AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA JAWA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA JAWA TIMUR"

Transkripsi

1 AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA JAWA TIMUR S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) dalam Ilmu Syari ah Oleh : ACHMAD JAELANI N I M : KONSENTRASI ILMU FALAK JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKH SIYAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

2 ii

3 iii

4 4 M O T T O Ü>Ì øóyjø9$#ur Artinya : Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-nya ke jalan yang lurus" 1 1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an Dan Terjemahannya, Bandung : CV Penerbit Diponegoro, 2007, cet. V, halm. 22. iv

5 PERSEMBAHAN Saya persembahkan untuk : Abahku H. Bayhaki, Ummiku H. Ummini/Umi Kalsum, Kakakku Ahmad Abdul Ghofar, Imam Syafi i, Abdul Wahid, Abdul Rohman, Nur Hafid Mbakku Yu Waroh, Yu Satun Adikku Robiatur Rohmah, Keponakanku Shohib Arisalah, Farid Risaldi, Husein, Adim dan Kau Yang Selalu Menyemangatiku Adek Q v

6 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 09 desember 2010 Deklarator Achmad Jaelani NIM : vi

7 ABSTRAK Masjid Agung Sunan Ampel adalah masjid kuno yang didirikan oleh Sunan Ampel dan penentu arah kiblatnya adalah Mbah Shonhaji. Arah kiblat masjid ini dijadikan rujukan bagi masyarakat Ampel dan sekitarnya ketika akan mendirikan masjid baru. Penulis mengambil judul akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur untuk mengetahui akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dan respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan ini. Penulis menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) untuk mengecek kembali arah kiblat masjid dan metode wawancara (interview) kepada masyarakat Ampel untuk mengetahui respon mereka terhadap pengecekan yang penulis lakukan. Penulis melakukan pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dengan metode azimuth kiblat menggunakan data ephemeris dengan theodolit yang teruji keakurasiannya karena data-data diolah secara mekanik. Metode ini adalah metode yang digunakan Departemen Agama RI untuk melakukan pengecekan arah kiblat masjid-masjid yang ada di Indonesia. Penulis juga menggunakan posisi matahari di jalur Ka bah / rashdul kiblat untuk mengecek hasil arah kiblat menggunakan metode azimuth kiblat. Hasil dari pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel adalah kurang ke utara sebesar ,94 untuk shaf asli dan shaf perluasan kurang ke utara sebesar ,43 atau dari titik UTSB dengan kedua metode tersebut. Penulis wawancara dengan pengurus masjid Agung Sunan Ampel dan masyarakat Ampel, dan pengunjung mengenai respon mereka terhadap pengecekan yang telah penulis lakukan. Pengurus masjid dan masyarakat Ampel tidak ingin mengubah shaf shalat dengan alasan menghormati jasa dari Sunan Ampel sedangkan pengunjung merima dengan adanya perubahan shaf shalat. Hasil pembahasan skripsi ini adalah arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel baik shaf asli dan shaf perluasan kurang dari 1 0 ke utara dan arah kiblat ini tergolong bagus untuk masjid-masjid kuno yang masih sederhana dalam menentukan arah kiblat. Hasil wawancara dengan pengurus dan masyarakat Ampel adalah mereka tidak ingin shaf shalat masjid Agung Sunan Ampel dirubah dengan alasan sebagai penghormatan atas jasa Sunan Ampel sedang pengujung menerima ketika adanya perubahan shaf shalat. Keyword : Masjid Agung Sunan Ampel-Akurasi Arah kiblat. vii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur, dengan baik tanpa banyak menemui kendala yang berarti. Shalawat dan Salam Allah SWT. semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya wal Mursalin Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua itu terwujud berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada : 1. Dekan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang dan Pembantu-Pembantu Dekan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menulis skripsi tersebut dan memberikan fasilitas untuk belajar dari awal hingga akhir. 2. Drs. H. Muhyiddin, M.Ag., selaku Pembimbing I, atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan dengan sabar dan tulus ikhlas. 3. Drs. H. Slamet Hambali, selaku Pembimbing II yang selalu menjadi motivator, dan inspirator untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen Wali yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan memberikan ilmunya kepada penulis. 5. Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan al-ahwal asy-syakhsiyah Konsetrasi Ilmu Falak, dosen-dosen dan karyawan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo atas segala didikan, bantuan dan kerjasamanya. viii

9 6. Kedua orang tua penulis beserta segenap keluarga, atas segala do a, perhatian, dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis ungkapkan dalam untaian kata-kata. 7. Keluarga Besar Pengurus Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di masjid tersebut. 8. Terima kasih kepada PD Pontern Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa dari awal sampai selesai perkuliahan. 9. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang, khususnya kepada KH. Sirojd Chudlori dan Ahmad Izzuddin, M.Ag, selaku pengasuh yang juga menjadi motivator dan inspirator penulis dan yang telah memberikan ilmu-ilmunya dan juga telah meminjamkan semua buku-buku falak yang penulis butuhkan serta atas bimbingan dan arahannya. 10. Keluarga Besar Pondok Pesantren Unggulan Amanatul Ummah, Siwalankerto Utara, Surabaya, khususnya kepada DR. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag dan Hj. Alif Fadhilah, selaku pengasuh. 11. Keluarga besarku di Demak, Surabaya, Jawa Timur. 12. Bapak Baidowi beserta keluarga di Ampel, Surabaya. 13. Adek Q, Kau adalah inspirasiku meskipun Kau adalah penyemangat hati gundah gulana. 14. Semua teman-teman di lingkungan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, akhwan dan akhwat PSHT, Sahabat-Sahabat PMII, teman-teman di Pondok Pesantren DAARUN NAJAAH, Pondok Pesantren UNGGULAN AMANATUL UMMAH. 15. Temen falak seangkatan : Anifatul Kiftiyah (Sidoarjo, Jawa Timur), Anisah Budiwati (Garut, Jawa Barat), Ansorulloh (Lampung, Sumatra), Arrikah Imeldawati (Jakarta), Ayuk Khoirunnisak (Jepara, Jawa Tengah), Encep Abdul Rojak (Sukabumi, Jawa Tengah), Eni Nuraini Maryam (Bandung, Jawa Barat), Faqih Baidawi (Kalimantan), Hasanuddin (NTB), Hasnah Tuddar Putri (Aceh), Kitri Sulastri (Sumatra), Latifah (Kalimantan), M. Rifa Jamaludin Nasir (Cianjur, Jawa Barat), M. Syamsul Ma arif (Demak, Jawa Barat), Mahya Laila (Padang), Maryani (Lampung), Miftahurrokhman H. (Sidoarjo, ix

10 Jawa Timur), Muhammad Mannan Ma nawi (Solo, Jawa Tengah), Mukhsin Ari Wibowo (Ngawi, Jawa Timur), Musyaiyadah (Lamongan, Jawa Timur), Oki Yosi (Tegal, Jawa Tengah), Robi atul Aslamiyah (Jember, Jawa Timur), Siti Mufarrohah (Banyuwangi, Jawa Timur), Siti Muslifah (Bondowoso, Jawa Timur), Siti Tatmainul Qulub (Jember, Jawa Timur), Sri Hidayati (Gresik, Jawa Timur), Takhrir Fauzi (Lampung), Wahyu Fitria (Situbondo, Jawa Timur), Yuyun Hudhoifah (Purwodadi, Jawa Tengah) terima kasih atas dorongan dan do a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang dan nyantri bareng di Daarun Najaah. Harapan dan do a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semarang, 09 Desember 2010 Penulis Achmad Jaelani. x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN MOTTO iv HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN DEKLARASI vi HALAMAN ABSTRAK vii HALAMAN KATA PENGANTAR viii HALAMAN DAFTAR ISI ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan B. Pokok Permasalahan C. Tujuan Penelitian D. Telaah Pustaka E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II : ARAH KIBLAT A. Pengertian Arah Kiblat B. Dasar Hukum Arah Kiblat C. Sejarah Arah Kiblat D. Pendapat Ulama Tentang Arah Kiblat...21 E. Macam-Macam Metode Arah Kiblat BAB III : AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel B. Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel...39 C. Respon Masyarakat Ampel Terhadap Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel...41 xi

12 BAB IV : ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Analisis akurasi Arah Kiblat masjid Agung Sunan Ampel...47 B. Analisis tanggapan Masyarakat Ampel terhadap Pengecekan Arah Kiblat masjid Agung Sunan Ampel...50 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS xii

13 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Masjid Agung Sunan Ampel merupakan masjid bersejarah yang terletak satu komplek dengan makam Sunan Ampel. Arah kiblat masjid ini dilakukan oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang terkenal dengan keistimewaannya menentukan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian masyarakat Ampel melihat bangunan Ka bah di tembok yang dilubangi oleh Mbah Shonhaji sebagai bukti arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel benar. 2 Penulis mengambil judul skripsi akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel karena ingin mengecek kembali arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. Masjid ini tergolong masjid kuno dan cara penentuan arah kiblatnya juga unik hanya dengan melubangi tembok. Tulisan Totok Roesmanto di kolom KALANG Suara Merdeka tanggal 1 Juni 2003 juga menjadi inspirasi penulis dalam mengambil tema dan isi dari tulisannya adalah : Keberadaan bangunan masjid di sebelah barat alun-alun menyebabkan sumbu bangunannya sering dikaitkan dengan arah timur-barat. Bangunan masjid kuno di anggap menghadap ke timur. Lajur-lajur shalat telah disesuaikan dengan arah kiblat sehingga tidak lagi tegak lurus pada sumbu bangunan. Sebenarnya, sumbu bangunan masjid juga tidak mengarah timur-barat. Ada baiknya data beberapa masjid kuno di bawah ini di simak, Masjid Menara atau Masjidil Aqsa, Kudus, yang di bangun tahun 1549 memiliki sumbu bangunan bergeser 25 derajat ke arah utara dari sumbu bumi timurbarat. 2 Dachlan Abd. Qohar, Wali Songo (Terjemahan Dari Kitab Kanzul Ulum Ibnu Bathuthoh) Sebagai Kenang Kenangan Haul Agung Sunan Ampel Ke 544, Surabaya : Panitia Haul Masjid Agung Sunan Ampel, halm. 27.

14 Masjid Kotagede yang menempati lahan bekas Dalem Ki Ageng Pemanahan, 1550, bergeser 19 derajat. Masjid Mantingan di sebelah timur bangunan cungkup makam Ratu Kalinyamat, 1559, bergeser hampir 40 derajat. Masjid Agung Jepara yang atap aslinya bersusun lima di bangun tahun 1700 bergeser 15 derajat, Masjid Tembayat, Klaten, 1700, bergeser 26 derajat, dan Masjid Agung Surakarta, 1757, bergeser 10 derajat. 3 Sunan Ampel merupakan tokoh masyarakat penyebar agama Islam di daerah Ampel Surabaya. Masyarakat banyak berziarah di makam Sunan Ampel untuk mendo akan agar mendapatkan berkah karena telah mendo akan orang shaleh. Haul Agung Sunan Ampel pertama terjadi pada tahun 1972 dan diisi dengan acara pengajian khusus Muslimat, khataman al-qur an dengan cara hafalan, ziarah diikuti oleh para ulama dan pejabat, pengajian umum, khitanan, dan hadrah. Kawasan makam Sunan Ampel tidak hanya menjadi tempat ziarah akan tetapi juga menjadi lembaga pengajaran bahasa arab sekolah tinggi ilmu tarbiyah dan ilmu al-qur an. 4 Penjelasan di atas menggambarkan masyarakat menghormati Sunan Ampel sebagai tokoh penyebar agama Islam di Jawa terutama di daerah Ampel, Surabaya dan penghomatan ini bukan hanya dilakukan oleh orang sekitar Ampel bahkan orang dan ulama dari berbagai berbagai penjuru Indonesia. Penulis ingin wawancara terhadap masyarakat Ampel untuk mengetahui respon mereka terhadap pengecekan arah kiblat yang dilakukan penulis. 3 Lihat Totok Roesmanto tentang Kiblat dalam Kolom KALANG Suara Merdeka, Minggu, tanggal 01 Juni Dachlan Abd. Qohar, Op. Cit., halm

15 B. Pokok Permasalahan Merujuk dari latar belakang permasalah yang telah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan penulis bahas dalam skripsi ini. Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini? 2. Bagaimanakah respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini? C. Tujuan Penelitian Dalam hal ini tujuan penelitian antara lain : 1. Untuk mengetahui akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini. 2. Untuk mengetahui respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini. D. Telaah Pustaka Penelusuran penulis belum menemukan tulisan secara spesifik dan mendetail membahas tentang arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel, namun demikian ada beberapa tulisan/penelitian yang berhubungan dengan masjid Agung Sunan Ampel dan tentang arah kiblat secara umum. 3

16 Di antara penelitian tersebut antara lain : Skripsi Ismail Khudhori 5 tahun 2005, S.I Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, Semarang berjudul Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Surakarta, secara garis besar melakukan pengecekan arah kiblat masjid Agung Surakarta dengan metode azimuth kiblat dan metode rashdul kiblat karena dua metode ini dianggap sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi. Skripsi ini tidak membahas bagaimana metode arah kiblat yang digunakan pada waktu itu. Skripsi Iwan Kuswidi 6 tahun 2003, S.I Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta berjudul Aplikasi Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat. Skripsi ini menjelaskan perhitungan arah kiblat dilakukan di atas muka bumi yang berbentuk mendekati bola dengan menggunakan ilmu ukur segitiga bola. Rumus-rumus trigonometri tersebut kemudian diaplikasikan untuk menentukan arah kiblat. Skripsi Erfan Widiantoro 7 tahun 2008, S.I Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul Studi Analisis tentang Sistem Penentuan Arah Kiblat Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta. Penulis menggunakan kajian historis dan secara garis besar menggambarkan poros timur 5 Ismail, Khudhori tahun 2005, Mahasiswa fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang sekarang menjadi Staf Ahli Hisab Rukyat di wilayah Jawa Tengah. 6 Iwan Kuswidi tahun 2003, S.I Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan skripsi berjudul Aplikasi Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat. Skripsi ini menjelaskan tentang perhitungan arah kiblat dilakukan diatas muka bumi yang berbentuk mendekati bola menggunakan ilmu ukur segitiga bola yang kemudian rumus-rumus trigonometri tersebut diaplikasikan dalam menentukan arah kiblat. 7 Erfan Widiantoro, Mahasiswa fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang wisuda pada tahun 2008 dengan judul skripsi Studi Analisis Tentang Sistem Penentuan Arah Kiblat Masjid Besar Mataram Kotagede Yogyakarta dimana skripsi ini secara garis besar menitik pada metode atau sistem apa yang digunakan dalam menentukan arah kiblat Masjid Besar Mataram Kotagede, Yogyakarta, kemudian menganalisis arah kiblat sekarang ini, arah kiblat bagi masjid Kotagede dan seberapa besar tingkat keakurasian arah kiblatnya meskipun tidak terlepas dari perhitungan arah kiblat. 4

17 barat digunakan sebagai acuan dalam penentuan sumbu bangunan masjid Besar Mataram Kotagede. Bantuan bayang-bayang matahari sebagai acuan untuk menentukan arah kiblat masjid Besar Mataram Kotagede dan metode ini tergolong tradisional, kemudian perbaikan dengan menggunakan kompas dan busur. Penulis skripsi menggunakan metode azimuth kiblat dan metode rashdul kiblat serta menggunakan theodolite dengan bantuan matahari yang memiliki tingkat keakurasian jauh lebih tinggi, jika dibandingkan dengan menggunakan kompas yang memiliki tingkat akurasi rendah. Tulisan Abdul Baqir Zain tentang Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia menerangkan sejarah dan fungsi masjid-masjid bersejarah yang tersebar di Indonesia tetapi tidak menyebutkan secara spesifik bagaimana sistem penentuan arah kiblatnya dan pengaruh sejarah tersbut dalam penentuan arah kiblat. 8 Skripsi Hasna Tuddar Putri 9 yang berjudul PERGULATAN MITOS DAN SAINS DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT ( Studi Kasus Pelurusan Arah Kiblat Mesjid Agung Demak) yang membahas bagaimana fiqih kiblat yang digunakan oleh masyarakat pengguna masjid Agung Demak dan bagaimana masyarakat menempatkan mitos dan sains dalam penentuan arah kiblat. 8 Abdul Baqir Zain, Masjid-Masjid Bersejarah Di Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. ke-1, Hasna Tuddar Putri, Mahasiswa fakultas Syariah Prodi Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang wisuda pada tahun 2011 dengan judul skripsi PERGULATAN MITOS DAN SAINS DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT ( Studi Kasus Pelurusan Arah Kiblat Mesjid Agung Demak). 5

18 Skripsi Siti Muslifah 10 yang berjudul SEJARAH METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR membahas bagaimana sejarah metode penentuan arah kiblat Masjid Agung At Taqwa Bondowoso dan bagaimana akurasi metode penentuan arah kiblat Masjid Agung At Taqwa Bondowoso dalam setiap pengukuran. Penelitian verifikasi tentang arah kiblat masjid-masjid Agung Se Jawa Timur hasil penelitian yang dilakukan oleh Drs. H.Syamsul Arifin AR, Dosen Fakultas Syari'ah Ponorogo IAIN SA. Penelitian ini lebih menekankan pada besaran deviasi arah kiblat di masjid-masjid Agung Jawa Timur dan kedudukan shalat menghadap kiblat dengan deviasi tertentu, dengan demikian akan lebih memantapkan ibadah shalat kita dan dapat memperbaiki sikap keberagamaan khususnya masyarakat di Jawa Timur 11. Penelitian Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap arah kiblat masjid dan musalla di kecamatan Ciputat untuk mengetahui sejauh mana tingkat akurasi arah kiblat masjid dan musalla yang berada di kecamatan Ciputat dan bagaimana pola masyarakat Ciputat dalam menentukan arah kiblat bagi masjid dan musala ketika awal pembangunannya. 12 PRASASTI MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA (STUDI TENTANG KONTAK PERADABAN ANTARA JAWA, ARAB DAN BARAT DALAM KRONOLOGI) skripsi yang dibuat oleh Iva Istiqomah. Penelitian ini 10 Siti Muslifah, Mahasiswa fakultas Syariah Prodi Ilmu Falak IAIN Walisongo Semarang wisuda pada tahun 2011 dengan judul skripsi SEJARAH METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR drshsyamsu-439, diambil pada 7/6/2010, pukul diakses tanggal 2 Juni 2010 pukul WIB 6

19 fokus pada prasasti masjid Agung Sunan Ampel Surabaya kontak peradaban antara Jawa, Arab dan Barat dalam kronologi 13. SUNAN AMPEL BERDARAH CINA. Hasil penelitian dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, Drs H Sjamsudduha penelitian sejak 1971 menyimpulkan bahwa Sunan Ampel yang merupakan guru para wali itu ternyata keturunan Cina 14. Tulisan di koran harian bangsa yang berjudul Saat tepat meluruskan kiblat masjid dan musalla yang di terbitkan pada hari kamis 16 juli 2009 pukul menjelaskan tentang kebanyakan masjid-masjid kuno yang didirikan oleh para wali untuk menentukan arah kiblat menggunakan cara metode rashdul kiblat/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah. Peneliti utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Dr Thomas Jamaluddin membenarkan menggunakan cara seperti itu dalam menentukan arah kiblat. 15 Wali Songo yang di terjemahkan oleh K.H, Dachlan sebagai kenangkenangan haul agung Sunan Ampel ke 544 di Ampel, Surabaya berisikan sejarah walisongo dan menjelaskan tempat-tempat penting di Sunan Ampel ivaistiqom-8291, diambil pada 7/6/2010, pukul 13, diambil pada7/06/2010, pukul aat-tepat-luruskan-kiblat-masjid-atau-musala-&catid=52:nasional&itemid=87, di ambil pada 5 April 2010, pukul Dachlan Abd. Qohar, Op. Cit. 7

20 Buku-buku yang menguraikan tentang arah kiblat secara umum antara lain: Fiqh Hisab Rukyah 17, Ilmu Falak Praktis 18, Ilmu Falak (Teori dan Praktik) 19, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern) 20, Almanak Hisab Rukyah 21, Ilmu Falaq 22, Sains Untuk Kesempurnaan Ibadah 17 Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah ( menyatukan NU & Muhammadiyah), Jakarta : Erlangga, 2007, halm. 40. Menyatakan tidak adanya pertentangan dalam masalah pengukuran arah kiblat antara mazhab hisab (Muhammadiyah) dan mazhab rukyat (NU) sedangkan untuk acuan yang di gunakan dalam penentuan arah kiblat mazhab hisab dilambangkan dengan penggunaan ilmu ukur bola (spherical trigonometry) dan mazhab rukyat dilambangkan dengan memakai bencet, miqyas, tongkat istiwa, rubu al-mujayyab, atau berpijakan kepada waktu matahari kulminasi (tepat di atas) titik zenith Ka bah (metode rashdul kiblat/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah). 18 Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyah (metode hisab-rukyah praktis dan solusi permasalahannya), Semarang : Komulo Grafika, 2006, halm Pembahasan meliputi fiqih arah kiblat (pengertian arah kiblat dengan memberikan pemaknaan untuk masalah arah yang benar dalam menghadap Ka bah sehingga meyakinkan bagi orang yang shalat bahwa dirinya benarbenar menghadap kiblat dan tidak ada rasa kekhawatiran dalam menghadap kiblat karena merupakan kewajiban bagi seorang muslim ketika akan melaksanakan shalat, memberikan pendapat para ulama dalam arah kiblat serta mengulaskan kata kiblat yang berarti tempat shalat, dasar menghadap kiblat melalui sumber-sumber yang berasal dari al-qur an dan Hadits, sejarah kiblat mulai dari bentuk, stuktur bangunan sampai dengan masalah pihak-pihak dalam pembahasan sejarah kiblat ini), hisab praktis arah kiblat (hisab azimuth kiblat (Arah atau garis yang menunjukkan ke kiblat/ka bah) dengan data-data yang di perlukan sebagai berikut: lintang tempat, bujur tempat, lintang tempat kota Makkah dan bujur tempat kota Makkah dan hisab metode rashdul kiblat/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah (Waktu-waktu tertentu dimana arah bayang-bayang suatu benda adalah arah kiblat karena pada saat itu matahari tepat berada di atas Ka bah dan 2 kali terjadi setiap tahunnya yaitu 27/28 mei dan 15/16 juli ). 19 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik), Yogyakarta : Buana Pustaka, cet.i, 2004, halm Membahas tentang pengertian arah kiblat, dalil sya i, dasar perhitungan arah kiblat, perhitungan arah kiblat, pengukuran arah kiblat dengan kompas dan sinar matahari, pengukuran arah kiblat dengan theodolit. 20 Susiknan Azhari, Ilmu Falak ((Perjumpaan Khazanah Islam Dan Sains Modern), Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2007, halm. 39. Berisikan pendahuluan, kiblat (Ka bah) dalam lintas sejarah, hisab arah kiblat antara teks dan konteks, posisi matahari di atas Ka bah (rasdu al-kiblat), proses perhitungan arah kiblat, praktik pengukuran. 21 Badan Hisab & Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, halm Membahas ilmu-ilmu ukur segitiga bola dalam menghitung posisi benda langit dan arah kiblat karya Badan Hisab & Rukyah Departemen Agama. 22 Maskufa, Ilmu Falaq, cet.i, Jakarta : Gaung Persada (GP Press), 2009, halm Membahas tentang pengertian arah kiblat, landasan normatif, sejarah kiblat, beberapa metode penentuan arah kiblat dan penentuan arah kiblat dalam praktek. 8

21 (penerapan sains dalam peribadatan) 23. Pengantar Ilmu Falak 24. Karyakarya dari para pakar falak tersebut memang tidak secara spesifik membahas tentang arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel, Surabaya namun demikian di dalamnya terdapat pembahasan arah kiblat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pembahasan skripsi ini. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan 25 untuk meneliti akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini sebagai latar belakang dari judul skripsi yang akan dibahas. Metode azimuth kiblat dan metode rashdul kiblat/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah/posisi matahari dijalur Ka bah dengan data ephemeris 26 dan theodolit digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. Penelitian juga menggunakan wawancara untuk mengetahui respon 23 HM Dimsiki Hadi, Sains Untuk Kesempurnaan Ibadah (penarapan sains dalam peribadatan), cet.i, Jogyakarta :Prima Pustaka, 2009, halm Membahas tentang: menentukan arah kiblat, saat matahari kulminasi di atas Makkah, saat bayangan searah pada sebarang hari, penentuan arah kiblat dengan rumus segitiga bola. 24 Tgk. M. Yusuf Harun, Pengantar Ilmmu Falak, cet.i, Banda Aceh :Yayasan Pena, 2008, halm Membahas tentang hisab arah kiblat dan rumusnya dan hisab baying-bayang kiblat dan rumusnya. 25 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Ed. I, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 10, 1997, hlm Merupakan buku pedoman hisab rukyat yang dibuat oleh REKTORAT URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBINAAN SYARIAH DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT AMPEL DEPARTEMEN AGAMA RI. Perhitungan ini sama dengan buku falak yang dibuat oleh Muhyiddin Khazin yang berjudul Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik cetakan I november 2004 salah satu jabatannya adalah instruktur pada berbagai pelatihan Hisab Rukyat baik Regional maupun Nasional bahkan pada tingkat MABIMS (Menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). 9

22 masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. 2. Sumber Data A. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini untuk mengetahui akurasi arah kiblatnya dengan metode azimuth kiblat dan metode rashdul kiblat/posisi matahari dijalur Ka bah. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat yang dilakukan oleh penulis. B. Data Sekunder Penulis mendapatkan data arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dan respon masyarakat Ampel dengan mengkaji beberapa data yang berasal dari bahan-bahan kepustakaan: berupa ensiklopedi, buku-buku, artikel-artikel, karya ilmiah yang dimuat dalam media massa seperti majalah dan surat kabar, serta jurnal ilmiah maupun laporan laporan hasil penelitian dan data-data yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pemerintah. 3. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penulisan ini dengan observasi / pengamatan langsung 27 untuk melakukan pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dengan metode azimuth kiblat diantara alat-alat yang digunakan antara lain: theodolit sebagai pengola data ephemeris secara mekanik dan diaplikasikan dalam menentukan arah kiblat, GPS sebagai alat 27 Sumadi Suryabrata, Op. Cit., hlm

23 elektronik untuk mengetahui lintang dan bujur tempat, dan metode rashdul kiblat / posisi matahari dijalur Ka bah. Penulis juga melakukan wawancara untuk mengetahui respon masyarakat Ampel dan pengurus masjid terhadap pengecekan arah kiblat yang penulis lakukan. 4. Metode Analisis Data Data yang terkumpul kemudian dipelajari dan dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data penulis menggunakan tehnik analisis verifikasi dengan cara menguji kembali arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini dengan metode metode azimuth kiblat diantara alat-alat yang digunakan antara lain: theodolit sebagai pengola data ephemeris secara mekanik dan diaplikasikan dalam menentukan arah kiblat, GPS sebagai alat elektronik untuk mengetahui lintang dan bujur tempat, dan metode rashdul kiblat / posisi matahari dijalur Ka bah. Tehnik analisis semacam ini disebut juga analisis kualitatif. 28 Metode wawancara juga digunakan untuk mengetahui respon masyarakat Ampel dengan pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini. F. Sistematika Penulisan Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, dimana dalam setiap bab terdapat sub-sub bab permasalahan yaitu : 28 Analisis kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, induksi, deduksi, analogi, komparasi dan sejenisnya. Lihat Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995, hlm

24 BAB I : Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Arah Kiblat. Dalam bab ini memuat pengertian arah kiblat, dasar hukum arah kiblat, sejarah arah kiblat, pendapat ulama tentang arah kiblat dan macam-macam metode arah kiblat. BAB III : Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel Dalam bab ini mencakup sejarah masjid Agung Sunan Ampel, akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel, respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. BAB IV : Analisis Terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel Dalam bab ini analisis dilakukan dengan menganalisis tentang bagaimana akurasi arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel dan bagaimana respon Masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. BAB V : Penutup Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup. 12

25 4 4 BAB II ARAH KIBLAT A. Pengertian Arah Kiblat 1. Pengertian Arah Kiblat Menurut Bahasa Umat Muslim wajib menghadap ke kiblat (Ka bah) ketika melakukan shalat. Kamus Munjid mengartikan kiblat adalah menghadap ke Ka bah berasal dari Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kiblat adalah arah ke Ka bah di Makkah. 30 Kiblat dalam Al- Qur an memiliki 2 pemaknaan yaitu arah dan tempat. A. Kiblat Berarti Arah Arah disini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 144 : $ygø n=tæ (#qçr%x. ÓÉL 9$# ãníkéjn=ö6ï% `tã önßg9 9ur $tb Ä $ Z9$# z`ïb âä!$ygxÿ 9$# ãaqà)u y * ÇÊÍËÈ 5OŠÉ)tGó B :ÞºuŽÅÀ 4 n<î) âä!$t±o `tb Ï öku Ü>Ì øóyjø9$#ur Artinya : Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka Telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-nya ke jalan yang lurus" Al-Baqarah : 142) Louis Ma luf, al-munjid fil Lughah wal Alam, Beirut : Darul Masyriq, 1986, hlm Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Media, 2008, edisi IV, halm Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an Dan Terjemahannya, Bandung : CV Penerbit Diponegoro, 2007, cet. V, halm

26 4 ( Ayat lain yang mengartikan kiblat sebagai arah tercantum dalam surat al-baqarah ayat : 143, 144, dan 145. tbqä3tƒur Ä $Ÿ9$# n?tã uä!#y pkà (#qçrqà6tgïj9 $VÜy ur Zp Bé& önä3»oyù=yèy_ y7ï9ºx x.ur znn= èuzï9 žwî)!$pköžn=tæ MZä. ÓÉL 9$# s's#ö7é)ø9$# $oyù=yèy_ $tbur #Y Îgx önä3ø n=tæ ãaqß 9$# n?tã žwî) ouž Î7s3s9 ômtr%x. bî)ur Ïmø t7é)tã 4 n?tã Ü=Î=s)Ztƒ ` JÏB taqß 9$# ßìÎ6 Ktƒ `tb Ä $Ÿ9$Î/!$# žcî) önä3oy»yjƒî) yì ÅÒã Ï9 ª!$# tb%x. $tbur ª!$# y yd tûïï%!$# \'s#ö7ï% y7ÿušïj9uqãyn=sù Ïä!$yJ 9$# Îû y7îgô_ur = =s)s? 3 t tr ô s% ÇÊÍÌÈ ÒOŠÏm Ô$râät s9 (#q 9uqsù óoçfzä. $tb ß]øŠymur ÏQ#t ysø9$# Ï Éfó yjø9$# t ôüx y7ygô_ur ÉeAuqsù $yg9 Êö s? `ÏB,ysø9$# çm Rr& tbqßjn= èu s9 =»tgå3ø9$# (#qè?ré& tûïï%!$# bî)ur ¼çnt ôüx önä3ydqã_ãr (#qè?ré& tûïï%!$# MøŠs?r& ûèõs9ur ÇÊÍÍÈ tbqè=yj ètƒ $ ª!$# $tbur önîgîn/ OßgàÒ èt/ $tbur önåktjn=ö6ï% 8ìÎ/$tFÎ/ MRr&!$tBur y7tfn=ö7ï% (#qãèî7s? $ B 7ptƒ#uä Èe@ä3Î/ =»tgå3ø9$# šæïb x8uä!$y_ $tb Ï èt/.`ïib Nèduä!#uq dr& M èt7?$# ÈûÈõs9ur <Ù èt/ s's#ö6ï% 8ìÎ/$tFÎ/ ÇÊÍÎÈ šúüïjî=» à9$# z`ïj 9 #]ŒÎ) š RÎ) ÄNù=Ïèø9$# Artinya : Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia(143). Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab 14

27 3 (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan(144). Dan Sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitutermasuk golongan orang-orang yang zalim (al-baqarah : ). 32 B. Kiblat Berarti Tempat (#qè=yèô_$#ur $Y?qã ç/ užóçïjî/ $yjä3ïböqs)ï9 #uä qt7s? br& Ïm Åzr&ur 4Óy qãb 4 n<î)!$uzø ym r&ur ÇÑÐÈ šúüïzïb sßjø9$# ÎŽÅe³o0ur no4qn= Á9$# (#qßjšï%r&ur \'s#ö6ï% önà6s?qã ç/ Artinya : Dan kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan Dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orangorang yang beriman" (yunus : 87). 33 Rumah disini tidak diartikan dengan rumah yang berarti tempat tinggal akan tetapi kiblat sebagai tempat melakukan ibadah kepada Allah Pengertian Arah Kiblat Menurut Istilah Fachruddin dalam Ensiklopedia Al-Qur an menjelaskan kiblat adalah satu arah yang dituju oleh kaum Muslimin dimanapun mereka berada ketika mengerjakan shalat fardu atau sunat. Kiblat yang dituju kaum halm Ibid. 33 Ibid., halm M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002, cet. I, vol. VI, 15

28 4 3 ( 4 3 Muslimin adalah Ka bah terletak di tengah-tengah Masjidil Haram di kota Mekkah yang dibangun oleh nabi Ibrahim dan Ismail. 35 Slamet Hambali dosen falak IAIN Walisongo, Semarang mengartikan arah kiblat adalah arah terdekat menuju Ka bah yang melewati lingkaran besar (great circle) bumi. Lingkaran arah kiblat adalah lingkaran besar bola bumi yang melewati kiblat/lingkaran besar bola bumi yang melewati sumbu kiblat (sumbu yang menghubungkan titik pusat Ka bah dengan titik kebalikan dari Ka bah). 36 B. Dasar Hukum Arah Kiblat 1. Dasar Hukum al-qur an ÉeAuqsù $yg9 Êö s? \'s#ö7ï% y7ÿušïj9uqãyn=sù Ïä!$yJ 9$# Îû y7îgô_ur = =s)s? 3 t tr ô s% önä3ydqã_ãr (#q 9uqsù óoçfzä. $tb ß]øŠymur ÏQ#t ysø9$# Ï Éfó yjø9$# t ôüx y7ygô_ur ª!$# $tbur önîgîn/ `ÏB,ysø9$# çm Rr& tbqßjn= èu s9 =»tgå3ø9$# (#qè?ré& tûïï%!$# bî)ur ¼çnt ôüx ÇÊÍÍÈ tbqè=yj ètƒ $ Artinya : Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (al-baqarah : 144) Fachruddin Hs., Ensiklopedia Al-Qur an, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992, jilid I, cet. I, halm Slamet Hambali, Op. Cit. 37 Departemen Agama Republik Indonesia, Op. Cit., halm

29 4 Ayat ini memerintahkan umat Muslim untuk menghadap Ka bah secara tepat ketika melakukan shalat baik yang melihat langsung maupun tidak langsung. 38 $tb ß]øŠymur ÏQ#t ysø9$# Ï Éfó yjø9$# t ôüx y7ygô_ur ÉeAuqsù Mô_t yz ß]ø ym ồ ÏBur žwî) îp fãm önä3ø n=tæ Ä $Ÿ=Ï9 tbqä3tƒ žxy Ï9 ¼çnt ôüx önà6ydqã_ãr (#q 9uqsù óoçfzä. ö/ä3ø n=tæ ÓÉLyJ èïr NÏ?T{ur ÎTöqt± z$#ur önèdöqt±øƒrb Ÿxsù önåk ]ÏB (#qßjn=sß šúïï%!$# ÇÊÎÉÈ tbrß tgöhs? önä3 =yès9ur Artinya : Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada- Ku (saja). dan agar Ku-sempurnakan nikmat-ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk (al-baqarah : 150) Dasar Hukum Al-hadits a. Kewajiban Menghadap Kiblat Ketika Shalat " : :. Artinya : dari Abu Hurairah dalam suatu hadits yang akan disebut nanti- ia berkata : telah bersabda Nabi saw. : apabila kamu berdiri hendak shalat, maka sempurnakanlah wudlu, lalu menghadaplah ke kiblat lalu bertakbirlah - : 38 Abdul Halim Hasan, Tafsir Al-Ahkam, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006, cet. I, edisi I, halm Ibid., halm Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah no

30 . Artinya : dan dari Ibnu Umar, ia berkata : ketika orang-orang berada di Quba waktu shalat shubuh- tiba-tiba ada seseorang datang kepada mereka, lalu ia berkata : sesungguhnya Nabi saw. Pada malam hari ini telah diturunkan kepadanya ayat Al-Qur an, dan sesungguh ia diperintah untuk menghadap kiblat, oleh karena itu menghadaplah ke kiblat, sedang muka-muka mereka waktu itu menghadap ke Syam, kemudian mereka memutar ke jurusan Ka bah. ". - " : -. Artinya : dan dari Anas, sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah shalat menghadap ke jurusan Baitul Maqdis, lalu turunlah ayat : sungguh kami mengetahui berbolak-baliknya mukamu ke langit, oleh karena itu-sekarang-kami memalingkan kamu ke satu kiblat yang pasti kamu rela, maka hadapkanlah mukamu ke jurusan Masjidil Haram. Kemudian seorang laki-laki dari Bani Salamah berjalan sedang mereka semua dalam keadaan ruku dalam shalat shubuh- dan mereka shalat satu rakaat. Lalu ia menyeru : ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah dipindahkan. Lalu mereka berpaling sebagaimana keadaan mereka ke jurusan kiblat. Hadits-hadits di atas menunjukkan kewajiban bagi seluruh umat Muslim untuk menghadap kiblat (Ka bah) dan menjadi ijma seluruh umat Muslim kecuali dalam keadaan tidak mampu seperti dalam peperangan, ketakutan dan lain sebagainya Hadits riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad no Hadits riwayat Muslim, Ahmad, dan Abu Dawud no Mu ammal Hamidy, Imron AM, Umar Fanany BA., Terjemahan Nailul Authar Himpunan Hadits- Hadits Hukum, Surabaya :PT. Bina Ilmu, 1991, jilid 2, halm

31 b. Menghadap Arah Ka bah :. Artinya : dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi saw. Telah bersabda : arah antara timur dan barat adalah kiblat " " Artinya : dan sabda Nabi saw. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub : tetapi menghadaplah ke timur dan barat ini menguatkan di atas., Artinya : Baitullah adalah kiblatnya orang yang berada di Masjidil Haram, sedang Masjidil Haram adalah kiblat bagi penduduk Makkah, dan Makkah adalah kiblat bagi penduduk dunia dari ummatku di barat dan di timur. Hadits-hadits di atas menganjurkan untuk berkiblat ke arah bendanya bagi orang yang tidak dapat melihat langsung ke Ka bah. 47 C. Sejarah Arah Kiblat Hadits- hadits kiblat shalat dari Al Qudus ke Ka bah : Hadits riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi mengesahkannya no Hadits no. 831, Ibid. 46 Al Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas. 47 Ibid., halm

32 -.. - Artinya : Al Barra Ibn Azib ra. Berkata : Rasulullah saw. Bershalat ke arah Baitul Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan. Rasulullah sangat ingin diperintahkan menghadap ke Ka bah, karena itu Allah menurunkan firman : qad nara...sungguh kami telah melihat muak engkau ke arah langit. Nabi pun menghadap ke arah Ka bah. Dan berkatalah orangorang yang kuat akalnya di antara manusia, yakni orang-orang Yahudi : apakah yang memalingkan mereka dari kiblat yang telah mereka hadapi? Katakanlah kepunyaan Allah timur dan barat, Allah menunjuki siapa yang dia kehendaki kepada jalan yang lurus. Maka seorang laki-laki bershalat bersama Nabi kemudian dia keluar setelah shalat kemudian dia melewati kaum Anshar yang sedang shalat ashar dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis, maka orang itu berkata sambil bersumpah bahwasannya dia telah shalat bersama Rasulullah ke arah Ka bah, karenanya orang-orang itu shalat menghadap Ka bah. Artinya : kami telah bershalat dengan Nabi saw. Ke arah Baitul Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan kemudian dipalingkan ke arah kiblat (Ka bah). :, 48 Hadits Al Bukhari 8 : 31, Muslim : 5 : 2, Al Lu lu-u Wal Marjan 1 : 116 no Hadits no. 304 Al Bukhari 65 : 18, Ibid. 50 Hadits no. 305 Al Bukhari 8 : 32, Ibid. 20

33 Artinya : sebagian orang-orang Quba berada di masjid Quba dalam shalat shubuh, tiba-tiba datanglah seorang pendatang lalu berkata : sesungguhnya pada malam hari ini turunlah aayt Al Qur an dan diperintahkan untuk menghadap ke Ka bah maka hadaplah ke arah itu, dan ketika itu muka-muka mereka menghadap ke Syam, oleh karena itu mereka memutar menghadap ke arah Ka bah. Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk menghadap ke Baitul Maqdis selama 16 atau 17 bulan setelah hijrah ke Madinah, kemudian memerintahkan mengubah kiblat ke Ka bah karena seringnya nabi Muhammad menghadapkan wajahnya ke langit dan berharap kiblat kembali ke Ka bah. Abbas bin Bisyir atau Abbas bin Nahid adalah seseorang laki-laki yang telah berjamaah shalat dhuhur dengan nabi Muhammad kemudian berniat untuk pulang ke kampungnya. Dia melihat dalam perjalanannya kaum Anshar yang sedang shalat ashar, kemudian dia mengatakan kepada kaum Anshar tersebut bahwasannya nabi Muhammad telah menghadap ke Ka bah ketika shalat dhuhur dan dia termasuk jamaahnya. Abbas juga memberikan kabar kepada penduduk Quba yaitu Bani Amer ibn Auf yang sedang melakukan shalat shubuh bahwa nabi Muhammad telah diperintahkan menghadap Ka bah maka mereka memutar arah ketika sedang melakukan shalat. 51 D. Pendapat Ulama Tentang Arah Kiblat Ka bah merupakan kiblat umat Islam dan para ulama mazhab seluruhnya sepakat untuk menghadap Ka bah secara tepat bagi orang yang dapat melihat langsung ke Ka bah, akan tetapi perbedaan terjadi ketika 51 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Mutiara Hadits 3 Shalat, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2003, cet. I, edisi II, halm

34 kiblat bagi orang yang jauh dari Ka bah dan tidak dapat melihat langsung. 52 Mayoritas penduduk Indonesia bermazhab kepada Imam Syafi i oleh karena itu disini penulis memberikan penjelasan tentang kiblat menurut Imam Syafi i dengan keterangan kiblat menurut imam-imam lainnya. Imam Syafi i mewajibkan seluruh umat Islam untuk menghadap kiblat (Ka bah) ketika shalat fardu, sunah, jenazah, sujud syukur, dan sujud tilawah. Imam Syafi i mengambil dasar dari Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 150 serta ayat Al-Qur an sebagai berikut : Artinya : Al Barra Ibn Azib ra. Berkata : Rasulullah saw. Bershalat ke arah Baitul Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan. Rasulullah sangat ingin diperintahkan menghadap ke Ka bah, karena itu Allah menurunkan 52 Muhammad Jawad Mughniyah, Al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al-Khamsah, Masykur A. B., Afif Muhammad dan Idrus Al-Kaff, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta : Lentera, 2007, cet. V, halm Imam Syafi i Abu Abdullah Muhammad Bin Idris, Mukhtashar Kitab Al-Umm Fiil Fiqhi, Mohammad Yazir Abd. Muthalib, Andi Arlin, Ringkasan Kitab Al Umm, Jakarta : Pustaka Azzam, 2004, halm Hadits Al Bukhari 8 : 31, Muslim : 5 : 2, Al Lu lu-u Wal Marjan 1 : 116 no

35 firman : qad nara...sungguh kami telah melihat muak engkau ke arah langit. Nabi pun menghadap ke arah Ka bah. Dan berkatalah orangorang yang kuat akalnya di antara manusia, yakni orang-orang Yahudi : apakah yang memalingkan mereka dari kiblat yang telah mereka hadapi? Katakanlah kepunyaan Allah timur dan barat, Allah menunjuki siapa yang dia kehendaki kepada jalan yang lurus. Maka seorang laki-laki bershalat bersama Nabi kemudian dia keluar setelah shalat kemudian dia melewati kaum Anshar yang sedang shalat ashar dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis, maka orang itu berkata sambil bersumpah bahwasannya dia telah shalat bersama Rasulullah ke arah Ka bah, karenanya orang-orang itu shalat menghadap Ka bah. Artinya : kami telah bershalat dengan Nabi saw. Ke arah Baitul Maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan kemudian dipalingkan ke arah kiblat (Ka bah). :, Artinya : sebagian orang-orang Quba berada di masjid Quba dalam shalat shubuh, tiba-tiba datanglah seorang pendatang lalu berkata : sesungguhnya pada malam hari ini turunlah aayt Al Qur an dan diperintahkan untuk menghadap ke Ka bah maka hadaplah ke arah itu, dan ketika itu muka-muka mereka menghadap ke Syam, oleh karena itu mereka memutar menghadap ke arah Ka bah. Imam Syafi i mengatakan ada dua cara menghadap kiblat: I. Orang yang dapat melihat Ka bah secara langsung dengan kasat mata maka kiblatnya harus benar-benar menghadap Ka bah. II. Orang buta yang diarahkan kiblatnya oleh orang yang normal maka sah shalatnya dan jika tidak ada yang mengarahkan maka dia diperbolehkan untuk shalat dan mengulangi shalatnya ketika tidak yakin. 55 Hadits no. 304 Al Bukhari 65 : 18, Ibid. 56 Hadits no. 305 Al Bukhari 8 : 32, Ibid. 23

36 Imam Syafi i mengatakan : o Orang yang berijtihat dalam menentukan arah kiblat dan ijtihatnya salah maka harus diulangi karena untuk menghilangkan ijtihad yang salah menuju pengetahuan yang sempurna. o Orang yang berada di Makkah akan tetapi tidak dapat melihat langsung ke arah Ka bah atau orang bertempat tinggal di luar Makkah harus bersungguh-sungguh dalam menentukan arah kiblat baik dengan petunjuk bintang-bintang, matahari, bulan, gunung, arah hembusan angin atau segala cara untuk mengetahui arah kiblat. o Pendapat orang buta dianggap tidak sah ketika menentukan kiblat dengan sendirian baik dalam perjalanan maupun dengan orang lain dan wajib mengulang semua shalat yang telah dilakukannya. o Petunjuk arah kiblat dapat diterima apabila orang yang mengucapkan adalah orang yang tidak buta dan dia tidak pernah dusta sehingga dapat dipercaya perkataannya. o Petunjuk kiblat orang musyrik tidak dapat dipercaya walaupun benar karena termasuk orang yang tidak amanah. o Seseorang harus mengulangi shalatnya ketika dia menggunakan petunjuk alam dan ternyata dia salah karena cuaca mendung dan sebagainya. o Shalat tidak harus diulangi ketika diyakini shalatnya seseorang ke arah kiblat sebenarnya selama masih dalam satu arah. 24

37 o Seseorang diperbolehkan menghadap ke arah mana saja ketika dalam keadaan takut serta dikawal. 57 Fiqih lima mazhab kumpulan pendapat dari para Imam mazhab antara lain : o Imam Hanafi, Hambali, Maliki, dan sebagian kelompok Imamiyah menjelaskan kiblat orang yang jauh dari Ka bah adalah arah dari bangunan Ka bah. o Imam Syafi i dan sebagian Imamiyah mewajibkan untuk menghadap Ka bah secara pasti baik bagi orang yang dapat melihat langsung ataupun tidak langsung. Umat Muslim wajib bersungguh-sungguh dalam berijtihat untuk mengetahui kiblat secara tepat. o Imam Syafi i, empat mazhab dan sekelompok Imamiyah lainnya mengesahkan umat Muslim untuk melaksanakan shalat ke arah mana saja ketika tidak menemukan kiblat setelah bersungguh-sungguh dalam berijtihat. o Imamiyah sebagian besar menganjurkan untuk melaksanakan ke empat arah karena berlandaskan ayat 144 surat Al-Baqarah dan sedangkan pada surat yang sama ayat 115 memerintahkan menghadap ke arah mana saja yang disukai. Perbedaan pendapat terjadi, pendapat pertama mengatakan ayat pertama menghapus ayat ke dua. Pendapat kedua tidak ada ayat yang terhapus dan menggantikan oleh karena itu terdapat dua cara untuk 57 Imam Syafi i Abu Abdullah Muhammad Bin Idris, op. cit., halm

38 melaksanakannya. Ayat pertama bagi orang-orang yang dapat melihat Ka bah dan ayat kedua bagi orang yang tidak dapat melihat Ka bah. o Imamiyah mengatakan kesalahan menghadap kiblat diketahui ketika seseorang sedang melaksanakan shalat, maka seseorang meneruskan shalatnya dan sisanya menghadap ke arah kiblat yang benar. Seseorang mengetahui kesalahan menghadap kiblat setelah selesai shalat maka shalatnya diulang seketika itu bukan di luar waktu itu dan orang yang tahu shalatnya salah menghadap kiblat maka shalatnya batal. o Pendapat Imamiyah sebagian mengatakan tidak perlu mengulangi shalat jika melenceng sedikit akan tetapi jika seseorang shalat membelakangi Ka bah maka harus mengulangi seketika itu bukan di luar waktu shalat tersebut. o Imam Hanafi dan Hambali mengatakan jika seseorang tidak menemukan arah yang diyakini sebagai pedoman kiblat maka dia boleh menghadap ke arah mana saja. Seseorang masih dalam pertengahan melaksanakan shalat dan mengetahui arah kiblat maka sisa shalatnya menghadap arah kiblat, akan tetapi jika mengetahui arah kiblat sebenarnya setelah shalat maka shalatnya sah dan tidak wajib diulangi. o Imam Maliki dan Hambali mengatakan shalat seseorang batal shalatnya jika dia tidak mau berusaha untuk menemukan arah kiblat walaupun arah yang dihadapnya ketika shalat benar. Hanafi dan Imamiyah mengatakan 26

39 sah shalat seseorang jika yakin arah kiblatnya benar karena niatnya adalah mendekatkan diri kepada Allah. 58 E. Macam-Macam Metode Arah Kiblat Metode arah kiblat memiliki beberapa macam antara lain : I. Metode Hitungan Ephemeris Menggunakan Alat Bantu Theodolit 59. Persiapan sebelum melakukan pengukuran arah kiblat suatu tempat atau kota dengan theodolit maka yang terlebih dahulu dilakukan adalah : vmenentukan kota yang akan diukur arah kiblatnya. vmenentukan data lintang ( ) dan bujur tempat ( ). - Lintang tempat / Ardlul balad adalah jarak suatu tempat sampai khatulistiwa diukur sepanjang garis garis bujur. Khatulistiwa adalah lintang sampai kutub bumi. - Bujur tempat / Thulul balad adalah jarak suatu tempat sampai garis bujur kota greenwich. Greenwich adalah bujur barat (BB) dan bujur timur (BT). 60 vdata lintang dan bujur Ka bah : Data lintang dan bujur Ka bah bermacam-macam diantaranya : No Sumber data Lintang Bujur Atlas PR Bos 38 Mohammad Ilyas Saadoe ddin Djambek (1) LU 21 0 LU LU BT 40 0 BT BT 4. Saadoe ddin Djambek (2) LU BT 5. Nabhan Masputra ,7 LU BT 6. Ma shum bin Ali LU BT 7. Google Earth ,2 LU BT 58 Muhammad Jawad Mughniyah, Op. Cit., halm Muhyiddin Khazin, Op.Cit, halm Ahmad Izzuddin, Op. Cit halm

40 Monzur Ahmed Ali Alhadad Gerhard Kaufmann S. Kamal Abdali Muhammad Basil at- Ta i Mohammad Odeh LU ,2 LU ,4 LU LU LU LU BT BT BT BT BT BT 61 vmenyiapkan hitungan arah kiblat tempat yang akan diukur dan hasil hitungan arah kiblatnya hendaklah dari barat ke utara (B - U). vmenyiapkan data astronomis ephemeris hisab rukyat pada hari dan tanggal pengukuran. vmembawa jam penunjuk waktu yang akurat. Pelaksanaan dilakukan setelah persiapan telah terlengkapi, kemudian langkah-langkah penggunaan sebagai berikut : vpasang theodolit pada penyangganya. vperiksa waterpass yang ada di theodolit agar terpasang benar-benar datar. vberilah titik pada tempat bersdirinya theodolit (misal T). vbidik matahari. 62 vkunci theodolit dengan skrup horizontal clamp dikencangkan agar tidak bergerak. vtekan tombol 0-set pada theodolit agar angka layar (HA=Horizontal Angel) menunjukkan angka Susiknan Azhari, Op.Cit, halm Hati-hati sinar matahari sangat kuat sehingga dapat merusak mata, oleh karena itu pasang filter pada lensa theodolit sebelum digunakan untuk membidik matahari. 28

41 vmencatat waktu ketika membidik matahari. 63 vmengkonversi waktu yang dibidik dengan GMT (misalnya WIB dikurangi 7 jam). vmelihat nilai deklinasi matahari ( 0 ) dan equetion of time (e) saat matahari berkulminasi (misal pada jam 5 GMT) dari ephemeris. - Deklinasi matahari / Mailus Syams adalah jarak sepanjang lingkaran deklinasi dihitung dari equator sampai matahari. - Equetion of time / Ta dilul Waqti / Ta diluz Zaman / perata waktu adalah selisih waktu antara waktu matahari hakiki dengan waktu matahari rata-rata (pertengahan). 64 vmenghitung waktu Meridian Pass (MP) dengan rumus: MP = (( ) : 15) + 12 e - Meridian Pass (MP) adalah waktu pada saat matahari tepat di titik kulminasi atas atau tepat di meridian langit menurut waktu pertengahan. 66 vmenghitung Sudut Waktu (t 0 ) dengan rumus: t 0 = (MP waktu bidik) x 15 vmenghitung Azimuth Matahari (A 0 ) dengan rumus: Cotg A 0 = [((cos x tan 0 ) : sin t 0 ) (sin : tan t 0 )] Akan lebih baik pembidikan dilakukan tepat seperti jam Muhyiddin Khazin, Op.Cit., halm letak masjid Agung Sunan Ampeldi bujur barat (WIB) maka nilainya 105 0, WITA (120 0 ), WIT (135 0 ). 66 Muhyiddin Khazin, Op.Cit, halm [...] = harga mutlak. 29

42 varah kiblat (AK) dengan theodolit adalah : Jika 0 positif dan pembidikan dilakukan sebelum matahari berkulminasi maka AK = A 0 kiblat (B - U). Jika 0 positif dan pembidikan dilakukan setelah matahari berkulminasi maka AK = A 0 kiblat (B - U). Jika 0 negatif dan pembidikan dilakukan sebelum matahari berkulminasi maka AK = 360 (180 - A 0 ) kiblat (B - U). Jika 0 negatif dan pembidikan dilakukan setelah matahari berkulminasi maka AK = A 0 kiblat (B - U). vbuka kunci horizontal dan kendurkan skrup horizontal clamp. vputar theodolit hingga menampilkan angka hasil AK. 68 vturunkan sasaran theodolit sampai menyentuh tanah pada jarak sekitar 5 meter dari theodolit berdiri dan berilah tanda (misal Q). vhubungkan titik T dan sasaran Q dengan garis lurus atau benang. vgaris atau benang itulah yang merupakan arah kiblat untuk tempat/kota tersebut. II. Pengukuran Arah Kiblat dengan Kompas dan Sinar Matahari 69. Hitunglah arah kiblat suatu tempat terlebih dahulu yang arahnya (B - U), kemudian lakukan langkah-langkah sebagai berikut : 68 Apabila diputar ke kanan (searah jarum jam) maka angkanya semakin membesar (bertambah) dan sebaliknya jika diputar ke kiri (anti jarum jam) maka angkanya semakin mengecil (berkurang). 69 Muhyiddin Khazin, Op. Cit., halm

43 vpilih tempat datar dan rata. vmenentukan titik utara dan selatan sejati baik dengan kompas 70 atau sinar matahari 71, kemudian beri tanda pada kedua arah tersebut. 72 vtitik keduanya dihubungkan dengan tali atau benang sehingga menunjukkan garis lurus arah utara dan selatan sejati. vbuatlah titik P pada benang yang menghubungkan utara dan selatan sejati. vtitik P ditarik lurus ke arah barat dengan garis atau benang sehingga menjadi garis PB. vtarik berapa meter dari titik P ke titik B kemudian diberi tanda C (misal 1 meter). vtarik garis tegak lurus dari ke arah utara dari titik C. 70 Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin dengan jarum jam didalamnya. Jarum jam terbuat dari logam magnetis sehingga dengan mudah menunjuk arah utara, akan tetapi bukan arah utara sejati (titik kutub utara) sehingga untuk mendapat utara sejati perlu adanya koreksi deklinasi kompas terhadap arah jarum kompas. Deklinasi kompas berubah-ubah tergantung posisi tempat dan waktu, untuk itu dianjurkan berhati-hati karena jarum kompas kecil dan peka terhadap daya magnit. Mendapatkan deklinasi kompas dapat menghubungi BMG (Badan Meteorologi & Geofisika). 71 Menentukan titik barat dan timur dengan sinar matahari dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Pilih tempat yang rata, datar, dan terbuka, 2. Buat lingkaran dengan jari-jari sekitar 0,5 meter, 3. Tancapkan tongkat tegak lurus di tengah-tengah lingkaran kira-kira 1,5 meter, 4. Berilah tanda B di titik perpotongan antara bayangan tongkat dengan garis lingkaran sebelah barat (ketika bayangan sinar matahari masuk lingkaran). Titik B terjadi sebelum dhuhur, 5. Berilah tanda T di titik perpotongan antara bayangan tongkat dengan garis lingkaran sebelah timur (ketika bayangan sinar matahari keluar lingkaran). Titik T terjadi sesudah dhuhur, 6. Hubungkan titik T dan B dengan garis lurus atau tali, 7. Titik T adalah timur dan titik B adalah barat sehingga didapat garis lurus timur dan barat, 8. Buatlah garis utara tegak lurus dengan garis timur dan barat maka itu adalah utara sejati. 72 Penentuan titik utara dengan kompas harus memperhatikan variasi magnet. Wilayah Indonesia dari barat sampai timur sebesar 1 sol artinya titik utara sejati berada di sebelah timur utara magnet kompas sebesar

44 vgaris yang ditarik dari titik C diukur dengan tangen arah kiblatnya ( misal ,34 =0,46 meter), kemudian beri titik K. vtarik garis antara titik P dan K sehingga membentuk garis PK dan garis ini yang menunjukkan arah kiblatnya. Kiblat K Shof Utara B C P Selatan III. Posisi Matahari di atas Ka bah yang Terjadi Setiap Tahun pada Tanggal 28 Mei dan 16 Juli 73. v28 Mei (jam 11 j 57 m 16 d LMT atau 09 j 17 m 56 d GMT ). v16 Juli (jam 12 j 06 m 03 d LMT atau 09 j 26 m 43 d GMT ). 74 Apabila dikehendaki dengan waktu lain maka waktu GMT harus dikoreksi 75 dengan selisih waktu di tempat (misal tanggal 28 Mei = 09 j 17 m 56 d + 7 jam = 16 j 17 m 56 d WIB). IV. Posisi Matahari di Jalur Ka bah 76. vtentukan lokasi atau tempat untuk mengetahui data lintang dan bujur. vmenghitung kiblat dengan arah utara ke barat (U - B). 73 Muhyiddin Khazin, Op.Cit., halm Lintang Ka bah LU dan bujur Ka bah BT ditetapkan oleh Muhyiddin Khazin dalam bukunya berjudul Ilmu Falak Dalam Teori Dan Praktik cetakan I tahun Bujur timur ditambah (+) dan bujur barat dikurangi (-). 76 Muhyiddin Khazin, Op.Cit., halm

45 vtentukan tanggal untuk mengetahui deklinasi matahari dan equation of time. vmenghitung unsur-unsur yang diperlukan dalam rumus. 77 vmelakukan perhitungan dengan rumus yang ada Az = azimuth arah kiblat yaitu besar sudut dihitung dari titik utara ke barat atau timur sampai garis menuju arah kiblat sehingga : a. Jika arah kiblat U ke B/T maka Az = arah kiblat, b. Jika arah kiblat S ke B/T maka Az = arah kiblat, c. Jika arah kiblat B/T ke U maka Az = arah kiblat, d. Jika arah kiblat B/T ke S maka Az = arah kiblat. 2. a = jarak antara kutub utara dengan deklinasi matahari diukur sepanjang lingkaran deklinasi dan besarnya a dihitung dengan rumus a = b = jarak antara kutub utara langit dengan zenit (besarnya zenit = besarnya lintang tempat) dengan rumus a = MP = waktu pada saat matahari tepat di titik kulminasi atas atau tepat di meridian langit dengan rumus MP = 12 e. 5. Interpolasi = selisih antara dua tempat (misal waktu setempat dengan waktu daerah WIB) dengan rumus cotan P = cos b x tan Az dilanjutkan dengan cos (C - P) = cotan a x tan b cos P dengan C = (C-P) + P dan diperoleh bayangan = C : 15 + MP. Keterangan P = sudut pembantu dan C = sudut waktu matahari yaitu busur pada garis edar harian matahari antara lingkaran meredian dengan titik pusat matahari yang sedang membuat bayang-bayang menuju arah kiblat. C hasilnya negatif berarti pada waktu itu matahari belum melewati MP (tengah siang hari) dan jika C hasilnya positif berarti terjadi sesudah melewati MP. Harga mutlak C tidak boleh lebih besar dari setengah busur siangnya (1/2 BS) karena jika lebih besar maka matahari akan menempati posisi arah kiblat pada malam hari sehingga bayangan arah kiblat tidak akan terjadi. Cos ½ BS = -tan 0 x tan dan bayangan kiblat tidak akan terjadi jika : 1. Harga mutlak deklinasi matahari lebih besar dari harga mutlak 90 Az. 2. Harga deklinasi matahari sama besar dengan harga lintang tempat. 3. Harga mutlak C lebih besar daripada harga setengah busur siangnya. 33

46 BAB III AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Sejarah Masjid Agung Sunan Ampel Masjid Agung Sunan Ampel merupakan masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel (Raden Mohammad Ali Rahmatullah) dan murid-muridnya seperti Mbah Shonhaji (Mbah Bolong) dan Mbah Sholeh pada 821 H ( =1399 M). Data ini didapat dari buku kenang-kenangan haul Agung Sunan Ampel ke 544 menjelaskan pada tahun 1421 H umur bangunan masjid Agung Sunan Ampel sekitar 600 tahun. Masjid Agung Sunan Ampel terletak di jalan Ampel Masjid no. 53 kode pos kelurahan Ampel kecamatan Semampir kota Surabaya. Ukuran asli masjid Agung Sunan Ampel adalah 46,80 m x 44,20 m = 2.068,56 m 2. Adipati Regent R. Aryo Niti Adiningrat memperluas bangunan masjid Agung Sunan Ampel pada tahun 1926 M seluas 22,70 m x 20,55 m = 466,485 m 2 karena semakin banyaknya penganut Islam dan para peziarah yang mengunjungi makam Sunan Ampel. Bangunan asli masjid Agung Sunan Ampel memiliki 16 batang kayu jati sebagai tiang bangunan dan setiap penyangga memilki panjang 17 m dan lebar 0,4 m tanpa sambungan. Tiang kayu jati merupakan ciri khas dan merupakan sesuatu yang spesial dari masjid Agung Sunan Ampel karena sampai sekarang masih menimbulkan pertanyaan dari mana kayu tersebut dan bagaimana mendatangkannya, padahal alat transportasi pada saat itu belum secanggih saat ini. 34

47 Bangunan asli masjid Agung Sunan Ampel Kepengurusan makam Sunan Ampel sekaligus menjadi pengurus masjid Agung Sunan Ampel saat ini antara lain : 1. Nadzir : K. H. Ubaidillah 2. Ta mir : K. H. Azmi Nawawi 3. Bilal : Ustad H. Baidowi 4. Muadin : ustad Sa in 5. Imam shalat Dhuhur : Ustad H. Ahmad Suhada Ashar : Ustad H. Anwar Magrib : Ustad H. Marzuki Isya : Ustad H. Imam Ghazali Shubuh : Ustad H. Dzulhilmi 6. Para Abdi : orang-orang yang menjadi pegawai di area makam Sunan Ampel baik sebagai pembersih, keamanan dan lainnya. Pengurus masjid Agung Sunan Ampel mempunyai inisiatif untuk melakukan renovasi. Mereka berusaha menghubungi para pengusaha untuk 35

48 mendanai dan terakhir berkonsultasi dengan Prof. DR. Sri Edi Swasono ketua umum Dekopin (menantu proklamator Republik Indonesia Drs. Moh. Hatta). Prof. DR. Sri Edi Swasono bersama dengan H. Probosutedjo didampingi H. Rosihan Anwar berziarah ke makam Sunan Ampel dan berkunjung ke masjid Agung Sunan Ampel pada 26 juni Kunjungan tersebut untuk membahas rencana renovasi masjid Agung Sunan Ampel dan dana renovasi induk masjid Agung Sunan Ampel diperkirakan lebih dari 500 juta. K. H. Nawawi Mohammad selaku nadzir masjid Agung Sunan Ampel beserta staf-stafnya berterima kasih kepada H. Probosutedjo dengan diiringi do a semoga amal suci ini dapat diterima dan dibalas oleh Allah swt. Pencanangan renovasi masjid induk Agung Sunan Ampel dan diresmikan pada tanggal 20 agustus 1992 dengan penyandang dana adalah Sutarno MS, BA. Tahapan pembangunan masjid Agung Sunan Ampel berangsur selama 4 tahapan antara lain 78 : 1. Tahap I Pekerjaan : pembangunan atau renovasi masjid Agung Sunan Ampel. Pemberi tugas : PEMDA tingkat I Jawa Timur. Kontrak no. : 050 / 2079 A / 032 / 93. Tanggal : 30 oktober Dana : APBD / tahun 1993 / 1994 Rp ,00 78 Data diambil dari papan tahap renovasi masjid Agung Sunan Ampel yang berada di bagian timur masjid. 36

49 Waktu pelaksanaan : 30 Oktober 1993 s /d 10 Maret Tahap II Pekerjaan : Pembangunan / renovasi masjid Agung Sunan Ampel dan pembangunan mushalla wanita. Pemberi tugas : PEMDA tingkat I Jawa Timur. Kontrak no. : 451 / 2736 A / 031 / 94. Tanggal : 02 November Dana : APBD TA / 1995 Rp ,00 Sumbangan Masyarakat Ampel Rp ,00 Total Rp ,00 Waktu pelaksanaan : 02 Nopember 1994 / 25 Februari Tahap III Pekerjaan : Pembangunan / renovasi masjid Agung Sunan Ampel. Pemberi tugas : PEMDA tingkat I Jawa Timur. Kontrak no. : 451 / 1487 A / 031 / 1996 Tanggal : 02 Mei 1996 Dana : APBD TA / 1996 Rp ,00 Waktu pelaksanaan : 2 Mei 1996 s/d 27 Nopember

50 4. Tahap IV Pekerjaan : Pembangunan / renovasi masjid Agung Sunan Ampel. Pemberi tugas : PEMDA tingkat I Jawa Timur Kontrak no. : 451 / 5902 A / 031 / 1997 Tanggal : 15 Oktober 1997 Dana : APBD TA / 1997 Rp ,00 Waktu pelaksanaan : 15 oktober 1997 s/d 10 maret 1998 Masjid Agung Sunan Ampel berbatasan dengan : Utara : Makam Mbah Sholeh, K. H. Mas Mansyur sebagai pahlawan Nasional, dan makam murid-murid Sunan Ampel disekelilingnya. Timur : Pintu gerbang ke makam Sunan Ampel sebelah timur dan disamping kanan kiri terdapat para pedagang yang menjual perlengkapan Muslim seperti : busana Muslim, sajadah, dan kurma makanan khas orang Arab. Selatan : Mushalla putri yang digunakan sebagai pusat pembelajaran bahasa arab, kantor komunikasi yang digunakan sebagai pelayanan para pengunjung, serta pintu gerbang selatan menuju lokasi Ampel dan disamping kanan 38

51 dan kiri terdapat para pedagang yang menjual sama dengan pintu utara. Barat : Makam Sunan Ampel, makam Mbah Shonhaji, dan beserta makam murid-muridnya yang lainnya. B. Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel Arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini kurang akurat. Ketidakakuratan ini karena alat yang digunakan untuk menetukan arah kiblat pada waktu itu masih tergolong sederhana. Penulis melakukan pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel pada 16 Agustus 2010 dan mengambil dua shaf. Shaf pertama adalah shaf asli karena terletak pada bangunan masa Sunan Ampel tepatnya disekitar 16 tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati dan setiap penyangga memilki panjang 17 m dan lebar 0,4 m tanpa sambungan. Shaf kedua adalah shaf perluasan yaitu shaf perluasan bangunan masjid dikarenakan semakin banyaknya peziarah yang melakukan shalat di masjid tersebut dan pengukuran dilakukan di bagian selatan masjid di samping musholla putri. Penulis mengambil dua shaf ini karena hasil pengukuran berbeda walaupun selisih hanya menit tidak sampai derajat. Hasil yang berbeda ini karena ubin shaf perluasan berbeda bentuknya lebih kecil dan tidak tepat lurusnya dengan ubin shaf asli. Pengukuran menggunakan metode azimuth kiblat diantara alat-alat yang digunakan antara lain: theodolit sebagai pengola data ephemeris secara mekanik dan diaplikasikan dalam menentukan arah kiblat, GPS sebagai alat elektronik untuk mengetahui lintang dan bujur tempat, dan metode rashdul 39

52 kiblat / posisi matahari dijalur Ka bah. Perhitungan dengan data ephemeris menggunakan theodolit yang akurasinya lebih baik dibanding dengan alat-alat pada jaman dahulu seperti rubu mujayyab, kompas dan lainnya. Penulis juga menggunakan metode perhitungan posisi matahari di jalur Ka bah atau pada jam tertentu setiap hari bayangan benda yang tegak lurus dan terkena sinar matahari menunjukkan arah kiblat sebagai pembuktian perhitungan dengan data ephemeris menggunakan theodolit yang penulis lakukan sama atau tidak. Adapun data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut dan untuk perhitungannya akan dijelaskan pada lampiran. Pengecekan shaf asli dilakukan pada jam 14 : 02 : 04 WIB dan diketahui arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel kurang ke utara sebesar ,94 dengan data sebgai berikut 79 : Equetion of time : Deklinasi : ,38 Sudut waktu : ,1 Azimuth matahari : ,32 Utara sejati : ,32 Azimuth kiblat : Pengecekan shaf perluasan dilakukan pada jam 14 : 2 4 : 55 WIB dan diketahui arah kiblatnya kurang ke utara sebesar ,43 dengan data sebagai berikut : 79 Perhitungan dapat dilihat pada halaman lampiran. 40

53 Equetion of time : Deklinasi : ,48 Sudut waktu : ,1 Azimuth matahari : ,63 Utara sejati : ,63 Azimuth kiblat : Perhitungan posisi matahari di jalur Ka bah atau bayangan benda menunjukkan arah kiblat terjadi pada jam 14 : 41 : 33 WIB. C. Respon Masyarakat Ampel Terhadap Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel Penulis melakukan wawancara untuk mengetahui respon masyarakat Ampel terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini. Penulis membagi wawancara dengan masyarakat Ampel menjadi 3 bagian : I. Pengurus masjid Agung Sunan Ampel. Penulis wawancara dengan H. Baidowi pada 4 september 2010 atau bertepatan tanggal 25 Ramadhan selaku bilal dari kepengurusan makam Sunan Ampel dan masjid Agung Sunan Ampel tentang pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel saat ini. Dia merupakan salah satu pengurus inti yang selalu aktif dalam area makam Sunan Ampel, sedangkan untuk Nadzir dan Ta mir sulit ditemui dan hanya hadir ketika ada acara besar seperti haul Sunan Ampel dan lainnya. Dia mengatakan Mbah Shonhaji dipercaya oleh Sunan Ampel untuk menentukan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel karena sebelum menjadi murid Mbah Shonhaji adalah seorang nahkoda kapal 41

54 yang ahli dalam ilmu perbintangan. Perluasan shaf dilakukan dengan meletakkan kompas pada shaf asli kemudian ditarik lurus dengan benang. Kiblat masjid Agung Sunan Ampel dijadikan rujukan oleh orang-orang terutama daerah Surabaya ketika akan membangun masjid di daerahnya. Cara yang digunakan adalah mengambil sampel dengan menaruh kompas di tempat pengimaman masjid Agung Sunan Ampel setelah itu diletakkan ke tempat yang akan dibangun masjid sebagai arah kiblat. Bapak Baidowi merespon positif dengan adanya pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel yang dilakukan oleh penulis karena telah memberikan data ilmiah mengenai arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel. Bapak Baidowi dan pihak pengurus masjid Agung Sunan Ampel tetap menggunakan arah kiblat semula karena berkeyakinan arah kiblat suatu masjid tidak harus benar-benar menghadap kiblat bagi orang yang tidak dapat melihat langsung ke bangunan Ka bah dan kiblat membahas tentang arah ke Ka bah bukan bangunan Ka bah. Bangunan dan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel merupakan hasil karya dari orang-orang yang memiliki jasa besar dalam penyebaran agama Islam di daerah Ampel sehingga para pengurus tidak mengubah shaf sebagai tanda penghormatan bagi mereka yang telah menyebarkan agama Islam di daerah Ampel. II. Masyarakat Ampel. Penulis melakukan wawancara dengan penduduk ampel pada tanggal 26 September 2010 dengan narasumber sebagai berikut : 42

55 1. Muhammad Haris yang bertempat tinggal di jalan Ampel Kesumba Pasar no. 17 RT. 05 RW II. 2. Munayar warga Ampel yang bertempat tinggal di jalan Ampel Suci. Narasumber pertama merupakan tokoh masyarakat bagi warga Ampel Kesumba Pasar dan dia dipercaya menjadi ketua RT untuk memimpin dan menjadi panutan bagi warganya. Dia mengartikan arah kiblat adalah arah barat bagi orang yang tidak tahu/awam akan tetapi dengan adanya kabar tentang gempa dan lainnya maka kiblat bergeser. Dia mengatakan semua keputusan berada pada para pengurus masjid Agung Sunan Ampel untuk melakukan rapat dengan adanya pengecekan arah kiblat yang dilakukan oleh penulis dan menyarankan kepada penulis untuk memberikan data pengecekan arah kiblatnya kepada Departemen Kementerian Agama Surabaya agar dapat ditinjak lanjutin. Narasumber kedua merupakan warga yang disegani oleh masyarakat Ampel Suci karena merupakan penduduk asli dan lama menempati daerah Ampel. Dia mengetahui banyak tentang peninggalan-peninggalan dan keberadaan kawasan makam Sunan Ampel dahulu dari orang tua dan garis ke atasnya yang mendiami kawasan Ampel sejak dahulu. Orang yang menempati daerah Ampel saat ini kebanyakan adalah pendatang dan banyak dihuni oleh orang-orang arab. Dia mengatakan arah kiblat adalah arah yang digunakan umat Muslim untuk menyembah kepada Allah. Dia merespon pengecekan arah kiblat yang 43

56 dilakukan penulis itu tidak ada masalah karena semua tergantung dari keyakinan masing-masing individu. Dia mengatakan Sunan Ampel salah satu wali Allah dan memiliki ilmu yang tidak dapat dijangkau oleh nalar seperti muridnya Mbah Shonhaji yang menentukan arah kiblat masjid hanya dengan melubangi tembok dan terlihat Ka bah. Dia berpendapat dan berkeyakinan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel benar selama masih menghadap ke kiblat / barat. III. Pengunjung masjid Agung Sunan Ampel Penulis melakukan wawancara terhadap pengunjung masjid Agung Sunan Ampel pada tanggal 20 September 2010 dengan orang-orang sebagai berikut : 1. Imam Winarto SH. Alumni UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) tahun 2007 dan bertempat tinggal di Villa Sengkaling Malang. 2. M. Rozin Fazaa Al-Mubarok mahasiswa PBSB (Penerimaan santri berprestasi tahun 2009 UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang) bertempat di jalan gajayana 50 MSAA UIN Maulana Malik Ibrahim Al-Faroby 32, Malang. 3. Mursyid Kholidi alumni tahun 2005 P.P. Bidayatul Hidayah Mojo Geneng, Jati Rejo Mojokerto. Narasumber pertama mengetahui tentang arah kiblat karna pernah membaca di Internet dan media cetak lainnya yang membahas masalah kemencengan arah kiblat masjid-masjid yang berada di Indonesia yang ramai 44

57 diperbincangkan pada tahun 2009 dan pernah melihat masjid yang arah kiblatnya dirubah dengan cara memberikan lakban (perekat warna hitam) sebagai arah kiblat yang telah diperbaharui. Dia memberikan respon terhadap pengecekan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel baik dan menawarkan solusi untuk penulis yaitu shaf dapat diberi lakban hitam seperti masjid yang pernah dilihat oleh narasumber dan jika pihak pengurus masjid tidak mau mengubah cukup dengan sosialisasi kepada para jamaah masjid Agung Sunan Ampel tentang data arah kiblat yang telah dilakukan oleh penulis. Narasumber kedua merupakan adik dari narasumber ketiga. Mereka mengetahui tentang arah kiblat karena shaf masjid di pondok mereka serong ke utara. Mereka sepakat jalan terbaik adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama jamaah masjid Agung Sunan Ampel tentang upaya pelurusan yang dilakukan oleh penulis. Mereka memberikan pendapat agar diadakan seminar, wacana, informasi atau cara apapun kepada semua masyarakat terutama yang masih belum mengetahui tentang arah kiblat sama sekali agar mereka tidak kebingungan jika ada masalah arah kiblat masjid yang merka miliki. Narasumber ketiga mengkritik pemerintah terutama MUI harus bertanggungjawab dan berkewajiban untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang arah kiblat karena mereka adalah pemimpin bagi masyarakat. 45

58 BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel GAMBAR I U GAMBAR II GAMBAR III 80 Gambar di atas diambil dari program google earth dengan akses internet. Gambar ini menerangkan arah kiblat masjid Agung Sunan Ampel kurang ke utara sekian derajat dengan garis putih adalah penghubung antara masjid Agung Sunan Ampel dan bangunan Ka bah di kota Makkah. Jarak bagunan 80 Gambar I : titik masjid Agung Sunan Ampel ditarik garis terdekat dengan bangunan Ka bah dan jarak keduanya adalah 8.552,86 km. Gambar II : Ka bah ketika diperbesar. Gambar III : masjid agung sunan ampel ketika diperbesar. Gambar ini diperoleh dengan program googleearth dengan akses internet. 46

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian 1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Masjid Agung Sunan Ampel merupakan masjid bersejarah yang terletak satu komplek dengan makam Sunan Ampel. Arah kiblat masjid ini dilakukan oleh Mbah Shonhaji.

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO. (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang

STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO. (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang dan Masjid Karomah Hasan Munadi di Kabupaten Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga ditemukannya peradaban serta dunia baru.

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI

STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Falak merupakan salah satu khazanah keilmuan dalam Islam yang mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. Dengan tujuan agar dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kearah mana seorang melakukan sholat? Setiap muslim pasti tahu jawabannya, yakni menghadap kiblat. Seberapa akuratkah dia mengahadap kiblat? Secara matematis atau astronomis,

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Jurusan Ilmu Falak Oleh: M. MUFARRIJIL

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahnya ibadah shalat. Ini sudah merupakan kesepakatan para ulama bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sahnya ibadah shalat. Ini sudah merupakan kesepakatan para ulama bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadap kiblat adalah salah satu di antara perkara yang menjadi syarat sahnya ibadah shalat. Ini sudah merupakan kesepakatan para ulama bahwa menghadap kiblat

Lebih terperinci

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Al-Bukhory, Abu Abdillah Muhammad bin Isma il bin Ibrahim ibn al-mughiroh bin Bardazbah Shahih al-bukhori, Jilid 1, Kairo: Dar al-hadits, 2004. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel 47 BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel GAMBAR I U GAMBAR II GAMBAR III 1 Gambar di atas diambil dari program google

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

AKURASI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

AKURASI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR AKURASI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Al Ahwal Asy Syakhsiyyah Program Studi Konsentrasi Ilmu Falak Fakultas Syari ah IAIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan shalat, umat muslim harus menghadapkan wajah dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena umat Islam sepakat

Lebih terperinci

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine KEUTAMAAN TANAH YANG DIBERKAHI Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine http://www.aspacpalestine.com PENDAHULUAN Tanah yang terdapat di dalamnya Baitul Maqdis mempunyai banyak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah PENGARUH ATMOSFER TERHADAP VISIBILITAS HILAL (Analisis Klimatologi Observatorium Bosscha dan CASA As- Salam dalam Pengaruhnya Terhadap Visibilitas Hilal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahnya shalat, seperti dalam dalil-dail syara kesalahan dalam menghadap kiblat

BAB I PENDAHULUAN. sahnya shalat, seperti dalam dalil-dail syara kesalahan dalam menghadap kiblat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ulama telah sepakat bahwa meghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat, seperti dalam dalil-dail syara kesalahan dalam menghadap kiblat tentu saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu falak merupakan salah satu ilmu yang terus menerus mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra- Islam maupun sesudah Islam, terkait

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF

STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dalam berbagai kitab fiqh, para ulama telah bersepakat bahwa mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang dimaksud dalam hal ini adalah Kakbah

Lebih terperinci

KONSEP AWAL WAKTU SALAT ASAR IMAM SYAFI I DAN HANAFI (Uji Akurasi Berdasarkan Ketinggian Bayang-Bayang Matahari Di Kabupaten Semarang)

KONSEP AWAL WAKTU SALAT ASAR IMAM SYAFI I DAN HANAFI (Uji Akurasi Berdasarkan Ketinggian Bayang-Bayang Matahari Di Kabupaten Semarang) KONSEP AWAL WAKTU SALAT ASAR IMAM SYAFI I DAN HANAFI (Uji Akurasi Berdasarkan Ketinggian Bayang-Bayang Matahari Di Kabupaten Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Masjid Al-Ihsan Desa Ruwit Kecamatan Wedung Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MASJID KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MASJID KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT (NTB) ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MASJID KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT (NTB) S K R I P S I Diajukan Juga Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S. 1) Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari

Lebih terperinci

HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI

HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS PEMIKIRAN K.R. MUHAMAD WARDAN TENTANG HISAB PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB

ANALISIS PEMIKIRAN K.R. MUHAMAD WARDAN TENTANG HISAB PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB ANALISIS PEMIKIRAN K.R. MUHAMAD WARDAN TENTANG HISAB PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH

TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sasrjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang)

PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang) PERSEPSI SANTRI TERHADAP HADITS SILATURRAHIM DAN IMPLEMENTASINYA (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu falak khususnya di Indonesia sudah berkembang pesat terbukti dengan adanya para pakar baru yang bermunculan dalam bidang ilmu falak ini, perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AHMAD RIFQI 082111046

Lebih terperinci

MINDA SARI NURJAMILAH NIM :

MINDA SARI NURJAMILAH NIM : UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT (Studi Analisis Aplikasi GPS Status dan Qibla Compass Sundial Lite) SKRIPSI

Lebih terperinci

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN NISHAB ZAKAT TANAMAN PADI DI DESA KEDUNGWUNGU KECAMATAN TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana Program Strata 1 (S1) Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode Pengukuran Arah Kiblat Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 55 KUHP TENTANG MENYURUHLAKUKAN TINDAK PIDANA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 55 KUHP TENTANG MENYURUHLAKUKAN TINDAK PIDANA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 55 KUHP TENTANG MENYURUHLAKUKAN TINDAK PIDANA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mmperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah Oleh

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER BMT MARHAMAH WONOSOBO DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Oleh Muhamad Mannan Ma nawi ( NIM: )

Oleh Muhamad Mannan Ma nawi ( NIM: ) STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MAQBARAH BHRD KABUPATEN REMBANG Skripsi Diajukan Juga Memenuni Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S. 1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR 86 BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR Dalam setiap metode dan alat-alat yang digunakan dalam menentukan arah kiblat memiliki kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

Oleh : Ima Khozanah NIM

Oleh : Ima Khozanah NIM BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA OLEH POSBAKUM DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG (UU No. 50 Tahun 2009 Pasal 60 C Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Syari ah Oleh ERNA SUSANTI NIM 1210019

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT Sarif M Staf Pengajar. 1 Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON. A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon BAB IV ANALISIS TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON A. Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Dalam menganalisa arah kiblat Masjid Agung Sang Cipta

Lebih terperinci

Ida Rahayuningsih FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

Ida Rahayuningsih FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS TERHADAP ZAKAT HASIL BUMI MENURUT PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH Skripsi Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata S.1 dalam ilmu hukum ekonomi islam Ida

Lebih terperinci

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS

MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS MEKANISME PRODUK SURBAN (SIMPANAN QURBAN) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari ah Disusun

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Dapat dilihat dari alat-alat, metode dan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana S1 dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap muslim mendirikan shalat fardlu lima kali sehari. Pada saat mendirikan shalat itu pertama kali ia harus tahu kapan waktu shalat telah tiba dan kapan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ISTINBATH HUKUM IBNU QUDAMAH TENTANG SAKSI DALAM WASIAT

STUDI ANALISIS ISTINBATH HUKUM IBNU QUDAMAH TENTANG SAKSI DALAM WASIAT STUDI ANALISIS ISTINBATH HUKUM IBNU QUDAMAH TENTANG SAKSI DALAM WASIAT SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah Jurusan Akhwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan shalat dalam agama islam sangat tinggi dibanding dengan ibadah yang lainya. Dan shalat merupakan pondasi utama bagi tegaknya agama islam atau keislaman seseorang.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN PASANGAN KAWIN HAMIL (Studi Putusan di Pengadilan Agama Semarang Tahun 2010)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN PASANGAN KAWIN HAMIL (Studi Putusan di Pengadilan Agama Semarang Tahun 2010) FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN PASANGAN KAWIN HAMIL (Studi Putusan di Pengadilan Agama Semarang Tahun 2010) SEKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Diajukanuntukmemenuhitugasdanmelengkapisyarat GunamemperolehgelarSarjana

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID RAYA AL-MASHUN MEDAN SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID RAYA AL-MASHUN MEDAN SKRIPSI STUDI ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID RAYA AL-MASHUN MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah Oleh : M. ARBISORA

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Dalam Ilmu Syari ah ANALISIS FIQH MU AMALAH TERHADAP JUAL BELI POHON SENGON DENGAN SISTEM PENEBANGAN DITANGGUHKAN DI DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BATAS USIA BALIGH SYARAT SAKSI NIKAH

BATAS USIA BALIGH SYARAT SAKSI NIKAH BATAS USIA BALIGH SYARAT SAKSI NIKAH (Analisis Hukum Islam Terhadap Batas Usia Baligh Syarat Saksi Nikah Dalam Pasal 19 Ayat 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2007) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BLORA NO. 1125/Pdt.G/2013/PA.Bla TENTANG CERAI TALAK (Kedudukan Advokat Perempuan Sebagai Wakil Ikrar Talak) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT A. Definisi Arah Kiblat Arah kiblat tak bisa dilepaskan dari kosakata kiblat. Ibnu Mansyur dalam kitabnya yang terkenal Lisanul Arab menyebutkan, makna asal kiblat

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM (studi kasus pada mahasiswi Fakultas Syari ah Jurusan Ekonomi Islam angkatan 2009 IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENENTUAN ARAH QIBLAT

PENENTUAN ARAH QIBLAT PENENTUAN ARAH QIBLAT (Kajian Terhadap Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010) Nama : Julia Roma Fitriati NIM : 110 606 974 Fakultas/Jurusan : Syari ah Ahwal Asy-Syakhshiyyah Tebal Skripsi : 71 Halaman Pembimbing

Lebih terperinci

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah

ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI. Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN. Mahasiswa Fakultas Syari ah ZAKAT HARTA ORANG YANG TIDAK CAKAP BERTINDAK SKRIPSI Diajukan Oleh: ROHANA BINTI MAHUSSAIN Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiah NIM : 110807795 FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA WIRAUSAHA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MADINAH KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Syari'ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Syari'ah TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI BAWANG MERAH DENGAN SISTEM PANJER (Studi Kasus di Desa Bangsalrejo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK

PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PETANI DI KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK (Studi Kasus di KJKS Pringgodani Kec. Gajah Kab. Demak) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11

PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11 PENDIDIKAN AKHLAK YANG TERKANDUNG DALAM SURAT AL-MAIDAH AYAT 8-11 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi) Fakultas Agama Islam Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDIRIAN RUMAH DI BANTARAN SUNGAI KUTO (STUDI KASUS DI DESA SAMBONGSARI KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDIRIAN RUMAH DI BANTARAN SUNGAI KUTO (STUDI KASUS DI DESA SAMBONGSARI KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDIRIAN RUMAH DI BANTARAN SUNGAI KUTO (STUDI KASUS DI DESA SAMBONGSARI KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang)

PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) PENGARUH HARGA, KEPERCAYAAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERDAGANGAN E-COMMERCE (Studi Kasus Pada Miulan Hijab Semarang) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KHITAN LAKI-LAKI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ANAK

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KHITAN LAKI-LAKI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ANAK NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KHITAN LAKI-LAKI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ANAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata I (S-1)

Lebih terperinci

ANALISIS METODE PENGHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK JATENG SYARIAH SKRIPSI

ANALISIS METODE PENGHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK JATENG SYARIAH SKRIPSI ANALISIS METODE PENGHITUNGAN BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK JATENG SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ekonomi Islam

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM ANALISIS PENDAPAT AS-SYIRAZI DALAM KITAB AL-MUHAZZAB TENTANG HAK HADHANAH KARENA ISTERI MURTAD DAN RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PROPOSAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

SKRIPSI STUDI ANALISIS PASAL 209 KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

SKRIPSI STUDI ANALISIS PASAL 209 KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS SKRIPSI STUDI ANALISIS PASAL 209 KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS Oleh: Sri Darmayanti NIM. 06210014 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI AH UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh :

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh : STUDI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO.103/Pdt.G/2012/PTA.Smg TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KLATEN NO. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt KARENA GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL) Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal perkembangan Islam, penentuan arah kiblat tidak banyak menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan beliau sendiri yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III MASJID AL-IJABAH GUNUNG PATI SEMARANG DAN ARAH KIBLATNYA. 1. Sejarah berdirinya Masjid Al-Ijabah Gunung Pati

BAB III MASJID AL-IJABAH GUNUNG PATI SEMARANG DAN ARAH KIBLATNYA. 1. Sejarah berdirinya Masjid Al-Ijabah Gunung Pati BAB III MASJID AL-IJABAH GUNUNG PATI SEMARANG DAN ARAH KIBLATNYA A. Masjid Al-Ijabah Gunung Pati 1. Sejarah berdirinya Masjid Al-Ijabah Gunung Pati Masjid Al-Ijabah Gunung Pati terletak di daerah Kauman,

Lebih terperinci

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010)

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) dalam

Lebih terperinci

TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA

TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis

Lebih terperinci