HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sistem E-Voting Pilkada Kota Bogor
|
|
- Surya Ivan Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 15 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sistem E-Voting Pilkada Kota Bogor Sistem e-voting pilkada kota Bogor menggunakan protokol Two Central Facilities yang dimodifikasi. Protokol ini dipilih karena menurut Schneier (1996) termasuk protokol yang paling memenuhi sebagian besar persyaratan untuk menjalankan secure election dan dibandingkan protokol-protokol lain. Sistem e-voting pilkada kota Bogor memiliki tiga komponen utama yaitu mesin voting, server CLA, dan server CTF. Mesin voting merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows client. Lingkungan sistem pada mesin voting sebagai berikut: a. Apache Friends XAMPP sebagai server web. b. MySQL sebagai server database. c. PHP sebagai bahasa pemrograman. d. Mozilla Firefox sebagai browser. e. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi. f. Mivare card untuk alat autentikasi pemilih. Fungsi utama dari mesin voting adalah untuk melakukan pemilihan dan menyimpan sementara hasil pemilihan sebelum dikirim ke server CTF untuk dilakukan perhitungan suara. Server Central Legitimization Agency (CLA) merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows Server Lingkungan sistem pada server CLA sebagai berikut: a. MySQL sebagai server database. b. PHP sebagai bahasa pemrograman. c. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi. Server CLA merupakan badan sertifikasi pemilih yang memiliki tugas utama mengotentikasi dan mengotorisasi pemilih. Server CLA mempunyai database yang menyimpan data pemilih baik data diri maupun Unique Identification Number (UID) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pemilih. Setiap proses
2 16 yang membutuhkan data pemilih, contohnya login dan verifikasi pilihan harus melakukan pengecekan langsung dengan server CLA melalui mesin voting. Server Central Tabulating Facilities (CTF) merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows Server Lingkungan sistem pada server CTF sebagai berikut: a. MySQL sebagai server database. b. PHP sebagai bahasa pemrograman. c. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi. Server CTF merupakan badan tabulasi/penghitungan suara. Pangkalan data yang terdapat pada CTF berisi suara atau pilihan pemilih dan perhitungannya untuk masing-masing kandidat. Untuk keamanan pengiriman data dalam setiap proses, dilakukan pengenkripsian data menggunakan. a. RSA (2048 bits): Enkripsi kunci publik. b. AES (128 bits): Enkripsi kunci simetris. c. SHA-2 (256 bits): Signature/Hashing. Pada sistem e-voting pilkada Kota Bogor, tidak terdapat sistem keamanan yang diterapkan pada Apache Friends XAMPP dan MySQL yang digunakan sebagai server web dan server database. Mesin voting tidak menyediakan keyboard ataupun mouse selama proses evoting. Hal ini di anjurkan agar interaksi antara manusia dengan mesin voting menjadi lebih terbatas, untuk memperkecil kemungkinan human error ataupun tindakan-tindakan yang tidak diinginkan lainnya. Pemilih hanya berinteraksi dengan sistem e-voting menggunakan layar sentuh. Selanjutnya akan dijelaskan Proses pemilihan sistem e-voting pilkada Kota Bogor dengan informasi yang dihimpun dari (Prayanta 2011), Kusumah (2011), (Priyanggodo 2012). Skema pemilihan dengan Two Central Facilities dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 5, alur kerja online voting berdasarkan gambar tersebut terbagi menjadi empat tahapan dengan penjelasan sebagai berikut: Tahap pertama: 1. Pengiriman kunci publik oleh masing-masing mesin voting kepada CLA.
3 17 Gambar 5 Skema pemilihan dengan Two Central Facilities dimodifikasi (Kusumah 2011) 2. CLA mengirimkan kunci simetris yang telah dienkripsi menggunakan kunci publik yang diterima dari masing-masing mesin voting dan diberikan kepada masing-masing mesin voting sesuai alamat IP address masing-masing mesin voting. 3. Pemilih mengirimkan permintaan untuk memilih melalui mesin voting dengan cara menempelkan kartu identitasnya. 4. Mesin voting akan mengirimkan data kartu identitas pemilih yang telah dienkripsi kepada CLA. 5. CLA akan melakukan proses dekripsi terhadap data yang diterima. 6. CLA akan melakukan autentikasi pemilih dengan database. Diagam alir tahap pertama digambarkan pada Lampiran 2. Tahap kedua: 1. Apabila pemilih dinyatakan berhak memilih dengan ketentuan pemilih telah terdaftar di database dan belum memilih sebelumnya, pemilih akan diarahkan kepada halaman pemilihan dan status pemilih akan diubah menjadi status telah melakukan autentikasi. Namun, apabila pemilih dinyatakan tidak berhak memilih, pemilih langsung diarahkan ke halaman gagal memilih. 2. Setelah pemilih melakukan pemilihan, pilihan pemilih akan disimpan pada mesin voting dan status pemilih akan diubah menjadi status telah melakukan
4 18 pemilihan. Mesin akan terus menerus melakukan proses yang sama sampai pada waktu pemilihan usai. Diagam alir tahap kedua digambarkan pada Lampiran 3. Tahap ketiga: 1. Pengiriman kunci publik oleh masing masing mesin voting kepada CTF. 2. CTF mengirimkan kunci simetris yang telah dienkripsi menggunakan kunci publik yang diterima dari tiap-tiap mesin dan dikirimkan kepada masingmasing mesin sesuai alamat IP address mesin. Diagam alir tahap ketiga digambarkan pada Lampiran 4. Tahap keempat: 1. Mesin secara periodik akan melakukan permintaan kepada CLA untuk mengirimkan data ke CTF dengan mengirimkan informasi identitas mesin yang dienkripsi. 2. CLA akan melakukan proses autentikasi dan mengirimkan suatu random key mesin kepada mesin voting dan CTF yang dienkripsi. 3. Mesin voting akan mengirimkan identitas mesin, data hasil pemilihan, dan juga nilai random kepada CTF yang didapatkan dari CLA yang telah dienkripsi. 4. CTF melakukan pencocokan nilai random key yang diberikan mesin dengan random key yang diterima dari CLA untuk mesin tersebut. 5. Apabila random key yang dikirimkan mesin dan CLA sesuai, jumlah suara yang diberikan mesin kepada CTF akan disimpan ke dalam CTF. 6. Mesin akan terus menerus melakukan proses yang sama sampai pada waktu pemilihan usai. Diagam alir tahap keempat digambarkan pada Lampiran 5. Kelebihan dari protokol Two Central Facilities yang dimodifikasi ialah penggunaan jalur komunikasi untuk autentikasi pemilih pada CLA tidak akan terganggu oleh data yang dikirimkan ke CTF, sebab waktu pengirimannya yang berbeda. Pemisahan waktu pengiriman mempermudah penyelenggara untuk mengecek kecurangan yang terjadi pada mesin CTF. Sebab suara pemilih akan dikirimkan pada waktu yang random ke CTF setelah waktu pemilihan selesai,
5 19 sehingga apabila sebelum waktu pemilihan selesai pada CTF telah ditemukan suara pemilih dari mesin voting dapat dipastikan suara tersebut bukanlah suara yang sah. Sistem ini tidak memenuhi salah satu kriteria secure election yang ideal yang disebutkan pada buku karangan (Schneier 1996), yaitu setiap pemilih dapat memastikan bahwa suara mereka sudah dikirimkan dan terhitung dalam penghitungan akhir sebab suara yang dikirimkan ke CTF bukanlah suara yang dikirimkan secara langsung oleh pemilih, melainkan suara yang diakumulasi terlebih dahulu pada mesin voting. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui pemilih dan pilihan yang dipilihnya. Namun, di sisi lain, hal ini menjadi salah satu kekuatan dari sistem ini, sebab tidak akan dimungkinkan terjadi penelusuran ke belakang oleh pihak-pihak manapun yang mampu mengumpulkan database dari CLA, CTF, dan mesin voting. 4.2 Secure Voting Requirements Hal mendasar yang diperlukan untuk melakukan analisis keamanan e-voting adalah pendefinisian sifat-sifat yang diinginkan oleh sistem. Sifat-sifat yang diinginkan tersebut merepresentasikan struktur dan keberfungsian yang diharapkan dari suatu sistem e-voting. Sistem e-voting dikatakan aman, apabila sifat-sifat yang diinginkan pada sistem terpenuhi. Dalam penelitian ini sifat-sifat yang diinginkan pada sistem akan mengacu pada sebagian requirement secure voting (Schneier 1996), yaitu: 1. Hanya pemilih yang berhak yang dapat memberikan suara (otentifikasi). 2. Tidak boleh memberikan lebih dari satu suara. 3. Tidak boleh menentukan orang lain harus memilih untuk siapa. 4. Tidak ada yang bisa menduplikasi suara orang lain. 5. Tidak boleh mengubah pilihan orang lain. 6. Setiap pemilih dapat memastikan bahwa suara mereka sudah dikirimkan dan terhitung dalam penghitungan akhir. Berdasarkan kebijakan KPU (Komisi Pemilihan Umum) tidak semua requirement secure voting sesuai dengan sistem pemilu di Indonesia, dimana menurut peraturan KPU, setiap pemilih tidak dapat memastikan bahwa suara
6 20 mereka sudah dikirimkan dan terhitung dalam penghitungan akhir. Sebagian dari persyaratan tersebut di atas diantaranya: 1. Hanya pemilih yang berhak yang dapat memberikan suara. Terdapat UID dan NIK pada mifare card yang bersifat unique. Hanya UID dan NIK yang terdapat pada database CLA yang dapat melakukan proses pemilihan. 2. Tidak boleh memberikan lebih dari satu suara. UID dan NIK dari mifare card yang telah melakukan pemilihan dicatat pada CLA sehingga setiap pemilih hanya dapat memberikan satu suara. Tidak boleh memberikan lebih dari satu hasil suara. 3. Tidak ada yang bisa mengubah pilihan orang lain. UID dan NIK dari mifare card yang telah melakukan pemilihan dicatat pada CLA sehingga mifare card tidak dapat digunakan lagi. 4.3 Vulnerability dan Serangan Khusus Sistem E-Voting Sistem e-voting dapat diserang pada titik-titik penyimpanan data, pengolahan suara, dan saluran komunikasi. Pada bagian ini akan diidentifikasi potensi titik serangan dan ancaman yang berkaitan dengan komponen sistem e- voting yang secara langsung mempengaruhi sifat-sifat yang diinginkan dari sistem e-voting. Ada jutaan pemilih dengan mesin voting, server CLA dan server CTF. Seorang penyerang dapat menyerang komponen tersebut atau koneksi antar komponen untuk mempengaruhi proses voting. Sistem e-voting memiliki komponen-komponen berikut: Mesin voting. Server Central Legitimization Agency (CLA). Server Central Tabulating Facilities (CTF). Saluran komunikasi. Kemungkinan serangan pada komponen-komponen sistem e-voting dapat dilihat pada Gambar 6, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Menyerang mesin voting. Tujuan dari serangan ini untuk mempengaruhi proses pemilihan, pengelolaan suara, dan penyimpanan data.
7 21 Gambar 6 Potensi serangan pada sistem e-voting Sebagai contoh, pengaturan beberapa bagian dari database mesin voting untuk memperoleh informasi pada surat suara, untuk menambahkan surat suara atau untuk menghapus suara yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merubah kode program agar terjadi kecurangan pada e-voting. Serangan lain adalah penyalahgunaan mifare card oleh orang yang bukan pemegang kartu yang sah, sehingga orang yang tidak berhak untuk memilih dapat melakukan pemilihan. 2. Menyerang server CLA. Tujuan dari serangan ini untuk mempengaruhi proses otentikasi. Contoh dari serangan ini adalah pengubahan UID dan NIK yang akan dikirimkan sistem ke pemilih serta status pemilih. Pengubahan ini mungkin dilakukan apabila database server CLA dapat ditembus oleh penyerang sehingga akun pemilih tidak lagi sama dan tidak dapat digunakan oleh pemilih. Serangan lain adalah. penolakan layanan yang mengakibatkan Server CLA tidak dapat diakses oleh para pemilih. Penyerangan ini dapat dilakukan melalui serangan DoS atau (Denial Of Service). 3. Menyerang server CTF. Tujuan dari serangan ini untuk mempengaruhi tahap penghitungan suara.
8 22 Seorang lawan merubah kode program pada database server CTF untuk mengubah fungsionalitas server CTF. Contohnya, untuk mempengaruhi penghitungan suara. 4. Menyerang koneksi antara mesin voting dan server CLA. Tujuan dari serangan ini untuk mempengaruhi proses komunikasi antara mesin voting dan server CLA. Sebagai contoh, penyerang dapat bertindak sebagai Man in the Middle saat CLA mengirimkan kunci simetris kepada mesin voting untuk melakukan komunikasi, pihak yang mengirimkan kunci tersebut bukanlah CLA yang resmi melainkan server lain yang mengaku sebagai CLA. Berdasarkan potensi-potensi serangan pada sistem e-voting, akan dilakukan analisis terhadap serangan khusus pada sistem e-voting. Menurut (Buldas & Magi 2007), serangan khusus e-voting adalah serangan yang mengakibatkan perubahan besar dalam penghitungan akhir. Jika suatu sistem e-voting aman dalam hal serangan khusus voting, maka dapat ditentukan bahwa sistem tersebut aman pada prakteknya. Ada beberapa serangan khusus voting. 1. Pencurian suara. Tujuan serangan ini adalah untuk memberi lebih banyak suara untuk kandidat tertentu. Jika sistem e-voting tidak aman terhadap pencurian suara, maka penyerang dapat memberikan surat suara dan diterima dalam penghitungan akhir. Ancaman lainnya adalah pemilih mampu untuk memberikan lebih dari satu suara, sehingga seluruh suara diterima dalam penghitungan akhir dan penyerang dapat menambahkan atau mengurangi suara kandidat. 2. Penggagalan/pencabutan suara. Tujuan serangan pencabutan suara adalah untuk mengeliminasi suara yang tidak diinginkan. Jika sistem e-voting tidak aman terhadap penggagalan suara, maka pemilih yang berhak tidak dapat melakukan pemilihan, dan suara pemilih tidak diperhitungkan dalam perhitungan akhir suara. Serangan ini bukan untuk menggagalkan e-voting, karena hal itu tidak menguntungkan bagi penyerang.
9 23 Gambar 7 Serangan e-voting 4.4 Penerapan Attack Tree untuk Sistem E-Voting Pada bagian ini akan disajikan penerapan attack tree pada sistem e-voting pilkada Kota Bogor yang digambarkan dalam format: grafik. Attack tree yang telah dijelaskan pada Subbab 2.6 merupakan grafik acyclic di mana setiap node dalam grafik memiliki tepat satu orangtua. Akar pohon adalah simpul yatim. Node adalah tempat untuk menyimpan informasi. Grafik attack tree akan digambarkan dalam tiga bentuk node: 1. untuk menggambarkan kondisi OR. 2. untuk menggambarkan kondisi AND. 3. untuk menggambarkan terminal. Setelah grafik attack tree selesai dibuat, berbagai node anak akan diberi nilai P (possible) dan I (impossible), kemudian dilakukan perhitungan terhadap node tersebut. Menurut (Schneier 1999) nilai node OR adalah P jika salah satu nilai node anaknya P dan I jika semua nilai node anaknya I. Nilai node AND hanya P jika semua node anaknya P dan I jika sebaliknya. Hasil perhitungan attack tree dapat dilihat pada Lampiran 1. Pohon serangan pada analisis ini belum sempurna karena belum semua kemungkinan cara menyerang dipertimbangkan. Namun, tahap ini merupakan upaya pertama untuk menganalisis serangan khusus e-voting pada sistem e-voting pilkada Kota Bogor.
10 24 Grafik serangan pohon sistem e-voting dapat dilihat pada Gambar 7 Simpul akar dari pohon bernama Serangan e-voting adalah simpul OR dengan 2 node anak yaitu: Serangan pencurian suara dan Serangan pencabutan suara. Grafik serangan untuk pencurian suara dan pencabutan suara secara detail dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9.
11 Gambar 8 Serangan pencurian suara 25
12 26 Gambar 9 Serangan pencabutan suara
13 Analisis Vulnerability Analisis vulnerability sistem e-voting akan dilakukan terhadap serangan khusus e-voting berikut: 1. Serangan pencurian suara. 2. Serangan pencabutan suara. Serangan pencurian suara Jika sistem e-voting aman terhadap serangan pencurian suara maka dua sifat keamanan berikut harus terpenuhi: Pemilih yang tidak memenuhi syarat tidak dapat memilih dan pemilih yang memenuhi syarat tidak dapat memilih lebih dari sekali. Serangan pencurian suara memiliki tiga kemungkinan yang dapat dilihat pada Gambar 10, yaitu: 1. Pemilih yang tidak memenuhi syarat dapat memilih. 2. Pemilih yang memenuhi syarat dapat memilih lebih dari sekali. 3. Menambah atau menghapus suara kandidat. Pertama, analisis terhadap pemilih yang tidak memenuhi syarat (pemilih palsu) dapat memilih. Ada tiga kemungkinan pemilih palsu dapat melakukan pemilihan, yaitu: Menggunakan mifare card orang lain (milik pemilih yang terdaftar). Menyerang server CLA. Menyerang koneksi koneksi antara mesin voting dan server CLA. Dalam sistem e-voting pilkada Kota Bogor, dimungkinkan orang yang tidak berhak memilih untuk dapat melakukan pemilihan dengan menggunakan mifare card milik orang lain (pemilih yang terdaftar). Pemilih yang tidak berhak juga dapat menyerang koneksi antara mesin voting dan server CLA dengan membuat serangan Man in the Middle, sehingga mesin voting dapat terhubung ke server CLA palsu. Untuk dapat melakukan serangan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendapatkan password VPN, karena sistem e-voting Pilkada Kota Bogor menggunakan VPN untuk mengamankan jalur komunikasi antara mesin voting dan server CLA. Apabila password VPN telah didapatkan, maka dapat dilakukan serangan Man ini
14 28 the Middle dengan tujuan untuk manipulasi transaksi pemilih. Serangan Man in the Middle dilakukan dengan mengembangkan server CLA palsu dan menghubungkan mesin voting dengan server CLA palsu. Analisis vulnerability serangan ini disajikan dalam pohon serangan 1.2. Selanjutnya penyerang dapat melakukan pemilihan apabila database server CLA dapat ditembus oleh penyerang, dimana UID dan NIK pemilih yang sah terdaftar pada database server CLA. Untuk dapat melakukan serangan terhadap database server CLA, penyerang dapat membuat kode program yang mengakibatkan fungsionalitas server CLA terganggu. Analisis vulnerability serangan ini disajikan dalam pohon serangan 1.3. Kedua, analisis terhadap pemilih yang memenuhi syarat dapat memilih lebih dari sekali. Ada tiga kemungkinan pemilih palsu dapat melakukan pemilihan, yaitu: Menyerang server CLA. Menyerang koneksi koneksi antara mesin voting dan server CLA. Menyerang mesin voting. Analisis serangan terhadap server CLA dan serangan koneksi antara mesin voting dan server CLA telah dijelaskan pada analisis terhadap pemilih yang tidak memenuhi syarat (pemilih palsu) dapat memilih. Selanjutnya, akan dijelaskan analisis serangan terhadap mesin voting. Pada saat pemilihan, akan dicek apakah pemilih telah memberikan suara? Apabila pemilih telah melakukan pemilihan, Gambar 10 Potensi serangan pencurian suara
15 29 status di database mesin voting akan berubah dan aplikasi pada mesin voting tidak akan mengijinkan pemilih untuk melakukan pemilihan kembali. Oleh karena itu, agar serangan sukses penyerang membutuhkan akses ke database mesin voting untuk mempengaruhi proses yang berjalan di mesin voting. Untuk dapat melakukan serangan terhadap database mesin voting, penyerang dapat membuat kode program yang mengakibatkan fungsionalitas mesin voting terganggu. Tujuan dari serangan ini untuk mengubah status pemilih. Analisis vulnerability serangan ini disajikan dalam pohon serangan 1.4. Ketiga, analisis terhadap serangan untuk menambah atau mengurangi suara kandidat. Kemungkinan serangan yang dapat dilakukan untuk menambah atau mengurangi suara kandidat yaitu dengan menyerang server CTF. Penyerang dapat melakukan penambahan atau pengurangan suara kandidat apabila database server CTF dapat ditembus oleh penyerang, dimana suara kandidat dari semua mesin voting dikumpulkan pada database server CTF. Untuk dapat melakukan serangan terhadap database server CTF, penyerang dapat membuat kode program yang mengakibatkan fungsionalitas server CLA terganggu. Pencabutan suara Jika sistem e-voting aman terhadap pencabutan suara pemilih maka sifat keamanan berikut harus terpenuhi, yaitu pemilih yang memenuhi syarat dapat melakukan pemilihan. Kemungkinan serangan pencabutan suara dapat dilihat pada Gambar 11 yaitu pemilih yang memenuhi syarat tidak dapat memilih. Ada dua kemungkinan pemilih yang memenuhi syarat tidak dapat memilih, yaitu: Menyerang server CLA. Menyerang koneksi antara mesin voting dan server CLA. Analisis vulnerability serangan terhadap server CLA disajikan dalam pohon serangan 2.1 dan analisis vulnerability serangan koneksi antara mesin voting dan server CLA disajikan dalam pohon serangan 2.2. Analisis serangan terhadap server CLA dan serangan koneksi antara mesin voting dan server CLA telah dijelaskan pada serangan pencurian suara.
16 30 Gambar 11 Potensi serangan pencabutan suara Pada sistem e-voting pilkada Kota Bogor, untuk mengamankan pertukaran data antara mesin voting - server CLA dan mesin voting - server CTF menggunakan VPN PPTP. Otentikasi antara server VPN dan client VPN menggunakan password. Menurut (Eisinger 2001), serangan brute force yang dicoba dengan kombinasi berbeda dari kunci DES, 16 bit terakhir dari NT password hash bisa ditentukan. Sistem e-voting pilkada Kota Bogor, tidak menerapkan keamanan pada database mesin voting, server CLA dan server CTF. SQL Injection merupakan salah satu masalah vulnerability dalam implementasi database. SQL Injection adalah suatu teknik mengeksploitasi web aplikasi yang didalamnya menggunakan database untuk penyimpanan data. Secara kualitatif sistem e-voting pilkada Kota Bogor tidak aman untuk diimplementasikan yang digambarkan pada Lampiran 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada komputer server CLA:
6 pemilih sehingga badan tabulasi menerima data yang salah. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas sniffing, maupun penanaman keyloger pada hardware maupun software yang digunakan dalam sistem
Lebih terperinciANALISIS KUALITATIF VULNERABILITY SISTEM E-VOTING PILKADA KOTA BOGOR MENGGUNAKAN ATTACK TREES KODARSYAH
ANALISIS KUALITATIF VULNERABILITY SISTEM E-VOTING PILKADA KOTA BOGOR MENGGUNAKAN ATTACK TREES KODARSYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciImplementasi ( Implementation Kebijakan (Policy) Pengujian HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi ( Specification Perancangan ( Design
terjadi. Dalam penelitian ini berbagai ancaman yang dapat timbul pada saat pemilihan berlangsung akan dianalisis dalam empat kelas besar yakni: a Disclosure, yakni akses terhadap informasi oleh pihak yang
Lebih terperinciRANCAN BANGUN SISTEM E-VOTING MENGGUNAKAN PROTOKOL TWO CENTRAL FACILITIES
RANCAN BANGUN SISTEM E-VOTING MENGGUNAKAN PROTOKOL TWO CENTRAL FACILITIES Asep Taufik Muharram 1, Fitrah Satrya 2 1 Fakultas Sains Dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta JL. Ir. H. Juanda, No.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Umum (Pemilu) 2.2 Pemungutan Suara
3 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Umum (Pemilu) Peraturan tertinggi mengenai pemilu diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 hasil amandemen. Pemilu secara tegas diatur pada UUD 1945 perubahan III, bab
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pemilu di Indonesia
4 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pemilu di Indonesia Pemilihan umum sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suatu negara demokrasi, hampir semua negara demokrasi melaksanakan pemilihan umum. Pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan yang akan dilakukan oleh penulis untuk memberikan gambaran serta kemudahana dalam melakukan penelitian. Berikut tahapan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
18 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Protokol ini memiliki tiga komponen utama dalam implementasi penyelenggaraan pemilu yakni mesin voting, Central legitimization Agency (CLA), dan Central Tabulating Facilities
Lebih terperinciMuhammad Ilyas Sikki, Sugi Guritman and Hendra Rahmawan
PENGEMBANGAN SISTEM E-VOTING DENGAN PROTOKOL TWO CENTRAL FACILITIES MENGGUNAKAN FINGERPRINT SEBAGAI OTENTIKASI VOTER Muhammad Ilyas Sikki, Sugi Guritman and Hendra Rahmawan Departemen Ilmu Komputer, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat mengubah aktivitas manusia menjadi lebih mudah. Dalam hal berkomunikasi, sekarang masyarakat
Lebih terperinciMetode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman
Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman Arie Karhendana NIM 13503092 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung arie@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti penggunaan teknologi internet sebagai pendukung kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendukung produktivitas perusahaan sekarang ini semakin bervariasi dan berkembang seperti penggunaan teknologi internet sebagai pendukung kinerja perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER
BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER Kompetensi Dasar 3.2. Memahami tugas dan tanggungjawab Admin Server 4.2. Menalar tugas dan tanggungjawab Admin Server Materi Pokok Tugas dan Tanggung Jawab
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, di Indonesia mobile internet masih merupakan potensi yang belum banyak tersentuh. Hal ini dikarenakan teknologi mobile internet memerlukan
Lebih terperinciImplementasi Lingkungan Pengembangan Pengujian Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem
terdiri dari informasi profil pelanggan, update password dan simulasi. Desain proses disajikan dalam bentuk flowchart dan bagan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Implementasi Lingkungan
Lebih terperinciAncaman & Keamanan Jaringan Komputer. Rijal Fadilah, S.Si
Ancaman & Keamanan Jaringan Komputer Rijal Fadilah, S.Si Tujuan Keamanan Jaringan Komputer Availability / Ketersediaan User yg mempunyai hak akses / authorized users diberi akses tepat waktu dan tidak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 2 Perangkat keras: Prosesor AMD Athlon II 245 2,9 GHz; Memori 2046 MB; HDD 160 GB. Client:
9 batasan, dan tujuan sistem. Pada tahap ini, spesifikasi sistem telah ditetapkan. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak Pada tahap ini, akan dirancang suatu representasi sistem yang akan dibuat. Perancangan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci :SSL, RSA, MD5, Autentikasi, Kriptografi. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam dunia internet tidak ada yang benar-benar aman. Selalu saja ada celah dalam setiap aplikasi yang dibuat. Untuk memininalisir serangan dapat menggunakan enkripsi pada data ketika data tersebut
Lebih terperinciSISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION
SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION Ari Muzakir Teknik Informatika Universitas Bina Darma Palembang Jl. A. Yani No. 12 Palembang email : ariemuzakir@gmail.com Abstrak Web service
Lebih terperinci2. SSH dengan password: SSH dengan public key:
1. Telnet dan SSH Telnet Telnet adalah singkatan dari Telecommunications Network Protocol, merupakan remote login yang terjadi pada jaringan internet disebabkan karena adanya service dari protocol Telnet.
Lebih terperinciTelnet dan SSH. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta
Telnet dan SSH Aloysius S Wicaksono, 32701 Glagah Seto S Katon, 21566 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. PENDAHULUAN II. TELNET Layanan remote login adalah layanan yang mengacu pada program atau
Lebih terperinciGambar 2 Tahapan metode penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain Tahapan desain pada penelitian ini berupa perancangan antarmuka sistem dengan pengguna. Tahapan ini juga menjelaskan proses kerja sistem. Implementasi Tahapan implementasi mencakup batasan sistem,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini berisi penjelasan tentang analisis, identifikasi masalah, perancangan sistem kerangka pemikiran, struktur tabel basis data dan perancangan antarmuka aplikasi. Dalam
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. 3.1 Otentikasi Perangkat dengan Kriptografi Kunci-Publik
BAB III ANALISIS BAB III bagian analisis pada laporan tugas akhir ini menguraikan hasil analisis masalah terkait mode keamanan bluetooth. Adapun hasil analisis tersebut meliputi proses otentikasi perangkat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Ujian Online (SUO) 1 Pengertian Sistem Ujian Online (SUO) Sistem Ujian Online (SUO) dikembangkan sebagai suatu metode alternatif untuk sistem pelaksanaan ujian, selain sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar dalam pembuatan laporan. Dasar-dasar tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
Lebih terperinciPengantar E-Business dan E-Commerce
Pengantar E-Business dan E-Commerce Pertemuan Ke-5 (Keamanan Sistem E-Commerce) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pilar Keamanan Sistem
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi aplikasi adalah tahap penerapan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat agar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu
Lebih terperinciPemanfaatan dan Implementasi Library XMLSEC Untuk Keamanan Data Pada XML Encryption
Pemanfaatan dan Implementasi Library XMLSEC Untuk Keamanan Data Pada XML Encryption Ari Muzakir Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No 12 Palembang, Indonesia ariemuzakir@gmail.com Abstrak Keamanan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet membuat informasi menjadi semakin cepat disebarkan dan lebih mudah didapatkan. Namun kadangkala internet memiliki kelemahan yaitu dari sisi keamanan.
Lebih terperinciPenerapan Digital Signature pada Dunia Internet
Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Nur Cahya Pribadi NIM : 13505062 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15062@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Rekam Medis pada Rumah Sakit Mata Masyarakat Surabaya.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem adalah hasil dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya implementasi dapat membantu memahami jalannya
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan aplikasi ini adalah implementasi sistem. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi dapat dilakukan melalui server atau client dan membutuhkan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Kebutuhan Sistem Sistem yang digunakan untuk pembuatan Katalog Pemasaran Mobil Online Berbasis Manajemen Hubungan Rekanan Pada Hermasari Motor berbasis web. Implementasi
Lebih terperinciProtokol Kriptografi Secure P2P
Protokol Kriptografi Secure P2P Protokol Kriptografi dalam Jaringan Peer To Peer Andarias Silvanus (13512022) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH
BAB III ANALISIS MASALAH Bab ketiga ini berisi penjelasan analisis permasalahan serta solusi dalam penanganan masalah dalam tugas akhir ini. Solusi penanganan masalah tersebut berupa langkah-langkah lojik
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION 1 Ari Muzakir
Lebih terperinciAmalia Zakiyah D4 LJ TI. LAPORAN RESMI TELNET dan SSH
Nama : Amalia Zakiyah NRP : 2110165021 Kelas : 1 D4 LJ TI LAPORAN RESMI TELNET dan SSH 1. Jelaskan secara terknis tentang aplikasi Telnet dan SSH, meliputi: Fungsi Nama package File konfigurasi Port number
Lebih terperinciBab 3. Metode dan Perancangan Sistem
Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan
Lebih terperinciISSN VOL 16, NO 1, APRIL 2015 ISSN: Pengembangan Web E-Voting Menggunakan Secure Election Protocol
ISSN: 1978-1520 Pengembangan Web E-Voting Menggunakan Secure Election Protocol Irpan Adiputra Pardosi 1, Ronsen Purba 2 STMIK Mikroskil, Jl. Thamrin No. 112, 124, 140, Telp. (061) 4573767, Fax. (061) 4567789
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahap Implementasi merupakan tahap pelaksanaan atau penerapan dari perancangan yang telah dikemukakan pada bab 4, yaitu perancangan sistem untuk melakukan proses kean
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Uji Coba Aplikasi monitoring status jaringan berbasis web ini dapat berjalan pada beberapa platform operasi sistem seperti windows dan linux dengan menggunakan aplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dijelaskan mengenai beberapa hal, yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi penelitian, spesifikasi alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet adalah teknologi yang berkembang sangat pesat. Keberadaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet adalah teknologi yang berkembang sangat pesat. Keberadaannya sangat melekat pada kehidupan sehari-hari, baik itu pekerjaan, hiburan, maupun sesuatu
Lebih terperinciRANCANGAN PROTOKOL KEAMANAN DATA UNTUK SISTEM UJIAN ONLINE 1
RANCANGAN PROTOKOL KEAMANAN DATA UNTUK SISTEM UJIAN ONLINE 1 Wahyu Noviani P. FMIPA, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan Email korespondensi : novie@ut.ac.id Ujian merupakan salah satu tahapan evaluasi
Lebih terperinci1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
1 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 1.1 Implementasi Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan perancangan sistem dapat dipang sebagai usaha untuk mewujudkan sistem dirancang. Pada tahapan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh seorang tenaga profesional yang bergerak didalam bidang teknologi informasi. Internet sangat membantu
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM APLIKASI & TATA CARA PENDAFTARAN PPDB ONLINE TINGKAT SMP KOTA TANGERANG SELATAN
PETUNJUK UMUM APLIKASI & TATA CARA PENDAFTARAN PPDB ONLINE TINGKAT SMP KOTA TANGERANG SELATAN Aplikasi Penerimaan Peserta Didik Baru Tingkat SMP Online (PPDB) merupakan sebuah aplikasi berbasis web (web
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Instalasi Software Dalam penulisan tugas akhir ini dalam pembuatan programnya menggunakan aplikasi XAMPP dan MySQL sebagai databasenya dengan bahasa pemrograman Visual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler atau komunikasi bergerak (mobile communication) juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kemajuan zaman yang sangat pesat, teknologi telekomunikasi seluler atau komunikasi bergerak (mobile communication) juga mengalami banyak
Lebih terperinciBab II. Tinjuan Pustaka
Bab II Tinjuan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pemanfaatan teknologi VPN dengan menggunakan protokol PPTP ini juga pernah diimplementasikan oleh mahasiswa dari program Studi Teknik Informatika Stimik
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password
Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Inayatullah STMIK MDP Palembang inayatullah@stmik-mdp.net Abstrak: Data password yang dimiliki oleh pengguna harus dapat dijaga keamanannya. Salah
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Kriptografi XXTEA untuk Enkripsi dan Dekripsi Query Database pada Aplikasi Online Test (Studi Kasus : SMK Immanuel Pontianak)
Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2017) 1 Implementasi Algoritma Kriptografi XXTEA untuk Enkripsi dan Dekripsi Query Database pada Aplikasi Online Test (Studi Kasus : SMK Immanuel
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK
BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN PERANGKAT LUNAK Bab ini menjelaskan proses enkripsi dan dekripsi pada jumlah suara menggunakan algoritma RSA dan analisis kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tak pelak membawa sejumlah perubahan dalam kehidupan manusia, khususnya bagaimana cara manusia
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Gambaran umum system Tugas Akhir Sistem Monitoring Local Area Network Kabupaten Sukoharjo Berbasis PHP dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi bertujuan untuk menerapkan sistem yang dibangun agar dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahaptahap
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPOOFING DAN SSH FORWARDING UNTUK KEAMANAN SERTA FILTRASI DATA PADA JARINGAN
PENGGUNAAN SPOOFING DAN SSH FORWARDING UNTUK KEAMANAN SERTA FILTRASI DATA PADA JARINGAN Selamet Hariadi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Dalam tahap ini merupakan pembuatan sistem yang membutuhkan proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM E-VOTING DENGAN PROTOKOL TWO CENTRAL FACILITIES MENGGUNAKAN FINGERPRINT SEBAGAI OTENTIKASI VOTER
PENGEMBANGAN SISTEM E-VOTING DENGAN PROTOKOL TWO CENTRAL FACILITIES MENGGUNAKAN FINGERPRINT SEBAGAI OTENTIKASI VOTER Muhammad Ilyas Sikki, Sugi Guritman, Hendra Rahmawan Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciModel Proses Pemilihan
Sistem e-voting menurut Election Markup Language (EML) Specification Version 6.0 Bowo Prasetyo Universitas Gunadarma 8 Nopember 2011 Model Proses Pemilihan Model Proses Pemilihan Tahap pra-pemungutan:
Lebih terperinciBAB I PERSYARATAN PRODUK
BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1. Pendahuluan Perkembangan teknologi mengakibatkan manusia selalu ingin mendapatkan kebutuhan pokoknya secara cepat dan akurat. Informasi dapat dikatakan sebagai salah satu
Lebih terperinciKEAMANAN DALAM E-COMMERCE
KEAMANAN DALAM E-COMMERCE Pendahuluan Faktor keamanan: pengelolaan dan penjagaan keamanan secara fisik penambahan perangkatperangkat elektronik (perangkat lunak dan perangkat keras) untuk melindungi data,
Lebih terperinciANALISIS KEAMANAN PAIR BASED TEXT AUTHENTICATION PADA SKEMA LOGIN
Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 ANALISIS KEAMANAN PAIR BASED TEXT AUTHENTICATION PADA SKEMA LOGIN Muhammad Munandar 1), Arif Rahman Hakim 2) 1,2 Teknik Persandian, Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menunjang kegiatan penelitian dalam bab ini akan dijelaskan desain penelitian, metode penelitian yang digunakan, serta alat dan bahan penelitian. 3.1 Desain Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Persediaan Barang pada CV. BARUMUN, yang telah dibuat serta akan
Lebih terperinciLebih kompatibel dengan Windows karena memang IIS adalah keluaran Microsoft.
Web Server Internet Information Service Kelebihan dan Kekurangan Lebih kompatibel dengan Windows karena memang IIS adalah keluaran Microsoft. Unjuk kerja untuk PHP lebih stabil, handal, dan cepat. Adanya
Lebih terperinciDitto Narapratama ( ) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung,
Studi Serangan Kriptografi pada protokol SSH Ditto Narapratama (13504132) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: dittonara@yahoo.com Abstrak Seringkali kita membutuhkan cara untuk mengakses atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan rincian hal yang menjadi dasar penulisan skripsi ini mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. 1.1.
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini aan dijelaskan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi. Pada
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Pada tahapan ini sistem yang telah dirancang pada tahap ke tiga akan dikembangkan, sehingga sistem yang dibuat harus mengacu pada rancangan yang telah
Lebih terperinciDatabase Security BY NUR HIDAYA BUKHARI PRODI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012
Database Security BY NUR HIDAYA BUKHARI 102904037 PRODI TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012 Mengapa masalah keamanan basis data menjadi penting? Kemampuan menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Security Policy Development Life Cycle (SPDLC)
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Security Policy Development Life Cycle (SPDLC). Berikut penjelasan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini:
Lebih terperinciProsiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Ari Muzakir
Prosiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN2089-3582 PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION Ari Muzakir Program
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI SISTEM. analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implemetasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari membuat kita semakin dimanjakan dengan teknologi informasi. Faktor
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi yang berkembang sangat pesat merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi, dengan beragam aplikasi dan manfaat pada kehidupan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dan tempat sebagai berikut; Waktu : September Maret 2015
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam waktu dan tempat sebagai berikut; Waktu : September 2014 - Maret 2015 Tempat 1. Laboratorium Terpadu Teknik Elektro
Lebih terperinciPerancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi
Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi Muhammad Aulia Firmansyah - 13509039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciPERTEMUAN 12 Keamanan dan Administrasi Database. (Chap. 20 Conolly)
PERTEMUAN 12 Keamanan dan Administrasi Database (Chap. 20 Conolly) Keamanan Database Keamanan Database : Mekanisme yang melindungi database terhadap ancaman disengaja atau tidak disengaja. Keamanan database
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Infrastruktur Aplikasi Verifikasi Warkat Berbasis Website Setelah melakukan analisis dan perancangan diharapkan agar aplikasi yang telah dibuat dapat menjadi solusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan sangat pesat, ini dibuktikan dengan munculnya berbagai teknologi baru dalam bidang komputer
Lebih terperinciIV-1. Gambar IV-1 Model Umum Web-Vote
BAB IV MODEL WEB-VOTE Bab ini membahas mengenai model sistem e-voting yang memenuhi persyaratan sesuai dengan hasil analisis pada bab sebelumnya. Pada bab sebelumnya (bab III.4 tentang Aspek Sistem E-voting)
Lebih terperinciBAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG
BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG Pengembangan website telah menjadi tuntutan pemiliknya seiring dengan dinamika dan kemajuan teknologi internet. Website yang tidak mempunyai informasi dan tampilan
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI PENGUJIAN SISTEM
83 BAB V IMPLEMENTASI PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Perangkat lunak sistem informasi pemesanan tiket yang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman utama yaitu PHP, dengan menggunakan basis data
Lebih terperinciStudi dan Analisis Penggunaan Secure Cookies Berbasis Kriptografi Kunci Publik untuk Aplikasi ecommerce
Studi dan Analisis Penggunaan Secure Cookies Berbasis Kriptografi Kunci Publik untuk Aplikasi ecommerce Julian Sukmana Putra 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 Batasan Implementasi Dalam implementasinya, Sistem Monitoring UKM tenant Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) UII memiliki beberapa batasan-batasan asumsi, batasan tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
56 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Hasil rancangan pengolahan data lokasi tempat bersejarah di Kota Medan berbasis web GIS yang penulis buat sudah selesai dimana tampilan terdiri dari 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
75 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan rancang bangun sistem pakar mendiagnosis kerusakan mesin hoisting crane. Website ini terdiri dari
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH
BAB III ANALISIS MASALAH Bab ketiga ini berisi penjelasan analisis permasalahan serta solusi dalam penanganan masalah dalam tugas akhir ini. Solusi penanganan masalah tersebut berupa langkah-langkah lojik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP
BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar Tentang VOIP VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah teknologi yang menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara jarak jauh secara langsung. Sinyal
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. transaksi dan transaksi operasional. Interaksi ini berupa pengisian form akrualisasi dan
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Aplikasi ini direncanakan akan diimplementasikan pada Bank Indonesia sebagai salah satu alat bantu untuk dapat memasukkan, mengubah, serta memverifikasi
Lebih terperinciSecurity in Mobile Applications and Networks
Modul ke: Security in Mobile Applications and Networks OSI Layer dan Security Goals Fakultas Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id Dr. Wahju Sediono; Beny Nugraha, ST, MT, M.Sc;
Lebih terperinciImam Prasetyo Pendahuluan
SSL (Secure Socket Layer) Imam Prasetyo imp.masiv@gmail.com http://superman-kartini.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Menurut Lamkuche, dkk. (2012), informasi pribadi yang ada di internet sebagian besar belum mendapat perlindungan yang baik. Perkembangan internet telah
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Implementasi merupakan tahapan sistem berdasarkan hasil perancangan yang telah didesain sebelumnya sehigga sistem dapat difungsikan dalam keadaan sebenarnya
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENGGUNAAN TinyCA SEBAGAI APLIKASI CERTIFICATE AUTHORIZATION (CA) YANG MUDAH DAN SEDERHANA PADA SISTEM OPERASI UBUNTU
STUDI KASUS PENGGUNAAN TinyCA SEBAGAI APLIKASI CERTIFICATE AUTHORIZATION (CA) YANG MUDAH DAN SEDERHANA PADA SISTEM OPERASI UBUNTU Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM Yogyakarta nilafeby@amikom.ac.id ABSTRAKSI
Lebih terperinciKeamanan Sistem World Wide Web. Pertemuan VI
Keamanan Sistem World Wide Web Pertemuan VI Sejarah singkat WWW Dikembangkan oleh Tim Berners-Lee ketika bekerja di CERN (Swiss). Untuk membaca atau melihat sistem WWW digunakan tools yang dikenal dengan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVELUASI. Pada bab ini menjelaskan mengenai aplikasi pengaturan dokumen yang dibuat
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVELUASI Pada bab ini menjelaskan mengenai aplikasi pengaturan dokumen yang dibuat untuk mempermudah meja keredaksian dalam proses pertukaran data. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi
Lebih terperinci