KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONTROVERSI PENCALONAN ANGEL LELGA DARI PARTAI PERSATUAN DAN PEMBANGUNAN DI OKEZONE.COM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONTROVERSI PENCALONAN ANGEL LELGA DARI PARTAI PERSATUAN DAN PEMBANGUNAN DI OKEZONE.COM"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONTROVERSI PENCALONAN ANGEL LELGA DARI PARTAI PERSATUAN DAN PEMBANGUNAN DI OKEZONE.COM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Dwi Agus Prasetiyo NIM: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya selaku penulis, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memeroleh gelar sarjana pada jenjang Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Depok, 09 Maret 2014 Dwi Agus Prasetiyo

5 ABSTRAK Dwi Agus Prasetiyo Konstruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan Angel Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com Pemilu legislatif pada 2014 ini merupakan pesta demokrasi politik di Indonesia. Dengan alasan demokrasi inilah, beberapa orang memberanikan dirinya untuk menjadi caleg. Angel Lelga merupakan salah satu sosok selebriti yang juga ikut memeriahkan pesta demokrasi kali ini. Karena ia termasuk public figure, maka setiap gerak-geriknya pasti selalu jadi sorotan media. Okezone.com adalah salah satu media massa online yang memberitakan Angel Lelga, termasuk keputusannya untuk menjadi caleg dari PPP. Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana Okezone.com mendefinisikan masalah terkait berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP? Apa yang menjadi penyebab dari masalah/berita pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP? Bagaimana Okezone.com menekankan nilai moral apa yang dipakai untuk menjelaskan berita pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP? Dan bagaimana Okezone.com menawarkan penyelesaian untuk mengatasi berita pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP? Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yakni teori Konstruksi Sosial atas Realitas, yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Yang menjelaskan bahwa sesungguhnya realitas tidak muncul begitu saja, melainkan dibangun atau dikonstruk. Untuk mengetahui bagaimana Okezone.com membingkai berita pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP, maka penulis menggunakan metode analisis framing model Robert N. Entman. Framing model ini menggunakan empat struktur analisis, yaitu Define Problems (Pendefinisian Masalah), Diagnose Causes (memerkirakan sumber masalah atau sumber masalah), Make Moral Judgement (membuar keputusan moral), dan Treatment Recommendation (menekankan penyelesaian). Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu analisis teks dan wawancara. Okezone.com menggambarkan sikap yang kurang percaya akan keputusan PPP mengusung Angel Lelga menjadi calegnya. Hal ini memunculkan asumsi bahwa PPP hanya ingin mendulang suara dari para calegnya, khususnya caleg artis ini. Di samping itu, para caleg artis ini kerap mendapat tempat istimewa di dalam partai. Menguatkan dugaan bahwa PPP tidak melakukan sistem kaderisasi terhadap beberapa calegnya. Dapat disimpulkan bahwa, berita-berita yang dipublikasikan oleh beberapa media, termasuk Okezone.com kepada khalayak, sesungguhnya bukanlah sesuatu yang asli dari realitas sosialnya. Wartawan dan media adalah pihak yang membangun realitas tersebut. Maka dari itu, sebuah media tidak dapat dikatakan dalam posisi netral pada sebuah pemberitaan. Nuansa berita mengenai fenomena artis nyaleg inipun tidak luput dari gubahan sang wartawan dan Okezone.com itu sendiri. Okezone.com terlihat cenderung menyudutkan Angel Lelga dengan mengekspos masa lalu dan rekam jejaknya sebagai selebriti melalui narasumber-narasumbernya. Keywords: Angel Lelga, Okezone.com, PPP, Kontroversi, dan Pencalonan. i

6 KATA PENGANTAR Rasa syukur serta terima kasih tidak pernah berhenti dari lisan dan hati penulis kepada Alloh SWT., yang selalu memberikan limpahan ilmu, anugerah, rizqi, juga hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi pada jenjang pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat teriring salam juga tidak lupa selalu penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga serta para sahabatnya. Dan semoga kita termasuk umat yang akan mendapatkan syafa at dari beliau, kelak. Aamiin Yaa Robbal aalamiin. Penulisan karya ilmiah ini pun tidak lepas dari peran dan jasa orang-orang terdekat penulis, di antaranya ialah Mrs. Mutiyah (Mamam Mut) dan Mr. Tohirin (Papap), yang selalu mendo akan, mengingatkan, dan memberikan segala macam dukungan, baik berupa materi maupun immateri. Serta untuk kakak tersayang nan terhormat; Syam Romadani, yang juga turut serta memberikan motivasi untuk giat berkompetisi dengannya dalam balutan suasana keusilan dan kesenangan. Terima kasih Mam, Pap, dan Mas. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian bertiga, khususnya. Proses pengerjaan skripsi ini tidaklah mudah dan singkat, melainkan banyak cobaan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun, berkat niat dan tekad, akhirnya penulis dapat melewati segala cobaan dan hambatan tersebut. Lagi-lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas semua yang telah penulis terima selama ini, khususnya ii

7 untuk masa-masa penyusunan skirpsi. Dan ini semua tidak terlepas dari faktor pendukung yang diperoleh dari sosok-sosok berikut ini: 1. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed., selaku Pembantu Dekan (Pudek) I, Drs Jumroni, M.Si., selaku Pudek II, dan Drs. Wahidin Saputra, M.A., selaku Pudek III. 2. Rachmat Baihaky, M.A., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Umi Musyarrofah, M.A., selaku Sekretaris Jurusan dan Fatoni selaku Wakil Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan skripsi dan memberikan banyak masukan juga saran ke dalam skripsi ini. 5. Fauzun Jamal, Lc., selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI G 2009 yang telah banyak membantu dalam setiap hal akademis ataupun personal, serta memberikan pengarahan tentang perkuliahan dari semester 1 hingga sekarang ini. 6. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., Bintan Humeira, M.Si, serta Muchammad Nasucha, M.Si., yang juga pernah memberikan arahan dan bimbingan terhadap proposal dan skripsi yang penulis susun ini. 7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, yang telah berjasa mendedikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat kepada penulis. Serta iii

8 kepada seluruh jajaran staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan layanan kebersihan dan keamanan. Dan kepada seluruh petugas Perpustakaan FIDKOM dan Perpustakaan Utama yang memberikan layanan kepada pengunjungnya (terutama penulis), sehingga penulis merasakan manfaat yang baik dari kedua Perpustakaan tersebut. 8. Para sahabat dan saudara se-iman yang juga satu perjuangan bersama penulis dalam mengarungi alam perkuliahan yang amat liar, yang tergabung dalam satu perkumpulan persaudaraan Geng Bunga Matahari yang juga menaungi sebuah institusi media, yakni Taplak Media. Mereka adalah Arief Fadillah, S.Kom.I, Arip Rahman Hakim, S.Kom.I, Iskandar Zulqornain, S.Kom.I, dan Tata Suryana Wijaya, S.Kom.I. Tidak akan pernah penulis musnahkan kenangan bersama kalian selama ini. 9. Keluarga besar mahasiswa/i FIDKOM angkatan 2009, terutama para Sarjana Komunikasi Islam dari KPI G yang baik hati dan tidak sombong, di antaranya adalah Edi, Soleh, Surya, Rizky, Heri, Rizal, Sanih, Faisal, Hairul, Putra, Ipul, Andri, Fitri, Dewi, Nida, Puni, Ade, Ovi, Winy, Lina, Agni, Yanka, Mega, Aisyah, Isti, dan Nisa. THE BEST YEARS OF MY LIFE! 10. Kelurga besar KKS Ketupat yang menjadi bagian agent of change di Desa Pasarean, Bogor. Keluarga besar ARC (Ar-Rahman Community) yang telah menorehkan sejarah dari Ciputat hingga Bayah. Keluarga besar FKPM (Forum Komunikasi Pemuda Mandiri), dan Keluarga besar Ikatan Pemuda MADRASH. iv

9 11. Dan yang tidak pernah penulis lupakan, sosok perempuan yang selalu menemani penulis menghabiskan sebagian waktu bersama dengannya sebagai teman hidup, memberikan semangat dan dukungan dalam berbagai rupa sehingga penulis selalu bersyukur dipertemukan dengannya. The one and only; Wulan Maulidia, S.Kom.I. Terima kasih Bantal! 12. Serta untuk seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berjasa dalam berbagai hal, terkhusus selama berlangsungnya proses pendidikan di kampus tercinta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih terbilang jauh dari istilah sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekhilafan dan kealfaan yang terdapat dalam skirpsi ini. Namun, dengan adanya penelitian ini, penulis berharap di masa mendatang agar bermanfaat dan dapat dipergunakan secara bijak oleh pembaca dan pihak yang membutuhkan akan informasi dalam skripsi ini. Dan sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih atas segala hal yang telah diperoleh. Semoga Alloh SWT membalas jasa para Ibu, Bapak, dan seluruh sahabat, serta meridhoi setiap hal baik yang kita lakukan, sehingga kita semua dapat menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Aamiin... Depok, 14 Maret 2014 DWI AGUS PRASETIYO v

10 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii vi viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka E. Kerangka Teori F. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian Tahapan Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Teknik Analisis Data G. Sistematika Penulisan BAB II KERANGKA TEORI A. Konstruksi Sosial Realitas Konstruksi Sosial Realitas: Pemikiran Berger L. Berger dan Thomas Luckmann Konstruksi Sosial Media Massa B. Analisis Framing C. Media Massa Definisi dan Karakteristik Media Massa Fungsi Media Massa Efek Media Massa Media Online D. Berita Definisi Berita vi

11 2. Nilai Berita BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Okezone.com Media Nusantara Citra Group (MNC) Situs online Okezone.com B. Visi dan Misi Okezone.com BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA 1. Analisis Framing Model Robert N. Entman dalam Pemberitaan di Okezone.com Periode April Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP (9 April 2013) Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis (23 April 2013) Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? (23 April 2013) Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat (24 April 2013) Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? (24 April 2013) Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah (26 April 2013) Kaitan Interpretasi atas Temuan dan Analisis Data dengan Teori a) Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi b) Tahap Sebaran c) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas d) Tahap Konfirmasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran Saran Akedemis Saran Praktis DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 Teknik framing Robert N. Entman Tabel 2 Definisi framing menurut para tokoh Tabel 3 Item Berita Okezone.com tentang Kontroversi Pencalonan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari Partai Persatuan dan Pembangunan Tabel 4 Paparan Singkat Tentang Kontroversi Pemberitaan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com Tabel 5 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 9 April 2013: Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP Tabel 6 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 23 April 2013: Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis Tabel 7 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 23 April 2013: Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? Tabel 8 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 24 April 2013: Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat Tabel 9 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 24 April 2013: Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? Tabel 10 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 26 April 2013: Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah Tabel 11 Hasil Konstruksi dalam Pemberitaan Pencalonan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari PPP di Okezone.com viii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun 2014 ini merupakan tahun politik bagi sebagian masyarakat Indonesia yang cukup memerhatikan dan peduli seputar dunia politik, terlebih bagi mereka yang memberanikan diri untuk maju, menyalonkan dirinya sebagai wakil rakyat dari sejumlah partai politik yang mengusungnya. Berbagai macam lapisan masyarakat, mulai dari rakyat biasa, pejabat, bahkan sosok-sosok dari ranah hiburan (selebritis/artis) pun ikut memeriahkan kontestasi Pemilu 2014 ini. Terfokus kepada para selebriti yang maju menjadi calon anggota legislatif, alihalih berkurang, justru kehadiran dan keeksistensian mereka di panggung politik Indonesia malah kian bertambah. Bukan kali ini saja mereka (artis) muncul di panggung yang bisa terbilang baru bagi mereka ini. Namun, nama-nama seperti Tantowi Yahya, Nurul Arifin, Rachel Maryam, Dedi Gumelar (Miing), dan sejumlah artis lainnya, sebernarnya telah lebih dulu menjadi anggota legislatif. Dan kini terdapat sederet nama-nama artis baru yang juga mengikuti senior mereka yang telah sukses melenggangkan dirinya ke Senayan. Mereka (di antaranya) adalah Anang Hermansyah, Ayu Azhari, Irwansyah, Tommy Kurniawan, Doni Damara, Arzetti Bilbina, dan Angel Lelga. Dan rata-rata dari mereka beralasan ingin menjadi anggota legislatif atau wakil rakyat adalah untuk membangun daerahnya masing-masing. Apakah salah jika mereka ingin hijrah ke dunia politik? Tentu saja tidak, karena yang mereka lakukan ini merupakan salah satu hak dari setiap warga negara Indonesia. Terlebih lagi, jika sebelumnya para artis ini telah melewati 1

14 2 proses untuk membangun kapasitas dan kredibilitas mereka masing-masing secara sungguh-sungguh, sehingga mereka dapat memahami norma-norma politik yang mereka dapati, maka keputusan mereka untuk berpartisipasi dalam dunia politik selayaknya dapat kita apresiasi. Selalu ada hal yang menarik ketika membicarakan perihal artis nyaleg ini. Pasalnya, masyarakat kerap kali dibuat bingung atas keputusan yang diambil para pelaku seni tersebut untuk terjun ke dunia politik. Bahkan, yang dikhawatirkan adalah jika yang mereka lakukan ini hanya sekedar iseng-iseng belaka, dengan bermodalkan popularitas dan uang yang berlimpah, mereka lantas terjun ke ranah yang terbilang baru bagi mereka ini. Fenomena ini mungkin karena efek dari perubahan UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Legislatif, menjadi UU Nomor 8 Tahun 2012 yang diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam putusan MK tersebut menjelaskan bahwa sistem Pemilu 2009 menggunakan sistem proporsional terbuka, dari yang semula menggunakan sistem proporsional tertutup. Dan hingga kini, putusan MK tersebut masih diberlakukan hingga Pemilu 2014 ini. Di dalam sistem proporsional terbuka, nomor urut di dalam daftar calon tidak lagi dijadikan ukuran untuk menentukan calon mana yang mewakili partai di dalam perolehan kursi, sekiranya tidak ada calon yang memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). Yang dijadikan ukuran adalah calon yang memeroleh suara terbanyak. 1 Oleh sebagian kalangan, sistem proporsional terbuka dianggap paling ideal sebagai wujud keterwakilan rakyat, menciptakan suasana kompetisi antar sesama peserta pemilu untuk bersaing, bahkan dianggap lebih demokratis di internal 2011), h Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

15 3 partai, dan dapat mendapatkan calon terpilih yang lebih akuntabel kepada konstituennya. Karena, melalui sistem ini, hanya caleg yang meraih dukungan penuh dari rakyat yang dapat duduk di kursi legislatif. Sedangkan sistem proporsional tertutup dimaksudkan bahwa urutan calon anggota legislatif yang dipilih berdasarkan daftar yang ditentukan oleh partai, dan pemilih tidak dapat mengungkapkan suatu preferensi terhadap caleg mana yang disukainya. 2 Keuntungannya, partai dapat memasukkan caleg (mungkin anggota kelompok etnis minoritas, kelompok bahasa, atau wanita) yang mungkin akan sulit terpilih tanpa mekanisme ini. 3 Walaupun setiap pemilih tidak dapat menentukan langsung siapa wakilnya. Adanya azas demokrasi di Indonesia serta sistem Pemilu proporsional terbuka inilah yang disinyalir sebagai magnet penarik bagi para selebritis untuk maju menjadi calon anggota legislatif dari sejumlah partai politik. Termasuk salah satu artis yang namanya kerap kali menjadi perhatian masyarakat karena berbagai macam pemberitaan tentang dirinya. Sosok artis tersebut adalah Lely Anggraeni atau yang biasa dikenal oleh masyarakat sebagai Angel Lelga ini merupakan salah satu dari sederet artis yang maju ke dalam bursa calon anggota legislatif di Pemilu Legislatif 2014 lalu dari partai yang berhaluan Islam, yakni Partai Persatuan dan Pembangunan. Hal ini pun tak ayal menuai kontroversi di kalangan masyarakat yang telah jeli akan informasi dan situasi yang tersaji oleh media. Karena, dewasa ini setiap lapisan masyarakat telah sangat pintar dan cakap untuk mengakses setiap 2 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h Veri Junaidi, dkk., Politik Hukum Sistem Pemilu: Potret Keterbukaan dan Partisipasi Publik dalam Penyusunan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD (Jakarta: Yayasan Perludem, 2013), h

16 4 informasi dan berita yang berkembang di lingkungannya. Terlebih lagi makin banyaknya media massa baik itu cetak, elektronik, maupun online, yang kian bermunculan di tengah-tengah masyarakat. Pada Pemilu yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, sosok Angel Lelga digadang-gadang oleh PPP untuk maju menjadi kandidat caleg di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V dengan nomor urut satu. Alhasil peristiwa ini sontak membuat beberapa media massa cetak, elektronik dan online pun memberitakannya. Betapa tidak, yang kita tahu selama ini rekam jejak tentang kepopularitasan Angel Lelga di media massa, pasti selalu dibarengi oleh pemberitaan-pemberitaan yang kurang sedap. Tidak percaya, mungkin kata-kata itulah yang cocok untuk menggambarkan opini masyarakat ketika mengetahui berita tersebut. Angel Lelga yang ternyata telah menjadi mu alaf ini memang bisa dikatakan nekad dalam urusan yang terbilang baru bagi dirinya ini. Dari artikel-artikel yang penulis baca di media massa, Angel Lelga berujar bahwa dirinya mampu memeroleh suara untuk dirinya dari penggemar-penggemarnya yang ada di kota Solo. Hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa Angel Lelga mencalonkan diri dengan modal awal sebuah ketenaran. Dan Angel Lelga beralasan, mengapa dirinya memilih PPP sebagai rumah sekaligus kendaraan politiknya, ialah karena dirinya yang sebagai mu alaf ingin terus mendalami agama Islam dengan cara berkumpul dengan komunitas-komunitas Islam yang ada di PPP. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali dalam sebuah artikel yang penulis temukan. Katanya dia sudah ditawari partai lain jadi caleg, tapi dia tidak sreg dan hanya sreg sama PPP. Ia bilang, saya jadi Islam karena perkawinan dengan Bang Rhoma. Meski pernikahannya tidak panjang, tetap pegang agama Islam. Ia ingin menjaga agamanya dan ingin

17 5 mendalami Islam dengan berkumpul dengan komunitas-komunitas Islam yang ada di PPP, bebernya. 4 Terlepas dari alasan mengapa Angel Lelga ingin menjadi anggota dan caleg dari PPP, tetap saja masyarakat telah dibuat bingung atas sikap yang ditunjukan oleh PPP dalam merekrut dan mengusung Angel Lelga sebagai calegnya, serta keputusan sang pelaku seni (Angel Lelga) itu sendiri yang mendadak ingin menjadi wakil rakyat dari partai yang berlambangkan Ka bah ini. Dan jangan sampai realitas ini akhirnya membuktikan skeptisnya filsuf legendaris zaman Yunani, Socrates. Menurutnya, demokrasi justru membuka peluang bagi manusia bebal, dungu, dan tolol yang kebetulan didukung konstituen mayoritas, untuk menjadi pemimpin negara. Socrates paham benar bahwa rakyat tidak selalu mendukung sosok yang dinilai paling mampu dan cerdas, tetapi lebih sering sosok yang paling disukai. Tragisnya, sosok-sosok demikian kerap tidak memiliki kompetensi untuk memerjuangkan nasib rakyat. 5 Peristiwa ini membuat sejumlah media massa cetak, elektronik maupun online turut memberitakannya. Dan salah satu media massa online yang turut mempublikasikan peristiwa ini ialah situs berita dan hiburan Okezone.com. Situs ini sempat mempublikasikan berita yang berhubungan dengan pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif sebanyak tujuh buah artikel berita pada edisi bulan April 2013, terhitung dari tanggal 9 hingga 26 April Namun, penulis hanya meneliti enam buah artikel berita. Dikarenakan hanya keenam berita 4 Tri Ispranoto, Cerita Suryadharma Ali Mengapa Angel Lelga Pilih PPP, artikel diakses pada 20 April 2014 dari 5 Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik (dalam Pilkada Langsung) (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h

18 6 tersebut yang memiliki relevansi terhadap penelitian ini, yaitu terkait dengan kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP. Di antaranya ialah artikel pada tanggal 9 April 2013, yang berjudul Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP. Dalam artikel ini, Okezone.com memberitakan Angel Lelga yang telah mantap mengambil keputusan untuk menjadi caleg dari PPP setelah dirinya melakukan sholat istikharah. Kemudian terdapat artikel pada tanggal 23 April 2013 yang berjudul Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis. Kali ini Okezone.com menggunakan penjelasan dari Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PPP, Ahmad Yani, dalam menulis berita. Ahmad Yani menyebutkan beberapa artis yang diusung oleh PPP untuk menjadi caleg beserta alasan mengapa PPP mengusung mereka. Dan masih di tanggal yang sama, yaitu tanggal 23 April 2013, terdapat artikel yang berjudul Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg?. Dalam artikel ini, Okezone.com mencoba untuk tampil secara kontra terhadap Angel Lelga, dengan menggunakan sosok Iberamsjah, seorang Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, yang mengemukakan pendapatnya yang juga kontra terhadap pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif. Selanjutnya artikel pada tanggal 24 April 2013, yang berjudul, Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat. Melalui artikel ini, Okezone.com menggunakan pendapat dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP, Fernita Darwis, yang menjelaskan sikap PPP yang sangat siap jika suatu waktu PPP diserang dengan menjadikan masa lalu Angel Lelga sebagai bahan untuk black campaign dari pihak lain. Disambung dengan artikel di tanggal yang sama, yakni tanggal 24 April 2013, yang berjudul Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga?. Kali ini Okezone.com

19 7 menampilkan seorang Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni. Ia menjelaskan bahwa ketidaksetujuannya terhadap partai politik yang mengusung calegnya tanpa ada proses kaderisasi, termasuk partai Islam (PPP) yang mengusung artis seperti Angel Lelga yang rekam jejaknya tidak baik, sebagai calegnya. Dan diakhiri dengan artikel pada tanggal 26 April 2013, dengan judul, Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah. Kali ini Okezone.com memberitakan tentang penjelasan PPP melalui pendapat anggota Tim Pemenangan Pemilihan Legislatif PPP, Dimyati Natakusumah; yang memiliki caleg artis seperti Angel Lelga. Dimyati mengatakan bahwa PPP merupakan partai pemberi hidayah kepada siapa pun. Dan PPP memersilahkan kepada siapa pun untuk bergabung, namun harus memiliki niat untuk berubah menjadi orang yang baik. Berdasarkan temuan data yang penulis peroleh dari sebuah artikel berita, bahwasanya Angel Lelga tidak dapat maju ke Senayan untuk menjadi anggota legislatif. Hal ini dikarenakan perolehan suara yang diraih oleh PPP tidak mencukupi untuk mengantarkan para caleg terpilihnya (salah satunya Angel Lelga) untuk menuju ke Senayan. Walaupun sebenarnya perolehan suara Angel Lelga sendiri terbilang cukup tinggi di PPP. Sementara itu, artis ibukota Angel Lelga Anggreyani dipastikan gagal melangkah ke Senayan walaupun berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara, suara Angel Lelga sebenarnya paling tinggi di PPP, yakni lebih dari Tapi, mantan isteri raja dangdut Rhoma Irama ini tidak bisa melangkah ke Senayan karena perolehan suara PPP hanya Insetyonoto, Tertinggi di PPP, Angel Lelga Gagal ke Senayan artikel diakses pada 2 Mei 2014 dari

20 8 Namun, fenomena Angel Lelga nyaleg ini tetap menarik bagi penulis. Sebab, situasi yang terjadi saat ini dapat terbilang paradoks jika dibandingkan dengan (permberitaan) artis lain yang juga ikut ke dalam kontestasi Pemilu 2014 lalu. Hal ini akibat sosok Angel Lelga yang kerap muncul dalam pemberitaan di sejumlah media massa dengan rangkaian pemberitaan yang negatif di pikiran masyarakat yang telah terkonstruk oleh media massa tersebut. Penulis juga menemukan bahwasanya, hanya Okezone.com yang konsisten memberitakan perihal Angel Lelga nyaleg ini dengan gaya dan alur berita yang terbilang cukup dinamis pada periode April Dalam rangkaian pemberitaaannya, pihak Okezone.com merilis beberapa artikel berita dengan nuansa yang terkesan pro terhadap sosok Angel Lelga. Namun, ada pula sejumlah artikel berita yang cenderung kontra dalam penyajian angle-nya. Dan hal itulah yang membuat penulis tertarik, serta memilih Okezone.com untuk dijadikan sebagai bagian dari objek penelitian ini. Kemudian beberapa data di atas pun akan penulis analisa dengan menggunakan analisis framing. Analisis framing adalah metode analisa media, seperti halnya analisis isi dan analisis semiotik. Juga merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu, dengan menggunakan istilah-istilah berkonotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilutrasi lainnya. 7 Dan model framing yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah model framing dari Robert N. Entman. Dalam hal ini Entman melihat framing 7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 253.

21 9 dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Dan tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, karena wartawan memilih aspek tertentu dari sebuah isu. 8 Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian ini dengan judul; Konstruksi Pemberitaan Kontroversi Pencalonan Angel Lelga dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan judul yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis akan membatasi masalah guna mempermudah penyusunan. Okezone.com telah banyak memuat berita tentang kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif di beberapa bulan menjelang Pemilu 2014 lalu. Namun, penulis hanya meneliti artikel berita yang dirilis oleh Okezone.com pada bulan April 2013, yaitu sebanyak enam buah artikel berita, yang terkait pada pemberitaan Angel Lelga tersebut. Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan. Yaitu, penulis hanya melakukan konfirmasi atas objek kajian penelitian ini kepada pihak media massa, yang dalam hal ini adalah situs berita dan hiburan Okezone.com. Dan penulis tidak melakukan proses konfirmasi terhadap khalayak atas pemberitaan pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari Partai Persatuan dan Pembangunan, yang menjadi objek kajian pada penelitian ini. 8 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, edisi ke-1, cet. Ke-2 (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 253.

22 10 2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini dibagi menjadi empat bagian yang saling berintegrasi dengan konsepsi model framing Robert N. Entman. Di antaranya adalah: 1. Bagaimana Okezone.com mendefinisikan masalah terkait berita tentang kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP? 2. Apa yang dianggap sebagai penyebab dari masalah/berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com? 3. Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah/berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com? 4. Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana Okezone.com mendefinisikan masalah terkait berita mengenai kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif pada periode April 2013.

23 11 b. Untuk mengetahui penyebab dari masalah terkait berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com. c. Untuk mengetahui nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah terkait berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com. d. Untuk mengetahui penyelesaian apa yang ditawarkan dalam mengatasi masalah mengenai berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP di Okezone.com. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi ke dalam dua aspek, yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih ide terhadap konsep media massa dan politik terutama tentang studi pembingkaian berita (framing) dan sekaligus sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki relevansi oleh akademisi dalam kajian media massa dan politik dan sekaligus menjadi sebuah analisis kasus melalui pendekataan teori konstruksi sosial. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi civitas akademik di bidang komunikasi, instansi publik, dan masyarakat, untuk dapat mengetahui dan memahami konsep pembingkaian berita (framing) oleh media. Dan hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi stimulus bagi

24 12 akademisi yang bergerak di bidang ilmu dakwah maupun komunikasi untuk dapat mengoptimalkan internet, sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan sosial, ekonomi, politik, dan keagamaan sekalipun. D. Tinjauan Pustaka Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat beberapa skripsi yang menggunakan media massa online sebagai media dalam menelusuri objeknya. Namun, hanya ada dua skripsi yang menjadi acuan penulis, dan tentu saja terdapat perbedaaan dalam hal fokus penelitiannya. Selain itu penulis juga menelusuri koleksi skripsi di beberapa unversitas yang diakses melalui perpustakaan versi online mereka. Hasilnya terdapat beberapa skripsi yang sejalan dalam penggunaan metode analisisnya, yaitu analisis framing. Namun, media dan fokus penelitiannya berbeda. Penulis juga meninjau beberapa bahan bacaan yang sangat berguna sebagai bahan referensi bagi penelitian ini. Adapun beberapa tinjauan pustaka tersebut ialah: 1. Skripsi ini menggunakan pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan pertama, tahun Skripsi karya Emmi Suhermi, mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lulus pada tahun 2005, dengan judul Analisis Framing Pemberitaan Syekh Puji pada Situs kompas.com dan republika.co.id.

25 13 Skripsi ini berisikan pemberitaan-pemberitaan mengenai kasus pernikahan Syekh Puji dengan gadis yang masih di bawah umur, yaitu Lutfiana Ulfa. Penelitian ini membandingkan berita-berita tersebut yang terdapat pada situs kompas.com dan republika.co.id dengan menggunakan analisis Framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki, yaitu dengan mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat Framing. Pertama, sturktur sintaksis. Kedua, struktur skrip. Ketiga, stuktur tematik. Keempat, struktur retoris. 3. Skripsi karya Nur Azizah, mahasiswa Jurusan Kominikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullanh Jakarta yang lulus pada tahun 2009, dengan judul Analisis Framing Berita Poligami KH. Abdullah Gymnastiar pada Situs Detik.com dan Eramuslim.com. Skirpsi ini berisikan berita-berita tentang poligami yang dilakukan oleh KH. Abdullah Gymnastiar yang dimuat pada situs detik.com dan eramuslim.com, dengan menggunakan model framing Robert N. Entmant yang melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspekaspek tertentu dari realitas/isu. E. Kerangka Teori Konstruksi Sosial Media Massa Realitas Media a. Model Peta Analog b. Model Refleksi Realitas Model Robert N. Entmant a. Definite Problems (pendefinisian masalah) b. Diagnose Cause (memperkirakan masalah atau sumber masalah) c. Make Moral Judgement (membuat keputusan moral) d. Treatment Recomendation (menekankan penyelesaian)

26 14 Penelitian ini berfokus pada penelitian media massa online, yang dalam hal ini adalah Okezone.com, dan menggunakan analisis framing model Robert N. Entmant untuk mengetahui bingkai berita yang dilakukan oleh media massa online tersebut. Kemudian dielaborasikan dengan teori Konstruksi Sosial Realitas milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan mencari sebab dan alasan mengapa suatu terjadi, di antaranya menjelaskan secara akurat mengenai suatu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda, namun memiliki kesamaan dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan bukti yang mendukung sebuah penjelasan atau teori. 9 Penelitian dengan jenis kualitatif ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kuantitatif yang berbasis pada paradigma positivistik (positivismeempiris). 10 Dan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 11 Menurut Crasswell, terdapat beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif. Pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada hasil. Kedua, 9 Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syahid JKT (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), h Antonious Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004), h Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Relationdan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 215.

27 15 peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, penliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data, serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi di lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar Tahapan Penelitian a. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data primer adalah proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi panelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut: a) Teks Berita yang diambil dari situs berita Okezone.com mengenai pemberitaan kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi caleg pada periode April b) Wawancara mendalam, yaitu suatu cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung (tatap muka) dengan memberikan sejumlah pertanyaan guna mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu, penulis 12 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, h. 303.

28 16 mempunyai tugas menuntut waktu dan tenaga agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Wawancara seperti ini berlangsung secara informal, seperti orang yang sedang mengobrol, tidak dibatasi adanya perbandingan antara pewawancara dengan informan. 13 Dan dalam hal ini, penulis mewawancarai Ahmad Dhani, selaku Redaktur Pelaksana di redaksional Okezone.com. 2) Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut: a) Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b) Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian, serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait. b. Pengolahan Data Data yang diperoleh melalui instrumen-instrumen di atas, akan diolah dengan cara penjabaran tabel-tabel yang merujuk pada model framing Robert N. Entmant. Dan dari penjabaran tabel tersebut akan tampak bagaimana media 13 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, edisi ke-1, cet. Ke-3 (Jakarta, Kencana: 2008), h. 100 & 108.

29 17 mengemas dan membingkai pemberitaan tentang kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi calon legislatif. 3) Teknik Analisis Data Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini akan menggunakan teknik framing yang dikemukakan oleh Robert N. Entmant. Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisi framing untuk studi isi media. Dan menurut Entman, meskipun analisis framing dipakai dalam berbagai bidang studi yang beragam, satu faktor yang menghubungkannya adalah bagaimana teks komunikasi yang disajikan, bagaimana representasi yang ditampilkan secara menonjol memengaruhi khalayak. Dan menurutnya, konsep framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan/dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan seperti membuat informasi terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa dan lebih tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa. Bentuk penonjolan tersebut bisa beragam: menempatkan satu aspek informasi lebih menonjol dibandingkan dengan yang lain, lebih mencolok, melakukan pengulangan informasi yang dipandang penting atau dihubungkan dengan aspek budaya yang akrab dibenak khalayak. Kemudian Eriyanto juga menambahkan; dengan bentuk seperti itu, sebuah ide/gagasan/informasi lebih mudah terlihat, diperhatikan, diingat, dan ditafsirkan,

30 18 karena berhubungan dengan skema pandangan khalayak. Dan kehadiran frame dalam teks bisa jadi tidak seperti yang dideteksi oleh peneliti, khalayak sangat mungkin mempunyai pandangan mengenai apa yang mereka pikirkan atas suatu teks dan bagaimana teks berita tersebut dikonstruksi dalam pikiran mereka. 14 Entman juga mengatakan bahwa ada empat cara untuk melakukan framing terhadap berita yang diangkat oleh media, yakni define problems, diagnose causes, make moral judgement, dan treatment recommendation. Tabel 1 Teknik framing Robert N. Entman Define Problems (Pendefinisian Masalah) Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa? Peristiwa itu disebabkan oleh apa? Apa Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) peristiwa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah? Niali moral apa yang disajikan untuk Make Moral Judgement (Membuat Keputusan Moral) menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk 14 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS, 2008 ), h. 186.

31 19 mengatasi masalah? Dalam konsepsi Entman, pada dasarnya framing merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peritiwa yang diwacanakan. Kemudian terdapat dua level pada frame terhadap berita, yaitu; pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memroses informasi sekaligus sebagai karakteristik dari teks berita. Kedua, perangkat spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun suatu pengertian mengenai peristiwa. Dan frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, simbol, dan citra yang ada dalam narasi berita yang memberi makna tertentu dari teks berita. 15 G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat sebuah pemaparan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL Pada bab ini membahas tentang teori Kontruksi Sosial Realitas milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Selain itu, pada bab ini juga membahas 15 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS, 2002), h. 189.

32 20 mengenai berita, media massa, media online, dan framing model Robert N. Entman. BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini berisi tentang profil MNC Group dan Okezone.com selaku badan yang menaungi situs berita dan hiburan Okezone.com, profil itu sendiri terdiri atas sejarah singkat berdirinya MNC Group dan Okezone.com, serta visi dan misi dari Okezone.com. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi temuan dan analisis framing terhadap Okezone.com periode April 2013; yang terdiri dari tujuh berita; yang membahas tentang pemberitaan kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang berisikan mengenai kesimpulan dan saran peneliti.

33 BAB II KERANGKA TEORI A. Konstruksi Sosial Realitas 1. Konstruksi Sosial Realitas: Pemikiran Peter L. Berger dan Thomas Luckmann Membicarakan teori konstruksi sosial realitas, tentu tidak bisa terlepas dari hasil pemikiran yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang notabene sang pencetus teori ini. Peter L. Berger merupakan sosiolog dari New School for Social Research, New York, sementara Thomas Luckmann adalah sosiolog dari University of Frankfurt. Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui buku yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. 1 Teori konstruksi sosial realitas merupakan ide atau prinsip utama dari kelompok pemikiran atau tradisi kultural. Ide ini menyatakan bahwa dunia sosial tercipta karena adanya interaksi antara manusia. Cara bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita mengenai pengalaman, termasuk ide kita mengenai diri kita sebagai manusia dan sebagai komunikator. Dengan demikian, setiap orang pada dasarnya memiliki teori pribadinya sendiri-sendiri mengenai kehidupan. Teori pribadi itu menjadi model 1 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h

34 22 bagi manusia untuk memahami pengalaman hidupnya dan teori itu akan terus berkembang serta diperbaiki terus-menerus melalui berbagai interaksi sepanjang hidupnya. 2 Berger dan Luckmann (1990: 1) mulai menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman kenyataan dan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. 3 Dan asal usul konstruksi sosial muncul dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif yang berawal dari Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari Italia. Sedangkan dalam Bertens (1993: 89, 106) yang dikutip oleh Bungin, menerangkan bahwa dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Dan gagasan tersebut makin konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi, dan sebagainya. 4 Kemudian seperti teori-teori lainnya, teori konstruksi sosial realitas juga memiliki arah pemikiran. Yakni Berger dan Luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa individu-individu dalam masyarakat itulah yang membangun masyarakat. Oleh karena itu, pengalaman individu tidak terpisahkan dengan masyarakatnya. Berger 2 Morrisan, Teori Komunikasi Massa (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 13

35 23 memandang manusia sebagai pencipta kenyataan sosial yang objektif melalui tiga momen dialektis yang simultan, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. 1. Eksternalisasi Yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik ke dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar dari manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah dihasilkan suatu dunia dengan kata lain, manusia menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia Objektivasi Merupakan hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas 6 yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. 7 Dalam tahap objektivikasi ini, yang terpenting adalah melakukan signifikansi, memberikan tanda bahasa dalam simbolisasi terhadap benda yang disignifikansi, melakukan tipifikasi terhadap kegiatan seseorang yang kemudian menjadi objektivikasi linguistik yaitu pemberian tanda verbal maupun simbolisasi yang kompleks Internalisasi Merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa, sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia 5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS, 2012 ), h Kenyataan bahwa manusia, diluar kemauannya, terdampar di dunia dengan kondisi dan situasi tertentu. 7 Eriyanto, Analisis Framing, h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 18.

36 24 sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifikasi tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil dari masyarakat (Man is a social product). 9 Internalisasi memiliki fungsi mentransmisikan institusi sebagai realitas yang berdiri sendiri terutama kepada anggota masyarakat baru agar institusi tersebut tetap dipertahankan dari waktu ke waktu agar status objektivitas sebuah institusi dalam kesadaran mereka tetap kukuh. 10 Eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi adalah tiga dialektis yang simultan dalam proses reproduksi. Secara berkesinambungan adalah agen sosial yang mengeksternalisasi realitas sosial. Pada saat yang bersamaan, pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk. Pada akhirnya, melalui proses eksternalisasi dan objektivikasi, individu dibentuk sebagai produk sosial. Sehingga dapat dikatakan, tiap individu memiliki pengetahuan dan identitas sosial sesuai dengan peran institusional yang terbentuk atau yang diperankannya. Dan pada akhirnya, menurut Berger dan Luckmann realitas itu tidak terbentuk secara alamiah, tetapi sebagai sesuatu yang dibentuk dan dikonstruksi. Dalam konteks media massa, sangat memungkinkan sebuah realitas memiliki makna lebih dari satu, dan setiap individu memiliki konstruksi yang berbeda atas realitas yang mereka dapati.. h Eriyanto, Analisis Framing, h Geger Riyanto, Peter L. Berger: Perspektif Metateori (Jakarta: Pustaka LP3ES, 2009),

37 25 2. Konstruksi Sosial Media Massa Konstruksi sosial media massa diadopsi dari pendekatan teori konstruksi sosial realitas yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, dengan melihat fenomena media massa dalam proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Menurut perspektif ini, tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa tersebut terjadi melalui beberapa tahap, di antaranya ialah tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan konstruksi, dan tahap konfirmasi. 11 Yang masing-masing dari tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap menyiapkan materi konstruksi Ada tiga hal penting dalam tahapan ini, yakni; keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semu kepada masyarakat, dan keberpihakan kepada kepentingan umum. 2. Tahap sebaran konstruksi Tahap ini dilakukan melalui strategi media massa. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca. 3. Tahap pembentukan konstruksi realitas Pembentukan konstruksi berlangsung melalui; (1) konstruksi realitas pembenaran; (2) kesediaan dikonstruksi oleh media massa; (3) sebagai pilihan konsumtif. 11 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h

38 26 4. Tahap konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi. 12 Gambar 1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa 13 P R O S E S S O S I O L O G I S S I M U L T A N Eksternalisasi Objektivasi Internalisasi M E D I A M A S S A Objektif Subjektif Intersubjektif Realitas terkonstruksi: Lebih cepat Lebih luas Sebaran merata Membentuk opini massa Massa cenderung terkonstruksi Opini massa cenderung apriori Opini massa cenderung sinis SOURCE MESSAGES CHANNEL RECEIVER EFFECTS Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial realitas Berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada komunitas primer dan semisekunder yang berlangsung sangat cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga 12 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h. 195.

39 27 membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis. Posisi konstruksi sosial media massa adalah mengoreksi dan melengkapi konstruksi sosial atas realitas, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan konstruksi sosial media massa atas konstruksi sosial atas realitas. Namun proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. 14 Dari kandungan konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa tersebut pun melalui tahap-tahap seperti yang telah diterangkan di atas, yakni; (1) tahap menyiapkan materi konstruksi, (2) tahap sebaran konstruksi, (3) tahap pembentukan konstruksi realitas, dan (4) tahap konfirmasi. B. Analisis Framing Gagasan mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson pada tahun Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut. Atau secara sederhana juga dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, 14 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 161.

40 28 aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. 16 Di samping itu, analisis framing sebagai suatu metode analisis media, masih terbilang baru. Terutama, ia berkembang berkat pandangan kaum konstruksionis dan ia juga termasuk ke dalam paradigma konstruksionis yang memiliki penilaian tersendiri bagaimana media, wartawan, dan berita dilihat. Seperti yang akan penulis uraikan di bawah ini: 1. Fakta/Peristiwa Adalah Hasil Konstruksi Kaum konstruksionis beranggapan bahwa realitas itu bersifat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan berbeda. 2. Media Adalah Agen Konstruksi Pandangan konstruksionis mempunyai posisi yang berbeda dibandingkan positivis dalam menilai media. Dalam pandangan positivis, media dilihat sebagai saluran. Sedangkan dalam pandangan konstruksionis, media dilihat sebaliknya. Media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. 3. Berita Bukan Refleksi dari Realitas. Ia Hanyalah Konstruksi dari Realitas 16 Eriyanto, Analisis Framing, h. 3.

41 29 Carey mengatakan bahwa dalam pendangan konstruksionis, berita itu ibaratnya seperti sebuah drama. Ia bukan menggambarkan sebuah realitas, melainkan protet dari arena pertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan peristiwa. 4. Berita Bersifat Subjektif/Konstruksi atas Realitas Hasil kerja jurnalistik tidak bisa dinilai dengan menggunakan sebuah standar yang rigid, seperti halnya positivis. Kaum konstruksionis beranggapan bahwa berita bersifat subjektif, yaitu opini tidak dapat dihilangkan karena ketika meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif. 5. Wartawan Bukan Pelapor. Ia Agen Konstruksi Sosial Wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral dan keberpihakannya, karena ia merupakan bagian yang intrinsik dalam pembentukan berita. Lagipula, berita bukan hanya produk individual, melainkan juga bagian dari proses organisasi dan interaksi antara wartawannya. Kaum konstruksionis melihat wartawan bukanlah pemulung yang mengambil berita begitu saja, melainkan layaknya agen/aktor pembentuk realitas. 6. Etika, Pilihan Moral, dan Keberpihakan Wartawan Adalah Bagian yang Integral dalam Produksi Berita Menurut pandangan konstruksionin, aspek etika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dari pemberitaan media. Wartawan bukanlah robot yang meliput apa adanya, apa yang dia lihat. Wartawan di sini bukan hanya pelapor, karena disadari atau tidak, ia menjadi partisipan

42 30 dari keragaman penafsiran dan subjektifitas dalam publik. Dan ia menulis berita bukan hanya sebagai penjelas, melainkan mengonstruksi peristiwa dari dirinya sendiri dengan realitas yang diamati. 7. Nilai, Etika, dan Pilihan Moral Peneliti Menjadi Bagian Integral dalam Penelitian Dalam penelitian yang berkategori konstruksionis, pilihan moral dan keberpihakan sukar dihilangkan dalam penelitian. Dan peneliti adalah entitas dengan berbagai nilai dan keberpihakan yang berbeda-beda. Karenanya, bisa jadi objek penelitian yang sama akan menghasilkan temuan yang berbeda di tangan peneliti yang berbeda. Peneliti dengan konstruksinya masing-masing akan menghasilkan temuan yang berbeda pula. 8. Khalayak Mempunyai Penafsiran Tersendiri atas Berita Dalam pandangan konstruksionis, khalayak bukan dilihat sebagai subjek yang pasif. Ia juga subjek yang aktif dalam menafsirkan apa yang dia baca. Sebab setiap orang bisa mempunyai pemaknaan yang berbeda atas teks yang sama. Kalau saja ada makna yang dominan atau tunggal, itu bukan berarti makna terdapat dalam teks, melainkan begitulah praktik penandaan yang terjadi. Banyak model yang disajikan dalam analisis framing, di antaranya adalah Murray Edelman, Robert N. Entman, William A. Gamson, maupun Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Berikut ini adalah beberapa definisi framing sesuai dengan model dari masing-masing tokoh:

43 31 Tabel 2 Definisi framing menurut para tokoh 17 TOKOH Murray Edelman DEFINISI Pemakaian perspektif tertentu dengan pemakaian katakata yang tertentu pula yang menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami. Namun, tidak hanya sekedar kata-kata semata, tetapi menghadirkan realitas sendiri ketika hadir di tengah khalayak. Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar. William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah kemasan (package). Kemasan itu semacam skem atau struktur pemahaman yang digunakan indivdu untuk mengonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. 17 Eriyanto, Analisis Framing, h. 67.

44 32 Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Strategi konstruksi dan memroses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Dari definisi-definisi di atas, menyimpulkan bahwa definisi framing mengacu pada suatu cara untuk menyajikan realitas, dimana realitas yang ada dikemas sedimikian rupa dengan menggunakan simbol-simbol yang terpilih, kemudian diseleksi, ditekankan, dan ditonjolkan, sehingga peristiwa tersebut dapat lebih mudah dipahami berdasarkan perspektif tertentu yang dimaksudkan dalam proses framing tersebut. Jadi, realitas yang disampaikan bukanlah realitas yang sepenuhnya utuh dan otentik secara keseluruhan. Analisis framing menanyakan mengapa peristiwa X diberitakan? Mengapa peristiwa yang lain tidak diberitakan? Mengapa suatu tempat dan pihak yang telibat berbeda meskipun peristiwanya sama? Mengapa realitas didefinisikan dengan cara tertentu? Mengapa sisi atau angle tertentu yang ditonjolkan dan bukan yang lain? Mengapa fakta tertentu ditonjolkan sedang yang lain tidak? Mengapa menampikan sumber berita X dan mengapa bukan sumber berita yang lain yang diwawancarai? 18 Pertanyaan-pertanyaan tersebut mendasari bagaimana media massa membentuk dan mengonstruksi realitas, yang membuat khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang ditekankan dan ditonjolkan oleh media massa. 18 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 254.

45 33 Proses framing juga terkadang dibenturkan dengan alasan-alasan teknis, seperti keterbatasan-keterbatasan kolom dan halaman (pada media cetak) dan waktu (pada media elektronik), jarang ada media yang membuat berita secara utuh, mulai dari menit pertama kejadian hingga menit akhir. Atas nama jurnalistik, peristiwa yang panjang, lebar, dan rumit, dicoba disederhanakan melalui mekanisme pembingkaian (framing) fakta-fakta dalam bentuk berita sehingga layak terbit atau layak tayang. 19 Hal ini disebabkan karena produksi berita berhubungan dengan bagaimana rutinitas yang terjadi dalam ruang pemberitaan, yang menentukan bagaimana wartawan didikte/dikontrol untuk memberitakan peristiwa dalam perspektif tertentu. Dan aspek konstruksi berhubungan dengan bagaimana wartawan/media menampilkan peristiwa tersebut sehingga relevan bagi khalayak. Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda oleh media. Tentu saja hal itu akan menimbulkan semacam pengaruh atau efek terhadap khalayak. Dan Eriyanto menjelaskan beberapa efek dari pembingkaian (framing) itu sendiri. a. Mobilisasi Massa Framing atas isu umumnya banyak dipakai dalam literatur gerakan sosial. Dalam suatu gerakan sosial, ada stategi bagaimana supaya khalayak mempunyai pandangan yang sama atas suatu isu. Hal itu seringkali terjadi dengan menciptakan masalah bersama, musuh bersama, dan pahlawan bersama. Hanya dengan itu, khalayak dapat digerakkan dan dimobilisasi. Dan semua itu membutuhkan frame: bagaimana isu dikemas, bagaimana peristiwa dipahami, dan 19 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik (Jakarta: Granit, 2004), h. 21.

46 34 bagaimana pula kejadian didefinisikan dan dimaknai. Framing juga merupakan senjata yang ampuh untuk melupakan kesalahan. Lewat framing, khalayak disediakan perspektif tertentu: seakan hanya perspektif itulah yang hanya bisa digunakan untuk memahami dan mendefinisikan masalah. Namun, dalam hal menyediakan perspektif tertentu, juga ada konsekuensinya. Karena menyediakan perspektif tertentu, itu sama saja dengan melupakan perspektif atau pandangan lain. Karena itu, framing dapat menjadi senjata yang ampuh untuk menghapus kesalahan atau menuduhkan kesalahan kepada pihak lain. Dengan memberi batasan tertentu, media secara tidak sadar dapat mengukuhkan kesalahan kepada pihak lain. Framing menentukan bagaimana sebuah peristiwa didefinisikan, sekaligus menentukan apakah sebuah peristiwa dianggap sebagai masalah sosial (social problem) ataukah tidak. Karena itu, framing selalu berhubungan dengan pendapat umum. Bagaimana tanggapan khalayak dan bagaimana penyikapan atas suatu peristiwa, di antaranya tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan dimaknai. 20 b. Menggiring Khalayak pada Ingatan Tertentu Media adalah tempat di mana khalayak memeroleh infromasi mengenai realitas politik dan sosial yang terjadi di sekitar mereka. Oleh karena itu, bagaimana media membingkai realitas tertentu berpengaruh pada bagaiman individu menafsirkan peristiwa tersebut. Apa yang khalayak tahu tentang realitas, sedikit banyak tergantung pada media menggambarkannya. Dalam peristiwa yang 20 Eriyanto, Analisis Framing, h

47 35 dramatis, dan digambarkan oleh media secara dramatis pula, bahkan memengaruhi pandangan khalayak tentang realitas. Sebuah ikon dapat didefinisikan sebagai sebuah simbol dan citra yang timbul dari peristiwa yang diberitakan oleh media dan tertanam kuat dalam benak publik. Sebuah ikon, seperti yang dikatakan oleh W. Lance Bennet dan Regina G. Lawrence, timbul ketika berita diarahkan pada peristiwa dramatik. Umumnya, ikon ini berupa gambar atau foto yang menggambarkan secara dramatis suatu peristiwa. Meskipun ikon yang sama bisa jadi dipahami secara berbeda dalam kurun waktu yang berbeda. Namun, ikon menggambarkan orientasi nilai dan pandangan saat itu. Sebuah ikon bisa jadi pertama kalinya hanya menggambarkan peristiwa, tetapi ia bisa saja mendapatkan penafsiran yang sama sekali berbeda. Ikon membantu wartawan menyediakan bahan; bagaimana peristiwa harus dilihat, sekaligus membentuk dan memperkuat cerita atas peristiwa. 21 C. Media Massa 1. Definisi dan Karakteristik Media Massa Kita pasti telah akrab dengan istilah media massa, namun apakah kita mengetahui istilah tersebut? Media massa adalah istilah yang merujuk pada alat atau cara yang terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak), juga dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga 21 Eriyanto, Analisis Framing, h

48 36 masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun kesepakatan-kesepakatan yang lain. 22 Media massa (mass media) adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-Rom, komputer, TV, radio, dan sebagainya. 23 Menurut Kurt Lang dan Gladys Engel Lang, media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat. 24 Selain itu, terdapat karakteristik-karakteristik dari media massa, yang oleh Cangara dibagi menjadi lima bagian 25, antara lain adalah: a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang yakni mulai dari proses pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepata. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh khalayak di saat yang sama. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 22 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h Warner J. Severin dan James Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT raja grafindo persada, 2008), h. 126.

49 37 e. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. 2. Fungsi Media Massa Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang fungsi dari media massa. Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney (1988), fungsi dari media massa, 26 antara lain: 1. To inform (menginformasikan), 2. To entertaint (menghibur), 3. To persuade (membujuk), dan 4. Transmission of the culture (transmisi budaya). Dan tokoh komunikasi lainnya, yakni Dennis McQuail menambahkan fungsi media massa bagi individu dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, 27 yaitu: 1. Informasi a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri. e. Memeroleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Identitas pribadi 26 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Jakarta: Salmba Humanika, 2011), h. 72.

50 38 a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi b. Menenukan model perilaku c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media). d. Menigkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Integrasi dan interaksi sosial a. Memeroleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial. b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain, dengan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Memeroleh teman selain dari manusia. e. Membantu menjalankan peran sosial. f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Hiburan a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memeroleh kenikmatan jiwa, estetis. d. Mengisi waktu. e. Penyaluran emosi. f. Membangkitkan gairah seksual. 3. Efek Media Massa Menurut M. Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaa, dan perilaku komunikannya. Dari pernyataan

51 39 tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif, dan konatif/behavioral. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 28 a. Efek kognitif Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek ini, akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam memelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek afektif Tujuan dari media massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, dan sebagainya. c. Efek konatif/behavioral Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, dan kegiatan. 4. Media Online Internet adalah jaringan dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan pertahanan keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Manfaat sistem komunikasi yang berjejaringan ini dengan cepat ditangkap oleh peneliti dan pendidik secara umum. 29 Kemudian internet menjadi suatu fenomena yang baru, yang dapat diterima oleh masyarakat luas. Hasilnya, dengan menggunakan internet, semua orang di belahan dunia manapun dapat berkomunikasi dengan lebih cepat dan lebih mudah. 28 Elvirano Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h Werner J. Severin & James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2004), h. 457.

52 40 Adapun beberapa keunggulan dari media internet/online ini dibandingkan dengan media cetak maupun dengan media elektronik. Pertama, pada media online bertita-berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat di-update. Peristiwa-peristiwa besar yang baru saja terjadi sudah dapat diketahui dengan membaca media online, masyarakat tidak harus menunggu esok hari lewat koran atau pekan depan lewat majalah. Faktor kecepatan inilah yang tidak diperoleh lewat media cetak. Kedua, dalam media online, sangat mudah untuk mengakses berita-berita yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan lewat komputer atau laptop yang dipasang internet, tetapi lewat ponsel atau handphone pun bisa, sehingga sangat mudah dan praktis. Pembaca juga bisa berbagi cerita-cerita penting dari media online itu kepada banyak orang yang tidak bisa dilakukan di media cetak maupun elektronik. Ketiga, pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita-berita yang disukai atau tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan. Pembaca dapat mengekspresikan pikiran dan uneg-unegnya. Jadi, pembaca tidak perlu menulis surat pembaca yang pemuatannya bisa memakan waktu beberapa hari. 30 D. Berita 1. Definisi Berita Secara etimologis, berita berasal dari Bahasa Inggris. Istilah berita (news) berasal dari kata new (baru). Jadi, berita adalah peristiwa-peristiwa atau hal-hal 30 Zaenuddin HM., The Journalist (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7-9.

53 41 yang baru. Sedangkan di kalangan wartawan, ada yang mengartikan news sebagai singkatan dari; north, east, west, dan south. Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat penjuru mata angin tersebut, laporan dari mana-mana, dari berbagai tempat di dunia. 31 Prof Mitchel V. Charnley dalam bukunya yang berjudul Reporting, mendefinisikan berita sebagai berikut: News is the timely reports of facts or oppinion of either interest or importance, or both, to a considerable number of people (Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk). 32 Istilah berita juga berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit, yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi Write, yang memiliki arti ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebutnya Vritta, masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi berita atau warta. 33 Berita juga didefinisikan oleh Dr. Willard G. Bleyer sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik adalah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar. 34 Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yakni peristiwa dan jalan cerita. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), cet. III, h Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Jakarta: Penerbit Kalam Indonesia, 2005), h. 55.

54 42 Berita juga merupakan hasil akhir dari sebuah proses kompleks, dengan menyortir dan menentukan peristiwa dan tema dalam satu kategori tertentu. 36 Ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana berita tersebut diproduksi. Dan faktorfaktor tersebut adalah: 1. Rutinitas Organisasi Setiap hari, secara teratur sebuah institusi media memproduksi berita, dan proses seleksi itu adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap hari. 2. Nilai Berita Nilai berita bukan hanya menentukan peristiwa apa yang akan diberitakan, tetapi juga bagaimana sebuah berita dikemas. Peristiwa tidak lantas dapat disebut sebagai berita, tetapi sebuah berita harus dinilai terlebih dahulu; apakah peristiwa tersebut memenuhi kriteria dan memiliki nilai berita. 3. Kategori Berita Kategori dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita. 4. Ideologi Profesional/Objektivitas Objektivitas dalam produksi berita digambarkan sebagai hal yang tidak mencampuradukkan antara fakta dengan opini. Objektivitas merupakan standar profesional yang berhubungan dengan jaminan bahwa apa yang disajikan adalah suatu kebenaran Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS, 2002), h Eriyanto, Analisis Framing, h

55 43 2. Nilai Berita Nilai berita dapat menjadi suatu ukuran dari sebuah berita, dan juga dapat menentukan layak atau tidaknya berita tersebut untuk dipublikasikan. Nilai berita tersebut antara lain: a. Immediacy, atau kerap diistilahkan sebagai timelines, artinya terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. Sebuah berita sering dinyatakan sebagai laporan dari apa yang baru saja terjadi. b. Proximity, yakni unsur kedekatan antara peristiwa yang diberitakan yang menyangkut lingkungan dan kehidupan sehari-hari para pembaca hal seperti ini cenderung disukai oleh para pembaca. c. Consequence, berita yang mengubah kehidupan pembaca adlah berita yang mengandung nilai konsekuensi. d. Human Interest, berita yang di dalamnya terkandung unsur menarik empati, simpati, atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya. Dan di dalam nilai berita ini, terdapat beberapa unsur sebagai berikut: a) Conflict, peristiwa perang, demostrasi, atatu kriminal merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan. b) Oddity, peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat. c) Sex, unsur ini kerap menjadi elemen utama dari sebuah pemberitaan, tapi sering pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu, seperti pada berita olahraga, selebritis, dan kriminal ), h Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

56 44 d) Emotion, elemen emotion ini kadang dinamakan elemen human interest. Elemen ini menyangkut kisah-kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, cinta, kebencian, kebahagiaan, atau humor. e) Prominence, elemen ini adalah unsur yang menjadi dasar istilah names make news, nama membuat berita. Unsur keterkenalan selalu menjadi incaran pembuat berita. f) Suspense, elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Kisah berita yang menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting. Kejelasan fakta kerap dituntut oleh masyarakat. g) Progress, elemen ini merupakan elemen perkembangan peristiwa yang ditunggu oleh masyarkat.

57 BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Okezone.com 1. Media Nusantara Citra Group (MNC) Sebelum membahas profil dari Okezone.com, ada baiknya kita sedikit menelaah sejarah mengenai lembaga yang menaungi Okezone.com itu sendiri, yakni MNC Group. MNC Group merupakan induk media dari Okezone.com. PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) didirikan pada tanggal 17 Juni 1997 yang dibentuk untuk menaungi dan mengelola berbagai unit usaha media di bawah satu payung perusahaan. Tujuan lain dibentuknya MNC adalah untuk membentuk sebuah grup media yang sinergis, terintegrasi, dinamis, dan kreatif dalam menghadapi persaingan bisnis media yang kompetitif. Saat ini, mayoritas sahamnya dikuasai oleh Global Mediacom. Direktur Utama perusahaan ini adalah Hary Tanoesoedibjo, yang sekarang ini juga mencalonkan diri sebagai calon Wakil Presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) bersama pasangannya, yaitu Wiranto sebagai calon Presidennya pada Pemilu 2014 ini. Sebagai politisi sekaligus pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (HT) sangat diuntungkan dalam situasi Pemilu ini, sebab ia bebas melakukan manuver politik; seperti memasang iklan kampanye milik partainya di 45

58 46 media yang ia miliki. Namun, peran HT sebagai politisi yang juga memimpin MNC Group, dirasa tidak berpengaruh terhadap ideologi yang telah dimiliki oleh MNC Group, meskipun media yang menaungi beberapa stasiun televisi ini menjadi sarana bagi HT dan partainya untuk merebut simpati rakyat melalui berbagai macam visualisasi kampanye yang mereka tampilkan dalam beberapa kesempatan pada media elektronik, cetak, maupun online yang mereka miliki. MNC merupakan perusahaan media dan multimedia terintegrasi yang terkemuka di Indonesia. MNC mencapai posisi tersebut melalui implementasi strategi-strategi yang senantiasa berkembang dan memberikan nilai tambah pada perusahaan dan pemegang saham. Dan MNC sendiri juga memiliki dan mengelola beberapa unit usaha. Antara lain ialah; 1. Televisi PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) PT. Global Informasi Bermutu (Global TV) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (sekarang MNCTV) PT. Sun Televisi Network (SINDOtv) 2. Radio PT. MNC Networks (Global Radio, V Radio) PT. Radio Trijaya Shakti (Sindo Trijaya FM) PT. Radio Prapanca Buana Suara PT. Radio Swara Cakara Ria PT. Radio Efkindo PT. Radio Citra Borneo Madani PT. Radio Suara Banjar Lazuardi

59 47 PT. Radio Cakra Awigra PT. Radio Suara Monalisa (Radio Dangdut Indonesia) PT. Radio Mediawisata Sariasih 3. Lain-lain Media Nusantara Citra B.V. MNC International Middle East Limited MNC International Limited Linktone Indonesia MNC Pictures FZ LLC 4. Media Cetak PT. Media Nusantara Informasi (Koran Sindo) PT. MNI Global (Genie, Mom & Kiddie, Realita) PT. Hikmat Makna Aksara (Sindo Weekly) PT. MNI Entertainment (HighEnd, HighEnd Teen, Just For Kids Magazine) 5. Agensi Periklanan PT. Cross Media International PT. Mediate Indonesia PT. Multi Advertensi Xambani PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta 6. Manajemen Artis PT. Star Multi Nusantara 7. Perusahaan Rekaman Hits Records

60 48 Impact Music Records 8. Rumah Produksi PT. MNC Pictures SinemArt MD Entertainment E-Motion Entertainment Layar Production (2009) 9. Situs Online PT. Okezone Indonesia Okezone.com SINDOnews.com 2. Situs online Okezone.com Okezone.com merupakan situs web berita dan hiburan berbahasa Indonesia yang resmi diluncurkan sebagai portal berita pada 1 Maret 2007, dan merupakan cikal-bakal bisnis online pertama yang dimiliki oleh PT. Media Nusantara Citra (MNC) yang juga memiliki dan mengelola beberapa bisnis media lain. PT. Media Nusantara Citra atau yang lebih dikenal dengan MNC Media merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia, dan didirikan pada tahun 1997.

61 49 Dan Okezone.com berfokus pada pembaca Indonesia baik yang berada di tanah air maupun yang tinggal di luar negeri. Berita Okezone.com diupdate selama 24 jam dan mendapatkan kunjungan lebih dari 100 juta pageviewers setiap bulannya (Sumber: Google Analytics). 1 Okezone.com memiliki beragam konten dari berita umum, politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebriti, sports, bola, auto, teknologi, dan lainya. Okezone.com juga merupakan salah satu portal pertama yang memberikan inovasi konten video dan mobile (handphone). Para pembacanya adalah profesional, karyawan kantor, pengusaha, politisi, pelajar, dan ibu rumah tangga. Konten berita dalam situs ini ditulis secara tajam, singkat, padat, dan dinamis sebagai respons terhadap tuntutan masyarakat yang semakin efisien dalam membaca berita. Selain itu konsep portal berita online juga semakin menjadi pilihan masyarakat karena sifatnya yang up-to-date dan melaporkan kejadian peristiwa secara instant pada saat itu juga sehingga masyarakat tidak perlu menunggu sampai esok harinya untuk membaca berita yang terjadi. Sajian-sajian berita di situs berita ini bersifat young and friendly online. Bahasa yang digunakan pun, bahasa-bahasa renyah dan sarat dengan unsur partisipasi publik. Berita-berita yang disajikan bervariasi dan lengkap. Segmen pembaca yang ditargetkan adalah lima puluh persen laki-laki dan lima puluh persen perempuan, berumur antara delapan belas tahun sampai dengan lima puluh lima tahun. Mereka adalah kelompok pembaca produktif yang dinamis, selalu menuntut perubahan cepat dan mempunyai daya beli. 1 Dikutip dari pada tanggal 20 Desember 2013.

62 50 Bagi peminat dunia politik, kanal News mungkin akan dapat memuaskan mereka dengan berita-berita terkini tentang seluk-beluk politik nasional dan internasional. Tidak terkecuali peristiwa terkini seperti berbagai kecelakaan transportasi yang tiada henti. Kemudian, bagi pembaca yang membutuhkan informasi tentang bidang ekonomi, pembaca akan terhibur dan terpuaskan jikan membuka kanal Finance. Di sana akan ditemukan berbagai berita terkini tentang ekonomi, keuanganmoneter, dan bursa atau valas. Bahkan bagi mereka yang membutuhkan konsultasi, disediakan rubrik khusus konsultasi keuangan yang dibimbing oleh Natsir Kongah dan yang lainnya. Terdapat juga kanal Lifestyle, yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki jiwa muda nan trendi. Dalam kanal ini, pembaca akan disuguhkan dengan berbagai informasi mengenai seputar dunia travel, food dan resto, seksualitas, kesehatan, info produk, trend, dan griya. Pembaca yang membutuhkan konsultasi juga diberikan rubrik khusus konsultasi, seperti konsultasi perawatan rambut oleh Rudy Hadisuwarno, konsultasi kecantikan bersama Wulan Tilaar, konsultasi perawatan tubuh dan anti aging bersama Deby Susanti Vinski, konsultasi kesehatan aura dan cakra oleh Lianny Hendranata, konsultasi fesyen dengan Taruna K. Kusmayadi, dan konsultasi seksualitas oleh dr. Nugroho Setiawan, MS., SpAnd. Pemberitaan seputar kalangan publik figur disajikan dalam kanal Celebrity. Berita-berita terpanas tentang selebriti akan ditemukan dalam subkanal HotNews. Sedangkan mengenai pernak-pernik dan sisi lain kehidupan artis disajikan dalam subkanal Blak-blakan.

63 51 Bagi yang menyukai olahraga, dapat membuka kanal Sport. Rubrik seperti Sepak Bola, Basket, F1 dan A1, MotoGP, Tenis, Bulutangkis, dan lainnya, akan menyapa pembaca dengan berita-berita yang khas dan menarik, juga terkini. Dalam kanal Oke Techno, pembaca akan disajikan informasi tentang perkembagan teknologi. Dan di dalam kanal Tokoh, tersaji berita-berita mengenai biografi dan sisi lain kehidupan publik figur. Sedangkan kanal Oke Info, menyajikan berbagai informasi penting bagi pembaca; mulai dari jadwal perjalanan kereta, jadwal penerbangan, telepon darurat, hingga harga mobil. Bagi yang memilih untuk dapat menyaksikan beritaberita dalam bentuk video, Okezone.com juga menyajikan berita dalam bentuk video yang dapat diakses melalui kanal Video, yang juga menayangkan progam Go Spot yang berisi tentang berita seputar selebriti. B. Visi dan Misi Okezone.com Dalam laporan tahunan Media Nusantara Citra Group, Okezone.com memiliki visi dan misi, yaitu: Visi: Menjadi portal berita dan hiburan terfavorit, terlengkap, dan tercepat di Indonesia. Misi: a. Memberikan sajian berita dan informasi secara cepat, tepat, ringkas, mudah, dan enak dibaca di mana saja, kapan saja, dalam bentuk multimedia convergence, mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia maupun luar negeri. b. Memberikan kontribusi pembangunan budaya ber-internet yang mendidik bagi masyarakat.

64 52 c. Mengajak masyarakat berperan aktif menyampaikan berita dan informasi ke publik, termasuk memberikan kesempatan pembaca untuk menyampaikan pendapatnya. d. Menjadi media online yang responsif terhadap perkembangan Information dan Communication Technology (ICT).

65 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Ketika sebuah peristiwa baik itu seputar dunia sosial, ekonomi, maupun politik menyeruak di masyarakat, dan hal itu menjadi perbincangan hangat, maka setiap media massa, baik cetak maupun elektronik, hingga online sekalipun, pasti akan berlomba-lomba memburu dan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan berita seputar peristiwa tersebut. Dan peristiwa perihal Pemilu 2014 ini pun selalu mendapatkan jatah untuk ditempatkan pada kolom-kolom berita di media massa. Pasti, masyarakat juga belum lupa atas berita mengenai pencalonan artisartis untuk menjadi anggota legislatif dari beberapa partai politik. Termasuk salah satu artis yang cukup menyita perhatian khalayak umum, yakni Angel Lelga. Artis yang namanya kerap kali mencuat akibat berita-berita skandalnya ini memang terbilang cukup sering diberitakan oleh media massa pada beberapa waktu lalu. Dan pemberitaan yang ditangkap oleh masyarakat tentang sosok Angel Lelga yang menjadi calon anggota legislatif ini, memang telah membuat banyak orang terperanjat. Disebabkan karena sosoknya yang penuh dengan sensasi tersebut terbilang cukup berani dalam mengambil keputusan untuk menjadi caleg. Ditambah dengan segala stigma negatif yang ada di media dan di benak masyarakat, Angel Lelga nekad menjadi salah seorang caleg dari partai Islam, yakni Partai Persatuan dan Pembangunan. Tentu saja lengkap dengan penampilan barunya yang menggunakan jilbab, yang mana hal ini juga tidak luput dari perhatian masyarakat. Banyaknya artis yang maju menjadi calon anggota legislatif dalam pemilu di negeri ini disinyalir adalah akibat dari konsep demokrasi itu sendiri. Demokrasi 53

66 54 tidak hanya memberikan ruang politik kepada seluruh rakyat Indonesia, tapi juga demokrasi modern saat ini membutuhkan uang dalam jumlah yang besar untuk keberlangsungannya. Biaya yang mahal ini membuat jabatan politik hanya dapat diraih oleh mereka yang memiliki banyak uang. Jika tidak mampu namun masih tetap ngotot ingin berkuasa, maka ia harus menggandeng atau berkoalisi dengan para pengusaha. Dan artis-artis yang kita kenal saat ini adalah termasuk pada kategori deretan orang-orang yang mempunyai banyak pundi-pundi uang tersebut. Hal ini terjadi karena untuk menjadi seorang wakil rakyat, atau setidaknya menjadi calon anggota legislatif saja, dana yang dibutuhkan tidak sekedar di kisaran puluhan juta rupiah saja. Namun, angka tersebut mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah. Demokrasi yang mahal 1 dan demokrasi elektoral yang menuntut adanya pemilihan langsung kandidat calon anggota legislatif adalah dua hal yang dimaksimalkan oleh para artis yang memiliki cukup potensi di kedua hal tersebut. Karena seperti yang diketahui bersama, bahwa artis memiliki banyak uang dan artis juga memiliki popularitas yang tinggi di mata masyarakat. Dan kedua faktor ini sangat ampuh untuk meraup suara di Pemilu 2014 ini, maka tidak heran jika banyak dari partai politik yang sangat tergoda dengan pesona para public figure tersebut, dan menjadikan mereka sebagai pasukan perebut simpati rakyat. Namun, terlepas dari perihal seputar dana untuk nyaleg di atas, kita juga tidak boleh melupakan hal yang sangat krusial juga vital, yakni menyangkut soal kemampuan politik dan loyalitas para artis ini terhadap partainya dan khusunya terhadap konstituennya. Karena masyarakat pada umumnya masih sangat skeptis 1 Sebuah ungkapan yang menggambarkan ketika seseorang ingin menyalonkan dirinya menjadi wakil rakyat atau anggota legislatif, maka ia perlu memiliki uang yang banyak dalam menjalankan proses demokrasi bagi dirinya.

67 55 jika disodorkan wacana mengenai pencalonan para artis ini menjadi anggota legislatif dan wakil mereka (rakyat). Terlebih lagi jika wacana pencalonan tersebut berisikan tentang artis; Angel Lelga yang maju menjadi calon anggota legislatif. Disadari atau tidak, peran media massa jualah yang membentuk ketidakpercayaan masyarakat terhadap para caleg artis ini. Pasalnya, dewasa ini masyarakat sudah sangat mengerti dan melek akan berita-berita yang disajikan oleh media massa, termasuk berita seputar dunia politik. Dan Okezone.com merupakan salah satu media massa online yang turut mempublikasikan berita tersebut. Karena Okezone.com merupakan media massa yang berbasis online, jadi mereka selalu meng-update berita-berita mereka, termasuk berita seputar Angel Lelga ini melalui jejaring sosial yang mereka miliki, seperti Twitter dan Facebook. Kemudian dalam penelitian ini, penulis menemukan data, yakni enam buah artikel berita yang bersumber dari situs Okezone.com pada periode April 2013, terkait berita kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP. Dari keenam berita tersebut, Okezone.com memberitakan sosok Angel Lelga secara berimbang. Sebab, dari data yang penulis dapat seputar berita tersebut, terdapat sejumlah berita yang bernuansa mengritik Angel Lelga, dan ada pula beberapa berita yang benar-benar murni hanya memberitakan Angel Lelga saja, tanpa ada tekanan dari pihak Okezone.com terhadap Angel Lelga. Dan keenam berita tersebut akan penulis analisa dalam bab ini dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Kemudian akan diinterpretasikan dengan menggandeng teori Konstruksi Sosial Realitas milik Peter L. Berger dan Thomas Luckmann.

68 56 Tabel 3 Item Berita Okezone.com tentang Kontroversi Pencalonan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari Partai Persatuan dan Pembangunan Media Periode No. Judul Berita 9 April Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP 23 April Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis 23 April Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? Okezone.com 24 April Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat 24 April Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? 26 April Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah Ketujuh artikel di atas merupakan artikel disajikan oleh redaksional Okezone.com pada periode April 2013, dalam bentuk teks berita yang memiliki karakteristik dalam penggunaan tata bahasa yang cukup menarik perhatian para pembaca, termasuk penulis sendiri. Sebab, jika melihat dari judulnya saja, Okezone.com mencoba untuk menyajikan berita secara berimbang. Dan paparan singkat dari artikel-artikel berita tersebut adalah sebagai berikut:

69 57 Tabel 4 Paparan Singkat Tentang Kontroversi Pemberitaan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari Partai Persatuan dan Pembangunan di Okezone.com Tanggal Judul Isi Berita Narasumber 9 April 2013 Setelah Istikharah, Angel Lelga telah - Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP mantap mengambil keputusan untuk menjadi caleg dari PPP setelah dirinya melakukan sholat istikharah. 23 April 2013 Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis Ahmad Yani menyebutkan beberapa artis yang Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PPP, Ahmad Yani. diusung oleh PPP untuk menjadi caleg beserta alasan mengapa PPP mengusung mereka. 23 April 2013 Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? Partai politik yang merekrut artis sebagai kandidatnya, Iberamsjah, (Guru Besar Ilmu Politik - Universitas Indonesia). dianggap melakukan tindakan pragmatis dan tidak memikirkan pengkaderan. 24 April 2013 Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat Pihak PPP mengaku siap jika suatu saat nanti masa lalu Fernita Darwis, (Ketua Badan Pemenangan Pemilu

70 58 24 April 2013 Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? 26 April 2013 Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah Angel Lelga dijadikan bahan untuk black campaign bagi PPP. Perludem menyayangkan sikap partai politik Islam yang terkesan asal mengusung caleg artis tanpa melihat latar belakangnya terlelh dahulu. PPP). Titi Anggraeni, (Direktur Eksekutif - Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi [Perludem]) Dimyati Natakusumah, (Tim Pemenangan Pemilihan Legislatif PPP) 1. Analisis Framing Model Robert N. Entman dalam Pemberitaan di Okezone.com Periode April Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP 2 (9 April 2013) Tabel 5 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 9 April 2013: Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems Keputusan Angel 1) Maju dalam 2 Mukhtar Bagus, Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP artikel diakses pada 20 April 2014 dari

71 59 (Pendefinisian Masalah) Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) Make Moral Judgement (Membuat Keputusan moral) Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) Lelga telah mantap untuk menjadi caleg dari PPP. Angel Lelga bersedia menjadi caleg karena dukungan dari beberapa pihak. Angel Lelga memilih PPP setelah sholat istikharah. Adanya harapan dari Angel Lelga terhadap dukungan masyarakat, terutama warga Solo. Pemilihan Legislatif ) Bersedia menjadi calon legislator. 3) Dirinya akan maju dari daerah pemilihan (dapil) Solo dan sekitarnya. 1) Maju karena desakan dari temantemannya. 2) Konsultasi dengan berbagai pihak. 1) Menjatuhkan pilihan PPP sebagai kendaraan menuju Senayan. 2) PPP menjadi pilihannya setelah melakukan shalat istikharah. 1) Dia berharap dukungan dari masyarakat, terutama warga Solo dan sekitarnya. Bagi sebagian kalangan masyarakat, dunia politik merupakan dunia yang di dalamnya selalu ada trik serta cara untuk mendapatkan dan melancarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan politik dari setiap individunya. Sehingga, hal itu kerap kali menimbulkan konflik antar individu yang menggeluti

72 60 dunia politik tersebut. Namun, tidak bagi sebagian masyarakat yang cukup berani untuk terjun ke alam politik ini. Termasuk para public figure yang selalu menghiasi layar kaca, salah satunya adalah Angel Lelga. Dirinya bahkan mengaku siap untuk maju menjadi caleg dari Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP). Seperti yang terdapat dalam artikel berita yang dirilis oleh Okezone.com pada tanggal 9 April 2013 ini. Dirinya mengungkapkan kesiapannya menjadi caleg karena desakan dari teman-temannya. Serta ia memilih PPP sebagai rumah politiknya setelah melakukan shalat istikharah. Define Problems. Dalam bagian ini, terlihat Okezone.com membingkai berita ini dengan mengungkapkan keputusan dan kesiapan Angel Lelga untuk maju menjadi calon anggota legislatif dari PPP. Dunia politik ternyata juga memikat artis Angel Lelga. Dia akan maju dalam Pemilihan Legislatif 2014 untuk DPR pusat melalui PPP. (Paragraf 1) Menurut sebagian besar masyarakat yang telah jeli melihat berita, pasti akan sedikit terkejut atas keputusan yang diambil oleh Angel Lelga ini. Sebab, Angel Lelga adalah salah satu sosok yang memiliki rekam jejak yang bisa dibilang kurang baik di mata masyarakat. Namun, dirinya mengaku sangat siap untuk maju dan bertransformasi menjadi wakil rakyat di Pemilu Angel mengaku bersedia menjadi calon legislator maju karena desakan dari teman-temannya. Dia akhirnya menjatuhkan pilihan PPP sebagai kendaraan menuju Sanayan. (Paragraf 3) Setiap calon anggota legislatif pastinya telah memiliki target wilayah/daerah pemilihan (dapil) bagi dirinya untuk memeroleh suara dari setiap konstituennya. Dan Angel Lelga pun telah memilih dapilnya sebagai salah satu

73 61 persyaratan untuk mengikuti Pemilu legislatif ini. Dirinya akan maju dari dapil V yang meliputi kota Solo dan sekitarnya. Angel Lelga memilih kota tersebut karena ia pernah menetap di sana untuk waktu yang lama. Maka dari itu, ia percaya bahwa telah banyak warga Solo yang mengenal dan baik padanya. Menurut mantan istri Raja Dangdut, Rhoma Irama, itu menambahkan, dirinya akan maju dari daerah pemilihannya (dapil) Solo dan sekitarnya. (Paragraf 5) Diagnose Causes. Menurut pandangan pihak Okezeon.com, Angel Lelga keputusan Angel Lelga ini bukan semata-mata bersumber dari dirinya sendiri. Namun, karena adanya desakan dari teman-temannya. Memang benar, bagaimanapun kepribadian setiap orang, pasti selalu terdapat orang di sekitarnya yang selalu mendukung apa yang dikira baik bagi orang yang bersangkutan tadi. Angel mengaku bersedia menjadi calon legislator maju karena desakan dari teman-temannya. Dia akhirnya menjatuhkan pilihan PPP sebagai kendaraan menuju Sanayan. (Paragraf 3) Selain adanya faktor desakan (yang dalam hal ini dapat dikatakan sebagai dukungan) dari teman-temannya, Angel Lelga pun sempat mendatangi beberapa pihak yang menurutnya kompeten, untuk berkonsultasi perihal keputusan yang diambilnya ini. PPP menjadi pilihannya setelah melakukan salat Istikharah dan konsultasi dengan berbagai pihak. (Paragraf 4) Make Moral Judgement. Selain daerah pemilihan (dapil) yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi calon anggota legislatif, ia juga harus memiliki kendaraan yang dapat mengantarkan dirinya untuk sampai ke istana legislatif. Kendaraan tersebut dinamakan partai politik. Dan dalam artikel yang dipublikasikan oleh Okezone.com pada tanggal 9 April 2013 ini. Terlihat bahwa Angel Lelga telah menentukan kendaraan politiknya untuk berangkat

74 62 mengawalnya dalam Pemilu Angel Lelga memilih Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) sebagai rumah sekaligus sebagai kendaraan politiknya. Angel mengaku bersedia menjadi calon legislator maju karena desakan dari teman-temannya. Dia akhirnya menjatuhkan pilihan PPP sebagai kendaraan menuju Sanayan. (Paragraf 3) Cukup mengejutkan memang, jika melihat partai politik yang dipilih oleh Angel Lelga ini. Namun, terlepas dari hal itu, keputusan Angel Lelga harus tetap dihargai. Pasalnya, sebelum dirinya mantap untuk memutuskan partai politik pilihannya ini, Angel Lelga seperti yang disampaikan oleh Okezone.com, menyempatkan diri untuk melakukan sholat Istikharah 3. PPP menjadi pilihannya setelah melakukan salat Istikharah dan konsultasi dengan berbagai pihak. (Paragraf 4) Treatment Recommendation. Pada bagian ini, Okezone.com terlihat memberikan angle berita yang di dalamnya terkandung unsur untuk menggiring opini, terutama kepada masyarakat Solo agar memberikan dukungan terhadap pencalonan yang dilakukan oleh Angel Lelga ini. Atas pencalonannya itu, dia berharap dukungan dari masyarakat, terutama warga Solo dan sekitarnya. (Paragraf 6) INTERPRETASI Artikel berita yang ditulis oleh Mukhtar Bagus ini, terlihat bahwa pihak Okezone.com ingin memberitakan awal mulanya; mengapa Angel Lelga ingin menjadi calon anggota legislatif dan memilih PPP untuk menjadi rumah sekaligus kendaraan politiknya. 3 Sholat istikharah adalah sholat sunat dua roka at yang dikerjakan untuk memohon petunjuk yang baik kepada Alloh SWT., terhadap suatu pekerjaan atau rencana yang masih diragukan, baik untuk kepentingan pribadi, maupun kepentingan umum, guna memeroleh keputusan. Dikutip dari Ahmad Seadi, Pedoman Do a Dzikir dan Wirid (Jakarta, C.V. Rica Grafika, 1996), h. 32.

75 63 Yang menjadi point of view dari artikel berita ini ialah; sholat istikharah yang dilakukan oleh Angel Lelga sebelum dirinya yakin dan mantap mengambil keputusan untuk memilih PPP, serta terdapat faktor dukungan dari berbagai pihak terhadap dirinya untuk menjadi seorang calon anggota legislatif dari PPP. Untuk melengkapi angle berita ini, Okezone.com juga mengungkapkan harapan seorang Angel Lelga agar masyarakat yang ada di dapilnya kelak akan memilih dirinya Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis 4 (23 April 2013) Tabel 6 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 23 April 2013: Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems (Pendefinisian Masalah) Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) mengusung beberapa artis sebagai calegnya. 1) Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) telah mengusung tiga artis sebagai calon anggota legislatif (caleg). 2) Akhirnya kita sodorkan caleg-caleg ini ke masyarakat. Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) PPP adalah partai yang terbuka bagi seluruh umat. 1) Partai kita kan terbuka untuk semua umat. Make Moral Judgement (Membuat Keputusan PPP tidak semata-mata mencari elektabilitas 1) Faktor popularitas bukanlah hal utama. 4 Tegar Arief Fadly, Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis artikel diakses pada 20 April 2014 dari

76 64 moral) Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) dan popularitas, tapi juga kemampuan. Masyarakat harus jeli dan pintar dalam menilai serta memilih parpol dan juga calegnya. 2) Tapi tidak semata elektabilitas atau popularitas saja yang menjadi penyebab. 1) Tergantung pada masyarakat sebagai pemilih hak suara. 2) Rakyat harus betulbetul memilih parpol. Menjelang Pemilu legislatif 2014 lalu, tidak sedikit dari partai politik yang mengusung para artis untuk menjadi calegnya. Dan kini peran para artis di dunia politik telah berubah, yang mulanya hanya menjadi vote getter saja, kini kehadiran mereka juga sebagai aktor politik dari partai politik yang mengusungnya. Hal ini juga dilakukan oleh Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) pada Pemilu lalu. Define Problems. Pada artikel berita yang dipublikasikan oleh Okezone.com pada tanggal 23 April 2013 ini, terlihat bahwa Okezone.com memberikan pendefinisian masalah ini pada; keputusan PPP yang mengusung beberapa artis sebagai calon anggota legislatifnya dalam kontestasi Pemilu legislatif tahun ini. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengusung tiga artis sebagai calon anggota legislatif (caleg), pada Pemilu 2014 mendatang. (Paragraf 1) Memang ada nilai lebih jika melihat sosok para artis ini. Selain faktor popularitas yang mereka miliki, keputusan mereka untuk menjadi caleg ini pasti telah dibarengi dengan persiapan dalam hal pengetahuan tentang dunia politik.

77 65 Sehingga terdapat keseimbangan, antara kepopularitasan dengan kapabilitas yang mereka miliki. Meskipun banyaknya persiapan yang dimiliki oleh para caleg artis ini, namun, masyarakatlah yang memegang kendali penuh atas suara dan preferensi atas pilihan yang mereka miliki. "Akhirnya kita sodorkan caleg-caleg ini ke masyarakat, silahkan masyarakat menilai. Rakyat harus betul-betul memilih parpol, yang jangan hanya pencitraan, tapi ujung-ujungnya tetap korupsi," ujar Anggota Komisi III DPR ini. (Paragraf 8) Diagnose Causes. Memang hak dari setiap partai politik untuk memilih siapa saja yang berhak untuk menjadi calon anggota legislatifnya, selama prosesnya memenuhi prosedur. Namun, yang perlu diperhatikan adalah opini masyarakat terhadap partai politik yang bersangkutan. Hal ini disajikan oleh Okezone.com pada artikelnya sebagai alasan mengapa terdapat beberapa artis dalam daftar nama-nama calon anggota legislatif dari PPP. "Partai kita kan terbuka untuk semua umat. Tapi tidak semata elektabilitas, atau popularitas saja yang menjadi penyebab. Tapi juga kapasitas dan kemampuan artis itu sendiri," paparnya. (Paragraf 6) Make Moral Judgement. Setiap keputusan yang diambil oleh partai politik dalam mengusung artis untuk menjadi calegnya, pasti selalu disandingkan dengan asumsi masyarakat yang menganggap bahwa, hal itu semata-mata hanya untuk meraih beberapa prosentase suara yang didapat dari faktor popularitas para caleg artis tersebut. Akan tetapi, pihak Okezone.com menampilkan keputusan moral melalui pendapat Anggota Komisi III dari fraksi PPP, Ahmad Yani. Dirinya mengatakan, bahwasanya PPP tidak terfokus pada faktor popularitas dari caleg artis itu saja, tetapi juga kemampuan dari artis itu sendiri.

78 66 Yani menerangkan, faktor popularitas bukanlah hal utama yang membuat pihaknya mengusung para artis tersebut. (Paragraf 4) Para artis ini memang telah memiliki faktor popularitas yang diperolehnya dari jagad hiburan, namun dalam hal politik, mereka tidak dapat meraih hal itu secara instan. Melainkan adanya keharusan terhadap mereka untuk membangun kapasitas atas kapabilitas dari masing-masing individu untuk meraih hasil akhir, yaitu elektabilitas. Dan beberapa faktor itulah yang nantinya akan diperhatikan dan dipertimbangkan oleh partai politik terhadap para artis tersebut.... Tapi tidak semata elektabilitas, atau popularitas saja yang menjadi penyebab. Tapi juga kapasitas dan kemampuan artis itu sendiri," paparnya. (Paragraf 6) Treatment Recommendation. Pada bagian ini, Okezone.com menyajikan pendapat narasumbernya (Ahmad Yani) sebagai saran untuk masalah ini. Ahmad Yani menyarankan agar masyarakat dapat lebih pintar dalam menggunakan hak suaranya untuk memilih calon wakil mereka yang nantinya akan duduk di Senayan untuk membela dan menyampaikan aspirasi mereka. Namun demikian, keputusan apakah para artis tersebut layak atau tidak duduk di kursi Senayan, tetap tergantung pada masyarakat sebagai pemilih hak suara. (Paragraf 7) Masyarakat tidak boleh terlena dengan persona yang dimiliki oleh para caleg artis, jika mereka tidak memiliki integritas terhadap apa yang mereka jalani dan mereka janjikan. Sebab, para partai politik hanya sebagai kendaraan dari sejumlah caleg artis tersebut, dan partai politik juga hanya sebagai fasilisator dalam momentum Pemilu ini. "Akhirnya kita sodorkan caleg-caleg ini ke masyarakat, silahkan masyarakat menilai. Rakyat harus betul-betul memilih parpol, yang jangan hanya pencitraan, tapi ujung-ujungnya tetap korupsi," ujar Anggota Komisi III DPR ini. (Paragraf 8)

79 67 INTERPRETASI Pada rangkaian berita seputar Angel Lelga nyaleg ini, Okezone.com hadir dengan artikel berita yang ditulis oleh Tegar Arief Fadly pada tanggal 23 April 2013, yang menjelaskan mengapa pihak PPP mengusung beberapa artis pada Pemilu legislatif 2014 lalu, termasuk salah satunya adalah Angel Lelga. Pada artikel berita ini, terdapat beberapa bagian dari pendeskripsian alasan atas keputusan yang diambil oleh PPP perihal pengusungan beberapa artis sebagai calegnya, yang disampaikan oleh pihak PPP melalui Ahmad Yani, selaku anggota DPR dari fraksi PPP. Dan sebagai penetralisir dari situasi yang tercipta akibat keputusan yang diambil oleh PPP ini, Ahmad Yani juga memberikan saran terhadap masyarakat, agar dapat lebih jeli dan lebih cerdas dalam memilih wakil rakyat. Dan jangan terlalu terpengaruh terhadap persona yang ditebarkan oleh partai politik yang hanya melakukan pencitraan demi menarik simpati para pemilih Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? 5 (23 April 2013) Tabel 7 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 23 April 2013: Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems (Pendefinisian Masalah) Partai Islam (PPP) mengusung Angel Lelga menjadi calon anggota legislatif. 1) Partai berbasis Islam seperti Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP), 5 Fiddy Anggriawan, Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? artikel diakses pada 20 April 2014 dari

80 68 Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) Make Moral Judgement (Membuat Keputusan moral) Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) Partai politik terkesan asal merekrut calegnya, tanpa ada proses pengkaderan terlebih dahulu. PPP seolah tidak melihat moral dan rekam jejak dari caleg itu sendiri. Sebaiknya, setiap partai politk melakukan pengkaderan terhadap setiap anggotanya, terutama kepada calegnya. mengusung Angel Lelga jadi caleg. 1) Tindakan pragmatis dan tidak memikirkan pengkaderan. 2) Partai hanya mancari popularitas dan tidak berfikir kemampuan. 1) PPP seolah tidak melihat moral. 1) Harus mengikuti proses pengkaderan terlebih dahulu. Untuk sebagian artis, dunia politik adalah dunia yang cukup menarik untuk diselami dan dijadikan tempat untuk mencari pengalaman baru, setelah mereka mendapat pengalaman di tempat lamanya, yaitu di dunia hiburan. Namun, pada umumnya beberapa artis ini memilih terjun ke dunia politik untuk menjadi calon anggota legislatif, karena mereka merasa memiliki popularitas yang tinggi. Menurut Iberamsjah, seorang Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, keputusan artis untuk terjun ke dunia politik memang tidak bisa

81 69 disalahkan. Namun, dirinya memertanyakan apakah dengan popularitas yang mereka miliki, mampu membangun bangsa ini? Define Problems. Okezone.com melakukan pembingkaian berita dengan menggunakan peran seorang tokoh Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, untuk melontarkan pendapatnya yang terkesan kontra terhadap pemberitaan pancalonan Angel Lelga ini. Iberamsjah mengaku heran partai berbasis Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengusung Angel Lelga jadi caleg. "Masa Angel Lelga dicalonkan jadi anggota dewan, sekalian saja Jupe (Julia Perez) jadi Ketua DPR, candanya. (Paragraf 4) Bagi masyarakat yang terbilang memiliki pengetahuan akan hal politik, seperti Iberamsjah atau bahkan pengamat politik lain, memang berita seputar kontroversi pencalonan Angel Lelga ini bisa terbilang sedikit konyol. Pasalnya, seperti yang telah diketahui pada umumnya, bahwa para artis ini termasuk Angel Lelga, hanya bermodalkan sebuah ketenaran dan nama yang telah dikenal oleh khalayak. Namun, hanya sedikit sekali dari mereka yang membekali dirinya dengan ilmu dan pengetahuan seputar dunia politik sebelum mereka melenggang di dunia yang terbilang baru untuk mereka ini. Kalau begitu Sule saja yang jadi Ketua DPR. Semua kalangan sudah mengenalnya, sindir Iberamsjah saat berbincang dengan Okezone.com, Selasa (23/4/2013). Namun, dalam hal ini Okezone.com tidak hanya memberitakan seputar keputusan Angel Lelga untuk menjadi calon anggota legislatif saja, melainkan ada nilai yang sebenarnya cukup penting yang juga ingin disampaikan oleh redaksional Okezone.com, yaitu mengenai kualitas Pemilu yang baik. Seperti yang dikatakan oleh Redaktur Pelaksana Okezone.com dalam wawancara yang penulis lakukan dengannya.

82 70 Berita Angel Lelga penting untuk diberitakan bukan hanya soal kontroversi tapi terkait kualitas pemilu yang baik. 6 Diagnose Causes. Memang cukup disayangkan dan memprihatinkan jika sebuah partai politik tidak melakukan proses pengkaderan terhadap para calon kader atau anggotanya, sebab ketika para kader ini diterjunkan dalam ajang Pemilihan Umum (Pemilu), dapat dibayangkan bahwa mereka pasti tidak akan siap dan sudah bisa ditebak, pasti mereka tidak akan mampu bertahan dalam proses persaingannya, karena kurang mumpuninya pengetahuan mereka. Dalam kasus ini, partai politik seolah sangat haus akan simpati dan perhatian khalayak. Maka jalan yang kerap kali ditempuh oleh partai politik ini adalah dengan merekrut para public figure untuk dijadikan anggota atau kader mereka. Celakanya, mereka (partai politik) hanya mencari popularitas semata untuk institusinya, dan tidak berpikir atas kemampuan sang artis. Partai politik yang merekrut artis, dianggap Iberamsjah sebagai tindakan pragmatis dan tidak memikirkan pengkaderan. "Partai hanya mencari popularitas dan tidak berfikir kemampuan," tegasnya. (Paragraf 5) Make Moral Judgement. Partai politik yang berbasis agama seperti Partai Persatuan dan Pembaungan (PPP) ini, dirasa seperti asal-asalan dalam merekrut orang dari luar untuk ikut masuk dan bergabung dengan partainya. Dalam hal ini, PPP seperti gelap mata telah memilih dan merekrut Angel Lelga dan menjadikannya calon anggota legislatif yang maju di Pemilu 2014 ini. PPP seolah tidak melihat moral, karena yang membesarkan nama Angel Lelga adalah skandal, tandasnya. (Paragraf 7) Jika kita melihat rekam jejak yang telah diciptakan oleh Angel Lelga, akan sangat berbanding terbalik dengan apa yang telah diraih dan dicapai oleh partai 12 Februari Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana Okezone.com, Ahmad Dhani, Jakarta,

83 71 yang berlambangkan Ka bah ini; jika PPP telah berhasil membuat dan membangun reputasinya sebagai partai yang sangat berasaskan dan berideologikan Islam, maka beda halnya dengan Angel Lelga. Nama Angel Lelga menjadi besar dan terkenal, disebabkan karena skandal-skandal yang telah ia perbuat, bukan karena prestasi yang telah ia raih. Treatment Recommendation. Masih menggunakan pandangan Iberamsjah, Okezone.com mencoba memberikan sedikit saran atau jalan terhadap berita kontroversi ini. Menurutnya, dunia politik dan artis adalah dua hal berbeda. Kalau di luar negeri, artis seperti Arnold Schwarzenegger yang maju berpolitik, harus mengikuti proses pengkaderan terlebih dahulu. (Paragraf 6) Hal ini menegaskan sekali lagi, bahwa sebaiknya sebuah partai politik, sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan untuk melakukan proses kaderisasi terdahap para anggota-anggotanya. Agar setiap anggota partainya dapat menjadi individu/kader yang capable di bidangnya, juga mampu menjadi sosok yang sesuai dengan harapan konstituennya. INTERPRETASI Dalam artikel berita ini, terlihat bahwasanya Okezone.com memberikan pembingkaian terhadap hal ini dengan menampilkan suasana yang cenderung tidak mendukung dengan keputusan yang diambil oleh Angel Lelga, yaitu pencalonan dirinya menjadi calon anggota legislatif dari PPP. Hal ini terlihat dari kalimat yang digunakan pada bagian judulnya. Dan untuk isi beritanya, Okezone.com menggunakan sosok Iberamsjah, seorang Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia. Dirinya mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap keputusan Angel Lelga untuk nyaleg. Kemudian

84 72 dirinya berasumsi, bahwa apakah dengan bernodalkan popularitas dan ketenaran, Angel Lelga ini dapat membangun bangsa. Namun, Iberamsjah juga memberikan saran kepada para partai politik, khususnya PPP, agar melakukan proses kaderisasi terhadap para anggotanya, terlebih kepada para caleg artisnya ini Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat 7 (24 April 2013) Tabel 8 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 24 April 2013: Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems (Pendefinisian Masalah) PPP mengusung Angel Lelga menjadi caleg. 1) Angel Lelga resmi diusung sebagai calon anggota legislartif (caleg). 2) Bersedia untuk dijadikan caleg. Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) Angel Lelga menjadi caleg PPP. 1) Dia menjadi caleg PPP. 2) Angel masuk ke PPP. Make Moral Judgement (Membuat Keputusan moral) PPP siap jika diserang dengan menggunakan objek Angel Lelga. 1) PPP menyatakan siap. 2) Tapi kita siap. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) PPP mengapresiasi keputusan Angel Lelga menjadi calegnya. 1) Kagum dengan keputusan Angel Lelga. 7 Tegar Arief Fadly, Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat artikel diakses pada 20 April 2014 dari

85 73 2) Dia menjadi caleg PPP itu luar biasa. Apa yang dilakukan oleh Angel Lelga ini pun dilakukan oleh sejumlah orang yang memiliki profesi sama seperti Angel Lelga sebagai pelaku seni. Tidak hanya oleh pelaku seni, para pengusaha, pejabat, bahkan rakyat biasa pun ikut memberanikan dirinya dengan mencoba peruntungannya untuk menjadi calon anggota legislatif. Tidak ada yang salah dengan fenomena tersebut. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh mereka semua itu merupakan perwujudan dari pelaksanaan hak sebagai warga negara Indonesia. Negara yang memiliki sistem demokrasi dalam menjalankan pemerintahannya, sehingga setiap warga negaranya bebas untuk mengekspresikan kehendaknya, selama tidak menyalahi aturan. Define Problems. Dalam setiap ajang Pemilu legislatif, sudah sepatutnya sebuah partai politik memiliki calon-calon anggota legislatif yang dapat merebut simpati masyarakat, agar perolehan suara partai politik tersebut dapat tercukupi, begitu pula dengan sang caleg tersebut. Oleh karena itu, banyak dari partai politik yang akhirnya mengusung sejumlah artis sebagai produk jualan mereka di ajang Pemilu legislatif, termasuk pada tahun 2014 ini. Salah satu partai politik yang juga menggunakan cara ini adalah Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP). Terdapat sejumlah artis yang diusung oleh PPP ini, dan salah satunya ialah Angel Lelga. Artis yang juga janda pedangdut Roma Irama, Angel Lelga resmi diusung sebagai calon anggota legislatif (caleg), oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu 2014 mendatang. (Paragraf 1)

86 74... Angel yang bersedia untuk dijadikan caleg dari partainya. Pasalnya, penyanyi tersebut belum lama menjadi Muallaf. (Paragraf 6) Diagnose Causes. Seorang calon anggota legislatif pasti membutuhkan sebuah partai politik untuk dijadikannya sebagai kendaraan politik. Dan Angel Lelga pun memilih PPP sebagai kendaraannya menuju ke Senayan. Keputusannya tersebut tentu tidak dapat disalahkan, sebab itu adalah haknya sebagai warga negara. Begitu pula dengan keputusan PPP yang mengusung Angel Lelga sebagai calegnya, pasti terdapat maksud yang baik dibalik itu semua. "... Ketika dia menjadi caleg PPP itu luar biasa. Kalau dia menjadi caleg di luar partai Islam itu biasa. Ketika Angel masuk ke PPP maka dia memutuskan mencari jati dirinya sebagai seorang mulsim," paparnya. (Paragraf 7) Make Moral Judgement. Setiap yang dilakukan oleh public figure, pasti selalu menjadi sorotan media massa; tidak hanya hal positif, hal negatif pun turut menjadi bahan berita di setiap media massa. Hal ini pun dirasakan oleh Angel Lelga yang menjadi caleg dari PPP. Sayangnya, yang terdapat pada pemberitaan di sejumlah media massa, merupakan hal-hal yang kurang sedap di benak masyarakat selaku khalayak. Dan hal tersebut berimbas pada PPP yang mengusung Angel Lelga. Di samping terbukanya potensi untuk PPP mendapatkan beberapa prosentase dari Angel Lelga, kehadiran Angel Lelga di tubuh PPP pun kerap menjadi bahan untuk berpikir bagi Badan Pemenangan Pemilu PPP. Betapa tidak, adanya nama Angel Lelga dalam bursa pencalonan anggota legislatif dari PPP, pasti mengundang hal-hal yang berkecenderungan untuk kontra terhadap Angel Lelga. Namun, melalui artikel berita yang dirilis oleh

87 75 Okezone.com pada tanggal 24 April 2013, pihak PPP mangaku siap dengan segala kemungkinan yang terjadi terhadap pencalonan Angel Lelga ini. Padahal, popularitas Angel muncul karena skandal kehidupan pribadinya. PPP menyatakan siap jika nanti sewaktu-waktu masa lalu Angel dijadikan sebagai black campaign. (Paragraf 2) PPP melalui Fernita Darwis, selaku Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP, menjelaskan bahwa pihak PPP tidak terlalu mencemaskan perihal black campaign yang akan menyerang mereka dengan menggunakan Angel Lelga sebagai objeknya. "Kampanye hitam kan bermacam cara dilakukan. Kan tidak selalu dengan hadirnya Angel Lelga. Cara-cara lain juga bisa lakukan. Tapi kita siap," tegasnya. (Paragraf 5) Treatment Recommendation. Kehadiran Angel Lelga dengan sejumlah pemberitaannya ini, tentu saja tidak disesali oleh pihak internal PPP, justeru terdapat kekaguman yang diperlihatkan oleh anggota partai. Fernita justru kagum dengan keputusan Angel yang bersedia untuk dijadikan caleg dari partainya. Pasalnya, penyanyi tersebut belum lama menjadi Muallaf. (Paragraf 6) Fenomena Angel Lelga nyaleg ini memang cukup menarik untuk dicermati, karena menurut Fernita melalui Okezone.com, hal ini berdampak kepada pemberitaan di media massa yang termasuk tidak biasa. "Angel Lelga itu kan mualaf. Ketika dia menjadi caleg PPP itu luar biasa. Kalau dia menjadi caleg di luar partai Islam itu biasa. Ketika Angel masuk ke PPP maka dia memutuskan mencari jati dirinya sebagai seorang mulsim," paparnya. (Paragraf 7) INTERPRETASI Artikel berita dengan judul Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat yang dipublikasikan oleh Okezone.com pada tanggal 24 April 2013 ini, lebih menekankan kepada penjelasan dari pihak PPP yang cenderung tidak cemas

88 76 terhadap kemungkinan (misalnya black campaign) yang terjadi, yang akan menyerang PPP atas dasar masa lalu atau track record yang dimiliki oleh Angel Lelga. Hal ini diutarakan oleh narasumber yang ada pada artikel berita tersebut, yakni Fernita Darwis, selaku Ketua Bapilu PPP. Dirinya menerangkan bahwa, pihak PPP sama sekali tidak mencemaskan kehadiran Angel Lelga di tubuh PPP. Menurutnya, jalan untuk black campaign itu bermacam-macam, tidak selalu mengatasnamakan Angel Lelga. Bahkan, keputusan Angel Lelga yang bersedia untuk dijadikan caleg ini, sangatlah diapresiasi dan dikagumi oleh sebagian besar internal partai tersebut Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? 8 (24 April 2013) Tabel 9 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 24 April 2013: Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems (Pendefinisian Masalah) PPP merekrut Angel Lelga menjadi calegnya. 1) Partai politik beridiologi Islam mengusung caleg artis. Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) Perekrutan artis hanya untuk mendulang suara bagi partai politik. 1) Hanya untuk mendulang suara. 2) Artis itu hanya untuk mendulang suara. Make Moral Judgement Banyak artis mendapat 1) Mendadak dan 8 Tri Kurniawan, Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? artikel diakses pada 20 April 2014 dari

89 77 (Membuat Keputusan moral) Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) tempat yang baik ketimbang para kader terdahulu. Mestinya pencalonan dilakukan berdasarkan sistem kaderisasi, seperti yang diatur dalam undang-undang partai politik. mendapatkan tempat yang sangat baik. 1) Pencalonan dilakukan berdasarkan sistem kaderisasi. Fenomena artis nyaleg memang bukan hal yang baru di dunia politik dewasa ini. Hal ini sebenarnya sudah lama terjadi di Indonesia, terlebih lagi ketika era reformasi dan atmosfir demokrasi semakin tebal dan banyak dirasakan juga disadari oleh masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki potensi baik dalam segi ilmu pengetahuan tentang politik, atau bahkan dari segi ekonomi. Banyak artis yang maju untuk menjadi wakil rakyat di ranah legislatif, hanya dengan alasan mereka telah memiliki modal awal, yakni popularitas serta finansial yang mencukupi. Namun, yang disayangkan adalah ketika sebuah kendaraan politik tidak membuka mata lebar-lebar terhadap para calon anggotanya, khususnya bagi mereka yang berasal dari dunia hiburan. Hampir semua partai politik membuka pintunya lebar-lebar bagi kaum selebriti untuk menjadi caleg-calegnya. Sekali lagi, faktor popularitas dan finansial yang mencukupi agaknya selalu menjadi pertimbangan penting bagi partai politik. Jadi, jika dulu para selebriti ini hanya dijadikan sebagai pendulang suara (vote getter), kini mereka benar-benar ditampilkan sebagai aktor politik dari partainya masing-masing. Tetapi, walaupun mereka (selebriti) kini dijadikan

90 78 sebagai aktor politik, tetap saja kemampuannya diragukan oleh masyarakat untuk menjadi calon anggota legislatif. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh mereka ini kerap kali dinilai oleh masyarakat hanya sebagai momentum untuk menjajal dan berpindah panggung; dari layar kaca ke dunia politik. Kendati demikian, terdapat pula beberapa selebriti ini yang terjun ke dunia politik memang benar-benar ingin ikut menyuarakan aspirasi rakyat. Define Problems. Dalam artikel berita ini, Okezone.com mengembangkan frame yang intinya mengenai; mengapa sebuah partai politik yang berideologikan Islam mengusung Angel Lelga sebagai calon anggota legislatifnya. Memang, tidak hanya Angel Lelga yang menjadi caleg dari partai ini. Terdapat pula artisartis lain yang ikut meramaikan ajang Pemilu 2014 lalu dari Partai Persatuan dan Pembangunan ini, di antaranya adalah Okky Asokawati, Nasrullah (Mat Solar), dan Ratih Sanggarwati. Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni mengatakan bahwa memang setiap orang berhak untuk memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di muka hukum dan pemerintahan. Tidak dapat dipungkiri, seorang artis tidak mungkin tidak terkenal dan memiliki popularitas, dan yang menaikkan pamor seorang artis biasanya adalah berita-berita seputar prestasi atau pencapaian yang telah diraih di dunia hiburan, dan juga berita-berita yang tidak sedap mengenai artis tersebut yang kerap kali diterima oleh masyarakat. Dan nama Angel Lelga termasuk nama yang sudah akrab di telinga masyarakat, karena berita-berita yang penilaiannya kurang baik pula di mata masyarakat.

91 79 Lebih mengejutkan, kata dia, ketika ada partai politik beridiologi Islam mengusung caleg artis yang rekam jejaknya selama ini mendapat penilaian dari masyarakat tidak baik. Maka, dugaan mengusung artis itu hanya untuk mendulang suara semakin menguat. (Paragraf 6) Diagnose Causes. Keadaan ini seolah membuat dan membangun opini bahwa sebuah partai politik termasuk PPP tidak memikirkan dan memerhatikan siapa yang mereka rekrut dan mereka usung untuk menjadi caleg, terhadap realisasi visi dan misi partai itu sendiri. Atau jangan-jangan yang mereka pikirkan hanya sebatas terpenuhinya target perolehan suara yang dikantongi dari masingmasing kandidat yang mereka sebar di berbagai pelosok negeri ini. Kemampuan artis menjadi calon anggota legislatif (caleg) tetap saja diragukan. Pasalnya, kebanyakan dari mereka diusung secara mendadak dengan tujuan hanya untuk mendulang suara. (Paragraf 1) Seperti skeptisnya seorang Titi Anggraeni dalam artikel ini, yang menduga bahwa partai politik hanya ingin mendulang suara dari kandidatnya yang berasal dari kaum selebritis.... Maka, dugaan mengusung artis itu hanya untuk mendulang suara semakin menguat. (Paragraf 6) Make Moral Judgement. Okezone.com, melalui narasumbernya ini mengungkapkan keprihatinannya tentang fenomena arits nyaleg ini. Disadari atau tidak, artis-artis yang bisa dibilang tiba-tiba muncul ke dunia politik ini, memang seperti mendapat keistimewaan ketimbang orang lain yang bukan dari kalangan artis, yang ingin maju menjadi kandidat caleg dari partai tertentu. "Yang menjadi sorotan, mereka (artis) ini datang tiba-tiba menjelang Pemilu. Bagaimana bisa memastikan artis punya komitmen untuk partai, bagaimana partai bisa menjamin mereka bisa mewakili kepentingan pemilih nanti", ungkapnya. (Paragraf 5) Tragisnya, caleg-caleg artis ini mendapat tempat yang sangat baik dalam proses pencalonannya, bahkan hal ini belum tentu didapatkan oleh kader-kader

92 80 yang lebih dulu telah bergabung dengan partai bersangkutan. Dan loyalitas mereka terhadap partainya patut dipertanyakan. Karena anggota partai yang terlebih dulu bergabung bersama partainya dan melalui proses kaderisasi pasti memiliki sifat loyal yang lebih ketimbang mereka (artis) yang keberadaanya terbilang baru dan dadakan di tubuh partai yang bersangkutan.... banyak caleg artis datang mendadak dan mendapatkan tempat yang sangat baik dalam proses pencalonan. Menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kader yang sudah belerja keras untuk partai, apakah mendapat perlakuan sama? (Paragraf 4) Treatment Recommendation. Dalam artikel berita ini, terdapat aspek mengenai saran atas sistem perekrutan anggota partai yang (khusus) ingin menjadi calon anggota legislatif atau hanya sebagai kader. Agar nantinya, yang terlahir dari partai tersebut adalah kader-kader yang bermutu dan memiliki integritas dalam mengemban amanat dari rakyat yang memilihnya. Oleh karena itu, diperlukan sistem kaderisasi yang efektif dalam proses pencalonannya. Hanya saja khusus untuk caleg, Undang-Undang partai politik mengatur; mestinya pencalonan dilakukan berdasarkan sistem kaderisasi, kata Titi kepada Okezone.com. (Paragraf 3) Jadi, baik anggota partai itu berawal dari rakyat biasa atau public figure sekalipun, jika mereka mengikuti proses kaderisasi. Niscaya, mereka akan lebih memiliki komitmen dan loyalitas untuk bangsa pada umumnya, dan untuk partai pada khususnya. INTERPRETASI Pada artikel berita ini, Okezone.com kembali hadir dengan nuansa pemberitaan yang terkesan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh Angel Lelga untuk menjadi caleg dari PPP. Melalui narasumbernya, Titi Anggraeni, selaku Direktur Eksekutif Perludem, yang juga mengemukakan

93 81 ketidaksenangannya terhadap PPP yang mengusung Angel Lelga untuk menjadi calegnya. Titi menilai, PPP sepertinya tidak melihat rekam jejak dari seorang Angel Lelga terlebih dahulu sebelum benar-benar mengusungnya sebagi caleg. Hal ini mendorong asumsi yang menduga bahwa PPP semata-mata menggunakan para artis hanya untuk mendulang suara di Pemilu 2014 lalu Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah 9 (26 April 2013) Tabel 10 Perangkat Framing Entman pada Artikel Berita Edisi 26 April 2013: Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah Aspek Konsep Entman Frame Okezone.com Kutipan Teks Define Problems (Pendefinisian Masalah) PPP memiliki Angel Lelga sebagai calegnya. 1) Menerima penyanyi dangdut seksi Angel Lelga. Diagnose Causes (Memerkirakan Masalah atau Sumber Masalah) Angel Lelga mendapat hidayah 1) Telah mendapat hidayah dari Allah. 2) Menuju jalan yang benar. Make Moral Judgement (Membuat Keputusan moral) PPP merupakan partai yang membawa dan memberi hidayah. 1) Partai pemberi hidayah. 2) PPP berasaskan Islam. Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian) PPP memersilahkan semua orang untuk menjadi bagiannya. 1) Siapa pun boleh masuk PPP. 9 Susi Fatimah, Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah artikel diakses pada 20 April 2014 dari

94 82 Telah banyak asumsi dan penafsiran yang dikemukakan oleh khalayak tentang pemberitaan Angel Lelga nyaleg ini. Hal serupa juga ditunjukkan oleh Okezone.com sebagai media massa online. Dalam artikel berita yang dirilis pada tanggal 26 April 2013 ini, Okezone.com membingkai pemberitaan ini dengan menjelaskan bahwasanya para artis yang ikut bergabung ke dalam PPP, bahkan menjadi caleg, mereka semua telah mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Define Problems. Pada pemberitaan di akhir-akhir dari bulan April ini, Okezone.com membingkai permberitaannya dengan memberi gambaran, bahwa PPP sangat menerima keputusan yang diambil oleh Angel Lelga untuk bergabung dengan PPP. Terlepas dari asumsi masyarakat yang menduga, bahwa penerimaan Angel Lelga nantinya akan dimanfaatkan hanya untuk medongkrak perolehan suara pada Pemilu 2014, PPP memang sangat senang menerima dan dapat memiliki Angel Lelga sebagai bagian dari PPP. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak takut marwahnya sebagai partai Islam jatuh lantaran menerima penyanyi dangdut seksi Angel Lelga dan pesinetron Lyra Virna sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) yang akan maju di Pemilu 2014 mendatang. (Paragraf 1) Diagnose Causes. Keputusan yang diambil oleh Angel Lelga untuk bergabung dengan PPP, tidak lain didasari karena hidayah dari Allah SWT yang telah turun kepadanya. Dan hal itu diterima dengan baik dan tangan terbuka oleh pihak PPP.... partai yang dinaunginya merupakan partai pemberi hidayah kepada siapa pun. Dia juga mengatakan, dengan masuknya dua artis tersebut, menjunjukan bahwa keduanya telah mendapat hidayah dari Allah. (Paragraf 3) Setiap orang yang telah mendapat hidayah dari Allah, pasti mereka tengah berjalan menuju jalan yang benar dan diridhai oleh Allah SWT. Begitu pula

95 83 dengan yang dilakukan oleh Angel Lelga untuk bergabung dengan partai yang berideologikan Islam, yakni PPP. "PPP partai yang bawa hidayah menuju jalan yang benar dan di jalan Allah SWT. Insya Allah bila ada orang yang masuk PPP berarti telah mendapatkan hidayah karena PPP berasaskan Islam," katanya. (Paragraf 4) Make Moral Judgement. Pada bagian ini, Okezone.com melalui narasumbernya, yaitu Dimyati Natakusumah, seorang anggota Tim Pemenangan Pemilihan Legislatif PPP, menyampaikan bahwa Partai Persatuan dan Pembangunan merupakan sebuah partai yang berasaskan Islam, yang dapat memberikan dan membawa hidayah kepada setiap orang yang ingin bergabung dengan PPP. Dan menurutnya, siapa pun yang masuk ke PPP, berarti telah mendapatkan hidayah. Dimyati mengatakan partai yang dinaunginya merupakan partai pemberi hidayah kepada siapa pun. Dia juga mengatakan, dengan masuknya dua artis tersebut, menjunjukan bahwa keduanya telah mendapat hidayah dari Allah. (Paragraf 3) "PPP partai yang bawa hidayah menuju jalan yang benar dan di jalan Allah SWT. Insya Allah bila ada orang yang masuk PPP berarti telah mendapatkan hidayah karena PPP berasaskan Islam," katanya. (Paragraf 4) Treatment Recommendation. Untuk melengkapi pembingkaiann artikel beritanya, Okezone.com (masih melalui narasumbernya) juga menyisipkan pesan yang memerbolehkan dan memersilahkan siapa pun untuk dapat masuk, bergabung dengan PPP. Selama niat dari calon anggotanya tersebut baik, dan memiliki i tikad untuk berubah menjadi soleh dan solehah dalam koridor Islam. "Siapa pun boleh masuk PPP yang penting punya itikad berubah menjadi soleh dan solehah. Siapa pun masa lalunya seperti apa, yang penting punya niat dan itikad mau menjadi lebih baik dan islami," tutur Dimyati. (Paragraf 6)

96 84 INTERPRETASI Dalam rangkaian pemberitaan yang berkaitan dengan pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP ini, Okezone.com menutupnya dengan memberikan pembingkaian yang mengklarifikasi alasan Angel Lelga yang mendapatkan hidayah dari Allah SWT., sehingga dirinya bergabung dengan PPP. Serta alasan mengapa kubu PPP juga mampu menerima sosok para artis pada umumnya, dan Angel Lelga pada khususnya. Menurut narasumber yang digunakan oleh Okezone.com, PPP merupakan partai yang berasaskan Islam dan sangat membuka pintunya bagi siapa saja yang memiliki niat baik untuk bergabung dengan PPP. Dan seperti yang diketahui, perekrutan yang dilakukan PPP terhadap sejumlah artis ini tidak terlepas dari anggapan miring dari masyarakat kebanyakan. Anggapan yang mengalamatkan PPP terhadap opini masyarakat yang skeptis akan performa dari para caleg artis tersebut. Namun, terlepas dari pandangan dan dugaan masyarakat tersebut, PPP adalah partai yang sama seperti partai politik pada umumnya, yang menginginkan perolehan suara yang signifikan dan mencukupi untuk masuk ke dalam barisan politisi Senayan. 2. Kaitan Interpretasi atas Temuan dan Analisis Data dengan Teori Sederet calon anggota legislatif dari berbagai partai politik, termasuk Angel Lelga ini, sejatinya merupakan komunikator di panggung politik. Sebagai seorang komunikator politik, tentu saja mereka seharusnya memiliki karakter dalam menjalankan perannya di dunia politik. Aristoteles menyebut karakter komunikator ini sebagai etos. Etos terdiri dari pikiran baik, akhlak baik, dan maksud baik (good sense, good moral character, good will). Ethos ini berwujud

97 85 dalam bentuk credibility yang terdiri dari expertise (keahlian) dan trustworthiness (dapat dipercaya). 10 Jadi, bukan popularitas saja yang menjadi faktor utama bagi para caleg khususnya caleg artis ini, melainkan ada faktor-faktor lain yang lebih penting, yakni keahlian dan kedapat-dipercayaan oleh masyarakat sebagai konstituennya. Jika kita kaitkan paparan singkat dari Aristoteles mengenai karakter komunikator politik di atas dengan berita seputar Angel Lelga yang dipublikasikan oleh Okezone.com, maka yang didapati adalah situasi dari masyarakat yang masih tidak percaya akan kredibilitas yang dimiliki oleh Angel Lelga selaku calon anggota legislatif. Hal ini dikarenakan sosok Angel Lelga yang berlatar belakang seorang public figure. Dan hal itu yang membangun kondisi ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap realitas sosial yang terjadi, yakni Angel Lelga yang menjadi caleg. Hal ini disinyalir karena dipicu oleh perbedaan pemahaman dan interpretasi dari setiap masyarakat yang menerima informasi atau berita seputar Angel Lelga ini. Sebab, pemahaman masyarakat kota dan masyarakat desa memiliki definisi yang berbeda. Artinya, tidak semua masyarakat perkotaan memiliki pemikiran dan penafsiran seperti status yang ia sandang sebagai masyarakat kota. Dan sebaliknya, tidak semua masyarakat pedesaan memiliki pemikiran dan penafsiran terhadap suatu hal atau isu seperti kedudukan mereka sebagai masyarakat desa. Tidak menutup kemungkinan bila masyarakat perkotaan memiliki perilaku dan pemikiran layaknya masyarakat desa. Dan masyarakat desa yang justeru memiliki pemikiran dan perilaku seperti masyarakat kota. 10 Farid Hamid dan Heri Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan (Jakarta: Kencana, 2011), h. 299.

98 86 a) Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi Dalam tahap ini, redaksional Okezone.com mengumpulkan semua bahan berita yang berfokus kepada informasi yang sifatnya menyentuh perasaan banyak orang, yaitu persoalan-persoalan yang mengandung unsur sensitivitas di masyarakat, seperti isu-isu yang meresahkan masyarakat. Layaknya isu mengenai pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif dari PPP ini. b) Tahap Sebaran Konstruksi Prinsip dari tahap ini adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secepat mungkin. Namun, kendati media telah melakukan tahap mempublikasikan berbagai macam berita; termasuk berita mengenai pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif ini, dengan struktur berita yang telah dibangun dan diciptakan oleh Okezone.com, yang tentu saja dapat membangun realitas di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, dapat dipastikan ada sebagian masyarakat yang juga dapat menginterpretasikan berita ini secara baik dan bijaksana. Sehingga melahirkan asumsi bahwasanya demokrasi di Indonesia ini memang benar-benar telah terealisasi. Berita seputar pencalonan Angel Lelga menjadi caleg ini memang cukup menarik perhatian khalayak. Karena berita yang disajikan oleh Okezone.com ini memiliki unsur nilai berita yang menjadi dasar istilah names make news (nama membuat berita). c) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas Dalam tahap ini, pada mulanya masyarakat akan cenderung menganggap semua yang terjadi di media massa adalah benar adanya. Termasuk semua yang disajikan oleh Okezone.com mengenai pencalonan Angel Lelga ini. Kemudian

99 87 adanya pembentukan citra yang dilakukan oleh media massa, yang meliputi model good news dan bad news. Dalam hal ini Okezone.com (menurut penulis) menyajikan kedua model tersebut dalam pembentukan konstruksi realitas dari pemberitaan Angel Lelga ini. Namun, untuk memerjelas hasil konstruksi yang telah dibangun oleh Okezone.com terhadap pemberitaan Angel Lelga nyaleg ini, maka penulis akan memaparkan secara sederhana melalui tabel di bawah ini: Tabel 11 Hasil Konstruksi dalam Pemberitaan Pencalonan Angel Lelga Menjadi Anggota Legislatif dari PPP di Okezone.com No. Judul Berita Hasil Konstruksi 1. Setelah Istikharah, Angel Lelga Adanya penguatan angle berita Mantap Jadi Caleg dari PPP. melalui alasan dan pendapat Angel Lelga mengenai proses pemantapan dirinya memilih PPP dan menjadi calegnya. 2. Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis Okezone.com membentuk realitas dengan cara mendeskripsikan alasan PPP mengusung artis sebagai calegnya, sekaligus memberi saran kepada khalayak untuk dapat lebih cerdas dalam memilih caleg, termasuk caleg artis. 3. Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg? Terdapat penonjolan sikap yang perlihatkan oleh Okezone.com, yang cenderung tidak setuju atas

100 88 keputusan yang diambil oleh Angel Lelga untuk menjadi caleg. 4. Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat Pihak PPP tidak terlalu mencemaskan kemungkinan buruk yang akan terjadi, akibat kehadiran Angel Lelga sebagai caleg di tubuh PPP. 5. Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga? Hampir sama dengan artikel berita nomor tiga; yakni terbentuknya realitas yang cenderung tidak menyetujui keputusan PPP yang mengusung Angel Lelga sebagai calegnya. 6. Angel Lelga Nyaleg Karena Dapat Hidayah Terdapat pengklarifikasian dari pihak PPP; tentang bergabungnya para artis, khususnya Angel Lelga, dengan PPP. d) Tahap Konfirmasi Pada tahap ini terdapat proses untuk memberikan argumentasi dan akuntabilitas, serta interpretasi yang dilakukan oleh media massa dan khalayak. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasannya konstruksi sosial. Sedangkan bagi pemirsa dan

101 89 pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial. 11 Beberapa tahap di atas adalah proses atau siklus yang selalu terjadi pada pembangunan realitas yang diciptakan oleh media massa, termasuk Okezone.com. dan sebuah realitas yang terkonstruk sebenarnya memang sangat luar biasa. Karena pemberitaan tersebut lebih cepat diterima masyarakat luas, menjadi lebih luas jangkauan pemberitaannya, sebaran merata, karena media massa dapat ditangkap oleh masyarakat luas secara merata dan di mana-mana, membentuk opini massa, karena merangsang masyarakat untuk beropini atas kejadian tersebut, massa cenderung terkonstruksi, karena masyarakat cenderung terkonstruksi dengan pemberitaan-pemberitaan yang sensitif, bahkan opini massa cenderung apriori sehingga mudah menyalahkan berbagi pihak yang bertanggung jawab atas musibah atau peristiwa tersebut. 12 Beberapa temuan di atas cukup menunjukkan bahwa Okezone.com cukup dinamis dalam memberitakan sosok Angel Lelga melalui artikel-artikel yang dipublikasikannya. Meskipun sebagian besar artikel berita pada periode April 2013 yang penulis analisis ini, memiliki nuansa yang cenderung mengintervensi pihak Angel Lelga. Namun, seorang Ahmad Dhani, Redaktur Pelaksana menyangkal hal tersebut dengan alasan lain. Pada prinsipnya kita netral, namun ada pesan yang ingin disampaikan tentang memilih caleg yang berkualitas Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana Okezone.com, Ahmad Dhani, Jakarta, 12 Februari 2014.

102 90 Ketika Berger dan Lucmann menjelaskan mengenai konstruksi sosial, maka konstruksi sosial yang dimaksud adalah sebuah proses eksternalisasi, obejktivasi, dan internalisasi yang terjadi antara individu di dalam masyarakat. Ketiga proses di atas terjadi secara simultan membentuk dialektika, serta menghasilkan realias sosial berupa pengetahuan umum, konsep, kesadaran umum, dan wacana publik. Dalam pandangan Berger dan Luckmann, konstruksi sosial itu dibangun oleh individu dan masyarakat secara dialektika. Dan yang dimaksud konstruksi sosial itu adalah realitas sosial realitas sosial yang berupa realitas objektif, subjektif, dan simbolis. Sedangkan materi realitas sosial itu adalah konsep-konsep, kesadaran umum, dan wacana publik. 14 Pada akhirnya dapat disimpulkan, bahwa sebuah media massa, baik elektronik, cetak, maupun online, sejatinya sangatlah mahir dalam menciptakan sebuah kontruksi atas realitas yang terjadi di dunia sekitar melaui bingkai yang disajikan dalam setiap berita atau artikelnya. Kemudian hasil dari konstruksi dan pembingkaian tersebut adalah, terciptanya interpretasi dalam mengonfirmasi temuannya, dan tergiringnya opini masyarakat yang menjadi khalayak dari media itu sendiri. 14 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, h.

103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan mengenai analisis framing terhadap teks dalam artikel berita seputar kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif yang dipublikasikan oleh Okezone.com pada periode April 2013, serta penggunaan metode analisis framing model Robert N. Entman yang memiliki empat konsepsi, yakni Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, dan Treatment Recommendation, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Define Problems Dalam hal ini Okezone.com memaparkan pandangannya terhadap Partai Persatuan dan Pembangunan yang mengusung Angel Lelga untuk menjadi anggota legislatifnya pada Pemilu tahun 2014 ini. Yang menjadi perhatian Okezone.com adalah mengapa sebuah partai yang berideologikan Islam ini malah melakukan hal yang pada akhirnya membuat masyarakat secara umum dan pembaca berita secara khusus menjadi bertanya-tanya dan menduga bahwasanya apa yang dilakukan oleh PPP ini semata-mata hanya untuk kepentingan dalam memeroleh beberapa persen suara dari calegnya yang menjadi vote getter bagi partai tersebut. 2. Diagnose Causes Partai Persatuan dan Pembangunan merupakan salah satu dari sekian banyak partai politik yang mengusung sosok artis untuk menjadi calon anggota legislatifnya. Dan dalam hal ini, Okezone.com juga sedikit 91

104 92 menekankan bahwa keputusan yang diambil oleh PPP ini tidak terlalu bijak adanya. Karena apa yang dilakukan oleh PPP untuk menampilkan Angel Lelga di panggung depan mereka itulah yang menjadi perbincangan bagi khalayak. Kemudian fenomena ini menimbulkan asumsi besar bahwasanya PPP tidaklah melakukan sistem kaderisasi terhadap para anggotanya, terlebih para artis yang diusung untuk menjadi calegnya. 3. Make Moral Judgement Angel Lelga memang salah satu artis yang terkenal. Namun, dibalik terkenal dan tenarnya nama Angel Lelga sebagai public figure, terdapat sederet berita yang tidak baik dan terlanjur melekat di benak masyarakat. Lalu Okezone.com menegaskan perihal ini pada teks beritanya yang turut menyayangkan sikap PPP untuk merekrut Angel Lelga menjadi salah satu calegnya. Keputusan yang diambil oleh PPP ini seolah menunjukkan bahwa PPP terkesan asal dalam memilih anggotanya tanpa melihat rekam jejak dan kualitasnya. Oleh karena itu, PPP bahkan sudah menyiapkan strateginya jika suatu waktu ada kalangan yang menyerang PPP dengan cara black campaign melalui Angel Lelga sebagai objeknya. Dan di samping itu, para caleg artis yang direkrut ini kerap mendapatkan tempat yang istimewa di dalam partai, ketimbang para kader yang lebih dulu begabung dengan PPP, yang bisa saja memiliki kualitas yang lebih baik daripada para politisi instan ini. Meskipun pihak PPP mengklaim bahwasanya partainya ini merupakan partai yang berasaskan Islam, dan pembawa sekaligus pemberi hidayah terhadap siapa saja yang bergabung, terlebih untuk Angel Lelga. Namun, tetap saja PPP memiliki hasrat yang

105 93 sama dalam urusan perolehan suara, khususnya suara yang dikantongi oleh sejumlag caleg artisnya tersebut. 4. Treatment Recommendation Meskipun sosok Angel Lelga menuai banyak kecaman di sana-sini, tetapi pihak PPP tetap mengapresiasi serta mengagumi keputusan yang telah diambil oleh Angel Lelga untuk bergabung dan bersedia menjadi caleg dari PPP. Namun, jika merujuk kepada peraturan pemerintah, seharusnya PPP dapat lebih bijaksana dalam menentukan dan tidak mengusung seorang calegnya secara instan. Karena berdasarkan pasal 2 ayat (4) huruf h, pada Undang-undang No. 2 tahun 2011 tentang partai politik; menjelaskan bahwasanya setiap partai politik di Indonesia, harus melakukan dan menetapkan sistem pengaderan dengan cara mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader atau anggota partai tersebut. Namun, yang terjadi saat ini rupanya tidak berjalan lurus dengan ketetapan yang telah diatur oleh pemerintah. Menjelang pemilu legislatif ini, banyak dari partai politik yang hanya melakukan perekrutan tanpa dibarengi pengaderan terhadap para anggota barunya, khususnya bagi para caleg artis yang sengaja dipasang di panggung depan untuk memeroleh simpati dan prosentase suara secara cepat di masa-masa sebelum pemilu itu berlangsung. Maka dari itu, dalam hal ini masyarakat sangat dihimbau untuk dapat lebih jeli juga pintar untuk memilih calon anggota legislatif dan partai politik yang tidak hanya melakukan pencitraan dalam marketing politic-nya, karena dikhawatirkan dari wakil rakyat yang seperti ini,

106 94 nantinya tidak dapat membela dan menyampaikan aspirasi dari para konstituen yang telah memilihnya. B. Saran 1. Saran Akademis Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan saran kepada khalayak umum, terutama bagi khalayak yang telah memiliki pengetahuan akan komunikasi massa dan kajian terhadap media, contohnya akademisi/mahasiswa di universitas. Hendaknya dapat menjadi individu yang lebih jeli dan aktif dalam membaca, meneliti, dan menyerna berita yang dipublikasikan dan telah dikonstruk oleh media massa, agar tidak mudah tergiring arus opini yang tercipta karena beritaberita dari media massa tersebut, yang hasilnya berdampak pada sikap ketidakberimbangan persepsi terhadap suatu isu atau berita. 2. Saran Praktis Dalam bagian ini, penulis juga ingin memberikan saran khususnya kepada pihak Okezone.com atas artikel-artikel berita yang dipublikasikan seputar kontroversi pencalonan Angel Lelga menjadi anggota legislatif ini. Karena penulis menemukan adanya tekanan-tekanan dalam beberapa artikel berita terhadap pihak Angel Lelga, meskipun ada pula beberapa berita yang dapat menetralisir realitas yang telah terkonstruk akibat pemberitaan yang cenderung kontra tersebut. Untuk pihak partai politik, khususnya Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP), sebaiknya mereka dapat lebih bijaksana dan tidak terkesan asal-asalan dalam memilih dan merekrut anggota partainya. Terlebih untuk para anggotanya yang berasal dari ranah hiburan, seharusnya PPP menerapkan sistem kaderisasi dalam proses perekrutannya, agar setiap anggota partai atau kadernya dapat

107 95 memiliki mental politisi yang memegang teguh nama baik partai dan memiliki loyalitas serta kredibilitas, sehingga masyarakat tidak berasumsi bahwa PPP hanya ingin mendulang suara dari para caleg artisnya yang mereka usung, dan diduga hanya sebagai vote getter bagi partai tersebut. Tidak lupa kepada para selebritis yang memiliki niat untuk maju, mengikuti pencalonan para pendahulunya untuk menjadi anggota legislatif, agar dapat lebih bijaksana dalam menyikapi fenomena Pemilu. Sebaiknya jangan menjadikan momentum ini sebagai ajang uji coba yang didasari faktor popularitas. Sebab, dewasa ini, sebagian besar masyarakat Indonesia telah cukup cerdas dalam melihat suatu peristiwa yang dilontarkan oleh media massa, termasuk peristiwa para selebritis yang melakukan mobilisasi dari panggung hiburan, menuju panggung politik.

108 DAFTAR PUSTAKA Buku Ardianto, Elvirano dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, Barus, Sedia Willing. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga, Birowo, Antonious. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Cet. Ke-2, Jakarta: Kencana, Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers. Cet. Ke-3, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, Farihah, Ipah. Panduan Penelitian UIN Syahid JKT. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik, Jakarta: Granit, Hamid, Farid dan Heri Budianto. Ilmu Komunikasi: Sekarang dan Tantangan Masa Depan. Jakarta: Kencana, 2011.

109 Hikmat, Mahi M. Komunikasi Politik: Teori dan Praktik (dalam Pilkada Langsung), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, HM, Zaenuddin. The Journalist, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Krisna, Harahap. Rambu-rambu di Sekitar Profesi Wartawan. Jakarta: Grafitri Budi Utama, Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. edisi ke-1, cet. Ke-3, Jakarta, Kencana: McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Humanika, Morrisan. Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Riyanto, Geger. Peter L. Berger: Perspektif Metateori, Jakarta: Pustaka LP3ES, Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Public Relationdan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Santana K., Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Severin, Warner J. dan James Tankard. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa, Jakarta: Prenada Media Group, Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

110 Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Penerbit Nuansa, Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Jakarta: Penerbit Kalam Indonesia, Turner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, Lainnya diakses pada 20 Desember diakses pada 20 April diakses pada 2 Mei Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana Okezone.com, Ahmad Dhani, Jakarta, 12 Februari 2014.

111

112

113 LAMPIRAN Jajaran Direksi Okezone.com Pimpinan Perusahaan Chief Executive Officer Chief Operating Officer Chief Editor Sales Marketing Div. Head Information Technology Div. Head David Fernando Audi Ronny W. Sugiadha Bagus Binatoro M. Budi Santosa Laila Nursasih Yudhi Haryadi Susunan Redaksi Okezone.com Pemimpin Redaksi Dewan Redaksi Redaktur Pelaksana M. Budi Sentosa Sururi Alfaruq, David F Audy Ahmad Dhani, Syukri Rahmatullah, Fetra Malona Hariandja, Rani Hardjanti Redaktur Tuty Okctaviany, Fitra Iskandar, Ade Hapsari Lestarini, Chaerunnisa, Amril Amarullah, Widi Agustian Koordinator Liputan Tb Ardi Januar, Muhammad Saifullah (Nasional); Kemas Irawan Nurrachman, Anton Suhartono (Daerah) Asisten Redaktur Azwar Ferdian, Maria Cicilia Galuh, Fitri Yulianti, Renny Sundayani, Tomi Tresnady, Martin Bagya Kertiyasa,

114 Fajar Nugraha, Rifa Nadia Nurfuadah, Yuni Astutik, Dede Suryana, Dwi Indah Nurcahyani, Elang Riki Yanuar, Carolina Christina, M.Taufik Budi Nurcahyanto, Risna Nur Rahayu, Lamtiur Kristin Natalia Malau, Stefanus Yugo, K. Yudha Wirakusuma, Achmad Firdaus, Hendra Mujiraharja, Tri Kurniawan, Rizka Diputra, Feri Usmawan (Foto Editor), Arfiansyah (Video Editor), Hanna Meinita (Sosmed) Asisten Redaktur Septian Pamungkas, Catur Nugroho Saputra, Susi Fatimah, Misbahol Munir, Febri Ardani, Arief Azhari, Egi Gusman, Edi Hidayat, Rama Narada Putra, Alan Pamungkas, Helmi Ade Saputra, Qolbinur Nawawi, Hanifah Mutiara Sylva, Johnny Johan Sompotan, Dewi Yanti, Ainun Fika Muftiarini, Raiza Andini, Edi Hardian, Dani Jumadil Akhir, Hendra Kusuma, Fakhri Rezy, Rizkie Fauzian, Rezkiana Nisaputra, Dina Mirayanti Hutauruk,

115 Petrus Paulus Lelyemin, Wahyu Dwi Anggoro, Andreas Gerry Tuwo, Margaret Puspitarini, Rachmad Faisal Harahap, Andriana Wahyuningtyas, Awaludin, Fiddy Anggriawan, Aisyah, Arief Setyadi, Bagus Santosa, Dony Aprian, Mustolih, Tegar Arief Fadly, Angkasa Yudhistira, Fahmi Firdaus, Isnaini, Achmad Ferdiansyah, Achmad Firdaus, Alfa Septiano Mandalika, Muhammad Indra Nugraha, Anang Fajar Irawan, Rintani, Ahmad Luthfi, Andina Librianty, Gesit Prayogi, Ayunda Windyastuti, Aditya Ramadhan, Joseph Kharis Kowel (VJ). Fotografer dan Foto Editor Dede Kurniawan, Heru Haryono, Runi Sari Budiati, Arif Julianto Video Editor dan Uploader Dian Putra Adytia, Gelar Agryano Soemantri, Heru Nazar, Reza Mahardhika, Rizky Saputra Sormin Social Media Andyta Fajarini, Restika Ayu Prasasti, Hutami Windiarti Editor Bahasa Hantoro

116

117 Setelah Istikharah, Angel Lelga Mantap Jadi Caleg dari PPP Selasa, 9 April :16 wib Angel Lelga (Dok: Mukhtar Bagus/Sindo TV) JOMBANG - Dunia politik ternyata juga memikat artis Angel Lelga. Dia akan maju dalam Pemilihan Legislatif 2014 untuk DPR pusat melalui PPP. Hal tersebut diungkapkan Angel saat mengikuti Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Angel mengaku bersedia menjadi calon legislator maju karena desakan dari teman-temannya. Dia akhirnya menjatuhkan pilihan PPP sebagai kendaraan menuju Sanayan. PPP menjadi pilihannya setelah melakukan salat Istikharah dan konsultasi dengan berbagai pihak. Menurut mantan istri Raja Dangdut, Rhoma Irama, itu menambahkan, dirinya akan maju dari daerah pemilihannya (dapil) Solo dan sekitarnya. Atas pencalonannya itu, dia berharap dukungan dari masyarakat, terutama warga Solo dan sekitarnya. (Mukhtar Bagus/Sindo TV/ton)

118 Ini Alasan PPP Usung Caleg Artis Selasa, 23 April :59 wib Tegar Arief Fadly - Okezone Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PPP, Ahmad Yani (Foto:Okezone) JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengusung tiga artis sebagai calon anggota legislatif (caleg), pada Pemilu 2014 mendatang. Mereka adalah Okky Asokawati, komedian Mat Solar, serta penyanyi yang juga janda Rhoma Irama, Angel Lelga. "Ada banyak artis kita. Selain itu juga Emilia Contesa. Kalau Okky Asokawati memang sudah lama," kata politikus PPP, Ahmad Yani di Gedung Komisi Yudisial (KY), Jakarta, Selasa (23/4/2013). Yani menerangkan, faktor popularitas bukanlah hal utama yang membuat pihaknya mengusung para artis tersebut. Populer, jika tidak diimbangi dengan kemampuan politik yang matang, sambung Yani, tentu tidak akan membuahkan hasil positif sebagai seorang wakil rakyat. "Partai kita kan terbuka untuk semua umat. Tapi tidak semata elektabilitas, atau popularitas saja yang menjadi penyebab. Tapi juga kapasitas dan kemampuan artis itu sendiri," paparnya. Namun demikian, keputusan apakah para artis tersebut layak atau tidak duduk di kursi Senayan, tetap tergantung pada masyarakat sebagai pemilih hak suara. "Akhirnya kita sodorkan caleg-caleg ini ke masyarakat, silahkan masyarakat menilai. Rakyat harus betul-betul memilih parpol, yang jangan hanya pencitraan, tapi ujung-ujungnya tetap korupsi," ujar Anggota Komisi III DPR ini. (ydh)

119 "Partai Islam Kok Usung Angel Lelga Jadi Caleg?" Selasa, 23 April :32 wib Fiddy Anggriawan Okezone JAKARTA - Beberapa artis memilih terjun ke dunia politik untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg). Umumnya, mereka berani maju karena merasa memiliki popularitas yang tinggi. Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah, mengatakan keputusan artis untuk terjun di dunia politik memang tidak salah. Namun, dia mempertanyakan apakah dengan popularitas myang mereka miliki, mampu membangun bangsa? "Kalau begitu Sule saja yang jadi Ketua DPR. Semua kalangan sudah mengenalnya," sindir Iberamsjah saat berbincang dengan Okezone, Selasa (23/4/2013). Iberamsjah mengaku heran partai berbasis Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mengusung Angel Lelga jadi caleg. "Masa Angel Lelga dicalonkan jadi anggota dewan, sekalian aja Jupe (Julia Peres) jadi Ketua DPR," candanya.

120 Partai politik yang merekrut artis, dianggap Iberamsjah sebagai tindakan pragmatis dan tidak memikirkan pengkaderan. "Partai hanya mencari popalritas dan tidak berfikir kemampuan," tegasnya. Menurutnya, dunia politik dan artis adalah dua hal berbeda. Kalau di luar negeri, artis seperti Arnold Schwarzenegger yang maju berpolitik, harus mengikuti proses pengkaderan terlebih dahulu. "Tidak ujuk-ujuk maju kaya Angel Lelga jadi caleg PPP. Bisa jadi skandal baru juga nanti. PPP seolah tidak melihat moral, karena yang membesarkan nama Angel Lelga adalah skandal," tandasnya. (teb)

121 Usung Angel Lelga, PPP Siap Dihujat Rabu, 24 April :39 wib Tegar Arief Fadly - Okezone Ilustrasi Okezone JAKARTA - Artis yang juga janda pedangdut Roma Irama, Angel Lelga resmi diusung sebagai calon anggota legislatif (caleg), oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu 2014 mendatang. Padahal, popularitas Angel muncul karena skandal kehidupan pribadinya. PPP menyatakan siap jika nanti sewaktu-waktu masa lalu Angel dijadikan sebagai black campaign. "Oh silahkan saja. Kita siap," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP Fernita Darwis di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (24/4/2013). Masa lalu Angel Lelga, tidak serta merta menjadi semacam kekhawatiran bagi partai berlambang Ka'bah tersebut. Sebab, black campaign bisa saja dilakukan dengan cara apapun. "Kampanye hitam kan bermacam cara dilakukan. Kan tidak selalu dengan hadirnya Angel Lelga. Cara-cara lain juga bisa lakukan. Tapi kita siap," tegasnya. Fernita justru kagum dengan keputusan Angel yang bersedia untuk dijadikan caleg dari partainya. Pasalnya, penyanyi tersebut belum lama menjadi Muallaf. "Angel Lelga itu kan mualaf. Ketika dia menjadi caleg PPP itu luar biasa. Kalau dia menjadi caleg di luar partai Islam itu biasa. Ketika Angel masuk ke PPP maka dia memutuskan mencari jati dirinya sebagai seorang mulsim," paparnya. (ydh)

122 "Konstituennya Nahdliyin, Kok Usung Angel Lelga?" Rabu, 24 April :29 wib Tri Kurniawan - Okezone JAKARTA - Kemampuan artis menjadi calon anggota legislatif (caleg) tetap saja diragukan. Pasalnya, kebanyakan dari mereka diusung secara mendadak dengan tujuan hanya untuk mendulang suara. Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraeni mengatakan, memang setisap orang berhak untuk memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di muka hukum dan pemerintah. "Hanya saja khusus untuk caleg, Undang-Undang partai politik mengatur mestinya pencalonan dilakukan berdasarkan sistem kaderirisasi," kata dia kepada Okezone, Selasa (23/4/2014). Tapi, lanjutnya, banyak caleg artis datang mendadak dan mendapatkan tempat yang sangat baik dalam proses pencalonan. Menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kader yang sudah belerja keras untuk partai, apakah mendapat perlakuan sama.

123 "Yang menjadi sorotan mereka (artis) ini datang tiba-tiba menjelang pemilu. Bagaimana bisa memastikan artis punya komitmen untuk partai, bagaimana partai bisa menjamin mereka bisa mewakili kepentingan pemilih nanti," ungkapnya. Lebih mengejutkan, kata dia, ketika ada partai politik beridiologi Islam mengusung caleg artis yang rekam jejaknya selama ini mendapat penilaian dari masyarakat tidak baik. Maka, dugaan mengusung artis itu hanya untuk mendulang suara semakin menguat. "Konstituennya Nahdliyin, tapi kok calegnya Angel Lelga?. Apa visi misi atau kesamaan pandangan yang bisa menyatukan caleg dengan partai itu," ujar Titi enggan menyebut partai yang dimaksud. (trk)

124 Angel Lelga Nyaleg karena Dapat Hidayah Jum'at, 26 April :20 wib Susi Fatimah - Okezone JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak takut marwahnya sebagai partai Islam jatuh lantaran menerima penyanyi dangdut seksi Angel Lelga dan pesinetron Lyra Virna sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) yang akan maju di Pemilu 2014 mendatang. "Enggak dong," ujar anggota Tim Pemenangan Pemilihan Legislatif PPP, Dimyati Natakusumah, dalam pesan singkatnya, Jumat (26/4/2013). Dimyati mengatakan partai yang dinaunginya merupakan partai pemberi hidayah kepada siapa pun. Dia juga mengatakan, dengan masuknya dua artis tersebut, menjunjukan bahwa keduanya telah mendapat hidayah dari Allah. "PPP partai yang bawa hidayah menuju jalan yang benar dan di jalan Allah SWT. Insya Allah bila ada orang yang masuk PPP berarti telah mendapatkan hidayah karena PPP berasaskan Islam," katanya. Dia juga menegaskan bahwa PPP mempersilahkan kepada siapapun untuk bergabung namun harus memiliki niat dan berubah menjadi orang yang saleh dan salehah. "Siapa pun boleh masuk PPP yang penting punya itikad berubah menjadi soleh dan solehah. Siapa pun masa lalunya seperti apa, yang penting punya niat dan itikad mau menjadi lebih baik dan islami," tutur Dimyati. Tambah Dimyati, jika keduanya menang di dapil masing-masing kemungkinan besar Angel dan Lyra akan ditempatkan di Komisi VII, IX atau X DPR sesuai

125 latar belakang keduanya yang merupakan pelaku seni. Seperti diketahui, PPP merekrut caleg dari kalangan artis untuk mendongkrak suara di Pemilu Legislatif 2014 mendatang. Mereka diantaranya, Okky Asokawati yang maju di DKI Jakarta II, Ratih Sanggarwati di Jawa Barat IX, Nashrullah alias Mat Solar pemeran sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' di dapil DKI Jakarta III dan Angel Lelga sebagai caleg di wilayah Jawa Tengah V. (ugo)

126 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menguatkan pelaksanaan demokrasi dan sistem kepartaian yang efektif sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan penguatan kelembagaan serta peningkatan fungsi dan peran Partai Politik; b. bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik perlu diubah sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang- Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik; Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22E ayat (3), Pasal 24C ayat (1), Pasal 28, Pasal 28C ayat (2), dan Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801); Dengan...

127 - 2 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 angka 7 diubah sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Anggaran Dasar Partai Politik, selanjutnya disingkat AD, adalah peraturan dasar Partai Politik. 3. Anggaran Rumah Tangga Partai Politik, selanjutnya disingkat ART, adalah peraturan yang dibentuk sebagai penjabaran AD. 4. Pendidikan...

128 Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 5. Keuangan Partai Politik adalah semua hak dan kewajiban Partai Politik yang dapat dinilai dengan uang, berupa uang, atau barang serta segala bentuk kekayaan yang dimiliki dan menjadi tanggung jawab Partai Politik. 6. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. 7. Kementerian adalah Kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia. 2. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (5) diubah, di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat yakni ayat (1a) dan ayat (1b) serta pada ayat (4) ditambahkan 4 (empat) huruf yakni huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf m, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut: Pasal 2 (1) Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang warga negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah dari setiap provinsi. (1a) Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftarkan oleh paling sedikit 50 (lima puluh) orang pendiri yang mewakili seluruh pendiri Partai Politik dengan akta notaris. (1b) Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang merangkap sebagai anggota Partai Politik lain. (2) Pendirian dan pembentukan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. (3) Akta notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat pusat. (4) AD...

129 - 4 - (4) AD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat paling sedikit: a. asas dan ciri Partai Politik; b. visi dan misi Partai Politik; c. nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik; d. tujuan dan fungsi Partai Politik; e. organisasi, tempat kedudukan, dan pengambilan keputusan; f. kepengurusan Partai Politik; g. mekanisme rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan jabatan politik; h. sistem kaderisasi; i. mekanisme pemberhentian anggota Partai Politik; j. peraturan dan keputusan Partai Politik; k. pendidikan politik; l. keuangan Partai Politik; dan m. mekanisme penyelesaian perselisihan internal Partai Politik. (5) Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan menyertakan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. 3. Ketentuan Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e diubah, sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut: Pasal 3 (1) Partai Politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan hukum. (2) Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai Politik harus mempunyai: a. akta notaris pendirian Partai Politik; b. nama...

130 - 5 - b. nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh Partai Politik lain sesuai dengan peraturan perundangundangan; c. kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan; d. kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir pemilihan umum; dan e. rekening atas nama Partai Politik. 4. Ketentuan Pasal 4 ayat (1) diubah sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut: Pasal 4 (1) Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/atau verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 ayat (2). (2) Penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap. (3) Pengesahan Partai Politik menjadi badan hukum dilakukan dengan Keputusan Menteri paling lama 15 (lima belas) hari sejak berakhirnya proses penelitian dan/atau verifikasi. (4) Keputusan Menteri mengenai pengesahan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 5. Ketentuan...

131 Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai berikut: Pasal 5 (1) AD dan ART dapat diubah sesuai dengan dinamika dan kebutuhan Partai Politik. (2) Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan hasil forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik. (3) Perubahan AD dan ART sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didaftarkan ke Kementerian paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya perubahan tersebut. (4) Pendaftaran perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyertakan akta notaris mengenai perubahan AD dan ART. 6. Ketentuan Pasal 16 ayat (2) diubah sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut: Pasal 16 (1) Anggota Partai Politik diberhentikan keanggotaannya dari Partai Politik apabila: a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri secara tertulis; c. menjadi anggota Partai Politik lain; atau d. melanggar AD dan ART. (2) Tata cara pemberhentian keanggotaan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur di dalam AD dan ART. (3) Dalam...

132 - 7 - (3) Dalam hal anggota Partai Politik yang diberhentikan adalah anggota lembaga perwakilan rakyat, pemberhentian dari keanggotaan Partai Politik diikuti dengan pemberhentian dari keanggotaan di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundangundangan. 7. Di antara ayat (3) dan ayat (4) Pasal 19 disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3a), sehingga Pasal 19 berbunyi sebagai berikut: Pasal 19 (1) Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat berkedudukan di ibu kota negara. (2) Kepengurusan Partai Politik tingkat provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi. (3) Kepengurusan Partai Politik tingkat kabupaten/kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. (3a) Kepengurusan Partai Politik tingkat kecamatan berkedudukan di ibu kota kecamatan. (4) Dalam hal kepengurusan Partai Politik dibentuk sampai tingkat kelurahan/desa atau sebutan lain, kedudukan kepengurusannya disesuaikan dengan wilayah yang bersangkutan. 8. Ketentuan Pasal 23 ayat (2) diubah sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai berikut: Pasal 23 (1) Pergantian kepengurusan Partai Politik di setiap tingkatan dilakukan sesuai dengan AD dan ART. (2) Susunan...

133 - 8 - (2) Susunan kepengurusan hasil pergantian kepengurusan Partai Politik tingkat pusat didaftarkan ke Kementerian paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terbentuknya kepengurusan yang baru. (3) Susunan kepengurusan baru Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya persyaratan. 9. Ketentuan Pasal 29 ayat (1) huruf c dan huruf d serta ayat (2) diubah, dan di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (1a), sehingga Pasal 29 berbunyi sebagai berikut: Pasal 29 (1) Partai Politik melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia untuk menjadi: a. anggota Partai Politik; b. bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c. bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah; dan d. bakal calon Presiden dan Wakil Presiden. (1a) Rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan melalui seleksi kaderisasi secara demokratis sesuai dengan AD dan ART dengan mempertimbangkan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. (2) Rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan AD dan ART serta peraturan perundang-undangan. (3) Penetapan atas rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (1a), dan ayat (2) dilakukan dengan keputusan pengurus Partai Politik sesuai dengan AD dan ART. 10. Ketentuan...

134 Ketentuan Pasal 32 diubah sehingga Pasal 32 berbunyi sebagai berikut: Pasal 32 (1) Perselisihan Partai Politik diselesaikan oleh internal Partai Politik sebagaimana diatur di dalam AD dan ART. (2) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu mahkamah Partai Politik atau sebutan lain yang dibentuk oleh Partai Politik. (3) Susunan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pimpinan Partai Politik kepada Kementerian. (4) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari. (5) Putusan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan. 11. Ketentuan Pasal 33 ayat (1) diubah sehingga Pasal 33 berbunyi sebagai berikut: Pasal 33 (1) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dilakukan melalui pengadilan negeri. (2) Putusan pengadilan negeri adalah putusan tingkat pertama dan terakhir, dan hanya dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. (3) Perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselesaikan oleh pengadilan negeri paling lama 60 (enam puluh) hari sejak gugatan perkara terdaftar di kepaniteraan pengadilan negeri dan oleh Mahkamah Agung paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak memori kasasi terdaftar di kepaniteraan Mahkamah Agung. 12. Di antara...

135 Di antara ayat (3) dan ayat (4) Pasal 34 disisipkan 2 (dua) ayat yakni ayat (3a) dan ayat (3b) serta ayat (4) diubah, sehingga Pasal 34 berbunyi sebagai berikut: Pasal 34 (1) Keuangan Partai Politik bersumber dari: a. iuran anggota; b. sumbangan yang sah menurut hukum; dan c. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat berupa uang, barang, dan/atau jasa. (3) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang penghitungannya berdasarkan jumlah perolehan suara. (3a) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diprioritaskan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat. (3b) Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3a) berkaitan dengan kegiatan: a. pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan c. pengkaderan...

136 c. pengkaderan anggota Partai Politik secara berjenjang dan berkelanjutan. (4) Bantuan keuangan dan laporan penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (3a) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 13. Di antara Pasal 34 dan Pasal 35 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 34A yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 34A (1) Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf c kepada Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (2) Audit laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (3) Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Partai Politik paling lambat 1 (satu) bulan setelah diaudit. 14. Ketentuan Pasal 35 ayat (1) huruf c diubah sehingga Pasal 35 berbunyi sebagai berikut: Pasal 35 (1) Sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b yang diterima Partai Politik berasal dari: a. perseorangan...

137 a. perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam AD dan ART; b. perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp ,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; dan c. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp ,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran. (2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada prinsip kejujuran, sukarela, keadilan, terbuka, tanggung jawab, serta kedaulatan dan kemandirian Partai Politik. 15. Ketentuan Pasal 39 diubah sehingga Pasal 39 berbunyi sebagai berikut: Pasal 39 (1) Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. (2) Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh akuntan publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara periodik. (3) Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran Partai Politik; b. laporan neraca; dan c. laporan arus kas. 16. Ketentuan Pasal 45 diubah sehingga Pasal 45 berbunyi sebagai berikut: Pasal 45 Pembubaran Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia oleh Kementerian. 17. Ketentuan...

138 Ketentuan Pasal 47 ayat (1) diubah sehingga Pasal 47 berbunyi sebagai berikut: Pasal 47 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 9 ayat (1), dan Pasal 40 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa penolakan pendaftaran Partai Politik sebagai badan hukum oleh Kementerian. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h dikenai sanksi administratif berupa teguran oleh Pemerintah. (3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf i dikenai sanksi administratif berupa penghentian bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sampai laporan diterima oleh Pemerintah dalam tahun anggaran berkenaan. (4) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j dikenai sanksi administratif berupa teguran oleh Komisi Pemilihan Umum. (5) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) huruf e dikenai sanksi administratif yang ditetapkan oleh badan/lembaga yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat Partai Politik beserta anggotanya. 18. Ketentuan Pasal 51 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4) diubah, ayat (3) dihapus, di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (1a), ayat (1b), dan ayat (1c), sehingga Pasal 51 berbunyi sebagai berikut: Pasal 51 (1) Partai Politik yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tetap diakui keberadaannya dengan kewajiban melakukan penyesuaian menurut Undang-Undang ini dengan mengikuti verifikasi. (1a) Verifikasi...

139 (1a) Verifikasi Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Partai Politik yang dibentuk setelah Undang-Undang ini diundangkan, selesai paling lambat 2 ½ (dua setengah) tahun sebelum hari pemungutan suara pemilihan umum. (1b) Dalam hal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memenuhi syarat verifikasi, keberadaan Partai Politik tersebut tetap diakui sampai dilantiknya anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota hasil Pemilihan Umum tahun (1c) Anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dari Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1b) tetap diakui keberadaannya sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sampai akhir periode keanggotaannya. (2) Perubahan AD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf m wajib dipenuhi pada kesempatan pertama diselenggarakan forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik sesuai dengan AD dan ART setelah Undang-Undang ini diundangkan. (3) Dihapus. (4) Penyelesaian perkara Partai Politik yang sedang dalam proses pemeriksaan di pengadilan dan belum diputus sebelum Undang-Undang ini diundangkan, penyelesaiannya diputus berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. (5) Perkara Partai Politik yang telah didaftarkan ke pengadilan sebelum Undang-Undang ini diundangkan dan belum diproses, perkara dimaksud diperiksa dan diputus berdasarkan Undang-Undang ini. Pasal II Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar...

140 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2011 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 8 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat, Wisnu Setiawan

141 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK I. UMUM Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan untuk memperkuat semangat kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis. Hak untuk berserikat dan berkumpul ini kemudian diwujudkan dalam pembentukan Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi dalam sistem politik Indonesia. Partai Politik sebagai pilar demokrasi perlu ditata dan disempurnakan untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis guna mendukung sistem presidensiil yang efektif. Penataan dan penyempurnaan Partai Politik diarahkan pada dua hal utama, yaitu, pertama, membentuk sikap dan perilaku Partai Politik yang terpola atau sistemik sehingga terbentuk budaya politik yang mendukung prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku Partai Politik yang memiliki sistem seleksi dan rekrutmen keanggotaan yang memadai serta mengembangkan sistem pengkaderan dan kepemimpinan politik yang kuat. Kedua, memaksimalkan fungsi Partai Politik baik fungsi Partai Politik terhadap negara maupun fungsi Partai Politik terhadap rakyat melalui pendidikan politik dan pengkaderan serta rekrutmen politik yang efektif untuk menghasilkan kader-kader calon pemimpin yang memiliki kemampuan di bidang politik. Upaya...

142 - 2 - Upaya untuk memperkuat dan mengefektifkan sistem presidensiil, paling tidak dilakukan pada empat hal yaitu pertama, mengkondisikan terbentuknya sistem multipartai sederhana, kedua, mendorong terciptanya pelembagaan partai yang demokratis dan akuntabel, ketiga, mengkondisikan terbentuknya kepemimpinan partai yang demokratis dan akuntabel dan keempat mendorong penguatan basis dan struktur kepartaian pada tingkat masyarakat. Adapun hal-hal pokok yang diatur dalam penataan dan penyempurnaan Partai Politik di Indonesia adalah persyaratan pembentukan Partai Politik, persyaratan kepengurusan Partai Politik, perubahan AD dan ART, rekrutmen dan pendidikan politik, pengelolaan keuangan Partai Politik dan kemandirian Partai Politik. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2 Cukup jelas. Angka 3 Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

143 Huruf b Yang dimaksud dengan mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik lain adalah memiliki kemiripan yang menonjol dan menimbulkan kesan adanya persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan maupun kombinasi antara unsur-unsur yang terdapat dalam nama, lambang, dan tanda gambar Partai Politik lain. Huruf c Huruf d Huruf e Kota/kabupaten administratif di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta kedudukannya setara dengan kota/kabupaten di provinsi lain. Yang dimaksud dengan kantor tetap adalah kantor yang layak, milik sendiri, sewa, pinjam pakai, serta mempunyai alamat tetap. Cukup jelas. Angka 4 Pasal 4 Ayat (1) Penelitian dan/atau verifikasi Partai Politik dilakukan secara administratif dan periodik oleh Kementerian bekerja sama dengan instansi terkait. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Angka 5 Angka 5...

144 Pasal Cukup jelas. Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Pasal 16 Pasal 19 Pasal 23 Pasal 29 Pasal 32 Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Ayat (1) Yang dimaksud dengan perselisihan Partai Politik meliputi antara lain: (1) perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; (2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik; (3) pemecatan tanpa alasan yang jelas; (4) penyalahgunaan kewenangan; (5) pertanggungjawaban keuangan; dan/atau (6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4)...

145 Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 Angka 15 Pasal 33 Pasal 34 Cukup jelas. Cukup jelas. Pasal 34A Pasal 35 Pasal 39 Cukup jelas. Cukup jelas. Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan akuntan publik adalah akuntan yang terdaftar dalam organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia. Yang dimaksud dengan diumumkan secara periodik adalah dipublikasikan setiap setahun sekali melalui media massa. Ayat (3) Cukup jelas. Angka 16...

146 Angka Pasal 45 Cukup jelas. Angka 17 Pasal 47 Cukup jelas. Angka 18 Pasal 51 Cukup jelas. Pasal II Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5189

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang 50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.  dan  dengan mengamati teks online BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini, objek penelitian dilakukan terhadap dua media yaitu www.tempo.co dan www.suara-islam.com dengan mengamati teks online pemberitaaan RUU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa dengan menggunakan analisis framing model Robert N.Entman dan Urs Dahinden terhadap teks berita di okezone.com dan kompas.com pada bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015)

KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI. (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) KONSTRUKSI BERITA MAJALAH ELEKTRONIK TENTANG KPK VS POLRI (Analisis Framing di Majalah Elektronik Detik Edisi 165, 26 Januari 1 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara penganut sistem Demokrasi, dimana kekuasaan yang berada ditangan rakyat (pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Online Media online memiliki kategori yang membedakan dengan media konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang ditulis nyaris bersamaan

Lebih terperinci

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI hanyalah yang tidak mengandung nilai-nilai yang berlawanan dengan nilai-nilai partai. Biasanya dalam sistem komunikasi seperti itu, isi media massa juga ditandai dengan sejumlah slogan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing) oleh : Erma Restiani (056056) Galih Pratiwi (056471) Irma Yulita Silviani (057160) Rini Septiani (056411) FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian itu merupakan usaha menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA BINGKAI MEDIA ONLINE DALAM PEMBERITAAN PENYADAPAN AUSTRALIA TERHADAP PEJABAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Analisis Framing Media Online Detik.com dan Vivanews.com Pada 1 November 2013 5 November 2013) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoristisuntuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jasse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di banyak negara demokrasi pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari demokrasi itu. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing pada Kompas.com dan Viva.co.id edisi Juni 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan

BAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti, yaitu berbicara mengenai bagimana sebuah isi teks pesan dakwah konsultasi sufistik yang diasuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai kuat berhembus setelah rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 Februari 2012.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi berada di konteks apapun. Kata gratifikasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Gratificatie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: Analisa Framing Pemberitaan Pemilukada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 pada skh Lampung Post,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut 37 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Menurut Moleong (1999:131), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Framing Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN PENDIDIKAN POLITIK PEREMPUAN KABUPATEN BENGKALIS TAHUN

SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN PENDIDIKAN POLITIK PEREMPUAN KABUPATEN BENGKALIS TAHUN BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN PENDIDIKAN POLITIK PEREMPUAN KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 13 AGUSTUS 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN

Lebih terperinci

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI

PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi November 2012) SKRIPSI PEREMPUAN MADURA DALAM KONSTRUKSI MEDIA LOKAL Analisis Wacana Rubrik Pottre Koneng Pada Koran Radar Madura (Edisi 12-19 November 2012) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci