BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan dan disajikan tentang RSUP Fatmawati Jakarta secara singkat, keterbatasan penelitian, hasil pengumpulan data, hasil analisa data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 RSUP Fatmawati Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta merupakan Badan Layanan Umum (BLU) berfungsi sebagai Pusat Rujukan bagi Wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Rumah sakit Fatmawati memiliki ruang rawat inap, salah satu ruang rawat inap yang ada adalah CEU (Cardiology Emergency Unit) dimana dipakai khusus untuk pasien yang menderita penyakit jantung, Pencatatan rekam medik untuk pasien yang dirawat di CEU disimpan di ruang rekam medis pusat bersama dengan status pasien dari berbagai ruang rawat. Dalam pengambilan data di RSUP Fatmawati peneliti menemui sedikit kendala terutama dengan kelengkapan data pasien yang tertulis di status pasien. Kendalanya berupa belum adanya data komputerisasi tentang data rekam medis pasien jantung koroner. Hal ini mengakibatkan peneliti harus menyeleksi semua status pasien jantung koroner dan memeriksa kelengkapan datanya karena subjek yang diteliti adalah pasien jantung koroner yang masuk rumah sakit karena serangan. Hal ini tentunya akan menghambat dari efisien waktu dan tenaga.

2 Keterbatasan Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang keakuratannya diragukan karena cara/ metode, alat, dan waktu pengukurannya tidak dikendalikan terlebih dahulu. Contoh: bila tekanan darah diukur dengan alat yang tidak tepat (manset tensi meter terlalu besar/ kecil) atau alatnya tidak sama antar pasien, maka hasilnya akan berbeda. Waktu pemeriksaan kadar CK dan CK-MB juga sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan, dimana kadar CK dan CK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah serangan infark miocard, mencapai puncaknya dalam jam dan kembali normal dalam 3-4 hari (LeFever Kee, 1997). Pada penelitian ini tidak diketahui pada jam ke berapa setelah serangan kadar CK dan CKMB diperiksakan, sehingga data yang diperoleh sangat bervariasi. Penggunaan data sekunder dan keharusan penggunaan data kontinu pada penelitian ini juga menyebabkan beberapa variabel faktor risiko penyakit jantung koroner tidak dapat diteliti, yaitu: faktor stres, diet/ pola makan, obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan olah raga, dan faktor keturunan. Hal ini akan mempengaruhi derajat/ kekuatan hubungan antara variabel indikator faktor risiko dengan indikator penyakit jantung koroner. Faktor risiko tersebut tidak dapat diteliti karena belum adanya data hasil pemeriksaan spesifik terhadap indikator untuk variabel terkait. 4.3 Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan buku register CEU (Cardiology Emergency Unit) RSUP Fatmawati Jakarta diperoleh jumlah populasi pasien yang menderita penyakit jantung sejak Januari sampai dengan Juni 2007 adalah sebesar 412 pasien. Dari hasil perhitungan ukuran besar

3 61 sampel dengan menggunakan rumus n = 2 Nσ 2 ( N 1) D + σ, dimana 2 B D = dengan nilai 4 2 N=412, nilai ragam maksimum yang diambil dari 10 data sampel diperoleh σ CK= , dan nilai D = 25, maka didapatkan jumlah sampel sebesar 76 pasien. Dan sesuai kriteria sampel yang ditetapkan maka sampel yang diambil adalah pasien yang menderita penyakit jantung koroner (PJK) Gambaran karakteristik pasien PJK Grafik 4.1 menunjukkan bahwa pasien laki-laki yang mengalami PJK adalah sebanyak 56 orang (74%), sedangkan pasien perempuan sebanyak 20 orang (26%). Hal ini berarti bahwa sebagian besar pasien yang mengalami PJK adalah laki-laki. Proporsi Jenis Kelamin Perempuan 26% Laki-laki 74% Grafik 4.1 Proporsi Jenis Kelamin Pasien PJK

4 Gambaran indikator faktor risiko Gambaran indikator faktor risiko penyakit jantung yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, tergambar pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Variabel Indikator Faktor Risiko No Variabel faktor Nilai Min - Mean Median SD risiko Normal Maks 1 Sistolik < Diastolik < Kolesterol total < LDL < HDL > Trigliseridaa < Umur GDS < Gula darah puasa < Gula darah 2 jam PP < Grafik 4.2 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah sistolik normal adalah sebanyak 37 orang (49%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah sistolik di atas normal adalah sebesar 39 orang (51%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi sistolik lebih banyak.

5 63 Proporsi TD Sistolik Hipertensi Sistolik 51% normal 49% Grafik 4.2 Proporsi TD Sistolik Pasien PJK Grafik 4.3 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki tekanan darah diastolik normal adalah sebanyak 50 orang (66%), sedangkan pasien yang memiliki tekanan darah diastolik di atas normal adalah sebesar 26 orang (34%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hipertensi diastolik lebih sedikit. Proporsi TD Diastolik Hipertensi Diastolik 34% normal 66% Grafik 4.3 Proporsi TD Diastolik Pasien PJK

6 64 Grafik 4.4 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar kolesterol total normal adalah sebanyak 47 orang (62%), sedangkan pasien yang memiliki kadar kolesterol total di atas normal adalah sebesar 29 orang (38%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mengalami hiperkolesterol lebih sedikit. Proporsi Kadar Kolesterol Total Hiperkolesterol 38% normal 62% Grafik 4.4 Proporsi Kadar Kolesterol Total Pasien PJK Grafik 4.5 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar LDL normal adalah sebanyak 45 orang (59%), sedangkan pasien yang memiliki kadar LDL di atas normal adalah sebesar 31 orang (41%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar LDL di atas normal lebih sedikit.

7 65 Proporsi Kadar LDL di atas normal 41% normal 59% Grafik 4.5 Proporsi Kadar LDL Pasien PJK Grafik 4.6 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar HDL normal adalah sebanyak 38 orang (50%), sama banyaknya dengan pasien yang memiliki kadar HDL di atas normal (50%). Proporsi Kadar HDL di bawah normal 50% normal 50% Grafik 4.6 Proporsi Kadar HDL Pasien PJK Grafik 4.7 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun adalah sebanyak 19 orankg (73%), sedangkan pasien yang

8 66 memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur < 50 tahun di atas normal adalah sebesar 7 orang (27%). Hal ini berarti bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur < 50 tahun lebih sedikit, sama halnya dengan pasien yang memiliki kadar trigliserida di atas normal pada pasien PJK umur > 50 tahun. Grafik 4.8 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun adalah sebanyak 40 orang (80%), sedangkan pasien yang memiliki kadar trigliserida normal pada pasien PJK umur > 50 tahun di atas normal adalah sebesar 10 orang (20%) Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun di atas normal 27% normal 73% Grafik 4.7 Proporsi Kadar Trigliserida Pada Pasien PJK Umur < 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007

9 67 Proporsi Kadar Trigliserid pada Pasien PJK > 50 Tahun tidak normal 20% normal 80% Grafik 4.8 Proporsi Kadar Trigliserida pada Pasien PJK Umur > 50 Tahun di R. Rawat Inap CEU RSUPF Jan-Juni 2007 Grafik 4.9 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah sewaktu di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah sewaktu di atas normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu Di atas normal 21% Normal 79% Grafik 4.9 Proporsi Kadar Gula Darah Sewaktu Pasien PJK

10 68 Grafik 4.10 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah puasa normal adalah sebanyak 53 orang (70%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah puasa di atas normal adalah sebesar 23 orang (30%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah puasa di atas normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Gula Darah Puasa di atas normal 30% normal 70% Grafik 4.10 Proporsi Kadar Gula Darah Puasa Pasien PJK Grafik 4.11 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial normal adalah sebanyak 60 orang (79%), sedangkan pasien yang memiliki kadar gula darah post prandial di atas normal adalah sebesar 16 orang (21%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar gula darah post prandial di atas normal lebih sedikit.

11 69 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Di atas normal 21% normal 79% Grafik 4.11 Proporsi Kadar Gula Darah Post Prandial Pasien PJK Gambaran indikator penyakit jantung koroner Gambaran indikator penyakit jantung koroner yang dialami oleh pasien rawat inap CEU RSUP Fatmawati Jakarta sejak Januari sampai dengan Juni 2007, disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Karakteristik Indikator Penyakit Jantung Koroner (PJK) No Variabel indikator Nilai Min - Mean Median SD PJK Normal Maks 1 CK CK-MB Frekwensi nadi CTR < BUN Kreatinin Grafik 4.12 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK normal adalah sebanyak 7 orang (9%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK tidak normal adalah

12 sebesar 69 orang (91%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK tidak normal lebih banyak. 70 Proporsi Kadar CK Normal 9% Tidak Normal 91% Grafik 4.12 Proporsi Kadar CK Pasien PJK Grafik 4.13 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar CK-MB normal adalah sebanyak 42 orang (55%), sedangkan pasien yang memiliki kadar CK-MB tidak normal adalah sebesar 34 orang (45%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar CK-MB tidak normal lebih sedikit.

13 71 Proporsi Kadar CK-MB Tidak Normal 45% Normal 55% Grafik 4.13 Proporsi Kadar CK-MB Pasien PJK Grafik 4.14 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki frekwensi nadi normal adalah sebanyak 55 orang (73%), sedangkan pasien yang memiliki frekwensi nadi di atas normal adalah sebesar 14 orang (18%), dan pasien yang memiliki frekwensi nadi di bawah normal adalah sebesar 7 orang (9%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai frekwensi nadi tidak normal lebih sedikit. Proporsi Frekwensi Nadi Di Bawah Normal 9% Di Atas Normal 18% Normal 73% Grafik 4.14 Proporsi Frekwensi Nadi Pasien PJK

14 72 Grafik 4.15 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki CTR normal adalah sebanyak 14 orang (18%), sedangkan pasien yang memiliki CTR tidak normal adalah sebesar 62 orang (82%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai CTR tidak normal lebih banyak. Proporsi CTR Normal 18% Tidak Normal 82% Grafik 4.15 Proporsi CTR Pasien PJK Grafik 4.16 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kadar BUN normal adalah sebanyak 13 orang (17%), sedangkan pasien yang memiliki kadar BUN tidak normal adalah sebesar 63 orang (83%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai kadar BUN tidak normal lebih banyak.

15 73 Proporsi Kadar BUN Normal 17% Tidak Normal 83% Grafik 4.16 Proporsi Kadar BUN Pasien PJK Grafik 4.17 menunjukkan bahwa pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum normal adalah sebanyak 40 orang (53%), sedangkan pasien yang memiliki Kadar Kreatinin Serum tidak normal adalah sebesar 36 orang (47%). Hal ini berarti bahwa pasien yang mempunyai Kadar Kreatinin Serum tidak normal lebih sedikit. Proporsi Kadar Kreatinin Serum Tidak Normal 47% Normal 53% Grafik 4.17 Proporsi Kadar Kreatinin Serum Pasien PJK

16 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Berdasarkan diagram analisis data pada bab 3, setelah mengetahui karakteristik dan gambaran umum indikator faktor risiko dan indikator penyakit jantung koroner pasien PJK di RSUP Fatmawati Januari sampai dengan Juni 2007 melalui analisis deskriptif, maka dilakukan analisis lanjutan sebagai berikut Analisis korelasi Untuk mengetahui derajat hubungan pada setiap variabel indikator faktor risiko dan variabel indikator penyakit jantung digunakan korelasi Pearson. Secara relatif, makin besar koefisien korelasi, makin tinggi pula derajat hubungan antara kedua variabel. Sebaliknya, secara relatif makin kecil koefisien korelasi, makin rendah pula derajat hubungan antara kedua variabel. Tabel 4.3 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig Umur GDS GDP GDPP Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig Umur GDS GDP GDPP Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik mempunyai hubungan saling ketergantungan yang paling kuat di antara

17 75 hubungan variabel-variabel yang lain, dengan nilai derajat hubungan sebesar Hubungan ini menunjukkan semakin besar tekanan darah sistolik semakin tinggi pula tekanan darah diastoliknya, begitu juga sebaliknya. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara umur dan kadar GDPP dengan nilai derajat hubungan sebesar 0.000, dimana artinya tidak ada keterkaitan di antara dua variabel tersebut. Tabel 4.4 Korelasi antar Indikator Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 CK CKMB Nadi CTR BUN Kreat CK CKMB Nadi CTR BUN Kreat Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara kadar CK dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungan sebesar Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara frekwensi nadi dan kadar CK-MB dengan nilai derajat hubungans sebesar

18 76 Tabel 4.5 Korelasi antara Indikator Faktor Risiko dengan Indikator Penyakit Jantung Koroner pada Pasien PJK di RSUPF Jan-Juni 2007 CK CKMB Nadi CTR BUN Kreatinin Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trig Umur GDS GDP GDPP Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada indikator faktor risiko yang berkorelasi cukup kuat dengan indikator penyakit jantung koroner Analisis regresi linear multivariate Dari hasil perhitungan menggunakan rumus analisis regresi multivariate, didapatkan persamaan regresi linear multivariate bentuknya sebagai berikut: CK = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP CKMB = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP

19 77 Nadi = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP CTR = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP BUN = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP Kreatinin = Sistolik Diastolik Kolesterol LDL HDL Trigliserida Umur GDS Puasa PP Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Wilks, dimana dari hasil perhitungan didapatkan nilai lamda Wilks sebesar 0, Selanjutnya nilai lamda Wilks dibandingkan dengan tabel distribusi U. Dari tabel distribusi U dengan alpha sebesar 0.05, jumlah variabel tak bebas (p) = 6, derajat bebas regresi total (V h ) = = 11, derajat bebas galat (V e ) = =65 ~ 60, maka nilai dari tabel distribusi U, U ,11,60, adalah oleh karena nilai lamda Wilks sebesar 0, lebih kecil daripada nilai 0.05 U 6,11,60 =0.249, maka keputusannya adalah tolak H0 pada taraf nyata 0.05,

20 yang berarti B 0; terdapat hubungan linear di antara variabel-variabel bebas (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, nilai kolesterol total, nilai HDL, nilai LDL, nilai trigleserida, nilai gula darah sewaktu, nilai gula darah puasa, dan nilai gula darah dua jam setelah puasa/ post prandial) dengan variabel respons (CK, CKMB, denyut nadi, CTR, BUN, kreatinin) sebagaimana dispesifikasikan dalam model regresi multivariate di atas Analisis regresi baku Dari hasil perhitungan didapatkan enam persamaan regresi baku sebagai berikut. CK = sistolik Diastolik K.Tot LDL HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP (4.1) CKMB = sistolik Diastolik K.Tot LDL (4.2) HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP Nadi = sistolik Diastolik K.Tot LDL - (4.3) HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP

21 79 CTR = sistolik Diastolik K.Tot LDL - (4.4) HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP BUN = sistolik Diastolik K.Tot LDL - (4.5) HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP Kreatinin = sistolik Diastolik K.Tot LDL - (4.6) HDL Trigliserida Umur GDS GDP GDPP Dari persamaan (4.1) tampak bahwa terdapat dua variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CK karena memiliki besaran koefisien regresi baku yang relatif besar yaitu variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CK sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik kira-kira dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CK. Dari persamaan (4.2) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CKMB adalah variabel Diastolik dan variabel Sistolik. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons CKMB sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dua kali pengaruh sistolik dalam mempengaruhi kadar CKMB. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons FrekwensiNadi adalah variabel Trigliserid dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.3). Variabel

22 80 Trigliserid berpengaruh positif terhadap respons FrekwensiNadi sedangkan variabel HDL berpengaruh negatif. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh trigliserida dalam mempengaruhi frekwensi nadi. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons CTR adalah variabel KolesterolTotal dan variabel HDL, dapat dilihat pada persamaan (4.4). Variabel KolesterolTotal dan variabel Sistolik berpengaruh negatif terhadap respons CTR. Pengaruh HDL kira-kira satu setengah kali pengaruh kolesterol total dalam mempengaruhi hasil rasio toraks CTR. Dari persamaan (4.5) variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons BUN adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal. variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons BUN sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total hampir sama dalam mempengaruhi kadar BUN. Variabel yang relatif penting dalam mempengaruhi respons Kreatinin adalah variabel Diastolik dan variabel KolesterolTotal, dapat dilihat pada persamaan (4.6). Variabel Diastolik berpengaruh positif terhadap respons Kreatinin sedangkan variabel Sistolik berpengaruh negatif. Pengaruh diastolik dan kolesterol total sama dalam mempengaruhi kadar kreatinin Analisis regresi linear ganda Dari hasil analisis dengan menggunakan regresi linear multivariate didapatkan bahwa keputusannya adalah tolak H0. Oleh karena itu dilakukan analisis berikutnya, yaitu dengan menggunakan regresi linear ganda, dengan tujuan mengetahui regresi mana

23 81 yang bisa digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang sedang dipelajari. Dengan bantuan software minitab, didapatkan pendugaan parameter dan ANOVAnya. Adapun variabel-variabel yang diuji adalah sebagai berikut: CK dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli Umur GDS GDP GD PP Tabel 4.7 Tabel ANOVA Variabel CK Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression Residual Total

24 82 Hasil ANOVA pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.11 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, yang artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK dengan 10 variabel bebas indikator faktor risiko. Namun dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.6) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK yaitu tekanan darah diastolik CKMB dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CK-MB dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Model Regresi Linear Ganda Variabel CK-MB dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli Umur GDS GDP GD PP

25 83 Tabel 4.9 Tabel ANOVA Variabel CK-MB Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression Residual Total Hasil ANOVA dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung= 0.97 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa kadar CK-MB dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko.hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa ada satu faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan CK-MB yaitu tekanan darah diastolik Frekwensi denyut nadi dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya Frekwensi nadi dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut:

26 84 Tabel 4.10 Model Regresi Linear Ganda Variabel Frekwensi Nadi dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli Umur GDS GDP GD PP Tabel 4.11 Tabel ANOVA Variabel Frekwensi Nadi Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression Residual Total Hasil ANOVA pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 1.29 lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara indikator penyakit jantung yang berupa frekwensi denyut nadi dengan 10 variabel bebas indikato faktor risiko. Hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.8) menunjukkan bahwa tidak ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan Frekwensi denyut nadi.

27 CTR dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya CTR dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 Model Regresi Linear Ganda Variabel CTR dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept E-13 Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli Umur GDS GDP GD PP Tabel 4.13 Tabel ANOVA Variabel CTR Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko Df SS MS F F Tabel Significance F Regression Residual Total Hasil ANOVA pada tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai nilai F hitung = 3.33 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya variabel CTR dan variabel indikator faktor risiko saling berhubungan. Dari uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.12), dimana taraf nyata 0.05 terlihat bahwa ada faktor risiko yang nyata berhubungan dengan CTR yaitu kadar kadar kolesterol total dan kadar HDL.

28 BUN dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya BUN dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.14 Model Regresi Linear Ganda Variabel BUN dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli Umur GDS GDP GD PP Tabel 4.15 Tabel ANOVA Variabel BUN Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F Tabel Significance F Regression Residual Total Hasil ANOVA pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai F hitung = 1.99 lebih besar dari nilai F tabel = 1.98, berarti tolak hipotesis nol, artinya ada hubungan antara variabel BUN dan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.14) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan BUN yaitu tekanan darah diastolik dan kadar kolesterol total.

29 Kreatinin dengan 10 indikator faktor risiko Dari hasil pengolahan data menggunakan software minitab dimana variabel tak bebasnya kreatinin dan variabel bebas indikator faktor risiko, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Model Regresi Linear Ganda Variabel Kreatinin Dengan 10 Variabel Indikator Faktor Risiko Coefficients Standard Error t Stat P-value intercept Sistol Diastol K.Tot LDL HDL Trigli. -3E Umur GDS GDP GD PP -0, Tabel 4.17 Tabel ANOVA Variabel Kreatinin Dengan Variabel Indikator Faktor Risiko df SS MS F F tabel Significance F Regression Residual Total Hasil ANOVA dari tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = lebih kecil dari nilai F tabel = 1.98, berarti terima hipotesis nol, artinya tidak ada hubungan antara variabel kreatinin dengan variabel indikator faktor risiko. Dari hasil uji parameter regresi dengan uji t (tabel 4.16) menunjukkan bahwa ada faktor risiko yang nyata (taraf 5%) berhubungan dengan kadar kreatinin yaitu kadar kolesterol total.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut: indikator Penyakit BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek, maka dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian menyebutkan 17.5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Statistika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS HUBUNGAN INDIKATOR FAKTOR RISIKO DENGAN INDIKATOR PENYAKIT JANTUNG

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP). 47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum 74 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian faktorfaktor risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum semarang didapati distribusi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak memberikan intervensi kepada objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Perhitungan yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi dan analisis grafik. Seluruh perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Statistik SPSS. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan genetika 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan bangsa yang sehat, di tahun 2011 dicanangkan peningkatan derajat kesehatan sebagai salah satu fokus

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik 74 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik dengan hipertensi terhadap retinopati hipertensi dan gangguan kognitif yang datang berobat ke poli penyakit

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang) BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan derajat berat merokok dengan kejadian infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari 2015. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Ruang Rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dada, sesak nafas, berdebar-debar (Notoatmodjo, 2007:303).

BAB I PENDAHULUAN. dada, sesak nafas, berdebar-debar (Notoatmodjo, 2007:303). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2012, yang mewakili 31% dari semua kematian di dunia. Dari kematian ini, diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25 57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. Arif Nugroho, Sp.JP, FIHA penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia 43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG Wardatuz Zakiyah, Hendro Permadi, dan Swasono Rahardjo Universitas Negeri Malang E-mail : zakiyah_musta

Lebih terperinci

SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH

SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH SURVEI NILAI WAKTU PERJALANAN MOBIL PRIBADI DI JL. Z.A.PAGAR ALAM METODE MODE CHOICE APPROACH Terima kasih atas kesediaan Anda membantu Survei ini dilakukan sebagai bahan acuan pembuatan tugas akhir, mohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data Data yang diambil untuk varibel dependen adalah produk domestic bruto di Jakarta period 1995 2005 dalam satuan rupiah. Sedangkan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

Kualitas Fitted Model

Kualitas Fitted Model Kualitas Fitted Model Apakah model regresi sudah cukup pas mewakili data? Apakah model regresi cukup baik untuk model peramalan? Tebaran titik amatan / scatter plot y Mana di antara gambar gambar ini yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang teknologi dan industri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PJK (PJK) merupakan penyebab kematian utama bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara dramatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Analisis regresi merupakan salah satu metode statistik yang sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Analisis regresi merupakan salah satu metode statistik yang sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis regresi merupakan salah satu metode statistik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan analisis regresi yaitu mengetahui sejauh mana hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat. Permasalahan kesehatan adalah hal yang esensial bagi setiap orang, karena merupakan modal utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

Regresi dengan Microsoft Office Excel

Regresi dengan Microsoft Office Excel Regresi dengan Microsoft Office Excel Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Dalam statistik, regresi merupakan salah satu peralatan yang populer digunakan, baik pada ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu eksak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit yang utama menyebabkan cacat dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) BERDASARKAN FAKTOR RISIKO MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Nazrul Effendy, Subagja, dan Amir Faisal Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Penyakit Dalam 4.2. Tempat dan waktu penelitian Ruang lingkup tempat : Instalasi Rekam Medik untuk pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain studi Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah yang dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini saya, dr.mardiya sari,peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan jenis penyakit yang melibatkan jantung atau pembuluh darah. Penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com

Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com 1 APLIKASI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT DIABETES MELLITUS (Studi Kasus di Puskesmas Tempeh Kab. Lumajang) Universitas Negeri Malang E-mail: livia.mat09@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut

Lebih terperinci

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?

Kontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol gula darah anda. Apa? Mengapa dan bagaimana? Bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah adalah suatu keharusan. Untuk tetap berada dalam ambang normalnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit DM tipe 2 di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit DM tipe 2 di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit DM tipe 2 di RSUD Cilacap pada tahun 2009-2015 berdasarkan faktor resiko, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Posyandu lansia desa Bibis

Lebih terperinci