PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
|
|
- Yulia Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh MIRA PRATIWI NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
2 PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AARAN 2011/2012 MIRA PRATIWI NIM Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berjudul " PEMBELAARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MEMORIZER (Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012)." Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan berpidato dengan metode memorizer. Kesulitan yang dialaini dalam berpidato dengan metode memorizer. Dalam penelitian ini penulis menimuskan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Kesulitan apa yang dialaimi dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012? Tujuan yang diharapkan adalah untuk mengetahui kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, juga untuk mengetahui kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode obsevasi. Hal ini dilakukan karena, penulis memandang bahwa metode ini dapat inembanru dalam memecahkan masalah yang akan diteliti sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah pemberian tugas untuk menghafal teks pidato selama dua minggu hal ini dilakukan supaya siswa dapat termotivasi dan mendapat dukungan serta bimbingan dari orang tuanya. Populasi penelitian yang penulis gunakan adalah semua siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 2 siswa. Mengingat penelitiannya dilakukan dalam satu kelas maka penulis dalam penelitian ini menggunakan populasi sampel penuh. Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis iakukan, penulis menarik simpulan sebagai berikut: (1) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 dalam berpidato dengan menggunakan rnetode memorizer belum baik. Karena berdasarkan hasil analisis persentase keseluruhan yang diperoleh siswa mencapai 47.6%. (2) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 kemampuan menggunakan intonasi dalam berpidato dengan metode memorizer masih kesulitan. Karena berdasarkan hasil analisis persentase mencapai rata-rata 47.7%. Dari nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, yaitu dari segi vokal mencapai 47.9 %, dari segi konsonan mencapai 47.3 %, dari segi tekanan mencapai 47.8 %, dari segi nada irama mencapai 47.6 %, dan dari segi kelancaran mencapai 47.9 %. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012masih perlu latihan dan bimbingan dari guru dalam berpidato dengan menggunakan metode memorizer. Kata kunci : Pidato/Memorizer PENDAHULUAN Oleh karena itu, bahasa sangat diperlukan mengingat Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling bahwa manusia mempakan makhluk sosial yang tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat dalam artian akan lepas dari hubungan berkomunikasi dengan bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, sesamanya. Keraf (1989:4) mengemukakan, gagasan, konsep, atau perasaan. Maka bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena bahasa tidak Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perumusan maksud kata, melahirkan saja membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi perasaan kita dan memungkinkan kita dengan bahasa pendengar dapat melakukan kegiatan menciptakan kerjasama, dengan sesama warga, yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara. la mengatur berbagai macam aktivitas
3 kemasysrakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Keefektifan komunikasi melalui bahasa akan ditentukan apabila kita menguasai keterampilan berbahasa. "Seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitankesulitan, karena apa yang dipikirkan atau yang dimaksud tidak akan sempurna dilahirkan kepada orang lain." (Keraf 1989:7). adi untuk menyampaikan suatu gagasan, konsep, atau perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain kita haras terampil dalam menggunakan bahasa dengan bahasalah kita akan lebih mudah untuk menyarapaikan apa yang akan kita sampaikan terhadap orang lain. Seseorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya memiliki keterampilan berbahasa karena seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Di samping kita harus memiliki keterampilan berbahasa kita juga harus terampil dalam berbicara dalam hal ini pidato, karena pidato merupakan penyampaian dan penenaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu meyakinkan pendengar untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan atau pesan yang disampaikannya, Kalau kita ingin terampil berpidato kita juga harus terampil dalam berbahasa, karena orang yang terampil dalam berbahasa belum tentu terampil dalam berbicara atau pidato. adi keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan keterampilan berbicara atau pidato. Kemampuan berpidato sangat penting untuk dimiliki semua siswa. Pidato merupakan faktor utama untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyampaikan pendapat, gagasan, dan informasi yang diperoleh siswa untuk disampaikan kepada orang lain. Orang yang telah menyelesaikan pendidikannya baik pendidikan formal atau informal, akan dituntut untuk memiliki keterampilan terutama pidato apalagi jika orang tersebut menjadi seorang pemimpin di lingkungan masyarakat atau di lingkungan organisasi. Maka mereka lebih mengupayakan supaya pidatonya lebih baik dan dapat menarik minat massa yang cukup banyak, di samping itu mereka dapat meyakinkan orang lain terhadap pola pikirnya baik itu pendapat, gagasan, atau idenya. KAIAN TEORI DAN METODE Landasan Pidato dengan Standar Kompetensi Lulusan Pembelajaran bahasa Indonesia dalam berpidato untok siswa kelas V diarahkan untuk meningkatkan kemmpuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga siswa dapat mengemukakan gagasan dan perasaannya dalam menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya, Dalam standar kompetensi lulusan dan standar isi dalam tnata pelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar (2007:12) mengemukakan, Berbicara. Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi. adi untuk pembelajaran pidato bagi siswa kelas V harus dilaksanakan oleh semua guru yang mengajar di sekolali dasar khususnva di kelas V dan hal ini sesuai dengan apa yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Keterampilan Berbahasa Meskipun secara alamiah orang dapat berbicara belum tentu setiap orang mampu berpidato. Berbicara dalam situasi formal tidak semudah yang dibayangkan orang apalagi untuk siswa SD yang belum pernah belajar berpidato. Karena pidato ini bersifat formal di samping memerlukan persiapan dan keterampitan berbahasa, dalam berpidato juga ada yang harus diperhatikan yaitu dari segi kemampuan berbahasa karena pidato merupakan komunikasi dua arah sehingga memerlukan bahasa yang runtut, dan tidak berbelit-belit. Maksudnya orang yang berpidato dari pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain harus tersusun dengan bahasa yang baik, bahkan ada kalanya seorang yang berpidato pembicaraannya terutama dari segi bahasa ada yang berbelit-belit, sehingga orang yang mendengarnya pun merasa kesulitan dalam mencari pokok pembicaraan yang dibicarakan oleh seorang pembicara. Menurat Sabarti Akhadiah, 1983 (Mukti & Arsjad) "Pada hakikatnya kekurangan bahasa itu bersumber pada manusia yang tidak terlepas dari unsur emotif dan afektif." Dalam hal ini kemampuan berbahasa oleh setiap orang yang akan melaksanakan pidato harus diperhatikan, tanpa ditunjang dengan bahasa yang baik maka pidato tidak akan berjalan dengan apa yang diinginkan oleh seorang pembicara Keraf (1989:4) mengemukakan, Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perutnusan maksud kata, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita
4 menciptakan kerjasama, dengan sesama warga. la mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Keterampilan Berbicara Dalam berpidato keterampilan berbicara sangat penting dimiliki oleh setiap pembicara. Sukses tidaknya seorang pembicara tergantung pada kemampuannya dalam berbicara. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk rnengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. ika komunikasi berlangsung tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka mimik pembicara. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar pembicara dapat menyampaikan informasi dengan efektif oleh karena itu setiap pembicara terlebih dahulu harus menguasai isi pembicaraannya dan bagaimana mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa seperti artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu pembicara membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan. Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus memperlihatkan keberanian, kegairahan, berbicara dengan jelas, dan tepat. Pendengar akan lebih tertarik dan senang kalau pembicara berbicara dengan jelas. Kemampuan Menulis Tarigan, (198:1) menyatakan, "Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu." adi jelas penulis dapat simpulkan untuk melahirkan sebuah ide, gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang yang dihasilkan oleh setiap orang dengan adanya kemampuan menulis, apabila orang lain dapat membaca lambang-lambang dan mampu memahami apa yang ditulis oleh penulisnya. Begitu juga dengan kemampuan berbicara tidak hanya mempunyai hubungan timbal balik dengan kemampuan mendengarkan, tetapi juga berhubungan dengan kemampuan menulis dsn membaca karena sebelum orang berbicara pada umumnya memerlukan persiapan menulis dan membaca baik itu untuk mempersiapkan pidato, diskusi, atau seminar. Dengan demikian menulis juga harus dapat dikuasai oleh seorang yang akan berpidato baik dari segi penyusunan kalimat, tanda baca, dan bahasa yang akan dijadikan sebuah pembicaraan dalam menyusun pidato. Kemampuan Berpidato Pada hakekatnya setiap orang mempunyai keinginan untuk menyampaikan pengalamannya, pengetahuan, dan pendapatnya untuk disampaikan kepada khalayak ramai salah satunya dengan berpidato, karena pidato merupakan suatu berbicara untuk mempengaruhi orang lain tanpa adanya kemampuan berpidato maka orang yang akan menyampaikan suatu gagasan atau pendapatnya tidak mungkin gagasan atau pendapatnya dapat diterima oleh orang yang medengarkannya karena ketidak jelasan dalam menyampaikan pidatonya, Setiap orang belum tentu mampu untuk berpidato, meskipun secara alamiah orang dapat berbicara. Dalam buku Retorika (My, 1994 : 2) "Qui ascendit sine labore discendit sine honors," (Clearo dama de Oratore). "Barang siapa yang naik ke mimbar tanpa persiapan, ia akan turun tanpa kehormatan." adi jelas bahwa berpidato memerlukan persiapan, sebelum orang melaksanakan pidatonya Orang yang pandai sekalipun kalau ingin lebih baik dalam berpidatonya harus lebih mempersiapkan diri apalagi jika orang tersebut belum berpengalaman dalam hal berpidato, Dalam berpidato kapan saja dimana saja resmi atau tidak resmi sekalipun hendaknya sebelum melaksanakan pidato harus selalu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, karena belum menjadi jaminan bagi setiap orang pintar dapat berpidato dengan baik tanpa adanya sebuah persiapan terlebih dahulu. Untuk mencapai tujuan dalam berpidato dan supaya dapat diterima oleh orang lain atau pendengar, sebelum tampil berpidato perlu latihan dan persiapan semaksimal mungkin. Metode Penelitian Karena penulis menganalisis kemampuan berpidato siswa kelas V dengan metode mengingat dan yang menjadi kesulitan siswa dalam berpidato, maka penelitian ini bersipat kualitatif dalam pendekatan observasi langsung terhadap siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut secara perseorangan dilihat dari segi kemampuan berpidato dan kesulitan yatig dialami siswa dalam berpidato dengan metode mengingat. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arikunto, (2006: 16). Dalam pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan permuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. adi pengobservasian dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Didalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
5 adi kesimpulan penulis, dalam penelitian ini sangat tepat menggunakan metode observasi untuk mengetahui kemampuan berpidato siswa dengan metode mengingat. Teknik Penelitian Penelitian Pidato ini bersipat kualitatif dengan cara observasi langsung. Sejauh mana kemampuan siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut dalam belajar berpidato secara perseorangan dan kesulitan apa yang dialami siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode mengingat. Dalam teknik penelitian yang dilakukan untuk mengobservasi siswa dalam berpidato, penulis dalam teknik penelitian ini menggunakan teknik tes dengan menggunakan rekaman suara. Sedangkan untuk kajian teori dalam penelitian ini, peaulis mengambil beberapa sumber kajian diantaranya: kajian pustaka, dari beberapa buku sumber yang mendukung terhadap penelitian ini. Salah satunya yang berjudul "Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI (Trimansyah, 2004:2) dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data Hasil Penelitian Sesuai dengan judul skripsi, penulis hanya menganalisis kemampuan berpidaro siswa dengan metode memorizer dan penyebab kesulitan siswa dalam berpidato. adapun aspek-aspek yang penulis analisis adalah sebagai berikut: 1. Kemapuan siswa dalam berpidato yang berhubungan dengan penggunaan dan segi vokal, konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran pidato. 2. Penyebab kesulitan-kesulitan siswa dalam berpidato dilihat dan hal yang dianalisis oleh penulis seperti, vokal. konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran berpidato dan jumlah keseluruhan hasil rata-rata yang diperoleh seluruh siswa. Hasil analisis dan setiap pidato siswa. penulis akan uraikan sebagai berikut: 1. Abdul Tasdik dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 2. Santika dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 3. Tita dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 2 4. Aceng Niptah dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai =. Asep dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = Ade Rosadi dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = Abdul Roni dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 8 8. Ade Ansori dalam keiiiampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = Dede Solehah dalam kemampuan berpidato mempeioleh jumlah nilai = Dayu Permana dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai = 60 Hasil Analisis Data Setelah penulis menganalisis 2 siswa SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer menghasilkan nilai keseluruhan adalah Kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer menghasilkan nilai sebagai berikut; a. vokal dengan jumlah nilai 1198, b. konsosnan dengan jumlah nilai 1183, c. tekanan dengan jumlah nilai 1 19, d. nada/irama dengan jumlah nilai 1189, e. kelancaran dengan jumlah nilai Hasil dari setiap komponen adalah sebagai berikut, 1. Kemampuan berpidato dengan metode memorizer dari nilai keseluruhan N NKS = 47,6% S 1191 = = 2 NKS = Nilai keseluruhan yang diperoleh oleh masing-masing siswa.
6 N = Nilai S = Banyak sampel 2. Kesulitan yang dialami siswa dengan menggunakan metode memorizer dari nilai keseluruhan, yaitu: a. segivokal, KK = 47,9% S b. segi konsonan, c. segi tekanan, 1198 = = = = = = 2 d. segi nada/irama, 1189 = = 2 e. segi kelancaran = = 2 47,3% 47,8% 47,6% 47,9% Keterangan: KK = Nilai keseluruhan komponen yang dianalisis = umlah komponen keseluruhan yang diperoleh siswa S = Sampel yang dianalisis KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis mengenai kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer dan penyebab kesulitan berpidato dengan menggunakan metode memorizer pada siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, penulis mengambil simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa dalam berpidato menggunakan metode memorizer behun ada pengaruhnya terliadap perkembangan kemampuan siswa dalam belajar berpidato. 2. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 masih mengalami kesulitan dan tidak ada perubahan yang beraiti dalam menggunaan intonasi dalam berpidato. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (6nd). PT Rineka Cipta : akarta. Arsjad, G. & U.S, M. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Erlangga : akarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yangdisempumakan. (2nd) : akarta. Departemen Pendidikan Nasional. (200). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (3nd). Balai Pustaka : akarta. Keraf. (1980). Komposisi. Ende Plores : Nusa lndah.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK
KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi kemampuan menulis teks pidato siswa berdasarkan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN
MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2011-2012 Eka Permata Sari 10211014 STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Skripsi
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Atik Karwati 1021.1054 DAN SEKOLAH T INGG I KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar, karena dengan bahasa diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah. peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah mendasar dalam dunia pendidikan ini di samping masalah peningkatan kualitas untuk memenuhi kebutuhan akan pemerataan dalam memperoleh pendidikan, juga masalah
Lebih terperinciKata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NENI TRISNANINGSIH 1021.0995 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang guru mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Agar proses belajar tidak ada
Lebih terperinciJurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo
Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas/Semester : II/ Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : x 5 menit Standar Kompetensi : Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan Kompetensi Dasar : Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya
Lebih terperinciMAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447
Lebih terperinciSUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PEDOMAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS X SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SUWANGSIH 1021.0575 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 TAROGONG GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Susilawati 1021.0943 DAN
Lebih terperinciMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan
Lebih terperinciMAKALAH. Oleh NURDIANTI
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh NURDIANTI 10.21.0892
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL(CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN MANDALASARI 4 KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki untuk dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH Oleh Dede Anisa 1021.0537 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciBAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)
8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinci35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)
32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia memiliki kecenderungan untuk berpikir, menyatakan pendapat, keinginan, perasaan serta pengalaman-pengalamannya. Di samping itu, manusia
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK
Lebih terperinciNeneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ZIG SHAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS VIII SMPN KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 Neneng Kuswati
Lebih terperinciMAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
MAKALAH JURNAL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT DENGAN TEKNIK MENYUSUN KATA ACAK SISWA KELAS III SDN TAMBUN 06 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Disusun Oleh : Nama : Setyo Puji Rahayu Utami Nim : 06.21.0249 PROGRAM
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN
PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Seli Nur Samsiah 1021.0494 DAN SEKOLAH T INGG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAHASA INDONESIA. Berbicara untuk Keperluan Akademik. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: BAHASA INDONESIA Berbicara untuk Keperluan Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Menurut Lagousi (1992: 25),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan
Lebih terperinciSILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk bermasyarakat. Untuk memenuhi fungsi kemasyarakatan digunakan bahasa sebagai alat komunikasi utama. Bahasa adalah sekumpulan bunyi yang diucapkan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBINAAN PROGRAM STUDI TAHUN ANGGARAN 2011
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBINAAN PROGRAM STUDI TAHUN ANGGARAN 2011 KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNINERSITAS HASASANUDDIN OLEH Dr. Hj. Nurhayati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD
MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD Oleh : NAMA : EKA KARTIKA NIM : 1021.0735 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam
881 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui berbicara, seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ada empat keterampilan berbahasa yang harus diperhatikan. Keterampilan tersebut meliputi kemampuan menyimak, berbicara,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
Lebih terperinci07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting karena tidak hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan untuk penguasaan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciNaskah Ujian Praktik Kelas VI
Naskah Ujian Praktik Kelas VI A. Identitas Naskah 1. Nama Sekolah : MI Negeri Anjatan 2. Kelas : VI (enam) 3. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 4. Hari, tanggal : Rabu, 23 April 2014 5. Alokasi Waktu :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa merupakan interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa khususnya Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki arti dan peranan penting bagi siswa dan di Sekolah Dasar merupakan landasan kemampuan berbahasa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciMENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI
MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI Asep Jaenudin 08.21.0397 Asep_doankk@yahoo.com STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Judul skripsi ini adalah Pembelajaran
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan
Lebih terperinciSILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN
SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik
Lebih terperinciBahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII Kelas VII Maryati Sutopo PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti
MODEL PEMBELAJARA MEULIS PARAGRAF IDUKTIF MELALUI PEDEKATA KOTEKSTUAL DI KELAS V SDS WIDU PUTRA Wiwin Widianti wwidianti70@yahoo.com Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SEKOLAH TIGGI KEGURUA DA ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut
Lebih terperinciOleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VI SD. MATHLA UL KHAIRIYAH BANDUNG Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah e-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,
Lebih terperinciPENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP
PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PUTRI AYU HANDAYANI NIM:08030053 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah di ajarkan mulai jenjang pendidikan
Lebih terperinciSILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan Laporan Mencatat pokok-pokok antara fakta Laporan kegiatan isi laporan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding. 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Konsep Dasar Berbicara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari asumsi bahwa bahasa merupakan sarana berkomunikasi antar manusia untuk memperoleh informasi yang penting. Penguasaan berbahasa dapat diperoleh melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai hal yang dipaparkan pada sub bab, yakni latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
Lebih terperinciketerampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis
1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bercerita diperoleh lewat komunikasi dalam keluarga dan juga dikembangkan secara sistematis di dalam pembelajaran formal di sekolah. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Yani Kusmayani 1021.0473 DAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pemikiran dan perasaan. Di dalam komunikasi manusia menyampaikan pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperincimelakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat(dengan perkataan,
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat memberikan informasi atau menyampaikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinci