MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING
|
|
- Sri Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA DI KELAS X SMAN 3 LAMONGAN Meiliyah Ulfa, Muchlis Jurusan Kimia FMIPA UNESA Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing yang dilihat dari (1) aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran; (2) aktivitas siswa; (3) deskripsi pelatihan problem posing; (4) ketuntasan hasil belajar siswa; dan (5) respon siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan sasaran siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan tahun ajaran 2011/2012 yang dilakukan melalui tiga siklus. Metode yang digunakan yaitu metode observasi, metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mendapat penilaian baik dengan nilai 4,14 pada putaran I, nilai 4,24 pada putaran II, dan nilai 4,42 pada putaran III; (2) aktivitas problem posing siswa meningkat selama tiga putaran yaitu dengan persentase waktu putaran I 63,1%, putaran II 66,9%, dan putaran III 69,6%; (3) hasil pelatihan problem posing menunjukkan siswa mampu membuat soal sesuai indikator, pada putaran I 85,7%, putaran II 85,7% (sangat baik), dan putaran III 85,7% (sangat baik); (4) ketuntasan klasikal pada putaran I 57,1% (belum tercapai), pada putaran II sebesar 80% (tuntas) dan pada putaran III sebesar 85,7% (tuntas); dan (5) respon siswa terhadap pembelajaran sangat baik (86,4%). Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe NHT, strategi problem posing. PENDAHULUAN Pelajaran kimia merupakan pelajaran yang menarik dipelajari bagi siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan. Hal ini didasarkan angket yang menunjukkan sebesar 65% siswa berminat dalam pelajaran kimia. Fakta ini juga didukung hasil wawancara dengan seorang guru kimia SMAN 3 Lamongan yang menyatakan bahwa ketertarikan siswa menyebabkan siswa bersemangat dalam belajar kimia di kelas. Namun demikian ada beberapa materi kimia yang dianggap sulit oleh siswa, antara lain ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu materi kimia di SMA. Berdasarkan dokumentasi guru kimia diperoleh ketuntasan klasikal pada materi ikatan kimia sebesar 70,5% setelah diadakan tes ulang dan 62,5% siswa menganggap materi ikatan kimia merupakan materi yang sulit. Ketidaktuntasan ini disebabkan pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan siswa secara aktif. Ketika diberi kesempatan bertanya oleh guru, hanya beberapa siswa yang bertanya. Mereka bingung harus bertanya apa. Ketika diberi kesempatan membaca di kelas, lalu guru memberi pertanyaan, hanya beberapa siswa yang menjawab. Keterampilan bertanya perlu ditanamkan sejak dini pada siswa agar terampil bertanya. Melalui pertanyaan, kadang proses berpikir baru dimulai. Bila ada pertanyaan, ada aktifitas berpikir. Makin banyak kita bertanya, maka makin banyak pula kita berpikir (Hajar, 2000). Namun, dalam kegiatan pembelajaran pertanyaan lebih sering diungkapkan oleh guru daripada siswa sehingga keaktifan siswa dalam bertanya masih relatif kecil. Hal tersebut didukung oleh angket yang disebarkan yaitu sebesar 45% siswa B - 51
2 menyatakan jarang bertanya kepada guru tentang materi yang diajarkan. Keterampilan bertanya dapat dilatihkan melalui pembelajaran dalam kelompokkelompok kecil misalnya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe ini menuntut siswa dapat memecahkan setiap permasalahan karena siswa bekerja sama dalam kelompok. Ciri khas Numbered Head Together adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompok tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya itu. Keterampilan bertanya siswa dapat dilatihkan dengan mengintegrasikan strategi problem posing dalam sintaks pembelajaran kooperatif tipe NHT pada fase 4 dan fase 5. Problem posing merupakan perumusan atau pembuatan soal dari situasi yang diberikan (Irwan, 2011). Strategi ini mengharuskan setiap kelompok membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi dan penyelesaiannya. Menurut Ibrahim (2000:7), langkahlangkah pembelajaran kooperatif terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Fase Tingkah Laku Guru Fase 1: Menyampaikan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada tujuan dan memotivasi siswa pembelajaran tersebut dan memotivasi belajar siswa. Fase 2: Menyajikan Guru menyajikan infomasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau informasi lewat bahan bacaan. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar Fase 4: Membimbing kelompok belajar dan bekerja Fase 5: Evaluasi Fase 6: Memberikan penghargaan Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang dan memberi nomor setiap anggota. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam bentuk LKS Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban tersebut. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari. Menjawab Guru memanggil salah satu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Guru mencari cara menghargai upaya dan hasil belajar individu dan kelompok. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 dengan sasaran penelitian siswa kelas X-2 SMAN 3 Lamongan. Peneltian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Rancangan penelitian dilakukan melalui tiga siklus. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu (1) Lembar pengamatan kemampuan guru, (2) Lembar pengamatan aktivitas siswa, (3) Lembar kerja siswa untuk melatih problem posing, (4) Lembar soal tes, dan (5) Angket respon siswa. HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi problem posing adalah data pengamatan kemampuan guru dalam B - 52
3 mengelola pembelajaran, aktivitas siswa, pelatihan problem posing, ketuntasan hasil belajar siswa, dan respon siswa. Putaran 1 1. Perencanaan Mempersiapkan silabus, RPP I, LKS I, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran I, dan soal post test. No 2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran I dilaksanakan sesuai dengan langkah pembelajaran kooperatif seperti yang tercantum pada RPP I. a. Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Pada Putaran I Aspek yang Diamati Ratarata 1 A. Pendahuluan Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,67 Memotivasi siswa 4,33 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,67 2 B. Kegiatan Inti Menyajikan informasi 4,67 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,33 Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,00 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 4,33 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,33 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,33 Membimbing diskusi kelompok 4,67 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,00 Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 3,67 3 C. Penutup Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,33 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 3,67 Menanggapi jawaban siswa 4,00 Membimbing siswa membuat simpulan materi 3,33 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 4,33 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 3,67 Menutup pembelajaran 4,33 4 Suasana Kelas Siswa aktif 4,00 Guru aktif 4,00 Pengelolaan waktu 3,67 Rata-rata (kategori) 4,56 (sangat baik) 4,30 3,95 3,89 Rata-rata (kategori) 4,17 b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa disajikan pada tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran I No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa 1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,4 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 13,1 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 12,2 4 Bertanya kepada guru 8,7 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 9,6 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 10,7 7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 8,7 B - 53
4 No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa 8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 8,0 9 Mengerjakan soal post test. 12,2 10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 4,3 Jumlah 100 c. Data pelatihan problem posing Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran I Indikator 1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya 2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia dan bukan gas mulia (struktur Lewis) 3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion Soal 1. Tuliskan konfigurasi elektron dari berikut dan cara unsur itu untuk mencapai kestabilan! a. 11 Na b. 13 Al 2. Bagaimana konfigurasi elektron dari K dan bagaimana supaya stabil? 3. Bagaimana unsur 53 I mencapai kestabilan? 4. Bagaimana supaya unsur 47 Ag mencapai/ menjadi stabil? 5. Tuliskan konfigurasi 19 K dan caranya mencapai kestabilan! 6. Bagaimana 12 Mg mencapai kestabilan? 7. Apakah yang dilakukan suatu unsur untuk mencapai suatu kestabilan? 1. Gambarkan struktur elektron valensi untuk 20 Ca! 2. Gambarkan struktur lewis dari oksigen! 3. Gambarkan struktur lewis dari Cl! 4. Gambarkan simbol lewis untuk unsur 17 Cl 1. Jelaskan terbentuknya senyawa ion dari reaksi antara K dan S! 2. Jelaskan terbentuknya senyawa ion KBr! 3. Nomor atom K, L, M, dan N adalah 6, 9, 11, 18. Jelaskan pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion! 4. Tuliskan terbentuknya ikatan ion dari 20 Ca dan 17 Cl! 5. Jelaskan proses terbentuknya ikatan ion? 1. Jelaskan sifat-sifat senyawa ion! 2. Jelaskan sifat fisis senyawa yang memiliki ikatan ion! 4. Menjelaskan sifat fisik senyawanya Jumlah Soal 18 d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran I Data ringkas ketuntasan klasikal hasil tes belajar siswa pada akhir putaran I dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Hasil Tes Belajar Siswa pada Putaran I Karakteristik Jumlah Siswa 35 Siswa yang tuntas 20 Siswa yang tidak tuntas 15 Ketuntasan klasikal (%) 57,1 3. Refleksi Pengelolaan waktu kurang baik disebabkan waktu untuk menjelaskan materi lebih banyak. Persentase waktu aktivitas bertanya kepada guru yaitu sebesar 8,7% disebabkan siswa belum terbiasa untuk membuat soal sehingga kesulitan dan lebih banyak bertanya. Perilaku yang tidak relevan 4,3% yaitu terdapat siswa yang tidak serius dalam mengikuti pelajaran seperti gaduh, mengganggu diskusi kelompok lain yang mengakibatkan proses belajar mengajar belum maksimal. Selain itu, ketuntasan klasikal hanya mencapai 57,1% sehingga perlu diadakan perbaikan untuk putaran selanjutnya. B - 54
5 Revisi: a) Guru sebaiknya memiliki alokasi waktu yang sesuai. b) Guru diharapkan memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk mengajukan pertanyaan sehingga siswa terbiasa membuat soal sekaligus penyelesaiannya. c) Ketuntasan belajar perlu ditingkatkan. Putaran 2 1. Perencanaan Mempersiapkan silabus, RPP II, LKS II, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran II, dan soal post test. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran II terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup seperti yang tercantum pada RPP II. a. Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Data hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 6 berikut. No Tabel 6 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran padaputaran II Aspek yang Diamati Ratarata 1 A. Pendahuluan Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,00 Memotivasi siswa 4,67 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,00 2 B. Kegiatan Inti Menyajikan informasi 4,67 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,33 Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,00 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 4,33 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,00 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,00 Membimbing diskusi kelompok 4,33 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,00 Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 4,33 3 C. Penutup Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,67 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 4,67 Menanggapi jawaban siswa 4,33 Membimbing siswa membuat simpulan materi 4,33 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 4,00 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 3,67 Menutup pembelajaran 4,33 4 Suasana Kelas Siswa aktif 4,00 Guru aktif 4,33 Pengelolaan waktu 4,33 Rata-rata (kategori) 4,22 4,27 4,29 4,22 Rata-rata (kategori) 4,24 b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 7 berikut. B - 55
6 Tabel 7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran II No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa 1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,4 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 12,4 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 14,1 4 Bertanya kepada guru 8,9 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 7,8 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 10,9 7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 12,8 8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 6,1 9 Mengerjakan soal post test. 11,3 10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 3,3 Jumlah 100,0 c. Data pelatihan problem posing Pelatihan problem posing dianalisis dari soal atau pertanyaan yang dibuat oleh siswa dalam kelompok pada LKS II yang disediakan. Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran II Indikator Soal Menjelaskan 1. Dua unsur H dan C mempunyai nomor atom 1 dan 6. Jelaskan pembentukan ikatan proses kovalen pada unsur tersebut! terbentuknya 2. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen? ikatan 3. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga. kovalen 4. Jelaskan ikatan yang terbentuk dari reaksi kimia antara unsur H dan O! tunggal, 5. Bagaimana ikatan kovalen rangkap terbentuk? rangkap dua, 6. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada molekul CF 4! dan rangkap 7. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada Cl 2! tiga dan sifat 8. Jelaskan terbentuknya ikatan pada C dan Cl! fisik 9. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada N 2! senyawanya 10. Dua unsur N dan H mempunyai nomor atom 7 dan 1. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada unsur tersebut! 11. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada F 2! 12. Gambarkan terbentuknya ikatan kovalen pada O 2! 13. Mengapa molekul nitrogen (N 2 ) berikatan rangkap tiga? 14. Jelaskan terbentuknya senyawa kovalen dan jenis ikatan kovalen yang terbentuk dari reaksi antara C dan H! 15. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen pada O 2! 16. Jelaskan terbentuknya CS 2! 17. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen? 18. Sebutkan sifat-sifat senyawa kovalen! Jumlah Soal 18 d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran II Data ringkas ketuntasan klasikal hasil tes belajar siswa pada akhir putaran II dapat dilihat pada Tabel 9 Tabel 9 Hasil Tes Belajar Siswa pada Putaran II Karakteristik Jumlah Siswa 35 Siswa yang tuntas 28 Siswa yang tidak tuntas 7 Ketuntasan klasikal (%) 80 B - 56
7 e. Refleksi a. Guru sudah cukup memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam membuat soal sekaligus penyelesaiannya. b. Perilaku yang tidak relevan pada putaran II mengalami penurunan dibandingkan pada putaran I. c. Pengelolaan waktu sudah cukup baik. d. Ketuntasan klasikal pada putaran II telah tercapai. Revisi: a. Guru harus lebih mengawasi siswa secara merata ke seluruh kelas secara bergantian agar perilaku yang tidak relevan dapat diminimalkan. b. Guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa yang belum tuntas belajarnya. Putaran 3 1. Perencanaan Mempersiapkan silabus, RPP III, LKS III, lembar pengamatan kemampuan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa putaran III, dan soal post test. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan Kegiatan pembelajaran pada putaran III terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup seperti yang tercantum pada RPP III. a. Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Data hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 10 berikut. No Tabel 10 Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran pada Putaran III Aspek yang Diamati Ratarata 1 A. Pendahuluan Mengaitkan materi pelajaran sekarang dengan materi sebelumnya 4,67 Memotivasi siswa 4,00 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4,00 2 B. Kegiatan Inti Menyajikan informasi 5,00 Mempersilahkan siswa bertanya apabila ada penjelasan guru yang belum dipahami 4,00 Menginformasikan tentang model dan strategi pembelajaran 4,33 Membagi siswa dalam kelompok 4,67 Memberi nomor pada setiap anggota kelompok (Penomoran) 5,00 Meminta siswa mengerjakan tugas pada LKS 4,00 Meminta siswa bekerja sama dengan anggota kelompok 4,67 Membimbing diskusi kelompok 4,67 Meminta siswa bekerja sama untuk mengajukan pertanyaan (Mengajukan pertanyaan) 4,33 Meminta siswa berdiskusi untuk meyelesaikan pertanyaan yang dibuat (Berpikir bersama) 4,67 3 C. Penutup Memanggil salah satu nomor untuk mengajukan pertanyaan 4,33 Meminta salah satu nomor dari kelompok lain menjawab (Menjawab) 4,33 Menanggapi jawaban siswa 5,00 Membimbing siswa membuat simpulan materi 4,00 Memberikan umpan balik pada kelompok yang aktif 5,00 Meminta siswa berpendapat tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung 4,00 Menutup pembelajaran 4,67 4 Suasana Kelas Siswa aktif 4,33 Guru aktif 4,67 Pengelolaan waktu 4,33 Rata-rata (kategori) 4,22 4,53 (sangat baik) 4,48 4,44 Rata-rata (kategori) 4,42 B - 57
8 b. Data hasil pengamatan aktivitas siswa Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 11 berikut. Tabel 11 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Putaran III No Aspek yang diamati %Aktivitas Siswa 1 Memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru. 12,0 2 Membuat soal sesuai materi yang diajarkan oleh guru pada LKS. 12,6 3 Menyelesaikan soal yang telah dibuat. 14,1 4 Bertanya kepada guru 10,6 5 Menjawab pertanyaan dari guru. 8,0 6 Mengerjakan soal dari kelompok lain. 11,5 7 Berpendapat berkaitan dengan penyelesaian soal yang diajukan siswa. 13,0 8 Membuat simpulan dari materi yang telah dipelajari. 6,1 9 Mengerjakan soal pos tes. 11,9 10 Perilaku yang tidak relevan (siswa berbicara sendiri) 0,4 Jumlah 100,0 c. Data pelatihan problem posing Pelatihan problem posing dianalisis dari soal yang dibuat melalui diskusi kelompok pada LKS III berdasarkan indikator pembelajaran. Kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran disajikan pada Tabel 12 berikut. Tabel 12 Kesesuaian Soal dengan Indikator pada Putaran III Indikator Pembelajaran Soal 1. Menjelaskan proses 1. Bagaimana terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada suatu terbentuknya ikatan senyawa tertentu? koordinasi pada beberapa senyawa 2. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada HNO 3! 3. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada H 2 SO 4! 4. Jelaskan ikatan kovalen koordinasi pada H 2 SO 4 5. Jelaskan terbentuknya senyawa koordinasi pada NH 3.BCl 3 6. Jelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada H 2 SO 3 2. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan keelektronegatifan 3. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam 4. Mendeskripsikan hubungan ikatan logam dengan sifat fisik logam 7. Jelaskan terbentuknya iktan koordinasi pada H 3 O +? 1. Tentukan sifat kepolaran dari NH 3 berdasarkan besarnya keelektronegatifan! 2. Tentukan sifat kepolaran dari CO 2 berdasarkan keelektronegatifannya! 3. Tentukan molekul berikut: O 2,H 2, dan N 2 bersifat polar atau non polar? jelaskan dan berikan contoh lain yang sifatnya sama seperti molekul tersebut? 4. Tentukan sifat kepolaran dari NH 3 dan HF berdasarkan keelektronegatifannya! 5. Bagaimana sifat kepolaran dari CCl 4? Apakah larut dalam air? 6. Jelaskan sifat kepolaran pada BF 3! 7. Jelaskan apakah H 2 O bersifat polar atau nonpolar? 1. Bagaimana proses terbentuknya ikatan logam? 2. Bagaimanakah terbentuknya ikatan logam? 1. Sebutkan sifat-sifat fisik senyawa yang memiliki ikatan logam! 2. Tuliskan sifat senyawa yang berikatan logam! B - 58
9 d. Data ketuntasan hasil belajar siswa putaran III Tabel 13 Hasil Tes Belajar Siswa pada Data ringkas ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 13 Putaran III Karakteristik Jumlah berikut Siswa 35 Siswa yang tuntas 30 Siswa yang tidak tuntas 5 Ketuntasan klasikal (%) 85,7 e. Data respon siswa Hasil angket respon siswa disajikan pada Tabel 14 berikut. Tabel 14 Hasil Angket Respon Siswa Kategori Jawaban Ya (%) Tidak (%) 1. Apakah Anda senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran ini? 94,3 5,7 2. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat membuat Anda termotivasi untuk dapat membuat soal dan menyelesaikannya? 88,6 11,4 3. Apakah Anda lebih mudah membuat soal atau pertanyaan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 88,6 11,4 4. Apakan Anda lebih mudah menyelesaikan soal dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 74,3 25,7 5. Apakah Anda lebih mudah memahami materi melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru? 74,3 25,7 6. Apakah Anda aktif selama proses pembelajaran berlangsung? 91,4 8,6 7. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat membangun kerjasama yang baik antar teman? 85,7 14,3 8. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat membangun kerjasama yang baik antara siswa dengan guru? 94,3 5,7 Rata-rata 86,4 13,6 3. Refleksi a. Guru sudah cukup mampu menghubungkan pembelajaran pada putaran II dan III. b. Guru sudah cukup memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam membuat soal sekaligus penyelesaiannya. c. Pengelolaan waktu sudah cukup baik. PEMBAHASAN Penelitian berlangsung selama tiga putaran dengan waktu setiap putaran 2x45 menit. Pembahasan dari data penelitian sebagai berikut. 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Pengelolaan pembelajaran diamati oleh tiga orang pengamat dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas disajikan pada grafik 1. Pada putaran I, pengamat memberikan penilaian sangat baik terhadap pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai ratarata 4,56 (sangat baik). Kegiatan memotivasi siswa, kemampuan guru mendapatkan kategori sangat baik (4,67). Hal ini disebabkan siswa terlihat tertarik dengan apa yang diungkapkan oleh guru karena memberikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti, persentase rata-rata yang diberikan pengamat sebesar 4,30. B - 59
10 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Persentase Putaran I 2.00 Putaran II 0.00 Putaran III Aspek yang diamati Grafik 1 Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran selama Tiga Putaran Persentase 15.0 Putaran I Putaran II Kategori Grafik 2 Aktivitas Siswa Aktivitas kelompok terlihat pada aspek no 2 dan 3. Pada putaran I, aktivitas kelompok 25,4%, putaran 26,5%, dan putaran III 26,7%. Persentase waktu mengalami Namun, penilaian terhadap kegiatan memotivasi menurun. Hal ini disebabkan banyak siswa yang belum siap sehingga sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Pada kegiatan inti, penilaian terhadap kemampuan guru pada kategori sangat baik (4,53). Secara keseluruhan penilain pengamat terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing selama tiga putaran sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwakegiatan guru telah sesuai dengan sintaks pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Aktivitas siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati oleh tiga orang pengamat. Hasil pengamatan selama tiga putaran terhadap aktivitas siswa disajikan pada Grafik 2 berikut. Jumlah Soal Pada putaran II, kegiatan dilaksanakan sesuai dengan masukan yang diberikan oleh pengamat pada putaran sebelumnya. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai ratarata 4,22. Kegiatan memotivasi siswa, nilai rata-ratanya mengalami peningkatan dibandingkan pada putaran sebelumnya (4,67). Pada kegiatan inti, nilai rata-rata yang diberikan pengamat sebesar 4,27. Guru juga lebih dapat membimbing siswa dalam diskusi kelas sehingga suasana kelas tidak terlalu gaduh. Pengamat memberikan penilaian baik terhadap kegiatan penutup (4,29) dan suasana kelas (4,22). Pada putaran III, pengelolaan pembelajaran mendapatkan penilaian yang sangat baik dari pengamat. Kegiatan pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata dari pengamat 4, jumlah soal 0 putaran I putaran II putaran III Grafik 3 Kesesuaian Soal dengan Indikator Pembelajaran peningkatan dimaksudkan agar siswa dalam kelompok dapat berdiskusi secara maksimal untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pelatihan problem posing tercermin pada aktivitas
11 Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Persentase Putaran I Putaran II Putaran III Grafik 4 Ketuntasan Belajar Siswa Selama Tiga Putaran SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Berdasarkan Grafik 4 dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal pada putaran I belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sekolah (57,1%). Pada putaran II dan III ketuntasan klasikal telah tercapai dendan persentase 80% dan 85,7%. 5. Respon siswa Respon siswa merupakan tanggapan atau pendapat siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Adapun hasil angket respon siswa disajikan pada grafik 5. Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa penggunaan strategi problem posing membuat 88,6% siswa merasa lebih mudah untuk membuat soal dan 74,3% siswa lebih mudah menyelesaikannya. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru menyebabkan siswa aktif selama pembelajaran (91,4%). Keaktifan ini terkait aktivitas bertanya, menjawab, dan berpendapat. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tersebut dapat membangun kerja sama yang baik antarsiswa dan antara guru dengan siswa (85,7% dan 94,3%). Secara keseluruhan respon siswa terhadap pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat baik (86,4%). 100 Persentase no 2-7. Pada putaran I, 63,1% waktu dihabiskan siswa untuk berlatih problem posing. Pada putaran II persentase waktu meningkat menjadi 66,9%, dan putaran III mencapai 69,6%. Peningkatan persentase waktu seiring dengan bertambah bagusnya pelatihan problem posing bagi siswa. 3. Pelatihan problem posing Problem posing merupakan perumusan atau pembuatan soal dari situasi yang diberikan (Irwan, 2011). Hasil pengamatan terhadap pelatihan problem posing selama tiga putaran disajikan pada Grafik 3. Berdasarkan Grafik 3 terlihat bahwa pada setiap putaran dari 21 soal yang dibuat melalui diskusi kelompok ada 18 soal yang sesuai dengan indikator pembelajaran sehingga diperoleh persentase sebesar 85,7% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelatihan problem posing telah berhasil dilakukan seperti pada tujuan dari penelitian di kelas X-2 SMA Negeri 3 Lamongan. 4. Ketuntasan belajar siswa Ketuntasan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia diperoleh dari nilai post test. Data ketuntasan belajar siswa selama tiga putaran disajikan pada Grafik Ya 0 Tidak Kategori 7 8 Grafik 5 Hasil Angket Respon Siswa dengan strategi problem posing sudah baik dengan nilai rata-rata yang diberikan oleh pengamat pada putaran I sebesar 4,14, putaran II sebesar 4,24, dan putaran III sebesar 4,42.
12 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tercermin melalui aktivitas kelompok dengan persentase waktu putaran I 25,4%, putaran II 26,5%, dan putaran III 26,7%. Aktivitas problem posing juga mengalami peningkatan tiap putarannya dengan persentase waktu putaran I 63,1% putaran II 66,9%, dan putaran III 69,6%. 3. Siswa telah mampu membuat yang soal sesuai indikator pembelajaran yaitu putaran I sebesar 85,7% (sangat baik), putaran II sebesar 85,7% (sangat baik), dan putaran III sebesar 85,7% (sangat baik). 4. Ketuntasan klasikal putaran I sebesar 57,1%, putaran II 80%, dan putaran III 85,7%. 5. Respon siswa terhadap kegiatan belajat mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi problem posing sangat baik dengan persentase rata-rata banyak siswa yang menjawab ya sebanyak 86,4%. Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dibuat, secara keseluruhan rumusan masalah telah terjawab. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu disarankan lagi dalam penerapannya karena keterbatasan waktu penelitian antara lain: 1. Dalam kegiatan pembelajaran kooperatif dengan strategi problem posing, guru lebih sering memberikan contoh-contoh soal yang sesuai dengan indikator pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa terbiasa dengan soal-soal yang sesuai dengan indikator sehingga memudahkan siswa untuk menyusun soal. 2. Agar siswa lebih aktif dalam bekerja sama, perlu adanya penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan penghargaan terbaik (tim super) sebagai ciri khas dalam model pembelajaran kooperatif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hajar, Nurul Problem Posing Belajar dari Masalah Membuat Masalah (Online). ( em/7. Diakses 14 Februari 2011). Ibrahim, Muslimin Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Irwan Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model SSCS dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1. Universitas Negeri Padang. 3 Nur, Mohamad Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa Riduwan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Tatag Pengajuan Soal (Problem Posing) oleh Siswa dalam Pembelajaran Geometri d SLTP. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Sanjaya, Wina Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. B - 62
III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10
III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1 dengan jumlah siswa 33 orang mulai tanggal 18 Oktober 2010 sampai 15 November
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia tata nama
Lebih terperinciMenjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan unsur lain. Menggambarkan susunan elektron
Lampiran 1 SILABUS 1 Nama Sekolah : SMA Tri Sukses Natar Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi : 1. Mendeskripsikan struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar
Lebih terperinciLampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1
58 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1 Sekolah : SMA Negeri 8 Medan Mata pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/I Pertemuan Ke- : 1 Alokasi waktu : 2 x 45 menit I. Standar
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO
Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Titik Pitriani Muslimin
Lebih terperinciStruktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik
Struktur dan Ikatan Kimia dalam senyawa Organik Ikatan Kimia Teori awal tentang ikatan kimia. Tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis ( Profesor di University of California Lewis memperhatikan bahwa gas lembam
Lebih terperinciLATIHAN SOAL IKATAN KIMIA
LATIHAN SOAL IKATAN KIMIA 1. Cara untuk mendapatkan ke stabilan atom unsur yang bernomor atom 10 adalah dengan a. Melepaskan dua elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +2 b. Mengikat enam elektron
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 40 orang terdiri dari
Lebih terperinciLangkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN
Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas. Pembelajaran dikelas haruslah dibuat menyenangkan sehingga siswa menjadi bersemangat dalam menerima pelajaran. Pada mata
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciBab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya
Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara
Lebih terperinciLATIHAN SOAL IKATAN KIMIA
LATIHAN SAL IKATAN KIMIA 1. Cara untuk mendapatkan kestabilan atom unsur yang bernomor atom 8 adalah dengan a. Melepaskan enam elektron muatan +6 b. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan
Lebih terperinciStandar Kompetensi: Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMAN 78 Mata Pelajaran : Kimia 1 Beban : 2 sks Alokasi waktu : 2 jam tatap muka 2 jam tugas terstruktur Aspek : C5 Standar Kompetensi: Memahami struktur
Lebih terperinciIKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP
IKATAN KIMIA Tim Dosen Kimia Dasar FTP Sub pokok bahasan: Konsep Ikatan Kimia Macam-macam ikatan kimia KONSEP IKATAN KIMIA Untuk mencapai kestabilan, atom-atom saling berikatan. Ikatan kimia merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I pertemuan I Dalam rangka memperbaiki masalah Pembelajaran dikelas VI SD Negeri Pesantren pada mata pelajaran IPA, tentang Bumi
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 10 KIMIA
K13 Revisi Antiremed Kelas 10 KIMIA Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc Name: RK13AR10KIM01PAS Version : 2016-11 halaman 1 01. Pernyataaan berikut yang tidak benar (A) elektron ditemukan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)
Lebih terperinciNur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE SILIH TANYA PADA MATERI POKOK LINGKARAN Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) 8296427, 8290009 Ps. 304, 0318297677 email
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA 1 Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Kompetensi Dasar
Lebih terperinciLEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) Nama Siswa :... Kelas/No :... Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskrisikan kemungkinan terjadinya ikatankimia dengan menggunakan tabel periodik Indikator : Menjelaskan kecenderungan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. melalui pengamatan (observasi), sebaran angket dan tes, diperoleh beberapa data
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama empat kali pertemuan melalui pengamatan (observasi), sebaran angket dan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN KELAS /SEMESTER : kimia : I/ganjil PERTEMUAN KE : 1,2,3,4, 5 ALOKASI WAKTU : 10 jam STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep materi dan perubahannya
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO
232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN
79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI ALKANA, ALKENA, ALKUNA DI KELAS X SMAN 1 SUMBEREJO IMPLEMENTATION OF MODEL
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung nilai penguasaan konsep pada materi pokok asam basa pada tahun pelajaran
Lebih terperinciSyntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: 2541-0849 e-issn: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017 PENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI DATA DAN KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN LKS EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN
Lebih terperinciLEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IKATAN KOVALEN. 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IKATAN KOVALEN Kelompok :... Nama Siswa :... Indikator : 1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. 2. Menjelaskan proses terbentuknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VIIA SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 MUNCAR
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) MATERI AJAR PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Yudi Susilo 1, Siti Khabibah
Lebih terperinciOleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) 2 SMK NEGERI 2 PEKANBARU
Lebih terperinciBAB II IKATAN KIMIA. A. KOMPETENSI DASAR 1.2 : Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan menggunakan tabel periodik.
BAB II IKATAN KIMIA A. KOMPETENSI DASAR 1.2 : Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan menggunakan tabel periodik. Indikator : 1. Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk
Lebih terperinci,
IKATAN KIMIA PILIHAN GANDA 1. 11Na dapat membentuk ikatan ion dengan unsur dengan konfigurasi elektron. a. 2,8,2 d. 2,8,7 b. 2,8,3 e. 2,8,8 c. 2,8,4 2. Pasangan unsur unsur dari golongan berikut yang dapat
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB VI IKATAN KIMIA Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel materi saja yang berupa atom. 1)
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah
29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan kelas yang di SMP Karya Bhakti yang terletak di desa Bima Sakti Kecamatan Negeri
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciImro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN MENULIS RESENSI BUKU PENGETAHUAN DI KELAS IX-C SMP NEGERI 1 PUGER Imro ati 49 Abstrak. Kegiatan belajar
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 1 PINRANG PADA MATERI IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017 ANALISIS MISKONSEPSI SISWA
Lebih terperinciC027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK
C027 PENINGKATAN MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) BERBANTUAN MODUL PADA SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Evin
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstualitas pada materi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstualitas pada materi ikatan kimia ini dilakukan beberapa tahap kerja. Tahapan kerja tersebut meliputi analisis standar kompetensi
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinci1. Aturan Aufbau. Konfigurasi Elektron. 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p,
Ingattt.. Tabel SPU Konfigurasi Elektron Struktur Lewis t 1. Aturan Aufbau Konfigurasi Elektron 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, Lanjutan 2. Aturan Hund orbital
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI-OKSIDASI KELAS X-A SEMESTER 2 DI SMA AL-FALAH KETINTANG SURABAYA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI-OKSIDASI KELAS X-A SEMESTER 2 DI SMA AL-FALAH KETINTANG SURABAYA Afrida Trisnawati, Ismono ABSTRAK Pada kurikulum berbasis
Lebih terperinciIKATAN KOVALEN. berikutnya adalah membentuk elektron persekutuan. Dalam kerja sama ini, atom-atom
IKATAN KOVALEN Jika kerja sama dalam bentuk serah terima elektron tidak dapat dilakukan, maka pilihan berikutnya adalah membentuk elektron persekutuan. Dalam kerja sama ini, atom-atom yang akan berikatan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS Krisna Kirana 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 Email: miyet_kirana@yahoo.com 1, susanah.alfian@gmail.com
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNGBENTUK ALJABAR
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
Lebih terperinciTingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING
Eko Budi Susatyo, dkk., Peningkatan Hasil Belajar Melalui... 463 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING Eko Budi Susatyo,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI Suci Rohayati & Dhiah Fitrayati Universitas Negeri Surabaya senouchi3@gmail.com Abstrak Melalui kegiatan
Lebih terperinciElok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciNama : Kelas : No. Absen :
Nama : Kelas : No. Absen : Untuk Sekolah Menengah Atas Kelarutan Senyawa Kovalen Polar dan Kovalen Nonpolar STANDAR KOMPETENSI Memahami struktur atom, sifat sifat periodik unsur dan ikatan kimia serta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS Sulistiyawati 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 email: sulistiyawati34@gmail.com 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dan
Lebih terperinciErmei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***
1 IMPROVING STUDENT LEARNING ACTIVITY ON COLLOID SUBJECT BY USING STUDENT WORKSHEET THAT IS BASED ON IDEAL PROBLEM SOLVING IN XI MIA 3 OF SMAN 1 PEKANBARU Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KUSAMBI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI POKOK LITOSFER DAN PEDOSFER Sardila 1, Ramli
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN Heppy Juriver Siregar Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : heppyjuriver2000@gmail.com
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALAT PERAGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALAT PERAGA Arlin Astriyani Universitas Muhammadiyah Jakarta arlin_0717@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciFrekuensi Persentase Rata-rata Selang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS Setiawati, Benedictus Kusmanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA (IMPLEMENTATION OF CLASS DISCUSSION LEARNING MODEL WITH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar dengan jumlah
Lebih terperinci*keperluan korespondensi, telp/fax: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 1-7 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING Achmad Zainullah FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Surabaya achmadz@ut.ac.id Abstrak Proses pembelajaran
Lebih terperinciWiwik Astuti Guru Matematika SMA Negeri 1 Palu. Kata Kunci: Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Sinus, Cosinus, SMA Negeri
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PALU Wiwik Astuti Guru Matematika
Lebih terperinciSuparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VII-1 SMPN 25 PEKANBARU 0823-8848-1697 SMP Negeri 25 Pekanbaru 98
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DISERTAI PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITASDAN HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS X IPA MA UNGGULAN NURIS Lailatul Ma rifah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas
Lebih terperinciOleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Classroom Action Research (CAR) atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin
90 ABSTRAK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER Oleh: Abdul
Lebih terperinciOleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek
182 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 3 NGANTRU KECAMATAN TRENGGALEK
Lebih terperinciLa Masi, Saleh dan Safarudin. Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232
92 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-1 PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV)
Lebih terperinciIKATAN KIMIA Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Susunan Elektron Gas Mulia Ikatan Ion Ikatan Kovalen
IKATAN KIMIA Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Susunan Elektron Gas Mulia Ikatan Ion Ikatan Kovalen 7/19/2017 1 IKATAN KIMIA 1. Ikatan kimia adalah. 2.a.Tujuan atom berikatan. b. Aturan duplet
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 619 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERLATAR NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII F PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL DI SMP NEGERI
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinci