BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016"

Transkripsi

1

2 BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOPPENG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penjabaran RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun , sesuai pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka dipandang perlu menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016; b. bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

3 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng; 23. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng;

4 24. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 46/PER-BUP/XII/2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Soppeng 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Soppeng sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan unsrusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Kepala Daerah adalah Bupati Soppeng 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 6. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah Dokumen Perencanaan Daerah yang merupakan penjabaran dari RPJMD yang mengacu pada RKP, RKPD Provinsi yang memuat Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu, Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, Rencana Program dan Kegiatan serta pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk periode 1 (satu) tahun, yakni tahun 2016 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 8. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 9. Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. 10. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/Lembaga atau masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran. 11. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan 1 (satu) atau beberapa satuan kerja, sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengarahan sumber daya, baik berupa personil (SDM), barang, modal termasuk jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (Input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

5 12. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang, adalah Forum antar pelaku dalam rangka penyusunan rencana pembangunan daerah. 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Pasal 2 (1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun (2) RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi : a. Pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja SKPD. b. Pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Pasal 3 (1) RKPD sebagaimana termuat dalam Peraturan Bupati ini merupakan hasil Musrenbang Desa/Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten, sinkronisasi Musrenbang Provinsi dan Musrenbang Nasional serta evaluasi hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, fenomena yang ada, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah. (2) Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dituangkan dalam naskah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 sebagaimana terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 4 (1) Dalam rangka Penyusunan APBD Tahun 2016 Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng menggunakan RKPD Tahun 2016 sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun (2) Satuan Kerja Perangkat Daerah menggunakan Rencana Kerja SKPD Tahun 2016 dalam melakukan pembahasan rencana kerja dan anggaran SKPD dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Soppeng. Pasal 5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melakukan sinkronisasi antara Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2016 dengan RKPD Tahun Pasal 6 Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka semua ketentuan yang mengatur Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan masih tetap berlaku.

6 Pasal 7 Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Soppeng Ditetapkan di Watansoppeng pada tanggal : 29 Mei Mei BUPATI SOPPENG H. ANDI SOETOMO Diundangkan di Watansoppeng Pada tanggal : 01 Juni 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG H. SUGIRMAN DJAROPI BERITA DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2015 NOMOR 14

7 RRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) DAFTAR ISI Hal. DAFTAR ISI... i PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR 8/PERBUP/V/2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Landasan Hukum... I Hubungan Antar Dokumen... I Sistematika Dokumen RKPD... I Maksud dan Tujuan... I Maksud... I Tujuan... I - 7 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN. CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... II Gambaran Umum Kondisi Daerah... II Aspek Geografi dan Demografi... II Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II Fokus Kesejahteraan Sosial... II Fokus Seni Budaya dan Olahraga... II Aspek Pelayanan Umum... II Fokus Layanan Urusan Wajib... II Fokus Layanan Urusan Pilihan... II Aspek Daya Saing Daerah... II Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah... II Fokus Fasilitas Wilayah... II Fokus Iklim Berinvestasi... II Fokus Sumber Daya Manusia... II Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai. Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD... II Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah.... II Permasalahan Pembangunan Daerah... II Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah... II Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan. Pemerintahan Daerah... II-165 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 i

8 RRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN... III Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... III Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan... Tahun III Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun III Kerangka Pendanaan... III Arah Kebijakan Pendapatan Daerah... III Arah Kebijakan Belanja Daerah... III Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah... III Penalaahan Pokok-Pokok Pikiran DPRD... III -10 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH.. TAHUN IV Prioritas Pembangunan Daerah... IV Tujuan dan Sasaran Pembangunan... IV Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan... IV - 25 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... V - 1 BAB VI PENUTUP... VI - 1 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 ii

9 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 14 TAHUN 2015 TANGGAL : 29 MEI 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan yang disusun harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) atau disebut juga dengan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah merupakan penjabaran dari dokumen perencanaan jangka menengah atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD disusun berdasarkan pendekatan partisipatif, teknokratif, politis serta top-down dan bottom-up. Berdasarkan Pasal 101 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD disusun melalui persiapan penyusunan RKPD, penyusunan rancangan awal, penyusunan Rancangan RKPD, pelaksanaan Musrenbang RKPD, perumusan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD. Rancangan Awal RKPD merupakan arahan dan panduan bagi SKPD untuk menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun perencanaan. Rancangan Awal RKPD memuat antara lain evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya (n-1), rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan; dan rencana program prioritas daerah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 1

10 RKPD sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang disusun menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai stakeholders dan merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 mengacu pada RKP Tahun 2016, RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 dan RPJMD Kabupaten Soppeng Tahun Dengan proses yang partisipatif, memungkinkan masyarakat menyalurkan aspirasinya dan mampu memantau kinerja pemerintah guna mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 merupakan tahun masa transisi dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Soppeng, sehingga evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya mutlak diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai dari target RPJMD dan renstra SKPD yang telah ditetapkan. Penyusunan RKPD tahun 2016 selain melihat hasil kinerja pembangunan yang dicapai pada tahun sebelumnya, juga mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi baik lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal, isu strategis yang akan dihadapi pada tahun pelaksanaan RKPD, hasil musrenbang RKPD di tingkat kecamatan dan kabupaten serta mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah. Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwa proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapat mengoptimalkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahunan dan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan provinsi maupun pemerintah pusat. Secara normatif penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng tahun 2016 didasarkan pada fungsi anggaran, karena investasi dana APBD mempunyai tiga fungsi utama. Pertama, fungsi alokasi yaitu pembiayaan untuk kegiatan pembangunan yang tidak mungkin dilaksanakan oleh masyarakat/swasta karena bersifat publik services seperti penanganan prasarana dasar, penyediaan infrastruktur; kedua, fungsi distribusi yaitu pembiayaan diarahkan untuk pemerataan, keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan, yang antara lain meliputi penanganan masalah kemiskinan, pengembangan wilayah tertinggal dan lainnya; dan ketiga, fungsi stabilisasi yaitu pembiayaan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta stabilitas keamanan dan ketertiban. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 2

11 RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 yang memuat prioritas pembangunan dan dijabarkan dalam program-program pembangunan disusun dengan maksud untuk memberikan landasan dan pedoman bagi semua pelaku dan pengelola pembangunan dalam memanifestasikan kegiatan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Seluruh satuan kerja dijajaran Pemerintah Kabupaten Soppeng berkewajiban menyusun Rencana Kerja sebagai manifestasi dari pelaksanaan RKPD Kabupaten Soppeng. Dengan demikian dokumen ini akan bermanfaat bagi satuan kerja dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber. Oleh karena itu program-program pembangunan yang tertuang dalam RKPD Tahun 2016 ini akan menjadi acuan dalam penyusunan KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBD- Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) Kabupaten Soppeng Tahun Tersusunnya RKPD Kabupaten Soppeng ini diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah. Pemerintah Kabupaten Soppeng terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan pada segala aspek pembangunan guna mewujudkan Kabupaten Soppeng yang Lebih Baik. Kabupaten Soppeng sebagai daerah pertanian dan peternakan mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah dengan menyeimbangkan antara aspek ekonomi, aspek sosial serta lingkungan. Meskipun saat ini Kabupaten Soppeng memiliki banyak kemajuan pesat di segala bidang, namun Pemerintah Kabupaten Soppeng masih melakukan pembenahan dan perbaikan seperti masalah permukiman, kegiatan ekonomi informal secara berlebihan di sejumlah titik hingga persoalan lingkungan hidup Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1959, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4406); RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 3

12 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4693); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015; 12. Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah; RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 4

13 13. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 02 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Pemerintah Kabupaten Soppeng; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kabupaten Soppeng; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng Tahun ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng Tahun ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2015; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Pemerintah Kabupaten Soppeng; 23. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Kabupaten Soppeng; 24. Peraturan Bupati Soppeng Nomor 46/PER-BUP/XII/2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 5

14 1.3. Hubungan Antar Dokumen RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Dokumen perencanaan yang harus dimiliki oleh daerah terdiri dari RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Masing-masing dokumen merupakan hirarki yang saling berhubungan. RPJPD yang menjelaskan tentang visi, misi, arah dan sasaran pembangunan daerah selama 20 tahun yang kemudian dijabarkan dalam arah pembangunan tiap lima tahun dalam bentuk RPJMD. Selanjutnya RPJMD dijabarkan ke tahapan pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk satu tahun dalam bentuk RKPD sehingga konsistensi antar dokumen perencanaan dapat terjaga dan berjalan dalam satu benang merah yang saling terkait. Selanjutnya, RKPD menjadi landasan bagi penyusunan dokumen Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kab.Soppeng. Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai berikut: (i) Tujuan yang dikehendaki; (ii) Sasaransasaran dan prioritas untuk mewujudkannya; (iii) Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya; (iv) Kebijakankebijakan untuk melaksanakannya; serta (v) SKPD yang mempunyai kewenangan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka RKPD Kabupaten Soppeng akan dijadikan landasan bagi penyusunan Kebijakan Umum APBD serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 serta penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) kepala daerah, sekaligus menjadi tolok ukur kinerja kepala daerah Sistematika Dokumen RKPD Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 dimaksudkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu rencana Pembangunan tahunan daerah untuk Tahun 2015, yang memberikan arah dan pedoman kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah Kabupaten Soppeng dalam pelaksanaan pembangunan daerah Tahun Proses penyusunan didahului dengan Penyusunan Rancangan Awal RKPD Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 oleh BAPPEDA Kabupaten Soppeng yang selanjutnya disampaikan kepada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sebagai bahan untuk rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan sebagai bahan dalam Musrenbang Kabupaten. Draf RKPD disempurnakan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 6

15 dengan bahan masukan dari hasil forum SKPD dan hasil Musrenbang Kabupaten. Selanjutnya dirumuskan RKPD untuk ditetapkan dalam bentuk peraturan bupati. Secara sistematis, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 sebagai berikut : BAB I. BAB II. PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Soppeng Tahun EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Memuat gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi kinerja pembangunan daerah, evaluasi pelaksanaan program sampai dengan tahun berjalan serta permasalahan pembangunan daerah. BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA BAB IV. BAB V. BAB VI. KERANGKANGKA PENDANAAN Menguraikan penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu (tahun 2014) dan perkiraan tahun berjalan (tahun 2015), yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah dalam mendanai pembangunan daerah tahun PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Menjelaskan prioritas dan sasaran pembangunan tahun RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Memuat rencana program prioritas pembangunan daerah tahun PENUTUP Memuat tentang kaidah pelaksanaan Maksud dan Tujuan Maksud disusunnya RKPD tahun 2016 adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 juga dimaksudkan untuk memberikan kerangka sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan APBD Tahun RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 7

16 Selain itu penyusunan RKPD Tahun 2016 ini juga dimaksudkan untuk merangsang partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pembangunan daerah Kabupaten Soppeng. Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan tahun 2016 yang sesuai dengan RJMD Kabupaten Soppeng; 2. Diperolehnya program-program prioritas yang menjadi upaya konkrit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Soppeng Tahun 2016; 3. Tersedianya acuan dalam penyusunan untuk Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kabupaten Soppeng Tahun 2016 serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016; dan 4. Tersedianya acuan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; 6. Menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD; 7. Mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah melalui capaian target kinerja program dan kegiatan pembangunan; 8. Menjadi acuan dalam penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2016 Kepala Daerah kepada DPRD Kabupaten Soppeng; 9. Menyediakan informasi bagi pemenuhan laporan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yaang perlu disampaikan kepada pemerintah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 I - 8

17 BAB II RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografis dan Demografis 1. Aspek Geografis PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kabupaten Soppeng secara geografis terletak antara LS dan Lintang Selatan dan BT dan Bujur Timur dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara, Kabupaten Soppeng berbatasan dengan Kabupaten Sidrap; Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Bone; Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone; Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barru; Kabupaten Soppeng merupakan daerah dataran dan perbukitan dengan luas wilayah km2. Luas daratan ± 700 Km² berada pada ketinggian ratarata ± 60 meter di atas permukaan laut. Perbukitan yang luasnya ± 800 Km² berada pada ketinggian rata-rata ± 200 meter di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng berada pada ketinggian ± 120 meter di atas permukaan laut. Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar ± 24 o sampai dengan ± 30 o dengan keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Luas daerah tersebut terdapat bangunan rumah tempat tinggal,, sebagaimana pada tabel berikut ; Tabel. 2.1 Jumlah Bangunan Rumah Tempat Tinggal Menurut Kecamatan Di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Jumlah Bangunan Rumah No. Kecamatan (Unit) 1. Lalabata Marioriwawo Lilirilau Donri-Donri Liliriaja Marioriawa Ganra Citta Jumlah RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 1

18 Berdasarkan komposisi penggunaan lahan, luas lahan persawahan mengalami peningkatan dari Ha pada tahun 2012 menjadi Ha dan pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Ha. Secara rinci, pola penggunaan lahan sebagai berikut : a. Lahan Sawah - Irigasi - Tadah Hujan b. Lahan Kering Lahan Pertanian Bukan Sawah - Tegal/Kebun - Ladang/Huma - Perkebunan - Ditanami Pohon/Hutan Rakyat - Tanah Gembala/Padang Rumput - Lahan sementara tidak diusahakan - Lainnya (Tambak,Kolam, Empang, Hutan Negara dll) Lahan Bukan Pertanian (Jalan, permukiman, perkantoran, sungai, dll = = = = = = = = = = = = = Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha 846 Ha Ha Ha Ha Di Kabupaten Soppeng terdapat beberapa gunung dan gunung tertinggi adalah Gunung Nene Conang dengan ketinggian m dpl. Seluruh gunung tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri sebagai jenis gunung merapi. Ketinggian masing-masing gunung tersebut adalah sebagai berikut : a. Gunung nene Conang ± m dpl b. Gunung Sewo ± 860 m dpl c. Gunung Lapancu ± 850 m dpl d. Gunung Bulu Dua ± 800 m dpl e. Gunung Paowengeng ± 760 m dpl Jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Soppeng antara lain Litosol, Gromusol, Mediterian Coklat, Regusol, Aluuvial, Litosol Coklat Tua; dengan variasi penyebaran jenis tanah pada setiap kecamatan; sebagai berikut : 1. Kecamatan Marioriwawo: Litosol, Gromusol dan Mediterian Coklat; 2. Kecamatan Liliriaja; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol; 3. Kecamatan Citta; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol; 4. Kecamatan Ganra; Gromusol/Kelabu Tua, Mediterian Coklat dan Regusol; 5. Kecamatan Lilirilial; Aluvial, Coklat Kelabu, Gromusol/Kelabu Tua Kekuning- Kuningan; RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 2

19 6. Kecamatan Lalabata; Aluvial Hidromorf, Gromusol, Coklat Tua Rensina, Litosol, Mediterian Coklat, Regusol dan Litosol; 7. Kecamatan Marioriawa; Aluvial Hidromorf Kelabu Tua, Mediterian Regusol dan Litosol; 8. Kecamatan Donri-Donri; Aluvial Hidromorf Kelabu Tua, Mediterian Regusol dan Litosol. 2. Kondisi Demografis Penduduk Kabupaten Soppeng tersebar pada 8 (delapan) wilayah Kecamatan yang terdiri dari 49 desa, 21 kelurahan, 124 dusun, 39 lingkungan, 438 RW dan RT. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil hingga akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Soppeng adalah jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Kecamatan yang terpadat adalah Liliriaja yaitu sekitar 309 jiwa per km 2 dan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Marioriawa sekitar 94 jiwa per km 2. Jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut; Tabel 2.2 Rata rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Kecamatan Luas Area Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah Marioriwawo Lalabata Liliriaja Ganra Citta Lilirilau Donri-Donri Marioriawa TOTAL Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans Potensi tenaga kerja dapat dicermati dari komposisi penduduk menurut umur karena umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya sehingga akan menetukan produktivitasnya. Penduduk dengan usia yang sangat mudah (umur 0-14 tahun) umumnya belum produktif karena selain kemampuan fisiknya yang masih kurang, juga karena mereka pada umumnya masih sekolah RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 3

20 dan belum bekerja. Begitu pula penduduk yang berusia lanjut (umur 60 tahun keatas), produktivitasnya sudah menurun dan bahkan sebagian dari mereka sudah tidak bekerja lagi. Bila di hitung jumlah penduduk pada kelompok usia produktif (15-59 tahun) yaitu sebesar jiwa maka dapat diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kabupten Soppeng masih dalam usia produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total Jumlah Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans Penduduk Kabupaten Soppeng bekerja di berbagai sektor lapangan usaha. Dan sektor pertanian menjadi sektor tertinggi yang menyerap tenaga kerja terbesar setelah sektor lainnya, selain perdagangan, restoran, hotel dan industri sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.4. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 4

21 Tabel 2.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah Pertanian Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan Lainnya Jumlah Sumber: Dinas Kependudukan, Capil, Nakertrans a. Potensi Pengembangan Wilayah 1. Pertanian Kabupaten Soppeng termasuk salah satu daerah penghasil pangan utama di Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014 jumlah produksi padi (GKG) di Kabupaten Soppeng mencapai ton dengan tingkat produktivitas 58,86 ton meningkat di banding tahun 2013 yaitu sebesar ton dan tingkat produktivitas 57,26 ton, Sedangkan hasil produksi jagung (pipilan kering) pada tahun 2014 mencapai ton dengan tingkat produktivitas 51,69 ton, meningkat dibanding tahun 2013 sebesar ton dengan tingkat produktivitas ton. Untuk tanaman kedele (biji kering) hasil produksi pada tahun 2014 adalah ton dengan tingkat produktivitas mencapai 17,64 ton sementara pada tahun 2013 adalah ton dengan tingkat produktivitas ton. Secara umum untuk masing-masing komoditi ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat produksi seperti iklim,cuaca, tingkat kesuburan.hara tanah, sarana dan prasarana pertanian, metode bercocok tanam dan faktor terkait lainnya. 2. Perkebunan Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Soppeng cocok untuk berbagai jenis tanaman perkebunan. Luas areal lahan perkebunan yang potensial adalah ,45 Ha untuk ditanami berbagai jenis komoditi yang terdiri dari Kakao, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kopi Robusta, Cengkeh, Jambu Mete, Lada, Kemiri, Vanili, Aren, Tembakau, Kapas dan Nilam. Produksi Kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 5

22 adalah ton sedikit meningkat dibanding tahun 2013 yang mencapai 12, ton, sedangkan produksi tembakau pada tahun 2014 sebanyak 45,38 ton menurun dibanding tahun 2013 sebanyak 104,85 ton. Komoditi Kelapa Dalam pada tahun 2014 adalah 3.780,90 ton dan komoditi Kemiri adalah 1.140,10 ton. 3. Peternakan Sistem pemeliharaan ternak di daerah ini pada umumnya masih dalam skala rumah tangga. Pada beberapa rumah tangga usaha pemeliharaan ternak merupakan usaha sampingan untuk menambah pendapatan. Populasi ternak besar pada tahun 2014 mencapai ekor meningkat dibanding tahun 2013 yang lalu yaitu ekor, demikian halnya populasi ternak kambing pada tahun 2013 yaitu ekor meningkat menjadi ekor pada tahun Selanjutnya untuk ternak unggas, animo masyarakat terhadap pemeliharaan unggas cukup besar. Populasi ternak unggas pada tahun 2014 mencapai terdiri dari ternak ayam buras sebanyak ekor, ayam ras ekor, broiler ekor dan itik dan entok ekor, meningkat dari tahun 2013 dengan rincian populasi ternak unggas ayam buras sebanyak ekor, ayam ras sebanyak ekor, ayam broiler ekor dan itik ekor. Pada umumnya populasi ternak unggas meningkat dibandingkan tahuntahun sebelumnya. 4. Perikanan Produksi perikanan di Kabupaten Soppeng di dominasi oleh perikanan darat dengan luas areal penangkapan ikan Ha dengan rincian danau seluas Ha, sungai seluas 640 Ha, dan rawa seluas 216 Ha. Produksi ikan pada umumnya berasal dari penangkapan yang menggunakan alat tradisional dan beroperasi di danau, rawa, maupun sungai. Produksi ikan segar pada tahun 2013 mencapai 3.173,2 ton dan pada tahun 2014 produksinya menjadi 3.427,7 ton. Jenis ikan yang diproduksi antara lain ikan mas/karper, sepat, tawes, gabus, nila dan lainlain. Dari total produksi ikan segar ini, 50 persen berasal dari Kecamatan Marioriawa dan sekaligus merupakan wilayah dengan potensi paling besar untuk dikembangkan. Selain itu, juga terdapat kegiatan budidaya ikan (empang), namun luasan dan produksinya belum signifikan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 6

23 5. Kehutanan RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Salah satu produksi hutan yang pernah menonjol di Kabupaten Soppeng adalah benang sutera yang dihasilkan dari ulat sutera, namun pada tahun ini terjadi penurunan baik dari luas tanam murbei, jumlah petani maupun produksi kokon dan benang. Persuteraan alam dikembangkan di Kecamatan Lalabata, Donri- Donri, Kecamatan Marioriawa, Marioriwawo, dan Liliriaja. Jumlah kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan ini mencapai 7 kelompok dengan jumlah anggota (petani sutera) sebesar 935 orang. Pada tahun 2014, luas areal tanaman Murbei mencapai 114 Ha dan melibatkan 187 KK. Pada tahun yang sama, jumlah ulat sutera yang dibudidayakan mencapai 300 box dengan jumlah produksi kokon mencapai kg per tahun dan menghasilkan benang kg. Sedangkan Kawasan hutan di Kabupaten Soppeng sesuai hasil padu serasi antara Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW) seluas Ha atau % dari Luas Kabupaten Soppeng. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel.2.5 Luas Hutan Menurut Fungsinya Berdasarkan Persentase Luas Kabupaten Soppeng Tahun 2014 No. Hutan Menurut Fungsinya Luas (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Biasa Hutan Produksi Terbatas Hutan Wisata Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Soppeng % dari Luas Kabupaten Pertambangan Potensi barang tambang, khususnya tambang galian golongan C seperti pasir, kerikil, batu kali, batu gunung, kapur, pertanian dan batubata, yang tersebar di 8 (delapan) Kecamatan dengan luas tambang keseluruhan 180,91 ha dan 43 jumlah pengusaha. Disamping potensi dari tambang golongan C di Kawasan Bulu Dua Kecamatan Marioriwawo juga memiliki potensi berupa kandungan deposit batu bara dengan luas areal Ha. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 7

24 7. Pariwisata RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Di samping sektor pertanian, sektor pariwisata juga merupakan salah satu potensi unggulan Kabupaten Soppeng. Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan, terutama sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya disamping wisata sejarah, kepurbakalaan dan ziarah. Potensi pariwisata tersebut adalah sebagai berikut: 1) Objek wisata alam - Kawasan wisata alam Lejja dengan obyek wisata berupa kolam pemandian, kolam berendam, baruga, villa, sumber air panas dan wisata alam dan budaya - Pemandian alam Ompo dengan objek wisata berupa kolam pemandian dan waduk pemancingan, Guest House, Baruga Pertemuan serta arena balap motor. - Kawasan wisata alam Citta dengan objek wisata berupa kolam pemandian, sumber mata air, Gazebo. - Panorama alam lereng hijau Bulu Dua dengan objek wisata berupa wisata alam, rumah makan dan pemancingan - Panorama alam Jolle dengan objek wisata berupa wisata alam - Panorama alam Cirowali dengan objek wisata berupa industri gula aren, wisata alam dan budaya - Danau Tempe dengan objek wisata berupa masyarakat nelayan, wisata budaya dan tempat pemancingan ikan - Panorama alam gua Codong dengan objek wisata berupa gua dan wisata alam 2) Objek wisata budaya - Maccera tappareng - Pattaungeng - Maddoja bine - Maccera kampong - Maccera sering - Mappadendang - Massappowanua 3) Objek wisata sejarah dan kepurbakalaan - Gedung villa Ratu Yuliana/mess tinggi dengan objek wisata berupa gedung museum La Temmamala - Rumah adat Bola RidiE dengan objek wisata berupa rumah adat dan peninggalan kerajaan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 8

25 - Rumah adat Sao Mario dengan objek wisata berupa rumah adat dan koleksi benda cagar budaya - Kawasan situs paleolitik Calio dengan objek wisata berupa fosil dan alat batu paleolitik - Situs paleolitik Paroto dengan objek wisata berupa alat batu masa paleolitik - Situs megalitik Tinco dengan objek wisata berupa peninggalan megalitik - Situs megalitik Lawo dengan objek wisata berupa batu bergores, lumpung dan tradisi megalitik - Situs megalitik Sewo dengan objek wisata berupa peninggalan megalitik - Taman dan monumen GAPIS dengan objek wisata berupa taman dan monumen sejarah - Laboratorium kepurbakalaan dengan objek wisata berupa laboratorium dan benda cagar budaya 4) Objek wisata ziarah - Kompleks makam raja Jera Lompoe - Makam Petta Bulu Matanre - Makam Datu Mario - Kompleks makam KalokkoE Watu - Makam Syekh Abdul Madjid (Tuan Uddungeng) - Makam Petta KaramaE - Makam Petta BalubuE Manurunge ri Sekkanyili - Kompleks makam TettikenraraE - Makam ManurungE ri GoariE - Kompleks makam Citta - Kompleks makam Petta Jangko 8. Industri Menurut jenisnya industri dikategorikan menjadi beberapa kelompok antara lain industri kimia dasar, industri mesin logam dan elektronik, aneka industri, indusrti kecil dan industri pariwisata,. Pada tahun 2012 jumlah unit usaha industri 18 unit dengan nilai investasi Rp 1,538,260,000,- dan nilai produksi Rp 4,492,150,000,- dan pada tahun 2013 menjadi 20 unit usaha dengan nilai investasi Rp 3,951,612,000,- dan nilai produksi Rp 7,814,300,000,-. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 9

26 Aspek Kesejahteraan Masyarakat RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Aspek kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah yang merupakan upaya menciptakan kondisi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi (1) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus pada kesejahteraan sosial dan; (3) aspek kesejahteraan fokus pada Seni Budaya dan Olahraga. Kinerja masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Struktur perekonomian suatu wilayah dapat diketahui dari komposisi Produk Domestik Regional Bruto (atas dasar harga berlaku) setiap sektor/lapangan usaha. Dari komposisi PDRB sektoral dapat dilihat gambaran peranan dari setiap sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB wilayah tersebut. Semakin besar peranan suatu sektor ekonomi terhadap pembentukan total PDRB, maka semakin besar pula Pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan perekonomian wilayah tersebut. Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat pada beberapa indikator utama ekonomi, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita dan indeks gini serta rasio penduduk miskin. Pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products) suatu negara dan difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (Gross Domestic Regional Products) pada suatu provinsi, kabupaten atau kota. Seiring perkembangan waktu, muncul alternatif definisi pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan pendapatan perkapita (income perkapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara atau daerah untuk meningkatkan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Blakely, 1989). Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 10

27 mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. Terkait dengan pentingnya pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi yang matang dan tepat menjadi suatu hal mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi daerah kabupaten/kota, telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan, menentukan strategi dan membuat kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok dalam perencanaan ekonomi suatu daerah yaitu: (i) bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara mantap dan (ii) bagaimana agar pendapatan yang timbul tersebut dapat dibagi atau diterima masyarakat secara merata. Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator makro ekonomi yang masing-masing indikatornya terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen indikator makro tersebut diantaranya adalah : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), PDRB perkapita dan tingkat inflasi. a. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Nilai PDRB yang digunakan merupakan pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 7,57 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2013 meningkat sebesar 7,57 persen dibanding tahun 2012, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000). Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2013 ini meningkat tipis sebesar 0,09 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang berada pada anga 7,48 persen dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,26 persen. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 11

28 ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian. Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun (dalam persen) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng Tahun Sumber: BPS Kab.Soppeng Tahun 2015 Secara detail, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan nilai total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Soppeng sekitar 36,55 persen, ini lebih rendah dari tahun sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 38,26 persen. Besarnya kontribusi pertanian ini erat kaitannya dengan peran sub sektor Tanaman Bahan Makanan dan subsektor Perkebunan. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sedangkan penyumbang terkecil terhadap total PDRB Kabupaten Soppeng tahun 2014 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,51 persen, sebagaimana dapat dilihat pada table berikut ini : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 12

29 Tabel 2.6 Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Soppeng Tahun Lapangan Usaha * 2014** (1) (3) (4) (5) (6) (6) Pertanian 42,46 41,25 39,45 38,26 36,55 Petambangan dan Penggalian 0,50 0,53 0,52 0,51 0,51 Industri Pengolahan 6,26 6,32 6,23 6,24 6,68 Listrik, Gas dan Air 0,86 0,84 0,88 0,87 0,98 Bangunan 5,69 5,95 5,70 5,68 5,99 Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,52 12,14 13,38 14,14 14,63 Angk. Pergudangan, Komunikasi 4,43 4,57 4,99 5,10 5,45 Lemb. Keuangan, Jasa Perusahaan 5,52 5,93 6,20 6,55 7,26 Jasa-Jasa 22,76 22,48 22,65 22,65 21,96 PDRB *Angka sementara **Angka sangat sementara Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2015 b. PDRB Perkapita Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan, baik sebagai pendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai peningkatan kesejahteraan. Salah satu indikator pengukuran tingkat kesejahteraan penduduk suatu wilayah adalah PDRB per kapita. Besaran PDRB per kapita memberikan gambaran rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah. PDRB Perkapita Kabupaten Soppeng dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang cukup menggembirakan. PDRB Perkapita Kabupaten Soppeng atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 telah mencapai 18,87 juta rupiah. Angka PDRB perkapita tahun 2013 mengalami perkembangan sebesar 15,14 persen dari nilai PDRB perkapita tahun 2012 yang tercatat sebesar 16,39 juta rupiah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 13

30 Tabel 2.7 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Kabupaten Soppeng Tahun PDRB perkapita (juta Rupiah) Harga berlaku Harga Konstan (1) (2) (3) ,15 5, ,28 5, * 16,39 6, * 18,87 6, ** 22,13 7,23 * Angka sementara (sumber BPS Kab.Soppeng Tahun 2014) Beralihnya struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dari sektor Pertanian ke beberapa sektor ekonomi lainnya dapat dilihat dari besarnya peranan masing-masing sektor ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng. Sumbangan terbesar masih didominasi oleh sektor Pertanian sebesar 36,55 persen, kemudian diikuti oleh sektor Jasa-Jasa 21,96 persen, sedangkan sumbangan sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor Industri pengolahan dengan andil sebesar 6,68 persen, sektor Keuangan, Jasa Perusahaan dengan andil sebesar 7,26 persen dan sektor Bangunan dengan andil sebesar 5,99 persen. Adapun sumbangan tiga sektor lainnya masih kurang dari 5 persen, dengan penyumbang terkecil adalah sektor Pertambangan dan penggalian yaitu hanya sebesar 0,51 persen, sebagaimana gambar berikut ini : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 14

31 Grafik 2.2 Distribusi Persetase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Soppeng Tahun 2014 JASA-JASA, KEUANGAN PERSEWAAN DAN JASA KOMUNIKASI, 7.26 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI, 5.45 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN, Sumber: BPS-Kabupaten Soppeng dalam Angka tahun 2013 PERTANIAN, LISTRIK, GAS BANGUNAN, 5.99 DAN AIR BERSIH, 0.98 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 0.51 INDUSTRI PENGOLAHAN, 6.68 No. Tabel 2.8 PDRB Per Sektor Kabupaten Soppeng Tahun 2014 SEKTOR 1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Harga Berlaku Harga Konstan , ,73 2. Pertambangan dan Penggalian , ,34 3. Industri Pengolahan , ,90 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih , ,81 5. Bangunan , ,79 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran , ,47 7. Angkutan dan Komunikasi , ,13 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan , ,24 9. Jasa-Jasa , ,09 Total PDRB , ,50 Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2014 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 15

32 c. Laju Pertumbuhahan Ekonomi RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini mengukur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian, dan memberikan indikasi keberhasilan aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode di suatu daerah tertentu. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng tercatat sebesar 8,26 persen meningkat dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 7,57 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dimaknai bahwa nilai total barang dan jasa yang dihasilkan Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 meningkat sebesar 8,26 persen dibanding tahun 2013, dengan catatan tidak ada faktor perubahan harga (menggunakan konstan tahun dasar 2000). Meskipun Pertumbuhan ekonomi meningkat tipis dari tahun 2012 yang mencapai 7,48 persen, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 2011 sebesar 7,95 persen tetap memberikan indikasi positif bagi peningkatan kinerja perekonomian di kabupaten Soppeng. Perekonomian Kabupaten Soppeng selama lima tahun terakhir tumbuh positif dengan besaran yang cukup fluktuatif seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng ini dipengaruhi oleh peranan sektor pertanian yang memerikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Soppeng. Atau dapat dikatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tergantung pada pertumbuhan sektor pertanian. Grafik 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Soppeng dan Sulawesi Selatan Tahun Soppeng Sulsel Sumber: BPS Kabupaten Soppeng RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 16

33 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng tahun 2008 berada pada angka 7,76 persen, kemudian bergerak ke level 6,81 persen pada tahun 2009 dan mencapai titik terendah pada tahun 2010 dengan pertumbuhan ekonomi 4,45 persen. Tahun 2011 ekonomi tumbuh lebih cepat hingga 7,95 persen namun pada tahun 2012 hanya mencapai titik 7,48 persen sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 7,57 persen. Secara rata-rata, selama periode 2008 hingga 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng berkisar pada angka 6,85 persen. Hal ini berarti angka pertumbuhan ekonomi sebesar 8,26 persen pada tahun 2014 masih berada diatas angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng , seperti pada tabel 2.9 berikut. Dengan demikian kinerja perekonomian Kabupaten Soppeng tahun 2014 dapat dikatakan berhasil bila dibandingkan dengan rata-rata kinerja perekonomian lima tahun terahir. Tabel 2.9 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Soppeng Tahun Tahun PDRB Perkapita (Rupiah) Harga Konstan Jumlah (jutaan Rp) Pertumbuhan (%) (1) (2) (3) ,42 4, ,64 7, ,87 7, * 1 507,686,50 7, ** 1,632,212,52 8,26 * Angka sementara (Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka 2015) RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 17

34 Tabel 2.10 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Kabupaten Soppeng PDRB Perkapita Pertumbuhan (Rupiah) (%) Tahun Harga Harga Konstan berlaku (1) (2) (5) , , , *) ,099 7, **) 22,138,903 8,26 Sumber : PDRB Kabupaten Soppeng 2013 Dapat dilihat bahwa selama periode tahun PDRB Perkapita Penduduk Kabupaten Soppeng terus mengalami peningkatan. PDRB per kapita Kabupaten Soppeng atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai Rp Sementara itu pada tahun 2013 sebesar Rp Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan pendapatan perkapita Kabupaten Soppeng hingga pada tahun Meskipun kenaikan pendapatan perkapita tahun 2013 ini tampak kurang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun pada kenyataannya kenaikan ini telah mampu menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa terutama yang dikonsumsi oleh publik pada tahun Baik secara langsung maupun tak langsung kenaikan harga barangbarang dan jasa tersebut pasti dirasakan masyarakat sehingga mengakibatkan perlunya kemampuan yang lebih terutama dari sisi ekonomi untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup. Nilai PDRB perkapita Kabupaten Soppeng secara riil yang digambarkan dengan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 mencatatkan kenaikan sebesar 7,57 persen untuk tahun 2013 dengan besaran mencapai Rp d. Laju Inflasi Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu), deflector Produk Domestik Bruto (menunjukkan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 18

35 besarnya perubahan harga dari semua barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan. Inflasi dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau spekulasi, serta akibat adanya ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat. Perkembangan laju inflasi Indonesia selama beberapa tahun terakhir sangat dipengaruhi oleh volatilitas harga komoditas energi dan bahan pangan dipasar inter nasional. Volatilitas harga komoditas tersebut di pasar internasional muncul karena adanya gangguan produksi di negara-negara produsen sebagai dampak anomali iklim, bencana alam, dan konflik geopolitik. Adanya gangguan produksi tersebut mendorong peningkatan tekanan output gap di pasar internasional yang pada akhirnya berdampak pada timbulnya gejolak harga komoditas sejenis di pasar dalam negeri. Stabilitas pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barangbarang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya, terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Hingga tahun 2013, laju inflasi mengalami fluktuasi. Fluktuatifnya laju inflasi selain disebabkan oleh penyebab-penyebab regional juga dipengaruhi oleh perekonomian nasional antara lain seperti adanya perubahan standar harga terhadap barang atau jasa yang penetapan harganya dilakukan oleh pemerintah, tidak lancarnya distribusi barang, peringatan hari-hari besar keagamaan dan tahun ajaran baru, dimana pada periode-periode tersebut terdapat kenaikan harga barang yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga sesuai dengan hukum ekonomi maka kenaikan permintaan akan diikuti dengan kenaikan harga barang. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 19

36 Fokus Kesejahteraan Sosial RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Pergeseran kebijakan pembangunan mengakibatkan konsep ukuran keberhasilan pembangunan juga harus disesuaikan dimana untuk mengukur keberhasilan/kinerja pembangunan manusia digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI) dengan parameter angka melek huruf, usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi diyakini akan lebih baik. Pemerintah Kabupaten Soppeng menyadari betul akan pentingnya pembangunan manusia tersebut yang tercermin dari trend peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Trend kenaikan merupakan supported dari peningkatan kinerja indikator angka melek huruf, usia harapan hidup dan ratarata lama sekolah sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.11 Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Soppeng Tahun No. Uraian Tahun *) 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,26 71,89 72,23 72,57 73, Angka Melek Huruf 15 thn 85,08 86,67 87,19 86,99 88, Usia Harapan Hidup 71,52 71,63 71,74 71,85 71, Rata-rata lama sekolah 6,98 7,25 7,28 7,29 7,37 Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dari tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa IPM Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capaian IPM Kabupaten Soppeng pada tahun 2010 sebesar 71,89 persen mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 72,23 persen serta pada tahun 2012 tetap mengalami peninkatan menjadi 72,57 persen dan pada tahun 2013 tetap mengalami kenaaikan menjadi 73,31 persen. Demikian juga terhadap angka melek huruf dan usia harapan hidup. Dengan perkembangan indikator sosial tersebut, diharapkan target 2015 dapat tercapai dengan asumsi bahwa pemenuhan hak dasar masyarakat merupakan prioritas pemerintah secara berjenjang yang diikuti dengan pengalokasian anggaran khususnya pada urusan pendidikan dan kesehatan melalui beberapa program. Khusus untuk urusan pendidikan, pelaksanaan program pendidikan gratis akan diupayakan sampai ke jenjang SMA/Sederajat. Indikator pembangunan lainnya juga diukur dari angka kemiskinan. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Soppeng yang berorientasi pada upaya menekan angka kemiskinan tercermin dari menurunnya angka kemiskinan. Pengentasan kemiskinan di Kabupaten Soppeng merupakan bagian yang tidak RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 20

37 terpisahkan dari pembangunan sumberdaya manusia, disamping pembangunan infrastruktur dan pertanian dalam arti luas. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, pembangunan sarana dan prasarana, dan pendampingan. Berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng relatif berfluktuasi dari tahun ke tahun Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Fokus seni budaya dan olahraga menggambarkan kondisi daerah terhadap perkembangan pada kebudayaan dan olahraga, dengan menghitung komponen budaya dan olahraga pada variable tertentu. 1. Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per penduduk. 2. Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per penduduk. 3. Jumlah klub olahraga adalah jumlah klub olahraga per penduduk. 4. Jumlah gedung olahraga adalah jumlah gedung olahraga per penduduk. Pengembangan budaya dalam menunjang potensi pariwisata guna meningkatkan perekonomian dan pelestarian budaya lokal sangat dibutuhkan, atraksi seni budaya dan pentas tari-tarian secara rutin sangatlah diperlukan untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Seni dan budaya merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia berupa ungkapan nurani terhadap hubungan antar sesama manusia, lingkungan sekitarnya dan hubungan dengan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Sehingga kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa tinggi peradaban manusia yang dimiliki. Program dan kegiatan dalam urusan Kepemudaan dan Olahraga yang dilaksanakan oleh Dins Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Soppeng tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan peran serta kepemudaan, dengan kegiatan - Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan; - Lomba Kreasi dan Karya Tulis Ilmiah di Kalangan Pemuda - Peningkatan mutu siswa dibidang seni budaya dan sastra dikalangan pemuda RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 21

38 2) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda, dengan kegiatan : - Pelatihan Usaha Kelompok Pemuda Kreatif 3) Program Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga, dengan kegiatan - Pelaksanaan Identifikasi bakat dan profesi pelajar dalam olahraga - Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah - Penyelenggaraan kompetisi olahraga 4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga - Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga (Pengadaan Karpet Lapangan Bulu Tangkis) - Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga (Pembangunan Drainase dan Penataan Sepakbola Calio) Tabel 2.12 Capaian Kinerja Bidang Seni Budaya dan Olahraga Tahun 2014 Kabupaten Soppeng No. Indikator 1 Gelandang/ Balai Remaja (selain milik Swasta) Tingkat Capaian Kinerja 2014 (%) 0,004 2 Lapangan Olahraga 0,58 3 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya 4 Saran Penyelenggaraan Seni dan Budaya 5 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Kali 7 Buah Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Soppeng dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 22

39 Fokus Layanan Urusan Wajib RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Urusan wajib merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dan wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Rincian urusan wajib telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun Adapun capaian kinerja urusan wajib yang telah dilaksanakan pemerintah Kabupaten Soppeng kurun waktu adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti. Kemajuan pelayanan publik dan keberhasilan di bidang pendidikan dapat dilihat dari sejumlah indikator capaian kinerja, antara lain angka partisipasi murni, angka melek huruf, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memiliki kualifikasi S1/D-IV dan sebagainya. Tabel 2.13 Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Tahun Kabupaten Soppeng No. Indikator Tingkat Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Pendidikan Anak Usia Dini 51,63 51,42 62,90 92,36 2 Penduduk yang berusia >15 thn 85, ,75 91,91 melek huruf (tidak buta aksara) 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 96,73 95,87 95,19 91,83 SMP/MTs/Paket B 77,91 74,14 67,62 65,78 SMA/SMK/MA/Paket C 62,41 67,09 48,09 49,09 4 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0,23 0,21 0,16 0,18 SMP/MTs 0,73 0,69 0,65 0,70 SMA/SMK/MA 1,43 1,25 0,61 0,85 5 Angka Kelulusan (AL) SD/MI SMP/MTs 99,34 99,68 99,81 99,76 SMA/SMK/MA 97,29 99,91 98,53 99,44 6 Angka Melanjutkan (AM) Dari SD/MI ke SMP/MTs 97,23 99,21 97,70 95,98 Dari SMP/MTs ke 96,92 95,20 95,53 99,40 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 23

40 SMA/SMK/MA 7 Guru yang Memiliki Kualifikasi 72,41 78,35 84,63 86,12 S1/D-IV Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) rasio kinerjanya meningkat dari 51,42 persen pada tahun 2012 menjadi 62,90 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 mengalami terus peningkatan menjadi 92,36 persen. Data ini menunjukkan bahwa tingkat persentase anak yang menempuh pendidikan di tingkat TK/RA/Penitipan anak hanya setengah dari jumlah anak pada usia 4-6 tahun. Angka melek huruf menunjukkan kemampuan penduduk membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan penduduk untuk menjalankan aktivitas sosial dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Di Kabupaten Soppeng 91,91 persen penduduk usia 15 tahun keatas sudah bisa membaca dan menulis berdasarkan kriteria kementerian pendidikan yaitu usia sekolah s.d. umur 45 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti halnya APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah disetiap jenjang pendidikan. Adapun Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Soppeng pada jenjang pendidikan menengah lebih rendah dari APM pada tingkat pendidikan dasar. Hal ini dapat dipahami karena semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin rendah kesempatan atau peluang penduduk untuk dapat menikmati jenjang pendidikan tersebut. Indikator lainnya adalah angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan. Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin tinggi pula terjadinya putus sekolah. Selanjutnya capaian bidang pendidikan dengan indikator angka kelulusan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada tahun pada semua jenjang pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan pada semua tingkat pendidikan sangat penting diperhatikan oleh pemerintah daerah. Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV cukup baik dengan capaian 86,12 persen. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 24

41 No. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Standar pelayanan Minimal yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.15 Th.2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Kabupaten /Kota, sedangkan untuk Pemuda dan Olah Raga sampai saat ini belum kami terima SPM dari Menpora ( Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ). Sehingga SPM yang menjadi acuan dalam pencapaian Indikator Kinerja masih mengacu pada SPM yang telah disebutkan di atas, dan untuk SPM Dinas Dikmudora hanya SPM SD dan SMP, sehingga masih mengacu pada SPM hanya yang sebagian terpenuhi SPM Pendidikan Dasar, begitupun juga masih mengacu antara lain : Adapun Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM Kondisi Capaian SPM Level Capaian Pelayanan Pendidikan Dasar Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang oleh Kab/Kota terjangkau dengan berjalan kaki yaitu I 1 maksimal 3 km untuk SD dan 6 km untuk dari SD 100% kelompok permukiman permanen di daerah terpencil; SMP 100% 2 3 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis; Di setiap SMP tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; SD 100% SMP 100% SMP 90% 4 5 Di setiap SD dan SMP tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru; Di setiap SD tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan SD 35% SMP 97% SD 35% 6 Di setiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru SMP 81% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 25

42 7 8 9 untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; Di setiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masingmasing sebanyak 40% dan 20% Di setiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn 10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap kab/kota semua kepala SMP 11 berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 12 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu 13 satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; 14 Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan 15 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan; Setiap SD menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik SD 99% SMP 90% SMP 81% SD 99% 100% SMP SD 100% SD 100% SMP 100% SD 100% 100% SD 85% 16 Setiap SMP menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik SMP 81% 17 Setiap SD menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia SD 64% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 26

43 (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA; Setiap SD memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi; SD 82% Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, SD 100% membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan; Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut : SD 100% Kelas I - II : 18 jam per minggu Kelas IV VI : 27 jam per minggu Kelas VII IX : 27 jam per minggu SMP 100% Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku Setiap guru yang menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil presentasi belajar peserta didik SD 100% SMP 100% SD 100% SMP 100% SD 100% SMP 100% SD 100% SMP 100% SD 100% SMP 94% Kepala Sekolah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaiakan Kelas (UKK) serta Ujian Akhire (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip- prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). SD 100% SMP 97% SD 100% SMP 100% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 27

44 2. Kesehatan RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan karena berkaitan dengan sumber daya manusia sebagai salah satu modal pembangunan. Jaminan kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kreatifitas. Di bidang kesehatan, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang semakin memadai menunjukkan korelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Kondisi capaian kinerja bidang kesehatan di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.14 Capaian Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun No Indikator Tingkat Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Cakupan komplikasi kebidanan ,99 80,06 yang ditangani 2 Cakupan pertolongan persalinan 91,69 94,81 89,40 94,96 oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 3 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan 54,15 54,24 47,77 46,25 penanganan penderita penyakit TBC BTA 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 7 Cakupan pelayanan kesehatan ,51 79,19 rujukan pasien masyarakat miskin 8 Cakupan kunjungan bayi 85,41 103,29 104,14 103,84 Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Dari keseluruhan indikator kinerja bidang kesehatan dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan secara menyeluruh di Kabupaten Soppeng sudah cukup baik. Capaian kinerja ini tentu tidak lepas dari SDM dan sarana prasarana kesehatan yang ada. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 28

45 Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Tingkat pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2013 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 741/MENKES/PER/VII/2008, adalah sebagai berikut : Standar Pelayanan Minimal No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target (persen) Capaian persen I Pelayanan Kesehatan Dasar Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan Ibu Nifas Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani 80 48,26 6. Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun b. Penemuan Penderita Pneumonia balita ditangani ,88 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 29

46 c. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan Penderita diare II 14. Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin ,51 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 2,50 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota III IV Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB 17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 18. Cakupan desa siaga aktif No 3. Lingkungan Hidup Pembangunan lingkungan hidup merupakan perpaduan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dengan pembangunan ekonomi. Pengelolaan lingkungan hidup yang bijak secara subtantif akan mengurangi degradasi lingkungan hidup sekaligus merecovery sumber daya lingkungan yang hilang. Implikasi yang diharapkan dari kebijakan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Soppeng adalah lingkungan yang sehat yang dapat menciptakan harmoni dan kesejahteraan bagi masyarakat. Berikut tabel capaian kinerja Bidang Lingkungan Hidup Kab. Soppeng Tahun : Indikator Tabel 2.15 Capaian Kinerja Lingkungan Hidup Kabupaten Soppeng Tahun Tingkat Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Penanganan Sampah 11,08 36,98 20,15 20,53 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal 3 Tempat Pembuangan sampah 111,69 2,70 2,72 2,84 (TPS) per satuan penduduk 4 Penegakan hukum lingkungan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 30

47 Kinerja pembangunan bidang Lingkungan Hidup menunjukkan kinerja yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja yang rata-rata cukup baik, terutama pada penanganan sampah dan penegakkan hukum terkait dengan persoalan amdal. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Realisasi Pencapaian SPM sampai pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah sebagai berikut : a. Penanganan Sampah Pencapaian penanganan sampah pada tahun 2013, yaitu 20,15 persen dari jumlah volume sampah yang ditangani pertahun sebanyak M3 sedangkan volume produksi/timbulan sampah di Kabupaten Soppeng sebanyak M3 per tahun b. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Pencapaian Tempat Pembuangan Sampah per satuan penduduk pada tahun 2013, yaitu sebanyak 2,72 M3. Dari jumlah penduduk Kabupaten Soppeng Tahun 2013 sebanyak jiwa terdapat jumlah daya tampung Tempat Pembuangan Sampah 707,80 M3 4. Pekerjaan Umum Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya pemerintah dalam penyedian barang dan jasa (goods n service). Salah satu istrumen penting dalam pembangunan yang wajib disediakan oleh pemerintah dalah ketersedian infrastruktur dasar. Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat yang harus terpenuhi untuk menompang aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam konteks itu, Pemerintah Kabupaten Soppeng berkomitmen kuat untuk penyedian infrastruktur bagi masyarakat. Wujud komitmen itu dapat dilihat pada RPJMD Kab. Soppeng Tahun dimana infrastruktur merupakan strong point pembangunan kabupaten. Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang pekerjaan sebagaimana terlihat pada tabel berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 31

48 No. Tabel 2.16 Capaian Kinerja Pekerjaan Umum Kabupaten Soppeng Tahun Indikator 1 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik 2 Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 2011 (%) RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Tingkat Capaian Kinerja 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 49,18 49,51 51,90 36,04 12,14 19,63 38,88 65,00 3 Rumah tangga per sanitasi 86,66 86,14 89,59 90,85 4 Kawasan kumuh 0,05 0,05 0,01 0,01 Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Data tersebut menunjukkan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2013 mencapai 51,90 persen menjadi 36,04 pada tahun Demikian pula halnya dengan indikator luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik dari 38,88 persen pada tahun 2013 menjadi 65,00 persen pada tahun Walaupun telah terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya, namun peningkatan belum terlalu signifikan. Beberapa variable mempengaruhi kondisin tersebut sepeti bencana alam dan pendanaan yang masih sangat terbatas. Namun demikian keterbatasan tersebut berupaya dielimir melalui sinergi pemerintah kabupaten dengan pemerintah provinsi, pemerintah, dan pelibatan masyarakat/swasta. 5. Tata Ruang Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang penataan ruang merupakan cerminan dari komitmen pemerintah daerah terhadap penyediaan ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah per HPL/HGB dimana capaian kinerja ruang terbuka hijau Tahun 2013 adalah 40,09 persen. Dari HPL/HGB seluas Ha, ruang terbuka hijau yang ada seluas Ha sedangkan pada tahun 2014 capaian kinerja ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah per HPL/HGB sebesar 40,82 persen. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 32

49 6. Perencanaan Pembangunan RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Capaian indikator penyelenggaraan urusan wajib di bidang perencanaan pembangunan daerah relatif cukup baik. Tiga dokumen utama perencanaan pembangunan daerah, yaitu RPJPD, RPJMD telah ditetapkan dengan peraturan daerah dan RKPD telah ditetapkan dengan peraturan bupati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: No Tabel 2.17 Capaian Kinerja Perencanaan Pembangunan Tahun Kabupaten Soppeng Indikator Tingkat Capaian Kinerja Dokumen RPJPD telah Ada Ada Ada Ada ditetapkan dengan perda 2 Dokumen RPJMD telah ditetapkan dengan perda Ada Ada Ada Ada 3 Dokumen RKPD telah ada Ada Ada Ada ditetapkan dengan perbup 4 Penjabaran program 100 % 100 % 100 % 102,33 % RPJMD ke dalam RKPD Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Perumahan Capaian indikator kenerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang perumahan dengan indikator rumah tangga pengguna air bersih pada tahun 2013 adalah 82,66 persen menurun pada tahun 2014 sekitar 81,83 persen. Sedangkan capaian kinerja lingkungan pemukiman kumuh pada tahun 2014 adalah 0,00063 persen dimana dari km² luas wilayah, terdapat 0,00949 km² luas lingkungan permukiman kumuh. Untuk rumah layak huni telah mencapai kinerja 81,23 persen dimana dari jumlah rumah yang ada di Kabupaten Soppeng rumah, yang sudah memenuhi kriteria layak huni sebanyak rumah. 8. Kepemudaan dan Olahraga Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang kepemudaan dan olahraga dengan indikator gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) dan lapangan olahraga dengan masing-masing capaian kinerja seperti terlihat pada tabel di bawah ini: RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 33

50 Tabel 2.18 Capaian Kinerja Kepemudaan dan Olahraga Tahun Kabupaten Soppeng No. Indikator 1 Gelanggang/Balai Remaja Tingkat Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 0,004 0,004 0,004 0,004 2 Lapangan Olahraga 0,66 0,58 0,56 0,58 Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Penanaman Modal Capaian kinerja pada bidang penanaman modal dari tahun 2011 sampai tahun 2014 menunjukkan kinerja sangat kurang. Hal ini dilihat dari tingkat capaian hingga tahun 2014 adalah9,20 persen dari yang ditargetkan. 10. Koperasi dan UKM Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang koperasi dan UKM dengan indikator koperasi aktif dan usaha mikro dan kecil dengan masing-masing capaian kinerja, untuk koperasi aktif pada tahun tahun 2011 sebesar 96,35 persen dan pada tahun 2012 meningkat sebesar 96,37 persen serta pada tahun 2013 sebesar 96,45 persen dan pada tahun 2014 sebesar 96,95 persen. Sedangkan usaha mikro dan kecil capaian kinerja pada tahun 2012 sebesar 98,50 persen dan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 98,86 serta pada tahun 2014 menjadi 98,86 persen. 11. Kependudukan dan Catatan Sipil Permasalahan kependudukan dan pencatatan sipil kalau tidak diatasi secara maksimal akan berimplikasi luar biasa bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik bagi kehidupan sosial ekonomi, politik, dan kebudayaan. Secara umum penanganan atau intervensi kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil mengalami kendali akibat kurang memadainya system pencatatan kependudukan. Untuk itu, penanganan kependudukan harus dimulai dari pencatatan kependudukan itu sendiri sebagai base data dalam melakukan intervensi kebijakan yang dimaksud. Pemerintah Kabupaten Soppeng telah menetapkan target kinerja bidang kependudukan dan catatan sipil sebagai mainstream dari perbaikan pengelolaan kependuduakn. Berikut capaian kinerja bidang kependudukan dan catatan sipil : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 34

51 Tabel 2.19 Capaian Kinerja Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Soppeng Tahun No. Indikator Capaian Kinerja Kepemilikan KTP 81,11 16,62 79,63 86,90 2 Kepemilikan akta ,17 33,45 38,82 kelahiran per 1000 penduduk 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK Sudah Sudah Sudah Sudah Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja kunci penyelenggaraan urusan wajib di bidang kependudukan dan catatan sipil merupakan cerminan dari komitmen pemerintah daerah terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang kependudukan dan catatan sipil. 12. Ketenagakerjaan Permasalahan ketenagakerjaan merupakan persoalan yang harus diselasikan disemua tingkatan pemerintahan. Keberhasilan pembangunan ketenagakerjaan dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang dapat memberi gambaran penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Selain itu, dapat pula dilihat dari data Pencari Kerja Yang Ditempatkan yaitu pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan adalah persentasi jumlah pencari kerja yang mendaftarkan dan tercatat pada dinas kabupaten/kota yang menangani bidang ketenagakerjaan dan jumlah pencari kerja yang diterima bekerja oleh pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yang mendaftarkan lowongan pekerjaannya pada dinas kabupaten/kota. Berikut tabel Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan Tahun sbb : No Tabel 2.20 Capaian Kinerja Bidang Ketenagakerjaan Kabupaten Soppeng Tahun Capaian Kinerja Indikator 1 Tingkat partisipasi angkatan kerja (Pelayanan Kepersertaan Jaminan Sosial bagi Pekerja/ buruh) 2 Pencari kerja yang ditempatkan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 50,08 28,18 31,62 36,67 59,14 33,52 3,03 10,33 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 35

52 Dari tabel 2.20 terlihat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja di tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun Sedangkan capaian kinerja pencari kerja yang ditempatkan 3,03 persen di tahun 2013 dan pada tahun 2014 meningkat 10,33 persen. 13. Ketahanan Pangan Capaian kinerja ketahanan pangan terkait dengan ketersediaan pangan utama menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan pangan utama di Kabupaten Soppeng cukup baik dengan cakupan 166,242 persen di tahun Ketersediaan pangan utama dihitung berdasarkan rasio rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama pertahun per jumlah penduduk. Capaian kinerja ini tentunya tidak lepas dari peranan pemerintah yang telah menetapkan regulasi ketahanan pangan dalam empat tahun terakhir. 14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Besaran jumlah penduduk perempuan merupan asset bangsa yang mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah. Pada dasarnya pembangunan perempuan akan berimplikasi pada kemajuan bangspembangunan pemberdayaan perempuan sangat terkait dengan peningkatan kualitas generasi penerus bangsa, karena perempuan adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam keluarga, yang melalui kerjasama dengan suami sebagai mitra sejajar, mempunyai tugas dan peranan penting dalam mewujudkan tumbuhkembang anak yang berkualitas serta menanamkan nilai-nilai keadilan dan kesetreraan gender sejak anak berusia dini. Selain itu perlindungan anak harus seiring dengan pemberdayaan perempuan, mengingat anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan investasi masa depan bagi orang tua, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam rangka mewujudkan anak sebagai generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, bertaqwa dan terlindungi, maka pembangunan nasional harus memegang prinsip-prinsip pemenuhan hak-hak anak. Prinsip-prinsip tersebut meliput non-diskriminasi, mempertimbangkan kepentingan terbaik anak, perlindungan dan menghargai partisipasi anak. Sejatinya, isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu internasional sebagaimana komitmen yang juga disepakati oleh Indonesia pada tahun 2000 adalah 8 sasaran pembangunan millennium (Millenium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015, dan salah satu tujuannya adalah peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 36

53 Berikut Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun : Tabel 2.21 Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Soppeng Tahun No. No Indikator Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 14,50 9,89 9,57 12,55 2 Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas Partisipasi angkatan kerja 82,94 94,92 88,95 75,61 perempuan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Secara kuantitatif tingkat partisipasi perempuan di Kabupaten Soppeng cukup baik, hal ini dapat dilihat dari angka melek huruf perempuan dan 100 persen pada tahun 2014 dan angka partisipasi angkatan kerja perempuan yang mengalami peningkatan dari 82,94 persen tahun 2011 menjadi 94,92 persen tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 88,95 persen serta pada tahun 2014 sebesar 75,61 persen. Perlu menjadi perhatian adalah angka partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan masih dibawah standar nasional yaitu keterwakilan perempuan minimal 30 persen disemua level pemerintahan, dimana angka partisipasi perempuan di lembaga pemerintah baru mencapai 12,55 persen pada tahun Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI No.01 Tahun 2010 tanggal 28 Januari Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Indikator Nilai Target Tahun 2014 Pencapaian Tahun A. Penanganan 1. Cakupan perempuan dan 100% 100% 100% Pengaduan/Laporan anak korban kekerasan Korban Kekerasan yang mendapatkan terhadap penanganan pengaduan Perempuan dan oleh petugas terlatih dalam Anak unit pelayanan terpadu B. Penegakan dan. Cakupan perempuan dan 50% 100% 100% bantuan hukum bagi anak korban kekerasan perempuan dan yang mendapat Layanan anak korban bantuan hukum RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 37

54 15. Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga sejahtera (KS) RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Tujuan KB adalah meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Pemerintah Kabupaten Soppeng berkomitmen untuk pencapaian kinerja di Bidang KB dan KS sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini : No. Tabel 2.22 Capaian Kinerja Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) Kabupaten Soppeng Tahun Indikator Capaian Kinerja 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Prevalensi peserta KB aktif 76,98 76,70 72,23 2 Rasio petugas lapangan KB/ Penyuluh KB di setiap 1,944 2,19 desa/kelurahan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian kinerja pada bidang KB dan KS dengan indikator prevalensi peserta KB aktif mengalami penurunan dari 76,70 persen di tahun 2013 menjadi 72,23 persen di tahun 2014 Hal ini menggambarkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikuti Program KB mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio petugas lapangan KB atau penyuluh KB di setiap desa kelurahan sebesar 2,19 persen. Tingkat Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera tahun 2018 sebagai berikut : Jenis pelayanan dasar yang dilaksanakan adalah : No. Jenis Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2014 Dasar Indikator Nilai (persen) Target Pencapaian A. Komunikasi, 1. Cakupan Pasangan Usia 100 3,50% 3,65% Informasi dan Subur (PUS) yang Edukasi Keluarga isterinya dibawah usia 20 Berencana dan tahun RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 38

55 Keluarga Sejahtera KB dan KS) Penyediaan dan Kontrasepsi Penyediaan Informasi Mikro (KIE Alat Obat Data 2. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB Aktif 3. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur yang ingin ber-kb tidak terpenuhi (Unmet Need) 4. Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-kb 5. Cakupan anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) ber- KB 6. Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan 7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas disetiap Desa/Keluarahan 8. Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30 persen setiap tahun 9. Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga Desa/Kelurahan 100persen setiap tahun disetiap ,00% 7,00% 79,00% 92,00% 100% 100% 72,33% 16,82% 66,74% 85,75% 54,00% 100% % 100% % 100% 16. Perhubungan Capaian kinerja pada bidang perhubungan diukur dari rasio jumlah angkutan darat. Dan dari data tahun 2014 yang ada, jumlah angkutan darat dengan jumlah penumpang belum seimbang dengan perbandingan dari seluruh jumlah penumpang angkutan darat 43,267 orang, hanya tersedia angkutan darat. 17. Komunikasi dan Informatika Capaian kinerja pada bidang komunikasi dan informatika yang diukur dari ada tidaknya web-site milik pemerintah daerah dan keikutsertaan pada pameran/expo menunjukkan bahwa kinerja pada bidang ini cukup baik yang ditunjukkan dari tersedianya web-site milik pemerintah daerah yang dapat diakses oleh masyarakat umum untuk mendapatkan informasi/data yang terkait dengan pelaksanaan pemerintahan. Sementara itu untuk RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 39

56 keikutsertaan pemerintah daerah pada pameran/expo dengan rata-rata keikutsertaan hanya 4 (empat) kali dalam setahun, sehingga untuk tahun mendatang perlu ditingkatkan. 18. Pertanahan Pertanahan merupakan persoalaan esensial bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pertanahan berdimensii aspek terkait politik, hukum, sosial dan budaya. Dari dimensi yang beragam, sangat penting artinya pembangunan pertanahan menjadi prioritas yang harus ditangani dan diselasaikan. Berikut tabel capaian kinerja bidang pertanahan Kab. Soppeng Tahun : No Indikator Tabel 2.23 Capaian Kinerja Bidang Pertanahan Kabupaten Soppeng Tahun Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Luas lahan bersertifikat 95,85 74,57 67,66 70,18 2 Penyelesaian kasus tanah negara Penyelesaian izin lokasi Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Tabel diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja bidang pertanahan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan indikator luas lahan berserfitikat pada tahun 2011 mencapai 95,85 persen dan pada tahun 2012 mengalami penurunan 74,57 persen begitupun pada kondisi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 67,66 persen tetapi pada tahun 2014 mengalmi peningkatan menjadi 70,18 persen. Sementara untuk penyelesaian kasus tanah negara dan penyelesaian izin lokasi telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan capaian sebesar 100 persen. 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Bidang urusan kesatuan bangsa dan politik menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian kegiatan dalam IKK pada tahun 2014 yaitu pembinaan politik daerah 2 kegiatan dan pembinaan terhadap LSM, ormas dan OKP masing-masing melaksanakan 2 kegiatan sesuai yang ditargetkan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 40

57 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Capaian kinerja pada urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian yang diukur dari ada tidaknya sistem informasi manajemen pemda menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan adanya 3 (tiga) buah sistem informasi manajemen daerah yaitu: (1) Sistem informasi akuntansi keuangan daerah; dan (2) Sistem informasi kependudukan dan (3) Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian. Sedangkan indikator indeks kepuasan layanan masyarakat sebaliknya menunjukkan kinerja yang belum optimal karena selama 4 tahun terakhir ( ) tidak dilakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat. Oleh karena itu untuk tahun-tahun berikutnya perlu diintensifkan pengukuran indeks kepuasan layanan masyarakat untuk mengetahui sejauhmana respon masyarakat terhadap pelayanan birokrasi. 21. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa No Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa merupakan urusan wajib yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Adapun capaian kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa hingga tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 2.24 Capaian Kinerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Soppeng Tahun Indikator Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 PKK Aktif Posyandu Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian kinerja pada bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa yang diukur dari PKK aktif dan pelayanan posyandu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam pemberdayaan masyarakat. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 41

58 No 22. Sosial RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Pembangunan sosial sebagai suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi. Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial. Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi.sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan sosial pada pencapaian kinerja indikator bidang sosial dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.25 Capaian Kinerja Bidang Sosial Kabupaten Soppeng Tahun Capaian Kinerja Indikator Ketersediaan sarana sosial 6 buah 6 buah 6 buah 6 buah 2 Penanganan penyandang 3 masalah kesejahteraan sosial PMKS yang memperoleh bantuan sosial Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng ,22 % 2,88% 3,06% 7,01% 0,22 % 11,05 % 10,08 % 2,92 % Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja pada urusan sosial yang diukur dari ketersediaan sarana sosial seperti panti asuhan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan ketersediaan 6 buah panti asuhan. Demikian pula penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan PMKS yang memperoleh bantuan sosial yang menunjukkan kinerja yang cukup baik yaitu pada tahun 2014 sebesar 2,92 persen. 23. Budaya Pembangunan budaya sebagai suatu proses terencana yang dirancang untuk pelestarian nilai-nilai budaya yang berlaku di tengah masyarakat. Pembangunan budayal sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan pemahaman masayarakat akan budaya sebagai kearifan local yang menjadi sumberdaya pembangunan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan budaya lebih ditekankan pada pelestarian budaya dan pembangunan sarana RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 42

59 No aktualisasi kebudayaan. budaya dapat dilihat pada tabel berikut : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Adapun pencapaian kinerja indikator bidang Tabel 2.26 Capaian Kinerja Bidang Budaya Tahun Kabupaten Soppeng Indikator 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 3 Benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Capaian Kinerja kali 14 kali 14 kali 16 kali 5 buah 7 buah 7 buah 7 buah 100 % 100 % 100 % 100 % Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja bidang budaya yang diukur dari ada tidaknya penyelenggaraan festival seni budaya menurun dan tersedianya sarana penyelenggaraan seni dan budaya menunjukkan kinerja yang cukup baik, demikian pula rasio benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dengan angka 100 persen dalam tiga tahun terakhir menunjukkan kinerja yang sangat baik. 24. Statistik Keberhasian pembangunan sangat dapat diukur dari indikatorindikator yang menjadi acauan secara universal. Indicator-indikator tersebut dapat diterjemahkan ke dalam angka-angka statistik. Menjadi penting artinya ketersedian data statistic sebagai instrument utama dalam penyusunan perencanaan dan evaluasi keberhasilan pembangunan. Sejalan dengan pemikiran tersebut, fokus pembangunan statistic lebih ditekankan pada ketersedian data. indikator bidang budaya dapat dilihat pada tabel berikut : No Adapun pencapaian kinerja Tabel 2.27 Capaian Kinerja Bidang Statistik Tahun Kabupaten Soppeng Capaian Kinerja Indikator Buku Kabupaten Dalam Angka Ada Ada Ada 2 Buku PDRB Kabupaten Ada Ada Ada Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Dari tabel tersebut diatas menunjukkan capaian pada bidang urusan statistik yang diukur dari ada tidaknya buku Kabupaten Dalam Angka dan buku PDRB Kabupaten, menunjukkan kinerja yang cukup baik, karena RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 43

60 selama tiga tahun terakhir kedua buku tersebut senantiasa tersedia setiap tahun. 25. Kearsipan Fokus pembangunan kearsipan lebih ditekankan pada pengelolaan arsip secara baku dan pengembangan SDM tenaga kearsipan yang pada pada prinnya masih perlu ditingkatkan. Adapun pencapaian kinerja indikator bidang kearsipan dapat dilihat pada tabel berikut : No. Tabel 2.28 Capaian Kinerja Bidang Kearsipan Kabupaten Soppeng Tahun Indikator Capaian Kinerja Penerapan pengelolaan 2,78% 100% 100% 100% arsip secara baku 2 Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan 1 keg. 1 keg. 1 keg. 2 keg. Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Capaian kinerja pada bidang kearsipan menunjukkan kinerja yang sudah sangat baik, hal ini dilihat dari diterapkannya pengelolaan arsip secara baku dan adanya kegiatan peningkatan SDM selama tahun 2014 di Kabupaten Soppeng. 26. Perpustakaan Capaian kinerja pada tahun 2014 pada urusan perpustakaan diukur dari rasio koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah dan jumlah pengunjung perpustakaan. Capaian kinerja koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah adalah 0,27 persen, sedangkan capaian kinerja pengunjung perpustakaan adalah 0,02 persen. Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani 156,861 orang, sedangkan kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun orang Fokus Layanan Urusan Pilihan Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintah daerah kabupaten, yaitu bidang urusan pertanian; perikanan; kehutanan; energi dan sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian, perdagangan dan transmigrasi. Gambaran umum mengenai penyelenggaraan berbagai pelayanan pilihan dimaksud diuraikan berdasarkan indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan sebagai berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 44

61 1. Pertanian No. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Pembangunan pertanian merupakan urusan pilihan yang menajdi prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten Soppeng mengingat sektor Pertanian merupakan kontibutor utama pada PDRB Kabupaten. Pembangunan pertanian difokuskan pada peningktan produksi pertanian dalam menopang ketahanan pangan dan menjaga momentum surplus beras yang menjadi target provinsi. Sekaitan dengan fokus tersebut, capaian kinerja Bidang Pertanian tahun sebagai berikut : Tabel 2.29 Capaian Kinerja Bidang Pertanian Kabupaten Soppeng Tahun Indikator Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 6,09 5,89 5,73 5,72 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap 42,46 41,25 39,45 38,26 PDRB Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Tabel diatas menunjukkan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pilihan di bidang pertanian dengan indikator produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar mengalami penurunan dari 5,89 persen pada tahun 2012 menjadi 5,73 persen pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 5,72 persen. Capaian ini ternyata tidak berimplikasi terhadap capaian kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dimana pada tahun 2011 sebesar 42,46 persen serta pada tahun 2012 juga mengalami penurunan menjadi 41,25 dan pada tahun berikutnya tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 39,45 persen begitupun pada tahun 2014 terus mengalami penurunan menjadi 38,26. Olehnya itu di tahun-tahun berikutnya kedua indikator ini perlu lebih ditingkatkan. 2. Perikanan Pembangunan perikanan merupakan urusan pilihan yang menajdi prioritas pembangunan bagi Pemerintah Kabupaten Soppeng mengingat sumberdaya air yang melimpah baik berupa air dalam, air permukaan, sungai, dan danau. Potensi ini dijadikan sebagai penopang pembangunan perikanan. Sekaitan dengan fokus tersebut, capaian kinerja Bidang Perikanan tahun sebagai berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 45

62 No. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Tabel 2.30 Capaian Kinerja Bidang Perikanan Tahun Kabupaten Soppeng Indikator Capaian Kinerja 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Produksi perikanan 113,20 86,23 80,13 87,60 2 Konsumsi ikan 100,70 99,22 102,50 90,50 Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Capaian indikator kinerja kunci penyelenggaraan urusan pilihan di bidang perikanan diukur dengan menggunakan indikator produksi perikanan yang menunjukkan kinerja yang cukup memuaskan, hal ini dapat kita lihat dari capaian kinerja sebesar 87,60 persen pada tahun Demikian pula capaian kinerja untuk konsumsi ikan menurun dari tahun 2011 sebesar 100,70 persen menjadi 99,22 persen pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 92 persen dan pada tahun 2014 terus mengalami penurunan sebesar 90,50 persen. 3. Kehutanan Pembangunan kehutanan lebih difokuskan pada rehabilitasi hutan dan lahan kritis dan eliminasi kerusakan kawasan hutan. kinerja bidang kehutanan dapat dilihat pada tabel berikut ini : No Adapun capaian Tabel 2.31 Capaian Kinerja Bidang Kehutanan Tahun Kabupaten Soppeng Capaian Kinerja Indikator 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 6,17 3,70 4,77 4,32 2 Kerusakan kawasan hutan 7,90 7,90 1,21 1,14 Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng 2014 Tabel tersebut menunjukkan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pilihan di bidang kehutanan dengan indikator rasio rehabilitasi hutan dan lahan kritis terjadi penurunan persentase demikian pula kerusakan kawasan hutan yang tidak mengalami perubahan. 4. Energi dan sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian, perdagangan dan transmigrasi Pembangunan energy dan sumberdaya mineral lebih difokuskan pada perizinan pertambangan khususnya tambang galian golongan-c dan peningkatan kontribusi sector pertambangan pada PRDRB. Fokus RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 46

63 pembangunan pariwisata dititikberatkan pada peningkatan kunjungan pada destinasi pariwisata dan kontribusi pariwisata pada PDRB. Fokus pembangunan industry pada peningkatan kontribusi industry pada PDRB dan pertumbuhan industry. Untuk bidang perdagangan difokuskan pada peningkatan kontribusi perdagangan pada PDRB dan ekspor bersih perdagangan. Sedangkan fokus pembangunan bidang transmigrasi difokuskan pada peningkatan transmigrasi swakarsa. Adapun capaian kinerja masing-masing bidang, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.32 Capaian Kinerja Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Soppeng Tahun No Urusan Indikator Kinerja 1 Energi dan Pertambangan tanpa ijin SDM Kontribusi sektor pertambangan trhdp PDRB 2 Pariwisata Kunjungan wisata Kontribusi sektor pariwisata trhdp PDRB 3 Industri Kontribusi sektor industri trhdp PDRB Pertumbuhan industri 4 Perdagangan Kontribusi sektor perdagangan trhdp PDRB Ekspor bersih perdagangan Capaian Kinerja ,71 % 0,25 % orang 1,71 % 6,26 % 0,59 % 11,52 % 88,33 % 0,53% orang 2,40 % 6,32 % 0,36 % 12,14 % 88,33 % 0,46% orang 2,09 % 6,227 % 0,52% 13,38 % 26,72 % 0,51% orang 2,45 % 6,24 % 0,22% 14,14 % - Rp Rp Rp Transmigrasi Transmigrasi swakarsa 89,11 % 81,85 % 81,85 % 81,85 % Sumber : LPPD Kabupaten Soppeng Tahun 2014 Capaian indikator kinerja bidang ESDM dengan indikator pertambangan tanpa ijin mengalami peningkatan dari 69,71 persen pada tahun 2011 menjadi 26,72 persen pada tahun Demikian pula kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB relatif kecil dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capaian indikator kinerja bidang pariwisata dengan indikator kunjungan wisata dan kontribusinya terhadap PDRB menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menggalakkan pariwisata. Meskipun demikian untuk tahun-tahun berikutnya perlu diupayakan peningkatan yang lebih baik lagi. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 47

64 Sementara pencapaian kinerja bidang perindustrian dengan indikator pertumbuhan industri mengalami penurunan drastis, yaitu dari 0,59 persen pada tahun 2011 turun menjadi 0,36 persen pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan 0,52 dan pada tahun 2014 masih mengalami penurunan menjadi 0,22 persen. Capaian kinerja bidang urusan perdagangan pada indikator nilai ekspor bersih perdagangan senilai Rp sedangkan kontribusinya terhadap PDRB mengalami peningkatan dari 11,52 persen pada tahun 2011 menjadi 12,14 persen tahun 2012 begitupun pada tahun 2013 terus mengalami peningkatan sebesar 13,38 persen serta pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 14,14 persen. Capaian kinerja bidang urusan pilihan transmigrasi yang menggunakan rasio transmigrasi swakarsa mengalami penurunan capaian kinerja yaitu pada tahun 2014 sebesar 81,85 persen Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Salah satu indikasi yang dapat menggambarkan kemampuan ekonomi daerah dapat dilihat dari pola konsumsi masyarakatnya. Semakin maju daerah tersebut maka pola konsumsinya akan bergeser ke pengeluaran non makanan. Tingkat kesejahteraan penduduk dapat pula dilihat dari pola konsumsinya dan pengeluaran perkapita. Secara umum, pengeluaran rumah tangga di bagi ke dalam dua kategori yaitu pengeluaran untuk konsumsi makanan dan non-makanan. Apabila proporsi konsumsi makanan jauh lebih besar dibanding proporsi konsumsi non-makanan menunjukkan bahwa taraf hidup penduduk tersebut tergolong masih rendah, karena mereka masih cenderung memenuhi kebutuhan pangan terlebih dahulu dibanding kebutuhan nonpangan seperti sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 48

65 Fokus Fasilitas Wilayah RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Infrastruktur merupakan faktor penting dalam pengembangan wilayah, dimana infrastruktur wilayah merupakan jaringan penghubung antara kawasan produksi ke kawasan pemasaran. Pengembangan infrastruktur wilayah harus mengacu pada rencana tata ruang, karena pembangunan sektoral harus sinergi dengan pembangunan wilayah yang tertuang dalam rencana tata ruang. Analisis kinerja atas fasilitas infrastruktur wilayah dilakukan terhadap indikator-indikator : rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang/barang melalui terminal per tahun, ketaatan terhadap RTRW, luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, luas wilayah perkotaan, jenis dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan, jenis, kelas, dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang, jenis, kelas dan jumlah restoran, jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel, persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, dan persentase penduduk yang menggunakan telepon/hp. Ketersediaan infrastruktur yang layak dan memadai merupakan pendukung utama pembangunan suatu wilayah, sekaligus sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan dan irigasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan jaringan air bersih serta pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh pemerintah seperti prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana olahraga secara berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat Fokus Iklim Berinvestasi Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan pembangunan perekonomian. Investasi akan mendoromg pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan. Kondisi keamanan dan politik di Kabupaten Soppeng merupakan modal penting dalam menarik minat investor. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan iklim investasi dapat dilihat dari indikator kinerja angka kriminalitas. Angka kriminalitas dapat RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 49

66 menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah angka kriminalitas maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat Fokus Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Pembangunan sumber daya manusia harus benarbenar diarahkan dan ditingkatkan agar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin, profesional dan mampu mengembangkan serta menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Gambaran umum kondisi daerah dan aspek daya saing daerah terkait dengan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat ketergantungan penduduk. a. Kualitas tenaga kerja 120 Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan di Kabupaten Soppeng adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang di tamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja di suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan. Grafik 2.4 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Soppeng Tahun SD SMP 40 SMA Sumber : Soppeng dalam Angka 2013 Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan ekonomi, khususnya dalam upaya pemerintah untuk RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 50

67 mengurangi penduduk miskin. Data ketenagakerjaan merupakan data vital yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan apabila ditinjau dari dimensi ekonomi dan dimensi sosial merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Dimensi ekonomi menjelaskan kebutuhan manusia akan pekerjaan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan dimensi sosial berkaitan dengan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan ekonomi. Salah satu permasalahan dalam ketenagakerjaan yaitu terbatasnya lapangan kerja. Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan banyak tenaga kerja yang tidak terserap sehingga banyak penduduk yang menganggur. Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena memberikan pengaruh ke banyak hal baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengangguran mempengaruhi daya beli masyarakat dikarenakan dengan tidak adanya pekerjaan yang dimiliki, maka tidak ada pula pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menyebabkan kemiskinan dan peningkatan kriminalitas pada masyarakat. Oleh karena itu, perlu diusahakan penciptaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan keterampilan tenaga kerja serta produktivitas tenaga kerja sebagai fokus pembangunan bidang ketenagakerjaan saat ini, sehingga pada akhirnya akan mengurangi jumlah penduduk miskin dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Angkatan Kerja merupakan penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (pengangguran). Indikator Angkatan Kerja bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk yang berpotensi untuk bekerja. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja merupakan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu yang lalu aktivitasnya tidak berkaitan dengan kegiatan bekerja secara produktif yaitu meliputi kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya. Berdasarkan data BPS Kabupaten Soppeng yang merupakan hasil estimasi Sakernas Agustus 2012, penduduk yang berumur 15 tahun ke atas di Kabupaten Soppeng pada tahun 2012 dari total jumlah penduduk Kabupaten Soppeng yang terdiri dari 62,05% orang angkatan kerja dan 37,95% orang bukan angkatan kerja. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja sebesar 58,23% orang dan penduduk yang menganggur atau penganggur (terbuka) yaitu sebesar 3,82% orang. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 51

68 Grafik 2.5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Di Kabupaten Soppeng Tahun Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng Grafik 2.6 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Di Kabupaten Soppeng Tahun 2013 Penganggur (Terbuka) 1.01 Bekerja Jiwa Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng b. Tingkat ketergantungan Tingkat ketergantungan penduduk digunakan untuk melihat gambaran besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih bergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu penduduk usia diatas 64 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 52

69 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Hasil pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2014 berdasarkan urusan menunjukkan bahwa dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan menunjukkan capaian kinerja rata-rata cukup baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.33 berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 53

70 2.1. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Penanggulangan kemiskinan merupakan pelaksanaan dari amanat UUD 1945 dan bagian dari kesepakatan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/ MDGs) untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan Milenium. Kedelapan sasaran pembangunan millennium tersebut yaitu: 1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem; 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; 3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan angka kematian anak; 5. Meningkatkan kesehatan ibu; 6. Memerangi HIV dan AIDS, malaria, serta penyakit lainnya; 7. Menjamin pelestarian lingkungan hidup; 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Secara umum kemiskinan dipahami sebagai ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan dalam menempuh dan mengembangkan kehidupan yang layak sebagai warga negara. Hak-hak dasar tersebut meliputi: terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, dan hal-hal lain yang berkaitan erat dengan kualitas hidup. Untuk itu, apabila terdapat ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-hak tersebut, maka sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk membantu melalui serangkaian upaya yang sistematis dan terencana. Dengan kata lain, bahwa pendekatan kemiskinan ini sering disebut sebagai pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan terjadi bukan sekedar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok, tetapi kemiskinan terjadi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak hanya mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan lokasi kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang waktu. Oleh karena itu, rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya terjamin. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 153

71 Saat ini masih banyak masyarakat yang hidup disekitar dan dibawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka masih sangat rentan terhadap berbagai gejolak, terutama gejolak harga pangan. Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh. Persoalan kemiskinan adalah persoalan yang harus ditangani secara lebih substantif dan mendasar melalui keberpihakan dalam alokasi anggaran belanja pemerintah yang dirancang untuk membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan dan diberikan perlindungan sosial. Pengentasan kemiskinan di Kabupaten Soppeng merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan sumberdaya manusia, disamping pembangunan infrastruktur dan pertanian dalam arti luas. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir, pembangunan sarana dan prasarana, dan pendampingan. Berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng relatif berfluktuasi dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng menurun 820 jiwa selama satu tahun terakhir. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Soppeng pada tahun 2012 sebesar jiwa (9,12%) dan pada tahun 2011 sebanyak jiwa (9,36%), Tetapi pada tahun 2013 Jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi jiwa (9.43%) mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 20,600 jiwa (9.12%). Grafik ini menunjukkan data jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan sejak tahun 2011 sampai dengan tahun Grafik ini menunjukkan pencapaian program pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Soppeng menanggulangi kemiskinan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 154

72 Jiwa Persen 21,400 21,200 21,000 20,800 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Grafik 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Soppeng Tahun , ,600 20,400 20, , , , , Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng 9 Dari grafik di atas terlihat bahwa pada Tahun 2011 sebesar jiwa. Persentase penduduk miskin dari 9,36% menurun menjadi 9,12% pada tahun 2012 penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar jiwa (9,12%), sedangkan pada tahun 2013 jumlah dan persentase penduduk miskin mengalami peningkatan sebesar jiwa (9,43%). Selain itu, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin memiliki ratarata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Selama periode , garis kemiskinan Kabupaten Soppeng terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, garis kemiskinan Kabupaten Soppeng mengalami peningkatan dibanding keadaan pada tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,-/kapita/bulan meningkat menjadi Rp ,-/kapita/ bulan pada tahun Pada tahun 2011 terus mengalami peningkatan menjadi Rp ,- /kapita/bulan, sedangkan pada tahun 2012 masih terus meningkat menjadi Rp dan pada tahun 2013 sebesar Rp ,-. Garis kemiskinan Kabupaten Soppeng terus mengalami kenaikan pertahun selama tujuh tahun terakhir ( ). RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 155

73 Kab. Kepulauan Kab. Bulukumba Kab. Bantaeng Kab. Jeneponto Kab. Takalar Kab. Gowa Kab. Sinjai Kab. Maros Kab. Pangkajene Kab. Barru Kab. Bone Kab. Soppeng Kab. Wajo Kab. Sidenreng Kab. Pinrang Kab. Enrekang Kab. Luwu Kab. Tana Toraja Kab. Luwu Utara Kab. Luwu Timur Kab. Toraja Utara Kota Makassar Kota Parepare Kota Palopo 18, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Grafik 2.8 Perkembangan Garis Kemiskinan Di Kabupaten Soppeng Tahun , , , ,000 80,000 40, , , , , , , , Garis Kemiskinan (Rp./Kpt./Bulan) Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Soppeng Meskipun jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di Kabupaten Soppeng berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun garis kemiskinan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin ternyata cenderung mendekati garis kemiskinan. Sehingga perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin harus terus dioptimalkan meskipun pada kenyataannya masalah yang dihadapi sangat kompleks. Selanjutnya gambaran posisi relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Soppeng dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2013 terlihat pada grafik dibawah ini : Grafik 2.9 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Kab/Kota Nasional Provinsi Sumber: BPS, diolah Sumber Data :Bdan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 156

74 Dari grafik di atas memperlihatkan bahwa pada periode tahun 2013, kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk miskin tertinggi adalah Kabupaten Bone, sedangkan yang terendah jumlah penduduk miskinnya adalah Kota Pare-Pare. Grafik 2.10 Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Soppeng Tahun Kab/Kota Nasional (11.47%) Provinsi Sulawesi Selatan (10.32%) Sumber: BPS, diolah Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan Pada tahun 2013, persentase penduduk miskin Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan menjadi 10,32% dari tahun 2012 sebesar 9,82%% dan Nasional menjadi 11,47% serta Kabupaten Soppeng menjadi 9,43%. Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang persentase penduduk miskinnya berada di atas rata-rata Nasional dan provinsi adalah Kabupaten Selayar, Jeneponto, Maros, Pangkep, Bone, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, dan Kabupaten Toraja Utara. Kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang persentase penduduk miskinnya berada dibawah rata-rata Nasional dan provinsi adalah Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Takalar, Gowa, Sinjai, Barru, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Kabupaten Luwu Timur, Kota Makassar, Parepare dan Kota Palopo. Secara relatif persentase penduduk miskin Kabupaten Soppeng terhadap provinsi menempati urutan 10 dari 14 kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya dibawah Nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 157

75 Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan di Kabupaten Soppeng pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Soppeng terus menggulirkan berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Misalnya partisipasi pemerintah daerah dalam program pendidikan dan kesehatan gratis, pemberdayaan masyarakat hingga program bantuan sosial seperti beasiswa untuk masyarakat miskin dan raskin. Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Soppeng telah memprioritaskan upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta membiayai program pembangunan yang strategis yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Perbaikan tingkat pengeluaran penduduk miskin tidak bisa dilepaskan dari berbagai dimensi lain dari kehidupan manusia, seperti kondisi kesehatan, pencapaian pendidikan, jaminan masa depan, kepemilikan barang berharga/aset, akses terhadap informasi publik, kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, bersuara atau memberikan pendapat secara politik, dan peran sosial lainnya Strategi Penanggulangan Kemiskinan Strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Soppeng dilakukan dengan : a. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; Strategi yang dilakukan dalam upaya mengatasi kemiskinan dengan jalan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin melalui : - Bidang Pendidikan; BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Pendidikan Gratis (bantuan beasiswa SD/SMP/SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu dan bantuan khusus siswa miskin SD/SMP/SMA/SMK). - Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana melalui penanggulangan gizi & gizi kurang, JAMKESMAS dan Pelayanan Kesehatan Gratis. - Bidang Ekonomi; Beras Miskin b. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; Strategi yang dilakukan dengan jalan meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin melalui : - Bidang Ekonomi; Bantuan Langsung Tunai (BLT/BLSM) - Bidang Pertanian; mengembangkan pertanian terintegrasi; RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 158

76 - Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM; pengembangan wirausaha, pengembangan pendidikan dan pelatihan wirausaha serta pemberdayaan usaha skala mikro; - Bidang Sosial; Bantuan Modal Usaha bagi penduduk miskin; - Bidang Ketenagakerjaan; perluasan kesempatan kerja dan berusaha, transmigrasi serta pelatihan keterampilan tenaga kerja - Bidang Perumahan dan Pemukiman; bantuan bahan bangunan dan penyediaan air bersih serta pembangunan sanitasi. c. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil; Strategi yang dilakukan melalui pengembangan kegiatan ekonomi lokal yang dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat miskin yang berbasis pada potensi daerah (komoditas unggulan), sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin. Salah satunya melalui pengembangan UMKM dan koperasi yang diarahkan pada peningkatan akses UMKM terhadap sumberdaya produktif, khususnya terhadap permodalan dan teknologi; penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas SDM melalui pembinaan kewirausahaan, penataan organisasi, pengembangan jaringan kemitraan dan sistem pendukung usaha serta penyediaan skimskim pembiayaan alternatif. d. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Strategi yang dilakukan dengan menempatkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama dalam kebijakan pembangunan di Kabupaten Soppeng. Kebijakan penanggulangan kemiskinan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Soppeng Tahun Selanjutnya disinergikan dengan program-program penanggulangan kemiskinan yang dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Soppeng setiap tahunnya Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan Daerah yang berhubungan dengan prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kesenjangan yang terjadi antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat ini, adalah merupakan permasalahan pembangunan daerah yang senantiasa dihadapi oleh Pemerintah Daerah. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 159

77 kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Berdasarkan analisis kondisi umum daerah dan capaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Soppeng selama ini, telah diidentifikasi sejumlah permasalahan pembangunan daerah yang membutuhkan perhatian serius dari segenap stakeholder pembangunan daerah. Identifikasi permasalahan tersebut diuraikan berdasarkan kategorisasi agenda pembangunan daerah dan atau beberapa unsur yang dianggap memiliki pengaruh yang saling berhubungan. Permasalahan pembangunan daerah dimaksud adalah : 1. Masih Tingginya Jumlah Penduduk Miskin Kemiskinan masih merupakan masalah dan isu strategis bagi Kabupaten Soppeng hingga saat ini. Meskipun jumlah penduduk miskin menunjukkan tren menurun, dari jiwa (10,42%) pada tahun 2010 menjadi jiwa (9,36%) pada tahun 2011,dan pada tahun 2012 terus mengalami penurunan menjadi jiwa (9,12%) dan pada tahun 2013 menjadi jiwa (9,43%) namun penurunan angka kemiskinan tersebut berlangsung relatif lambat sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius dan sungguhsungguh dalam lima tahun ke depan. 2. Masih Rendahnya Kualitas Pendidikan Pembangunan pendidikan selama ini masih diperhadapkan pada sejumlah permasalahan, seperti terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, masih rendahnya akses penduduk terhadap fasilitas pendidikan terutama tingkat pendidikan menengah, tidak meratanya sarana dan prasarana pendidikan khususnya pada wilayah-wilayah dengan jumlah peserta didik yang potensial, serta belum optimalnya proses belajar mengajar dan tata kelola pendidikan. 3. Masih Rendahnya Derajat Kesehatan Pembangunan kesehatan selama ini menghadapi sejumlah masalah seperti masih rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang ditandai dengan; (1). masih rendahnya status kesehatan ibu dan anak, (2). masih rendahnya status gizi masyarakat terutama pada bayi, (3). masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular seperti DBD, Diare, dan TBC, (4). Masih terbatasnya ketersediaan tenaga medis, (5). Masih terbatasnya ketersediaan obat, pengawasan obat dan makanan dan (6). Masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat. Berbagai permasalahan tersebut di atas telah menyebabkan berbagai indikator di sektor kesehatan belum menunjukkan capaian kinerja yang RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 160

78 memuaskan, misalnya masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, dsb. 4. Belum Optimalnya Pelayanan Publik Terkait dengan pelayanan publik, masih terdapat sejumlah permasalahan, diantaranya belum optimalnya penerapan Standar Pelayanan Minimun (SPM) yang menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dasar dari pemerintah daerah, belum efektifnya pengelolaan kependudukan dan catatan sipil, yang ditandai dengan belum akuratnya data-base kependudukan. 5. Masih Terbatasnya Ketersediaan Infrastruktur Dasar Secara umum, ketersediaan infrastruktur dasar di daerah ini masih jauh dari memadai. Terdapat indikasi yang menunjukkan masih adanya wilayah yang belum memiliki akses jalan dan jembatan yang memadai. Selain itu, persentase rumah tangga yang telah menikmati air bersih yang layak dan energi listrik, juga tampak relatif rendah. Sarana perkotaan, seperti drainase dan pembuangan sampah, menunjukkan kinerja yang belum sepenuhnya memuaskan. Sedangkan sarana perdesaan, seperti jaringan irigasi dan jalan desa, juga tampak memerlukan peningkatan, baik kuantitas maupun kualitas. Keterbatasan berbagai infrastruktur dasar tersebut telah menghambat mobilitas manusia dan barang, akselerasi pertumbuhan ekonomi, memperlambat proses transformasi perekonomian, menghambat kemajuan dan kemandirian wilayah, serta berpotensi menekan tingkat kesejahteraan masyarakat. 6. Belum Optimalnya Produksi, Produktivitas dan Kualitas Produk Pertanian Permasalahan di sektor pertanian ditandai oleh masih rendahnya produksi, tingkat produktivitas, dan kualitas produk. Belum berkembangnya sistem pertanian yang berbasis agribisnis dan agroindustri, rendahnya peningkatan nilai tambah (added value) di sektor pertanian. Selain itu, masih terbatasnya penerapan teknologi pertanian spesifik lokasi, masih lemahnya kelembagaan petani, masih terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan, belum optimalnya penanganan panen dan pasca panen, masih terbatasnya usaha dan produksi pertanian organik yang dikembangkan secara terintegrasi, serta sejumlah permasalahan lain yang dihadapi di sektor pertanian. Seluruh masalah tersebut perlu ditangani secara serius, mengingat sektor pertanian merupakan penghasil terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng, sumber mata pencaharian utama masyarakat lokal, dan merupakan sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 161

79 7. Belum Optimalnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan proses penyusunan keuangan daerah (APBD) yang belum dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan arahan peraturan perundangan yang berlaku. Pada level SKPD, penyusunan kebutuhan anggaran dan laporan penggunaan anggaran, belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan anggaran. Terkait dengan pengelolaan aset daerah, permasalahan yang muncul adalah belum terinventarisasi dan tercatatnya aset daerah yang sesuai dengan peruntukannya serta belum tertibnya pengalihan aset sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 8. Masih Rendahnya Daya Tarik dan Daya Saing Wilayah Salah satu indikasi penting dari rendahnya daya tarik dan daya saing wilayah adalah rendahnya nilai penanaman modal baik dalam negeri maupun asing serta terbatasnya jumlah investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Soppeng. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya, belum terpromosikannya Kabupaten Soppeng sebagai daerah tujuan investasi, belum teridentifikasinya secara akurat potensi dan peluang investasi daerah, belum berkembangnya wilayah agropolitan, belum ditetapkannya kawasan strategis sesuai dengan potensi wilayah, masih minimnya kemitraan dengan lembaga keuangan, swasta, dan lembaga donor dalam pembiayaan pembangunan daerah, belum optimalnya pemanfaatan ruang berbasis RTRW, belum berkembangnya kerjasama antar daerah, dan sebagainya. 9. Menurunnya Kualitas Lingkungan Menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat tidak seimbangnya rasio kerusakan lingkungan dengan upaya untuk mengatasinya seperti reboisasi dan rehabillitasi kawasan hutan dengan pembalakan liar (illegal logging) dan perambahan hutan. Disamping itu, eksploitasi tambang golongan C yang mengabaikan aspek daya dukung lingkungan, juga telah memberi dampak buruk terhadap kualitas lingkungan. Indikasi menurunnya kualitas lingkungan, juga dapat diamati dari tingginya potensi wilayah banjir yang ditandai dengan semakin meluasnya spot wilayah banjir, dan meningkatnya sedimentasi pada daerah aliran sungai. 10. Belum Berkembangnya Kegiatan Kepariwisataan Meskipun sektor pariwisata telah ditempatkan sebagai sektor prioritas, namun kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Soppeng belum berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun di daerah ini terdapat berbagai objek RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 162

80 wisata, baik wisata alam maupun wisata budaya, namun keberadaan objek wisata tersebut belum memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian daerah dan peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat serta belum dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. 11. Belum Teraktualisasinya Nilai-nilai Agama dan Budaya Permasalahan utama yang terkait dengan nilai-nilai agama dan budaya adalah berkurangnya kualitas dan pengamalan nilai-nilai keagamaan, yang ditandai dengan adanya penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang, perilaku seks di luar nikah, pornografi di kalangan remaja, dan berbagai kriminalitas dan tindak pidana. Sedangkan berkurangnya aktualisasi nilai-nilai budaya, ditandai dengan bergesernya pola perilaku masyarakat yang cenderung mengabaikan nilai-nilai kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial, lunturnya budaya saling menghargai dan menghormati, dan renggangnya hubungan kekerabatan, yang dalam falsafah bugis dikenal dengan istilah sipakatau, sipakalebbi, siamasei Identifikasi Permasalahan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan pada tahun 2014 pada prinsipnya telah terlaksana, namun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana digambarkan pada tabel berikut : Tabel 2.34 Identifikasi Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor No Kriteria/Aspek Urusan Penentu Keberhasilan Permasalahan I Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah A Tataran Pengambil Keputusan Ketentraman dan ketertiban umum daerah Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah dan pemerintah serta antar pemerintah daerah dalam rangka pengembangan otonomi daerah Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan pemerintah Efektivitas hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta tindak lanjut pelaksanaan keputusan Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara pemerintah daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang strategis dan relevan untuk daerah Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib Kondisi umum daerah kondusif Masuk dalam agenda RPJMD Masuk dalam agenda RPJMD Ada dalam kesepakatan agenda tahunan Masuk dalam agenda RPJMD Masuk dalam agenda RKPD, Renstra dan Renja Wajib Animo masyarakat dalam konsultasi publik cukup tinggi - Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD - Belum konsistensi pelaksanaan di tingkat SKPD - - RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 163

81 No Kriteria/Aspek Urusan II Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan DAU, DAK, dan bagi hasil Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-sumber pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha, pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD Terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Wajib RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Proses pembahasan disiarkan melalui media massa Permasalahan Wajib - - Wajib - - Wajib - - Wajib Dirumuskan dalam RKPD Wajib Langsung ditangani bupati melalui rapat koordinasi Tingkat capaian SPM Wajib Sudah masuk dalam penetapan kinerja dalam RPJMD Penataan kelembagaan daerah Wajib Perda Pembentukan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah Pengelolaan kepegawaian Wajib Jumlah pegawai daerah sebanyak orang sampai tahun 2012 Perencanaan daerah pembangunan Wajib Proses perencanaan dari musrenbangdes sampai musrenbangkab Pengelolaan keuangan daerah Wajib Proses penyampaian APBD Pengelolaan barang milik daerah Wajib SK Bupati tentang pengangkatan pengelola barang - - Belum konsisten dalam pelaksanaannya Belum ditetapkannya SPM oleh beberapa kementrian lembaga yang menjadi acuan penetapan target SPM untuk tiap urusan - Pendistribusian dan penempatan pegawai belum optimal sesuai kebutuhan Belum optimal pelaksanaannya Proses penyampaian APBD belum tepat waktu SDM yang terbatas kemampuannya Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat Wajib - - Kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah Kesejahteraan masyarakat Wajib TKPK, Pendidikan - Gratis dan Kesehatan Gratis Pelayanan umum Wajib Peraturan SOP - Daya saing daerah Wajib SOP Perizinan - Dari pengujian aspek/kriteria pelaksanaan urusan wajib ditemukan beberapa permasalahan dalam pengioptimalkan pencapaian kinerja pembangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam kerangka implementasi program pembangunan lebih dipengaruhi belum konsistensi pelaksanaan program di tingkat SKPD, belum ditetapkannya SPM oleh beberapa kementrian lembaga yang menjadi acuan penetapan target SPM, pendistribusian dan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 164

82 penempatan pegawai belum optimal sesuai kebutuhan, pproses penyampaian APBD belum tepat waktu, SDM yang terbatas kemampuannya Selain permasalahan pembangunan daerah di atas, permasalahan lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah permasalahan atau isu penting terkait dengan kebijakan nasional/provinsi, dan dinamika lingkungan eksternal lainnya sesuai dengan tabel berikut: Tabel 2.35 Identifikasi Permasalahan Pembangunan dari Kebijakan Nasional/Provinsi dan Lingkungan Eksternal Lainnya No. Tingkat Nasional (RKP) 1 Penanganan banjir dan bencana lainnya 2 Pemenuhan amanatuu 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) Isu Penting dan Masalah Mendesak Tingkat Provinsi (RKPD Prov. Sul Sel) Meningkatkan Produksi dan Kualitas Hasil Produksi Pertan Pembangunan Industri Pengolahan dan Peningkatan Pelayanan Publik Lingkungan Eksternal Lainnya Pemanasan global Maraknya aksi pelanggaran hak asasi manusia 3 Permasalahan perburuhan dalam negeri 4 Penanganan keamanan dalam negeri 5 Stabilitas politik menjelang Pemilu Kesenjangan pendapatan dalam masyarakat 7 Mengurangi Defisit APBN melebihi batas toleransi 3% dengan rencana menaikkan harga BBM Pembangunan Infrastruktur Wilayah & Permukiman untuk Perkuatan Konektifitas Regional dan Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Pendidikan dan Kesehatan Peningkatan kapasitas pengelolaan Lingkungan Hidup Maraknya jaringan sel baru kelompk terorisme Maraknya illegal logging dan ilegal fishing Maraknya human trafficking - Pandemi penyakit baru seperti flu burung - - a. Indikator Kinerja Daerah Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Pembangunan Daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator hasil (outcome) program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD Kabupaten Soppeng (2015) dapat dicapai. Indikator kinerja daerah dimaksud secara terstruktur dibagi atas tiga aspek, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 165

83 Indikator Kinerja Aspek Kesejahteraan Masyarakat Indikator kinerja pada aspek kesejahteraan masyarakat terdiri atas pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, tingkat inflasi, pendapatan per kapita, jumlah dan persentase penduduk miskin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta dimensi-dimensi pembentuknya, persentase RT yang menikmati listrik, dan pendapatan/ daya beli masyarakat Tabel 2.36 Target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Soppeng Tahun 2015 Target URAIAN 2015 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,50 Jumlah Penduduk (jiwa) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,80 Tingkat Inflasi (%) 5,0 PDRB Perkapita (Rp) Persentase Penduduk Miskin (%) 8,00 Indeks Pembangunan Manusia 77,53 Angka Harapan Hidup (Tahun) 72,34 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,07 Angka Melek Huruf (%) 90,94 Persentase RT yang Menikmati Listrik 95,97 Pendapatan/Daya Beli Masyarakat (Rp) ,72 Indikator Kinerja Aspek Pelayanan Umum Indikator kinerja pada aspek pelayanan umum terdiri atas sektor pembangunan yang menjadi urusan wajib dan urusan pilihan pemerintah daerah. Urusan wajib dimaksud terdiri atas sektor pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan dan Ketahanan Pangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, perpustakaan, serta komunikasi dan informatika. Sedangkan urusan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 166

84 pilihan terdiri atas pertanian, kehutanan, kepariwisataan, energi dan sumber daya mineral, perikanan, perdagangan, perindustrian dan transmigrasi. Tabel 2.37 Target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Pelayanan Umum Kabupaten Soppeng, Tahun 2015 Urusan Wajib Pendidikan Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) URAIAN 2015 APK Pendidkan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 97.00% Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/Paket B 75.00% Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B 95.00% Ratio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 219 Rasio sekolah terhadap murid 204 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0.28% Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0.50% Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99% Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 99% Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 97% Pendidikan Lanjutan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 71,47% Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C 70.00% Ratio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 98 Ratio Sekolah terhadap murid 108 Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf 100% Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK.MA 1% Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 99% Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 90% Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% Cakupan pelayanan ibu nifas 90% Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 80% Cakupan kunjungan bayi 90% Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% Cakupan pelayanan anak Balita 90% Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100% Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100% Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% Cakupan peserta KB aktif 100 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit : a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 thn *> 1 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 167

85 b. Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani c. Penemuan pasien Baru TBC BTA positif d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan penderita diare RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) 100% 100% 100% 100% Rasio Posyandu persatuan balita 60 Cakupan pelayanan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin 100% Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100% Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% Cakupan Desa Siaga Aktif 80% Cakupan puskesmas Cakupan pembantu puskesmas 62.86% Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk 6 Rasio Rumah Sakit Per penduduk 0,01 Rasio Dokter per satuan penduduk 40 Pelayanan Gawat Darurat (GD) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100% Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota) 24 jam Pemberi pelayanan GD yang bersertifikat yang masih berlaku 100% BLS/PPGD/GELS/ALS Ketersediaan tim penanggulangan bencana 1 Tim Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD 5 Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat 90% Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka 100% Pelayanan Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 100% Waktu tunggu di Rawat Jalan 60 menit Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan 90 % Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi 100% DOTS Pelayanan Rawat Inap Pemberi pelayanan rawat inap 100% Dokter penanggung jawab pasien rawat inap 100% Jam visite dokter spesialis 100% Kejadian infeksi pasca operasi 1,5 % Angka kejadian infeksi nosokomial 1,5 % Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ 100% kematian Kejadian pulang paksa 1,5 % Kepuasan Pelanggan Rawat Inap 90 % Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi 100% DOTS Bedah Sentral Waktu tunggu operasi elektif 2 hari Kejadian kematian dimeja operasi 1 % Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 100% Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100% Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100% Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh 100% pasien setelah operasi Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah 6 % penempatan endotracheal tube Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 168

86 Ibu dan Anak Pemberi pelayanan persalinan normal 100% Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 100% Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr 100% Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria 100 % Keluarga Berencana Mantap 100% Konseling KB Mantap 100% Kepuasan Pelanggan 80% Pelayanan Intensif Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan 3 % kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif 100% Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 3 jam Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan 100% Kejadian kegagalan pelayanan rontgen 2 % Kepuasan pelanggan 80 % Laboratorium Patologi Klinik Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 140 menit Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium 100% Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan 100% laboratorium Kepuasan Pelanggan 80 % Rehabilitasi Medik Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang 50% direncanakan. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik 100% Kepuasan Pelanggan 80 % Farmasi Waktu tunggu pelayanan obat jadi 30% Waktu tunggu pelayanan obat racikan 60% Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100% Kepuasaan Pelanggan 80 % Penulisan resep sesuai formularium 100% Gizi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 90 % Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien 20 % Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet 100% Transfusi Darah Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse 100% Kejadian reaksi transfuse 0,01% Pelayanan Gakin Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada 100% setiap unit pelayanan Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai 100% pelayanan Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi 100% yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan 10 menit Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap 15 menit Pengolahan Limbah Baku mutu limbah cair 100% Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan 100% Administrasi dan Manajemen Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi 100% Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja 100% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 169

87 Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat 100% Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala 100% Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun 60 % Cost Recovery 40 % Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100% Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien 2 jam rawat inap Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan 100% waktu Ambulance /Kereta Jenazah Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah 24 jam Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di 100% rumah sakit Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah 2 jam Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 2 jam Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100% Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi 100% tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Pelayanan Laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang 100% Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 100% Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih 75% Koordinasi APD 75% Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah 75% sakit Pekerjaan Umum Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 57.50% Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam) Km Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m) 0.001% Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar 1.57% Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat 46.88% Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota 1 unit Luas irigasi Kab. Dlm kondisi baik 37,48% Perumahan RT pengguna air bersih 75.00% RT ber Sanitasi 85% Lingkungan Permukiman Kumuh 0.00% Rumah layak huni 80% Penataan Ruang Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB 500 Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan 10.07% Perencanaan Pembangunan Kesesuaian Prioritas Pembangunan 100% Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah 100% Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Ada Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA Ada Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 100% Perhubungan Angkutan darat 6.00% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 170

88 Kepemilikan KIR angkutan umum 91% Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR) 24 Menit - MPU Biaya pengujian kelayakan angkutan umum Barang Lingkungan Hidup Persentase Penanganan sampah 13.95% Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal 100% Status Mutu Air 100% Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Penegakan hukum lingkungan 100% Penghijauan Wilayah rawan longsor dan sumber mata air 13% Pertanahan Luas lahan bersertifikat 100% Penyelesaian kasus tanah negara 100% Penyelesaian izin lokasi 100% Kependudukan dan catatan sipil Kepemilikan KTP 95% Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk 950 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Tidak Ada Penerapan KTP nasional berbasis NIK Telah diterapkan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 10.30% Partisipasi perempuan di lembaga swasta 59.80% Rasio KDRT 0.001% Partisipasi angkatan kerja perempuan 89.00% KB dan KS Rata-rata jumlah anak per keluarga 2.88 Rasio akseptor KB 750 Prevelensi peserta KB aktif 75.00% Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I 19,30% Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi 6 bh PMKS yang memperoleh bantuan sosial 5.5% Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 5.5% Ketenagakerjaan Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 71.69% Pencari kerja yang ditempatkan 780 org Keselamatan dan perlindungan 12 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah 1 Koperasi dan UKM Persentase Koperasi yang aktif 98.00% Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 2.15% Usaha mikro dan kecil 65% Penanaman Modal Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi 20% Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya 10 kali Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 9 buah Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 100% Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda 12 Jumlah organisasi olahraga 20 Jumlah kegiatan kepemudaan 5 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 171

89 Jumlah kegiatan olahraga 5 Lapangan olahraga 112 Kesbang dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan politik daerah 2 keg Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 2 keg Rasio jumlah Pol.PP per penduduk 20 Persentase linmas per penduduk 18.76% Rasio pos Siskamling per jumlah Desa/Kelurahan 5.56 Penegakan Perda 24 kali Cakupan Patroli petugas Satpol PP 8 kec Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupaten 100% Jumlah Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten 27 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kebakaran kabupaten 8 kec Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 55 menit Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian Keberadaan Perda/Perbup tentang Konsultasi publik Ada Sistem Informasi Manajemen Pemda 3 bh Indeks kepuasan layanan masyarakat Ada persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti; 80% Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah WTP Waktu penetapan APBD Tepat Waktu Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan PP 58 Tahun 2005 Ada Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006 Tepat Waktu Belanja untuk pelayanan dasar 52.85% Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan 34.98% Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncanakan 100% Belanja Publik terhadap DAU 70.78% Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dlm APBD (realisasi) 5.00% Rasio SILPA terhadap total pendapatan 2.00% Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja 100% Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD 100% Perda atas inisiatif DPRD 1 Ranperda yang disetujui DPRD 100% Rasio jabatan yang terisi 100 Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah Ada Ketahanan Pangan Regulasi ketahanan pangan 5 Rata-rata Ketersediaan pangan utama (Ton) 204,391 Ketersediaan dan Cadangan Pangan Ketersediaan Energi dan Protein per Kapita 90 Penguatan Cadangan Pangan 60 Distribusi dan Akses Pangan Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah 90 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 90 Penganekaragaman dan Keamanan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan 80 Penanganan Kerawanan Pangan Penanganan Daerah Rawan Pangan 60 Pemberdayaan masyarakat dan Desa Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) 17 D/K RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 172

90 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 14 D/K LPM Berprestasi 3 bh PKK aktif 100% Posyandu aktif 95% Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat 75% Statistik Buku Kabupaten dalam angka Ada Buku PDRB Kabupaten Ada Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku 2.2% Peningkatan SDM Pengelola kearsipan 1 Keg Komunikasi dan Informatika Jumlah surat kabar nasional/lokal 30 bh Jumlah penyiaran radio/ TV lokal 4 bh Wibesite milik pemerintah daerah Ada Pameran/ekspo 6 kali Perpustakaan Jumlah Perpustakaan 1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 0,08% Pengunjung perpustakaan per tahun 0,010% Fokus Layanan Urusan Pilihan Pertanian Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Padi (GKG) Jagung (Pipilan Kering) Kedele (Pipilan Kering) K. Tanah (Biji Kering) K. Hijau (Biji Kering) Ubi Kayu (Umbi Basah) Ubi Jalar (Umbi Basah) 65,91 kw/ha 60,45 kw/ha 31,41 kw/ha 23,89 kw/ha 16,72 kw/ha 108,02 kw/ha 79,92 kw/ha Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB 49,81% Cakupan bina kelompok tani 100% Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 4,09% Kerusakan Kawasan Hutan 7,00% Kontribusi sector kehutanan terhadap PDRB 0.19% Energi dan SDM Pertambangan tanpa izin 94% Kontribusi pertambangan terhadap PDRB 0,59% Pariwisata Kunjungan wisata orang Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata 0,96 Kontribusi sector pariwisata terhadap PDRB 1,70% Perikanan Produksi perikanan 5.00 Ton Konsumsi ikan Ton Cakupan bina kelompok nelayan 25 klp Produksi perikanan kelompok nelayan Ton Perdagangan Kontribusi sector perdagangan terhadap PDRB 12,74% Cakupan bina kelompok pedagang/ usaha informasi 16.56% Perindustrian Kontribusi sector industri terhadap PDRB 7.54% Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri 0.52% Pertumbuhan industry 4,01% Cakupan bina kelompok pengrajin 4.03% Transmigrasi Transmigran 0% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 173

91 Indikator Kinerja Aspek Daya Saing Daerah Indikator kinerja pada aspek daya saing dari terdiri atas kemampuan ekonomi daerah, pengeluaran per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, proporsi panjang jalan dalam kondisi baik, luas wilayah produktif, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah perkotaan, luas persawahan beririgasi teknis, kapasitas air bersih, angka kriminalitas, jumlah demonstrasi. Jumlah persetujuan investasi dll. Tabel 2.38 Indikator Kinerja Utama (IKU) Aspek Daya Saing Daerah Kabupaten Soppeng dan Target Tahun 2015 URAIAN 2015 Pengeluaran per kapita per bulan (Rp) Pengeluaran Konsumsi non pangan per kapita (%) Nilai tukar petani (%) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 57.50% Luas Wilayah Produktif (Ha) ,54 Luas Wilayah Kebanjiran (Ha) 28 Luas Wilayah Perkotaan (Ha) Luas Persawahan Beririgasi Teknis (Ha) Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM 453 Ltr/Detik Angka kriminalitas per penduduk 13,68 Jumlah demonstrasi 2 kali Jumlah persetujuan investasi Keberadaan E-procurement Sumber : RPJM Kab. Soppeng Ada b. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran pencapaian kinerja sasaran maupun kinerja kegiatan terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2014 yang membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 52 indikator. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 174

92 Tabel 2.39 Evaluasi Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2014 Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 1 Pertumbuhan Ekonomi % Jumlah Penduduk Jiwa 226, , Tingkat Pengangguran Terbuka % Tingkat Inflasi % PDRB Perkapita Rp 24,360,768 17,555, Angka Harapan Hidup Tahun Rata-Rata Lama Sekolah Tahun Persentase RT yang Menikmati Listrik % Pendapatan/Daya Beli Masyarakat Rp 652, , Pengeluaran per kapita per bulan Rp 1,325, , Nilai tukar petani % Pengeluaran Konsumsi Non Pangan % Luas Wilayah Produktif Ha 85, , Luas Wilayah Kebanjiran Ha Luas Persawahan Beririgasi Teknis Ha Kapasitas air bersih yang disalurkan PDAM Ltr/Detik Keberadaan E- procurement Ada Ada Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar: 18 -Padi Kw/Ha Jagung Kw/Ha Kedelai Kw/Ha Kacang Tanah Kw/Ha Kacang Hijau Kw/Ha Ubi Kayu Kw/Ha Ubi jalar Kw/Ha Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % Cakupan bina % kelompok tani Populasi Ternak Sapi ekor 32,745 36, Populasi Ternak Kambing ekor 14,250 19, Populasi Ternak Unggas ekor 1,070,150 1,394, Produksi Daging Ternak Besar ekor 769, , Jumlah Produksi Ton Perikanan 4,500 3, Jumlah komsumsi ikan Ton 7,350 6, Cakupan Bina Kelompok Nelayan Klp RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 175

93 34 Produksi Perikanan Ton Kelompok Nelayan 3,108 3, Kontribusi Sektor % perdagangan terhadap PDRB Cakupan bina % kelompok pedagang/usaha informasi Kontribusi Sektor % industri terhadap PDRB 38 Kontribusi industri % rumah tangga terhadap PDRB sektor industri 39 Pertumbuhan Industri % Cakupan bina % kelompok pengrajin Persentase koperasi % yang aktif Jumlah UKM non % BPR/LKM UKM Usaha Mikro dan Kecil % Kunjungan wisata orang 294, , Persentase pertumbuhan kunjungan wisata % Kontribusi sektor % Pariwisata terhadap PDRB 47 Angka Sengketa pengusaha-pekerja pertahun 48 Tingkat partisipasi % angkatan kerja Pencari kerja yang Orang ditempatkan Keselamatan dan Perlindungan Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah 52 Transmigran % Menurunnya Angka Penduduk Miskin Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya menurunnya angka penduduk miskin. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 29 indikator. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 176

94 Tabel 2.40 Pencapaian Sasaran II Menurunnya Angka Penduduk Miskin Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2014 Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 2, Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya di bawah usia 20 tahun % 3, Rasio akseptor KB % Prevelensi peserta KB aktif % 75,0 5. Keluarga pra sejahtera & keluarga % 19,4 sejahtera 1 6. Cakupan Anggota BKB ber-kb % Cakupan Anggota UPPKS ber-kb % Rasio PLKB/PKB % Rasio PPKBD % Persentase Penduduk Miskin % 8,39 9, Persentase partisipasi perempuan di % 10,28 lembaga pemerintah Partisipasi perempuan di lembaga % 59,75 swasta Rasio KDRT % 0, Partisipasi angkatan kerja perempuan % 88, Rata-Rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Desa/K el Rata-Rata jumlah kelompok binaan Desa/K PKK el LPM Berprestasi Desa/K el PKK Aktif % Posyandu Aktif % Swadaya Masyarakat terhadap % Program Pemberdayaan Masyarakat 21. Regulasi Ketahanan Pangan buah Rata-rata Ketersediaan Pangan ton Utama 23. Ketersediaan Energi dan Protein per % Kapita 24. Penguatan Cadangan Pangan % 25. Ketersediaan Informasi Pasokan, harga dan akses pangan di Daerah % , Stabilitas Harga dan Pasokan % Pangan 27. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan % Penanganan daerah Rawan Pangan % RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 177

95 3. Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 4 indikator. Tabel 2.41 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3 Terpenuhinya Hak-Hak Dasar Masyarakat Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan Capaian Tahun 2014 Kinerja Thn Target Realisasi 2014 (%) 1. RT Bersanitasi % RT pengguna air bersih % Lingkungan Pemukiman Kumuh % Rumah layak huni % Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya Indeks pembangunan manusia (IPM). Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 140 indikator. Tabel 2.42 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4 Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD ) Target Tahun 2014 Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 1 APK Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) Pendidikan Dasar 2 Angka Partisipasi Murni (APM ) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM ) SMP/Mts/ paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/ MTs/Paket B Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Angka Putus Sekolah (APS) SMP/Mts Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/Mts Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/Mts Angka Melanjutkan dari SMP/Mts ke SMA / SMK/MA Pendidikan Lanjutan 13 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 178

96 14 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C Ratio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah Rasio sekolah terhadap murid Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf Angka Putus Sekolah ( APS ) SMA/SMK/MA Angka Kelulusan ( AL ) SMA/SMK/MA Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV ke atas Pelayanan Kesehatan Dasar Cakupan kunjungan ibu hamil K Cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 24 Cakupan pelayanan ibu nifas Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak Balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan Peserta KB Aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per * penduduk < 15 thn 34 Penemuan pasien TBC BTA positif Penemuan penderita Pneumonia balita ditangani 36 Penderita DBD yang ditangani Penemuan penderita diare Rasio Posyandu persatuan balita Cakupan Pelayan dasar kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan Kesehatan Rujukan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam 43 Cakupan Desa Siaga Aktif Cakupan Puskesmas Cakupan pembantu puskesmas Rasio puskesmas, poliklinik, pustu persatuan penduduk 47 Rasio Rumah Sakit Per penduduk Rasio Dokter per satuan penduduk RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 179

97 Pelayanan Gawat Darurat (GD) 49 Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Jam buka pelayanan GD (Kab / Kota) Ketersediaan tim penanggulangan bencana Waktu tanggap pelayanan Dokter di GD Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka Pelayanan Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 56 Waktu tunggu di Rawat Jalan Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Pelayanan Rawat Inap Pemberi pelayanan rawat inap Dokter penanggung jawab pasien rawat inap Jam visite dokter spesialis Kejadian infeksi pasca operasi 1, Angka kejadian infeksi nosokomial 1, Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian 65 Kejadian pulang paksa 1, Kepuasan Pelanggan Rawat Inap Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Bedah Sentral 68 Waktu tunggu operasi elektif Kejadian kematian dimeja operasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube Persalinan dan Perinatologi (Kecuali RS khusus di luar Rumah Sakit Ibu dan Anak 75 Pemberi pelayanan persalinan normal Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria Keluarga Berencana Mantap Konseling KB Mantap Kepuasan Pelanggan Pelayanan Intensif 82 Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam Pemberi pelayanan unit intensif Radiologi 84 Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 180

98 85 Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan Kejadian kegagalan pelayanan rontgen Kepuasan pelanggan Laboratorium Patologi Klinik 88 Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium Kepuasan Pelanggan Rehabilitasi Medik 92 Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik Kepuasan Pelanggan Farmasi 95 Waktu tunggu pelayanan obat jadi Waktu tunggu pelayanan obat racikan Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat Kepuasaan Pelanggan Penulisan resep sesuai formularium Gizi 100 Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 101 Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet Transfusi Darah 103 Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse Kejadian reaksi transfuse 0, Pelayanan Gakin 105 Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Rekam Medik 106 Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan 107 Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas 108 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan 109 Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap Pengolahan Limbah Baku mutu limbah cair Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan Administrasi dan Manajemen 112 Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun Cost Recovery RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 181

99 118 Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 119 Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap 120 Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu Ambulance /Kereta Jenazah RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit Pemulasaran Jenazah Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 124 Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Pelayanan Laundry Tidak adanya kejadian linen yang hilang Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih Koordinasi APD Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit 132 Indeks Pembangunan Manusia , Angka Harapan Hidup ,93 99, Rata-Rata Lama Sekolah ,37 93, Angka Melek Huruf (%) , Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga Lapangan olahraga Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya sarana dan prasarana wilayah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 16 indikator.. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 182

100 Tabel 2.43 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5 Membaiknya Sarana dan Prasarana Wilayah Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan Target Tahun 2014 Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik % Panjang jalan kabupaten dlm kondisi baik (>40Km/Jam) 3 Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ Saluran pembangunan air (minimal 1,5 m) 4 Sempadan jalan yang dipakai bangunan liar % 5 Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat 6 Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota KM 511, , % % unit Luas irigasi Kab. Dalam kondisi baik % Angkutan darat % Kepemilikan KIR angkutan umum % Lama pngujian kelayakan angkutan umum (KIR) Menit Biaya pengujian kelayakan angkutan umum -MPU 50,000 50, Barang 60,000 60, Jumlah surat kabar nasional/lokal Buah Jumlah penyiaran radio/ TV lokal Buah Wibesite milik pemerintah daerah Ada Ada Ada Pameran/ekspo Kali Luas Wilayah perkotaan Ha Meningkatnya Investasi Swasta No. Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya investasi swasta. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Indikator Kinerja 1 Kenaikan/Penurunan Nilai Investasi Tabel 2.44 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya Investasi Swasta Tahun 2014 Tahun 2014 Capaian Satuan Kinerja Target Realisasi Thn 2014 (%) % Jumlah persetujuan investasi Ijin 1,726 2, RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 183

101 7. Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 17 indikator. Tabel 2.45 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7 Membaiknya Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan 1. Persentase Penanganan sampah % Target Tahun 2014 Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) Cakupan pengawasan terhadap % pelaksanaan amdal 3. Status Mutu Air % Tempat pembuangan sampah (TPS) M per satuan penduduk 5. Penegakan Hukum Lingkungan % Penghijauan Wilayah rawan longsor % dan sumber mata air 7. Luas Wilayah Kebanjiran Ha Pertambangan tanpa izin % Kontribusi pertambangan terhadap % PDRB 10. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis % Kerusakan Kawasan Hutan % Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Rasio RTH per satuan luas wilayah per HPL/HGB % Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan % Luas lahan bersertifikat % Penyelesaian kasus tanah negara % Penyelesaian izin lokasi % Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya terselenggaran pemerintah daerah dan pelayanan publik yang lebih baik. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 37 indikator. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 184

102 Tabel 2.46 Evaluasi Pencapaian Sasaran 8 Terselenggaranya Pemerintahan Daerah dan Pelayanan Publik yang Lebih Baik Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014 Target Realisasi Capaian Kinerja Thn 2014 (%) 1 Kesesuaian Prioritas Pembangunan % Urusan Wajib yang diselenggarakan daerah % Dokumen RPJP yg ditetapkan dgn PERDA Ada Ada Dokumen RPJM yg ditetapkan dgn Ada Ada PERDA/PERKADA 5 Dokumen RKPD yg ditetapkan dgn PERKADA Ada Ada Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD % Kepemilikan KTP % Rasio bayi berakta kelahiran per 1000 penduduk Tidak Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Tidak Ada Ada Telah Telah Penerapan KTP nasional berbasis NIK diterapk diterapkan an Buku Kabupaten dalam angka Ada Ada Buku PDRB Kabupaten Ada Ada Pengelolaan arsip secara baku % Peningkatan SDM Pengelola kearsipan % Tidak Keberadaan Perda/Perbup tentang Konsultasi publik Ada Ada Sistem Informasi Manajemen Pemda Tidak Indeks kepuasan layanan masyarakat Ada Ada Persentase rekomendasi atas temuan hasil pengawasan yang ditindak lanjuti; % Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah WTP WDP 70, Tepat Waktu penetapan APBD Waktu Tepat 100,00 21 Keberadaan PERDA tentang Pengelolaan - Keuangan Daerah berdasarkan PP 58 Tahun 2005 Ada Ada 100,00 22 Ketepatan penyampaian Laporan Keuangan dan - Tepat Tepat Laporan Kinerja berdasarkan PP 8/2006 Waktu Waktu 100,00 23 Belanja untuk pelayanan dasar % Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan % Dana perimbangan yang terserap dibanding yang % direncanakan 26 Belanja Publik terhadap DAU % Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan % dalam APBD (realisasi) 28 Rasio SILPA terhadap total pendapatan %bh Rasio realisasi belanja terhadap anggaran % belanja 30 Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD % Perda atas inisiatif DPRD Ranperda yang disetujui DPRD % Rasio jabatan yang terisi % Ada tidaknya Sistem Informasi Kepegawaian Daerah Ada Ada Jumlah Perpustakaan bh Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah % Pengunjung perpustakaan per tahun % RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 185

103 9. Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 2 indikator. Tabel 2.47 Evaluasi Pencapaian Sasaran 9 Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Satuan 1 Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah berupa laporan keuangan pemerintah daerah dalam bentuk neraca, laporan aliran kas 2 Laporan perhitungan anggaran secara tepat waktu Tahun 2014 Capaian Target Realisasi Kinerja Thn 2014 (%) Ada Ada 100 tepat tepat Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan Pemerintah Kabupaten Soppeng telah melaksanakan berbagai upaya meningkatnya jualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Jumlah indikator untuk menggambarkan capaian kinerja sasaran ini sebanyak 19 indikator. No. Tabel 2.48 Evaluasi Pencapaian Sasaran 10 Membaiknya Kehidupan Sosial dan Meningkatnya Aktivitas Keagamaan Tahun 2014 Indikator Kinerja Satuan Tahun 2014 Capaian Kinerja Thn Target Realisasi 2014 (%) 1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti bh jompo, dan panti rehabilitasi 2 PMKS yang memperoleh bantuan sosial % Penanganan penyandang masalah % kesejahteraan sosial Penyelenggaraan festival seni dan Kali budaya Sarana penyelenggaraan seni dan Bh budaya Benda, Situs dan kawasan cagar budaya % yang dilestarikan Kegiatan pembinaan politik daerah Keg Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 9 Rasio jumlah Pol.PP per penduduk Keg % RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 186

104 10 Persentase linmas per penduduk % Rasio pos Siskamling per jumlah % Desa/Kelurahan 12 Penegakan Perda Kali Cakupan Patroli petugas Satpol PP Kec Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 % (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di kabupaten 15 Jumlah petugas perlindungan Org masyarakat (Linmas) di Kabupaten Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kec Kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time menit rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 18 Angka kriminalitas Jumlah Demonstran kali RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 II - 187

105 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Rancangan kerangka ekonomi daerah ini akan menjadi pedoman dan arah aktivitas pembangunan ekonomi oleh lintas pelaku (stakeholder) untuk mengantar Kabupaten Soppeng pada kondisi ekonomi yang diharapkan dengan mengembangkan dan memantapkan ketahanan ekonomi daerah. Adapun Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, diuraikan sebagai berikut : 3.1. Arah Kebijakan ekonomi Daerah Arah kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah serta isu strategis daerah sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun Tahap pembangunan Tahun 2016 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya ha-hal berikut: a) Peningkatan akses pelayanan dasar b) Peningkatan perkonomian daerah c) Peningkatan infrastruktur dan kualitas lingkungan hidup d) Tata kelola pemerintahan Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 Perkembangan ekonomi makro di Kabupaten Soppeng sampai dengan tahun 2015 secara umum menunjukkan kondisi yang cukup baik walaupun dalam perjalanannya tidak lepas dari pengaruh pasang surut perekonomian nasional dan global sebagai satu sistem perekonomian yang mengalami fluktuasi. Stabilitas ekonomi makro sebagaimana dimaksud nampak dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Soppeng tahun tahun 2014 sebesar 1.507,686,50 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar 1,507,686,500 - dibandingkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1,401, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya Rp ,050,630,-. Sedangkan berdasarkan atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten Soppeng Tahun 2011 mencapai Rp ,- atau meningkat dibandingkan tahun 2010 dengan nilai Rp ,-. Sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 3,690,683,870,- dan pada tahun 2014 terus mengalami peningkatan sebesar 4,254,982, RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 1

106 Memperhatikan struktur ekonomi Kabupaten Soppeng sebagaimana struktur PDRB sebagai pendukung ekonomi Kabupaten Soppeng tahun yang semakin tersebar meskipun masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar sekitar 36,55 persen disusul sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen dan yang terkecil adalah sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,51 persen. Hal tersebut sebagaimana nampak dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Distribusi Persentase PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Soppeng Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Tahun No Lapangan Usaha Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013* (Rp) Tahun 2014** (Rp) 1 Pertanian 39,45 38,26 36,55 2 Industri pengolahan 6,23 6,24 6,68 3 Perdagangan, hotel dan restauran 13,38 14,14 14,63 4 Jasa-jasa 22,65 22,65 21,96 5 Lain-Lainnya 18,29 18,71 20,19 PDRB Sumber : BPS Kabupaten Soppeng 2014 Tabel tersebut memperlihatkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat sebagian besar berkecimpung dalam bidang pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, pertanian tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan serta perikanan. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kontribusi sektor pertanian semakin menurun walaupun tidak signifikan. Stabilitas pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari tantangan berat tingginya laju inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu secara terus menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu sebelumnya dan berlaku di setiap wilayah. Akibatnya terjadi proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Kondisi ekonomi tahun 2014 akan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal sebagai pendorong tercapainya pertumbuhan di tahun Pemerintah telah menetapkan sasaran pembangunan dengan penekanan pada pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, baik yang ada di pedesaan maupun di perkotaan. Beberapa sektor infrastruktur tersebut diantaranya sektor energi dan ketenagalistrikan, sektor transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan, hingga penyediaan sumber daya air bersih. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 2

107 Guna mendukung pembangunan infrastruktur di berbagai sektor tersebut, pemerintah akan mengupayakan peningkatan dukungan pembiayaan baik dari sisi perbankan, non-perbankan, pasar modal, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, dan belanja modal baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016 Pembangunan ekonomi yang ditandai oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi, secara keseluruhan berdampak pada tumbuhnya perekonomian daerah secara dinamis yang direfleksikan pada peningkatan pendapatan perkapita, terciptanya lapangan kerja dan tumbuhnya usaha mikro, kecil dan menengah dari tahun ke tahun. Struktur ekonomi Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 36,55. Sektor lain yang cukup besar peranannya terhadap perekonomian di Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 masing-masing adalah sektor jasa-jasa sebesar 21,96 persen diikuti sector perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,63 persen. Sedangkan penyumbang terkecil terhadap PDRB Kabupaten Soppeng tahun 201 adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,51 persen. Dari hasil perkembangan PDRB tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng pada tahun 2014 mencapai 8,26 persen dan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 7,85 persen yang mana telah melampaui target. Kegiatan pembangunan ekonomi yang tergambar pada pencapaian indikator makro ekonomi daerah secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja bidang sosial terutama pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan melihat kemajuan kinerja ekonomi yang telah dicapai dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2014, maka tantangan yang dihadapi pada tahun adalah sebagai berikut : 1. Angka kemiskinan Meskipun angka kemiskinan kecenderungannya masih dibawah angka nasional dan provinsi namun penurunannya relatif lambat sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius dan sungguh-sungguh. 2. Kualitas pendidikan belum optimal Hal ini disebabkan antara lain terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan dan tuntutan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan terutama tingkat pendidikan menengah. 3. Derajat kesehatan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 3

108 Ditandai dengan masih terbatasnya ketersediaan tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan. 4. Tuntutan ketersediaan infrastruktur Antara lain dapat dilihat dari usulan masyarakat dan adanya wilayah yang belum memiliki akses jalan dan jembatan yang memadai serta ketersediaan air bersih. Tantangan-tantangan tersebut sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng. Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui penetapan prioritas pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya serta penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya sehingga terjadi sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten Soppeng KERANGKA PENDANAAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pada dasarnya keuangan daerah meliputi komponen pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Dengan demikian, arah kebijakan keuangan daerah akan diuraikan pada masing-masing komponen keuangan tersebut. Secara umum arah kebijakan keuangan daerah tetap mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku saat ini antara lain: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Arah kebijakan keuangan daerah dalam RKPD ini bertujuan antara lain untuk : Menopang proses pembangunan daerah yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi daerah Kabupaten Soppeng. Menjamin ketersediaan pendanaan pelayanan dasar secara memadai bagi kesejahteraan masyarakat. Meminimalkan resiko fiskal sehingga kesinambungan anggaran daerah dapat terjamin. Kesinambungan anggaran dengan merujuk kepada ketentuan yang terkait dengan batas defisit anggaran dan batas pinjaman/utang. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi anggaran serta peningkatan partisipasi masyarakat. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 4

109 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Realisasi dan target pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah tahun terlihat pada Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Realisasi dan Target Pendapatan dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun No Uraian Tahun 2013 (Rp) Tahun 2014* (Rp) Tahun 2015* (Rp) Tahun 2016** (Rp) 1 PENDAPATAN 1.1 Pendapatan Asli Daerah : Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah 1.2 Dana Perimbangan : Dana bagi hasil/bagi hasil bukan pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus 22,350,324, ,376,500, ,669,712, ,510,000, ,794,112, ,144,705, ,062,943, ,805,122, ,276,640, ,986,252, ,684,506, ,131,606, ,710,000, ,830,139, ,690,367, , ,126,996, ,719,300, ,056,188, ,591,100, ,574,862, ,786,895, ,103,331, ,835,721, ,472,197, ,049,244, ,314,280, ,118,645, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah : Hibah Dana Darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya Dana penyesuaian dan otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya 75,153,020, ,830, ,716,366, ,00 13,209,642, ,729,344, ,960, ,919,590, ,803,422, ,326,371, ,242,690, ,722,513, ,949,159, ,571,016, ,722,513, Jumlah Pendapatan Daerah 699,648,050, ,775,964, ,134,600, PENERIMAAN PEMBIAYAAN 2.1 Sisa lebih riil perhitungan anggaran sebelumnya (silpa) 4,962,328, ,452,276,581,00 21,470,114,216, Penerimaan kembali ,488, ,488, investasi dana bergulir 2.3 Penerimaan piutang daerah ,379, ,379, Jumlah Penerimaan 4,962,328, ,452,276,581,00 21,599,982, ,868, Pembiayaan Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan) Berdasarkan tabel diatas dan pertimbangan kemungkinan kebutuhan pendanaan dimasa mendatang, selanjutnya dirumuskan kebijakan yang terkait langsung dengan pos-pos pendapatan daerah dalam APBD. Arah kebijakan pendapatan daerah ditujukan pada peningkatan pendapatan daerah dengan memperhatikan perkembangan perekonomian regional dan nasional yang dapat mempengaruhi sumber penerimaan daerah. a. Pendapatan Asli Daerah Memperhatikan perkembangan keuangan daerah tahun 2014 dan mengingat pendapatan daerah yang berasal dari dana perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat maka penerimaan daerah yang dapat di pacu dan dapat dikendalikan adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seiring dengan meningkatnya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 5

110 kepada daerah guna melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tuntutan peningkatan PAD semakin besar mengingat pelayanan kepada masyarakat selayaknya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kebijakan pendapatan daerah dikhususkan pada upaya pencapaian pertumbuhan PAD sebesar 6,13 persen. Arah kebijakan yang terkait dengan peningkatan pendapatan asli daerah meliputi : Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Penyesuaian tarif baru dengan didasarkan pada tingkat perekonomian masyarakat, diikuti dengan meningkatkan pelayanan, baik dalam pemungutan maupun pengelolaannya. Intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi melalui perbaikan manajemen dengan menggunakan sistem informasi penerimaan daerah yang lebih dapat diandalkan. Sistem informasi diharapkan dapat menyediakan data menyeluruh yang mencakup jumlah dan potensi terhadap data obyek pajak dan retribusi. Peningkatan sistem pemungutan, pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kebocoran pemungutan pajak maupun retribusi daerah. Optimalisasi pemungutan sumber-sumber penerimaan baru yang memiliki potensi yang menguntungkan. Dalam pemungutan obyek baru tersebut diupayakan tidak menghambat kinerja perekonomian yang ada baik di pusat maupun daerah. Untuk itu dalam merencanakan sumber penerimaan baru tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Soppeng akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi agar kebijakan tersebut tidak memiliki dampak yang kontraproduktif terhadap perekonomian masyarakat maupun nasional. Peningkatan pengelolaan BPHTB sebagai pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat. b. Dana Perimbangan Dana perimbangan merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari pemerintah pusat. Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan pada dasarnya merupakan hak pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari revenue sharing policy. Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring meningkatnya tuntutan akuntabilitas kinerja pemerintah maka kebijakan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 6

111 revenue sharing harus transparan, demokratis dan adil. Terhadap dana perimbangan ini maka arah kebijakan yang ditetapkan adalah melakukan analisis perhitungan untuk menilai akurasi perhitungan terhadap formula bagi hasil dan melakukan peran aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat sehingga alokasi yang diterima sesuai dengan kontribusi yang diberikan atau sesuai dengan kebutuhan yang akan direncanakan. c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan daerah yang berasal dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya serta dana penyesuaian dan otonomi khusus. Kebijakan yang ditetapkan untuk pendapatan tersebut adalah aktif bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan guna meningkatkan penerimaan dari sektor pajak yang dikelola oleh pemerintah provinsi Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah yang akan dilakukan oleh Pemerintah daerah minimal yang terkait langsung dengan pengelolaan belanja (belanja langsung maupun belanja tidak langsung) dalam APBD. Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja langsung setiap SKPD. Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan kepada provinsi dan kabupaten/kota/pemerintah desa, serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 7

112 Tabel 3.3 Realisasi dan Target Belanja Daerah Kabupaten Soppeng Tahun No. Uraian Realisasi Tahun 2013 (Rp) Realisasi Tahun 2014 (Rp) Realisasi Tahun 2015 (Rp) Target Tahun 2016 (Rp) A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 424,594,648, ,782,993, ,738,564, Belanja pegawai 400,968,735, ,425,967, ,623,353, Belanja bunga 738,316, Belanja hibah 5,130,000, ,838,662, ,757,799, Belanja bantuan sosial 800,000, ,000, Belanja bagi hasil kepada 264,576, ,101, provinsi/kab/kota/pemerintah desa 6 Belanja bantuan keuangan kepada 16,826,394, ,873,002, ,796,242, provinsi/kab/kota/pemerintah desa. 7 Belanja tidak terduga 235,552, ,017, ,600,000,000, ,00 B BELANJA LANGSUNG 194,948,902, ,446,140, ,996,019, Belanja pegawai 26,481,552, ,097,670, Belanja barang dan jasa 89,543,704, ,861,450, Belanja modal 78,923,645, ,487,019, JUMLAH TOTAL BELANJA 617,033,782, ,040,788, ,734,583, Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan) Berdasarkan uraian dan tabel tersebut diatas maka arah kebijakan belanja pemerintah Kabupaten Soppeng diprioritaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah (urusan wajib dan urusan pilihan) yang sesuai dengan arah kebijakan sebagai berikut : Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat antara lain melalui peningkatan proporsi belanja modal. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengalokasian anggaran, baik untuk belanja langsung maupun belanja tidak langsung misalnya melalui minimalisasi belanja yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat. Meningkatkan proporsi belanja langsung dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Memenuhi proporsi belanja untuk masing-masing urusan pemerintahan sesuai dengan prioritas pembangunan. Peningkatan proporsi belanja yang memihak kepada penduduk miskin (propoor), penciptaan lapangan kerja (pro-job), dan peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 8

113 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah No. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah, pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad pinjaman. Dalam hal ini ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok utang dan penyertaan modal. Arah kebijakan pembiayaan diarahkan pada optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Tabel 3.4 Realisasi dan Target Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Soppeng Tahun Target Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Uraian Tahun 2016 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) PENERIMAAN PEMBIAYAAN 4,962,328, ,452,276, ,599,982, ,868, Sisa lebih perhitungan 4,962,328, ,452,276, anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA) 2 Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 4 Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali investasi ,488, ,488, dana bergulir Penerimaan piutang daerah ,379, ,379, PENGELUARAN 5,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, PEMBIAYAAN 1 Pembayaran pokok utang ,000,000, Pembayaran Utang Pengeluaran pembiayaan lainnya 4 Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah 5,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, Jumlah pengeluaran 5,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, pembiayaan Pembiayaan Neto (37,671,361.00) 18,452,276, ,599,982, (4,870,131,410.00) Sumber : DPPKAD Kabupaten Soppeng (olahan) RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 9

114 3.2.4 Penelaahan Pokok-pokok pikiran DPRD RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Sebagaimana dalam ketentuan Pasal 107 Ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah, menegaskan bahwa, Perumusan rancangan awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk Kabupaten/Kota mencakup, Pokok-Pokok Pikiran DPRD. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dan mengacu pada Tema Musrenbang Penyusunan RKPD Tahun 2016, yaitu Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksebilitas Pelayanan Dasar Dan Penguatan Sendi Perekonoian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif Dan Efisien, maka Pokok-pokok pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ini memuat pandangan dan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai arah prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan program/kegiatan yang bersumber hasil penelaahan Pokok-pokok Pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun sebelumnya yang belum terakomodir dalam RKPD dan APBD Tahun Penelaahan dimaksudkan untuk mengkaji kemungkinan dijadikannya sebagai masukan dalam perumusan program dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan daerah untuk Tahun Selanjutnya, Pokok-pokok Pikiran ini disusun dengan memperhatikan kondisi riil daerah. Berbagai persoalan yang dirangkum melalui kegiatan Alat kelengkapan Dewan dalam hal ini Pimpinan DPRD, Komisi-komisi dan TIM Penerima Aspirasi seperti; kunjungan lapangan, kegiatan reses, dan rapat dengar pendapat bersama mitra kerja, maupun dari rapat dengar pendapat umum atau dengan kelompok masyarakat dan LSM, sehingga Pokok-pokok Pikiran ini diharapkan diakomodir ke dalam MUSRENBANG kabupaten untuk selanjutnya menjadi acuan bagi penyusunan Kebijakan Umum Anggaran yang akan datang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan untuk mencapai suatu kondisi yang ideal, dimana semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi. Perubahan itu dapat terjadi dalam bentuk pengadaan prasarana, penciptaan atau penataan struktur atau pembentukan mentalitas tertentu. Pembangunan juga merupakan suatu proses transformasi dari kondisi aktual yang dirasa kurang kepada kondisi ideal yang diharapkan untuk dipenuhi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kerangka otonomi daerah, Pemerintah Pusat telah memberikan kewenangan yang nyata, luas dan bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengurus, mengatur dan menyelenggarakan urusan pemerintahan. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 10

115 pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat demi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat, sebagai berikut; a. Bidang Sumber Daya Alam dan Infrastruktur - Pembangunan infrastruktur hendaknya dititikberatkan pada peningkatan kondisi jalan dan jembatan, irigasi pendukung pertanian seperti bendungan, waduk dan embung untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah. Khusus untuk jalan lingkar pada obyek wisata alam lejja agar dituntaskan dengan menambah lebar jalan yang ada. - Sebagai salah satu upaya pengurangan angka kemiskinan yang menjadi komitmen daerah dan nasional, maka penyediaan dan pemenuhan sarana air bersih dan sanitasi perdesaan dan perkotaan serta pemugaran Rumah Tinggal Layak Huni agar lebih ditingkatkan. - Pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan memerlukan pembangunan yang integratif, dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah dan konservasi lingkungan hidup melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah dengan mengintegrasikan konsep ramah lingkungan pembangunan serta upaya penanggulangan bencana. dalam setiap kegiatan - PERDA Nomor 8 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Soppeng Tahun perlu ditegakkan, termasuk melakukan upaya dalam mengatasi alih fungsi lahan pertanian dalam mendukung komitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan. - Penangan lahan kritis dan lahan tidur lebih ditingkatkan dengan tanaman produktif, dan meningkatkan sebaran dan proporsi Ruang Terbuka Hijau baik di ibu kota kabupaten maupun di ibukota Kecamatan. - Pengawasan Kegiatan penambangan di sungai ditingkatkan untuk menjaga kerusakan lingkungan, kerusakan fasilitas umum dan ketersediaan air khususunya bagi petani. - Persertifikatan tanah PEMDA dan penyelesaian kasus-kasus hukum terkait dengan asset PEMDA serta pemasangan papan sebagai tanda milik PEMDA. b. Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan - Sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, maka diperlukan peningkatan profesionalisme dan disiplin aparatur serta efisiensi sistem birokrasi, pembangunan atau rehabilitasi gedung kantor kecamatan dan kelurahan termasuk sistem pengawasan dan pertanggungjawaban anggaran yang transparan dan akuntabel. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 11

116 - Peningkatan kesadaran hukum masyarakat melalui kegiatan antara lain; sosialisasi, penyuluhan hukum dan pemasangan papan himbauan terkait pelaksanaan peraturan perundang-undangan termasuk PERDA. - peningkatan kualitas sarana dan prasarana sekolah, kompetensi guru, serta pemberian penghargaan bagi guru dan siswa berprestasi. - peningkatan pelayanan dasar kesehatan masyarakat melalui jamkesmas/jamkesda (BPJS), peningkatan angka harapan hidup, kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan, - Penyelesaian pembangunan RSU AjjapangE termasuk pengadaan fasilitas dan sarana pendukung, sehingga paling lambat pada peringatan hari jadi Soppeng tahun 2017 dapat difungsikan secara maksimal. - Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan disertai dengan keterbukaan informasi publik, untuk memperkuat sistem demokrasi dan meningkatkan kepercayaan pada pemerintah daerah. - Tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusivitas daerah, difokuskan pada optimalisasi peran Pemerintah Daerah dalam peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan peran serta masyarakat dalam setiap pelaksanaan pembangunan, serta pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. - Sebagai upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran, perlu disusun program dan kegiatan prioritas yang mampu mendorong perluasan dan peningkatan kesempatan kerja di perdesaan, peningkatan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, dan peningkatan daya saing usaha produktif sesuai potensi daerah. - Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui revitalisasi program KB dan peningkatan kepesertaan KB Pria, KB Mandiri, dan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). c. Bidang Perekonomian - Pembinaan, pendampingan, pemberdayaan, dan kemudahan dalam mengakses permodalan serta perlindungan kepada pelaku UKM guna meningkatkan daya saing UKM. - Pengembangan obyek Wisata termasuk penyediaan sarana dan prasarana atau fasilitas pada obyek wisata lejja, ompo dan citta yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan masyarakat sekitar. - Pemberdayaan bagi kelompok petani dan nelayan melalui pelatihan, pendampingan, bantuan alat, pupuk dan bibit serta fasilitasi pasca panen RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 12

117 untuk meningkatkan produktivitas sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani dan nelayan. - Mendorong dana desa yang bersumber dari Pemerintah Pusat sebagai akibat adanya Undang-Undang tentang Desa agar dapat digunakan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap sumber daya ekonomi produktif pedesaan, sesuai potensi desa masing-masing. - Perbaikan kondisi fisik dan infrastruktur pasar tradisional untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing pasar tradisional di tengah era global sekaligus memberikan rasa nyaman dan aman bagi pedagang dan konsumen. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 III - 13

118 BAB IV RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 Berdasarkan tema pembangunan nasional pada RKP tahun 2016 adalah "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Pondasi Pembangunan yang Berkualitas " dan tema pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan pada RKPD Tahun 2016 adalah " Akselerasi Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Dalam Upaya Pencapaian Sasaran Tahunan RPJMD Sulawesi Selatan" maka tema pembangunan Kabupaten Soppeng Tahun 2016 adalah : Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksesibilitas Layanan Dasar dan Penguatan Sendi Perekonomian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien RKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2016 disusun mengikuti arah dan kebijakan yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Soppeng (RPJMD) dengan visi TERWUJUDNYA SOPPENG YANG LEBIH MAJU, BERDAYA SAING DAN RELIGIUS serta memperhatikan arah kebijakan pembangunan yang termuat dalam RPJM Provinsi Sulawesi Selatan dengan visi SULAWESI SELATAN SEBAGAI PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN SIMPUL JEJARING AKSELERASI KESEJAHTERAAN PADA TAHUN 2018 serta memperhatikan arah kebijakan Pembangunan Nasional dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun "TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG- ROYONG". Penyusunan prioritas pembangunan ini juga tetap mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional, provinsi dan kondisi umum daerah, termasuk adanya masalah mendesak yang perlu segera diatasi serta tetap memperhatikan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki terutama sumberdaya finansial, serta memperhatikan usulan yang telah dilakukan melalui pembahasan dalam forum Musyawarah Perencanaan Daerah (musrenbang) yang melibatkan berbagai pihak (multi stakeholder) yang kemudian diselaraskan dengan program dari SKPD untuk pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Daerah di atas, maka dirumuskan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Soppeng sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil. Misi ini diarahkan, bukan hanya pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat berupa peningkatan PDRB per kapita dan pengeluaran per kapita, penurunan angka kemiskinan, serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, tetapi juga akan memastikan bahwa peningkatan tersebut berlangsung secara lebih merata dan adil; RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 1

119 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Misi ini difokuskan pada upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan agar sumberdaya manusia, termasuk sumberdaya aparatur Kabupaten Soppeng dapat lebih kreatif, inovatif, kompetitif, dan profesional; 3. Mewujudkan pengelolaan potensi sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Misi ini diorientasikan pada pengelolaan berbagai potensi sumberdaya alam, terutama pertanian dan pertambangan, yang lebih efisien, efektif dan produktif, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya alam dimaksud harus tetap senantiasa mendahulukan kepentingan masyarakat lokal; 4. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana daerah. Misi ini bertumpu pada upaya untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah yang memadai, terutama infrastruktur dasar, menjadi faktor penting untuk menggerakkan perekonomian daerah dan mendorong akselerasi pembangunan daerah pada semua aspek. 5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa. Misi ini mengedepankan upaya mewujudkan praktek pemerintahan daerah yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, terutama pada tiga elemen pokoknya, yaitu akuntabilitas, transparansi, yandan partisipasi. Bersamaan dengan upaya itu, pemerintahan desa akan diperkuat keotonomiannya, mengingat pemerintahan desa merupakan tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat, khususnya dalam menyediakan dan memberikan pelayanan publik; 6. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran dan harmonis. Misi ini mengutamakan upaya mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang saling menghormati, penuh toleransi, hidup berdampingan secara damai, dan terbebas dari konflik. Misi ini menjadi prasyarat dasar bagi berlangsungnya seluruh aktifitas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Soppeng Prioritas Pembangunan Daerah Berangkat dari kondisi pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 disusun dengan tema Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah Melalui Peningkatan Aksesibilitas Layanan Dasar dan Penguatan Sendi Perekonomian Daerah Dengan Dukungan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 2

120 Dengan berbagai langkah dan kebijakan yang dilakukan pada tahun 2014, perekonomian dapat dipulihkan sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai sebesar 8,26 %, lebih tinggi dari sasaran yang telah ditetapkan sebesar 6,94 %. Demikian pula dengan persentase penduduk miskin pada tahun 2013 sebesari 9,43 %. kunci yaitu : Beranjak dari tema diatas, maka tema tersebut memiliki 4 (empat) kalimat 1. Peningkatan Daya Saing Kompetitif Daerah dimaknai sebagai upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas daerah menghadapi persaingan dengan tetap menjaga keunggulan komperatif daerah (comprative advantage) sehingga pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan tetap tejaga secara berkelanjutan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat. 2. Peningkatan Aksesibilitas Layanan Dasar dimaknai sebagai upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan aksesibiltas layanan dasar yaitu layanan kesehatan dan layanan pendidikan serta layanan dasar lainnya yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu memberikan daya saing yang tinggi yang antara lain ditandai dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf, Indeks Daya Beli, melalui pengendalian penduduk, peningkatan taraf pendidikan, dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. 3. Penguatan Sendi Perekonomian Daerah dimaknai sebagai upaya pemerintah daerah dalam melakukan penguatan struktur ekonomi daerah, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara terpadu, serta menumbuh kembangkan ekonomi perdesaan berbasis sektor pertanian. Isu lain yang masih tertinggal dan memerlukan perhatian adalah dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian petani miskin, usaha perikanan baik tangkap maupun budi daya, dan usaha skala mikro lainnya yang menunjang rantai produksi usaha kecil yang menjadi potensi. Selain itu pembangunan infrastruktur yang menghubungkan antar desa juga sangat diperlukan dalam menunjang perekonomian daerah. 4. Birokrasi Yang Efektif dan Efisien dimaknai sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja pembangunan di berbagai bidang, yang ditandai dengan: birokrasi yang efektif dan efisien; meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan pemerintahan; meningkatnya kualitas aparat pemerintah daerah; peningkatan kualitas dan standarisasi kelembagaan pelayanan perizinan; pemantapan penerapan SPM RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 3

121 yang terintegrasi dalam perencanaan dan penganggaran;; serta penguatan kapasitas pengendalian kinerja pelayanan publik, yang meliputi pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pengawasan, termasuk pengawasan oleh masyarakat. Isu lain yang juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah yaitu perlunya menata ulang organisasi dan kelembagaan pemerintah daerah kabupaten Soppeng sehingga lebih efektif dan efisien. Dari Tema dan Pengertian Tema di atas, maka dirumuskan Prioritas Pembangunan Kabupaten Soppeng Tahun 2016 yang diklasifikasikan ke dalam 4 (Empat) prioritas sebagai berikut : 1. Peningkatan Akses Pelayanan Dasar, melalui Peningkatan akses terhadap kesehatan, Peningkatan akses terhadap pendidikan, Pembinaan kepemudaan dan olah raga, Pengembangan kepustakaan, Penguatan Pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, Penguatan Pemberdayaan Perempuan, Optimalisasi penyuluhan Keluarga Berencana, Optimalisasi pelayanan pencatatan sipil, kependudukan, ketenagakerjaan, dan transmigrasi, penanggulangan bencana dan Optimalisasi fungsi polisi pamong praja. 2. Peningkatan Perekonomian Daerah, melalui Intensifikasi dan ekstensifikasi Tanaman Pangan, hortikultura, kehutanan dan Perkebunan, Peternakan dan Perikanan, Penerapan teknologi pertanian, Penguatan kelembagaan petani dan penyuluhan serta Ketahanan pangan, Penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Industri Kecil dan Menengah (IKM), dan Koperasi, Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan (pasar), dan Pengembangan Destinasi Pariwisata dan penguatan kebudayaan 3. Peningkatan Infrastruktur dan Kualitas Lingkungan, melalui Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi, Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, Optimalisasi dan penataan pertambangan rakyat, Pengelolaan dan Konservasi Sungai dan Danau, Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih, Penambahan dan Pemeliharaan Penerangan jalan, pemeliharaan taman, penataan kebersihaan permukiman, Pengendalian perlindungan hutan & konservasi sumberdaya alam, Penataan kawasan Kabupaten. sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi dan 4. Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, melalui Peningkatan SDM dan profesionalisme aparatur, Penataan kelembagaan pemerintahan daerah, Penataaan dan optimalisasi pengelolaan keuangan, Perencanaan pembangunan daerah yang partisipastif dan responsif, Optimalisasi fungsi pengawasan, pelayanan sistem satu atap, penguatan unit layanan pengadaan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 4

122 dan pengadaan secara elektronik, penatapan perda tepat waktu, penguatan jejaring kemitraan antar pemangku kepentingan (good governance). Perumusan tema di atas merupakan hasil dari beberapa kriteria perumusan yaitu: 1. korelasi terhadap pencapaian tema, prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan, pencapaian MDGs, Standar Pelayanan Minimal, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja; 2. Korelasinya terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah yang dituangkan dalam RPJMD; 3. Korelasinya terhadap pengembangan sektor/bidang yang terkait keunggulan kompetitif daerah; dan 4. Korelasinya terhadap isu strategis daerah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam maka ditetapkan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah ke depan sebagai berikut: A. Merevitalisasi Sektor Pertanian Revitalisasi sektor pertanian merupakan upaya untuk menempatkan kembali sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual dalam kerangka pengembangan ekonomi daerah agar dapat tetap memberi kontribusi yang signifikan, terutama bagi penciptaan kesempatan kerja, peningkatan nilai tambah, dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Revitalisasi sektor pertanian diarahkan untuk menggalang komitmen dan kerja sama seluruh stakeholder dan mengubah pola pikir masyarakat bahwa pertanian tidak hanya sekedar urusan bercocok tanam dan menghasilkan komoditas. Namun pertanian memiliki sejumlah fungsi strategis, yaitu selain sebagai sumber kehidupan sebagian besar masyarakat, pemasok sandang dan pangan untuk kelangsungan kehidupan penduduk, juga sebagai pemelihara atau konservasi alam yang berkelanjutan dan keindahan lingkungan untuk dinikmati (agro-wisata) maupun sebagai penghasil energi seperti bio-diesel. Untuk mendorong percepatan revitalisasi di sektor pertanian, maka kebijakan akan diarahkan pada peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas berbagai komoditas unggulan, perluasan sentra-sentra pengembangan komoditas pertanian, peningkatan akses petani terhadap sarana produksi pertanian dan sumber-sumber pembiayaan, peningkatan penerapan teknologi pertanian, pemberdayaan tenaga penyuluh pertanian, penguatan kelembagaan petani dan pembinaan kelompok tani, perbaikan nilai tukar petani (NTP), pengembangan kegiatan pasca-panen, dan peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 5

123 B. Mengembangkan Kegiatan Ekonomi Lokal Pengembangan kegiatan ekonomi lokal dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya aktifitas ekonomi masyarakat yang berbasis pada potensi daerah (komoditas unggulan), sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengembangan komoditas unggulan, industri pengolahan (agro-industri dan agribisnis), UMKM dan koperasi, perdagangan, dan pariwisata merupakan bagian dari upaya pengembangan ekonomi lokal. Kebijakan pembangunan industri pengolahan akan diarahkan pada peningkatan produksi, produktivitas, dan daya saing produk-produk hasil industri, peningkatan pemasaran produk-produk hasil industri, pengembangan sentra-sentra industri pengolahan, serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung. Kebijakan pembangunan UMKM dan Koperasi akan diarahkan pada peningkatan akses UMKM terhadap sumberdaya produktif, khususnya terhadap pemodalan dan teknologi; penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM melalui pembinaan kewirausahaan, penataan organisasi, pengembangan jaringan kemitraan, dan lain-lain; penataan peraturan/regulasi dan perbaikan proses pelayanan perizinan; penyediaan skim-skim pembiayaan alternatif; serta pengembangan kewirausahaan dan sistem pendukung usaha. Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk memenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja/buruh serta saat bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Pembangunan ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja, tetapi juga dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, kebijakan pembangunan ketenagakerjaan mengarah pada pengembangan sumber daya tenaga kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja dan pembinaan hubungan industrial serta pengawasan tenaga kerja. Kebijakan pembangunan trasmigrasi diarahkan untuk mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang seimbang. Kebijakan pembangunan pariwisata akan diarahkan pada pengembangan potensi wisata, terutama wisata alam, budaya, dan sejarah; pengembangan jaringan kerjasama wisata dengan daerah wisata lainnya baik regional maupun nasional; pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata; dan pengembangan SDM di bidang kepariwisataan; serta pengembangan kemitraan dan pemasaran pariwisata. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 6

124 Pembangunan perdagangan diarahkan pada pemetaaan pusat-pusat aktifitas perdagangan; peningkatan efisiensi dan efektifitas sistem pemasaran dan distribusi barang dan jasa antar wilayah; pengembangan pasar-pasar tradisional di daerah-daerah perdesaan; meningkatkan kerjasama perdagangan antar daerah; perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; dan pembinaan pedagang kaki lima dan asongan. C. Mengendalikan Jumlah Penduduk dan Meningkatkan Kualitas Keluarga Kebijakan pembangunan keluarga berencana dan keluarga sejahtera akan diarahkan pada peningkatan keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pelayanan kontrasepsi; pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri dan promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat; pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR, penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS dan pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; dan penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga dan pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU. D. Meningkatkan Kapasitas, Pemberdayaan, Perluasan Kesempatan dan Perlindungan Sosial Penduduk Miskin Untuk meningkatkan taraf hidup kelompok masyarakat marginal dan mengurangi jumlah penduduk miskin maka kebijakan penanggulangan kemiskinan hendaknya dilakukan secara terpadu, terukur, sinergis dan terencana yang dilandasi oleh kemitraan dan keterlibatan berbagai pihak dan dikelola sebagai suatu Gerakan Bersama Penanggulangan Kemiskinan. Oleh karena itu Kebijakan penanggulangan kemiskinan diarahkan pada 1). Program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan sosial seperti pemenuhan hak dasar dan pengurangan beban hidup sementara dengan Skema dalam bentuk bantuan sosial (misalnya, BLT, Raskin, dll.), pembebasan biaya (misalnya, pendidikan dan kesehatan gratis), dan pemberian subsidi (misalnya, pupuk dan sarana produksi lainnya); 2) program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat seperti penguatan kapasitas, keterlibatan/partisipasi, pemanfaatan potensi, keberlanjutan ; 3). Program penanggulangan kemiskinan berbasis penguatan usaha ekonomi mikro dan kecil dengan sasaran penyediaan kemudahan akses dan bantuan permodalan. Upaya semacam ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas penduduk miskin sehingga pada gilirannya mereka mampu melepaskan diri dari jeratan kemiskinan. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 7

125 E. Memperbaiki Kualitas Lingkungan Perumahan dan Pemukiman RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Perumahan dan lingkungan pemukiman yang layak merupakan salah satu hak dasar masyarakat, dan oleh karena itu, pemerintah daerah harus memastikan bahwa dari tahun ke tahun masyarakat menikmati perumahan dan lingkungan pemukiman yang semakin baik dan berkualitas. Untuk itu, kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman ke depan akan diarahkan pada pengembangan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman, peningkatan kualitas sanitasi lingkungan perumahan dan pemukiman, perbaikan perumahan dan pemukiman akibat bencana, peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran, dan penataan areal pemakaman. Untuk mendukung upaya tersebut di atas, perlu dilakukan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang serta pengendalian atas pemanfaatan ruang, pemetaan ruang secara optimal berdasarkan potensi dan daya dukung lahan, dan peningkatan koordinasi dan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan ruang. Bersamaan dengan itu, juga perlu dilakukan penanganan pertanahan daerah melalui pembangunan sistem pendaftaran tanah, penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyelesaian konflik-konflik pertanahan dan pengembangan sistem informasi pertanahan. F. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Pendidikan Kebijakan pembangunan pendidikan akan diarahkan pada upaya peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia dini; pengintensifan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun; peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan menengah, pendidikan formal, pendidikan luar biasa; peningkatan kualitas proses belajar mengajar, tenaga kependidikan dan manajemen pelayanan pendidikan; pengembangan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI); pengembangan kegiatan pendidikan berbasis karakter, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terutama di wilayah-wilayah terpencil; dan pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan. G. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Kesehatan Kebijakan pembangunan kesehatan akan diarahkan pada upaya peningkatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan meliputi peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan keluarga berencana; perbaikan status gizi masyarakat; pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan; peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat dan makanan; pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 8

126 (Jamkesmas dan Jamkesda); pemberdayaan masyarakat promosi kesehatan dan penanggulangan bencana; peningkatan pelayanan kesehatan primer dan sekunder serta didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. H. Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Kebijakan pengelolaan sumberdaya alam akan diarahkan pada pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan, sumberdaya energi, mineral dan air. Sumberdaya ini disamping belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah juga sangat potensial menurunkan kualitas lingkungan hidup jika tidak terkelola dengan baik. Untuk pembangunan kehutanan, kebijakan akan diarahkan pada pemanfaatan secara optimal potensi sumberdaya hutan dengan tetap mengedepankan prinsip kelestarian hutan; pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat terhadap reboisasi dan rehabilitasi hutan serta lahan dan penghijauan di luar kawasan hutan; perlindungan sumberdaya hutan melalui penyadaran kepada masyarakat mengenai dampak pembakaran hutan, pembalakan liar dan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan; penataan kawasan hutan dan pembuatan tata batas untuk menjamin terciptanya kepastian hukum dalam pengelolaan kawasan hutan, baik oleh masyarakat maupun untuk kepentingan industri. Sedangkan untuk pembangunan energi dan sumberdaya mineral, kebijakan akan diarahkan pada pengidentifikasikan potensi-potensi pertambangan, energi dan sumberdaya mineral yang potensial dan berdaya saing; peningkatan produksi dan nilai tambah hasil pertambangan dan sumberdaya mineral; pengelolaan potensi pertambangan, energi, dan energi dan sumberdaya mineral secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan; pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan energi dan sumber daya mineral; dan penertiban kegiatan pertambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan. I. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Pembangunan berkelanjutan mempersyaratkan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Kebijakan pembangunan lingkungan hidup akan diarahkan pada pengendalian pencemaran dan pengrusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; perlindungan dan konservasi sumberdaya alam, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam; peningkatan kualitas dan akses informasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup; peningkatan pengendalian polusi, kebakaran hutan dan pengelolaan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 9

127 RTH; dan penegakan hukum untuk menjamin berkurangnya kerusakan lingkungan hidup. J. Menciptakan Iklim Investasi Daerah yang Lebih Kondusif Penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan prasyarat penting bagi tumbuh-kembangnya kegiatan investasi daerah yang diperlukan untuk menggerakkan perekonomian daerah. Berkembangnya investasi daerah juga menjadi pertanda bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam hal daya tarik dan daya saing wilayah. Untuk mendorong iklim investasi yang lebih kondusif di Kabupaten Soppeng, akan diupayakan penataan peraturan daerah yang menghambat investasi daerah, pemberian kemudahan perijinan usaha dan pemberiaan insentif bagi dunia usaha, penyusunan profil potensi investasi daerah, pemberian jaminan dan kepastian hukum termasuk didalamnya jaminan atas keamanan usaha, peningkatan promosi dan kerjasama investasi, dan perbaikan kualitas, produktivitas, dan iklim ketenagakerjaan. K. Meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Penyebaran Sarana dan Prasarana Wilayah Kebijakan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan akan diarahkan pada pembangunan, pemeliharaan, dan rehabilitasi jalan dan jembatan; pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong; pembangunan, pemeliharaan, dan rehabilitasi turap/talud/brojong; pembangunan sistem informasi dan data-base jalan dan jembatan, dan peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, pembangunan infrastruktur pedesaan, dan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh. Kebijakan pembangunan irigasi dan pengendalian banjir diarahkan pada pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; penyediaan dan pengolahan air baku; pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya; dan pengendalian banjir. Kebijakan pembangunan perhubungan akan diarahkan pada pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan fasilitas perhubungan, peningkatan pelayanan angkutan darat, peningkatan dan pengamanan lalu lintas, dan peningkatan kelayakan pengoperasian kendaraan bermotor. L. Meningkatkan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Publik Tugas pokok pemerintah daerah adalah menyediakan dan memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan publik dimaksud terutama yang terkait dengan administrasi kependudukan, RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 10

128 perijinan, pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, peningkatan kualitas manusia, dan sebagainya. Kebijakan utama yang akan diimplementasikan untuk meningkatkan pelayanan publik, antara lain, penerapan standar pelayanan minimum (SPM) untuk setiap jenis layanan, pengembangan sistem pelayanan satu atap (one stop services), peningkatan kualitas, kapasitas, dan pofesionalitas sumberdaya aparat pemberi layanan, dan perluasan jangkauan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat terutama di wilayah-wilayah terpencil. M. Memperkuat Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa Kebijakan penguatan kelembagaan pemerintahan daerah akan diarahkan pada peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), pemerintahan kecamatan dan pemerintahan desa/kelurahan; peningkatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya aparatur; peningkatan pengelolaan keuangan dan aset daerah; peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah; peningkatan efektifitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah; peningkatan pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); perbaikan tata-kelola pemerintahan daerah; penciptaan lingkungan kerja yang lebih kondusif; peningkatan mekanisme kerja dan koordinasi inter dan antar SKPD; penyebarluasan dan sosialisasi kebijakan dan program pembangunan daerah; dan penguatan kelembagaan pemerintahan dan masyarakat desa. N. Mengembangkan Kebudayaan Lokal Kebijakan pembangunan kebudayaan lokal akan diarahkan pada pengembangan dan pelestarian kebudayaan dan kesenian daerah, penggalian dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal, pengelolaan kekayaan budaya dan kesenian daerah terutama untuk tujuan wisata, pengelolaan keragaman budaya dan kesenian daerah, dan pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya dan kesenian daerah. O. Meningkatkan Kualitas Kesejahteraan Sosial Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial akan diarahkan pada peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial; pelayanan dan rehabilitasi sosial dan pembinaan anak terlantar, pembinaan para penyandang cacat dan trauma; pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya; pemberiaan bantuan sosial kepada pondok pesantren dan panti asuhan; pemberian insentif kepada imam masjid, guru mengaji, Ketua RT, RW, kader posyandu, pengurus LPMD/LPMK; dan pemberian bantuan keuangan kepada RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 11

129 mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir di perguruan tinggi dengan prioritas pada S1 dan S2. P. Mendorong Peningkatan Aktualisasi Nilai-Nilai Agama Meskipun bidang agama bukan merupakan kewenangan pemerintah daerah, namun pemerintah daerah tetap berkewajiban untuk memberi dukungan dan berkontribusi bagi keberlangsungan kehidupan keagamaan di daerah. Dukungan dan kontribusi pemerintah daerah dimaksud dapat dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain, peningkatan toleransi kehidupan antar umat beragama melalui pengembangan budaya dialogis antar pemimpin, tokoh, dan organisasi keagamaan; peningkatan aktualisasi dan pengamalan nilai-nilai agama bagi pemeluknya masing-masing; peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya aktualisasi nilai-nilai agama dan budaya dalam kehidupan sehari-hari melalui proses sosialisasi, baik pada jalur pendidikan formal maupun non-formal; peningkatan peran dan fungsi pemimpin/tokoh agama dan institusi keagamaan dalam rangka pembinaan kehidupan kemasyarakatan; dan peningkatan sarana dan prasarana peribadatan. Sedangkan Prioritas Pembangunan RPJMD dengan program dan target pada tahun 2016 sebagai berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 12

130 Tabel 4.1 Program Prioritas Daerah Tahun 2015 No Program Prioritas Tahun Rencana (RPJMD) Program Prioritas Daerah (RKPD) Program pendidikan anak usia dini (PAUD) Program pendidikan anak usia dini (PAUD) 2 Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 3 Program pendidikan menengah Program pendidikan menengah 4 Program pendidikan non formal Program pendidikan non formal 5 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 6 Program manajemen pelayanan pendidikan Program manajemen pelayanan pendidikan 7 Program obat dan perbekalan kesehatan Program obat dan perbekalan kesehatan 8 Program upaya kesehatan masyarakat Program upaya kesehatan masyarakat 9 Program pengawasan obat dan makanan Program pengawasan obat dan makanan 10 Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 11 Program perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan gizi masyarakat 12 Program pengembangan lingkungan sehat Program pengembangan lingkungan sehat 13 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 14 Program standarisasi pelayanan kesehatan Program standarisasi pelayanan kesehatan 15 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya 16 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarna rumah sakit 17 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit 18 Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 19 Program peningkatan pelayanan Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 20 Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia kesehatan anak balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia 21 Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 22 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 23 Program pembangunan jalan dan jembatan 24 Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 13

131 Program pembangunan turap/talud/bronjong Program pembangunan turap/talud/bronjong 26 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 27 Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong 28 Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan 29 Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan 30 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 31 Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 32 Program pembangunan infrastruktur pedesaan Program pembangunan infrastruktur pedesaan 33 Program pengaturan jasa konstruksi Program pengaturan jasa konstruksi 34 Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya 35 Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau, dan sumber daya air lainnya Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau, dan sumber daya air lainnya 36 Program pengendalian banjir Program pengendalian banjir 37 Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan kesejahteraan petani 38 Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) 39 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 40 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 41 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 42 Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan Program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan 43 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 44 Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan produksi hasil peternakan 45 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 46 Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan pemasaran pariwisata 47 Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata 48 Program kemitraan pengembangan kepariwisataan Program kemitraan pengembangan kepariwisataan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 14

132 No Prioritas Pembangunan Tabel 4.2 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Program 1 Pendidikan Program pendidikan anak usia dini Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun Program Pendidikan menengah Program pendidikan non formal Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program manajemen pelayanan pendidikan 2 Kesehatan Program obat dan perbekalan kesehatan Program upaya kesehatan masyarakat Program pengawasan obat dan makanan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Kinerja Indikator Target SKPD Meningkatnya APK PAUD 55,00% Dinas 55% Pendidikan, Meningkatnya APM 97,00% Pemuda dan SD/MI/paket A >97 % Olahraga Meningkatnya angka 100% kelulusan SD 100% Meningkatnya APK 95% SMP/MTs/paket B >90% Meningkatnya angka 99% melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs>98% Meningkatnya angka 99% kelulusan SMP /MTs 100% Meningkatnya mutu ruang 97,5% kelas SD dalam kondisi baik >95% Meningkatnya mutu ruang 97,53% kelas SMP dalam kondisi baik >95% Meningkatnya APK 70% SMA/SMK/MA 70% APM pend.menengah 71,47% Menurunnya angka putus 1% sekolah 1% Angka buta aksara tuntas 2550 tingkat lanjutan 3350 org Kualifikasi kompetensi 64,30% pendidik meningkat 70% Tersedianya data terbaru setiap tahun Persentase persediaan obat generik berlogo dalam persediaan obat Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan Meningkatnya pengawasan terhadap obat dan makanan Persentase posyandu purnama dan mandiri 100% 89% Dinas Kesehatan dan RSUD 100% Ajjapange 100% 100% 80% 75% Persentase rumah tangga 65% berperilaku hidup bersih dan sehat Persentase desa siaga aktif 80% Program perbaikan gizi masyarakat Persentase balita gizi buruk Prevalensi balita gizi buruk Prevalensi gizi kurang pada anak balita Prevalensi anak-anak dibwh berat badan normal Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif <15 <15 <15 11,5% 80% RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 15

133 No Prioritas Pembangunan Program Program pengembangan lingkungan sehat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program standarisasi pelayanan kesehatan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana rumah sakit Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Kinerja Indikator Target Persentase rumah tangga 67% yang mempunyai akses terhadap air yang layak dikonsumsi Akses rumah tangga 67% terhadap sanitasi dasar Persentase rumah sehat 85% Persentase tempattempat umum sehat 85% Prevalensi HIV/AID dari <0,5% total populasi Angka kejadian dan 0,18% tingkat kematian akibat malaria Angka kejadian malaria 1 Angka kejadian, 224 prevalensi dan tingkat kematian akibat tuberculosis Meningkatnya upayaupaya kesehatan secara 100% optimal dan sesuai standar, baik sarana, tenaga, peralatan Tersedianya sarana dan 85% prasarana yang mendukung upaya kesehatan di puskesmas/puskesmas pembantu & jaringannya Tersedianya sarana 85% prasarana yang mendukung upaya kesehatan di RS Terpeliharanya sarana dan prasarana RS Meningkatnya kemitraan pelayanan kesehatan 100% 80% Proporsi bayi yang 90% mendapatkan imunisasi campak Rasio posyandu per satuan 60% balita Usia harapan hidup 72,19% Terlaksananya pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 100% SKPD 3 Infrastruktur/ Pekerjaan umum Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pembangunan jalan dan jembatan Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 Persentase cakupan pelayanan ibu nifas Panjang jalan yang ditingkatkan Jumlah jembatan yang dibangun 90% 95% 90% 10 km Dinas PU dan Dinas PSDA 1 unit Program pembangunan saluran drainase/goronggorong Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Panjang drainase yang dibangun Jumlah turap/ talud/ bronjong yang dibangun Panjang jalan yang dipelihara secara rutin Panjang jalan yang 1000 m 50 km 10 km RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 16

134 No Prioritas Pembangunan Program Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan Program tanggap darurat jalan dan jembatan Program peningkatan sarana prasarana kebinamargaan Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Program penyediaan dan pengolahan air baku Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh Program pembangunan infrastruktur pedesaan Program pengaturan jasa konstruksi 4 Pertanian Program peningkatan kesejahteraan petani Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian dan perkebunan) Kinerja Indikator dipelihara secara berkala Jumlah jembatan yang dipelihara Jumlah turap/talud/ bronjong yang dipelihara Update data base jalan dan jembatan Panjang jalan yang direhabilitasi akibat bencana Jumlah unit yang dipelihara Persentase luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik Terbangunnya sumursumur air tanah Terbangunnya embung dan bangunan penampung air Persentase perkuatan tebing sungai Dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur yang disusun Panjang jalan lingkungan yan terbangun Jumlah IUJK yang diterbitkan Meningkatnya kemampuan kelembagaan petani Meningkatnya pengetahuan dan wawasan petani/kelompok tani dalam pengelolaan usaha taninya Meningkatnya kinerja lembaga petani Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan dan hortikultura setiap tahun Produksi : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Sayuran Buah-buahan Tanaman hias Target 5 unit 1 unit 1 paket 5 km 31,99% 85% 100% 4,00% 1 dok 750 m 75 lbr SKPD 110 klp Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura petani Dinas Kehutanan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perikanan BP3KP 85 koptan Produktivitas produksi : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Sayuran 65,38 59,15 30,62 23,73 16,44 105,32 79,38 27,73 28,42 14,00 RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 17

135 No Prioritas Pembangunan Program Kinerja Indikator Buah-buahan Tanaman hias Berkembangnya pembenihan komoditi tanaman pangan & hortikultura Berkembangnya penangkar benih Target 60 Ha 40 Ha SKPD Berkembangnya komoditi tanaman pangan & hortikultura 2 komoditas Meningkatnya cara penanganan pasca panen 1 paket Optimalisasi pemanfaatan sarana irigasi dalam mendukung perluasan areal tanam - JITUT - JIDES Meningkatnya luas areal tanam dan panen komoditi tanaman pangan Luas areal tanam : Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar Luas areal panen: Padi Jagung Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Ubi kayu Ubi jalar 5 km 4 km Terolahnya hasil produksi pertanian tanaman pangan 12 klp Terpublikasinya potensi produk komoditi tanaman pangan dan hortikultura 12 bulan Berkembangnya produksi komoditi hortikultura Meningkatnya pengetahuan & keterampilan dlm pengolahan hsl produksi Teradopsinya teknologi pertanian tepat guna Meningkatnya kemampuan pengelolaan manajerial kelompok UPJA Meningkatnya pelayanan dan pemenuhan kebutuhan pupuk untuk petani 8 kec 60 klp 50 org 20 klp 4 kali Tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur pengelolaan lahan dan air Jalan usaha tani Jalan irigasi desa JITUT System (SRI) Optimasi lahan 10 km 200 Ha 450 Ha 5paket 100 Ha 100 H RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 18

136 No Prioritas Pembangunan Program Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Kinerja Indikator Konservasi lahan Cetak sawah baru Pengembangan irigasi partisipatif Embung/darit Reklamasi lahan Sumur air permukaan Sumur tanah dangkal Sumur tanah dalam Sumur resapan Sumur bertekanan Meningkatnya ketersediaan bahan pangan utama Beras Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah Kacang hijau Kedelai Sayur-sayuran Buah-buahan Daging Telur Ikan Gula merah Meningkatnya akses pasar produksi hasil komoditi tanaman pangan & hortikultura Tersedianya pusat penjualan hasil produksi pertanian Meningkatnya pengetahuan & wawasan petani dalam pembudidayaan komoditi tanaman pangan & hortikultura Meningkatnya pelayanan & pengelolaan jaringan irigasi Meningkatnya penerapan teknologi tepat guna yang spesifik lokasi Tersedianya sarana prasarana teknologi pertanian yang tepat guna Hand Traktor Traktor mini Pompa air Hand sprayer Emposan tikus Power tresher Penggilingan jagung Pemipil jagung Box drayer Mesin pemotong rumput Sabit bergerigi Berkembangnya sarana dan prasarana pengolah pupuk organik APPO RPPPO UPPO Target 50 Ha 4 unit 12 Unit 50 Paket 15 Unit 10 Unit 5 Unit 6 Unit 4 Unit ,00 123,13 816,83 264,12 577,02 324, , , ,86 868, , ,32 381,85 5 kali 10 unit 100 org 8 kali 1 paket 31 Unit 3 Unit 20 Unit 15 Unit 10 Unit 13 Unit 3 Unit 10 Unit 3 Unit 10 Unit 100 Unit 5 Unit 3 Unit 2 Unit SKPD Meningkatnya penerapan teknologi budidaya 1 paket RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 19

137 No Prioritas Pembangunan Program Kinerja Indikator pertanian yang berbasis organik Target SKPD Tersedianya hasil produksi pertanian yang organik 60 Ha Pengendalian manajemen pelaksanaan pengawasan di bidang tanaman pangan & hortikultura 100% Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Tersedianya sarana produksi untuk mendukung pengembangan tanaman pangan & hortikultura Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengendalian hama & penyakit tanaman 3 paket 8 kec Tersedianya bibit unggul yang dibutuhkan petani 7 komoditi Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 5 Pariwisata Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan kemitraan Meningkatnya kualitas kinerja penyuluh Menurunnya tingkat kematian anak sapi Menurunnya wabah penyakit ternak Meningkatnya populasi sapi Meningkatnya produksi daging Meningkatnya pemasaran ternak sapi keluar daerah Meningkatnya jumlah kunjungan wisata Meningkatnya kualitas pelayanan dan fasilitas objek wisata Terwujudnya SDM yang profesional di bidang pariwisata 130 org 16% 10 kasus kg 40 ekor org 70% 70% Dinas Pariwisata & Kebudayaan Sumber : RPJMD Kabupaten Soppeng Periode RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 20

138 Tabel 4.3 Singkronisasi Pembangunan Prioritas Propinsi Sulawesi Selatan NO PRIORITAS GUBERNUR SKPD YANG MELAKSANAKAN PROGRAM KEGIATAN Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS. 2 Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan. - DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Program Peningkatan Kesejahteraan petani - Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perkebunan - Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan - Program Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan - BP3KP - Program Peningkatan Kesejahteraan Petani - DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN - Program Pencegahan dan Penanggulanagan Penyakit Ternak - Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan - Program Pengembangan Budidaya Perikanan - Sosialisasi Sistem Kredit/Pembiayaan Usaha Tani Terhadap Kelompok Tani - Penyuluhan dan Bimbingan Pengelolaan Sumber Daya Petani Melalui Bantuan Pemerintah - Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis - Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan - Penanganan Pasca Panen dan pengolahan Hasil Pertanian Usahatani - Pengembangan Diversifikasi Tanaman - Pengembangan Pertanian pada Lahan Kering - Pengembangan Pembenihan/ Pembibitan - Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan - Peningkatan Produksi, Produktivitas dan mutu Produk Pertanian - Pengadaan Sarana dan Prasarana Tek. Pertanian /Perkebunan Tepat Guna - Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan - Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan - Perlindungan Tanaman untuk Peningkatan Pengamanan Produksi Tanaman Pangan - Pemberdayaan Penangkaran Benih Padi/Balai Benih - Pelatihan petani dan pelaku agribisnis - Peningkatan kemampuan lembaga petani - Pendataan masalah peternakan - Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak - Pembibitan dan perawatan ternak - Pengembangan Agribisnis Peternakan - Pengembangan Perikanan (Bibit Ikan Unggul Air Tawar) RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 21

139 - DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN - Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan - Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan - Pengembangan Usaha Mina pedesaan Budidaya dan Pengembangan Pemasaran Hasil Perikananan - Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Perikanan - Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian - Program Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan - Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan 3 Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil 4 Gratis paket modal pengembangan 100 wirausaha pedesaan pada setiap desa 5 Membangun industry baru 24 unit (satu kabupaten satu industri) di seluruh Kab/Kota 6 Membuka 500 ribu lapangan kerja baru - DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN - DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN - SEKRETARIAT DAERAH - DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN - Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan - Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan - Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah - Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM - Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi - Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah - Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan - Pengembangan Tanaman Alternatif Perkebunan - Penyediaan Sarana dan Prasarana Perbenihan Pertanian/Perkebunan - Pengembangan Hutan Tanaman - Koordinasi penyelenggaraan reboisasi dan penghijauan hutan - Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi usaha mikro kecil menengah - Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi Penyelenggaraan Pelatihan - Kewirausahaan - Penyelenggaraan pembinaan industri rumaha tangga, industri kecil dan industri menengah - Penyelenggaraan promosi produk UMKM - Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha - Penyelenggaraan pameran Investasi - Pelatihan Industri Sapu Lidi Berwarna - Pelatihan Teknologi Proses Pembuatan Abon Ikan - Pelatihan industri kripik pisang 7 Gratis Paket peningkatan kualitas Rumah Rakyat Miskin - DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA - DINAS PEKERJAAN UMUM - Program Peningkatan Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda - Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Limbah - Pembangunan Infrstruktur Pedesaan - Pelatihan Usaha Kelompok Pemuda Kreatif - Penyediaan prasarana dan sarana air limbah - Pembangunan jalan dan jembatan pedesaan - Pembangunan sarana dan prasarana air bersih pedesaan - Fasilitasi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur pedesaan RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 22

140 - BAPPEDA - Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh - Perencanaan Pembangunan Wilayah Terpadu 8 Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA. 9 Melanjutkan kesehatan gratis - DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA - DINAS KESEHATAN - Program Wajib Belajar Dasar 9 tahun - Program Upaya Kesehatan Masyarakat - Pendidikan Gratis DIKDAS - Pendidikan Gratis Pendidikan Menengah - Pelayanan Kesehatan Gratis - RSUD - Pelayanan Kesehatan Gratis 10 Gratis biaya pendidikan bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3 secara terbatas 11 Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD, SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim Ulama - BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH - DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA - Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur - Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan - Pemberian bantuan, tugas belajar dan ikatan dinas - Pelaksanaan sertifikasi pendidik - Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan - Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi - Sekretariat Daerah - Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Kesejahteraan Sosial - Fasilitasi pembinaan Guru Mengaji, Imama Mesjid dan penghulu Syara 4.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2015 mengacu pada visi Pemerintah Kabupaten Soppeng Tahun TERWUJUDNYA SOPPENG YANG LEBIH MAJU, BERDAYA SAING DAN RELIGIUS Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah tahun 2016 diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks berikut : RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 23

141 Tabel 4.4 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan Visi / Misi Tujuan Sasaran Terwujudnya Soppeng yang Lebih Maju, Berdaya Saing dan Religius 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat. Menurunnya angka penduduk miskin. Meningkatnya taraf hidup masyarakat. Meningkatnya proporsi rumah tangga bersanitasi layak. Meningkatnya kesempatan kerja atau berkurangnya tingkat pengangguran. Terpenuhinya kebutuhan pangan utama yang layak dan memenuhi persyaratan gizi. Membaiknya kondisi perumahan dan pemukiman penduduk. Meningkatnya akses rumah tangga menikmati air bersih. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin secara bertahap. 2 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia 3 Mewujudkan pengelolaan potensi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 4 Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana daerah 5 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa Membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meningkatnya penanaman modal daerah Membaiknya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Membaiknya sarana dan prasarana wilayah. Terselenggaranya pemerintahan daerah dan pelayanan publik yang lebih baik. Meningkatnya APM, angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup dan pendapatan atau daya beli masyarakat. Menciptakan iklim investasi daerah yang lebih baik. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam. Menciptakan kualitas lingkungan hidup. Meningkatnya proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik. Meningkatnya luas irigasi dalam kondisi baik. Meningkatnya luas persawahan yang beririgasi teknis. Meningkatnya akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan. 6 Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, dan harmonis Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah. Membaiknya kehidupan sosial dan meningkatnya aktivitas keagamaan. Sumber : RPJMD Kabupaten Soppeng Periode Tersusunnya secara tepat waktu berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah. Tersedianya berbagai pelayanan publik yang cepat, terjangkau, dan tepat sasaran. Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur pemerintah daerah. Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tersedianya produk akhir pengelolaan keuangan daerah. Semakin tertibnya pengelolaan aset. Pemanfaatan aset yang semakin optimal. Menurunnya konflik vertikal dan horizontal. Menurunnya angka kriminalitas. Berkurangnya praktek-praktek KKN. Menurunnya kasus pelanggaran Peraturan Daerah. RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 24

142 4.3. Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) Penyelenggaraan Sistem perencanaan Pembangunan melaui penyelenggeraan musrenbang telah dilaksanakan secara reguler selama ini, namun berdasarkan hasil evaluasi dalam pelaksanaannya sangat disadari masih ditemukan kelemahan-kelemahan mendasar seperti: 1) Daftar usulan masih bersifat keinginan dan bukan kebutuhan; 2) belum adanya jaminan bahwa usulan akan terakomodir; 3) penentuan prioritas belum optimal; 4) penyelenggaraan masih kelihatan seremonial atau belum menyentuh aspek subtansi dan manfaat; dan 5) sulitnya menemukan titik temu antara pendekatan partisipatif, teknokratif, dan politis. Hal ini menyebabkan beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan diantaranya adalah: 1) Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil pembangunan daerah semakin menurun; 2) Tidak terciptanya keterkaitan dan konsistensi antara Perencanaan dan penganggaran baik di tingkat Desa, Kecamatan, dan Kabupaten; 3) Adanya sikap apatis yang tumbuh ditengah masyarakat terhadap pelaksanaan musrenbang; dan 4) Ketidak adilan pengalokasian pembangunan di wilayah. Dalam konteks inilah maka Pemerintah Daerah Kab. Soppeng melakukan perubahan yang terarah demi mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) untuk perluasan dan penguatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan pembangunan, dengan melaksanakan Musrenbang dengan konsep pendekatan kewilayahan. Perencanaan partisipatif yang dikembangkan dalam konsep pendekatan kewilayahan merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Partisipatif, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Soppeng Nomor 43/PER-BUP/XII/2014 tentang Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Partisipatif. Peraturan dimaksud pada dasarnya telah memberikan dasaran legal yang cukup kuat terhadap perencanaan pembangunan partisipatif dengan konsep pendekatan kewilayahan didalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan partisipatif dengan konsep pendekatan kewilayahan dimaksudkan untuk: 1) menjamin keterkaitan dan konsistensi antar perencanaan dan penganggaran; 2) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; dan 3) memberi azas kepastian terhadap program/ kegiatan prioritas dan mendesak yang diusulkan secara berjenjang oleh masyarakat pada pelaksanaan Musrenbang. Untuk menjamin hal tersebut dapat terlaksana maka dalam pelaksanaan Musrenbang di tingkat wilayah (Kecamatan) akan ditetapkan besaran Pagu RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 25

143 Indikatif Kewilayahan di tingkat Kecamatan yang besarannya ditetapkan melaui Surat Keputusan Bupati dan pengalokasiannya ditentukan oleh stakeholders pembangunan di wilayah tersebut melalui mekanisme Musrenbang Kecamatan. Melalui proses perncanaan partisipatif konsep pendekatan kewilayahan ini terbuka kemungkinan kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan musrenbang selama ini dapat diatasi, yang bermuara pada perluasan dan penguatan partispatif masyarakat dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah. Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten Soppeng Konsep Kewilayahan disusun dengan maksud memberikan arah atau pedoman bagi semua stakeholder pembangunan dalam Penyelenggaraan Musrenbang disemua tingkatan sehingga keluaran dan hasil dapat tercapai sesuai dengan target. Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten Soppeng Konsep Kewilayahan disusun dengan tujuan : 1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil Penyelenggaraan Musrenbang; 2. Menjamin konsistensi antar perencanaan dan penganggaran; 3. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; 4. Memberi azas kepastian terhadap program/ kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat secara berjenjang melalui proses musrenbang; 5. Menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis dengan perencanaan partisipatif. Gambar 4.1 Skema Perencanaan Pembangunan Konsep Kewilayahan Kabupaten Soppeng RKPD PEMERINTAH KAB. SOPPENG TAHUN 2016 IV - 26

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017 PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2017 BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL : MEI 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan,

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 31 TAHUN

PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 31 TAHUN PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, M enimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN BUPATI SOPPENG PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 11/ PER-BUP/ V/ 20148 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOPPENG TAHUN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah, yang disusun melalui 4 pendekatan, yaitu: Pendekatan Teknokratis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Aspek pembangunan meliputi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1 Lampiran : Peraturan Bupati OKU Selatan Nomor : Tahun 2015 Tentang : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

TENTANG. berdasarkan

TENTANG. berdasarkan BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 23 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Proses perumusan perencanaan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N Lampiran : Peraturan Bupati Semarang Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 30 Mei 2013 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci