BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, sejak Juli 1997, merambat ke berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Melemahnya kegiatan perekonomian, sebagai akibat depresiasi nilai tukar yang sangat tajam dan inflasi yang tinggi, tidak hanya menyebabkan merosotnya tingkat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memaksa sektor ekonomi lainnya menurunkan atau bahkan menghentikan usahanya. Keadaan ini, mengakibatkan bertambahnya pengangguran yang pada gilirannya memicu berbagai masalah sosial seperti meningkatnya angka kemiskinan dan kriminalitas yang mengancam stabilitas politik Dampak krisis ekonomi pada tahun masih terasa sampai sekarang. Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, namun hasilnya belum menggembirakan. Penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan masih banyak, yaitu sekitar 38 juta jiwa. 1 Kemiskinan berdampak pada kebodohan dan keterbelakangan yang merupakan faktor penghalang terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan oleh Islam dan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian kemiskinan merupakan problem keagamaan dan kenegaraan yang harus diatasi bersama oleh masyarakat beragama dan pemerintah Indonesia. 1 Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Nomor 39/12/Th. XII, diakses pada tanggal 2 Juli 2012 pukul WIB 1

2 2 Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi problem kemiskinan ini ada dalam ajaran agama Islam. Islam memiliki konsep yang solutif di antaranya menjadikan zakat dan wakaf sebagai bagian dari sumber pendapatan negara. Islam memiliki konsep pemberdayaaan ekonomi umat, yaitu dengan memaksimalkan peran lembaga pemberdayaan ekonomi umat seperti wakaf dan zakat. Memberdayakan Lembaga Wakaf merupakan salah satu alternatif yang signifikan dilakukan masyarakat muslim dan pemerintah secara bersama-sama dalam mengatasi masalah kemiskinan. Institusi ini mempunyai potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama perannya untuk menyediakan layanan publik yang mencakup pendidikan, kesehatan, sosial dan lain-lain. 2 Wakaf merupakan salah satu instrumen dalam Islam untuk mencapai tujuan ekonomi Islam yaitu mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Negaranegara berpenduduk muslim seperti Saudi Arabia, Yordania, Turki, Bangladesh Mesir dan Malaysia telah menerapkan wakaf sebagai salah satu instrumen meningkatkan berbagai kegiatan umat dan melepaskan masalah kemiskinan. 3 Dalam Islam amalan wakaf memiliki kedudukan yang sangat penting seperti halnya zakat dan sedekah. Wakaf mengharuskan seorang muslim untuk merelakan harta yang diberikan untuk digunakan dalam kepentingan ibadah dan kebaikan. 2 Sunaryati Pengembangan Wakaf Tunai Produktif Sebagai Sistem Pemberdayaan Ekonomi Umat, dalam Jurnal Ilmu Syariah. Asy-Syir ah. Vol.39, No. II. Tahun 2005, Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, hlm Havita, Gusva, Kartika Arum Sayekti dan Silvia Ranny Wafiroh Bank Wakaf di Indonesia dalam Potensinya untuk Mengembangkan Wakaf Uang dan Mengatasi Kemiskinan. Diakses tanggal 3 Agustus 2014 Pukul WIB

3 3 Harta wakaf yang sudah diberikan sudah bukan menjadi hak milik pribadi melainkan menjadi hak milik umat. 4 Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Oleh karena itu, jumlah penduduk muslim yang besar merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menerapkan peran wakaf demi menciptakan keadilan sosial dengan tujuan mengentaskan kemiskinan yang saat ini sedang melanda Indonesia. Wakaf memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan zakat, infaq dan sedekah. Zakat yang dibayarkan kemudian dimanfaatkan dan habis wujudnya begitu pula manfaatnya sama halnya dengan sedekah dan infaq. Berbeda dengan wakaf yang memiliki prinsip utama yaitu dalam hal pembayaran wakaf, pokok wakaf harus tetap kekal sedangkan yang diberikan hanya manfaatnya, sehingga manfaat wakaf tetap ada selama pokok masih ada. Negara RI menganut asas pancasila yang memberikan hak kepada rakyat untuk melaksanakan kaidah sesuai keyakinan agamanya. 5 Berlakunya UUD 45 Pasal 29 Ayat 2 yang menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu, maka secara yuridis formal Hukum Islam berlaku bagi penduduk yang memeluk agama Islam. 6 4 Darwanto Wakaf Sebagai Alternatif Pendanaan Penguatan Ekonomi Masyarakat Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan. Vol 3 Nomor 1. Diakses pada 2 Mei 2012 pukul WIB 5 Imam Suhadi Wakaf untuk Kesejahteraan Umat. PT Dana Bhakti Primayasa, Jakarta, hlm : 1 6 Ibid. Hlm. 3

4 4 Menurut ajaran Islam, perbuatan wakaf merupakan suatu anjuran untuk dilaksanakan. Wakaf merupakan ibadah yaitu dengan menyerahkan harta benda untuk kepentingan umum dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat. Seperti dalam Firman Allah Surat Al Qashas (28) ayat 77 yang artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di(muka) bumi.sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Ayat tersebut memberi pemahaman bahwa manusia dianjurkan untuk berbuat baik kepada sesama, antara lain dengan memberikan sebagian hartanya pada yang membutuhkan (wakaf), sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan umum. Dengan demikian kesejahteraan umum sebagaimana harapan negara kita yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yaitu pembentukan negara untuk kesejahteraan umum, dapat terwujud. Menurut ajaran Islam, pemanfaatan harta untuk kesejahteraan umum dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu: 1. Pemanfaatan harta melalui Tabarru (derma), seperti dalam Firman Allah Surat Q.S.Ali Imran (3) ayat 92:

5 5 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. 2. Pemanfaatan harta melalui Tijarah (bisnis), seperti dalam Firman Allah Q.S. Muzzammil (73) ayat 20: Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Harta benda yang diwakafkan bisa benda bergerak dan benda yang tidak bergerak. Hakekatnya benda yang diwakafkan adalah benda yang tahan lama dan bersifat kekal. Tanah adalah salah satu benda yang memenuhi syarat wakaf. Wakaf menurut bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab (waqf) yang berarti

6 6 menghentikan, berdiam, atau menahan sesuatu. 7 Menurut Lughat berarti menahan. 8 Menurut bahasa Arab berarti Al Habsan yang berasal dari kata kerja habasa-yahbisa-habsan, artinya, menjauhkan orang dari sesuatu/ memenjarakan. Kemudian kata ini berkembang menjadi Hablasa, yang berarti mewakafkan benda karena Allah. 9 Kata wakaf sendiri berasal dari kata kerja wakafa (fiil madi) yaqifu(fiil mudori)-waqfan (isim masdar) yang berarti berhenti/ berdiri. 10 Menurut istilah, wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaan yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan periabadatan-peribadatan dan untuk keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 11 Menurut Imam Syafi i, wakaf adalah suatu ibadah yang disyariatkan. Wakaf telah berlaku sah bila mana wakif telah menyatakan dengan perkataan wakaftu (telah saya wakafkan), sekalipun tanpa diputuskan hakim. Al Jairi menambahkan pengertian menahan dalam terminology wakaf itu berarti barang wakaf itu tidak boleh dihibahkan. 12 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dan Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian 7 Muhammad Daud Ali,1998, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, Penerbit:UI press, Jakarta, hlm.50 8 Ahmad Azhar Basyir,1987, Hukum Islam tentang Wakaf, Syirkah, PT. Al Ma arif, Bandung, hlm. 5 9 Adijani Al-Alabij Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek. Rajawali Press, Jakarta, hlm Ahmad Azhar Basyir, loc cit. 11 Sofyan Hasan,1992, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Al-Ikhlas, Surabaya, hlm Abdul Ghofur Anshori,2006, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Penerbit: Pilar Media, Yogyakarta, hlm. 33

7 7 benda dari miliknya dan melembagakan untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Secara yuridis wakaf merupakan perbuatan hukum yang menimbulkan atau mengakibatkan adanya harta yang terpisah dan bertujuan serta adanya Nadzir yang mengelola harta tersebut. 13 Selanjutnya menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf dijelaskan wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari ah. Wakaf belum familiar bagi orang Indonesia, ini dilihat dari pengalaman wakaf yang sering ditemui di Indonesia, masih ada perspektif wakaf yang lebih ditafsirkan dengan benda yang tidak bergerak seperti tanah, bangunan dan lainnya untuk kepentingan sosial masyarakat. Prakteknya, tanah tersebut biasanya didirikan masjid atau lembaga pendidikan. Selanjutnya penggunaan wakaf harus didasarkan pada wasiat pemberi wakaf (wakif). Demikian juga terdapat penafsiran bahwa untuk menjaga kekekalan, tanah wakaf tidak boleh diperjual belikan. 14 Padahal benda yang bergerak, seperti uang misalnya, pada hakekatnya juga merupakan salah satu bentuk instrumen wakaf yang diperbolehkan dalam Islam. Dewasa ini di kalangan masyarakat muncul istilah Cash Wakaf yang diterjemahkan dengan wakaf tunai. Praktek wakaf tunai sebenarnya dilakukan oleh masyarakat yang menganut Madzhab Hanafi pada zamannya, artinya wakaf uang atau tunai telah ada sejak lama sebagai salah satu bentuk ibadah. 13 Taufik, Ultimatum, Vol. I, No.4, 2003, hlm Republika,2008. Asset Wakaf, Besar tapi belum Produktif. Artikel

8 8 Pada tahun 2000-an beberapa praktisi ekonomi Islam mulai mengusung paradigma baru mengenai pengelolaan wakaf tunai untuk peningkatan kesejahteraan umat di tengah stagnasi perwakafan di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik konsep tersebut dengan mengeluarkan fatwa yang membolehkan wakaf uang (waqf al-nukud). 15 Pada tanggal 11 Mei 2002 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah menetapkan fatwa tentang wakaf uang, yang isinya adalah sebagai berikut: 1. Wakaf uang (Cash Wakaf/Waqf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. 2. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. 3. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh). 4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar i. 5. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. Dengan demikian berdasar fatwa MUI tersebut di atas, intinya wakaf uang atau kadang disebut dengan wakaf tunai adalah wakaf berupa uang dalam bentuk rupiah yang dapat dikelola secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk mauquf alaih. Ini berarti bahwa uang yang diwakafkan tidak boleh diberikan langsung kepada mauquf alaih, tetapi Nadzir harus menginvestasikan lebih dulu, kemudian hasil investasi itulah yang diberikan kepada mauquf alaih. 15 Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Tentang Wakaf Uang, Jakarta, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, 11 Mei 2002.

9 9 Fatwa MUI tersebut diperkuat dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, menyebutkan tidak hanya wakaf benda tidak bergerak, melainkan juga benda bergerak seperti uang. Dengan demikian, maka wakaf tunai telah diakui dalam hukum positif di Indonesia. Lahirnya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf menjadi jawaban bagi masa depan perwakafan di Indonesia dan memberikan harapan kepada semua pihak dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, di samping untuk kepentingan peribadatan dan sarana sosial lainnya. 16 Potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan dananya dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi produktif di samping kegiatan sosial dalam rangka membantu kaum dhuafa dan kepentingan umat. Kehadiran Undang-Undang Wakaf ini menjadi momentum pemberdayaan wakaf secara konduktif, sebab di dalamnya terkandung pemahaman komprehensif dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 serta UU No. 5 Tahun 1960 hanya mengatur wakaf benda tidak bergerak dan peruntukannya untuk kepentingan ibadah mahdhah seperti masjid, pesantren dan lain-lain, maka kekurangannya dapat diakomodir dengan UU No.41 Tahun Dengan demikian, pemberdayaan wakaf setidaknya semakin lebih baik dari sisi implementasi, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan wakaf tunai oleh pemerintah. Kedua peraturan itu menjadi sangat penting, selain untuk kepentingan ibadah yang sifatnya mahdhah, aspek 16 Abdul Mannan, Muhammad The Institution of Waqf: Its Religius and Socio- Economic Roles and Implications dalam Management and Developmen of Awqaf Properties, Proceeding of the Seminar, Jeddah: Islamic Research and Training Institute, Islamic Developmen Bank

10 10 penekanan terhadap pemberdayaan wakaf yang lebih produktif untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan umat juga di kedepankan. Dalam pengelolaannya, harta wakaf banyak dikembangkan untuk hal-hal yang bersifat produktif dan hasilnya digunakan untuk kepentingan umat. Pola ini telah lama dikembangkan di dunia Arab seperti Mesir, Qatar, Kuwait, Sudan, Turki, Bangladesh dan negara-negara lainnya. Dengan mengaplikasikan wakaf tunai, terbukti negara-negara tersebut mampu membangun universitas dan membebaskan biaya kuliah bagi mahasiswanya, seperti yang diterapkan di Universitas Al-Azhar Kairo.Bisa juga hasilnya dimanfaatkan untuk membangun Rumah Sakit dan berbagai sarana umum. 17 Telah banyak penelitian historis yang dilakukan oleh para pakar tentang fungsi wakaf dalam berbagai sektor kehidupan umat. Michael Dumper juga menyimpulkan bahwa di Timur Tengah, pada masa klasik Islam dan pertengahan, institusi wakaf telah memainkan peran yang sangat penting tentang sejarah kaum muslimin dalam membangun kesejahteraan rakyat. 18 Penelitian lain dilakukan oleh R.D McChesney (1991) yang telah menulis buku sebagai hasil penelitiannya tentang Kegiatan Wakaf di Asia Tengah selama lebih kurang 400 tahun. Dalam deskripsi bukunya disebutkan bahwa wakaf dalam rentang waktu yang cukup lama telah berada pada pusat paling penting dari kehidupan umat Islam sehari-hari, membangun lembaga-lembaga keagamaan, cultural dan kesejahteraan. Wakaf juga menjadi sarana yang sah 17 Didin Hafiduddin,t.t, Manajemen Zakat dan Wakaf sebagai Kekuatan Ekonomi Umat, Jurnal Ilmu Syari ah, vol.iii, No.1, Fakultas Syari ah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, hlm Michael Dumper Wakaf Muslimin di Negara Yahudi, Penerbit: Lentera, Jakarta, hlm. 1

11 11 untuk menjaga keutuhan kekayaan keluarga dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya peran lembaga wakaf dalam kehidupan masyarakat muslim dan ini berfluktuasi sejalan dengan sikap penguasa pemerintah. 19 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Kuran (dalam Agustianto. 2011) tentang wakaf di kalangan umat Islam menyebutkan bahwa wakaf telah muncul sebagai sarana komitmen yang dapat dipercaya untuk memberikan keamanan bagi para pemilik harta sebagai imbangan dari layanan sosial. Penelitian ini memberikan hasil bahwa wakaf telah lama berfungsi sebagai instrumen penting untuk memberikan public goods dengan cara yang tidak sentralistik. Pada prinsipnya manajer (Nadzir) wakaf harus mematuhi persyaratan yang digariskan oleh pemberi wakaf (Wakif). Dalam praktiknya tujuan atau arahan waqif seringkali harus disesuaikan dengan berbagai faktor yang berkembang dalam masyarakat. 20 Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa selama ratusan tahun bahkan lebih dari seribuan tahun, institusi wakaf telah berhasil menjadi instrumen yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik pendidikan, layanan sosial, ekonomi, keagamaan dan layanan publik lainnya. Keberadaan wakaf dan perannya yang demikian besar, seringkali mengkhawatirkan penguasa pemerintahan Barat atau pemerintahan nasional pasca kemerdekaan dari penjajahan. Kekhawatiran akan semakin menonjolnya peran masyarakat dengan 19 Agustianto Wakaf uang dalam hukum positif dan prospek pemberdayaan ekonomi syari ah, ZISWAF, Yogyakarta, hlm Ibid, hlm 3.

12 12 institusi wakaf, melahirkan sejumlah pandangan negatif terhadap sistem wakaf dari para penguasa, karena wewenang pemerintah bisa disaingi atau malah dikalahkan oleh lembaga-lembaga wakaf. Contohnya antara lain, ketika bala tentara Perancis menduduki Al-jazair pada 1831, penguasa kolonial menguasai dan mengawasi harta wakaf untuk menekan tokoh-tokoh keagamaan yang berjuang melawan penjajahan 21 Di tilik dari tujuan dan kontribusi yang dapat diberikan oleh institusi wakaf uang, maka keberadaan wakaf uang di Indonesia menjadi sangat krusial. Setidaknya ada beberapa hal yang mengakibatkan pentingnya pemberdayaan wakaf di Indonesia, antara lain: 1) Krisis ekonomi di akhir dekade 90-an yang menyisakan banyak permasalahan terutama jumlah penduduk miskin yang meningkat, ketergantungan akan hutang dan bantuan luar negeri, 2) Kesenjangan yang tinggi antara penduduk kaya dengan penduduk miskin,dan 3) Sejumlah bencana yang terjadi, mengakibatkan terjadinya defisit APBN, sehingga diperlukan kemandirian masyarakat dalam pengadaan publicgoods. 22 Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar, sehingga wakaf memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan yang dikelola oleh lembaga dengan pemahaman yang komprehensif tentang pengelolaan dan pola manajemen pemberdayaan potensi wakaf secara modern. Dengan hadirnya lembaga yang memiliki konsentrasi penuh dalam mengelola wakaf tunai, maka kontribusi dalam 21 diakses pada 12 Februari Agustianto Wakaf Uang dalam Hukum Positif dan Prospek Pemberdayaan Ekonomi Syari ah ZISWAF.diakses 12 Februari 2011.

13 13 mengatasi problem kemiskinan dan kebodohan yang mendera bangsa akan lebih terbantu dan dalam jangka waktu tertentu manfaatnya akan lebih signifikan. Dalam rangka pengembangan wakaf secara maksimal, sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, diperlukan lembaga profesional pengelola wakaf. Namun pada kenyatannya tidak banyak lembaga yang mampu mengemban amanat besar ini hingga pada tahun 2001 lahirlah sebuah lembaga nirlaba yang menfokuskan diri di bidang pengelolaan wakaf tunai, yaitu Tabung Wakaf Indonesia (TWI). Penulis memilih Tabung Wakaf Indonesia sebagai obyek penelitian karena sebagai lembaga terdepan yang terpercaya dan handal dalam menggalang dan mengelola sumber daya wakaf secara produktif dan amanah sehingga mampu berperan aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visinya. Tabung Wakaf Indonesia didirikan oleh dompet Dhuafa pada 14 Juli 2005 sebagai sebuah komitmen dengan mengembangkan sumber daya wakaf agar mampu produktif dan mendukung pengembangan program-program sosial dan pemberdayaan ekonomi yang telah terlaksana berkat pengelola sumber daya zakat, infak dan sedekah secara amanah dan profesional. Tabung Wakaf Indonesia menggunakan legalitas Yayasan Dompet Dhuafa Republika (Dompet Dhuafa). Dompet Dhuafa tercatat di Departemen Sosial Republik Indonesia sebagai organisasi yang berbentuk yayasan. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH. Tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A. YAY. HKM/ 1996/ PNJAKSEL. Mengacu pada UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf,

14 14 Yayasan Dompet Dhuafa Republika telah terdaftar di BWI sebagai Nadzir pada 16 Juni 2011, dengan Nomor pendaftaran: Meskipun baru sekitar 2,5 tahun, Tabung Wakaf Indonesia telah berhasil mengelola sumber daya wakaf secara produktif, profesional dan amanah. Sebagai salah satu instrumen wakaf produktif, wakaf uang merupakan hal yang baru di Indonesia. Wakaf uang produktif merupakan sumber pendanaan yang dihasilkan dari swadaya masyarakat karena sertifikat wakaf uang ini adalah untuk menggalang tabungan sosial serta mentransformasikannya menjadi modal sosial dan membantu mengembangkan pasar modal sosial Lahirnya Undang- Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf memberikan harapan kepada semua pihak dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, di samping untuk kepentingan peribadatan dan sarana sosial lainnya. Pengelolaan derma uang bagi umat Islam dalam hukum positif di Indonesia dipayungi dua undang undang yakni undang undang pengelolaan zakat dan wakaf. Pengelolaan zakat diatur dalam Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (selanjutnya disingkat UU Zakat). Pengelolaan wakaf diatur dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 Tentang Wakaf. Pengelolaan zakat dan wakaf sebagai instrument pengelolaan derma di masyarakat sudah menjadi wilayah hukum positif di Indonesia. Pengelolaan zakat dan wakaf yang dilakukan oleh masyarakat secara tidak langsung mencerminkan perilaku masyarakat terhadap hukum positif di Indonesia.

15 15 Bagaimana dengan pelaksanaan wakaf tunai yang selama ini dikelola Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta, apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, apakah kegiatan pengelolaan wakaf tunai yang dilakukan sudah memperoleh perlindungan hukum, seperti apa dan bagaimana bentuk perlindungan hukumnya? Pertanyaanpertanyaan tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian karena setelah tujuh tahun sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dalam pelaksanaannya di Indonesia menghadapi kendala. Lembaga Nadzir beserta kegiatan pengelolaannya serta harta atau uang yang diwakafkan oleh wakif juga perlu memperoleh perlindungan hukum agar tidak terjadi sengketa antara pihak terkait dan permasalahan hukum lainnya, hal ini menurut peneliti juga merupakan hal penting untuk dikaji, sehingga peneliti memandang penting untuk melakukan penelitian tersebut yang dituangkan dalam karya ilmiah berupa Disertasi yang berjudul Pengaturan dan pelaksanaan wakaf tunai (Studi Kasus pada Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta), sebagai obyek materiil dalam penelitian ini adalah pelaksanaan wakaf tunai pada Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta, dan sebagai obyek formalnya adalah pengaturan dan perlindungan hukum pelaksanaan wakaf tunai pada Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam penulisan disertasi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaturan wakaf tunai di Indonesia?

16 16 2. Bagaimana pelaksanaan dan perlindungan hukum terhadap obyek wakaf tunai pada TWI Dompet Dhuafa Jakarta? 3. Bagaimana prospek yuridis wakaf tunai di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah di rumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengkaji pengaturan wakaf tunai di Indonesia. 2. Untuk mengkaji pelaksanaan dan perlindungan hukum terhadap obyek wakaf tunai TWI Dompet Dhuafa Jakarta. 3. Untuk mengkaji prospek yuridis wakaf tunai di Indonesia. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Kegunaan secara teori : a. Memberikan kontribusi untuk memperkaya kepustakaan dan penghubungan ilmu pengetahuan hukum khususnya di bidang wakaf. b. Memberikan motivasi kelembagaan wakaf di Indonesia supaya lebih jelas dan dapat dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. c. Sebagai landasan bagi penelitian berikutnya, terutama yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 2. Kegunaan secara keilmuan; wakaf tunai di Indonesia dapat dikelola dengan baik karena ada jaminan kepastian hukum bahwa wakaf tunai dapat didaftarkan dan bersertifikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

17 17 3. Kegunaan secara praktis; sebagai masukan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan terkait hak positif tentang wakaf tunai secara khusus dan perwakafan secara umum. D. Keaslian Penelitian Menelusuri kepustakaan, ternyata belum pernah ada penelitian tentang pengaturan dan pelaksanaan wakaf tunai pada Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta. Berdasarkan penelusuran kepustakaan terdapat beberapa hasil penelitian yang terkait dengan masalah wakaf, yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani (2008) 23 Penelitian ini mengambil judul Pelaksanaan Wakaf Uang Dalam Perspektif Hukum Islam Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kota Semarang. Hasil penelitian, adalah: 1) Pelaksanaan wakaf uang ditinjau dari Hukum Islam adalah diperbolehkan asal uang itu diinvestasikan dalam usaha bagi hasil (mudharabah), kemudian keuntungannya disalurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Sehingga uang yang diwakafkan tetap, sedangkan yang disampaikan kepada mauquf alaih adalah hasil pengembangan wakaf uang tersebut. Sedangkan menurut UU Nomor 41 Tahun 2004 bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf khususnya wakaf tunai dilakukan dengan prinsip syariah. Antara lain dapat dilakukan melalui pembiayaan mudharabah, murabahah, musharakah, atau ijarah, 2) Pemberdayaan wakaf tunai untuk kesejahteraan umat terdapat empat manfaat utama dari wakaf tunai. Pertama, wakaf tunai jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memilki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana. Kedua, melalui wakaf tunai, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. Ketiga, dana wakaf tunai juga bisa menbantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam. 23 Sri Handayani, 2008, Pelaksanaan Wakaf Uang Dalam Perspektif Hukum Islam Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Di Kota Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

18 18 Keempat, umat Islam dapat lebih mandiri mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang terbatas. 3) Hambatan dalam pemberdayaan wakaf uang untuk kesejahteraan umat adalah: a) belum terintegrasinya peraturan teknis pengelolaan wakaf uang; b) belum adanya persoalan hukum wakaf uang dalam memberikan kepastian hukum guna memberikan perlindungan bagi wakif, Nadzir dan penerima wakaf baik perorangan maupun badan hukum; c) Peraturan pelaksana yang menyangkut perwakafan khususnya wakaf tunai yang belum diatur secara terinci; d) adanya pola pikir masyarakat yang mencurigai pengelolaan wakaf uang untuk kepentingan yang berorientasi keuntungan (profit oriented). 2. Penelitian dari Doddy Ifandi Firdaus (2011) 24 Penelitian berjudul Pemanfaatan Wakaf Tunai untuk Kebutuhan Hidup Keluarga Miskin di Dompet Dhuafa Bandung. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, Dompet Dhuafa Bandung belum berusaha mengadakan wakaf tunai yang produktif untuk kepentingan keluarga miskin atau masyarakat pada umumnya. Adanya kesalahan paradigma mengenai wakaf tunai di Dompet Dhuafa Bandung karena yang terjadi adalah wakaf bangunan RBC atau juga Al-Qur an braile yang dinilai dengan uang.bukan wakaf tunai/uang yang nilai uangnya tetap tapi terus dikembangkan untuk kegiatan ekonomi. Kedua, adanya seleksi terhadap penerima manfaat wakaf tunai di Dompet Dhuafa Bandung yaitu keluarga miskin yang dapat berobat/bersalin di Rumah Bersalin Cuma-Cuma dengan berbagai persyaratan. Kriteria keluarga miskin versi RBC sama dengan versi BPS. Ketiga, Respon keluarga miskin terhadap wakaf tunai, sangat senang (90%), cukup senang (10%), maka dapat disimpukan sangat baik. Senangnya keluarga miskin disebabkan ketidak mampuannya untuk berobat dan RBC memberikan fasilitas gratis. 24 Doddy Ifandi Firdaus Pemanfaatan Wakaf Tunai untuk Kebutuhan Hidup Keluarga Miskin di Dompet Dhuafa Bandun. Tesis. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

19 19 3. Penelitian dari Utami dan Ismail (2014) 25 Penelitian yang berjudul Implementasi Pengelolaan Wakaf Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah), menganalisis pelaksanaan wakaf tunai di Baitul Maal Hidayatullah dan Yayasan Dana Sosial Al-Falah berdasar Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang pengelolaan wakaf tunai yang seharusnya dikelola produktif. Adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: a) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan lembaga yang telah menerapkan sistem transaksi wakaf dalam bentuk tunai sejak tahun Pada prakteknya BMH belum menerapkan tata cara pengelolaan dana wakaf sesuai dengan Undang-Undang No. 41 Tahun BMH secara langsung merubah bentuk uang menjadi bangunan pesantren, sehingga dana wakaf langsung habis. b) Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) merupakan lembaga penerapan sistem pembayaran wakaf dalam bentuk tunai. YDSF mengelola dana wakaf dalam bentuk Al-Qur an yang secara langsung disalurkan kepada masjid dan panti asuhan yang membutuhkan. c) BMH dan YDSF mengelola dana wakaf tanpa melalui Lembaga Keuangan Syariah, sehingga dana wakaf dikelola secara konsumtif. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman BMH dan YDSF dalam mengelola dana wakaf tunai, sehingga kedua lembaga tersebut mengelola dana berdasarkan tujuan dari masing-masing lembaga. Pengelolaan secara konsumtif merupakan pengelolaan dana wakaf yang digunakan untuk keperluan pembangunan masjid, kuburan, jembatan, jalan serta sarana umum lainnya. Wakaf tunai yang dikelola secara konsumtif akan membutuhkan biaya untuk pemeliharaan. Selain itu wakaf memiliki manfaat yang terbatas karena hanya masyarakat yang bermukim di daerah tersebut yang dapat menikmati manfaat wakaf tunai. 25 Utami dan Ismail Implementasi Pengelolaan Wakaf Tunai (Studi pada Baitul Maal Hidayatullah & Yayasan Dana Sosial Al-Falah). Laporan Penelitian. Universitas Brawijaya Malang.

20 20 4. Penelitian dari Hasanah (1997) 26 Hasanah (1997) dalam disertasinya yang berjudul Peranan Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial (Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Jakarta Selatan), membahas pengelolaan wakaf yang ada di Jakarta Selatan hasil penelitian yang menunjukkan keberhasilan pengelolaan wakaf yang dapat mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat kurang mampu, yang dikaji dengan tinjauan hukum Islam Penelitian dari Musthafa (2009) 27 Musthafa dalam tesisnya yang berjudul Sisi-Sisi Pemahaman Hukum Perwakafan di Indonesia (Studi Analisis Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf), mengungkapkan bahwa dari rangkaian perubahan dan perbaikan konsep pemahaman tentang wakaf, telah berpengaruh signifikan terhadap pembentukan payung hukum yang terefleksi pada pengaturan administrasinya dalam Undang-Undang Wakaf di Indonesia. Undang-undang tersebut lebih mempertimbangkan kepada nilai-nilai maslahah dalam pengelolaan harta benda tersebut dalam kehidupan manusia. Persamaan dan perbedaan dari keenam penelitian tersebut di atas dengan penelitian yang hendak penulis lakukan adalah sama-sama meneliti tentang wakaf tunai dan mengkaji pelaksanaan wakaf tunai setelah diatur dengan Undang- Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Adapun yang membedakan penelitian 26 Hasanah, Uswatun Peranan Wakaf dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial (Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Jakarta Selatan). Disertasi. Jakarta-IAIN Syarif Hidayatullah. 27 Musthafa Sisi-Sisi Pemahaman Hukum Perwakafan di Indonesia (Studi Analisis Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf). Thesis. Program Pasca Sarjana, UIN Sunan Kalijaga. Tidak dipublikasikan.

21 21 ini dengan penelitian yang sudah ada, yaitu bahwa keenam penelitian tersebut di atas lebih menfokuskan pada pengelola wakaf tunai yang bersifat lokal yaitu di Kota Semarang, di Dompet Dhuafa Bandung, di Baitul Maal Hidayatullah, Yayasan Dana Sosial Al-Falah, di Jakarta Selatan yang bersifal lokal dan ruang lingkupnya lebih sempit, seperti hanya meninjau dari sisi hukumnya saja atau dari sisi pemanfaatannya saja. Sedangkan dalam penelitian ini selain mengkaji pemanfaatan wakaf tunai dari hukum kemaslahatan, juga mengkaji pelaksanaan wakaf tunai ditinjau dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, dan perlindungan hukum dalam pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta, sehingga penelitian tentang Pengaturan dan Pelaksanaan Wakaf Tunai ( Studi Kasus pada Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta) belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1.1. Persamaan dan Perbedaan penelitian sebelumnya dengan peneliti Persamaan 1. Obyek yang diteliti adalah wakaf tunai 2. Mengkaji pelaksanaan wakaf tunai setelah diatur dengan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Perbedaan 1. Pada penelitian terdahulu pengelola wakaf tunai yang diteliti berskala lokal, seperti di Kota Semarang, di Dompet Dhuafa Bandung, di Baitul Maal Hidayatullah, Yayasan Dana Sosial Al-Falah, di Jakarta Selatan. Sedang pada penelitian ini pengelola wakaf tunai yang diteliti berskala nasional. 2. Pada penelitian sebelumnya, ruang lingkup penelitiannya lebih sempit yaitu hanya meninjau dari sisi hukumnya saja atau dari sisi pemanfaatannya saja. Pada penelitian ini selain mengkaji pemanfaatan wakaf tunai dari hukum kemaslahatan, juga mengkaji pelaksanaan wakaf tunai ditinjau

22 22 dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, dan perlindungan hukum dalam pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta, Perbandingan antara keenam penelitian sebelumnya dalam keaslian penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut: Penelitian sebelumnya Lembaga pengelola wakaf tunai non TWI pelaksanaan wakaf tunai Pemanfaatan wakaf tunai: - Produktif - konsumtif Peninjauan dari hukum Islam Penelitian yang dilakukan peneliti Lembaga pengelola wakaf (TWI) pelaksanaan wakaf Tunai berdasar UU No 41 tahun 2004 Tentang Wakaf 1. Pengaturan wakaf tunai di Indonesia 2. Pelaksanaan dan perlindungan hukum terhadap obyek wakaf tunai pada TWI Dompet Dhuafa 3. Prospek yuridis wakaf tunai di Indonesia. Gambar Skema perbandingan penelitian terdahulu dengan peneliti

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai pihak, khususnya umat Islam tentang adanya penjualan masjid. Lokasi masjid yang diberitakan berada di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang terjadi pada tahun 1997, merambat ke berbagai aspek kehidupan. Kegiatan ekonomi yang melemah akibat depresiasi pada nilai tukar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Wakaf uang (Cash Wakaf/Waqf al-nuqud) telah lama dipraktikkan di berbagai negara seperti Malaysia, Bangladesh, Mesir, Kuwait dan negara-negara Islam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 284 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaturan dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudirman (2010) menjelaskan bahwa wakaf merupakan salah satu bentuk kegiatan ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam karena pahala wakaf akan terus mengalir meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak

Lebih terperinci

Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat. dilihat dari terus meningkatnya perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia

Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat. dilihat dari terus meningkatnya perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keberadaan akuntansi syariah dalam Pengelolaan Transaksi Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Wakaf Uang Baitul Maal Hidayatullah Semarang menurut hukum positif Dengan lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci

WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA

WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA Oleh Darwanto Fakultas Ekonomi UNDIP ABSTRAKSI Wakaf mempunyai kedudukan penting dalam Islam. Penggunaan wakaf sebagai salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Alabij, Adijani Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek. Rajawali, Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Alabij, Adijani Perwakafan Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek. Rajawali, Press, Jakarta. 289 DAFTAR PUSTAKA Agustianto, 2011. Wakaf uang dalam hukum positif dan prospek pemberdayaan ekonomi syari ah, ZISWAF, Yogyakarta. Agustianto. 2008. Wakaf Tunai dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. dalam http://agustianto.niriah.com/

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT A. Analisis Wakaf Uang Di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Jawa Timur Cabang Babat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 daerah otonomi di Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian

Lebih terperinci

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H A. PENDAHULUAN Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf hanya menyangkut

Lebih terperinci

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16 Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan fakta tersebut, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan perekonomian nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memberikan hak kepada setiap warga negara untuk melaksanakan ajaran agamanya. Bagi seorang muslim, melaksanakan syariat Islam merupakan suatu kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dimaksud adalah tersebut dalam Pasal 25 ayat (3) Undang -Undang

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dimaksud adalah tersebut dalam Pasal 25 ayat (3) Undang -Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 24 ayat (2) dinyatakan bahwa peradilan agama merupakan salah satu lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA A. Analisis Mekanisme Pendayagunaan Dana Wakaf Masjid dan Wakaf Qur an di YDSF Surabaya Nāżir merupakan

Lebih terperinci

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah MAKALAH MENTERI AGAMA RI TINJAUAN ASPEK LEGAL FORMAL DAN KEBIJAKAN WAKAF DISAMPAIKAN PADA DISKUSI PANEL BADAN PENGELOLA MASJID AG UNG SEMARANG SEMARANG, 27AGUSTUS 2005 I. Pendahuluan Terlebih dahulu marilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan masyarakat, seringkali dijadikan indikator pertumbuhan perekonomian dalam negeri untuk tetap stabil, bahkan meningkat. Beberapa sektor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI A. Wakaf Tunai 1. Pengertian Wakaf Tunai Dalam peristilahan syāra secara umum, wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan ibadah dipraktikkan dan dimanifestasikan melalui pengabdian keseluruhan diri manusia beserta segala apa yang dimilikinya. Ada ibadah melalui bentuk

Lebih terperinci

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Ruang Lingkup Wakaf HAKI Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Salah satu substansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Sebagai umat islam dianjurkan untuk melakukan wakaf. UU RI No 41 tahun 2004 menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2007) h. 8

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2007) h. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kalangan umat Islam, wakaf yang sangat populer masih sangat terbatas pada persoalan tanah dan bangunan yang diperuntukkan untuk tempat ibadah dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat dan Infaq mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat kurang mampu. Hal ini disebabkan karena zakat dan Infaq

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam

Lebih terperinci

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 11 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG UNDANG UNDANG NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Hadirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Di Indonesia kemiskinan masih menjadi isu utama pembangunan, saat ini pemerintah masih belum mampu mengatasi kemiskinan secara tuntas. Hingga tahun 2008

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia secara faktual telah meningkatkan jumlah penduduk miskin. Jumlah mereka dari waktu ke waktu semakin bertambah beriringan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah milik Allah. Kepemilikan dalam ajaran Islam disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah milik Allah. Kepemilikan dalam ajaran Islam disebut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemilikan harta benda mengandung prinsip bahwa semua benda hakikatnya adalah milik Allah. Kepemilikan dalam ajaran Islam disebut juga amanah yang mengandung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, oleh karena itu dalam masyarakat yang demikian ini memiliki kebiasaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu pranata sosial yang berpotensi untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat, yang khususnya umat Islam. Wakaf menurut

Lebih terperinci

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B.

BAB I. 1. Untuk Mengetahaui Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa

BAB I PENDAHULUAN. para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam menganjurkan, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa hablum minan nas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati 1. Status Legalitas Program Wakaf Uang KJKS BMT AL-FATTAH selaku LKS-PWU berkewajiban melakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, dapat dipahami bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik dasar pemikiran fiqh, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012)

PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012) PELAKSANAAN WAKAF TANAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 (Studi Kasus di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA Junaidi Abdullah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus e-mail: abdillahrafandra@gmail.com Abstract Cash waqf is not refers to money waqf only

Lebih terperinci

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF (Study Kasus di Pengadilan Agama Boyolali) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Program S1 di

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya lembaga filantropi di dalam memberdayakan usaha mikro agar dapat menjadikan manusia yang produktif melalui peran penyaluran dana ZIS yang telah dikumpulkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF 69 BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF Dalam pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dijelaskan bahwa Pengadilan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGELOLAAN WAKAF UANG UNTUK KESEJAHTERAAN UMUM THE OPTIMALIZATION OF WAKAF MONEY FOR PUBLIC PROSPERITY. Oleh: Muhammad Alfin Syauqi *)

OPTIMALISASI PENGELOLAAN WAKAF UANG UNTUK KESEJAHTERAAN UMUM THE OPTIMALIZATION OF WAKAF MONEY FOR PUBLIC PROSPERITY. Oleh: Muhammad Alfin Syauqi *) Muhammad Alfin Syauqi No. 63, Th. XVI (Agustus, 2014), pp. 369-383. OPTIMALISASI PENGELOLAAN WAKAF UANG UNTUK KESEJAHTERAAN UMUM THE OPTIMALIZATION OF WAKAF MONEY FOR PUBLIC PROSPERITY Oleh: Muhammad Alfin

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium Development Goals (MDGs) atau populer dalam bahasa Indonesia disebut Sasaran Pembangunan Milenium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank menduduki posisi yang sangat vital dalam perekonomian seperti yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari peran serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk kedalam kategori ibadah kemasyarakatan (ibadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga amil zakat, Rumah Zakat tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf Dalam al-qur an maupun hadith memang tidak disebutkan secara detail tentang perintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR A. Pengertian dan Dasar Hukum Nadzir 1. Pengertian Nadzir Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tak terasa enam puluh dua tahun sudah bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan

Lebih terperinci

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Syarat syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 A. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Tentang Wakaf di Indonesia Hasanah menyatakan bahwa sebenarnya wakaf di Indonesia memang telah

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset wakaf di Indonesia terbilang sangat besar. Menurut data Badan Wakaf Indonesia (2008) dan merujuk pada data Departemen Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Efrizon, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Efrizon, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan suatu instrumen keuangan publik dalam Islam yang memiliki peran penting untuk pengembangan kesejahteraan sosial masyarakat. Sejarah mencatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan sebuah bentuk dari perbankan modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank syariah tidak hanya terfokus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data statistik pada tahun 2014 baik di kota maupun di desa sebesar 544.870 jiwa, dengan total persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Islam, ada beberapa bentuk kewajiban yang disebut dengan istilah ibadah, zakat merupakan harta yang dimiliki seseorang tergolong dalam kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan. ketentuan yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 112 :

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan. ketentuan yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 112 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara pokok hubungan manusia terbagi dalam dua dimensi, yakni hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan manusia dengan sesama manusia

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006 BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006 A. Analisis Pembinaan Nazhir Di Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Pembinaan nazhir merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR. Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NAZHIR A. Pengertian Tentang Nazhir Kata nazhir secara etimologi berasal dari kata nazira-yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus. 1 Sedangkan menurut terminologi fiqih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah besar bagi bangsa Indonesia. Kemiskinan ini sudah ada sejak lama dan telah menjadi kenyataan dalam kehidupan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam. Zakat merupakan pilar utama dalam Islam khususnya dalam perannya

Lebih terperinci

2 UUPA harus memberikan tercapainya fungsi bumi, air, dan ruang angkasa yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara serta memenuhi keperluannya m

2 UUPA harus memberikan tercapainya fungsi bumi, air, dan ruang angkasa yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara serta memenuhi keperluannya m BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat Indonesia, tanah merupakan modal yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari, yaitu untuk berkebun, berladang, maupun bertani. Berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita disuruh untuk menyisihkan sebagian dari harta yang kita miliki untuk dibelanjakan di jalan Allah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai

Lebih terperinci

EFEK MULTIPLIER WAKAF UANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

EFEK MULTIPLIER WAKAF UANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN EFEK MULTIPLIER WAKAF UANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN M. Nur Rianto Al Arif Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda, No. 95, Ciputat, Tangerang

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Pengelolaan Wakaf Uang Secara Produktif Ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Studi Kasus Pengelolaan Wakaf di Dârut Tauhîd

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau 26 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Wakaf dan Tujuannya Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia ekonomi. Aspek dunia ekonomi yang dikenal saat ini sangat luas. Namun yang sering digunakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BADAN WAKAF INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum islam merupakan bagian dalam tata hukum di Indonesia dimana bagi setiap muslim diwajibkan untuk menerapkan aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT termasuk

Lebih terperinci