PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP. Sumartono, Ida Zubaidah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP. Sumartono, Ida Zubaidah"

Transkripsi

1 EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP Sumartono, Ida Zubaidah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin Abstrak. Kemampuan siswa dalam hal memahami kembali materi yang telah diberikan oleh guru belum maksimal, siswa selalu bergantung pada penjelasan guru dalam proses pembelajaran sehingga belum terbiasa mengerjakan tugasnya sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pengoptimalan pengembangan karakter di sekolah sebagai alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan menggunakan model kooperatif dan menerapkan nilai-nilai karakter di dalamnya diharapkan proses pembelajaran dapat mengembangkan nilai karakter mandiri siswa. Mandiri adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan tugas dengan kemampuan sendiri tanpa selalu bergantung pada orang lain. Mengembangkan karakter mandiri siswa dapat dilakukan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model kooperatif tipe Number Head Together dapat mengembangkan karakter mandiri siswa dan mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model kooperatif tipe Number Head Together, serta apakah terdapat hubungan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajarnya. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan pendekatan pre-test and post-test one group design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMPN 27 Banjarmasin yang berjumlah 35 siswa, sedangkan objeknya adalah karakter mandiri siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase dan ratarata lalu dilanjutkan dengan analisis regresi. Hasil penelitian menyatakan bahwa karakter mandiri siswa berkembang melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Number Head Together dan hasil belajar siswa setelah menggunakan model kooperatif tipe Number Head Together berada pada kualifikasi baik, serta ada hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,627 antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajarnya. Adapun persamaan regresinya diperoleh Y = -9, ,201X dengan X menyatakan nilai kemandirian siswa dan Y menyatakan hasil belajar siswa. Kata kunci: model kooperatif tipe Number Head Together, karakter mandiri, hasil belajar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menegaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional sebagai rumusan yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai 95

2 Sumartono, Ida Zubaidah, Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT untuk Mengembangkan Karakter 96 nilai kemanusian yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (Hasan dkk., 2010). Pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan guru, yang mampu memengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Proses pendidikan karakter ataupun pendidikan akhlak dipandang sebagai usaha sadar dan terencana, bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini, pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan (Zubaedi, 2011). Suyadi (2013) menyebutkan bahwa terdapat 18 nilai karakter versi Kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), yaitu antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan atau nasionalisme, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Daryanto dan Rahardjo (2012) menyatakan bahwa selama ini guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama, salah satunya yaitu model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung mengacu pada gaya belajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada siswa dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Pada proses pembelajaran ini biasanya hanya ada beberapa siswa yang aktif dan hal tersebut berpengaruh dalam hasil belajar siswa, pengembangan karakter siswa juga cukup sulit, khususnya karakter mandiri. Menurut Suyadi (2013), karakter mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. Sedangkan dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), siswa hanya terbiasa mendengarkan dan mengikuti pembelajaran yang persis sama yang diberikan guru, sehingga siswa tidak bisa belajar sesuatu yang baru yang berasal dari siswa itu sendiri. Sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran yang lebih baik. Mandiri adalah sikap dan perilaku dalam bertindak yang tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan suatu masalah atau tugas (Prayitno dan Widyantini, 2011). Kata mandiri mengandung arti tidak tergantung kepada orang lain, bebas, dan dapat melakukan sendiri. Kata ini sering kali diterapkan untuk pengertian dan tingkat kemandirian yang berbeda-beda (Rusman, 2012). Menurut Wedemeyer (dalam Rusman, 2012), kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada siswa supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya serta dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seseorang, mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung lama (Naim, 2012). Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan tatap muka di kelas, dan kehadiran teman sekolah. Belajar mandiri merupakan belajar dalam mengembangkan diri dan keterampilan dengan cara tersendiri (Yamin, 2013). Peran

3 EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm guru dalam proses belajar mandiri adalah menjadi fasilitator, yaitu menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada siswa bila diperlukan. Salah satu bentuknya yaitu bantuan dalam memecahkan kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa sendiri, serta dalam memilih bahan belajar siswa. Teman dalam proses belajar mandiri itu sangat penting. Kalau menghadapi kesulitan, siswa sering kali lebih mudah atau lebih berani bertanya kepada teman daripada bertanya kepada guru. Teman sangat penting karena dapat menjadi mitra dalam belajar bersama dan berdiskusi. Selain itu, teman dapat dijadikan alat untuk mengukur kemampuannya, dengan berdiskusi bersama teman, siswa akan mengetahui tingkat kemampuannya dibandingkan dengan kemampuan temannya (Rusman, 2012). Karakter mandiri memiliki indikator, yaitu: melakukan sendiri tugas yang menjadi tanggung jawabnya, memiliki keyakinan dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan memiliki kemampuan akan dirinya (Supinah dan Parmi, 2011). Dari pengertian dan penjelasan tersebut, disimpulkan beberapa indikator dari karakter mandiri siswa yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian, yaitu: (1) mengerjakan sendiri tugas yang diberikan, (2) menunjukkan sikap belajar aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, (3) bekerjasama dengan anggota kelompoknya, (4) mendiskusikan tugas yang diberikan, dan (5) membantu teman satu kelompok yang sedang kesulitan dalam mengerjakan tugas. Model pembelajaran yang dapat digunakan guru di sekolah sangat beraneka ragam. Untuk meningkatkan berbagai karakter siswa, guru harus mencoba menggunakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter siswa tersebut. Sehingga selain memperkuat karakter, hasil belajar siswa pun juga dapat meningkat. Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan karakter siswa terutama karakter mandiri adalah model pembelajaan kooperatif tipe Number Head Together (NHT). NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2009: 82). Pada dasarnya menurut (Huda, 2013: ), NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Menurut (Trianto, 2009: 82-83), dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT: (1) Fase 1: Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. (2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan Guru menyampaikan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. (3) Fase 3: Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. (4) Fase 4: Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Noor (2012) yaitu tentang mengembangkan karakter tanggung jawab siswa melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Number Head Together (NHT) di kelas X Multimedia SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu penelitian relevan lainnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahdatan Nisa (2012) tentang efektivitas model

4 Sumartono, Ida Zubaidah, Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT untuk Mengembangkan Karakter 98 kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk mengembangkan karakter mandiri siswa pada pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjarmasin tahun pelajaran 2011/2012. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa di kelas VII A SMPN 27 Banjarmasin. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pra eksperimen atau pre experimental. Penelitian ini menggunakan model desain eksperimen the one-group pretest-posttest design. Menurut Arifin (2011: 80), desain ini menggunakan satu kelompok subjek yang terlebih dahulu diberi pretes O 1, lalu diberikan perlakuan X, kemudian dilakukan postes O 2. Perbedaan antara O 1 dan O 2 yakni O 2 O 1 (selisih O 2 dan O 1) merupakan pengaruh dari perlakuan atau eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 27 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 240 orang, sedangkan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII A yang berjumlah 35 orang. Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling yaitu untuk mengambil 1 kelas berdasarkan cara pengambilan sampel secara acak, di mana semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel yang memungkinkan untuk diteliti. Sampel penelitian ini adalah kelas VII A sebanyak 35 orang. Pada kelas VII A digunakan sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk mengembangkan karakter mandiri siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu tes, dokumentasi, dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa perangkat pembelajaran yaitu soal-soal evaluasi akhir program pengajaran disusun dengan: (1) Berpedoman pada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. (2) Bersumber pada buku-buku pelajaran matematika yang digunakan di sekolah tempat penelitian dilaksanakan dan buku-buku lain yang relevan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. (3) Dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan terdiri dari teknik persentase dan rata-rata (mean). Sedangkan statistik inferensial yang digunakan adalah analisis regresi. Adapun perhitungan nilai karakter mandiri siswa yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus (Supinah dan Parmi, 2011: 82). Jumlah Skor Nilai = 100 Jumlah skor maksimum Sedangkan untuk menginterpretasikan masing-masing nilai karakter mandiri yang diperoleh siswa yaitu: Tabel 1 Interpretasi Nilai Karakter Nilai Interpretasi Sudah Menjadi Kebiasaan Sudah Berkembang Mulai Berkembang Mulai Terlihat 0-20 Belum Terlihat (Supinah dan Parmi, 2011:83)

5 EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm Untuk menganalisis hasil kualifikasi dari nilai akhir karakter mandiri siswa yang diperoleh dapat dipersentasekan dengan rumus (Sudijono,2012: 43), yaitu: P = f N 100 % Keterangan: f = frekuensi yang diperoleh N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyak individu) P = Angka persentase Perhitungan nilai hasil belajar siswa digunakan rumus rata-rata. Menurut Sudijono (2012: 85) rumus menghitung rata-rata adalah sebagai berikut: Keterangan: f i = frekuensi yang diperoleh X i = nilai yang diperoleh X = rata-rata Sedangkan untuk menginterpretasikan nilai hasil belajar siswa yang didapat menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria Nilai Hasil Belajar No. Nilai Kriteria 1. 95,0 Istimewa 2. 80,0 94,9 Amat baik 3. 65,0 79,9 Baik 4. 55,0 64,9 Cukup 5. 40,1 54,9 Kurang 6. 40,0 Amat kurang (Sumber dari Tim Depdiknas Kalsel, 2004) Analisis data nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa pada pertemuan keenam menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa. Analisis pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 19. Hipotesis untuk analisis regresi adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa. X = f i. X i f i H a : Terdapat hubungan yang signifikan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa. Untuk membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak perhatikan tabel ANOVA b. Bila signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka H a diterima dan bila lebih dari 0,05 maka H 0 diterima. Pada tabel Model Summary akan didapat sebuah koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R square). Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan positif atau negatif antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa, sedangkan koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase prediksi nilai kemandirian siswa terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan pada tabel Coefficients akan didapat juga sebuah persamaan regresi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar siswa apabila nilai kemandirian siswa diketah

6 Sumartono, Ida Zubaidah, Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT untuk Mengembangkan Karakter 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil karakter mandiri siswa diperoleh dari hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keenam. Tabel 3 Frekuensi Interpretasi Nilai Karakter Mandiri Siswa Nilai Interpretasi Pertemuan I II III IV V VI f f f f f f MK SB MB MT BT Keterangan: BT = Belum Terlihat f = frekuensi/banyak siswa MT = Mulai Terlihat MK = Sudah Menjadi Kebiasaan MB = Mulai Berkembang f = frekuensi/banyak siswa Hasil observasi pada pertemuan pertama nilai karakter mandiri siswa menyatakan bahwa ada siswa yang mencapai interpretasi belum terlihat (BT), dan sudah ada siswa yang mencapai mulai terlihat (MT) dan mulai berkembang (MB), serta belum ada siswa yang mencapai karakter mandirinya sudah berkembang (SB) dan sudah menjadi mebiasaan (MK). Dengan demikian hasil observasi karakter mandiri pada pertemuan pertama menunjukkan persentase sebesar 74,29% siswa telah mencapai interpretasi nilai karakter mulai terlihat (MT). Sedangkan pada pertemuan keenam nilai karakter mandiri siswa Tabel 4 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siswa menyatakan bahwa masih ada siswa yang mencapai interpretasi mulai terlihat (MT) dan mulai berkembang (MB), tetapi sudah ada siswa yang mencapai interpretasi sudah berkembang (SB) dan sudah menjadi kebiasaan (MK), serta tidak ada lagi siswa yang karakter mandirinya mencapai interpretasi belum terlihat (BT). Jadi hasil observasi karakter mandiri pada pertemuan keenam 51,43% siswa telah mencapai interpretasi nilai karakter mulai berkembang (MB). Hal ini menunjukkan adanya perkembangan karakter mandiri siswa dengan model kooperatif tipe NHT. No. Nilai Kriteria Frekuensi Persentase(%) 1. 95,0 Istimewa 0 0, ,0 94,9 Amat baik 4 12, ,0 79,9 Baik 19 57, ,0 64,9 Cukup 5 15, ,1 54,9 Kurang 3 9, ,0 Amat kurang 2 6,06 Jumlah Berkembangnya karakter mandiri siswa setelah penerapan model kooperatif tipe NHT, karena dalam model ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe NHT dapat mengembangkan karakter mandiri siswa di kelas VII A SMPN 27 Banjarmasin.

7 EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm Nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model kooperatif tipe NHT adalah 66,91 yang termasuk kriteria baik, dengan nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah 30. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe NHT dapat menunjukkan hasil belajar siswa banyak yang mencapai kriteria baik. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa NHT dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sehingga apabila siswa dapat memahami isi pelajaran dengan baik maka hasil belajarnya juga baik. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT masih tergolong kriteria baik. Adapun hubungan antara nilai kemandirian dengan hasil belajar, berdasarkan tabel ANOVA b didapat nilai signifikansi 0,000. Karena 0,000 kurang dari 0,050 maka Ho ditolak, dan nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,627 sehingga artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,627 antara nilai kemandirian siswa dengan nilai hasil belajar siswa sesudah perlakuan dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT. Koefisien determinasi (R Square) yang didapat adalah 0,393. Artinya pengaruh nilai kemandirian siswa terhadap perubahan hasil belajar siswa adalah 39,30%. Dari analisis regresi ini juga didapat sebuah persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung hasil belajar siswa apabila nilai kemandirian siswa diketahui. Persamaan regresi hubungan antara kemandirian siswa dan hasil belajar siswa didapat Y = -9, ,201X yang mana X menyatakan kemandirian siswa dan Y menyatakan hasil belajar siswa. Persamaan regresi ini merupakan persamaan linier, artinya apabila nilai kemandirian siswa tinggi maka nilai hasil belajar siswa juga tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mengembangkan karakter mandiri siswa di kelas VII A SMPN 27 Banjarmasin tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat pada perubahan pencapaian interpretasi karakter mandiri yang awalnya belum terlihat, mulai terlihat dan mulai berkembang menjadi mulai terlihat, mulai berkembang, sudah berkembang dan sudah menjadi kebiasaan. (2) Hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT termasuk kriteria baik. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara nilai kemandirian siswa dengan hasil belajar siswa. Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu: (1) Bagi siswa diharapkan dapat mengembangkan karakter baik pada umumnya dan karakter mandiri pada khususnya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. (2) Bagi guru matematika diharapkan dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT ini sebagai variasi dan alternatif dalam pembelajaran matematika yang dilakukan untuk mengembangkan karakter mandiri siswa maupun meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Bagi sekolah dengan adanya penelitian ini diharapkan sekolah dapat menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika. (4) Diharapkan ada penelitian lebih lanjut berkenaan dengan hasil penelitian ini pada tempat dan pokok bahasan, serta dengan karakteristik yang berbeda,

8 Sumartono, Ida Zubaidah, Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT untuk Mengembangkan Karakter 102 mengingat berbagai keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Daryanto, dan Rahardjo, M Model Pembelajaran Inovatif. Gava Media, Yogyakarta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Pedoman Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional Bagi Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2003/2004 Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Bela]jar. PT Rineka Cipta, Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia, Bandung. Hasan, Said Hamid dkk Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai- Nilai dan Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Kemendiknas, Huda, M Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Naim, N Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta. Ngalimun Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo, Yogyakarta. Prayitno dan Widyantini Modul Matematika SMP Program Bermutu (Pendidikan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pembelajaran Matematika di SMP). Kemendiknas, Yogyakarta. Rusman Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru. PT RajaGrafindo Persada, Slameto Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Sudijono, A Pengantar Statistik Pendidikan. PT Rajawali Pers, Sudjana, N Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo, Bandung Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung. Supinah dan Parmi Modul Matematika SD Program Bermutu (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa melalui Pembelajaran Matematika di SD). Kemendiknas, Yogyakarta. Suyadi Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Suyono dan Hariyanto Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Zubaedi Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Kencana,

Chairil Faif Pasani & Lestari, Karakter Peduli Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Chairil Faif Pasani & Lestari, Karakter Peduli Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika Chairil Faif Pasani & Lestari, Karakter Peduli Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika... 137 KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty Ayu Prichasari

PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty Ayu Prichasari EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 30-37 PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Siti Mawaddah, Fenty

Lebih terperinci

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h. 17-32 MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS VIII-C

Lebih terperinci

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57 EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP Elli Kusumawati,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Jurnal e-dumath Volume No., Agustus 016 Hlm. 10-17 PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Siti Koyumah 1), Rukmono Budi Utomo ) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 53-61 METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Suwaibatul Aslamiyah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS XI SMA Siti Mawaddah,

Lebih terperinci

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE NHT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE NHT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE NHT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Abdul Hadi 1 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 194-201 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Siti Mawaddah, Yulianti

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Siti Mawaddah, Yulianti EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 87-93 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMERIKSA BERPASANGAN (PAIR CHECKS)

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMERIKSA BERPASANGAN (PAIR CHECKS) EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 59-66 PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMERIKSA BERPASANGAN (PAIR CHECKS)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Efin Nur Widiastuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala bidang. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang handal, terampil dalam segala

Lebih terperinci

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI IPA POKOK BAHASAN EKOSISTEM PADA KELAS VII SMP N 2 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Miftakhul Jannah Guru IPA SMP

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK

KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 70-79 KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DESIMAL SISWA KELAS V SDN BLIMBING KECAMATAN MOJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 80-86 KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS

Lebih terperinci

Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS, RESPON DAN PRESTAI BELAJAR SISWA KELAS VII-B MTs NEGERI SAMPUNG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM:

SKRIPSI. Oleh: DERIA EGA FITRIAWATI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN BULU II KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN TAMANAN KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS XI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMANEGERI 6 KOTA JAMBI Pratiwi Indah Sari 1 Abtract The purpose

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 75-83 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP Ati Sukmawati, Muliana

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran PKn Di KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Oleh: Ita Wahyu Pratiwi 11144100149 Pendidikan

Lebih terperinci

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017

84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 84 Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 7 Tahun 2017 Abstrak KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI SEGIEMPAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN PADA SISWA KELAS IV SDN GURAH I KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS)SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Aresti Nurul Sholiha Universitas

Lebih terperinci

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK SMPN 9 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013 AYUNI DIANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK 16 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK Amin Solihin 1, Ono Wiharna 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN:

PROSIDING ISSN: PM-16 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT), GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indra Puji Astuti Program Studi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD) MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD) Aisjah Juliani Noor, Rifaatul Husna Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 149-156 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Iskandar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Hidayah Ansori, Rezqy Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD 26 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD The Effect of the use

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR Ninik Handayani Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER ninikhandayani27@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar dan penting bagi pembangunan suatu negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN AIR (AUDITORY INTELECTUALLY REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODUL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana sehingga peserta didik melakukan akivitas untuk mengembangkan segala potensi dirinya. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang Undang Sistem

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI RELATING EXPERIENCING APPLYING COOPERATING TRANSFERRING (REACT) DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI DI KELAS X SMA

PENERAPAN STRATEGI RELATING EXPERIENCING APPLYING COOPERATING TRANSFERRING (REACT) DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI DI KELAS X SMA EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 196-203 PENERAPAN STRATEGI RELATING EXPERIENCING APPLYING COOPERATING TRANSFERRING (REACT) DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI DI KELAS

Lebih terperinci

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri Tarwiyani Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMANEGERI 14 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kartika Putri Adi, Afrinel Okwita, Tri

Lebih terperinci

Penerapan modul pembelajaran learning cycle pada materi momentum dan impuls

Penerapan modul pembelajaran learning cycle pada materi momentum dan impuls Seminar Nasional Quantum #25 (2018) 2477-1511 (5pp) Papers seminar.uad.ac.id/index.php/quantum Penerapan modul pembelajaran learning cycle pada materi momentum dan impuls Sardan K. Yallie 1, dan Mursalin

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian

Lebih terperinci

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS VII SEMESTER 2 SMP ISLAM THORIQUL HUDA TAHUN AJARAN 2013/2014 DITA PUTRI MAHARANI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VIIIC MTs Muhammadiyah Kasihan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk meningkatkan minat belajar

Lebih terperinci

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar. UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH Rafika, Israwati, Bachtiar Universitas Syiah Kuala Rafikasyakieb@gmail.com ABSTRAK Dalam konteks kemandirian belajar siswa,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN Faridah Anum Siregar Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Artikel Skripsi EFEKTIVITAS PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 1 NGASEM KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat menyebabkan sebuah perubahan-perubahan baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah

Lebih terperinci

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perbankan Riau pada kelas X tahun ajaran 2013/2014. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi 1 PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS BELAJAR) Oleh : Zayuk Novita Fasha,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP PATRIOTISME PADA SISWA KELAS IV SDN GURAH I KABUBATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016.

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP PATRIOTISME PADA SISWA KELAS IV SDN GURAH I KABUBATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016. PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP SIKAP PATRIOTISME PADA SISWA KELAS IV SDN GURAH I KABUBATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN TANDUR TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN ANTARA MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA PADA SISWA KELAS IV SDN BURENGAN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Hal ini karena

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati) UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) SISWA KELAS VIIA SMP N 2 GAMPING Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Elah Nurlaelah Sari, Reni Bakhraeni, Ade Rokhayati Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya 2014 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu menghadapi problematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI II NAWANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong, ABSTRAK

Badrul Wajdi. STKIP Hamzanwadi Selong,   ABSTRAK Jurnal EducatiO Vol. 5 No. 2, Desember 2010, hal. 31-42 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK KELAS VIII

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis keadaan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. II, No. November 014 ISSN : 354-6719 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENAGAKERJAAN DI KELAS

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MELATIH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MELATIH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 58-67 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MELATIH KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Lebih terperinci

Jurnal. The Improving Students Mathematics To The Aljabar Factoritation By Using Auditory Intellectually Repetition (Air) Mode By Resitation Method

Jurnal. The Improving Students Mathematics To The Aljabar Factoritation By Using Auditory Intellectually Repetition (Air) Mode By Resitation Method Jurnal PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN METODE RESITASI The Improving Students

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) COOPERATIVE LEARNING TO IMPROVE LEARNING

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci