BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memberi perlindungan dan mencari solusi jangka panjang bagi pengungsi, UNHCR telah menempuh upaya-upaya khususnya:
|
|
- Hengki Sumadi
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagai satu-satunya organisasi internasional yang diberi mandat untuk memberi perlindungan dan mencari solusi jangka panjang bagi pengungsi, UNHCR berperan penting dalam penanganan pengungsi Timor Timur di Indonesia. Dalam menangani pengungsi Timor Timur di Indonesia, UNHCR telah menempuh upaya-upaya khususnya: a. Mengupayakan pemberian suaka kepada para pengungsi dan menjamin bahwa mereka diberikan rasa aman dan dilindungi dari pemulangan paksa ke negara dimana mereka memiliki kekhawatiran akan persekusi. b. Menjamin bahwa para pengungsi diperlakukan sesuai dengan standar yang diakui secara internasional dan memperoleh status hukum yang memadai termasuk, sejauh memungkinkan, hak-hak ekonomi dan sosial yang sama dengan warga negara di negara mereka mendapat suaka. c. Memfasilitasi pemulangan pengungsi ke daerah asal mereka di Timor Leste, mencari lokasi baru bagi para pengungsi, mendirikan pemukiman sementara di lokasi baru, meningkatkan taraf hidup para 83
2 84 pengungsi di pemukiman pengungsi serta membantu mempertemukan anak yang terpisah dari orang tua mereka pasca-referendum. UNHCR telah banyak membantu persoalan dasar para pengungsi Timor Timur yang mengungsi ke wilayah Indonesia. d. Mengupayakan keselamatan fisik pengungsi, pencari suaka, dan returnee, khususnya keselamatan mereka dari serangan militer dan tindak kekerasan lainnya. e. Memperjuangkan reunifikasi keluarga-keluarga pengungsi. f. Mendorong pemerintah Indonesia untuk memberlakukan konvensi dan upaya regional dan internasional yang berkaitan dengan pengungsi, returnee, dan orang-orang yang terusir, serta menjamin bahwa standar yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan secara efektif. Dalam hal ini, UNHCR telah mendorong implementasi dan sosialisasi Konvensi Tahun 1951 mengenai Status Pengungsi dan protokol tambahannya, baik melalui seruan maupun saran-saran kepada Pemerintah Indonesia, termasuk mengadakan berbagai pelatihan kepada Kepolisian Indonesia dan staf imigrasi mengenai hukum pengungsi internasional dan hak asasi manusia dan manajemen kedaruratan. 2. Perlindungan terhadap pengungsi wajib diberikan, baik oleh negara tujuan pengungsi maupun negara yang menjadi persinggahan (transit) sebelum para pengungsi sampai pada negara yang mereka tuju, mengingat kondisi 84
3 85 para pengungsi yang sangat riskan akan pelanggaran HAM karena sering melakukan perjalanannya dengan persiapan yang kurang baik. 3. Beberapa hal yang mendukung upaya UNHCR dalam menangani pengungsi Timor Timur di Indonesia adalah kesediaan Pemerintah Indonesia untuk membantu para pengungsi dan bekerja sama dengan UNHCR. Selain itu, kerja sama dengan badan-badan PBB lainnya, organisasi-organisasi internasional, LSM-LSM, dan pihak-pihak lain yang bersedia membantu dan bekerja sama dengan UNHCR. 4. Walaupun demikian, terdapat pula faktor-faktor yang menjadi penghambat di antaranya adalah belum diratifikasinya Konvensi Pengungsi tahun 1951 mengenai Status Pengungsi, yang merupakan satusatunya kerangka hukum yang melindungi hak pengungsi, oleh pemerintah Indonesia. Hal ini menyebabkan penanganan pengungsi masih bersifat konvensional. Selain itu, UNHCR sangat bergantung kepada pendonornya dalam hal keuangan agar dapat tetap beroperasi. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Dalam mendukung kinerja UNHCR di Indonesia, sudah waktunya pemerintah meratifikasi konvensi maupun protokol yang berkaitan dengan masalah pengungsi. 2. UNHCR dan Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi perkembangan dunia yang telah berubah seiring dengan berubahnya motivasi untuk 85
4 86 mencari keuntungan dimana para pengungsi (refugee) ataupun pencari suaka telah dijadikan barang dagangan oleh suatu sindikasi secara internasional dan global. Untuk mensinergikan aksi dengan dinamisme internasional yang kian kompleks, UNHCR dan Pemerintah Indonesia seharusnya menyerukan atau memprakarsai dunia internasional agar membuat suatu konvensi terhadap masalah ini seiring berubahnya kriteria penyebab munculnya para pengungsi dan pencari suaka tersebut. 3. Sejumlah langkah nyata perlu segera dilakukan kepada para pengungsi Timor Timur yang memilih untuk tetap tinggal di Indonesia dan masih tinggal di kamp-kamp pengungsian. Kesulitan hidup dan kesabaran mereka selama dua belas tahun sejak pasca-referendum perlu dijawab dengan langkah konkrit. Misalnya dengan pemulihan ekonomi mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui, antara lain program pembangunan jalan raya, transmigrasi lokal, asistensi keterampilan, dan bantuan alat dan modal usaha bagi para pengungsi. 86
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA Diadopsi pada 20 Desember 2006 oleh Resolusi Majelis Umum PBB A/RES/61/177 Mukadimah Negara-negara
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN SECARA PAKSA
E/CN.4/2005/WG.22/WP.1/REV.4 23 September 2005 (Diterjemahkan dari Bahasa Inggris. Naskah Asli dalam Bahasa Prancis) KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP SEMUA ORANG DARI TINDAKAN PENGHILANGAN
Lebih terperinciTsunami Evaluation Coalition: Links between Relief, Rehabilitation and Development in the Tsunami Response RINGKASAN ESEKUTIF
Tsunami Evaluation Coalition: Links between Relief, Rehabilitation and Development in the Tsunami Response RINGKASAN ESEKUTIF Sasaran evaluasi secara keseluruhan ini adalah untuk mencari tahu tentang bagaimana
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciPEDOMAN PRINSIP-PRINSIP SUKARELA MENGENAI KEAMANAN dan HAK ASASI MANUSIA
PEDOMAN PRINSIP-PRINSIP SUKARELA MENGENAI KEAMANAN dan HAK ASASI MANUSIA untuk pertanyaan atau saran, silakan hubungi: HumanRightsComplianceOfficer@fmi.com Semmy_Yapsawaki@fmi.com, Telp: (0901) 40 4983
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa perdagangan orang
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP PANDUAN BAGI PENGUNGSIAN INTERNAL
PRINSIP-PRINSIP PANDUAN BAGI PENGUNGSIAN INTERNAL OCHA Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan PRINSIP-PRINSIP PANDUAN BAGI PENGUNGSIAN INTERNAL OCHA Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciMIGRASI TENAGA KERJA DARI INDONESIA
MIGRASI TENAGA KERJA DARI INDONESIA Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mempunyai komitmen terhadap tegaknya prinsip migrasi secara manusiawi dan tertib yang mendatangkan kesejahteraan bagi komunitas
Lebih terperinciK29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA
K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA 1 K 29 - Kerja Paksa atau Wajib Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciMANUAL PERLINDUNGAN TERBARU PEMBELA HAK ASASI MANUSIA BAGI DIKEMBANGKAN DAN DITULIS OLEH ENRIQUE EGUREN DAN MARIE CARAJ
MANUAL PERLINDUNGAN TERBARU BAGI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DIKEMBANGKAN DAN DITULIS OLEH ENRIQUE EGUREN DAN MARIE CARAJ MANUAL PERLINDUNGAN TERBARU BAGI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA DIKEMBANGKAN DAN DITULIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENT ANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciHAKEKAT PERLINDUNGAN ANAK
1 2 Bab 1 HAKEKAT PERLINDUNGAN ANAK Apakah perlindungan anak itu? Istilah perlindungan anak (child protection) digunakan dengan secara berbeda oleh organisasi yang berbeda di dalam situasi yang berbeda
Lebih terperinciK150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi
K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciAkses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia
MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses Buruh Migran Terhadap
Lebih terperinciPendidikan Inklusif. Ketika hanya ada sedikit sumber. Judul asli: Inclusive Education Where There Are Few Resources
Pendidikan Inklusif Ketika hanya ada sedikit sumber Judul asli: Inclusive Education Where There Are Few Resources Penulis: Sue Stubbs Co-ordinator@iddc.org.uk /July 2002 Alih Bahasa: Susi Septaviana R.
Lebih terperinciKOMENTAR UMUM KOVENAN INTERNASIONAL
KOMENTAR UMUM KOVENAN INTERNASIONAL HAK SIPIL DAN POLITIK HAK EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA KOMENTAR UMUM KOVENAN INTERNASIONAL HAK SIPIL DAN POLITIK HAK EKONOMI SOSIAL DAN
Lebih terperinciBAB IV PEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN BAGI WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA
BAB IV PEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN BAGI WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA A. Kepastian hukum dalam pemilikan satuan rumah susun bagi warga negara asing di Indonesia Menurut Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Manusia
International Labour Organization Jakarta Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Kerjasama dan Usaha yang Sukses Pedoman pelatihan untuk manajer dan pekerja Modul EMPAT SC RE Kesinambungan Daya Saing dan
Lebih terperinci- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a b c d e bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan
Lebih terperinciInternational Labour Organization. Hak Atas Pekerjaan yang Layak. bagi Penyandang. Disabilitas
International Labour Organization Hak Atas Pekerjaan yang Layak bagi Penyandang Disabilitas International Labour Organization Hak Atas Pekerjaan yang Layak bagi Penyandang Disabilitas Hak Pekerjaan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 44 Undang-undang
Lebih terperinci