PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik."

Transkripsi

1 EVALUASI KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN PEMAKAIAN LEBIH DARI 15 TAHUN BERDASARKAN PUIL 2000 DI DESA CIPAKU KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Oleh: DWI HARIANTO BUDI SANTOSO D PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

2 ii

3 iii

4 iv

5 EVALUASI KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN PEMAKAIAN LEBIH DARI 15 TAHUN BERDASARKAN PUIL 2000 DI DESA CIPAKU KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT Dwi Harianto Budi Santoso Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Ir. Jatmiko, M.T. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Penerapan dan pelaksanaan standar peraturan listrik sangat menentukan kualitas instalasi listrik, tujuannya yaitu mengevaluasi kondisi instalasi listrik di Desa Cipaku Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang Jawa Barat agar instalasi listrik aman dan layak untuk digunakan oleh pengguna, seperti tertuang dalam Persyaratan Umum Instalasi LIstrik (PUIL 2000). Dalam penelitian ini, terdapat empat faktor acuan untuk parameter tinjauan, yaitu: faktor resistansi pentanahan, faktor tahanan isolasi, faktor luas penampang penghantar dan faktor pengaman instalasi (MCB). Dari hasil penelitian, Hasil analisis data menunjukkan persentase kelayakan dari faktor resistansi pentanahan sebesar 62,5%, faktor tahanan isolasi 100%, faktor luas penampang penghantar 43,75% dan faktor pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari kondisi fisiknya dan fungsinya sebesar 100%. Maka secara keseluruhan instalasi penerangan rumah di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat sebesar 43,75% layak pakai, sedangkan 56,25% kurang layak pakai. Karena menurut PUIL 2000, kriteria tingkat kelayakan instalasi tiap rumah harus mencapai 100% dianggap layak pakai dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah kurang dari 100% maka dianggap kurang layak pakai. Kata kunci : kelayakan instalasi, luas penampang, pentanahan, PUIL 2000 Abstact The implementation and execution of electrical regulatory standards determine the quality of the electrical installation, the purpose is that the electrical installation is safe and feasible for use by humans, as stated in the General Terms of electrical installations (PUIL 2000). In this study, there are four factors of reference for a review of parameters, that is: factors grounding resistance, insulation resistance factors, factors conductor cross-sectional area and the installation of a safety factor (MCB). From the research, the data analysis showed the percentage of the feasibility of the grounding resistance factor of 62.5%, insulation resistance factor of 100%, a factor 43.75% Conductor cross-sectional area and the installation of a safety factor (MCB) in terms of his physical condition and function at 100%, So overall lighting installation in Cipaku village, District Cibogo, Subang, West Java 43,75% feasible to use, while 56.25% less worthy to be used. Because according to the criteria of eligibility rate in PUIL 2000, installations every home should reach 100% is considered feasible for use and if the feasibility of installation of each house is less than 100%, it is considered less worthy to be used. Keywords: the feasibility of the installation, cross-sectional area, earthing, PUIL

6 1. PENDAHULUAN Perkembangan kehidupan manusia dan kebutuhannya yang kompleks, tak lepas dari berkembangnya teknologi yang pesat hingga saat ini. Teknologi ini sangatlah membutuhkan listrik sebagai ketenagaannya. Dalam perkembangannya, instalasi listrik yang di gunakan dalam kehidupan rumah tangga tidak semata mata untuk penerangan saja, akan tetapi ada peralatan peralatan listrik lainnya seperti televisi, freezer, pompa air, dan masih banyak lagi peralatan peralatan listrik yang dipakai untuk kehidupan rumah tangga. Dan pada kenyataannya, kebutuhan akan beban listrik ini, tidak diimbangi dengan perawatan dan pembaharuan pada instalasi listriknya, yang merupakan penyalur untuk tenaga listriknya. Instalasi listrik pada rumah tangga ini meliputi material instalasi atau bahan, pemasangan instalasi, maupun standarisasai peraturan yang menyangkut pada instalasi. Kualitas instalasi listrik sangat bergantung pada pelaksanaan dan penerapan standar peraturan instalasi listrik, tujuannya adalah agar instalasi listrik layak dan aman untuk digunakan oleh manusia, seperti tertuang dalam Persyaratan Umum Instalasi LIstrik (PUIL) tahun 2000, dan peraturan dari sumber lainya. Sebagai badan pemeriksa pemasangan instalasi adalah Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (KONSUIL) untuk daya rendah 450 VA hingga 197 KVA. Dipersyaratkan instalasi dipasang oleh instalatir yang sah, kemudian diajukan untuk diperiksa oleh KONSUIL dan apabila sesuai standar akan diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Kemudian pelanggan dapat diberi sambungan listrik oleh PT. PLN (Persero). Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0045 Tahun 2005 dikutip pada Pasal 15 ayat 3, Instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah, dan tegangan rendah perlu di uji ulang kelayakannya setiap 15 tahun sekali. Hal ini dilakukan demi keselamatan dan mencegah kerugian. Pada instalasi rumah untuk tinggal yang usianya sudah lewat dari 15 tahun, maka akan mengalami kerusakan(mengeras/getas) tahanan isolasinya, oleh karena itu akan menyebabkan kegagalan isolasi dan arus yang di hantarkan akan bocor. Peralatan lainnya seperti saklar saklar, dan kotak kontak untuk pemakaian yang lama akan muncul korosi, dan juga demikian pada batang konduktor pentanahannya (grounding) akan muncul juga karat/korosi yang dapat terhambatnya aliran listrik yang akan disalurkan ke tanah, yang artinya aliran listrik yang akan dibumikan akan terhambat Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana kelayakan instalasi rumah tinggal yang berusia lebih dari 15 tahun berdasarkan PUIL 2000 di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat? 2) Faktor apa saja yang menyebabkan ketidak layakan instalasi rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat berdasarkan PUIL 2000? Perumusan masalah pada penelitian ini dibatasi dibatasi pada instalasi rumah tinggal yang berdaya 450 VA dengan usia pemakaian lebih dari 15 tahun Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diterangkan diatas, tujuan penelittian ini adalah untuk : 1) Mengetahui tingkat kelayakan instalasi rumah tinggal yang telah berusia 15 tahun lebih di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang Jawa Barat. 2) Mengetahui faktor penyebab ketidak layakan instalasi rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat. 2

7 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat dapat kita peroleh dari penelitian ini adalah : 1) Menambah ilmu dan pengetahuan bagi peneliti tentang kelayakan instalasi rumah tinggal yang berusia 15 tahun lebih. 2) Bahan informasi dan pembelajaran secara langsung bagi pengguna/konsumen listrik mengenai tingkat kelayakan instalasi rumah tinggal. 3) Memberi wawasan tentang bagaimana instalasi yang sesuai dengan Persyaratan Umum Instalasi Listrik PUIL ) Memberikan masukan kepada PT. PLN (Persero) distribusi Jabar, area pelayanan Jaringan Purwakarta, unit pelayanan jaringan Subang, sebagai penyedia jaringan listrik. 5) Memberikan masukan kepada BP. KONSUL sebagai badan penguji dan pemeriksa instalasi listrik independent, dalam rangka memberikan kesadaran kepada masyarakat konsumen pengguna listrik mengenai pemeriksaan dan pengujian kembali instalasi listrik setelah pemakaian 15 tahun. 2. LANDASAN TEORI Segala macam penerangan elektrik dan peralatan elektronik rumah tangga pastinya membutuhkan tenaga listrik. Karena itu kebutuhan tenaga listrik sangatlah penting bagi kehidupan rumah tangga dan karena itu penyedia harus konstan menyuplai tenaga listriknya, dan juga instalasi listrik harus sesuai dengan ketentuan, baik pemasangan ataupun bahan materialnya. Instalasi listrik sesuai ketentuan selain menjaga suplai tenaga listrik yang konstan, juga bertujuan mengamankan bangunan rumah dan penghuni yang tinggal di dalamnya dari bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh listrik. Jenis instalasi listrik dibedakan menjadi instalasi penerangan dan instalasi tenaga. Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberikan tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat alat rumah tangga. Sedangkan instalasi tenaga adalah pemasangan komponen komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Menurut PUIL 2000, instalasi rumah atau domestik adalah instalasi dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal. Yaitu instalasi listrik yang dipasang pada tegangan fasa ke netral 220 Volt sebagai tempat tinggal, ruang kantor, hotel dan sebagainya, serta digunakan sebagai penerangan dan keperluan alat-alat rumah tangga. Yang dimaksud alat-alat rumah tangga adalah peralatan atau perabot rumah tangga yang memerlukan energi listrik untuk memfungsikannya. Contohnya : setrika, blender, mesin cuci, pompa air, dan sebagainya Penghantar instalasi Penghantar instalasi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik pada instalasi listrik. Penghantar berupa seutas kawat atau kabel, berisolasi atau telanjang yang dapat menghantarkan arus listrik. Terdapat dua jenis penghantar listrik : kawat dan kabel. Kawat adalah penghantar yang tidak berisolasi (penghantar telanjang), sedangkan kabel adalah penghantar yang dilapisi dengan isolasi (penghantar berisolasi). Kabel yang digunakan di dalam instalasi rumah tinggal adalah kabel jenis NYA dan NYM. Kabel NYA adalah penghantar dari tembaga yang berinti tunggal berbentuk pejal dan menggunakan isolasi PVC. Kabel ini merupakan kabel rumah yang paling banyak digunakan. Kabel NYA digunakan untuk ruangan yang kering, untuk instalasi tetap di dalam pipa, dan sebagai penghubung dalam box panel. Isolasi kabel NYA umumnya diberi warna hijau kuning untuk ground, biru muda untuk netral, dan hitam, kuning, merah untuk fasa (PUIL 2000; Tabel 7.2-1). 3

8 Untuk instalasi rumah tinggal berdaya 450 VA, digunakan kabel NYA yang luas penampangnya tidak kurang dari 1,5 mm 2 (PUIL 2000; tabel ). Contoh penandaan untuk kabel NYA seperti pada gambar 1. (SPLN. 42-1, 1991). Gambar 1. Nomenklatur kabel NYA Pemasangan kabel NYA dalam pipa instalasi dimaksudkan untuk memberikan perlindungan penghantar terhadap pengaruh mekanis yang rusak, melindungi bangunan terhadap bahaya kebakaran akibat adanya hubung singkat. Pemasangan kabel NYA dalam pipa harus sedemikian rupa sehingga penghantar dapat ditarik dengan mudah setelah pipa dan lengkapannya dipasang, serta penghantar dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa. Pemasangan kabel NYA tanpa pipa instalasi yaitu dengan menggunakan isolator rol. Isolator rol adalah benda isolasi yang digunakan untuk menempelkan kabel NYA pada penerangan rumah. Menurut PUIL 2000 (pasal ) untuk kabel rumah jenis NYA jarak minimum untuk penghantar satu dengan yang lainnya adalah 3 cm. jarak antara titik tumpunya tidak boleh melebihi 1 meter. Kabel NYM adalah penghantar dari tembaga berinti lebih dari satu, berisolasi PVC dan berselubung PVC. Keuntungan kabel NYM adalah lebih mudah dibengkokkan, lebih tahan terhadap pengaruh asam dan uap atau gas tajam. Dan sambungan dengan alat pemakai dapat ditutup lebih rapat. Kabel NYM dapat digunakan dalam ruangan kering dan lembab, digunakan di atas dan diluar pelesteran. Isolasi inti NYM harus diberi warna hijau-kuning loreng, biru muda, merah, hitam atau kuning. Khusus warna hijau-kuning loreng tersebut pada seluruh panjang inti dan dimaksudkan untuk penghantar tanah. Sedangkan warna selubung luar kabel harus berwarna putih atau putih keabu-abuan. Contoh penandaan kabel NYM dapat dilihat pada gambar 2. (SPLN. 42-2, 1992) Gambar 2. Nomenklatur kabel NYM 4

9 2.2. Persyaratan Penghantar Instalasi Semua penghantar yang digunakan dalam instalasi harus terbuat dari bahan bahan yang memenuhi syarat standarisasi, sesuai dengan tujuan penggunaannya, dan sudah di uji dan di periksa menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang (PUIL 2000, Pasal ). a. Luas Penampang : Luas penampang penghantar tidak boleh lebih kecil dari standar yang telah ditetapkan. Gambar 3. Tabel minimum penampang kabel b. Identifikasi Warna Penghantar : diperlukan dengan tujuan memudahkan dalam pemasangan dan perawatan sehingga tidak tertukar antara satu kabel dengan yang lainnya. (PUIL 2000, Pasal ) Gambar 4. Tabel inti atau rel c. Tahanan Isolasi Kabel : ini merupakan proteksi dasar pada instalasi listrik yang bertegangan rendah karena sangat berpengaruh pada kualitas dan kelayakan suatu instalasi. 5

10 Gambar 5. Nilai resistansi isolasi minimum 2.3. Pengaman Instalasi Pengaman instalasi diperlukan karena berguna untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada instalasi listrik yang diakibatkan oleh hubung singkat dan beban lebih. Pengaman instalasi yang biasa digunakan pada instalasi rumah tinggal adalah Mini Circuit Breaker (MCB), yang dapat memutus arus pada suatu rangkaian apabila terjadi gangguan hubung singkat dan mendeteksi beban lebih. Apabila pengaman instalasi tidak dipasang dalam suatu instalasi listrik maka bila terjadi gangguan hubung singkat, dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Oleh karena itu pengaman instalasi sangatlah penting bagi instalasi listrik rumah tinggal Pentanahan (Grounding) Sistem pentanahan merupakan salah satu syarat umum instalasi listrik. Pemasangannya adalah menggunakan elektroda bumi yang di tanam langsung ke dalam tanah. Elektroda bumi adalah suatu penghantar yang ditanam di dalam tanah yang mengalirkan arus langsung ke dalam tanah. Pentanahan adalah suatu alat proteksi untuk mengamankan dan memperkecil resiko pengguna tenaga listrik pada bahaya tegangan sentuh. Yang di maksud dengan tegangan sentuh adalah tegangan yang dapat tersentuh, yang timbul selama gangguan isolasi antara dua bagian secara bersamaan. Apabila dalam suatu sistem rangkaian sudah terpasang pentanahan dan terjadi kerusakan isolasi, maka bahaya tegangan sentuh bagi pengguna tenaga listrik bisa dihindari, karena sistem pentanahan mengalirkan arus menuju tanah melalui elektroda bumi. Setiap jenis tanah mempunyai nilai resistansinya tersendiri. Pentanahan juga berfungsi sebagai proteksi pada alat alat listrik rumah tangga yang digunakan konsumen dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya yang mencegah kerusakan akibat adanya tegangan bocor 3. METODE Pada penelitian ini diselesaikan dalam jangka waktu pengerjaan 2 bulan, dengan tahapan konsultasi dengan dosen pembimbing, studi literatur, pembuatan proposal, pengambilan data, analisa data dan pembuatan laporan Studi Literatur Data didapatkan dari berbagai refrensi serta informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber informasi diperoleh diantaranya dari buku, artikel publikasi, skripsi, dan karya-karya ilmiah lainnya. 6

11 3.2. Pengolahan Data Pada penelitian ini, mencakup beberapa hal yang masing - masing menentukan keberhasilan pelaksana penelitian. Hal ini berguna untuk menjawab permasalahan yang disampaikan dalam penelitian. Langkah-langkah yang telah ditetapkan adalah : 1. Penetapan tempat dan waktu penelitian, Tempat penelitian dilaksanakan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Purwakarta, Unit Pelayanan Jaringan Subang. Khususnya di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 Februari Penetapan obyek penelitian Obyek penelitian ini adalah instalasi listrik rumah tinggal dengan daya 450 VA di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat yang usianya lebih dari 15 tahun. Sampel pada penelitian ini adalah 80 rumah. Penentuan usia dilihat dari tahun penelitian yaitu tahun 2016, maka dapat diambil objek penelitian pada instalasi listrik tahun nyala 2001, 2000, Penetapan variabel penelitian Variable penelitian ini adalah kelayakan instalasi listrik rumah tinggal yang telah digunakan lebih dari 15 tahun, faktor faktor yang mempengaruhi kelayakan tersebut adalah: a) Tahanan isolasi b) Resistansi pentanahan (grounding) c) Luas Penampang penghantar d) Kondisi pengaman instalasi (MCB) 4. Penetapan metode pengumpulan data, Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi. Metode observasi digunakan untuk mengungkap Tahanan isolasi, Resistansi pentanahan, Luas penampang penghantar pada penambahan titik nyala, dan kondisi pengaman instalasi. peneliti mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian sesuai dengan data yang diperlukan pada instalasi penerangan rumah yang berusia lebih dari 15 tahun. 5. Analisis data Alat dan Bahan Tabel 1. Alat ukur yang digunakan NO. NAMA ALAT UKUR MODEL DAN MERK 1. MEGGER Insulation tester GUART model 1010t Spesification : 1000v mΩ 2. Digital earth meter KYORITSU MODEL 4102A X1, X10, X100Ω 3. Jangka sorong Maksimum pengukuran 150 mm Ketelitian 0,05 mm 4. Tespen STAMVICK Panjang 132 mm, tegangan kerja 100/500V 5. Rol meter atau mistar ingsut Panjang maksimum 5 meter, ketelitian 1 mm 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini data yang diambil adalah instalasi listrik penerangan rumah tangga yang berusia lebih dari 15 tahun di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, didapat hasil untuk memudahkan analisis data. 7

12 Tabel 2. Data hasil pengukuran No. Parameter Penelitian Layak Tidak Layak 1 Tahanan isolasi Resistansi pentanahan (grounding) Luas penampang penghantar Pengaman instalasi (MCB) 80 0 Dari data hasil pengukuran diatas, dapat dilanjutkan dengan analisis data untuk memperoleh persentase kelayakan instalasi penerangan, baik secara per-faktor, maupun secara keseluruhan instalasi penerangan sebagai tingkat kelayakan yang dicari. Persentase kelayakan instalasi penerangan per faktor kelayakan : Persentase kelayakan Tahanan isolasi : Persentase kelayakan Resistansi pentanahan (grounding) : Persentase kelayakan Luas penampang penghantar : Persentase kelayakan pengaman instalasi (MCB) : Artinya, seluruh tahanan isolasi instalasi layak pakai, sedangkan Resistansi pentanahan 62,5% layak pakai, dan untuk Luas penampang penghantar 43,75%, dan Pengaman instalasi (MCB) ditinjau dari kondisi fisiknya dan fungsinya ketika di uji seluruhnya layak pakai. Persentase kelayakan instalasi penerangan secara keseluruhan. Dari data dapat diketahui : 30 rumah tingkat kelayakan instalasi penerangan sebesar 50% 15 rumah tingkat kelayakan instalasi penerangan sebesar 75%, dan 35 rumah tingkat kelayakan instalasi penerangan sebesar 100%. Berdasarkan ketentuan, jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah mencapai 100%, maka dianggap layak pakai, dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah tidak mencapai 100%, maka dianggap tidak layak pakai. Maka secara keseluruhan instalasi penerangan rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat yang berusia lebih dari 15 tahun penelitian 2016 adalah : Dan layak pakai 8

13 tidak layak pakai. Dalam penelitian ini, kelayakan instalasi penerangan rumah tinggal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam analisis data diatas dapat dilihat besar persentase kelayakannya. Besar persentase kelayakan dari faktor tersebut adalah : tahanan isolasi sebesar 100%, resistansi pentanahan (grounding) sebesar 62,5%, luas penampang penghantar sebesar 43,75%, dan kondisi pengaman instalasi (MCB) dilihat dari kondisi fisiknya dan fungsinya setelah diuji sebesar 100%. Keempat kriteria itu sangat berpengaruh pada tingkat kelayakan instalasi penerangan disetiap rumah. Karena apabila salah satu kriteria tidak layak atau tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, maka akan menyebabkan instalasi penerangan rumah itu tidak layak pakai. Berdasarkan pada hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebanyak 30 rumah persentase kelayakannya sebesar 50%, 15 rumah persentase kelayakannya sebesar 75%, dan hanya 35 rumah persentase kelayakannya sebesar 100%. Menurut PUIL 2000, dalam pengujian instalasi listrik, suatu instalasi dikatakan layak jika seluruh kriteria memenuhi syarat dan ketentuan dalam PUIL Demikian juga dengan penelitian ini, adalah bagian dari pengujian instalasi listrik berdasarkan PUIL 2000, sehingga seluruh kriteria harus sesuai untuk mendapatkan pengakuan layak pakai. Dalam penelitian ini, tingkat kelayakan yang mencapai 100% yang dianggap layak pakai, jadi apabila tingkat kelayakannya tidak mencapai 100% maka dianggap tidak layak pakai. Dan di dapat secara keseluruhan instalasi penerangan rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat sebesar 43,75% layak pakai, dan 56,25% tidak layak pakai Pembahasan Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat diketahui tingkat kelayakan instalasi penerangan rumah tinggal yang telah dipakai selama 15 tahun lebih. Hasil dari analisa data, disebutkan bahwa tingkat kelayakan instalasi listrik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang berpengaruh pada kelayakan tersebut adalah tahanan isolasi, Resistansi pentanahan, Luas penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala, dan kondisi Pengaman instalasi (MCB). Dalam pembahasan penelitian ini, perlu adanya pengerucutan atau pengelompokan dari apa yang akan di bahas, karena akan memudahkan pembahasan. Dan juga hal ini membantu dalam memberikan kesimpulan yang lebih spesifik. Telah dijelaskan bahwa kelayakan instalasi penerangan rumah tinggal yang berdaya 450 VA dan telah dipakai selama 15 tahun lebih dipengaruhi oleh empat faktor yang menyebabkan perubahan tingkat kelayakan instalasi listrik penerangan rumah tinggal. Dapat dikelompokkan menjadi dua unsur penyebab. Kedua unsur tersebut adalah unsur pemakaian instalasi yang memang sudah dipakai selama 15 tahun lebih, dan unsur penggantian atau penambahan instalasi. Pengelompokkan berdasarkan unsur pemakaian instalasi adalah bermaksud pengelompokan berdasar pada lamanya pemakaian, mengingat pemakaian instalasi selama 15 tahun lebih. Disini konsumen tenaga listrik yang merupakan pemilik dari instalasi tersebut secara umum hanya memakai dan tidak dilakukan penggantin. Unsur ini lebih ke pemakaian terus menerus, dan secara teori akan berkurang kinerja dan kemampuannya. Dalam PUIL 2000, dijelaskan pada ayat , bahwa instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat dijelaskan bahwa instalasi listrik dapat menurun kualitasnya dari segi mekanis maupun keandalan kerjanya, maka peril pemeriksaan dan pengujian secara berkala. Berdasarkan PUIL 2000, mengenai pengujian dan pemeriksaan secara berkala itu yang mendasari pemerintah mengeluarkan peraturan dalam peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 0045 tahun 2005 pasal 15 ayat 3. Yang menerangkan bahwa instalasi pemenfaatan tenaga listrik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah dan tegangan rendah perlu diuji ulang kelayakannya setiap 15 tahun sekali. Jika menurut Menteri ESDM dijelaskan peraturan tentang 9

14 pengujian ulang kelayakan instalasi seperti telah disebutkan diatas, kemudian jika dibandingkan dengan penelitian ini yang juga menggunakan interval waktu 15 tahun dari pemasangan instalasi, seharusnya hasil penelitian ini, yaitu tentang kelayakan pada faktor nilai islolasi penghantar juga sebanding dengan hasil keputusan dalam peraturan menteri ESDM tersebut yang seharusnya menurun kelayakannya dan dapa dikatakan tidak layak jika tidak memenuhi ketentuan PUIL tahun Namun pada kenyataannya dari penemuan observasi penelitian ini, dalam hasil data penelitian menyebutkan bahwa persentase kelayakan untuk faktor isolasi penghantar adalah sebesar 100% atau seluruh objek penelitian nilai isolasi penghantarnya adalah semuanya layak. Tentu saja ini menarik untuk dijadikan bahasan, mengapa terjadi hal demikian. Menurut peneliti, daya 450 VA instalasi penerangan rumah tinggal, dapat diklasifikasikan sebagai penerangan rumah kecil. Mengingat adanya daya 900 VA dan 1300 VA yang digunakan juga untuk instalasi penerangan rumah tinggal. Hal ini dapat dijadikan dasar dari pembahasan faktor nilai hambatan isolasi pada penghantar. Karena instalasi 450 VA itu diklasifikasikan kedalam daya penerangan rumah kecil, maka hubungannya dengan pemakaian daya dan pemanfaatan energi listriknya juga kecil. Karena pemanfaatan energi dan pemakaiannya juga kecil maka menjadikan instalasi yang dalam hal ini penghantar tidak bekerja pada kemampuan hantar arus yang maksimal. Sedangkan penghantar adalah berfungsi sebagai penyalur arus dari sumber ke beban listrik. Daya dan energi berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada penghantar. Semakin rendah pemanfaatan energi dan pemakaiannya maka semakin rendah pula arus yang menalir pada penghantar. Semakin tinggi pemakaian dan pemanfaatan energi listriknya, maka semakin besar pula arus yang mengalir pada penghantar yang menyebabkan semakin panasnya penghantar yang dialiri arus dan berimbas pada isolasi panghantar sebagai selubungnya. Pemakaian instalasi yang terus menerus pada titik beban listrik, akan menghantarkan arus pada penghantar. Arus yang mengalir secara terus menerus pada penghantar akan menyebabkan panas yang terus menerus pula. Hal ini yang menyebabkan terjadinya pengerasan pada isolasi penghantar dan pengerasan ini dapat mempengarugi kualitas tahanan isolasi pada isolasi penghantar terhadap tegangan tembus antar penghantar. Akan tetapi karna arus yang mengalir kecil, daya atau pemanfaatan energi listrik kecil pada instalasi penerangan rumah tinggal 450 VA yang merupakan objek pada penelitian ini, maka panas pada penghantar juga rendah, maka pengerasan maupun pemanasan yang terjadi tidak sampai menyebabkan penghantar pada objek penelitian memiliki nilai tahanan isolasi yang menyalahi ketentuan PUIL tahun 2000 yaitu bernilai tahanan isolasi 100MΩ pada objek penelitian dengan nilai minimal standar adalah 1MΩ. Pada tahanan pentanahan, dari hasil yang didapat dalam data penelitian, nilai Resistansi pentanahan instalasi penerangan rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebesar 62,5% layak pakai, sedangkan 37,5% tidak layak pakai. Yaitu 50 rumah bernilai dibawah 5Ω, dan 30 rumah bernilai diatas 5Ω yaitu tertinggi 6,2Ω dan terendah 0,21Ω. Titik pengukuran nilai tahanan pentanahan yang dilakukan pada elektroda pentanahan yang masih terhubung dengan box kwh meter melalui penghantar netral jaringan. Hal ini dapat terjadi karena mungkin disebabkan oleh sebagian jumlah pemasangan instalasi pada elektroda bumi tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Misal karena korosi, karena lama usia pemasangan diatas 15 tahun. Menurut peraturan, sambungan dalam tanah harus dilindungi terhadap korosi (PUIL 2000, Pasal : ). Sistem pentanahan harus menggunakan bahan tahan korosi, terhadap berbagai kondisi kimiawi tanah untuk menjamin kelanjutan kinerjanya sepanjang umur peralatan. Menurut data hasil penelitian didapatkan persentase kelayakan untuk faktor pengaman instalasi (MCB) jika dilihat kondisi fisiknya dan fungsinya sebesar 100%. Yaitu 80 atau semua objek penelitian mempunyai pengaman instalasi (MCB) masih dalam keadaan baik, dan layak pakai. Yakni dilihat dari kondisi fisiknya, tuas pengungkit luar MCB belum aus karena pamakaian, dan dilihat dari fungsinya, 10

15 apabila instalasi sengaja di hubung singkat, MCB masih dapat memutus arus, artinya secara fungsi pun pengaman instalasi (MCB) masih berfungsi dengan baik atau layak pakai. Dari ke empat kriteria faktor kelayakan instalasi penerangan rumah tinggal, luas penampang penghantar masuk kedalam unsur penggantian atau penambahan instalasi oleh konsumen. Dari hasil penelitian ini persentase kelayakan dari objek penelitian untuk luas panampang adalah 43,75% layak pakai yang secara rinci adalah 35 rumah layak dari total 80 rumah. Sehingga dapat dijadikan penjelasan bahwa pengetahuan konsumen tentang instalasi listrik menjadi faktor utama dalam ketidaksesuaian pemasangan instalasi listrik yang menyebabkan instalasi tersebut tidak layak pakai. Menurut peneliti, faktor ekonomi juga dapat menjadi faktor penyebabnya. Dari ketidak tahuan konsumen sebagai pengguna tenaga listrik, konsumen menganggap sama antara kabel yang berluas penampang kurang dari 1,5mm 2 dan kabel yang mempunyai luas penampang 1.5mm 2 atau lebih. Dan itu yang menyebabkan tidak sesuai dengan PUIL Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, karena konsumen kurang mengetahui standarisasi dalam pemasangan instalasi, konsumen memasang sendiri pemasangan instalasi tambahan dan kurang memperhatikan penampang dalam hal ini kabel yang memiliki luas penampang standar menurut PUIL 2000 secara teknis. 5. PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tingkat kelayakan instalasi listrik di rumah tinggal di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang yang berusia 15 tahun lebih secara persentase sebesar 43,75% dan secara jumlah sebanyak 35 rumah dinyatakan layak dari 80 instalasi penerangan rumah. Dan sisanya 56,25% dan secara jumlah sebanyak 45 rumah tidak layak dari 80 instalasi penerangan rumah berdasarkan standar PUIL 2000, dengan kriteria tingkat kelayakan instalasi tiap rumah mencapai 100%, dianggap layak pakai dan jika tingkat kelayakan instalasi tiap rumah tidak mencapai 100% maka dianggap kurang layak pakai. Persentase faktor kelayakan instalasi pada tahanan isolasi dan pengaman instalasi yaitu sebesar 100%, luas penampang penghantar pada penambahan beban titik nyala sebesar 43,75%, dan persentase faktor Resistensi Pentanahan sebesar 62,5%. Berdasarkan penelitian, faktor kelayakan tahanan isolasi dan pengaman instalasi (MCB) dilihat dari kondisi fisiknya dan fungsinya masih dalam keadaan layak walaupun pemakaiannya lebih dari 15 tahun. Tingkat kelayakan pemakaian instalasi listrik rumah tinggal setelah dipakai selama 15 tahun lebih di Desa Cipaku, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang Jawa Barat, secara keseluruhan setiap rumah adalah : 30 rumah persentase tingkat kelayakan instalasinya sebesar 50% 15 rumah persentase tingkat kelayakan instalasinya sebesar 75% 35 rumah persentase tingkat kelayakan instalasinya sebesar 100% PERSANTUNAN Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho-nya dan juga Rasulullah SAW sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih yang pertama penulis berikan kepada kedua orang tua Ibu dan Bapak atas cinta dan kasih sayangnya yang tulus. Kedua, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Jatmiko, M.T selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dalam penelitian tugas akhir ini. Yang terakhir, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adik, kakak, dan teman teman semuanya yang mendukung penulis menyusun tugas akhir ini. 11

16 DAFTAR PUSTAKA BSN. Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Jakarta: Panitia Revisi PUIL 2000 Darsono dan Panidjo, A. Petunjuk Praktek Listrik 2. Jakarta : Depdikbud, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan DEPDIKNAS, 2008 Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa. ESDM, Departemen. Peraturan Menteri Energi dan Sumbe Daya Mineral Nomor: 0045 Tahun 2005 Tentang Instalasi Ketenagalistrikan. Jakarta: Dep. ESDM., 2006 Harten. V dan E. Setiawan. Instalasi Arus kuat I. Bandung: Bina Cipta Harten. V dan E. Setiawan. Instalasi Arus kuat III. Bandung: Bina Cipta PLN. SPLN 42-1: 1991 tentang kabel berisolasi PVC tegangan pengenal 450/750 V (NYA). Jakarta : Dep. Pertamben dan PLN PLN. SPLN 42-2: 1992 tentang kabel berisolasi dan berselubung PVC tegangan, 1992 pengenal 300/500 V (NYM). Jakarta : Dep. Pertamben dan PLN. Suharsimi, A. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka, Cipta. Suryatmo, F. Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Januari - Juni 2013 49 Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Muhammad Hasan Ali Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan parameter listrik. baik secara kualitas maupun kuantitas. 1. LATAR BELAKANG

instalasi listrik diduga akan mengalami perubahan parameter listrik. baik secara kualitas maupun kuantitas. 1. LATAR BELAKANG KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN PEMAKAIAN LEBIH DARI 10 TAHUN DI KANAGARIAN NANGGALO KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Dosen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) 1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan DTG1I1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan By Dwi Andi Nurmantris Apakah anda pernah kesetrum? Bahaya Listrik q Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau instalasinya terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, listrik sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar sudah jarang

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA BERDAYA 900 VA BERUMUR DI ATAS 15 TAHUN DI DESA BOJONGGEDE KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL

KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA BERDAYA 900 VA BERUMUR DI ATAS 15 TAHUN DI DESA BOJONGGEDE KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL KELAYAKAN INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA BERDAYA 900 VA BERUMUR DI ATAS 15 TAHUN DI DESA BOJONGGEDE KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3. Abstrak. 1. Pendahuluan

YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3. Abstrak. 1. Pendahuluan Analisis Pengaruh Umur Instalasi Listrik Pada Pemakaian Energi Listrik Pascabayar Dan Prabayar 1. Pendahuluan YB Praharto 1, Hartono 2, Agung Toiwan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI   com Mobile : DASAR INSTALASI LISTRIK Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI email : hasbullahmsee@yahoo. com Mobile :+622291802190 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Sistem penyaluran dan cara pemasangan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK SISWA SMK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fasa dan Instalasi penerangan WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga motor

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. SAKLAR. Saklar

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter

Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Analisa Tahanan Pembumian Peralatan Gedung Laboratorium Teknik Universitas Borneo Tarakan Yang Menggunakan Elektrode Pasak Tunggal Panjang 2 Meter Achmad Budiman* 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik Implementasi Rumah PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik JB. Praharto, 1, Fitrizawati 2, Febri Ariwibowo 1, Fakultas Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Abstract Event of a fire due to electrical

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA Mujiman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta INTISARI Sistem pentanahan merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LPORN PRKTIKUM INSTLSI PENERNGN Kelompok : 10 Nama Praktikan : 1. inun Nidhar 2. Jeffry Manatar Kelas Dosen Pembimbing : 2E : P. Janus, MT. Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2013 Ir. Benhur Nainggolan, MT TEKNIK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) NASKAH PUBLIKASI ANALISIS SISTEM PENTANAHAN MENGGUNAKAN TEMBAGA DIBANDING DENGAN MENGGUNAKAN PIPA GALVANIS (LEDENG) Disusun Oleh: RISMA LAKSANA D 400 100 011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T No.485, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penyaluran Tenaga Listrik PT. PLN. Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik

Lebih terperinci

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000 34 Instalasi pemanfaatan tenaga listrik adalah instalasi listrik milik pelanggan atau yang ada di sisi pelanggan. Definisi umum : 1. Yang dimaksud

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur

Lebih terperinci

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali LKS SMK Tingkat Provinsi Bali Tahun 2012 Tingkat Provinsi Bali KISI-KISI SOAL LKS SMK Tingkat Provinsi Bali BIDANG LOMBA : Commercial Wiring / Electrical Installation LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KISI-KISI

Lebih terperinci

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod

Kata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod EVALUASI INSTALASI SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU DISTRIBUSI BETON TB 54 PT. PLN (PERSERO) AREA JATINEGARA Yasuko Maulina Shigeno, Amien Rahardjo Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).

Lebih terperinci

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA KATA PENGANTAR Modul Pratikum Instalasi Listrik merupakan bahan ajar panduan praktikum mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR. Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KEAMANAN PADA SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK 150 KV JAJAR Diajukan oleh: HANGGA KARUNA D 400 100 002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL 1. Tujuan : Setelah menyelesaikan latihan ini mahasiswa mampu : - Mengerjakan alat-alat kerja tangan tukang listrik secara tepat dan benar - Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai tahanan pembumian di suatu lokasi, yaitu sifat geologi tanah, kandungan zat kimia dalam tanah, kandungan air dalam

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI SISWA SMK KISI KISI DAN INFORMASI LOMBA KETRAMPILAN SISWA SMK BIDANG LOMBA: ELECTRICAL INSTALLATION 1) Peserta : Peserta lomba ketrampilan adalah siswa SMK yang berada di wilayah Jawa Timur. 2) Nama Bidang

Lebih terperinci

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik TM - 2 LISTRIK Pengertian Listrik Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut: - Listrik adalah kondisi dari partikel sub-atomik

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

Komponen instalasi tenaga listrik

Komponen instalasi tenaga listrik Komponen instalasi tenaga listrik KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan/Inspeksi peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini,maka kita dituntut untuk bisa mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas dengan

Lebih terperinci

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN PERANCANGAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN DI GARDU INDUK PLTU IPP (INDEPENDENT POWER PRODUCER) KALTIM 3 Jovie Trias Agung N¹, Drs. Ir. Moch. Dhofir, MT.², Ir. Soemarwanto, M.T.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK Pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan peraturan PUIL 2000, sehingga instalasi aman untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI KISI KISI DAN INFORMASI LOMBA KETRAMPILAN SISWA SMK BIDANG LOMBA: ELECTRICAL INSTALLATION 1) Peserta : Peserta lomba ketrampilan adalah siswa SMK yang berada di wilayah Jawa Timur. 2) Nama Bidang Lomba

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH - 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN Irfan Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan E-mail : irfan9617@gmail.com ABSTRAK Perencanaan

Lebih terperinci

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 A. Materi Jenis kegiatan yang dilombakan adalah

Lebih terperinci

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar No.1790, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN ESDM. Tingkat Mutu. Pelayanan. Biaya. Penyaluran. Tenaga Listrik. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan

Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Perencanaan Sistem Pentanahan Tenaga Listrik Terintegrasi Pada Bangunan Jamaaluddin 1) ; Sumarno 2) 1,2) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jamaaluddin.dmk@gmail.com Abstrak - Syarat kehandalan

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru

Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru Hasrul, Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi Listrik Domestik di Kabupaten Barru MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DI KABUPATEN BARRU Hasrul

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

TEORI LISTRIK TERAPAN

TEORI LISTRIK TERAPAN TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik

Lebih terperinci

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG

ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG Wahyono *, Budhi Prasetiyo Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai analisis sistem suplai daya instalasi listrik tenaga. Sehingga, dalam upaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.. LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci