PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PELAKU USAHA TERHADAP KINERJA USAHA (Survey: Pelaku Usaha Mikro Kecil di Kawasan Universitas Lampung) (Skripsi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PELAKU USAHA TERHADAP KINERJA USAHA (Survey: Pelaku Usaha Mikro Kecil di Kawasan Universitas Lampung) (Skripsi)"

Transkripsi

1 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PELAKU USAHA TERHADAP KINERJA USAHA (Survey: Pelaku Usaha Mikro Kecil di Kawasan Universitas Lampung) (Skripsi) Oleh FEBITA MEUTIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

2 ABSTRACT THE INFLUENCE OF FINANCIAL LITERACY ON BUSINESS PERFORMANCE OF ENTREPRENEURS (Survey: Small Micro Business in the Area University of Lampung) By FEBITA MEUTIA Knowledge of finance need to be owned businesses / business to take advantage of the products and non-bank financial institution bank to be able to manage your finances well to be more prosperous. Based on the results of a national survey, financial literacy Indonesia are carried out by the FSA in 2013, the level of financial literacy Indonesian people is only of 21.84% with a rate of 59.74% financial inclusion. The majority of financial inclusion in Indonesia, located in the banking sector. For groups of medium, small and micro enterprises (MSMEs), the level of financial literacy of 15.68% with a rate of 53.34% financial inclusion. Financial literacy is the knowledge, confidence, and skills in managing finances. This experiment aims to find out how much the level of financial literacy and how they affect the performance of entrepreneurs in the area of Lampung University. In this study the variables used are: knowledge, comprehension, and utilization of the allegedly influence on business performance described by descriptive analysis and testing using multiple linear regression. The results showed that the lowest achievement in aspects of the understanding that there are only about %; and the percentage of the highest achievements are in the aspect of knowledge that is equal to 80%. Knowledge variable and comprehension a significant negative effect on the performance of the business, while only variable utilization positive and significant impact on business performance. It shows knowledge and understanding alone is not sufficient to improve business performance, meaning that required utilization or use of financial products to improve their business performance. Keywords: financial literacy, MSMEs, the performance of businesses.

3 ABSTRAK PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PELAKU USAHA TERHADAP KINERJA USAHA (Survey: Pelaku Usaha Mikro Kecil di Kawasan Universitas Lampung) Oleh FEBITA MEUTIA Pengetahuan tentang keuangan perlu dimiliki para pelaku usaha/bisnis agar dapat memanfaatkan produk lembaga keuangan bank dan non bank untuk dapat mengelola keuangan dengan baik agar lebih sejahtera. Berdasarkan hasil survei nasional, literasi keuangan Indonesia yang dilaksanakan oleh OJK pada 2013, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 21,84% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 59,74%. Mayoritas inklusi keuangan di Indonesia, berada di sektor perbankan. Untuk kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tingkat literasi keuangan sebesar 15,68% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 53,34%. Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan dalam mengelola keuangan. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat literasi keuangan serta pengaruhnya terhadap kinerja pelaku usaha yang berada di kawasan Universitas Lampung. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah: pengetahuan, pemahaman, dan pemanfaatan yang diduga berpengaruh terhadap kinerja usaha dijelaskan dengan analisis deskriptif dan pengujian menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian terendah yaitu terdapat di aspek pemahaman yang hanya berkisar 34,601%; dan persentase capaian tertinggi terdapat pada aspek pengetahuan yaitu sebesar 80%. Variabel pengetahuan, dan pemahaman berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja usaha, sementara hanya variabel pemanfaatan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. Hal tersebut menunjukkan pengetahuan dan pemahaman saja tidak cukup untuk meningkatkan kinerja usaha, artinya dibutuhkan pemanfaatan atau penggunaan produk keuangan untuk meningkatkan kinerja usaha. Kata Kunci: kinerja usaha, literasi keuangan, umkm.

4 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PELAKU USAHA TERHADAP KINERJA USAHA (Survey: Pelaku Usaha Mikro Kecil di Kawasan Universitas Lampung) Oleh FEBITA MEUTIA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

5

6

7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 November 1994, merupakan anak kandung dari pasangan Bapak Tatang Karnezi dan Ibu Fera Saffira. Pendidikan Penulis dimulai pada tahun 1999, penulis melewati masa kanak - kanak di TK Pertiwi Bandar Lampung, pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan di SDN 2 (Teladan) Rawalaut Bandar Lampung, dan menyelesaikannya pada tahun 2006, setelah itu Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 25 dan diselesaikan pada tahun 2009, kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun Setelah itu pada tahun yang sama Penulis melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Program S1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis. Pada semester IV atau lebih tepatnya tahun 2014 penulis melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) dengan mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan ke berbagai tempat yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak). Pada tahun 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Kabupaten Pesisir Barat, Kecamatan Pesisir Selatan.

9 PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan segala ridho-nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada kedua orang tuaku serta teman teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan seluruh pihak yang terlibat atas segala bantuan, dukungan serta motivasinya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan terutama kepada seluruh dosen ekonomi pembangunan dan dosen pembimbing yang telah bersabar dalam membimbing dan memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya, serta almamater kebanggaanku Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Saya berharap agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk menjadi referensi serta pedoman dalam penelitian selanjutnya.

10 MOTO Kesuksesan berbanding lurus dengan yang dilakukan, jadilah diri sendiri untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan apa yang kamu impikan. (Febita Meutia) Life must provide benefits to others. if people don't give the benefits to other people it equals not life. (Febita Meutia)

11 SANWACANA Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas kasih karunia-nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan Pelaku Usaha Terhadap Kinerja Usaha ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata Satu Ilmu Ekonomi di Universitas Lampung. Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas. Bimbingan, keteladanan dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh penulis mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung beserta jajarannya. 2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si., selaku sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

12 4. Bapak Thomas Andrian, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pelajaran, saran, motivasi dan bimbingan yang sangat berharga bagi Penulis. 5. Bapak Muhiddin Sirat, S.E., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan nasehat serta masukan yang sangat bermanfaat untuk Penulis. 6. Bapak Imam Awaluddin, S.E., M.E., selaku dosen Pembimbing Akademik. 7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 8. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini. 9. Ibu Suyati, Mas Ferry, Mas Ma ruf, Pak Kasim, dan Pak Rohaidi yang telah banyak membantu. 10. Keluargaku tercinta Ayah dan Ibu serta kakak yang senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. 11. Sahabat-sahabatku tersayang amoy, anin, biuzar yang selalu menghibur, terimakasih atas motivasi, support, serta canda tawa yang kalian berikan. 12. Sahabat-sahabat SMA tersayang laras, tata, dan varunisa yang selalu mendukung dapat menjadi pendengar yang baik, beruntung punya kalian. 13. Sahabat-sahabat kampus jurusan EP tersayang rini, rina dan devina yang baik dan selalu memotivasi dan mendampingi untuk menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman-teman KKN tersayang yose, dimas, arini, fauzi, dan rayyan yang terunik dan terkocak, yang telah mendukung dan memotivasi, beruntung mengenal kalian.

13 15. Teman-teman bimbingan Charlie s Angels ulfa, ica, mia, vema, dan nwi yang telah bersama-sama berjuang dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 16. Seluruh teman-teman mahasiswa FEB UNILA angkatan 2012 jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah menjadi rekan pembelajaran serta sharing ilmu di kampus ini. 17. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu per satu, yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat serta dapat menjadi tambahan referensi bagi banyak pihak. Bandar Lampung, 8 Desember 2016 Penulis Febita Meutia

14 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Sistematika Penulisan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Literasi Keuangan Kinerja Usaha Pengertian Pendapatan Pengertian, Jenis, dan Produk Bank Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum E-Banking Lembaga Pembiayaan Lainnya Tinjauan Empiris Penelitian Terdahulu III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Populasi dan Sampel Jenis dan Sumber Data Metode Penelitian Teknik dan Pengolahan Data Uji Instrumen Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis... 71

15 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Instrumen Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis Implikasi Hasil Regresi Linear Berganda V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Kontribusi UMKM terhadap PDB pada tahun Penyerapan Tenaga Kerja Sektor UMKMK Perkembangan UMKM Provinsi Lampung Tahun Penghambat demand dan supply dalam akses keuangan Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Capaian Variabel Pengetahuan Hasil Capaian Variabel Pemahaman Hasil Capaian Variabel Pemanfaatan Hasil Rekap Variabel Pengetahuan, Pemahaman, dan Pemanfaatan Hasil Regresi Awal Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Normalitas Hasil Uji T... 83

17 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Grafik Rekening/Pembiayaan Provinsi Lampung Peran Bank Indonesia dalam Keuangan Inklusif... 13

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Data Hasil Pengisian Kuesioner Variabel (X1) Pengetahuan... L-1 2. Data Hasil Pengisian Kuesioner Variabel (X2) Pemahaman... L-2 3. Data Hasil Pengisian Kuesioner Variabel (X3) Pemanfaatan... L-3 4. Data Hasil Pengisian Kuesioner Variabel (Y) Kinerja Usaha... L-4 5. Data Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 1 Bagian B. Kinerja Usaha... L-5 6. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval... L-6 7. Data Interval Setelah Smoothing... L-7 8. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan (X1)... L-8 9. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman (X2)... L Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan (X3)... L Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan (X1)... L Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemahaman (X2)... L Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemanfaatan (X3)... L Hasil Regresi Awal... L Hasil Uji Multikolinearitas... L Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White... L Hasil Uji Autokorelasi... L Hasil Uji Normalitas... L Tabel r... L-19

19 20. Tabel Chi Square (X 2 )... L Tabel F... L Tabel t... L-22

20 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditunjukkan dengan kenaikan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Besar kecilnya PDB dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan net ekspor (X-M). Untuk mendukung hal tersebut sebagaimana diketahui bahwa pemerintah telah berupaya untuk mengentaskan masyarakat Indonesia dari kemiskinan dan pengangguran. Usaha pengentasan itu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja. Artinya, laju pertumbuhan ekonomi merangsang peningkatan kebutuhan tenaga kerja. Secara simultan, meningkatnya kesempatan kerja akan turut mendorong peningkatan pendapatan serta daya beli masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program ini merupakan gagasan yang dikembangkan dari ide tentang financial inclusion atau keuangan inklusif. Secara perlahan, program KUR dapat mengisi unit koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah. Peluncuran program ini, secara mendasar merupakan peran penting sekaligus bentuk nyata dukungan pemerintah bagi perkembangan sektor UMKMK

21 2 di Indonesia, dan mampu menyediakan jalan keluar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang bersifat inklusif dan berkualitas. Tabel 1. Kontribusi UMKM terhadap PDB pada tahun Kontribusi UMKM terhadap PDB Tahun (atas harga berlaku) UMKM (Triliun) Persentase ,1 55, ,7 56, ,3 57, ,5 57, ,1 59, ,9 60,34 Sumber: Departemen Koperasi dan UMKM, 2014 Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peran dan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Seperti yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini, pada tahun 2008 sektor UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 55,67%. Besaran persentase ini terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 56,53% pada 2009; 57,12% pada 2010; 57,94% pada 2011; dan 59,08% pada 2012; serta 60,34% pada Dengan demikian rata-rata kontribusi UMKM terhadap PDB per tahun sejak 2008 hingga 2013 adalah 57,78%. Persentase ini menyumbangkan 3,35% per tahun dari total pertumbuhan ekonomi nasional (Nusron Wahid, 2014: ). Sejalan dengan pertumbuhan unit usaha UMKMK, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pun berlangsung positif. Sejak 2008, sektor UMKMK berhasil menjadi sektor ekonomi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sektor UMKMK memberi pengaruh yang sangat besar terhadap usaha pengentasan kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.2 tentang pertumbuhan penyerapan tenaga kerja

22 3 terhadap sektor UMKMK dan sektor koperasi dalam kurun waktu lima tahun. Secara umum, penyerapan tenaga kerja oleh koperasi meningkat sebesar 13,9%, sehingga total jumlah tenaga kerja di koperasi sampai November 2012 tercatat sebanyak orang (Nusron Wahid, 2014: ). Kontribusi UMKM terhadap tenaga kerja di Indonesia juga tinggi, hal ini terlihat dari tabel dibawah ini diketahui bahwa pada 2008 jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor UMKMK adalah 94,02 juta orang atau 97,52% dari total tenaga kerja nasional. Pada 2009 angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,33% atau mengalami pertambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak orang. Total tenaga kerja di sektor UMKM pada 2009 sendiri mencapai 96,66 juta orang. Demikian pula pada tahun-tahun berikutnya, terus naik hingga total lebih dari 107 juta orang pada 2012, dan meningkat pada tahun 2013 mencapai lebih dari 114 juta orang. Angka menunjukkan bahwa secara persentase sektor UMKMK berkontribusi sebesar 97,55% di tahun 2012 terhadap total penyerapan tenaga kerja nasional (Nusron Wahid, 2014: ). Tabel 2. Penyerapan Tenaga Kerja Sektor UMKMK pada tahun Sektor Usaha Kontribusi terhadap Tenaga Kerja Tahun UMKM Koperasi (%) (%) Nasional (1) + (2) (orang) (orang) (%) , ,37 97, , ,40 97, , ,36 97, , ,37 97, , ,39 97, , Sumber: diolah dari publikasi statistik Kementerian Koperasi dan UMK, 2014

23 4 Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung berdasarkan data agregat yang dihimpun mencapai sebanyak ±375 ribu unit usaha. Jumlah UMKM tersebut 4 persen dari jumlah penduduk di Provinsi Lampung. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, tentunya diperlukan pemberdayaan UMKM secara bersama. Ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) No 98 tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil. Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) tersebut dimaksudkan untuk memberikan kepastian dan perlindungan kepada para pelaku usaha UMKM. Berikut dibawah ini Tabel 1.3 Perkembangan jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Provinsi Lampung yang berupa jumlah UMKM formal di Provinsi Lampung dari tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2014 yaitu sebesar unit. Jumlah tersebut, secara umum terdiri dari, yaitu: 1. Usaha Mikro unit 2. Usaha Kecil unit 3. Usaha Menengah unit Tabel 3. Perkembangan UMKM Provinsi Lampung Tahun No Uraian Tahun Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Jumlah Sumber: Untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi salah satunya diperlukan stabilitas sistem keuangan, dalam hal ini berhubungan dengan keuangan inklusif untuk menciptakan atau meningkatkan layanan keuangan yang menyeluruh dan merata ke semua kalangan masyarakat, baik itu masyarakat

24 5 kalangan atas, menengah, maupun kalangan menengah ke bawah. Dalam hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, peran pelaku usaha atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan sektor riil sangat berperan penting sebagai salah satu penggerak pembangunan nasional. Perlunya penguatan akses keuangan UMKM kepada sektor perbankan dengan beberapa program perbankan seperti: penyaluran kredit, branchless banking, dan tabungan, serta edukasi keuangan. Di era modern seperti sekarang ini dan perkembangan globalisasi yang semakin maju menyebabkan kebutuhan semakin beragam, hal tersebut menuntut kita untuk pintar dalam mengelola keuangan. Disamping itu akses financial sudah semakin banyak berkembang dan beragam, tetapi dibutuhkan keahlian untuk dapat mengelolanya. Berkaitan dalam hal pengelolaan keuangan, untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan dan pengelolaan keuangan seseorang dapat diukur dengan yang disebut sebagai literasi keuangan. Literasi keuangan (financial literacy) dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan seseorang dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell 2007:21). Pengelolaan dan pengetahuan keuangan yang baik tidak hanya dapat digunakan untuk menabung, berinvestasi, atau hal bermanfaat lainnya, tetapi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan dapat mengurangi gaya hidup yang konsumtif, karena dapat mengetahui dengan bijak dengan cara membuat keputusan yang efektif untuk perencanaan keuangan di masa depan dan meningkatkan sumber daya keuangan yang dimilikinya. Kesulitan keuangan bukan hanya terjadi oleh seseorang yang memiliki penghasilan rendah atau berpendapatan kecil, tetapi kesulitan keuangan juga dapat terjadi oleh seseorang yang tidak mengetahui atau tidak memahami cara mengelola uang yang baik

25 6 dalam hal ini terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan, seperti kesalahan penggunaan kredit, berinvestasi, dan tidak mengerti yang mana kebutuhan dan keinginan yang tentunya harus mengutamakan kebutuhan hidup terlebih dahulu, serta tidak adanya perencanaan keuangan, dll. Memahami dan memanfaatkan literasi keuangan, merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera, dan berkualitas. Terlebih lagi jika seseorang dapat mengelola keuangan dengan pintar, diantaranya dapat mengelola kredit dan berinvestasi dengan cerdas. Hal tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup di masa depan, diantaranya dapat digunakan untuk mendanai sekolah atau pendidikan tinggi, asuransi, dan program lainnya. Mengenal lebih jauh tentang keuangan dan cara pemanfaatannya tentu sangat penting terutama di kalangan pelaku usaha atau wirausaha. Pemahaman dan cara mengelola serta memanfatkan keuangan sangatlah penting karena hal tersebut sangat berguna dan banyak manfaatnya bagi mereka yang membuka usahanya sendiri ataupun bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat meningkatkan pendapatannya. Untuk dapat meningkatkan kemampuan para pelaku usaha dalam memperoleh dana, dibutuhkan lembaga pembiayaan yang melayani peminjaman modal atau kredit usaha. Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan keahlian atau pengetahuan dalam hal pengetahuan perbankan, dan lembaga lainnya, serta menggunakan produk-produk tersebut untuk memperoleh akses dana atau modal yang mencukupi untuk mengembangkan usahanya agar dapat memperoleh keuntungan atau mencapai keuntungan yang maksimal. Peranan fasilitas informasi kredit memiliki peran yang sangat penting bagi pendanaan UMKM. Berikut di bawah ini data grafik

26 7 jumlah usia produktif yang sudah mempunyai akses kredit/pembiayaan dan yang tidak mempunyai rekening lembaga pembiayaan di Provinsi Lampung pada tahun 2013 sampai dengan triwulan I di tahun Rasio K/P - LHS Rasio DPK/P -RHS Gambar 1. Grafik Rekening Kredit/Pembiayaan Provinsi Lampung Sumber: BI dan BPS Lampung, 2014 Berdasarkan grafik diatas, jumlah penduduk usia angkatan kerja yang memiliki simpanan mengalami trend peningkatan. Rasio rekening penghimpunan dana per jumlah penduduk usia produktif di Provinsi Lampung mencapai 50%-60% pada kurun waktu satu tahun terakhir. Rasio jumlah penduduk Lampung usia produktif yang sudah terakses pada kredit perbankan menunjukkan trend yang meningkat, yaitu dari 6,9% pada triwulan I tahun 2013 menjadi 8,0% pada triwulan I tahun Masih terdapat sekitar ± 40%-50% penduduk usia produktif di Provinsi Lampung belum mempunyai rekening penghimpunan dana perbankan (tabungan, giro dan deposito). Rasio rekening kredit/pembiayaan terhadap jumlah penduduk

27 8 usia produktif di Provinsi Lampung masih perlu untuk didorong dalam rangka meningkatkan kontribusi perbankan terhadap pembangunan di Provinsi Lampung. Berbagai alasan menyebabkan masyarakat menjadi unbanked, baik dari sisi supply (penyedia jasa) maupun demand (masyarakat), yaitu karena price barrier (mahal), information barrier (tidak mengetahui), desain produk barrier (produk yang cocok) dan channel barrier (sarana yang sesuai). Keuangan inklusif mampu menjawab alasan tersebut dengan memberikan banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat, regulator, pemerintah dan pihak swasta, antara lain sebagai berikut (Bank Indonesia, 2016): Meningkatkan efisiensi ekonomi. Mendukung stabilitas sistem keuangan. Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance. Mendukung pendalaman pasar keuangan. Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan. Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia. Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang sustain dan berkelanjutan. Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan. Pada dasarnya, kebijakan keuangan inklusif adalah suatu bentuk pendalaman layanan keuangan (financial service deepening) yang ditujukan kepada masyarakat in the bottom of the pyramid untuk memanfaatkan produk dan jasa

28 9 keuangan formal seperti sarana menyimpan uang yang aman, transfer, menabung maupun pinjaman dan asuransi. Hal ini dilakukan tidak saja menyediakan produk dengan cara yang sesuai tapi dikombinasikan dengan berbagai aspek. Di berbagai belahan dunia, untuk menurunkan financial exclusion dilakukan secara komprehensif dengan menyusun suatu strategi nasional seperti Indonesia, Nigeria, Tanzania atau melalui berbagai program terpisah, misal edukasi keuangan seperti dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat paska krisis Secara umum, pendekatan melalui suatu strategi nasional mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu penyediaan sarana layanan yang sesuai, penyediaan produk yang cocok, responsible finance melalui edukasi keuangan dan perlindungan konsumen. Penerapan keuangan inklusif umumnya bertahap dimulai dengan target yang jelas seperti melalui penerima bantuan program sosial pemerintah atau pekerja migran (TKI) sebelum secara perlahan dapat digunakan oleh masyarakat umum. Permasalahan penghambat yang terjadi pada UMKM dan Keuangan Inklusif (KI) adalah seperti sebagai berikut (Bank Indonesia, 2016): tingginya unbanked people tingginya gap kemiskinan antar propinsi rendahnya pembiayaan UMKM suku bunga kredit mikro tinggi assymetric information kemampuan manajemen UMKM kurang memadai monopoli bank pada segmen mikro terbatasnya saluran distribusi jasa keuangan

29 10 Keuangan inklusif sangat relevan untuk mendukung efektivitas fungsi dan tugas Bank Indonesia baik dari sisi moneter, sistem pembayaran dan terutama makroprudensial. (Bank Indonesia, 2016) Stabilitas Sistem Keuangan Keuangan Inklusif membantu menurunkan tekanan dari sisi likuiditas (liquidity risk) dan risiko kredit (credit risk) di sektor perbankan. Dari sisi likuiditas, perbankan memperoleh sumber dana retail yang relatif lebih stabil meskipun dalam kondisi shock. Dari sisi kredit, terbukanya pasar retail baru, khususnya kredit mikro dan kecil sehingga membantu diversifikasi portofolio dan risiko kredit. Selanjutnya program-program keuangan inklusif juga membantu meningkatkan kapabilitas masyarakat dengan munculnya responsible finance karena adanya program edukasi keuangan dan perlindungan konsumen. Kebijakan Moneter Dengan keuangan inklusif, policy rate dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dimanapun berada mengingat transmisi policy rate utamanya dilakukan melalui bank, sehingga membantu efektifitas kebijakan moneter dan tidak ada lagi masyarakat yang terkena second round effect dari kebijakan yang dimaksud. Sistem Pembayaran Semakin lancarnya sistem pembayaran ke seluruh pelosok daerah dan digunakan oleh seluruh penduduk dimanapun berada. Disamping itu juga

30 11 membantu pelaksanaan program less cash society yang mempunyai nilai tambah bagi masyarakat dan perekonomian. Namun dibalik itu terdapat hambatan masyarakat dalam hal akses ke lembagalembaga keuangan. Berikut ini hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, : 1. Hambatan harga (price barriers) 2. Hambatan informasi (information barrier) 3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers) Tabel 4. Penghambat antara Demand dan Supply dalam Akses Keuangan Demand (Masyarakat) Supply (Penyedia Jasa Keuangan) Pendapatan yang rendah Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank terdekat Mahalnya biaya administrasi dan transaksi untuk volume yang kecil Informasi produk bank terbatas Tingkat pengetahuan keuangan yang rendah Produk yang kurang sesuai Psikologi, image dan budaya Antrian yang panjang Sumber: Bank Indonesia, 2016 Pendirian cabang bank sangat mahal Persyaratan yang ditetapkan oleh regulator Persyaratan yang ditetapkan oleh bank Proses yang kompleks Formalitas tinggi Prefer nasabah non-grass root Keuangan inklusif merupakan: Hak setiap individu untuk memiliki akses penuh terhadap berbagai layanan keuangan yang berkualitas secara tepat waktu, nyaman, jelas, dan dengan biaya terjangkau sebagai penghormatan penuh atas martabat pribadinya.. (Strategi Nasional Keuangan Inklusif, 2012) Dengan tujuan sbb: 1. Meningkatkan akses masyarakat ke layanan keuangan 2. Menyediakan jasa dan produk keuangan sesuai kebutuhan masyarakat

31 12 3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai layanan keuangan 4. Mendorong peningkatan kesejahteraan rumah tangga 5. Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal untuk mendukung sustainability pertumbuhan ekonomi nasional 6. Membantu pengurangan kelompok miskin Indikator perkembangan keuangan inklusif dapat diukur menggunakan 2 dimensi yaitu: - Dimensi akses: Informasi mengenai keterjangkauan jasa keuangan dengan menggunakan parameter jumlah kantor bank dan ATM. Pada dimensi akses, tercatat bahwa tingkat penyediaan akses oleh bank kepada masyarakat senantiasa meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah kantor bank dan ATM. - Dimensi penggunaan (usage): Informasi mengenai penggunaan aktual dari jasa/produk keuangan dengan menggunakan parameter jumlah rekening tabungan yang digunakan masyarakat. Pada dimensi penggunaan, tingkat penggunaan layanan keuangan bank oleh masyarakat juga meningkat yang tercermin dari kenaikan jumlah rekening Dana Pihak Ketiga (DPK) dan rekening kredit.

32 13 PERAN BANK INDONESIA DALAM KEUANGAN INKLUSIF Sasaran Stabilitas Harga untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Inklusif Sasaran Antara Stabilitas Moneter & Nilai Tukar Buffer siatem keuangan Stabilitas Sistem Keuangan Market yang efisien Sistem Pembayaran yg Aman & Efisien Peran BI dlm Sektor Riil: Keuangan Inklusif Efektivitas Kebijakan moneter Sisi Permintaan Stabilitas Sektor Rill Keuangan Inklusif & UMKM Efisiensi Sistem Pembayaran Sisi Infrastruktur Beberapa - Tingginya * Rendahnya pembiayaan kpd UMKM Permasalahan unbanked * Suku bunga kredit mikro yg tinggi KI & UMKM - Tingginya gap * Kemampuan manajemen yg kurang memadai * Monopoli market Gambar 2. Peran Bank Indonesia dalam Keuangan Inklusif Sumber: Bank Indonesia, 2016 Peran Bank Indonesia dalam keuangan inklusif terdapat dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). SNKI sendiri dimaksudkan sebagai pedoman langkahlangkah strategis lembaga untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, percepatan penanggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan antar individu dan antar daerah, serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam SNKI, terdapat beberapa pilar untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan, yaitu edukasi keuangan, fasilitas keuangan publik, pemetaan informasi keuangan, kebijakan/peraturan yang mendukung, fasilitas intermediasi dan

33 14 saluran distribusi, serta perlindungan konsumen (Kementerian Keuangan, 2016). Implementasi dari SNKI di Bank Indonesia mengarah kepada fungsi-fungsi dimaksud dengan penekanan implementasi dilakukan melalui aspek sistem pembayaran, yaitu mendidik masyarakat in the bottom of the pyramid untuk belajar menyimpan uangnya dari cash-based, yaitu menyimpan uang di dalam rumah menjadi account-based, yaitu menyimpan uang dalam bentuk rekening uang elektronik. Hal ini dapat membantu mengurangi tendensi konsumtif sekaligus titik awal untuk mengelola keuangan sederhana yang diperkuat dengan program edukasi keuangan. Dengan SNKI tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dari kelompok the bottom of the pyramid. Hal ini dapat membantu pengurangan kemiskinan sekaligus memperoleh dividend demografi karena tingginya usia produktif Indonesia saat ini dan ke depan. Anastasia Sri Mendang & Suramaya Suci Kewal (2006) dalam disertasi penelitiannya dalam menguji tingkat literasi keuangan di kalangan Mahasiswa STIE Musi. Dengan menggunakan variabel pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa untuk keputusan keuangan berdasarkan pendapat pribadi, dalam beberapa hal mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang bentuk-bentuk investasi jangka panjang yang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi dari deposito, serta keputusan untuk asuransi jiwa, responden tidak mengerti asuransi jiwa. Boyland dan Warren (2013:79) dalam penelitiannya menilai tentang perbedaan literasi keuangan antara mahasiswa dalam negeri dan mahasiswa internasional. Penelitian dilakukan berdasarkan jenis kelamin dan apakah mahasiswa tersebut berasal dari dalam negeri atau mahasiswa international.

34 15 Dalam survei instrumen yang telah dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama berisi 31 pertanyaan yang digunakan untuk menguji literasi keuangan yang di bagi menjadi empat kategori: kategori pendapatan, kategori pengelolaan uang, kategori tabungan, dan kategori pengeluaran. Hasil penelitian sampel untuk mahasiswa domestik dan mahasiswa internasional menunjukkan perbedaan signifikan pada pengelolaan uang dan pengeluaran. Sedangkan untuk pendapatan dan pengetahuan/kebiasaan untuk menabung tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan. Ibrahim, Harun dan Isa (2009:73) menemukan bahwa mayoritas mahasiswa di Malaysia memiliki pengetahuan keuangan (financial literacy) yang kurang tinggi, dan hal ini dapat menyebabkan tidak terarah dengan tepat pada saat membuat keputusan keuangan setiap hari. Orton (2007:57) memperjelas dengan menyatakan bahwa literasi keuangan menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan seseorang karena literasi keuangan merupakan alat yang berguna untuk membuat keputusan keuangan yang terinformasi, namun dari pengalamanpengalaman di berbagai negara masih menunjukkan relatif kurang tinggi. Byrne (2007:19-40) juga menemukan bahwa pengetahuan keuangan yang rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah, dan menyebabkan bias dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi. Sebuah penelitian di Australia pernah mengungkapkan bahwa peningkatan pendidikan finansial pada 10% populasi akan berpotensi meningkatkan ekonomi Australia sebesar 6 miliar dollar Australia per tahun dengan cara membuka lapangan kerja baru. Oleh sebab itu, seharusnya anak-anak sekolah sudah dibekali dengan pendidikan finansial, agar nantinya mereka bisa punya kontrol atas uang yang

35 16 mereka miliki. Karakteristik belajar ini menurut Bernard (1971), tidak timbul dengan tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul sebagai akibat dari proses partisipasi, pengalaman, kebiasaan diri waktu belajar dan bekerja, dan sikap-sikap lainnya. Secara individual, motivasi dianggap sebagai suatu yang berhubungan dengan adanya kebutuhan insani. Maksudnya adalah seseorang termotivasi untuk mengatur keuangan kalau hasil aktifitasnya itu memenuhi kebutuhannya. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi salah satunya diperlukan stabilitas sistem keuangan. Dalam hal ini berhubungan dengan keuangan inklusif yaitu untuk menciptakan atau meningkatkan layanan keuangan yang menyeluruh dan merata ke semua kalangan masyarakat, baik itu masyarakat kalangan atas, menengah, maupun kalangan menengah ke bawah. Dalam hal tersebut berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, penelitian ini merujuk sasaran kepada pelaku usaha berkaitan dalam bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan sektor riil sebagai salah satu yang berperan dalam penggerak pembangunan nasional. Berdasarkan hasil survei nasional, literasi keuangan Indonesia yang dilaksanakan oleh OJK pada 2013, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 21,84% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 59,74%. Mayoritas inklusi keuangan di Indonesia, berada di sektor perbankan. Untuk kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tingkat literasi keuangan sebesar 15,68% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 53,34%. Penelitian mengenai tingkat literasi keuangan di kalangan pelaku usaha atau wirausaha sangat jarang dilakukan, tetapi justru hal dalam pengelolaan keuangan

36 17 sangat penting bagi mereka yang menjalankan bisnis/usaha yang memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan di kalangan pelaku usaha. Definisi literasi keuangan menurut OJK adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (confidence), keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik. Dan berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang akan diteliti yaitu pendapatan, kepemilikan buku tabungan, pengelolan keuangan, pengetahuan perbankan, dan pengetahuan lembaga lainnya. Hal tersebut akan dibahas dalam penelitian ini dengan cara survey langsung menggunakan kuesioner kepada pelaku usaha di kawasan kampus Universitas Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Seberapa besar tingkat literasi keuangan serta pengaruhnya terhadap kinerja pelaku usaha yang berada di kawasan Universitas Lampung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat literasi keuangan serta pengaruhnya terhadap kinerja pelaku usaha yang berada di kawasan Universitas Lampung.

37 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut: 1. Bagi penulis, sebagai salah satu pembelajaran dalam berfikir ilmiah, menerapkan teori yang diperoleh ke dalam kasus nyata serta menambah wawasan dan pengalaman khususnya mengenai literasi keuangan. 2. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi dan pembelajaran mengenai literasi keuangan. 3. Bagi pihak lain, sebagai referensi tambahan dalam pengembangan penelitian dan studi di masa mendatang. 4. Bagi pelaku usaha atau kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), agar dapat mengetahui dimana saja pengelolaan keuangan atau lembaga peminjaman dana dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha. 1.5 Kerangka Pemikiran A. Kinerja Usaha Dalam penelitian ini variabel terikat adalah kinerja usaha yang akan didapatkan dengan merujuk terhadap profitabilitas usaha, dengan menggunakan B/C Ratio yang didapat dari pembagian antara penerimaan dengan biaya. B. Pengetahuan, Pemahaman, dan Pemanfaatan Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Dalam buku Strategi Nasional Keuangan Inklusif (2012) dijelaskan klasifikasi tingkatan kategori yang menjelaskan seberapa besar pemahaman mengenai

38 19 produk-produk keuangan oleh para pelaku usaha yang menjadi responden dalam penelitian ini, tingkatannya yaitu sebagai berikut: Well Literate Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Sufficient Literate Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Less Literate Hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan. Not Literate Tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Dalam uraian diatas dapat dilihat bahwa, seseorang dikategorikan mempunyai pengetahuan keuangan yang baik atau well literate jika ia mempunyai pengetahuan tentang lembaga keuangan bank dan non bank, termasuk fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajibannya, serta mempunyai keterampilan dalam hal ini memanfaatkan produk dan jasa keuangan yang terdapat pada lembaga keuangan bank maupun non bank.

39 20 Berdasarkan klasifikasi diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu: pengetahuan, pemahaman, dan pemanfaatan. Kerangka pemikiran konseptual terdapat di bawah ini: Pengetahuan Pemahaman Pemanfaatan Skema Kerangka Pemikiran Literasi Keuangan Kinerja Usaha 1.6 Hipotesis Penelitian a. diduga tingkat pengetahuan pelaku usaha tentang produk serta lembaga keuangan bank dan non bank, berada antara 60-80% dari target yang ditentukan. b. diduga tingkat pemahaman pelaku usaha tentang produk serta lembaga keuangan bank dan non bank, berada antara 60-80% dari target yang ditentukan. c. diduga tingkat pemanfaatan pelaku usaha tentang produk serta lembaga keuangan bank dan non bank, berada antara 60-80%dari target yang ditentukan. d. diduga pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. e. diduga pemahaman berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. f. diduga pemanfaatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha.

40 21 g. diduga keseluruhan variabel pengetahuan, pemahaman, dan pemanfaatan tentang produk serta lembaga keuangan bank dan non bank secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap kinerja usaha. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian Rencana Penulisan penelitian ini akan dibagi dalam 5 bab, yaitu: a. BAB I : Pendahuluan, yang berisikan Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, dan Sistematika Penulisan Penelitian. b. BAB II: Tinjauan Pustaka. Berisikan tinjauan teoritis dan tinjauan empirik yang relevan dengan penelitian ini. c. BAB III: Metode Penelitian Terdiri dari variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode penelitian, teknik pengolahan data, uji instrumen, analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, serta uji hipotesis. d. BAB IV: Hasil dan Pembahasan. e. BAB V : Simpulan dan Saran. f. DAFTAR PUSTAKA g. LAMPIRAN

41 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Literasi Keuangan Literasi keuangan (financial literacy) dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan seseorang dalam mengelola keuangan yang dimiliki dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell, 2007:21). Dalam mendalami dan mengetahui seberapa besar tingkat financial literacy seseorang dapat menggunakan tolak ukur pengetahuan meliputi pengelolaan dan penggunan uang secara efektif untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan konsumen sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik. Dalam buku yang diterbitkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang berjudul Strategi Nasional Keuangan Inklusif (2012) dijelaskan klasifikasi tingkatan kategori yang menjelaskan seberapa besar pemahaman mengenai produk-produk keuangan, dan tingkatannya yaitu sebagai berikut: Well Literate Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

42 23 Sufficient Literate Memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Less Literate Hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan. Not Literate Tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Definisi literasi keuangan menurut Mason & Wilson (dalam Krisna, 2010:64) adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkannya. Menurut Jumpstar Coalition (Huston, 2010:44) Financial literacy is the ability to use knowledge and skills to manage financial resources effectively for lifetime financial security. Literasi keuangan terjadi manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Huston (2010:44) menyatakan bahwa pengetahuan finansial merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari literasi keuangan, namun belum dapat menggambarkan literasi keuangan seseorang. Literasi keuangan memiliki dimensi aplikasi tambahan yang menyiratkan bahwa seseorang harus memiliki

43 24 kemampuan dan kepercayaan diri untuk menggunakan pengetahuan finansialnya untuk membuat keputusan Kinerja Usaha Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165). Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50). Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Menurut Rivai (2005:309) konsep kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja usaha diukur menggunakan B/C Ratio yang dihasilkan dari

44 25 penerimaan atau pendapatan dibagi dengan total biaya. Kriteria kelayakan metode Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) apabila nilai B/C Ratio > 1 maka usaha tersebut dikatakan layak, sebaliknya jika nilai B/C Ratio < 1 maka usaha tersebut dikatakan tidak layak Pengertian Pendapataan (Gaji dan Upah) Pendapatan perorangan dapat berupa gaji atau upah, yang dapat mengukur tingkat kemakmuran seseorang. Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti (Umar, 2005:34). Gaji adalah pemberian pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksan akan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang (Handoko, 2003:12). Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat (Hariandja, 2002:54). Gaji merupakan pengganti jasa bagi tenaga-tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan. Ditetapkan melalui perhitungan masa yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan atau tahunan. Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan atau pekerja kasar (buruh) berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan misalnya jumlah unit produksi. Menurut Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang

45 26 Ketenagakerjaan, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Sadono Sukirno (2005:351), membuat perbedaan diantara dua pengertian upah, yaitu: 1. Upah Nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. 2. Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian upah yaitu sebagai berikut: 1. Hasibuan (1997:133), upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya. 2. Moekijat (1992:74), menyatakan bahwa upah adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan produksi dengan dasar lamanya jam kerja. 3. Edwin B. Flippo (dalam As ad, 2004: 92), a wage a price for the service human being, yang artinya adalah upah merupakan harga yang diberikan oleh pemilik perusahaan kepada para karyawan atas dasar jasa yang telah diberikan oleh karyawan.

PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI KUKM (Tantangan dan Harapan)

PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI KUKM (Tantangan dan Harapan) 9/12/2015 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN BAGI KUKM (Tantangan dan Harapan) Disampaikan Oleh: Choirul Djamhari LOGO SEMINAR STIMA IMMI

Lebih terperinci

Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion. BANK INDONESIA November 2013

Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion. BANK INDONESIA November 2013 1 Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion BANK INDONESIA November 2013 Kepadatan Bank LAYANAN AKSES KEUANGAN DI INDONESIA 2 Dengan melihat pertumbuhan ekonomi (PDRB)dan kinerja bank (DPK dan kredit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di era teknologi seperti saat ini banyak sekali muncul inovasi dari layanan keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun 2012Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia

Lebih terperinci

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA UMKM SONGKET PALEMBANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA UMKM SONGKET PALEMBANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN PADA UMKM SONGKET PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Jurusan Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH LINAYANTI LUMBAN BATU 120521089 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu negara, dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu negara mengalami kemajuan atau kemunduran. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Direktorat Literasi & Edukasi Keuangan Malang, 26 Januari 2015

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia. Direktorat Literasi & Edukasi Keuangan Malang, 26 Januari 2015 Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia Direktorat Literasi & Edukasi Keuangan Malang, 26 Januari 2015 Cerdas mengelola ı wisely, future wealthy Masa depan Manage sejahtera wisely, ı future wea Strategi

Lebih terperinci

PERAN STRATEGIS OJK DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI KEUANGAN YANG INOVATIF

PERAN STRATEGIS OJK DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI KEUANGAN YANG INOVATIF PERAN STRATEGIS OJK DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI KEUANGAN YANG INOVATIF Disampaikan oleh Mulya E. Siregar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I pada Banking Journalist Academy (BJA) IV 2016 Jakarta, 30

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN SDM DAN KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN SDM DAN KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH SKRIPSI PENGARUH PENGEMBANGAN SDM DAN KOMPETENSI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH NURLISA URBANI PAKPAHAN 130521130 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia Highlights May 2017 Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 93 kabupaten 4 provinsi di wilayah timur Indonesia Jawa Timur Populasi: 38.8 juta Responden: 6,873 Wilcah: 447 desa Selatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. penelitian terdahulu yang berhasil dipilih dapat dilihat pada tabel dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. penelitian terdahulu yang berhasil dipilih dapat dilihat pada tabel dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk menggali informasi mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan menggambarkan perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Kebijakan tersebut ditujukan kepada sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan yang cukup penting dalam lalu lintas keuangan. Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini lebih dipergunakan atau ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan inklusif. Keuangan inklusif ini lebih dipergunakan atau ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hanya sekitar 19% masyarakat di Indonesia yang mampu untuk melakukan akses layanan keuangan secara tepat dan benar. Sedangkan jasa layanan keuangan merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18%) beragama Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Perkembangan ini terjadi setelah Krisis Perbankan Indonesia sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian negara,

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN MEREK, LOYALITAS MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUKAAN REKENING TABUNGAN BRI SIMPEDES DI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KESADARAN MEREK, LOYALITAS MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUKAAN REKENING TABUNGAN BRI SIMPEDES DI SURABAYA SKRIPSI PENGARUH KESADARAN MEREK, LOYALITAS MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBUKAAN REKENING TABUNGAN BRI SIMPEDES DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Perekonomian di Indonesia 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian

Lebih terperinci

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara Salah satu tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004 adalah mengatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Survei Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan urat nadi perekonomian nasional. Salah satu peran penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia secara nasional menunjukkan bahwa kegiatan usaha mikro merupakan salah satu bidang usaha yang konsisten dan berkembang. Bahkan sejarah telah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP PELAKU UMKM KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS PASAR SENTRAL)

ANALISIS FAKTOR PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP PELAKU UMKM KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS PASAR SENTRAL) ANALISIS FAKTOR PENGARUH LITERASI KEUANGAN TERHADAP PELAKU UMKM KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS PASAR SENTRAL) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Indah_asrowati@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: credit, MSME, Financial SAM, impact, poverty alleviation. iii

ABSTRACT. Keywords: credit, MSME, Financial SAM, impact, poverty alleviation. iii ABSTRACT NUSRON WAHID. The Role of Productive Credit for Micro, Small and Medium Enterprise in Indonesia Economic: Macro and Micro Approaches. Under Supervision of D.S. PRIYARSONO and HARIANTO. The productive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia berbasiskan perbankan (bank based). Hal ini tercermin pada besarnya pembiayaan sektor riil yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Perbankan adalah salah

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN KARANGANYAR

DAMPAK PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN KARANGANYAR digilib.uns.ac.id DAMPAK PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang lebih dikenal dengan (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika krisis ekonomi terjadi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini perlu melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya guna mendapatkan referensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Survey Tingkat Financial Literacy

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Survey Tingkat Financial Literacy BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era konsumtif seperti sekarang ini membuat manusia semakin menjadi tidak rasional dalam membeli kebutuhannya sehingga mempengaruhi kondisi keuangannya. Banyak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Bank 2.1.1. Definisi Bank Bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir mulai dari praderegulasi sampai pascaderegulasi. Pengklasifikasian perbankan

Lebih terperinci

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi

49 Analisis Pengaruh Suku Bunga terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Provinsi Jambi ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA TERHADAP KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH (BPD) DI PROVINSI JAMBI Isnain Effendi 1 STIE MUHAMMADIYAH JAMBI Monetary policy is one of

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP JUMLAH DEPOSITO PT. BANK MANDIRI (PERSERO)Tbk. TAHUN 2010:1-2015:12

PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP JUMLAH DEPOSITO PT. BANK MANDIRI (PERSERO)Tbk. TAHUN 2010:1-2015:12 PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP JUMLAH DEPOSITO PT. BANK MANDIRI (PERSERO)Tbk. TAHUN 2010:1-2015:12 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta,

Lebih terperinci

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2008 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN OLEH HARVAN SINURAT

SKRIPSI PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN OLEH HARVAN SINURAT SKRIPSI PENGARUH MODAL, BIAYA, DAN HARGA JUAL TERHADAP LABA USAHA MIKRO DI PASAR TRADISIONAL PRINGGAN MEDAN OLEH HARVAN SINURAT 100502130 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan bank sebagai lembaga keuangan dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi semakin meningkat kebutuhannya. Semua sektor kegiatan yang meliputi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian begitu pesat. Dimana lembaga keuangan dan perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah, tidak terlepas dari peran perbankan, baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses berencana dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan tersebut bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran untuk menjalankan prinsip syariah di dalam kehidupan masyarakat yang mayoritas beragama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan permasalahan yang semakin kompleks memerlukan adanya penyesuaian tentang kebijakan sistem ekonomi

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA LIRA MAI LENA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 0 7 ABSTRAK Lira Mai Lena. Dampak Kebijakan Moneter terhadap Kinerja Sektor

Lebih terperinci

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017 Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Juli 2017 OUTLINE I. Inklusi dan Literasi Keuangan II. Pembentukan TPAKD III. Program Kerja TPAKD Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan yang sangat cepat menuntut kita untuk selalu siap dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Indonesia sebagai negara yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Literasi keuangan berhubungan erat dengan manajemen keuangan secara individu.

BAB I PENDAHULUAN. Literasi keuangan berhubungan erat dengan manajemen keuangan secara individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Literasi keuangan dirasa sangat penting dewasa ini, karena literasi keuangan menjadi kebutuhan dasar setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Literasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun perkembangannya lambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lain, akan tetapi

Lebih terperinci

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN BAGI KONSUMEN DAN/ATAU MASYARAKAT I. UMUM Saat ini pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. global dan domestik cenderung bias ke bawah yang disebabkan oleh. pertumbuhan ekonomi dunia berjalan tidak seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi dunia perbankan di Indonesia mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selalu disebabkan dari perkembangan di luar industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus

Lebih terperinci

Ketimpangan Komposisi Kredit Perbankan. Oleh M. Firdaus (Deputy SEN ASPPUK)

Ketimpangan Komposisi Kredit Perbankan. Oleh M. Firdaus (Deputy SEN ASPPUK) Ketimpangan Komposisi Kredit Perbankan Oleh M. Firdaus (Deputy SEN ASPPUK) Latar Belakang Perekonomian suatu negara langsung atau tidak -- berhubungan dengan kinerja dan dinamika lembaga perbankannya.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK UMUM DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI. Oleh :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK UMUM DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI. Oleh : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK UMUM DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Oleh : HERI KURNIAWAN 0911010035/FE/IE Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN

SKRIPSI OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH/US DOLLAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN 080503261 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dalam sektor perbankan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dalam sektor perbankan menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam sektor perbankan menuntut optimalisasi peranan perbankan. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan pun perlu dicermati

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2014 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi

Lebih terperinci

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal Inklusi Keuangan Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ditandai dengan terciptanya suatu sistem keuangan yang stabil dan memberi manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Institusi keuangan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

Yang Terhormat : Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Bapak Ir. H Achmad Diran;

Yang Terhormat : Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Bapak Ir. H Achmad Diran; Pointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI) Bank BTN Tangkiling, Palangkaraya, 25 Mei 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi ini sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki pengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi karena UMKM memiliki kemampuan yang tinggi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH : IVAN

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Survei Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kudus). Skripsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Sebagai sektor yang menyerap 80 90% tenaga kerja, usaha Mikro Kecil dan Menengah

Lebih terperinci