ANAMAN AKAR RIM ELAKSANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANAMAN AKAR RIM ELAKSANA"

Transkripsi

1 Program PBK-Tanaman Akarr Rimpang-Pelaksana PROGRAM MP PELATIHAN BERBASIS KOMPETEN TENSI SUB PROGRAM TAN ANAMAN AKAR RIM IMPANG PELA ELAKSANA KODE PROGR OGRAM PELATIHAN : P PP I 01 KEMENTERIAN TENAGA AGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I DIREKTORA ORAT JENDERAL PEMBIN MBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.Jend. Gatot atot S Subroto Kav.51 Lt.6.A Jakarta Selatan Kementrian Tenaga Kerja dan d Transmigrasi

2 PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Sektor Sub Sektor Golongan Sub Golongan Kelompok : Pertanian : Pertanian Holtikultura : Pertanian Hortikultura Obat-obatan : Holtikultur Obat-obatan : Tanaman Obat Rimpang TANAMAN OBAT RIMPANG PELAKSANA Kode Program : P PP I 01 Jenjang Program Level KKNI : Kualifikasi Berjenjang : Sertifikat I (Satu) 2

3 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab V Pasal 10, bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Bahwa pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha/industri barang dan jasa, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, maka pelatihan kerja wajib diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja. Dalam pembinaan teknis terhadap Lembaga Pelatihan Kerja di seluruh Indonesia khususnya pelaksanaan pelatihan bagi warga transmigari telah disusun berbagai pedoman guna meningkatkan mutu penyelenggaraan pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja dan Balai Latihan Transmigrasi ( Balatrans). Pedoman Penyusunan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan panduan/acuan bagi penyelenggara program pelatihan berbasis kompetensi pada Lembaga Pelatihan Kerja dan Balai Latihan Transmigrasi di seluruh Indonesia. Untuk mengimplementasikan pelatihan berbasis kompetensi diperlukan adanya program pelatihan kerja. Program pelatihan kerja ini dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan kerja Pemerintah dan atau Swasta. Program pelatihan kerja dapat disusun secara berjenjang atau tidak berjenjang. Program pelatihan kerja yang disusun secara berjejang mengacu pada jenjang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam penetapan kualifikasi tenaga kerja, sedangkan yang tidak berjenjang disusun berdasarkan unit kompetensi atau kelompok unit kompetensi dapat memiliki kualifikasi tertentu. Demikian program pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan kerja bagi LPK dan Balatrans. Jakarta, September 2011 DIREKTUR STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN Ir. Suhadi, M.Si NIP

4 PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 1. Judul/Nama Pelatihan : TANAMAN OBAT RIMPANG -PELAKSANA 2. Kode Program Pelatihan : P PP I Jenjang Program Pelatihan : berjenjang (Level I) 4. Tujuan Pelatihan : 4.1. Melaksanakan Perlakuan Benih/Seed Treatment Tanaman Obat Rimpang 4.2. Melakukan Pengapuran Lahan Masam pada Budidaya Tanaman Obat rimpang 4.3. Melakukan Pengolahan Lahan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 4.4. Melakukan Pemupukan Organik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 4.5. Melakukan Pemupukan Anorganik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pemulsaan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 4.7. Melakukan Penanaman Tanaman Obat Rimpang sesuai Teknologi yang Berlaku Melakukan Penyulaman pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 4.9. Melakukan Pengendalian Gulma pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pembumbunan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Biologis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Mekanis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Kultur Teknis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Kimia pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Memanen Tanaman Obat Rimpang Mencuci Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Melakukan Sortasi Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pemilahan (Grading) Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Mengemas Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Menyimpan Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang 5. Unit-unit Kompetensi yang ditempuh : TAN.TR TAN.TR TAN.TR Menerapkan Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Melakukan Kerjasama dengan Tim Sekerja pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Melaksanakan Sanitasi Lingkungan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Membuat pola pakaian I. 4

5 TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR Melaksanakan Perlakuan Benih/Seed Treatment Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pengapuran Lahan Masam pada Budidaya Tanaman Obat rimpang Melakukan Pengolahan Lahan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pemupukan Organik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pemupukan Anorganik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Melakukan Pemulsaan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Penanaman Tanaman Obat Rimpang sesuai Teknologi yang Berlaku. Melakukan Penyulaman pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pengendalian Gulma pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pembumbunan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Biologis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Mengendalikan OPT secara Mekanis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Mengendalikan OPT secara Kultur Teknis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. Mengendalikan OPT secara Kimia pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Memanen Tanaman Obat Rimpang Mencuci Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang. Melakukan Sortasi Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang. Melakukan Pemilahan (Grading) Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Mengemas Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Menyimpan Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang. Mengoperasikan Alat dan Mesin Pengolahan Lahan Mengoperasikan Alat dan Mesin Pasca Panen Mengoperasikan Alat dan Mesin Pengendalian OPT Merawat Alat dan Mesin Pertanian 6. Lama Pelatihan : 191,8 jam pel (@ 45 menit) 7. Persyaratan Peserta Pelatihan : 7.1 Pendidikan : Minimal lulusan SMP 7.2 Pelatihan/Pengalaman Kerja : Telah mengikuti pelatihan/telah berpengalaman kerja pada lingkup kompetensi yang sesuai 7.3 Umur/usia : Minimum 18 Tahun 5

6 7.4 Jenis Kelamin : Laki-laki atau Perempuan 7.5 Kesehatan : Berbadan sehat 7.6 Test Kemampuan : General test dan RPL 6

7 KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT P K I. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI DASAR/UMUM : 1.1 Menerapkan Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk Budidaya Tanaman Obat Rimpang. 1.2 Melakukan Kerjasama dengan Tim Sekerja pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. 1.3 Melaksanakan Sanitasi Lingkungan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. TAN.TR TAN.TR TAN.TR ,7 1,8 1,7 6,3 4,2 4,7 9,0 6,0 5,8 Jumlah I 6,2 14,6 20,8 II. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI : 2.1 Melaksanakan Perlakuan Benih/Seed Treatment Tanaman Obat Rimpang 2.2 Melakukan Pengapuran Lahan Masam pada Budidaya Tanaman Obat rimpang 2.3 Melakukan Pengolahan Lahan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.4 Melakukan Pemupukan Organik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.5 Melakukan Pemupukan Anorganik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang. 2.6 Melakukan Pemulsaan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.7 Melakukan Penanaman Tanaman Obat Rimpang sesuai Teknologi yang Berlaku. 2.8 Melakukan Penyulaman pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.9 Melakukan Pengendalian Gulma pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.10 Melakukan Pembumbunan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.11 Mengendalikan OPT secara Biologis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Mekanis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Kultur Teknis pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Mengendalikan OPT secara Kimia pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang 2.15 Memanen Tanaman Obat Rimpang 2.16 Mencuci Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Melakukan Sortasi Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang Melakukan Pemilahan (Grading) Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang 2.19 Mengemas Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang 2.20 Menyimpan Hasil Panen Tanaman Obat Rimpang. TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR ,4 1,4 1,7 1,4 1,4 1,4 1,5 1,4 1,4 1,4 2,8 1,7 1,7 1,7 1,9 1,5 1,7 1,5 1,5 1,7 3,1 3,1 4,1 3,1 3,1 3,1 3,6 3,1 3,1 3,1 6,0 4,1 4,1 4,1 4,1 3,6 4,1 3,6 3,6 4,1 4,5 4,5 5,8 4,5 4,5 4,5 5,1 4,5 4,5 4,5 8,8 5,8 5,8 5,8 6,0 5,1 5,8 5,1 5,1 5,8 7

8 III. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI SPESIALISASI Jumlah II 31,9 74,0 106, Mengoperasikan Alat dan Mesin Pengolahan Lahan 3.2. Mengoperasikan Alat dan Mesin Pasca Panen 3.3. Mengoperasikan Alat dan Mesin Pengendalian OPT 3.4. Merawat Alat dan Mesin Pertanian. TAN.TR TAN.TR TAN.TR TAN.TR ,7 1,7 1,7 2,7 4,1 4,1 4,1 6,3 5,8 5,8 5,8 9,0 Jumlah III 7,9 18, IV. PELATIHAN DI TEMPAT KERJA (OJT) : Melaksanakan kegiatan pelaksana budidaya tanaman obat rimpang. 9,2 21,5 30,7 Jumlah IV 9,2 21,5 30,7 V. EVALUASI PROGRAM PELATIHAN : 5.1 Akar Rimpang Pelaksana 2,3 5,4 7,70 Jumlah V 2,3 5,40 7,70 Jumlah I s/d V

9 9. SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI 9.1 KELOMPOK UNIT KOMPETENSI DASAR Unit Kompetensi : Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 9 45 menit 1. Mengidentifikasi dan menyiap kan kebutuhan alat dan bahan yang dipergunakan dalam penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang 1.1. Peraturan K3 yang berlaku untuk budidya tanaman obat rimpang dipahami sesuai dengan kebutuhan. Dapat menjelaskan peraturan K3 yang berlaku untuk budidaya tanaman obat rimpang. (P) Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang terkait dengan peraturan K3. (P) Harus mematuhi peraturan K3 yang berlaku untuk budidaya tanaman obat rimpang. (S) Mampu mempraktekkan peraturan K3 yang berlaku untuk budidaya tanaman obat rimpang sesuai kebutuhan. (K) JAM PELATIHAN Konsep K3. Penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang. Alat yang digunakan Bahan yang dibutuhkan Mengisi instrumen penerapan K3. Mengidentikasi alat yang akan digunalan. Mengidentifikasi bahan. Menggunakan alat K3 dengan baik dan benar Alat yang diperlukan disiapkan sesuai dengan kebutuhan Bahan yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Dapat mengidentifikasi alat yang diperlukan (P) Mampu mempersiapkan alat yang diperlukan sesuai kebutuhan (K) Dapat mengidentifikasi bahan yang diperlukan (P) Mampu mempersiapkan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan (K) 2. Melakukan penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang 1.1. Proses pelaksanaan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang dilakukan sesuai SOP. Dapat menguraikan SOP proses pelaksanaan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang. (P) Harus mematuhi SOP proses pelaksanaan K3 pada budidaya SOP Penanaman tanaman obat rimpang Alat yang digunakan Melaksanakan SOP Penanaman akar rimpang. Melakuakn penggunaan alat Melaksankan proses penannaman tanaman akar rimpang sesuai

10 tanaman obat rimpang. (S) Mampu mempraktekkan SOP proses pelaksanaan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang. (K) JAM PELATIHAN yang sesuai, prosedur. Mengunakan alat sesuaidengan petunjuk 1.2. Penggunaan alat dilakukan sesuai SOP. Dapat menjelaskan SOP penggunaan alat (P) Harus mematuhi SOP penggunaan alat (S) Mampu mempertunjukkan penggunaan alat sesuai SOP. (K) 1.3. Alat yang mendukung pelaksanaan K3 dipakai sesuai petunjuk. Dapat menyebutkan petunjuk pemakaian alat yang mendukung pelaksanaan K3. (P) Harus mematuhi petunjuk pemakaian alat yang mendukung pelaksanaan K3. (S) Mampu memperlihatkan pemakaian alat yang mendukung pelaksanaan K3 sesuai petunjuk. (K) 3. Melaporkan proses dan hasil penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang 1.1. Data proses dan hasil penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang dihimpun secara sistematis. Dapat menguraikan sistematika menghimpun data proses dan hasil penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang. (P) Harus menunjukkan kemauan menghimpun data proses dan hasil penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang secara sistematis. (S) Mampu menunjukkan penghimpunan data proses dan hasil penerapan K3 pada budidaya tanaman obat rimpang secara sistematis. (K) Proses penghimpunan Sistematika penyusunan data Format pelaporan Menghimpin data penerapan K3 penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur Laporan penerapan disusun secara cermat dalam Dapat menjelaskan cara menyusun laporan penerapan secara tertulis. (P) 10

11 bentuk tertulis dan disampaikan kepada atasan. Harus menunjukkan kemauan menyusun dan menyampaikan laporan penerapan kepada atasan. (S) Mampu mengerjakan pembuatan laporan penerapan secara cermat. (K) Mampu melaksanakan penyampaian laporan penerapan kepada atasan. (K) JAM PELATIHAN Asesmen Asesmen Asesmen

12 9.1.2 Unit Kompetensi : Melakukan Kerjasama dengan Tim Sekerja dalam Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 6 45 menit 1. Melakukan komunikasi antar sesama rekan sekerja dalam budidaya tanaman obat rimpang 1.1. Komunikasi sesama rekan kerja dilakukan secara intensif Komunikasi dengan atasan dilakukan sesuai prosedur baku. Harus melakukan komunikasi dengan sesama rekan kerja secara intensif (S) mampu mempraktekkan cara berkomunikasi yang efektif dengan rekan kerja (K) Dapat menjelaskan prosedur berkomunikasi dengan atasan (P) harus melaksanakan komunikasi dengan atasan sesuai prosedur baku (S) Mampu memperlihatkan cara berkomunikasi dengan atasan sesuai prosedur baku (K) Mengaplikasi kan Mematuhi kerja leadership dan sama dengan partnership teman sekerja Mematuhi Menggunakan alat standar komunikasi komunikasi baku Leadership Partnership Teknologi informasi Teknologi komunikasi Dasar penggunaan komputer Menggunakan Komputer 2. Memproses hasil komunikasi dalam budidaya tanaman obat rimpang 2.1. Informasi hasil komunikasi dicatat dengan tepat. Dapat menguraikan cara mencatat informasi hasil komunikasi dengan tepat. (P) Harus melaksanakan pencatatan informasi hasil komunikasi dengan tepat. (S) Mampu menunjukkan pencatatan informasi hasil komunikasi dengan tepat. (K) Dasar penggunaan komputer Membuat file data komunikasi proses pencatatan kebijakan sesuai dengan kebijakan organisasi Bertanggungjaw ab terhadap tugas yang dibebankan kepada atasan langsung Tindakan lebih lanjut dilakukan sesuai dengan kebijakan organisasi pada saat diperlukan. Dapat menguraikan kebijakan organisasi terkait dengan proses informasi. (P) Dapat mengidentifikasi saat/waktu yang memerlukan proses informasi. (P) Mampu memperlihatkan tindakan yang diperlukan sesuai dengan informasi yang diterima. (K Asesmen Asesmen Asesmen

13 9.1.3 Unit Kompetensi : Melaksanakan Sanitasi Lingkungan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 5,8 45 menit 1. Menyiapkan alat dan bahan sanitasi lingkungan 1.1. Karakteristik dan prinsip kerja sanitasi untuk budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan Alat dan bahan yang rusak ditera ulang sesuai dengan kebutuhan. Dapat menjelaskan karakteristik dan prinsip kerja sanitasi untuk budidaya tanaman obat rimpang. (P) Mampu mengidentifikasikan kebutuhan yang terkait dengan karakteristik dan prinsip kerja sanitasi untuk budidaya tanaman obat rimpang. (K) Dapat menyebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan. (P) Mampu mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. (K) Dapat mengidentifikasi alat dan bahan yang rusak (P) Mampu mengerjakan tera ulang alat dan bahan yang rusak sesuai kebutuhan. (K) Ilmu sanitasi menggunakan Ketelitian dan berkaitan dengan dan merawat ketekunan sanitasi lingkungan. alat-alat sanitasi melaksanakan Jenis gulma (semua lingkungan. sanitasi tanaman selain Menyiapkan alat lingkungan. rimpang). dan bahan Alat dan bahan yang tera digunakan ulang alat Tera uaklang alat 2. Melaksanakan sanitasi lingkungan 2.1. Alat dan bahan digunakan sesuai fungsi dan kebutuhan Sanitasi lingkungan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) Alat dan bahan yang telah terpakai dikembalikan ke tempat semula. Dapat mengidentifikasi fungsi dan kebutuhan alat dan bahan yang digunakan. (P) Mampu mengoperasikan alat dan bahan sesuai fungsi dan kebutuhan. (K) Dapat menjelaskan SOP tentang sanitasi lingkungan. (P) Harus menunjukkan kesadaran akan pentingnya melaksanakan sanitasi lingkungan sesuai SOP. (S) Harus mematuhi SOP tentang sanitasi lingkungan. (S) Mampu mempraktekkan sanitasi lingkungan sesuai SOP. (K) Fungsi dan alat yang digunakan SOP Sanitasi laingkungan Menggunakan alat dan bahan Melaksanakan SOP Sanaitasi Mengembalikan alat dan bahan pada tempatnya

14 3. Melaporkan hasil sanitasi lingkungan 3.1. Langkah-langkah dicatat dalam cek list pada daftar standar operasional prosedur (SOP) Format cek list dilaporkan ke atasan langsung Dapat menyebutkan cara mencatat langkah-langkah dalam check list SOP. (P) Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah dalam check list SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah dalam check list SOP. (K) Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) Proses mencatat Mancatat proses Membuat proses laporan sesuai Sistematika penyusunan data format dan penyusunan data Membuat prosedur Format pelaporan laporan Teknik penyimpanan Menyampaikan laporan. laporan 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

15 9.2 KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI Unit Kompetensi : Melaksanakan Perlakuan Benih/Seed Treatment Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Menyiapkan proses identifikasi varietas tanaman obat rimpang 1.1. Data ilmiah tentang berbagai klon tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan Alat dan bahan untuk proses identifikasi disiapkan Bahan referensi dan data pendukung disiapkan. Dapat mengidentifikasi Jenis galur, sifat dan karakter fisiologi, serta tuntutan perlakuan bibit rimpang. (P) Mampu melakukan penjelasan tentang Jenis galur, sifat dan karakter fisiologi, serta tuntutan perlakuan bibit rimpang. (K) Dapat mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan untuk perlakuan benih/seed treatment. (P) Mampu mempersiapkan alat dan bahan untuk perlakuan benih/seed treatment sesuai kebutuhan. (K) Dapat mengidentifikasi benih tanaman obat rimpang yang akan disiapkan. (P) Harus mengakui pentingnya menyiapkan benih tanaman obat rimpang yang akan mendapat perlakuan. (S) Mampu mempersiapkan benih tanaman obat rimpang yang akan mendapat perlakuan (K) Pemahaman Mnejelaskan perlakuan benih. tentang perlakuan Penggunaan abu benih. dapur. menggunakan Penggunaan jerami bahan pestisida. padi. Menentukan Penggunaan bahan Kebutuhan benih pestisida. Kebutuhan benih persatuan luas. persatuan luas. Melaksanakan teknik mengoleskan abu dapur pada tanaman obat rimpang. Menggunakan teknik memilih jenis jerami yang sudah mengalami dekomposisi. Menggunakan teknik pemeraman bibit rimpang sesuai dengan waktu, dan ukuran. Ketepatan dalam menentukan dosis abu dapur. Ketelitian dalam menghitung kebutuhan benih tanaman obat rimpang. Ketepatan dalam mencampur bahan perlakuan benih/seed treatment Instrumen/pedoman identifikasi disiapkan Dapat mengenali pestisida yang akan terpakai untuk perlakuan benih/seed treatment. (P) Mampu mempersiapkan pestisida yang akan terpakai untuk perlakuan benih/seed treatment. (K) 15

16 2. Melaksanakan proses identifikasi karakteristik varietas tanaman obat rimpang 3. Melaporkan hasil mengenal karakteristik varietas tanaman obat rimpang 2.1. Varietas tanaman obat rimpang dibedakan berdasarkan ciri-ciri morfologi tanaman yang terdapat pada diskripsi varietas Varietas tanaman obat rimpang dipilih berdasarkan prioritas kebutuhan Hasil identifikasi dicatat dalam formulir pada SOP yang sudah ditentukan. Dapat menyebutkan berat benih yang dibutuhkan dalam perlakuan (P) Mampu Mengerjakan penimbangan benih yang akan mendapat perlakuan sesuai kebutuhan. (K) Dapat menyebutkan petunjuk penggunaan pestisida pada label kemasan. (P) Harus mematuhi petunjuk penggunaan pestisida pada label kemasan. (S) Mampu mengerjakan penggunaan pestisida sesuai petunjuk penggunaan pada label kemasan. (K) Dapat menyebutkan daftar dalam SOP tentang Langkah-langkah perlakuan benih/seed treatment (P) Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah perlakuan benih/seed treatment dalam check list SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah perlakuan benih/seed treatment dalam check list SOP. (K) Ciri morfologis Membedakan Membedakan dan tanaman obat varietas tanaman memilih varites rimpang obat rimpang. berdasarkan Memilih varietas prosedur. berdasarkan prioritas Proses proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan mencatat Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan format prosedur sesuai dan Laporan disampaikan kepada atasan langsung sesuai dengan SOP Laporan disimpan. Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Assesment: Assesment: Assesment:

17 9.2.2 Unit Kompetensi : Melakukan Pengapuran Lahan Masam pada Budidaya tanaman obat rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Melakukan persiapan pengapuran Prinsip dasar dan SOP pengapuran lahan untuk tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan sebagai pelaksana pekerjaan 1.2. Peralatan dan bahan untuk pelaksanaan pengapuran disiapkan sesuai dengan perintah kerja dan SOP Pemeriksaan kesiapan lahan untuk pengapuran dilakukan sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang tertuang dalam SOP. Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang terkait dengan pengapuran sebagai pelaksana pekerjaan. (P) Dapat menjelaskan Prinsip dasar dan SOP pengapuran lahan untuk tanaman obat rimpang sesuai kebutuhan. (P) Dapat mengidentifikasi peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengapuran (P) Mampu mempersiapkan peralatan dan bahan untuk pelaksanaan pengapuran sesuai dengan perintah kerja dan SOP. (K) Dapat menjelaskan SOP tentang pemeriksaan kesiapan lahan untuk pengapuran. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan kesiapan lahan untuk pengapuran sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang tertuang dalam SOP. (K) Tujuan dan manfaat Melaksanakakan menebar kapur pengapuran lahan. teknik secara merata SOP pengapuran operasional alat sesuai dosis. lahan penebaran menabur kapur Peralatan dan powder. secara rata dan bahan yang Melaksanakan sesuai dosis. digunakan dalam teknik menebar pengapuran. kapur secara merata sesuai dosis. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan Melaksankan tindakan pencegahan kesalahan. 2. Melaksanakan pengapuran lahan 1.4. Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan SOP yang ditetapkan Peralatan pelindung diri (APD) untuk pekerjaan pengkapuran lahan dipakai sesuai dengan SOP. Dapat menjelaskan SOP tentang tindakan pencegahan kecelakaan kerja. (P) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat menjelaskan SOP pemakaian APD untuk pekerjaan pengkapuran lahan. (P). Harus mematuhi pemakaian APD sesuai SOP. (S) Mampu menunjukkan pemakaian APD Alat pelindung diri pengapuran. SOP pengapuran Teknik pemeriksaan Menggunakan alat pelindung diri dalam proses pengapuran. Melaksanakan Menerapkan SOP pengapuran

18 2. 2. Pengapuran dilakukan dengan menggunakan teknik dan prosedur yang ditetapkan dalam SOP pengapuran lahan. sesuai SOP. (K) Dapat menjelaskan SOP pengapuran lahan. (P) Harus melaksanakan SOP pengapuran lahan. (S) Mampu mengerjakan pengapuran lahan sesuai SOP pengapuran lahan. (K) pengapusaran sesuai dengan SOP. pemeriksaan proses pengapuran 3. Melaporkan pelaksanaan pengapuran lahan kepada teknisi Pemeriksaan hasil pengapuran lahan dilakukan dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan Langkah-langkah pengapuran lahan masam dicatat dalam cek list pada daftar sesuai SOP Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil pengapuran lahan. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil pengapuran lahan. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil pengapuran lahan dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah pengapuran lahan masam (P). Mampu menunjukkan cara mencatat langkah-langkah pengapuran lahan masam dalam check list sesuai SOP. (K) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah pengapuran lahan masam dalam check list sesuai SOP. (K) Proses proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan mencatat Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur Format cek list SOP dilaporkan ke atasan langsung Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mempu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Dapat melakukan penyimpanan (P) Asesmen Asesmen Asesmen

19 9.2.3 Unit Kompetensi : Melakukan Pengolahan Lahan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 5,79 45 menit 1. Melakukan persiapan pengolahan lahan Persyaratan kondisi fisik lahan untuk budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan persyaratan yang berlaku Peralatan dan bahan bantu untuk pengolahan lahan budidaya tanaman obat rimpang disiapkan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Dapat menjelaskan syarat-syarat kondisi fisik lahan untuk budidaya tanaman obat rimpang. (P) Harus mematuhi kondisi fisik lahan untuk budidaya tanaman obat rimpang. (S) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan bantu untuk pengolahan lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai dengan SOP yang ditetapkan.(p) Mampu mempersiapkan peralatan dan bahan bantu untuk pengolahan lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Menjelaskan Mengunakan tujuan peralatan pengolahan pengolahan tanah lahan sesuai dan Mempersipakan dengan yang alat dan bahan tahapan proses operasioal pengolahan traktor. tanah Melakuakan tindakan pencegahan kecelakaan sesuai SOP. Tujuan pengolahan lahan. Penggemburan tanah. Peralatan bahan digunakan Tindakan pencegangan kecelakaan 2. Melakukan pengolahan lahan 1.3. Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyiapan lahan dilakukan sesuai dengan SOP yang ditetapkan Peralatan pelindung diri (APD) untuk pekerjaan pengolahan lahan dipakai sesuai dengan SOP. Dapat menjelaskan SOP tentang tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyiapan lahan. (P) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyiapan lahan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat menyebutkan APD dalam pekerjaan pengolahan lahan. (P) Dapat menjelaskan prosedur pemakaian APD dalam pekerjaan pengolahan lahan. (P) Harus mematuhi prosedur pemakaian APD dalam pekerjaan pengolahan lahan. (S) Mampu mempraktekkan pemakaian APD APD dalam pekerjaan pengolahan lahan. (K) Teknik penggunaan traktor Alat pelindung diri pengolahan tanah SOP Pengolahan tanah Teknik pemeriksaan Menggunakan traktor. Menggunakan alat pelindung diri dalam proses pengolahan tanah. Melaksanakan pengolahan tanah sesuai dengan SOP. Menerapkan SOP pengolahan tanag

20 2. 2. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan teknik dan prosedur yang ditetapkan dalam SOP. Dapat menjelaskan teknik dan prosedur pengolahan lahan sesuai SOP. (P) Harus menerapkan teknik dan prosedur pengolahan lahan sesuai SOP. (S) Mampu mempraktekkan teknik dan prosedur pengolahan lahan sesuai SOP. (K) pemeriksaan proses pengolahan tanah. 3. Melaporkan persiapan dan pelaksanaan pengolahan lahan Pemeriksaan hasil pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan Langkah-langkah pengolahan lahan dicatat dalam cek list sesuai daftar pada SOP. Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil pengolahan lahan. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil pengolahan lahan. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil pengolahan lahan dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah pengolahan lahan (P). Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah pengolahan lahan dalam check list sesuai SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah pengolahan lahan dalam check list sesuai SOP. (K) Proses proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan mencatat Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur Format cek list dilaporkan ke atasan langsung. Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

21 9.2.4 Unit Kompetensi : Melakukan Pemupukan Organik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Melakukan persiapan pemupukan pupuk organik Jenis dan spesifikasi pupuk organik pada lahan budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan untuk pemupukan organic 1.2. Peralatan dan bahan baku untuk pemupukan organik disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang berlaku 1.3. Pupuk organik disiapkan sesuai dengan kebutuhan Dapat menyebutkan jenis dan spesifikasi pupuk organik pada lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai dengan kebutuhan. (P) Dapat menjelaskan jenis dan spesifikasi pupuk organik pada lahan budidaya tanaman obat rimpang yang sesuai dengan kebutuhan. (P) Dapat mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan bahan baku untuk pemupukan organik. (P) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pemupukan organik. (P) Mampu memilih peralatan dan bahan baku untuk pemupukan organik sesuai kebutuhan. (K) Dapat menyebutkan jenis pupuk organik yang dibutuhkan. (P) Mampu mempersiapkan pupuk organik yang dibutuhkan. (K) Menjelasksn tujuan proses pemupukan pemupukan organic. sesuai dengan Menjelaskan tepat dosis, jenis dan waktu, jenis, dan, kebutuhan. Tujuan pemupukan organik pada budidaya tanaman obat rimpang Jenis dan pesifikasi pupuk organic Peralatan dan bahan yang digunakan. spesifikasi pupuk organic. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Menyiapkan pupuk organic sesuai dengan kebutuhan. Menetapkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemupukan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Dapat menyebutkan syarat pemupukan yang terkait dengan keselamatan kerja. (P) Dapat menjelaskan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemupukan. (P) Harus mematuhi syarat pemupukan yang terkait dengan keselamatan kerja. (S) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam 21

22 2. Mengaplikasikan pupuk organik Pemupukan lahan dilakukan dengan menggunakan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai dengan SOP Hasil kerja pemupukan organik di lahan diperiksa dengan menggunakan peralatan dan prosedur pemeriksaan sesuai dengan SOP yang ditetapkan Peralatan terpakai untuk pemupukan dibersihkan sesuai dengan manual atau SOP. pemupukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. (K) Dapat menjelaskan SOP pemupukan lahan. (P) Harus mengikuti SOP pemupukan lahan. (S) Mampu mengerjakan pemupukan lahan dengan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai SOP. (K) Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil pemupukan organik. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil pemupukan organik. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil pemupukan organik dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat menguraikan SOP atau manual pembersihan peralatan yang dipakai dalam pemupukan. (P) Harus mengikuti manual atau SOP dalam membersihkan peralatan yang dipakai dalam pemupukan. (S) Mampu membersihkan peralatan yang dipakai dalam pemupukan sesuai dengan manual atau SOP. (K) Kebutuhan pupuk organik Waktu, dosis dan cara pemupukan pada budidaya tanaman obat rimpang Teknik pemeriksaan hasil pemupukan SOP proses membersihkan alat proses pemupukan teknik membuat lubang pada budidaya tanaman obat rimpang Melaksanakan teknik memasukkan pupuk oganik pada lubang dengan dosis yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan. Melaksanakan pemupukan sesuaidengan dosis dan waktu. pemeriksakan hasil pemupukan organik. Menggunakan pupuk organisk sesuai dengan SOP Melaporkan persiapan pelaksanaan pemupukan organik dan 3.1. Langkah-langkah pemupukan organik dicatat dalam cek list sesuai daftar pada SOP Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah pemupukan organik (P). Mampu menunjukkan cara mencatat langkah-langkah pemupukan organik dalam check list sesuai SOP. (S) Harus mengerjakan pencatatan langkah- Proses mencatat proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur

23 3.2. Format cek list dilaporkan ke atasan langsung langkah pemupukan organik dalam check list sesuai SOP. (K) Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

24 9.2.5 Unit Kompetensi : Melakukan Pemupukan Anorganik pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Melakukan persiapan pemupukan pupuk anorganik Jenis dan spesifikasi pupuk anorganik untuk lahan budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan untuk pemupukan anorganik Peralatan dan bahan baku untuk pemupukan anorganik disiapkan sesuai kebutuhan dan SOP yang berlaku Pupuk anorganik disiapkan sesuai dengan kebutuhan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemupukan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Dapat menyebutkan jenis dan spesifikasi pupuk anorganik pada lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai dengan kebutuhan. (P) Mampu menjelaskan jenis dan spesifikasi pupuk anorganik pada lahan budidaya tanaman obat rimpang yang sesuai dengan kebutuhan. (P) Dapat mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan bahan baku untuk pemupukan anorganik. (P) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pemupukan anorganik. (P) Mampu memilih peralatan dan bahan baku untuk pemupukan organik sesuai kebutuhan. (K) Dapat menyebutkan jenis pupuk anorganik yang dibutuhkan. (P) Mampu mempersiapkan pupuk anorganik yang dibutuhkan. (K) Dapat menyebutkan syarat pemupukan yang terkait dengan keselamatan kerja. (P) Dapat menjelaskan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemupukan. (P) Harus mematuhi syarat pemupukan yang terkait dengan keselamatan kerja. (S) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam Tujuan pemupukan Menjelasksn anorganik pada tujuan proses budidaya tanaman pemupukan pemupukan obat rimpang. anorganic. sesuai dengan Kebutuhan pupuk Menjelaskan tepat dosis, anorganik pada jenis dan waktu, jenis, tanaman obat spesifikasi pupuk dan, kebutuhan. rimpang. anorganic. Waktu, dosis dan Mempersiapkan cara pemupukan alat dan bahan tanaman obat yang akan rimpang. digunakan Menyiapkan pupuk anorganic sesuai dengan kebutuhan. Menetapkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja. 24

25 2. Melaksanakan pemupukan anorganik 2.1. Penyiapan peralatan pemupukan anorganik dilakukan sesuai dengan manual dan SOP yang ditetapkan Pemupukan tanaman dilakukan dengan menggunakan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai dengan SOP Hasil kerja pemupukan anorganik di lahan diperiksa dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang ditetapkan. pemupukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. (K) Dapat mengidentifikasi peralatan pemupukan anorganik yang diperlukan sesuai manual atau SOP. (P) Mampu mempersiapkan peralatan pemupukan anorganik yang diperlukan sesuai manual atau SOP. (K) Dapat menjelaskan SOP pemupukan tanaman. (P) Harus mengikuti SOP pemupukan tanaman. (S) Mampu mengerjakan pemupukan tanaman dengan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai SOP. (K) Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil pemupukan anorganik. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil pemupukan anorganik. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil pemupukan anorganik dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Kebutuhan pupuk organik Waktu, dosis dan cara pemupukan pada budidaya tanaman obat rimpang Teknik pemeriksaan hasil pemupukan SOP proses membersihkan alat proses pemupukan teknik membuat lubang pada budidaya tanaman obat rimpang Melaksanakan teknik memasukan pupuk oganik pada lubang dengan dosis yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan. Melaksanakan pemupukan seusi dengsn dosis dan waktu. pemerksaan hasil pemupukan organik Melaporkan persiapan pelaksanaan pemupukan anorganik dan 3.1. Langkah-langkah pemupukan anorganik dicatat dalam cek list sesuai daftar pada SOP. Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah pemupukan anorganik dalam check list. (P). Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah pemupukan anorganik dalam check list sesuai SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah pemupukan anorganik dalam check list sesuai SOP. (K) Proses mencatat proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur

26 3.2. Format cek list dilaporkan ke atasan langsung. Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

27 9.2.6 Unit Kompetensi : Melakukan Pemulsaan pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Menyiapkan pemulsaan 1.1. Jenis dan spesifikasi mulsa pada lahan budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan untuk pemulsaan budidaya tanaman obat rimpang 1.2. Peralatan dan bahan baku untuk pemulsaan lahan budidaya tanaman obat rimpang disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang yang berlaku Mulsa disiapkan sesuai dengan kebutuhan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemulsaan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang yang berlaku Dapat menyebutkan jenis dan spesifikasi mulsa pada lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai dengan kebutuhan. (P) Dapat menjelaskan jenis dan spesifikasi mulsa pada lahan budidaya tanaman obat rimpang yang sesuai dengan kebutuhan. (P Dapat mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan bahan baku untuk pemulsaan lahan budidaya tanaman obat rimpang. (P) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk pemulsaan lahan budidaya tanaman obat rimpang. (P) Mampu memilih peralatan dan bahan baku untuk pemulsaan lahan budidaya tanaman obat rimpang sesuai kebutuhan. (K) Dapat menyebutkan jenis mulsa yang dibutuhkan. (P) Mampu mempersiapkan mulsa yang dibutuhkan. (K) Dapat menyebutkan syarat keselamatan kerja dalam pemulsaan. (P) Dapat menjelaskan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam pemulsaan. (P) Harus mematuhi syarat pemulsaan yang terkait dengan keselamatan kerja. (S) Mampu mempraktekkan tindakan Tujuan dan manfaat Menjelaskan pemulsaan. tujuan dan Kebutuhan mulsa yang digunakan. Perlatan dan bahan yang digunakan Tindakan pencegahan keselakaan kerja menfaat peulsaan Memperkiraan kebutuhan mulsa yang akan digunakan Mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan. Melaksanakan tindakan pencegana dan kecelakaan kerja. Ketelitian dalam memasang mulsa. Waktu dan cara pemasangan mulsa. 27

28 2. Melakukan pemulsaan Pemasangan mulsa dilakukan dengan menggunakan urutan kerja dan teknis pemulsaan sesuai dengan SOP Hasil kerja pemasangan mulsa di lahan diperiksa dengan menggunakan peralatan dan prosedur pemeriksaan sesuai dengan SOP yang ditetapkan Peralatan yang terpakai untuk pemasangan mulsa dibersihkan sesuai SOP yang berlaku. pencegahan kecelakaan kerja dalam pemulsaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. (K) Dapat menjelaskan SOP pemulsaan lahan. (P) Harus mengikuti SOP pemulsaan lahan. (S) Mampu mengerjakan pemulsaan lahan dengan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai SOP. (K) Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil pemulsaan lahan. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil pemulsaan lahan. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil pemulsaan lahan dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Mampu menguraikan SOP pembersihan peralatan yang dipakai dalam pemulsaan. (P) Harus mengikuti SOP dalam membersihkan peralatan yang dipakai dalam pemulsaan. (S) Mampu membersihkan peralatan yang dipakai dalam pemulsaan sesuai dengan SOP. (K) Waktu dan cara aplikasi mulsa. Jenis dan macam mulsa yang digunakan. Ketebalan pemberian mulsa. Teknik pemeriksaan pemulsaan Teknik pembersihan alat yang digunakan Melaksanakan teknik aplikasi mulsa pada tanaman obat rimpang. Menentukan jenis mulsa untuk tanaman obat rimpang. Menentukan ketebalan mulsa. pemeriksaan hasil pemulsaan. Melaksanakan teknik pembersihan alat yang digunakan Melaporkan hasil persiapan dan pelaksanaan pemulsaan 3.1. Langkah-langkah pemulsaan dicatat dalam cek list sesuai daftar pada SOP. Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah pemulsaan dalam check list. (P). Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah pemulsaan dalam check list sesuai SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkahlangkah pemulsaan dalam check list Proses proses Sistematika penyusunan data Format pelaporan mencatat Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan Menyampaikan laporan Membuat laporan sesuai format dan prosedur

29 sesuai SOP. (K) 3.2. Format cek list dilaporkan ke atasan langsung. harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S) Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

30 9.2.7 Unit Kompetensi : Melakukan Penanaman Tanaman Obat Rimpang sesuai Teknologi yang Berlaku Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 5,14 45 menit ELEMEN KOMPETENSI 1. Melakukan persiapan penanaman. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Jenis dan galur benih/bibit rimpang yang akan ditanam dijelaskan sesuai dengan kebutuhan untuk penanaman 1.2. Peralatan dan bahan baku untuk penanaman rimpang disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang ditetapkan. INDIKATOR UNJUK KERJA Dapat menyebutkan jenis dan galur benih rimpang yang dibutuhkan. (P) Dapat menjelaskan jenis dan galur benih rimpang yang akan ditanam sesuai dengan kebutuhan. (P) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk penanaman rimpang. (P) Mampu mempersiapkan peralatan dan bahan baku untuk penanaman rimpang sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang ditetapkan. (K) Jenis dan galur Peralatan yang digunakan Jenis Bibit verdasarkan varietas Tindakan pencegahan kecelakaan kerja Mempersiapkan jenis dan galur benih/bibit rimpang. Menyiapkan peralatan dengan SOP Menyiapkan benih/bibit. tindakan pencegangan kecelakaan kerja. sesuai persiapan proses penanaman sesuai SOP. dengan Benih/bibit disiapkan sesuai dengan kebutuhan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penanaman dilakukan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Dapat mengidentifikasi kebutuhan benih/bibit rimpang. (P) Mampu mempersiapkan benih/bibit yang dibutuhkan. (K) Mampu menyebutkan syarat keselamatan kerja dalam penanaman rimpang. (P) Dapat menjelaskan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penanaman rimpang. (P) Harus mematuhi syarat penanaman rimpang yang terkait dengan keselamatan kerja. (S) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penanaman rimpang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. (K) 2. Melakukan Peralatan penanaman disiapkan Dapat mengidentifikasi peralatan Jarak tanam. Menyiapkan meletakkan

31 ELEMEN KOMPETENSI penanaman KRITERIA UNJUK KERJA sesuai dengan kebutuhan dan SOP yang berlaku Penamaman benih rimpang dilakukan dengan menggunakan urutan kerja dan teknis penanaman serta jarak tanam sesuai dengan SOP Hasil kerja penanaman benih rimpang di lahan diperiksa dengan menggunakan prosedur pemeriksaan sesuai dengan SOP yang berlaku INDIKATOR UNJUK KERJA penanaman rimpang yang diperlukan sesuai kebutuhan dan SOP. (P) Mampu mempersiapkan peralatan penanaman rimpang yang diperlukan sesuai kebutuhan dan SOP. (K) Mampu menjelaskan SOP penanaman rimpang. (P) Harus mengikuti SOP penanaman rimpang. (S) Mampu mengerjakan penanaman rimpang dengan urutan kerja dan teknis pemupukan sesuai SOP. (K) Dapat menguraikan prosedur pemeriksaan hasil penanaman rimpang. (P) Dapat menyebutkan peralatan yang diperlukan dalam pemeriksaan hasil penanaman rimpang. (P) Mampu mengerjakan pemeriksaan hasil penanaman rimpang dengan menggunakan peralatan dan prosedur sesuai dengan SOP yang ditetapkan. (K) Varietas tanaman. Masa dormansi / masa istirahat. Teknik penanaman sesuai rekomendasi. Teknisk pemerisaan hasil kerja Teknik pembersihan alat peralatan sesuai dengan kebutuhan teknik sortasi benih sebelum ditanam. Melaksanakan teknik penanaman benih rimpang. berdasarkan urutan kerja. Meletakkan benih rimpang pada lubang tanam. teknik pemeriksaan hasil kerja sesuai prosedur. teknik pembersihan alat yang telah digunakan. dan kedalaman penanaman benih rimpang pada posisi mata tunas menghadap ke atas. menerapkan jarak tanam dan menentukan waktu tanam Peralatan yang terpakai untuk penanaman benih rimpang dibersihkan sesuai dengan prosedur atau SOP. Dapat menguraikan SOP pembersihan peralatan yang dipakai dalam penanaman rimpang. (P) Harus mengikuti SOP dalam membersihkan peralatan yang dipakai dalam penanaman rimpang. (S) Mampu membersihkan peralatan yang dipakai dalam penanaman rimpang sesuai dengan SOP. (K) 3. Melaporkan pelaksanaan penanaman 3.1. Langkah-langkah penanaman dicatat dalam cek list sesuai daftar pada SOP Dapat menyebutkan prosedur pencatatan langkah-langkah penanaman rimpang dalam check list. (P). Proses mencatat proses Sistematika Mancatat proses penyusunan data Membuat laporan sesuai format dan

32 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA Harus menunjukkan cara mencatat langkah-langkah penanaman rimpang dalam check list sesuai SOP. (S) Mampu mengerjakan pencatatan langkah-langkah penanaman rimpang dalam check list sesuai SOP. (K) penyusunan data Format pelaporan Membuat laporan Menyampaikan laporan prosedur 3.2. Format cek list dilaporkan ke atasan langsung Harus menunjukkan kesadaran untuk melaporkan format check list kepada atasan langsung. (S) Mampu memperlihatkan format check list kepada atasan langsung. (K) 3.3. Laporan hasil disimpan. Harus mengakui pentingnya menyimpan laporan hasil. (S Mampu melakukan penyimpanan laporan hasil. (K) Asesmen Asesmen Asesmen

33 9.2.8 Unit Kompetensi : Melakukan Penyulaman pada Budidaya Tanaman Obat Rimpang Kode Unit : TAN.TR Perkiraan Waktu Pelatihan : 4,5 45 menit 1. Menyiapkan kebutuhan penyulaman 1.1. Tujuan dan teknik penyulaman pada budidaya tanaman obat rimpang dijelaskan sesuai dengan kebutuhan 1.2. Peralatan dan bahan bantu untuk penyulaman disiapkan sesuai dengan manual dan SOP yang berlaku Benih untuk penyulaman disiapkan sesuai dengan kebutuhan Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyulaman dilakukan sesuai dengan persyaratan yang berlaku Dapat mengidentifikasi kebutuhan penyulaman pada budidaya tanaman obat rimpang. (P) Dapat menyebutkan tujuan penyulaman pada budidaya tanaman obat rimpang. (P) Dapat menjelaskan teknik penyulaman pada budidaya tanaman obat rimpang. (P) Dapat menyebutkan peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk penyulaman. (P) Mampu mempersiapkan peralatan dan bahan bantu untuk penyulaman sesuai dengan manual dan SOP yang ditetapkan. (K) Dapat mengidentifikasi kebutuhan benih untuk penyulaman. (P) Mampu mempersiapkan benih yang dibutuhkan untuk penyulaman. (K) Dapat menyebutkan syarat keselamatan kerja dalam penyulaman. (P) Dapat menjelaskan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyulaman. (P) Harus mematuhi syarat penyulaman yang terkait dengan keselamatan kerja. (S) Mampu mempraktekkan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dalam penyulaman sesuai dengan persyaratan Tujuan teknik penyulaman proses Perlatan yang penyiapan digunakan penyulaman SOP Penyulaman sesuai dengan Perlakuan prosedur. benih/seed treatment. Pencegahan kecelakaan kerja Menjelaskan tujuan teknik penyulaman Menyipan peralatan yang digunakan untuk penyulaman Mempelajari SOP Penyulaman Menetapkan perlakukan terhadap benih. pencegahan kecelakaan kerja 33

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER PELATIHAN BERBASIS KORESPONDENSI (CORRESPONDENCE) KLASTER KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.32.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI METODOLOGI PELATIHAN INSTRUKTUR TERAMPIL PENYELIA

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI METODOLOGI PELATIHAN INSTRUKTUR TERAMPIL PENYELIA PELATIHAN BERBASIS METODOLOGI PELATIHAN INSTRUKTUR TERAMPIL PENYELIA KODE PROGRAM PELATIHAN : O.93.09.5.1.0.3.V.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENYELIA PROSES PEMBUATAN PAKAIAN

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENYELIA PROSES PEMBUATAN PAKAIAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENYELIA PROSES PEMBUATAN PAKAIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : O 9 3 0 9 1 1 3 III 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENGELOLA USAHA PAKAIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : O 93 09114 IV 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENANGANAN SURAT/DOKUMEN KLASTER (MAIL HANDLING) KODE PROGRAM PELATIHAN : K II.01

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENANGANAN SURAT/DOKUMEN KLASTER (MAIL HANDLING) KODE PROGRAM PELATIHAN : K II.01 PELATIHAN BERBASIS PENANGANAN SURAT/DOKUMEN KLASTER (MAIL HANDLING) KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.35.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

TENAGA KER.ffiNEf**.*"*o* REPI]BLIK II\DOI\ESIA

TENAGA KER.ffiNEf**.**o* REPI]BLIK II\DOI\ESIA TENAGA KER.ffiNEf**.*"*o* REPI]BLIK II\DOI\ESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 28' / MEN/ TIT /2010 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.I.01

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.I.01 PELATIHAN BERBASIS JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.I.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU KETIK LEVEL I (TYPIST) KODE PROGRAM PELATIHAN : K I.01

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU KETIK LEVEL I (TYPIST) KODE PROGRAM PELATIHAN : K I.01 PELATIHAN BERBASIS JURU KETIK LEVEL I (TYPIST) KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.I.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend.

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PELAYANAN PELANGGAN KLASTER (SERVICE EXCELLENCE) KODE PROGRAM PELATIHAN : K II.01

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PELAYANAN PELANGGAN KLASTER (SERVICE EXCELLENCE) KODE PROGRAM PELATIHAN : K II.01 PELATIHAN BERBASIS PELAYANAN PELANGGAN KLASTER (SERVICE EXCELLENCE) KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.38.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL)

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.4.1.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

Lebih terperinci

KISI-KISI DAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHU 2012

KISI-KISI DAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHU 2012 KISI-KISI DAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHU 2012 Mata Pelajaran Jenjang : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN : SMK/MAK A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PEMANDU WISATA PANJAT TEBING UTAMA

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PEMANDU WISATA PANJAT TEBING UTAMA BERBASIS PEMANDU WISATA PANJAT TEBING UTAMA KODE PROGRAM : P.93.223.0.0.1.1.VI.01 KEMENTERIAN TENAGA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 32 / MEN / III / 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 32 / MEN / III / 2010 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 32 / MEN / III / 2010 TENTANG PENETAPAN SKKNI SEKTOR PERTANIAN,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : 10.11.3688 S1TI2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha: Berkebun Organik Kultur hidup sehat saat

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MEMPROSES BUKU BESAR M

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MEMPROSES BUKU BESAR M MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MEMPROSES BUKU BESAR KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT STANDARDISASI

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II.

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II. PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.3.1.II.01 GAMBAR DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI CNC WIRE CUT PROGRAMMER

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI CNC WIRE CUT PROGRAMMER PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI CNC WIRE CUT PROGRAMMER KODE PROGRAM PELATIHAN :... DEPARTEMEN TENAGA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jln. Jenderal Gatot Subroto

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BEKERJA PADA KETINGGIAN

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BEKERJA PADA KETINGGIAN : Senggono PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN (K3) BE PADA KETINGGIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : KEMENTERIAN TENAGA DAN TRANSMIGRASI SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K I.01

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K I.01 PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K I.01 PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU CATAT LEVEL I KODE PROGRAM PELATIHAN : K.74.9.0.1.2.3.I.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :..

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :.. PELATIHAN BERBASIS Manajemen Operasional Kerja Industri Kecil Menengah (IKM) KODE PROGRAM PELATIHAN :.. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MANAGER BUDIDAYA AGLAONEMA LEVEL VI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MANAGER BUDIDAYA AGLAONEMA LEVEL VI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MANAGER BUDIDAYA AGLAONEMA LEVEL VI KODE PROGRAM PELATIHAN : A.01.12.4.34.1.5.VI.08 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN Oleh: Oktafianti Kumara Sari A34303035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07 BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN MOBIL s.d 25 Ton

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN MOBIL s.d 25 Ton PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN MOBIL s.d 25 Ton KODE PROGRAM PELATIHAN C.11. 20. 0 3.1.1. II. 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI

PT MUTUAGUNG LESTARI Bagian 1. Informasi Umum Nama : Nama Kebun : Jenis Tanaman : Alamat : Kota : Propinsi : Kode Pos : Negara : Tanggal : Telepon : Fax : Email : Ruang lingkup tanaman yang akan disertifikasi Jumlah petani

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA NABATI TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) VARIETAS PERANCIS SECARA ORGANIK TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN

UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN Kompetensi Keahlian: Kompetensi Pedagogik Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Agribisnis Tanaman Perkebunan Agribisnis Pembibitan

Lebih terperinci

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

Apa itu PERTANIAN ORGANIK? Apa itu PERTANIAN ORGANIK? Menurut sistem standarisasi Indonesia, SNI 01 6792 2002, definisi dari pertanian organik adalah suatu sistem manajemen produksi yang holistik yang meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN ---~ 1. Persiapan lahan Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kacang hijau ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi, jerami dapat dipakai sebagai mulsa Mulsa berguna untuk menjaga

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK KODE PROGRAM PELATIHAN C 11 20 0 1 1 1 II 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (553)

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (553) AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA (553) Inti Pedagogik I. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual guru Guru a. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! Persemaian padi sangat penting sekali sebelum kita melakukan penanaman. Untuk memperoleh hasil yang baik pertama tama kita menentukan jenis varietas Padi

Lebih terperinci

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM AGRONOMI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS. Prasyarat : Program Studi : Pendidikan Teknik Agroindustri : Susilawati EW, Ibnu Umar, dan Imas Aisyah Kode Dosen :

PETUNJUK TEKNIS. Prasyarat : Program Studi : Pendidikan Teknik Agroindustri : Susilawati EW, Ibnu Umar, dan Imas Aisyah Kode Dosen : PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Pengantar Budidaya Tanaman Bobot SKS : 2 (1-1) Nomor Mata Kuliah : TG202 Semester : I (satu) Prasyarat : Program Studi : Pendidikan Teknik Agroindustri

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Good Agricultural Practices (GAP) GAP menjamin keamanan dan kualitas pangan viabilitas

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat dihindari dengan melakukan rotasi tanaman. Rotasi tanaman adalah praktek budidaya berbagai jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. Irawan D Soedradjat. Bandung Consulting Group ( BCG)

PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. Irawan D Soedradjat. Bandung Consulting Group ( BCG) PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Irawan D Soedradjat Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasionan Indonesia Pemenakertrans No. 5 Tahun 2012 tentang SKKNI

Lebih terperinci

1.1 Bidang Pekerjaan : Pertanian Organik Tanaman (Fasilitator Tanaman)

1.1 Bidang Pekerjaan : Pertanian Organik Tanaman (Fasilitator Tanaman) 1. Sektor Pertanian 1.1 Bidang Pekerjaan : Pertanian Organik Tanaman (Fasilitator Tanaman) P 95 2 5 2 4 2 III 01 1. TAN.OT01.001.01 Mengorganisasikan Pekerjaan 2. TAN.OT01.002.01 Melakukan Komunikasi Efektif

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 t No.1108, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Standar Balai Latihan Kerja. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR BALAI LATIHAN KERJA DENGAN

Lebih terperinci

DIKLAT KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI PROFESI ASISTEN KEBUN DAN ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT

DIKLAT KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI PROFESI ASISTEN KEBUN DAN ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT PANDUAN KEGIATAN DIKLAT KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI PROFESI ASISTEN KEBUN DAN ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR (SURVEYOR) KODE PROGRAM PELATIHAN : M.7110000.01.14

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR (SURVEYOR) KODE PROGRAM PELATIHAN : M.7110000.01.14 PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR (SURVEYOR) KODE PROGRAM PELATIHAN : M.7110000.01.14 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Pelatihan Kerja. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009 PEDOMAN BUDIDAYA BUAH DAN SAYUR YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FRUIT AND VEGETABLES) A. Latar

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMUDI KELUARGA (FAMILY DRIVER)

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMUDI KELUARGA (FAMILY DRIVER) PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMUDI KELUARGA (FAMILY DRIVER) KODE PROGRAM PELATIHAN : H.49.4.2.5.0.001.14 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2017 KEMEN-ESDM. Standardisasi Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era pasar global, perdagangan komoditas pertanian, khususnya komoditas yang berhubungan langsung dengan kesehatan manusia, seperti komoditas biofarmaka akan menghadapi

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009 PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009 Tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur Yang Baik (Good Agriculture Practices For Fruit and Vegetables) Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/Permentan/OT.140/9/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/Permentan/OT.140/9/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/Permentan/OT.140/9/2014 TENTANG KUALIFIKASI KEAHLIAN DAN KEMAMPUAN TERTENTU SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG HORTIKULTURA DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, kedua desa tersebut merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM MRP.MS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MODIFIKASI RIAS PENGANTIN MUSLIM MENGHITUNG SECARA SEDERHANA BIAYA MRP MUSLIM BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Tukang Plester (Plasterer) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.60 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN No. 011, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENINGKATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting sebagai penghasil gula di Indonesia. Pada umumnya tanaman ini dibudidayakan secara

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG TAMAN PADA BANGUNAN GEDUNG KODE PROGRAM PELATIHAN: F.454052101108

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TUKANG TAMAN PADA BANGUNAN GEDUNG KODE PROGRAM PELATIHAN: F.454052101108 PROGRAM PELATIHAN BERBASIS TUKANG TAMAN PADA BANGUNAN GEDUNG KODE PROGRAM PELATIHAN: F.454052101108 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2013 (Penanggung jawab: Ir. Dian Histifarina, MSi)

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2013 (Penanggung jawab: Ir. Dian Histifarina, MSi) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2013 (Penanggung jawab: Ir. Dian Histifarina, MSi) Hasil penggkajian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Inovasi teknologi

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

Dokumen Isian Instrumen Akreditasi Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 1 Lt. 6A Kemenaker Telp. 0190, ; sek

Dokumen Isian Instrumen Akreditasi Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 1 Lt. 6A Kemenaker Telp. 0190,  ; sek Lembaga Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 1 Lt. 6A Kemenaker Telp. 0190, email ; sekretariat@akreditasi.or.id Website : www.akreditasi.or.id Jakarta Selatan 1 Dokumen Isian

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan 12 METODE PERCOBAAN Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan petani di Dusun Jepang, Krawangsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi berada pada ketinggian 90 m di

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

TOGA (Tanaman Obat Keluarga) DI PEKARANGAN

TOGA (Tanaman Obat Keluarga) DI PEKARANGAN TOGA (Tanaman Obat Keluarga) DI PEKARANGAN Oleh : Ir. Titiek Widyastuti, M.S. Dosen Fakultas Pertanian UMY Disampaikan dalam acara Pengabdian Masyarakat Prodi Agroteknologi UMY BERSINERGI MEMBANGUN KEMITRAAN

Lebih terperinci