikkan pujian tidak disertai dengan tepuk tangan serta mengatakan bahwa jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak mendapatkan roh kudus. Jemaat gereja HKBP yang tidak menyukai akan kritikan itu mengatakan bahwa mereka lebih baik berpura-pura tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh jemaat gereja kharismatik. Perkembangan aliran kristiani dalam gereja konvensional belum begitu diterima karena gereja konvensional yang begitu tertutup dengan kedatangan aliranaliran Kristen lainnya. Berbeda halnya dengan aliran kharismatik yang lebih mudah dan lebih terbuka akan perkembangann yang ada sehingga membuat aliran kharismatik lebih mudah untuk berkembang. Dalam penelitian ini penulis tertarik meneliti gereja yang beraliran Kharismatik yaitu Gereja Bethel Indonesia yang cepat berkembang dilihat dari jemaatnya yang semakin banyak dan gereja Huria Kristen Batak Protestan yang jemaatnya pergi beribadah ke gereja kharismatik itu. Tetapi jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan tidak pernah pergi meninggalkan gerejanya walaupun
9 dia pergi beribadah ke gereja kharismatik tersebut. Mereka pergi hanya untuk beribadah dan menikmati cara beribadah gereja kharismatik yang sepenuhnya menggunakan musik. Hal inilah membuat penulis tertarik meneliti dengan mengangkat judul potensi konflik laten antara penganut aliran kristiani gereja konvensional HKBP dengan Gereja Bethel Indonesia kharismatik Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah sebgai berikut: a. Apa yang menyebabkan terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik? b. Mengapa terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konflik antara penganut aliran kristiani gereja konvensional Huria Kristen Batak Protestan dengan gereja kharismatik yaitu: a. Apa yang menyebabkan terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik? b. Mengapa terjadinya konflik antara penganut aliran kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik?
10 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti maupun orang lain. Khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa sosiologi khususnya pada mata kuliah sosiologi agama, serta dapat menambah rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji persoalan yang terkait dengan penelitian ini. b. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan akademis serta menganalisis berbagai fenomena sosial secara kritis mengenai potensi konflik laten antara penganut aliran kristiani gereja konvensional dengan gereja kharismatik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi dan dijadikan rujukan bagi peneliti berikutnya Defenisi konsep Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu penjelasan gejala atau menyatakan suatu ide maupun gagasan untuk megetahui penjelasan, maksud, pengertian, dan kesalahpahaman penafsiran, maka dipergunakan batasan konsep dalam penelitian ini adalah:
11 1. Potensi konflik laten Kemampuan perselisihan yang mempunyai kemungkinan untuk dilakukan secara tersembunyi yang terjadi antara aliran kristiani gereja konvensional Huria Kristen Batak Protestan dengan gereja kharismatik dalam perebutan jemaat. 2. Aliran kristiani Aliran yang ada pada agama Kristen yang terdiri dari aliran calvinis, aliran Lutheran, aliran methodis, aliran pentakosta, aliran kharismatik, aliran adventis, sertra aliran saksi jehova. 3. Jemaat gereja konvensional Pengikut dari gereja yang masih bersifat tradisional dan masih menggunakan adat istiadat setiap melakukan kegiatan di gereja. 4. Jemaat gereja kharismatik Pengikut dari gereja yang sudah menghilangkan esensi dari adat istiadat sehingga jemaat dari gereja ini lebih berkesan modern dari pada gereja yang masih menggunakan adat istiadat pada setiap kegiatan yang ada. 5. Agama Sistem keyakinan yang dianut suatu kelompok atau masyarakat yang mengatur hubungannya dengan Tuhannya. 6. Gereja Gereja dapat diartikan sebagai suatu institusi agama yang dijadikan umat untuk tempat melakukan ibadah serta tempat melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
12 7. Penganut atau jemaat Persekutuan sejumalah warga ditempat yang tertentu yang dipimpin oleh pemimpin jemaat setempat.
BAB I PENDAHULUAN. pasti saling membutuhkan satu sama lain. Selama manusia itu hidup, ia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup sendiri. Semua manusia pasti saling membutuhkan satu sama lain. Selama manusia itu hidup, ia akan membutuhkan orang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konflik Konflik merupaka gejala sosial yang hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a.) Kelayakan Proyek Pengertian Gereja adalah gedung tempat beribadah para penganut agama Kristen juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Kematian
BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa, ras, agama, yang berbeda-beda namun tetap dalam satu wadah yang sama, dalam suatu perbedaan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciBAB I. Agama adalah suatu kepercayaan atau keyakinan kepada yang dianggap suci ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama adalah suatu kepercayaan atau keyakinan kepada yang dianggap suci ataupun kudus dan bersifat supranatural yang dapat memberikan perlindungan, kekuatan,
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Agama Kristen merupakan salah satu agama yang berkembang di Indonesia. Perkembangan agama Kristen dapat kita lihat dari pertumbuhan gereja-gereja yang semakin banyak
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan
BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan
Lebih terperinciSAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG
SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gereja, tetapi di sisi lain juga bisa membawa pembaharuan ketika gereja mampu hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja tidak bisa lepas dari proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat seperti modernisasi dan sekularisasi. Perubahan akan menimbulkan permasalahan dan
Lebih terperinciPertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?
Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota Magelang dengan anggota jemaat awal sebesar 26 jiwa. Saat ini jumlah jemaat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Kristen pada awal sejarah kekristenan disebut agama Kristen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Kristen pada awal sejarah kekristenan disebut agama Kristen Protestan. Dalam agama Kristen hanya mengakui dua sakramen yaitu sakramen baptisan kudus dan sakramen
Lebih terperinciLOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA
LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.
219 BAB VI PENUTUP Dari hasil analisa terhadap ulos dalam konsep nilai inti berdasarkan konteks sosio-historis dan perkawinan adat Batak bagi orang Batak Toba di Jakarta. Juga analisa terhadap ulos dalam
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN
Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen. Kelas/Semester : IX / II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 50 Kurikulum Acuan : KTSP 1 KISI-KISI PENULISAN ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan UKDW
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan
Lebih terperinciGereja Menyediakan Persekutuan
Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciGereja Mengadakan Perayaan
Gereja Mengadakan Perayaan Bertahun-tahun yang lalu seorang pemain biola diselamatkan dari kehidupannya yang duniawi. Ia membanting biolanya hingga hancur, katanya, "Aku tidak mau memainkannya lagi untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan agama Kristen Protestan setelah Injil masuk ke daerah Tarutung sangat cepat, tepat dan bermanfaat. Proses pertumbuhan agama ini sudah berlangsung lebih dari seratus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah
Lebih terperinciBAB. 1 PENDAHULUAN. Gerakan karismatik muncul pada sekitar tahun Menurut catatan sejarah
1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan karismatik muncul pada sekitar tahun 1960. Menurut catatan sejarah gerakan ini dipelopori oleh Pdt. D. J. Bennet, dosen dan rektor Sekolah Theologya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling
BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rasul Paulus merupakan salah seorang rasul yang berperan sangat penting dalam kelahiran dan pertumbuhan jemaat Kristen mula-mula, terutama bagi kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciKarunia Karunia Rohani
PROGRAM PELAYANAN KRISTEN Karunia Karunia Rohani CATATAN SISWA UNIT I No. Tanggal Kirim Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara......................................... Alamat. Kota Propinsi.
Lebih terperinciGBI Keluarga Allah Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahi kelebihan-kelebihan yang luar biasa dibandingkan
Lebih terperinciBAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR
BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR Keluarga adalah salah satu konteks atau setting Pendidikan Agama Kristen yang perlu diperhatikan dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan arus globalisasi, maka muncul pula persoalan-persoalan baru yang harus dihadapi oleh sumber daya manusia yang ada di dalam Gereja. Oleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. dan biasanya jatuh pada bulan Maret/April. Ritual ini dilakukan dengan
BAB IV ANALISA DATA Ritual Jumat Agung merupakan ritual yang dilaksanakan pada hari Jumat dan biasanya jatuh pada bulan Maret/April. Ritual ini dilakukan dengan mempunyai tujuan untuk memperingati hari
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Tradisi Piring Nazar sebagai sebuah kenyataan sosio-religius dapat dijadikan sebagai
BAB V PENUTUP Dari penjelasan serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab yang terakhir ini akan dipaparkan kesimpulan yang berisi temuan-temuan mengenai Piring Nazar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciBergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa
Bergabunglah dengan Saudara yang Lain Bila Berdoa III Berdoalah dengan Seorang Teman II Berdoalah dengan Keluarga Saudara III Berdoalah dengan Kelompok Doa II Berdoalah dengan Jemaat Pelajaran ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau
Lebih terperinciBAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka
BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat
Lebih terperinciTRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan
TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan PENDAHULUAN Ketika Yesus memulai pelayanan-nya di muka bumi ini, Ia memulai sebagai seorang guru yang diutus Allah. (Yohanes 3:1-2).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciMENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1
MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam
Lebih terperinciGereja Memberitakan Firman
Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI
BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciGereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Padoman Wawancara
LAMPIRAN 1 Padoman Wawancara Sampel. Anggota tetap dan anggota simpatisan Anggota yang beralih Pertanyaan Mengapa sampai anda beralih? Menurut seoang guru, mengatakan bahwa mengapa saya beralih? Bagi saya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan
Lebih terperinciPemahaman Alkitab untuk Kelompok Kecil
Pemahaman Alkitab untuk Kelompok Kecil I. Pendahuluan A. Alkitab adalah Firman Allah (2Tim. 3:15-17; 2Ptr. 1:20 dst.; Yoh. 5:39) 1. Dapat menolong pengudusan orang (Yoh. 17:17; Ef. 5:26; Yak. 1:23; Ibr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. Keadaan Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering mengalami masa krisis, misalnya saja krisis di bidang ekonomi, politik, keamanan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Januari Manasye Imanuelo
i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah dan rahmat-nya atas selesainya penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas akhir
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang
BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciOrdinary Love. Timothy Athanasios
Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua
Lebih terperinciGEREJA HKBP DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA HKBP DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : JOSUA B. SIHOTANG L2B 005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang dikenal dengan banyaknya tradisi, ritual dan adat istiadat, yang membentuk identitas dari Minahasa. Salah
Lebih terperinciPilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!
I Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia! 1 Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus di sebut... A Persekutuan D. Ibadah
Lebih terperinciMemikul Salib dengan kekuatan Roh Kudus
Memikul Salib dengan kekuatan Roh Kudus Teladan salib adalah kebodohan bagi dunia ( I Korintus 1 : 23-24 ) tetapi bagi anak-anak TUHAN salib adalah kekuatan ALLAH dan hikmat ALLAH. Penampilan Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN. A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar
BAB IV BENTUK KERUKUNAN UMAT BERGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESAMIAGAN A. Bentuk Kerukunan Beragama Islam Dan Kristen Pada Hari Besar Nasional Adapun bentuk kerukunan umat beragama Islam dan umat beragama
Lebih terperinciDIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS
MAKALAH 2 DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan
Lebih terperinci2
Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus
BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus
Lebih terperinciSetiap Orang Bisa Menjadi Pengajar
Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus
Lebih terperinciK2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH
K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf
Lebih terperinciBisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan
Mengajar Bisa Merupakan Pelayanan Tahukah saudara bahwa Allah menginginkan saudara menjadi guru? Dalam pelajaran ini saudara akan belajar bahwa demikianlah halnya. Saudara akan belajar mengapa Allah menghendaki
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu sama lain. Adanya hubungan timbal balik itu, sering menimbulkan fenomena sosial berupa konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dengan kebebasan untuk memilih agama yang ingin dianutnya. Setiap orang memilih satu agama dengan bermacam-macam alasan, antara lain
Lebih terperinciBAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4
1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian
Lebih terperinciSEBUAH BACAAN KRITIS UNTUK MENDEWASAKAN GEREJA
SEBUAH BACAAN KRITIS UNTUK MENDEWASAKAN GEREJA THE BREAKTHROUGH Denardi Winata THE BREAKTHROUGHT Penulis : Denardi Winata Hak Cipta 2012 pada Penulis Penerbit BRIGHT FUTURE PUBLISHER Dilarang mengutip,
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciTEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TEMPAT DOA KRISTIANI DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : FEBRA GAMA HESTI
Lebih terperinciA. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN
TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada beberapa definisi untuk kata gereja. Jika kita amati, definisi pertama kata gereja yang diberikan oleh banyak kamus, khususnya kamus daring (online),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciPERBEDAAN ANTARA PERSATUAN ORANG-ORANG KRISTEN SECARA ROHANI DAN SECARA ORGANISASI
PERBEDAAN ANTARA PERSATUAN ORANG-ORANG KRISTEN SECARA ROHANI DAN SECARA ORGANISASI SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA Dr. Suhento Liauw, S.Th., M.R.E., D.R.E., Th.D DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan
Lebih terperinciBAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1
BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya
Lebih terperinciBAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA
BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA PENDAHULUAN Telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa setiap orang baik laki-laki dan perempuan dipanggil untuk bergabung dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timbul karena adanya hubungan antara organisasi dan masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntabilitas bagi setiap organisasi baik organisasi privat maupun organisasi publik non pemerintah termasuk organisasi Gereja sangat dibutuhkan. Setiap organisasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat menjangkau seluruh jemaatnya agar dapat merasakan kehadiran Allah ditengahtengah kehidupannya. Dengan itu maka,
Lebih terperinci