BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial."

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi makhluk sosial. komunikasi adalah suatu interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih, Begitu juga dalam hal bernegosiasi dibutuhkan komunikasi yang baik agar bisa mendapatkan suatu timbal balik yang baik yang diinginkan oleh para masing masing perusahaan. Pada dasarnya setiap individu merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu-individu lainnya. Pada umumnya berkomunikasi itu untuk menyatakan dan mendukung identitas diri dan untuk membangun interaksi sosial, dengan orang-orang yang berada di sekitar makhluk hidup serta untuk mempengaruhi orang lain untuk berpikir, merasa, atau bertingkah seperti yang kita harapkan. Pada zaman sekarang ini terdapat persaingan perusahaan perusahaan di Indonesia yang begitu pesat dan berkembang, khususnya dalam hal perdagangan. Masing masing perusahaan berlomba lomba memberikan pupuk yang berkualitas bagus dan harga yang baik sesuai barang yang dimiliki masing masing perusahaan. Dalam persaingan ini di antara perusahaan ada persaingan secara sehat ada juga yang melibatkan sesuatu yang tidak sehat. Di samping itu juga perusahaan yang memenangkan tender pupuk ini harus siap dan kuat akan modal pupuk yang dibutuhkan banyak modal tentunya karena PT. Perkebunan

2 2 Nusantara VIII ini membutuhkan pupuk yang tidak sedikit. Ia butuh sekian banyak pupuk untuk Perkebunan teh yang akan di produksi oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII dan tentunya membutuhkan pupuk yang bagus agar membuat pucuk daun teh produksinya bagus dan laku dipasaran. Negosiasi sebagai salah satu cara dalam menyelesaikan konflik, terjadi dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat sehari- hari, dan lebih khususnya di dalam dimensi jual beli. Negosiasi suatu proses pertukaran untuk mengatasikonflik dan mencapai kesepakatan yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Keberhasilan dan kegagalan negosiasi umumnya didasarkan pada persiapan (Petracus, 2013 :75 dalam buku Syafaruddin Resolusi Konflik dan Negosiasi Bisnis) Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VIII membuka kerjasama dengan cara tender. Ada 3 perusahaan yang mengikuti tender ini salah satu nya perusahaan CV. Dudi Jaya Abadi. Tender ini dilakukan oleh masing masing negosiator dari 3 perusahaan yang berbeda. Tender ini untuk mengsuplai pupuk di kebun. Tender dilaksanakan melalui suatu sistim pelelangan bagi para pengusaha yang telah memenuhi syarat syarat. Dua hari sebelum tender dilaksanakan masing masing perusahaan harus menghadiri kegiatan Aanwijzing. Aanwijzing ini untuk penjelasan rinci mengenai tender dan syarat-syarat pengikut tender. Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi para negosiator untuk meyiapkan penawaran yang kompetitif di saat

3 3 tender dilaksanakan. CV. Dudi Jaya Abadi saat kegiatan negosiasi harus memakai tahapan negosiasi dengan baik, sehingga keinginan antar satu sama lain dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, untuk menembus kerjasama tersebut atau memenangkan tender tersebut, CV. Dudi Jaya Abadi bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak di bidang yang sama. Yang tentunya bukan hal yang mudah, sehingga negosiator CV. Dudi Jaya Abadi memberikan keahlian atau power yang menguatkan ketika bernegosiasi yang harus dikuasai. Selain itu tutur kata yang baik dalam berkomunikasi untuk mencapai komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif agar tercapai suatu kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam proses tawar menawar mengenai tender pupuk antara perusahaan banyak dilakukan, dikarenakan dalam proses tawar menawar tender pupuk ini dapat mengguntungkan bagi perusahaan pupuk, baik itu yang menjual maupun yang membeli setelah mencapai suatu kesepakatan. Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar dan memperluas usaha bagi para perusahaan. Pada perusahaan yang mendapatkan tender harus mendapat harga yang pantas agar bisa saling mengguntungkan. Pemberi tender mendapatkan keuntungan dari segi penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktunya dan hasil pekerjaan nya bagus sehingga pemberi tender puas dengan hasil kerjaan yang dikerjakan CV. Dudi jaya Abadi. CV. Dudi Jaya Abadi adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, suplier, dan perdagangan umum. Dengan modal tersebut ia harus

4 4 memberikan kepuasan kepada konsumen yaitu PT. Perkebunan Nusantara VIII. Negosiasi dalam penawaran pupuk sangatlah perlu dilakukan agar didapatkan suatu kesepakatan dan keuntungan bagi ke dua belah pihak yang sudah dirundingkan sebelumnya. Seorang negosiator harus lebih mengerti dan memahami saat negosiasi berlangsung ada proses tawar menawar, penyelesaian sesuai kontrak dan barang yang berkualitas. Jadi agar PT. Perkebunan Nusantara VIII menunjuk CV. Dudi Jaya Abadi menjadi pemenangnya, CV. Dudi Jaya Abadi memikirkan sesuatu yang tidak dimiliki perusahaan lainnya yang menjadi keunggulan dalam perusahaan CV. Dudi Jaya Abadi. Kelebihan yang dimiliki CV. Dudi Jaya Abadi adalah negosiator yang cerdas dan pintar bicara untuk meyakinkan pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII dengan memberikan kepercayaan nya dengan mengajak kerjasama melalui tahap tender pupuk. CV. Dudi Jaya Abadi memberikan pupuk yang berkualitas bagus dan membuat daun yang menjadi cepat di petik dalam waktu yang cepat dan tidak berpengaruh apabila sedang cuaca musim hujan atau panas, daun akan tetap tumbuh dan berkembang dengan bagus. memberikan servis lebih yang tidak dimiliki perusahaan lainnya. Dalam sebuah kerjasama dengan PT. Perkebunan Nusantara VIII ini ada percobaan pupuk sebelum pemesanan. Nah, disinilah CV. Dudi Jaya Abadi siap dan sigap dengan tawaran dari PT. Perkebunan Nusantara VIII dengan segala resiko yang sudah dipikirkan sebelumnya.

5 5 Negosiator bagi sebuah perusahaan diperlukan yang menarik, pandai berbicara dan memiliki karakter. Peran negosiator dalam tercapainya kesepakatan antar kedua belah pihak pada proses negosiasi pupuk kepada perusahaan yang mempunyai barang sangat penting bagi perusahaan. Sehingga seorang negosiator dituntut untuk dapat mengendalikan jalannya proses negosiasi, dengan tahapan yang tersusun. Sehingga seorang negosiator dapat lebih memusatkan perhatiannya terhadap isi negosiasi yang berlangsung. Saat negosiasi berlangsung seorang negosiator dapat melakukan langkah strategis dalam sebuah negosiasi, yaitu menggunakan gambit dan tahap-tahap yang tepat karena dengan menggunakan gambit dan tahap-tahap yang tepat akan dapat tersusun dan terarah. 1.1 Rumusan dan Identifikasi Masalah Rumusan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Negosiasi antara CV. Dudi jaya dengan PT. Perkebunan Nusantara VIII Dalam Memperoleh Tender Pupuk Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah yang diteliti, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

6 6 1. Bagaimana tahap-tahap yang dilakukan negosiator dalam upaya mendapatkan tender pupuk? 2. Bagaimana gambit negosiasi yang digunakan oleh negosiator dalam memperoleh tender pupuk? 3. Hambatan apa yang dialami oleh negosiator dalam mendapatkan tender pupuk? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk meneliti hal-hal yang dianggap penting di teliti, antara lain: 1. Untuk mengetahui tahap-tahap yang dilakukan negosiator dalam upaya mendapatkan tender pupuk. 2. Untuk mengetahui gambit yang di pakai negosiator dalam upaya mendapatkan tender pupuk. 3. Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh negosiator dalam memperoleh tender pupuk. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis laporan ini memiliki kegunaan, baik itu kegunaan praktis ataupun kegunaan teoritis. Adapun kegunaan tersebut antara lain:

7 Kegunaan Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembang Ilmu Manajemen Komunikasi, khususnya mengenal kegiatan negosiasi yang dilakukan seorang negosiator untuk memperoleh kesepakatan dalam usaha yang menguntungkan kedua belah pihak Kegunaan Praktis : 1. Penelitian ini bagi perusahaan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam upaya mendapatkan tender. 2. Penelitian ini memberi masukan kepada negosiator dalam bernegosiasi. Yang diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak lain mengenai bagaimana peranan negosiator dalam upaya mendapatkan kesepakatan kerjasama. 1.5 Ruang Lingkup dan Pengertian Istilah Ruang Lingkup 1. Penelitian ini dibatasi hanya pada kegiatan komunikasi negosiasi yang dilakukan CV. Dudi Jaya Abadi dalam meperoleh tender pupuk yang dilihat dari Tahap-tahap Negosiasi dan Taktik Negosiasi. 2. Lokasi penelitian dilakukan di CV. Dudi Jaya Abadi Komplek Cijerah Indah B Dan PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan. 3. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2015

8 Pengertian Istilah 1. Menurut pakar Hatman dan oliver, Negosiasi adalah sebuah transaksi di mana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. 2. PT. Perkebunan Nusantara VIII merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan teh, karet, kelapa sawit, yang berlokasi kantor pusat di jalan Sindangsirna Bandung Jawa Barat. 3. Negosiator adalah orang yang melakukan kegiatan negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dengan persepsi, kebutuhan dan motivasi yang berbeda (Badudu-Zain, 2001: 778) 4. Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong suatu pekerjaan atau untuk menyediakan barang-barang atau mengadakan kontrak. 1.6 Kerangka Pemikiran Komunikasi Negosiasi adalah salah satu kegiatan yang diperlukan oleh setiap individu maupun suatu perusahaan karena tanpa negosiasi suatu bisnis tidak akan terjadi dengan mudah dengan adanya negosiasi terciptanya suatu keinginan yang diinginkan. Kegiatan komunikasi negosiasi akan berjalan sesuai dengan harapan apabila terjalin komunikasi yang efektif. Dan pada akhirnya, terwujudnya rasa

9 9 kemenangan antara kedua belah pihak negosiator. Menurut Joseph A Devito, Komunikasi antar pribadi atau personal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (dalam Efendy, 2000:59) Negosiasi penjualan adalah negosiasi yang ditujukan untuk menunjang proses keberhasilan penjualan. Dawson (2004: 10) menjelaskan negosiasi penjualan mengajarkan mencapai kemenangan di meja negosiasi dengan cara di mana pembeli pun akan merasa menang. Keterampilan ini merupakan ciri negosiator penjualan yang cerdik. Pengertian negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi dan menerima guna mencapai kesepakatan bersama yang saling mengutungkan (Dawson, 2004, Fisher 2000: 37). Negosiasi merupakan kegiatan yang hampir dilakukan oleh semua orang, untuk mencari keuntungan. Semakin seseorang terampil dan menguasai teknik negosiasi, semakin besar usahanya membuahkan hasil yang besar. Namun dalam kenyataannya, melaksanakan negosiasi ini tidak mudah. Negosiator perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam melakukan negosiasi. Agar negosiasi tidak berlangsung dengan alot maka dibutuhkan nya Strategi dan Tahap Negosiasi yang dimiliki seorang negosiator. Menurut Roger Dawson dalam buku The Secret Of Power Negotiating. Terdapat gambit negosiasi awal, tengah, dan akhir dalam proses negosiasi yaitu : A. Gambit Awal

10 10 1. Mintalah lebih dari yang anda harapkan a) Anda mungkin mendapatkannya. b) Memberi anda ruang gerak untuk melakukan negosiasi. c) Meningkatkan nilai kesadaran tentang apa yang tengah ditawarkan. d) Mencegah negosiasi dari deadlock. e) Menciptakan suatu iklim dalam mana pihak lawan merasa ia menang. 2. Jangan pernah katakana Ya terhadap tawaran pertama a) Jangan pernah katakana ya untuk tawaran pertama atau tawaran balasan dari pihak lawan. b) Bahaya besar itu apabila anda sudah membentuk gambaran mental pihak lawan merespons proposal anda dan ternyata lawan tidak. 3. Hindari Negosiasi yang Konfrontatif a) Jangan menentang pihak lawan pada tahap-tahap awal negosiasi karena itu akan menimbulkan konfrontasi. b) Gunakan formula Feel, Felt, Found untuk mengubah suasana konfrontatif. c) Dengan menetapkan formula Feel, Felt, Found akan memperoleh waktu untuk berpikir bila pihak lawan menunjukkan sikap permusuhan kepada kita. B. Gambit Tengah 1. Jangan Memberi Tawaran Splitting difference

11 11 a) Jangan terperangkap dalam pemikiran bahwa splitting the difference ini adil untuk dilakukan. b) Splitting the difference tidak berarti membaginya tepat di tengahtengah, karena anda bisa melakukan tindakan ini lebih dari satu kali. C. Gambit Akhir 1. Positioning For Easy Acceptance a) Jika pihak lawan bangga akan kemampuannya dalam bernegosiasi, keinginannya untuk menang dapat menghambat dalam mencapai kesepakatan. b) Karena penentuan waktu lebih penting daripada ukuran konsesi, konsensinya bisa kecil saja dan itu efektif. c) Selalu berikan ucapan selamat kepada pihak lawan setelah anda selesai bernegosiasi, meskipun pihak lawan menurut kita buruk. Dengan gambit-gambit negosiasi ini seorang negosiator akan lebih terampil, kreativitas, dan kemampuan untuk berpresentasi secara efektif, anda bisa mengubah lawan menjadi kawan dengan menunjukan kepada mereka bahwa mungkin saja untuk membuat transaksi bisa diterima oleh kedua belah pihak. Hasil yang diinginkan adalah kepuasan bersama. Selain gambit-gambit ada juga tahap-tahap negosiasi yang perlu diketahui Menurut Bill Scoot Dalam kegiatan negosiasi terdapat lima tahapan. Berikut dijelaskan tentang tahap negosiasi yang terdiri dari tahap eksplorasi, penawaran, tawar-menawar, penyelesaian, dan pengesahan.

12 12 a. Tahap Eksplorasi Negosiasi pada tahap eksplorasi yang efektif tergantung pada komunikasi yang efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Bill Scoot, langkah-langkah yang perlu diambil oleh para negosiator adalah: Menciptakan kondisi yang tepat. Mengusahakan agar skala waktunya tepat. Menyiapkan dan mengemukakan informasi secara efektif. Mendengarkan secara efektif. Mengatasi hambatan bahasa kedua (scoot, 1993:84). Menciptakan kondisi yang tepat harus dibangun pada tahap-tahap permulaan, pada awal penciptaan iklim negosiasi. Ada bermaca-macam iklim negosiasi. Iklim dari satu negosiasi mungkin keras, tidak mengenal kompromi, dan tegang. Sedangkan negosiasi yang lain mungkin iklimnya lamban, membosankan dan makan banyak waktu. Atau negosiasi yang lain lagi mungkin hangat, ramah, dan kreatif, dsb. (Scoot, 1993: 4). b. Tahap Penawaran Pada tahap penawaran, pola penawaran oleh banyak orang dilihat sebagai inti dari proses negosiasi. Bila orang berpegang pada pendapat ini, maka cara mereka bertindak akan membawa penawaran dan tawarmenawar menjadi inti dari proses tersebut. Menurut Bill Scoot, sebagian besar dari penawaran dalam negosiasi ditentukan oleh orang-orang yang komersial. Orang yang dibesarkan dalam tradisi komersial berhubungan dengan orang lain yang memiliki

13 13 semangat sama. Orang-orang komersialdengan pengalamannya yang kaya dan perasaan intuisinya mengenai berbagaikemungkinan pasar. Pedoman terbaik untuk mengambil keputusan mengenai penawaran adalah penilaian komersial dari orang-orang komersial yang berpengalaman. c. Tahap tawar-menawar Tahap tawar-menawar demi keuntungan kita harus memperhatikan suatu transaksi yang adil, di mana kedua belah pihak sama-sama puas. Kepuasan tergantung pada cara orang menilai barang atau sesuatu. Dengan bernegosiasi demi keuntungan kita berarti kita harus melakukan tahap tawar-menawar, sehingga pihak lain mendapat kepuasan. Jika tidak mungkin di antara kita membagi keuntungan tersebut, maka kita harus melakukan tawar-menawar, sehingga ketidakpuasan terbagi rata di antara kedua belah pihak. d. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian biasanya dilakukan setelah proses tawar-menawar matang. Masing-masing pihak memberikan persetujuan mengenai apa yang dinegosiasikan. Pada saat ini biasanya tumbuh suasana baru, yakni tumbuhnya vitalitas dan energy yang mereka rasakan menjelang puncak akhir negosiasi mereka. Pada tahap ini masing-masing pihak perlu memberikan penawaran terakhir. e. Tahap Pengesahan Setelah selesai proses penyelesaian, tibalah pada tahap pengesahan. Proses pengesahan persetujuan biasanya dalam bentuk tertulis, sering

14 14 dalam bentuk perincian hukum. Pada akhir semua tahapan negosiasi, bagaimana pun kerasnya negosiasi itu, diharapkan akan terdapat suasana persahabatan dan rasa saling menghormati di antara para negosiator. Dalam bernegosiasi negosiator yang terampil hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pada permulaan mengetahui dengan pasti kebutuhan, keinginan dan minat pihak lain. 2. Nilailah situasi dan putuskan bagaimana menanganinya. 3. Bersiaplah untuk setiap babak. 4. Pengaruhilah negosiator lain bantulah dia mendapat kepuasan dan jangan menginjak-injaknya. 5. Pengaruhi situasi dan pemahaman pihak lain tentang situasi tersebut. 6. Mengalah dengan langkah yang diperhitungkan dan hanya sejalan dengan konsesi balasan yang diberikan pihak lain. 7. Proses negosiasi dijaga agar dilaksanakan dalam suatu ajang luas atau terbuka dan diperhatikan muka dan kelancarannya. 8. Kenalilah penyelesaian yang dekat: buatlah suatu gerakan penutup simbolik, lalu usahakan agar perjanjian itu tertulis dan dilaksanakan. Melihat pentingnya negosiasi dalam sebuah perusahaan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

15 Metodologi Penelitian Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode deskriptif, Di mana peneliti ini hanya mencari atau menjelaskan seorang negosiator pada saat bernegosiasi. tidak menguji hipotesis, atau membuat prediksi. Menurut Djalaludin Rakhmat, metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 2005:25). Menurut Rakhmat (2005:25) penelitian deskriptif ditujukan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, 3. Membuat perbandingan evaluasi, 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. ( Lexy, 2014: 11).

16 Subjek objek, wilayah penelitian, dan sumber data - Objek merupakan lokasi yang memiliki nilai dan sebuah objek dapat menjadi struktur data yang dibuat sebagai bahan pengamatan. Adapun objek penelitian ini adalah orang yang berwenang dalam hal mencari tender. Yang mencari proyek pimpin direktur CV. Dudi Jaya Abadi Dedi Sonendar sekaligus negosiator CV. Dudi Jaya Abadi dalam melakukan negosiasi dengan PT. Perkebunan Nusantara VIII. - Wilayah adalah suatu area geografis, teritorial atau tempat, yang dapat berwujud di suatu Negara, Negara bagian provinsi, Penelitian ini berada di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini peneliti lakukan di CV. Dudi Jaya Abadi, bertempat di Jalan Melong Asih Komplek Cijerah Indah B1 Bandung. Dan mencari Peristiwa Negosiasi di PT. Perkebunan Nusantara VIII yang beralamat di Jalan Sindang Sirna No 4 Bandung. - Sumber data adalah sumber yang membantu peneliti menjadi gambaran dan contoh. dipakai oleh peneliti selama penelitian dan juga sumber itu sangat membantu peneliti 1. Artikel 2. Internet 3. Informan 1.9 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah : a. Wawancara

17 17 adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee) (sudjana 2000:234 di dalam buku metodologi penelitian kualitatif Aan Komariah) Teknik pengumpulan data yang dalam pelaksanaan nya peneliti akan membuat pertanyaan yang diajukan kepada negosiator CV. Dudi jaya Abadi. b. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono 2005:220 di dalam buku metodologi penelitian kualitatif Aan Komariah). Dan peneliti mencari data dan menggumpulkan data dari Negosiator CV. Dudi Jaya Abadi. c. Kepustakaan Yaitu suatu studi untuk memperoleh data yang relevan, yang bersumber dari buku-buku, serta sumber-sumber lainnya. Mencari buku dan teoriteori yang berhubungan dengan penelitian Operasional Variabel Variabel : Negosiasi antara CV. Dudi Jaya dengan PT. Perkebunan Nusantara VIII dalam memperoleh tender pupuk Indikator I : Tahap-tahap Negosiasi Alat ukur : a. Eksplorasi

18 18 Keberanian untuk menggali lebih banyak informasi. Berani menayakan informasi agar jelas dan benar. Keberanian melakukan penawaran secara langsung (person to person) Penawaran secara langsung agar tidak terjadi kerugian atau kekurangan. Merasakan perjanjian yang telah disetujui. Kedua belah pihak membuat perjanjian agar terciptanya kesepakatan bersama. Memahami tuntutan. Negosiator CV. Dudi Jaya Abadi harus memahami betul tuntutan pihak peminta, agar pihak peminta merasa puas dengan servis yang kita berikan. b. Penawaran Menginformasikan produk untuk mencapai kesepakatan Negosiator memberi tahukan produk pupuknya kepada PT. Perkebunan Nusantara VIII. Menyampaikan harga yang kompetitif. Menyampaikan harga yang tidak dimiliki pesaing. Menyampaikan informasi tentang pelayanan purna jual. Penyampaian jasa yang ditawarkan CV. Dudi Jaya Abadi kepada PT. Perkebunan Nusantara VIII.

19 19 c. Tawar-menawar Memberi peluang untuk mencapai kesepakatan. Memberi kesempatan agar tercapai kesepakatan bersama. Harga sesuai yang diharapkan. Memberi harga yang sesuai. d. Penyelesian Mengenai harga, produk dan pelayanan. Menyimpulkan harga yang disepakati dan produk yang disetujui dan pelayanan yang diinginkan pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII. Berusaha memberi pelayanan terbaik. CV. Dudi Jaya Abadi memberikan servis yang baik. e. Pengesahan Menghadirkan saksi. Adanya saksi bertujuan untuk memberikan keterangan apabila terjadi sesuatu pada sewaktu-waktu. Kesepakatan dalam bentuk tertulis. Adanya kesepakatan harus tertuang dalam bentuk tertulis, Karena disebut bukti hukum.

20 20 Indikator II : Gambit gambit Negosiasi Alat ukur : Gambit Awal 1. Mintalah lebih dari yang anda harapkan Negosiator tidak langsung setuju atas penawaran pihak pertama. Harus mengkaji dahulu sebelum kesepakatan disetujui. Memberikan ruang gerak untuk bernego. Memberikan waktu untuk bernegosiasi. 2. Jangan katakana ya pada tawaran pertama Lebih mengkaji tawaran dari pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII Mengkaji dahulu, agar sesuai dengan yang diminta oleh pihak user. 3. Hindari negosiasi yang konfrontatif Mengkomunikasikan suasana yang mengarah pada kesepakatan Mengkondisikan suasana agar tercapainya kesepakatan bersama. Kesepakatan terarah Membicarakan hal yang dinegosiasikan agar sepaham. Gambit Tengah 1. Jangan memberi tawaran splitting difference. Kedua belah pihak memberikan kesepakatan dengan harga yang adil. Menemukan harga yang mengguntungkan antar kedua belah pihak.

21 21 Mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Masing-masing pihak harus mendapat keuntunggan. Gambit akhir 1. Positioning for easy acceptance Mengkomunikasikan suatu komitmen yang disetujui kedua belah pihak. Membuat kesepakatan bersama. Indikator III : Hambatan-hambatan negosiasi Alat ukur : Adanya hambatan komunikasi Pihak PT. Perkebunan Nusantara VIII membuat kelalaian dalam pembayaran.

GAMBIT NEGOSIASI BABAK AKHIR. Ine Elyane

GAMBIT NEGOSIASI BABAK AKHIR. Ine Elyane GAMBIT NEGOSIASI BABAK AKHIR Ine Elyane GAMBIT NEGOSIASI BABAK AKHIR Roger Dawson menjelaskan 5 taktik GNBA sebagai berikut: 1. Gambit good guy/bad guy 2. Gambit Nibbling 3. Gambit meruncingkan konsesi

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam

Strategi dan Seni dalam Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI

BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI BAB 3 HUBUNGAN PENGECER DENGAN PEMASOK DAN TEKNIK NEGOSIASI I. Pentingnya Hubungan Pengecer dengan Pemasok Hubungan antara pengecer, dalam hal ini pengelola toko dengan pemasok atau suplier merupakan tahapan

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak luput dari bantuan orang lain. Atas dasar itulah, maka manusia harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di Indonesia saat ini sudah semakin ketat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin gencarnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. JalaWave Cakrawala dalam Melakukan Kerjasama Dengan PT. Telkom)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. JalaWave Cakrawala dalam Melakukan Kerjasama Dengan PT. Telkom) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pada bab V ini penulis dapat menarik kesimpulan dan penulis memberikan sedikit saran kepada PT. JalaWave dari penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain untuk merasa, berfikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain untuk merasa, berfikir, atau berprilaku seperti yang kita inginkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial di lingkungan kita dan untuk mempengaruhi orang lain

Lebih terperinci

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Oxford Dictionary : Negosiasi didefinisikan sebagai : pembicaran dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan

Lebih terperinci

merasa perlu untuk menawar kembali

merasa perlu untuk menawar kembali Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

ANALISIS PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN PADA PENGUSAHA MIKRO

ANALISIS PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN PADA PENGUSAHA MIKRO Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 ANALISIS PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN PADA PENGUSAHA MIKRO 1 Yusuf Hamdan, 2 Anne Ratnasari 1,2,Fakultas Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM NEGOSIASI BISNIS PAM.MM02.011.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu keadaan yang dapat diterima kedua belah pihak

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu keadaan yang dapat diterima kedua belah pihak NEGOSIASI BISNIS Negosiasi sebuah proses usaha untuk menemukan kesepakatan di antara dua pihak atau lebih yang memiliki perbedaan pandangan atau harapan tentang masalah tertentu pembicaran dengan orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan persoalan bagi setiap perusahaan agar dapat bersaing dengan usaha

I. PENDAHULUAN. ini merupakan persoalan bagi setiap perusahaan agar dapat bersaing dengan usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia saat ini telah memaksa usaha kecil bersaing di era Globalisasi untuk lebih kreatif dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif. Saat ini

Lebih terperinci

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : 14122059 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik 2. Jelaskan jenis, sebab, dan proses terjadinya konflik 3. Jelaskan hubungan konflik dan kinerja di perusahaan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,.

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MM DISUSUN OLEH : 1. Maria Aditya K C2C008084 2. Metha Kartika C

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN BAGI WANITA PENGUSAHA DI JAWA BARAT

PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN BAGI WANITA PENGUSAHA DI JAWA BARAT Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN BAGI WANITA PENGUSAHA DI JAWA BARAT 1 Yusuf Hamdan, 2 Anne Ratnasari dan 3 Aminuddin Irfani 1,2 Bidang Kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pembuatan rancangan penelitian adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah. Suatu penelitian memerlukan metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti agar memperoleh data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Hasnur Jaya Utama merupakan induk perusahaan (holding) dari Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional untuk mengangkut batang-batang

Lebih terperinci

Konflik dan Negosiasi

Konflik dan Negosiasi Konflik dan Negosiasi Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Konflik? Pertentangan dengan hati nurani sendiri Pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau lebih dengan sesama anggota organisasi

Lebih terperinci

Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang. waktu yang digunakan adalah untuk berkomunikasi dengan manusia lain.

Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang. waktu yang digunakan adalah untuk berkomunikasi dengan manusia lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sebagian besar waktu yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Swadaya Masyarakat) Qouma Kabupaten Bandung. Qouma adalah sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. Swadaya Masyarakat) Qouma Kabupaten Bandung. Qouma adalah sebuah BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang berlokasi di LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Qouma Kabupaten Bandung. Qouma adalah sebuah

Lebih terperinci

Negosiasi dengan Hati

Negosiasi dengan Hati Negosiasi Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu

Lebih terperinci

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan:

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan: Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : 14121005 Pertanyaan: 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik? 2. Jelaskan jenis, sebab dan proses terjadinya konflik? 3. Jelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku.

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku. LATAR BELAKANG KISAH 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun (syaratnya : harus mempunyai kemampuan negosiasi dan mengartikulasikan pendapat dengan baik) 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku (bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kompetisi di dunia bisnis konstruksi terus meningkat secara tajam dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI BA-MKU Kwu UNS- Solo 2008 MEDIA PRESENTASI MK. KEWIRAUSAHAAN Universitas Sebelas Maret Solo 2008 ETIKA : sama artinya dengan MORAL, yang berarti adat kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu aktivitas penting yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial maka manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus aktif melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan 51 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada Penelitian ini penulis menitikberatkan pada Nilai-nilai Keislaman Pada Pendidikan Renang di SMP Al-Hikmah Surabaya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 PELATIHAN NEGOSIASI PENJUALAN DALAM PEMASARAN PRODUK DAN JASA 1 Anne Ratnasari, 2 Yusuf Hamdan, 3 Dikdik Tandika 12 Bidang Kajian Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ida Bagus Wyasa Putra, et.al., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung, h.1.

BAB I PENDAHULUAN. Ida Bagus Wyasa Putra, et.al., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung, h.1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha di bidang pariwisata ternyata diimbangi dengan kesiapan para pelaku yang bergerak di bidang ini. Salah satu hal yang paling tampak adalah yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab sebelumnya, dalam bab ini peneliti mencoba menggambarkan pola komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan di Indonesia dimulai pada abad ke 19 di Kawasan Sumatera, ketika itu hutan-hutan di daerah Sumatera dijadikan hamparan tanah komoditi yang pada

Lebih terperinci

NEGOSIASI BISNIS DALAM PERSAINGAN GLOBAL

NEGOSIASI BISNIS DALAM PERSAINGAN GLOBAL Majalah Bisnis dan Iptek Lasmaya, Vol.7, Negosiasi No. 1, April Bisnis 2014, Dalam 13-17 Persaingan 2014 NEGOSIASI BISNIS DALAM PERSAINGAN GLOBAL S. Mia Lasmaya STIE Pasundan Bandung Email: mia@stiepas.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan pemerintah haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan. transaksi dalam hal ini adalah antara owner dan kontraktor. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam merencanakan harga suatu proyek, perusahaan konstruksi/kontraktor harus dapat memenuhi dua syarat agar dapat sukses. Pertama, harga harus mencerminkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut organisasi, apapun bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI

RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI RETORIKA KH. ANWAR ZAID SAAT CERAMAH TENTANG KEAGAMAAN DI TUBAN ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom KOMUNIKASI DALAM NEGOSIASI NEGOSIASI Pembicaraan dengan orang lain, dengan maksud untuk mencapai kesepakatan, untuk mengatur, atau untuk mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis penyakit baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

Lebih terperinci

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN MEMBUKA PELUANG KEAGENAN Masih terbuka peluang emas dengan kerjasama menjadi agen atau distributor Pressafe Brankas di wilayah Anda. Dapatkan keuntungan dan kemudahan menjadi Agen/ Distributor produk kami.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen bukanlah sesuatu yang bisa hadir begitu saja, karena itu untuk menghasilkan karyawan yang memiliki komitmen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis P R E P A R E D B Y : I R M A M. N A W A N G W U L A N, M B A M G T 4 0 1 - H U K U M B I S N I S S E M E S T E R G A N J I L 2 0 1 4 U N I V E R S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah investasi yang tak ternilai harganya. Pada saat ini begitu banyaknya berdiri rumah sakit-rumah sakit maupun tempat perawatan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia saat ini menciptakan persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG]

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG] KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KONTRAK UNTUK PERDAGANGAN BARANG INTERNASIONAL (1980) [CISG] Untuk keperluan kutipan versi AS, teks bahasa Inggris bersertifikasi PBB dipublikasikan dalam 52

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara

Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara LAMPIRAN Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara 1. Startegi adalah : sebuah perencanaan dan konsep yang harus dipikirkan dengan matang. Karena konsep tersebut sangat berpengaruh terhadap tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari pada hakikatnya bahwa manusia harus berkomunikasi. Agar komunikasi itu berjalan, kita sebagai manusia pasti butuh dan perlu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia teknologi telekomunikasi saat ini membawa perubahan yang sangat drastis dalam segala aktivitas manusia baik dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengunakan metode penelitian deskriptif. Nazir (2005: 6) menjelaskan bahwa deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan Pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin berkembang. Dari sekian banyak lingkup bisnis, ada satu jenis bisnis yang terjun langsung dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaanya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini adalah Desa Wonorejo Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau.

BAB III METODE PENELITIAN. ini adalah Desa Wonorejo Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan selama ± 2 bulan dengan perencanaan alokasi waktu penyusunan dan konsultasi proposal, penelitian dilapangan

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan ( proyek ) pada sector jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan ( tender ). Proses ini menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi membuat perusahaan secara maksimal berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik guna mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Persaingan saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan adanya perkembangan perekonomian yang diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan adanya perkembangan perekonomian yang diiringi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan adanya perkembangan perekonomian yang diiringi dengan kemajuan teknologi saat ini, menyebabkan timbulnya persaingan yang semakin ketat diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA. KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: NEGOSIASI BISNIS Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

Proses dan efek Media

Proses dan efek Media Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan. temuan penelitian. Masing-masing temuan penelittian akan dibahas

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan. temuan penelitian. Masing-masing temuan penelittian akan dibahas 99 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan penelittian akan dibahas mengacu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah didapat dan dijelaskan dalam BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Proses pembelajaran IT di SKACI berbasis pada penerapan

Lebih terperinci