BAB II KAMPANYE PELESTARIAN SATWA PENYU
|
|
- Iwan Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAMPANYE PELESTARIAN SATWA PENYU 2.1. Tinjauan Umum Definisi Kampanye Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi Rogers dan Storey merupakan definisi kampanye yang paling populer dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi. (Grossberg, 1998: Snyder, 2002: Klingmann & Rommele, 2002) hal ini didasarkan pada dua alasan: Kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi Dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan Rogers dan Storey (1987) mendifinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktifitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni : Tindakan kampanye yang ditujukan menciptakan efek atau dampak tertentu Jumlah khalayak sasaran jelas Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, ditentukan dalam kurun waktu tertentu Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Berikut beberapa definisi populer lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey diantaranya sebagai berikut: 10
2 Pfau dan Parrot (1993) Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksananakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. Leslie B. Synder (Gudykunst & Mody, 2002) Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Rajasundaram (1981) Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahanya. Berikut pendapat beberapa ahli mengenai definisi kampanye: (Rosady Suslan, S.H.) Sebagai suatu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan imformasi, mendidik dan meyakinkan bagian dari kehidupan sosial masyarakat untuk tujuan pembangunan khusus. Tujuan kampanye membentuk suatu perubahan sosial atau kondisi tingkat pendidikan masyarakat tertentu. (Rice and Paisey) Keinginan seseorang untuk memperngaruhi individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat serta keinginan audiens dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif. (Prof. Duyker) Mengunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa tingkah laku 11
3 yang timbul karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator. (Rhenal Khasali) Rencana klegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan peran satu atau berbagai media seperti : televisi, radio, majalah, surat kabar dan film. (Kamus besar bahasa Indonesia) Gerakan serentak untuk mengadakan aksi dengan jalan menyiarkan kabar angin. Dari definisi-definisi kampanye tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kampanye adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan matang dan berkesinanbungan dengan pelaksanaan yang berdasarkan jadwal yang telah dirumuskan dengan baik, yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi manusia sehigga dapat menarik perhatian dan akhirnya akan menimbulkan dampak/hasil yang telah direncanakan. Pada dasarnya, kampanye menyangkut kepentingan lembaga, organisasi, perusahaan, peluncuran produk atau jasa hingga bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, olah raga, program pembangunan nasional dan lain sebagainya. Kegiatan kampanye biasanya memuncak dalam event tertentu untuk menarik perhatian, dukungan, pemahaman dan meningkatkan kesadaran, sekaligus mempengaruhi masyarakat tentang suatu isu atau tema tertentu. 12
4 Jenis-jenis Kampanye Membicarakan jenis jenis kampanye pada prisipnya adalah membicarakan motivasi yang melatar belakangi di selenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren nada keterkaitan antara motivasi dan tujuan Kampanye. Bertolak dari keterkaitan tersebut, Charles U. Larson (1992) kemudian membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori yakni : Product oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis, istilah lain sering ditukarkan dengan kampanye ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign, motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan financial, cara yang ditempuh adalah memperkenalkan produk rokok dan melipatgandakan penjualan sehingga memperoleh keuntungan yang diharapkan. Candidate oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untukmeraih kekuasan politik, karena itu jenis kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns (Kampanye Politik). Tujuannya antara lain adalah untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang 13
5 bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan social, karena itu kampanye jenis ini dalam istilah kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalahmasalah social melalui perubahan sikap dan perilaku public. Dalam dunia periklanan ada beberapa jenis kampanye yang dikenal (Drs. Loweri, 1992), antara lain : Kampanye Komersial/standart Kampanye yang ditata secara khusus untuk memperkenalkan barang dan jasa, ataupun pelayanan untuk konsumen melalaui sebuah media. Kampanye ini biasanya bertujuan untuk meransang minat dan motif konsumen untuk membeli dan memakai barang atau jasa yang ditawarkan. Kampanye Promosi Kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan tingkat penjualan barang atau jasa yang ditawarkan. Kampanye Bisik Kampanye yang berarti juga sebuah gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi serentak dengan jalan menyiarkan kabar angin. Kampanye Layanan Masyarakat Kampanye yang bersifat non-profit, pada umumnya bertujuan untuk memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan. Hal ini juga berarti mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Selain itu kampanye layanan masyarakat biasanya menyajikan pesan-pesan sosial 14
6 yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi Fungsi Kampanye Kampanye diartikan sebagai: kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan serangkaian kegiatan atau usaha tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Hasil yang ingin dicapai dalam palaksanaan kampanye ini adalah menambah wawasan, pengetahuan pelajaran dan menanamkan rasa cinta satwa sejak dini. bentuk kegiatan kampanye berupa penyuluhan mengenai penangkaran penyu merupakan salah satu cara untuk melestarikan penyu dari kepunahan dan perburuan ilegal. Agar masyarakat dapat menanggapi sebuah permasalahan yang dibahas didalam sebuah kampanye. Kita perlu mengemas pesan sedemikian rupa, baik dari fungsi dan jangkauan media, Persuasi Kampanye Menurut Otto Lerbinger didalam bukunya Design for Persuasive Communication, ada beberapa model merekayasa persuasi, antara lain : a. Stimulus Respons Model persuasi sederhana dengan berdasarkan konsep asosiasi. b. Kognitif Model yang berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah dimengerti dan logis yang bisa diterima. Dalam melakukan persuasi pada 15
7 posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis. Artinya, imformasi yang disampaikan tersebut tidak bisa diterima sebelum dikenalkan alasan yang wajar. c. Motivasi Persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau merubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan ganjaran tertentu. d. Social Mangajurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan, artinya kesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan. e. Personalitas Model persuasi dengan memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu Pelaksana Kampanye Secara umum siapapun yang terlibat dalam menggagas, merancang, mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye dapat disebut sebagai pelaku kampanye. Kegiatan kampanye tidak dilakukan tunggal melainkan sebuah tim kerja (teamwork). Membagi tim kerja kampanye (social change campaign) didalam dua kelompok yakni: a. Leaders (pemimpin) Koordinator pelaksana, penyandang dana, petugas administrasi, dan pelaksana teknis LSM PPSJ (Pusat Penyelamatan Sawta Jogja) BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Daerah Yogyakarta 16
8 b. Supporters (pendukung) Petugas lapangan, penyumbang dana dan simpatisan yang meramaikan acara kampanye The Gibbon Foundation 2.2. Pembahasan dan Penyelesaian masalah Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta dengan, dibagi dalam 17 Kecamatan, 75 Desa, dan 933 Dusun. Apabila dilihat bentang alamnya secara makro, Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur. a. Letak Geografis Kabupaten Bantul Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah). Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas km2 (41,62 %). Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%). Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek 17
9 Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04" - 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. b. Potensi Daerah Kabupaten Bantul Potensi daerah Kabupaten Bantul cukup besar kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) adalah sektor pariwisata, dengan jenis wisata alam, religius, budaya, dan industri kerajinan. Sektor ini masih sangat potensial untuk dikembangkan guna meningkatkan PAD dan pendapatan masyarakat luas. Lokasi potensi wisata Kabupaten Bantul tersebar di Kecamatan Kretek, Imogiri, Sanden, Srandakan, Pajangan, Kasihan, dan Piyungan. Di pesisir selatan Yogyakarta, terdapat sekitar 13 obyek pantai yang memiliki pesona wisata. Semuanya membentang sepanjang 110 kilometer dari barat ke timur. Mulai dari Pantai Congot, Glagah, Trisik di Kabupaten Kulon Progo; kemudian Pantai Pandansimo, Samas, Parangkusumo, Parangtritis (Kabupaten Bantul); hingga Pantai Parang Endog, Baron, Kukup, Krakal, Wedi Ombo, dan Ngungap (Gunung Kidul). Selain memiliki pesona yang indah pantai selatan adalah sebagai tempat habitat mendaratnya penyu untuk 18
10 bertelur, tetapi disisi lain tempat tersebut juga dikenal sebagai perdagangan penyu dan bagian-bagiannya. Daerah pesisir terutama pantai, hutan dataran rendah maupun gabungan antara pantai dan hutan merupakan salah tempat yang potensial untuk kegiatan pariwisata. Berkembangnya industri pariwisata disamping menguntungkan kebanyakan masyarakat, juga akan berimbas terhadap kelestarian beberapa jenis satwa dilindungi. Terutama yang berasal dari biota laut. Tempat-tempat pariwisata di pesisir selatan Jawa banyak dikenal dengan perdagangan penyu dan bagianbagiannya. Tingginya angka perdagangan penyu dan bagian-bagiannya ini akan semakin mendorong penurunan populasi penyu di alam. Kedatangan penyu di pantai selatan dimulai dari bulan April sampai bulan Agustus. Pada bidang ketenagakerjaan, Kabupaten Bantul merupakan daerah penyangga bagi Kota Yogyakarta dalam penyediaan jasa tenaga kerja. Namun dalam kenyataannya tenaga kerja yang ada sebagian besar bukanlah tenaga kerja dengan keahlian yang profesional. Sehingga dari segi ekonomi penghasilannya masih jauh dari mencukupi untuk mencapai standar hidup sejahtera. Di Kabupaten Bantul pada tahun 1999 terdata sebanyak orang penganggur. c. Latar Belakang Kondisi Masyarakat Kepadatan Penduduk Agraris Kabupaten Bantul Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang 19
11 tersedia. Kepadatan penduduk agraris di Kabupaten Bantul secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: No. Kecamatan Luas Areal Jumlah Penduduk Kepadatan/Km Srandakan ,203 29, Sanden ,935 34, Kretek ,703 31, Pundong ,877 33, Bb.Lipuro 1,165 1, ,586 42, Pandak ,155 48, Bantul 1,147 1, ,580 58, Jetis 1,245 1, ,081 49, Imogiri 1,181 1, ,226 56, Dlingo ,373 36, Pleret ,980 34, Piyungan 1,417 1, ,656 38, Banguntapan 1,466 1, ,162 77, Sewon 1,372 1, ,231 76, Kasihan ,100 78, Pajangan ,941 30, Sedayu 1,023 1, ,996 43, Jumlah 16,492 16, , , Tabel 2.1 Kepadatan Penduduk Agraris Kabupaten Bantul per Kecamatan. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Sebagai perbandingan, tabel berikut ini memuat data untuk tahun 2002 dan 2004 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Th 2002 Jumlah Penduduk Th 2004 L P Jumlah L P Jumlah 1 Srandakan ,135 15,107 29,242 2 Sanden ,461 17,534 33,995 3 Kretek ,917 16,029 30,946 4 Pundong ,942 17,069 33,011 5 Bb.Lipuro ,595 22,237 42,832 6 Pandak ,858 24,495 48,353 7 Bantul ,469 29,738 58,207 20
12 8 Jetis ,011 25,570 49,581 9 Imogiri ,400 29,162 56, Dlingo ,826 18,872 36, Pleret ,894 17,239 34, Piyungan ,602 19,337 37, Banguntapan ,271 39,252 77, Sewon ,247 37,852 76, Kasihan ,975 39,069 78, Pajangan ,636 15,499 30, Sedayu ,295 22,268 43,563 Jumlah , , ,539 Tabel 2.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kab. Bantul per Kecamatan. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada dibawah ini No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun Tidak/belum pernah sekolah Tidak/belum tamat SD 3 Sekolah Dasar SLTP Umum dan Kejuruan SLTA Umum SLTA Kejuruan D1 / D Akademi / D D4 - S Jumlah Tabel 2.3. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas berdasarkan pendidikan di Kabupaten Bantul tahun 2002 dan Analisa Permasalahan Dengan melihat latar belakang kabupaten Bantul dalam kenyataannya tenaga kerja yang ada sebagian besar bukanlah tenaga kerja dengan keahlian yang profesional. Sehingga dari segi ekonomi penghasilannya masih jauh dari mencukupi untuk mencapai standar hidup sejahtera 21
13 dikarenakan belum profesional. daerah selatan adalah daerah pesisir pantai, daerah ini merupakan salah satu tempat habitatnya penyu untuk bertelur. Di samping itu masyarakat pesisir pantai selatan adalah masyarakat nelayan, mereka bekerja setiap hari dari malam sampai pagi untuk menangkap ikan, demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Siang sampai sore nelayan menggunakan waktunya untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk kembali bekerja. Berikut adalah analisa permasalahan masyarakat pesisir pantai Samas, diantaranya : 22
14 MASALAH SEBAB (Penyebab dari timbulnya masalah) AKIBAT (Dampak yang ditimbulkan dari masalah) Tingginya perburuan satwa liar penyu yang terjadi di pesisir pantai selatan terutama pantai Samas Terbatasnya informasi tentang satwa liar penyu terhadap masyarakat Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai peraturan hukum satwa liar Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan satwa liar penyu dan habitatnya Rendahnya angka populasi kehidupan generasi penyu Rendahnya wawasan masyarakat didalam pemamfaatan pelestarian penyu Rendahnya pendapatan otonomi daerah nelayan dan kurangnya wawasan Minimnya media informasi mengenai satwa liar penyu yang disediakan Kurang pedulinya masyarakat dalam memahami peraturan hukum satwa liar Masyarakat kurang peduli dalam melestarikan satwa liar penyu dan habitatnya Dari seribu telur yang ditetaskan hanya 5-15 ekor yang bertahan hidup hingga dewasa Sebagian masyarakat nelayan belum tahu apa yang akan diperoleh dari peleatarian penyu Merajalelanya perdagangan satwa liar penyu Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai satwa liar penyu Masyarakat banyak yang memelihara satwa liar baik hidup maupun mati Rusaknya ekosistem alam di laut Berkurangnya generasi penyu dampak terjadinya kepunahan satwa penyu Sebagian masyarakat nelayan tetap melakukan perburuan dan perdgangan penyu secara ilegal Tabel 2.4 Analisa Permasalahan Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan kampanye, menyebarkan media informasi kepada masyarakat tentang pelestarian satwa penyu. Dengan meramu pesan secara persuasif dan membagi informasi menjadi beberapa tahapan sesuai dengan bobot informasi itu sendiri. 23
15 Penyelesaian/Solusi Masalah Dari uraian permasalahan pada analisa permasalahan di atas, maka didapat suatu penyelesaian masalah berupa penyuluhan. Penyuluhan yang dimaksudkan untuk menghimbau masyarakat untuk turut mendukung pelaksanaan program Penangkaran Penyu sebagai salah satu cara untuk melestarikan penyu dari kepunahan. Bentuk kegiatan penyuluhan nantinya diarahkan kepada sesuatu yang bisa membuka wawasan pengetahuan tentang konservasi satwa penyu, memupuk cinta kepada satwa dan menggugah kesdaran masyarakat untuk bersama-sama melestarikan satwa penyu dan habitatnya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka disusunlah penyesuaian penerapan media komunikasi yang tepat melalui analisa 5W+1H dan analisis S.W.O.T. maka diperoleh hasil sebagai berikut : What Memberitahukan kepada masyarakat pesisir pantai Samas tentang fungsi dari Penangkaran Penyu Why Rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat didalam penggunaan potensi alam Who Masyarakat pesisir pantai Samas yang belum mengetahui dan memahami fungsi dari Penangkaran Penyu When Penyuluhan dilakukan pada saat awal bulan Maret tanggal 6, karena pada tanggal ini kita memperingati hari bumi, dan bulan depan penyu mulai berdatangan kedaerah pesisir pantai Samas 24
16 Where How Di daerah pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Penyuluhan mengenai fungsi dari Penangkaran Penyu, didaerah pantai Samas SWOT analisis S Strong (kekuatan) W Weakness (kelemahan) Kegiatan Penangkaran Penyu dapat dikerjakan bersama-sama Menambah pengetahuan dan wawasan Habitat penyu akan meningkat Menambah pemasukan pendapatan bagi masyarakat Pendidikan masyarakat umumnya rendah Membutuhkan biaya yang besar Pengetahuan wawasan masyarakat umumnya terbatas Perlu dukungan masyarakat didalam pelaksanaan O Opportunity (peluang) T Treatmen (ancaman) Penyuluhan bermanfaat pada kesejahteraan masyarakat nelayan Penyu akan terhindar dari kepunahan Kurangnya respon masyarakat terhadap arti pentingnya penyuluhan Pembagian waktu yang kurang tepat karena kesibukan masyarakat dan nelayan Berdasarkan analisa permasalahan diatas maka penulis merancang sebuah penyuluhan tentang Penangkaran Penyu di pantai Samas dengan menyampaikan pesan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melaui media cetak dan mengarahkannya pada satu titik tertentu untuk diberikan sebuah imformasi atau penerangan dan pengetahuan melalui buku panduan pelestarian satwa penyu, 25
17 sehingga pesan yang disampaikan akan menjadi sebuah pengetahuan dan menambah wawasan, dengan tujuan : Dalam rangka menambah wawasan, pengetahuan dan menanamkan rasa cinta satwa terhadap masyarakat. Menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama sama melestarikan satwa penyu dan habitat ekosistemnya. Menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya memburu satwa liar penyu Memberitahukan masyarakat bahwa memperdagangkan satwa penyu baik hidup maupun mati yang kini diperdagangkan adalah termasuk dalam jenis satwa liar yang dilindungi oleh undangundang Memberi pengetahuan dampak dari membunuh penyu akan merusak ekosistem keseimbangan laut 26
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Kabupaten Bantul Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pusat pemerintahan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL A. Letak Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia sekarang masih tergolong tinggi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 1,49 % per tahun, akibatnya diperlukan usaha
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijadikan sebagai objek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31
Lebih terperinciBAB II ANALISA MASALAH
BAB II ANALISA MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Hasil dari perumusan dan pembatasan masalah dari Kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara Untuk Remaja Putri di Kota Bandung telah selesai ditentukan, maka selanjutnya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciMata Kuliah - Media Planning & Buying
Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Campaign Strategy & Anggaran Iklan di Media Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Bantul merupakan, Kabupaten yang terletak di sebelah Selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Wilayah Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan Kabupaten Bantul sebagai objek penelitian. Dimana kabupaten
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN MASALAH
BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Hasil dari perumusan dan pembatasan masalah dari Kampanye Peduli Pengaruh Negatif Gadget Terhadap Anak telah selesai ditentukan, maka selanjutnya akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu dari lima Kabupaten/Kota yang ada di Yogyakarta yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di pulau
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Umum Kabupten Bantul a. Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah seluruhnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/,
Lebih terperinciBAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR 2.1 Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Dalam Kampanye Hemat Kertas Demi Hutan Indonesia pastinya mebutuhkan sinergi untuk menarik perhatian-perhatian dalam menciptakan pola pikir masyarakat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia bermuara pada pembangunan usaha tani dengan berbagai kebijakan yang memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung
Lebih terperinciPROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011
PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011 1. PROFIL KABUPATEN BANTUL 1.1. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila
Lebih terperincidan abstraksi data yang ada dalam field note (catatan di lapangan). memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan.
penarikan kesimpulan. 30 Ketiga komponen tersebut aktivitasnya berbentuk interaktif dengan proses pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Adapun penjelasan dari kriteria tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL
BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN SE-KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa dan rakyat Indonesia, merupakan rahmat dari pada-nya dan wajib dikembangkan dan dilestarikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00
Lebih terperinciBAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang terletak di bagian Selatan Barat daya Provinsi D.I. Yogyakarta. Kawasan ini terletak antara 07 44 04 08 00
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.
BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN OBJEK. a. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
BAB IV GAMBARAN OBJEK A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Keadaan Alam Sumber data yang di dapat dari Disdukcapil Kab. Bantul. Kabupaten Bantul terletak di sebelah Selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Lebih terperinciJumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara astronomis Kabupaten Bantul terletak antara 07 0 44 04-08 0 00 27 LS dan 110 0 12 34 110 0 31 08 BT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2015 No.52,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul. Perubahan keempat, Peraturan Bupati Bantul, Zona penempatan, menara telekomunikasi. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 132 TAHUN 2016 T E N T A N G
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 132 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL MELALUI IKLAN TELEVISI UNTUK MENDUKUNG KAMPANYE HELPING HAND FOR ORANGUTAN
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL MELALUI IKLAN TELEVISI UNTUK MENDUKUNG KAMPANYE HELPING HAND FOR ORANGUTAN Elizabeth Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan perancangan karya Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya penanggulangan kemiskinan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2 (15,90% dari luas wilayah Provinsi DIY) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang untuk menunda usia perkawinan,usia
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 110 0 12 34 sampai 110 0 31 08 Bujur Timur dan antara 7 0 44 04 sampai 8 0 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Unit pelaksana, satuan polisi pamong praja, kecamatan.
1 2015 No.09,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bantul. Unit pelaksana, satuan polisi pamong praja, kecamatan. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bank syariah di Indonesia dapat dikatakan cukup berkembang. Hal tersebut didukung dengan semakin banyaknya bank konvensional yang membuka unit usaha syariah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara berkembang (developing country) pada tiga dekade terakhir. Hal ini jelas terlihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
A. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta BAB IV GAMBARAN UMUM GAMBAR 4.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta B. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi
Lebih terperinciBAB III MONUMEN GEMPA BANTUL
BAB III MONUMEN GEMPA BANTUL 3.1. TINJAUAN MONUMEN GEMPA BANTUL 3.1.1 Pengertian Monumen Gempa Bantul Monumen Gempa Bantul, merupakan bangunan yang menjadi simbol sejarah peristiwa Gempa Bumi 26-Mei-2006,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN SE-KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkokoh
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Bantul 1. Tinjauan Geografis Dilihat dari bentang alamnya, wilayah Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KABUPATEN BANTUL Secara geografis Kabupaten Bantul terletak diantara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH. dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada
IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari empat kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentang alam Kabupaten Bantul terdiri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JUNCTO
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III
xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah provinsi itu dibagi atas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7 juta km 2. Pulau-pulau tersebut
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 205 A TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 205 A TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI, PENUNJUKKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI SERTA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
Lebih terperinciBAMBANGLIPU A. DATA PEMILIH NAMA DAN TANDA TANGAN ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA PROVINSI SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL DAN RINCIAN PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DARI SETIAP KECAMATAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 diisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan penduduk Indonesia
Lebih terperinci2. Iklan Taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu.
JENIS-JENIS IKLAN Bermacam-macamnya tujuan dari sebuah iklan yang dibuat oleh sebuah perusahaan maka berdampak pada berbedanya jenisjenis dari sebuah iklan. Iklan yang sering muncul diberbagai media dan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI BANTUL, Menimbang : a.
Lebih terperinciParadigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan
BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 123 TAHUN 2013 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK/IBU ASUH PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 123 TAHUN 2013 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK/IBU ASUH PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
1 2016 No.12,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH. Pembentukan. Susunan. Perangkat Daerah. Kabupaten Bantul. ( Penjelasan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan air di suatu daerah irigasi, kenyataannya seringkali terdapat pembagian air yang kurang sesuai kebutuhan air di petak-petak sawah. Pada petak yang
Lebih terperinciPROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2013
PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2013 1. PROFIL KABUPATEN BANTUL 1.1. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG BESARAN UANG PERSEDIAAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 47 Peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Alokasi Kebutuhan, Pupuk Bersubsidi, Sektor Pertanian.
1 2015 No.101,2015 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Alokasi Kebutuhan, Pupuk Bersubsidi, Sektor Pertanian. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu produk pertanian hortikultura yang banyak diusahakan oleh petani. Hal ini dikarenakan cabai merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Hasil Data Dari hasil yang telah di dapat oleh penulis, sebagian masyarakat perduli dan ingin berpatisipasi dalam membantu anak-anak panti asuhan, masalahnya hanya mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. 1
Lebih terperinciKAMPANYE : APA DAN UNTUK APA?
KAMPANYE : APA DAN UNTUK APA? Lima puluh tahun yang lalu banyak sarjana komunikasi yang masih mempercayai kesimpulan keliru tentang kampanye. Mereka berpendapat bahwa kampanye lewat media massa hanya memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan proses desentralisasi terhadap daerah-daerah otonom memiliki potensi yang sangat
Lebih terperinciFORUM KABUPATEN/KOTA DI DIY
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH 2018 FORUM KABUPATEN/KOTA DI DIY Yogyakarta, 06 April 2017 KONDISI UMUM PENDUDUK BANTUL 2013-2016 928,676 919,440 912,511 913,407 2013 2014 2015 2016 IPM KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun lingkungannya, karena sebagian besar masyarakat masih tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesisir Bantul telah menjadi habitat pendaratan penyu, diantaranya Pantai Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KECAMATAN SE- KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KECAMATAN SE- KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2010 telah dicanangkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Biodiversity (keanekaragaman hayati) dengan tema Biodirvesity is life, Biodirvesity is Our
Lebih terperinciGbr.1 Jaringan di Ruang Sekpri Bupati
JARINGAN LAN LINGKUNGAN SEKRETARIAT 1. Bupati (di ruang sekpri) Gbr.1 Jaringan di Ruang Sekpri Bupati 1 dari 74 2. Wakil Bupati (di ruang sekpri) Gbr.2 Jaringan di Ruang Sekpri Wakil Bupati 2 dari 74 3.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
257 BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Menindaklanjuti ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Secara singkat proses komunikasi meliputi penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut Harold Laswell dalam Mulyana (2010:147) proses komunikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dasar hukum koperasi adalah UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Selanjutnya di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan banyak dikunjungi orang, namun semenjak dengan dibangunnya jembatan penghubung ke Pantai Parangtritis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penetapan tarif sewa Rusunawa Tamanan Banguntapan. Berdasarkan latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab I memaparkan tentang latar belakang dan motivasi penelitian mengenai penetapan tarif sewa Rusunawa Tamanan Banguntapan. Berdasarkan latar belakang timbul permasalahan mengenai penetapan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI SERTA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Toleransi Dibawah ini adalah pengertian toleransi menurut beberapa ahli: a) Menurut Dewan Ensiklopedi Indonesia, toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu
Lebih terperinciBAB III KONSEP KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN
BAB III KONSEP KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 A. Pengertian Kampanye Di Indonesia kampanye sering diartikan sebagai media pertunjukan
Lebih terperinciTabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengadaan Proyek Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan terbesar di dunia dimana antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah. Banyak diantara keanekaragaman hayati
Lebih terperincisebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara agraris, disini sektor pertanian dapat menjadi penghasil pangan, penyerap tenaga kerja, sumber bahan baku industri dan sebagai sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai Glycine max (L.) Merill adalah tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Tanaman kedelai merupakan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.
54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di
Lebih terperinciBAB II MENINGKATKAN RASA NASIONALISME DENGAN MEMBELI PRODUK INDONESIA. kesamaan itu muncul cita-cita yang sama untuk membuatnya menjadi
BAB II MENINGKATKAN RASA NASIONALISME DENGAN MEMBELI PRODUK INDONESIA 2.1 Nasionalisme Nasionalisme muncul dari persamaan rasa dari suatu kelompok. Persamaan rasa itu membuat kelompok tersebut merasa sama.
Lebih terperinci