Lampiran 1 Kuisioner responden petani 1. Berapa luas lahan yang Bapak miliki? 2. Bagaimana cara bapak mengelola hutan rakyat yang Bapak miliki? a.
|
|
- Doddy Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN
2 49 Lampiran 1 Kuisioner responden petani 1. Berapa luas lahan yang Bapak miliki? 2. Bagaimana cara bapak mengelola hutan rakyat yang Bapak miliki? a. sendiri b. sistem upah 3. Berapa upah yang dibayarkan dan jam kerja per hari, jika menggunakan tenaga kerja? 4. Apa alasan Bapak menanam pohon sengon? 5. Berapa jumlah pohon sengon yang ditanam? 6. Berapa jumlah pohon sengon yang ditebang? 7. Pada umur berapa sengon tersebut ditebang? 8. Berapa diameter dari pohon sengon yang ditebang? 9. Berapa harga jual dari pohon sengon yang ditebang? 10. Adakah biaya pemasaran yang dikeluarkan? 11. Berapa jarak tanam dari pohon sengon yang ditanam? 12. Darimanakah asal bibit pohon sengon yang ditanam? a. bibit cabutan b. bibit beli c. bibit semai d. bibit tumbuh sendiri 13. Berapa jumlah pohon yang dicabut dan lamanya waktu untuk mencabut sejumlah pohon tersebut, jika bibit berasal dari bibit cabutan? 14. Berapa jumlah bibit yang dibeli dan harga per satuan bibit, jika bibit berasal dari bibit beli? 15. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk proses menyemai bibit, jika bibit berasal dari bibit semai? 16. Berapa biaya polibag yang dikeluarkan untuk bibit semai? 17. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pelubangan? 18. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penanaman? 19. Jenis pupuk apa yang digunakan? a. pupuk kandang b. pupuk kimia c. keduanya 20. Darimana pupuk kandang diperoleh? a. kandang sendiri b. beli c. keduanya 21. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengambil pupuk dari kandang sendiri untuk sejumlah sengon yang ditanam?
3 Berapa jumlah karung yang dibeli dan harga per karung untuk pupuk kandang beli? 23. Jenis pupuk kimia apa yang digunakan? a. urea b. TS c. poska 24. Berapa biaya pupuk kimia yang dikeluarkan untuk sejumlah sengon yang ditanam? 25. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pemberian pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk kimia? 26. Berapa kali pupuk diberikan, baik pupuk kandang maupun pupuk kimia? 27. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pembersihan lahan seluas lahan total? 28. Apa saja kegiatan pemeliharaan yang dilakukan? 29. Berapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pemeliharaan lahan seluas lahan total? 30. Berapa kali pemeliharaan lahan dilakukan dalam setahun? 31. Jenis obat hama apa yang digunakan? a. obat hama cair b. obat hama serbuk 32. Berapa biaya obat hama yang dikeluarkan untuk sejumlah sengon yang ditanam? 33. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan penyemprotan obat hama? 34. Berapa kali obat hama diberikan? 35. Jenis alat apa saja yang digunakan untuk mengelola hutan? 36. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat tersebut? 37. Berapa biaya pajak yang dikeluarkan untuk seluas lahan total?
4 51 Lampiran 2 Kuisioner responden tengkulak 1. Berapa biaya tebang yang dikeluarkan per satuan balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³? 2. Berapa biaya kuli angkut yang dikeluarkan per satuan balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³? 3. Berapa biaya sewa mobil yang dikeluarkan untuk jenis mobil pick up per 1 kali angkutan? 4. Berapa biaya kuli muat bongkar yang dikeluarkan untuk jenis mobil pick up per 1 kali angkutan? 5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli pohon di petani? 6. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk gaji tengkulak? 7. Adakah biaya pemasaran yang dikeluarkan? 8. Jika iya, berapa biaya pemasaran yang dikeluarkan? 9. Jika waktu dan tenaga yang telah Bapak korbankan dalam menjalankan usaha dibayarkan dengan gaji per bulan, berapa gaji yang ingin diterima per bulannya? 10. Berapa harga jual untuk balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³?
5 52 Lampiran 3 Kuisioner responden industri 1. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji karyawan tetap? 2. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan bagian pengolahan (mesin)? 3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan harian? 4. Jika waktu dan tenaga yang telah Bapak korbankan dalam mengelola industri dibayarkan dengan gaji per bulan, berapa gaji yang ingin diterima per bulannya? 5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli mesin band saw dan mesin diesel? 6. Berapa harga rongsokan dari mesin band saw dan mesin diesel? 7. Berapa lama masa pakai mesin band saw dan mesin diesel? 8. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk ongkos pasang mesin? 9. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan alat (gemuk dan oli) setiap bulan? 10. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk sewa tempat per tahun? 11. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk listrik per bulan? 12. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli solar per hari? 13. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli balken di tengkulak? 14. Adakah biaya pemasaran yang dikeluarkan? 15. Jika iya, berapa biaya pemasaran yang dikeluarkan? 16. Berapa kubikasi per hari yang mampu dihasilkan untuk mengolah balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³ menjadi papan ukuran 0,015x0,18x2,8 m³? 17. Berapa harga jual produk papan 0,015x0,18x2,8 m³?
6 53 Lampiran 4 Volume pohon sengon yang ditebang dari petani yang menjual hasil hutannya No Responden Jumlah Pohon Sengon yang Ditebang dan Taksiran Ø (cm) (1) (2) Volume (m³) (3) = (10 3,8590 x (taksiran Ø 2,4798 ) x jumlah pohon 1 40 pohon Ø 25 cm dan 10 pohon Ø 15 cm 17, pohon Ø 31,85 cm dan 20 pohon Ø 19,11 cm 14,5 3 5 pohon Ø 20 cm dan 5 pohon Ø 15 cm 1, pohon Ø 20 cm dan 4 pohon Ø 15 cm 1,85 2 pohon Ø 20 cm dan 5 pohon Ø 18 cm dan 3 pohon Ø15 5 cm 1,7 6 2 pohon Ø 25 cm dan 3 pohon Ø 20 cm 1, pohon Ø 25 cm dan 10 pohon Ø 20 cm 6,4 8 4 pohon Ø 25 cm dan 2 pohon Ø 15 cm 1, pohon Ø 40 cm 3, pohon Ø 50 cm 15,82 5 pohon Ø 30 cm dan 15 pohon Ø 25 cm dan 5 pohon Ø cm 10, pohon Ø 25 cm 3,65 5 pohon Ø 40 cm dan 5 pohon Ø 35 cm dan 2 pohon Ø cm 12, pohon Ø 40 cm 14, pohon Ø 30 cm dan 10 pohon Ø 25 cm 6, pohon Ø 40 cm dan 5 pohon Ø 30 cm 9, pohon Ø 35 cm dan 4 pohon Ø 15 cm 6, pohon Ø 20 cm dan 1 pohon Ø 15 cm 0,6 6 pohon Ø 30 cm dan 3 pohon Ø 25 cm dan 2 pohon Ø cm 5, pohon Ø 31,85 cm dan 10 pohon Ø 25,48 cm 11, pohon Ø 25,48 cm 1, pohon Ø 40 cm 1,3 7 pohon Ø 25 cm dan 7 pohon Ø 20 cm dan 6 pohon Ø cm 5,15
7 54 Lampiran 5 Volume pohon sengon yang ditebang dari petani yang menggunakan sendiri hasil hutannya Jumlah No Responden Sengon yang Ditebang J umlah Produk yang Dihasilkan dan Ukuran (m³) Volume (m³) (1) (2) (3) (4)=Σ(ukuran x jumlah produk) deplang ukuran (0,08x0,12x4 m³), 1 deplang ukuran (0,08x0,12x3 m³), 1 deplang ukuran (0,08x0,12x2 m³), 45 balok ukuran (0,10x0,10x3 m³) 2, deplang ukuran (0,06x0,12x3 m³), 16 papan ukuran (0,03x0,20x3 m³), 5 galar ukuran (0,05x0,10x3 m³), 5 galar ukuran (0,05x0,10x2 m³), 5 kaso ukuran (0,06x0,06x3 m³), 5 kaso ukuran (0,06x0,06x2 m³) 1,8
8 55 Lampiran 6 Komponen biaya input petani Biaya bibit, lubang, tanam Tenaga Kerja Per Hari Pohon Sengon No Respo Upah Jam Kerja nden (Rp/hari) (jam/hari) Tanam Tebang Harga (Rp) Bibit Beli Biaya (Rp) Polibag (Rp) Biaya (Rp) Biaya Sejumlah Sengon yang Ditanam Bibit Bibit Semai (Biji-Bibit) Lubang+Tanam Cabutan+Lubang+Tanam Waktu (jam) Biaya (Rp) Waktu (jam) Biaya (Rp) Waktu (jam) Biaya (Rp) Sengon Ditanam (Rp) Sengon Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(6) x (4) (8) (9) (10)=((9)/(3)) x (2) (11) (12)=((11)/(3)) x (2) (13) (14)=((13)/(3)) x (2) (15)=(7)+(8)+(10)+(12)+(14) (16)=((5)/(4)) x (15) , , , , , , , , , , Catatan: Untuk responden no 3 jumlah bibit beli sebanyak 100 bibit dan jumlah bibit cabutan sebanyak 30 bibit, untuk responden no 23 ditambahkan biaya sebesar Rp untuk pupuk kimia (TS, Poska) pada biaya Bibit Semai, dan untuk responden no 8, 10, 14, 18, 22, 24 tidak ada bibit yang ditanam tetapi bibit tumbuh sendiri pada lahan.
9 56 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya pupuk No Respon den Tenaga Kerja Per Hari Pohon Sengon Upah Jam Kerja (Rp/hari) (jam/hari) Tanam Tebang Pupuk Kandang Kandang Sendiri Waktu (jam) Kali Biaya (Rp) Beli Biaya (Rp) Biaya Sejumlah Sengon yang Ditanam Pupuk Kimia Biaya Pupuk yang Dikeluarkan Kal i Biaya (Rp) Urea (Rp) TS (Rp) Poska (Rp) Kali Biaya (Rp) Biaya Kegiatan Pemberian Pupuk Pupuk Kandang Pupuk Kimia Waktu (jam) Kali Biaya (Rp) Waktu (jam) Kali Biaya (Rp) Sengon Ditanam (Rp) Sengon Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=((6)/(3)) x (2) x (7) (9) (10)=(10) x (9) (11) (12) (13) (14) (15)=((11)+(12)+(13)) x (14) (16) (17) (18)=((16)/(3)) x (2) x (17) (19) (20) (21)=((19)/(3)) x (2) x (20) (22)=(8)+(10)+(15)+(18)+(21) (23)=((5)/(4)) x (22) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Catatan: Untuk responden no 23, satu kali biaya kegiatan pemberian pupuk kandang dimasukan kedalam biaya kegiatan pelubangan karena pemberian pupuk kandang dibarengi saat pelubangan.
10 57 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya pembersihan lahan No Responden Tenaga Kerja Per Hari Pohon Sengon Luas (m²) Upah Jam Kerja (Rp/hari) (jam/hari) Tanam Tebang Jarak Tanam (m²) Luas Total (m²) Luas Sengon (m²) Waktu (jam) Luas Total (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Luas Sengon (Rp) Sengon Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6) x (4) (9) (10)=((9)/(3)) x (2) (11)=((8)/(7)) x (10) (12)=((5)/(4)) x (11) , , , , , , Catatan: Untuk responden no 13 pembersihan lahan dilakukan secara borongan, untuk responden no 15 dan no 17 ditambahkan biaya untuk obat semprot yang masingmasing Rp dan Rp pada biaya yang dikeluarkan untuk luas total.
11 58 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya pemeliharaan lahan No Responden Tenaga Kerja Per Hari Pohon Sengon Luas (m²) Upah Jam Kerja (Rp/hari) (jam/hari) Tanam Tebang Jarak Tanam (m²) Luas Total (m²) Luas Sengon (m²) Berapa Kali Pemeliharaan Per Tahun Umur Sengon saat Ditebang (tahun) Waktu (jam) Luas Total (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Luas Sengon (Rp) Sengon Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6) x (4) (9) (10) (11) (12)=((11)/(3)) x (2) (13)=((8)/(7)) x (12) (14)=((((5)/(4)) x (13)) x (9)) x (10) , , , , Catatan: Untuk respoden no 15 ditambahkan biaya untuk obat semprot Rp pada biaya yang dikeluarkan untuk luas total, untuk responden no 16 pemeliharaan yang dilakukan untuk lahan sengon saja tidak dilakukan pada luas luas lahan totalnya sehingga tidak perlu dikonversi lagi dengan luas lahan totalnya pada biaya untuk luas sengon. Untuk responden no 8, 10, 14, 18, 22, 24 merupakan petani yang hanya membiarkan pohon tumbuh sendiri pada lahan dan tidak melakukan pemeliharaan lahan sehingga tidak ada biaya pemeliharaan lahan yang dikeluarkan.
12 59 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya pemberantasan hama Biaya (Rp) Tenaga Kerja Per Biaya Sejumlah Sengon yang Ditanam Hari Pohon Sengon Obat Hama Biaya untuk Kegiatan Menyemprot Jam Obat Hama Obat Hama No Upah Kerja Cair Serbuk Waktu Berapa Sengon Ditanam Responden (Rp/hari) (jam/hari Tanam Tebang Biaya (Rp) Biaya (Rp) (jam) Kali Biaya (Rp) (Rp) Sengon Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)=((8)/(3)) x (2) x (9) (11)=(6)+(7)+(10) (12)=((5)/(4)) x (11) , , Catatan: Untuk responden no 4 obat hama diperoleh secara gratis.
13 60 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya penyediaan alat No Responden Umur Sengon saat Ditebang (tahun) Cangkul Harga Masing-masing Alat (Rp) Hari Kerja Biaya yang Dikeluarkan untuk Masing-masing Alat (Rp/tahun) Parang Efektif Parang (arit) Kored Golok Garpu Semprotan (hari/tahun) Cangkul (arit) Kored Golok Garpu Semprotan Biaya Alat Total (Rp/tahun) Biaya Alat untuk Sengon yang Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)=(3)/(9) (11)=(4)/(9) (12)=(5)/(9) (13)=(6)/(9) (14)=(7)/(9) (15)=(8)/(9) (16)=(10)+(11)+(12)+(13)+(14)+(15) (17)=(16) x (2)
14 61 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya pajak lahan No Responden Pohon Sengon Tanam Tebang Umur Sengon saat Ditebang (tahun) Jarak Tanam (m²) Luas (m²) Luas Total (m²) Luas Sengon (m²) NJOP (Rp/m²/tahun) Pajak yang Dikenakan untuk Luas Total (Rp/tahun) Pajak yang Dibayarkan untuk Luas Total (Rp/tahun) Pajak Pajak yang Dibayarkan untuk Luas Sengon (Rp/tahun) Pajak yang Dibayarkan Sejumlah Sengon yang Ditebang (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(5) x (2) (8) (9)=(6) x (8) x 0,11%* (10) (11)=((7)/(6)) x (10) (12)=((3)/(2)) x (11) x (4) Keterangan: * = Tarif pajak Catatan: Untuk responden no 4 dan no 19 dimana lahan dalam bentuk sawah menjadi lahan dalam bentuk kebun, maka NJOP yang dibayarkan yaitu seharga NJOP sawah karena awalnya lahan dalam bentuk sawah namun berubah fungsi karena kekeringan. Untuk responden no 8, 10, 14,18, 22, 24 dimana biaya pajak yang dibayarkan sejumlah sengon yang ditebang yaitu dengan mengalikan besarnya pajak yang dibayarkan untuk luas total dengan umur sengon saat ditebang.
15 62 Lampiran 6 (Lanjutan) Biaya Pemasaran No Responden Biaya Pemasaran (Rp) (1) (2)
16 63 Lampiran 7 Perhitungan biaya input petani yang menjual hasil hutannya No Responden Volume (m³) Keterangan: Biaya Tetap: Biaya Input (Rp) Biaya Input (Rp/m³) Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp/m³) Biaya Variabel (Rp/m³) 1 2 a b c d e f 1 2 a b c d e f (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)=(3)/(2) (12)=(4)/(2) (13)=(5)/(2) (14)=(6)/(2) (15)=(7)/(2) (16)=(8)/(2) (17)=(9)/(2) (18)=(10)/(2) 1 17, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah Rata-rata Biaya Variabel: 1 = Pajak lahan a = Bibit, Lubang, Tanam c = Pembersihan Lahan e. Hama 2 = Penyediaan Alat b = Pupuk d = Pemeliharaan Lahan f. Pemasaran
17 64 Lampiran 8 Perhitungan biaya input petani yang menggunakan sendiri hasil hutannya Biaya Input (Rp) Biaya Input (Rp/m³) No Volume Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp/m³) Biaya Variabel (Rp/m³) Responden (m³) 1 2 a b c d e f g 1 2 a b c d e f g 24 2, , Jumlah Rata-rata Keterangan: Biaya Tetap: 1 = Pajak Lahan 2 = Penyediaan Alat Biaya Variabel: a = Bibit, Lubang, Tanam b = Pupuk c = Pembersihan Lahan d = Pemeliharaan Lahan e = Hama (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)=(3)/(2) (13)=(4)/(2) (14)=(5)/(2) (15)=(6)/(2) (16)=(7)/(2) (17)=(8)/(2) (18)=(9)/(2) (19)=(10)/(2) (20)=(11)/(2) f = Biaya Tebang g = Biaya Angkut Catatan: Untuk responden no 25 hasil tebangan diangkut sendiri sehingga tidak ada biaya angkut yang dikeluarkan.
18 65 Lampiran 9 Harga jual petani yang menjual hasil hutannya Jumlah Pohon yang Ditebang Terakhir Harga Jual Total No Volume Pohon (pohon lain + pohon Harga Jual Pohon Responden (m³) Lain Pohon Sengon sengon) (Rp) Sengon Saja (Rp) Harga Jual Pohon Sengon Saja (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=((4)/((3)+(4))) x (5) (7)=(6)/(2) 1 17, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata-rata
19 66 Lampiran 10 Komponen biaya input tengkulak Biaya tebang Tengkulak Biaya Tebang per satuan balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³ (Rp/0,056m³) Biaya Tebang yang dikeluarkan untuk balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³ (Rp/m³) A D Biaya kuli angkut Tengkulak Biaya Kuli Angkut per satuan balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³ (Rp/0,056m³) Biaya Kuli Angkut yang dikeluarkan untuk balken ukuran 0,1x0,2x2,8 m³ (Rp/m³) A D Biaya sewa mobil Tengkulak Biaya Sewa Mobil pick up per 1 kali angkutan dengan kapasitas muat 2 m³ (Rp/2m³) Biaya Sewa Mobil pick up yang dikeluarkan (Rp/m³) A D Biaya kuli muat bongkar Tengkulak Biaya Kuli Muat Bongkar untuk mobil pick up per 1 kali angkutan dengan kapasitas muat 2 m³ (Rp/2m³) Biaya Kuli Muat Bongkar mobil pick up yang dikeluarkan (Rp/m³) A D Harga beli pohon di petani Tengkulak Harga Beli pohon berdiri (Rp/m³) Harga Beli pohon berdiri yang dikeluarkan dengan rendemen 70% (Rp/m³) A D Gaji Tengkulak Tengkulak Kubikasi Penebangan (m³/bulan) Gaji (Rp/bulan) Gaji Tengkulak Gaji (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) A D
20 67 Lampiran 11 Perhitungan biaya input tengkulak Tengkulak Komponen Biaya A D Rata-rata Gaji Tengkulak Tebang Kuli Angkut Sewa Mobil pick up Kuli Muat Bongkar Harga Beli Pohon Pemasaran - - -
21 68 Lampiran 12 Komponen biaya input industri Biaya tenaga kerja industri Industri Kubikasi Balken -Papan (m³/bulan) Kubikasi Balken -Papan (m³/hari) Bagian Jumlah (orang) Karyawan Tetap Gaji (Rp/bulan/orang) Gaji (Rp/m³) Karyawan Bagian Produksi untuk 1 Mesin Mesin Harian Upah (Rp/m³) Jumlah (orang) Upah (Rp/hari/orang) Upah (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=((6)/(2)) x (5) (8) (9) (10) (11)=((10)/(3)) x (9) Penjualan Supir ,68 15,68 Satpam ,68 15, Biaya mesin Band Saw Mesin Band Saw Industri Hari Kerja (hari/tahun) Kubikasi Balken -Papan (m³/hari) Harga Beli (Rp) Harga Rongsokan (Rp) Masa Pakai (tahun) Penyusutan (Rp/tahun) Penyusutan (Rp/hari) Penyusutan (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5)=20%* x (4) (6) (7)=((4)-(5))/(6) (8)=(7)/(2) (9)=(8)/(3) , Biaya mesin diesel Mesin Diesel Industri Hari Kerja (hari/tahun) Kubikasi Balken -Papan (m³/hari) Harga Beli (Rp) Harga Rongsokan (Rp) Masa Pakai (tahun) Penyusutan (Rp/tahun) Penyusutan (Rp/hari) Penyusutan (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5)=20%* x (4) (6) (7)=((4)-(5))/(6) (8)=(7)/(2) (9)=(8)/(3) , Keterangan: * = Persen harga rongsokan dari harga beli alat
22 69 Lampiran 12 (Lanjutan) Ongkos pasang mesin Industri Hari Kerja (hari/tahun) Biaya pemeliharaan gemuk Industri Kubikasi Balken -Papan (m³/hari) Kubikasi Balken-Papan (m³/bulan) Ongkos Pasang Mesin Masa Pakai Biaya (Rp) (tahun) Biaya (Rp/tahun) Biaya (Rp/bulan) Biaya (Rp/hari) Gemuk Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)/(5) (7)=(6)/(2) (8)=(7)/(3) , , Biaya pemeliharaan oli Industri Kubikasi Balken-Papan (m³/bulan) Biaya (Rp/bulan) Oli Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) , Biaya operasional (sewa tempat) Industri Hari Kerja (hari/tahun) Kubikasi Balken- Papan (m³/hari) Biaya (Rp/tahun) Sewa Tempat Biaya (Rp/hari) Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/(2) (6)=(5)/(3) , Biaya operasional (listrik) Industri Kubikasi Balken-Papan (m³/bulan) Biaya (Rp/bulan) Listrik Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) ,
23 70 Lampiran 12 (Lanjutan) Biaya operasional (solar) Industri Kubikasi Balken-Papan (m³/hari) Solar Biaya (Rp/hari) Biaya (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) , Harga beli balken Industri Harga Beli balken (Rp/m³) Harga Beli balken yang dikeluarkan dengan Rendemen 67,5% (Rp/m³) Gaji pemilik industri Gaji Pemilik Industri Industri Kubikasi Balken-Papan (m³/bulan) Gaji (Rp/bulan) Gaji (Rp/m³) (1) (2) (3) (4)=(3)/(2) ,
24 71 Lampiran 13 Perhitungan biaya input industri untuk mengolah balken menjadi papan Komponen Biaya 1 2 Rata-rata Gaji Pemilik Industri Gaji Karyawan Tetap Penyusutan Band Saw Penyusutan Diesel Sewa Tempat Ongkos Pasang Mesin Listrik Harga Beli Balken Upah Karyawan Produksi (mesin) Upah Karyawan Produksi (harian) Gemuk Oli Solar Pemasaran Keterangan: - = Tidak ada biaya yang dikeluarkan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Para Aktor Dalam rantai nilai perdagangan kayu sengon yang berasal dari hutan rakyat, terlibat beberapa aktor (stakeholder) untuk menghasilkan suatu produk jadi
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN
SPDT12-TP Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan 1. Rumah tangga pertanian yang menjadi responden harus memiliki
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN Subsektor Tanaman Pangan
RAHASIA SPDT15-TP Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah tangga
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN
hd-1 Republik Indonesia SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan HD-1 adalah untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar
Lebih terperinciVI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)
VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan
Lebih terperinciLampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya
LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Luas Lahan Luas Hutan Jumlah Pohon Pertanian (m²) Rakyat (m²) yang Dimiliki Desa
Lebih terperinciMANAJEMEN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT PENDAHULUAN
MANAJEMEN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT Tri Sulistyati Widyaningsih, Dian Diniyati, dan Eva Fauziyah BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI AGROFORESTRY CIAMIS, JAWA BARAT PENDAHULUAN
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Responden Tingkat pendidikan di Desa Babakanreuma masih tergolong rendah karena dari 36 responden sebagian besar hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL
VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM
BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM 7.1 Penerimaan Usahatani Caisim Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh petani dari jumlah produksi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaku Pemasaran Kayu Rakyat Pelaku pemasaran kayu rakyat di Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Tanggeung terdiri dari petani hutan rakyat, pedagang pengumpul dan sawmill (industri
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan
Lebih terperinciVI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinciMENAKSIR VOLUME POHON BERDIRI DENGAN PITA VOLUME BUDIMAN
MENAKSIR VOLUME POHON BERDIRI DENGAN PITA VOLUME BUDIMAN Oleh Budiman Achmad Balai Penelitian Teknologi Agroforestry Ciamis HP : 081320628223 email : budah59@yahoo.com Disampaikan pada acara Gelar Teknologi
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan
Lebih terperinciLampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur
LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciVII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil
Lebih terperinciLEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI
LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI Kegiatan 1 1. Secara berkelompok mahasiswa diminta untuk mengidentifikasi asset sumber daya yang terkait dengan
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Lebih terperinciBAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Durian
Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014
RAHASIA SPDT14-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota
Lebih terperinciLampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim
Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015
RAHASIA SPDT15-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG
V. KEADAAN UMUM INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN CIGUDEG 5.1. Kondisi Geografis dan Potensi Alam Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa barat. Daerah ini memiliki potensi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hutan Rakyat di Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten yang memiliki kawasan hutan rakyat yang cukup luas di Provinsi Jawa Barat dengan luasan sekitar 31.707
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani
Lebih terperinciLampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel
Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No Pertanyaan Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Total Skor 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28 3
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN
HD-1 Republik Indonesia SURVEI HARGA PERDESAAN ( Subsektor Tanaman Pangan ) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan HD-1 adalah untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT
Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL PERBANDINGAN USAHA HUTAN RAKYAT MONOKULTUR DENGAN USAHA HUTAN RAKYAT CAMPURAN (Studi Kasus di Desa Jaharun, Kecamatan Galang, Kabupaten
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN
JENIS VARIETAS SAYURAN : IDENTITAS RESPONDEN Nama : Alamat : 1. Usia/umur : tahun 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 3. Pendidikan tertinggi a. SD Tamat/Tidak Tamat (*coret yang tidak perlu) b.
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki persepsi yang berbeda terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di KTH Girimukti Pengelolaan hutan rakyat dapat dikelompokkan ke dalam tiga sub sistem, yaitu sub sistem produksi, sub sistem pengolahan hasil, dan
Lebih terperinciLampiran 1. Produksi buah alpukat menurut provinsi (ton) tahun 2010
48 Lampiran 1. Produksi buah alpukat menurut provinsi (ton) tahun 2010 Provinsi Alpukat Aceh 5,095 Sumatera Utara 7,644 Sumatera Barat 29,457 R i a u 535 J a m b i 2,379 Sumatera Selatan 3,382 Bengkulu
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciPENGELOLAAN HUTAN RAKYAT OLEH PETANI DI KABUPATEN CIAMIS Oleh: Dian Diniyati dan Eva Fauziyah ABSTRAK
PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT OLEH PETANI DI KABUPATEN CIAMIS Oleh: Dian Diniyati dan Eva Fauziyah ABSTRAK Kegiatan pengelolaan hutan rakyat telah dilakukan oleh petani sudah sangat lama, dengan teknik yang
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu
Lebih terperinciHARGA POKOK PRODUKSI
HARGA POKOK PRODUKSI Suatu perusahaan perlu menetukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi penentuan harga jual dasar penentuan
Lebih terperinciASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI
ASPEK SOSIAL EKONOMI JENIS: SUNGKAI Program : Pengelolaan Hutan Tanaman Judul RPI : Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Pertukangan Koordinator RPI : Drs. Riskan Efendi, MSc. Judul Kegiatan : Budidaya
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO
BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Burat
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa Burat Pengusahaan hutan rakyat di Desa Burat dapat diuraikan berdasarkan beberapa aspek seperti status lahan, modal, SDM, pelaksanaan,
Lebih terperinciV. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL
V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec
Lebih terperinciPENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT
VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata
Lebih terperinciSURVEI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Pendapatan Usahatani jambu biji SURVEI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusun
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I. Deskripsi Lada Varietas Lampung Daun Lebar. : Bulat dengan ujung agak tumpul. : Tanggap terhadap pemupukan, tetapi peka terhadap
LAMPIRAN Lampiran I. Deskripsi Lada Varietas Lampung Daun Lebar Bentuk pohon Bentuk Batang Warna Batang Panjang Ruas Bentuk Daun Warna Daun : Silindris : Bulat : Hijau Muda : 5,7 14,8 cm : Bulat dengan
Lebih terperinciRahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.
PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JATI, MAHONI, DAN SENGON TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 75/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JATI, MAHONI, DAN SENGON TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL PENGELUARAN UNTUK
Lebih terperinciKUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN
Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU Dusun PENGENALAN TEMPAT Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS
Lebih terperinciLuas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun No Propinsi. Luas Produktivitas Produksi panen
Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun 2007-2008 2007 2008 No Propinsi Luas Produktivitas panen tivitas Luas Produk- Produksi panen Produksi Ha Kw/Ha Ton
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 3.2
Lebih terperinciBAB I HARGA POKOK PRODUKSI
BAB I HARGA POKOK PRODUKSI A. Definisi Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Suatu perusahaan
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT
Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL KEMIRI RAKYAT DALAM SISTEM AGROFORESTRY (STUDI KASUS: DESA PERBESI KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO) Dusun Desa Kecamatan Kabupaten
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciSISTEM TENURIAL HUTAN RAKYAT DI DESA PURASARI KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR TENDY SETYO NOVELIYONO
SISTEM TENURIAL HUTAN RAKYAT DI DESA PURASARI KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR TENDY SETYO NOVELIYONO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciDAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
PROGRAM : REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (RHL) KEGIATAN : PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM RHL PEKERJAAN : PENGADAAN BIBIT TANAMAN REBOISASI HUTAN PRODUKSI LOKASI : DESA MEBONGO KEC. SUMALATA KAB.
Lebih terperinciVIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI
VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar
Lebih terperinciVI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA
VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.4 Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada Perlebahan Madu Odeng, di Desa Bantar Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2008.
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Petani
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Petani Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol (Studi Kasus Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Osin
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR PRODUKSI UBI JALAR DI BOGOR
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR PRODUKSI UBI JALAR DI BOGOR No. Responden : Nama Responden : Alamat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten : Bogor Provinsi : Jawa Barat Tanggal Wawancara
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempengaruhi petani dalam mengusahakan pendapatan rumah tangganya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Identitas petani merupakan gambaran umum petani di wilayah peri-urban Kabupaten Sleman. Identitas petani yang dimaksud meliputi usia, tingkat pendidikan terakhir,
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014
Lampiran 1.f. No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014 TOTAL PENGELUARAN UNTUK USAHA PER 100 TANAMAN SENGON SIAP TEBANG PER TAHUN SEBESAR Rp384 RIBU A. SENGON
Lebih terperinciVII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang dilakasanakan pada musim gadu bulan Juli-Oktober 2012. Pengamatan dilakukan
Lebih terperinciRANTAI NILAI PERDAGANGAN KAYU SENGON RAKYAT DI DESA SADENG KECAMATAN LEUWISADENG KABUPATEN BOGOR AFIF SAFARIYAH
RANTAI NILAI PERDAGANGAN KAYU SENGON RAKYAT DI DESA SADENG KECAMATAN LEUWISADENG KABUPATEN BOGOR AFIF SAFARIYAH DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 RANTAI NILAI
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciLampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster
43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENCATATAN USAHATANI PADI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENCATATAN USAHATANI PADI A. DEFINISI Secara makro, suatu usaha dikatakan layak jika secara ekonomi/finansial menguntungkan, secara sosial mampu menjamin pemerataan hasil dan
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) PERHATIAN
hd-3 Republik Indonesia SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan HD-3 adalah untuk mencatat/mengetahui harga komoditi yang diproduksi petani dan harga
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI Keragaan usahatani pada penelitian ini dijelaskan secara deskriptif. Penjelasan keragaan usahatani meliputi penggunaan input dan cara budidaya padi dengan metode
Lebih terperinciIV. ANALISIS KEBERHASILAN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA. Tingkat Keberhasilan Hutan Rakyat di Kabupaten Purwakarta
IV. ANALISIS KEBERHASILAN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN PURWAKARTA Tingkat Keberhasilan Hutan Rakyat di Kabupaten Purwakarta Hasil penilaian yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014
ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif, yaitu salah satu metode penelitian dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah
71 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 020 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 020 TAHUN 2016 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN PELABUHAN PERIKANAN MUARA KINTAP PADA PELABUHAN PERIKANAN MUARA KINTAP DINAS PERIKANAN
Lebih terperinciANALISIS SISTEM DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT AGROFORESTRY DI HULU DAS CITANDUY: KASUS DI DESA SUKAMAJU, CIAMIS ABSTRAK
33 ANALISIS SISTEM DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT AGROFORESTRY DI HULU DAS CITANDUY: KASUS DI DESA SUKAMAJU, CIAMIS Sanudin dan Devi Priambodo *) ) Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
Lebih terperinciLampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun
Lampiran.1 Perkembangan Produksi Bayam Di Seluruh Indonesia Tahun 2003 2006 No Propinsi Produksi Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 1 Aceh 2.410 4.019 3.859 3.571 2 Sum. Utara 10.958 6.222 3.169 8.996 3 Sum.
Lebih terperinci