Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Kedua Menggunakan BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) 960

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Kedua Menggunakan BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) 960"

Transkripsi

1 Naskah Asli Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Kedua Menggunakan BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) 960 Yuni Rukminiati Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI rukminiati@litbang.depkes.go.id Abstract The emergence of Multidrug resistance tuberculosis (MDR TB) is a failure treatment caused by Mycobacterium tuberculosis is real threat for TB control program. Second line drugs were using for person who has MDR TB. The objective of this study was to evaluate the Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT) 960 System as media for testing of Mycobacterium tuberculosis susceptibility to second line drugs. Levels of high sensitivity and specificity, and time of the testing time is the parameter being assessed. Thirty MDR TB isolates were tested for susceptibility to ofloxacin, amikacin, and kanamycin by MGIT 960, and the result were compared to those obtain with proportion method on Lowenstein Jensen media, considered a reference method. Results for ofloxacin showed sensitivity 100% and specificity 75%, whereas for amikacin sensitivity 96% and specificity 100%; kanamycin sensitivity showed both specificity of 100%. The time required to obtain result was faster compared to the reference method, with an average of 9 days by the MGIT960. Keyword : MDR-TB, Secondline drugs of Tuberculosis, MGIT 960 Pendahuluan Setiap tahun di Indonesia ditemukan 250 ribu kasus baru tuberkulosis dengan sekitar 140 ribu kematian. Sebagian penderita tuberkulosis berada di golongan usia produktif (15-55 tahun). Tuberkulosis dapat diobati dengan efektif menggunakan obat anti tuberkulosis (OAT) lini pertama seperti isoniazid, rifampisin, ethambutol dan pirazinamid. Jika penderita tuberkulosis tidak melakukan pengobatan dengan benar maka dapat mengakibatkan terjadinya resistensi obat. Pada tahun 1990-an terjadi Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB) yang membutuhkan pengobatan lini kedua. MDR-TB merupakan resistensi obat terhadap setidaknya 2 obat tuberkulosis lini pertama yaitu rifampisin dan isoniazid yang merupakan dua OAT paling penting dalam pengobatan tuberkulosis. Kecepatan dan keakuratan hasil uji kepekaan M. tuberculosis terhadap obat anti tuberkulosis lini kedua akan membantu klinisi membuat keputusan dalam pemilihan terapi obat dan membantu untuk mencegah penyebaran MDR TB. Di Indonesia saat ini uji kepekaan yang dipakai adalah dengan metode proporsi agar. Metode ini menggunakan media Lowenstein Jensen (LJ) yang merupakan gold standard yang sensitif tetapi membutuhkan waktu lama untuk pertumbuhan bakteri (umumnya 21 hari semenjak awal uji). Media cair seperti BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT) 960 mengurangi waktu pertumbuhan bakteri bila dibandingkan dengan pada media padat. Pada Juni 2007 WHO 43

2 merekomendasikan penggunaan media cair untuk kultur dan DST (Drug Susceptibility Testing) bagi negara miskin dan berkembang untuk menghadapi epidemik HIV-TB dan uji resistensi obat TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji kepekaan menggunakan media BACTEC MGIT 960 dan membandingkan hasil uji tersebut dengan uji kepekaan menggunakan media Lowenstein Jensen. Metode Penelitian eksperimental dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FKUI pada April 2008 hingga Mei 2009 menggunakan 30 isolat M. tuberculosis yang berasal dari isolat stok Departemen Mikrobiologi FK- UI dari tahun isolat kontrol sensitif menggunakan strain H37Rv sedangkan isolat kontrol resisten obat antituberkulosis lini kedua (amikasin/kana misin serta resisten ofloksasin) meng - gunakan isolat yang berasal dari WHO Supranational Reference Lab. Nework (IMVS Australia). Pada penelitian ini uji kepekaaan OAT lini kedua (menggunakan oflokasin, amikasin, dan kanamisin) dengan BACTEC MGIT 960 dikembangkan, dan diuji kecepatan dan akurasinya. Semua isolat disubkultur pada media Lowenstein Jensen (LJ) sebelum diuji dengan obat anti- tuberkulosis. Obat anti tuberkulosis lini kedua yang digunakan adalah ofloksasin (2 µg/ml), amikasin (1 µg/ml) dan kanamisin (5 µg/ml) yang berasal dari SIGMA yang dilarutkan dengan akuades steril dan disimpan pada suhu C. Penghitungan konsentrasi antibiotik berdasarkan protokol dari WHO Supranational Reference Laboratory Network (IMVS Australia). 5,6,7 Persiapan Suspensi Bakteri Bakteri disubkultur pada medium LJ. Disiapkan 3 botol dengan masing-masing diberi tulisan HEAVY 1(H1), HEAVY 2((H2) dan LIGHT (L) untuk pengenceran suspensi bakteri. Uji kepekaan dilakukan pada bakteri yang berumur 3-4 minggu. Dibuat suspensi bakteri yang densitasnya disetarakan dengan Mc Farland 0,5 (H1). 5,6,7 Kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi serial yaitu 1 ml suspensi bakteri tersebut selanjutnya dipindahkan ke tabung yang berisi akuades 4 ml (H2). Kemudian 100 µl suspensi bakteri dari botol H2 dipindahkan ke dalam tabung yang berisi 10 ml aquades (L). Uji Kepekaan 500 µl larutan botol H2 dipindahkan ke dalam tabung MGIT berlabel obat yang telah dipersiapkan dan 500 µl suspensi bakteri dari botol L dipindahkan ke dalam tabung MGIT berlabel kontrol yang telah dipersiapkan. Tabung MGIT kontrol dan tabung yang berisi obat ditempatkan dalam rak khusus dan dimasukkan ke dalam mesin MGIT. Hasil pemeriksaan di- dapatkan dari mesin setelah inkubasi 5-19 hari. Mesin MGIT akan mengeluarkan sinyal merah (positif) bila Growth Unit (GU) dalam tabung 400. Hasil uji ke- pekaan dengan media BACTEC MGIT 960 dibandingkan dengan uji kepekaan menggunakan media Lowenstein Jensen (gold standard). Analisis Data Data hasil uji kepekaan OAT lini kedua akan dianalisis menggunakan uji sensitifitas dan spesifisitas. 44 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol : 43-47

3 Uji Kepekaan Obat..(Yuni Rukminiati) Hasil dan Pembahasan Uji Kepekaan Tabel 1 menunjukkan hasil uji kepekaan obat anti tuberkulosis lini kedua menggunakan media BACTEC MGIT 960 dan uji kepekaan menggunakan media Lowenstein. Tabel 1. Hasil uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT lini kedua OAT (µg/ml) Ofloksasin (2 µg/ml) Amikasin (1 µg/ml) Kanamisin (5 µg/ml) Hasil Uji Kepekaan MGIT 960 Lowenstein Jensen Sensitif Resisten Sensitif 26 1 Resisten 0 3 Sensitif 21 0 Resisten 1 8 Sensitif 26 0 Resisten 0 4 Sensitifitas (%) Spesifisitas (%) Waktu Uji Kepekaan Pada penelitian ini, uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT lini kedua pada BACTEC MGIT 960 memberikan sinyal positif pada hari 5-12(rata-rata 9 hari). Pembahasan Ofloksasin Pada penelitian ini terlihat bahwa uji kepekaan dengan MGIT 960 memberikan hasil yang sama dengan uji pada standar baku yaitu menggunakan media Lowenstein Jensen, terdapat 1 sampel yang memberikan hasil yang berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian Martin (2008) tentang uji kepekaan M. tuberculosis menggunakan MGIT manual di Brasil pada 188 isolat menunjukkan hasil 147 isolat (78 %) sensitif dan 41 isolat (21 %) resisten terhadap ofloksasin. Fluorokuinolon merupakan OAT lini kedua yang paling potensial untuk pengobatan MDR-TB karena mempunyai efek bakterisida yang cukup kuat. Ofloksasin merupakan turunan fluorokuinolon yang bekerja dengan menghambat enzim DNA gyrase sehingga proses replikasi dan transkripsi DNA M. tuberculosis terhambat. Resistensi M. tuberculosis terhadap ofloksasin terjadi karena mutasi pada subunit A (gen gyr A) pada DNA gyrase. Critical concentration untuk ofloksasin adalah 2 µg/ml. 7,8,9, Amikasin Pada uji kepekaan dengan menggunakan amikasin terlihat bahwa hasil yang didapat hampir sama dengan 45

4 hasil uji kepekaan menggunakan media LJ, hanya 1 sampel yang memberikan hasil yang berbeda dengan nilai sensitifitas 95,5% serta spesifisitas 100%. Penelitian yang dilakukan Kruuner (2005) pada 133 isolat yang dilakukan uji kepekaan amikasin dengan konsentrasi 1 µg/ml meng- gunakan media MGIT 960 menunjukkan hasil 108 isolat (81,20 %) sensitif dan nilai spesifisitas uji ini adalah 96 % serta spesifisitasnya 99 %. Sensitifitas dan spesifisitas MGIT 960 yang tinggi mem- perlihatkan bahwa MGIT 960 baik untuk uji kepekaan M. tuberculosis terhadap amikasin. Amikasin merupakan obat suntik yang golongan aminoglikosida yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dengan mengikat ribosom 30S. Aminoglikosida hanya bekerja pada bak- teri yang sedang membelah, oleh karena itu antibiotik ini hanya berguna pada pengobatan fase induksi. Amikasin umum- nya aktif terhadap mikobakterium yang sudah resisten terhadap streptomisin. Kanamisin Pada penelitian ini didapatkan hasil yang sama dengan uji kepekaan menggunakan media LJ. Pada penelitian Bastian (2001) tentang uji kepekaan kanamisin pada MGIT dengan konsentrasi kanamisin 5 µg/ml didapat nilai sensitifitas 100 % dan spesifisitas 97 % dengan waktu rata-rata hasil uji kepekaan M. tuberculosis terhadap kanamisin adalah 5,1 hari. Kanamisin merupakan OAT yang berperan dalam menghambat sintesis protein dengan mengikat ribosom 30S. Uji kepekaan terhadap obat antituberkulosis konvensional membutuhkan waktu 3 sampai 8 minggu untuk mengidentifikasi strain sensitif atau resisten terhadap OAT. Medium cair seperti Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT) membutuhkan waktu inkubasi kurang lebih 15 hari untuk menumbuhkan M. tuberculosis, 1-2 minggu lebih cepat bila dibandingkan pertumbuhannya pada media padat. Hal ini sesuai dengan Martin (2008) bahwa penggunaaan media padat dibutuhkan 3 sampai 8 minggu untuk mengetahui strain yang sensitif atau resisten terhadap OAT, sedangkan media cair dapat membantu mempersingkat lamanya pemeriksaan, yaitu 15 hari. 10 Pada Juni 2007 WHO merekomendasikan penggunaan media cair untuk kultur dan uji kepekaan bagi negara sedang berkembang untuk menghadapi epidemi HIV-TB dan resistensi obat TB, MGIT merupakan metode yang sensitif dan cepat untuk uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT lini pertama tetapi belum ada metode uji standar untuk OAT lini kedua. Diagnosis laboratorium MDR-TB dan XDR TB (extensively drug resistant TB) menggunakan BACTEC MGIT 960 untuk obat lini kedua yang diaplikasikan langsung pada sampel sputum dapat menghemat waktu pemeriksaan. Tidak tersedianya kit komersial OAT lini kedua sepertinya OAT lini pertama yang dikenal sebagai kit SIRE menyebabkan pembuatan larutan kerja obat harus dipersiapkan secara akurat. Kualitas kontrol menggunakan strain H37Rv sebagai kontrol sensitif dan strain yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis lini kedua harus selalu dilakukan untuk mening- katkan keakuratan hasil uji. Selain itu pembacaan hasil resisten atau sensitif tidak secara otomatis dibaca oleh alat seperti halnya pada lini pertama. Hasil harus dianalisis secara manual dengan melihat nilai Growth Unit (GU) yang dikeluarkan oleh 46 Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol : 43-47

5 Uji Kepekaan Obat..(Yuni Rukminiati) alat. Jika nilai GU 400 maka dikatakan isolat tersebut resisten. Kesimpulan Penggunaan media BACTEC MGIT 960 untuk uji kepekaan obat anti tuberkulosis mempunyai kelebihan yaitu hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan Lowenstein Jensen (LJ) dengan hasil yang sama akurat dan sensitif. Sedangkan kekurangannya dibandingkan dengan LJ yaitu membutuhkan biaya yang lebih mahal dan tingkat kontaminasi pengujian menggunakan MGIT 960 juga tinggi. Ucapan Terima Kasih Terima kasih dan penghormatan kami sampaikan kepada Laboratorium Mikro- biologi FKUI untuk kesempatan yang telah diberikan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Daftar Rujukan 1. Lembar Fakta TB. Diunduh 2009 Mei 3 dari _TB.pdf. 2. Jawetz, Melnick dan Adelberg s..medical microbiology, ed.23. California: Appleton and Lange p.319, Clinical Microbiology Reviews, July 2003, p Sjahrurachman Agus. Kultur dan uji kepekaan M. tuberculosis terhadap obat anti tuberculosis lini pertama. Departemen Kesehatan RI World Health Organization(WHO). Policy Guidance on Drug Su ceptibility Testing (DST) of Second-line Anti-Tuberculosis Drugs, Final Draft. Geneva, October SOP BACTEC MGIT 960 SIRE Kit, Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis. Lab. Mikrobiologi Klinik FKUI 7. Protokol pemeriksaan uji resistensi berdasarkan Guidelines for drugs susceptibility Testing For Second-Line anti Tuberculosis for Dots-Plus tahun Martin A, von Groll A, Fissette K, Palomino J.C, Varaine F, Portaels F. Rapid detection of Mycobacterium tuberculosis Resistance to Second-Line Drugs by Use of the Manual Mycobacterium Growth Indicator Tube System. J. Clin. Microbiol (12); Armen Muchtar. Farmakologi Obat Antituberkulosis (OAT) Sekunder. J. Tuberkulosis Indonesia 3(8), World Health Organization. XDR- TB, Extensively Drug-Resintant Tuberculosis. Diunduh 2007 Juli 23 dari www. who.int/xdrmap_20june_en.pdf. 11. Hillemann D, Weizenegger M, Kubica T, Richter E, Niemann S. Use of Genotype MTBDR Assay for Rapid Detection of Rifampin and Isoniazid Resistance in Mycobacterium tubeculosis Complex Isolates. J. Clin. Microbiol. Aug. 2005, p Bastian I, Rigouts L, Palomino J. C, Portaels F. Kanamycin susceptibility testing of Mycobacterium tuberculosis using Mycobacterium Growth Indicator Tube and a colorimetric method. Antimicrob. Agents Chemother :

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si.

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si. ABSTRAK PERBANDINGAN UJI KEPEKAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS METODE RESAZURIN MICROTITER ASSAY DENGAN METODE PROPORSIONAL LOWENSTEIN JENSEN PADA STRAIN Mycobacterium tuberculosis YANG RESISTEN Veronica Patricia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan

Lebih terperinci

UJI KEPEKAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS

UJI KEPEKAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS UJI KEPEKAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS Ning Rintiswati Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM Abstract Tuberculosis (TB) still a serious problem globally. WHO

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii ABSTRACT Background : Tuberculosis is a leading cause disease of death in infectious diseases. Until now there are many cases of M. tuberculosis resistance to primary choice anti tuberculosis drugs (ATD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Permasalahan Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB masih menjadi permasalahan kesehatan utama secara global,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru tetapi juga dapat mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari

Lebih terperinci

Medula Vol. 2 No. 2 April 2015 E-ISSN

Medula Vol. 2 No. 2 April 2015 E-ISSN Perbandingan Metode Proporsi dengan Metode Resazurin Microtiter Assay (Rema) untuk Deteksi Mycobacterium tuberculosis yang Resisten Terhadap Rifampisin 1 Yenti Purnamasari, 2 Sartini, 2 Faisal Attamimi,

Lebih terperinci

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA Sumardi Divisi Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUGM / KSM Pulmonologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Abstract Tuberculosis treatment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis) yang dapat mengenai berbagai organ tubuh, tetapi paling sering mengenai

Lebih terperinci

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan manusia tiap tahunnya dan menjadi penyebab kematian kedua dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH : Steven Hermantoputra NRP : 1523011019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB paling sering menjangkiti paru-paru dan TB paru sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk desain penelitian yang akan digunakan adalah bentuk deskriptif cross sectional untuk mengetahui pola sensitivitas Mycobacterium tuberculosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Mycobacterium non tuberculosis pertama kali ditemukan pada abad ke 19 ketika penyakit mirip tuberculosis teridentifikasi pada ayam. Pada 1930, Mycobacterium non tuberculosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia tiap tahun dan menduduki peringkat nomor dua penyebab

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI,

BAB I PANDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah. menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI, BAB I PANDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mycobacterium Tuberculosis (MTB) telah menginfeksi sepertiga pendududk dunia (Depkes RI, 2002). Tahun 1993 WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis tuberkulosis (TB) paru pada anak masih menjadi masalah serius hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena kesulitan yang dihadapi untuk mendiagnosis TB paru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya sering menyerang paru, tetapi juga bisa menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru (pulmonary tuberculosis),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis di Indonesia merupakan masalah utama

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-JUNI 2013 SKRIPSI Oleh: SITI AMINAH K100090017 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis Tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap dua atau lebih Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang secara klinik terjadi akibat dari keberadaan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang paru (DepKes RI, 2005).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

The burden of MDR/XDR Tuberculosis

The burden of MDR/XDR Tuberculosis The burden of MDR/XDR Tuberculosis Department of Pulmonology and Respiratory Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia Dr. dr. Erlina Burhan MSc. Sp.P ( K ) eburhan@yahoo.com Tuberkulosis Resisten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan. oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan. oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012, BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen.menurut WHO tahun 2012, penyakit infeksi membunuh 3,5 juta orang tiap tahunnya. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar tuberkulosis menyerang organ paru-paru, namun bisa juga

Lebih terperinci

25 Universitas Indonesia

25 Universitas Indonesia 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) untuk mengetahui pola resistensi bakteri terhadap kloramfenikol, trimethoprim/ sulfametoksazol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tuberkulosis (TB) dunia oleh World Health Organization (WHO) yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pasien TB terbesar

Lebih terperinci

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Inayati* Bagian Mikrobiologi Fakuktas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN RAWAT INAP TB MDR (Tubercuosis Multi Drug Resistance) DEWASA DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh: SETIYANI DEWI UNTARI K100140175

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberkulosis. Umumnya bakteri ini menyerang paru

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Jenis kelamin pasien TB-MDR pada penelitian ini lebih banyak pada pasien laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang segala usia maupun jenis kelamin. Gambaran penyakit ini

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Depertemen Kesehatan RI (2008) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Sampai saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Triple burden disease yang tengah dihadapi Indonesia menimbulkan sejumlah permasalahan. Masalah yang timbul bukan hanya seputar mewabahnya penyakit menular baru,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi oleh masyarakat dunia. Saat ini hampir sepertiga penduduk dunia terinfeksi kuman

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB-MDR. Priyanti Z Soepandi

DIAGNOSIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB-MDR. Priyanti Z Soepandi DIAGNOSIS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB-MDR Priyanti Z Soepandi Departemen Pulmonologi & Ilmu kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Di Indonesia, TB merupakan masalah

Lebih terperinci

Uji Kepekaan Mycobacterium sp. terhadap Isoniazid (INH) Menggunakan Metode Rasio Resistensi secara In Vitro

Uji Kepekaan Mycobacterium sp. terhadap Isoniazid (INH) Menggunakan Metode Rasio Resistensi secara In Vitro ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Uji Kepekaan Mycobacterium sp. terhadap Isoniazid (INH) Menggunakan Metode Rasio Resistensi secara In Vitro Sensitivity test of Mycobacterium sp. against Isoniazid (INH)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan stok barang yang akan dijual atau digunakan pada periode waktu tertentu. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada sebuah risiko,

Lebih terperinci

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan TB MDR Man-made phenomenon Akibat pengobatan TB tidak adekuat: Penyedia pelayanan

Lebih terperinci

Unnes Journal of Life Science

Unnes Journal of Life Science Unnes J Life Sci 2 (1) (2013) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/unnesjlifesci UJI RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai. manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai. manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Infeksi Mycobacterium menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Spesies yang paling terkenal dari genus ini adalah Mycobacterium tuberculosis, yang menyebabkan tuberculosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang disebabkan oleh resistensi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) terhadap minimal dua jenis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik 81 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian 82 83 84 Lampiran 3. Surat Ijin Pembelian Bakteri 85 Lampiran 4. Rancangan Anggaran Biaya 86 Lampiran 5. Lembar penjelasan

Lebih terperinci

ABSTRACT. MECHANISM OF DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS AND ITS PREVENT (Literature Study) Ratih Andriana M., July Tutor: J. Teguh widjaja, dr., SpP.

ABSTRACT. MECHANISM OF DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS AND ITS PREVENT (Literature Study) Ratih Andriana M., July Tutor: J. Teguh widjaja, dr., SpP. ABSTRAK MEKANISME TERJADINYA RESISTENSI KUMAN TUBERKULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS DAN PENCEGAHANNYA (Studi Kepustakaan) Ratih Andriana M., Juli 2001. Pembimbing: J. Teguh Widjaja, dr., SpP. Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mutschler, 1991). Tuberculosis (TB) menyebar antar individu terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder, yaitu data hasil uji kepekaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB

PEMBAHASAN. 1. Air beroksigen 2. Pemakaian masker 3. Rokok elektronik 4. Iklan kanker paru 5. MDR TB PENDAHULUAN Organisasi dokter paru di Indonesia 680 anggota di seluruh Indonesia Mempunyai tanggung jawab ilmiah dan moral untuk kesehatan paru di Indonesia Memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas ABSTRAK SPESIFISITAS DAN SENSITIVITAS PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TBC DIBANDINGKAN PEMERIKSAAN KULTUR TBC PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Penyakit tuberculosis

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Resiko 1

Identifikasi Faktor Resiko 1 IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug

Lebih terperinci

MULTI-DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS PADA ANAK: DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA

MULTI-DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS PADA ANAK: DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA MULTI-DRUG RESISTANT TUBERCULOSIS PADA ANAK: DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA Rina Triasih Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UGM/ RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta ABSTRAK MASIH KOSONG 12 13 Pendahuluan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain cross-sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder, yaitu data hasil uji kepekaan bakteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet atau percikan dahak yang menyebar

Lebih terperinci

DETEKSI RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTITUBERKULOSIS OFLOXACIN (OFL) PADA BERBAGAI KONSENTRASI

DETEKSI RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTITUBERKULOSIS OFLOXACIN (OFL) PADA BERBAGAI KONSENTRASI DETEKSI RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis TERHADAP OBAT ANTITUBERKULOSIS OFLOXACIN (OFL) PADA BERBAGAI KONSENTRASI (Detection of Mycobacterium tuberculosis Resistance to Anti-tuberculosis Drugs Ofloxacine

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT GANDA (TB ROG)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT GANDA (TB ROG) FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT GANDA (TB ROG) Aan Sri Andriyanti 1 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Epidemiologi Komunitas, Fakultas Kedokteran UNPAD.

Lebih terperinci

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI Deniariasih, N.W. 1, Ratnayani, K. 2, Yowani, S.C. 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk membandingkan kemampuan antibakteri ekstrak etanol daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper

Lebih terperinci

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3 INTISARI GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DENGAN DIAGNOSIS TB PARU DENGAN ATAU TANPA GEJALA HEMAPTO DI RSUD ULIN BANJARMASIN PADA TAHUN 2013 Ari Aulia Rahman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan Primer X dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Multidrug Resistant Tuberculosis (TB-MDR) 2.1.1 Definisi Multidrug resistant tuberculosis (TB-MDR) adalah tuberkulosis akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. teridentifikasi menginfeksi manusia pada tahun 1885,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mycobacterium non tuberculosis pertama kali. teridentifikasi menginfeksi manusia pada tahun 1885, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mycobacterium pertama kali teridentifikasi menginfeksi manusia pada tahun 1885, dan mengalami peningkatan prevalensi yang cukup signifikan pada tahun 1950-1980. Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji efektivitas pada antiseptik di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB), merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan tetap menjadi salah satu penyakit menular mematikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di berbagai negara di

Lebih terperinci

Laporan Akhir. Ning Rintiswati, SU Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Sekip Utara Yogyakarta 55281

Laporan Akhir. Ning Rintiswati, SU Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Sekip Utara Yogyakarta 55281 Laporan Akhir Penggunaan Microscopic Observation Drug susceptibility assay (MODS) untuk diagnosis dan tes sensitivitas TB pada pasien TB dan TB-HIV di Yogyakarta: analisis fisibilitas dan cost-efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Nasional di bidang kesehatan diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

Peran Intervensi Bedah dalam Tata Laksana Tuberkulosis Paru Resisten Obat

Peran Intervensi Bedah dalam Tata Laksana Tuberkulosis Paru Resisten Obat UPDATE KNOWLEDGE IN RESPIROLOGY & CRITICAL CARE Peran Intervensi Bedah dalam Tata Laksana Tuberkulosis Paru Resisten Obat Ridho Adriansyah 1, Gurmeet Singh 2, Zulkifli Amin 2, Anna Uyainah 2 1 Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

Lebih terperinci

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia ABSTRAK Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia Kirby Saputra, 2008 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri

Lebih terperinci

MDR-TB di RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014

MDR-TB di RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 MDR-TB di RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 Dwija, IBN. Putra *, N. M.Adi Tarini, Ni Nengah Dwi Fatmawati, N.N. Sri Budayanti Bagian/SMF MikrobiologiKlinik FK UNUD/ RSUP SanglahDenpasar,Bali Email : bio_dc9814@yahoo.com

Lebih terperinci

Validitas Metode Polymerase Chain Reaction GeneXpert MTB/RIF pada Bahan Pemeriksaan Sputum untuk Mendiagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis

Validitas Metode Polymerase Chain Reaction GeneXpert MTB/RIF pada Bahan Pemeriksaan Sputum untuk Mendiagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis Validitas Metode Polymerase Chain Reaction GeneXpert MTB/RIF pada Bahan Pemeriksaan Sputum untuk Mendiagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis Nurlina Sirait, 1 Ida Parwati, 2 Nina Susana Dewi, 2 Nida

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 1 GAMBARAN HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TB PARU BTA POSITIF YANG MENGGUNAKAN STRATEGI DOTS TIDAK MENGALAMI KONVERSI SPUTUM SETELAH 2 BULAN PENGOBATAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2004-2012 Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011;

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011; 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011; World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi masalah di Dunia. Hal ini terbukti dengan masuknya perhatian terhadap penanganan TB dalam MDGs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous. mycobacterium (NTM) semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous. mycobacterium (NTM) semakin meningkat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit paru akibat nontuberculous mycobacterium (NTM) semakin meningkat. Di negara-negara maju, seiring menurunnya kejadian tuberculosis paru dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. WHO menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk dunia tlah terinfeksi kuman Tuberkulosis.

Lebih terperinci

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: RINA BUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

Lebih terperinci