1 Novita Dya Gumanti, 2 Sutikno, 3 Setiawan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 Novita Dya Gumanti, 2 Sutikno, 3 Setiawan"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE GSTAR DENGAN PENDEKATAN SPATIO-TEMPORAL UNTUK MEMODELKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH (STUDI KASUS: JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DI KOTA SURABAYA) Novita Dya Gumanti, Sutikno, Setiawan Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ),, Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA-ITS, nov_@yahoo.com, sutikno@statistika.its.ac.id, setiawan@statistika.its.ac.id Abstrak Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia, terutama di Indonesia. Salah satu kunci tinggi rendahnya jumlah kasus DBD yang terjadi adalah perilaku masyarakat terhadap lingkungan. Kejadian serta perilaku seperti yang tersebut diatas tentunya berbeda di setiap wilayah. Karena itu pemodelan sebaran wilayah rawan penyakit DBD perlu segera dibuat. Metode statistika yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut adalah GSTAR. Metode GSTAR mampu mempertimbangkan aspek spatial dan waktu (spatiotemporal) sehingga diperkirakan akan meningkatkan tingkat akurasi. Dalam penelitian ini akan dilakukan penerapan model GSTAR dengan tiga bobot lokasi yaitu bobot lokasi seragam, bobot lokasi inverse jarak dan bobot lokasi korelasi silang pada data jumlah penderita demam berdarah di Kota Surabaya. Pemodelan hanya dilakukan terhadap empat kecamatan di wilayah Surabaya Pusat dikarenakan keterbatasan data. Hasil analisis menunjukkan, model yang sesuai dengan data yaitu model GSTAR( ) I() untuk empat lokasi. Dari model GSTAR yang terbentuk dipilih model terbaik dari ketiga bobot lokasi yang menghasilkan kesalahan ramalan terkecil. Pemilihan model terbaik didasarkan pada nilai Root Mean Squared Error (RMSE) data outsampel dari model. Pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa model yang paling sesuai dengan kondisi data adalah model GSTAR( ) I() dengan bobot lokasi seragam dengan nilai RMSE sebesar,7. Kata kunci : Model GSTAR, RMSE, Demam Berdarah. Pendahuluan Di Indonesia, penyakit DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 9. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luasan wilayah yang terjangkit. Pada tahun 97an, kurang dari kota / kabupaten yang terjangkit penyakit DBD, dan pada tahun sudah menjadi lebih dari kota / kabupaten. Berbagai upaya telah dilakukan, akan tetapi angka kejadian DBD masih terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa langkah antisipasi masih belum berjalan baik dan langkah penanggulangan belum efektif untuk menekan angka kejadian. Rendahnya hasil antisipasi kejadian DBD antara lain disebabkan karena waktu, tempat dan angka kejadian belum dapat diprediksi dengan baik. Salah satu kunci tinggi rendahnya jumlah kasus DBD yang terjadi adalah perilaku masyarakat terhadap lingkungan. Perilaku tersebut diatas tentunya berbeda di setiap wilayah. Kota Surabaya merupakan kota metropolis dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Di samping itu mobilitas penduduknya cukup tinggi, sehingga peluang terjadinya wabah demam berdarah antar kecamatan saling berkaitan. Banyaknya kejadian DBD di Kota Surabaya pada tahun 9 cenderung menurun, namun masih dalam angka yang besar, masing masing sebanyak ; 7; ; 9;. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menyusun model prediksi kejadian penyakit DBD menurut tempat dan waktu. Luaran model tersebut dapat digunakan untuk menentukan wilayah prioritas pelaksanaan program antisipasi dan penanggulangan. Pada penelitian ini dilakukan penyusunan model peramalan yang mempertimbangkan aspek spatial dan waktu (spatio-temporal) sehingga diperkirakan akan meningkatkan tingkat akurasi. Model yang akan dikembangkan adalah Generalized Space Time Autregressive (GSTAR). Pemilihan model terbaik nantinya akan ditetapkan berdasarkan kriteria Akaike s Information Criterion (AIC) atau nilai Root Mean Squared Error (RMSE). Metode GSTAR telah digunakan beberapa kasus dan menunjukkan

2 kinerja yang cukup baik, diantaranya prediksi curah hujan di Kabupaten Ngawi (Ningrum,), ramalan data produksi gas di Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ) oleh Shofiya (9) dan Elliyana (9).. Tinjauan Pustaka Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konsep mengenai analisis time series, dan penyakit DBD. Multivariate Time Series Multivariate time series atau deret waktu multivariate merupakan deret waktu yang terdiri dari beberapa variabel. Hal seperti ini sering kali terjadi pada beberapa studi empirik. Contohnya, dalam studi mengenai penjualan. Beberapa variabel yang mungkin terlibat adalah volume penjualan, harga barang, dan biaya iklan. Identifikasi pada model multivariate time series hampir sama dengan model univariate time series. Identifikasi tersebut dapat dilakukan berdasarkan pola atau struktur matriks fungsi korelasi (MACF) dan matriks fungsi korelasi parsial (MACF) setelah data sudah stasioner (Wei, ). Secara visual kestasioneran data pada model multivariate time series juga dapat dilihat dari plot MACF dan PACF serta plot Box-Cox. Plot MACF yang turun secara lambat mengindikasikan bahwa data belum stasioner dalam mean sehingga perlu dilakukan differencing untuk menstasionerkan data. Demikian juga dengan kestasioneran dalam varians. Agar data stasioner dalam varians, maka transformasi perlu dilakukan. Model Generalized Space TimeAutregressive (GSTAR) Model GSTAR merupakan pengembangan dari model STAR model ini cenderung lebih fleksibel dibandingkan model STAR. Secara matematis, notasi dari model GSTAR(p ) adalah sama dengan model STAR(p ). Perbedaan utama dari model GSTAR(p ) ini terletak pada nilai-nilai parameter pada lag spasial yang sama diperbolehkan berlainan. Pada model STAR adalah pada parameter autoregresifnya yang diasumsikan sama pada seluruh lokasi. Dalam notasi matriks, model GSTAR(p ) dapat ditulis sebagai berikut : Φ Φ (.) dengan - Φ diag,, dan Φ diag,, - Pembobot dipilih sedemikian hingga dan Penaksir parameter model GSTAR dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan cara meminimumkan jumlah kuadrat simpangannya. Pemilihan Bobot Lokasi pada Model GSTAR Salah satu permasalahan utama pada pemodelan GSTAR adalah pemilihan atau penentuan bobot lokasi. Terdapat beberapa cara penentuan bobot lokasi yang sering digunakan dalam aplikasi model GSTAR yaitu (Suhartono dan Atok, ): A B a. Bobot seragam (Uniform) Nilai dari bobot seragam dihitung dengan rumus dengan adalah jumlah lokasi yang berdekatan dengan lokasi i. Bobot lokasi ini memberikan nilai bobot yang sama untuk masing-masing lokasi. Oleh karena itu, bobot lokasi ini seringkali digunakan pada data yang lokasinya homogen atau mempunyai jarak antar lokasi yang sama. C

3 b. Bobot biner (Binary) Nilai dari bobot biner adalah atau. Nilai tersebut dipakai tergantung pada suatu batasan tertentu. Untuk contoh kasus pada Gambar. = dan. Nilai lebih besar daripada karena jarak antara lokasi A dengan lokasi B lebih dekat dibanding dengan jarak antara lokasi A dengan lokasi C. Jarak yang lebih dekat diduga mempunyai hubungan yang lebih kuat. c. Bobot inverse jarak Nilai dari bobot invers jarak didapatkan dari perhitungan berdasarkan jarak sebenarnya antara lokasi. Lokasi yang berdekatan mendapatkan nilai bobot yang lebih besar. Berikut perhitungan bobotnya. d. Bobot berdasarkan pada semi-variogram atau kovariogram dari variable antar lokasi Bobot lokasi ini digunakan untuk lokasi yang jumlahnya banyak. Penggunaan bobot lokasi ini memungkinkan suatu bobot nilainya bertanda negatif. e. Bobot berdasarkan pada normalisasi inferensia korelasi silang antar lokasi pada lag waktu yang bersesuaian Penggunaan bobot lokasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Suhartono dan Atok (). Secara umum korelasi silang antar dua variabel atau antara lokasi ke-i dan ke-j pada lag waktu ke-k, corr, didefinisikan sebagai :,,,, (.) dengan adalah kovarians silang antara kejadian di lokasi ke-i dan ke-j pada lag waktu ke-k, dan adalah deviasi standar dari kejadian di lokasi ke-i dan ke-j. Kriteria Pemilihan Model Terbaik Akaike s Information Criterion (AIC) dan nilai Root Mean Squared Error (RMSE) akan digunakan dalam proses pemilihan model terbaik. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan kriteria in sample dan out sample. Akaike s Information Criterion (AIC) digunakan pada in sample dan nilai Root Mean Squared Error (RMSE) untuk out sample. Berikut akan dijelaskan masing-masing kriteria pemilihan model terbaik. a. Akaike s Information Criteria (AIC) Salah satu kriteria pemilihan dalam penentuan model terbaik pada data training adalah Akaike s Information Criteria (AIC). Model terbaik adalah model dengan nilai AIC paling kecil. Berikut cara perhitungan nilai AIC (Lutkepohl, ): ~ log (.) Log adalah notasi logaritma natural, det(.) merupakan notasi determinan, dan ~ adalah matriks taksiran kovarian residual dari model VAR. b. Root Mean Squared Error (RMSE) Root Mean Squared Error (RMSE) adalah Ukuran perbedaan antara nilai prediksi dari model atau penaksir dengan nilai sebenarnya dari observasi. RMSE digunakan untuk memperoleh gambaran keseluruhan standar deviasi yang muncul saat menunjukkan perbedaan antar model, atau hubungan yang dimiliki. Untuk mengetahui besarnya nilai RMSE, dapat digunakan rumus sebagai berikut : dimana M merupakan banyak ramalan yang dilakukan. (.). Metodologi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Kota Surabaya. Variabel yang digunakan adalah data Penderita DBD bulanan di Surabaya Pusat per kecamatan selama 9 tahun ( 9). Data penderita demam berdarah didapatkan dari laporan adanya kejadian dari masyarakat ke puskesmas setempat melalui keputusan dokter yang

4 kemudian dikumpulkan di Dinas Kesehatan. Adapun daftar kecamatan di Surabaya adalah sebagai berikut.. Tegalsari. Simokerto. Genteng. Bubutan. Gubeng. Gunung anyar 7. Sukolilo. Tambaksari 9. Mulyorejo. Rungkut. Tenggilis Mejoyo. Bulak. Kenjeran. Semampir. Pabean Cantikan. Krembangan 7. Wonokromo. Wonocolo 9. Wiyung. Karang pilang. Jambangan. Gayungan. Dukuh Pakis. Sawahan. Benowo. Pakal 7. Aserowo. Sukomanunggal 9. Tandes. Sambikerep. Lakarsantri Metode time series yang digunakan pada penelitian ini adalah pemodelan GSTAR dengan tiga bobot lokasi yaitu bobot lokasi seragam, bobot lokasi inverse jarak dan bobot lokasi korelasi silang. Pemodelan dilakukan pada data training. Pemilihan model terbaik pada data training berdasarkan pada nilai AIC. Selanjutnya dilakukan peramalan untuk data testing. Dari hasil ramalan tersebut dapat diketahui model terbaik yaitu model dengan nilai RMSE terkecil. Tahapan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan secara rinci sebagai berikut :. Untuk mencapai tujuan pertama, maka langkah yang akan dilakukan adalah mendeskripsikan pola kejadian DBD di tiap kecamatan dengan menggunakan histogram.. Untuk mencapai tujuan kedua yaitu menyusun model kejadian DBD Kota Surabaya dengan menggunakan pendekatan spatio-temporal, akan dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: a. Mengidentifikasi data dengan asumsi-asumsi dasar time series. b. Menentukan estimasi parameter untuk masing-masig bobot lokasi. c. Menetukan orde VAR model GSTAR yang akan dipakai dalam menentukan model tiap wilayah pada masing-masing bobot lokasi. d. Analisis data menggunakan metode GSTAR untuk masing-masing bobot lokasi yaitu bobot lokasi seragam, bobot lokasi inverse jarak, dan bobot lokasi korelasi silang. e. Mendapatkan model GSTAR tiap lokasi pos hujan untuk masing-masing bobot lokasi yaitu bobot seragam dan bobot inverse jarak. f. Melakukan uji asumsi residual dari model yang diperoleh untuk masing-masing bobot lokasi. g. Melakukan forecast / peramalan jumlah penderita demam berdarah masing-masing wilayah dengan data outsampel. h. Menentukan model terbaik berdasarkan nilai RMSE data outsampel dari hasil forecast yang dilakukan untuk masing-masing bobot lokasi.. Analisis dan Pembahasan Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci mengenai hasil serta analisis dari pengolahan data jumlah penderita demam berdarah di empat kecamatan di Surabaya Pusat. Analisis yang dilakukan meliputi pendeskripsian karakteristik data pada tiap wilayak dan pencarian model terbaik untuk meramalkan jumlah penderita demam berdarah pada beberapa waktu kedepan.. Karakteristik Data Demam Berdarah Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah penderita demam berdarah di kecamatan di Kota Surabaya selama periode tahun -9. Karakteristik data demam berdarah diwakili oleh statistika deskriptif. Pada Tabel. berikut disajikan statistika deskriptif dari data tersebut.

5 Tabel. Nilai Rataan, Standar deviasi, Minimum, dan Maksimum Data jumlah penderita demam derdarah di setiap kecamatan Kecamatan Mean N SD Min Max Sukomanunggal 7,, Tandes 7,,99 Asemrowo,, 7 Benowo,7,7 9 Pakal,,9 Lakarsantri,9,77 Sambikerep,, 7 Genteng,,7 Tegalsari,9, Bubutan 7,7 7,9 Simokerto,9 7,7 Pabean Cantikan,9, Semampir,, Krembangan,7 9, Kenjeran,9 7, 9 Bulak,7,7 Tambaksari,77 7,77 Gubeng,,7 Rungkut 7,9,7 T. Mejoyo,, 7 Gunung Anyar,,77 Sukolilo,9 7, Mulyorejo,,7 9 Sawahan,7,9 7 Wonokromo 7,7 9, Dukuh Pakis,, Karang Pilang,, Wiyung,, Gayungan,,9 Wonocolo,77 7,7 9 Jambangan,, 9 Dari hasil ringkasan pada tabel. memberikan keterangan bahwa rata-rata jumlah penderita dari tahun -9 pada masing-masing variabel berbeda. Rata-rata tertinggi terdapat pada Kecamatan Tambaksari yaitu sebesar orang dengan jumlah tertinggi sebesar orang yang terjadi pada bulan Maret dan jumlah terendah sebesar orang yang terjadi pada beberapa bulan selama tahun - 9. Sedangkan rata-rata terendah terdapat pada Kecamatan Pakal yaitu sebesar orang. Jumlah tertinggi dan terendah ini tidak terulang pada bulan yang sama di tahun-tahun berikutnya. Pola data jumlah penderita demam berdarah bulanan di tiap Kecamatan selama tahun -9 menunjukkan rata-rata kejadian yang berbeda tiap bulannya secara jelas dapat dilihat pada Gambar. di bawah ini. Dari gambar, dapak diketahui bahwa keempat variabel memiliki pola yang hampir sama yaitu mengalami kenaikan serta penurunan pada waktu yang hampir sama

6 Sukomanunggal Tandes Asemrowo Benowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Genteng,,, Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran Bulak Tambaksari Gubeng Rungkut T. Mejoyo Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan

7 Wonokromo Dukuh Pakis Karang Pilang Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan Gambar. Rata-Rata Jumlah Penderita Demam Berdarah Bulanan Tiap Kecamatan. Data Analisis Pembentukan model dalam penelitian ini memprioritaskan kecamatan dengan jumlah penderita tinggi yang terletak dalam satu wilayah/kawasan. Dari kecamatan di Kota Surabaya, hanya digunakan Kecamatan di wilayah Surabaya Pusat. Hal ini juga disebabkan dengan terbatasnya jumlah data. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, pemodelan dilakuan terhadap wilayah Surabaya Pusat yang terdiri dari kecamatan yaitu Genteng, Tegalsari, Bubutan, dan Simokerto. Untuk analisis selanjutnya jumlah penderita demam berdarah di masing-masing kecamatan disebut sebagai variabel. Z untuk jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan Genteng, Z untuk jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan Tegalsari, Z untuk jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan Bubutan, dan Z untuk jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan Simokerto.. Korelasi Antar Variabel Nilai korelasi antar variabel dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau hubungan keterkaitan antara satu variabel terhadap variabel yang lain. Tabel. menunjukkan nilai korelasi antar kecamatan melalui matriks korelasi. Tabel. Matriks Korelasi Antar Kecamatan Variabel Z Z Z Z Z Z,* Z,7*,77* Z,9*,*,9* * nyata pada = % Berdasarkan Tabel., semua nilai korelasi antar variabel, dan memiliki nilai p-value yang lebih kecil dari nilai yaitu %. Hai ini menunjukkan bahwa antar lokasi memiliki hubungan yang signifikan atau mempunyai keterkaitan pada waktu yang sama. Besarnya diagonal pada matriks korelasi di atas adalah karena diagonal tersebut merupakan korelasi variabel dengan dirinya sendiri.. Model Generalized Space Time Autoregressive Model GSTAR merupakan salah satu model yang ada dalam analisis time series. Ada dua syarat utama yang harus dipenuhi dalam pemodelan time series, yaitu stasioner dan residual white noise. Asumsi yang harus dipenuhi pada langkah awal dalam identifikasi model yaitu data harus stasioner dalam varians maupun mean. Identifikasi awal stasioner mean dan varian dapat dilihat dari plot time series. Ternyata plot menunjukkan bahwa data belum stationer baik terhadap mean maupun varian. Untuk mengetahui kestasioneran dalam varians maka dilakukan Box-Cox Transformation. Adapun hasil dari transformasi terhadap data jumlah penderita demam berdarah dapat dilihat pada Gambar.. 7

8 Box-Cox Plot of bgenteng Box-Cox Plot of btegalsari Lower CL Upper CL Lower CL Upper CL (using 9,% confidence) (using 9,% confidence) Estimate,9 Lower CL -, Upper CL, Estimate, Lower CL -,9 Upper CL, Rounded Value, Rounded Value, StDev StDev Limit Limit - - Box-Cox Plot of bbubutan Box-Cox Plot of bsimokerto Lower CL Upper CL Lower CL Upper CL (using 9,% confidence) (using 9,% confidence) Estimate, Lower CL -,9 Upper CL, Rounded Value, Estimate, Lower CL -,9 Upper CL, Rounded Value, StDev StDev - Limit Limit - Gambar. Plot Box-Cox Untuk Z, Z, Z dan Z. Dari gambar., diketahui bahwa nilai batas bawah, batas atas, lambda estimate, dan rounded value masing-masing variabel tidak sama. Karena nilai tersebut tidak sama pada masing-masing variabel, maka jika dilakukan transformasi harus sesuai dengan nilai lambda estimasion masing-masing variabel. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan transformasi karena belum ada jaminan bahwa model yang didapatkan dari hasil transformasi akan lebih baik daripada model tanpa transformasi. Gambar. Nilai AIC Gambar. menunjukkan adanya beberapa lag yang keluar dari batas standar deviasi. Jumlah lag yang keluar lebih dari satu. Hal ini menandakan bahwa model yang terbentuk lebih dari satu. Maka dari itu perlu dilakukan identifikasi terhadap nilai AIC dari masing-masing model. Nilai AIC dalam gambar. menunjukkan nilai terkecil yaitu, pada AR dan MA. Dengan demikian didaparkan model VAR() dengan data hasil differ-rencing tingkat. Maka model GSTAR yang digunakan adalah GSTAR ( )-I(). Langkah selanjutnya adalah penaksiran parameter yang didasarkan pada dugaan model yang telah diperoleh pada tahap identifikasi. Penaksiran parameter dilakukan sesuai dengan bobot lokasi yang digunakan, adapun bobot lokasi yang digunakan yaitu: bobot seragam = w,,9,9,,99, w,,,7,7,, Minimum Information Criterion Lag MA MA MA MA MA MA AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR , dan bobot korelasi silang = w,,,,,,,,,,,,,7,,,,,,9,,,9 -,, selanjutnya dilakukan estimasi parameter untuk model GSTAR() I()., bobot invers jarak =. Setelah didapatkan nilai bobot,

9 Tabel. Taksiran parameter model GSTAR ( )-I() Bobot Seragam Bobot Invers Jarak Bobot Korelasi Silang Parameter Nilai Nilai Nilai p-value p-value Taksiran Taksiran Taksiran p-value,,*,7,*,,**,,*,7,*,,*,9,*,,*,7,*,7,*,,*,7,*,,*,,*,,*,9,*,7,*,,*,9,*,,*,9,*,,*,,9* -,9,7 * nyata pada = % ** nyata pada = % Tabel diatas menjelaskan bahwa banyak parameter yang signifikan, tetapi ada satu yang tidak signifikan karena nilai p lebih dari. Parameter yang tidak signifikan tersebut seharusnya tidak dimasukkan dalam persamaan model, namun untuk mengetahui nilai ramalan dari model GSTAR dengan bobot lokasi korelasi silang maka semua parameter akan dimasukkan kedalam model. Tahap selanjutnya yaitu cek diagnosis untuk mengetahui dan memastikan apakah model dugaan sudah merupakan model yang sesuai untuk data yang ada. Model GSTAR() I() dikatakan sesuai jika residualnya white noise dan berdistribusi multivariate normal, sehingga perlu dilakukan identifikasi untuk melihat apakah residual dari model sudah white noise dan berdistribusi multivariate normal. Identifikasi white noise dapat dilihat pada skema matriks korelasi silang antar residual pada Gambar. di bawah ini. Schematic Representation of Cross Correlations Variable/ Lag 7 9 resiz resiz resiz resiz Schematic Representation of Cross Correlations Variable/ Lag 7 9 resiz resiz resiz resiz is > *std error, - is < -*std error,. is between (a) + is > *std error, - is < -*std error,. is between (b) Schematic Representation of Cross Correlations Variable/ Lag 7 9 resiz resiz resiz resiz is > *std error, - is < -*std error,. is between Gambar. Skema MatrikKorelasi Silang Residual Z, Z, Z, Z dengan (a) Bobot Lokasi Seragam, (b) Bobot Lokasi Invers Jarak, dan (c) Bobot Lokasi Korelasi Silang. Ketiga skema diatas menyajikan banyaknya simbol (.) daripada (+) dan (-) pada lag. Hal ini berarti tidak ada nilai korelasi silang yang keluar secara bersama-sama melampaui batas standar dari masing-masing variabel pada lag dan sebelumnya, sehingga dpat dikataan bahwa hasil residual model dengan bobot lokasi seragam, invers jarak, maupun korelasi silang adalah saling bebas atau white noise. Setelah asumsi white noise dipenuhi, maka asumsi berikut-nya yang juga harus dipenuhi adalah residual berdistribusi normal. Hasil pengujian distribusi normal dari residual model GSTAR ( )-I() dengan bobot lokasi seragam, invers jarak dan korelasi silang selengkapnya ditampilkan pada tabel. (c) 9

10 Tabel. Normality Test Residual Nilai Bobot Lokasi Seragam Invers Jarak Korelasi Silang Rata-rata -,7 -, -,99 Standar Deviasi,9, 9,7 N Kolmogorov Smirnov,7,9, Nilai P,,, Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa residual model GSTAR ( )-I() dengan bobot lokasi seragam, invers jarak dan korelasi silang tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P- value kurang dari %. Ketidaknormalan pada residual model ini mungkin saja terjadi karena adanya nilai ekstrim (outlier). Peramalan Model GSTAR ( )-I() Model GSTAR yang telah didapatkan digunakan untuk mendapatkan nilai pada periode yang akan datang atau peramalan untuk setiap lokasi dengan ketiga bobot lokasi. Hasil peramalan selama bulan dapat dilihat pada gambar. berikut. Genteng /9 Variable Asli Seragam Jarak Korelasi Tegalsari /9 Variable Asli Seragam Jarak Korelasi Data Data Month Year 7 9 Month Year 7 9 Bubutan Simokerto /9 Variable Asli Seragam Jarak Korelasi /9 Variable Asli Seragam Jarak Korelasi Data Data Month Year Gambar. Plot Nilai Asli dan Nilai hasil Peramalan Model GSTAR ( )-I() dengan Bobot Lokasi Seragam, Invers Jarak, dan Korelasi Silang di Kecamatan Genteng, Tegalsari, Bubutan, dan Simokerto. Hasil peramalan dibandingkan dengan data out sample yaitu data pada tahun 9. Hasil peramalan model GSTAR ( )-I() yang terletak setelah garis vertikal selalu mengalami nilai yang hampir konstan, padahal nilai sebenarnya mengalami perubahan yang cukup besar. Pemilihan Model Terbaik Pemilihan model terbaik dilakukan dengan membandingkan nilai RMSE yang mewakili ketepatan ramalan untuk masing-masing pos dengan ketiga bobot lokasi pada data jumlah penderita demam berdarah. Tabel. RMSE Out-Sample Model GSTAR ( ) Kecamatan RMSE Seragam Invers Jarak Korelasi Silang Genteng,,, Tegalsari,7,, Bubutan 7, 7,, Simokerto,7,,9 Rata-rata,7,9, Month Year - 7 9

11 Dari tabel. dapat diketahui bahwa tingkat ketepatan ramalan untuk model GSTAR( )-I() dengan rata-rata RMSE terkecil terletak pada bobot seragam yaitu,7. Namun karena hasil rata-rata RMSE ketiga bobot hampir sama, maka dilakukan pengujian dengan Anova. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa nilai rata-rata RMSE dari ketiga bobot lokasi berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang terbaik adalah model dengan bobot seragam yaitu:. Model untuk kecamatan Genteng (Z ) Z t,z t,z t,7z t,7z t,7z t,7z t,7z t,7z t e t. Model untuk kecamatan Tegalsari (Z ) Z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t e t. Model untuk kecamatan Bubutan (Z ) Z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t,z t e t. Model untuk kecamatan Simokerto (Z ) Z t,9z t,9z t,9z t,9z t,9z t,9z t,z t,z t e t. Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan pada tahapan sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :. Karakteristik data demam berdarah pada masing-masing kecamatan di Kota Surabaya berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata. Rata-rata tertinggi penderita dari tahun -9 terdapat pada Kecamatan Tambaksari yaitu sebesar orang. Sedangkan rata-rata terendah terdapat pada Kecamatan Pakal yaitu sebesar orang.. Bobot lokasi yang optimal untuk model GSTAR adalah bobot seragam karena mempunyai RMSE out-sample terkecil yaitu sebesar,7.. Saran Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dipertimbangkan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian demam berdarah termasuk faktor alam. Hal ini diperkirakan dapat meningkatkan akurasi model. Selain itu, dalam penelitian ini pemodelan jumlah penderita demam berdarah hanya dilakukan terhadap empat kecamatan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah data sehingga dapat memodelkan seluruh kecamatan di Kota Surabaya Daftar Pustaka Borovkova, S.A., Lopuhaa, H.P., dan Ruchjana, B.N. (). Consistency and Asymptotic Normality of Least Squares Estimators in Generalized STAR Models, Statistica Neerlandica, vol., pp. -. Box, G.E.P., Jenkins, G.M., dan Reinsel, G.C. (99). Time Series Analysis: Forecasting and Control. rd edition, Englewood Cliffs: Prentice Hall. Cryer, J.D. (9). Time Series Analysis. PWS-Kent Publishing Co: Boston. Depkes RI. (). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan RI. Ellyana, M. (9). Penerapan GSTAR dan Model ARIMA Untuk Peramalan Data Produksi Minyak Bumi di Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Tugas Akhir Statistika FMIPA-ITS. Surabaya. Lopuhaa, H.P. (). Space Time Autoregressive Models. Delft University of Technology. Jerman. Ningrum, S.P. (). Pemodelan spatio-temporal dengan metode gstar pada data curah hujan bulanan Di kabupaten ngawi. Tugas akhir Statistika FMIPA-ITS. Surabaya. Sasmito, Gunawan H, Widiatmoko H.(). Informasi Meteorologi Untuk Peringatan Dini Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah DKI Jakarta. Laporan Proyek Pengembangan Meteorologi dan Geofisika Tahun. BMKG Jakarta. Shofia, M.A. (9). Peramalan Data Produksi Gas Di Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (Job P-PEJ) Dengan Model Gstar Dan Arima. Tugas Akhir Statistika FMIPA-ITS. Surabaya Suhartono dan Atok, R.M. (). Pemilihan Bobot Lokasi yang Optimal pada Model GSTAR, Prosiding Konferensi Nasional Matematika XIII, Universitas Negeri Semarang, -7 Juli, hal. 7-. (ISBN : ). Wei, W.W.S. (). Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods. Addison-Wesley Publishing Co., USA.

PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN MODEL GSTAR DAN ARIMA. Abstrak

PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN MODEL GSTAR DAN ARIMA. Abstrak PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN MODEL GSTAR DAN ARIMA Oleh: Henny Dwi Khoirun Nisa 25 44 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih ), Budi Nurani R ), Soemartini 3) ) Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324 Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar

Lebih terperinci

PERAMALAN DBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE GSTAR DAN ARIMA

PERAMALAN DBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE GSTAR DAN ARIMA PERAMALAN DBIT AIR SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE GSTAR DAN ARIMA HENNY DWI KHOIRUN NISA 1205 100 044 Dosen Pembimbing Dra Nuri Wahyuningsih, MKes Seminar Tugas Ahir Senin, 19 juli 2010 Latar belakang 1.

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

APLIKASI GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PADA PEMODELAN VOLUME KENDARAAN MASUK TOL SEMARANG. Abstract

APLIKASI GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PADA PEMODELAN VOLUME KENDARAAN MASUK TOL SEMARANG. Abstract Aplikasi Generalized (Dian Anggraeni) APLIKASI GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PADA PEMODELAN VOLUME KENDARAAN MASUK TOL SEMARANG Dian Anggraeni 1, Alan Prahutama 2, Shofi Andari 3 1 Staf

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 593-602 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN SEASONAL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (SGSTAR)

Lebih terperinci

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) 7-0 (0-X Prin D-7 Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR Laily Awliatul Faizah dan Setiawan Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 1017-1026 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. 20 TINJAUAN PUSTAKA Titik Panas Menurut Brown dan Davis (1973), kebakaran hutan adalah pembakaran yang tidak terkendali dan terjadi dengan tidak sengaja pada areal tertentu yang kemudian menyebar secara

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN METODE GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN METODE GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 351-360 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA

Lebih terperinci

SKRIPSI JURUSAN STATISTIKA PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

SKRIPSI JURUSAN STATISTIKA PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SKRIPSI Disusun Oleh : LINA IRAWATI NIM : 24010211140072 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Kurniawati, Sri Sulistijowati Handajani, dan Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA UNS

Kurniawati, Sri Sulistijowati Handajani, dan Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA UNS PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE DENGAN PEMBOBOT INVERS JARAK DAN NORMALISASI KORELASI SILANG PADA LAJU INFLASI DI KOTA SURAKARTA, YOGYAKARTA, DAN SURABAYA Kurniawati,

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut. 1. Bobot lokasi yang digunakan dalam membentuk model

Lebih terperinci

Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial

Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-135 Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial Defi Mustika Sari, Dwi Endah Kusrini,

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA. Oleh : C. Ade Kurniawan

Tugas Akhir. Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA. Oleh : C. Ade Kurniawan Tugas Akhir Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA Oleh : C. Ade Kurniawan 1304100022 Latar Belakang Ketidakpastian dalam aliran hulu supply

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Oleh : Dwi Listya Nurina 1311105022 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Air Bersih BUMN Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 1.

Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 1. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE INTEGRATED DENGAN PEMBOBOT NORMALISASI KORELASI SILANG PADA PERKEMBANGAN ASET BPR DI PROVINSI JAWA BARAT, JAWA TENGAH, DAN JAWA TIMUR Susi Susanti ), Sri Sulistijowati

Lebih terperinci

BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE. Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk

BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE. Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE 3.1 Indeks Gini Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk memodelkan dan meramalkan data deret waktu dan lokasi. Model ini merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION Oleh NYOMAN PANDU WIRADARMA (1308 100 052) Dosen Pembimbing 1

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 553-562 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN 4 KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran OUTLINE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran LATAR BELAKANG Listrik elemen terpenting dalam kehidupan manusia Penelitian Sebelumnya Masyarakat

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono 1 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK Reza Mubarak ) dan Suhartono ) ) Program Pasca Sarjana Jurusan Statistika, Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN INFLASI DI KOTA SEMARANG, YOGYAKARTA, DAN SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN GSTAR. Oleh : Laily Awliatul Faizah ( )

PEMODELAN INFLASI DI KOTA SEMARANG, YOGYAKARTA, DAN SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN GSTAR. Oleh : Laily Awliatul Faizah ( ) Seminar Hasil Tugas Akhir PEMODELAN INFLASI DI KOTA SEMARANG, YOGYAKARTA, DAN SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN GSTAR Oleh : Laily Awliatul Faizah (357) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Setiawan, MS. Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER M. Insanil Kamil 0 0 0 m.insanil_kml@yahoo.com Dosen pembimbing:

Lebih terperinci

PERAMALAN PASANG SURUT AIR LAUT DI PULAU JAWA MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

PERAMALAN PASANG SURUT AIR LAUT DI PULAU JAWA MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PERAMALAN PASANG SURUT AIR LAUT DI PULAU JAWA MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) (Studi Kasus : Ketinggian Pasang Surut Air Laut di Stasiun Pasang Surut Jakarta, Cirebon, Semarang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Penelitian ini diawali dengan melihat ketergantungan antar lokasi dan waktu. Lokasi-lokasi dalam penelitian ini saling berhubungan, hal ini ditunjukkan dengan nilai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL STAR DAN GSTAR UNTUK PERAMALAN INFLASI DUMAI, PEKANBARU, DAN BATAM

PERBANDINGAN MODEL STAR DAN GSTAR UNTUK PERAMALAN INFLASI DUMAI, PEKANBARU, DAN BATAM PERBANDINGAN MODEL STAR DAN GSTAR UNTUK PERAMALAN INFLASI DUMAI, PEKANBARU, DAN BATAM Gama Putra Danu Sohibien Jurusan Statistika, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta Email : gamaputra@stis.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya

Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya Arrowiyah 1, Sutikno 2 Mahasiswa S1 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya 1 Dosen

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) SIDANG TUGAS AKHIR KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) Disusun oleh : Ratna Evyka E.S.A NRP 1206.100.043 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Oleh : Winda Eka Febriana 1307 030 002 Pembimbing : Dra. Wiwiek Setya Winahju, MS Latar Belakang PMI Merupakan

Lebih terperinci

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series Moh Ali Asfihani dan Irhamah

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Novian Endi Gunawan 1, I Wayan Sumarjaya 2, I G.A.M. Srinadi 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data yang mempunyai keterkaitan dengan kejadian-kejadian sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. Data yang mempunyai keterkaitan dengan kejadian-kejadian sebelumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data yang mempunyai keterkaitan dengan kejadian-kejadian sebelumnya seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Data semacam ini disebut data runtun waktu

Lebih terperinci

Model Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) dengan Analisis Data Menggunakan Software R

Model Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) dengan Analisis Data Menggunakan Software R Model Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) dengan Analisis Data Menggunakan Software R Yulianti Talungke 1, Nelson Nainggolan 2, Djoni Hatidja 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado,

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama : Zahroh Atiqoh NRP : 1205 100 021 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes 2. Drs. Sulistiyo,

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PEMODELAN SEASONAL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE

PEMODELAN SEASONAL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE PEMODELAN SEASONAL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (SGSTAR) (Studi Kasus: Produksi Padi di Kabupaten Demak, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Grobogan) SKRIPSI DisusunOleh: AISHA SHALIHA MANSOER

Lebih terperinci

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D Analisis Korespondensi Pengguna Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Terhadap Kecamatan di Kota Surabaya Oleh : Fanial Farida 1311030064 Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN NILAI IMPOR INDONESIA KE JEPANG MENGGUNAKAN MODEL VARIMA

PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN NILAI IMPOR INDONESIA KE JEPANG MENGGUNAKAN MODEL VARIMA PERAMALAN NILAI EKSPOR DAN NILAI IMPOR INDONESIA KE JEPANG MENGGUNAKAN MODEL VARIMA, Universitas Negeri Malang E-mail: desyulvia@gmail.com Abstrak: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari Model

Lebih terperinci

Model Vector Autoregressive-Generalized Space Time Autoregressive

Model Vector Autoregressive-Generalized Space Time Autoregressive Model Vector Autoregressive-Generalized Space Time Autoregressive Hilma Mutiara Winata 1), Entit Puspita 2), Fitriani Agustina 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: hilmamutiarawinata@gmail.com

Lebih terperinci

Model Generalized Space Time Autoregressive

Model Generalized Space Time Autoregressive Model Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) Orde 1 dan Penerapannya pada Prediksi Harga Beras di Kota Bitung, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan 1 Youla M. A. Latupeirissa, 2 Nelson

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (04) 7-0 (0-98X Print) D-7 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya Merly Fatriana Bintariningrum

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH PEMODELAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SEASONAL PADA DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA EMPAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun oleh: RONNY GUSNADI 24010211140083 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp. 183-193 ISSN: 2303-1751 PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL Ni Putu Mirah Sri Wahyuni 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)

Lebih terperinci

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMODELAN NILAI INFLASI KOTA SURABAYA, MALANG DAN KEDIRI BERDASARKAN PENDEKATAN GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE SKRIPSI MUHINDRO ASRIONO PROGRAM STUDI S-1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian tentang Motif Pemirsa Surabaya dalam Menonton Serial Komedi OK-JEK di NET TV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motif yang mendorong sebagian

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors Tabel : 06.01.01 Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2005-2011 Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka/ Tahun/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI perpustakaanunsacid digilibunsacid BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian pertama bab kedua ini diberikan tinjuan pustaka yang berisi penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian ini Pada bagian kedua bab

Lebih terperinci

PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN METODE GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR)

PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN METODE GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) PERAMALAN OUTFLOW UANG KARTAL DI BANK INDONESIA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN METODE GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) SKRIPSI Disusun Oleh : AUKHAL MAULA FINA NIM. 24010212120014 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer OLEH : DWI LISTYA NURINI 1311 105 021 DOSEN PEMBIMBING : DR. BRODJOL SUTIJO SU, M.SI Bursa saham atau Pasar

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA 1 Harnum Annisa Prafitia dan 2 Irhamah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol., No., Juli 7, Hal. 52-57 p-issn: 25-4596; e-issn: 25-4X Halaman 52 Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: laju inflasi, GSTAR, invers jarak, normalisasi korelasi silang. iii

ABSTRAK. Kata kunci: laju inflasi, GSTAR, invers jarak, normalisasi korelasi silang. iii ABSTRAK Kurniawati. 2016. PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL GENERA- LIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE DENGAN PEMBOBOT INVERS JARAK DAN NORMALISASI KORELASI SILANG PADA LAJU INFLASI KO- TA SURAKARTA, YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG LOGO DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT Oleh : Ary Miftakhul Huda (1309 100 061) Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol.

Lebih terperinci