BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki potensi wisata, seperti: Bandung, Yogyakarta, Bali, dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki potensi wisata, seperti: Bandung, Yogyakarta, Bali, dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin modern ini, pariwisata sedang menjadi bahan pembicaraan serta menjadi suatu tren bagi masyarakat di seluruh dunia. Semua belahan masyarakat ingin melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang baru atau tempat yang sedang dibicarakan oleh sebagian besar masyarakat luas. Kota di Indonesia memiliki banyak potensi-potensi yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Kota-kota dan wilayah yang memiliki potensi wisata, seperti: Bandung, Yogyakarta, Bali, dan Surabaya menjadi tujuan utama wisatawan. Biasanya masyarakat memilih tempat yang dapat menghilangkan kepenatan dan kejenuhan dari kegiatan sehari-hari. Masyarakat kota besar lebih memilih tempat yang memiliki potensi wisata alam, seperti laut dan pegunungan. Beberapa pendorong dalam pengembangan pariwisata di Indonesia menurut Spilane (1987:57), di antaranya adalah berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara jika dibanding dengan waktu lalu, merosotnya nilai eksport pada sektor nonmigas, adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten, dan besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan 1

2 2 pariwisata. Berbagai macam wisata yang ditawarkan di Indonesia, mulai dari wisata alam berupa pemandangan alam seperti pantai Parangtritis-nya Yogyakarta, wisata Budaya dan Alam seperti Tanah Lot di Bali, wisata Belanja seperti pasar Cibaduyut di Bandung, wisata Sejarah seperti Kota Tua di Jakarta dan wisata Agama seperti wisata religi Sunan Ampel di Surabaya. Wisata Agama memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan rohani manusia untuk memperkuat iman dengan mendatangi tempat-tempat yang dianggap memiliki nilai religius. Wisata agama atau wisata religi banyak peminat. Penamaan ini terjadi secara tiba-tiba dan secara langsung terjadi sebuah kesepakatan antara beberapa kalangan seperti, penyedia jasa angkutan wisata, pengelola dan penjaga kawasan makam para wali, pemuka masyarakat dan masyarakat secara luas. Wisata Ziarah sering dihubungkan dengan keinginan pengunjung untuk memperoleh suatu tujuan, biasanya berupa restu, kesegaran rohani, kekuatan batin, dan meminta rezeki yang berlimpah. Kegiatan yang berhubungan dengan hal ini, contohnya umat Islam melakukan wisata rohani ke Makkah, umat Buddha melakukan wisata rohani ke Thailand, umat Nasrani melakukan perjalanan wisata rohani ke Yerussalem dan umat Agama Hindu melakukan perjalanan wisata rohani ke India. Di Indonesia terdapat tempat-tempat yang dianggap suci dan sakral yang menjadi tujuan

3 3 bagi penganut agama tertentu seperti Candi Borobudur untuk umat beragama Buddha, Candi Prambanan dan Pura untuk umat beragama Hindu, Sendangsono untuk umat beragama Katholik, dan Makam para Walisongo untuk umat Islam. Menurut Pendit (2002:42) Wisata Ziarah adalah jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok dari masyarakat. Wisata Ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang-orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau ke gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib yang penuh legenda. Sebelum ajaran agama Islam masuk ke Indonesia, masyarakat mempunyai kepercayaan asli yang berasal dari nenek moyang. Kepercayaan itu beragam, seperti: Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tollotang di Sulawesi Selatan, dan sebagainya. Namun, kepercayaan asli itu biasa disebut sebagai ajaran animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap adanya roh-roh yang bersemayam pada tempat yang dianggap seram seperti, pohon tua, gua, daerah tertentu dan batu besar. Animisme mengajarkan agar manusia menghormati roh-roh yang bersemayam di suatu benda atau tempat agar tidak mengganggu kehidupannya dan berharap semoga para roh membantu mereka dalam kehidupan. Kepercayaan animisme juga menyatakan bahwa roh dari seseorang yang telah meninggal akan memasuki tubuh hewan, seperti tikus, babi atau harimau yang akan membalas dendam kepada

4 4 seseorang yang menjadi musuh semasa hidupnya. Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang berdiam di suatu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan bersifat suci seperti benda hidup, benda mati, maupun benda-benda ciptaan manusia seperti keris, tombak, cincin, dan lain lain (Koentjaraningrat, 1984:335). Islam masuk ke Indonesia dijelaskan dalam tiga tema pembahasan yaitu, tempat asal kedatangan, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berdasarkan tempat asal kedatangannya terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang masukmya Islam ke Indonesia yaitu, Teori Gujarat yang mengatakan agama Islam dibawa oleh para pedagang Muslim yang berasal dari Gujarat- India sekitar abad ke- 13 M, Teori Makkah menyebutkan bahwa agama Islam berasal dari Timur Tengah dibawa langsung oleh pedagang Arab Muslim sekitar abad ke- 7 M, dan Teori Persia yang berisikan para pedagang Persia singgah di Nusantara dalam perjalanannya menuju Gujarat sekitar abad ke- 13 M. Dapat disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke- 7 M kemudian menyebar dan dikenal oleh masyarakat umum pada abad ke- 13 M (Herimanto dan Eko Targiyatmi, 2014 : ). Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dibantu oleh peran para pedagang, ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Cara penyebaran agama Islam berbeda dengan penyebaran agama-agama sebelumnya. Islam menyebar melalui pendekatan kepada keluarga kerajaan, dengan cara menikah dengan keluarga kerajaan kemudian mengislamkan raja dan

5 5 keluarganya maka rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh raja mereka. Penyebaran agama Islam lebih diterima pada masyarakat umum karena di dalam ajaran Islam tidak mengenal sistem kasta. Di pulau Jawa para ulama yang menyebarkan agama Islam disebut wali, wali yang dikenal secara luas terdapat Sembilan sehingga sering disebut sebagai Walisanga atau Walisongo. Wali merupakan sebutan bagi orang yang memiliki tingkat tertinggi dan dianggap dekat dengan Allah. Biasanya para wali ini merupakan orang yang dipercaya di kalangan istana dan dapat juga menjadi penasihat sultan. Yang termasuk ke dalam Sembilan Wali tersebut adalah, Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam di Jawa Timur, Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Ampel, Sunan Bonang menyebarkan agama Islam di Tuban (Bonang), Sunan Drajat menyebarkan Islam di Gresik/Sedayu, Sunan Giri menyebarkan di daerah kudus, Sunan kalijaga menyebarkan Islam di daerah Demak, Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Jawa Barat, Sunan Muria menyebarkan Islam di sekitar Gunung Muria, Jepara, Tayu, Pati, dan Sunan Kalijaga menyebarkan Islam di Demak, Cirebon, hingga Sumatera. Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 di Champa, yaitu suatu daerah di Kamboja. Sunan Ampel menyebarkan agama Islam pada abad ke- XVI. Sunan Ampel merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik. Nama Ampel diambil dari tempat bermukimnya Raden Rachmad, nama kecil dari Sunan Ampel.

6 6 Sunan Ampel menyebarkan agama menggunakan pondok pesantren, menggunakan tanah yang dihadiahkan oleh Raja Majapahit. Sunan Ampel memberikan istilah Mo-Limo yaitu moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon yang memiliki arti tidak berjudi, tidak minum-minuman beralkohol, tidak mencuri, tidak memakai narkoba dan tidak berzina (Rahimsyal, 2004:20-31). Makam Sunan Ampel merupakan salah satu destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi para peziarah. Makam sunan ampel terletak di belakang Masjid Ampel. Masjid Ampel didirikan sekitar tahun 1421 oleh Sunan Ampel dibantu oleh Mbah Sholeh dan Mbah Sohaji yang merupakan sahabatnya serta dibantu oleh murid-muridnya. Masjid berbahan kayu jati ini dibangun menggunakan perpaduan gaya arsitektur Jawa Kuno dan nuansa Arab islami. Arsitektur bangunan masih dipengaruhi dengan akulturasi Hindu dan Buddha. Masjid ini biasa digunakan oleh para ulama berkumpul untuk membahas ajaran Islam dan metode yang akan digunakan.1 Wisata religi Sunan Ampel terletak di Jalan Ampel Masjid No. 53 dan Jalan Ampel Suci No. 54 Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya. Di Masjid ini selain terdapat Makam Sunan Ampel terdapat juga makam para sahabat Sunan Ampel. Di lingkungan yang sama terdapat 1 Wawancara penulis dengan Zeid Mohammad A. Khan selaku juru kunci di Makam Sunan Ampel dilakukan pada tanggal 15 September 2014 di kantor informasi kawasan religi Makam Sunan Ampel

7 7 makam Boto Putih yang merupakan makam dari Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih. Di Masjid ini terdapat air yang dianggap keramat yang berasal dari sumur yang merupakan peninggalan dari Sunan Ampel yang diyakini sebagian masyarakat dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan dapat membuat awet muda. 2 Di sekitar Masjid Ampel terdapat banyak pedagang yang menjual beraneka oleh-oleh yang berupa parfum, sarung, peci, baju gamis, tasbih, kopiah, aksesoris, hingga air zam-zam dari Arab. Selain menjual barang, disini terdapat juga pedagang makanan dan minuman yang terletak dengan pintu masuk gapura masjid. Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul Objek Wisata Religi Makam Sunan Ampel (Studi Motivasi Peziarah dan Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ampel, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kabupaten Jawa Timur). 1.2 Ruang Lingkup (Batasan masalah) Ruang Lingkup dalam tugas akhir ini dibuat agar penulisan pada skripsi ini lebih terarah dan objek yang diteliti tidak terlalu meluas. Ruang lingkup yang dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di 2 Wawancara penulis dengan Zeid Mohammad A. Khan selaku juru kunci di Makam Sunan Ampel dilakukan pada tanggal 15 September 2014 di kantor informasi kawasan religi Makam Sunan Ampel

8 8 daerah tersebut. Pada penulisan ini pembahasan meliputi karakteristik peziarah, motivasi peziarah, dan pengaruh daerah wisata religi makam Sunan Ampel terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. 1.3 Rumusan Masalah Dalam penulisan latar belakang di atas dapat disimpulkan permasalahannya sebagai berikut : 1.) Apakah motivasi kedatangan para peziarah ke Makam Sunan Ampel? 2.) Bagaimanakah pengaruh wisata religi Makam Sunan Ampel terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.) Mengetahui motivasi kedatangan para peziarah ke Makam Sunan Ampel 2.) Mengetahui bagaimana pengaruh wisata religi Makam Sunan Ampel terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. 1.5 Manfaat Penelitian

9 9 1.) Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan kepada mahasiswa tentang wisata minat khusus yaitu wisata religi dengan objek Wisata Religi makam dan masjid Sunan Ampel. 2.) Manfaat Praktis Memberikan informasi, dan masukan kepada para pembaca, pengurus, dan pemerintah daerah serta pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai tulisan ini 1.6 Tinjauan Pustaka Beberapa sumber acuan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini, di antaranya : Pertama, dalam laporan penelitian unggulan program studi pariwisata Universitas Gadjah Mada yang berjudul "Dampak Pariwisata Religi Kawasan Masjid Sunan Kudus Terhadap Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial-Budaya" oleh Marsono dkk (2013) menjelaskan tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial-budaya yang diakibatkan adanya makam Sunan Kudus dan pariwisata berkelanjutan di kawasan religi makam dan masjid Sunan kudus. Kedua, pustaka dengan judul Kisah Walisongo Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa ciptaan Mb. Rahimsyah Ar. (1998). Buku ini berisi

10 10 tentang sejarah para Walisongo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Ketiga, dalam tugas akhir program studi sosial ekonomi pertanian/agrobisnis yang berjudul "Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas" oleh Hayani (2007) memberikan penjelasan tentang motivasi wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dari tinjauan pustaka di atas peneliti ini meneliti tentang motivasi peziarah yang datang ke makam Sunan Ampel dan Pengaruh wisata religi Makam Sunan Ampel terhadap masyarakat sekitar. Peneliti belum menemukan judul yang sama 1.7 Landasan Teori Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Bab I, Pasal I, Undang-Undang tentang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009). Menurut Slamet (1993: ), faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan mata pencaharian. a. Jenis Kelamin Motivasi yang dimiliki oleh seorang pria akan berbeda dengan

11 11 motivasi yang dimiliki oleh seorang wanita. Hal ini dikarenakan sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang membentuk perbedaan kedudukan, derajat antara pria dan wanita, sehingga menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban. b. Usia Dalam masyarakat terdapat perbedaan kedudukan dan derajat atas dasar senioritas, sehingga memunculkan golongan tua dan golongan muda yang berbeda-beda dalam hal-hal tertentu, misalnya menyalurkan pendapat dan mengambil keputusan. c. Tingkat Pendidikan Faktor pendidikan mempengaruhi motivasi yang dimiliki setiap peziarah. Dengan berbedanya latar belakang pendidikan yang dijalani, membuat perbedaan keinginan atau tujuan berziarah. d. Tingkat Penghasilan Besarnya tingkat penghasilan akan memberi peluang lebih besar bagi masyarakat untuk berperan serta. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi kemampuan finansial masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. e. Mata Pencaharian Jenis pekerjaan seseorang akan menentukan tingkat penghasilan

12 12 dan mempengaruhi waktu luang seseorang yang dapat digunakan dalam melakukan perjalanan ziarah yang mempengaruhi motivasi yang dimiliki oleh setiap peziarah. Ian Reader dalam tulisannya yang berjudul Pilgrimage growth in the modern worlds meanings and implications (2007) menjelaskan tentang motivasi para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata, beberapa di antaranya adalah : 1. Mengenang seseorang yang telah meninggal Seseorang yang dianggap istimewa karena berjasa terhadap kehidupan sebagian besar masyarakat atau seorang pemimpin akan selalu diingat oleh orang lain. 2. Melakukan kebaikan sebagai persiapan menuju kematian Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT bukanlah makhluk yang abadi. Suatu saat nanti setiap manusia akan meninggal dan dikumpulkan di alam lain kemudian akan dilakukan penghitungan segala perbuatan yang telah dilakukan semasa hidupnya. Segala perbuatan baik akan dihitung dengan pahala dan perbuatan buruk dihitung dengan dosa dan akan dipertanggung jawabkan dengan balasan surga dan neraka. Setiap manusia berlomba-lomba melakukan kebaikan semasa hidupnya agar mendapat balasan surga pada akhirnya.

13 13 3. Mencari pencerahan Tempat-tempat yang dianggap sakral biasanya hening dapat membuat hati lebih tenang dan damai sambil mendekatkan diri kepada Allah SWT. 4. Mencari keajaiban dan meminta doa untuk menghadapi kemalangan Masyarakat memiliki kepercayaan bahwa tempat yang dianggap sakral dijadikan tempat untuk berdoa dan mengharapkan suatu mukjizat untuk terhindar dari kemalangan. 5. Mencari penyembuhan Banyak orang meyakini bahwa air yang terdapat di tempat yang dianggap keramat memiliki kekuatan mistik yang dipercaya dapat membawa berkah dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. 6. Mencari bantuan spiritual untuk menghilangkan nasib buruk Dalam masyarakat terdapat kepercayaan dengan berdoa di suatu tempat yang dianggap memiliki kekuatan mistik dapat membantu segala hal yang diminta. 7. Melakukan penghapusan dosa Berdoa dengan khusyuk dan meminta ampunan kepada Allah SWT diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Dampak pariwisata menurut Cohen (1984) dalam Pitana

14 14 (2009:185) terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu : 1. Dampak terhadap penerimaan devisa Sebuah negara membutuhkan negara lain untuk melakukan perdagangan. Pembayaran dengan negara lain menggunakan devisa dan devisa diperoleh dari wisatawan yang datang berkunjung. Semakin banyaknya wisatawan yang datang memberikan devisa yang tinggi untuk negara. 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat Masyarakat yang tinggal disekitar objek wisata dapat membuka berbagai macam rumah makan, toilet umum, kios-kios rokok dan toko cinderamata yang dapat memberikan pemasukan kepada masyarakat sekitar. 3. Dampak terhadap kesempatan kerja Terbukanya lowongan pekerjaan disekitar objek wisata dikarenakan banyaknya wisatawan yang datang sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Seperti contohnya hotel, dan petugas di objek wisata. 4. Dampak terhadap harga-harga Harga-harga makanan ataupun barang yang berada di daerah objek

15 15 wisata biasanya lebih mahal dari tempat lain. Hal ini dikarenakan kebutuhan ataupun keinginan para wisatawan untuk membeli barang tersebut. Seperti air mineral, mie instan, rokok, dan minuman ringan. 5. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan Pendistribusian barang ke daerah objek wisata akan lebih cepat karena tingginya kebutuhan akan pemenuhan keinginan para wisatawan. 6. Dampak terhadap kepemilikan dan control Harga tanah di sekitar daerah objek wisata akan mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya. Hal ini membuat banyaknya perubahan kepemilikan tanah yang berada disekitar objek wisata. 7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya, dan, Pembangunan daerah di sekitar objek wisata akan lebih cepat. Hal ini dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan para wisatawan yang datang. Seperti pembangunan hotel, rumah sakit, dan jalan raya. 8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah Dengan banyaknya wisatawan yang datang akan memberikan pendapatan kepada pemerintah daerah melalui retribusi yang ada disekitar objek wisata. 1.8 Metode Penelitian Metode Pengambilan Data

16 16 Ada beberapa cara dalam pengambilan data untuk tugas akhir ini. Cara tersebut antara lain : a. Observasi Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini dilakukan dengan cara Observasi Partisipan dan Observasi Nonpartisipan. Dalam penelitian ini peneliti ikut melakukan kegiatan ziarah seperti yang dilakukan oleh peziarah lain, yaitu dari prosesi awal sampai akhir, mulai dari mengambil air wudhu sampai masuk ke lokasi makam, membaca tahlil dan sholawat (Observasi Partisipan). Selain itu juga peneliti hanya melakukan pengamatan saja, misalnya pada saat peziarah lain berdoa di makam Sunan Ampel, peneliti hanya mengamati dengan kata lain tidak ikut melakukan kegiatan tersebut (Observasi Nonpartisipan). Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis mengamati dan menganalisis tentang hal-hal yang membuat peziarah mendatangi makam Sunan ampel dan keterikatan para pedagang di sekitar kawasan ini. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan Juru Kunci, Pengelola Makam dan Masjid Sunan Ampel dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pengunjung Makam Sunan Ampel. Wawancara kepada 37

17 17 peziarah dibagi berdasarkan asal kota, usia, jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peziarah dan motivasi berziarah ke makam Sunan Ampel. Wawancara kepada 17 pedagang dilakukan dengan bertanya kepada salah satu pedagang dengan jenis barang dagangan yang berbeda, seperti: pedagang es dawet, pedagang roti maryam, penjual busana muslim, pedagang masakan, penjual souvenir, pedagang minyak wangi, penjual buku-buku keagamaan, pedagang perlengkapan haji, penjual kaset keagamaan, penjual kurma, penjual minuman ringan, penjual makanan ringan, penjual buah, tukang becak, parkir mobil, parkir bus, dan parkir motor. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengaruh objek wisata religi Makam Sunan Ampel terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar Metode Analisis Data Teknik analisis yang penulis gunakan adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis data yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek. Hal-hal seperti perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan yang di lakukan oleh subyek (Menurut Moleong 2005 dalam Herdiansyah, 2014: 9). I.9 Sistematika Penulisan Laporan penelitian tersebut selanjutnya akan disusun sebagai berikut ini :

18 18 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ruang lingkup batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan landasan teori. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA Bab kedua berisi tentang lokasi objek penelitian yang terdiri dari sejarah singkat objek wisata, fasilitas dan sarana yang terdapat di objek wisata, kegiatan yang diadakan di daerah wisata, dan jumlah pengunjung di kawasan makam Sunan Ampel. BAB III PEMBAHASAN MASALAH Bab ini berisi tentang motivasi para peziarah yang mendatangi kawasan religi makam Sunan Ampel dan dampak ekonomi pada masyarakat sekitar kawasan religi makam Sunan Ampel, pembahasan jawaban permasalahan serta analisa penelitian. BAB IV KESIMPULAN & SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan tugas akhir ini mulai dari bab pertama sampai pada bab pembahasan masalah.

BAB IV. Kesimpulan dan Saran

BAB IV. Kesimpulan dan Saran BAB IV Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Masyarakat Jawa pada umumnya masih mengganggap makam merupakan tempat

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbekal letak geografis yang dikelilingi oleh 7 gunung membuat

BAB I PENDAHULUAN. Berbekal letak geografis yang dikelilingi oleh 7 gunung membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dengan membawa visi Kabupaten Magelang yang Maju, Sejahtera dan Madani, Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini masih sulit memastikan kapan masuknya agama Islam ke Indonesia. Hal ini dikarenakan masih adanya perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada awalnya kegiatan wisata dimulai dari pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Hindu pada Atap Masjid Agung Demak

Pengaruh Hindu pada Atap Masjid Agung Demak SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Pengaruh Hindu pada Atap Masjid Agung Demak Nugraha Pratama Mahasiswa Sarjana, Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.

Lebih terperinci

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA Seiring perkembangan dan kemajuan pada bidang bahasa dalam dunia pendidikan menjadikan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi sarana dan prasarana (Ajeng, 2012). Pengunjung wisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. segi sarana dan prasarana (Ajeng, 2012). Pengunjung wisata merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan progam pemerintah dalam menambah pendapatan asli daerah guna menunjang pembangunan nasional. Pariwisata dilakukan dengan tujuan menjadikan pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

SUMBERDAYA ALAM PARIWIASTA

SUMBERDAYA ALAM PARIWIASTA SUMBERDAYA ALAM PARIWIASTA Pariwisata adalah salah satu sektor pembangunan yang dapat dilihat secara terpisah. Pembangunan di dalamnya juga terkait dengan sektor lain. Misalnya, pendidikan di bidang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan spiritual setiap orang seringkali mengalami pasang surut, ada kalanya mengalami kehampaan sehingga timbul hasrat ingin mengisi kekosongan qalbunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga terpisah dari satu wilayah dengan wilayah lain. dengan perbedaan itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga terpisah dari satu wilayah dengan wilayah lain. dengan perbedaan itulah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara multikultural baik dari adat, budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan. Hal itu ada karena Indonesia adalah Negara kepualauan. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya 33 BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA A. Sejarah Kedatangan Sunan Ampel 1 Siapa sebenarnya Sunan Ampel? Sunan Ampel hanyalah julukan, Sunan adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

CYBERMEDIA. Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A. Disusun Oleh : Nurhana Marantika ( )

CYBERMEDIA. Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A. Disusun Oleh : Nurhana Marantika ( ) CYBERMEDIA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A Disusun Oleh : Nurhana Marantika (05210032) JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan oleh beberapa negara di seluruh dunia. Negara menggunakan pariwisata sebagai penyokong ekonomi dan juga devisa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PENEKANAN DESAIN TIPOLOGI PADA ARSITEKTUR BANGUNAN SETEMPAT Diajukan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK A. Sejarah Desa Kadilangu Tanah Kadilangu merupakan tanah hadiah yang diberikan dari Sultan Demak Raden Patah kepada

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian bangsa dan kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya untuk kurang dari satu tahun dan tujuan umumnya adalah perjalanan dan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya untuk kurang dari satu tahun dan tujuan umumnya adalah perjalanan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut World Tourism Organization (WTO) (1991) pariwisata adalah aktivitas seseorang melakukan perjalanan ke suatu tempat di luar lingkungan biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

TRADISI ZIARAH KUBUR KE MAKAM KERAMAT RADEN AYU SITI KHOTIJAH DI DESA PEMECUTAN, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR BAGI UMAT HINDU DAN ISLAM

TRADISI ZIARAH KUBUR KE MAKAM KERAMAT RADEN AYU SITI KHOTIJAH DI DESA PEMECUTAN, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR BAGI UMAT HINDU DAN ISLAM 1 TRADISI ZIARAH KUBUR KE MAKAM KERAMAT RADEN AYU SITI KHOTIJAH DI DESA PEMECUTAN, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR BAGI UMAT HINDU DAN ISLAM Mohammad Alfian Program Studi Antropologi Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Candi Cetho merupakan salah satu candi peninggalan jaman Hindu yang dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar. Berada di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak seluruhnya dioptimalisasikan pengelolahan dan promosinya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak seluruhnya dioptimalisasikan pengelolahan dan promosinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gresik sebagai kota industri, memiliki beragam potensi dibidang pariwisata di antaranya wisata budaya, wisata religi, dan wisata alam. Pontesipotensi tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Latarbelakang Pengadaan Proyek Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif 1. Faktor Ekonomi Peziarah yang datang ke komplek makam Ali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini fenomena tren travelling semakin meningkat di kalangan masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula meningkatnya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH A. Pandangan terhadap Ziarah. Pada masa awal Islam, Rasulullah SAW memang melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata mempublikasikan bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata mempublikasikan bahwa industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir, Kementerian Pariwisata mempublikasikan bahwa industri pariwisata selalu menempati urutan ke-4 atau ke-5 penghasil devisa bagi Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa - bangsa di dunia yang ditunjukkan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 16 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 19 TAHUN 1997 TENTANG TEMPAT-TEMPAT REKREASI PULAU GILI KETAPANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyebaran agama Islam di Yogyakarta khususnya untuk kalangan etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim di Jawa adalah orang-orang

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada dipesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. umumnya para peziarah mendatangi makam orang tua, kakek/ nenek, saudara, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. umumnya para peziarah mendatangi makam orang tua, kakek/ nenek, saudara, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ziarah kubur ialah kegiatan mengunjungi kuburan atau makam. Pada umumnya para peziarah mendatangi makam orang tua, kakek/ nenek, saudara, dan orang-orang yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu Negara. Bahkan sektor pariwisata melebihi sektor migas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan budaya. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki berbagai macam agama seperti agama islam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik untuk dikunjungi wisatawan. Kabupaten Cianjur memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan Indonesia yang sedang berkembang saat ini, pembangunan dan pengembangan dalam bidang olahraga diarahkan untuk mencapai cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1

BAB I PENDAHULUAN. sifat-sifatnya sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wali Allah artinya kekasih Allah. Karena kekasih Allah, maka tentu saja ia orang yang sangat dekat dengan Dia, begitu dekatnya sehingga dia menyerap sifat-sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG. Kabupaten Kudus yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG. Kabupaten Kudus yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, secara BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Kabupaten Kudus yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, secara geografis terletak di kawasan pesisir utara Pulau Jawa. Kabupaten Kudus merupakan salah satu pusat penyebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Dengan berbagai karakteristiknya, sektor pariwisata telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Dengan berbagai karakteristiknya, sektor pariwisata telah menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah diakui sebagai industri terbesar abad ini, ditinjau dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan penyerapan tenaga kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

Rp ,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE

Rp ,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE HARI 01 : SURABAYA Rp. 425.000,- / Pax START FROM SURABAYA NO MEAL AND HOTEL SERVICE 20.00 Start dari Surabaya, langsung kami ajak ke Taman Bungkul untuk berkunjung ke makam Sunan Bungkul (mempunyai nama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS Dengan Eksplorasi Desain Elemen-elemen Arsitektur Dan Penggunaan Langgam Arsitektur Organik Regionalism

Lebih terperinci

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah

12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah 12 Tempat Wisata di Pulau Lombok yang Indah http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2015/01/12-tempat-wisata-terindah-di-lombok.html 12 Tempat Wisata Terindah di Lombok Nusa Tenggara Barat - Lombok merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian) Sebagai pusat ibadah dan pusat dakwah Islam yang dirintis oleh Sunan Ampel, kawasan ini menjadi penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

2015 PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON SBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cirebon merupakan suatu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang letaknya di lintas jalur utara Pulau Jawa dengan luas wilayah administrasi 990,36 km² yang terdiri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Spasial sebagai keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya. Lokasi yang dimaksud adalah lokasi absolut atau sudah pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obyek Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Di setiap provinsi memiliki sejarah dan kebudayaannya masingmasing, sehingga menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR Oleh : SEVINA MAHARDINI L2D 000 456 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningkatan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang yang terdiri dari pulau pulau. Pulau pulau yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa provinsi yang didalamnya terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO

BAB IV ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO BAB IV ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH HOTEL SYARIAH WALISONGO A. Apa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Hotel Syariah Walisongo Dari hasil penelitian

Lebih terperinci